BAB 17. Kelainan mieloproliferatifPolisitemia,212 Diagnosrs banding polisitemia, 21 7Polisitemia (rubra) vera, 212 Trombosrtemia esensial, 21 7Polisitemia sekunder, 21 6 Mielofibrosis, 218Polisitemia relatif, 21 6Istilah kelainan mieloproliferatif menggambarkan polisitemia relatif atau pseudopolisitemia (volumesekelompok keadaan yang berasal dari sel induk eritrosit normal tetapi volume plasma menurun)sumsum tulang dan ditandai oleh proliferasi klonal (Tabel 17.1). Polisitemia absolut kemudian dapat dibagi menjadi polisitemia primer (polisitemia rubradari satu atau lebih komponen hemopoietik dalam vera) atau polisitemia sekunder (Tabel17.2).sumsum tulang (serta hati dan limpa pada banyak P0LrsrTEMrA (RUBRA) VERAkasus). Empat kelainan yang tercakup dalam Pada PRV, peningkatan volume eritrosit disebabkanklasifikasi ini: oleh keganasan klonal sel indr-rk slrmslrm tulang. Walaupun peningkatan volume eritrosit merupakan1. Polisitemia rubra vera temuan yang bersifat diagnostik, pada banyak pasien2. Trombositemiaesensial juga ditemukan produksi berlebihan granulosit dan3. Mielofibrosis trombosit.4. Leukemia mieloid kronis Penyakit ini dikaitkan dengan sejumlah per- Kelainan-kelainan tersebut saling terkait erat satu nbahan kromosom; di antaranyayang paling seringsama lain. Malahan selama perjalanan penyakit ditemukan adalah delesi kromosom 20q.terdapat bentuk transisional dan pada banyak pasienterjadi evolusi dari satu entitas menjadi entitas iain(Gb. 17.1). Polisitemia rubra vera (PRV), trombosite-mia esensial, dan mielofibrosis secara kolektif di-kenal sebagai kelainan mieloproliferatif non-leu-kemik dan dibahas dalam bab ini; leukemia mieloidkronis dibahas dalam Bab 13. DiagnosisPOLISITEMIA Menegakkan diagnosis PRV pada pasien yang datang dengan polisitemia mungkin sulit dilakukanPolisitemia (eritrositosis) didefinisikan sebagai pening-katan konsentrasi hemoglobin di atas batas atas yang dan kriteria diagnosis Polycythaemin Vern Study Groupnormal menurut usia dan jenis kelamin pasien. sangat membantu (Tabel 17.3). Klasifikasi polisitem ia Gambaran ktinisPolisitemia diklasifikasikan menurut patofisiologi- Penyakit ini merupakan penyakit yang terjadi padanya, tetapi pembagian utamanya adalah polisitemia orang tua dengan insidensi yang sama pada keduaabsolut (peningkatan massa (volume) eritrosit) dan jenis kelamin. Gambaran klinis timbul akibat hiper- viskositas, hipervolemia, atan hipermetabolisme.212
213 lttlillfliil:tlili;11 nFil*lfw Gambar. 17,1 Hubungan antara berbagai penyakit mielo- proliferatil. Penyakit-penyakit tersebut dapat timbul melaluiP-glisilemia mutasi somatik pada sel induk pluripolen dan sel progenitor.(rubra) veia Banyak kasus transisional yang menunjukkan gambaran dua keadaaan dan pada kasus lain, penyakit tersebut ber- transformasi selama perjalanannya dari salah satu penyakit menjadi penyakit lain atau menjadi leukemia mieloid akut. Leukemia mieloid kronis iuga dapat bertransformasi menjadi leukemia limfoblastik akut.Tabel 17.1 Metode radiodilusi untuk mengukurvolume eritrosit dan plasma Polisiiefi ki:prirnbiialet riikundei:'-,' ,,ri:r'lfilog,l,?tg,in'rg3;,9Jl f Kii,.:.iiiilli r Sakit kepala, dispnea, penglihatan kabur, dan Tabel 17.2 Penyebab polisitemia keringat malam hari. Pruritus yang terutama Pdmer terjadi setelah mandi air hangat, dapat merupa- Polisitemia{rubjaf v*1 sekunder., . : ::,,::.:::tr:::,, kan masalah yang berat. Gambaran pletorik-sianosis kemerahan (ruddy nefdl , ri',,,; 111.:,.'.,:,,,,11,, : cyanosis) (Gb. 17.2), bercak pada konjungtiva, Stre$ atau pseudopof isitemia serta penonjolan vena retina.3 Splenomegali pada 75\"/\" pasien (Gb. 17.3a).4 Sering ditemukan perdarahan (misalnya gas- trointestinal, uterus, serebral) atau trombosis, baik arteri (misal jantung, otak, atau perifer) atau vena (misal vena tungkai dalam atau superfisial, vena otak, vena porta atau vena hepatika).5 Hipertensi pada sepertiga pasien.6 Gout (akibat peningkatan produksi asam urat) (Gb.17.ad.7 Ulkus peptikum terjadi pada 5-10% pasien.1 Hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit me- Dqhiqragi: kekunngan aj6 munJah,,,;;, , .., ningkat. Volume eritrosit total (TRCV) meningkat Kehilangan plasma: luka bakar, enteropati (Tabel 17.1).
214 ,:: 1:r::. i::'r: ::r r'-:::: I ,;1' ,,,:1., Kapila $elekta HematologiTabel 17,3 Kriteria diagnosis polisitemia (rubra) vera Kategori A Ma$sa eritrosit total pria >35 ml/kg wanita >32 ml,ftg Saturasi oksigen arteri >92% Splenomegali Kategori B Trombosit >400 x 10/l Leukosit >12 x 1d/l Peningkatan skor NAP Feningkatan kadar vilamin B,rserumNAP, neutrophil alkailne phosphatase, fosfatase alkali netrofil Gambar. 17.3 Splenomegali:limpa yang membesar pada pasien pria dengan (a) polisitem'a vera dan (b) mielofrbrosis.Gambar. 17.2 Polisitemia vera: plethora wajah dan bercak konjungtiva pada 6. Sumsr\"rm tulang hiperselular dengan megakariositseorang wanita usia 63 tahun. Hemoglobin 18 g/dl; volume eritrosit total 45 mUkg,(Lihat Gambar Berwarna hal. A-40). yang menonjol, paling baik dinilai dengan biopsi trephin (Gb. 17.5a). Kelainan sitogenetik klonal2. Leukositosis netrofil ditemukan pada lebih dari dapat terjadi, tetapi tidak ada satn pembahan yang khas. separuh pasien, dan pada beberapa pasien di- jumpai peningkatan jumlah basofil dalam darah. 7. Viskositas darah meningkat. 8. Asam urat plasma seringkali meningkat.3. ]umlah trombosit yang meningkat ditemukan 9. Progenitor eritroid (colony-forming unit eritroid, pada sekitar setengah pasien. CFUE, danburst-forming unit eritroid, BFUr) dalam4. Skor fosfatase alkali netrofil (NAP) biasanya darah (hal. 2) meningkat dibandingkan nilai meningkat (lihat Tabel 13.2), normal dan tumbuh secara in uitro tanpa bergan- tung pada penambahan eritropoietin.5. Peningkatan vitamin B,, sentm dan daya ikat vita- Pengobatan min Br2 karena peningkatan transkobalamin I. Pengobatan bertujuan untuk mempertahankan jumlah darah yang normal. Hematokrit harr-rs diper-
af.r:...a:,.: Kelainan mieloproliferalif 215iffi.Rilln:{il i:rj::::ji (a) (b)Gambar. 1 7.4 (a) Kaki seorang pria berusia 72 tahun dengan polisitemia rubra vera. Terdapat inflamasi sendi metatarsofalangeal kanan dan sendi lain yang disebabkanoleh deposit asam urat. (b) Gangren jari kaki keempat kiri pada trombositemia esensial. (Lihat Gambar Benruarna hal. 4-36).Gambar. 17.5 Biopsi trephin krista iliaka. (a) Polisitemia vera: l'rrongga-rongga lemak hampir semuanya digantikan oleh jaringanhemopoietik hiperplastik. Semua jalur sel hemopoietik meningkat 0., ,af.;::\". A\!dengan megakariosit yang menonjol. (b) lvlielofibrosis: arsiteklursumsum tulang yang normal hilang, dan sel-sel hemopoietik (b)dikelilingi oleh jaringan fibrosa dan substansi intraselular yangbertambah. (Lihat Gambar Benivarna hal. A-39).tahankan pada sekitar 0,45 dan jumlah trombosit dapat digunakan secara intermiten) kadang-kadangkurangdari400 x70e/1. digunakan pada pasien yang berusia lebih tua. Yang perlu diperhatikan mengenai obat sitotoksik (ter-Venaseksi utama busulfan) adalah bahwa obat ini mungkinBentuk terapi ini sangat berguna khr.rsusnya bila berkaitan dengan meningkatnya kecepatan progresidiperlukan pengurangan volume eritrosit dengan menjadi leukemia. Kecepatan progresi untuk hidrok-cepat, misalnya pada permulaan terapi. Venaseksi siurea sangat rendah, tetapi risiko yang sebenarnyaterutama diindikasikan pada pasien berusia muda belum jelas.dan pasien dengan penyakit ringan. Defisiensi besiyang diakibatkannya dapat membatasi eritropoiesis. Terapifosfor-32Sayangnya, venaseksi tidak mengmdalikan jumlah Ini adalah terapi yang sangat baik bagi pasien yangtrombosit. bemsia lebih tua dengan penyakit berat. 32P adalah emitor-B, dengan waktu paruh 14,3 hari. Zat iniMielosupresi sitotoksik terkonsentrasi dalam tulang dan mempakan agen mielosupresif yang sangat efektif. Waktu remisi yangHidroksiurea harian sangat berguna dalam mengen- lazim setelah satu dosis tunggal adalah 2 tahun. Ke-dalikan jumlah darah dan mungkin perlu diteruskan khawatiran mengenai perkembangan lanjut menjadiselama bertahun-tahun (Gb. 17.6). Busulfan (yang leukemia telah membatasi penggunaan obat ini.
216 Lr:.::lnterferon POLISITEMIA SEKUNDERUji klinis interferon-cr telah menunjukkan respons Penyebab polisitemia sekunder dicantumkan padahematologik yang baik. Diperlukan pengujian yang Tabel 17.2. Hipoksia akibat penyakit saluran napaslebih lama untuk menentukan apakah terapi ini obstruktif kronis adalah salah satu penyebab ter-mengubah perjalanan alamiah penyakit. Terapi ini sering, dan pengukuran saturasi oksigen arterikurang nyaman dan sering terjadi efek,gamping. In-terferon-o, mungkin sangat berguna untuk mengen- sangat berguna. Penyebab sekresi eritropoietin yangdalikan rasa gatal. tidak sewajamya dari ginjal atau tumor jarang di- temukan. Pasien dengan hemoglobin afinitas tinggi.'Perjalanan penyakitdan,pioghosi5i ,: seringkali mempunyai riwayat polisitemia. dalam keluarga dan bermanifestasi pada usia muda. MasihPrognosis biasanya baik, dengan harapan hidup me- diperdebatkan mengenai apakah penderita poli- sitemia yang disebabkan oleh hipoksia atau penyakitdian 10-16 tahun. Trombosis dan perdarahan adalah jantung sianotik harus diturunkan hematokritnya,masalah klinis utama. Viskositas yang meningkat, tetapi kadar hematokrit di atas 0,55-0,6 mengganggustasis vaskular, dan jumlah trombosit yang banyak hantaran oksigen jaringan.dapat mendukung timbul-nya trombosis, sedangkan POLISITEMIA RELATIFgangguan fungsi trombosit dapat menyebabkan Polisitemia relatif (disebut juga sebagai polisitemia yang tampak atau pseudopolisitemia) timbul akibatperdarahan. kontraksi volume plasma. Secara definisi, kadar Transisi dari PRV menjadi mielofibrosis terjadipada sekitar 30% pasien dan sekitar 5% pasienberkembang menjadi leukemia akut. 32P dan busulfanumumnya dihindari pada subyek y^g lebih berusiamuda karena meningkatkan risiko ini. ioot 1,5r off I g'01 zEI ,O 0.5{ ol Ukuran (@*ro\"^ ffi.'\"' limpa 22- ,o) QI ot ra --.1 o 16-l =l ta4 )'r, 40- .3 30 o x o 600 .o< x820 Trombosit X Jol la', eor.t4\"4o='-^e.-o\",Ro-o'o-*'*\"oa 400 '6 \oo-o 1o ic s a zoo Eo F lllll II Gambar. 17.6 Respons hematologik terhadap terapi de- ngan hidroksiurea pada polisitemia vera. Hb, hemoglobin 02468 '10 12 Bulan
217TRCV normal. Penyebabnya tidak jelas, tetapi jauh jukkan gejala dan terdiagnosis pada pemeriksaanlebih sering ditemukan daripada PRV. Polisitemia hitung darah rutin. Trombosis dapat terjadi padarelatif terutama terjadi pada pria berusia muda atau sistem vena atau arteri (Gb. 17.4b), sedangkanusia pertengahan dan dapat disertai masalah kardio- perdarahan yang terjadi akibat fungsi trombosit yangvaskular, misalnya hipertensi (sindrom Gaisbock), abnormal dapat menyebabkan timbulnya perdarah-iskemia miokard, atalr serangan iskemik sementarapada otak. Terapi diuretik, perokok berat, dan kon- an kronis atau akut. Gejala yang khas adalahsumsi alkohol adalah kaitan yang sering ditemukan.Pengujian venaseksi untuk mempertahankan kadar eritromelalgia, yaitu rasa terbakar pada tangan atau kaki yang segera mereda dengan pemberian aspirin.hematokrit antara 0,45-0,47 saat ini sedang di- Hingga 40% pasien akan mengalami splenomegali yang teraba, sedangkan pada pasien lain mungkinlakukan. terjadi atrofi limpa karena infark. Trombosit besar yang abnormal serta fragmen megakariosit dapatDIAGNOSIS BANDING POLISITEMIA ditemukan pada sediaan hapus darah (Gb. 17.7).Pendekatan yang rasional diperlukan untuk meng- Sumsum tulang mirip dengan pada PRV, tetapievaluasi pasien yang datang dengan kadar hemoglo- biasanya terdapat megakariosit abnormal yangbin yang tinggi. Apabila polisitemia tersebut berlebihan. Pemeriksaan sitogenetika dan analisis molekular untuk gen fusi BCR-ABL dilakukan untukmenetap, pemeriksaan dengan eritrosit berlabel slCr menyingkirkan leukemia mieloid kronis. Keadaan ini harus dibedakan dari penyebab peningkatan hitunguntuk mengukur TRCV dan 12sl-albumin untuk trombosit yang lain (Tabel 17.4).Uji fungsi trombosit (hal. 2a3) selalu abnormal, yang terutama khasmengukur volume plasma sangat penting dilakukan.Apabila keduanya memastikan polisitemia absolut, adalah kegagalan agregasi dengan adrenalin.maka pasien tersebut harus diperiksa untuk P.engObatanmengetahui adanya PRV. Sebagaimana hitung darah Prinsiphya adalah mengendalikan jumlah trombositlengkap, skor NAR biopsi trephin aspirat sumsum untuk menurunkan risiko trombosis yang merupa-tulang, dan ultrasonografi abdomen untuk menilai kan masalah klinis utama. Pasien ditempatkan dalamukuran limpa dan untuk mendeteksi kelainan ginjal kelompok risiko menurut usia, ukuran trombosit, dan episode trombosis atau perdarahan sebelumnya.sangat berguna untuk dilakukan (Tabel 77.3). Risiko trombosis bergantung pada faktor risiko lainApabila semuanya terbukti negatif, carilah adanya seperti riwayat merokok serta hipertensi, danpenyakit paru atau jantung, periksa PO, arteri danpertimbangkan pemeriksaan kurva disosiasi oksigen pengobatan harus mempertimbangkan risiko-risikodan elektroforesis hemoglobin (Hb). Yang terakhir, tersebut. Pada pasien berisiko tinggi, tujuannyacarilah adanya tumor yang mensekresi eritropoietin adalah mempertahankan hitung trombosit di bawahdengan ultrasonografi ginjal dan limpa, CT scan, atatrpencitraan resonansi magnetik (MRI). Kadar eritro- 600 x 10el1. Hidroksiurea mungkin merupakanpoietin serum juga berguna dalam skrining tumor. pengobatan yang paling banyak dipakai, walaupunTROMBOSITEMIA ESENSIAL interferon-cx, juga berguna pada pasien yang berusia lebih muda. Peran anagrelide (yang sangat efektif Pada keadaan ini terdapat peningkatan jumlah dalam menurunkan jumlah trombosit) sedang dinilai trombosit yang menetap karena proliferasi mega- dalam berbagai uji klinis. Busulfan dan 32P dulu digunakan, tetapi sekarang tidak disukai karenakariosit dan produksi trombosit berlebihan. terdapat kemungkinan komplikasi jangka panjang. Gambaran diagnostik utama adalah hitung trombosit Feresis trombosit mungkin berguna dalam penata- >600 x 10ell yang menetap, tetapi penyebab kenaikan laksanaan jangka pendek. Aspirin biasa dipakaijumlah trombosit yang lain harus disingkirkan dulu sebelum diagnosis ditegakkan. untuk menurunkan risiko trombosis, dan pada pasien berusia kurang dari 60 tahun tanpa riwayat Tgmua'n klinis dan,lab0iat6rium,\" trombosis atau perdarahan sebelumnya dan trom- Gambaran klinis yang terpenting adalah trombosis dan perdarahan. Banyak kasus yang tidak menun- bosit <1000 x 10e /1, aspirin mungkin merupakan pengobatan terpilih.
218 lf,l:r:r Kapita Selekta llet*atologi ,,: bingungkan, penyakit ini mempunyai banyak nama- mielofibrosis idiopatik; rnielosklerosis; metaplasia ,:1 mieloid agnogenik; atau mielofibrosis dengan meta- plasia mieloid (MMM). u. ,' 1a Fibrosis sllmsLrm tulang terjadi akibat hiperplasia ta. , megakariosit abnormal. Diperkirakan fibroblast dirangsang oleh faktor pertnmbuhan yang berasal v-,f dari trombosit dan protein lain yang disekresi oleh 3e* %3,w megakariosit dan trombosit. e\"* Sepertiga atau lebih pasien mempunyai riwayat \. .3 PRV sebelumnya dan beberapa pasien datang dengan gambaran klinis dan iaboratorium dari .. iF kedua kelainan tesebut.Gambar. 17.7 Sediaan hapus darah tepi pada trombositemia esensial r Gambaran klinismenunjukkan jumlah trombosit yang meningkat dan fragmen megakariosit yangberinti. (Lihat Gambar Berwarna hal. A-40).Tabel 17.4 Penyebab peningkatan jumlah trombosit 1 Awitan tersembunyi lazim terjadi pada orang tuaReaktil : dengan gejala anemia.Perdarahan, trauma, pasca-operasi 2 Cejala-gejala akibat splenomegali masif (misalDefisiensi besi kronis rasa tidak enak di perllt, nyeri, atau ganggltanKeganasan pencernaan) sering terjadi; splenomegali merupa- kan temuan fisik utama (Gb. 17.3b).lnleksi kronisPenyakit jaringan ikat, misalnya artritis reumatoid 3 Gejala hipermetabolik seperti penurunan beratPasca-splenektomi badan, anoreksia, demam, dan keringat malamEndogen sering terjadi.Trombositemia esensialPada beberapa kasus polisitemia vera, mielolibrosis, dan leukemia 4 Masalah perdarahan, nyeri tulang, atau gout mieloid kronis terjadi pada sebagian kecil pasien. Mielofibrosis dan leukemia mieloid kronis me- nyebabkan sebagian besar kasus pembesaran limpa masif (>20 cm) di Inggris dan Amerika Utara (lihat Tabel22.6). Perjalanan penyakit Temuan laboratoriumPenyakit seringkali menetap selama 10-20 tahun atau Anemia serig ditemukan, tetapi kadar hemoglo- bin yang normal atau meningkat mungkin di-lebih. Pasien mungkin mengalami transformasi jumpai pada beberapa pasien. Jumlah leukosit dan trombosit seringkali tinggimenjadi mielofibrosis setelah beberapa tahun; risiko pada saat berobat. Pada penyakit yang lebih lanjut,transformasi menjadi leukemia akut relatif rendah sering terjadi leukopenia dan trombositopenia.(<s%). Dijumpai sediaan hapus darah yang leukoeritro- blastik. Eritrosit menunjukkan poikilosit \" tear dropMIELOFIBROSIS (air mata)\" yang khas (Gb. 17.8). Sttmsum tulang tidak dapat diperoleh melaluiGambaran mielofibrosis yang utama adalah fibrosis aspirasi. Biopsi trephin (Gb. 17.5b) menunjukkangeneralisata progresif pada sumsum tulang disertai slrmsum tulang yang fibrotik dan hiperselular.hemopoiesis di limpa dan hati (dikenal sebagai meta- Sering ditemukan peningkatan kadar megakario- sit. Pada 107o kasus, terdapat peningkatan pem-plasia mieloid). Secara klinis, hal ini menyebabkan bentukan tulang dengan peningkatan densitas tulang pada foto Rontgen.anemia dan hephtosplenomegali masif. Yang mem-
rAHinari iii'lerobroiifsrarif 219 ' j'o weffi . ##*#ff#re*k*r.*;6q &* \"ttu^ & ffiW#ry*, olx&#Gambar. 17.8. Sediaan hapus darah tepi pada mielo- -;Yb:\"w* Ar&fyfiaww#wxwrT,yf-f'#'#''u**F*::p*iu_--wwwr*fibrosis. Perubahan leukoeritroblastik dengan sel ,,lear drop,dan eritrosit berinti. (Lihat Gambar Berwarna hal. A-40).5 Lazim ditemukan kadar folat serum dan eritrosit infeksi, dan transformasi leukemik. Kadar hemoglo_ bkuinraynagngdakrui r4anatgaudalerbj i]h0dga/rdi 3l,0 yang rendah, peningkatan vitamin 8,, serum dan jumtah leukosit ying daya ikat vitamin B,r, serta skor fosfatase alkali x I}s /1, serta adanyf netrofil (NAP) yang meningkat. kromosom yang abnormal dikaitkan dengan progno_ sis yang lebih buruk.6 Kadar urat, laktat dehidrogenase (LDH), dan Mastositosis sistemik hidroksibutirat dehidrogenase serum yang tinggi Penyakit ini disebabkan oleh proliferasi neoplastik mencerminkan perputaran sel hemopoietik yang kronis sel mast yang biasanya melibatkan sLtmsum meningkat tetapi sebagian besar tidak efektlf. kl.,ul.lli\"tq. ,K- tji1litn1briansga,nlyima pmae,nkuenljeunkkjaarnguertatikhabrieanipniggm, deann_ LDH serum normal pada pRV. tosa. Gejala dihubungkan dengan pelepasan hista_ min dan prostaglandin, yang meliputi kemerahan,7 Transformasi menjadi leukemia mieloid akut Plaesraja.lagnaantakl,linniysepreinpyaekriut ti,ndi daanpabtroinndkooslepnasamtaen. pada 10-20% pasien. agresif. Mastositosis sistemik dapal berakhir sebagai Pengobatan leukemia mieloid akut. pengobatan adalah dengLPengobatan bersifat paliatif dan ditujukan untuk antagonis histamin H, dan H' pengendalian proli_mengurangi efek anemia dan splenomegali. Trans_fusi darah dan terapi asam folat regular digunakan ferasi sel mast (misalnya dengan-interferonlalfa,pada pasien anemia berat. Hidroksiurei dapatmembantu mengurangi splenomegali dan gelala hidroksiurea, dan 2-klorodeoksiadenosin) dapathipermetabolik. Splenektomi dipertimbangian menolong pada beberapa kasus.untuk pasien dengan splenomegali simtomatik yang KEPUSTAKAANberat-rasa tidak nyaman yang bersifat mekanis, Bain B.J. (1999) Systemic mastocytosis and other mast celltrombositopenia, hipertensi portal, kebutuhan neoplasms. Br. l. Hnemntol. 106, g-17.transfusi yang berlebihan atau gejala hipermetabolik. Dupriez B. et. al. (1996) prognositc factors in agnogenic myeloid metaplasia: a report on 195 cases with a-newRadiasi limpa merupakan suatu alternatif, tetapi scoring system. Blood 88, j 013_18.biasanya hanya mengurangi gejala selama 3-6 bulan. Harrison C.N., Gale R.E., Machin S.J. and Linch D.C. (1999)Alopurinol diindikasikan pada hampir semlla pasienuntuk mencegah timbulnya gout dan nefropati urat A large proportion of patients with a diagnosis of essen_akibat hiperurikemia. Transplantasi rei indukalogenik saat ini masih bersifat eksperimental, tetapimungkin bersifat kuratif untuk pasien usia muda. Harapan hidup rata-rata adalah sekitar 3,5 tahun,dan penyebab kematian meliputi gagal jantung,
n0 tial thrombocythemia do not have a clonal disordei and Reilly J.T. (1997) Idiopathic myelofibrosis: patho-genesis, may be at a lower risk of thrombotic complications' Blood aniural history and management. Blood Reo' TL, 233. 93,417-24. Silver R.T. (1997) Interferon-alfa: effects of long-term treat-Michiels JJ. (1996) The myeloproliferative disorders' Lezk' ment for polycythaemia vera. Semin Haematol.34,40-50' Lymph.XzS,t-4. Tefferi A. (ZOOO) trrtyelofibrosis with myeloid metaplasia' N'Naiean Y.'and Rai I'D. (L997) Treatment of polycythaemia Engl. I. Med. 342, 1255-65. vera - the use of hydroxyurea and pipobroman in 292 Teffeii A., Mesa R.A., Nagorney D'M. et al. (2000) Splenec- patients under the age of 65 yeats. Blood 90,3370'7 ' tomy in myelofibrosis with myeloid metaplasia: a single institution experience with 223 patients. Blood 95,2226-naaia p. and PearsontC. (1999) The management of pri- 33. mary thrombocythemia. CME Bull. Haematol' 2,35-9'
Search
Read the Text Version
- 1 - 9
Pages: