Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore RPL Bimbingan Kelompok

RPL Bimbingan Kelompok

Published by Putri Novrisdanti, 2022-06-20 09:37:26

Description: RPL Bimbingan Kelompok

Search

Read the Text Version

Format RPL : RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK A Komponen Layanan Layanan Dasar B Topik Layanan C Bidang Layanan Stop Bullying D Fungsi Layanan F Sasaran Layanan Sosial F Materi Agar mencegah siswa untuk melakukan bullying G Metode dan Teknik I Media Alat Siswa Kelas XIII J Waktu K Tanggal Pelaksanaan 1. Pengertian Bullying L Sumber Bacaan 2. Penyebab Perilaku Bullying 3. Dampak-Dampak Bullying Problem Base Learning/ diskusi kelompok Laptop/HP,Google meet,zoom. 1 x 45 MENIT 21 April 2022 • Ulfah, W. V., Mahmudah, S., & Ambarwati, R. M. (2017). Fenomena school bullying yang tak berujung. Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 9(2), 93- 100. • Muhopilah, P., & Tentama, F. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying. Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan, 1(2), 99. M Tujuan 1. Peserta didik/Anggota Kelompok mampu mengatahui pengertian Bullying N Uraian Kegiatan 1. Tahap Awal 2. Peserta didik/Anggota Kelompok mampu mengubah sikap bergaul supaya tidak berperilaku Bullying 3. Peserta didik/Anggota Kelompok mampu mengalihkkan perilaku Bullying 1) Guru BK pada aplikasi Zoom menyapa Kelompok dengan kalimat yang membangkitkan semangat 2) Guru BK Memimpin Doa sebelum memulai kegiatan 3) Guru BK menjelaskan tema yang akan di bahas pada pertemuan ini yakni topik bebas atau topik tugas. 4) Guru BK menyatakan tujuan bimbingan kelompok agar Anggota kelompok mampu menghindari perilaku Bullying 5) Guru BK menjelaskan proses pelaksanaan Bimbingan Kelompok 6) Guru BKmenjelaskan asas-asas dalam Bimbingan Kelompok, tugas dan tanggung jawab anggota kelompok. 7) Guru BK memotivasi untuk saling mengungkapkan diri secara terbuka 8) Memotivasi anggota untuk mengungkapkan harapannya dan membantu merumuskan tujuan bersama 9) Anggota kelompok mempekenalkan diri dengan permainan

2. Tahap Peralihan ( Transisi) 1) Melakukan kegiatan selingan berupa permainan 2) Pimpinan kelompok mereview tujuan dan kesepakatan Bersama 3) Menjelaskan aturan kelompok dan mendorong anggota untuk berperan penuh dalam kegiatan kelompok 4) Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan selanjutnya 5) Mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan 6) Sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut 7) Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan melakukan kegiatan selama 45 menit, semoga waktu tersebut dapat berjalan maksimal 8) Guru BK memberikan game sebelum kegiatan dimulai 3. Tahap Inti / Kerja 1) Pimpinan Kelompok Mengungkapkan topik yang akan di bahas yakni Bullying. 2) Memperlihatkan tayangan video 3) Menganalisis dan merefleksi video yang ditayangkan 4) Diskusi dengan anggota kelompok membahas topik yang telah ditetapkan 5) Guru BK memberikan pertanyaan awal a. Pernahkan kalian melakukan bullying? Ceritakan secara singkat. b. contoh perilaku bullying itu seperti apa? 6) Mendorong tiap anggota untuk terlibat aktif saling mengemukakan pendapat dan saling menanggapi 7) Memotivasi anggota untuk saling mengungkapkan diri secara terbuka 8) Pemimpin kelompok menayangkan slide PPT dan Video dan 9) Pemimpin kelompok menjelaskan pentingnya topik tersebut dibahas dalam kelompok 10) Kegiatan selingan yang bersifat menyenangkan 11) Pimpinan kelompok mereview kembali hasil yang telah dicapai dalam bimbingan kelompok dan merencanakan apa yang akan dilakukan setelag mengikuti bimbingan kelompokdst 4. Tahap Pengakhiran (Terminasi)

O Evaluasi 1) Pemimpin Kelompok dan anggota Kelompok 1. Evaluasi Proses menyimpulkan hasil Bimbingan Kelompok 2. Evaluasi Hasil 2) Pemimpin kelompok memberikan penguatan aspek- aspek yang ditemukan oleh anggota kelompok dalam proses diskusi 3) Guru bimbingan konseling meminta setiap anggota untuk menyampaikan pesan dan kesan selama mengikuti kegiatan 4) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok 5) Pemimpin kelompok mengakhiri dengan do’a dan ditutup dengan salam Evaluasi yang dilakukan oleh Guru bimbingan konseling dengan melihat proses yang terjadi dalam kegiatan bimbingan kelompok berupa lembar observasi ,meliputi : 1. Guru bimbingan konseling terlibat dalam menumbuhkan antusiasme peserta didik dalam mengikuti kegiatan 2. Guru bimbingan konseling membangun dinamika kelompok 3. Guru bimbingan konseling memberikan penguatan dalam peserta didik membuat langkah yang akan dilakukan Evaluasi setelah melakukan kegiatan bimbingan kelompok (Angket Kepuasaan mengikuti layanan) meliputi : 1. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman peserta didik dalam layanan 2. Mengamati perubahan perilaku peserta setelah bimbingan kelompok yaitu dengan peserta didik mengisi instrumen penilaian dari guru pembimbing 3. Evaluasi hasil dari layanan ini akan dilakukan secara daring dengan memakai media google-form Mengetahui Rabu, 20 April 2022 Dosen Pengampu, Guru BK, . Putri Novrisdanti Dr. Naharus Surur, M.Pd.

Lampiran : 1. Materi a. Pengertian Bullying Bullying merupakan suatu tindakan negatif yang dilakukan seseorang atau lebih yang dilakukan secara berulang, dari waktu ke waktu (Olweus, 1994). Rigby (2007) menguraikan unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian bullying yakni antara lain keinginan untuk menyakiti, tindakan negatif, ketidakseimbangan kekuatan, pengulangan atau repetisi, bukan sekedar penggunaan kekuatan, kesenangan yang dirasakan oleh pelaku dan rasa tertekan di pihak korban. Sehingga dalam bullying ada dua hal yang perlu dijadikan perhatian, yaitu ada pelaku dan juga korban. Korban bullying biasanya memiliki beberapa karakter tertentu, misal lemah secara fisik, tidak percaya diri/ tidak dikenal oleh banyak orang. Hal tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Newman dan Murray (2005) yang menjelaskan bahwa murid yang tidak populer di sekolah menganggap olokan/ejekan atau gangguan yang diberikan oleh temannya sebagai sesuatu hal yang sangat serius dan menganggapnya sebagai ancaman dan agresi fisik. Murid yang tidak populer tersebut memiliki resiko yang lebih besar untuk merasakan kekerasan/bullying dibandingkan dengan murid yang populer ketika guru tidak sensitif dengan keadaan mereka dan tidak menawarkan bantuan (solusi) bagi murid-murid yang mengalami bully. b. Penyebab Perilaku Bullying a) Kepribadian Kepribadian menjadi salah astu faktor yang mempengaruhi bullying. Kepribadian yang berasosiasi positif dengan bullying adalah kepribadian extraversion (Mazzone & Camodeca, 2019). Hasil penelitian tersebut di dukung oleh penelitian Manesini, Nocentini dan Camodeca (2010) yang menemukan bahwa pelaku bullying biasanya memiliki kepribadian ekstrovert. Mitsopoulo dan Giovazolias (2015) juga menemukan bahwa kepribadian extraversion berperan penting pada perilaku agresif dan anti sosial. Perilaku bullying cenderung dilakukan oleh individu yang memiliki tingkat neurotism dan extraversion tinggi dan rendah dalam agreebelness dan concientiousness (Angelis, Bacchini, & Affuso, 2016; Mazzone & Camodeca, 2019). Kepribadian extraversion memiliki asosiasi positif dengan perilaku bullying (Mazzone & Camodeca, 2019). Kepribadian lain yang mempengaruhi bullying adalah Callous-Unemotional Traits (Thronberg & Jungert, 2017). Kepribadian ini dicirikan dengan karakter callousness (kurangnya empati dan keprihatinan terhadap kesejahteraan, bahaya dan penderitaan orang lain), uncaring (kurangnya keprihatinan tentang bagaimana anggapan orang lain terhadap seseorang di kehidupan sosial) serta unemotional (tidak terbuka dalam mengungkapkan atau mengekspresika perasaan pada seseorang) (Fanti, Frick, & Georgiou, 2009). Bullying dapat dilakukan oleh individu dengan kepribadian ini karena individu

dengan kepribadian tersebut tidak dapat menalar efek berbahaya dari apa yang dilakukannya (Thronberg & Jungert, 2017). b) Keluarga Keluarga merupakan faktor yang penting bagi bullying, faktor keluarga yang mempengaruhi bullying diantaranya rendahnya fungsi keluarga (Mazzone & Camodeca, 2019) dan pola asuh (Charalampous, Demetriou, Tricha, Ioannou, Georgiou, Nikiforou, & Stavrinides, 2018). Pola asuh yang berpengaruh positif pada perilaku bullying adalah pola asuh otiriter (Bostari & Karagianni, 2014), hal tersebut karena pola asuh otoriter ditunjukan dengan orangtua yang melakukan penghukuman, bentuk hukuman yang diberikan merupakan bentuk kekerasan fisik dan psikologis, melakukan kekerasan untuk menyelesaikan konflik sehingga anak mempresepsikan bahwa orangtuanya tidak sensitif terhadap perasaannya. Hal tersebut membuat anak tidak mampu mengembangkan empati terhadap orang lain serta lebih agresif pada teman sebaya (Georgiou, Stavrinides, & fousiani, 2013). Anak dengan pola asuh otoriter cenderung tidak mampu untuk mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan karena anak terbiasa untuk menerima hukuman secara fisik dari orangtua (Smith, 2004), sehingga membuat anak lebih beresiko melakukan bullying (Martinez, Murgui, Garcia & Garcia, 2019). Pola asuh otoriter yang mendukung penggunaan hukuman sebagai upaya pendisiplinan anak juga meningkatkan resiko keterlibatan dalam perilaku bullying (Ortiz, Romera & Ruiz, 2015). Keluarga adalah tempat bagi anak untuk belajar berperilaku dan membina hubungan interpersonal. Hubungan anak dengan keluarga dapat memprediksi perilaku bullying (Malm & Henrich, 2019). Pengalaman anak bersama keluarga dan pola asuh orangtua berperan untuk membentuk kapasitas anak dalam beradaptasi di sekolah dan berpengaruh pada hubungan anak dan teman sebayanya (Lereya, Samara, & Wolke, 2013). Anak yang mengalami pengabaian dirumah mengalami perkembangan yang lebih buruk daripada anak yang tidak mengalami pengabaian (Chapple & Vaske, 2010), penolakan dari ibu (Papadaki & Giovazolias, 2013) dan kekerasan dirumah juga berpotensi untuk meningkatkan resiko perilaku bullying disekolah (Sung, Dorothy, Kaylor, & Allen, 2011). Bullying juga sering dihubungkan dengan pola attachment keluarga yang buruk, tidak adanya kepercayaan pada orangtua, serta buruknya lingkungan keluarga.Selian itu orangtua yang attachmennya rendah menyababkan anak lebih berpotensi untuk melakukan bullying (Murphy, Laible, & Augustine, 2017). c) Adverse children experience (pengalaman buruk di masa kecil) Adverse children experience menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi bullying. Siswa yang terlibat dalam bullying sangat mungkin adalah siswa yang mengalami berbagai kesulitan pada masa anakanak, kesulitan yang dialami anak membuat perkembangan psikologisnya tidak sehat sehingga berpotensi untuk

menjadi pelaku bullying pada saat remaja (Reisen, Viana, & Neto, 2019). Pengalaman masa anakanak yang buruk dapat menyebabkan gangguan fungsional yang signifikan sehingga menjadi salahsatu faktor resiko melakukan kekerasan di masa remaja (Duke, Pettingell, McMorris, & Borowsky, 2010). d) Lingkungan sekolah Faktor berikutnya yang mempengaruhi bullying adalah lingkungan sekolah. penelitian Rezapour, Khanjani dan Mirzai (2019) menemukan bahwa lingkungan sekolah yang nyaman berkaitan dengan bullying verbal, bullying relasional dan cyber bullying yang lebih rendah, sedangkan lingkungan sekolah yang tidak nyaman dan banyak gangguan berkaitan dengan bullying verbal dan bullying relasional yang lebih tinggi. Selain itu, aturan, kenyamanan fisik, keterlibatan, serta dukungan lingkungan juga berkaitan dengan perilaku bullying. Tipe dan kualitas sekolah juga diasosiasikan dengan resiko perilaku bullying (Bevilacqua, et.al, 2016). c. Dampak- Dampak Bullying a. Masalah psikologis. b. Gangguan tidur. c. Pikiran untuk bunuh diri. d. Tidak bisa menyatu dengan orang-orang di sekitar. e. Gangguan prestasi. f. Sulit percaya dengan orang lain.

2. Instrumen Evaluasi Proses EVALUASI PROSES LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Hari / tanggal : ……………………………. Kelas : ……………. Materi : …………………………….. Nama : ……………. Petunjuk: Guru BK memberikan skor penilaian aspek yang diobservasi pada masing-masing siswa sesuai dengan kolom yang telah disediakan dengan kriteria sebagai berikut : • Skor 5 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat baik • Skor 4 jika hal ini dilakukan siswa dengan baik • Skor 3 jika hal ini dilakukan siswa dengan cukup baik • Skor 2 jika hal ini dilakukan siswa dengan kurang baik • Skor 1 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat kurang baik No Aspek yang diobservasi Nama Siswa 2345 1 1. Keaktifan siswa mengikuti layanan BKpP teknik Diskusi secara Daring 2. Antusias dalam setiap kegiatan BKp dengan teknik Diskusi 3. Perhatian siswa saat langkah-langkah Bimbingan Kelompok Pemimpin kelompok menjelaskan 4. Partisipasi siswa berpendapat mengenai topik yang telah disepakati dalam bimbingan kelompok 5. Keberanian siswa bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti 6 Respon siswa ketika proses diskusi 7 Komunikasi siswa dalam kelompok bersama siswa lainnya 8 Mengembangkan hubungan positif dalam kelompok 9 Keaktifan siswa dalam memberikan kesimpulan 10 Keaktifan siswa dalam proses evaluasi kelompok JUMLAH SKOR

Kriteria Penentuan Skor Skor Total = Jumlah Skor x100 50 Kriteria Hasil : 74 – 100 = Sangat Aktif 68 – 73 = Aktif 52 – 67 = Cukup Aktif 36 – 51 = Kurang Aktif 20 – 35 = Sangat Kurang Aktif Surakarta, 20 April 2022 Guru Bimbingan Konseling Putri Novrisdanti, S.Pd. NIP.-

3. Instrumen Evaluasi Hasil EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Nama Siswa : No.Absen kelas : Beri tanda centang ( √ ) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda. KB : Kurang Baik CB : Cukup Baik B : Baik SB : Sangat Baik Jawaban Anda, tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua pernyataan secara sungguh- sungguh dan jujur sesuai diri anda. Hasil dari instrument ini tidak mempengaruhi nilai pelajaran anda di sekolah, namun bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan berikutnya. Atas bantuan dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih. NO. PERNYATAAN SKOR SB 1 Saya memahami tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan KB CB B layanan bimbingan kelompok dengan materi Stop Bullying 2 Saya memperoleh banyak pengetahuan dan informasi apa itu arti atau definisi bullying 3 Saya memperoleh banyak pengetahuan dan informasi mengenai jenis-jenis bullying 4 Saya dapat memperoleh banyak pengetahuan mengenai dampak bullying 5 Saya memperoleh banyak pengetahuan dan informasi bentuk Bullying 6 Saya memperoleh banyak pengetahuan dan informasi cara menghindari bullying 7 Saya meyakini diri saya akan lebih baik jika dapat mengaplikasikan cara menghindari bullying yang tepat 8 Saya merasa yakin dengan kinerja guru BK dalam memberikan layanan kelompok materi bullying 9 Saya dapat memenghindari perilaku bullying 10 Saya dapat mengubah perilaku bullying agar tidak menyakiti Teman Total Skor

Keterangan : Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik Skor 2 : cukup baik Skor 1 : kurang baik 1. Skor minimal yang dicapai adalah 1x 10 = 10,dan skor tertinggi adalah 4 x 10 = 40 2. Kategori hasil : - Sangat Baik = 81,28 % - 100 % - Baik = 62,52 % - 81,27 % - Cukup Baik = 43,76 % - 62,51 % - Kurang Baik = 25 % - 43,75 % Perhitungan analisa menggunakan rumus presentase Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus: Prosentase = n N X 100% Keterangan: N= nilai yang diperoleh n= nilai total %= tingkat keberhasilan yang dicapai Peserta Didik .......................................


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook