Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore bab 9

bab 9

Published by haryahutamas, 2016-05-21 03:02:06

Description: bab 9

Search

Read the Text Version

9GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK-KANAK,PUBERTAS, KLIMAKTERIUM, DAN SENIUMMaria Flavia Loho dan John VantaniaTujwan Instruksional UmwmMampu memahami ganguan yang terjadi pada masa bayi, kanak-kanak, pubertas, klimakterium,dan senium.T wjuan Instrwksional Kbusus1. Mampu menjelaskan gangguan yang terjad.i pada masa bayi dan kanak-kanak.2. Mampu menjelaskan gdnggudn yang terjadi pada masa puberas.3. Mampu menjelaskan ganydn yang terjadi pada masa klimakterium.4. Mampu menjelaskan gdnggua.n yang terjadi pada masa seniwrn.GANGGUAN PADA MASA BAYI DAN KANAK-KANAKAglutinasi Labia MinoraIritasi i,'ulva bisa terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan bahkan pada masakanak-kanak. Penggunaan diapers dan sejumlah sabun dapat menyebabkan kemerahan,rasa gatal, hingga inflamasi pada daerah yang peka ini. Labia minora dapat menyatu saatpenyembuhan. Bisa tanpa adanya keluhan, kecuali jika perlekatan terjadi jauh ke depan,bisa terjadi kesulitan waktu kencing. Terapinya sangat sederhana : dengan menggunakan sonde, 2bibir yang melekat dapatdipisahkan dengan mudah dan bekas tempat perlekatan diberi salep yang mengandungestrogen. Tidak disarankan untuk pemisahan secara kasar karena dapat memicu iritasilanjut dan berulangnya pembentukan adesi.l

GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK.KANAK PUBEMAS, KUMAKTEzuUM, DAN SENITII4 1,87KeputihanPada bay perempuan yang terpap^r estrogen in utero mengeiuarkan cairan berwarnaputih kental dari vagina. Pada anak yang lebih tua, jika cairan berwarna nanah, berbau,kadang-kadang bercampur darah, biasanya disebabkan oleh adanya corpus alienum da-lam vagina.GANGGUAN PADA MASA PUBERTASPubertas Dini (Pubertas Prekoks)2-aPada pubertas dini hormon gonadotropin diproduksi sebelum anak berusia B tahun.Hormon ini merangsang ovarium, sehingga ciri-ciri kelamin sekunder, menarke, dankemampuan reproduksi timbul sebelum waktunya. Pubertas dikatakan terjadi prematurkalau ciri-ciri sekunder timbul sebelum usia 8 tahun, atau kalau sudah ada haid sebelumusia 10 tahun. Pertumbuhan badan juga lebih cepat, akan tetapi karena penutupan garisepifisis pada tulang-tulang juga lebih cepat terjadi dari biasa, maka tinggi badan biasanyakurang dari normal. Pertumbuhan mental biasanya terjadi sesuai dengan usia. Dalam74oh kasus pubertas dini tidak ditemukan kelainan organik idiopatik atau konstitusional.Hipofisis memproduksi hormon gonadotropin sebelum waktunya. Penyebabnya belumdiketahui. Dapat dibedakan 2 macam pubertas prekoks yaitu sentrai (GnRH dependent)dan perifer (GnRH independent). Pada tipe sentral, terlihat pematangan GnRH pulse generator di hipotalamus; 74o/\"idiopatik, 25\"klesi susunan saraf pusar, 1o/o penyebab lain. Respons FSH dan LH terha-dap perangsangan GnRH: positif. Kadar estrogen darah: normal. Pemeriksaan ultraso-nografi panggul, kedua ovarium, uterus, dan kelenjar adrenal normal. Pada tipe perifer, produksi steroid seks tidak tergantung gonadotropin, seperti pa-da tumor ovarium sel granulosa dan teka, sindrom McCuney Albright, tumor ad.renalfeminizing, hipotiroid primer, terpapar estrogen eksogen, respons terhadap perang-sangan GnRH agak tertekan. Terapi pubertas dini yang disebabkan kelainan organik tergantung etiologinya.Pubertas Tarda2-+Pubertas terlambat adalah gagalnya pematangan seksual pada usia di atas 13 tahun,biasanya sampai 2,5 SD dari usia rata-rata daiam populasi. Termasuk belum menarkeusia 15 tahun. Insiden3\"/\" dari kanak-kanak. Penyebab antaralain faktor herediter, penyakit kronis, kurang gizi, anoreksia/b'tiimia,pernah operasi/kemoterapi, atau kelainan kongenital. Pemeriksaan yang perlu dilakukan; pengukuran tinggi badan/berat badan, derajat ke-matangan seksual (stadium Tanner), pemeriksaan fungsi tiroid, pemeriksaan neurolo-gik, pendengaran, penciuman, lapang pandang, nervus optikus. Penampilan fisik yang terganggu seperti pada Sindrom Turner, Klinefelter, Kallman.

188 GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK.KANAK, ?UBERTAS, KUMAKTERIUM, DAN SENIUM Pubertas terlambat yang disebabkan oleh penyakit kronis jika berlangsung dalam pe-ngaruh yang cukup larna, apalagi dimulai pada saat prapubertas, akan mempengaruhi lajupertumbuhan. Bila berkelanjutan saat pubertas, perkembangan akan terhenti mundur. Biasanya tidak ada kelainan yang mencolok, pubertas terlambat saja, dan kemudianperkembangan berlangsung secara biasa. Pubertas tarda dapat disebabkan oleh faktorherediter, atau gangguan kesehatan. Gejala pubertas tarda dapat sembuh spontan. Menarke tarda adalah menarke yang datang di atas usia 14 tahun. Bila sampai 18tahun haid belum datang, didiagnosis sebagai amenorea primer. Penanganan sesuaidengan penyebabnya.Perdarahan dalam Masa Pubertasa,sSiklus pascamenars biasanya diawali dengan keadaan anorulatoar. Selan;'utnya akanterjadi lonjakan LH yang berespons terhadap estradiol dengan a\<rbat terjadinya omlasipada masa pubertas lanjut. Lamanya siklus, lamanya perdarahan pada haid sangat variabel selama beberapa bulansesudah menarke. Ada kalanya haid datang dengan siklus yang pendek atau perdarahanwaktu haid yang banyak, sehingga menggelisahkan orang tnanya. Dalam keadaan ter-sebut perlu dilakukan pemeriksaan umum dan ginekologi. Pemeriksaan genitalia sebaiknya tidak dilakukan pervaginam, melainkan perektumkarena pasien pada umumnya virgin. Perlu juga dilakukan pemeriksaan darah untuk me-nentukan beratnya anemia dan adanya kemungkinan gangguan pembekuan darah. Se-lan)utnya faktor-faktor psikologis, gangguan gizi, dan diabetes perlu dipertimbangkan. Pada usia 1,2 - 20 tahun sering terjadi perdarahan juvenil yang kadang kala dapatmembawa maut, dengan tendensi residif besar. Terapi pilihan bagi perdarahan juvenil ialah terapi konservatif medikamentosa misal-nya pemberian progesteron seperti norethisterone 3 x 5 mg sehari atau norethinodrel2 x 10 mg sehari. Obat terus diberikan untuk 3 minggu, biarpun perdarahan sudahberhenti. Setelah pemberian obat dihentikan terjadi withdrawal bleeding. Sebaiknyapengobatan diberikan selama 3 hari berturui-turut dan selanjutnya dilihat apakah haidmenjadi normal.GANGGUAN DALAM MASA KLIMAKTERIUMKlimakterium dan menopause mempakan hal-hal yang khas bagi manusia. Pada mamaliayang rendah, fertilitas berlangsung terus sampai usia tua. Jadi, tidak ada klimakteriumdan menopause. Pada manusia pun klimakterium dan menopause baru menjadi soal jikausianya cukup paniang. Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan me-ningkatnya pengeluaran gonadotropin. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkangangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan siklus haid, gangguanneurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, dan metabolik. Beratnya gangguantersebut pada setiap perempuan berbeda-beda bergantung pada hal-hal berikut.

GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK-KANAI! PUBERTAS, KLIMAKTENUM, DAN SENII]M 189o Penurunan aktivitas ovarium yallg mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium' Keadaan ini menimbulkan g.jrla-\"geja1a klimakterik dini (gejolak panas, keringat ba- nyak, dan vaginitis at.ofikins) din geiala-geiala laniut akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ sasaran (osteoporosis)'. Sorio-brrdry, *.rr..rrrrkan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan klimakterik.. pbesrikikoalnog\"ipkeynaan*gpimt*enydaansgabriekrbeepdribaaddaialanmpkeerleumhapnuaklli_mkalikgtaerkiktg'6r-i\8itu, juga akan mem-Perdarahan dalam Klimakterium/Perimenopause7Siklus yang teratur terjadi akibat keseimbangan hormon yarlg rcPat disertai ovulasiy^ng rJgn;r. Pada perimenoPause, tejadi perubahan level hormon, yang mempengaruhiol.ulasi. Jika olulasi tidak terjadi, ovarium akan terus memproduksi estrogen, dengan akibatp.\"rr.brlr1 endometrium. Hal ini akan menyebabkan perdarahan.ireguler ata:ulPun spot-ting- Estrogen ranpa pengaruh progesteron ini akan memberi gambaran hiperplasia glan-dularis sistika. Diagnosis perdarahan karena gangguan fungsi ovarium dalam klimakterium tidak bo-leh dif,uat ,.b.lrr* sebab-sebab\"o.lLit lain (mioma, polip, karsinoma) disingkirkan'S\".irrgkdi pemeriksaan penunjang, I.perti USG dan Dilatasi-Kuretase, diperlukan un-tuk menyingkirkan kemungkinan patologis. perhaiian khusus perlu diberikan pada keadaan-keadaan tertentu sePerti:. Perdarahan yang memerlukan penggantian pembalut tiap jam, selama 24 1am'. Perdarahan yang berkepanjangan (lebih dari 2 minggu)'. Perdarahan y^ngterj^i setelah henti perdarahan selama 6 bulan (kecuali pada peng- gpna terapi hormon).. i.r.-prrrn obese, menderita DM dan/atat hipertensi, karena berisiko tinggi terja- dinya kanker endometrium. Perempuan dengan kelainan siklus pada saat klimakterium yang berupa olig_omeno-rea atav-hipomenJrea tidak diperlukan terapi. Sebaliknya, pe.rdarahan berlebih perlu*\"\"arpr.t* perhatian ,.p.rrl.ryr. D..rgr, kerokan perlu dipastikan bahwa perda- rahan tidak berdasarkan kelainan organik.Gangguan Neurovegetatif dan Gangguan PsikisbGearnagkghuiranseplasmikais5ptaadhaunm.aGsaejasleabneylaumbemruepnaop^anu*soerrm, eknecoenmjoalsapna,daintiaahbulen, pertama dan depresi, dani.rro*.rir. penyebab g;gg,r npsii<is ini belum diketahui secara pasti, diperkirakan olehkrr..r, rendah'nyakirr1\".t.og.n. Telah diketahui, bahwa steroid seks sangat berperanterhadap fr.rg.i ,rr.rr.t* ,r.rT Pusat, terutama terhadap per!11k9' suasana hati' sertafungsi kognirlf dm sensorik ,.r.o.r.rg. Dengan demikian, tidak heran 111*a terjadi pe-.nurunan sekresi steroid seks, timbul p\"e*bahr\" psikis yang berat dan perubahan fungsi

1.90 GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK.KANAK PUBEMAS, KIIMAKTERIUM, DAN SENII,A4kognitif. Penurunan libido sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperri perasaan,lingkungan, dan faktor hormonai. Faktor kejiwaan dan sosiokultural juga berperan da-lam hal menimbulkan gangguan kejiwaan ini yaitu merasa kehilangan rasa feminin,suami yang mulai lebih mencintai kerja, anak-anak yang mulai meninggalkan rumah @*pry nest syndrome) dan merasa hidup sudah akan berakhir.6,ePenanggulan gane-tzKeiuhan ringan diatasi dengan konseling yang baik. Sebaliknya pada keluhan yang cu-kup berat, terapi hormonal mungkin dibutuhkan terhadap \"bot Jlwshes\", semburan panasdan banyak berkeringat. Tujuan terapi hormonal ialah mengurangi keluhan sesegeramungkin. Dengan dosis sekecil mungkin, dengan masa pengobatan sesingkat mungkin.Sikap ini diambil karena adanya kecemasan terhadap kemungkinan bahwa estrogen da-pat menyebabkan atau mempercepat timbulnya karsinoma jika diberikan dalam jangkapaniang. Di samping itu, pemberian estrogen dengan dosis tinggi dan terlalu lama da-pat mengakibatkan perdarahan, sehingga muncul kesulitan untuk menentukan arahperdarahan disebabkan pengaruh hormon atau karena timbulnya karsinoma. Pengaruhestrogen terhadap penyakit tromboemboli perlu juga mendapat perhatian. Estrogen dapat diberikan dalam bentuk dietilstilbestrol, etinilestradiol, estradiol va-leriat, estriol (ovestin), atau estrogen konjugasi (conjwgated estrogen). Estrogen kon-iugasi dapat diberikan dalam dosis yang cukup tinggi tanpa menimbulkan perdarahanendometrium karena tidak menyebabkan proliferasi endometrium. Pemberian estrogen selama 3 minggu, kemudian dihentikan untuk 1 minggu, danselanjutnya cara ini diulangi, sampai terapi tidak dibutuhkan lagi. Namun, beberapapenulis mengan]'urkan untuk memberikan estrogen dengan kombinasi dengan proges-teron secara bersamaan atau berturut-turut atas pertimbangan bahwa efek hiperplastikestrogen terhadap endometrium dapat dicegah dengan pemberian progesteron. Dengandemikian, kemungkinan perdarahan yang tidak teratur dapat dikurangi.GANGGUAN DALAM MASA MENOPAUSE DAN SENIUMDiagnosis menopause dapat. ditegakkan baik dengan cara sederhana maupun dengancara yaflg canggih. Perempuan menopause ada yang mengalami gejala dan juga yangtidak. Bila pasien sudah lebih dari satu rahun memasuki menopause, pemeriksaanhormon tidak mutlak. Diagnosis dapat ditegakkan bila ditemukan usia 48 - 49 tahtn,haid mulai tidak teratur, darah haid mulai sedikit, atavbanyak, haid berhenti sama se-kali, timbul keluhan klimakterik, arau ranpa keluhan klimakterik. Diperlukan peme-riksaan hormonal (FSH dan E2) dan pemeriksaan densitometer untuk melihat den-sitas tulang. Diagnosis pasti ditegakkan bila usia > 40 tahun, tidak haid > 6 bulan,dengan/tanpa keluhan klimakterik, kadar FSH > 40 mlU/ml, E2 < 30 pglml. Usia< 40 tahun dengan kriteria di atas disebut menopause prekok dan bila seorang pe-rempuan masih mendapatkan haid di aras usia 52 ahun maka disebut dengan meno-pause terlambat.9,lo

GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK-KANAK, PUBEMAS, KLIMAKTERIUM, DAN SENII,A4 t91. Menopawse dini Faktor-faktor yang dapat menyebabkan menopause dini/prematur yaitu herediter, gangguan giziyang cukup berat, penyakit menahun, dan penyakit/keadaanyang me- rusak kedua ovarium termasuk pengangkatan saat operasi. Tidak diperlukan terapi kecuali konseling.. Menopduse terlambat Bila masih mendapat haid di atas usia 52 tahun, maka penelusuran lanjut diperlukan. Kemungkinan penyebab bisa berupa konstitusional, fibromioma uteri, dan tumor yang menghasilkan estrogen. Pada perempuan dengan karsinoma endometrium, sering dijumpai adanya menopause vang terlambat. Selain kelainan jadwal menopause, bisa dijumpai masalah-masalah lain di seputar me-nopause, baik berupa masalah akibat defisiensi hormonalnya sendiri ataupun yang ber-kaitan dengan penyakit-penyakit pada usia lanjut yang bisa terjadi mulai dari masa me-nopause hingga senium.e,loMasalah Defisiensi HormonalMasalah defisiensi hormonal pada usia menopause diakibatkan oleh menurunnya pro-duksi hormon estrogen ovarium karena berkurangnya jumlah folikel yang aktif sampaimenghilangnya produksi estrogen ovarium akibat sudah tidak ada sama sekali folikelyang masih aktif di ovarium. Keadaan defisiensi estrogen ini dapat berakibat pada mun-culnya keluhan jangka pendek ataupun keluhan jangka panjang. Tidak semua perem-puan menopause mempunyai keluhan. Sekitar lSoh tanpa keluhan, 56o/o dengan keluhandalam 1 - 5 tahun setelah menopause dan 26\"/. setelah lebih dari 5 tahun.l,e Pada dasarnya adabeberapa gejala pokok akibat defisiensi hormonal terutama estro-gen antara lain'1'6'8-10Gejala Perubahan Pola HaidPerubahan pola haid ini sering terjadi pada masa perimenopause. Hanya 1,0o/o yanglangsung tidak dapat haid sama sekali. Gejala perubahan pola haid ini berupa polime.norea, oligomenorea, amenorea dan metroragi. Bisa bersifat fisiologis atau mungkin jugaberasal dari keadaan yang patologis. Pada saat ini sensitivitas ovarium terhadap gonadotropin berkurang sehingga ovulasimulai tak teratur. Estrogen akan lebih dominan, ditambah lagi oleh pembentukan aro-matisasi ekstraglanduler, menyebabkan endometrium menerima rangsangan estrogenyang berkepanjangan, sehingga terjadi proliferasi yang berlebihan dari kelenjar endo-metrium (hiperplasia). Sebanyak 1 - 14% hiperplasia adenomatus dapat berkembangmenjadi karsinoma endometrium.

192 GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK-KANAK, PUBEMAS, KIIMAKTERII,A{, DAN SENII,TVIGej ala Ganggwan VasomotorGejala ini disebut \"hot Jlwshes\" yang terjadi beberapa bulan sampai beberapa tahun se-belum berhenttnya haid. Sekitar 38\"/\" terjadi pada usia 40 - 45 tahun. Secara subjektif,perempuan ini akan merasakan seperti adanya semburan rasa panas yang bermulapadawajah, menjalar ke leher dan dada yang berlangsung sekitar L - 2 menit dengan diiringisakit kepala, pusing, berdebar-debar, dan mual. Tangan menjadi hangat, muka serta le-her berkeringat.Pada serangan hotflwshes, nadi akan meningkat 1,3\"h tanpa disertai pe-ningkatan tekanan darah, suhu tubuh meningkat 0,7\"C.G ej ala Kelainan M etaboliko Kelainan Metabolisme Lemak dan Penyakit Jantung Koroner Estrogen bersifat mempengamhi metabolisme lemak dari hati dan usus untuk me- ningkatkan sintese lipoprotein dengan mempengamhi lipoprotein lipase. Di samping itu, estrogen juga bekerja langsung pada pembuluh darah mencegah hipertrofi dan hiperplasia endotel sehingga sulit terjadi perlekatan kolesterol. Estrogen juga dapat meningkatkan produksi prostasiklin pada endotel pembuluh darah untuk memper- tahankan kelenturan dan mencegah agregasi trombosit. Pada menopause kadar estrogen berkurang sehingga produksi HDL (alpha lipopro- tein) berkurang dan LDL (beta lipoprotein), kolesterol meningkat. HDL mempunyai sifat kardioprotektif, sedangkan LDL dan kolesterol mengakibatkan kekakuan pem- buluh darah sehingga risiko penyakit jantung koroner meningkat. Pada usia 55 tahun, akan mulai tampak peningkatan kadar LDL dan penurunan HDL. Kejadian penyakit jantung koroner pada usia di bawah 40 tahun pada lakiJaki ataupun perempuan ham- pir sama. Akan tetapi, setelah usia 40 tahun ke atas kejadian PJK pada perempuan meningkat. Pada usia 45 - 54 tahun kejadian PJK pada perempuan meningkat 2 kali lipat.. Kelainan Metabolisme Mineral dan Osteoporosis Pembentukan tulang mencapai puncak pada usia 25 -35 tahun untuk tulang trabekula dan 35 - 40 tahun untuk tulang kompakta. Sesudah itu kehiiangan massa tulang ber- langsung terus sampai usia 85 - 90 tahun. Selama hidup perempuan akan kehilangan massa tulang 20 - 3A%. Dilaporkan 25o/o perempuan menopause akan kehilangan kalsium sebanyak 37o setahun. Kejadian ini disebut osteoporosis dan umumnya ter- jadi pada pascamenopause sehingga disebut osteoporosis menopause dan diklasifi- kasikan sebagai osteoporosis tipe I karena osteoporosisnya dimulai pada bagian tra- bekel. Jika bagian korteks sudah terkena disebut osteoporosis tipe II atau osteo- porosis senilis. Proses osteoporosis pada dasarnya akibat kegagalan aktivitas osteoblas, peningkatan absorpsi kalsium, dan ketidakseimbangan kalsium yang berkepanjangan. Diperkira- kan ada reseptor estrogen pada osteoblas di mana dengan pemberian estrogen akan merangsang osteoblas dalam pembentukan tulang baru terutama medula. Estrogen juga menekan aktivitas osteoklas untuk mengabsorpsi kalsium pada tulang. Dengan

GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK-KANAK PUBEMAS, KIIMAKTERIUM, DAN SENIUM 193 demikian, pada pokoknya estrogen bersifat meningkatkan absorpsi kalsium di usus dan tubulus, mengurangi reabsorpsi kalsium di tulang, menurunkan ekskresi kalsium di urin, menekan osteoklas, dan merangsang osteoblas. Penelitian kini beralih ke Progesteron, di mana dikatakan Progesteron bersifat mem- bangun tulang dengan merangsang osteoklas untuk menyimpan massa tulang, se- hingga dalam Terapi Hormon sekarang diperlukan Progesteron selain Estrogen.Gejala Aaofi UrogenitalBerkurangnya estrogen mengakibatkan perubahan pada jaringan kolagen, epitel, danberkurangnya hialuronidase yang menyebabkan cairan ekstraseluler berkurang. Keka-kuan sendi pada menopause sering dianggap tidak berhubungan dengan defisiensihormon. Berkurangnya kolagen dan hialuronidase pada kulit akan menyebabkan ber-kurangnya aliran darah pada kulit sehingga produksi sebum dari kelenjar akan berku-rang, maka penampakan kulit pada menopause kasar dan keriput. Dampak yang ditimbulkan pada traktus urogenitalia akibat kekurangan estrogefl antara lain vaginitissenilis, kering pada vagina, keputihan, perasaan perih dan terbakar pada vulva, perasaanpanas dan perih saat miksi (infeksi saluran kemih), dispareunia, dan dapat terjadi pro-laps uteri. Masalah ini merupakan masalah utama pada perempuan menopause usia 75tahun dan terdapat 50\"/. pada usia 60 tahun.Masalah Penyakit pada Usia LanjutMasalah penyakit pada usia lanjut adalah masalah yang muncul akibat menurunnyafungsi organ tubuh dan masalah keganasan. Pada usia 3A - 75 tahun akan terjadi pe-nurunan fungsi organ. Fungsi panr menunrn 60\"/\", fungsi jantung menunrn 30o/\", fung-si ginjal menurun 31o/\", dan fungsi indra pengecap menurun 64o/\". Penyal<tt lain yangsering dijumpai pada usia menopause adalah sebagai berikut.Peny akit T rombo emboliePada usia reproduksi kejadian tromboemboli spontan sebanyak 0,4 per 10.000 pe-rempuan/tahun, dan kejadiannya meningkat dengan meningkatnya usia. Pada masa pas-camenopause kejadiannya 1 - 2 per 10.000 perempuan/tahun, di mana TSH sedikitmeningkatkan risiko.Penyakit Hati, Perwt dan Uswsl'ePerempuan pascamenopause ataupun dalam klimakterium sering mengeluh perut kem-bung, diare, atau obstipasi, yang kadangkala dapat dihilangkan dengan TSH. Perem-puan menopause dengan sirosis hati primer dan hepatitis kronik mudah mengalamiosteoporosis. Pada perempuan ini, TSH transdermal merupakan pilihan.

t94 GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK.KANAII PUBEMAS, KLIMAKTERIIJA4, DAN SENIUMDiabetes Mellitwsl'ePada kebanyakan perempuan pascamenopause terjadi penurunan sekresi dan clearanceinsulin. Sensitivitas insulin menurun akibat kekurangan estrogen sehingga terjadi re-sistensi insulin. Penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa pada pemberianestrogen terjadi peningkatan sekresi insulin oleh pankreas dan dapat memperbaikisensitivitas insulin.Twmor Gandse'13o Kanker Seruiks Estrogen tidak dianggap sebagai pemicu timbulnya kanker serviks. Dengan Pap sTned.r teratsr dapat menurunkan risiko kanker serviks. TSH tidak memiliki pengaruh terhadap risiko kanker serviks.. Kanker Oaariwm Setelah menopause dan hingga mencapai usia 55 tahun, kejadian kanker ovarium men- ingkat. Sebagai faktor risiko adalah faktor keturunan dan kegemukan. Diduga per- tumbuhan folikel dan proses or,'ulasi memicu timbulnya kanker, karena pada perem- puan yang menggunakan kontrasepsi hormonal, hamil, dan menl'usui, kejadian kanker ovarium rendah.. Kanker Paywdara Sejak 50 tahun terakhir ini, kejadian kanker pa:Tudara meningkat 1 - 2o/o/tahun.Ke- jadian meningkat dengan meningkatnya usia. Banyak faktor yang mempengaruhi tim- bulnya kanker paytdara. Makanan tinggi lemak, perempuan gemuk, dan faktor ge- netik merupakan faktor risiko untuk kanker paTr,tdara. Perempuan yang telah di- lakukan ooforektomi, risiko terkena kanker payudara menjadi rendah.. Kanker Kolon (wsus besar) Kanker kolon merupakan penyebab kematian nomor tiga pada perempuan di USA. TSH menurunkan risiko kanker kolorektal hingga 35'/..Gangguan pada Masa SeniumMasa pascamenopause iambat laun akan mengarah ke senium. Gejala-gejala vasomotorseperti hot flwshes dan keringat banyak lambat laun mulai menghilang. Mulai pada masamenopause hingga senium menjadi atrofi pada alat-alat genital dan alat-alat di sekitar-nya. Perubahan-perubahan lain seperti proses katabolisme protein dapat terjadi:1'5'e'toOsteoporosisOsteoporosis terutama terjadi pada tulang belakang dan daerah dada sehingga dapatditandai oleh berkurangnya tinggi badan dan kifosis. Akibat menunrnnya densitas mi-neral tulang, osteoprosis merupakan faktor risiko terjadinya fraktur, terutama di per-gelangan talgan, vertebra, dan daerah femur. Gejala nyeri tulang pascamenopause ha-rus dipikirkan, karena mungkin akibat osteoporosis.

GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK-KANAII PUBERTAS, KLII4AKTERIUM, DAN SENIUM 195Atrofi Mwkosa VaginaKekurangan estrogen menyebabkan atrofi epitel vagina, sehingga menjadi kurang elastis,kering, rugae menghilang, warna pucat, tipis, sehingga risiko infeksi vagina meningkat.Seiain itu, terjadi prolapsus, inkontinensia urin, dan nokturia.Sistitis dan UretritisJika timbul sistitis serta uretritis akibat atrofi, maka gejala-gejalanya adalah rasa inginberkemih dan nyeri ketika berkemih tanpa adanya piuria. Uretritis bisa menyebabkankarunkula uretra. Terapi dengan pemberian estrogen; jlka ada karunkula uretra, terapi lokal bermanfaat.Peningkatan Kualitas Hidup Sesudah Masa ReproduksiHarapan hidup perempuan Indonesia sekitar 67 tahtn, yakni 20 tahun setelah masareproduksi, dengan dihadapkan pada pola penyakit yang khas klimakterium dan se-nium, seperti osteoporosis, kanker alat reproduksi, penyakit jantung, dan kardiovas-kular, dan infeksi saluran kemih. Jumlah penduduk yang berusia di atas 60 tahun diperkirakan 87o perempuan lebihbanyak dari lelaki, maka dari itu selain memperhatikan kesehatan reproduksi, perlu pu-la mengelola kesehatan pascareproduksi.l Dalam menunjang kesehatan pascareproduk-si, tetap diperlukan evaluasi kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan yang direkomendasikan pada usia 46 - 65 tahun meliputianamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik, yang difokuskan pada daerah yang mengalamitransisi saat menopause seperti sistem neuroendokrin dan traktus genitouria. Gejalayang timbul adalah seperti semburan panas, gangguan tidur, mood dan memori, pe-rubahan kulit dan rambut, inkontinensia urin, disparenia, dan disfungsi seksual.8 Pemeriksaan fisik indeks massa tubuh perbandingan lingkar pinggang dan pinggul,tekanan darah, pemeriksaan kulit, gondok, buah dada, dan sistem kardiovaskular. Pemeriksaan pelvis, kekuatan otot dasar panggul, hormon FSH, darah lengkap, guladarah, profil lipid, Pap smear, densitas tulang. Setelah dilakukan peniiaian, ditentukan kebutuhan pemeriksaan secara berkala sertakebutuhan terapi sepert:. Terapi swlib bormon (Hormon RElacement Tberapy)\ Pemberian hormon estrogen dalam klimakterium dapat mengobati gejala neuro- vegetatif, mencegah osteoporosis dan fraktur, memperbaiki kelenturan kulit dan memperlamb at atrofi jaringan kandungan dan uretra. Peningkatan kejadian penyakit jantung sesudah menopause dihubungkan dengan penurunan estrogen. Oleh karena itu, diduga bahwa pemberian estrogen dapat mengurangi keiadian penyakit jantung. Berlainan dengan dulu, rupanya estrogen perlu diberikan dalam jangka panjang.. AfuernaUf1,8,e,13,14 Telah dikembangkan beberapa macam obat untuk mencegah kehilangan massa tulang seperti tibolone, alendronate, residronate, fitoestrogen.

196 GANGGUAN PADA MASA BAYI, KANAK-KANAK, PUBERTAS, KLIMAKTERIUM, DAN SENII,A4Bagi yang menolak untuk menggunakan HRT oleh berbagai alasan, tersedia berbagaialternatif tersebut.Tibolone adalah steroid sintetik yang kerjanya menyembuhkan semburan panas,memperbaiki atrofi vagina, mencegah kehilangan massa tulang, dengan efektivitashampir sama dengan HRT tapi tidak menyebabkan proliferasi endometrium.Selain steroid sintetis tersebut, penggunaan fitoestrogen, menurunkan keluhan kli-makterik sampai 307o, meningkatkan massa tulang sampai dengan 60% dibandingkanterapi estrogen.IJpaya peningkatan kualitas hidup pada usia tua dapat terwujud dengan pemeriksaanrutin secara teratur (misalnya 6 bulan sekali). Perlu pengaturan diet dan olahragateratur secukupnya.Sudah saatnya menggalakkan penggunaan kiinik klimakterium yang didukung olehberbagai tenaga spesialis, ginekologi, endokrinologi, penyakit dalam, kardiologi, or-topedi, psikologi, psikiater, ahli gizi. Sangat diharapkan dukungan masyarakat danpemerintah untuk kebutuhan pelayanan perempuan ianjut usia secara medis dan sosial.RUJUKAN1. Sastrawinata S. Gangguan pada Masa Bayi, Kanak-kanak, Pubertas, Klimakterium dalam Ilmu Kan- dungan. Edisi II. Yayasan Bina Pustaka Sanvono Prawirohardjo; Jakarta.2005:2a4-92. Cohan P, England T, Shim M. Disorders of Pubertal Sexual Development. Speciality Laboratory. Available from URL: http://www.specialtylabs.com/tests/cat_list.asp?catid:8&pid=268. Cited on: June 20093. Taggai. Disorders of Pubertal Development. Best Pract & Res Clin Obstet & Gynecol 20A3;17: 141.-564. Jones KP. The beginning and End of Reproductive Life: Pubertal s. Midlife changes. In: Human Reproduction, Lectures Pubertal and Midlife Changes. Available from URL: h*p://library.med.utah. edu/kdhuman_reprod/lectures/pubertal*midlife/. Cited on: June 20095. Kempers RD. Dysfunctional Uterine Bleeding In: Sciarra. Gynecology and Obstetrics. Harpers & Row Philadelphia, 1982; (s)2a: t96. Burpee SD. Menopause and Mood Disorders: Treatment & Medications. Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/295382-overwiew. Cited on: June 20097. Indman PD. Perimenopausal bleeding -'What's normal? Available from URL: http://www.obgyn.netl menopause/menopause.asp?page:/ril/omen/articles/indman/indman_bleeding. Cited on: June 20098. IMS. Health Plan for the Adult Woman; Taylor & Francis. London and New York.20a5: 153-629. Baziad A. Menopause. Endokrinologi Ginekologi. Edisi ketiga. Media Aesculapius FK UI. Jakarta. 2008: 1,15-4410. Speroff L, Fritz MA. Clinical Gynecologic Endocrinology & Infertility, 7'h Edition. Lippincott rVilliams & Vilkins, 200511. Progesterone. Available from URL: http://www.drlam.com/articles/progesterone.asp?page=1 Cited on: June 200912. Hertoghe T. Estrogen & Progesteron. In: The patient hormone handbook. International Medical Book. Appl 2008: 163-9713. Kenemans P. Tibolone, Overview of the Evidence on Efficacy and Safety. IMS. Madrid. Mei 200814. Gass MLS, Taylor MB. Alternatives for women through menopause. Am J Obstet Gynecol 2001; 185: 47-56


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook