Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Testing Mini Project

Testing Mini Project

Published by PPI Fana, 2022-10-10 07:23:32

Description: Testing

Search

Read the Text Version

Aditya Mahapradnya – Officer Humas & Kelembagaan STUDI KASUS (1) Deskripsi Kasus PT Perusahaan Perdagangan Indonesia sedang mengalami masalah indikasi penurunan kinerja operasional yang dapat menyebabkan tidak akan tercapainya target RKAP tahun berjalan. Ref data Perusahaan, sementara terindikasi bahwa penurunan kinerja tersebut kemungkinan terkait dengan faktor masalah belum optimumnya penerapan resource allocation (antara lain pada unsur: fokus produk/komoditas yang diperjualbelikan; alokasi SDM per lini bisnis; cost structure per produk dan atau lini bisnis terkait). (2) Posisi Anda Anda adalah Key PICs di Divisi/Cabang terkait dan anggota Tim Breakthrough Project (BTP) PT Perusahaan Perdagangan Indonesia untuk perbaikan/percepatan pencapaian target kinerja operasional dan finansial PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. (3) Tugas Anda Ref posisi dan tugas anda sebagaimana tertera pada butir (2) tersebut di atas, Anda ditugaskan (ref deskripsi indikasi masalah pada butir (1) untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut: Belum optimumnya penerapan resource allocation (antara lain pada unsur: fokus produk/komoditas yang diperjualbelikan; alokasi SDM per lini bisnis; cost structure per produk dan atau lini bisnis terkait a) Mengidentifikasi dan mendeskripsikan kembali detail atas masing-masing kemungkinan masalah terkait (antara lain: sumber dan jenis risikonya).

PPI mesti memperhatikan resource allocation strategy untuk mengoptimalkan pertumbuhan per produk & mengurangi potensi terjadinya penurunan kas perusahaan. Hal ini tentunya dengan mempertimbangkan resiko atas claim, fraud, hingga mundurnya piutang usaha. 1. Produk/komoditas yang Diperjualbelikan Produk adalah faktor utama yang harus diperhatikan ketika PPI mengembangkan sebuah bisnis. Tercapainya target penjualan suatu produk/komoditi adalah tujuan utama dalam menjalankan bisnis. Resource allocation yang dicurahkan memang belum optimal. Ada beberapa faktor yang membuat produk atau komoditi yang PPI jual belum optimal penjualannya. Faktor internal dan eksternal sangat memengaruhi laku tidaknya sebuah produk/komoditi bisnis. Jika 2 faktor tersebut tidak segera diidentifikasi dan tidak dicari solusinya, perkembangan bisnis PPI bisa saja akan terancam. Berikut identifikasi faktor penyebab produk/komoditi PPI belum optimal di pasaran. Faktor Internal PPI a. Kurangnya Perencanaan Strategi Pemasaran Perencanaan yang kurang dalam menentukan strategi pemasaran, merupakan hal yang dapat menyebabkan produk tidak optimal dalam penjualannya. Perencanaan strategi pemasaran merupakan hal pokok yang harus kita lakukan sebelum memulai bisnis. Ketika merencanakan strategi pemasaran, strategi perusahaan harus berorientasi pada konsumen, sehingga tercapai tujuan sebuah bisnis yaitu produk terjual maksimal.

b. Target Pasar yang Lebar Target pasar yang terlalu lebar dapat menyebabkan produk PPI tidak optimal penjualannya, karena fokus PPI akan terpecah ke semua golongan masyarakat dalam memasarkan produk. Hal ini sering terjadi karena perusahaan menginginkan perolehan keuntungan yang sebesar- besarnya. PPI perlu membuat target pasar prioritas agar strategi pemasaran yang perusahaan susun terfokus dan tepat sasaran. c. Kurangnya Jumlah Pemasok Bahan Baku Ketika produk/komoditi yang PPI tawarkan laku keras, pasti akan berdampak pada kekurangan pasokan bahan baku. Ini bisa mengakibatkan produk/komoditi yang PPI jual tidak laku. Karena kualitas produk PPI menurun akibat bergantinya pemasok bahan baku produk dengan kualitas rendah akibat lonjakan penjualan. PPI harus membuat list jumlah pemasok bahan baku produk yang mencukupi. Hal ini untuk menghindari PPI kekurangan bahan baku produk ketika terjadi lonjakan penjualan. d. Harga yang Terlalu Mahal Harga menjadi salah satu faktor produk/komoditi kurang optimal penjualannya. Pada era ini, konsumen pasti akan membandingkan produk yang akan dibelinya. Terkadang produk/komoditi dengan kualiatas hampir sama tetapi terjadi selisih harga yang lumayan tinggi akan membuat konsumen berpaling. PPI harus melakukan survei harga kompetitor yang menjual produk sejenis dan melakukan survei terhadap beberapa kompetitor di wilayah PPI akan memasarkan produk.

d. Perencanaan Finansial yang Kurang Matang Finansial merupakan hal yang sangat krusial dalam bisnis, karena awal tumbuh dan bergeraknya suatu bisnis ada di finansial. Kita melihat banyak bisnis yang gulung tikar akibat dana yang ada habis sebelum bisnis tersebut berkembang atau balik modal. PPI wajib merancang finansial bisnis dengan rapi, detail, dan matang dan kemudian laksanakan apa yang telah PPI rencanakan. Faktor Eksternal a. Pesaingan Antarkompetitor Persaingan di dunia bisnis memang tidak bisa dihindari, apalagi persaingan antara kompetitor produk sejenis. Jika PPI tidak dapat mencari solusi dari kendala ini, dapat dipastikan produk/komoditi PPI akan tertinggal dan penjualannya kurang optimal. PPI mesti menemukan dan membangun citra unik dari produk PPI. Angkat keunikan itu menjadi suatu kelebihan produk PPI dari produk sejenis lainnya. b. Sumber Daya Manusia yang Rendah Meskipun produk yang PPI jual berkualitas bagus dan unggul dari produk sejenis lain, tanpa dukungan sumber daya manusia yang baik akan sia-sia. Tanpa ada tim produksi, tim pengemasan, tim distribusi, dan tim pemasaran yang baik, produk PPI bisa kurang laku dijual. PPI wajib mencari sumber daya manusia yang berkualitas, melakukan pelatihan kepada tiap pegawai secara rutin dan selalu ada evaluasi berkala. Selain faktor di atas, melakukan pengelolaan keuangan yang buruk juga bisa berdampak pada tidak lakunya produk yang PPI jual, karena produk yang PPI jual akan menurun kuliatasnya

ketika pengelolaan keuangan kacau, seperti misalnya dana pembelian bahan baku produk, dana operasional, dan lainnya tidak dicatat dan dikelola dengan baik. 2. Alokasi SDM Per Lini Bisnis Dalam Perencanaan Strategi, kegiatan disusun berdasarkan prioritas dan dibandingkan dengan sumber daya yang tersedia untuk pelaksanaannya. Untuk memperoleh SDM, sangat diperlukan kegiatan Perencanaan SDM yang terintegrasi dengan Perencanaan Bisnis PPI, agar seluruh program dapat diwujudkan menjadi kegiatan bisnis yang efektif dan efesien dalam mencapai tujuannya. Untuk mencapai sukses dalam mewujudkan perencanaan strategis bagi PPI, diperlukan pengimplementasian manajemen SDM dengan strategi yang tepat, untuk menunjang dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perwujudan rencana bisnisnya, salah satunya juga alokasi SDM per lini bisnis yang tepat. Harus ada pengintegrasian perencanaan SDM dengan perencanaan Bisnis, agar seluruh kegiatan memproduksi dan memasarkan produk sebuah perusahaan berlangsung efektif dan efisien serta produktifitas berkualitas. Akhir dari pengintegrasian adalah melakukan proses produksi dan memasarkan produk dengan berbagai jenis kegiatan. Dari semua kegiatan tersebut akan diperoleh laba yang diharapkan dapat mencapai bahkan melampaui target. Pencapaian target laba berarti proses produksi dan pemasaran tahun berikutnya dapat dilanjutkan, yang berarti eksistensi organisasi dapat dipertahankan, bahkan dikembangkan. Dari kemampuan memproduksi dan permintaan (demand) pasar dalam tahun berjalan, dapat diprediksi kebutuhan atau permintaan (demand) SDM tahun depan atau tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu, berarti juga laba diperoleh tidak sekadar digunakan untuk kegiatan memproduksi dan memasarkan, tetapi juga untuk kegiatan-kegiatan lain sebagai penunjang, seperti pembiayaan (cost) SDM, listrik, air, telepon, pengadaan, pemeliharaan kendaraan dan

lain-lain, yang harus diperhitungkan dalam biaya (cost) produksi, agar harga dasar dan harga penjualan produk (barang atau jasa) dapat disesuaikan untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi/perusahaan. Dengan memiliki SDM yang profesional di bidangnya masing-masing per lini bisnis, semua proses yang berisi kegiatan bisnis seperti diuraikan di atas akan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, produktif, dan berkualitas. Kondisi itu berarti juga prediksi pengadaan dan pendayagunaan SDM dalam Perencanaan SDM telah berhasil diintegrasikan dengan Perencanaan Bisnis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perencanaan SDM sangat penting, tetapi juga sangat menentukan keunggulan PPI. Kondisi tersebut menunjukkan profesionalisme SDM dalam melaksanakan tugas pokok masing-masing, sangat tergantung pada penetapan kualifikasinya di dalam Perencanaan SDM. Keberhasilan bisnis sebuah organisasi sangat ditentukan oleh terpenuhinya kualifikasi berupa SDM berkualitas dan kompetitif, baik dalam rangka mendayagunakan SDM dari sumber internal maupun eksternal, termasuk pencurahannya dan hal-hal yang mengikutinya ke masing-masing lini bisnis. Alokasi SDM per lini bisnis di PPI haruslah terbagi dengan sangat baik dan pas. Per lini bisnis seharusnya mendapatkan SDM yang potensial, sesuai dengan potensi, latar belakang pendidikan, dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Pemilihan karyawan dari dalam perusahaan memiliki dua manfaat penting. Pertama dari sisi manajemen, pemilihan karyawan dari dalam PPI akan menguntungkan perusahaan karena karyawan sudah mengenal dengan baik budaya PPI yang ada, menghemat biaya perekrutan, biaya pelatihan, dan biaya-biaya lainya. Kedua dari sisi karyawan, pemilihan karyawan dari dalam perusahaan dapat memotivasi karyawan dan meyakinkan karyawan bahwa perusahaan menerapkan sistem jenjang karir yang jelas.

Perkembangan perusahaan juga akan mengakibatkan perusahaan perlu melakukan penambahan karyawan baru yang dapat mengisi posisi-posisi yang kosong atau tidak bisa dipenuhi oleh karyawan yang ada. Bagian Sumber Daya Manusia dalam perusahaan harus dapat memilih calon karyawan yang dianggap dapat melahirkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas baik. 3. Cost Structure Per Produk dan atau Lini Bisnis Terkait Struktur biaya terutama terkait dengan biaya yang perlu dikeluarkan PPI saat mengerjakan tujuan perusahaan; Biaya-biaya tersebut dapat berupa biaya pembelian atau mungkin biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead lainnya seperti biaya transportasi, biaya listrik, dan lain-lain yang perlu dikeluarkan. Konsep struktur biaya dirancang untuk mengeluarkan dana yang PPI butuhkan selama proses bisnis segmen tertentu atau untuk bisnis secara keseluruhan. Fokus utama struktur biaya adalah mengalokasikan biaya sedemikian rupa sehingga biaya dapat diminimalkan dan keuntungan yang diperoleh dapat dimaksimalkan. REALITA & HARAPAN DALAM BISNIS PPI PPI memiliki produk yang sangat beragam, sehingga menyulitkan penyusunan fokus pengembangan dan alokasi pemetaan sumber daya yang justru terpusat pada produk dengan margin rendah. Ke depan, pengembangan produk yang menghasilkan performa baik perlu diprioritaskan, khususnya yang berkaitan tugas dalam Holding Pangan serta produk dengan GPM tinggi sebagai backbone korporasi secara konsolidasi. Skala ekonomi melalui skema strategic sourcing belum terlaksana optimal, sehingga mayoritas masih bersifat on spot yang menyebabkan rendahnya posisi tawar terhadap harga. Ke depan, improvement terhadap entitas yang memegang peranan terhadap SCM. Selain itu, dibutuhkan

enhancement terhadap digitalisasi untuk efektifitas & efisiensi operasional (realtime database & data analytic). Biaya pegawai masih menjadi konributor utama dalam struktur biaya usaha. Di sisi lain, komposisi pegawai dalam revenue center dan cost center relatif tidak proporsional. Ke depan, Sustainable Business PPI diwujudkan melalui pembaharuan organisasi, proses bisnis, kebutuhan atas kompetensi SDM, resources allocation, kebutuhan infrastruktur, serta digitalisasi. Penurunan cash flow terjadi akibat ketidakseimbangan antara laba kotor dengan biaya usaha, maupun piutang usaha yang ditimbulkan, baik per segmentasi produk maupun per cabang. Ke depan, Resource allocation strategy untuk mengoptimalkan pertumbuhan per produk & mengurangi potensi terjadinya penurunan kas perusahaan. Hal ini tentunya dengan mempertimbangkan resiko atas claim, fraud, hingga mundurnya piutang usaha. Analisis dan Alternatif Mitigasi Risiko Terkait PPI wajib merencanakan strategi pemasaran yang berorientasi pada konsumen, sehingga tercapai tujuan yaitu produk optimal terjual. CStrategi pemasaran produk yang dimaksud tersebut di antaranya sebagai berikut: 1. Melalui Pemanfaatan Media Sosial Di era millennial sekarang ini, PPI wajib memanfaatkan media sosial sangat berperan sebagai sarana pemasaran yang ampuh, karena hampir setiap kalangan dalam lapisan masyarakat Indonesia, sangat aktif menggunakannya. Melalui media sosial, PPI akan dapat berhubungan dan menjalin interaksi secara luas dengan beragam audiens. Selain itu, biaya yang dikeluarkan PPI juga relatif murah jika dibandingkan dengan media pemasaran lain dengan hasil yang cukup menjanjikan. Strategi pemasaran media sosial juga memungkinkan perusahaan untuk memilih segmen yang sesuai dengan produk yang akan PPI pasarkan, sehingga

produk yang ditawarkan pada akhirnya memiliki peluang tinggi atas penjualan. Saat ini media sosial yang masih populer di kalangan masyarakat adalah Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan YouTube. 2. Promosi atau Memberikan Produk Secara Gratis Masyarakat masih menginginkan suatu produk yang diberikan secara cuma-cuma. Alasan lain dari strategi ini adalah bisa saja masyarakat belum membeli produk karena mereka memang belum merasa perlu menggunakannya, sehingga saat mereka mendapatkan produk PPI melalui penawaran produk gratis, mereka akan mencoba dan memungkinkan akan terjadi pembelian setelahnya. PPI dapat menawarkan produk melalui pemilihan suatu acara atau event yang tepat. Penawaran bisa juga dilakukan secara persoanal approach atau product bandling kepada calon pembeli. 3. Menentukan Lokasi yang Strategis Bagian yang tidak kalah penting terkait pemasaran produk adalah tempat atau lokasi yang strategis. Lokasi yang dimaksud adalah lokasi penjualan produk PPI. Keberadaan produk PPI ketika ditempatkan pada lokasi yang strategis memungkinkan untuk lebih terlihat oleh para calon konsumen, sehingga mendorong mereka untuk melakukan pembelian dan penjualan dapat meningkat, daripada PPI menempatkan produk pada lokasi yang kurang strategis. Bagaimana PPI bisa mengetahui bahwa suatu lokasi dapat dikatakan strategis atau tidak, yaitu PPI harus melakukan analisis target pasar menyesuaikan dengan produk yang PPI miliki, sehingga PPI bisa dengan mudah dan efektif menjangkau target pasar PPI sehingga sesuai dengan strategi pemasaran produk. 4. Menawarkan Insentif Untuk Rekomendasi Suatu produk dapat dinilai berkualitas jika mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat. Hal ini bisa diperoleh jika produk PPI ada yang merekomendasikannya. Untuk mendapatkan testimoni atau rekomendasi dari pembeli PPI yang telah menggunakan produk, PPI dapat

memberikan apresiasi atau penghargaan berupa insentif. Bentuk apresiasi tersebut tidak harus selalu berupa uang, tetapi bisa dalam bentuk produk hadiah atau diskon. Melalui penawaran insentif yang akan PPI berikan, secara tidak langsung PPI telah mendapatkan dua target pasar sekaligus, yaitu pelanggan PPI yang loyal, dan calon pembeli yang melihat testimoni produk PPI. 5. PPI Harus Menjalin Hubungan Baik dengan Pelanggan Pelanggan yang setia merupakan bagian penting bagi PPI karena mereka secara berulang membeli produk PPI. Hal ini berarti pemasukan rutin yang PPI dapatkan tidak terlepas dari loyatitas pelanggan PPI tersebut. Agar tidak kehilangan pembeli di tengah banyaknya kompetitor pasar, maka yang dapat PPI lakukan adalah memberikan apresiasi atau penghargaan kepada para pelanggan. Penghargaan tersebut dapat berupa memenuhi masukan dan saran yang mereka berikan atau mengirimkan hadiah untuk mereka karena sudah berlangganan. Termasuk menghadirkan Customer Service yang tepat dan responsif, UI yang mudah dimengerti, dll. Ketika strategi pemasaran produk sudah PPI jalankan sesuai rencana, maka sebaiknya diiringi dengan sistem perusahaan yang dapat memudahkan pelanggan PPI dalam melakukan pembelian produk. Salah satunya PPI dapat memberikan mereka kemudahan melakukan pembayaran melalui berbagai saluran pembayaran yang tidak merepotkan. PPI perlu membuat target pasar prioritas agar strategi pemasaran yang perusahaan susun terfokus dan tepat sasaran. Menentukan target pasar PPI tentu tidaklah sederhana. Setelah PPI mengetahui siapa yang perusahaan targetkan, maka akan jauh lebih mudah lagi untuk mengetahui media mana yang tepat untuk digunakan. Memudahkan dalam menjangkau mereka dan membuat pesan pemasaran apa yang akan beresonansi dengan para target. Berikut ini beberapa cara yang bisa PPI lakukan untuk menentukan siapa target audiens untuk bisnis PPI.

1. Lihat Basis Pelanggan PPI Saat Ini. Siapa pelanggan PPI saat ini, dan mengapa mereka ingin berhubungan dengan PPI? PPI bisa mencari karakteristik dan minat yang sama, mana yang paling banyak mendatangkan bisnis. Sangat mungkin bahwa orang lain seperti mereka juga dapat memperoleh manfaat dari produk/layanan PPI. 2. Lakukan Market Research Mulailah dengan melakukan riset pasar untuk menganalisis semua aspek pasar. PPI dapat mencapai ini melalui melakukan analisis SWOT, yang mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis. Mengetahui semua faktor yang berkontribusi pada pasar dan jalur pembelian merek PPI, adalah langkah yang penting untuk membantu PPI mengidentifikasi audiens target yang tepat. 3. Definisikan Produk dan Target Anda Mendefinisikan dengan jelas produk/komoditi PPI, kemudian mendefinisikan orang atau bisnis yang ingin menggunakan apa yang PPI tawarkan adalah langkah yang tidak bisa ditinggalkan. Memahami kebutuhan konsumen sangatlah penting. PPI bisa menemukan dengan tepat bagaimana cara untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Melalui riset pasar yang cermat, termasuk menjalankan grup fokus, memindai berita atau ulasan dalam industri, atau melakukan survei pasar. 4. Pilih Demografi Spesifik Cari tahu tidak hanya siapa yang membutuhkan produk atau layanan PPI, tetapi juga siapa yang kemungkinan besar akan membelinya. Pikirkan tentang faktor-faktor berikut: • Usia • Lokasi • Jenis kelamin • Tingkat pendapatan • Tingkat Pendidikan • Status pernikahan atau keluarga

• Pendudukan • Latar belakang etnis 5. Perhatikan Psikografis Target PPI Psikografis adalah karakteristik yang lebih pribadi dari seseorang, termasuk: • Kepribadian • Sikap • Nilai • Minat/hobi • Gaya hidup • Tingkah laku Tentukan bagaimana produk atau layanan PPI akan sesuai dengan gaya hidup target PPI. Mulai dari mana mereka mendapatkan informasi atau kapan mereka akan menggunakan produk PPI. 6. Pahami Jalur Pembelian dan Pain Point Untuk bisa menentukan siapa target PPI, memahami jalur pembelian dan pain point akan bisa membantu. Sebagai bagian dari riset pasar PPI, penting untuk memberikan perhatian khusus tidak hanya untuk menentukan target pelanggan saja, tetapi juga mengetahui pertimbangan mereka yang berbeda untuk jalur pembelian, serta poin-poin yang menjadi masalah untuk mereka. Salah satu cara untuk bisa mengetahui hal ini adalah dengan berpikir seperti pelanggan dan mengajukan pertanyaan terkait seperti “Bagaimana PPI bisa memberikan solusi untuk suatu masalah?” atau “Apa tujuan yang ingin dicapai oleh audiens target PPI?”. Ini akan memungkinkan PPI untuk membuat persona, yang membantu PPI untuk mewakili berbagai jenis target audiens yang mungkin menggunakan merek PPI. Ini juga bisa membantu PPI memahami kebutuhan dan pain point pengguna brand PPI. Pesan dan konten utama yang dirancang khusus

untuk berbicara dengan persona tersebut akan menghasilkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk bisa menjadikan target pasar menjadi pembeli nantinya. 7. Periksa Siapa Kompetitor PPI Siapa target pesaing PPI? Siapa pelanggan mereka saat ini? Jangan terlalu fokus mengejar pasar yang sama. Mungkin ada niche yang mereka abaikan dan itu bisa menjadi peluang emas untuk PPI. Memanfaatkan berbagai macam tool seperti Google Analytics, Hotjar, Hubspot, dan Facebook Insights, untuk mendapatkan informasi ekstensif tentang kompetitor Anda. 8. Gunakan Tool Ada banyak tool dan sumber daya yang tersedia untuk membantu PPI dalam memaksimalkan proses penentuan target pasar. Saat PPI mencoba membuat definisi target, pastikan untuk memeriksa data tentang hal-hal menggunakan Google Analytics. Platform ini memberikan detail mendalam tentang siapa yang mengunjungi situs web PPI, dari mana mereka berasal, dan apa yang mereka sukai. Luangkan waktu untuk mencari tahu tipe orang seperti apa yang paling banyak menghabiskan waktu di situs web dan channel sosial PPI. Ini akan membantu PPI untuk memahami basis pelanggan sedikit lebih baik. Memastikan bahwa PPI mencari tahu target pasar berdasarkan data yang berharga. 9. Buat Pesan Khusus Setelah mengidentifikasi target pasar dan melihat siapa kompetitor PPI, buatlah pesan yang menarik dan khusus bagi mereka. Pesan pemasaran perlu dirancang untuk menarik perhatian para target PPI. Kebutuhannya sangat berbeda untuk tiap-tiap target. Sehingga setiap pesan pemasaran harus dibuat untuk mencerminkan bagaimana kebutuhan yang menjadi concern mereka bisa dipenuhi. 10. Fokus pada Potensi Perusahaan tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk dapat menjangkau semua orang. Mengidentifikasi target pasar memungkinkan pemasar untuk fokus pada siapa yang paling mungkin

untuk membeli produk. Membatasi penelitian dan anggaran funnel populasi untuk pelanggan dengan potensi keuntungan tertinggi. 11. Evaluasi Setelah memutuskan siapa yang menjadi target pasar, pastikan untuk mempertimbangkan pertanyaan berikut: • Apakah ada cukup banyak orang yang sesuai dengan kriteria PPI? • Apakah target PPI benar-benar mendapat manfaat dari produk/komoditi PPI? Akankah mereka melihat kebutuhan untuk itu? • Apakah PPI memahami apa yang mendorong target saya untuk membuat keputusan? • Bisakah mereka membeli produk/komoditi PPI? • Dapatkah PPI menjangkau mereka dengan pesan ini? Apakah mereka mudah diakses? Jangan pecah target PPI terlalu jauh. PPI dapat memiliki lebih dari satu niche. Pertimbangkan apakah pesan harus berbeda untuk setiap niche. Jika PPI dapat menjangkau banyak niche secara efektif dengan pesan yang sama, maka mungkin PPI telah mem-breakdown pasar terlalu jauh. Lalu, jika PPI menemukan hanya ada 50 orang yang memenuhi semua kriteria yang sudah ditentukan, mungkin PPI harus mengevaluasi kembali target PPI. Triknya adalah menemukan keseimbangan yang tepat. 12. Berpikir Jangka Panjang Ketika PPI telah menguasai cara berkomunikasi dengan target pasar awal PPI, pada akhirnya PPI harus memperluas jangkauan. Dengan mengidentifikasi audiens utama dari segmen pasar yang berbeda. Setelah mendapatkan hasil positif dari kampanye tertentu yang ditargetkan ke salah satu audiens utama PPI, akan lebih mudah untuk mengukur upaya untuk menambahkan grup yang lebih besar. Atau mulai menargetkan segmen yang berbeda, dengan penelitian yang cukup. Melalui proses ini, PPI akan diuntungkan dalam jangka panjang. Membuka kemungkinan cara yang lebih hemat biaya untuk menjangkau klien/pelanggan potensial dan menghasilkan bisnis. Dengan memfokuskan sumber daya pada segmen pelanggan tertentu, bisnis kecil mungkin dapat melayani segmen pasar yang lebih kecil dengan lebih baik daripada pesaingnya yang lebih besar.

Pentingnya Menentukan Target Pasar Untuk Bisnis Saat Ini Mempelajari cara menentukan audiens target dan membuat profil pengguna sekarang dianggap sebagai satu-satunya cara efektif. Brand atau perusahaan akan sangat sulit untuk bertahan di pasar saat ini tanpa menentukan siapa target mereka. Saat ini para pelanggan mengharapkan pengalaman yang dipersonalisasi dan unik dari perusahaan favorit mereka. Jauhi pendekatan secara global dan umum untuk upaya pemasaran PPI. Masyarakat saat ini bukan lagi penonton pasif, mereka secara aktif terlibat dengan media dalam berbagai cara. Memutuskan kapan, bagaimana, dan mengapa mereka terpapar iklan. Target audiens adalah solusi bagaimana untuk memastikan kata-kata PPI menjangkau pelanggan yang tepat. PPI harus membuat list jumlah pemasok bahan baku produk yang mencukupi. Hal ini untuk menghindari PPI kekurangan bahan baku produk ketika terjadi lonjakan penjualan Sebuah perusahaan sedikit banyak pasti bekerjasama dengan pemasok guna menjamin ketersediaan bahan baku. Perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif pemasok, di mana pemasok tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga terjadilah proses pemilihan pemasok sebagai akibat adanya beberapa alternatif pemasok. Pemilihan pemasok merupakan masalah pengambilan keputusan yang cukup penting, karena pemilihan pemasok yang tepat dapat menurunkan biaya pembelian dan meningkatkan daya saing perusahaan. Lebih jauh, ketersediaan baku itu sendiri menjadi sangat penting dan oleh karenanya mempunyai list dan menjalin hubungan dengan para pemasok bahan baku adalah sebuah keniscayaan. PPI wajib melakukan survei harga kompetitor yang menjual produk sejenis Analisis harga pesaing bisa jadi salah satu cara dalam menentukan harga jual produk.

Analisis harga pesaing tentu butuh riset pasar. Harga pesaing atau competition-based pricing adalah strategi penetapan harga dengan melihat pesaing sebagai patokan. Harga jual pesaing bisa jadi acuan dalam menentuka harga jual produk PPI sendiri. Misalnya, PPI bisa menjual produk serupa dengan harga lebih murah, sama dengan, atau di atas harga pesaing. Strategi ini dilakukan hanya dengan melihat harga pesaing, artinya modal produksi dan permintaan pasar tidak dilibatkan dalam penentuan harga. Jika menetapkan harga di atas pesaing, pastikan produk PPI sendiri memang punya kelebihan yang spesifik. Keuntungan dari penetapan harga ini adalah harga jual akan selalu dinamis. Perusahaan jadi bisa terus bersaing di pasar dan memenangkan persaingan. PPI wajib merancang finansial bisnis dengan rapi, detail, dan matang dan kemudian laksanakan apa yang telah PPI rencanakan Hitung Biaya Setup (Setup Cost) Setup cost adalah biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses produksi untuk membuat suatu pesanan atau biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian pada saat bahan/barang diproses. Pembuatan rencana keuangan bisnis dimulai dengan membandingkan jumlah biaya setup dengan jumlah modal investasi untuk startup. Tentukan berapa banyak uang yang dialokasikan PPI sebagai modal bisnis, atau berapa besar PPI perlu meminjam untuk memulai bisnis. Biaya setup awal akan mencakup biaya administrasi dan pemasaran awal, biaya pendaftaran, lisensi, dan legal lainnya, biaya peralatan dan kebutuhan aset, serta modal awal (working capital).

Proyeksi Laba-Rugi Bisnis Membuat proyeksi atau jumlah ramalan penjualan dan beban operasi penting untuk dilakukan. Cara membuat proyeksi adalah dengan membandingkan potensi pendapatan penjualan (omzet) dengan harga pokok penjualan (cost of goods sold) plus biaya tetap operasional (fixed cost). Tetapkan perkiraan harga penjualan agar PPI dapat menghitung potensi laba alias keuntungan. Perkiraan Arus Kas (Cash Flow) Sebuah bisnis baru sering membutuhkan uang tunai untuk membangun kapasitas yang diperlukan untuk melayani pelanggan. Memiliki perkiraan arus kas pendanaan sangatlah penting untuk menghindari kekurangan pendanaan di awal usaha. Aktivitas pendanaan dalam arus kas meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor atau kreditor. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, serta pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Perkiraan Neraca Saldo Membuat perkiraan neraca saldo setelah 12 bulan beroperasi berdasarkan perkiraan penjualan serta perkiraan biaya operasi. Perkiraan neraca saldo terdiri dari aset, saldo pinjaman, serta, dan saldo modal. Analisa Titik Impas (Breakeven Point) Ketika menjalankan usaha, PPI tentunya akan mengeluarkan biaya produksi.

Dengan menghitung BEP, dapat diketahui waktu dan tingkat harga penjualan yang dilakukan, tidak membuat rugi, serta mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing tanpa melupakan laba yang diinginkan. Secara umum, titik impas dibedakan berdasarkan jenis bisnis, bisnis jasa menetapkan patokan berdasarkan jumlah rata-rata jam kerja per minggu. Asumsi yang digunakan adalah biaya operasi memakan 60%-70% dari keseluruhan pendapatan. PPI seyogianya menemukan dan membangun citra unik dari produk PPI. Angkat keunikan itu menjadi suatu kelebihan produk PPI dari produk sejenis lainnya. Keunikan akan membuat produk PPI lebih melekat di benak konsumen. Sebagai informasi, perbedaan yang ada pada produk akan membuat konsumen lebih mudah untuk mengingat produk yang dipasarkan karena adanya point of interest yang dimiliki yaitu keunikan yang tidak dimiliki oleh produk lain. Pada dasarnya segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh produk lain merupakan suatu hal yang selalu memancing rasa ingin tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan tertarik untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan biasanya tertarik untuk mencoba mengkonsumsi produk tersebut. 1. Memperhatikan competitor Kompetitor atau pesaing kita akan berdampak positif bagi usaha PPI, apabila PPI tahu kelebihan dan kelemahan dari pesaingnya dan belajar dari kesalahan kompetitor PPI tersebut. Buat riset yang yang mampu memetakan secara menyeluruh, tentang para kompetitor. Hal yang baik kita ambil dan yang buruk PPI perbaiki. Pesaing adalah pemicu agar PPI mampu berbenah diri, jika ingin sukses dalam persaingan usaha, maka perhatikan dengan seksama pesaing-pesaing dan jadikan semua kelebihan serta

kekurangannya menjadi bahan introspeksi PPI. Berikan sentuhan yang baru, agar menjadi ciri khas dan karakter produk atau layanan PPI. Apabila PPI mampu menyentuh semua yang PPI serap dengan ciri khas PPI, maka hal tersebut akan berdampak sangat baik bagi produk, jalan memenangkan persaingan terbuka lebar, konsumen pun dapat mengenali dengan mudah produk PPI. 2. Menerima saran dan kritik Selalu minta saran dan kritik, menerima kritik dan saran dari para pelanggan atau calon pelanggan, dan mengambil intisari dari hal tersebut, sangatlah tepat dalam upaya membangun produk yang unik, berbeda, dan memiliki daya saing dan daya jual yang tinggi. Masukan-masukan berharga tersebut bisa saja mampu membentuk karakter unik dari produk PPI. Mengetahui hal-hal yang diinginkan oleh para pelanggan juga hal yang sangat baik, karena walau bagaimanapun, mereka adalah muara dari semua yang PPI hasilkan. Pastikan PPI mengakomodir dengan baik semua saran dan kritik yang mengarah pada perusahaan. 3. Membebaskan ide sebebas-bebasnya Ada kalanya pikiran dan kreativitas perusahaan terkungkung karena perusahaan itu sendiri yang membatasi ide yang berseliweran, tidak berani menangkap setiap ide yang muncul karena berbagai macam alasan. Bebaskan pikiran, buatlah mindset bahwa membebaskan ide adalah hal yang baik, membebaskan ide adalah salah satu kunci dalam menemukan keunikan produk dan layanan perusahaan. Biarkan ide mengalir sebebas mungkin, jangan pernah meremehkan kekuatan ide, karena banyak hal yang dirasa mustahil di dunia ini pun dulunya hanya berupa ide liar yang nampak aneh dan cenderung mengada- ada, atau banyak dibilang berkhayal. Tak ada yang salah dari sebuah ide, terkadang hanya diri kita saja yang terlalu membebankan pikiran kita untuk memproduksi ide yang itu-itu saja. Monoton dan cenderung main aman adalah hal yang

harus perusahaan hindari. Perusahaan sedang berusaha menemukan hal yang unik, maka kita harus berpikir di luar kebiasaan. 4. Implementasi ide Setelah kita membebaskan ide yang berseliweran, kini tiba saatnya perusahaan untuk mengimplementasikan ide tersebut, tiba saatnya perusahaan mengeksekusi ide tersebut. Jika masih ragu dalam menerapkan ide tersebut. Pelaksanaan ide sangat bergantung perencanaan yang matang, gagal dalam merencanakan sesuatu, sama saja dengan merencanakan kegagalan. Apabila rencana sudah disusun secara matang, maka tiba saatnya perusahaan untuk memberanikan diri untuk memulai langkah dalam pelaksanaan ide tersebut, dan menjalankannya dengan penuh keyakinan. 5. Berani mengambil resiko Banyak orang yang mengatakan, berani untuk sukses, harus berani mengambil resiko. Idiom tersebut, kadangkala ada benarnya, yang membedakan pengusaha sukses dan kurang sukses, biasanya hanyalah keberanian dalam mengambil resiko. Bisnis adalah tentang membuat pilihan yang tepat diantara pilihan-pilihan yang mengandung resiko tinggi. Bisnis adalah manajemen resiko, dan bagaimana cara menangani resiko kegagalan-kegagalan tersebut. Apabila dalam berbisnis perusahaan tidak mampu berani mengambil resiko, maka dapat dipastikan bahwa semua yang direncanakan dengan matang adalah sia-sia belaka, tak ubahnya seperti seseorang yang gemar bermimpi, namun tak berusaha mewujudkannya. 6. Sabar dan konsisten Sabar dan konsisten adalah hal yang mudah diucapkan, namun sulit untuk dijalankan.Tidak konsisten dalam menjalankan usaha. Apabila suatu usaha yang perusahaan lakukan gagal dalam pelaksanaannya, maka teruslah berusaha, dengan sabar dan konsisten, niscaya akan membuahkan hasil yang baik.

Padahal apabila perusahaan konsisten, mungkin saja kesuksesan sudah di depan mata. Karena terkadang kesuksesan itu membutuhkan kesabaran, dan membutuhkan lebih banyak waktu. Kunci dalam melakukan hal ini adalah terus-menerus tanpa henti. 7. Evaluasi Setelah melakukan perencanaan yang matang dan implementasi dari ide-ide yang perusahaan miliki, maka harus dilakukan evaluasi, mana usaha atau tindakan yang dinilai berhasil, maka usaha atau tindakan tersebut harus kita tingkatkan, sedangkan usaha yang tidak menghasilkan sesuatu yang baik, harus kita evaluasi, mana yang menjadi kekurangan, apa saja hambatannya, bahkan perusahaan hentikan jika perlu. Perusahaan alihkan seluruh daya dan upaya kepada hal yang lebih membuahkan hasil. Jangan pernah lelah untuk melakukan inovasi, perubahan, dan menemukan keunikan serta ciri khas dari produknya sendiri. Lakukan evalusi dalam jangka waktu tertentu, seperti evaluasi mingguan atau bulanan. Evaluasi secara menyeluruh dan sesuai dengan realitas adalah sesuatu yang harus PPI lakukan, semua demi kemajuan usaha perusahaan di masa yang akan datang. Untuk memperoleh SDM sangat diperlukan kegiatan Perencanaan SDM yang terintegrasi dengan Perencanaan Bisnis PPI, agar seluruh program dapat diwujudkan menjadi kegiatan bisnis yang efektif dan efesien dalam mencapai tujuannya. Untuk mencapai sukses dalam mewujudkan perencanaan strategis bagi PPI, diperlukan pengimplementasian manajemen SDM dengan strategi yang tepat, untuk menunjang dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perwujudan rencana bisnisnya, salah satunya juga alokasi SDM per lini bisnis yang tepat. Harus ada pengintegrasian perencanaan SDM dengan perencanaan Bisnis, agar seluruh kegiatan memproduksi dan memasarkan produk sebuah perusahaan berlangsung efektif dan efisien serta produktifitas berkualitas.

Akhir dari pengintegrasian adalah melakukan proses produksi dan memasarkan produk dengan berbagai jenis kegiatan. Dari semua kegiatan tersebut akan diperoleh laba yang diharapkan dapat mencapai bahkan melampaui target setahun berjalan. Pencapaian target laba berarti proses produksi dan pemasaran tahun berikutnya dapat dilanjutkan yang berarti eksistensi organisasi dapat dipertahankan bahkan dikembangkan. Dari kemampuan memproduksi dan permintaan (demand) pasar dalam tahun berjalan dapat diprediksi kebutuhan atau permintaan (demand) SDM tahun depan atau tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu berarti juga laba diperoleh tidak sekedar digunakan untuk kegiatan memproduksi dan memasarkan, tetapi juga untuk kegiatan-kegiatan lain sebagai penunjang, seperti pembiayaan (cost) SDM, listrik, air, telepon, pengadaan, dan pemeliharaan kendaraan dan lain-lain, yang harus diperhitungkan dalam biaya (cost) produksi, agar harga dasar dan harga penjualan produk (barang atau jasa) dapat disesuaikan untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi/perusahaan. Dengan memiliki SDM yang profesional di bidangnya masing-masing per lini bisnis, semua proses yang berisi kegiatan bisnis seperti diuraikan di atas akan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, produktif dan berkualitas. Kondisi itu berarti juga prediksi pengadaan dan pendayagunaan SDM dalam Perencanaan SDM telah berhasil diintegrasikan dengan Perencanaan Bisnis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perencanaan SDM sangat penting, tetapi juga sangat menentukan keunggulan PPI. Kondisi tersebut menunjukkan profesionalisme SDM dalam melaksanakan tugas pokok masing-masing sangat tergantung pada penetapan kualifikasinya di dalam Perencanaan SDM. Dari uraian pada BAB sebelumnya terlihat bahwa keberhasilan bisnis sebuah oeganisasi sangat ditentukan oleh terpenuhinya kualifikasi berupa SDM berkualitas dan kompetitif, baik dalam rangka mendayagunakan SDM dari sumber internal maupun eksternal. Alokasi SDM per lini bisnis di PPI haruslah terbagi dengan sangat baik dan pas. Per lini bisnis seharusnya mendapatkan SDM yang potensial sehingga dapat menduduki posisi tertentu sesuai dengan potensi, latar belakang pendidikan, dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan tersebut.

Pemilihan karyawan dari dalam perusahaan memiliki dua manfaat penting. Pertama dari sisi manajemen, pemilihan karyawan dari dalam PPI akan menguntungkan perusahaan karena karyawan sudah mengenal dengan baik budaya PPI yang ada, menghemat biaya perekrutan, biaya pelatihan, dan biaya-biaya lainya. Kedua dari sisi karyawan, pemilihan karyawan dari dalam perusahaan dapat memotivasi karyawan dan meyakinkan karyawan bahwa perusahaan menerapkan sistem jenjang karir yang jelas. Perkembangan perusahaan juga akan mengakibatkan perusahaan perlu melakukan penambahan karyawan baru yang dapat mengisi posisi-posisi yang kosong atau tidak bisa dipenuhi oleh karyawan yang ada. Manajer sumber daya manusia dalam perusahaan harus dapat memilih calon karyawan yang dianggap dapat melahirkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas baik. BUSINESS TRANSFORMATION PPI mesti secepatnya menerapkan strategi untuk menyelaraskan PEOPLE, PROCESS dan TECHNOLOGY perusahaan/organisasi sehingga sejalan dengan misi, visi dan strategi perusahaan. termasuk mendukung strategi bisnis yang baru. CULTURE TRANSFORMATION Perubahan yang terjadi pada seluruh organisasi, membutuhkan perubahan perilaku, hati, kapabilitas seluruh organisasi untuk mendukung budaya yang diinginkan. Culture Transformation dimulai dari Top Leader.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook