3. Lesi Putiii Intraoral (1) Etiologi Lichen planus (llhat j u g a h i 9 ) InsidenTanda-tanda Biasanya tidak ditemukan faktor penyebab. Sebagian kecil di antaranya disebabkan oleh: obat klinis (lesi lichenoid: lihat hi 41), penyakit host v s graft, gangguan hati (mungkin), reaksi terhadap amal-Pemeriksaan gam atau logam mulia (mungkin). Diagnosa Sering, terutama pada wanita setengah baya dan Perawatan lanjut usia. Lesi mungkin tidak terasa sakit. Sering berupa lesi striae putih, jarang berupa erosi. Lesi cenderung bilateral. Erosi tidak teratur, sakit dan sulit dihilangkan, de- ngan lapisan kekuningan d a n seringkali berhu- bungan dengan lesi putih (gb63). Memiliki sedikit kemungkinan perubahan jjeganasan (1%). Lesi putih (gb64, 65). Lesi retikular paling sering ditemukan pada mukosa bukal, kadang-kadang ju- ga pada lidah. Lesi papular mengenai daerah yang sama. Lesi seperti plak biasanya menyerang muko- sa bukal bagian belakang. Lesi merah dari LP atro- pi dapat m e r a n g s a n g t i m b u l n y a eritroplasia (gb 79). L P dapat menimbulkan 'desquamative gingivitis' (li- hat hi 133). Lesi-lesi mulut kadang- kadang hiper- pigmentasi. Bercak m e r a h : pruritik, poligonal, papu- la keunguan yang sangat dominan pada permuka- an fleksor pergelangan tangan, jarang pada wajah. T r a u m a dapat merangsang terbentuknya lesi (feno- mena Koebner). Apolesia atau kerusakan kuku, ka- dang-kadang juga dijumpai. Riwayat penggunaan obat, biopsi. Bedakan dengan penyebab ulser yang lain (lihat hi 23) dan lesi putih (lihat hi 69), terutama D L E dan keratosis. Tidak ada gejala: tidak dilakukan perawatan. Ada gejala: kortikosteroid topikal; kadang-kadang intra- lesi atau sistemis57 P E N Y A K I T M U L U T
G b 65. Lichen planus: daerah atropi dengan striae bagian tepi 58
3. Lesi Putiii Intraorai (2) Kandidosis Thrush Etiologi Kandidosis akut sering mengenai bayi. Disebabkan gang- guan ekologi akibat penggunaan antibiotik, kortikosteroid insiden atau xerostomia. Cacat kekebalan misal, AIDS, perawat-Tanda-tanda an immunosupresi, leukemia dan limpoma serta diabetes. l<llnis Jarang pada pasien sehat.Pemeriksaan Plak putih atau krem dapat dihapus, meninggalkan dasar Diagnosa merah (gb 66). Perawatan Hapusan Gram (hype). Pemeriksaan darah. Etiologi Bedakan dengan bercak Koplik, Frodyce spot, dan lichen Insiden planus.Tanda-tanda Rawat penyebab predisposisinya. Antijamur: larutan nis- klinis tatin oral atau pastiles atau ampoterisin lozenges atau gelPemeriksaan dan tablet mikonazol. Diagnosa Perawatan Kandidosis mulKol^utaneus kronis Etiologi Kadang-kadang berupa cacat kekebalan atau genetik. Insiden Jarang.Tanda-tanda klinis Mulut-leukoplakia yang tersebar.sulit dihilangkan (gb 67); kutaneus-kandidosis kuku dan kulit, disertai endokrlno-Pemeriksaan pati turunan, kekurangan zat besi atau timoma. Diagnosa Riwayat keluarga. Biopsi. Pemeriksaan darah. Pemerik- Perawatan saan autoantibodi dan endokrin.59 Bedakan dengan lesi putih lainnya (lihat hi 69). Antijamur (seperti di atas), termasuk ketokonazol sistemis Kandida leukoplakia (tipe terbatas) Tidak jelas, merokok merupakan faktor predisposisi. Jarang terjadi, tetapi lebih sering daripada kandidosis mukokutaneus kronis. Leukoplakia umumnya ditemukan pada commisura, beru- pa bintik-biktik. Memiliki perubahan pra-keganasan yang lebih tinggi daripada leukoplakia lain (lihat juga gb 73). Biopsi. Bedakan dengan lesi putih mulut yang lain (lihat hi 69). Antijamur, berhenti merokok, menghilangkan (eksisi atau cryosurgery) atau mengamati. P E N Y A K I T IVIULUT
G b 66. Thrush: thrush gingiva yang disebabkan oleh C . albicans.Gb 67. Kandidosis mukokutaneus kronis, plak yang melekat dan tersebar luas.
3. Lesi Putiii Intraoral (3) Etiologi Luka bakar kimia Insiden Berbagai bahan kimia atau obat, terutama aspirinTanda-tanda yang diletakkan di sulkus untuk menooba mereda- kan sakit gigi. klinisPemeriksaan Tidak diketahui. Diagnosa Lesi putih dengan lapisan mukosa yang terlokalisir, Perawatan biasanya di sulkus bukal dan di dekat mukosa bu- kal, atau seringkali di sepanjang gigi karies (gb 68). Etiologi Insiden Riwayat.Tanda-tanda Bedakan dengan lesi putih lain (lihat hi 69) l<linis R a w a t sakit gigi dengan cara biasa. MenghentikanPemeriksaan kebiasaan buruk: lesi s e m b u h dengan sendirinya. Diagnosa Cheek biting Perawatan Kepribadian mudah c e m a s atau neurosis (lihat ke- ratosis friksionaj, hi 65). Sering terjadi: paling sering pada wanita yang m u - dah cemas, terutama mereka dengan gangguan psikologis lain, seperti sakit d a ndisfungsi sendi temporomandibula. Jarang (secara sengaja) pada gangguan pskiatris, cacat mental atau beberapa sindrom langka lainnya. Abrasi epitelium superfisial, yang meninggalkan frakmen keputihan dengan latar belakang k e m e - rahan (gb 69). Lesi u m u m n y a terbatas pada m u k o - sa labial bawah dan/atau m u k o s a bukal di dekat garis oklusi. T a n d a klinis. Bedakan dengan penyebab lesi putih lain (lihat hi 69), terutama dengan white sponge naevus. Hentikan kebiasaan bila mungkin.61 P E N Y A K I T M U L U T
Gb 68. Luka bakar karena aspirin, yang diletakkan padasulkus untuk mengurangi sakit dari gigi karies.
3. Lesi Putiii Intraoral (4) Keratosis Istilah leukoplakia digunakan untuk lesi putih hiper- keratosis yang tidak diketahui penyebabnya, di mu- kosa.Etiologi Penyebab leukoplakia dan keratosis lain:Insiden /d/opaf/-sebagian besar kasus (gb70). Gesekan ( g b 7 1 ) 7emba/<ai>-merokok dengan pipa dapat menimbul- kan stomatitis nikotina pada palatum. Penggunaan tembakau dengan cara lain selain merokok atau kebiasaan mengunyah pinang dapat menimbulkan keratosis, biasanya pada sulkus bukal (gb72). Mikroorganisme 1. Candida Albicans. K a n d i d a l e u k o p l a k i a s e r i n g timbul berupa bintik-bintik, yang mengenai commi- sura d a nmemiliki kecenderungan perubahan pra- keganasan yang tinggi (gb 73). 2 . Spilis. S p i l i t i k l e u k o p l a k i a m e n g e n a i t e r u t a m a , dorsum lidah d a n memiliki kecenderungan per- ubahan pra-keganasan yang tinggi (gb 74). 3 . 'Hairy leukoplakia' ada\ah p a t o g n o m o n i k i n f e k s i HIV. Virus Epstein-Barr dapat ditemukan di sini. Ti- dak memiliki perubahan pra-keganasan (gb75). Fokus hiperplasia epitelial ( p e n y a k i t H e c k ) . Jarang. Terutama mengenai bangsa eskimo d a n Indian Amerika. Disebabkan oleh papilomavirus manusia. Cukup sering terjadi: sebagian besar tipe terlihat terutama pada orang dewasa setengah baya atau lanjut usia, tetapi hairy leukoplakia terlihat terutama di remaja putra.63 P E N Y A K I T M U L U T
64
3. Lesi Putiii Intraorai (5)Tanda-tanda Keratosis (lanjutan) klinis Sebagian besar keratosis bersifat jinak, tetapi 1 - 3 % di an- taranya, pra-keganasan. Keratosis pada daerah atau dengan bentuk tertentu memiliki potensi pra-keganasan yang lebih tinggi, tetapi displasia epitelial rnikroskopis, lebih merupakan tanda pra-keganasan yang tepat. Daerah: sebagian besar mengenai mukosa bukal. Bentuk: sebagian besar berupa plak halus (leukoplakia homogen, gb 70), beberapa kasar (leukoplakia veruko- sis), atau berupa gabungan lesi merah dan putih (Speckle leukoplakia). Umumnya leukoplakia homogen, jinak. Potensi pra-keganasan lebih tinggi pada leukoplakia verukosis, tertinggi pada speckle leukoplakia-tseberapa hasll penelitian menunjukkan adanya perubahan ganas pada lebih dari 2 0 % kasus. Keratosis fril<sional. Biasanya pada daerah trauma karena gigi, juga sepanjang garis oklusi (gb 71), kadang- kadang di samping gigi yang modot atau pada ridge tidak bergigi. Homogen dan hilang, bila iritasi ditiadakan. Smoker's keratosis (stomatitis nikotina}. Merokok merupakan penyebabnya. Palatum, terutama palatum lu- nak, sering terserang lesi ini. Daerah orifice yang merah dari kelenjar ludah minor palatum yang bengkak, dalam lesi putih yang tersebar luas, merupakan gambaran khas dari bercak merah di latar belakang putih ini (gb 72). Lesi ini, jinak tetapi karsinoma juga dapat timbul di dekatnya. Kebiasanan penggunaan tembakau yang lain. Men- gunyah-ngunyah tembakau, mengisap-isapnya, atau mengunyah buah pinang dapat menimbulkan keratosis yang mungkin merupakan pra-keganasan. Menglsap tem- bakau, berhubungan erat dengan keratosis verukosis, yang dapat berkembang menjadi karsinoma verukosis. Kebiasaan menggunakan tembakau (bukan merokok) yang lain, juga memiliki efek serupa. Keratosis yang ber- hubungan dengan penggunaan tembakau, biasanya hi- lang bila kebiasaan tersebut dihentikan.65 P E N Y A K I T M U L U T
G b 72. Smoker's keratosis: menunjukkan orifice kelenjar palatal minor yangmeradang.
3. Lesi Putiii Intraorai (6)Tanda-tanda Keratosis (lanjutan) klinis Kandida leul<oplalda. C. Albicans d a p a t m e n i m b u l - (lanjutan) kan atau mengkumpulkan keratosis, terutama pada perokok, dan cenderung membentuk speckle kera-Pemeriksaan tosis di c o m m i s u r a (lihat g b 73). K e a d a a n ini m u n g -67 kin displastik dan memiliki potensi perubahan pra- keganasan yang lebih tinggi daripada keratosis lain. Kandida leukoplakia biasanya hilang dengan diberikannya antijamur dan berhenti merokok. Spilitik leukoplakia. L e u k o p l a k i a , t e r u t a m a p a d a dorsum lidah, merupakan tanda spilis tertier, tetapi dewasa ini jarang dijumpai (gb 7 4 ) . Potensi perubahan pra-keganasan, tinggi. Hairy leukoplakia. B i a s a n y a m e m i l i k i p e r m u k a a n berombak dan mengenai tepi lidah, hampir menye- luruh (gb 75). Merupakan komplikasi infeksi H i V dan merupakan tanda dari adanya perkembangan penyakit AIDS. Terlihat pada semua kelompok beresiko tinggi terhadap infeksi HIV. Timbul dalam bentuk jinak, dan terbatas, serta dapat dihilangkan dengan acyclovir. Leukoplakia pada kegagalan ginjal kronis. K e r a t o - sis lunak simetris dapat memperumit kegagalan ginjal kronis, tetapi akan segera hilang setelah dirawat dengan tranplantasi ginjal atau dialisa. Keratosis sublingual. K e r a t o s i s d i d a s a r m u l u t / v e - ntrum lidah, yang dahulu dianggap sebagai naevus (kongenital) tetapi walaupun penyebabnya tidak di- ketahui, dewasa ini dianggap memiliki potensi pra- keganasan yang lebih tinggi daripada leukoplakia lain. Beberapa hasil penelitian menunjukkan b a h - wa 2 0 % menjalani perubahan keganasan. Lesi se- ring h o m o g e n , dengan daerah bintik. P e r m u k a a n - n y a t a m p a k seperti 'air surut' (gb 76). B e l u m dapat dipastikan apakah lesi dapat dibiarkan atau harus dipotong secara operasi atau dengan cryoprobe. Sebagian besar lesi putih perlu dibiopsi untuk meli- hat adanya displasia atau tahap awal perubahan keganasan. P E N Y A K I T IVIULUT
Gb 74. Spilis: leukoplakia/depapilasi dari dorsum lidah,pada spilis tertier. Gb 75. AIDS. Hairy leukoplakia (disebut demikian) memiliki bentuk berombak.
3. Lesi Putiii Intraorai (7) Keratosis (lanjutan) Diagnosa Bedakan dengan lesi putih mulut yang lain:Perawatan Perkembangan. W h i t e s p o n g e n a e v u s . S i n d r o m lain yang langka. Bawaan. S e m e n t a r a - l u k a b a k a r , c h e e k b i t i n g . Thrush. Sulit dihilangkan-keratosis (friksional, idio- patik, smoker's kandidiasis, sipilis). Lichen planus. Lupus eritematus, karsinoma. Lihat diatas, tetapi umumnya; (a) Rawat faktor predisposisi diameter <2 (b) Lesi kecil yang tersebar dengan cm, dihilangkan dengan operasi. (c) Lesi besar; amati secara teratur. Karsinoma (iihat j u g a h i 5, 4 5 ) Karsinoma dapat terlihat berupa lesi putih mulut ( g b 7 7 ) sendirian, a t a u k a d a n g - k a d a n g t i m b u l p a d a lesi putih mulut yang lain, terutama dalam bentuk keratosis, diskeratosis kongenital, fibrosis sub- mukosa, atau kadang-kadang, lichen planus.69 P E N Y A K I T IVIULUT
Gb 76. Keratosis sublingual dengan permukaan keriput yang khas.Gb 77. Squamous sel karsinoma (tahap awal, menim-bulkan bercak kecil putih).
3. Lesi Putiii Intraorai (8) Etiologi White sponge naevus InsidenTanda-tanda Genetik-autosomal dominan, tetapi riwayat ketu- runan mungkin negatif. klinis Jarang. Sering ditemukan pada usia tua.Pemeriksaan Diagnosa Lesi mulut sangat dominan; tidak sakit, tersebar luas, lesi putiti bilateral dengan permukaan yang Perawatan berlubang-lubang atau keriput (gb 78).Mengenai mukosa bukal, tetapi kadang-kadang juga menge- Etiologi nai lidahi, dasar mulut, atau daerah atau m u k o s a insiden lain: faring, oesopagus, hidung, genital, anus.Tanda-tanda T a n d a klinis. Biopsi untuk memperkuat diagnosa. klinis Bedakan dengan lesi putih lain (lihat hi69), teruta-Pemeriksaan m a cheek biting. Diagnosa Tenangkan pasien. Perawatan Fibrosis submukosa mulut (OSMF) Dianggap berhubungan dengan penggunaan cabe atau buah pinang. Jarang di Inggris; penyakit yang terutama menge- nai orang dewasa pada daerah-daerah di India. Garis vertikai yang kencang di mukosa bukal (gb 79). Dapat berkembang sehingga membatasi lu- bang mulut. Juga dapat mengenai palatum atau li- dah. Sering menimbulkan anemia. Memiliki potensi pra-keganasan-perubahan karsinoma lebih dari 2 5 % kasus. T a n d a klinis. Biopsi. Pemeriksaan darah. B e d a k a n dengan skleroderma (lihat hi 73). Hentikan penggunaan cabe atau buah pinang. Ti- dak sakit: amati saja. Sakit dengan keterbatasan m e m b u k a mulut; latihan/kortikosteroid intralesi/ operasi. Atau penisiliamin.71 P E N Y A K I T M U L U T
Gb 78. White sponge naevus.G b 79. Fibrosis submul<osa mulut yang menunjukkan garis vertikai danmukosa yang pucat. 72
Search
Read the Text Version
- 1 - 16
Pages: