KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Enzyme Assay Penelitian Neupane & Khadka (2019) menganaliasis aktivitas biokatalitik Eco-Enzyme dengan beragam bahan organik (kulit/sisa buah Mosambi (Citrus limetta), Pomegranate (Punica granatum), Nanas (Ananas comosus) Pepaya (Carica papaya), dan campuran buah, dan sayuran). Adapun aktivitas biokatalitik yang dianalisis adalah Enzyme assay terhadadap enzim amilase, kaseinase, lipase, protease, dan selulase. Berikut hasil uji Enzyme Assay Eco-enzyme dari kulit buah dan sayur: Uji enzim Amilase Aktivitas enzim amilase, dilakukan menggunakan agar-agar dengan pati 1% yang dibuat secara aseptik. Sampel Eco-Enzyme hasil fermentasi diencerkan secara serial 10 -1 menjadi 10 -4, lalu diinokulasi dengan bantuan penggerek gabus steril, dan dibuat sumur ukuran 4mm. Kemudian plat diinkubasi selama 48 jam pada suhu 370C. Hidrolisis pati divisualisasikan sebagai zona bening di sekitar Zona hidrolisis dan sumur pelat terhadap coklat-biru tua untuk pembersihan pati dengan dibanjiri larutan yodium. Diameter menunjukan keberadaan zona bening diukur dan tingkat aktivitas enzim amilase mikroorganisme ditentukan dari diameter zona bening yang terbentuk. Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalis proses hidrolisa pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa, maltosa, dan dekstrin. Proses hidrolisa pati tersebut dilakukan melalui tiga tahapan yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Pada agar hidrolisis pati, keenam sampel tersebut menunjukkan aktivitas enzim amilase. Delima menunjukkan aktivitas enzim amilase maksimum (35mm) sedangkan Pepaya menunjukkan aktivitas enzim amilase minimum (21mm). Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Thirumurugan (2016) pada kasus aktivitas enzim amilase pada cawan caesine agar, sampel yang diambil adalah Jeruk, Mosambi, Semangka dan Delima, hanya semangka (15mm) dan kapur (19mm) yang menunjukkan aktivitas amilase. Perbedaan ini mungkin karena perbedaan lama fermentasi dan perbedaan cawan agar yang digunakan. 47The Amazing Eco-Enzyme
KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Enzyme Assay Zona hidrolisis dan pembersihan menunjukkan keberadaan enzim Uji Enzim Lipase lipase Sampel Eco-Enzyme hasil fermentasi diencerkan secara serial 10 -1 hingga 10 -4 dan oleskan sebanyak 0,1 mL pada plat agar Lipid (Glukosa-1g, tributirin-4 mL, NaCl-0,5g, NH 4 Cl-4.5g, MgSO 4 -0.5g, D / W-100 mL, agar-agar-2.5g /100mL) dan diinkubasi selama 37 ° C selama 24 jam. plat diamati pada zona pembersihan 1% media agar hidrolisis Tween-20 disiapkan. Dengan bantuan penggerek gabus steril 4mm, sumur dibuat menjadi satu lempengan. Sumur diberi label dengan nama sampel yang akan diinokulasi. 50μl setiap sampel ditambahkan ke dalam sumur. Pelat berada pada suhu 37 ° C selama 24 jam. Setelah inkubasi, zona bening hidrolisis diamati di sekitar sumur Enzim lipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis lemak dengan memecah ikatan ester pada triasilgliserol (trigliserida) sehingga menjadi asam lemak dan gliserol. Eco-Enzyme dengan bahan organik delima yang menunjukkan aktivitas enzim lipase. Ini mungkin juga bahwa hanya sampel Delima yang menghasilkan aktivitas enzim lipase selama fermentasi. pada penelitian lain oleh vama & Cherekar (2020) menunkukan bahwa Eco-enzyme dari kulit buah famili sitrus (jeruk, lemon, jeruk nipis, dsb.) juga menunjukan akativitas biokatalitik enzim lipase. 48 The Amazing Eco-Enzyme
KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Enzyme Assay Tes enzim Protease Sampel Eco-Enzyme hasil fermentasi diencerkan secara serial 10 -137 ' hingga 10 -4 dan dioleskan di plat agar. Protease agar dibuat dengan 1% gelatin secara aseptik. Dengan bantuan penggerek gabus steril ukuran 4mm, dibuatlah sumur dalam pelat yang diinokulasi 50μl enzim dari sampah kemudian pelat diinkubasi pada suhu 370. c selama 24 jam-48 jam. Setelah pelat inkubasi dibanjiri dengan larutan asam merkuri klorida dan didiamkan selama 5-10 menit, larutan berlebih dituang. Munculnya zona bening di sekitar koloni menunjukkan Pembentukan zona bening di hasil positif untuk hidrolisis proteolitik gelatin oleh sekitar koloni mengkonfirmasi enzim gelatinase. Diameter zona bening diukur dan produksi protease alkali tingkat aktivitas mikroorganisme ditentukan dari diameter zona bening yang terbentuk. Zona buram yang tidak terhidrolisis dan terus menerus di sekitar pertumbuhan menunjukkan tidak adanya enzim gelatinase. Diameter zona bening diukur dan tingkat aktivitas mikroorganisme ditentukan dari diameter zona bening yang terbentuk Protease adalah enzim yang mampu menghidrolisis protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti peptida kecil dan asam amino.Terdapat enam jenis aktivitas katalitik spesifik dari enzim peptidase, yaitu serina-, treonina-, sisteina-, aspartat-, glutamat-, dan metalo- peptidase. Pada cawan agar-agar, Nanas (15mm), Pepaya (10mm) dan buah Campuran (8mm) menunjukkan aktivitas enzim protease. Analisis aktivitas enzim protease oleh Thirumurugan (2016) dengan sampel Jeruk, Delima, Mosambi dan Semangka menganalisis bahwa pada sampel delima aktivitasnya sedikit lebih tinggi dibandingkan sampel lainnya (zona hambat sebesar 34 mm). Dalam studi yang dilakukan oleh Madhumithah et al. (2011) dengan sampel limbah sayuran seperti Kentang, Brinjal, Labu, Bunga Kol dan Kubis, enzim protease hasil fermentasi solid state menggunakan Aspergillus niger menunjukkan produksi enzim maksimal pada substrat bunga kembang kol dan produksi minimum pada substrat kentang. The Amazing Eco-Enzyme 49
KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Enzyme Assay Uji enzim Kaseinase Uji hidrolisis kasein dilakukan dengan inokulasi TUJM VOL. 6, TIDAK. 1, 2019114 Neupane dan Khadka 2019, TUJM 6 (1): 113-118 dari enzim sampah yang akan diuji pada piring agar yang mengandung 1% susu bubuk skim. Dengan bantuan penggerek gabus steril ukuran 4mm, dibuat 50μl enzim dari sampah diinokulasi kemudian plat diinkubasi pada suhu 370 c selama 24 jam-48 jam. Setelah pelat inkubasi dibanjiri dengan larutan tembaga sulfat dan larutan berlebih didekantasi. Pembentukan zona bening diamati di sekitar sumur dan diameter zona bening diukur. Diameter zona bening diukur dan tingkat aktivitas mikroorganisme ditentukan oleh diameter zona bening yang terbentuk Enzim kaseinase disekresikan dari sel (exoenzyme) ke media sekitarnya, mengkatalisis pemecahan protein susu, yang disebut kasein, menjadi peptida kecil dan asam amino individu yang kemudian diambil oleh organisme untuk penggunaan energi atau sebagai zat pembangun. Keenam sampel limbah buah dan sayuran menunjukkan hidrolisis kasein. Di antara semua sampel Delima menunjukkan hidrolisis kasein maksimum (18mm) sedangkan sampel sayuran menunjukkan hidrolisis kasein minimum (9mm). Ini dapat disimpulkan bahwa semua sampel menghasilkan enzim kaseinase selama fermentasi. Tes enzim Selulase Agar selulase dibuat dengan 1% carboxy methyl cellulose secara aseptik. Dengan bantuan penggerek gabus steril ukuran 4mm, sumur dibuat dalam pelat yang di dalamnya 50μl enzim dari sampah diinokulasi ke dalam sumur dan pelat diinkubasi pada suhu 370. C selama 24 jam - 48 jam, pelat dibanjiri dengan larutan kongo- red 0,3% selama 10 menit. Kemudian dicuci dengan air dan dibilas dengan larutan suling 1N NaCl. Produksi selulase divisualisasikan oleh zona tembus cahaya di sekitar koloni. Diameter zona tembus cahaya diukur dan tingkat aktivitas mikroorganisme ditentukan dari diameter zona tembus cahaya yang terbentu Selulase adalah nama bagi semua enzim yang memutuskan ikatan glikosidik beta-1,4 di dalam selulosa, sedodekstrin, selobiosa, dan turunan selulosa lainnya. Selulosa adalah gabungan glukosa-glukosa yang diikat oleh ikatan yang dinamakan dengan ikatan glikosidik beta-1,4. Ikatan glikosidik adalah ikatan kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi dehidrasi atau penghilangan gugus air. Penelitian Thirumurugan (2016) mengambil sampel Jeruk, Semangka, Mosambi dan Delima, hanya semangka (18mm) dan Mosambi (12mm) yang menunjukkan aktivitas enzim selulase akan tetapi buah delima tidak menunjukkan aktivitas enzim selulase. Adapaun pada penelitian Neupane & Khadka (2019) Mosambi tidak menunjukkan aktivitas enzim selulase. ahl tersebut dapat diakibatkan oleh faktor tertenttu seperti pH enzim sampah, suhu durasi fermentasi dll. 50 The Amazing Eco-Enzyme
KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Metabolit Sekunder Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Golongan senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid dan triterpenoid (Harborne, 1987).senyawa-senyawa tersebut memiliki fungsi fisiologis dan berpotensi dijadikan sebagai senyawa obat. Pada penelitian Vama & Cherekar (2020) dilakukan karakterisasi terhadap Eco-enzyme untuk memastikan keberadaan flavonoid, alkaloid, kuinon, cardenolides, dan saponin Berikut hasil karkterisasi Eco-enzyme dengan uji kandungan metabolitt sekunder Tes Reagen Alkali 2 mL sampel diperlakukan dengan beberapa tetesLarutan NaOH 20% dan diamati perubahannyawarna kuning intens ke larutan tidak berwarnapenambahan Flavonoid adalah senyawa metabolit HCL encer warna sekunder yang terdapat dalam berbag kuning yang tanaman dan terbukti memiliki aktivi intens kardiotonik. aktivitas farmakologi. berubah Aktivitas tersebut sudah banyak ditel Tes Keller menjadi diantaranya aktivitas antioksidan, larutan tidak antibakteri, antiinflamasi, antivirus, berwarna antimikroba, anti-aging, anti jamur dengan Gmleiktaobsiodlk(aiatanjrsatednikfitouuupnnnrgdogaetlmer),kyeatraniufnt,pigdpaaatkenrarakndsaaistrp,edainmitoydutaoanwnloaaimmk odul penambahan tanaman yang telah digunakan sejak Asam HCl encer, menunjukka 5mL sampel diperlakukan denngaadna2nymaL glasialasam asetadtahulu dalam tabung reaksi dan bebFelraavpoantoeitdes 5% FeCl 3solusi sebagai obat untuk aritmia dan gagal ditambahkan ke dalamnya. Ini dengan hati-hati di jantung. bawahLapisi dengan 1 mL pekat H2SO4, tunggu sampai oGlelihkosida jantung sering disebut steroid membentuk cincin coklat pada antarmuka (disebabkan jantung. Contoh senyawa tersebut ialah deoksigula) karakteristik cardenolides Cincin coklat digoksin merupakan cardenolide yang diantarmuka diisolasi menunjukkan dari tumbuhan dan berperan dalam adanya gula-deoksi aktivitas karakteristik kardiotonik. Cardenolide dengan atom cardenolides karbon sebanyak 23 (C23) mengandung cincin lima cincin γ-butirolakton tidak jenuh (butenolid) ( 51The Amazing Eco-Enzyme
KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Metabolit Sekunder golongan senyawa organik yang diturunkan senyawa aromatik [seperti benzena atau naftalena] dengan perubahan –CH= menjadi kelompok –C(=O)– dengan penataan ulang ikatan ganda, Tes untuk Quinon sehingga menjadi struktur dione siklik terkonjugasi . aktivitas 2mL sampel diolah biologis dan farmakologi, dan beberapa dari mereka dengan HCl pekatdan menunjukkan aktivitas anti tumor. Hal ini menyebabkan diamati pembentukan beberapa klaim di obat herbal untuk obat pencahar (sennosides), endapan kuning. antimikroba dan antiparasit (rhein - dan saprorthoquinone, Pembentukan atovakuon), anti tumor (emodin dan juglone), penghambatan endapan kuning PGE2 biosintesis (arnebinone dan arnebifuranone) dan anti- diamati,menunjukkan penyakit kardiovaskular (tanshinone). keberadaan Quinone Tes busa salah satu golongan senyawa pada bahan 2 mL sampel alam yang mempunyai sifat ampifilik serta ditambahkan dalam 6 dapat menurunkan tegangan permukaan. mL air dan telahdikocok Penurunan tegangan permukaan dengan kuat dan disebabkan karena adanya senyawa sabun diamati untuk yang dapat merusak ikatan hidrogen pada pembentukan busa air. Manfaat Zat Saponin Pembasmi hama udang. Sebagai detergen pada industri pengocokan dengan tekstil. Pembentuk busa pada alat kuat mengakibatkan pemadam kebakaran. Sebagai bahan pembentukan busa, dalam pembuatan sampo Berfungsi bagi menunjukkan industri farmasi. keberadaan Saponin Reagen Wanger Senyawa alkaloid adalah substansi- Sampel 2 mL substansi yang mengandung basa nitrogen diperlakukan dengan heerosiklis. memiliki efek fisiologis 3-5 tetesReagen terutama pada SSP (Susunan Syaraf Pusat). Wanger (1,27g yodium dan 2g KI dalam 100 mL air) dan diamati pembentukan endapan kemerahan / coklat. pembentukan endapan coklat kemerahan, menunjukkan kandungan alkaloid 52 The Amazing Eco-Enzyme
KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Antimikroba Mikroba merupakan Aktivitas antimikroba plat nutrien agar dibubuhi dengan suspensi mikroba berbeda (E.coli, Pseudomonas ssp.,Bacillus spp.) dan 1 mL sampel diinokulasimeng gunakan metode difusi dengan baik. Setelah itu, plat-plat tersebut inidiinkubasi selama 48 jam pada suhu 32o C dan diamati zona penghambatan/inhibisinya Aktivitas antimikroba terbukti melawan Pseudomas spp ., E.coli , Bacillus spp. zona hambat 5 zona hambat 11 zona hambat 18 mm melawan mm melawan mm terhadap E.coli Pseudomas spp. Bacillusspp Pada penelitian Mavani dkk. (2020) Eco-Enzyme dibuat dari 75 gram kulit buah (pepaya, nanas, dan jeruk), 25 gram molase, dan 250 gram air, yang kemudian difermentasi selasa 3 dan 6 bulan. setelah menjadi eco-Enzyme, sampel diencerkan hingga 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.13%, 1.56%, and 0.78%, untuk dilakukan uji efikasi antimikroba terhadap Enterococcus faecalis (EF) menggunakan instrumentasi ELISA microplate reader (Thermo Fisher Scientific, Waltham, MA, USA. hasil penelitian menunjukkan Eco-enzyme memiliki Konsentrasi hambat minimum/Minimum inhibitory concentration (MIC) 50% dan konsentrasi bakterisidal minimum/minimum bactericidal concentration (MBC) pada konsentrasi 100%. Sifat antimikroba Eco-Enzyme pada konsentrasi 100% dan 50%, sebanding dengan 2,5% NaOCl. Oleh karena itu, Eco-Enzyme dapat menjadi irigan endodontik alternatif yang potensial untukl menggantikan NaoCl (yang membahayakan bagi jaringan periapikal) pada memberantas infeksi dan mencegah infeksi ulang di dalam sistem saluran akar gigi. 53The Amazing Eco-Enzyme
KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Antimikroba penghambatan terhadap organisme yang diuji dengan metode difusi sumur agar. Menurut CLSI 2012, 3 - 4 koloni kultur bakteri segar diinokulasi dalam nutrient broth dan diinkubasi selama 4 jam kemudian dibandingkan dengan standar kekeruhan 0,5 McFarland. Kapas steril dicelupkan ke dalam inokulum yang telah disiapkan, diputar dan ditekan ke dinding bagian dalam atas tabung untuk mengeluarkan cairan berlebih. Seluruh cawan agar di-coret 3 kali, putar pelat pada suhu 60o sudut antara setiap goresan. Inokulum dibiarkan mengering selama 5-10 menit. Kemudian dengan bantuan penggerek gabus steril 4mm, sumur dibuat di media pelat yang diinokulasi kemudian 50μl suspensi sampah yang berbeda diinokulasi ke dalam sumur dengan bantuan mikropipet. Plat tersebut kemudian dibiarkan selama setengah jam dan diinkubasi pada suhu 37o c dalam semalam. Setelah inkubasi, pelat dilihat untuk zona hambat (zona bening) tanpa pertumbuhan di sekitar sumur. Zona hambatan diukur dengan menggunakan skala dan mean dicatat. tabel gram positif dan negatif 54 The Amazing Eco-Enzyme
Resep Pemanfaatan Eco-Enzyme Eco-Enzyme yang diproduksi bersifat asam dan harus diencerkan sebelum digunakan untuk mejaga nilai pH serta menghindai potensi terjadinya korosi. Berikut perbandingan pengenceran Eco-Enzyme untuk beragam kebutuhan: *perbandingan diperoleh berdasarkan pengalaman komunitas Eco-Enzyme Indonesia 55The Amazing Eco-Enzyme
56 The Amazing Eco-Enzyme
APA KATA MEREKA? *testimoni penggiat Eco-Enzyme
BAGIAN 4 Pencemaran Air Indikator Pencemaran Air Klasifikasi Pencemar Air Kriteria kualitas air Isu pencemaran air (limbah domestik dan industri) Integrasi QS. Al-A'raf: 56 Integrasi HR. Tirmidzi Eco-Enzyme untuk menanggulangi pencemaran air
Indikator Pencemaran Air Suatu perairan dikatakan tercemar ketika terjadi perubahankeadaan aiar dari keadaan normal (secara langsung maupun tidak langsung) menjadi aiar yang berbahaya datau berpotensi menyeabkan penyakit dan mengganggu kehidupan makhluk hidup. perubahan yang terjadi dapat terjadi dalam bentuk perubahan fisik, kimia, biologi, termal, dan radioaktif. Pada kenyataannya, air murni yang terdiri dari molekul H2O amat sangat jarang ditemui dalam keadaan alami. Air yang ditemui dalam kehidupan sehari- hari mengandung sejumlah senyawa kimia lain seperti mineral dengan konsentrasi yang beragam. akan tetapi kandungan mineral dalam aiar tersebut tidak lantas membuat air tersebut dikategorikan sebagai air tercemar. air dikatakan tercemar./terpolusi ketika zat pencemar air terlarut dalam jumlah yang tidak normal. Pencemaran air dapat diketahui dengan membandingkan keadaan perairan terhadap keadaan normal berdasarkan indikator berikut: 1.Perubahan Suhu Air Peningkatan suhu perairan berakibat pada penurunan kelarutan oksigen dalam air. Peningkatan suhu perairan ini berasal dari berbagai aktivitas manusia seperti keperluan rumah tangga, proses pengolahan, ataupun pengoperasian alat industri. Umumnya air digunakan sebagai bahan pendingin mesin, sehingga air buangan akan memiliki suhu yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan suhu air di sekitarnya. Lain halnya dengan perubahan suhu yang diakibatkan oleh perubahan perubahan musim. Perubahan suhu tersebut terjadi secara alami, dan dapat ditorelansi oleh beberapa makhluk hidup. Artinya, makhluk hidup di dalam perairan dapat beradaptasi dengan perubahan suhu air yang disebabkan oleh siklus alamiah seperti perubahan musim. Pengaruh perubahan suhu terhadap kehidupan dalam perairan dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup di dalamnya. Misalnya pengaruh peningkatan suhu air disekitar kawasan industri yang membuang aiar panas ke lingkungan. Ketika suhu air meningkat, maka secara naluriah suhu tubuh dan metabolisme ikan akan meningkat. Sehingga ikan membutuhkan daya dukung lingkungan berupa suplai oksigen dalam jumlah yang lebih besar. Namun karena peningkatan suhu air menurunkan kelarutan oksigen, maka ikan dan makhluk hidup lainnya rentan mengalami keematian. 58 The Amazing Eco-Enzyme
Indikator Pencemaran Air 2. Perubahan tingkat keasaman, kebasaan, dan salinitas air Air dalam keadaan normal relatif bersifat netral dengan rentang nilai pH 6,0-7,5. Sifat air dapat berubah menjadi lebih asam, lebih basa, ataupun terjadi perubahan salinitas (kandungan garam dalam air) karena adanya kontaminan senyawa kimia buangan dalam air. Sumber utama asam atau basa dalam air berasal dari air buangan tambang dan industri. Misalnya asam sulfat dari aktivitas mikroorganismr melalui oksidasi senyawa pyrit yang dapat mengubah pH air hingga 3,0. Selain limbah tambang dan industri, perubahan pH air juga banyak diakibatkan oleh senyawa kimia yang berasal dari pupuk ataupun pelapukan mineral dalam tanah. Aktivitas manusia lainnya seperti penyuntikan natrium sulfat pada proses pengolahan minyak bumi pun dapat meningkatkan kadar garam dalam perairan. perubahan pH dan salinitas air tentu sangat berpengaruh terhadap kualitas air dan kehidupan di dalamnya. Secara sederhana, fisiologi dan morfologi tubuh makhluk hidup tentu berkesesuaian dengan lingkungannya. Pada umumnya biota akuatik sangat sensitif terhadap perubahan pH, dan sebagian besra tidak toleran terhadap perubahan tersebut. Serangkaian adaptasi terhadap keasaman, kebasaan, dan salinitas harus dilakukan oleh makhluk hidup untuk dapat bertahan hidup dengan terjadinya efek osmotik. Contohnya ikan air tawar tidak dapat bertahan hidup lama dalam air laut, dan ikan air laut tidak dapat bertahan hidup di dalam air tawar karena osmoregulasi yang berbeda dalam tubuh ikan tersebut. selain hewan, tumbuhan disekitar perairan pun terkena dampak dari perubahan pH dan salinitas air. Beberapa tumbuhan akan segera mati ketika kadar garam meningkat, sedangkan beberapa spesies lain justru akan tumbuh subur (bahkan menjadi tidak terkontrol) dalam kondisi tersebut. Bila hal ini dibiarkan begitu saja, beberapa spesies makhluk hidup berpeluang besar mengalami kelangkaan, dan dapat menghilangkan keragaman hayati atau biodivertitas di alam. 3. Perubahan warna, bau dan ras pada air Pada keadaan normal, air bersifat tidak bewarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Adapun perubahan warna, tasa, maupun bau pada air disebabkan oleh masuknya sejumlah zat kontaminan yang melarut dalam air. Zat tersebut dapat berasal dari limbah industri ataupun warna buangan hasil degradasi senyawa organik. Selian perubahan warna, perubahan bau dan 59The Amazing Eco-Enzyme
Indikator Pencemaran Air rasa air juga menjadi indikator terjadinya pencemaran air. Meskipun tidak terjadi perubahan warna, air dapat dikategorikan tercemar jika terjadi perubahan bau dan rasa. Sumber bau dapat berasal dari gas senyawa kimia buangan ataupun hasil degradasi sampah organik rumah tangga yang menghasilkan gas berbau spesifik seperti nitrogen dan belerang. Adapun perubahan rasa pada air dapat diakibatkan oleh melarutkan sejumlah senyawa kimia berupa garam yang kemudian terurai menjadi anion dan kation. Sehingga perubahan rasa pada air umumya diikuti dengan perubahan pH air tersebut. 4. Terbentuknya endapan dan koloid. Koloid pada perairan terbentuk dari limbah industri yang tidak melarut sempurna di dalam air, sedangkan ukuran yang lebih besar dari partikel koloid dapat langsung mengendap di permukaan. Tidak sedikit senyawa kimia pada limbah industri berupa ion-ion yang larut dalam air. Dengan kehadiran ion (kation ataupun anion) tertentu, ion-ion tersebut dapat bereaksi dan membentuk suatu senyawa koloid ataupun endapan. Keberadaan koloid dalam air sangt mempengaruhi kehidupan di dalamnya. Sebab koloid yang melayang-layang dapat menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air. Hal ini tentu menghambat laju fotosintesis tumbuhan air dan kadar oksigen dalam air menurun. Jika hal tersebut terjadi, maka makhluk hidup di dalam air berkoloid memiliki potensi kematian yang tinggi. 5. Mikroorganisme dalam air Keberadaan mikroorganisme di dalam air, sepeeti fungi, bakteri dan alga, dapat membahayakan kesehatan. Bahan organik dari limbah industri makanan maupun rumah tangga dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme tersebut dalam air. Di satu sisi, beberapa jenis fungi dan bakteri berperan sebagai pereduksi senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Selain itu, sebagian jenis alga berperan dalam proses fotosintesis dalam air. Namun kehadiran mikroorganisme tersebut dapat menjadi patogen yang mengancam kesehatan manusia. Sehingga keberadaan mikroorganisme juga menjadi indikator terjadinya pencemaran air.
Klasifikasi Pencemar Air Pembahasan mengenai pencemaran air sangat luas terutama yang menyangkut pencemaran air yang disebabkan oleh kehadiran zat-zat kimia zat kimia pencemar air dapat berupa logam organometalik polutan anorganik asbestos nutrien Alga radionuklida asam basa garam limbah buangan polutan organik pestisida limbah minyak deterjen sedimen dan lain sebagainya Adapun zat-zat kimia tersebut dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berikut adalah klasifikasi zat kimia sebagai bahan pencemar air
KuKlaritiatseariridaidkasuaraklaintapasdaakireadaan normal tanpa adanya polutan. Air yang berkualitas baik adalah yang bebas dari senyawa pencemar toksik maupun mikroorganisme, tak berasa, tak berwarna, dan tak berbau. Gambaran umum terkait kualitas air didasarkan pada parameter berikut: 1. Kelarutan Total Zat Padat Kelarutan zat padat dalam aiar atau Total Dissolve Solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, dalam bentuk ion, senyawa, atau koloid di dalam air, berupa garam ionik, senyawa organik polar, maupun senyawa anorganik. Mayoritas zata padat tersebut tidak menyebabkan perubahan warna namun akanmerubah struktur air. Contohnya air permukaan yang jika diamati setelah turun hujan menjadi keruh karena larutnya partikel tersuspensi dalam aiar tersebut. Sedangkan pada musim kemarau air terlihat berwarna hijau karena keberadaan ganggang di dalamnya. Konsentrasi kelarutan zat padat dalam keadaan normal sangat rendah, sehingga tidak terlihat oleh mata telanjang. Meskipun demikian zat padat terlarut dalam air sangat penting untuk mengetahui produktivitas air. Produktivitas air terhadap kehidupan mikroogamisme tinggi bila zat padat terlarut merupakan nutrien dalam bentuk fosfat, nitrat, yang menunjang kehidupan organisme. Air dengan kandungan zat padat nutrien tinggi disebut eutrofik, sedangkan air yang mengandung sedikit zat padat nutrien disebut oligotrofik. Zat padat terlarut ini juga menjadi indikator ketidaknormalan air berupa penyimpangan dari keadaan sebenarnya. Penyimpangan tersebut mayoritas diakibatkan oleh aktivitas manusia, seperti masuknya senyawa buangan limbah indudtri, kotoran manusia dan hewan, limbha rumah tangga, dan lain sebagainya. Pengukuran zat padat terlarut dalam air dapat dilakukan melalui uji laboratorium dengan menguapkan sampel air pada volume tertentu (biasanya 1 L air) di dalam oven, serta membandingkan massa wadah (biasanya gelas kimia/beaker glass) sebelum dan setelah pengeringan air. Selisih massa tersebut dinyatakan sebagai massa total zat padat terlarut yang dinyatakan dalam satuan mg per liter atau part per million (ppm) 2. Konduktivitas ionik Konduktivitas ionik dapat memberikan gambaran kualitas air karena merupakan nilai total konduktivitas ion-ion yang terdapat dalam larutan (perairan). Ion yang berbeda akan menghasilkan konduktivitas yang berbeda. Nilai konduktivitas ionik dalam air berbanding lurus dengan jumlah jenis ion dan konsentrasi ion dalam air. Konduktivitas ionik dapat diukur menggunakan alat elektrokimia yang disebut konduktimeterr dengan dua elektroda planar untuk mengukur daya hantar (konduktans) air. Pengukuran zat padat terlarut berupa ion dalam air jugaa dapat diketahui dengan konduktivitas ion dengan faktor pengubahan perbandingan antara total zat padat terlarut (g/L) dengan
Kriteria kualitas air 3. Kelarutan oksigen Kelarutan oksigen (dissolve oxygen, DO) termasuk kriteria kualotas air karena kadar oksidgen dalam air sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme di dalamnya. Pada umumnya oksigen berasal dari udara di atmosfer, lalu mengalami reoksidasi pada permukaan air, sehingga kelarutan oksigen dalam air dapat terjaga. Selain itu, oksigen dalam air juga dapat dihasilkan dari fotosintesis tumbuhan air seperti alga. Akan tetapi reoksidasi oleh proses fotosintesis tidak efesien karena oksigen hanya dihasilkan pada siang hari, saat sinar matahari mengandung ultra violet (UV), dan akan segera hilang pada alam hari karena dikonsumsi kembali oleh organisme air. Kemampuan bertahan hisup organisme air berbeda-beda, namun umumnya organisme bertahan pada kadar oksigen terlarut DO 5mg/L. sedangkan kelarutan oksigen pada suhu 25oC dan tekanan 0,21 atm aadalah DO 8,7 mg/L. Teknis analisis kadar oksigen terlarut dalam iar dapat dilakukan dengan titrasi menggunkan metode Winkler. Namun pengaruh senyawa pengganggu (interferen) dari senyawa lain dalam air dapat mempengaruhi titik akhir titrasi, sehigga metode ini menjadi kurang akurat. Metode elektrokimia dengan membran/oksigen dapat digunakan untuk menentukan kadar oksigen terlarut secara lebih cepat. Prinsipnya terjadi difusi oksigen melalui membran pada elektroda menuju permukaan elektroda platina sehingga dihasilkan arus ynag setara dengan konsentrasi oksigen dalam air sampel. Namun hasil analisa sanagt dipengaruhi oleh konduktivitas air, dan kehadiran senyawa pengganggu yang tereduksi juga akan menghasilkan arus. Oleh karena itu, pengukuran kadar oksigen di dalam air perlu dilakukan secara berulang. 4.Kebutuhan oksigen biologis (BOD) Kebutuhan oksigen biologis atau biological Oxygen Demand (BOD) merupakan ukuran pengurangan kadar oksigen dalam air yang dikonsumsi oleh makhluk hidup (organisme) perairan selama periode lima harinpada keadaan gelap (tidak terjadi fotosintesis). Pengurangan oksigen disebabkan oleh kegiatan organisme (bakteri) yang mengkonsumsi atau mendegradasi senyawa organik dan nutrien di dalam air. Air yang bersih relatif mengandung sedikit mikroorganisme sehingga pengurangan kadar oksigen selama lima hari akan rendah. Sebaliknya, air terpolusi dan mengandung banyak mikroorganisme akan mengkonsumsi lebih banyak oksigen, sehingga kadar oksigen adan berkurang secara signifikan dalam lima hari. Misalnya BOD air yang tidak terpapar polusi adalah BOD 0,7 sedangkan air yang terpolusi adalah BOD 200 atau lebih.
Kriteria kualitas air 5. Kebutuhan oksigen kimia (COD) Kebutuhan oksigen kimia atau chemical Oxygen Demand (COD) adalah ukuran kebutuhan oksigen untuk mengoksidasi senyawa kimia yang terdapat dalam air. Pengujian COD dilakukan Untuk mengetahui jumlah senyawa organik yang dapat dioksidasi di dalam air menggunakan senyawa kimia sebagai sumber oksigen. Senyawa kimia yang digunakan adalah zat pengoksidasi atau oksidator kuat seperti kalium bikromat (K2Cr2O7) yang akan mengoksidasi senyawa oragnik menjadi CO2 dan H2O. Penentuan COD di laboratorium dilakukan melalui titrasi, dengan mengukur banyaknya senyawa bikromat yang diperlukan pada reaksi oksidasi setara dengan banayaknya oksigen yang dibutuhkan untuk megoksidasi senyawa organik dalam sampel air 6. Kekuatan asam (pH) dan alkalinitas Air yang tidak terpolusi umumnya memiliki keasaman pada rentang pH 6,0- 8,0. Air murni dapat meiliki pH 7,5 namun bukan berarti air tersebut hanya terdiri dari mokul H2O. kenetralan suatu larutan dapat disebabkan oleh adanya kandungaan senyawa kimia seperti garam fosfat dan karbonat yang menjadikan air bersifat seperti larutan buffer, sehingga dapat mempertahankan pH. Oleh karena itu tingkat keasaman tidak cukup sebagai parameter, melainkan harus dilengkapi dengan parameter alkalinitas (kebasaan). Uji alkalinitas ditentukan berdasarkan banyaknya asam yang dibutuhkan untuk mereaksikan seluruh senyawa basa yang terdaapat dalam air melalui titrasi.
INVESTIGASI FAKTA DI LAPANGAN POLUTAN DALAM RUMAH > BUSA DETERGEN YANG JADI TONTONAN > BAHAYA DI SEKITAR KITA \"SALJU\" BKT DURET SAWIT JAKARTA TIMUR R umah kerap kali dianggap sebagai tempat yang aman. Namun nyatanya rumah juga dapat tercemar oleh bahan kimia beracun dari berbagai produk yang digunakan di dalamnya. Berdasarkan penelitian oleh Natural resources Defense Council di California, AS, Rumah B usa menyerupai salju menjadi pemandangan menyimpan setidaknya 45 unik warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor bahan kimia beracun pada di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT), Duren debu dalam ruangan. Sawit, Jakarta Timur, Kandungan ini dikaitkan Menurut keterangan dari Dinas Lingkungan dengan masalah Hidup setempat, fenomena tersebut perkembangan bayi, diakibatkan oleh penutupan pintu air yang gangguan hormon dan sistem menimbulkan arus dari arah berlawanan reproduksi. Paparan debu sehingga aliran mengalami pergerakan yang yang sudah terkontaminasi ini kuat hingga detergen yang terendap cukup sebenarnya bisa dikurangi lama di dasar naik ke permukaan. Detergen dengan beberapa cara. menjadi komponen yang sangat umum dalam Misalnya, dengan produk kebutuhan rumah tangga. Kemasan dari membersihkan debu lantai, produk- produk tersebut juga mencemari mencuci tangan dengan lingkungan, karena hanya sebagian kecil yang sabun dan air sebelum makan, didaur ulang (hanya < 9% kemasan yang didaur membersihkan lantai atau ulang). Bahkan sebagian besar daerah di permukaan furnitur dengan indonesia belum, memilki regulasi pengelolaan lap basah dan kain lembap. sampah yang memadai. JANGAN MAU DITIPU BUSA DETERGEN > sebagaian besar produk pembersih yang digunakan di rumah kerap mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Metilen Blue Active Surfactan (MBAS). Kedua zat tersebut termasuk \"surfaktan\" yang bekerja dengan cara menurunkan tensi permukaan antar bahan dan memproduksi banyak busa. Padahal banyaknya busa tidak menjadi patokan hasil pencucian bisa lebih bersih. Sebaliknya, detergen yang menghasilkan banyak busa kurang ramah bagi lingkungan karena berpotensi merusak ekosistem sungai.
Integrasi QS. Al-A'raf: 56 Integrasi HR. Tirmidzi
Eco-Enzyme untuk menanggulangi pencemaran air Aplikasi Eco-Enzyme Eco Enzyme diklaim mampu melepaskan gas ozon (03) yang dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang membendung panas di awan. Sehingga, cairan itu akan mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global. Eco enzym juga mengubah amonia menjadi nitrat (NO3), hormon alami dan nutrisi untuk tanaman. Selain itu, cairan itu dapat mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi tanaman laut dan kehidupan laut.Kelebihan lain yang dihasilkan dari eco enzyme adalah membantu siklus alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati tanah, dan juga membersihkan air yang tercemar.Karena natural dan bebas dari bahan kimia, eco enzyme mudah terurai, serta tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
BAGIAN 5 Pencemaran tanah Komponen pencemar darat Zat kimia pencemar tanah Kriteria baku kerusakan tanah Isu pencemaran tanah (degradasi lahan/limbah agrokimia) Siklus biogeokimia Integrasi HR. Bukhari Penggunaan Eco-Enzyme untuk agrikultur (aquaculture sludge)
Komponen pencemar darat Pecemaran Tanah merupaakan proses masuk atau dimasukannya bahan pencemar berupa senyawa organik, senyawa anorganik, energi, partikel, materi, dan/atau komponen lain ke dalam daratan oleh kegiatab manusia sehingga kualitas daratan menurun/ rusak dan memberikan gangguan bagi kehidupan makhluk hidup. Pencemaran daratan umumnya disebut sebagai pencemaran tanah karena komponen utama daratan adalah tanah. Komponen pencemaran darat Secara umum pencemaran dapat disebabkan oleh beberapa komponen yang dikelompokan menjadi tiga bagian berikut: 1. Komponen pencemar padat, yakni bahan pencemar dalam bentuk padatan yang masuk secara langsung ataupun tidak langsung ke dalam daratan, termasuk limbah padat yang dikumpulkan pada tempat pembuanagan sementara (TPS) ataupun Tempat pembuangan akhir (TPA). 2. Komponen pencemar cair, yakni pencemr dalam bentuk cairan berupa limbah organik, limbah anorganik, limbah rumah tangaa, dan minyak yang masuk dan dapat mencemari daratan. 3. Komponen biologi, yakni makhluk hidup yang memasuki tanah dan memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan. Komponen biologi dapat berupa organisme ataupun dihasilkan dari aktivitas manusia seperti sampah buangan dari rumahsakit dan tempat pemotongan hewan, yang berpotensi untuk mencemari tanah. Bentuk dan jenislimbah yang dihasilkan manusia dapat berbeda-beda seiring dengan berkembangnya peradaban. Pada saat perkembangan teknologi belum begitu pesat, komponen pencemar didominasi oleh sampah organik. Seiring dengan kemajuan teknologi, jenis komponen pencemar kian beragam. Limbah padat berupa logam bekas, polimer, bebrapa komponen plastik, sangat mudah diketahui, sehingga dapat dipisahkan dari tanah dan didaur ulang. Akan tetapi limbah padat berupa senyawa kimia sangat mudah masuk dan menyatu dengan tanah sehinggga sulit dikenali dan sukar didaur ulang.
Zat kimia pencemar tanah Zat kimia sebagai bahan pencemar dapat memasuki tanah melalui beberapa cara, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya penggunaan pupuk dan pestisida dalam pertanian, bahan buangan pengolahan tanah, ataupun tumpahan bahan kimia akibat kecelakan. Masuknya zat kimia secara langsung seperti pengolahan tanah memberikan dampak pencemaran dalam jangka waktu yang relatif lama dann bergantung pad akonsentrasi kontaminan. Sedangkan peristiwa tumpahnya senyawa kimia kedalam tanah, misalnya akibat kecelakaan dan penanganan yang tidak baik, sangat berbahaya bagi makhluk hidup dengan cepat, namun bersifat lokal dan merusak lingkungan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bahan kimia pencemar yang dihasilkan dari aktivitasa manusia pada proses pengolahan dan penggunaan suatu produk dapat berupa senywa organik, senyawa anorganik, asam, basa, dan logam. Berikut rangkuman beberapa produk yang umum digunakan dan potensinya dalam pencemaran tanah. Produk dan potensinya sebagai pencemar daratan
Kriteria baku kerusakan tanah Pengendalian kerusakan tanah perlu dilakukan agar tanha dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Salah satu upaya pengendalian tanah yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan menetapkan aturan pengelolaan tanah. Di antaranya adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa. yang dimaksud sebagai biomassa adalah tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti bunga, biji, buah, daun, ranting, batang, dan akar. Tumbuhan yang dimaksud termasuk tanaman yyang dihasilkan oleh kegiatan pertanian, perkebunan, dan hutan. Sebab tanah merupakan sumberdaya alam, wilayah hidup, media lingkungan, dan faktor biomassa yang harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya. Selain itu, jika produksi biomassa yang memanfaatkan tanah dan sumber daya alam lainnya tak terkendali dapat mengaibatkan kerusakan tanah, menurunkan mutu dan fungsi tanah, serta mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pencegahan kerusakan tanah untuk produksi biomassa merupakan upaya untuk mempertahankan kondisi tanah melalui cara-cara yang tidak memberikan peluang berlangsungnya proses kerusakan tanah. Berikut kriteria baku kerusakan tanah di Indonesia: A. Kriteria baku kerusakan tanah di lahan kering akibat erosi air Catatan: Untuk lahan basah yang tidak bergambut dan kedalaman pirit > 100 cm, ketentuan kedalaman air tanah dan nilai redoks tidak berlaku Ketentuan-ketentuan sebsidensi gambut dan kedalaman lapisan berpirit tidak berlaku jika lahan belum terusik//masih dalam kondisi asli/alami/hutan alam.
Kriteria baku kerusakan tanah
INVESTIGASI FAKTA DI LAPANGAN POLUTAN DALAM RUMAH > BUSA DETERGEN YANG JADI TONTONAN > BAHAYA DI SEKITAR KITA \"SALJU\" BKT DURET SAWIT JAKARTA TIMUR R umah kerap kali dianggap sebagai tempat yang aman. Namun nyatanya rumah juga dapat tercemar oleh bahan kimia beracun dari berbagai produk yang digunakan di dalamnya. Berdasarkan penelitian oleh Natural resources Defense Council di California, AS, Rumah B usa menyerupai salju menjadi pemandangan menyimpan setidaknya 45 unik warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor bahan kimia beracun pada di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT), Duren debu dalam ruangan. Sawit, Jakarta Timur, Kandungan ini dikaitkan Menurut keterangan dari Dinas Lingkungan dengan masalah Hidup setempat, fenomena tersebut perkembangan bayi, diakibatkan oleh penutupan pintu air yang gangguan hormon dan sistem menimbulkan arus dari arah berlawanan reproduksi. Paparan debu sehingga aliran mengalami pergerakan yang yang sudah terkontaminasi ini kuat hingga detergen yang terendap cukup sebenarnya bisa dikurangi lama di dasar naik ke permukaan. Detergen dengan beberapa cara. menjadi komponen yang sangat umum dalam Misalnya, dengan produk kebutuhan rumah tangga. Kemasan dari membersihkan debu lantai, produk- produk tersebut juga mencemari mencuci tangan dengan lingkungan, karena hanya sebagian kecil yang sabun dan air sebelum makan, didaur ulang (hanya < 9% kemasan yang didaur membersihkan lantai atau ulang). Bahkan sebagian besar daerah di permukaan furnitur dengan indonesia belum, memilki regulasi pengelolaan lap basah dan kain lembap. sampah yang memadai. JANGAN MAU DITIPU BUSA DETERGEN > sebagaian besar produk pembersih yang digunakan di rumah kerap mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Metilen Blue Active Surfactan (MBAS). Kedua zat tersebut termasuk \"surfaktan\" yang bekerja dengan cara menurunkan tensi permukaan antar bahan dan memproduksi banyak busa. Padahal banyaknya busa tidak menjadi patokan hasil pencucian bisa lebih bersih. Sebaliknya, detergen yang menghasilkan banyak busa kurang ramah bagi lingkungan karena berpotensi merusak ekosistem sungai.
Siklus biogeokimia Biogeokimia berasal dari 3 kata, yakni Biologi, Geologi, dan Kimia. Artinya siklus biogeokimia adalah proses peredaran unsur-unsur kimia dari lingkungan ke komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan, proses ini terjadi secara berulang-ulang dan tidak terbatas
Integrasi HR. Bukhari
Penggunaan Eco-Enzyme untuk agrikultur (aquaculture sludge) Efek pada pertumbuhan planlet Dua wadah tanah diambil dan diberi label sebagaidengan dan tanpa Eco-enzyme, setiap wadahditambahkan 25 biji gandum dan 5 mL Eco-enzim dan wadah disimpan untuk pertumbuhan planlet Terjadi peningkatan laju pertumbuhan tanaman dan pembibitan vigor lebih banyak. Dalam aplikasi rumah tangga Karena sifat asamnya, Eco-Enzyme digunakan alam Pembersihan peralatan, pembersihan lantai. Juga karena itubau itu mengusir nyamuk.
BAGIAN 6 Pencemaran Udara Zat kimia pencemar udara Indeks standar Pencemaran udara Baku mutu udara Baku tingkat kebauan Isu pencemaran udara (pencemaran dari perkebunan) Kabut foto kimia Integrasi HR. Bukhari Penggunaan Eco-Enzyme penanganan pencemaran udara
Zat kimia pencemar udara Pencemaran udara merupakan kondisi saat zat-zat kimia atau bahan pencemar lain ke dalam atmosfer yang dapat menyebabkan perubahan terhadap komposisi udara, sehingga menyimpang dari keadaan normal. Kehadiran senyawa kimia dan partikel pencemar di dalam udara dapat ditoleransi sepanjang tidak melewati batas kualitas udara ambien* Zat kimia sebagai bahan pencemar udara secara umum digolongkan menjadi di bahan pencemar berupa gas baik organik maupun anorganik dan bahan pencemar berupa partikel (partikulat). senyawa pencemar berbentuk gas organik dan anorganik yang tambahkan ke atmosfer oleh aktivitas manusia dalam jumlah besar di antaranya adalah gas karbon monoksida (CO),gas belerang dioksida (SO,), gas nitrogen oksida (berupa NO dan NO,),dan sebagianya. Gas pencemar lain yang masuk ke atmosfer dalam jumlah lebih kecil di antaranya adalah gas NH3,N2O,N2O5, H,S, Cl, HCl, dan HF. Sumber dan pengaruh beberapa bahan pencemar gas organik dan anorganik ini terhadap kesehatan. Karbon monoksida mempunyai pengaruh toksik pada makhluk hidup karena CO dapat menggantikan O2 di dalam haemoglobin dan menghasilkan karboksihaemoglobin sehingga kapasitas darah untuk membawa oksigen berkurang. Meningkatnya kadar CO di dalam darah dapat memengaruhi pusat saraf, mengubah fungsi jantung dan fungsi paru-paru,tidak sadarkan diri, koma,kegagalan pernapasan, dan akhirnya bisa mengakibatkan kematian. Selain CO, kehadiran belerang oksida juga dapat mengurangi kadar oksigen. Belerang dioksida dapat menstimulasi produksi lendir dalam sistem pernapasan dan dapat mengakibatkan kematian bila telah terhirup sebanyak 500 ppm. Selain itu, beberapa gas yang berpotensi mencemari lingkungan adalah gas-gas oksida nitrogen , gas halogen seperti klor dam flor yang dapat merusak lapisan ozon. Di Indonesia larangan penggunaan bahan perusak Ozon telah diatur dalam keputusan menteri perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 110/Mpp/Kep/1/1998 tentang larangan memproduksi dan memperdagangkan bahan perusak lapisan ozon serta memproduksi dan memperdagangkan barang baru yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon (Ozone depleting substances). Daftar bahan bahan perusak lapisan ozon tercantum dalam lampiran 1 keputusan menteri perindustrian tersebut
Zat kimia pencemar udara Pencemar udara berupa partikel di atmosfer dapat berada dalam bentuk zat padat atau butiran cairan dalam berbagai ukuran sehingga disebut juga partikulat. partikel dengan ukuran <100 mm disebut aerosol. partikulat dengan ukuran 0,001-10 mm biasanya tersuspensi di dalam udara terutama yang dekat dengan sumber pencemar. Partikel yang sangat kecil di antaranya adalah carbon Black perak iodida dan garam laut partikel yang lebih besar ukurannya adalah debu yang berasal dari pengolahan semen debu tanah yang diterbangkan angin partikel dan asap buangan gunung berapi asap buangan industri pembakaran batubara dan lain-lain partikulat cair termasuk diantaranya butiran air hujan mist ( butiran zat cair yang terhambur dan melayang di udara kabut) fume ( aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam jam-jam dan uap asam sulfat. Partikulat pencemar udara juga dapat berupa logam beracun seperti merkuri timbal dan berilium asbestos partikel mineral partikel organik ataupun organisme seperti virus bakteri spora dan serbuk sari. Tingkat toksisitas logam beracun dinyatakan dari jumlah yang diperbolehkan di atmosfer yang tidak memberikan pengaruh terhadap kesehatan pekerja bila terkena senyawa kimia terekspos selama 8 jam perhari tingkatan tersebut merupakan nilai ambang batas atau threshold limit value (TLV). Di Indonesia nilai ambang batas ditetapkan melalui undang-undang seperti nilai TLV pada lampiran V B keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor: Kep-13/Menlh/3/1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak (lampiran 12)
Indeks standar Pencemaran udara Indeks standar pencemaran udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di suatu lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. maka untuk memberikan kemudahan dan keseragaman informasi kualitas udara ambien kepada masyarakat di lokasi dan waktu tertentu serta Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran udara perlu disusun indeks standar pencemaran udara. Pada Keputusan menteri negara lingkungan hidup Kep-45/Menlh/10/1997 tentang indeks standar pencemaran udara disebutkan bahwa data indeks standar pencemaran udara diperoleh dari pengoperasian Stasiun pemantauan kualitas udara ambien otomatis. Parameter indeks standar pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi partikulat (PM10), karbon monoksida (CO), belerang dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2). Rentang indeks standar pencemaran udara ditetapkan dalam lampiran 14
Baku mutu udara Indeks standar pencemaran udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di suatu lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. maka untuk memberikan kemudahan dan keseragaman informasi kualitas udara ambien kepada masyarakat di lokasi dan waktu tertentu serta Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran udara perlu disusun indeks standar pencemaran udara. Pada Keputusan menteri negara lingkungan hidup Kep-45/Menlh/10/1997 tentang indeks standar pencemaran udara disebutkan bahwa data indeks standar pencemaran udara diperoleh dari pengoperasian Stasiun pemantauan kualitas udara ambien otomatis. Parameter indeks standar pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi partikulat (PM10), karbon monoksida (CO), belerang dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2). Rentang indeks standar pencemaran udara ditetapkan dalam lampiran 14
Baku tingkat kebauan Untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya setiap usaha atau kegiatan perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau perusakan lingkungan. Salah satu dampak dari usaha atau kegiatan yang dapat mengganggu kesehatan manusia makhluk lain dan lingkungan adalah akibat bau yang dibuang ke lingkungan Hal tersebut ditetapkan dalam keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor: Kep-50/Menlh/11/1996 tentang Baku tingkat kebauan. Dalam kekhususan tersebut dijelaskan bahwa sbau adalah suatu rangsangan dari zat yang diterima oleh indera penciuman. Sedangkan kebauan adalah bau yang tidak diinginkan dalam kadar dan waktu tertentu yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan baku tingkat kebauan adalah batas maksimal bau dalam udara yang diperbolehkan yang tidak mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan sumber bau atau zat odoran adalah setiap zat yang dapat menimbulkan rangsangan bau pada keadaan tertentu dan odoran adalah zat yang dapat berupa zat tunggal maupun campuran berbagai macam senyawa. Baku tingkat kebauan untuk orderan tunggal dan campuran metode pengukuran atau pengujian dan peralatan dicantumkan dalam lampiran keputusan Menteri tersebut
INVESTIGASI FAKTA DI LAPANGAN POLUTAN DALAM RUMAH > BUSA DETERGEN YANG JADI TONTONAN > BAHAYA DI SEKITAR KITA \"SALJU\" BKT DURET SAWIT JAKARTA TIMUR R umah kerap kali dianggap sebagai tempat yang aman. Namun nyatanya rumah juga dapat tercemar oleh bahan kimia beracun dari berbagai produk yang digunakan di dalamnya. Berdasarkan penelitian oleh Natural resources Defense Council di California, AS, Rumah B usa menyerupai salju menjadi pemandangan menyimpan setidaknya 45 unik warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor bahan kimia beracun pada di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT), Duren debu dalam ruangan. Sawit, Jakarta Timur, Kandungan ini dikaitkan Menurut keterangan dari Dinas Lingkungan dengan masalah Hidup setempat, fenomena tersebut perkembangan bayi, diakibatkan oleh penutupan pintu air yang gangguan hormon dan sistem menimbulkan arus dari arah berlawanan reproduksi. Paparan debu sehingga aliran mengalami pergerakan yang yang sudah terkontaminasi ini kuat hingga detergen yang terendap cukup sebenarnya bisa dikurangi lama di dasar naik ke permukaan. Detergen dengan beberapa cara. menjadi komponen yang sangat umum dalam Misalnya, dengan produk kebutuhan rumah tangga. Kemasan dari membersihkan debu lantai, produk- produk tersebut juga mencemari mencuci tangan dengan lingkungan, karena hanya sebagian kecil yang sabun dan air sebelum makan, didaur ulang (hanya < 9% kemasan yang didaur membersihkan lantai atau ulang). Bahkan sebagian besar daerah di permukaan furnitur dengan indonesia belum, memilki regulasi pengelolaan lap basah dan kain lembap. sampah yang memadai. JANGAN MAU DITIPU BUSA DETERGEN > sebagaian besar produk pembersih yang digunakan di rumah kerap mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Metilen Blue Active Surfactan (MBAS). Kedua zat tersebut termasuk \"surfaktan\" yang bekerja dengan cara menurunkan tensi permukaan antar bahan dan memproduksi banyak busa. Padahal banyaknya busa tidak menjadi patokan hasil pencucian bisa lebih bersih. Sebaliknya, detergen yang menghasilkan banyak busa kurang ramah bagi lingkungan karena berpotensi merusak ekosistem sungai.
Kabut foto kimia Kabut fotokimia istilah tersebut dibuat untuk menyatakan keadaan yang tidak menyenangkan akibat kabut dan asap yang bercampur dengan gas belerang dioksida campuran senyawa kimia itu merupakan senyawa pereduksi sehingga disebut kabut pereduksi atau kabut belerang dalam beberapa kasus campuran juga dapat berupa pengoksidasi sehingga disebut kabut pengoksida atau kabut fotokimia terbentuknya kabut fotokimia. Takut fotokimia merupakan reaksi kimia oleh pengaruh sinar matahari pada oksida nitrogen (NOx) senyawa organik yang mudah menguap atau au volatile organic compounds (VOCs). Oksida nitrogen dihasilkan dari pembakaran bahan fosil oleh mesin industri sedangkan VOC dihasilkan dari sumber seperti bahan minyak cat pelarut pestisida dan sumber biogenik. Kualitas udara yang sangat buruk berupa kabut fotokimia ditandai dengan terjadinya kabut pada siang hari yang menyebabkan iritasi mata atau pandangan dibawah 3 mil pada saat relatif kelembaban di bawah 60%. Apabila kadar pengoksidasi melebihi 0,15 ppm selama lebih dari 1 jam berarti dapat dinyatakan kabut fotokimia yang berbahaya. Kabut fotokimia sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan. Senyawa peroksida Asil dan aldehid yang terdapat dalam kabut fotokimia akan mengiritasi mata. Selain itu kehadiran senyawa Ozon belerang dioksida dan karbon monoksida di dalam kabut fotokimia dapat menurunkan kapasitas kerja paru-paru dan mengakibatkan nafas pendek rasa sakit saat bernafas dan batuk. Kabut fotokimia dapat terbentuk dalam berbagai iklim dan cuaca baik di daerah industri maupun di daerah perkotaan yang menghasilkan polusi udara dalam jumlah besar ke atmosfer kabut fotokimia akan lebih berbahaya pada musim panas karena pada saat udara panas aktivitas reaksi kimia di dalam udara akan lebih reaktif karena kenaikan suhu dapat mempercepat reaksi kimia pengaruh kabut fotokimia ini dalam ruangan tertutup juga akan sangat berbahaya Terlebih jika ventilasi udara sangat terbatas dan siklus udara pada saat kondisi seperti ini bisa langsung mengenai manusia yang berada di dalam ruangan tersebut.
Integrasi HR. Bukhari
Penggunaan Eco-Enzyme penanganan pencemaran udara karakteristik eco enzymes (limbah tomat dan jeruk) diselidiki dan potensi efikasi penghilangan parameter dalam 10 hari perlakuan juga dievaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim bersifat asam, terdiri dari padatan total (TS) tinggi, padatan terlarut total (TDS), kebutuhan oksigen biologis (BOD), kebutuhan oksigen kimiawi (COD), asam sitrat dan aktivitas enzim biokatalitik (protease, amilase dan lipase). Enzim juga menunjukkan persentase penghapusan yang lebih tinggi dari total padatan tersuspensi (TSS), padatan tersuspensi volatil (VSS), fosfor total (TP), total amonia nitrogen (TAN) dan COD sekitar 87%, 67%, 99%, 91% dan 77% pada konsentrasi optimal eco-enzyme (10%). Selain itu, penggunaan orange eco enzyme (OEE) menunjukkan persentase penyisihan yang lebih tinggi dibandingkan tomato eco enzyme (TEE) karena kandungan asam organiknya yang tinggi. Temuan ini dapat berkontribusi pada efektivitas perlakuan awal enzimatik yang dapat mengurangi penghambat dan meningkatkan proses pengolahan lebih lanjut dalam mengolah limbah industri lainnya.
Glosarium BOD COD TAN (Biological Oxygen (Chemical Oxygen (Total Amonia Nitogen) Demand) Demand) toxic (un-ionized) amonia (NH3) dan nontoxic jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh (ionized) amonia (NH+4). Hanya satu bagian mikroorganisme untuk mengurai bahan jumlah kebutuhan senyawa kimia terhadap saja dari TAN sebagai amonia toxic organik didalam air. oksigen (un-ionized), dan bagian yang lain merupakan untuk mengurai bahan organik. keseimbangan antara toxic (un-ionized) dan nontoxic (ionized). TDS TP TS (Total Disolve Solid) (Total Phosphorus) Total solid atau total padatan ukuran indikator dari jumlah partikel atau zat Ukuran kadar fosfor di perairan karena ukuran dari semua padatan baik tersuspensi, ,baik mengandung orto-fosfat dan fosfor dalam koloid, berupa senyawa organik maupun non- fragmen tumbuhan dan hewan yang dan terlarut dalam sampel air. organik, dalam cairan berbentuk molekuler, tersuspensi dalam air. terionisasi, atau mikro-granular bentuk tersuspensi. TSS VSS Total Solid Suspension Volatile Solid Suspension Kadar partikel padatan yang ukuran kualitas air yang diperoleh dari ukurannya lebih besar dari 2 mikron, dan hilangnya kunci kontak dari massa total dapat ditemukan di kolom air. padatan tersuspensi diukur/ jumlah zat Kebanyakan TSS terdiri dari bahan anorganik, Volatile dalam fraksi solid larutan yag diukur. walaupun bakteri dan ganggang juga dapat berkontribusi untuk konsentrasi total padatan.
Glosarium BOD COD TAN (Biological Oxygen (Chemical Oxygen (Total Amonia Nitogen) Demand) Demand) toxic (un-ionized) amonia (NH3) dan nontoxic jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh (ionized) amonia (NH+4). Hanya satu bagian mikroorganisme untuk mengurai bahan jumlah kebutuhan senyawa kimia terhadap saja dari TAN sebagai amonia toxic organik didalam air. oksigen (un-ionized), dan bagian yang lain merupakan untuk mengurai bahan organik. keseimbangan antara toxic (un-ionized) dan nontoxic (ionized). TDS TP TS (Total Disolve Solid) (Total Phosphorus) Total solid atau total padatan ukuran indikator dari jumlah partikel atau zat Ukuran kadar fosfor di perairan karena ukuran dari semua padatan baik tersuspensi, ,baik mengandung orto-fosfat dan fosfor dalam koloid, berupa senyawa organik maupun non- fragmen tumbuhan dan hewan yang dan terlarut dalam sampel air. organik, dalam cairan berbentuk molekuler, tersuspensi dalam air. terionisasi, atau mikro-granular bentuk tersuspensi. TSS VSS Total Solid Suspension Volatile Solid Suspension Kadar partikel padatan yang ukuran kualitas air yang diperoleh dari ukurannya lebih besar dari 2 mikron, dan hilangnya kunci kontak dari massa total dapat ditemukan di kolom air. padatan tersuspensi diukur/ jumlah zat Kebanyakan TSS terdiri dari bahan anorganik, Volatile dalam fraksi solid larutan yag diukur. walaupun bakteri dan ganggang juga dapat berkontribusi untuk konsentrasi total padatan.
Daftar Pustaka
Profil Penulis
The Amazing Eco-Enzyme KIMIA KONTEKSTUAL Green Chemistry & Nilai Islam
Search