Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Algoritme Serviks Fix 12 Januari 2022

Algoritme Serviks Fix 12 Januari 2022

Published by Yusuf Fuadi, 2022-01-31 07:07:24

Description: Algoritme Serviks Fix 12 Januari 2022

Search

Read the Text Version

SKRINING KANKER SERVIKS DAN TINDAK LANJUT TEMUAN ABNORMAL Himpunan Onkologi Ginekoloogi Indonesia (HOGI) Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI) Oktober 2021

Disclaimer Algoritme ini disusun berdasarkan metode-metode skrining berikut ini: ü DoVIA/TeleDoVIA ü Pap smear (sitologi) ü Tes DNA-HPV Target ideal usia skrining: 25-65 tahun ATAU dimulai 3 tahun setelah kontak seksual.

DoVIA/TeleDoVIA (Documented of VIA /Teleconsultation of Documented VIA) Tes IVA Terdokumentasi yang Dikonsultasikan Jarak Jauh kepada Para Ahli * Sesuai syarat krioterapi ** Proses approval KPTK *** Terapi yang ideal DoVIA/TeleDoVIA dilakukan dengan pemeriksaan inspekulo untuk mengevaluasi kondisi serviks terlebih dahulu. Bila terdapat kecurigaan kanker, tidak dilakukan DoVIA/TeleDoVIA atau pap smear. Pasien dengan kemungkinan lesi invasif kanker ini harus segera dirujuk ke fasilitas yang memadai untuk dilakukan biopsi (histopatologi) agar dapat terdiagnosis. Pada dasarnya, hasil DoVIA/TeleDoVIA terdiri dari positif dan negatif. Namun pada kondisi peradangan serviks (servisitis), dapat muncul lesi epitel putih. Pada kondisi ini dianggap sebagai TeleDoVIA positif palsu. Pada kondisi servisitis berat, perlu dirujuk ke dokter SpOG, untuk dilakukan biopsi untuk mengantisipasi keganasan. Pada hasil DoVIA/TeleDoVIA positif, terdapat beberapa pilihan tatalaksana, tergantung kompetensi pelaksana dan fasilitas yang tersedia. Jika pelaksananya adalah dokter umum atau bidan terlatih, dilakukan krioterapi atau TCA 85% yang merupakan terapi ablasi. Hal ini sesuai dengan konsep “Screen and Treat” atau Single Visit Approach (SVA). Sedangkan jika pelaksananya adalah SpOG dan fasilitas tersedia, maka dilakukan terapi eksisi dengan elektrokauter (LEEP*/LLETZ**) dengan atau tanpa kolposkopi. Rentang waktu dilakukannya skrining ulang pada program nasional tergantung kebijakan yang disesuaikan dengan kemampuan suatu negara. Berdasarkan studi-studi ilmiah, jika dilakukan skrining setiap 1, 3, 5, 10 tahun, dapat menurunkan kejadian kanker serviks sebesar 93, 91, 84, 64 persen. * Loop Electrosurgical Excision Procedure ** Large Loop Excision of Transformation Zone WHO. 2017. Training of health staff in VIA, HPV detection test and cryotherapy – Trainees’ Handbook. Switzerland : WHO Walter et al. Screening for colorectal, breast, and cervical cancer in the elderly: A review of the evidence. The American Journal of Medicine 2005. 118: p1078-1086

Pap Smear Abnormal (ASCUS, LSIL) Pada ASCUS/LSIL, terdapat beberapa pilihan tindak lanjut: (1) Tes DNA-HPV RT; (2) DoVIA/TeleDoVIA/Kolposkopi; atau (3) Tes DoVIA/TeleDoVIA. Pada prinsipnya, setiap abnormalitas hasil pap smear harus dilihat serviksnya, tidak harus dengan kolposkopi. Pada dasarnya, ASCUS dan LSIL dapat dilakukan manajemen konservatif. Jika hasil tes DoVIA/TeleDoVIA negatif, maka dapat dianjurkan untuk tes DoVIA/TeleDoVIA ulang 6-12 bulan kemudian. Perhatian khusus pada serviks post menopause dengan SSK tidak tampak seluruhnya. Pada kondisi ini dianjurkan untuk pemeriksaan pap smear. Jika terdapat fasilitas, sangat dianjurkan untuk tes DNA-HPV. Jika tidak tampak lesi dan hasil DNA-HPV RT negatif, maka dianjurkan skrining ulang 3-5 tahun lagi. # Jika fasilitas tersedia * ASCUS (Atypical Squamous Cells of Undetermined Significance) ** LSIL (Low-Grade Squamous Intraepithelial Lesion) RT: Risiko Tinggi SSK: Sambungan Skuamo Kolumnar

ASC-H, HSIL AGC # Jika fasilitas tersedia * ASCH : Atypical Squamous Cells Could Not Exclude High-grade ** HSIL : High-grade Squamous Intraepithelial Lesion *** AGC (Atypical Glandular Cells) **** Endocervical curettage (dengan narkose)

Tes DNA-HPV RT Jika hasil tes DNA-HPV RT negatif, dianjurkan # Jika fasilitas tersedia skrining ulang 3-5 tahun lagi. Jika positif, **** Endocervical Curetage selanjutnya dilakukan pemeriksaan DoVIA/ TeleDoVIA untuk melihat ada atau tidaknya lesi, bukan untuk tujuan skrining lagi. Jika tidak tampak lesi putih (acetowhite), selanjutnya dilakukan pap smear* untuk memastikan tidak adanya kelainan di kanalis servikalis. Jika terdapat lesi acetowhite, selanjutnya mengikuti algoritme TeleDoVIA positif. Jika dilakukan terapi eksisi, maka tatalaksana selanjutnya tergantung hasil histopatologi. *Syarat pap smear: tidak berhubungan seksual minimal 24 jam sebelumnya, tidak sedang menstruasi, atau pasca irigasi/pencucian vagina. Ismail MS (2020) Development of A Management Guideline Wheel for Abnormal Pap Smears and Related Cervical Pathology. Ann Cytol Pathol 5(1): 013-034. DOI: https://dx.doi.org/10.17352/acp.000012

Co-Testing HPV-RT + Sitologi HPV-RT + IVA Co-Testing atau Combine Testing (tes berpasangan) pada dasarnya adalah 2 pemeriksaan Untuk menekan budget, alternatif “Co-Testing” lain dapat dilakukan, yaitu tes DNA HPV skrining yang dilakukan secara bersamaan, yaitu tes DNA HPV RT dan pap smear/sitologi. RT dan DoVIA/TeleDoVIA. Jika hasil keduanya negatif, maka dilakukan skrining ulang 3-5 Jika hasil keduanya negatif, maka dilakukan skrining ulang 3-5 tahun lagi. tahun kemudian. Kelemahan dari tes DoVIA/TeleDoVIA adalah pada kelompok post- menopause atau pada riwayat pembedahan serviks dimana SSK mungkin tidak terlihat Jika didapatkan hasil positif salah satu atau keduanya, maka dilakukan manajemen sesuai seluruhnya. Pada kondisi ini, dilakukan pemeriksaan sitologi/pap smear untuk dengan abnormalitas yang ditemukan (lihat algoritme sebelumnya). Jika didapatkan keduanya memastikan tidak adanya kelainan di kanalis servikalis yang tidak dapat terdeteksi positif, maka dilakukan biopsi target/LEEP/LLETZ dengan atau tanpa kolposkopi. Selanjutnya dengan tes TeleDoVIA. mengikuti algoritme DoVIA/TeleDoVIA positif. Jika didapatkan hasil positif salah satu atau keduanya, maka dilakukan manajemen Pada pasien yang sudah melakukan skrining rutin, pemeriksaan co-testing dapat dihentikan sesuai dengan abnormalitas yang ditemukan (lihat algoritme sebelumnya). Jika setelah usia 65 tahun atau setelah co-testing 2 kali berturut-turut negatif dalam 10 tahun didapatkan tes DNA-HPV RT dan DoVIA/TeleDoVIA keduanya positif, maka dilakukan terakhir. biopsi target/LEEP/LLETZ. Prosedur ini dapat dilakukan dengan atau tanpa kolposkopi, tergantung fasilitas yang tersedia.

Thank You! DO YOU HAVE ANY QUESTIONS? [email protected] HOGI Ketua : Prof. DR. Dr. Andrijono, Sp.OG(K)-Onk S Sekjen : DR. Dr.Gatot Purwoto, Sp.OG(K)-Onk, MPH Satgas Lesi Prakanker Serviks Prof. DR. Dr. Laila Nuranna, Sp.OG(K)-Onk DR. Dr. Tofan Widya Utami, Sp.OG(K)-Onk DR. Dr. Deri Edianto, Mked(OG), Sp.OG(K)-Onk Dr. Ali Budi Harsono, Sp.OG(K)-Onk DR. Dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG(K)-Onk Dr. Indra Yuliati, Sp.OG(K)-Onk Dr. Endy Cahyono, Sp.OG(K)-Onk Dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)-Onk


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook