MAKALAH GEOGRAFI Nama : Ayuni Mardiyanti Kelas : 12 IPS 2 SMAN 1 PUSAKANAGARA 2021
1. Interaksi Desa Kota Desa dan kota merupakan wilayah fungsional yang saling melengkapi bahkan saling ketergantungan kedua wilayah tersebut saling membutuhkan satu sama lain dalam proses interaksi wilayah. Desa merupakan sumber faktor produksi bagi industri di kota . Dilihat dari hubungan kedua wilayah tersebut terdapat interaksi yang saling menguntungkan titik akan tetapi pada kenyataannya wilayah desa cenderung stagnan perkembangannya dibandingkan wilayah kota. Akibatnya muncul permasalahan dan kesenjangan antar wilayah yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduknya seperti adanya arus urbanisasi yang tak terbendung. Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Desa dan kota merupakan penyembuh Tan suatu pemukiman kelompok masyarakat masyarakat. Adapun yang membedakan diantaranya keduanya hanya pada suatu gaya hidup dari masyarakat dan beberapa aspek didalamnya gaya hidup di desa cenderung tradisional sedangkan kota lebih modern Interaksi desa dan kota dapat dilihat dari beralihnya mata pencaharian masyarakat desa dari agraris ke nonagraris, munculnya pengelaju karena didukung oleh sarana transportasi yang memadai, perdagangan hasil pertanian dan industri, dan kemajuan dibidang pendidikan. Interaksi kota dan desa sangat menentukan pola persebaran masyarakat desa dan kota. Hubungan desa dan kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau dari kepentingan masyarakat kota, interaksi desa-kota untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan bahan dasar industri. Interaksi desa-kota mendorong
masyarakat desa untuk mencari pekerjaan di kota dan memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat dalam mencukupi dan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga masyarakat desa dan kota saling membutuhkan. Interaksi antara dua atau lebih daerah yang berbeda akan berpengaruh pada masing-masing wilayah sehingga hal ini akan memicu terjadinya perubahan. Seberapa besar perubahan yang terjadi tergantung dari jarak, jumlah penduduk dan berbagai faktor pendukung lainnya seperti sarana transportasi komunikasi, listrik dan lain-lain. • Dampak Positif Bagi Desa Pengetahuan desa menjadi meningkat karena banyak sekolah telah dibangun didesa, demikian pula informasi perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan yang diterima penduduk kota dengan mudah menyebar ke desa. Misal : pengetahuan tentang bibit unggul, pengawetan kesuburan tanah dan pengolahan hasil panen. Untuk jumlah guru dan sekolah sudah banyak terdapat didesa memungkinkan menjadi penggerak kemajuan penduduk desa melalui pendidikan, angka buta huruf penduduk desa semakin berkurang. Perluasan jalur jalan desa-kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor telah menjangkau daerah perdesaan sehingga hubungan desa-kota semakin terbuka. Hasil panen dari desa menjadi mudah diangkut ke kota, kelangkaan bahan pangan dikota bisa dihindari karena suplai bahan pangan mudah dilakukan.
• Dampak Negatif Bagi Desa Modernisasi kota telah melunturkan orientasi pertanian yang menjadi poko kehidupan mereka, misal : budaya kontes kecantikan, peragaan busana dan foto model. Siaran televisi yang bissa ditangkap dipelosok desa bisa meningkatkan konsumerisme dan kriminalitas. Penduduk desa dengan mudah meniru iklan dan tindak kejahatan dalam film atau sinetron yang ditayangkan ditelevisi. Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa, karena banyak tenaga muda yang lebih tertarik bekerja di kota. Mereka beranggapan di kota banyak kesempatan kerja dengan nilai upah yang lebih tinggi. Akibatnya didesa hanya tinggal orang tua dan anak-anak yang tidak produktif. • Dampak Positif Bagi Kota Tercukupinya kebutahan bahan pangan bagi penduduk perkotaan yang sebagian besar berasal dari daerah perdesaan, seperti sayuran, buah-buahan, beras dan lain-lian. Jumlah tenaga kerja diperkotaan melimpah karena banyaknya penduduk dari desa yang pergi ke kota. Produk-produk yang dihasilkan didaerah perkotaan bisa dipasarkan hingga ke pelosok desa sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.
• Dampak Negatif Bagi Kota Jumlah penduduk desa yang pergi kekota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan bagi daerah perkotaan yaitu semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin. Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan dan lain-lain. Nilai lahan diperkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau tempat yang tidak layak untuk permukiman misal : dibataran sungai, pinggiran rel kereta api, kuburan dan kolong jembatan. 2. Perkembangan Kota Pertumbuhan dan perkembangan kota pada prisipnya menggambarkan proses berkembangnya suatu kota. Pertumbuhan kota mengacu pada pengertian secara kuantitas, yang dalam hal ini diindikasikan oleh besaran faktor produksi yang dipergunakan oleh sistem ekonomi kota tersebut. Semakin besar produksi berarti ada peningkatan permintaan yang meningkat. Sedangkan perkembangan kota mengacu pada kualitas, yaitu proses menuju suatu keadaan yang bersifat pematangan. Indikasi ini dapat dilihat pada struktur kegiatan perekonomian dari primer kesekunder atau tersier. Secara umum kota akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui keterlibatan aktivitas sumber daya manusia berupa peningkatan jumlah penduduk dan sumber daya alam dalam kota yang bersangkutan .
Pada umumya terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kota, yaitu: 1. Faktor penduduk, yaitu adanya pertambahan penduduk baik disebabkan karena pertambahan alami maupun karena migrasi. 2. Faktor sosial ekonomi, yaitu perkembangan kegiatan usaha masyarakat 3. Faktor sosial budaya, yaitu adanya perubahan pola kehidupan dan tata cara masyarakat akibat pengaruh luar, komunikasi dan sistem informasi. Perkembangan suatu kota juga dipengaruhi oleh perkembangan dan kebijakan ekonomi. Hal ini disebabkan karena perkembangan kota pada dasarnya adalah wujud fisik perkembangan ekonomi. Kegiatan sekunder dan tersier seperti manufaktur dan jasa-jasa cenderung untuk berlokasi di kota-kota karena faktor “urbanization economics” yang diartikan sebagai kekuatan yang mendorong kegiatan usaha untuk berlokasi di kota sebagai pusat pasar, tenaga kerja ahli, dan sebagainya. Perkembangan kota menurut Raharjo dalam Widyaningsih, bermakna perubahan yang dialami oleh daerah perkotaan pada aspek-aspek kehidupan dan penghidupan kota tersebut, dari tidak ada menjadi ada, dari sedikit menjadi banyak, dari kecil menjadi besar, dari ketersediaan lahan yang luas menjadi terbatas, dari penggunaan ruang yang sedikit menjadi teraglomerasi secara luas, dan seterusnya. Dikatakan oleh Beatley dan Manning bahwa penyebab perkembangan suatu kota tidak disebabkan oleh satu hal saja melainkan oleh berbagai hal yang saling
berkaitan seperti hubungan antara kekuatan politik dan pasar, kebutuhan politik, serta faktor-faktor sosial budaya. Teori Central Place dan Urban Base merupakan teori mengenai perkembangan kota yang paling populer dalam menjelaskan perkembangan kota- kota. Menurut teori central place seperti yang dikemukakan oleh Christaller, suatu kota berkembang sebagai akibat dari fungsinya dalam menyediakan barang dan jasa untuk daerah sekitarnya. Teori Urban Base juga menganggap bahwa perkembangan kota ditimbulkan dari fungsinya dalam menyediakan barang kepada daerah sekitarnya juga seluruh daerah di luar batas-batas kota tersebut. Menurut teori ini, perkembangan ekspor akan secara langsung mengembangkan pendapatan kota. Disamping itu, hal tersebut akan menimbulkan pula perkembangan industri-industri yang menyediakan bahan mentah dan jasa-jasa untuk industri-industri yang memproduksi barang ekspor yang selanjutnya akan mendorong pertambahan pendapatan kota lebih lanjut .
Search
Read the Text Version
- 1 - 7
Pages: