MODUL ELEKTRONIKA Tri Isti Hartini Imas Ratna Ermawati Martin
MODUL-1 PENGENALAN ALAT DAN KOMPONEN LABORATORIUM 1. Alat a. Power Supply Berfungsi untuk menyuplai tegangan DC pada rangkaian. Power Supply mendapat input dari Tegangan PLN 220 Vrms yang kemudian diturunkan tegangannya (Menggunakan Transformator Step-Down) lalu disearahkan untuk menghasilkan output Tegangan DC. Batas Maksimal tegangan yang disuplai oleh Power Supply adalah 30 V. Gambar 12. Power Supply b. Multimeter Berfungsi untuk mengukur besaran-besaran listrik seperti Arus, Tegangan, Resistansi dan lain-lain. Multimeter ada 2 jenis, yaitu Multimeter Analog dan Multimeter Digital. Pada Multimeter Analog, pembacaan hasil ukur harus memperhatikan skala pada multimeter. Pada pengukuran arus atau tegangan AC, nilai yang terukur merupakan nilai efektif (RMS). Gambar 13. (a) Multimeter Analog (b) Multimeter Digital 1
c. Oscilloscope Berfungsi untuk menampilkan gelombang listrik (Arus atau Tegangan). Oscilloscope juga dapat digunakan sebagai alat ukur seperti Multimeter, tetapi Oscilloscope tidak hanya mengukur nilai RMS juga dapat mengukur nilai-nilai lain seperti nilai puncak (Peak) dan puncak ke puncak (Peak to Peak). Gambar 14 Osiloscope 2. Kumparan a. Resistor Berfungsi sebagai penghambat arus listrik (a) (b) Gambar 16. (a) Resistor Karbon (b) Resistor Keramik Tabel 1. Cara Pembacaan Kode Resistor Karbon dan Metal Film Gelang Ke - 4 Gelang 5 Gelang 6 Gelang 1 Digit Pertama Digit Pertama Digit Pertama 2 Digit Kedua Digit Kedua Digit Kedua 3 Faktor Pengali Digit Ketiga Digit Ketiga 4 Faktor Pengali Faktor Pengali 5 Toleransi 6 Toleransi Toleransi Koefisien Suhu *Awal pembacaan gelang yang paling rapat. 2
Cara pembacaan kode Resistor Keramik : • Angka paling awal (diikuti huruf W) sebagai Parameter Daya. • Angka di tengah sebagai nilai resistansi (diikuti simbol Ω), jika diikuti huruf maka : R : x 1 Ω K : x 103 Ω M : x 106 Ω • Huruf terakhir sebagai toleransi. Tabel 2. Kode Resistor Warna Angka Digit Faktor Pengali Toleransi Koefisien Suhu Hitam 0 x1 Coklat 1 x 10 ± 1% (F) 100 ppm Merah 2 x 10 ± 2% (G) 50 ppm Jingga 3 x 103 15 ppm Kuning 4 x 10 ± 0.5% (D) 25 ppm Hijau 5 x 10 ± 0.25% (C) Biru 6 x 10 ± 0.1% (B) Ungu 7 x 10 ± 0.05% (A) Abu-abu 8 x 10 Putih 9 x 10 Emas x 0.1 Perak ± 5% (J) Tak Berwarna x 0.01 ± 10% (K) ± 20% (M) b. Kapasitor Berfungsi menyimpan energi dalam bentuk muatan listrik. Gambar 17. (a) Kapasitor Polar (b) Kapasitor Non-Polar Cara pembacaan kode Kapasitor Elektrolit (Polar) : • Angka dengan satuan Farad (F, µF, nF, dll) sebagai kapasitansi. • Angka dengan satuan Volt (V) sebagai nilai tegangan maksimal. Cara pembacaan kode Kapasitor Keramik (Non-Polar) : 3
• Kode yang terdiri dari angka dan huruf sebagai kode tegangan maksimal (terletak paling atas). • Kode yang terdiri dari angka sebagai kapasitansi (Angka terakhir sebagai faktor pengali). (Dalam satuan pF) Contoh : = 10 x 104 pF = 100000 pF = 0.1 µF • Kode yang terdiri dari huruf sebagai kode toleransi (terletak paling bawah atau dibelakang kode kapasitansi). Gambar 18. Cara Pembacaan Kapasitor Tabel 4 Kode Toleransi Kapasitor Kode Tegangan Maksimal B ± 0.1 pF C ± 0.25 pF D ± 0.5 pF F ± 1% G ± 2% H ± 3% J ± 5% K ± 10 % 4
M ± 20 % Z + 80 % - 20% c. Induktor Berfungsi menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Induktor atau disebut juga dengan kumparan atau coil adalah komponen elektronika pasif yang berguna untuk mengatur frekuensi, memfilter dan juga sebagai alat kopel (penyambung). Induktor banyak ditemukan pada peralatan atau rangkaian elektronika yang berkaitan dengan frekuensi seperti tuner untuk pesawat radio. Gambar 19. Induktor Gambar 20 Macam-macam Induktor Pada rangkaian , induktor digunakan untuk memperoleh tegangan yang konstan terhadap fluktuasi arus, sedangkan pada rangkaian induktor dapat meredam fluktuasi arus yang tidak diinginkan. Satuan induktansi untuk induktor 5
adalah Henry ( ). Ada 4 faktor yang mempengaruhi nilai induktansi sebuah konduktor (coil) diantaranya adalah: • Jumlah lilitan, semakin banyak jumlah lilitan semakin besar pula nilai induktansinya. • Panjang lilitan, semakin pendek lilitan semakin besar nilai induktansinya. • Kerapatan lilitan, semakin rapat lilitan semakin besar nilai induktansinya. • Diameter inti lilitan, semakin besar diameter inti semakin besar nilai induktansinya. • Panjang inti lilitan, samakin panjang inti lilitan semakin besat nilai induktansinya. • Permeabilitas bahan inti lilitan, samakin tinggi nilai permeabilitas bahan inti lilitan semakin besar pula nilai induktansinya. 6
MODUL- 2 PENGENALAN NI MULTISIM NI Multisim merupakan sebuah Perangkat Lunak (Software) yang digunakan untuk memodelkan sebuah rangkaian listrik baik analog maupun digital serta mensimulasikan nya. NI Multisim dapat melakukan berbagai macam simulasi, mulai dari pengukuran arus dan tegangan, menampilkan gelombang, transien, dll. Pada Software NI Multisim juga terdapat berbagai fitur seperti komponen dan instrumen. Beberapa dari fitur tersebut akan dijelaskan di bawah ini. 1. Komponen NI Multisim Pada Software NI Multisim, terdapat banyak jenis komponen-komponen listrik baik analog maupun digital. Berikut penjelasan beberapa macam komponen yang digunakan pada Praktikum Rangkaian Listrik. a. Sources Sources berisikan komponen-komponen berupa sumber dan ground baik analog maupun digital. 1) DC_POWER Berfungsi untuk menyuplai Tegangan DC pada rangkaian. Besarnya tegangan dapat diatur saat simulasi dalam keadaan Stop. Gambar 1. Simbol DC_POWER 2) DC_INTERACTIVE_VOLTAGE Berfungsi untuk menyuplai Tegangan DC pada rangkaian. Besarnya tegangan dapat diatur saat simulasi dalam keadaan Run sesuai dengan skala perubahan tegangan yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar 2. Simbol DC_INTERACTIVE_VOLTAGE 3) AC_VOLTAGE dan AC_POWER 7
Berfungsi untuk menyuplai Tegangan AC pada rangkaian. Besarnya tegangan dapat diatur saat simulasi dalam keadaan Stop. Pada AC_Voltage yang diatur adalah Tegangan Puncak (Vpeak) sedangkan pada AC_Power yang diatur adalah Tegangan RMS (Vrms). Gambar 3. Simbol AC_Voltage Dan Ac_Power 4) GROUND Berfungsi sebagai pengaman pada rangkaian. Pada software NI Multisim, rangkaian tidak akan dapat disimulasikan apabila tidak terhubung dengan GROUND. Gambar 4. Simbol Ground b. Basic Basic berisikan komponen-komponen aktif seperti resistor, induktor dan lain-lain. 1) RESISTOR Berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Nilai resistansinya dapat diatur saat simulasi dalam keadaan Stop. Gambar 5. Simbol Resistor 2) INDUCTOR Berfungsi menyimpan energi dalam bentuk medan magnet . Nilai induktansi nya dapat diatur saat simulasi dalam keadaan Stop. Gambar 6. Simbol Inductor 3) CAPACITOR 8
Berfungsi menyimpan energi dalam bentuk muatan listrik. Nilai kapasitansinya dapat diatur saat simulasi dalam keadaan Stop. Gambar 7 Simbol Kapasitor 4) Dioda Beroperasi seperti penjelasan di atas. Biasanya dibuat dari silikon terkotori atau yang lebih langka dari germanium. Sebelum pengembangan dioda penyearah silikon modern, digunakan kuprous oksida dan selenium, ini memberikan efisiensi yang rendah dan penurunan tegangan maju yang lebih tinggi (biasanya 1.4 – 1,7 V tiap pertemuan )ditumpuk untuk mempertinggi ketahanan tegangan terbalik), dan memerlukan benaman bahang yang besar (kadang-kadang perpanjangan dari substrat logam dari dioda) 2. Instrumen NI Multisim Pada Software NI Multisim, terdapat banyak jenis instrument-instrumen listrik seperti alat ukur dan alat kendali. Berikut penjelasan beberapa macam instrument yang digunakan pada Praktikum Rangkaian Listrik. a. Multimeter Digunakan untuk mengukur arus dan tegangan DC ataupun AC (Pada AC mengukur nilai RMS), tahanan (Ω) dan frekuensi (dB). Gambar 8. Multimeter b. Oscilloscope Digunakan untuk menampilkan gelombang dari arus ataupun tegangan. Dapat digunakan untuk mengukur nilai puncak (Peak) dan beda fasa. 9
Gambar 9. Oscilloscope c. Current Clamp Digunakan bersama dengan Oscilloscope untuk menampilkan gelombang arus. Current Clamp dihubungkan dengan Channel pada Oscilloscope. Gambar Gambar 10. Current Clamp d. Function Generator Digunakan sebagai Sumber Arus Bolak-Balik (AC). Yang membedakan Function Generator dengan AC_Power Dan Ac_Voltage yaitu pada Function Generator dapat diatur Bentuk Gelombang serta nilai Tegangan dan Frekuensi dapat diatur saat simulasi dalam keadaan Run. Pada Function Generator, tegangan yang diatur adalah Tegangan Puncak (Vp). Gambar 11. Function Generator 10
Lembar Kerja Mahasiswa MENGUKUR DIODA DENGAN OHMMETER Alat Dan Bahan 1. Multimeter Analog 2. Dioda Langkah Percobaan 1. Lakukan Kalibrasi 2. Putar Range Selector Switch ke Posisi Ohm ( Ω ) x100 3. Tempelkan Probe Merah pada bagian kaki Anoda dan Probe Hitam pada bagian kaki Katoda. 4. Tempelkan Probe Merah pada bagian kaki Katoda dan Probe Hitam pada bagian kaki Anoda Lakukan Percobaan Resistansi (Ohm) Dioda Probe (+) di anoda , Probe (-) di Katoda IN5592 IN4002 Dioda Resistansi (Ohm) Probe (+) di Katoda , Probe (-) di Anoda IN5592 IN4002 11
MODUL - 3 HUKUM OHM Hukum dasar elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh Penghobi Elektronika adalah Hukum Ohm, yaitu hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I ), Tegangan Listrik (V ) dan Hambatan Listrik (R ). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan Ohm’s Laws. Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang Fisikawan Jerman yang bernama George Simon Ohm (1789- 1854) pada tahun 1825. George Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. “Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah bahan penghantar listrik atau konduktor listrik akan berbanding lurus dengan beda potensial/tegangan listrik (V) dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan listrik (R)” Secara matematis, hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini : Gambar 1. Hukum Ohm Dalam kehidupan sehari-hari kuat arus diperlukan seperti kuat arus listrik. Sebagai contoh jika menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke 3 V. Pada hokum ohm disini menghubungkan antara kuar arus, tegangan dan hambatan.Untuk membuktikannya diperlukan sebuah percobaan. misalkan diambil sebuah contoh arus listrik dengan aliran air di sungai atau pipa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Jika pipa atau sungai hamper rata, kecepatan alir 12
akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari yang lainnya, kecepatan aliran – atau arus – akan lebih besar. Makin besar perbedaan ketinggian makin besar arus. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa. Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak ada artinya. Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara dua titik. Dalam hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan antara atau melewati titik pada suatu titik. Contoh Soal 1. Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan sebuah Output Tegangan 10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 1 kiloOhm. Berapakah nilai Arus Listrik (I)? Diket : V = 10 V R = 1 KΩ = 1000 Ω Jawab : I=V/R I = 10 / 1000 13
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere Jadi, nilai Arus Listrik (I) yaitu 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere 2. Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter adalah 0.5 A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ? Penyelesaian Diket : V = 12 V I = 0,5 A Jawab : R=V/I R = 12 /0.5 R = 24 Ohm Jadi, nilai resistensi pada potoensiometer yaitu 24 Ohm 14
LEMBAR KERJA MAHASISWA HUKUM OHM I. Tujuan Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Memperagakan pengukuran tegangan listrik. 2. Memperagakan pengukuran arus listrik. 3. Menginterpretasikan grafik tegangan dan arus. 4. Menentukan besar hambatan suatu penghantar. II. Alat dan Bahan Alat dan bahan dari percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Software Simulasi PhET 2. Komputer dengan Sistem Operasi Windows 3. Perangkat lunak spreadsheet III. Prosedur Percobaan 1. Aktifkan perangkat lunak PhET 2. Lalu klik Play with Simulation 15
3. Pilih Physic 4. Pilih Ohm Law’s 16
5. Tegangan tetap a. Atur tegangan pada angka tertentu ( V1), tegangan. dan catatlah besarnya angka tegangan b. Dengan besar tegangan V1, Ubahlah angka di hambatan/resistor dan catat lalu catat juga besar arusnya. Lakukan lagi dengan mengganti resistor sebanyak 5 kali dan catat juga perubahan arusnya. c. Dengan mengubah nilai tegangan menjadi (V2) lakukan langkah 2. d. Ulangi hingga 5 variasi tegangan. 6. Hambatan tetap. 1. Atur hambatan/resistor pada angka tertentu ( R1), dan catatlah besarnya angka hambatan/resistor. 2. Dengan besar hambatan/resistor R1, Ubahlah angka di tegangan dan catat lalu catat juga besar arusnya. Lakukan lagi dengan mengganti tegangan sebanyak 5 kali dan catat juga perubahan arusnya. 3. Dengan mengubah nilai hambatan menjadi (R2) lakukan langkah 2. 4. Ulangi hingga 5 variasi hambatan. IV. Tabulasi Data Tegangan tetap 17
Hambatan tetap V. Tugas 1. Pada tegangan tetap buatlah grafik hubungan antara I – R. 2. Bagaimana hubungan antara I – R 3. Pada hambatan tetap buatlah grafik hubungan antara V- I. 4. Tentukan besarnya hambatan berdasarkan grafik yang telah Anda buat. 5. Tentukan nilai hambatan berdasarkan hukum Ohm. 6. Bandingkan nilai hambatan hasil perhitungan dari grafik, berdasarkan Hukum Ohm dan pengukuran langsung. 7. Tarik kesimpulan. 18
MODUL - 4 HUKUM KIRCHOFF Hukum Kircchoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu elektronika yang berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam suatu rangkaian. Hukum Kircchoff pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerma yang bernama Gustav Robert Kircchoff (1824 – 1887) pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff Arus merupakan Hukum Kirchhoff pertama yang menyatakan bahwa “Arus total yang masuk pada suatu titik percabangan adalah nol”. Hukum Kirchhoff Arus ini dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut: ∑ IN = 0 Arah setiap arus ditunjukan dengan anak panah, jika arus berharga positif maka arus mengalir searah dengan anak panah, demikian sebaliknya. Dengan demikian untuk rangkaian seperti pada gambar dibawah ini dituliskan persamaan matematika berdasarkan Hukum Kirchhoff Arus sebagai berikut: I1 + I2 + I3 = 0 dan I3 = I1 + I2 Hukum Kirchoff untuk Arus (Hukum I Kirchoff) berbunyi : “Jumlah arus yang masuk ke dalam suatu titik pada suatu rangkaian sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.” (Berlaku Hukum Kekekalan Muatan). Dari hukum ini terkandung suatu pengertian bahwa pada suatu rangkaian (tanpa percabangan) besarnya arus adalah sama, sehingga : Gambar 1 Rangkaian Dasar Hukum I Kirchooff 19
∑Imasuk = ∑Ikeluar I1 = I2 + I3 Sedangkan Hukum Kirchoff untuk Tegangan (Hukum II Kirchoff) adalah sebagai berikut : “Jumlah beda tegangan pada suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan nol.” ∑V =0 V=V +V + V AB BC CD Gambar 2 Rangkaian Dasar Hukum II Kirchooff Dalam hukum Kirchhoff dikenal 2 teori yang dapat digunakan untuk analisis rangkaian elektronika yaitu Hukum Kirchhoff Arus (KCL / Kirchhoff Current Law) dan Hukum Kirchhoff Tegangan (KVL / Kirchooff Voltage Law). Gambar Hukum Kirchoff 20
Lembar Kerja Mahasiswa HUKUM KIRCHOFF I. Alat dan Bahan Alat dan bahan dari percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Software Simulasi PhET 2. Komputer dengan Sistem Operasi Windows 3. Perangkat lunak spreadsheet II. Prosedur Percobaan 1. Aktifkan perangkat lunak PhET 2. Lalu klik Play with Simulation 3. https://phet.colorado.edu/in/simulation/circuit-construction-kit-ac-virtual-lab 21
22
MODUL -5 PENYEARAH GELOMBANG Rangkaian penyearah gelombang memiliki tiga tujuan yaitu memperhatikan gelombang keluaran pada osiloskop, mengukur tegangan keluaran dengan menggunakan multimeter dc, serta membandingkan hasil percobaan secara teoritis. Salah satu rangkaian dasar dalam elektronika ialah rangkaian penyearah. Rangkaian ini terdiri dari satu atau beberapa diode. Diode adalah komponen elektronuika yang paling sederhana, yang tersusun dari dua jenis semikonduktor, yaitu semikonduktor jenis-n serta jenis-p. Salah satu penggunaan umum diode ialah buat aplikasi penyearah. Untuk mengurangi besarnya tegangan sampai ke diode digunakan trafo, yang kumparan primernya dapat langsung dihubungkan ke jala-jala listrik. Jumlah lilitan kumparan kedua perlu di hitung sedemikian rupa sehingga tegangan sekundernya masih dalam batas tegangan diode yang diperkenankan. Kita dapat memperoleh penyarah gelombang penuh dengan dua cara. Cara pertama memerlukan transformator dengan sedapan pusat (centertap-CT). Cara lain buat mendapatkan keluaran gelombang penuh ialah dengan menggunakan empat dioda, penyearah seperti ini disebut penyearah jempatan. Untuk penyearah jembatan tampak transformator enggak memerlukan adanya CT. Bahkan bila diode yang digunakan memiliki kemampuan tegangan yang cukup, tanpa transformator pun penyearah ini dapat digunakan (Sutrisno, 1985: 91-94). Agar keluaran lebih halus, maka perlu diberikan rangkaian lapis RC. Sebab salah satu sifat komponen C ialah menyimpan muatan listrik yang bersifat sementara. Sementara berarti bila ada muatan listrik yang masuk ke kapasitor, maka muatan itu disimpan. kalau enggak ada muatan listrik yang masuk ke kapasitor, muatan yang tersimpan bakal dikeluarkan. Secara pendekatan tegangan riak puncak ke puncak (Vrpp): 23
Serta tegangan keluaran yang dihasilka oleh penyearah gelombang tapis ialah (Wahyudi, 2015: 80). 24
Lembar Kerja Mahasiswa PENYEARAH GELOMBANG PROSEDUR PERCOBAAN 1. Penyearah Setengah Gelombang a. Dibuat rangkaian seperti di bawah ini. b. Dipasang osiloskop pada keluarannya. c. Diukur tegangan dc keluarannya menggunakan multimeter. 2.Penyearah Gelombang Penuh a. Dibuat rangkaian seperti di bawah ini. 3.Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis a. Dibuat rangkaian seperti di bawah ini. 25
b. Dipasang osiloskop pada keluarannya. c. Diukur tegangan dc keluarannya menggunakan multimeter. Tugas Dengan osiloskop Anda terhubung ke rangkaian penyearah gelombang penuh, amati dan sketsa bentuk gelombang penuh pada skala dalam grafik. Ukurlah frekuensi bentuk gelombang penuh dan catat nilainya serta buat tabel pengamatan 26
LATIHAN SOAL Carilah besarnya nilai I1 , I2 dan VAB dari rangkaian di bawah ini: 27
DAFTAR PUTAKA Alexander, C. K., & Sadiku, M. N. (2013). Fundamentals of Electric Circuits. New York: McGraw- Hill. Bueche, J,Frederick, 1989. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-soal Fisika edisi Kedelapan.: Erlangga. Dorf, R. C., & Svodoba, J. A. (1996). Introduction to Electric Circuits. Singapore: John Wiley & Sons. Reitz, John, Frederick J Milford, Robert W Christy. 1993, Dasar Teoti Listrik Magnet, Bandung, ITB Giancoli, C.Douglas, 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga Robertson, B. John. Tekhhnik Listrik Praktis. : Yrama Wiidya. Soetarmo. 2004. Aspirasi Cerdas Fisika Kelas X Semester 2. Surakarta: Widya Duta. Sutrisno.1985.Elektronika Dasar I.Bandung:ITB. Wahyudi. 2015. Elektronika Dasar I. Mataram: FKIP Press. Woolara, Harry. 2006. Elektronika Dasar Praktis. Jakarta: Erlangga. 28
Search
Read the Text Version
- 1 - 29
Pages: