Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Contoh e-book Eco-Enzyme

Contoh e-book Eco-Enzyme

Published by anis mugitsah, 2020-12-22 04:48:04

Description: Buku ini merupakan buku kimia kontekstual, yang menyajikan konsep kimia dalam pembuatan dan pemanfaatan Eco-Enzyme, diserta integrasi dengan Nilai Islam, Green Chemistry, dan Sustainable Development

Keywords: Eco-Enzyme,kontekstual,e-Book Kimia,Green Chemistry,Pembangunan Berkelanjutan

Search

Read the Text Version

UBAH SAMPAH JADI BERKAH THE AMAZING ECO-ENZYME KIMIA KONTEKSTUAL Green Chemistry Sustainable Development Integrasi Nilai Islam Anis Mugitsah [email protected]

The Amazing Eco-Enzyme kimia kontekstual Buku ini dibuat sebagai produk tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan jenjang S1 pada Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Penulis: Anis Mugitsah Dosen Pembimbing: Dra. Cucu Zenab Subarkah, M. Pd. The Amazing Eco-Enzyme

Daftar Isi 10 Principal's Address 30 Grade Photos 12 Student Reports 37 Student Profiles 14 Staff Reports 125 Graduation 16 Faculty Overviews 127 Autographs

KATA PENGANTAR Urgensi bahan ajar kontekstual berbasis Green Chemistry terintegrasi nilai Islam dan Pembangunan Berkelanjutan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian pesat, melahirkan beragam inovasi yang menunjang kemudahan dalam berbagai lini kehidupan. Namun seiring dengan perkembangan tersebut, penggunaan berbagai bahan kimia berbahaya dan pemanfaatan sumber daya yang tidak terbarukan menimbulkan beragam masalah, dari kelangkaan energi dan bahan baku, pencemaran air, tanah, dan udara, hingga perubahan iklim yang ekstrem, dan beragam bencana global lainnya. Dalam menyikapi permasalahan tersebut, lingkungan pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk menerapkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari implementasi ilmu pengetahuan atau sains. Hal tersebut selaras dengan Permendikbud nomor 68 tahun 2013, yang menyatakan bahwasannya pendidikan sains menekankan pada pemahaman lingkungan dan kekayaan alam, serta tentang apa yang harus dilestarikan dan dipelihara. Sehingga dalam proses pembelajarannya mengedepankan pelajaran sains secara kontekstual. Masalah mendasar dalam pengajaran kimia adalah bahan ajar yang kurang menarik, karena setiap halamannya hanya berfokus pada konten berisi sejumlah besar fakta, prinsip dan teori, namunpeserta didik tidak memahami bagaimana penerapan konsep yang dipelajarinya di kelas dalam kehidupan sehari-hari secara konkret. Proses pembuatan dan pemanfaatan Eco-Enzyme sejalan dengan prinsip Green Chemistry yang dapat berkontribusi dalam upaya antisipasi ataupun penanggulangan risiko dan bencana lingkungan, meningkatkan citra sosial kimia, serta sebagai platform yang tepat untuk mengajarkan tanggung jawab sosial. Di sisi lain, tipologi pendidikan sains di universitas Islam tidak hanya melibatkan aspek kognitif pada pengetahuan konten, melainkan diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam yang dapat meningkatkan aspek afektif serta pengetahuan metakognitif. Dengan demikian, dibutuhkankan bahan ajar kontekstual berbasis Green Chemistry yang terintegrasi nilai Islam serta selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, Buku ini disusun berdasarkan observasi, eksperimen dan studi literatur mengenai pembuatan Eco-Enzyme beserta kandungan zat dan beragam manfaatnya yang memuat konten kimia. Sehingga dapat disusun menjadi bahan ajar yang mennyajikan konten kimia kontekstual secara faktual, konseptual, prinsipal, dan prosedural. The Amazing Eco-Enzyme 1

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada- Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-A’raf [7] : 56) 2 The Amazing Eco-Enzyme

PENDAHULUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs) adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs/TPB diberlakukan dengan prinsip- prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No-one Left Behind”. SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 target dalam rangka melanjutkan upaya dan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir akhir pada tahun 2015 lalu. Gambar 1. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Upaya suksesi TPB/ SDGs di Indonesia dikategorisasi dengan empat pilar pembangunan, yakni pembangunan lingkungan, pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, serta pembangunan hukum dan tata kelola. Pada bahan ajar ini, fokus utama yang akan dikaji berkenaan dengan pilar pembangunan lingkungan meliputi tujuan/goals 6 (air bersih dan sanitasi layak), tujuan 11 (kota dan pemukiman yang berkelanjutan, konsumsi dan produks yang bertanggung jawab), tujuan 12 (penanganna perubahan iklim), tujuan 14 (ekosistem lautan), dan tujuan 15 (ekosistem daratan). Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) yang dicanangkan oleh PBB atau United Nation ini dilaksanakan dengan dasar pemikiran: “.... Meeting the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs.” The Amazing Eco-Enzyme 3

NILAI MORAL DAN SPIRITUAL Konsep pembangunan berkelanjutan sesungguhnya tidak jauh dari pesan moral sebagaimana tersirat dalam QS. Al-Hasyr ayat 18: \"Hai orang- orang yang beriman, bertakwalah Gambar 2. Pemangku kepada Allah dan hendaklah tiap diri mencermati kepentingan (stakeholders) apa yang sudah diperbuatnya untuk hari utama yang berpartisipasi kemudian (akhirat); serta bertakwalah kepada aktif dalam pelaksanaan dan Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengenali apa pencapaian SDGs di yang kalian kerjakan.” Indonesia Dari ayat tersebut tersirat bahwa memikirkan Kerjasama seluruh pihak kemaslahatan umat utamanya generasi yang hendak (dari unsur pemerintah, tiba merupakan tanggung jawab setiap pribadi seorang akademisi, pelaku usaha, muslim. Dalam perspektif pembangunan industri hingga ormas dan warga maka pembangunan yang diharapkan merupakan sipil) dapat membentuk pembangunan yang dalam bahasa universal yakni regulasi pembangunan sustainable development ataupun pembangunan berkelanjutan yang lebih berkelanjutan ialah pembangungan yang jelas, diimbangi dengan rasa mempertemukan ketercukupan kebutuhan saat ini peduli, maka keberlanjutan/ dengan kebutuhan generasi yang hendak tiba. Sumber sustainability dapat energi alam ini bukan peninggalan, melainkan titipan terwujud di Indonesia bagi generasi penerus di masa depan Pembangunan lingkungan berkelanjutan amat erat hubungannya dengan peranan kimia dalam pembagunan terutama sektor industri pangan dan kesehatan. Berkaitan hal tersebut, konsep kimia hijau (green chemistry) melibatkan pengurangan, atau penghapusan, penggunaan zat berbahaya dalam proses kimia atau pelepasan dan munculnya intermediet atau produk berbahaya atau beracun meliputi bahan baku, reagen, pelarut, produk, dan produk sampingan. Selain itu kimia hijau juga mencakup dapat terbarukannya bahan dan energi salah satunya dengan penggunaan bahan baku dan sumber energi berkelanjutan untuk proses manufaktur 4 The Amazing Eco-Enzyme

GC dalam pembelajaran kimia Kimia hijau berkembang dari laboratorium akademis ke industri sebagai cara untuk mengurangi biaya, serta risiko lingkungan, kesehatan dan keselamatan. Penerapan 12 prinsip panduan ditemukan pada skala kecil dan besar, mulai dari pemilihan bahan untuk reaksi yang meminimalkan limbah dan risiko hingga metrik yang mengukur limbah dan efisiensi proses. Prinsip-prinsip teknik dan desain proses mengarahkan ahli kimia untuk melacak penggunaan energi selama produksi, mencari bahan mentah yang berkelanjutan, dan membangun produk yang dapat terurai atau didaur ulang untuk mencegah limbah. Terbukti bahwa pendidikan kimia berkelanjutan melibatkan metodologi yang ber- beda dalam mengajarkan konsep kimia fundamental, dimana istilah baru dan filosofi baru diperkenalkan. Topik inti termodinamika perlu dibahas dalam kaitannya dengan efisiensi energi pemrosesan dan pembuatan kimia selain energetika dan spontanitas reaksi kimia. Topik inti kinetika perlu dibahas dalam hal katalis selektif, yang memaksimalkan hasil produk dengan mengurangi pembentukan produk sampingan. Diskusi semacam itu menghubungkan pengetahuan inti kimia dengan prinsip- prinsip kimia hijau dan membentuk fondasi untuk kemajuan keberlanjutan usaha kimia. Sebagai konsekuensi dari inklusi tersebut dalam kurikulum kimia, serangkaian istilah baru muncul seperti 'bahan baku' menggantikan 'reaktan' dan 'faktor-E', yang g merupakan rasio massa 'limbah' dibandingkan dengan 'produk' . Sehingga ukuran empiris sederhana dari 'keramah-lingkungan' dari proses kimia, dan keberlanjutannya. The Amazing Eco-Enzyme 5

Kimia berkelanjutan secara intuitif pada pengembangan bahan pintar baru untuk penyimpanan energi, produksi dan konversi, untuk memajukan produktivitas pertanian, pemurnian air dan pengolahan makanan desalinasi, konstruksi bangunan, pemantauan kesehatan dan untuk pengendalian hama. Dengan demikian, kimia berkelanjutan secara langsung terlibat dengan kelestarian lingkungan dengan menyediakan proses dan produk yang secara langsung bermanfaat bagi umat manusia tanpa merusak lingkungan. Gambar 2. Dimensi Keberlanjutan dalam pendidikan kimia Pendidikan kimia untuk keberlanjutan dapat mendukung siswa dalam memahami secara mendalam bagaimana sistem sosial, ekonomi dan lingkungan terhubung dalam dunia yang berkelanjutan dan juga, untuk mengevaluasi dan berpikir kritis tentang hubungan tersebut. Namun, semua dimensi kimia berkelanjutan ini menghadirkan tantangan yang berat bagi pendidikan kimia, baik dalam hal arah dan ruang lingkup di masa depan. Jelas bahwa 'kimia berkelanjutan' tidak dapat dianggap sebagai kursus akademik tunggal, tetapi membutuhkan konsep dan filosofi keberlanjutan untuk diperkenalkan secara progresif ke dalam semua pembelajaran kimia, baik di tingkat menengah maupun di perguruan tinggi. Selain itu, kompleksitas kimia berkelanjutan dan keragaman yang melekat pada implementasinya menuntut metodologi pengajaran yang fleksibel, seperti Pembelajaran Berbasis Masalah yang mengarah pada hasil pembelajaran yang dirancang dengan cermat. Kimia berkelanjutan juga memiliki karakter multi-dimensi, merangkul disiplin ilmu yang biasanya tidak selaras dengannya seperti ekonomi, akuntansi, humaniora, sosiologi, studi budaya, ilmu kesehatan, ilmu pangan dan ilmu pertanian. Oleh karena itu, keterlibatan sukses pendidikan kimia dengan keberlanjutan melibatkan pengembangan kemitraan dengan disiplin ilmu ini untuk membentuk platform pendidikan terpadu untuk bergerak menuju kelestarian lingkungan. Kontribusi kimia dalam pembangunan berkelanjutan hanya akan terwujud ketika pendidikan kimia mempersiapkan siswa di semua tingkatan untuk mempraktikkan seni kimia dari perspektif kimia hijau dan berkelanjutan (green and sustainable chemistry). 6 The Amazing Eco-Enzyme

Peta Konsep The Amazing Eco-Enzyme 7

INVESTIGASI FAKTA DI LAPANGAN SAMPAH ORGANIK > BELAJAR DARI KISAH PILU DARI TPA > BAHAYA YANG LUPUT TRAGEDI LEDAKAN TPA LEUWI GAJAH DARI AMATAN ongsoran sampah TPA Leuwigajah di Kampung Adat Cireundeu, ersoalan pengelolaan P sampah masih menjadi L pekerjaan rumah besar bagi Indonesia. Riset terbaru Kelurahan Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi 2005 Sustainable Waste silam menghilangkan 157 nyawa, 137 rumah, 2 desa, dan 8,4 hektar Indonesia (SWI) lahan pertanian. Gunungan sampah sepanjang 200 meter dengan mengungkapkan sebanyak tinggi 60 meter goyah karena diguyur hujan deras. Akumulasi gas 24 persen sampah di metan dari tumpukan sampah meledak dan membuat gundukan Indonesia masih tidak sampah longsor bak ombak menerjang tubuh-para pemulung terkelola.Ini artinya, dari malang. \"Sudah cukup 20 tahun kami menderita karena tempat sekitar 65 juta ton sampah tinggal kami yang sarat budaya, adat, dan sejarah, jadi tempat yang diproduksi di Indonesia sampah. Dulu anak-anak kami malu kalau pergi keluar, karena tiap hari, sekitar 15 juta ton pakaiannya pasti bau sampah, Kampung Adat Cireundeu dulu mengotori ekosistem dan lebih dikenal sebagai kampung sampah,\" ujar sesepuh kampung. lingkungan karena tidak ditangani. Sedangkan, 7 METANA > persen sampah didaur ulang dan 69 persen sampah BOM WAKTU YANG TERTIMBUN berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). hli Geofisika Eksplorasi Lembaga Dari laporan itu diketahui A Ilmu Pengetahuan Indonesia, juga jenis sampah yang Dr Edi Utomo, mengatakan, longsor paling banyak dihasilkan kemungkinan besar terjadi karena adalah sampah organik material sampah organik dan sebanyak 60 persen, sampah nonorganik yang belum kompak plastik 14 persen, diikuti menyebabkan air masuk di sela-sela sampah kertas (9%), metal sampah yang renggang. (4,3%), kaca, kayu dan bahan Saat tekanan air semakin berat, kestabilan bukit sampah pun lainnya (12,7%). hilang. Selain itu juga didorong oleh ledakan akibat gas metana Sampah organik di TPA (CH4) dalam jumlah besar yang terperangkap di dalam menimbulkan bau tidak gundukan sampah. Analoginya sederhana, seperti septic tank sedap di lingkungan, yang ditutup rapat-rapat, dan suatu saat dapat meledak. mengurangi tingkat daurulang plastik, serta memberi resiko terjadinya ledakan TPA. Pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana. 8 The Amazing Eco-Enzyme

\"Hari Peduli Sampah Nasional itu karena kejadian nahas di kampung kami. Dari situ kita ambil kesimpulan, sampah bukan cuma tanggung jawab pemerintah. Tapi tanggung jawab semua pihak,\" Abah Widi, Sesepuh Kampung Adat Cireundeu The Amazing Eco-Enzyme 9

Eco- Enzyme Eco-Enzyme merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi bahan organik, gula, dan air. dikembangkan dalam upaya efesiensi bahan kimia sintetis dan perlindungan lingkungan berkelanjutan, yang umumnya diterapkan pada kimia ramah lingkungan. Sesuai dengan prinsip Green Chemistry yang menggunakan bahan ramah lingkungan dengan sumber bahan terbarukan seperti limbah domestik sisa sayuran dan kulit buah-buahan. Gagasan proyek ini dicetuskan dalam upaya mencerna enzim dari sampah organik yang umumnya dibuang ke dalam tempat sampah menjadi produk berupa cairan multiguna. Eco-Enzyme pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh ilmuwan berkebangsaan Thailand bernama Dr. Rosukan Poompanvong yang aktif dalam riset mengenai enzyme selama lebih dari 30 tahun. atas penemuan tersebut, pada tanggal 16 Oktober 2003 beliau memperoleh penghargaan dari FAO PBB dalam rangkaian perayaan Hari Pangan Sedunia tahun 2003 di Bangkok. Eco-Enzyme merupakan senyawa organik yang secara alami disintesis dengan protein nabati, mineral dan juvenile hormone. Melalui fermentasi, bahan baku akan saling bereaksi membentuk ekosistem enzimatik yang kompleks namun stabil. Eco-Enzyme dapat menghambat aktivitas organisme berbahaya, khususnya patogen dan bakteri, serta menutrisi tanaman untuk tumbuh dengan baik. \"Jika setiap rumah membuat dan memanfaatkan Eco-Enzyme, polusi akan lebih mudah diatasi, dan kita dapat hidup dengan lebih sehat\" 10 The Amazing Eco-Enzyme

Eco- Enzyme Eco-Enzyme adalah sumber daya yang bisa kita bagikan. Setiap tahap dalam pembuatan Eco-enzyme berguna untuk melindungi lingkungan. Para perempuan dapat membuat perubahan dari rumah, sebagai istri juga ibu. Dr, Joean Oon, Director of the Centre for \"Kita harus bekerjasama dan Naturopathy and Protection of Families bekerja keras untuk di Malaysia, membantu Dr. Rosukon dalam menyebarluaskan ragam membuat Eco-Enzyme dan manfaat dan keajaiban Eco-Enzyme ke menjaga bumi demi generaasi berbagai belahan dunia penerus di masa yang akan datang\". Gagasan proyek ini dicetuskan dalam upaya mencerna enzim dari sampah organik yang umumnya dibuang ke dalam tempat sampah menjadi produk berupa cairan multiguna yang aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian serta pula peternakan. Pada dasarnya, Eco-Enzyme memacu reaksi biokimia di alam sehingga menciptakan enzim yang bermanfaat dari sampah buah ataupun sayur-mayur menjadi salah satu metode manajemen sampah yang menggunakan sisa- sisa dapur buat suatu yang sangat berguna. Pati dan gula adalah bahan utama pembuatan Eco-Enzyme. Setelah melarut dalam air, bahan tersebut akan terurai menjadi karbohidrat, lemak, protein dan asetil-CoA. Kemudian dihasilkan turunannya berupa senyawa asam asetat. kemudian ozon akan terstabilisasi CH3COOH (aq) + O1 (g) + 5O2 (g) --> O3 (g) + H2CO3 (aq) + H2O (l) Bikarbonat / karbonat merupakan inhibitor yang sepenuhnya dapat menghambat rantai reaksi radikal dan bahkan membentuk kembali ozon 11The Amazing Eco-Enzyme

“Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir” QS.AN-NAHL [16]: 11 12 The Amazing Eco-Enzyme

Cara Membuat Eco-Enzyme 1. Persiapan Siapkan wadah dengan kapasitas 20-30% lebih besar dari total bahan Eco-Enzyme, dengan kriteria berikut: wadah berbahan kaca tidak boleh digunakan karena rentan pecah wadah bermulut sempit tida disarankan karena rentan meledak wadah disarankan bermulut lebar dan berbahan plastik (untuk mengantisipasi terjadinya ledakan dan mempermudah proses panen), baik berukuran besar maupun kecil 13The Amazing Eco-Enzyme

Siapkan 10 bagian air (dari total Eco-Enzyme yang hendak dibuat) dengan ketentuan berikut: Pada pembuatan Eco-Enzyme, air yang hendak digunakan didiamkan selama 24 jam agar segala kontaminan seperti pasir, lumpur, kaporit, ataupun suspensi dalam air dapat mengendap. Durasi pengendapan air disesuaikan dengan kualitas air yang digunakan. 2. Penambahan Gula Gula merupakan zat pemanis yang dibuat dari nira (cairan berupa getah) yang diperoleh dari tandan bunga kelapa, aren, atau siwalan. Cairan ini mengandung gula 10-15 % yang penyusun utamanya dari jenis gula sukrosa kemudian gula glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang lebih kecil. 14 The Amazing Eco-Enzyme

Tambahkan gula sebanyak 1 bagian dari total Eco-enzyme yang hendak dibuat, dengan kriteria berikut: Gula pasir dan gula yang telah melalui proses kimiawi, seperti penambahan zat pengeras sodium metabisulfit ataupun penambahan kalsium hidroksida, dapat mengkontaminasi produk Eco-Enzyme dan mereduksi kandungan serta fungsinya, sehingga sangat tidak disarankan dalam pembuatan Eco-Enzyme. Sodium metabisulfit Kalsium hidroksida 15The Amazing Eco-Enzyme

3. Penambahan Bahan Organik Siapkan 3 bagian bahan organik (dari total Eco-Enzyme yang hendak dibuat) dengan ketentuan berikut: sayur ataupun buah yang segar, tidak busuk, dan belum melalui proses pemasakan digunakan agar tidak mereduksi kandungannya, terutama menjaga struktur protein dan pati (bahan utama penyusun enzim) agar tidak mengalami denaturisasi. takaran bahan pada pembuatan Eco-Enzyme dapat ditentukan berdasarkan perbandingan massa (melalui proses penimbangan) ataupun berdasarkan perbandingan volume wadah , seperti dijelaskan pada gambar berikut: perbandingan massa perbandingan volume 16 The Amazing Eco-Enzyme

Sejatinya, semakin beragam bahan organik yang digunakan, maka semakin baik karena kandungannya semakin kaya. Namun, pada beberapa kasus, terkadang aroma dari Eco-Enzyme yang dihasilkan tidak begitu sedap. Untuk menghasilkan Eco-Enzyme aromatik yang beraroma segar, dapat digunakan bahan organik dari kulit buah famili jeruk-jerukan, seperti jeruk lokal, jeruk nipis, lemon, jeruk bali, jeruk purut, dan lain sebagainya. selain itu, untuk memperkaya aroma, dapat pula ditambahkan 10% bahan aromatiik lain seperti daun jeruk purut, mint, sereh, rosemary, pandan, memangi, ataupun beragam jenis bunga, kemudian difermentasi kembali selama satu bulan. sehingga produk Eco-enzyme yang diperoleh juga dapat dimanfaatkan sebagai pengharum dan aroma terapi untuk memulihkan gangguan pernafasan. Salah satu cara pemanfaatan Eco-Enzyme aromatik adalah dengan memnyusun ranjang Eco-enzyme seperti pada gambar berikut: Selain menjadi aroma terapi, Eco-Enzyme juga dapat dimodifikasi menjadi sambun cair alami dengan menambahkan lerak kering tanpa biji. adapun resen pembuatan sabun cair Eco-Enzyme dapat dilihat pada gambar berikut: Tips membuat Eco-enzyme jika bahan organik yang tersedia hanya sedikit: alih-alih menimbun bahan organik, meode \"cicil\" lebih dianjurkan guna menghindari kebusukan. Siapkan airan gula, lalu tambahkan bahan organik sedikit demi sedikit, sehingga ketika air, bahan organik, dan gula telah mencapai perbandingan 10:3:1 17The Amazing Eco-Enzyme

4. Fermentasi Setelah semua bahan dimasukan, aduk gula hingga melarut sempurna, lalu tutup wadah dengan rapat dan simpan ditempat dengan kriteria berikut: Kriteria tempat penyimpanan wadah ditujukan agar laju pembentukan Eco-Enzyme berlangsung secara optimal, dan Eco-Enzyme yang dihasilkan berkualitas baik (tidak mengandung kontaminan yang dapat merusak ataupun mengurangi kandungan dan manfaatnya) proses fermentasi berlangsung selama 3 bulan di daerah tropis dan 6 bulan di daerah sub-tropis, hingga akhiran Eco-Enzyme dapat dipanen Jika terjadi pembusukan, Eco-Enzyme dapat diperbaiki dengan cara berikut: masalah: masalah: larutan berbau got/terdapat belatung jamur hitam tumbuh di penyebab: dalam wadah kontaminasi mikroba \"tidak penyebab: baik\" kemungkinan akibat wadah kurang lokasi penempataan wadah tertutup kurang baik Solusi: perbaiki kerapatan wadah. Tempatkan wadah (tertutup) di bawah sinar matahari pagi selama 30 menit dalam 3 hari, dan periksa kembali setelah 7 hari 18 The Amazing Eco-Enzyme

Secara umum Eco-Enzyme merupakan cairan enzim dari bahan organik yang diperoleh melalui proses fermentasi anaerobik (tanpa membutuhkan oksigen). Pada proses tersebut terjadi penguraian polimer makromolekul gula sehingga pada bulan pertama diperoleh alkohol, bulan kedua diperoleh cuka, dan pada bulan ketiga diperoleh enzim. Jika fermentasi berlangsung dengan baik, larutan fermentasi akan beraroma alkohol setelah 1 bulan, dan beroma asam segar seperti cuka setelah 2 bulan. Pada beberapa kasus, ketika proses fermentasi berlangsung timbul jamur berwarna putih (pitera) dan atau lapisan berwarna coklat seperti jeli (Mam-Enzyme). lain halnya dengan jamur hitam akibat kontaminasi mikroba \"tidak baik\", pitera adalah sejenis jamur baik yang dihasilkan dari pembuatan Eco-Enzyme. adapun Mama Enzyme adalah “biang” penghasil enzyme itu sendiri dari limbah organik yang berbentuk seperti jeli karena tersusun dari serat selulasa dari bahan organik. Namun kemunculan jamur pitera dan mama-enzyme ini bersifat tentatif dan bukan acuan dari keberhasihan pembuatan Eco- enzyme. Lapisan jamur pitera alias Jamur Eco enzyme juga bisa digunakan untuk masker wajah dan bahan kosmetik. Lapisan Mama-Enzyme atau Mother enzyme ini bentuknya seperti jelly nata de coco, memiliki kandungan zat anti inflamasi dan anti gatal, sering digunakan untuk masker wajah atau pengobatan luka luar. 19The Amazing Eco-Enzyme

Setelah 3 bulan atau pada hari ke-90 Eco-Enzyme dapat dipanen, dengan teknik berikut: Setelah dipanen, Eco-enzyme dapat disimpan dalam botol bekas dengan beragam ukuran (sesuai dengan ketersediaan dan kebutuhan) untuk mempermudah penggunaan. Untuk mengetahui kualitas Eco-Enzyme, dapat diidentifikasi dengan setidaknya dua syarat dari segi aroma (uji bau) dan tingkat keasaman (uji pH). Dari Ummu Sa'd berkata: \"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memasuki rumah Aisyah ketika saya sedang bersamanya, dan bertanya: \"Adakah makanan?\", dia menjawab: \"kami punya roti, kurma dan cuka (hasil fermentasi buah)\", Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam berkata \"Betapa berkahinya lauk dari cuka, Ya Allah berkahilah cuka karena dia adalah lauk pauk para Nabi sebelumku, dan tidak akan pernah ada rumah yang menjadi miskin yang di dalamnya ada cuka\" (Sunan Ibnu Majah). 20 The Amazing Eco-Enzyme

Apakah Produk Fermentasi Halal? Alkohol vs Cuka dalam pembuatan Eco-Enzyme Cuka telah lama dikenal. Bahkan di zaman Rasulullah Muhammad SAW. Zat berbentuk cair ini kerap digunakan sebagai teman makanan. Pada suatu riwayat, Rasulullah SAW menggunakan sambal cuka untuk teman makan roti. Para juru masak juga menggunakannya sebagai pelengkap makanan atau masakan. Makin luasnya penggunaan cuka, membuat kita terkadang lalai mengenai status kehalalan cuka itu sendiri. Menurut Anton Apriyantono, Dosen Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, \"jangan salah membedakan antara cuka dengan khamar\". Pada saat ini, cuka atau karib disebut vinegar berasal dari bahan kaya gula seperti anggur, apel, nira kelapa, dan malt. Gula sendiri, seperti sukrosa dan glukosa, serta sejumput fruktosa, dalam pembuatannya melibatkan proses fermentasi alkohol dan fermentasi asetat secara berkesinambungan. Secara kimiawi, perubahan utama yang terjadi mula-mula gula diubah menjadi alkohol (etanol) lalu menjadi asetat secara terus menerus. Apabila cuka terbuat dari bahan-bahan tersebut pada umumnya disebut cuka atau vinegar saja. Selain itu, cuka dapat juga dibuat dari bahan minuman beralkohol, baik cider maupun wine. Kedua jenis bahan ini diubah menjadi vinegar melalui proses fermentasi. Pada akhirnya proses fermentasi tersebut mampu mengubah alkohol menjadi asam asetat. Hasilnya adalah cider vinegar atau wine vinegar. Wine vinegar biasanya digunakan dalam pembuatan saus, contohya saus tomat. Lalu cuka jenis apa yang dapat dikatakan halal maupun haram? Hadits Muslim Nomor 3824 \"Pada dasarnya cuka akan berstatus halal jika bahan bakunya adalah halal. Meski dalam pembuatannya terjadi proses fermentasi yang menyisakan alkohol yang berkadar kurang dari satu persen\" jelas Anton Apriyantono. Pada masa Rasulullah, pembuatan cuka menggunakan bahan utama yang kaya akan gula. Selain itu juga menghasilkan proses fermentasi yang merupakan fermentasi alkohol (fermentasi yang hasil utamanya alkohol) serta fermentasi asetat secara terus menerus.Tetapi bila cuka dibuat dari khamar seperti wine dan cider yaitu wine vinegar, rice vinegar,cider vinegar dan sherry vinegar maka umat Islam tak diperbolehkan mengonsumsinya. 21The Amazing Eco-Enzyme

Integrasi Nilai Islam Selain atas dasar Hadis di atas, untuk mengubah minuman keras menjadi cuka tak dapat terjadi jika tak ada campur tangan manusia. Maksudnya, khamar harus dikeluarkan dari wadahnya ke wadah yang terbuka. Dan dibiarkan dalam suhu ruang. Sebaliknya bila minuman keras itu tetap saja dalam botol maka kecil kemungkinannya untuk dapat berubah menjadi cuka. dalam pembuatan Eco-enzyme, asam asetat atau cuka diperoleh pada bulan kedua, dan dihasilkan dari bahan organik alami, bukan cider. Dalam riwayat lain, Dari Ibnu Al-Dailami dari ayahnya berkata :” Kami bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, kami memiliki anggur -apa yang harus kami lakukan dengannya ? Beliau menjawab: ‘Buat kismis”, Kami bertanya :”Apa yang harus kami lakukan dengan kismis ?”, Beliau menjawab : “Rendam (dengan air) pagi hari dan minum di sore hari, rendam di sore hari dan minum di pagi hari “, Saya bertanya : “Bolehkan saya rendam lebih lama agar lebih kuat ?” beliau menjawab :”Jangah ditaruh dalam wadah yang terbuat dari tanah (keramik) tetapi taruhlah dalam wadah dari kulit,dia akan bertahan lama, dan berubah menjadi cuka” (Sunan An-Nasai, dan Sunan Abu Dawud dengan narasi yang berbeda). Apa mukjizat yang tersimpan dalam petunjuk Nabi tentang tata cara membuat cuka tersebut? Perhatikan wadah yang digunakan. Lebih dari seribu tahun setelah hadits tersebut, manusia baru bisa membedakan apa itu ragi dan apa itu bakteri. Ragi melakukan fermentasi tanpa udara (anaerob) dan menghasilkan Alkohol plus CO2, sementara bakteri melakukan fermentasi dengan udara (aerob) dan hasilnya adalah cuka. Anggur bila direndam di tempat tanpa udara seperti pada wadah yang terbuat dari tanah liat atau keramik yang dihasilkan adalah alkohol yang haram. Bila disimpan dalam wadah dari kulit (Qirbah), bakteri yang ada di dalamnya tetap berespirasi dengan udara, fermentasinya dengan cara aerob dan hasilnya cuka yang menjadi lauk terbaik di atas. Dari mana Nabi tahu cara kerja jasad renik yang sangat berbeda satu sama lain tersebut sedangkan mikroskop pun baru ditemukan berabad-abad kemudian? Itulah mukjizat, Nabi memperoleh ilmunya langsung dari Allah tanpa perlu eksperimen maupun uji laboratorium, kita tinggal mengikutinya saja. Di jaman modern ini alat yang kita gunakan bisa saja berbeda, tetapi harus mengikuti cara kerja yang sama. Proses pembuatan cuka yang halal tidak boleh mengikuti cara kaum non muslim yang membuatnya dari alkohol, harus dari awal dibuat dengan yang dijelaskan dalam hadits tersebut di atas. Kalau tidak punya wadah dari kulit, bisa diganti dengan wadah dari kaca yang ditutup kain, sehingga fermentasinya tetap aerob. Tidak boleh dipercepat dengan dibuat alkohol dahulu baru dijadikan cuka, karena hal inipun pernah ditanyakan ke beliau dan dijawab tidak boleh. Dari Anas bin Malik berkata: \"Abu Thalhah bertanya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang beberapa anak yatim yang mewarisi khamr dari anggur. Jawab Nabi: Tuang (buang ke tanah). Dia bertanya: \"Bolehkah aku buat cuka darinya?\" Nabi Menjawab: \"Tidak\" (Sunan Abu Daud).Dari rangkaian hadits ini satu sisi umat Islam harus ekstra hati-hati ketika membeli cuka organik sekalipun, karena kalau prosesnya melalui khamar dahulu jatuhnya tidak boleh seperti dalam hadits tersebut. Di sisi lain, inilah peluang untuk membuat cuka yang benar-benar halal sesuai panduan dalam hadits sebelumnya. wallahu a'lam. 22 The Amazing Eco-Enzyme

RESUME HASIL 23The Amazing Eco-Enzyme PENELITIAN ILMIAH Karakteristik dan Kandungan Eco-Enzyme Uji enzim Sampel Eco-Enzyme dianalisis untuk berbagai enzimaktivitas termasuk protease, amilase dan lipase Tes enzim Protease Pembentukan zona bening di sekitar kolonimengkonfirmasi produksi Sampel kasar Eco-Enzyme diencerkan secara protease alkali serial 10 -1hingga 10 -4 dan dioleskan di piring skim milk agar(susu skim bubuk-28g / L, ekstrak ragi-2.5g / L,dekstrosa-1g / L, tryptone-5g / L, agar-15 g / L) (dengan pH7.0) dan diinkubasi pada suhu 37 ° C selama 48 jam. yang positifisolat selanjutnya disaring untuk produksi yang lebih baikenzim dengan menguji aktivitas protease dikultur cair menggunakan kasein sebagai substrat pada suhu 37 o C Uji enzim Amilase Uji Enzim Lipase Sampel kasar Eco-Enzyme diencerkan secara serial Sampel kasar Eco-Enzyme diencerkan 10 -1ke 10 -4 dan 0,1 mL sampel disebarkan pada secara serial 10 -1hingga 10 -4 dan oleskan setiap patipiring agar nutrisi. Setelah inkubasi berlapis 0,1 mL pada Lipid agar(Glukosa- selama 1-2 hari padaPelat 37 o C dibanjiri dengan 1g, tributirin-4 mL, NaCl-0,5g, NH 4 Cl-4.5g, yodium Gram dandiamati untuk zona hidrolisis MgSO 4 -0.5g, D / W-100 mL, agar-agar- 2.5g /100mL) dan diinkubasi selama 37 ° C selama 24 jam. Itupelat diamati untuk zona pembersihan Zona hidrolisis dan pembersihan menunjukan keberadaan enzim amilase Zona hidrolisis dan pembersihan menunjukkankeberadaan enzim lipase

24 The Amazing Eco-Enzyme RESUME HASIL PENELITIAN ILMIAH Karakteristik dan Kandungan Eco-Enzyme Identifikasi metabolit Pengujian dilakukan untuk memastikan keberadaan flavonoid, alkaloid, kuinon, cardenolides, dansaponin Tes Reagen Alkali Tes untuk Kuinon 2 mL sampel diperlakukan dengan 2mL sampel diolah beberapa tetesLarutan NaOH 20% dan dengan HCl pekatdan diamati perubahannyawarna kuning intens diamati pembentukan ke larutan tidak berwarnapenambahan endapan kuning. HCL encer Pembentukan warna endapan kuning kuning yang diamati,menunjukkan intens keberadaan Quinone berubah menjadi Tes busa larutan tidak 2 mL sampel berwarna ditambahkan dalam 6 dengan mL air dan telahdikocok penambahan dengan kuat dan Asam HCl diamati untuk encer, pembentukan busa menunjukka n adanya pengocokan dengan Flavonoid kuat mengakibatkan pembentukan busa, Tes Keller menunjukkan 5mL sampel diperlakukan dengan 2 mL keberadaan Saponin glasialasam asetat dalam tabung reaksi dan beberapa tetes 5% FeCl 3solusi ditambahkan Reagen Wanger ke dalamnya. Ini dengan hati-hati di Sampel 2 mL bawahLapisi dengan 1 mL pekat H2SO4, diperlakukan dengan tunggu sampai membentuk cincin coklat 3-5 tetesReagen pada antarmuka (disebabkan oleh Wanger (1,27g yodium deoksigula) karakteristik cardenolides dan 2g KI dalam 100 mL air) dan diamati Cincin coklat pembentukan diantarmuka endapan kemerahan / menunjukkan coklat. adanya gula-deoksi karakteristik pembentukan endapan coklat kemerahan, cardenolides menunjukkan kandungan alkaloid

RESUME HASIL 25The Amazing Eco-Enzyme PENELITIAN ILMIAH Karakteristik dan Kandungan Eco-Enzyme Aktivitas antimikroba Kuantifikasi asam asetat Lempeng nutrien agar disebar dengan berbedasuspensi mikroba ( E.coli, 10 mL sampel dititrasi terhadap titran 1 M Pseudomonas ssp.,Bacillus spp.) Dan 1 mL NaOH. Beberapa tetes sampel diinokulasimenggunakan metode difusi fenolftaleinindikator ditambahkan dan dengan baik. Piring-piring inidiinkubasi selama diamati untuk formasi warna merah muda 48 jam pada suhu 32 o C dan diamati untuk zonapenghambatan Aktivitas antimikroba terbukti melawan Pseudomas spp ., E.coli , Bacillus spp. zona hambat 5 zona hambat 11 zona hambat 18 Kuantifikasi asam asetat:10 mL Eco- mm melawan mm melawan mm terhadap Enzyme mengandung 0,084 mL E.coli Pseudomas spp. Bacillusspp asetatasam sekitar 42,25 mL dalam 500 mL Eco-Enzim sehingga pH Eco- Enzyme bersifat asamdibawa ke dasar setelah pengenceran Uji besi klorida dan Spektroskopi IR 2 mL ekstrak diperlakukan dengan larutan 5%besi klorida dan diamati pembentukan warna biru pekat menunjukkan tidak adanya fenol. kemudian dilakukan uji spektrofotometri IR Spektrum IRSampel kasar disaring dari filter membransehingga tidak ada mikroba yang masuk ke dalam cairan. IRspektra cairan yang disaring dilakukan itumewakili keberadaan -OH dan -COOHkelompok fungsional (pita 3303,83 / cm dan pitadari 1637,45 / cm diamati masing- masing

26 The Amazing Eco-Enzyme RESUME HASIL PENELITIAN ILMIAH Aplikasi Eco-Enzyme Eco Enzyme diklaim mampu melepaskan gas ozon (03) yang dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang membendung panas di awan. Sehingga, cairan itu akan mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global. Eco enzym juga mengubah amonia menjadi nitrat (NO3), hormon alami dan nutrisi untuk tanaman. Selain itu, cairan itu dapat mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi tanaman laut dan kehidupan laut.Kelebihan lain yang dihasilkan dari eco enzyme adalah membantu siklus alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati tanah, dan juga membersihkan air yang tercemar.Karena natural dan bebas dari bahan kimia, eco enzyme mudah terurai, serta tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Resep Pemanfaatan Eco-Enzyme Eco-Enzyme yang diproduksi bersifat asam dan harus diencerkan sebelum digunakan untuk mejaga nilai pH serta menghindai potensi terjadinya korosi. Berikut perbandingan pengenceran Eco-Enzyme untuk beragam kebutuhan: *perbandingan diperoleh berdasarkan pengalaman komunitas Eco-Enzyme Indonesia 27The Amazing Eco-Enzyme

28 The Amazing Eco-Enzyme

RESUME HASIL 29The Amazing Eco-Enzyme PENELITIAN ILMIAH Aplikasi Eco-Enzyme Efek pada pertumbuhan planlet Dua wadah tanah diambil dan diberi label sebagaidengan dan tanpa Eco-enzyme, setiap wadahditambahkan 25 biji gandum dan 5 mL Eco-enzim dan wadah disimpan untuk pertumbuhan planlet Terjadi peningkatan laju pertumbuhan tanaman dan pembibitan vigor lebih banyak. Dalam aplikasi rumah tangga Karena sifat asamnya, Eco-Enzyme digunakan alam Pembersihan peralatan, pembersihan lantai. Juga karena itubau itu mengusir nyamuk.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” QS.AR-RUUM [30]: 41 30 The Amazing Eco-Enzyme

RESUME HASIL 31The Amazing Eco-Enzyme PENELITIAN ILMIAH Aplikasi Eco-Enzyme karakteristik eco enzymes (limbah tomat dan jeruk) diselidiki dan potensi efikasi penghilangan parameter dalam 10 hari perlakuan juga dievaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim bersifat asam, terdiri dari padatan total (TS) tinggi, padatan terlarut total (TDS), kebutuhan oksigen biologis (BOD), kebutuhan oksigen kimiawi (COD), asam sitrat dan aktivitas enzim biokatalitik (protease, amilase dan lipase). Enzim juga menunjukkan persentase penghapusan yang lebih tinggi dari total padatan tersuspensi (TSS), padatan tersuspensi volatil (VSS), fosfor total (TP), total amonia nitrogen (TAN) dan COD sekitar 87%, 67%, 99%, 91% dan 77% pada konsentrasi optimal eco-enzyme (10%). Selain itu, penggunaan orange eco enzyme (OEE) menunjukkan persentase penyisihan yang lebih tinggi dibandingkan tomato eco enzyme (TEE) karena kandungan asam organiknya yang tinggi. Temuan ini dapat berkontribusi pada efektivitas perlakuan awal enzimatik yang dapat mengurangi penghambat dan meningkatkan proses pengolahan lebih lanjut dalam mengolah limbah industri lainnya.

.Zero waste bukanlah tujuan, tapi proses. Dan mari kita bersama-sama menjalani proses ini.Pada akhirnya, gaya hidup sampah zero waste dimulai dengan keinginan untuk mengubah kebiasaan konsumsi dan berinvestasi di masyarakat demi masa bumi dan anak cucu kita. Kita hidup di society dengan barang-barang yang sekali pakai dan seakan-akan kita terpisah dari sampah kita. Marketing dan pasar pun mendorong bahwa manusia perlu terus-menerus membutuhkan banyak barang untuk menjadi bahagia. Tanpa kita sadari, tempat pembuangan sampah mulai meluap, lautan tercemar, dan lahan ditinggalkan dengan miliaran ton sampah yang tidak dapat terurai selama ratusan tahun dan tidak dapat didaur ulang. Memang tidak mudah untuk tidak membuat sampah. Tidak mudah menemukan makanan tanpa plastik di supermarket walaupun itu sayur dan buah. Kita semua adalah bagian dari aliran limbah ekonomi. Banyak miskonsepsi yang terjadi mengenai zero waste lifestyle yang membuat orang yang mendengar kata itu bertanya- tanya dan bahkan berubah menjadi pesimis. Zero waste adalah filosofi yang “Refuse, Reduce, dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya Reuse, Recycle, Rot” sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Zerowaste itu tidak hanya atau di dalam bahasa indonesia “Menolak, mengenai recycle atau mendaur ulang. Mengurangi, Menggunakan Kembali, Daur Ini miskonsepsi yang umumnya terjadi. Ulang, Membusukkan.”. 5R ini menjadi Padahal sebenernya zero waste itu pedoman untuk mengarah kepada gaya dimulai dari Refuse, Reduce, and Reuse. hidup tanpa limbah sehingga dapat Saat benar-benar sudah tidak menciptakan lebih sedikit limbah dan memungkinkan untuk 3 hal tadi, baru menggunakan sumber daya alam secara dilakukan Recycle dan Rot. bijaksana. Intinya zero waste menantang kita Jangan juga saling menjudge satu sama lain saat mereka mengklaim semua untuk mengevaluasi gaya hidup berhidup zero waste tapi masih menggunakan plastik, mungkin mereka kita dan melihat bagaimana sesuatu sedang mencobaTidak ada kata sempurna dari zero waste lifestlye dan yang kita konsumsi bisa berdampak ketidaksempurnaan ini jangan dijadikan alasan untuk tidak memulainya. Mari negatif terhadap lingkungan. mulai dari diri sendiri, dari hal kecil yang bisa kita lakukan, dan mulai dari sekarang. Kenyamanan yang berbentuk dengan produk murah, material yang tidak bisa didaur ulang merusak kesehatan planet kita dan berkembangnya manusia dan spesies hewan di seluruh dunia. 32 The Amazing Eco-Enzyme

33The Amazing Eco-Enzyme

34 The Amazing Eco-Enzyme

Glosarium BOD COD TAN (Biological Oxygen (Chemical Oxygen (Total Amonia Nitogen) Demand) Demand) toxic (un-ionized) amonia (NH3) dan nontoxic jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh (ionized) amonia (NH+4). Hanya satu bagian mikroorganisme untuk mengurai bahan jumlah kebutuhan senyawa kimia terhadap saja dari TAN sebagai amonia toxic organik didalam air. oksigen (un-ionized), dan bagian yang lain merupakan untuk mengurai bahan organik. keseimbangan antara toxic (un-ionized) dan nontoxic (ionized). TDS TP TS (Total Disolve Solid) (Total Phosphorus) Total solid atau total padatan ukuran indikator dari jumlah partikel atau zat Ukuran kadar fosfor di perairan karena ukuran dari semua padatan baik tersuspensi, ,baik mengandung orto-fosfat dan fosfor dalam koloid, berupa senyawa organik maupun non- fragmen tumbuhan dan hewan yang dan terlarut dalam sampel air. organik, dalam cairan berbentuk molekuler, tersuspensi dalam air. terionisasi, atau mikro-granular bentuk tersuspensi. TSS VSS Total Solid Suspension Volatile Solid Suspension Kadar partikel padatan yang ukuran kualitas air yang diperoleh dari ukurannya lebih besar dari 2 mikron, dan hilangnya kunci kontak dari massa total dapat ditemukan di kolom air. padatan tersuspensi diukur/ jumlah zat Kebanyakan TSS terdiri dari bahan anorganik, Volatile dalam fraksi solid larutan yag diukur. walaupun bakteri dan ganggang juga dapat berkontribusi untuk konsentrasi total padatan. 35The Amazing Eco-Enzyme

stabilisasi ozon  luctus eu quam non, dapibus venenatis tortor. Integer dictum augue metus. Aliquam tellus nunc, maximus hendrerit luctus ut, venenatis vitae odio. Sed porttitor nec arcu at ultrices. Sed lobortis consequat sem ac laoreet. Nulla id rhoncus eros, vel dignissim nisi. Maecenas tortor nisl, semper sit amet consequat sit amet, porta vel tellus. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas porttitor diam quis turpis aliquet mattis. Sed interdum felis ut arcu luctus, eget facilisis lorem iaculis. Suspendisse vel nulla dolor. Nam tellus odio, luctus eu quam non, dapibus venenatis tortor. Integer dictum augue metus. Aliquam tellus nunc, maximus hendrerit luctus ut, venenatis vitae odio. Sed porttitor nec arcu at ultrices.  Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas porttitor diam quis turpis aliquet mattis. Sed interdum felis ut arcu luctus, eget facilisis lorem iaculis. Suspendisse vel nulla dolor. Nam tellus odio, luctus eu quam non, dapibus venenatis tortor. Integer dictum augue metus. Aliquam tellus nunc, maximus hendrerit luctus ut, venenatis vitae odio. Sed porttitor nec arcu at ultrices.  Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas porttitor diam quis turpis aliquet mattis. Sed interdum felis ut arcu luctus, eget facilisis lorem iaculis. Suspendisse vel nulla dolor. Nam tellus odio, luctus eu quam non, dapibus venenatis tortor. Integer dictum augue metus. Aliquam tellus nunc, maximus hendrerit luctus ut, venenatis vitae odio.  36 The Amazing Eco-Enzyme

BIOGEO KIMIA Biogeokimia berasal dari 3 kata, yakni Biologi, Geologi, dan Kimia. Artinya siklus biogeokimia adalah proses peredaran unsur-unsur kimia dari lingkungan ke komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan, proses ini terjadi secara berulang-ulang dan tidak terbatas 37The Amazing Eco-Enzyme

We Dare You to Care keterampilan membuat Eco-Enzyme membuat buat poster Chemopreneurship virtual campaign (sosial media project) 38 The Amazing Eco-Enzyme

Daftar Pustaka Arun, C., & Sivashanmugam, P. (2017). Study on optimization of process parameters for enhancing the multi-hydrolytic enzyme activity in garbage enzyme produced from preconsumer organic waste. Bioresource Technology, 226, 200–210. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2016.12.029 Deepak, V., Singh, A. N., & A.K, P. S. (2019). Use of Garbage Enzyme. International Journal of Scientific Resarch and Review, 07(September No.07), 210–205. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/335528212%0AUSE Fatimah, I. (2013). Refleksi Nilai-Nilai Keislaman pada Perkembangan dan Aplikasi Ilmu Kimia. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53). Yogyakarta: UII. Hemalatha, M., & Visantini, P. (2020). Potential use of eco-enzyme for the treatment of metal based effluent. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 716(1). https://doi.org/10.1088/1757-899X/716/1/012016 Rasit, N., & Chee Kuan, O. (2018). Investigation on the Influence of Bio-catalytic Enzyme Produced from Fruit and Vegetable Waste on Palm Oil Mill Effluent. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 140(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/140/1/012015 Rasit, N., Fern, L. H., & Ghani, A. W. A. K. (2019). Production and Characterization of Eco Enzyme Produced From Tomato and Orange Wastes and Its Influence. International Journal of Civil Engineering and Technology, 10(03), 967–980. Siyal, A. A., Aamir, ;, Bhatti, M., Munir Babar, ; M, Ansari, K., Rubab Saher, ;, & Ahmed, S. (2019). World Environmental and Water Resources Congress. Retrieved from https://earthexplorer.usgs.gov/ Vama, L., & Cherekar, M. N. (2020). Production, Extraction And Uses Of Eco-Enzyme Using Citrus Fruit Waste: Wealth From Waste. Asian Jr. of Microbiol. Biotech. Env. Sc., 22(2), 346–351. 39The Amazing Eco-Enzyme


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook