Karakteristik tlmunn BABVirus 29Virus adalah agen infeksius terkecil (diameter berkisar dari 20 ISTILAH & DEFINISI DALAM VIROLOGInm hingga sekitar 300 nm) dan hanya mengandung satu jenisasam nukleat (RNA atau DNA) sebagai genom mereka' Asam Diagram skematik virus dengan simetri helikal dan ikosa-nukleat tersebut terbungkus dalam suatu selubung protein hedral diperlihatkan pada Gambar 29-1. Komponen- komponen virus yang diperlihatkan pada gambar tersebutyang mungkin dikelilingi oleh sebuah membran yang dibicarakan di bawah ini.mengandung lipid. Keseluruhan unit infeksius tersebut Kapsid: Pembungkus, atau mantel protein yang mem-dinamakan virion. Virus bersifat inert di lingkungan ekstrasel;mereka hanya bereplikasi dalam sel hidup, dan menjadi bungkus genom asam nukleat.parasit pada tingkat genetik. Asam nukleat virus mengandung Kapsomer: Unit morfologis yang tampak di permukaaninformasi yang diperlukan untuk memrogram sel pejamuagar menyintesis makromolekul spesifi k-virus yang diperlukan partikel virus ikosahedral dengan mikroskop elektron.untuk produksi progeni virus' Selama siklus replikasi, Kapsomer terdiri atas keiompokan polipeptida, tetapi unit- unit morfologis tidak selalu memiliki padanan unit strukturaldihasilkan banyak sekali salinan asam nukleat dan proteinselubung virus. Protein-protein selubung tadi dirakit untuk yang jelas struktur kimianya.membentuk kapsid yang membungkus dan menstabilkan Virus defektif: Suatu partikel virus yang memiliki defekasam nukleat virus terhadap lingkungan ekstrasel serta fungsional pada beberapa aspek replikasi. Selubung (enttelope): Suatu membran mengandung lipidmemfasilitasi perlekatan dan penetrasi virus saat berkontakdengan sel-sei baru yang rentan. Infeksi virus dapat memiliki yang mengelilingi beberapa partikel virus. Selubung diperolehefek yang kecil atau bahkan tidak memiliki efek sama sekali saat pematangan virus melalui proses pertunasan menembus membran seI. Glikoprotein-glikoprotein yang disandi-viruspada sel pejamu, tetapi dapat pula menyebabkan kerusakan terpajan di permukaan selubung. Tonjolan-tonjolan tersebutatau kematian sel. dinamakan peplomer. Nukleokapsid: Kompleks asam nukleat-protein yang Virus sangat beragam jenisnya dan memiliki variasi yangsangat banyak dalam hai struktur, organisasi dan ekspresi merupakan bentuk genom virus berselubung. Istilah ini iazimgenom, serta strategi replikasi dan transmisi. Kisaran pejamu digunakan jika nukleokapsid merupakan substruktur partikelbagi virus tertentu dapat luas atau sangat terbatas' Virusdiketahui dapat menginfeksi organisme bersel-satu, seperti virus yang lebih kompleks.mikoplasma, bakteri, dan alga, serta semua tanaman danhewan yang berderajat lebih tinggi. Efek umum infeksi virus Unit struktural blok pembangun dasar protein yangpada pejamu dibicarakan di Bab 30. men)4rsun kapsid. Mereka biasanya merupakan kumpulan lebih dari satu subunitproteinyang nonidentik. Unit struktural Banyak informasi mengenai hubungan virus-pejamu tersebut sering kali disebut sebagai protomer.diperoleh dari penelitian pada bakteriofage, virus-virus yangmenyerang bakteri. Subjek tersebut dibahas dalam Bab 7. Subunit: Satuan rantai polipeptida virus berlipat.Sifat-sifat virus individual dibicarakan dalam Bab 31-44. Virion: Partikel virus lengkap. Pada beberapa virus (misalnya, papilomavirus, picomavirus), virion identik dengan nukleokapsid. Pada virion yang lebih kompleks 391
392 Bagian Empat .i. VirolbgiKapsomer berkembang dari bakteri, meskipun organisme intrasel obligat lainnya, seperti riketsia dan chlamydia, mungkinlnti asam I berasal dari bakteri. Namun, poxvirus adalah virus yang sangat besar dan kompleks sehingga mungkin meru-nukleat fruutteokansiO pakan produk hasil evolusi beberapa \"leluhur\" seluler. )Kapsid KI.ASIFIKASI VIRUsSelubung (envelope) Dasar Klasifikasi Protein matriks Sifat-sifat berikut telah digunakan sebagai dasar klasifikasi virus. Jumlah informasi yang tersedia untuk masing-masing Nukleokapsid kategori tidaksamauntuksemuavirus. Cara mengkarakterisasi virus senantiasa berubah dengan cepat. Penentuan sekuens Selubung lipid genom saat ini sering dilakukan secara dini untuk meng- Tonjolan glikoprotein identifikasi virus, dan perbandingan dengan basis dataGAMBAR 29-1 Diagram skematis yang memperlihatkan kom- memungkinkan tidak dilakukahnya pengambilan data klasikponen-komponen partikel virus lengkap (virion). A: virus (misalnya, virion buoyant density, dan seterusnya.) Databerselubung dengan simetri ikosahedral. B: Virus dengan simetri sekuens genomik merupakan kriteria taksonomik yanghelikal. semakin maju (misalnya, urutan gen) dan dapat menyediakan(herpesvirus, orthomyxovirus), virion mencakup nukleo- dasar bagi identifikasi famili virus baru.kapsid ditambah selubung (envelope) Iuar. Struktur tadi, l Morfologi virion, meliputi ukuran, bentuk, jenis simetri,virion, berperan untuk mentransfer asam nukleat virus darisatu sel ke sel lain. ada atau tidak adanya peplomer, dan adaitidak adanya membran.ASAI EVOLUSIONER VIRUS 2. Sifat genom virus, mencakup jenis asam nukleat (DNAAsal virus tidak diketahui. Terdapat perbedaan yang nyata diantara virus DNA, virus RNA, dan viius yang memanfaatkan atau RNA), ukuran genom dalam kilobasa (kb) atau kilo-DNA sekaligus RNA sebagai materi genetik mereka pada pasang-basa (kilobase pairs-kpb), untaian (tunggal ataustadium yang berbeda selama siklus kehidupan mereka. ganda), linear atau sirkuler, sense (positif, negatif,Mungkin saja jenis virus yang berbeda memiliki asal yang ambisense), segmen (jumlah, ukuran), sekuens nukleo-berbeda. Dua ieori mengenai asal virus dapat dirangkum tida, kandungan G + C, dan adanya sifat khusus (elemensebagai berikut. repetitif, isomerisasi, kap terminal-5', protein yang terikat kovalen dengan terminal, 5l jalur terminal- 3' poli(A) ).1. Virus mungkin berasal dari komponen asam nukleat 3. Sifat fisikokimiawi virion, termasuk massa molekuler, DNA atau RNA sel pej amu yang memperoleh kemampuan buoyant density, stabilitas pH, stabilitas termal, dan untuk bereplikasi secara autonom serta berkembang kerentanan terhadap agen fisik dan kimiawi, khususnya secara independen. Mereka menyerupai gen-gen yang eter dan deterjen. telah memperoleh kemampuan untuk hidup tanpa ber- gantung pada sel asal. Beberapa sekuens virus memiliki 4. Sifat protein virus, mencakup jumlah, ukuran, dan padanan dengan bagian-bagian sel yang menyandi ranah fungsional protein. Kemungkinan ada beberapa virus aktivitas fungsional protein struktural dan nonstruktural, yang timbul dan berkembang menurut cara ini. sekuens asam amino. modifikasi (glikosilasi, fosforilasi, miristilasi), dan aktivitas fungsionai khusus-(aktivitas2. Virus mungkin merupakan bentuk berdegenerasi dari transkriptase, r ev er s e tr an s cr ip t as e, nou aminidase, fusi). parasit intrasel. Tidak terdapat bukti bahwa virus 5. Organisasi dan replikasi genom, termasuk urutan gen, jumlah dan posisi bingkai-baca terbuka, strategi replikasi (po1a transkripsi, translasi), dan tempat seluler (akumulasi protein, perakitan virion, pelepasan virion). 6. Sifat antigenik. 7. Sifat biologis, mencakup kisaran pejamu alami, cara penularan, hubungan dengan vektor, patogenisitas, tropisme jaringan, dan patologi. Sistem Universal Taksonomi Virus Telah dikembangkan suatu sistem yang memisahkan virus menjadi beberapa kelompok besar-disebut famili-ber- dasarkan morfologi virion, struktur genom, dan strategi replikasi. Nama famili virus memiliki akhiran-viridae. Tabel 29-1 menyediakan skema yang menyederhanakan klasifikasl.
Bab 29 * Karakteristik Umum Virus 393TABEL 29-1 FamiliVirus Hewan yang Berisi Anggota yang Dapat Menginfeksi Manusialnti Virion: Sensitivitas Jumlah Ukuran UkuranAsam Jenis Fisik FamiliVirus Berselubung Eter Kapromer Partlkel Nukleat dalamAsam Simetri atauTidak Asam Nukleatb Parvoviridae Resisten 32 Virus (nm)\" Virion (kblkbp) PolyomaviridaeNukleat Kapsid 72 ss Papillomaviridae Sensitif 72 AdenoviridaeDNA lkosahedral Tidak Resisten 252 18-26 q6 ds sirkular Hepadnaviridae berselubung 180 ds sirkular Herpesviridae 162 45 5 ds Poxviridae ds sirkular' 55 8 ds Picornaviridae ds Astroviridae 70-90 26-45 Caliciviridae Hepeviridae Berselubung 40-48 3,2 Reoviridae Togaviridae Kompleks Pembungkus 1 50-200 125-240 Flaviviridae 230 x 400 1 30-375 Arenaviridae yang Coronaviridae Retroviridae komPleks Orthomyxoviridae BunyaviridaeRNA lkosahedral Tidak Resistend 5t 28-30 7,2-8,4 ss Bornaviridae )z 28-30 6,4-7,4 ss Rhabdoviridae berselubung 27-40 7,4-8,3 55 Paramyxoviridae 27-34 Filoviridae Berselubung Sensitif 42 60-80 7,2 ds bersegmen Berselubung Sensitif 50-70 16-27 Tidak 40-60 9,7-11,8 ss diketahui Berselubung Sensitif 50-300 9,5-12,5 ss atau 1 20-1 60 10-14 kompleks 27-32 ss bersegmen Heliks 80*1 1 0 80-1 20 7-11. s5 80-1 20 10-13,6 80-1 25 11-21 ss diploid 75 x '180 8,5-10,5 ss bersegmen 1 50-300 13-16 ss bersegmen 80 x 1 000r 16-20 ss 19,1 ss\" Diameter, atau diameter x panjan9.b ds, double-stranded; ss, single-stranded.. Untai sensnegatifmemillki panjangkonstan3,2kb; untai yanglainmemiliki panjangbervariasi sehinggatimbulselauntai-tunggalyangbesar.d Genusorthopoxvirusyangmencakuppoxvirusyangtelahdipelalarilebihbaik(misalnya,vaccinia),bersifatresistenterhadapeter;sebaqianpoxvirusyangtermasuk dalam genus lainnya bersifat sensitifterhadap eter'\"r Ukuran monomer. Bentuk filamentosa memiliki panjang yang sangat bervariasi.Diagram famili virus hewan diperlihatkan pada gambar kelompok-kelompok tadi, 24 famili beranggotakan virus yangselanjutnya (lihat Gambar 29-3). menginfeksi manusia dan hewan. Dalam setiap famili, terdapat subdivisi yang disebut genus Slfat-sifat famili utama virus hewan yang memiliki ang- gota yang penting pada penyakit manusia dirangkum dalam(jamak genera) yang biasanya dikelompokkan menurut Tabel 29-1. Mereka akan dibahas secara singkat berikut ini,perbedaan fisikokimiawi atau serologis. Kriteria yang di- dengan urutan yang diperlihatkan pada Tabel 29-1, dan dibahas secara lebih terperinci dalam bab bab selanjutnya.gunakan untuk'mende{inisikan genus berbeda antara satufamili dan famili lain. Nama genus memiliki akhiran -vlrus' Tinjauan Mengenai Virus yangDalam empat famili (Poxviridae, Herpesviridae, Parvoviridae, MengandunE-DNAParamlxoviridae), telah dibuat pengelompokan yang lebih A. Parvovirusbesar-subfamili, hal ini menggambarkan kompleksitas Parvovirus adalah virus-virus berukuran sangat kecil denganhubungan di antara anggotanya. Ordo virus dapat digunakan ukuran partikel sebesar 18-26 nm. Partikel-partikel tersebutuntuk mengelompokkan famili-famili virus yang memiliki memiliki simetri kubik, dengan 32 kapsomer, tetapi merekakesamaan sifat. Sebagai contoh, ordo Mononegavirales terdiri tidak berselubung. Genomnya berupa DNA untai-tunggalatas famili Bornaviridae, Filoviridae, Paramyxoviridae, dan linear, berukuran 5,6 kb. Replikasi hanya terjadi dalam sel-selRhabdoviridae. Pada tahun 2000, International Committee on Taxonomy yang aktif membelah; perakitan kapsid terjadi di dalamof Viruses teiah menggolongkan lebih dari 4000 virus hewandan tanaman ke dalam 56 famili dan 233 genus, menyisakanratusan virus yang masih belum terklasifikasi. Di antara
394 Bagian Empat * Virologinukleus sel yang terinfeksi. Banyak parvovirus bereplikasi 3,2 kpb. DNA virus dalam partikel mengandung satu selasecara autonom, tetapi virus satelit terkait-adeno bersifat untai-tunggal yang besar. Replikasi melibatkan perbaikan seladefektif, memerlukan keberadaan suatu adenovirus atau untai-tunggal di dalam DNA, transkripsi RNA, dan transkripsiherpesvirus sebagai \"pembantui' Parvovirus manusia B19 terbalik (reverse transcription) RNA untuk membuat DNAbereplikasi di dalam sel-sel eritroid imatur dan menyebabkan genomik. Virus tersebut terdiri atas inti nukleokapsidbeberapa dampak merugikan, antara lain krisis aplastik, ikosahedral 27-nm yang terletak dalam selubung yang melekatpenyakit kelima ffifth disease), dan kematian janin. (Lihat Bab erat dan mengandung lipid dan antigen viral permukaan.31.) Protein permukaan secara khas dihasilkan secara berlebihanB. Polyomavirus selama replikasi virus yang terjadi dalam hepar, dan dilepas-Polyomavirus adalah virus kecil (45 nm), tak berselubung, kan ke dalam aiiran darah. Hepadnavirus menyebabkanstabil-panas, resisten-eter yang memiliki simetri kubik, hepatitis akut dan kronis; infeksi persisten berkaitan dengandengan 72 kapsomer. Genomnya adalah DNA untai-ganda risiko tinggi mengalami kanker hepar. Beberapa tipe virus diketahui menginfeksi mamalia dan bebek. (Lihat Bab 35.)sirkular, berukuran 5 kbp. Agen-agen tersebut memiliki sikluspertumbuhan yang lambat, memacu sintesis DNA sel, dan F. Herpesvirusbereplikasi di dalam nukleus. Polyomavirus yang paling Herpesvirus adalah suatu famili besar virus yang berdiameter 150-200 nm. Nukleokapsidvirusberdiameter 100 nm, dengandikenal adalah virus lC, agen penyebab leukoensefalopati simetri kubik dan 162 kapsomer yang dikelilingi oleh selubungmultifokal progresif, dan virus BK yang menyebabkannefropati pada resipien transplan. SV40 juga menginfeksi mengandung-lipid. Genomnya adalah DNA untai-ganda,manusia dan telah ditemukan dari tumor pada manusia.Kebanyakan spesies hewan mengandung satu atau lebih linear, berukuran 125-240 kbp. Adanya sekuens berulang dipolyomavirus. Mereka menyebabkan infeksi kronis pada bagian tengah dan terminal DNA menyebabkan terjadinyapejamu alami mereka dan semuanya dapat menginduksi beberapa bentukisomerik DNA genomik. Virion mengandungtumor pada beberapa spesies hewan. Polyomavirus dahulu lebih dari 30 protein. Infeksi laten dapat menetap seumurmerupakan bagian famili Papovaviridae sebelum famili hidup pejamu, biasanya dalam sel ganglion atau limfoblastoid.tersebut dipecah menjadi dua famili. (Lihat Bab 43') Herpesvirus manusia, meliputi herpes simplex tipe I dan 2C. PapillomavirusPapillomavirus dahulu merupakan anggota famili Papo- (lesi oral dan genital), virus varicella-zoster (cacar air dan dampal shingles), sitomegalovirus, virus Epstein-Barr (mono-vaviridae. Mirip dengan polyomavirus dalam beberapa aspek, nukleosis infeksiosa dan berkaitan dengan neoplasma padatetapi memiiiki genom yang lebih besar (8 kpb) dan ukuran manusia), herpesvirus manusia 6 danT (limfotropik T), danpartikei yang juga lebih besar (55 nm). Terdapat banyakgenotipe papillomavirus manusia, dikenal juga sebagai virus herpesvirus manusia 8 (berhubungan dengan sarkoma\"kutil;\" beberapa tipe merupakan penyebab kanker genitaliapada manusia. Papillomavirus sangat spesifik 'terhadap Kaposi). Herpesvirus lainnya ditemukan dalam banyakpejamu dan jaringan. Banyak spesies hewan yang membawa hewan. (Lihat Bab 33 dan 43.)papillomavirus. (Lihat Bab 43.) G. PoxvirusD. Adenovirus Poxvirus adalah virus ovoid atau berbentuk-bata yang ber-Adenovirus adalah virus-virus berukuran sedang (70-90 ukuran besar, memiliki panjang220-450 nm x lebar 140-260nm), tak berselubung yang memiliki simetri kubik, dengan252 kapsomer. Serabut menjulur dari kapsomer verteks. nm x tebal 140-260 nm. Struktur partikelnya kompleks,Genomnya berupa DNA untai-ganda, linear, berukuran 26-45 kbp. Replikasi terjadi di dalam nukleus.Pola splicingyang dengan selubung mengandung lipid. Genomnya merupakankompleks menghasilkan mRNA. Paling sedikit 51 tipe DNA untai-ganda linear, berikatan secara kovalen, berukuranmenginfeksi manusia, khususnya pada membran mukosa, 130-375 kbp. Partikel poxvirus mengandung sekitar 100dan sebagian tipe dapat menetap dalam jaringan limfoid. protein, banyak di antaranya memiliki aktivitas enzimatis,Beberapa adenovirus menyebabkan penyakit pernapasan seperti RNA polimerase yang bergantung pada DNA. Repli-akut, konjungtivitis, dan gastroenteritis. Beberapa adenovirus kasi seluruhnya terjadi dalam sitoplasma sel. Semua poxvirusmanusia dapat menginduksi tumor pada hamster yang barulahir. Terdapat banyak serotipe yang menginfeksi hewan. cenderung menyebabkan lesi kulit. Beberapa patogenik (Lihat Bab 32 dan 43.) terhadap manusia (cacar, vaccinia, moluskum kontagiosum );E. Hepadnavirus beberapa yang patogenik terhadap hewan dapat pula meng-Hepadnavirus adalah virus kecil (40-48 nm) yang me- infeksi manus ia (cowpox, monkeypox) . (Lihat Bab 34.)ngandung molekul DNA untai-ganda sirkularyangberukuran Tinjauan Mengenai Virus yang Mengandung RNA A. Picornavirus Picornavirus merupakan virus yang berukuran kecil (28-30 nm), resisten terhadap eter yang memiliki simetri kublk. Genom RNA merupakan untai-tunggal dan sense-positif (yaitu dapat berfungsi sebagai mRNA) dan berukuranT,2-8,4
Bab 29 .i' Karakteristik Umum Virus 395kb. Grup yang menginfeksi manusia adalah enterovirus beragam. Semua virus yang termasuk golongan ini (terdapat lebih dari 350 virus) memiliki siklus kompleks yang melibat-(polioviius, coxsackievirus, dan echovirus), rhinovirus (lebih kan artropoda sebagai vektor yang menularkan virus kedari 100 serotipe menyebabkan selesma), dan hepatovirus pejamu vertebrata nielalui gigitan mereka. Arbovirus meng-(hepatitis A). Rhinovirus bersifat labil-asam dan memiliki infeksi manusia, mamalia, unggas, dan ular, serta me-densitas tinggi; enterovirus bersifat stabil-asam dan memiliki manfaatkan nyamuk dan sengkenit sebagai vektor. Patogendensitas rendah. Picornavirus yang menginfeksi hewan, manusia meliputi virus dengue, demam kuning, ensefalitis,meliputi penyakit kaki-dan-mulut pada ternak dan ensefalo- dan lain-lain. Arbovirus tergolong dalam beberapa familimiokarditis pada hewan pengerat. (Lihat Bab 36.) virus, termasuk togavirus, flavivirus, bunyavirus, rhabdovirus, arenavirus, dan reovirus. (Lihat Bab 38.)B. Asffovirus G. TogavirusAstrovirus memiliki ukuran yang serupa dengan picornavirus Banyak arbovirus yang merupakan patogen utama pada(28-30 nm), tetapi partikel-partikelnya memperlihatkan manusia yang disebut alphavirus-serta virus rubella-bentuk-bintang yang khas pada permukaan mereka' termasuk dalam golongan ini. Togavirus memiliki selubungGenomnya merupakan RNA untai-tunggaL, linear' sense' mengandung lipid dan bersifat sensitif-eter; genom merekapositif, berukuran 6,4-7,4 kb. Agen-agen ini mungkin adalah RNA untai-tunggal, sense-positif, berukuran 9,7 -ll'Bmenyebabkan gastroenteritis pada hewan dan manusia' (Lihat kb. Virion berselubung berukuran 70 nm. Partikel-partikel virus mengalami pematangan dengan cara menonjol sepertiBab 37.) tunas dari membran sel pejamu. Salah satu contohnya adalah eastern equine encephalitis virus. Virus rubella tidak memilikiC. Calicivirus vektor artropoda. (Lihat Bab 38 dan 40.)Calicivirus adalah virus yang serupa dengan picornavirus, H. Flavivirustetapi sedikit lebih besar (27-40 nm)' Partikelnya tampakmemiliki cekungan berbentuk mangkuk pada permukaannya' Flavivirus adalah virus berselubung, berdiameter 40-60 nm'Genomnya meiupakan RNA untai-tunggal, sense-positif, yang mengandung RNA untai-tunggal, serse-positif. Ukuranberukuran 7,4-8,t kb; virion tidak memiliki selubung' Salah genomnya bervariasi dari 9,5 kb (hepatitis C), 11 kb (flavi-satu patogen manusia yang penting adalah virus Norwalk, virus) hingga 12,5 kb (pestivirus). Virion matang terkumpulpenyebab- gastroenteritis akut epidemik' Agen-agen lain dalam sisterna retikulum endoplasma. Grup arbovirus ini, menginfeksi kucing dan singa laut, serta primata. (Lihat Bab meliputi virus demam kuning dan virus dengue' Sebagian besar anggotanya ditransmisikan oieh artropoda pengisap J/.) darah. Virus hepatitis C tidak memiliki vektor yang diketahui' (Lihat Bab 35 dan 38.) D. Hepevirus l. Arenavirus Hepevirus adalah virus yang serupa dengan calicivirus, pariikel-partikelnya kecil (27-34 nm) dan resisten terhadap Arenavirus merupakan virus pleomorfik berselubung yang .t... G..tornnya merupakan RNA untai-tunggal, sense-positif, memiliki ukuran berkisar dari 50 hingga 300 nm (rerata, 110- 130 nm). Genomnya adalah RNA untai-tunggal, bersegmen, berukuran 7,2 kb. Virus hepatitis E manusia termasuk dalam grup ini (lihat Bab 35.) sirkular yang merupakan serzse-negatif dan ambisense, E. Reovirus berukuran total 10-14 kb. Replikasi terjadi dalam sitoplasma dengan perakitan melalui \"pertunasan\" pada membran Reovirus adalah virus tak berselubung, berukuran sedang plasma. Virion menggabungkan ribosom-ribosom sel pejamu (60-80 nm), resisten-eter yang memiliki simetri ikosahedrai' Partikel-partikelnya memiliki dua atau tiga pembungkus iela-u pematangan yang memberikan partikel-partikel protein dengan saluran-saluran yang membentang dari permukaan hittggu ke inti; duri-duri pendek menonjol dari tersebut gamb aran \"berpasir.\" (\"s an dy\" app e ar an c e). S eb agian permukaan virioi. Genomnya merupakan RNA untai-ganda, iinear, bersegmen (10-12 segmen) yang berukuran total 16- besar anggota famili ini khas ditemukan di daerah tropis 27 lil:ip. Segmen RNA individual memiliki ukuran yang berkisar darl eSO hingga 3900 bp. Replikasi terjadi di dalam Amerika (yaitu kompleks Tacaribe). Semua arenavirus yang sitoplasma; reassortment segmen genom terjadi dengan baik' patogenik terhadap manusia menyebabkan infeksi kronis Reovirus pada manusia meliputi rotavirus yang memiliki pada hewan pengerat. Virus demam Lassa di Afrika meru- gambaran berbentuk-roda yang khas dan menyebabkan pakan salah satu contohnya. Virus-virus tersebut memerlukan gastroenteritis. Reovirus yang serupa secara antigenik meng- Londisi isolasi maksimum dalam laboratorium. (Lihat Bab infeksi banyak hewan. Gents Coltivirus, meliptti virus Colorado tickfever padamanusia. (Lihat Bab 37.) 38.) F. Arbovirus J. Coronavirus Arbovirus merupakan pengelompokan ekologis (bukan famili Coronavirus memiliki ciri berupa partikel-partikel berukuran virus) dari virus-virus yang memiliki sifat fisik dan kimiawi 120-160 nm berselubung yang mengandung genom tak- bersegmen berupa RNA untai-tunggal, sense-positif, ber-
396 Bagian Empat N' Virologi ukuran 27-32 kb; nukleokapsidnya berbentuk heliks dan tunasan) pada membran sel. Semua orthomlxovirusberdiameter 9-11 nm. Coronavirus menyerupai ortho- myxovirus, tetapi memiliki tonjolan-tonjolan berbentuk ke- merupakan virus influenza yang menginfeksi manusia atau lopak bunga yang tersusun melingkar di tepi permukaannya, hewan. Sifat genom virus yang bersegmen-segmen me- seperti mahkota (coro na) matahari. Nukleokapsid coronavirus mudahkan perangkaian-uiang genetik saat dua virus influenzaterbentuk dalam sitoplasma dan mengalami pematangan menginfeksi sel yang sama; hal tersebut mungkin merupakan dengan cara menonjol ke dalam vesikel sitoplasmik. Virus penyebab tingginya angka variasi alami pada virus influenza.kelompok ini hanya memiliki sedikit pejamu. Sebagian besar coronavirus manusia menyebabkan penyakit saiuran napas Transmisi dari spesies lain diduga merupakan penyebabatas akut ringan-\"flu/selesma'-tetapi coronavirus baru munculnya galur virus influenza A baru yang menimbulkanyang diidentifikasi pada 2003 ternyata menyebabkan severe pandemi pada manusia. (Lihat Bab 39.) acute respiratory syndrome (SARS). Torovirus yang menye- :babkan gastroenteritis, membentuk satu genus tersendiri. M. BunyavirusCoronavirus pada hewan sering menyebabkan infeksipersisten dan meliputl virus hepatitis pada tikus dan virus Virus goiongan ini memiliki ciri: partikel-partikel sferis ataubronkitis infeksiosa pada burung. (Lihat Bab 41.) pleomorfik, berukuran 80-120 nm yang berselubung.K. Retrovirus Genomnya tersusun dari RNA bersegmen-tiga, sirkuler,Retrovirus adalah virus sferis berselubung (berdiameter B0- untai-tunggal, s ens e- negatif atau ambis ense yang berukuran110 nm) yang genomnya mengandung dua salinan RNAuntai-tunggal, sense-positif, linear yang memiliki polaritas total 11-19 kb. Partikel-partikel virion mengandung tigasama dengan mRNA virus. Setiap monomer RNA berukuran7-1 I kb. Partikel-partikel tersebut mengandung suatu nukleo- nukleokapsid sirkuler, dengan simetri heliks yang berdiameterkapsid heliks dalam suatu kapsid berbentuk ikosahedral.Replikasi virus tersebut bersifat unik: virion mengandung 2,5 nm dan memiliki panjang 200-3000 nm. Replikasi terjadisuatu enzim reyerse transcriptase yang menghasilkan salinan di dalam sitoplasma, dan selubung virus diperoleh denganDNA dari genom RNA. DNA yang terbentuk tadi menjadiberbentuk sirkuler dan disisipkan ke dalam DNA kromosom cara menonjol ke dalam Badan Golgi. Kebanyakan viruspejamu. Virus kemudian direplikasi dari salinan DNA tersebut ditularkan ke vertebrata oleh artropoda (arbovirus).\"provirus\" tersisip tadi. Perakitan virion terjadi melalui Hantavirus ditransmisikan bukan oleh artropoda, melainkanpertunasan pada membran plasma. Pejamu tetap mengalamiinfeksi kronis. Retrovirus terdistribusi luas; terdapat pula oleh hewan pengerat yang mengalami infeksi persisten,provirus endogen yang terbentuk akibat terinfeksinya sei-sel melalui aerosol ekskreta yang terkontaminasi. Hantavirusgerminal pada zaman sebelumnya yang selanjutnya di-turunkan sebagai gen-gen yang diwariskan pada kebanyakan menyebabkan demam berdarah dan nefropati serta sindromspesies. Virus yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain:virus leukemia dan sarkoma pada hewan dan manusia (lihat paru berat. (Lihat Bab 38.)Bab 43), virus foamy pada primata, dan lentivirus (virusimunodefisiensi manusia; visna pada domba) (lihat Bab 42 N. Bornavirusdan 44). Retrovirus menyebabkan acquired immuno def ciencysyndrome (AIDS) (lihat Bab 44) dan memungkinkan di- Bornavirus merupakan virus yang berselubung, berbentukidentifikasinya onkogen seluler (lihat Bab 43). sferis (80-125 nm). Genomnyamerupakan RNAlinear, untai- tunggal, tak bersegmen, sense-negatif yang berukuran 8,5-L. Orthomyxovirus 10,5 kb. Berbeda dari virus-virus RNA tak bersegmen, se,xse-Orthomprovirus adalah virus berselubung, berukuran sedang,80 hingga 120 nm yang memiliki simetri heliks. Partikel- negatif lainnya, replikasi dan transkripsi genom Bornaviruspartikelnya'beSbentuk bundar atau lilamentosa, disertaitonjolan-tonjolin yang memiliki aktivitas hemaglutinin atau terjadi di dalam nukleus. Virus penyakit Borna bersifat neurotropik pada hewan; teori bahwa virus ini berkaitanneuraminidase di permukaannya. Genomnya merupakan dengan gangguan neuropsikiatri pada manusia belum terbuktiDNA untai-tunggal, linear, bersegmen, sense-negatif yang (lihat Bab 42).berukuran total 10-i3,6 kb. Masing-masing segmen O. Rhabdovirusmengandung 900 sampai 2350 nukleotida. Heliks nukleo- Rhabdovirus merupakan virion-virion' berselubung yangprotein internal berukuran 9-15 nm. Selama replikasi, menyerupai peluru, pipih pada satu ujung dan bulat padanukleokapsid dirakit di dalam nukleus, sedangkan hemag- ujung lainnya, berukuran sekitar 75 x 180 nm. Selubungnyalutinin dan neuraminidase terakumulasi di dalam sitoplasma. memiliki tonjolan-tonjolan berukuran l0 nm. GenomnyaVirus mengalami pematangan melalui penonjolan (per- merupakan RNA linear, untai-tunggal, tak bersegmerT, sense- negatif, berukuran 13-16 kb. Partikel-partikelnya dibentuk melalui \"pertunasan' dari membran sel. Rhabdovirus memi- lik kisaran pejamu yang luas. Virus rabies merupakan salah satu anggota keiompok ini. (Lihat Bab 42.) P. Paramyxovirus Kelompok ini serupa dengan orthomlxovirus, tetapi ber- ukuran lebih besar (150-300 nm). Partikel-partikelnya ber- bentuk pleomorfik. Nukleokapsid internalnya berukuran 13-lB nm, dan RNA-nya bersifat linear, untai-tunggal, tak bersegmen, sense-negalif, dan berukuran 16-20 kb. Baik nukleokapsid maupun hemaglutinin dibentuk di dalam
Bab 29 * Karakteristik Umum Virus 397sitoplasma. Virus-virus golongan ini yang menginfeksi virus. Sifat struktural khusus milik tiap-tiap famili virus ditentukan oleh fungsi virion: morfogenesis dan pelepasanmanusia, antaralainvirus gondongan, campak, parainfluenza' dari sel-sel terinfeksi; transmisi ke pejamu baru; dandanrespiratory syncytial virus. Virus tersebut memiliki kisaranpejamu sempit. Berbeda dengan virus influenza, paramlxo- perlekatan, penetrasi, serta uncoating dalam sel-sel yang baruuiint t..utu genetis bersifat stabil' (Lihat Bab 40') diitrf.ksi. Pengetahuan mengenai struktur virus memper-Q. Filovirus dalam pemahaman kita mengenai mekanisme proses-prosesFiiovirus adalah virus pleomorfik, berseiubung yang mungkin tertentu, seperti interaksi partikel virus dengan reseptortampak sangat panjang dan seperti-benang' Mereka umum- permukuaniel dan antibodi penetral. Pengetahuan tersebutnya memiliki iebar 80 nm dan panjang sekitar 1000 nm' juga dapat membantu kita dalam merancang secara logis obat antivirus yang mampu menyekat periekatan, uncoating, atau'Silubungnyu mengandung peplomer-peplomer .besar'tGunegngoaml,riiyearu-k.rurrrapnuk1a9tkbR.NVAirulisneMaarr,bsuerngsed-anengEarblfo' launmtaei-- perakitan virus dalam sel-sel.yang rentan..ty.6-ubkut demam berdarah yang berat di Afrika' Virus-virustersebut memerlukan kondisi isolasi maksimum (Biosafety Jenis-Jenis Simetri Partikel VirusLevel 4) dalam penanganannya' (Lihat Bab 38') Teknik mikroskop elektron, mikroskop krioelektron, dan difraksi sinar-X telah memungkinkan kita mengidentifikasi perbedaan halus pada morfologi dasar virus. Untuk meneliti simetri virus dengan menggunakan mikroskop elektron standar, diperlukan pulasan logam berat (misalnya, kaliumR. Virus Lain fosfotungstat) untuk memperjelas struktur permukaan' Logam berat tersebut menyelubungi partikel virus, sepertiTidak terdapat informasi yang cukup untuk mengklasifikasivirus berikut. Golongan ini mencakup beberapa virus yang laplsan kabut dan memperjelas struktur permukaan virusmenyebabkan gastroenteritis (lihat bab 37)' negatif'\" Tingkat resolusi -.luloi mekanisme \"pewarnaan nm. (Ukuran heliks ganda yang umum digunakan adalah 3-4S. Viroid bNA adalah 1 nm.) Namun, metode konvensional yangViroid adalah agen infeksius kecil yang menyebabkan pe- digunakan untuk persiapan sampel sering kali menyebabkannyakit pada tan\"aman. Viroid merupakan agen yang tidak diitorsi dan perubahan morfologi partikel' Mikroskop-a.s-a.m.trnrhuki ledaetfi(nBisMi vi7ru0s.00k0la-s1i2k0..V00ir0o)idyatenrgditriidaatkasmmeomleikliukli krioelektron menggunakan sampel virus yang dibekukan-pembungkus protein. Viroid tanaman adalah molekul RNA cepat dalam es bening; gambaran struktur yang halus akanuntai-tunggal, berbentuk lingkaran yang tertutup secara teiaga, dan penggunaan pulasan negatif dapat dihindari'kovalen, teidiri atas 360 nukleotida dan dengan stuktur mirip-bbearteapniglkaysaing-deknagyaanaskuaantuPmaseaknagnaisnmbeasyaan(gbab,saerupasierslu)'ruYhinroyaid' Infoimasi struktural tiga-dimensi dapat diperoleh denganRNA viroid tida-k menyandi produk protein apapun; penyakit prosedur pengolahan ciira menggunakan-komputer' Contoh-tanaman berakibat faial yang dicetuskan oleh viroid terjadimelalui mekanisme yang tidak diketahui' Hingga saat int' contoh re-konitruksi citra partikel virus diperlihatkan dalamviroid hanya ditemukan pada tanaman; tidak satu pun viroidpernah dilaporkan pada hewan atau manusia' bab-bab berikut. (Lihat Bab 32 dan 37.)T. Prion Kristalografi sinar-X dapat memberikan informasi me- ngenai resolusi atomik, umumnya dengan ketelitian 0'2-0,3 ni.. Spesimen yang digunakan harus berbentuk kristalin' dan metode ini pun baru berhasil diterapkan pada virus-vlrus kecil yang iak berselubung. Akan tetapi, data struktural ..roluti-tiltggi pada substruktur yangberbatas-tegas mungkin saja diperoleh dari sediaan yang diperoleh dari virus-virusPrion adaiah partikel-partikel infeksius yang hanya tersusun 'yang lebih kompleks.atas protein tanpa ada asam nukleat yang terdeteksi' Prion ikonomi genetik mengharuskan suatu struktur virussangat resisten terhadap inaktivasi oleh panas, formaidehida' dapat disusun dari banyak molekul identik yang terdiri atasdari cahaya ultiaviolet yang mampu menonaktilkan virus- satu atau beberapa protein. Arsitektur virus dapat di- kelompokkan ke daiam tiga jenis berdasarkan susunanvirus. Protein prion disandi oleh gen seluler tunggal' Penyakitprion yang disebut \"ensefalopati spongiformis tertrans- subunit morfologis: (1) simetri kubik, misalnya, adenovirus; encephalopathles)' meli- (2) simetri heliks, misalnya, orthomlorovirus; dan (3) struktur-isit unl' (transmissible spongiform penyakit sapi gila pada penyakit scrapie paAa domba, kompleks, misalnya Powi rus.putii\".tut, dan kuru seita penyakit Creutzfeld-|akob padamanusia. Prion tampaknya bukan virus' (Lihat Bab 42') A. Simetri kubikPRINSIP-PRINSIP STRUKTUR VIRUS Semua simetri kubik yang ditemukan pada virus hewan berupa pola ikosahedral, susunan subunit yang paling efisienVirus memiliki bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi' dalam selubung tertutup. Ikosahedron memiliki 20 permu-Informasi struktural diperiukan untuk klasifikasi virus dan kaan (masing-masing merupakan segitiga ekuilateral), 12untuk menentukan hubungan struktur-fungsi pada protein verteks, dan simetri rotasional beraksis dua, tiga, serta lima' Unit-unit verteks memiliki lima sisi (pentavalen), dan sisanya memiliki enam sisi (heksavalen).
398 Bagian Empat * Virologi I''--_- ffi VP4 VP2 VP3 VP1 VPO vP4 \@ vP2 [S--, r\VP1 ), V) vl> VP3GAMBAR 29-2 A. lkhtisar perangkaian subunit pada picornavirus. Protein-protein dipecah dari suatu prekursor, seperti tampak padagambar. vPl-vP3 diwakili oleh balok-balok berbentuk-baji (ranah B-barrel kapsid virus) dengan pemanjangan amino dan karboksilterminal. Pemanjangan amino terminal berinterdigitasi untuk membentuk kerangka interna. VP4, sesungguhnya, merupakan bagianpemanjangan amino terminalVPO. Pada poliovirus dan rhinovirus, GH yang menonjol pada gelung VPl membentang melewati Vp2 danVP3 seperti terlihat pada gambar. Gambar salah satu protomeryang'diperbesar\"diperlihatkan di sebelah kanan. B:Tampilan permukaanpoliovirus dalam orientasi yang sama dengan gambar (A). (Direproduksi atas izin dari Harrison SC, Skehel JJ, Wiley DC: Virus siructure. ln:FieldsVirology,3rd ed. Fields BN et al feditorsJ. Lippincott-Raven, 1996.) Terdapat 60 subunit identik pada permukaan suatu B. Simetriheliksikosahedron. Untuk membangun ukuran partikel yang cukup Pada kasus simetri heliks, subunit protein terikat ke asamuntuk membungkus genom virus, kapsid virus dibentuk oleh nukleat virus secara periodik/intermiten, menggulung asamkumpulan 60 unit struktural tersebut. Penggunaan sejumlah nukleat tersebut menjadi suatu heliks. Kompleks asambesar subunit protein yang identik secara kimiawi, sementaramempertahankan aturan simetri ikosahedral, dicapai melalui nukleat-protein virus yang filamentosa (nukleokapsid)subtriangulasi masing-masing permukaan ikosahedron. kemudian digelung dalam suatu selubung mengandung-lipid.Gambaran sederhanaperangkaian subunit dalampicornavirus Karena itulah, berbeda dari struktur ikosahedral, terdapat kontak reguler, periodik antara protein kapsid dan asamdiperlihatkan pada Gambar 29 -2. nukleat pada virus-virus yang memiliki simetri heliks. pada Kebanyakan virus yang memiliki simetri ikosahedral simetri heliks, tidak mungkin terbentuk partikel helikstidak memiliki bentuk ikosahedral-sebaliknya bentuk fisik \"kosong'1partikel tersebut adalah sferis. Semua contoh virus hewan yang dikenal memiliki simetri Asam nukleat virus dipadatkan dalam partikel isometrik; heliks mengandung genom RNA, kecuali rhabdovirus yangprotein inti yang disandi virus (atau pada polyomavirus dan memiliki nukleokapsid fleksibel yang dianyam membentukpapillomavirus, histon sel) terlibat dalam pemadatan asam bola dalam selubung (Gambar 29-t8,29-3, dan 42-I).nukleat menjadi bentuk yang sesuai untuk dibungkus. C. Struktur kompleks\"Sekuens packagin!'pada asam nukleat virus terlibat dalam Beberapa partikel virus tidak memiliki simetri heliks atauperakitan ke dalam partikel virus. Terdapat keterbatasanukuran molekul asam nukleat yang dapat dibungkus dalam kubik sederhana, tetapi memiliki struktur yang lebihsuatu kapsid ikosahedral. Kapsid ikosahedral dibe-ntuk secara kompleks. Sebagai contoh, poxvirus berbentuk-bata, denganindependen terhadap asam nuklear. Kebanyakan preparat rigi-rigi pada permukaan luarnya serta badan inti dan badanvirus isometrik akan mengandung beberapa partikel \"kosong\" lateral di bagian dalamnya (Gambar 29-3 dan 34-I).yang tidak berisi asam nukleat virus. Ekspresi protein kapsid Pengukuran Besar Virusdari gen yang diklon sering kali menyebabkan terjadinya Ukuran yang kecil dan kemampuan melewati saringan yangperakitan-sendiri dan pembentukan \"partikel mirip-virus\"kosong. Baik kelompok virus DNA maupun RNA memiliki mampu menahan bakteri merupakan sifat klasik virus.anggota bersimetri kubik.
Bah 29 i' Karakteristik Umum Virus 399 DNA viruses ssDNA 'African swine ,RSPoxviridae @ fever-like viruses\" M@ill/\/\1fxl( lX/-X\ l>\Jtar Polvomavindae E ParvoviridaedsDNA (RT) @ @ CircoviridaeHepadnaviridae HerPesviridae PaPillomaviridae Adenoviridae RNA viruses ssRItlA (RT) ssRNA (-) &;tZrt-4-\3U.+* srye\" dNi-\es\Y/#)Hf \"Wff';11;i.g Retroviridae Orthomyxoviridae . gi4&ep^ f.4l=3i$l'#s>&# \"%Btffi{tu Paramyt<oviridae\AYl FiloviridaeBirnaviridae ssRNA(+) @ AqY/llrl Hepeviridae Astroviridae 100 nm ffiq4N{ep^ A Coronaviridae IAAS V\\I-Zl TogaviridaeGAMBAR 29-3 Bentuk dan ukuran-relatif virus-virus hewan dari famili yang menginfeksi vertebrata. Pada sebagian diagram,diilustrasikan beberapa struktur interna partikel. Hanya famili yang memiliki anggota berupa patogen pada manusia yangdicantumkan dalam Tabel 29-1 dan diuraikan dalam teks. (Direproduksi atas izin dari van Regenmortel MHV et al [editors]: Virustaxonomy: Classification and nomenclature of viruses. Seventh report of the lnternational Committee on Taxonomy of Viruses.Academic Press,2000.)
400 Bagian Empat * Virologi Namun, ketersaringan tidak dianggap sebagai sifat khas virus pertama, dan reverse transcriptase, suatu enzim dalam karena sebagian bakteri mungkin berukuran lebih kecil dari retrovirus yang membuat salinan DNA dari RNA virus, suatu virus terbesar. Iangkah penting dalam replikasi dan transformasi. Contoh yang ekstrem adalah poxvirus yang bagian intinya Pengamatan secara langsung dengan mikroskop elektron mengandung suatu sistem transkripsi; banyak enzim yang merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk memperkirakan ukuran partikel. Virus dapat divisualisasi berbeda terdapat dalam partikel poxvirus. dalam sediaan dari ekstrak jaringan dan dalam potongan Asam NukleatVirus supertipis sel-sel yang terinfeksi. Metode lain yang dapat Virus mengandung satu macam asam nukleat-DNA atau digunakan adalah sedimentasi dalam ultrasentrifus. Dalam RNA-yang menyandi informasi genetik yang diperlukan suatu ultrasentrifus, dapat digunakan gaya lebih dari 100.000 untuk replikasi virus. Genom dapat berbentuk sirkular atau kali gravitasi untuk mendorong partikel ke dasar tabung. linear, untai-tunggal atau untai-ganda, dan bersegmen atau Hubungan antara ukuran dan bentuk suatu partikel dan laju tak bersegmen. jenis asam nukleat, untaiannya, dan ukuran- sedimentasinya memungkinkan ditentukannya ukuran nya merupakan ciri-ciri utama yang digunakan untuk meng- golongkan virus ke dalam famili-famili (Tabel 29-1). partikel. Ukuran genom DNA virus berkisar dari 3,2 kbpA. Pengukuran komparatif (hepadnavirus) hingga 375 kbp (poxvirus). Ukuran genom Lihat Tabel 29-1. Untuk tujuan rujukan, data-data berikut RNA virus berkisar dari sekitar 7 kb (beberapa picornavirusperlu diingat kembali: (1) Stafilokokus memiliki diametersekitar 1000 nm. (2) Virus bakteri (bakteriofage) memiliki dan astrovirus) hingga 30 kb (coronavirus).ukuran yang bervariasi (10-100 nm). Beberapa berbentuksferis atau heksagonal dan memiliki ekor yang pendek atau Semua kelompok utama virus DNA dalam Tabel 29-lpanjang. (3) Molekul protein representatif memiliki kisaran memiliki genom berupa molekul DNA tunggal dan memilikidiameter mulai dari albumin serum (5 nm) dan globulin (7nm) hingga beberapa hemosianin (23 nm). konligurasi linear atau sirkular. Morfologi dan ukuran relatif berbagai famili virus RNA virus terdapat dalam beberapa bentuk. RNA dapat berupa molekul linear tunggal (misalnya, picornavirus).diperlihatkan pada Gambar 29-3. Partikel dengan diameter Untuk virus-virus lain (misalnya, orthomyxovirus), genomyang berbeda dua kali lipat memiliki perbedaan volume terdiri atas beberapa segmen RNA yang dapat berikatandelapan kali lipat. Karena itu, massa suatu poxvirus sekitar secara longgar di dalam virion. RNA (saja) dari virus dengan1000 kali lebih besar dari partikel poliovirus, dan massa genom seruse-positif (yaitu, picornavirus, togavirus) bersifatsebuah bakterium kecil 50.000 kali lebih besar. infeksius, dan molekulnya berfungsi sebagai mRNA di dalam sel yang terinfeksi. RNA (saja) dari virus RNA sense-negatif,KOn& postst KtMtAltrt lf I R&r5 seperti rhabdovirus dan orthomyxovirus, tidak infeksius.Protein Virus Pada famili-famili virus tadi, virion memiliki polimerase RNA yang di dalam sel akan mentranskripsi molekul RNAProtein struktural virus memiliki beberapa fungsi penting. genomik menjadi beberapa molekul RNA komplementer,Manfaat utama protein tersebut adalah untuk memfasilitasi masing-masing dapat berperan sebagai nRNA.transfer asam nukleat virus dari satu sel pejamu ke sel pejamuIain. Protein tersebut berfungsi untuk melindungi genom Sekuens dan komposisi nukleotida tiap asam nukleatvirus dari inaktivasi oleh nuklease, berpartisipasi dalam virus bersifat khas. Banyak genom virus yang telah berhasilperlekatan partikel virus ke sel yang rentan, dan memberikansimetri struktural bagi partikel virus. disekuens. Sekuens dapat memperlihatkan hubungan genetik antarisolat, termasuk hubungan yang takterduga antara virus- Protein menentukan karakteristik antigenik suatu virus. virus yang sebelumnya tidak diperkirakan berkerabat erat.Respons imun pejamu memiliki target berupa determinanantigenik protein atau glikoprotein yang terekspos pada Jumlah gen dalam satu virus dapat diperkirakan dari bingkaipermukaan partikel virus. Beberapa protein permukaan dapatpula memiliki aktivitas spesifik, misalnya hemaglutinin virus pembacaaan terbuka yang diperoleh dari sekuens asaminfluenza mengaglutinasi sel darah merah. nukleat. Beberapa virus memiliki enzim (yang merupakan protein)di dalam virion. Enzim-enzim tersebut terdapat dalam jumlah Asam nukleat virus dapat dikarakterisasi berdasarkanyang sangat sedikit dan mungkin tidak penting dalam struktur kandungan G + C-nya. Genom virus DNA dapat dianalisispartikel virus, tetapi mereka penting untuk inisiasi siklus dan dibandingkan dengan menggunakan endonukleasereplikasi virus saat virion memasuki sel pejamu. Contoh- restriksi, enzim yang memutus DNA pada sekuens nukleotidacontohnya, meliputi polimerase RNA yang dibawa oleh virus spesifik. Tiap genom akan menghasilkan pola fragmen DNAdengan genom RNA sense-negatif (misalnya, orthoml.xovirus, yang khas setelah dipecah oleh enzim tersebut. Dengan menggunakan salinan DNA yang diklon secara molekularrhabdovirus) yang diperlukan untuk menyalin mRNA dari RNA, peta restriksi dapat pula diperoleh dari genom virus RNA. Pemeriksaan PCR dan teknikhibridisasi molekular (DNA ke DNA, DNA ke RNA, atau RNA ke RNA) memungkinkan dipelajarinya transkripsi genom virus dalam sel yang terinfeksi serta perbandingan kekerabatan berbagai virus.
Bab 29 * Karakteristik Umum Virus 401Protein matriks Ribonu kleoProtein virus yang telah dimurnikan setara dengan lipid pada membian lnti. Akuisisi membran yang mengandung-iipid merupakan tahap integral dalam morfogenesis virus pada beberapa kelompok virus (lihat Replikasi Virus, pada bagian selanjutnya). Selalu terdapat protein terglikosilasi virus yang menonjol dari selubung dat-t1.t.k.pot pada permukaan luar partikel virus. Terdafat protein tak terglikosilasi yang berasal dari virus di bawah ielubung tadi yang menambatkan partikel tersebut menjadi satu. Virus yang mengandung lipid sensitif terhadap pemberian eter dan pelaritorganiklainnya (Tabel 29- 1 ) yang menandakan bahwa kerusakan atau lenyapnya lipid menyebabkan hilang- nya infektivitas virus. Virui yang tidak mengandung lipid umumnya resisten terhadaP eter.GAMBAR 29-4 Pembebasan virus influenza melalui pertunasan Glikoprotein Virusmenembus membran plasma. Pertama, protein selubung virus Selubung virus mengandung glikoprotein' Berlawanan(hemaglutinin dan neuraminidase) disisipkan ke dalam membran dengan iipid dulu- membran virus yang berasal dari selplasmJ pejamu. Kemudian, nukleokapsid mendekati permukaandalam membran dan berikatan dengan permukaan dalam pelaLu, fhkop.ot.itl virus disandi oleh virus itu sendiri't'ersebut. Pada saat yang sama, protein virus berkumpul di lokasi iltu-ntt, [tlu yu\"g ditambahkan ke glikoprotein sering kalitadi, dan protein membran pejamu dikeluarkan' Akhirnya'membran plurtu t.nonjol keluar untuk membentuk selubung mencerminkan sei pejamu temPat bertumbuhnya virus'virus sekaligus membebaskan virion matur' (Direproduksi atas izin Glikoprotein peimukaan pada virus berseiubung-lah yangdiri Wiley iM, Sherwood LM, Woolverton C): Prescott, Harley' and melekatkan partikel virus ke sel target melalui interaksiKlei n's Microbiology, 7'h ed. McGraw-Hill, 2008') dengan ,.r.pto. sel' Mereka juga sering kali terlibat dalam lmaenigu,kpaahkafnusani timgeenmvbirruasnypanagdapeinntfienkgs' iA. k-Giblaikt opporsoistei imn erjuegkaa di permukaan lr'rar virion, glikoprotein sering kali terlibat daiam interaksi partikel virus dengan antibodi penetral' Glikosilasi ekstensif protein permukaan virus dapat mencegah netralisasi efektif suatu partikel virus oleh antibodi spesifik' Struktur tiga-dimensi regio yang tampak dari luar pada kedua glikoprotein membran virus influenza (hemaglutinin' ieuraminidase) telah diidentilikasi dengan kristalografi sinar-X (lihat Gambar 39-2). Pemeriksaan seperti demikian memberikan informasi mengenai struktur antigenik dan aktlvitas fungsional glikoprotein virus. PEMBIAKAI{ &,A55AY VIRUSSelubung Lipid Virus Pembiakan VirusBeberapa viius yang berbeda memiliki selubung lipid sebagai Banyak virus dapat ditumbuhkan di dalam kultur se1 ataubagian struktrri -Jt.ku' Lipid diperoleh saat nukleokapsid dalam telur yang fertil di bawah kondisi terkontrol ketat'vir\"us \"menonjol\" keluar membran sel selama terjadinyapematangan. iertunasan tersebut hanya terjadi di tempat- Pembiakan virus dalam hewan masih digunakan untuk isoiasiiempat yang membran sel pejamunya telah disisipi protein-rp.rlfik rrit*. Proses pertunasan sangat bervariasi bergantung primer beberapa virus dan untuk mempelajari patogenesisp'Paedrtaunsatsraante\"goti\"hre,prll.inka, sini flvuierunzsaddaiinlussttrrauskiktaunr nukleokapsid' pada Gambar penyaklt virus dan onkogenesis virus' Laboratorium dlagnostik berupaya untuk mengisolasi virus. dari sampel29-4. kliriis untuk memastikan penyebab penyakit (lihat Bab 47)' Komposisi fosfolipid spesifik suatu seiubung virion Laboratorium riset membiakkan virus sebagai dasar bagiditentukan oleh jenis spesifikmembran selyang terlibat dalam anaiisis terperinci mengenai ekspresi dan replikasi virus'proses pertunasan. Sebagai contoh, herpesvirus bertunas Sel-sel yang ditumbuhkan in vitro merupakan inti bagi-.rl.*bo, -embran inti sel pejamu, dan komposisi fosfolipid pembiakan daipenentuan ciri virus. Terdapat tiga tipe dasar Lultur sel. Kulrur primer dibuat dengan mendispersi sel (biasanya menggunakan tripsin) dari jaringan pejamu yang baru diperoleh.-secata umum, sel-sel tersebut tidak dapat
402 Bagian Empat N. Virologi D\" A. Deteksi selterinfeksi virus GAMBAR 29-5 Efek sitopatik yang dirimbulkan pada lapisan- Multiplikasi virus dapat dipantau dengan berbagai cara: tunggal sel biakan oleh berbagai virus. Kultur diperlihatkan pada gambar dengan cara yang sama dengan cara normaljika mereka 1. Munculnya efek sitopatik, yaitu perubahan morfologis dilihat di laboratorium, yaitu tanpa fiksasi dan tanpa pewarnaan (60x). A: Enterovirus-sel membulat dan dengan cepat meng- pada sel. Jenis efek sitopatik yang dicetuskan virus, alami kerusakan total. B: Herpesvirus-area fokal berupa sel-sel meliputi lisis atau nekrosis sel, pembentukan badan bulat yang bengkak. C: Paramyxovirus-area-area fokal berisi sel- inklusi, pembentukan sel raksasa, dan vakuolisasi sito-sel yang berfusi (sinsitium). D: Hemadsorpsi. Eritrosit melekat ke plasma (Gambar 29-5A,8, dan C). Sebagian besar virus sel-sel dalam lapisan-tunggal yang terinfeksi virus; infeksi virus menghasilkan efek sitopatik yang jelas pada sel yang menyebabkan hemaglutinin disisipkan ke dalam membran plasma diinfeksi. sel yang terinfeksi tadi. Banyak virus berselubung yang mengalami Timbulnya protein yang disandi virus, seperti hemaglu-pematangan dengan cara menonjol menembus membran tinin milik virus influenza. Berbagai antiserum spesifiksitoplasma memiliki efek hemadsorpsi. (Digunakan atas izin dari I dapat digunakan untuk mendeteksi sintesis protein virus dalam sel-sel terinfeksi. Jack.) Deteksi asam nukleat-spesifik-viru s. Assay berbasis-tumbuh lebih dari beberapa kali siklus pembiakan. Lini seldiploid merupakan kultur sekunder yang telah mengalami molekuler (seperti PCR) merupakan metode deteksiperubahan sehingga dapat dibiakkan dalam jurnlah terbatas yang spesifik, sensitil dan cepat.(hingga 50 siklus), tetapi masih memiliki pola kromosomnormal mereka. Lini sel kontinu merupakan kultur yang Absorpsi eritrosit ke se1 terinfeksi, disebut jugamampu tumbuh lebih lama-mungkin tak terbatas-yangdiperoleh dari lini sel diploid atau dari jaringan ganas. Semua hemadsorbsi, akibat adanya hemaglutinin tersandi-viruslini sel kontinu tanpa terkecuali memiliki kromosom yang (parainfluenza, influenza) dalam membran sel. Reaksitermodifikasi dan berjumlah ireguler. fenis kultur se1 yang tersebut menjadi positif sebelum munculnya perubahandigunakan untuk pembialcan virus bergantung pada sen- sitopatik dan pada sebagian kasus timbul tanpa disertai efek sitopatik (Gambar 29-5D).sitivitas se1-sel ierhadap virus tertentu. 5. Pertumbuhan virus dalam telur ayam berembrio dapat menyebabkan kematian embrio (misalnya, virus ense- falitis), timbulnya pustul atau plak pada membran korio- alantois (misalnya, herpes, cacar air, vaccinia), atau munculnya hemaglutinin pada cairan atau jaringan embrionik (misalnya, influenza). B. Pembentukan badan inklusi Selama proses perkembangbiakan virus di dalam sel, dapat dihasilkan struktur-struktur spesifik-virus yang dinamakan badan inklusi. Badan inklusi menjadi jauh iebih besar dari partikel individual virus, dan sering kali memiliki afinitas terhadap pewarna asam (misalnya, eosin). Mereka dapat terletak di dalam nukieus (herpesvirus; lihat Gambar 33-3), dalam sitoplasma (poxvirus), atau keduanya (virus campak; lihat Gambar 40-5). Pada banyak infeksi virus, badan inklusi merupakan tempat terbentuknya virion (pabrik virus). Variasi dalam tampilan materi inklusi terutama dipengaruhi oleh pemfi ksasi jaringan yang digunakan. Adanya badan inklusi dapat sangat membantu dalam proses diagnostik. Badan inklusi intrasitoplasmik dalam sel saraf-badan Negri-bersifat patognomonik untuk rabies. KuantifikasiVirus A. Metode fisik Pemeriksaan kuantitatif berbasis-asam nuk_leat (seperti pCR) dapat menentukan jumlah salinan genom virus dalam suatu sampel. Melalui metode tersebut, dideteksi genom infeksius sekaligus noninfeksius. Variasi dalam sekuens virus dapat menurunkan tingkat deteksi dan kuantihkasi virus oleh metode ini.
Bab 29 .i. Karakteristik Umum Virus 403 B eragam pemeriksaan s erolo gis,s ep erti r a di o immun o as s ay mengaitkan jumlah pustul yang dihitung dengan pengenceran(RIA) dan enzyme-linked immunosorbenf assay (ELISA; lihat virus yang diinokulasi.Bab 47) dapat distandardisasi untuk menentukan jumlahvirus dalam suatu sampel. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut PEMURNIAN & IDENTIFIKASI VIRUStidak membedakan partikel infeksius dari partikel noninfeksiusdan terkadang mendeteksi protein virus yang tidak tersusun Pemurnian Partikel Virusmenjadi partikei. Virus yang murni harus tersedia untuk melakukan studi-studi Virus tertentu mengandung suatu protein (hemaglutinin) tertentu mengenai sifat dan biologi molekular virus. Untuk studi pemurnian, materi awal biasanya berupa sejumlah besaryang memiliki kemampuan untuk mengaglutinasi eritrosit medium kultur jaringan, cairan tubuh, atau sel-sel terinfeksi.manusia atau beberapa hewan. Uji hemaglutinasi merupakan Langkah pertama sering kali melibatkan pemekatan partikelmetode yang cepat dan mudah untuk menentukan jumlah virus dengan cara diendapkan menggunakan amonium sulfat,virus jenis tersebut (lihat Bab 47). Baik partikel infeksiusmaupun noninfeksius akan memberikan reaksi tersebut; etanol, atau polietilen glikol, atau dengan ultrafiltrasi'dengan demikian, hemaglutinasi mengukur jumlah total Hemaglutinasi dan elusi dapat digunakan untuk memekatkanvirus yang ada. orthomyxovirus (lihat Bab 39). Setelah pekat, virus dapat Partikel virus dapat dihitung secara langsung mengguna- dipisahkan dari materi pejamu melalui sentrifugasi dife-kan mikroskop elektron dengan cara dibandingkan dengan rensial, sentrifugasi gradien densitas, kromatografi kolom,suspensi standar partikel lateks yang berukuran serupa.Namun, metode ini memerlukan Preparat virus yang relatif dan elektroforesis.pekat, dan partikel virus yang infeksius tidak dapat dibedakan Biasanya diperlukan lebih dari satu langkah untuk men-dengan partikel noni nfeksius. capai pemurnian yang adekuat. Pemurnian awal akan menyingkirkan sebagian besar materi nonvirus. LangkahB. Metode Biologis pertama tadi dapat berupa sentrifugasi; langkah terakhirUji biologis tingkat akhir bergantung pada pengukuran pemurnian hampir selalu melibatkan sentrifugasi gradien densitas. Pada sentrifugasi zo na-lafu (r at e - z on aI s entr ifugati o n ),kematian hewan, infeksi hewan, atau efek sitopatik pada sampel virus yang telah dipekatkan, dioleskan pada sukrosakultur jaringan pada serangkaian pengenceran virus yangdiperiksa. Titer dinyatakan sebagai dosis infeksius 507o (ID,o), atau gliserol dengan gradien densitas linear yang telah jadi,yang merupakan kebalikan dari pengenceran virus yang dan selama sentrifugasi, virus akan mengendap membentukmenyebabkan efekpada 507o sel atau hewan yang diinokulasi' pita dengan laju yang terutama ditentukan oleh ukuran danUji yang akurat memerlukan jumlah subjek tes yang banyak. berat partikel virus. Uji yang paling banyak digunakan untuk virus infeksius Virus juga dapat dimurnikan dengan sentrifugasi ber- adalah plague assay. Lapis-tunggal sel pejamu diinokulasidengan virus yang diencerkan dalam kadar tertentu, dan kecepatan-tinggi dalam gradien densitas cesium klorida,setelah terjadi penyerapan, ditimbun dengan medium yang kalium tartrat, kalium sitrat, atau sukrosa. Materi gradien yang dipilih adalah yang paling tidak toksik terhadap virus.mengandung agar atau karboksimetilselulosauntukmencegah Partikel virus bermigrasi ke posisi setimbang, tempat densitasvirus menyebar ke seluruh kultur. Setelah beberapa hari, sel- larutan sama dengan densitas-apung mereka, dan membentuksel yang awalnya terinfeksi telah menghasilkan virus yang pita yang dapat kita lihat.hanya menyebar ke sel-sel di sekelilingnya. Siklus multipel Metode tambahan untuk pemurnian didasarkan pada sifat kimiawi permukaan virus. Pada kromatografi kolom, replikasi dan pembunuhan sel akan menghasilkan area kecil virus diikatkan ke substansi seperti dietilaminoetil atau infeksi, atau plak. Lama waktu dari infeksi hingga tampaknya fosfoselulosa, kemudian dielusi dengan pengubahan pH atauplak yang dapat dihitung bergantung pada siklus replikasi konsentrasi garam. Elektroforesis zona memungkinkan dipisahkannya partikel virus dari kontaminan berdasarkanvirus, dan dapat berkisar dari beberapa hari (misalnya, muatan mereka. Berbagai antiserum spesifik juga dapatpoliovirus) hingga 2 minggu atau lebih (misainya, SV40). digunakan untuk melepaskan partikel virus dari materi Fada kondisi terkontrol, plak tunggal dapat terbentuk dari pejamu. satu partikel virus infeksius yang dinamakan unit pembentuk- Virus ikosahedral lebih mudah dimurnikan dibandingkan plak (plaque-forming unit). Efek sitopatik pada sel terinfeksi dalam plak dapat dibedakan dari sel-sel tak terinfeksi pada virus berselubung. Karena virus berselubung biasanya lapis-tunggal tanpa pulasan ataupun dengan pemulasan yang sesuai, dan plak biasanya dapat dihitung secara makroskopis. mengandung jumlah selubung per partikel yang bervariasi, Rasio jumlah partikel infeksius terhadap jumlah total partikel populasi virus menjadi heterogen dalam hal ukuran dan virus sangat bervariasi, dari hampir satu hingga kurang dari 1 per 1000, tetapi sering kali I per beberapa ratus. densitas. Sangat sulit untuk mencapai kemurnian sempurna virus. Virus-virus tertentu, misalnya, herpes dan vaccinia, mem- bentuk pustul jika diinokulasi ke membran korioalantois telur Sejumlah kecil materi seluler cenderung menyerap ke partikel dan ikut terpurifikasi. Kriteria minimum kemurnian adalah berembrio. Virus-virus demikian dapat dihitung dengan gambaran yang homogen pada mikrograf elektron dan
404 Bagian Empat * Virologikegagalan prosedur pemurnian tambahan untuk me- seterusnya) yang tidak boleh digunakan di luar laboratorium; (5) sterilisasi sampah laboratorium; (6) penggunaan penutupnyingkirkan \"kontaminan\" tanpa mengurangi infektivitas. biosafety; dan (7) imunisasi jika vaksin yang sesuai tersedia. Tindakan pencegahan tambahan dan fasiiitas terisolasi khususldentifi kasi Suatu Partikel Sebagai Virus (Biosafety Level 4) harus diterapkan jlka personel bekerjaSetelah diperolehnya partikel fisik yang khas, partikel tersebut dengan agen yang berisiko-tinggi, seperti filovirus (lihat Babharus memenuhi kriteria berikut sebelum dapat dinyatakan 38) dan virus rabies.sebagai partikel virus: REAKSX TER}IAPAP A6EN FISIK & KIMIA1. Partikel tersebut hanya dapat diperoleh dari sel atau Panas & Dingin jaringan terinfeksi. Virus yang berbeda memiliki stabilitas terhadap panas yang2. Partikel yang diperoleh dari berbagai sumber bersifat sangat beragam. Virus ikosahedral cenderung stabil, hanya kehilangan sedikit infektivitas setelah berada beberapa jam identik, tidak bergantung pada jenis sel yang ditumbuhi dalam temperatnr 37o C. Virus berselubung jauh lebih labil virus. terhadap panas, mengalami penurunan titer yang tajam pada suhu 37'C. Infektivitas virus umumnya dapat dimusnahkan3. Partikel tersebut mengandung asam nukleat (DNA atau dengan pemanasan pada suhu 50-60\" C selama 30 menit, meskipun ada beberapa pengecualian penting (misalnya, RNA) yang sekuensnya tidak sama dengan sekuens asam virus hepatitis B, polyomavirus). nukleat sel pejamu, tempat asal diperolehnya partikel tadi. Virus dapat diawetkan dengan cara disimpan pada suhu4. Derajat aktivitas infektif sediaan berbanding lurus dengan sub-beku, dan sebagian virus dapat bertahan terhadap liofilisasi sehingga dapat diawetkan dalam kondisi kering jumlah partikel yang ada. pada 4 C atau bahkan pada suhu ruang. Virus yang tahan5. Dirusaknya partikel fisik secara kimiawi atau fisik terhadap liofilisasi lebih tahan terhadap panas jika dipanaskan menyebabkan hilangnya aktivitas virus. dalam kondisi kering. Virus berselubung cenderung ke-6. Sifat-sifat tertentu partikei dan infektivitasnya harus hilangan infektivitas mereka setelah disimpan lama, bahkan terbukti identik, misalnya, perilaku sedimentasi mereka pada suhu -90\" C sekalipun, dan sangat sensitif terhadap dalam ultrasentrifus dan kurva stabilitas pH mereka. pembekuan dan pencairan berulang.7. Berbagai antiserum yang disiapkan terhadap virus Stabilisasi Virus dengan Garam infeksius harus bereaksi dengan partikel khas tersebut Banyak virus dapat distabiikan dengan garam dalam dan sebaiiknya. Pengamatan langsung hal ini pada virus yang tidak dikenal dapat dilakukan dengan pemeriksaan konsentrasi 1 mol/L; yang dimaksud stabil di sini adalah virus mikroskop elektron; pada pemeriksaan mikroskopis tadi, tidak dinonaktifkan oleh pemanasan pada suhu 50\" C selama akan tampak pembentukan agregat dalam campuran 1 jam sekalipun. Mekanisme penstabilan preparat virus oleh antiserum dan suspensi mentah virus. garam tidak diketahui. Virus dapat distabilkan dengan8. Partikel harus mampu menginduksi penyakit khas ln menggunakan jenis garam yang berbeda-beda. MgClr, 1 mol/L, menstabilkan picornavirus dan reovirus; MgSO*, 1 vivo (jika eksperimen demikian dapat dilakukan). mol/L, menstabilkan orthomlD.ovirus dan paramyxovirus;9. Diinokulasinya partikel dalam kultur jaringan harus dan NarSOn, 1 mol/L, menstabilkan herpesvirus. Kestabilan virus penting dalam pembuatan vaksin. Vaksin menghasilkan progeni yang memiliki sifat biologis dan antigenik virus. polio oral biasa yang tidak distabilkan harus disimpan pada suhu beku untuk mempertahankan potensinya. Namun,KCANNAruAN N-AtsORATORIUM dengan penambahan garam untuk menstabilkan virus,Banyak virus merupakan patogen manusia, dan infeksi yangdidapat di laboratorium dapat terjadi. Prosedur laboratorium potensinya dapat dipertahankan selama berminggu-minggusering kali berpotensi membahayakan jika teknik yang tepat pada temperatur ruangan, bahkan pada suhu tinggi di daerahtidak diikuti. Beberapa bahaya lazim yangdapat memberikan tropis.risiko infeksi pada personel laboratorium adalah: ( I ) aerosol-terbentuk dari homogenisasi jaringan terinfeksi, sentrifugasi, pHgetaran ultrasonik, barang-barang gelas yang pecah; (2)ingesti-akibat pemipetan (menggunakan pipet) dengan Virus biasanya stabil pada pH antara 5,0 dan 9,0. Beberapa virus (misalnya, enterovirus) bersifat resisten terhadap kondisimulut, makan atau merokok di laboratorium, pencucian asam. Semua virus dihancurkan oleh kondisi basa. Pada reaksi hemaglutinasi, variasi sebanyak kurang dari 1 unit pH dapattangan yang tidak adekuat; (3) penetrasi kulit-akibat tertusuk memengaruhi hasil.jarum, barang-barang gelas yang pecah, kontaminasi tanganakibat bocornya wadah, menangani jaringan terinfeksi,gigitan hewan; dan (4) percikan yang mengenai mata. Praktik biosafety yang baik meliputi: (1) pelatihanmengenai dan menggunakan teknik aseptik; (2) pelaranganmemipet dengan mulu! (3) tidak boleh makan, minum, ataumerokok dalam laboratorium; (4) penggunaan perlengkapanprotektif pribadi (jas lab, sarung tangan, masker, dan
Bab 29 * Karakteristik Umum Virus 405Radiasi menonaktifkan basil tifoid tidaklah adekuat untuk meng-Ultraviolet, sinar-X, dan partikel berenergi tinggi me- hancurkan virus poliomielitis yang ada di feses. Alkohol' seperti isopropanol dan etanol, relatif tidak efektif terhadapnonaktifkan virus. Dosis radiasi tersebut bervariasi untukjenis virus yang berbeda. Infektivitas merupakan sifat yang virus tertentu, khususnya picornavirus.paling radiosensitif karena replikasi memerlukan ekspresiselurnh komponen genetik virus. Partikel teradiasi yang tidak Metode-Metode Lazim Penonaktifan Virusmampu bereplikasi mungkin masih dapat mengekspresikanbeberapa fungsi spesifik dalam sel pejamu. untuk Berbagai TujuanKerentanan terhadaP Eter Virus dapat dinonaktifkan untuk berbagai alasan: untuk mensterilkan peralatan dan perlengkapan laboratorium,Kerentanan terhadap eter dapat digunakan untuk membeda- untuk mendisinfeksi permukaan atau kulit, untuk meng-kan virus yang berselubung dari yang tidak. Sensitivitas amankan air minum, dan untuk membuat vaksin virus jenis nonaktif. Berbagai metode dan zat kimia digunakan untukberbagai kelompok virus yang berbeda terhadap eter tujuan-tujuan tadi.diperlihatkan pada Tabel 29-1. Sterilisasi dapat dicapai dengan menggunakan uap dalamDeterjen tekanan tertentu, pemanasan kering, etilen oksida, dan radiasi-1. Disinfektanpermukaanmeliputinatrium hipoklorit,Deterjen nonionik-misalnya, Nonidet P40 dan TritonX-l00-melarutkan kandungan lipid pada membran virus' glutaraldehida, formaldehida, dan asam perasetat. DisinfektanProtein virus di dalam selubung akan dibebaskan (tidak kulit mencakup klorheksidin, etanol 70o/o, dan yodofor.didenaturasi). Deterjen anionik, misalnya sodium dodecylsulfate, juga melarutkan selubung virus. Selain itu, mereka Pembuatan vaksin dapat menyertakan penggunaan formal-memecah kapsid menjadi beberapa polipeptida yar'g dehida, propiolakton-p, psoralen + radiasi ultraviolet, atau terpisah. deterjen (vaksin subunit) untuk menonaktifkan virus vaksin.Formaldehida REPLIKASI VIRUS: SUATU pEN[l&!'lULttANFormaldehida menghilangkan infektivitas virus dengan cara Virus memperbanyak diri hanya di dalam sel-sel hidup. Selbereaksi dengan asam nukleat. Virus yang memiliki genom untai-tunggai jauh lebih mudah dinonaktifkan dibandingkan pejamu harus menyediakan energi dan peralatan sintesis sertayutrg *.tnihki genom untai-ganda' Formaldehida memiliki prekursor berberat-moiekul-rendah untuk sintesis protein dan asam nukleat virus. Asam nukleat virus mengandungefek samping minimal pada antigenisitas protein sehingga spesifisitas genetik untuk menyandi semua makromolekul telah sering digunakan dalam pembuatan vaksin virus bentuk nonaktif. spesifik-virus dalam cara yang sangat terorganisasi. Agar suatu virus dapat bereplikasi, protein virus harus lnaktivasi Fotodinamis disintesis oleh peralatan penyintesis-protein miiik sel pejamu. Virus dapat ditembus dalam derajat yang bervariasi oleh Oleh sebab itu, genom virus harus mampu menghasilkan mRNA yang dapat berfungsi. Telah diidentifikasi berbagaipewarna vital, seperti biru toluidin, merah netral, dan mekanisme yang memungkinkan mRNA virus berkompetisi dengan mRNA sel untuk menghasilkan protein virus dalam proflavin. Pewarna-pewarna tadi berikatan ke asam nukleat jumlah yang cukup. virus, dan virus menjadi rentan terhadap inaktivasi oleh cahayatampak. Merah netralbiasa digunakan untuk mewarnai Sifat unik multiplikasi virus adalah, segera setelah ber- assay plakiehingga plak-plak tersebut lebih mudah terlihat' interaksi dengan sel pejamu, virion penginfeksi menjadi rusak Lempeng assay harus dilindungi dari cahaya terang begitu dan infektivitas-nya hilang. Fase dalam siklus pertumbuhan merah netral ditambahkan; jika tidak, ada risiko virus progeni ini dinamakan periode gerhana (eclipse petiod.); durasinya akan dinonaktifkan (oleh cahaya) dan pembentukan plak beragam, bergantung pada virus maupun sel pejamu, dan akan berhenti. diikuti oleh suatu intervai terjadinya akumulasi cepat partikel virus progeni yang infeksius. Periode gerhana sebenarnya Antibiotik & Agen Antibakterial Lain *...tpukutt salah satu aktivitas sintesis yang kuat karena sel diarahkan untuk memenuhi kebutuhan \"pembajak' virus. Antibiotik antibakte;ial dan sulfonamida tidak memiliki efek Pada sebagian kasus, segera setelah asam nukleat virus terhadap virus. Namun, tersedia beberapa obat antivirus (lihat memasuki sel pejamu, metaboiisme sel diarahkan secara Bab 30). eksklusif untuk menyintesis partikel virus baru, dan Senyawa amonium kuarterner pada umumnya tidak seianjutnya sel tersebut akan dihancurkan. Pada kasus lain, efektif melawan virus. Senyawa yodin organik juga tidak proses metabolik sei pejamu tidak berubah secara signifikan, efektif. Diperlukan kadar klorin yang lebih tinggi untuk meskipun sel tadi menyintesis protein dan asam nukleatvirus, menghancurkan virus dibandingkan untuk membunuh sel tidak dimatikan.,. 6akteri, khususnya jika ada protein kontaminan' Sebagai Setelah disintesisnya asam nukleat dan protein virus, contoh, pemberian klorin pada feses yang cukup untuk komponen-komponen tersebut dirangkai untuk membentuk
406 Bagian Empat * Virologi virion infeksius baru. Kisaran virus infeksius yang dihasilkan atau penelanan. Pada sebagian sistem, penetrasi dicapai per sel-nya sangat bervariasi, dari jumlah yang sedikit hingga melalui endositosis yang dimediasi reseptor, dengan diambil- lebih dari 100.000 partikel. Durasi siklus replikasi virus juga nya partikel virus yang diingesti ke dalam endosom. Terdapat sangat beragam, mulai dari 6-8 jam (picornavirus) hingga pula contoh-contoh penetrasi langsung partikel virus me- lebih dari 40 jam (beberapa herpesvirus). nembus membran plasma. Pada kasus iain, terjadi fusi selubung virion dengan membran plasma sel. Sistem-sistem Tidak semua infeksi akan menghasilkan keturunan virus tersebut melibatkan interaksi protein fusi virus dengan baru. Infeksi produktif terjadi pada sel permisif dan menghasilkan virus infeksius baru. Infeksi abortif gagal reseptor seluler kedua atau \"koreseptor\" (misalnya, reseptor menghasilkan progeni infeksius, baik karena sel pejamu kemokin untttk human immunodefi ciency virus). bersifat nonpermisif dan tidak mampu menunjang ekspresi semua gen virus maupun karena virus penginfeksi bersifat Pelepasan selubung (uncoating) terjadi bersamaan defektif, tidak memiliki beberapa gen fungsional virus. Infeksi dengan atau segera setelah penetrasi. Pelepasan selubung laten dapat terjadi, dengan menetapnya genom virus, tidak merupakan proses pemisahan fisik asam nukleat virus dari diekspresikannya atau hanya diekspresikannya sedikit gen virus, dan bertahan hidupnya sel yang terinfeksi. Pola replikasi komponen struktural luar virion sehingga asam nukleat dapat bervariasi untuk satu jenis virus, bergantung pada jenis sel pejamu yang diinfeksi. tersebut dapat berfungsi. Genom dapat dilepaskan sebagai Tahap-Tahap Umum dalam Siklus Replikasi asam nukleat bebas (picornavirus) atau sebagai nukleokapsid Virus (reovirus). Nukleokapsid-nukleokapsid ini biasanya mengan- Telah berkembang berbagai strategi virus untuk dapat mem- dung polimerase. Pelepasan selubung mungkin membutuhkan perbanyak diri di dalam sel pejamu yang diinfeksi. Meskipun suasana pH asam dalam endosom. Infektivitas virus parental perinciannya berbeda dari grup satu ke grup lainnya, kerangka hilang pada stadium pelepasan selubung ini. Virus merupakan umum siklus replikasinya serupa. Siklus pertumbuhan virus DNA untai-ganda dan virus RNA untai-tunggal, sense-posltif satu-satunya agen infeksius yang agen penginfeksinya harus diilustrasikan pada Gambar 29-6. Keterangan lebih detail dibicarakan dalam bab-bab selanjutnya yang memang khusus mengalami pemecahan untuk dapat mengikuti jalur re- ditujukan untuk membahas keiompok virus spesifik. plikasi.A. Perlekatan, penetrasi, & pelepasan B. Ekspresi genom virus & sintesis komponenselubung virusLangkah pertama dalam infeksi virus adalah perlekatan(interaksi virion dengan situs reseptor spesifik pada per- Fase sintesis siklus replikasi virus berlangsung setelah pe- Iepasan selubung genom virus. Langkah utama dalam replikasimukaan suatu sel). Molekul reseptor berbeda-beda untuk tiap virus adalah mRNA spesilik harus ditranskripsi dari asamvirus, tetapi umumnya merupakan kumpulan glikoprotein. nukleat virus agar ekspresi dan duplikasi informasi genetik dapat berhasil. Setelah hal tersebut berhasil dilakukan, virusPada sebagian kasus, virus mengikat sekuens protein menggunakan komponen-komponen sel untuk men-(misalnya, picornavirus) dan pada kasus lain, oligosakarida(misalnya, orthomyxovirus dan paramlzxovirus). Pengikatan translasikan nRNA. Berbagai kelas virus menggunakan jalurreseptor dipercaya dapat terjadi karena adanya konfigurasi yang berbeda untuk menyintesis mRNA, bergantung padastruktur permukaan virion yang kebetulan homolog dengan struktur asam nukleat virus. Tabel 29-2 merangkum berbagaikomponen permukaan sel. Sebagai contoh, human immuno- jalur transkripsi (tetapi tidak semuanya berlanjut dengandefciency virus berikatan dengan reseptor CD4 pada sel-sel replikasi) asam nukleat dari berbagai kelas virus. Beberapasistem imun, rhinovirus berikatan dengan ICAM- 1, dan virus virus (rhabdovirus) memiiiki polimerase RNA untuk me-Epstein-Barr mengenali reseptor CD2l pada sel B. Ada atau nyintesis mRNA. Virus RNA jenis ini dinamakan virus untai-tidak adanya reseptor memainkan peranan penting yang negatif (sense-negatlf) karena genom RNA untai-tunggalmenentukan tropsime sel dan patogenesis virus. Tidak semua mereka merupakan'komplemen nRNA yang secara kon-sel dalam pejamu yang rentan akan mengekspresikan reseptor vensional dinamakan untai-positif (sense-positif). Virusyang dibutuhkan; misalnya, poliovirus hanya mampu melekat untai-negatifharus menyrrpiai sendiri polimerase RNA karenake sel-sel pada sistem sarafpusat dan saluran cerna primata. sel eukariotik tidak memiliki enzim yang mampu menyintesisTiap sel yang sensitif dapat mengandung hingga 100.000 situs mRNA dari cetakan RNA.reseptor untuk satu virus. Tahap perlekatan tadi dapat Dalam perjalanan replikasi virus, semua makromolekulmenginisiasi perubahan struktural yang ireversibel dalam spesifik-virus disintesis dalam urutan yang sangat terorgani- sasi. Pada beberapa infeksi virus, khususnya yang melibatkanvirion. virus yang mengandung DNA untai-ganda, protein virus dini disintesis segera setelah terjadinya infeksi dan protein lanjut Setelah peristiwa pengikatan, partikel virus akan dibawa baru dibuat pada infeksi lanjut, setelah berlangsungnyake dalam sel. Langkah tersebut dinamakan sebagai penetrasi sintesis DNA virus. Gen-gen awal mungkin dinonaktifkan- mungkin juga tidak-saat produk lanjut tersebut dibuat. Sebaliknya, sebagian besar, bahkan mungkin semua, informasi genetik milik virus yang mengandung RNA diekspresikan sekaligus. Selain kendali temporal, ada pula kendali kuantitatif karena tidak semua protein virus diproduksi dalam jumlah
Bab 29 .1. Karakteristik Umum Virus 407 :t... Protein virus {i:':6@@\" -i] '1 / -\@ RNAvirusr Iln, ,ffi(-)@nl €6,1E?, mRNA virus ,\WP*- 2i::, r'j I flu\"' \"l* lA)rr\ (+) t+) 6i\V7 \ @';, i'l li :l ;:i t\"'j ilii-'i r' ,i-\":n-\'-,. '.,\" - \"\":t i-\" \ \__ \"15 /c-x i ffiq Nukleus (\ ,-., J,..:\"Dj NA virus -' yung bereplikasiGAMBAR 29-6 Contoh siklus pertumbuhan virus. A: Siklus pertumbuhan virus DNA untai-ganda tak-berselubung. B: Siklus pertumbuh-an virus RNA untai-tunggal, sense-positif. (Direproduksi atas izin dari Talaro KP: Foundations in Microbiology: Basic Principles, edisi keenam.McGraw-Hill, 2008.)yang sama. Protein spesifik-virus mungkin mengatur sejumlah kerangka pembacaan yang sama, tetapi dimulai dari titik yangtranskripsi genom atau translasi mRNA virus. berbeda. Sebuah sistem virus (dari adenovirus) pertama kali Virus-virus kecii hewan dan bakteriofage merupakan menunjukkan fenomena pengolahan mRNA yang dinamakanmodel yang baik untuk mempelajari ekspresi gen. Sekuens '\plicing\" yaitu sekuens mRNA yang menyandi proteinnukleotida total milikbanyakvirus telahberhasil diidentifikasi.Dari temuan tersebut, ditemukan ada gen-gen yang ber- tertentu diperoleh dari sekuens-sekuens yang terpisah dari cetakan, dengan sekuens sisipan noncoding \"dipotong keluar\"tumpang tindih, yaitu pada sebagian sekuens DNA yang dari transkrip. Baru-baru ini, beberapa virus DNA (herpes-digunakan untuk sintesis dua polipeptida yang berbeda, baik virus, adenovirus, polyomavirus) ditemukan menyandi microRNA; RNA-RNA kecll (-22 nukleotida) tersebut ber-dengan menggunakan 2 kerangka pembacaan yang berbeda, fungsi pada tingkat yang baru dalam regulasi gen pasca-ataupun dengan 2 mRNA yang berbeda dan menggunakan
408 Bagian Empat .i. Virologitranskripsi, dengan mengantarai degradasi mRNA target atau Situs intrasel tempat berlangsungnya berbagai peristiwadengan menginduksi inhibisi translasi mRNA-mRNA tadi. dalam replikasi virus bervariasi antar kelompok virus yang berbeda (Tabel 29-4). Dapat dibuat beberapa generalisasi. Variasi terluas dalam strategi ekspresi gen ditemukan Protein virus dislntesis dalam sitoplasma pada poliribosom yang tersusun atas mRNA spesifik-virus dan ribosom selpada virus-virus yang mengandung RNA (Tabel 29-3). pej amu. Banyakprotein virus menj alani modihkasi (glikosilasi,Beberapa virion memiliki polimerase (orthomyxovirus, asilasi, pemecahan, etc). DNA virus biasanya mengalamireovirus); danbeberapa sistemyanglain dengan\"menggunakan replikasi dalam nukleus. RNA genomik virus umumnyapesan subgenomik, kadang-kadang dibentuk melalui splicing mengalami duplikasi dalam sitoplasma sel, meskipun terdapat(orthomlxovirus, retrovirus); dan beberapa virus menyintesis beberapa pengecualian.prekursor poliprotein besar yang selanjutnya diolah dandipecah untuk menghasilkan produk gen akhir (picornavlrus, C. Morfogenesis & pembebasanretrovirus). Protease viral milik human immunodeJiciency Poiipeptida kapsid dan genom virus yang baru disintesis dirakit menjadi satu untuk membentukvirus progeni. Kapsidvlrus merupakan suatu enzim yang dihambat oleh kelas obat ikosahedral dapat memadat jika tidak ada asam nukleat,antivirus yang dinamakan inhibitor protease. sedangkan nukleokapsid virus yang memiliki simetri heliks tidak dapat terbentuk tanpa RNA virus. Secara umum, virus Sejauh apa enzim spesifik-virus terlibat dalam proses- tak berseiubung berakumulasi dalam sel-sel terinfeksi, dan selproses tadi, bervariasi dari grup yang satu ke grup yang laln. tersebut akhirnya melisis dan membebaskan partikel-partikel virus.Virus DNA yang bereplikasi di dalam nukleus biasanya Virus berselubung mengalami pematangan melalui prosesmenggunakan polimerase RNA dan polimerase DNA serta \"pertunasan1 Glikoprotein selubung spesifik-virus disisipkanenzim pemroses milik sel pejamu. Virus yang lebih besar(herpesvirus, poxvirus) lebih independen dalam hal fungsi ke dalam membran sel; nukleokapsid vlrus selanjutnyaseluler mereka dibandingkan dengan virus yang lebih kecil.Inilah salah satu alasan mengapa virus yang lebih besar lebih menonjol menembus membran pada tempat-tempat yangsensitif terhadap kemoterapi antivirus (lihat Bab 30)-karena telah dimodifikasi tadi, dan saat melewati membran tersebut, mereka memperoleh selubung. Pertunasan sering kali terjadilebih banyak proses spesilik-virus yang tersedia sebagai targetuntuk kerja obat.TABET 29-2 Jalur Transkripsi Asam Nukleat pada Berbagai Kelas VirusJenis Asam lntermediat Jenis mRNA contoh KeteranganNukleatVirus + mRNA Tidak ada Kebanyakan virus DNA (e9., Virion mengandung polimerase RNA yangt ds DNA + mRNA herpesvirus, adenovirus) t ds DNA + mRNA+ ss DNA Parvovirus Tidak ada Reovirust ds RNA mentranskripsi tiap segmen menjadi mRNA -: + ds RNA + mRNA Picornavirus, togavirus, fl avivirus Asam nukleat virus bersifat infeksius dan+ ss RNA berperan sebagai mRNA. Untuk togavirus, + mRNA yang lebih keciljuga dibentuk untuk beberapa protein tertentu- ss RNA Tidak ada + mRNA Rhabdovirus, paramyxovirus, Asam nukleat virus tidak infeksius; virion orthomyxovirus mengandung polimerase RNA yang membentuk + mRNA yang berukuran lebih kecil dari genom. Untuk orthomyxovirus, + mRNA ditranskripsi dari tiap segmen+ ss RNA -DNA,+DNA +mRNA Retrovirus Vi rion mengand ung reverse tra n scri ptas e; RNA virus tidak infeksius, tetapi DNA komplementer dari sel yang telah termodifi kasi bersifat infeksiusmenunjukkan untai-negatif;menunjukkan untai-positif;menunjukkan heliks yang mengandung u ntai-positif dan negatif; ds, double-stranded; ss, single-stronded.
Bab 29 * Karakteristik Umum Virus 409TABEL 29-3 perbandingan Strategi Replikasi Beberapa Familivirus RNA yang Penting +lr llfi fi+nffi !.4. ;;]tilir,l.r. ir i!:Struktur RNA genomik s5 5SSense RNA genomik Positif NegatifGenom bersegmen 0 0 0b + 0+RNA genomik infeksius + 00 00RNA genomik berperan + + +0 00 + sebagai messenger + ++ 0 ++ ++Polimerase-terkait virion 0 + +0 00Pesan subgenomik 0Prekursor poliprotein +ffifamiliVirustersebut;0menandakansifatyangtidakdimilikifamiliVirUstersebut;ds,doub/e-stranded;negalif,komplementerterhadap mRNA; positit memiliki sense yang sama dengan mRNA, ss' slng le-stronded'Retrovirus mengandung genom diplold (dua salinan RNA genomik tak bersegmen)'Retrovirus mentandung sebuah revetsetranscriptose(polimerase DNA bergantung-RNA)'Virus DNA 0 NN N Parvoviridae Polyomaviridae 0 N N N 48 Adenoviridae 0 N N N 25 Hepadnaviridae Herpesviridae + N C M-E Poxviridae M 15-72 + NN 0 c c c 20Virus RNA o cc c 6-8 Picornaviridae Reoviridae 0 C c c 15 Togaviridae + c C M-P 10-24 + c c M.EFlavivkidae c M-PRetroviridaer + N c M-G 24Bunyaviridae +orthomYxoviridae + N N M_P 1 s-30Faramyxoviridae +Rhabdoviridae + c c M-P l0-48 c c M-P 6-1 0c, sitoplasma; M, membran; M-E, membran retikulum endoplasmik; M-G, membran Golgi; M-e membran plasma; N, nukleusSintesis protein virus selalu terjadi di sitoplasma bahwa berbagai anggota dalam satuNilai yang ditunjukkan untuk durasi siklus multiplikasi merupakan angka perkiraan; adanya kisaran nilai menandakan replikasi virus'famili virus bereplikasi dengan kinetik yang berbeda-beda. Jenis sel pejamu yang berbeda juga memengaruhi kinetik
410 Bagian Empat * Virologipada membran plasma, tetapi dapat pula melibatkan Pemetaan Genom Virusmembran-membran lain di dalam sel. Virus berselubung Teknik biologi molekuler yang cepat dan akurat telahtidak infeksius sampai mereka memperoleh selubung. Karena mempermudah identifikasi produk gen virus dan pemetaanitu, virion progeni infeksius biasanya tidak berkumpul dalam produk-produk tersebut pada genom virus. Pemetaansel yang terinfeksi. biokimiawi dan fisik dapat dilakukan jauh lebih cepat Pematangan virus terkadang merupakan proses yang dibandingkan pemetaan genetik menggunakan teknik genetiktidak elisien. Dapat terkumpul komponen virus dalam jumlah klasik.berlebihan yang kemudian terlibat dalam pembentukanbadan inklusi di dalam sel. Sebagai akibat dari efek replikasi Untuk isolat yang dapat diklon, analisis sekuens dan perbandingan dengan virus yang telah dikenal sering di-virus yang sangat merugikan sel pejamu, efek sitopatik selulerakhirnya timbul dan sel tersebut akan mati. Namun, terdapat lakukan sebagai pengganti cara-cara pemetaan genom virusbeberapa pengecualian, yaitu se1 tidak dirusak oleh virus yang dipaparkan berikut ini.sehingga terjadi infeksi persisten jangka-panjang (lihat Bab30). Mekanisme yang diinduksi-virus mungkin mengatur Teknik pemetaan penataan- ulang (reassortment mapping)apoptosis, suatu peristiwa yang diprogram secara genetikyang mengakibatkan sel mematikan dirinya sendiri. Beberapa telah digunakan pada virus influenza A yang memiliki genominfeksi virus menunda apoptosis dini sehingga mereka dapatmenghasilkan virus progeni dalam jumlah besar. Sementara yang terdiri atas delapan segmen RNA, masing-masingitu, beberapa virus secara aktif menginduksi apoptosis pada segmen menyandi satu protein virus. Dalam kondisi yangtahap lanjut untuk memfasilitasi penyebaran virus progeni ke cocok, segmen-segmen genom RNA dan polipeptida miliksel-sel baru. virus influenza A yang berbeda akan bermigrasi denganGENETIK VIRUS-VIRUS HEWAN kecepatan yang berbeda-beda di gel poliakrilamid. DenganAnalisis genetik merupakan pendekatan yang sangat bergunadalam memahami struktur dan fungsi genom virus, produk demikian, galur-galurvirus tersebut dapat dibedakan. Dengangennya, serta peran mereka dalam infeksi dan penyakit. menganalisis rekombinan (reassortant) yang dibentuk olehVariasi dalam sifat-sifat virus merupakan hal yang penting beragam virus influenza, ditentukan segmen RNA yanguntuk kedokteran manusia. Virus yang memiliki antigenstabil pada permukaan mereka (poliovirus, virus campak) menyandi masing-masing protein.dapat dikendalikan melaluivaksinasi. Virus lainyang memilikibanyak tipe antigenik (rhinovirus) atau memiliki antigen Endonuklease restriksi dapat digunakan untuk meng-yang sering berubah-ubah (virus influenza A) sulit dikontrolmelalui vaksinasi; genetik virus mungkin dapat membantu identifikasi galur spesifik virus DNA. DNA virus diisolasi danmengembangkan vaksin yang lebih efektif. Beberapa jenis diinkubasi bersama endonuklease spesifik hingga sekuens-infeksi virus terus berulang secara repetitif (virus para- sekuens DNA yang rentan terhadap nuklease tersebut berhasilinfluenza) atau menetap (retrovirus) meskipun terdapat dipecah. Fragmen-fragmen yang dihasilkan kemudian di-antibodi; jenis-jenis virus tadi mungkin lebih baik ditangani pisahkan berdasarkan ukurannya dengan menggunakandengan obat antivirus. Analisis genetik akan membantumengidentifikasi proses spesifik-virus yang layak menjadi elektroforesis gel. Fragmen besar adalah yangpaling terhambattarget untuk pengembangan terapi antivirus. oleh efek \"saringan' ge1 sehingga dapat diamati adanya Istilah-istilah berikut merupakan dasar untuk memahami hubungan yang terbalik antara ukuran dan migrasi fragmen.uraian mengenai genetik Genotip adalah susunan genetiksuatu organisme. Fenotip merupakan sifat organisme yang Posisi fragmen-fragmen DNA dapat ditentukan melaluidapat diamati yang dihasilkan oleh kombinasi genotip danlingkungan. Mutasi adalah perubahan dalam genotip yang radioautografi atau dengan menggunakan teknik pulasandapat diwariskan. Genom adalah keseluruhan gen yang khusus. Teknik pemetaan fisik seperti demikian bergunadimiliki suatu organisme. Virus tipe-liar (wild-type virus) untuk membedakan jenis-jenis virus dalam sistem jika virusadalah virus asli yang merupakan bentuk asal mutan (sebelum tidak dapat dikultur (misalnya, papilomavirus).mengalami mutasi) dan merupakan standar pembandingbagi mutan; istilah tersebut mungkin tidak memperlihatkan Peta fisik dapat dikaitkan dengan peta genetik. Hal iniciri virus secara akurat karena virus tipe-liar diisolasi dari memungkinkan produk gen virus untuk dipetakan ke regio-alam/lingkungan. Isolat virus baru dari pejamu alaminya regio pada genom yang ditetapkan dengan fragmen enzimdisebut sebagai isolat lapangan atau isolat primer. restriksi. Transkripsi mRNA selama siklus replikasi dapat dihubungkan dengan fragmen-fragmen DNA spesifik. Dengan mutagenesis, dapat dilakukan mutasi pada situs spesifik dalam genom. Fragmen-fragmen genom virus yang diperoleh melalui PCR dapat digunakan sebagai pengganti fragmen-fragmen enzim restriksi pada studi mutagenesis dan pemetaan. Jenis-Jenis Mutan Virus Penelitian genetik klasik terhadap virus hewan memerlukan metode pemeriksaan kuantitatif yang sensitif dan akurat, seperti plague assaT untuk infektivitas virus, dan mutan yang baik (diperoleh dari mutasi tunggal) yang mudah didapat dan relatif stabil. Beberapa parameter yang lazim digunakan adalah morfologi plak, penghindaran dari antibodi atau
Bab 29 * Karakteristik Umum Virus 4Llketahanan terhadap antiserum-antiserum penetral, hilangnya potongan-potongan acak asam nukleat pejamu dan bukanprotein virus, resistensi terhadap obat, kisaran pejamu, dan asam nukleat virus. Partikel semacam itu tampak sepertiketidakmampuan untuk tumbuh pada suhu rendah atau partikel virus biasa jika dilihat dengan mikroskop elektron,tinggi. Mutan dengan parameter demikian diperoleh akibatp\"ilik ru.t dengan mutagen, akibat rekayasa mutasi melalui tetapi mereka tidak bereplikasi. Secara teoretis, pseudovirion mungkin mampu memindahkan asam nukleat seluler dariteknik molekuler, atau akibat mutasi spontan. satu sel ke sel lain. Sekuens virus terklon biasa digunakan untuk analisis Retrovirus pengubah biasanya merupakan virus defektif'genetik molekuler. Genom virus RNA diklon sebagai salinan.pNe. Hal tersebut memungkinkan analisis virus yang tidak Satu bagian genom virus telah dihilangkan dan digantikandapat dikultur dan analisis virus RNA. Berbagai jenis mutasi dengan sepotong DNA yang berasal dari sel dan menyandidapat dilakukan pada situs-situs tertentu di DNAvirus terklon protein pengubah. Virus tersebut memungkinkan diiden- tifikasinya onkogen sel (lihat Bab 43). Retrovirus lainuntuk kepentingan analisis fungsional sekuens penyandi dan diperiukan sebagai pembantu agar virus pengubah tadi dapatelemen cis-acting. berepiikasi. Mutan letal-kondisional adalah mutan-mutan yang lnteraksi Antarvirusbersifat letal (tidak dihasilkan virus infeksius) dalam satukondisi tertentu-dinamakan kondisi nonpermisif-tetapi Saat dua atau lebih partikel virus menginfeksi sel pejamu yangmenghasilkan turunan infeksius normal di bawah kondisi- sama, mereka dapat berinteraksi dalam berbagai cara. Viruskondisi lain-kondisi permisif. Mutan sensitif-temperatur tersebut harus berkerabat cukup dekat, biasanya merupakantumbuh pada suhu yang rendah (permisif), tetapi tidak anggotafamilivirusyang sama, agardapatterjadi (kebanyakan)tumbuh pada suhu tinggi (nonpermisif). Mutan terbatas- interaksi. Interaksi genetik menghasilkan beberapa progeni yang secara pewarisan (secara genetik) berbeda dari keduapejamu hunyu -u-pu tumbuh dalam satu jenis sel (sel induknya. Progeni yang dihasilkan dari interaksi nongenetik akan serupa dengan virus induknya. Pada interaksi genetik,permisif), sedangkan pada sel lain (sel nonpermisif), terjadi molekul asam nukleat benar-benar terlibat daiam interaksi, sedangkan pada interaksi nongenetik, yang terlibat adalahinfeksi abortif. Penelitian infeksi campuran terhadap pasangan produk-produk gen.mutan dalam kondisi permisif dan nonpermisif dapatmemberikan informasi mengenai fungsi gen dan mekanisme replikasi virus pada tingkat molekuler.Virus Defektif A. RekombinasiVirus defektif adalah virus yang tidak memiliki satu atau lebih Rekombinasi menghasilkan virus progeni (rekombinan) yanggen fungsional yang diperlukan untuk replikasi virus' Virus memiliki ciri-ciri yang tidak ditemukan secara sekaligusdefektif memerlukan bantuan dari virus lain pada beberapa (bersama-sama) dalam salah satu induknya. Mekanisme klasik rekombinasi adalah terputusnya untai-untai asamIang-Skaahlahdalam replikasi atau maturasi. virus yang tidak satu jenis virus defektif adalah nukleat, dan sebagian genom dari satu induk digabungkan ke sebagian genom miiik induk kedua. Virus rekombinan bersifatmemiliki satu bagian genom (yaitu, mutan delesi). Besarnya stabil secara genetik, menghasilkan progeni yang sama dengan dirinya saat bereplikasi. Virus memiliki frekuensi rekombinasikehilangan genom akibat delesi dapat bervariasi dari sekuens yang sangat beragam. Pada virus yang memiliki genombasa yang pendek hingga sebagian besar genom. Mutan delesi bersegmen, misalnya, virus influenza, pembentukan rekom- binan terjadi melalui penataan-ulang fragmen-fragmen.potriun dapat mengganggu replikasi virus homolog dan genom individual dan bukan merupakan peristiwa pe- nyilangan sejati, dan penataan-ulang tersebut terjadi dengandisebut partikel virus defektif pengganggu. Partikel defektif mudah (lihat Bab 39).pengganggu telahkehilangan segmen pentingpada genomnya, B. Komplementasii.tupi -usift mengandung protein kapsid normal; mereka Komplementasi adalah interaksi antarproduk gen virus dalammemerlukan virus homolog infeksius untuk membantu sel yang diinfeksi oleh dua virus; salah satu atau kedua virus tersebut mungkin defektif. Komplementasi menyebabkanreplikasi mereka, dan mereka mengganggu multiplikasi virus terjadinya replikasi pada satu atau kedua virus dalam kondisi yang biasanya tidak memungkinkan replikasi' Dasar komple-homolog tersebut. mentasi adalah satu virus menyediakan satu produk gen yang Kategori lain virus defektif adalah virus yang memerlukan tidak dimiliki virus kedua sehingga virus kedua dapat bertumbuh. Genotip kedua virus tadi tetap tidak berubah.virus kompeten-replikasi yang tidak berkerabat dengan Jika kedua mutan bersifat defektifdalam hal produk gen yangmereka. Contohnya adalah virus satelit yang terkait-adeno- sama, mereka tidak akan dapat mengkomplementasi per-virus dan virus hepatitis D (agen delta), yang masing-masing tumbuhan satu sama lain.hanya bereplikasi jika terdapat koinfeksi adenovirus dan virushepatitis B. Virus defektif jenis ini belum pernah diisolasidaiam bentuk nondefektif. Fungsi pembantu esensial yangdiberikan oleh virus pembantu berbeda-beda, bergantung-pada sistemnya. jenis partikel defektif yang berbeda, Pseudovirion,mengandung DNA sel pejamu dan bukan genom virus'Selama replikasi virus, kapsid terkadang membungkus
412 Bagian Empat * Virologi C. Pencampuran fenotipik sebagai vektor replikasi dan ekspresi bagi gen viral maupun selular. Hampir setiap virus dapat diubah menjadi vektor jika Terdapat suatu bentuk khusus komplementasi yang dinamakan telah diketahui cukup banyak mengenai fungsi replikasi, pencampuran fenotipik, atau penyatuan suatu genotip dengan kendali transkripsi, dan sinyal pembungkusannya. Teknologi suatu fenotip heterolog. Hal tersebut terjadi jika genom satu vektor virus didasarkan pada virus DNA (misalnya, SV40, virus secara acak tergabung dalam protein-protein kapsid parvovirus, papillomavirus bovin, adenovirus, herpesvirus, yang disandi oleh virus yang berbeda atau dalam kapsid yang virus vaccinia) dan virus RNA (misalnya, poliovirus, virus Sindbis, retrovirus). Masing-masing sistem memiliki ke- tersusun atas komponen kedua virus tadi. lika genom untungan dan kerugian. terbungkus dalam satu selubung protein yang benar-benar Vektor ekspresi eukariota yang khas mengandung elemen- heterolog, contoh ekstrem pencampuran fenotipik ini dapat disebut \"penyamaran fenotipik' atau \"transkapsidasil' Pen- elemen pengatur virus (promotor atau pemacu) yang campuran demikian bukan merupakan perubahan genetik yang stabil, karena saat replikasi, induk berfenotip campuran mengendalikan transkripsi gen terklon yang diinginkan dan tadi akan menghasilkan progeni yang terbungkus dalam telah ditempatkan berdekatan dengannya, sinyal untuk kapsid yang homolog dengan genotipnya. terminasi yang efisien dan poliadenilisasi transkrip, serta sekuens intron yang dibatasi oleh donor spllce dan situs Pencampuran fenotipik biasanya terjadi antara anggota- akseptor. Mungkin terdapat sekuens yang memacu translasi anggota yang berbeda dalam satu famili virus yang sama; atau memengaruhi ekspresi pada suatu jenis sel tertentu. protein kapsid yang tercampur harus mampu berinteraksi Prinsip-prinsip teknologi DNA rekombinan diuraikan dan secara tepat untuk membentuk kapsid yang utuh secara struktural. Namun, pencampuran fenotipik dapat pula terjadi diilustrasikan pada Bab 7. Pendekatan ini memungkinkan antara virus-virus berselubung, dan dalam kasus demikian, produksi sejumlah besar antigen murni untuk penelitianvirus-virus yang terlibat tidak harus berkerabat dekat. struktural atau untuk pembuatan vaksin. Nukleokapsid satu virus menjadi terbungkus dalam selubung FERJATANAN ALAMI (EKOLOGI} & CARA TRANSMISI VIRUsyang disandi oleh virus lainnya, suatu fenomena yangdinamakan'pembentukan pseudotipe.\" Terdapat banyak Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme hidup dan lingkungan mereka. Berbagai virus contoh pembentukan pseudotipe di antara virus-virus tumor telah mengembangkan mekanisme yang unggul dan seringRNA (lihat Bab 43). Nukleokapsid virus stomatitis vesikuler, kali rumit untuk bertahan di alam dan transmisi dari satusuatu rhabdovirus, memiliki kecenderungan yang tinggi pejamu ke pejamu berikutnya. Cara transmisi yang digunakanuntuk terlibat dalam pembentukan pseudotipe dengan materi oleh satu virus bergantung pada sifat interaksi antara virusselubung yang tidak berkaitan. tersebut dan pejamunya.D. lnterferensi Virus mungkin ditransmisikan melalui cara- caraberikut.Infeksi kultur sel atau hewan oleh dua virus sekaligus sering (1) Transmisi langsung dari orang ke orang melalui kontak.kali menyebabkan inhibisi pada proses multiplikasi salah satu Cara utama penularan meliputi infeksi droplet atau aerosolvirus, suatu efek yang dinamakan interferensi. Interferensi (misalnya, inflienza, campak, smallpox); melalui kontakpada hewan berbeda dari imunitas spesifik. Lagi pula seksual (contohnya, papillomaviru.s, virus hepatitis B, herpesinterferensi tidak terjadi pada semua kombinasi infeksi virus; simpleks tipe 2, dan human immunodefciency virus); melaluidua virus mungkin saja menginfeksi dan memperbanyak diri kontak tangan-mulut, tangan-mata, atau mulut-mulutdalam sel yang sama dengan efisiensi yang sama seperti padainfeksi tunggal. (misalnya, virus herpes simpleks, rhinovirus, virus Epstein- Barr), atau melalui darah yang terkontaminasi (misalnya, Beberapa mekanisme telah diajukan sebagai penyebab virus hepatitis B, human immunodefciency ilrus). (2)interferensi: (l) Satu virus dapat menghambat kemampuan Transmisi tak langsung melalui jalur fekal-oral (misalnya,virus kedua untuk menyerap sel, entah dengan menyekatreseptornya (retrwirus, enterovirus) atau deigan merusak enterovirus, rotavirus, hepatitis A infeksius) atau melalui muntahan (misalnya, virus Norwalk, rhinovirus). (3)reseptornya' (orthoirlxovirus). (2) Suatu virui dapat ber-kompetisi dengan virus kedua untuk memperebutkan Transmisi dari hewan ke hewan, dengan manusia sebagai pejamu aksidental. Penularan dapat terjadi melalui gigitankomponen aparatus replikasi (misalnya, polimerase, faktor (rabies) atau melalui infeksi dropiet atau aerosol dari daerahinisiasi translasi). (3) Virus pertama dapat menyebabkan sel yang terkontaminasi hewan pengerat (contohnya, arenavirus,yang terinfeksi menghasilkan inhibitor (interferon; lihat Bab hantavirus). (4) Transmisi melalui vektor artropoda (misalnya,30) yang mencegah replikasi virus kedua. arbovirus, sekarang terutama diklasifikasikan sebagai toga- virus, flavivirus, dan bunyavirus).VektorWrus Telah dikenal setidaknya tiga pola transmisi yang berbedaTeknologi DNA rekombinan telah merevolusionisasi produksi pada virus yang ditularkan artropoda:materi biologis, hormon, vaksin, interferon, dan produk genlainnya. Genom virus telah direkayasa untuk bertindak
Bab 29 * Karakteristik Umum Virus 413l. Siklus manusia-artropoda: Contoh: demam kuning demikian, artropoda, berkebalikan dengan vertebrata, ber- urban (urban yellow fever), demam dengue. peran sebagai pejamu tetap dan reservoar. Artropoda Penyakit Viral Munculan (Eme rging Viral ,a DiseoselM anusia Manusia Berkat perubahan yang besar dalam perilaku sosial, teknoiogi, Artopodu/ dan lingkungan-ditambah dengan berkurangnya efektivitas pendekatan pengendalian penyakit yang telah ada-spektrum2. Siklus vertebrata tingkat rendah-artropoda dengan infeksi tangensial pada manusiaz Contoh: demam penyakit infeksi kini semakin meluas. Agen-agen baru kuning httan (jungle yellow fever), ensefalitis St. Louis' Manuiia yang terinfeksi merupakan pejamu \"buntul' bermunculan, dan penyakit yang dahulu dianggap telah Metode ini merupakan mekanisme transmisi yang lebih terkendali semakin meningkat insidensnya seiring dengan berkembang dan menyebarluasnya patogen. Istilah \"penyakit lazim dijumpai. menular munculan' merujuk pada fenomena-fenomena tadi. Artroooda Penyakit virus muncul mengikuti salah satu di antara tiga /\ pola umum berikut: dikenalnya agen baru, peningkatan Vertebrata Vertebrata mendadakpenyakityang disebabkan oleh suatu agen endemik,tingkat rendah tingkat rendah dan invasi (virus) pada populasi pejamu baru'\t(\ Artropodu I Yunuriu Kombinasi faktor-faktor berikut berperan dalam timbul-3. Siklus artropoda-artropoda yang terkadang meng- nya penyakit. Beberapa faktor meningkatkan pajanan manusia terhadap patogen yang dahulu tidak menjangkau manusia; infeksi manusia dan vertebrata derajat rendah: Contoh: faktor lainnya memfasiiitasi penyebaran infeksi yang dahulu bersifat lokal; sementara faktor lainnya memacu perubahan Colorado tick fever, ensefalitis LaCrosse' sifat virus atau respons pejamu terhadap infeksi. Faktor-faktor tersebut mencakup (1) perubahan lingkungan (penebangan/i\ArtroPoda+Manusia II Vertebrata hutan, pembendungan air atau perubahan lain pada ekosistem Artropoda air, banjir atau kekeringan, paceklii</bencana kelaparan); (2) tingtat rendah perilaku manusia (perilaku seksual, penggunaaan obat, I ..' rekreasi di alam terbuka); (3) fenomena sosioekonomi dan Pada siklus ini, virus dapat ditularkan dari artropoda demografis (perang, kemiskinan, pertumbuhan dan migrasidewasa ke keturunannya melalui telur (penularan tran- penduduk, urban decaylkemerosotan kondisi kota); (4)sovarian). Dengan demikian, siklus tersebut dapat berlanjut perjalanan dan perdagangan (jalan raya, penerbangandengan atau tanpa intervensi pejamu vertebrata yang meng- internasional); (5) produksi makanan (globalisasi suplaialami viremia. makanan, perubahan metode pengolahan dan pengemasan makanan); (6) Iayanan kesehatan (perangkat medis baru, Pada vertebrata, invasi oleh kebanyakan virus me- transfusi darah, pencangkokan organ dan jaringan, obat-nyebabkan reaksi yang hebat, dan biasanya berlangsung obatan penyebab imunosupresi, luasnya Penggunaansingkat. Hasilnya bersifat mutlak. Pejamu dapat kalah atautetap hidup berkat pembentukan antibodi yang menetralkan antibiotik); (7) adaptasi mikroba (perubahan dalam virulensi, timbulnya reistensi obat, kofaktor dalam penyakit kronis);virus. Tanpa mengindahkan hasil akhirnya, persinggahan dan (8) prosedur kesehatan masyarakat (prosedur sanitasivirus aktiibiasanya berlangsung singkat, meskipun infeksi dan pengendalian vektor yang tidak adekuat' programpersisten atau laten yang menetap selama berbulan-bulan pencegahan yang dikebiri, kurangnya jumlah petugasLinggu bertahun-tahun dapat terjadi (hepatitis B, herpesslmpieks, sitomegalovirus, retrovirus). Pada vektor artropoda terlatih).virus, hubungan yang terjadi biasanya agak berbeda. Virusmenyebabkan kesakitan yang ringan atau tidak menimbulkan Contoh-contoh infeksi virus munculan pada berbagai regio di dunia, antara lain virus Ebola, virus Nipah, penyakitpenyakit sama sekali dan tetap aktif di dalam artropoda paru hantavirus, infeksi HIV demam berdarah dengue, virus West Nile, demam Rift Valley, dan bovine spongifurmsepanjang siklus hidup alami artropoda tersebut. Dengan encephalopathy (yang terakhir ini merupakan penyakit prion). Hal lain yang juga berpotensi menimbulkan kekhawatiran adalah kemungkinan penggunaan organ hewan sebagai xenograft pada manusia. Karena jumlah organ donor manusia yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan semua pasien yang menunggu (donor), xenotransplantasi organ dari primata nonmanusia dan babi dipertimbangkan sebagai alternatif. Muncul kekhawatiran mengenai potensi di- tularkannya patogen virus baru secara tak disengaja dari spesies donor ke manusia.
414 Bagian Empat .f' Virologi Agen-Agen Bioterorisme (L) Assay plak (B) Mikroskop elektron Agen bioterorisme merupakan mikroorganisme ( atau toksin) (C) Hemaglutinasi yang dapat digunakan untuk menyebabkan kematian dan penyakit pada manusia, hewan, atau tanaman untuk tujuan (D) Polymerase chain reaction terorisme. Mikroorganisme demikian mungkin telah di- (E) Enzyme immunoassay modifikasi secara genetik untuk meningkatkan virulensi 5. Pernyataan mana yang menunjukkan prinsip mengenai mereka, menyebabkan mereka resisten terhadap obat atau vaksin, atau mempertinggi kemampuan mereka untuk asam nukleat virus? menyebar ke lingkungan. (A) Virus mengandung RNA sekaligus DNA (B) Sebagian virus mengandung genom bersegmen Agen-agen bioterorisme potensial diklasifikasikan ke (C) Asam nukleat virus yang telah dimurnikan dari dalam kategori-kategori risiko berdasarkan kemudahan virus apa pun biasanya bersifat infeksius mereka menyebar atau ditularkan dari orang ke orang, angka (D) Ukuran-ukuran genom virus yang diketahui meng- mortalitas, kemampuan mereka untuk menyebabkan ke- panikan masyarakat, dan kebutuhan yang mereka timbulkan infeksi manusia kurang lebih sama besar. terhadap persiapan kesehatan masyarakat. Agen virus dalamkategori risiko tertinggi adalah smallpox dan virus demam 6. Dua mutan poliovirus telah diisolasi, satu (MutX) denganberdarah; bakteri yang memiliki risiko tertinggi metiputi mutasi pada gen X dan mutan kedua (MutY) dengan bakteri penyebab antraks, botulisme, pes, dan tularemia. mutasi pada gen Y. fika sel diinfeksi oleh salah satu mutanPERTANYAAN UTANGAN saja, tidak dihasilkan virus. fika sebuah sel diinfeksi oleh1. Beberapa virus ditandai dengan simetri heliks pada kedua mutan sekaligus, apa yang paling mungkin nukleokapsid mereka. Pernyataan yang paling benar terjadi? mengenai virus dengan simetri heiiks adalah (A) Penataan ulang segmen-segmen genom dapat (A) Semua virus berselubung dengan simetri heliks terjadi sehingga terbentuk virus jenis-liar yang diklasifikasikan dalam famili virus yang sama viabel (B) Nukleokapsid heliks terutama ditemukan dalam (B) Genom mungkin mengalami transkripsi terbalik virus yang mengandung DNA menjadi DNA dan dihasilkan kedua jenis virus, MutX dan MutY (C) Semua virus manusia dengan nukleokapsid heliks (C) Komplementasi antara produk-produk gen mutan memiliki suatu selubung dapat terjadi sehingga dihasilkan kedua virus, MutX (D) Partikel heliks kosong dalam jumlah berlebihan dan MutY yang tidak berisi asam nukleat lazim dihasilkan (D) Sii-sel akan mengalami transformasi dalam dalam sel terinfeksi frekuensi tinggi karena mereka tidak akan dibunuh2. Sel-sel terinfeksi virus sering kali mengalami perubahan oleh mutan-mutan poliovirus morfoiogis yang dinamakan efek sitopatik. Pernyataan yang paling tepat mengenai perubahan sitopatik yang 7. Virus apa yang memiliki genom RNA yang infeksius dicetuskan virus adalah setelah dimurnikan? (A) Bersifat patognomonik untuk virus penginfeksi (B) farang menyebabkan kematian sel (A) Virus influenza (C) Dapat berupa pembentukan sel raksasa (B) Poliovirus (D) Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron (C) Papillomavirus3. Virus biasanya memulai infeksi dengan berinteraksi (D) Virus campak (E) Rotavirus terlebih dahulu dengan reseptor pada permukaan sel. Apa pernyataanyangpaling tepat mengenai reseptoi sel 8. Virus-virus yang termasuk dalam kelompok apa yang untuk virus? mungkin menyebabkan infeksi laten? (A) Reseptor sel untuk virus tidak memiliki fungsi (A) Poxvirus (B) Filovirus seluler (C) Herpesvirus (D) Virus influenza (B) Semua virus dalam satu famili menggunakan (E) Calicivirus reseptor sel yang sama 9. Beberapa virus menyandi polimerase RNA yang (C) Semua sel dalam pejamu yang rentan akan meng- bergantung pada RNA virus. Pernyataan apa yang mengandung prinsip tentang polimerase RNA? ekspresikan reseptor virus (A) Semua virus RNA memiliki molekul polimerase (D) Keberhasilan infeksi suatu sel oleh suatu virus dapat RNA di dalam partikel virus karena enzim tersebut melibatkan interaksi dengan lebih dari satu jenis diperlukan untuk menginisiasi siklus infeksius reseptor berikutnya4. Pemeriksaan apayangdapatdigunakanuntukmengetahui (B) Antibodi terhadap polimerase RNA virus akan jumlah titer infeksius virus? menetralkan infektivitas virus (C) Virus RNA untai-negatif meny'uplai polimerase RNA bergantung-RNA mereka sendiri karena sel- sel eukariota tidak memiliki enzim tersebut
Bab 29 {. Karakteristik Umum Virus 415 (D) Protein-proteinpolimerase RNAvirus jugaberperan Jawaban sebagai protein struktural inti mayor dalam partikel l.C 4.4 7.8 10. D 2.C s.B 8.C 11. A virus 3.D 6.C 9.C 12. D10. Pernyataan yang benar mengenai morfoiogi virus REFERENSI adalah: Chiu W, Burnett RM, Garcea RL (editors): Structural Biology of (A) Semua virus RNA berbentuk sferis Viruses. Oxford Universify Press, 1997. (B) Semua virus memiliki flagela (C) Semua virus dengan genom DNA mengandung inti Espy MJ et al: Real-time PCR in clinical microbiology: primitif Applications for routine laboratory testing. Clin Microbiol (D) Virus berukuran lebih kecil dari bakteri Rev 2006;19:165. [PMID: 16418529] [Full Text] (E) Virus berukuran lebih besar dari mitokondria Fauquet CM et al (editors): Virus taxonomy: Classification andLt. Banyak virus dapat ditumbuhkan di laboratorium. Per- nomenclature of viruses. Eighth report of the International nyataan berikut yang salah mengenai perbanyakan virus Committee on Taxonomy of Viruses. Academic Press, 2005. adalah Girones R: Tracking viruses that contaminate environments' (A) Sebagian virus dapat diperbanyak dalam medium Microbe 2006;l:19. bebas-sel Guideline for hand hygiene in health-care settings. (B) Sebagian virus mamalia dapat dikultur dalam telur Recommendations of the Healthcare Infection Control ayam Practices Advisory Committee and the HICPAC/SHEA/ /(C) Beberapa virus yang memiliki banyak pejamu dapat APIC/IDSA Hand Hygiene Task Force. Society for Healthcare memperbanyak diri dalam berbagai tipe sel Epidemiology of America/Association for Professionals in Infection Control/Infectious Diseases Society of America. (D) Sebagian virus manusia dapat ditumbuhkan dalam MMWR Recomm Rep 2002;51(RR-16):1. tikus Knipe DM et al (editors): Fields Virology, 5th ed' Lippincott (E) Sebagian besar preparat virus memiliki rasio par- Williams & Wilkins, 2007. tikel:unit infeksius yang lebih besar dari satu Preventing emerging infectious diseases: A strategy for the 21st12, Infeksi laboratoris dapat diperoleh saat bekerja dengan century. Overview of the updated CDC plan. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 1998;47(RR-15):1. virus, kecuali prakik laboratorium yang baik benar- Woolhouse MEj: Where do emerging pathogens come from? benar ditaati. Di antara pilihan berikut, pernyataan apa Microbe 2006;1:511. yang bukan merupakan praktik biosafety yangbaik? (A) Penggunaan teknik asePtik (B) Penggunaan alat pelindung diri (C) Tidak memipet dengan mulut (D) Membilas limbah eksperimental melaiui wastafel (E) Tidak makan dan minum dalam laboratoriu'm
Search
Read the Text Version
- 1 - 25
Pages: