Q S . M U H A M M A D [ 4 7 ] : 4 ~ 37Ibn Abi Thalib kw. sekeluarga) yang memberimakan tawanan kendati mereka menyukaimakanan itu sebagaimana firman-Nya:“Dan mereka memberikan makanan yangdisukainya kepada orang miskin, anak yatim,dan orang yang ditawan” (QS. al-Insân [76]:8). Demikian, tawanan perang diperlakukandengan sangat manusiawi. Dalam perangBadar, walau ada sahabat Nabi saw. yangmengusulkan agar para tawanan dibunuh,beliau tidak menerima usul tersebut, tetapimembebaskan mereka dengan imbalan/tebusan berupa melakukan kegiatan yangbermanfaat buat umat Islam, seperti mengajarmembaca dan menulis. Sejarah jugamenjelaskan bahwa ketika orang-orang YahudiBani Quraidzah, ditawan di satu tempatterbuka—karena ketiadaan rumah tahanan dan
38 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Adi bawah terik panas matahari yang menyengat,Rasul saw. berpesan:“Jangan himpun terhadap mereka panasnyaterik matahari hari siang ini dan “panasnyasenjata” (tertawan)! Biarkan merekaberistirahat hingga mereka merasakankesejukan.” Ini berarti bahwa tawanan tidak bolehdisiksa dengan cara apa pun. Sikapkemanusiaan yang diterapkan Nabi saw. inibaru diundangkan melalui kesepakatanLahai—Belanda pada 1907 dan KesepakatanJenewa 1929 dan 1949. Kembali pada film Fitna, sebagai ilmuwandapat dikatakan bawa jika film itu objektif makasemestinya paling tidak ayat tersebut dibacadan diterjemahkan hingga firman-Nya: “lalu
Q S . M U H A M M A D [ 4 7 ] : 4 ~ 39(kamu boleh) membebaskan merekasesudah(nya) atau menerima tebusan.” Penggalan ayat di atas memberi duaalternatif kepada penguasa perang menyangkuttawanan, yaitu membebaskan tanpa tebusanatau dengan tebusan. Ini enggan merekaterjemahkan/tayangkan karena justrukandungannya sejalan dengan ketentuanhukum yang diakui secara universal dewasaini. Mereka enggan menayangkan terjemah-annya karena penggalan ayat tersebutmenggambarkan bagaimana al-Qur’anmengajarkan perlakuan terhadap para tawanan.Petunjuk Allah swt. dan praktik Rasulmenyangkut tebusan itu merupakan petunjukyang tidak dikenal oleh umat manusiasebelumnya. Dahulu tawanan dibiarkan begitusaja menunggu nasibnya atau belas kasih yangtak kunjung datang dari pemenang perang.Tetapi sejak ayat tersebut, salah satu bentukpraktik Nabi adalah pertukaran tawanan perang
40 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Adalam konteks tebusan itu, dan ini dilakukanatas nama “Negara”, bukan pribadi. Banding-kanlah perlakuan itu dengan apa yang terjadijauh sesudah kedatangan Islam, bahkan apayang kita baca atau ditayangkan tentangperlakuan yang diterima tawanan-tawananyang berada dalam kekuasaan negara-negarayang dinamai negara maju atau negara yang“menjunjung Hak-hak Asasi Manusia”.Demikian, wa Allâh a‘lam.[]
AYAT KEEMPAT QS. AN-NISÂ’ [4]: 89Mereka ingin seandainya kamu menjadi kafirsebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehinggakamu menjadi sama (dengan mereka). Makajanganlah kamu jadikan siapa pun di antaramereka sebagai orang-orang dekat, hingga merekaberhijrah pada jalan Allah. Maka jika merekaberpaling, tawan dan bunuhlah mereka di manasaja kamu dapati mereka, dan janganlah kamuambil seorang pun di antara mereka teman-temandekat dan jangan (pula) penolong. Q S . A N - N I S Â ’ [ 4 ] : 8 9 ~ 41
42 ~ A Y A T - A Y A T F I T N A Ayat ini dibacakan dan ditayangkanteksnya dengan terjemahan sebagai berikut:“They but wish that ye should reject faith. Asthey do, and thus be on the same footing asthey. So take no friends from their ranks untilthey flee in the way of Allah. But if they turnrenegades, seize them and kill them wheneverye find them. And take no friends or helpersfrom their ranks.” Ini disertai dengan aneka komentar yangdirekam dari sejumlah tokoh/mubalig Muslimyang menegaskan tentang keunggulan agamaIslam, yang selanjutnya dijadikan dalih olehfilm Fitna untuk menggambarkan bahwa al-Qur’an memerintahkan membunuh semuanon-Muslim, kapan dan di mana pun. Sekali lagi pemahaman tersebut sangatjauh dari hakikat ajaran al-Qur’an. Untukmemahaminya secara benar, ayat itu harusdikaitkan dengan konteks ayat-ayat sebe-lumnya.
Q S . A N - N I S Â ’ [ 4 ] : 8 9 ~ 43 Ayat-ayat sebelum ini menjelaskan sifatorang-orang munafik, yang seharusnya telahdisadari oleh orang-orang beriman sehinggatidak wajar lagi, ada yang menjadi perantarauntuk membela mereka yang salah, ataumenghalangi upaya menindak siapa yangmelanggar. Karena itu, pada ayat 87 kaumMukmin yang berbeda pendapat tentangbagaimana menghadapi kaum munafik itudikecam oleh Allah dengan firman-Nya yangbagaikan menyatakan: Kalau demikian itukeadaannya, maka mengapa kamu wahaiorang-orang Mukmin terbagi menjadi duagolongan dalam (menghadapi) orang-orangmunafik, ada di antara kamu yang bersangkabaik dan membela mereka dan ada juga yangmengambil sikap keras, yakni bermaksudmemerangi mereka. Mengapa masih terjadiperbedaan pendapat ini padahal Allah telahmembiarkan mereka kembali kepadakekafiran, yakni menilai mereka telah masuk
44 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Akembali ke dalam lingkungan kufur danmeninggalkan keimanan disebabkan usahamereka sendiri. Apakah kamu berkehendakmemberi petunjuk yakni menilai merekasebagai orang-orang yang memperolehpetunjuk Allah atau menciptakan petunjuk kedalam hati orang-orang yang telah dibiarkansesat oleh Allah—dibiarkan sesat atas keinginandan upaya mereka sendiri untuk sesat?Barangsiapa yang dibiarkan sesat oleh Allah,maka sekali-kali engkau wahai Muhammadtidak mendapatkan jalan untuknya gunamendapat petunjuk. Ayat ini turun berkenaan dengan sejumlahorang yang bertempat tinggal di Mekkah,mereka berpura-pura menampakkan minatatau menyatakan diri memeluk Islam, padahalselama ini mereka membantu kaum musyrikMekkah. Mereka meninggalkan Mekkahmenuju Madinah untuk satu keperluan. Merekamengharap dengan kedatangan ke Madinah
Q S . A N - N I S Â ’ [ 4 ] : 8 9 ~ 45dan berpura-pura menampakkan minatmemeluk Islam, mereka akan disambut baikoleh umat Islam. Nah, ketika itulah orang-orangMukmin berbeda pendapat seperti terbaca diatas. Setelah penjelasan di atas barulah ayat89 menegaskan:“Mereka ingin seandainya kamu menjadi kafirsebagaimana mereka telah menjadi kafir,sehingga kamu menjadi sama (denganmereka). Maka janganlah kamu jadikan siapapun di antara mereka sebagai orang-orangdekat, hingga mereka berhijrah pada jalanAllah. Maka jika mereka berpaling, tawan danbunuhlah mereka di mana saja kamu dapati
46 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Amereka, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka teman-teman dekat danjangan (pula) penolong.” Sekali lagi mereka yang dimaksud olehayat ini adalah musuh-musuh Islam, yangmemerangi kaum Muslim, tetapi bermuka dua,bukan semua orang kafir. Mereka adalahmusuh dalam selimut. Karena itu ayat di atasmemberi petunjuk: Jangan jadikan salahseorang pun di antara mereka sebagai orang-orang dekat, yakni teman-teman akrab tempatmenyimpan rahasia, kecuali jika merekaberhijrah, yakni meninggalkan kekufuran dankota kekufuran, yakni Mekkah ketika itu.Petunjuk ayat ini bukannya menyatakan: “Yangtidak bersama kamu adalah musuh kamu”sebagaimana pandangan sementara Peme-rintahan selama ini, tetapi yang dinyatakannyaadalah: “Jangan menjadikan lawan kamusebagai sahabat kental tempat menyimpanrahasia.” Sungguh tuntunan ini sangat logis
Q S . A N - N I S Â ’ [ 4 ] : 8 9 ~ 47sehingga dapat diterima dengan sangat baikoleh siapa pun yang berakal dan memilikimoral. Selanjutnya, ayat di atas menegaskanbahwa kalau mereka besikeras dalam sikapmereka—kufur dan menjadi musuh dalamselimut—maka mereka wajar diperangi dandalam keadaan perang, musuh dapat ditawandan dibunuh—bila perlu—kapan dan di manasaja. Ini berarti jika bukan dalam keadaanperang dan orang-orang munafik masih tetapbebas berkeliaran, maka sekali lagi ayat di atasmemperingatkan janganlah kamu ambilseorang pun di antara mereka sebagai teman-teman dekat dan jangan pula menjadikansalah seorang di antara mereka penolong untukdiri kamu atau untuk menghadapi musuhkamu. Ini karena mereka adalah musuh dalamselimut.
48 ~ A Y A T - A Y A T F I T N A Penafsiran di atas didukung oleh sekianbanyak ayat bahkan kenyataan sejarah padamasa kekuasaan dan kejayaan kaum Muslim. Bacalah misalnya firman Allah dalam QS.al-Mumtahanah [60]: 8-9:“Allah tiada melarang kamu untuk berbuatbaik dan berlaku adil terhadap orang-orangyang tidak memerangi kamu karena agamadan tidak (pula) mengusir kamu darinegerimu. Sesungguhnya Allah menyukaiorang-orang yang berlaku adil.
Q S . A N - N I S Â ’ [ 4 ] : 8 9 ~ 49Sesungguhnya Allah hanya melarang kamumenjadikan sebagai kawanmu orang-orangyang memerangi kamu karena agama danmengusir kamu dari negerimu dan membantu(orang lain) untuk mengusirmu. Danbarangsiapa menjadikan mereka sebagaiteman akrab, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” Ayat-ayat di atas dengan tegas bagaikanmenyatakan bahwa: Allah tiada melarangkamu menjalin hubungan dan berbuat baikterhadap orang-orang yang tidak memerangikamu karena agama dan tidak (pula)mengusir kamu dari negeri kamu. Allah tidakmelarang kamu berbuat baik dalam bentuk apapun bagi mereka dan tidak juga melarang kamuberlaku adil kepada mereka. Kalau demikian,jika dalam interaksi sosial mereka berada dipihak yang benar, sedang salah seorang darikamu berada di pihak yang salah, maka kamuharus membela dan memenangkan yang benar
50 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Aitu walaupun non-Muslim. Sesungguhnya Allahmenyukai orang-orang yang berlaku adil.Sesungguhnya Allah tidak lain hanyamelarang kamu menjadikan sebagai teman-teman akrab tempat menyimpan rahasia danpenolong-penolong yang kamu andalkanorang-orang yang memerangi kamu karenaagama dan mengusir kamu dari negeri kamuserta membantu (orang lain) untuk mengusirkamu. Barang siapa yang mengikuti tuntunanini, maka mereka itu orang-orang yangmenegakkan keadilan dan beruntung danbarangsiapa menjadikan mereka sebagaiteman akrab, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Sementara ulama, seperti Abubakar IbnuArabi (w. 1148 M) memahami perintah aqsithûbukan dalam arti berlaku adil, tetapi dalamarti memberi sebagian dari harta kamu denganalasan kewajiban berlaku adil juga tertujukepada musuh yang memerangi. Dengan
Q S . A N - N I S Â ’ [ 4 ] : 8 9 ~ 51demikian, ayat ini tidak berbicara tentangkeadilan, tetapi yang melebihi keadilan yakniberbuat ihsan dalam bentuk memberisebagaian dari harta yang dimiliki. Memang,dalam pandangan Islam“Manusia yang engkau hadapi dua macam,saudara seagama dan sesama makhluk,”begitu pesan Sayyidina Ali kw. kepadaGubernur Mesir pada masa beliau. Sayyid Quthub, pemikir Muslim Mesiryang dikenal dengan pikiran-pikirannya yangtegas dan revolusioner yang berakibat beliauterbunuh, berkomentar ketika menafsirkan ayatdi atas bahwa: “Islam adalah agama damai, serta akidahcinta. Ia adalah satu sistem yang bertujuanmenaungi seluruh alam dengan naungannya
52 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Ayang berupa kedamaian dan cinta itu. Semuamanusia dihimpun-Nya di bawah panji Ilahidalam kedudukan sebagai saudara-saudarayang saling kenal mengenal dan cintamencintai. Tidak ada yang menghalangi arahtersebut kecuali tindakan agresi musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh penganut agama ini.Adapun jika mereka itu bersikap damai, makaIslam sama sekali tidak berminat untukmelakukan permusuhan dan tidak jugaberusaha melakukannya. Bahkan walaupundalam keadaan bermusuhan, Islam tetapmemelihara dalam jiwa faktor-faktorkeharmonisan hubungan, yakni kejujurantingkah laku dan perlakuan yang adil, menantidatangnya waktu di mana lawan-lawannyadapat menerima kebajikan yang ditawarkannyasehingga mereka begabung di bawah panji-panjinya. Islam sama sekali tidak berputus asamenanti hari di mana hati manusia akanmenjadi jernih dan mengarah ke arah yanglurus itu.”
Q S . A N - N I S Â ’ [ 4 ] : 8 9 ~ 53Demikian lebih kurang Sayyid Quthub. Sekali lagi, ayat di atas bukan berartimelarang kaum Mukmin menjalin hubungandengan non-Muslim, apalagi memerintahkanuntuk membunuh mereka kapan dan di manasaja. Ia hanya melarang menjalin hubunganakrab, itu pun bukan dengan semua non-Muslim, tetapi hanya dengan orang-orang yangtelah terang-terangan memusuhi Islam, kendatimereka mengaku sebagai orang-orang Muslim.Demikian, wa Allâh a‘lam.[]
AYAT KELIMA QS. AL-ANFÂL [8]: 39Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnahdan supaya kepatuhan semata-mata untuk Allah.Jika mereka berhenti (dari kekafiran), makaSesungguhnya Allah Maha melihat apa yangmereka kerjakan. Q S . A L - A N F Â L [ 8 ] : 3 9 ~ 55
56 ~ A Y A T - A Y A T F I T N A Ayat QS. al-Anfâl [8]: 39 ini pun dipenggalsehingga yang ditayangkan, dibacakan, danditerjemahkan hanya firman-Nya:Terjemahannya sebagai berikut: “Fight themuntil there is dissension and the religion isentirely Allah’s.” Itu disusul dengan menayangkan pidatobeberapa tokoh dan mubalig, yang padaintinya menggambarkan keunggulan Islam dankewajiban berdakwah serta optimisme merekatentang penyebaran Islam ke seluruh dunia. Hal pertama yang perlu digarisbawahiadalah penerjemahan kata (i i) ad-dîndengan agama karena ini dapat menimbulkankesan bahwa agama yang dimaksud adalahagama yang diajarkan oleh Nabi Muhammadsaw. Memang benar, salah satu maknanya
Q S . A L - A N F Â L [ 8 ] : 3 9 ~ 57adalah agama, tetapi tidak semua kata ad-dînberarti agama. Firman-Nya “Mâlik yaum ad-dîn” tidak diterjemjahkan dengan “Pemilik hariagama”, tetapi “Pemilik hari pembalasan”.Makna kata Dîn yang lain adalah ketaatan dankepatuhan yang disertai dengan respek daninilah yang dimaksud oleh ayat tersebut,sebagaimana akan diuraikan nanti. Karena itu,dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris,kata tersebut diterjemahkan dengan “worship”yakni kepatuhan yang disertai dengan rasarespek dan kagum. Sejarah Nabi saw. membuktikan bahwatiga belas tahun lamanya beliau dan sahabat-sahabat beliau bersabar menahan diri untuktidak membalas kekejaman kaum musyrik. Lalutahap demi tahap beliau lalui sampai akhirnyatiba izin untuk membalas, itu pun dengansyarat-syarat yang sangat ketat. Memang, Islam adalah agama yangberpijak di bumi menghadapi kenyataan.
58 ~ A Y A T - A Y A T F I T N ASelama dalam hidup ini ada orang-orang yangmemiliki hawa nafsu, ambisi yang meluap,maka selama itu pula konflik dapat muncul,dan ini menuntut adanya petunjuk berkaitandengan konflik itu, termasuk di antaranyaperintah berperang. Peperangan memang tidakmenyenangkan, bahkan bisa jadi buruk, tetapijika ia dilakukan dalam rangka membela diridan membela kebenaran, serta mengelakkanpenganiayaan, maka ketika itu peperanganadalah sesuatu yang menghasilkan kebaikandan terpaksa harus ditempuh. Islam tidakmengajarkan “siapa yang menampar pipikananmu, maka serahkanlah pipi kirimu untukditampar juga.” Sejarah turunnya ayat-ayat al-Qur’anmembuktikan bahwa silih berganti danberaneka ragam tuntunan al-Qur’anmenghadapi gangguan. Dimulai denganperintah bersabar seperti firman-Nya:
Q S . A L - A N F Â L [ 8 ] : 3 9 ~ 59“Maka bersabarlah seperti halnya orang-orangyang memunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah engkau memintadisegerakan (siksa) bagi mereka” (QS. al-Ahqâf[46]: 35).Disusul dengan anjuran untuk menghada-pigangguan dengan berbuat baik, sesuai firman-Nya:“Tolaklah perbuatan buruk dengan sesuatuyang terbaik. Kami lebih mengetahui apa yangmereka sifatkan” (QS. al-Mu’minûn [23]: 96).Bersamaan dengan itu beliau diperintah:
60 ~ A Y A T - A Y A T F I T N A“Katakanlah kepada orang-orang yangberiman hendaklah mereka memaafkanorang-orang yang tidak takut akan hari-hariAllah” (QS. al-Jâtsiyah [45]: 14). Kali selanjutnya, beliau diperintahkanberjihad memperjuangkan ajaran agamadengan kalimat-kalimat al-Qur’an, bukandengan senjata.“Maka janganlah mengikuti orang-orangkafir, dan berjihadlah terhadap merekadengan al Qur’an dengan jihad yang besar”(QS. al-Furqân [25]: 52). Semua petunjuk itu diamalkan oleh Nabisaw. bersama pengikut-pengikut beliau, tetapipenganiayaan tidak berkurang, bahkan justrubertambah. Upaya menangkap dan membunuhNabi saw. mereka lakukan sebagaimanadilukiskan oleh QS. al-Anfâl [8]: 30. Nah,beberapa waktu setelah upaya itu, yakni
Q S . A L - A N F Â L [ 8 ] : 3 9 ~ 61setelah Nabi saw. berhasil berhijrah keMadinah, barulah turun izin untuk membalasdengan firman-Nya:“Telah diizinkan (berperang) orang-orangyang diperangi, karena sesungguhnya merekatelah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah,benar-benar Mahakuasa menolong merekaitu” (QS. al-Hajj [22]: 39). Peperangan dibenarkan oleh al-Qur’anbila tidak ada lagi jalan lain untuk menghin-darkan penganiayaan dan memantapkankeamanan. Itu pun sebelum terjun secaralangsung, musuh masih diberi alternatifbergabung dengan kaum Muslim, atau menjalinperjanjian tidak saling menyerang (damai).Kalau kedua alternatif itu ditolak, makaterpaksa senjata yang berbicara, tetapi ketika
62 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Aitu semua yang tidak terlibat harus dipelihara.Anak-anak dan perempuan harus dilindungi,pepohonan jangan ditebang, lingkunganjangan dirusak. Kembali kepada film Fitna, ayat yangdibacakan dan diterjemahan secara keliru diatas lengkapnya adalah:“Dan perangilah mereka supaya jangan adafitnah dan supaya kepatuhan seluruhnyasemata-mata untuk Allah. Jika merekaberhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnyaAllah Maha Melihat apa yang merekakerjakan” (QS. al-Anfâl [8]: 39). Sejalan dengan pesan QS. al-Anfâl [8] yangdipelintir oleh film Fitna itu adalah QS. al-Baqarah [2] ayat 190 hingga 193 berikut:
Q S . A L - A N F Â L [ 8 ] : 3 9 ~ 63“Perangilah di jalan Allah orang-orang yangmemerangi kamu, (tetapi) janganlah kamumelampaui batas, karena sesungguhnya Allahtidak menyukai orang-orang yang melampauibatas.” Lebih lanjut ayat 191-192 menyatakan:“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamujumpai mereka, dan usirlah mereka daritempat mereka telah mengusir kamu (Mekkah);dan fitnah (penganiayaan) lebih keras/kejam
64 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Adaripada pembunuhan, dan janganlah kamumemerangi mereka di Masjid al-Haram,kecuali jika mereka memerangi kamu ditempat itu. Jika mereka memerangi kamu (ditempat itu), maka bunuhlah mereka.Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.Maka jika mereka berhenti (menganiayakamu), maka sesungguhnya Allah MahaPengampun lagi Maha Penyayang.” Nah, setelah itu disusul oleh ayat 193 yangserupa dengan ayat al-Anfâl yang dipelintir itu.Lengkapnya adalah:“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidakada lagi fitnah dan (sehingga) kepatuhanhanya semata-mata (terhadap) Allah. Jikamereka berhenti (dari memusuhi kamu), makatidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadaporang-orang yang zalim.”
Q S . A L - A N F Â L [ 8 ] : 3 9 ~ 65 Kalau ayat 190 berbicara tentang kapanpeperangan diizinkan untuk dimulai oleh kaumMuslim, maka ayat 193 menjelaskan kapanpeperangan harus mereka hentikan sertakonsekuensi yang dipikul oleh yang engganmenghentikannya. Ia dapat dimulai saat adamusuh yang menyerang. Mereka itulah yangdiperangi sedang peperangan harus dihentikanbukan saat agama Islam tersebar ke seluruhdunia, sebagaimana yang hendak dikesankanoleh film Fitna, tetapi ia harus dihentikan saatpenganiayaan berakhir, karena tujuanpeperangan adalah menghentikan pengania-yaan. Sekali lagi, ia bukannya baru dihentikansetelah Islam menguasai seluruh dunia, karenabukan itu tujuan perang, apalagi Islammelarang penyebaran agama melalui perang,dan dengan demikian yang dimaksud dengan“ketaatan/kepatuhan hanya semata-mataterhadap Allah” adalah bahwa ketentuan-
66 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Aketentuan Allah harus ditaati, antara lainmemberi kebebasan kepada siapa pun untukmemilih dan mengamalkan agama dankepercayaannya karena masing-masing akanmempertanggungjawabkannya sesuai firman-Nya “lakum dînukum wa liya dîn” (QS. al-Kâfirûn [109]: 6). Selanjutnya, akhir ayat 193 itu menegaskan:yang maksudnya adalah: apabila mereka (yangmenganiaya dan memerangi itu) berhentimelakukan penganiayaannya, maka kaumMuslim harus segera menghentikanpeperangan, sebab siapa yang melanjutkanpeperangan setelah terhenti penganiayaan,maka dialah yang menganiaya dan dia wajardilanda agresi dan permusuhan melalui apaatau siapa pun yang dikehendaki-Nya. Sedemikian penting penghentianpeperangan, bahkan sedemikian besar
Q S . A L - A N F Â L [ 8 ] : 3 9 ~ 67keinginan al-Qur’an untuk terciptanyaperdamaian sehingga Allah mengingatkanbahwa:“Dan jika mereka condong kepadaperdamaian, maka condonglah kepadanyadan bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengarlagi Maha Mengetahui” (QS. al-Anfâl [8]: 61). Demikian petunjuk-Nya, wa Allâh a‘lam.[]
PETUNJUK AL-QUR’AN MENGHADAPI PELECEHANAl-Qur’an sejak dini mengingatkan bahwacemoohan dan pelecehan dari musuh-musuhagama selalu akan terjadi dan tidak akanterhenti. Salah satu ayat yang menegaskan haltersebut adalah firman-Nya dalam QS. Âli‘Imrân [3]: 186 yang menyatakan bahwa: P E T U N J U K A L - Q U R ’ A N ~ 69
70 ~ A Y A T - A Y A T F I T N A“Sungguh kamu pasti akan diuji menyangkutharta kamu dan diri kamu. Dan kamusungguh pasti akan mendengar dari sebagianorang-orang yang diberi Kitab sebelum kamudan dari orang-orang yang mempersekutukanAllah, gangguan yang banyak. Jika kamubersabar dan bertakwa, maka sesungguhnyayang demikian itu termasuk urusan yang patutdiutamakan.” Gangguan dan sikap pelecehan itu, lahirakibat beberapa fakor. Al-Qur’an dan Sunnahmengisyaratkan paling tidak dua hal pokokyang menjadi penyebabnya. Pertama: Keangkuhan yang dilahirkanoleh keterpedayaan akan kemewahan duniawi.Allah berfirman menyapa mereka yang tersiksapada Hari Kemudian:
P E T U N J U K A L - Q U R ’ A N ~ 71“Yang demikian itu, karena sesungguhnyakamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagaiolok-olokkan dan kamu telah ditipu olehkehidupan dunia, maka pada hari ini merekatidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pulamereka diberi kesempatan untuk bertaubat”(QS. al-Jâtsiyah [45]: 35). Kedua: Ketidaktahuan, baik karenainformasi yang keliru, maupun karena tidakditerimanya informasi sama sekali. Berkali-kalial-Qur’an menegaskan bahwa sikap burukkaum musyrik adalah akibat mereka tidak tahu(baca antara lain QS. al-Mâ’idah [5]: 58 dan104; al-An‘âm [6]: 37; al-A‘râf [7]: 131; al-Anfâl[8]: 34; at-Taubah [9]: 9; dan masih banyak lagilainnya). Rasul saw. sering kali berdoa:“Ya Allah, Ampunilah kaumku karena merekatidak mengetahui.”
72 ~ A Y A T - A Y A T F I T N A Menghadapi mereka yang tidak tahu, tentutidak dapat dipersamakan dengan mereka yangangkuh dan tidak mau tahu. Di Eropa dan Amerika sebagian masyara-katnya tidak mengenal Islam dan NabiMuhammad saw., baik karena informasi yangmereka terima adalah informasi yangdisampaikan oleh lawan-lawan Islam,khususnya yang disebarkan sejak apa yangdinamai Perang Salib, maupun karena memangmereka sama sekali tidak mengetahui. Inidiperparah oleh citra buruk sementara kaumMuslim yang dewasa ini seringkali dikaitkandengan teror dan terorisme, juga kebodohan,kemiskinan, dan fanatisme buta. Betapapun demikian, agaknya tidak kelirujika dikatakan bahwa tuntunan umummenyangkut sikap menghadapi pelecehanadalah: (1) Meningkatkan informasi yangbenar, serta terus berdakwah menjelaskanajaran Islam—dalam bentuk lisan, tulisan, dan
P E T U N J U K A L - Q U R ’ A N ~ 73tingkah laku—sebagai ajaran yang penuhtoleransi tanpa mengorbankan akidah dannilai-nilai Islami, dan dalam saat yang samaberpaling/menampakkan tanda-tanda tidakmenyetujui sikap lawan-lawan Islam yangmelecehkan itu. Ini antara lain dapat dipahamidari firman Allah:“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (QS. al-Hijr [15]: 94). Juga firman-Nya:“Jadilah pemaaf/ambillah yang mudah,suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf,serta berpalinglah dari orang-orang yangjahil” (QS. al-A‘râf [7]: 199).
74 ~ A Y A T - A Y A T F I T N A Di samping tununan di atas, tuntunanumum lainnya adalah (2) menahan emosiagar tidak bertindak dengan tindakan yangdapat merugikan citra umat Islam atau jalannyadakwah. Inilah yang diperintahkan antara lainoleh QS. Âli ‘Imrân [3]: 186 yang telah penuliskutip pada awal uraian ini. Dalam Tafsir al-Mishbâh, penulis antaralain mengemukakan maksud ayat tersebutsebagai berikut: (Demi Allah), sungguh kamu (semua, wahai orang Islam kapan dan di mana pun) pasti akan (diperlakukan sebagai orang yang) diuji menyangkut harta kamu (baik berupa kekurangan harta, kehilangan, atau dalam bentuk kewajiban berzakat dan bersedekah) dan (kamu juga akan diuji dengan) diri kamu, (yakni dengan luka dan pedih akibat peperangan atau penganiayaan musuh, atau penyakit. Bukan hanya harta dan diri, ada yang dapat lebih dahsyat dari keduanya yaitu) kamu (juga) sungguh pasti akan (diuji dengan) mendengar (selain apa yang kamu telah dengar) dari sebagian orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu (yakni
P E T U N J U K A L - Q U R ’ A N ~ 75 pemeluk agama Yahudi dan Nasrani) dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah (yakni kaum musyrik), gangguan yang banyak (dengan ucapan-ucapan mereka yang melecehkan agama). Jika kamu bersabar (yakni menahan diri menghadapi ujian-ujian itu) dan bertakwa, (yakni beramal sesuai petunjuk Allah dan rasul-Nya dalam menangani dan menghadapi aneka cobaan itu) maka sesungguhnya yang demikian itu (yakni kesabaran dan takwa itu), termasuk urusan yang patut ditekadkan (untuk dilaksanakan, tidak ditunda dan tidak pula disangsikan). Terdapat beberapa hal yang perludigarisbawahi dari ayat di atas: Pertama: Allah menjadikan ujian dalamhal yang berkaitan dengan agama, sebagaiujian yang paling berat. Harta dan jiwa, padatempatnya dikorbankan, jika agama telahtersentuh kehormatannya. Kedua: Kendati ayat di atas menyebutAhlul Kitab, namun itu bukan berarti mencakupsemua penganut agama Yahudi dan Nasrani.
76 ~ A Y A T - A Y A T F I T N ADalam QS. Âli ‘Imrân [3]: 113, Allah menegas-kan bahwa:“Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitabitu ada golongan yang berlaku lurus, merekamembaca ayat-ayat Allah pada beberapawaktu di malam hari, sedang mereka bersujud. Hal ini perlu digarisbawahi agar kita tidakmengeneralisir dan mempersamakan semuapenganut agama Yahudi dan Nasrani. Ketiga: Dalam konteks bersabar dan agaremosi yang meluap tidak merugikan umat danmelecehkan agama, al-Qur’an mengingatkanbahwa:
P E T U N J U K A L - Q U R ’ A N ~ 77Maksudnya: Dan janganlah kamu (wahaikaum Muslim) memaki sembahan-sembahan(seperti berhala-berhala atau manusiabetapapun agungnya) yang mereka sembahselain Allah, (karena jika kamu memakinya)maka akibatnya mereka akan memaki (pula)Allah dengan melampaui batas (dan secaratergesa-gesa tanpa berpikir serta) tanpapengetahuan. Apa yang dapat mereka lakukandari cacian itu sama dengan apa yang telahdilakukan oleh kaum musyrik yang lainsepanjang masa, karena) demikianlah Kamimemperindah bagi setiap umat, amal (buruk)mereka (akibat kebejatan budi mereka danakibat godaan setan terhadap mereka. Tetapijangan duga mereka akan lepas dari tanggungjawab, karena) kemudian, (yakni nanti setelahdatang waktu yang ditentukan, yang boleh jadikamu anggap lama—nanti—hanya) kepadaTuhan merekalah (yang sampai saat ini masihterus memelihara mereka), kembali mereka,(yakni pada akhirnya mereka pasti kembali
78 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Akepada Allah swt. lalu) Dia (yang Mahakuasadan Maha Mengetahui itu) memberitakankepada mereka apa yang dahulu merekakerjakan (sambil menuntut pertanggung-jawaban mereka) (QS. al-An‘âm [6]: 108). Di tempat lain Allah mengingatkan bahwa:Maksudnya: Hai orang-orang yang beriman,hendaklah kamu menjadi Qawwâmîn (yakniorang-orang yang selalu dan bersungguh-sungguh menjadi pelaksana yang sempurnaterhadap tugas-tugas kamu dengan mene-gakkan kebenaran) demi karena Allah, sertamenjadi saksi-saksi dengan adil. Danjanganlah sekali-kali kebencian kamu
P E T U N J U K A L - Q U R ’ A N ~ 79terhadap sesuatu kaum, mendorong kamuuntuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,(terhadap siapa pun walau atas diri kamusendiri karena) ia (yakni adil itu) lebih dekatkepada takwa (yang sempurna, daripada selainadil. Karena itu sekali lagi berlaku adillah) danbertakwalah kepada Allah, sesungguhnyaAllah Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan (QS. al-Mâ’idah [5]: 8). Keempat: Perintah bersabar, bukanberarti menerima penghinaan dan berlagakmemaafkan. Sabar adalah menahan gejolakemosi/nafsu demi mencapai yang baik atauyang lebih baik. Ia tidak dapat dilakukankecuali oleh orang-orang yang kuat mentalnya.Sabar bukan kelemahan, sebab jika Anda tidakmengambil tindakan yang tepat karenakhawatir dari siapa yang lebih kuat daripadaAnda, maka itu bukanlah kesabaran. Allah punyang seharusnya diteladani sifat-sifat-Nya—sesuai kemampuan manusia—Allah pun
80 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Amenyadang sifat sabar (Shabûr) yang olehImam Ghazali diartikan sebagai sebagai Diayang tidak didorong oleh ketergesaan sehinggabergegas melakukan sesuatu sebelumwaktunya, tetapi meletakkan sesuatu dengankadar tertentu, dan memberlakukannyadengan aturan-aturan tertentu pula. Dia tidakmenundanya dari waktu yang ditentukan,sebagaimana penundaan seorang yang malas,tidak pula mempercepat waktunya, percepatanseorang yang tergesa-gesa. Segala sesuatudiletakkan-Nya pada tempat dan waktu yangseharusnya, dan semua itu tanpa suatudorongan yang bertentangan dengankemauan-Nya. Sifat sabar yang diajarkan ini tidak berten-tangan dengan sikap tegas yang menjadi ciriNabi dan umat Islam sebagaimana yang dilukis-kan antara lain oleh QS. al-Fath [48]: 29. Sabar menanti waktu di mana pelecehakan berhenti melecehkan karena telah sadar
P E T U N J U K A L - Q U R ’ A N ~ 81dan juga sabar menanti waktu yang tepat untukmencegah mereka melakukannya. Jika demikian, perintah bersabar bagimanusia adalah tidak emosional, agar tidakmengakibatkan kerugian bagi agama dan umat. Nah, menghadapi kasus film Fitna, umatIslam wajar memprotes, serta wajar memutus-kan hubungan harmonis dan kerja samadengan semua pihak yang mendukung sikappelecehan itu. Agaknya, inilah langkah yangpaling tepat sebagaimana tuntunan QS. al-An‘âm [6]: 68 dan QS. an-Nisâ’ [4]: 140, sambilberusaha mengangkat persoalan ini ke tingkatyang lebih luas daripada lingkungan umatIslam saja, yakni tidak memandang kasustersebut sebagai persolan umat Islam versusBarat atau Kristen/Yahudi, tetapi ia adalahpersoalan antara masyarakat yang berbudayamenghadapi masyarakat yang tidak berbudaya. Setiap orang, apa pun agama dan budaya-nya, harus dihormati sehingga seandainya
82 ~ A Y A T - A Y A T F I T N Apelecehan tersebut tertuju—misalnya—kepadaAgama Budha atau Konghuchu, atau kepadaNabi Isa atau Musa as., maka semua yangberbudaya, apa pun agamanya harus tampilmengecam sikap tersebut. Ini sejalan denganQS. al-An‘âm [6]: 108 yang melarang menghinadan melecehkan sembahan-sembahan kaummusyrik sekalipun. Simbol negara pun sewajarnya tidakdilecehkan, karena itu dapat mengundangmasyarakat negara yang dilecehkan simbolnyaitu melakukan hal serupa terhadap simbol-simbol negara kita. Yang tidak kurangpentingnya adalah bahwa siapa pun yang tidakterlibat dalam pelecehan itu, harus tetapdihormati dan tidak boleh diganggu ataudilecehkan tanpa sebab karena al-Qur’anberpesan untuk tetap berlaku adil terhadapsiapa pun walau terhadap kelompok yangdibenci: “Dan janganlah sekali-kali kebenciankamu terhadap sesuatu kaum, mendorong
P E T U N J U K A L - Q U R ’ A N ~ 83kamu untuk berlaku tidak adil” (QS. al-Mâ’idah[5]: 8). Kelima: Perintah bertakwa oleh QS. Âli‘Imrân [3]: 186, itu bukan sekadar berartimenjalankan ibadah atau tampil membelatanpa pertimbangan! Takwa dalam pengertiankebahasaan adalah menghindar dari bahaya/bencana. Jika demikian, dapat dikatakanbahwa perintah bertakwa oleh ayat di atasmenuntut umat Islam untuk tidak melakukankegiatan apa pun yang dapat mengakibatkankerugian dan bencana dalam bertakwa. Setiaplangkah harus diperhitungkan dengan telitiuntung ruginya terhadap masyarakat, negara,lebih-lebih terhadap image agama danajarannya. Demikian, wa Allâh a‘lam.[]
Search