BAB 64 KOMPLEKS HISTOKOMPATIBILITAS GENA MAYOR 435 mmr A B E L 64-3 Antigen H L A dan penyalcit, memperiihatkan antigen yang kaitannya tertinggiPenyakit Antigen Risiko Relatif Penyakit Antigen Risiko RelatifPENYAKIT REMATIK ENDOKRIN Diabetes melUtus tipe ISpondilitis ankilosis Salmonella, B 3 7 69,1 DR4 3,6Sindroma Reiter B27 37,0 Hipertiroidisme (Graves) DR3 4,8Uveitis anterior akut DR2 0,2Artritis reaktif (Yersinia, B 2 7 8,2 Hipertiroidisme (Jepang) 3fFl 15,0 827 18,0 38 2,5 gonokokus) Insufisiensi adrenal DR3 3,7Artritis psoriatik, sentral B27 10.7 Tiroiditis subakut (de Quervain) B35 4,4 Tiroiditis Hashimoto A2 2,2Artritis psoriatik, perifer B38 9,1 Hiperplasia adrenal kongenital DPS 4,4 B27 2,0 A2 + DPS 10,5Artritis rematoid juvenilis B38 6,5 NEUROLOGIK Dw3 10,5 327 3,9 Miastenia gravis B35 13,7Artritus juvenilis, pausiartikularis DR8 3,6 DR5 3,2Rematoid artitis DR5 3,3 Multipel sklerosis B47 15,4Sindroma Sjogren Gangguan manik-depresifLupus eritematosus sistemik Dw4/DR4 3,8 Narkolepsi Dw3 5,7 Skizofrenia Kaukasian Jepang DR3 2.6 GINJAL 38 2,7 China DR2 5.3 Glomerulonefritis membranosa DR3 2,5Sistemik lupus eritematosus DQ3 11,5 DR2 6,0 (hidralazin) DR4 5.6 idiopatik B16 2,3 Sindroma Goodpasture (anti-G3M) DR2 130,0SALURAN MAKANAN DR3 11,6 Penyakit perubahan minimal A28 2,3 DR3 6,8 'Enteropati gluten-sensitif 35 3,8 (respons steroid)Hepatitis kronik aktif Penyakit ginjal polikistikKolitis ulseratif A3 6,7 Nefropati IgA (Kaukasia) DR3 5,7 314 26,7 Nefropati emasHEMATOLOGIK A3, 314 90,0 DR2 15,9 DR5 INFEKSIOSA 312 4,2Hemokromatosis idiopatik 5,4 Lepra tuberkuloid (Asia) DP3 Polio paralitik 35 2,6Anemia pemisiosa DP4 2,0 Respons rendah vs. tinggi terhadap DR2 0,6Penyakit Hodgkin 0,2 DR3 14,0 virus vaksinia DR4 0,3 Kaukasia Jepang Dw3 17,3 DEFISIENSI IMUN B 8 6,8 Cw6 7,5 Defisiensi IgA (donor darah) B16 4,3KULIT Cw6 8,5 C w 3 12,7Dermatitis herpetiformis DR4 14,6 Dr3 13,0 AlO 4,8Psoriasis vulgarisPsoriasis vulgaris (Jepang) 35 3,8Pemfigus vulgaris (Yahudi) 351 12,4 B51Penyakit Beh9et 5,5 Kaukasia Jepang China (% pasien antigen-negatif) (% konn-ol antigen-positif)27 persen pada kontrol. Antigen yang sama juga adadalam frekuensi tes tipe 1, y a n g kaitan D R 4 - n y a adalah lebih u m u m . Kadang-kadangyang meningkat dalam pasien dengan hepatitis kronik aktif dan dalam penanda H L A secara jelas berkaitan hanya dengan subkelompok dipasien dengan dermatitis herpetiformis yang juga mengalami dalam suatu sindroma. Sebagai contoh, miastenia gravis tanpaentropati gluten-sensitif Diabetes mellitusjuvenilis yang tergantung limfoma lebih kuat berkaitan dengan B 8 , D R 3 , dan kaitan D R 2pada insulin (tipe I )berkaitan dengan D R 4 dan D R 3 dan secara dengan multipel sklerosis lebih kuat dalam pasen dengan deteriorasinegatif berkaitan dengan D R 2 . Resistensi terhadap diabetes tipe I cepat progresif Haplotipe D R 2 dan D Q yang u m u m ditemukansecara kuat berkaitan dengan penurunan aspartat pada posisi 5 7 dari dalam individu normal (DRB1*1501, DQA*0102, DQB1*0602),r a n t a i y3 H L A - D Q , d a l a m k a i t a n k e t i d a k s e i m b a n g a n d e n g a n juga kebanyakan secara u m u m meningkat dalam multipel sklerosis.H L A - D R 2 . A s a m amino lainnya pada posisi 57,khususnya jika Penyakit ginjal yang berkaitan erat dengan H L A - D R adalah sindromaH L A - D R 3 atau - D R 4 berada pada haplotipe yang sama. berkaitan Goodpasture akibat autoantibodi pada membrana basalts glomeru-dengan peningkatan risiko penyakit. Penelitian saat ini memperiihat- lus (DR2), glomerulonefritis membranosa idiopatik ( D R 3 d ikan bahwa mempunyai nonaspartat pada posisi 5 7D Q B 1 dari kedua Kaukasia, D R 2 di Jepang) yang mungkin merupakan proses autoimunh a p l o t i p e m e m b e r i k a n risiko r e l a t i f s e b e s a r 7 , 4 b a g i d i a b e t e s t i p e I , yang melibatkan antibodi terhadap antigen dari glomerulus, dansedangkan dosis aspartat tunggal atau ganda pada posisi 57, seperti nefritis yang diinduksi oleh emas (DR3). Penelitian kaitan H L Adengan D Q B 1*0601 atau '0602, m e m b e r i k a n perlindungan (risiko d e n g a n A I D S m e n u n j u k k a n b a h w a H L A - B 3 5 a d a l a h f a k t o r risikorelatif 0,2). Diabetes yang timbul pada usia dewasa tidak berkaitan untuk perkembangan penyakit yang lebih progresif cepat (lihatdengan H L A . Suatu alel yang jarang dari B f( F l ) juga ditemukan Bab 279).dalam 17-25 persen pasien dengan diabetes tipe 1. Hipertiroidismedalam Kaukasia berkaitan dengan B 8 ,D R 3 , sedangkan dalam KETIDAKSEIMBANGAN KAITAN M e s k i p u n d i s t r i b u s i a l e l -populasi Jepang kaitannya dengan B35, A 2 , dan DP5. H a l ini adalahcontoh dari penyakit dengan perbedaan ras memperiihatkan kaitan alel H L A bervariasi menurut rasdan populasi etnik, gambaran yangH L A yang berbeda, berlawanan dengan rematoid artritis d a n diabe- paling menonjol dari populasi genetik antigen H L A adalah adanya ketidakseimbangan kaitan di antara antigen-antigen tertentu Adan B , B d a n C , d a n B , D , . d a n l o k i k o m p l e m e n . Ketidakseimbangan
436 BAGIAN TIGA GENETIK DAN PENYAKIT kaitan b e r a r t i b a l i w a a n t i g e n - a n t i g e n d a r i l o l c i y a n g t e r l c a i t s e c a r a haplotipe D w / D R 2 , dan hemokromatosis idiopatik memperiihatkan erat terlihat bersama secara lebih sering daripada yang diduga pada kedua kaitan dan kaitan kuat dengan H L A - A 3 dan -B14. Derajat kaitan acak. Contoh klasik dari ketidakseimbangan kaitan timbul di tinggi dari ketidakseimbangan kaitan dalam penyakit yang berkaitan antara lokus-A antigen H L A - A 1 dan lokus-B antigen H L A - B 8 pada dengan H L A dapat timbul dari mutasi dalam penemu tunggal, dan masyarakat keturunan Eropa Barat. Terjadinya secara bersamaan A l dibutuhkan suatu periode waktu yang cukup untuk mengembalikan dan B 8 seharusnya merupakan hasil dari frekuensi gena individualnya gena tersebut ke dalam keseimbangan. D a l a m pandangan ini, antigen (0,17 X 0,11 = 0,02). Frekuensi yang diamati dari A l dan B 8 adalah H L A adalah penanda sederhana untuk gena terkait. Secara alternatif, 0,08, empat kali lipat dari yang diharapkan, suatu peningkatan 0,06. ekspresi dari defek m u n g k i n membutuhkan interaksi dengan alel- Nilai yang terakhir disebut delta dan merupakan ukuran dari alel H L A spesifik. Hipotesis yang lebih akhir ini akan membutuhkan ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan haplotipe lokus A - dan B - angka mutasi yang lebih tinggi, dengan ekspresi gena defektif hanya lainnya telah diketahui dan mencakup (A3, B7), (A2, B12), (A29, terjadi jika berkaitan dengan gena H L A tertentu. B12), dan ( A l1, B35). Lagi pula, beberapa determinan regio-D berada dalam ketidakseimbangan kaitan dengan antigen lokus-B (misalnya Penyakit Paget dan ataksia spinoserebelaris adalah ciri autoso- D R 3 dan B8), seperti beberapa antigen lokus B - dan C-. Antigen mal dominan yang terkait-HLA dalam keluarga yang mempunyai yang didefinisikan secara serologis dapat berfungsi sebagai penanda banyak anggota keluarga yang terkena, dan penyakit Hodgkin untuk gena-gena seluruh haplotipe d i dalam suatu keluarga dan memperiihatkan suatu pola penurunan t e r k a i t - H L A resesif. sebagai penanda untuk gena-gena spesifik di dalam suatu populasi, Perkecualian untuk kaitan lemah dari H L A - D P 3 dengan penyakit tetapi hanya pada tempat dengan ketidakseimbangan kaitan. Hodgkin, tidak a d ahubungan H L A yang telah terlihat untuk g a n g g u a n - g a n g g u a n i n i , m e n u n j u k k a n b a h w a a d a b a n y a k founder Ketidakseimbangan kaitan mempunyai kepentingan karena kaitan dengan mutasi gena-gena yang b e l u m dijabarkan saat ini dalam gena tersebut m u n g k i n mempengaruhi fungsi-fungsinya. Sebagai kaitannya dengan alel-alel H L A yang berbeda. contoh, tekanan selektif selama perjalanan evolusi mungkin merupakan faktor mayor dalam kelangsungan hidup kombinasi gena Kaitan H L A segera dikenali jika pola penurunan resesif atau tertentu dalam suatu haplotipe. Teori tersebut menunjukkan, sebagai dominan adalah jelas, misalnya jika ekspresivitas adalah tinggi dan contoh, sebagai contoh, bahwa A l dan B8, bersamaan dengan regio D prosesnya sebagian besar, jika tidak keseluruhan, ditentukan oleh tertentu dan determinan lain, memberikan keuntungan selektif dalam defek gena tunggal. D a l a m kebanyakan hubungan, penanda H L A menghadapi epidemik seperti misalnya plak atau cacar. Juga akan memperiihatkan faktor-faktor risiko yang melibatkan kerja dan mengikuti aturan bahwa keturunan yang bertahan hidup dapat modulasi respons-respons i m u n d ibawah pengaruh multipel gen. memperiihatkan kerentanan terhadap penyakit tertentu karena Suatu contoh penyakit imunologi poligenik adalah alergi atopik, kompleks gena yang unik terjadi untuk menyediakan respons abnor- yaitu, kaitannya dengan H L A mungkin terbukti hanya pada individu- mal terhadap agen lingkungan lainnya. Kesulitan mayor dengan individu yang secara genetik ( n o n - H L A ) kadar terkontrol dari hipotesis ini adalah anggapan seleksi harus bekerja pada beberapa produksi Ig-E adalah rendah. Defisiensi I g A lainnya (lihat gena secara bersamaan untuk menyebabkan A's yang dapat diamati; Tabel 64-3), berkaitan dengan H L A - D R 3 . tetapi, kepentingan untuk interaksi kompleks di antara produk-produk beberapa loki kompleks histokompatibilitas mayor baru mulai APLIKASI KLINIS Nilai klinis dari penentuan tipe H L A u n t u k dihargai, dan seleksi m u n g k i n mengakibatkan ketidakseimbangan diagnosis penyakit terbatas pada B 2 7 dan spondilitis ankilosis, dan kaitan multipel. Konservasi dari haplotipe tertentu, yang telah tidak diragukan lagi ada positif palsu dan negatif palsu 10 persen. disebutkan di atas, m e n d u k u n g teori i n i . Penelitian H L A juga bernilai dalam konseling genetik dan pengenalan dini dari penyakit dalam keluarga-keluarga dengan hemokromatosis Di sisi lain, hipotesis seleksi tidak penting untuk menjelaskan idiopatik atau hiperplasia adrenal kongenital akibat defisiensiketidakseimbangan kaitan. Jika suatu populasi yang kehilangan anti- 21-hidroksilase steroid, terutama karena penentuan tipe H L A dapat gen tertentu disilangkan dengan populasi lain dengan antigen dilakukan pada sel-sel yang didapatkan dengan amniosentesis.berfrekuensi tinggi yang dalam keadaan seimbang, suatu A dapat Derajat tinggi dari polimorfisme sistem H L A juga membuatnyaberkembang d i dalam beberapa generasi. Sebagai contoh, menjadi sarana yang bermanfaat untuk pengujian patemitas danmeningkatnya nilai A untuk A l , B 8 yang ditemukan dalam populasi aplikasi medikolegal lainnya. Implikasi untuk penyakit sepertidari timur ke barat, dari India ke Eropa Barat, dapat dijelaskan dengan misalnya diabetes mellitus tipe I d a n penyakit lainnya yangbasis migrasi d a nfusi. D a l a m k e l o m p o k yang lebih kecil, memperiihatkan kaitan H L A membutuhkan penelitian lebih lanjutkonsanguinitas, efek penemu, d a n penyimpangan gena dapat dari komponen-komponen sistem H L A dan peranannya dalammenyebabkan ketidakseimbangan. Akhirnya, ketidakseimbangan patogenesis penyakit. Pencocokan antigen H L A dalam tranplantasikaitan tertentu dapat terjadi sebagai hasil dari penyilangan nonacak allogenik ditinjau dalam Bab 238.selama meiosis gametik karena segmen-segmen kromosomal yangkemungkinan mengalami pemecahan. Kecuali jika ada tekanan iselektif atau restriksi dalam penyilangan, ketidakseimbangan kaitanmenghilang selama periode beberapa generasi. Sejumlah besar kaitan KEPUSTAKAANnonacak terjadi di seluruh kompleks gena H L A ,dan penjelasan darialasan-alasan untuk keberadaannya dapat menyediakan penjelasan BJORKMSN PA el al: Structure of ttie human class I histocompatibility antigen, HLA-tentang mekanisme yang mendasari kerentanan dari penyakit tertentuyang mendasari. A2. Nature .329:.106, 1987 KAITAN DAN HUBUNGAN P e n y a k i t y a n g terdaftar d a l a m et al: The foreign antigen binding site and T cell recognition regions of class 1Tabel 64-2 adalah contoh dari kaitan H L A , sedangkan keadaan yangdimrunkan adalah jelas di dalam keluarga-keluarga dengan haplotipe histocompability antigens. Nature 329:512. 1987H L A yang relevan. Untuk defisiensi C2, defisiensi 21-hidroksilase,dan hemokromatosis idiopatik,jenis penurunan adalah resesif, dengan BODMER JG et al: Nomenclature for factors of the HLA system, 1991. Tissue Antigens,heterozigot memperiihatkan defisiensi sebagian. Defek genetik inijuga berkaitan dengan H L A , dengan suatu kelebihan alel-alel H L A 39:161, 1992tertentu dalam individu-individutak berkaitan yang terkena. Juga,defisiensi C 2 secara u m u m berkaitan dengan H L A - A 2 5 , B 1 8 , Bfs, BROWN M G et al: Structural and serogical similarity of MHC-linlced L M P andprotosome (multicatalytic proteinase) complexes. Nature 353:355,1991 C A R P E N T E R C B , STROM T B : Immunobiology of renal ttansplantation, in Contemporary Issues in Nephorology, vol 19: R e n a l T r a n s p l a n t a t i o n , El Milford et al (eds). New York, Churchil Livingstone. 1989 DUQUESNOY RJ, T R U C C O M: Genetic basis of cell surface polymorpppphism encoded by the major histocompability complex in humans. CRC Crit Rev Immunol 8:103. 1988 E H R L I C H HA, G Y L L E N S T E N UB: Shares epitopes among HLA class 11 alleles: Gene conversion, common ancestry and balancing selection. Immunol Today 12:411,1991 G L Y N E R et al: A proteosome-related gene between the two ABC transporter loci in the class II region of the human MHC. Nature 353:357, 1991
BAB 65 TERAPI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GENETIK 441 begitu sampai kita mengerti lebih baik tentang interaksi berbagai T A B E L 65-2 Indikasi mayor untuk diagnosis pranatal gena dan faktor lingkungan yang menimbulkan penyakit ini. D a l a m beberapa keluarga, etiologi dapat mencakup peranan mayor gena Indikasi Risiko terkena- Metode deteksi tunggal, dandalam keluarga lain disebabkan oleh campuran berbagai nya janin, % gena dan faktor lingkungan. Yang pertaina, risiko dapat diduga dengan model monogenik, sedangkan pada yang terakhir tidak ada PENYAKIT KROMOSOMAL model sederhana yang tepat. D a l a m kasus ini, dokter mengolah data didasarkan pada hasil rata-rata dalam banyak keluarga yang berbeda. Usia ibu yang lanjut 1-10 tergantung Analisis kromosomal (>35 tahun) pada usia ibu sel-sel yang didapat- Sebagai tambahan terhadap risiko yang ditentukan, informasi lain kan dengan C V S 'harus didapatkan sebelum konseling. Prognosis d a n terapi dari Orang tua dengan trans- 3-20 tergantung atau amniosentesis.gangguan harus ditinjau ulang, d a n ketersediaan dari diagnosis lokasi yang seimbang pada translokasipranatal danuji karier harus ditentukan. Akhirnya,pemberi konselingharus sensitif terhadap pengaruh emosional dari informasi ini pada Anak sebelumnya dengan - 1orang yang diberi konseling. abnormalitas kromosomal Selama masa konseling, komunikasi efektif informasi tergantung PENYAKIT MONOGENIKpada cara mengekspresikan hal-hal penting dalam bahasa yang dapatdimengerti oleh orang yang sedang diberi konseling. Catatan dan Pasangan berisiko untuk 25 Analisis biokimiadan/diagram tertulis seringkali membantu dan dapat diberikan pada mempunyai anak dengan 25-50 atau molekuler sel-selmereka pada akhir konseling. Akhirnya, tinjauan ulang pada kesalahan metabolisme 25-50 yang didapatkan me-kunjungan selanjutnya akan membantu mengoreksi konsepsi yang sejak lahir autosomal lalui C V S atau amnio-salah danmeningkatkan pemahaman informasi. D a l a m hal ini, dokter resesif sentesisyang telah membentuk hubungan dengan keluarga, mungkinmempunyai keuntungan lebih daripada konselor yang bertemu Pasangan berisiko mem- Analisis molekuler D N Adengan subjek hanya pada sekali atau d u akali kesempatan. punyai anak dengan yang didapatkan dari penyakit monogenik sel-sel yang diperoleh DIAGNOSIS PRANATAL Setelah konseling genetik, yang d idalamnya ter- melalui C V S ataupasangan yang berisiko mempunyai anak dengan penyakit genetik sedia penanda molekuler amniosentesismempunyai beberapa pilihan,sebagian tergantung dari jenis penyakit.Mereka dapat diyakinkan dan meneruskan program tanpa Pasangan berisiko mem- PenciUraan janin denganmempertimbangkan risiko dan tanpa pemantauan selanjutnya. Atau punyai anak dengan ultrasonografimereka dapat memandang risiko terlalu tinggi dan memilih tidak sindroma malformasimau mempunyai anak lagi atau ingin mengadopsi anak. Altematifnya, monogenik tanpa pe-jika kedua orang tuaadalah heterozigot untuk penyakit resesif auto- nanda biokimia atausomal, mereka dapat memilih untuk mengurangi risiko dengan molekulermenggunakan inseminasi buatan dari donor. Besamya penumnanrisiko yang disediakan oleh pilihaniniakan tergantung pada frekuensi GANGGUAN MALFORMASIkarier untuk penyakit tertentu dalam populasi u m u m . Untok pasangandengan 1 dalam 4, atau 25 persen, kesempatan mempunyai anak Pasangan berisiko mem- 1-10 Pencitraan janin dengandengan fenilketonuria,risikodengan inseminasi donor akan menumn punyai anak dengan ultrasonografi, dansampai 1 dalam 3 0 0(1/2x 1/65), atau kurang dari 1 persen. Jika defek tuba neuralis untuk defek tubaalel-alel mutan L i i ' k gena yang dipertanyakan temtama berkaitan (anensefali atau meni- neuralis, pemeriksaandengan penanda i.- kait tertentu (ketidakseimbangan terkait), m a k a ngomielokel) atau sin- alfa fetoprotein dandimungkinkan untuk mengurangi risiko lebih lanjut dengan droma malformasi penanda janin lainnyamenghindari donor dengan penanda yang berkaitan dengan mutan. multifaktorial lainnya dalam cairan amniotik yang didapatkan Akhirnya, jiku penyakit dapat dideteksi secara antenatal, pasangan dengan amniosentesisdapat memutuskan untuk melanjutkan reproduksi dan menggunakandiagnosis pranatal dengan abortus elektif dari janin yang terkena. 'CVS, pengambilan sampel villus korionikKarena risikomempunyai anak yang terkena berkisar dari m a k s i m u m5 0 % untuk heterozigot dengan penyakit autosomal dominan sampai diagnosis mempunyai janin yang tidak terkena penyakit. Frekuensikurang dari 1 0 % untuk hampir semua penyakit kromosomal dan janin yang terkena relatif rendah, bersama dengan peningkatan aktivi-multifaktorial, mayoritas kehamilan yang dipantau dengan pranatal tas r e p r o d u k t i f y a n g sering dihasiikan dari k e y a k i n a n karena adanya diagnosis pranatal, m e m b a w a k epeningkatan bermakna dalam ukuran keluarga dari pasangan berisiko. Jadi, berlawanan dengan beberapa pemikiran masyarakat yang salah, ketersediaan diagnosis pranatal sebenarnya menyebabkan peningkatan jumlah keturunan. Indikasi untuk diagnosis pranatal didasarkan pada perbandingan risiko prosedur dengan risiko mempunyai anak yang terkena (Tabel 65-2). Tersedia beberapa metode untuk diagnosis pranatal (Tabel 65-3). Pilihan metode tergantung pada penyakit yang dipertanyakan dan pada pilihan keluarga. Pemeriksaan alfa fetoprotein ( A F P ) dan pro- tein janin lainnya dalam s e m m i b uadalah noninvasif dan dapat digunakan untuk skrining kehamilan yang berisiko bagi defek tubaT A B E L 65-3 Metode diagnosis pranatalMetode Usia kehamilan. Contoh Penyakit janin RisikoPengambilan serum ibu minggu Alfa fetoprotein danprotein Dapat diabaikan 15-18 Defek tuba neuralis, aneu-Ultrasonografi janin janin lainnya ploidi Dapat diabaikan 6-40 PencitraanPengambilan contoh janin Usia janin, abnormalitas mor- Kehilangan janin 1-2% Sampel villus korionik 9-12 Jaringan trofoblastik janin fologi, displasia kerangka Kehilangan janin 0,2-0,5% Amniosentesis 15-18 Cairan dan sel amnion Sitogenetik, biokimia, molekuler Kehilangan janin - 2 % Biopsi janin 18-20 Kulit janin Sitogenetik, biokimia, molekuler. Kehilangan janin 2-5% Hati janin Kehilangan janin2 % Tali pusat, darah defek tuba neuralis Dermatologik Defisiensi enzim, spesifik hati Gangguan darah
BAB 65 TERAPI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GENETIK 441 begitu sampai kita mengerti lebih baik tentang interaksi berbagai T A B E L 65-2 Indikasi mayor untuk diagnosis pranatal gena dan faktor lingkungan yang menimbulkan penyakit ini. D a l a m beberapa keluarga, etiologi dapat mencakup peranan mayor gena Indikasi Risiko terkena- Metode deteksi tunggal, dandalam keluarga lain disebabkan oleh campuran berbagai nya janin, % gena dan faktor lingkungan. Yang pertaina, risiko dapat diduga dengan model monogenik, sedangkan pada yang terakhir tidak ada PENYAKIT KROMOSOMAL model sederhana yang tepat. D a l a m kasus ini, dokter mengolah data didasarkan pada hasil rata-rata dalam banyak keluarga yang berbeda. Usia ibu yang lanjut 1-10 tergantung Analisis kromosomal (>35 tahun) pada usia ibu sel-sel yang didapat- Sebagai tambahan terhadap risiko yang ditentukan, informasi lain kan dengan C V S 'harus didapatkan sebelum konseling. Prognosis d a n terapi dari Orang tua dengan trans- 3-20 tergantung atau amniosentesis.gangguan harus ditinjau ulang, d a n ketersediaan dari diagnosis lokasi yang seimbang pada translokasipranatal danuji karier harus ditentukan. Akhirnya,pemberi konselingharus sensitif terhadap pengaruh emosional dari informasi ini pada Anak sebelumnya dengan - 1orang yang diberi konseling. abnormalitas kromosomal Selama masa konseling, komunikasi efektif informasi tergantung PENYAKIT MONOGENIKpada cara mengekspresikan hal-hal penting dalam bahasa yang dapatdimengerti oleh orang yang sedang diberi konseling. Catatan dan Pasangan berisiko untuk 25 Analisis biokimiadan/diagram tertulis seringkali membantu dan dapat diberikan pada mempunyai anak dengan 25-50 atau molekuler sel-selmereka pada akhir konseling. Akhirnya, tinjauan ulang pada kesalahan metabolisme 25-50 yang didapatkan me-kunjungan selanjutnya akan membantu mengoreksi konsepsi yang sejak lahir autosomal lalui C V S atau amnio-salah danmeningkatkan pemahaman informasi. D a l a m hal ini, dokter resesif sentesisyang telah membentuk hubungan dengan keluarga, mungkinmempunyai keuntungan lebih daripada konselor yang bertemu Pasangan berisiko mem- Analisis molekuler D N Adengan subjek hanya pada sekali atau d u akali kesempatan. punyai anak dengan yang didapatkan dari penyakit monogenik sel-sel yang diperoleh DIAGNOSIS PRANATAL Setelah konseling genetik, yang d idalamnya ter- melalui C V S ataupasangan yang berisiko mempunyai anak dengan penyakit genetik sedia penanda molekuler amniosentesismempunyai beberapa pilihan,sebagian tergantung dari jenis penyakit.Mereka dapat diyakinkan dan meneruskan program tanpa Pasangan berisiko mem- PenciUraan janin denganmempertimbangkan risiko dan tanpa pemantauan selanjutnya. Atau punyai anak dengan ultrasonografimereka dapat memandang risiko terlalu tinggi dan memilih tidak sindroma malformasimau mempunyai anak lagi atau ingin mengadopsi anak. Altematifnya, monogenik tanpa pe-jika kedua orang tuaadalah heterozigot untuk penyakit resesif auto- nanda biokimia atausomal, mereka dapat memilih untuk mengurangi risiko dengan molekulermenggunakan inseminasi buatan dari donor. Besamya penumnanrisiko yang disediakan oleh pilihaniniakan tergantung pada frekuensi GANGGUAN MALFORMASIkarier untuk penyakit tertentu dalam populasi u m u m . Untok pasangandengan 1 dalam 4, atau 25 persen, kesempatan mempunyai anak Pasangan berisiko mem- 1-10 Pencitraan janin dengandengan fenilketonuria,risikodengan inseminasi donor akan menumn punyai anak dengan ultrasonografi, dansampai 1 dalam 3 0 0(1/2x 1/65), atau kurang dari 1 persen. Jika defek tuba neuralis untuk defek tubaalel-alel mutan L i i ' k gena yang dipertanyakan temtama berkaitan (anensefali atau meni- neuralis, pemeriksaandengan penanda i.- kait tertentu (ketidakseimbangan terkait), m a k a ngomielokel) atau sin- alfa fetoprotein dandimungkinkan untuk mengurangi risiko lebih lanjut dengan droma malformasi penanda janin lainnyamenghindari donor dengan penanda yang berkaitan dengan mutan. multifaktorial lainnya dalam cairan amniotik yang didapatkan Akhirnya, jiku penyakit dapat dideteksi secara antenatal, pasangan dengan amniosentesisdapat memutuskan untuk melanjutkan reproduksi dan menggunakandiagnosis pranatal dengan abortus elektif dari janin yang terkena. 'CVS, pengambilan sampel villus korionikKarena risikomempunyai anak yang terkena berkisar dari m a k s i m u m5 0 % untuk heterozigot dengan penyakit autosomal dominan sampai diagnosis mempunyai janin yang tidak terkena penyakit. Frekuensikurang dari 1 0 % untuk hampir semua penyakit kromosomal dan janin yang terkena relatif rendah, bersama dengan peningkatan aktivi-multifaktorial, mayoritas kehamilan yang dipantau dengan pranatal tas r e p r o d u k t i f y a n g sering dihasiikan dari k e y a k i n a n karena adanya diagnosis pranatal, m e m b a w a k epeningkatan bermakna dalam ukuran keluarga dari pasangan berisiko. Jadi, berlawanan dengan beberapa pemikiran masyarakat yang salah, ketersediaan diagnosis pranatal sebenarnya menyebabkan peningkatan jumlah keturunan. Indikasi untuk diagnosis pranatal didasarkan pada perbandingan risiko prosedur dengan risiko mempunyai anak yang terkena (Tabel 65-2). Tersedia beberapa metode untuk diagnosis pranatal (Tabel 65-3). Pilihan metode tergantung pada penyakit yang dipertanyakan dan pada pilihan keluarga. Pemeriksaan alfa fetoprotein ( A F P ) dan pro- tein janin lainnya dalam s e m m i b uadalah noninvasif dan dapat digunakan untuk skrining kehamilan yang berisiko bagi defek tubaT A B E L 65-3 Metode diagnosis pranatalMetode Usia kehamilan. Contoh Penyakit janin RisikoPengambilan serum ibu minggu Alfa fetoprotein danprotein Dapat diabaikan 15-18 Defek tuba neuralis, aneu-Ultrasonografi janin janin lainnya ploidi Dapat diabaikan 6-40 PencitraanPengambilan contoh janin Usia janin, abnormalitas mor- Kehilangan janin 1-2% Sampel villus korionik 9-12 Jaringan trofoblastik janin fologi, displasia kerangka Kehilangan janin 0,2-0,5% Amniosentesis 15-18 Cairan dan sel amnion Sitogenetik, biokimia, molekuler Kehilangan janin - 2 % Biopsi janin 18-20 Kulit janin Sitogenetik, biokimia, molekuler. Kehilangan janin 2-5% Hati janin Kehilangan janin2 % Tali pusat, darah defek tuba neuralis Dermatologik Defisiensi enzim, spesifik hati Gangguan darah
Search