["Keindahan sayap kupu-kupu dan pola warna yang menarik serta keunikan struktur tubuh Coleoptera juga dimanfaatkan oleh manusia sebagai asesoris misalnya gantungan kunci. Pemanfaatan ini pada dasarnya tidak akan menjadi masalah ketika dibarengi dengan upaya pelestarian bukan sekedar perburuan. Beberapa Insekta berukuran kecil ada yang berperan menjadi ektoparasit atau parasitoid dalam tubuh serangga hama atau hewan merugikan lain. Murtiana (2012) melakukan penelitian untuk mengidentifikasi macam-macam parasitoid yang menyerang lalat buah pada tanaman holtikultura yang ada di kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ditemukan lima jenis parasitoid yang menyerang lalat buah (Diptera) dari hasil penelitian yang juga berasal dari kelas Insekta. Lalat buah (Drosophila melanogaster) yang merupakan anggota dari ordo Diptera telah lama dimanfaatkan sebagai hewan model penelitian genetika karena kesederhanaan susunan kromosom yang dimilikinya. Beberapa jenis serangga juga dimanfaatkan manusia sebagai sumber pakan antara lain belalang oleh masyarakat Gunung Kidul, Yogyakarta, larva kumbang kelapa (gendon) bagi masyarakat Jawa juga banyak dimanfaatkan sebagai lauk alternatif. Ulat sagu pada masyarakat Indonesia timur juga dimanfaatkan sebagai sumber pangan yang tinggi kandungan proteinnya. Laron yang merupakan fase invasif dari rayap pada masyarakat Jawa juga dimanfaatkan sebagai pangan alternatif dengan cara disangrai. Pada masyarakat suku Aborigin Austaralia ada satu jenis semut yang dimanfaatkan sebagai pangan karena kekhususan karakter semut ini yang mampu menyimpan madu didalam abdomennya. Larva semut merah besar (ngangrang) juga banyak dimanfaatkan dengan cara mengambil kroto (larva) untuk pakan burung. Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 4422","Serangga tidak hanya berperan sebagai dekomposer, detritivor, ataupun agensia pengendali hama lain, tetapi juga dapat bermanfaat sebagai bioindikator pencemaran lingkungan di dalam ekosistem. Contohnya adalah larva capung. Larva capung memiliki keistimewaan yaitu kepekaan terhadap pencemaran, larva ini tidak mampu berkembang dengan baik jika habitat (air) yang ditempatinya tercemar. Keberadaan capung di ekosistem juga menunjukkan bahwa habitat tersebut masih rendah tingkat pencemarannya, karena capung dewasa (imago) juga termasuk yang peka dengan lingkungan yang tercemar. b. Peranan Merugikan Insekta Beberapa jenis Insekta selain menguntungkan juga dapat merugikan kehidupan manusia di antaranya adalah sebagai hama pada tanaman pertanian, hama domestik (rumah tangga) dan sebagai vektor pembawa penyakit baik untuk manusia, hewan, maupun tanaman budidaya. Larva Lepidoptera pada umumnya merupakan herbivor yang memakan daun-daun tanaman, meski tingkat kerusakan yang ditimbulkan relatif berbeda antara spesies yang satu dengan yang lain. Salah satu larva Lepidoptera yang paling merusak adalah larva Spodoptera litura atau ulat grayak yang menyerang berbagai macam tanaman budidaya seperti tembakau, cabai, padi, dan kapas. Beberapa spesies anggota ordo Hemiptera seperti walang sangit juga merupakan hama yang cukup merusak pertanian pada bersama dengan hama wereng dari ordo Homoptera. Selain itu ada juga beberapa jenis serangga yang menjadi hama dengan cara penggerek batang tanaman budidaya, yang pada umumnya berasal dari ordo Coleoptera. Serangga juga merugikan manusia dengan menjadi vektor atau pembawa berbagai macam penyakit seperti kaki gajah (nyamuk Culex sp.), malaria (nyamuk Anopheles sp.), demam berdarah (nyamuk Aedes aegepty), dan penyakit tidur (lalat Tse Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 4433","Tse). Beberapa Insekta juga merupakan parasit baik bagi manusia maupun tumbuhan dan hewan. Pada manusia misalnya ada kutu kepala (Pediculus humanus) yang merupakan ektoparasit. Kecoak dan rayap merupakan dua contoh serangga yang merugikan manusia dan berperan sebagai hama domestik. Kecoak menyukai hidup di tempat yang gelap dan lembab, misalnya dalam laci lemari. Bagi beberapa orang kecoak merupakan binatang yang menjijikkan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap yang bisa menjadi pemicu alergi pada sebagian orang. Berbeda dengan kecoak, rayap merupakan hama domestik yang merusak peralatan rumah tangga yang terbuat dari kayu atau bambu. 3. Pengendalian Serangga Hama Serangga dapat merugikan kehidupan manusia baik itu sebagai hama domestik maupun hama pertanian. Beberapa strategi untuk pengendalian serangga hama ini antara lain dilakukan melalui: a) Pengendalian hama secara kimia dengan memanfaatkan insektisida kimia organik sintetik atau menggunakan biopestisida (insektisida nabati); b) Pengendalian secara biologis dengan memanfaatkan musuh alami (predator, patogen, dan parasitoid), dan c) Pengendalian secara mekanik dengan penangkapan langsung atau menggunakan perangkap. Pada awalnya pengendalian serangga hama dengan menggunakan insektisida kimia organik sintetik dianggap paling efektif karena daya bunuhnya tinggi, aplikasinya mudah, dan hasilnya cepat terlihat. Namun seiring waktu diketahui bahwa aplikasi insektisida jenis ini menimbulkan banyak dampak negatif diantaranya resistensi hama, resurjensi hama, terbunuhnya hewan non target termasuk musuh alami hama, dan terjadinya peledakan hama sekunder (Sudarmo, 1992). Menyadari banyaknya dampak negatif yang timbul dari penggunaan insektisida kimia, praktisi dan ilmuwan kemudian Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 4444","beralih untuk mencari alternatif lain terutama kepada cara-cara pengendalian hayati. Pemanfaatan musuh alami yang berupa predator, parasitoid, maupun patogen serta pemanfaatan pestisida nabati (organik) menjadi alternatif pengendalian yang kemudian dipilih. Dari hasil penelitian diketahui beberapa jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati diantaranya mimba (Azadirachta indica Juss), tembakau (Nicotiana tabaccum L.), cengkeh (Syzygium aromaticum (Linn), dll. Pengendalian hayati juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan patogen, umumnya dari kelompok jamur diantaranya Beauvaria bassiana dan Metarrhizium sp atau dari bakteri seperti bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) atau memanfaatkan virus serangga seperti Baculovirus. Parasitoid juga banyak dimanfaatkan untuk pengendalian hayati diantaranya Trichogramma sp. (parasitoid hama penggerek batang tanaman), Aphelinus sp. (parasitoid kutu daun Aphis sp.), Eugathis sp (parasitoid pada ulat penggulung daun), dan Telenomus rowani (parasitoid hama penggerek dan juga walang sangit). Pengendalian dengan memanfaatkan hewan predator baik dari kelompok serangga atau bukan serangga seperti kumbang Cocci (Coelophora maculata, Cheilomenes maculata, Stethorus sp, Coccinella repanda, dan C. transversalis), capung (Neurothermis sp., Orthretum sabina, Agriocnemis sp.), (Mardiningsih et al. 2013). Pengendalian serangga hama secara mekanik dengan cara pengambilan langsung biasanya dilakukan ketika populasi hama masih dalam jumlah kecil. Pengendalian secara mekanik yang kemudian berkembang adalah dengan menggunakan trap (jebakan serangga). Tujuan penggunaan trap ini adalah untuk memerangkap serangga sebanyak-banyakna kemudian mematikannya. Trap biasanya menggunakan senyawa pemikat (atraktan), yang dihasilkan tanaman, atau menggunakan senyawa sintetis. Contohnya tanaman Lycopodium sp. dan Ceratophylum sp. yang bisa dimanfaatkan untuk memikat walang sangit karena mengeluarkan bau yang tajam. Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 4455","Perkembangan serangga hama sangat dipengaruhi oleh kondisi faktor lingkungan tempat serangga tersebut tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu pengendalian hama yang dilakukan juga harus memperhatikan kondisi faktor lingkungan sehingga memunculkan sebuah upaya yang disebut dengan PHT (pengendalian hama terpadu). Kesalahan dalam proses pengendalian hama bisa menyebabkan terjadinya peledakan hama sekunder yang tak kalah merugikan. Pemanfaatan pengetahuan masyarakat petani dalam upaya pengendalian hama perlu diintegrasikan untuk memperoleh hasil yang lebih optimal. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan upaya pengendalian serangga hama, misalnya penelitian dengan memanfaatkan agensia virus untuk mengendalikan hama ulat grayak, atau pemanfaatan bakteri Bt (Bacillus thuringiensis) untuk mengendalikan hama ulat kubis (Plutella xylostela). LATIHAN SOAL Jawablah dengan singkat dan jelas! 1. Berikan lima contoh serangga yang menguntungkan dan keuntungan yang diperoleh dari serangga tersebut! 2. Berikan lima contoh serangga yang merugikan dan kerugian yang ditimbulkan oleh serangga tersebut! 3. Berikan contoh teknik pengendalian hama yang pernah dilakukan! 4. Berikan contoh pengendalian hama dengan menggunakan agensia hayati! 5. Mengapa serangga yang menjadi hama perlu dikendalikan? Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 4466","R ANGK UMAN Insekta memiliki peran penting dalam kehidupan manusia baik itu yang menguntungkan maupun merugikan. Peran menguntungkan Insekta antara lain membantu proses penyerbukan tanaman, membantu menguraikan materi organik dalam ekosistem, sebagai predator hama, bahan kerajinan dan penelitian, dan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Sedangkan peran merugikan serangga antara lain sebagai hama pertanian dan domestik, merusak bahan bangunan, sebagai vektor penyakit, dan parasit. Berbagai cara pengendalian hama telah dikenal baik yang tradisional maupun dengan menggunakan pestisida sampai pada pengendalian hama terpadu. PROYEK PENGUMPULAN DATA PENGENDALIAN SERANGGA YANG MER UGI K AN Beberapa jenis Insekta sebagaimana telah kita bahas bersama merupakan hewan yang merugikan salah satunya menjadi hama yang potensial baik di bidang pertanian, perkebunan, maupun domestik. Guna menambah wawasan kalian tentang teknik pengendalian serangga y ang merugikan, carilah informasi dengan melakukan wawancara dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalmu tentang tekmik pengendalian serangga yang merugikan tersebut. Rangkumlah hasilnya dalam tabel berikut : Tabel Teknik Pengendalian serangga hama berdasarkan kajian e t no sai ns NO NAMA SERANGGA TEKNIK PENGENDALIAN 1 2 3 4 5 Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 4477","EVALUASI A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Serangga yang sering dimanfaatkan sebagai objek penelitian genetika karena memiliki jumlah kromosom yang sedikit adalah .... A. Lepisma sp D. Musca domestica B. Apis mellifera E. Drosophila melanogaster C. Aedes aegypti 2. Ordo-ordo di bawah ini merupakan kelas Insekta yang menguntungkan yaitu.... A. Isoptera dan Neuroptera D. Hymenoptera dan Hemiptera B. Isoptera dan Lepidoptera E. Hymenoptera dan Lepidoptera C. Neuroptera dan Hemiptera 3. Penyakit kaki gajah disebabkan oleh cacing, dan ditularkan oleh hewan\u2026 A. Kutu D. Nyamuk Culex B. Lalat E. Nyamuk Anopheles C. Kecoa 4. Serangga-serangga berikut yang bukan merupakan vektor suatu penyakit adalah .... A. Nyamuk Culex sp D. Lalat rumah (Musca domestica) B. Nyamuk Anopheles sp E. Lalat buah (Drosophila melanogaster) C. Lalat tse tse (Glosina sp) 5. Di Afrika terdapat penyakit tidur, yakni penderita tertidur hingga dapat menemui ajalnya. Penyebaran penyakit ini dibawa oleh serangga dari ordo Diptera yaitu .... A. Nyamuk Aedes aegepty D. Lalat tse tse B. Nyamuk Anopheles E. Nyamuk Culex sp C. Lalat Drosophila melanogaster Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 4488","6. Perhatikan beberapa pernyataan berikut: 1) Untuk memberantas hama dapat digunakan pestisida biologi 2) Pestisida biologi berupakan mikroorganisme 3) Pestisida biologi berfungsi mengganti bahan kimia pembasmi insekta hama 4) Untuk mempercepat reproduksi hama dapat digunakan feromon Insekta 5) Feromon Insekta merangsang insekta untuk melakukan perkawinan Pernyataan di atas yang benar adalah \u2026 A. 1\u20132\u20133 D. 2\u20133\u20135 B. 1\u20133\u20135 E. 3\u20134\u20135 C. 2\u20133\u20134 7. Pemberantasan hama secara biologis yang didasarkan pada teknik nuklir adalah \u2026 A. melalui radiasi pada imago yang baru keluar dari pupa B. memberikan radiasi pada telur serangga yang melekat pada batang tanaman C. memandulkan serangga betina dengan radiasi sehingga mereka kawin tanpa dibuahi D.memandulkan serangga jantan dengan radiasi sehingga mereka kawin tanpa menghasilkan zigot E. memperbanyak hewan pemakan serangga dengan radiasi sehingga populasi hama berkurang 8. Meningkatnya populasi sejenis Insekta yang merusak tanaman pertanian perlu dikendalikan secara serius. Cara pengendalian yang tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan adalah dengan \u2026 Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 4499","A. dilepaskan katak hijau B. ditangkap beramai-ramai C. dilepaskan pejantan steril D. disemprot dengan pestisida E. diradiasi dengan zat radioisotop 9. Penurunan produksi buah pada suatu daerah berhubungan erat dengan punahnya jenis serangga tertentu, sehingga populasi \u2026 A. serangga perusak meningkat B. ulat perusak buah meningkat C. burung pemakan buah meningkat D.burung pemakan serangga berkurang E. serangga pembantu penyerbukan berkurang 10. Daerah Batu merupakan penghasil tanaman kol dan hasilnya dikirim ke daerah-daerah sekitarnya terutama Surabaya. Akhir- akhir ini petani mengalami kerugian karena tanaman kol diserang hama ulat (Plutella maculipenis). Untuk menanggulangi kerugian yang tidak diinginkan, maka pemerintah mengusahakan jalan terbaik yang tidak merugikan hewan predator dan manusia yang akan memakan kol itu sendiri dengan cara \u2026 A. penyemprotan dengan DDT B. penyemprotan dengan endrin C. menangkap semua kupu-kupu ulat kol D.memandulkan kupu-kupu ulat kol yang betina dengan sinar radioaktif E. menyebarkan lebih banyak ulat kupu-kupu kol jantan yang telah dimandulkan oleh sinar radioaktif Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 5500","B. Jawablah dengan singkat dan jelas! 1. Salah satu cara untuk menghentikan penyebaran penyakit elephantiasis (kaki gajah) adalah dengan membasmi nyamuk atau memutuskan daur hidup nyamuk Culex sp. Jelaskan salah satu cara kontrol hayati untuk memutus daur hidup nyamuk tersebut. 2. Gambar di bawah adalah hewan yang termasuk ordo Insekta ! Jelaskan peranan menguntungkan dan merugikan dari Insekta di samping! 3. Berikan lima contoh serangga sebagai vektor penyakit dan penyakit yang dibawa! 4. Berikan empat manfaat yang bisa diperoleh dari lebah madu! 5. Jelaskan mengapa pengendalian hama harus dengan memperhatikan faktor lingkungan! \u201cProgress is imposible without change, and those who cannot change their minds cannot change anything\u201d Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 5511","FEED BACK Cocokkanlah hasil jawaban kalian dengan kunci jawaban yang tersedia. Hitunglah jumlah jawaban benar dan gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi pada kegiatan belajar ini. Untuk soal pilihan ganda tiap jawaban benar bernilai 2, maka jika kalian menjawab benar kesepuluh pertanyaan yang ada skor perolehan menjadi 20. Untuk soal esai, tiap nomor memiliki bobot yang berbeda yaitu: SOAL NO SKOR MAKSIMAL 13 25 3 10 44 53 SKOR TOTAL 25 Maka jika kalian menjawab benar seluruh soal skor maksimal yang akan diperoleh menjadi 25. Untuk menghitung tingkat penguasaan kegiatan pembelajaran 3 gunakan rumus berikut: Skor yang diperoleh (PG + Esai) X 100 Tingkat Penguasaan = Skor Maksimal (45) Jika tingkat penguasaan kalian telah mencapai skor 80, berarti kalian telah menguasai materi pada kegiatan belajar ini dan kalian dapat melanjutkan pada kompetensi akhir. Namun jika tingkat penguasaan kalian masih di bawah skor 80, maka kalian harus mendalami kembali bagian- bagian yang belum kalian kuasai pada kegiatan belajar ini. Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 5522","EVALUASI AKHIR A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Ciri-ciri Arthropoda antara lain: 1) kepala dada bersatu, perut terpisah 2) tubuhnya ditutupi kerangka luar 3) kaki hanya pada segmen dada saja, berjumlah empat pasang 4) sayap berpasangan pada ruas dada 5) matanya merupakan mata majemuk\/facet Ciri-ciri yang dimiliki oleh Insekta adalah ........ A. 1, 2 dan 3 D. 2, 3 dan 5 B. 1, 2 dan 4 E. 2, 4 dan 5 C. 2, 3 dan 4 2. Nama lain untuk kelompok Insekta\/serangga yaitu\u2026. A. Cilopoda D. Myriapoda B. Diplopoda E. Heksapoda C. Pentapoda 3. Kaki dan sayap capung terdapat pada bagian tubuh \u2026. A. toraks D. caput dan thoraks B. abdomen E. caput dan abdomen C. cephalotoraks 4. Dengan melihat gambar kepala Insekta jika dipandang dari muka berikut ini, dapat disimpulkan bahwa mulut Insekta ini memiliki tipe \u2026 A. menusuk B. menggigit C. menjilat D. menusuk dan mengisap E. menusuk dan menggigit Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 53","5. Berikut ini adalah tahap dalam metamorfosis serangga. 1. Larva 2. Kepopong\/pupa 3. Telur 4. Imago\/dewasa Urutan terjadinya metamorfosis sempurna pada kupu-kupu adalah .... A. 1 \u2013 2 \u2013 3 \u2013 4 D. 3 \u2013 1 \u2013 2 \u2013 4 B. 4 \u2013 3 \u2013 2 \u2013 1 E. 1 \u2013 3 \u2013 2 \u2013 4 C. 2 \u2013 3 \u2013 4 \u2013 1 6. Serangga muda yang memiliki bentuk sama dengan bentuk dewasanya tetapi sebagian organ tubuhnya belum berkembang dengan baik disebut\u2026. A. pupa D. imago B. larva E. kepompong C. nimfa 7. Pada lebah, telur yang tidak dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Hal ini disebut .... A. ekdisis D. morfogenesis B. ametabola E. partenogenesis C. metamorfosis 8. Hama wereng yang menyerang tanaman padi termasuk kelompok serangga ordo \u2026. A. Diptera D. Orthoptera B. Isoptera E. Coleoptera C. Hemiptera 9. Hewan-hewan berikut yang bukan termasuk Insekta ordo Diptera adalah.... Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 54","A. lebah D. lalat rumah B. nyamuk E. lalat tse-tse C. lalat buah 10. Perhatikan gambar larva serangga berikut! Yang membedakan gambar di samping dengan hewan fase imagonya adalah ..... A. struktur alat mulut, aktivitasnya, jumlah kaki B. kebutuhan pangannya, aktivitasnya, jumlah kaki C. jumlah kaki, kebutuhan pangan, struktur alat mulut D.cara perkembangbiakan, jumlah kaki, kebutuhan pangan E. struktur DNA, bentuk kepala, kebutuhan pangan 11. Cermati tabel di bawah ini! Pilihlah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat! Memiliki warna yang beragam, berwarna- A Ngengat warni dan akan terbuka sayapnya ketika hinggap. Memiliki warna yang homogen, dan akan B Kupu-Kupu mengatupkan sayapnya ketika hinggap. Memiliki warna sayap yang beraneka ragam, C Kupu-kupu dan aktif di siang hari. D Ngengat Memiliki warna yang homogen dan aktif di siang hari. Memiliki warna yang seragam dan aktif pada E Kupu-kupu siang hari 12. Perhatikan daur hidup ulat grayak (Spodoptera litura Fab.) berikut! 12 3 4 Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 55","Fase yang bersifat sebagai hama pada tanaman pertanian adalah no .... A. 1 D. 4 B. 2 E. 2 dan 4 C. 3 13. Serangga berperan menguntungkan salah satunya sebagai bahan pangan. Berikut yang bukan merupakan serangga yang umum dikonsumsi di masyarakat Indonesia adalah ..... A. lebah D. fase infasif Isoptera B. belalang E. larva kumbang kelapa C. semut madu 14. Pengendalian hama ulat grayak (Spodoptera litura Fab.) dengan memanfaatkan virus Spodoptera litura Multiple Nucleo Polyhedrovirus (SPlt MNPV) termasuk pengendalian hama secara ..... A. fisik D. terpadu B. kimiawi E. integratif C. biologis 15. Berikut yang tidak termasuk pengendalian hama hayati yaitu ..... A. Memanfaatkan parasit serangga B. Mengendalikan populasi larva kubis dengan bakteri Bt C. Mengurangi populasi larva Lepidoptera hama dengan memanfaatkan virus serangga D.Memanfaatkan nimpha capung untuk mengendalikan jentik- jentik nyamuk di kolam E. Menggunakan Curacron untuk mengendalikan populasi walang sangit pada tanaman padi Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 56","B. Jawablah dengan singkat dan jelas! 1. Mengapa serangga yang berukuran relatif kecil memiliki peranan yang besar dalam ekosistem dan kehidupan manusia? 2. Mengapa serangga memiliki keanekaragaman jenis yang paling tinggi dibandingkan dengan kelas Arthropoda yang lain? 3. Lebah madu merupakan hewan yang hidup berkoloni dan terdapat sistem pembagian tugas untuk menjaga kelangsungan hidup koloni. Jelaskan sistem organisasi dalam lebah madu! 4. Jelaskan kriteria dasar serangga yang dapat digunakan sebagai bahan pangan! 5. Mengapa pengendalian hama perlu mengintegrasikan pengetahuan lokal masyarakat setempat! \u201cScience and everyday life cannot and should not be separated\u201d (Rosalind Franklin) Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 57","FEED BACK Cocokkanlah hasil jawaban kalian dengan kunci jawaban yang tersedia. Hitunglah jumlah jawaban benar dan gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi pada kegiatan belajar ini. Untuk soal pilihan ganda tiap jawaban benar bernilai 2, maka jika kalian menjawab benar kelima belas pertanyaan yang ada skor perolehan menjadi 30. Untuk soal esai, tiap nomor memiliki bobot yang berbeda yaitu: SOAL NO SKOR MAKSIMAL 1 4 2 12 3 2 4 4 5 3 SKOR TOTAL 25 Maka jika kalian menjawab benar seluruh soal skor maksimal yang akan diperoleh menjadi 25. Untuk menghitung tingkat penguasaan evaluasi akhir gunakan rumus berikut: Skor yang diperoleh (PG + Esai) X 100 Tingkat Penguasaan = Skor Maksimal (55) Jika tingkat penguasaan kalian telah mencapai skor minimal 80, berarti kalian telah menguasai materi pada kegiatan belajar ini dan kalian dapat melanjutkan pada kompetensi akhir. Namun jika tingkat penguasaan kalian masih di bawah skor 80, maka kalian harus mendalami kembali bagian-bagian yang belum kalian kuasai pada kegiatan belajar ini. Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 58","KUNCI JAWABAN EVALUASI KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: CIRI-CIRI INSEKTA A. Pilihan Ganda 1. E 6. E 2. E 7. C 3. E 8. B 4. D 9. D 5. A 10. B B. Soal Esai PEDOMAN SKOR NO JAWABAN Skor maksimal 3 jika 1 Tiga ciri umum Insekta: tiga ciri yang a. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian disebutkan benar. (kepala, dada, perut) b. Mempunyai tiga pasang kaki pada bagian Skor maksimal adalah dada pada fase imago 11 jika mampu c. Sistem peredaran darah terbuka menjelaskan masing- d. Sistem saraf tangga tali masing tipe e. Memiliki sepasang antena, 1 atau 2 metamorfosis dan pasang sayap, sepasang mata perbedaan diantara faset\/majemuk dan mata ocelli pada keduanya. bagian kepala 2 \uf0b7 Metamorfosis pada kupu-kupu dimulai dari telur yang menetas menjadi larva, larva berkembang menjadi pupa, dan pupa menjadi imago. \uf0b7 Pada belalang metamorfosis dimulai dari telur yang menetas menjadi nimpha (miniatur imago), kemudian nimpha berkembang menjadi imago. \uf0b7 Perbedaan metamorfosis kupu-kupu dan belalang adalah bahwa kupu-kupu Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 59","mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari 4 tahapan perkembangan, sedangkan belalang metamorfosisnya tidak sempurna dan hanya terdiri dari 3 tahapan perkembangan. 3 Terdapat lima tipe alat mulut serangga Skor maksimal 11, a. Penggigit dan pengunyah, contoh belalang jika penyebutan b. Penusuk dan penghisap, contoh: nyamuk jumlah benar, nama c. Penjilat dan penghisap, contoh: lalat tipe dan contoh benar. d. Penghisap, contoh: lebah e. Peraut dan penghisap, contoh: kutu daun 4 Perkembangan sayap serangga ada yang Skor maksimal 5 jika bisa diamati secara langsung ada yang tidak. benar penjelasan dan Yang dapat teramati secara langsung adalah contoh yang diberikan pada serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, misal belalang, dan yang tidak bisa diamati secara langsung adalah pada serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, misal pada kupu-kupu. 5 Tidak semua serangga mengalami Skor maksimal 5, jika metamorfosis. Ada beberapa ordo dari kelas jawaban benar dan Insekta yang tidak mengalami metamorfosis disertai dengan contoh (ametabola) misal ordo Thysanura dan Collembola KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: KLASIFIKASI INSEKTA A. Pilihan Ganda 1. A 6. E 2. E 7. B 3. A 8. C 4. A 9. D 5. B 10. C Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 60","B. Soal Esai NO JAWABAN PEDOMAN SKOR 1 Ordo Diptera Skor maksimal 4 Tiga ciri Diptera: jika nama ordo a. Mempunyai sepasang sayap yang bermembran benar, dan tiga ciri b. Mempunyai sepasang halter sebagai alat yang disebutkan keseimbangan yang merupakan modifikasi benar. dari sayap belakang c. Tipe alat mulut menjilat dan menghisap 2 Perbedaan antara Lepidoptera, Odonata, dan Skor maksimal 12 Orthoptera masing-masing a. Tipe metamorfosis satu poin untuk 1) Lepidoptera: holometabola ciri pembeda, dan 2) Odonata: hemimetabola ciri pada masing- 3) Orthoptera: hemimetabola masing kelompok. b. Sayap Satu kesalahan 1) Lepidoptera: 2 pasang sayap yang bersisik pada masing- 2) Odonata: 2 pasang sayap yang menyerupai masing poin jala menyebabkan 3) Orthoptera: 2 pasang sayap, dimana sayap pengurangan satu depan mengalami modifikasi menjadi angka tegmina,dan sayap belakang bersifat membranosa c. Tipe alat mulut 1) Lepidoptera: a) Larva: menggigit dan mengunyah b) Imago: menghisap 2) Odonata: menggigit dan mengunyah 3) Orthoptera: menggigit dan mengunyah 3 Coleoptera Skor maksimal 2 4 Pada serangga yang mengalami metamorfosis Skor maksimal 4 sempurna seperti kupu-kupu terjadi perubahan untuk jawaban tipe alat mulut, tetapi pada serangga yang sempurna metamorfosisnya tidak sempurna tidak terjadi. Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 61","5 Tiga contoh serangga sosial: lebah, semut, dan Skor maksimal 3 rayap jika ketiga contoh benar KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: PERANAN DAN PENGENDALIAN INSEKTA A. Pilihan Ganda 1. E 6. B 2. E 7. D 3. D 8. C 4. E 9. E 5. D 10. E B. Soal Esai PEDOMAN SKOR NO JAWABAN Skor maksimal 3 1 Salah satu cara pengendalian hayati untuk jika jawaban mengontrol populasi nyamuk Culex sp. benar adalah dengan gerakan 3M (Menguras bak mandi atau tempat penambungan air sehingga mengurangi peluang untuk peletakkan dan perkembangan telur nyamuk, Membuang barang-barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk, dan Menutup tempat penampungan air) 2 Gambar tersebut adalah gambar ngengat Skor maksimal 5, yang merupakan anggota ordo Lepidoptera. jika nama hewan, Lepidoptera merugikan pada fase larva ordo, dan karena memakan tanaman budidaya, peranannya benar. sedangkan imagonya bisa menguntungkan karena membantu proses penyerbukan tanaman. Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 62","3 Contoh serangga vektor penyakit: Skor maksimal 10 a. Lalat \u2013 tipes (bakteri) jika nama b. Lalat tse-tse \u2013 penyakit tidur serangga dan c. Nyamuk Culex sp. \u2013 penyakit kaki gajah penyakit yang d. Nyamuk Anopheles \u2013 penyakit malaria dibawanya benar. e. Nyamuk Aedes aegepty \u2013 penyakit demam berdarah 4 Empat manfaat lebah madu: Skor maksimal 4 a. Membantu proses penyerbukan tanaman jika keempat b. Menghasilkan madu yang dapat manfaat yang dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan diberikan benar c. Menghasilkan royal jelly, propolis, dan juga bee polen yang juga bermanfaat secara medis d. Inspirasi untuk sistem hidup berkoloni\/bermasyarakat tentang higieni dan kebersamaan 5 Pengendalian hama harus dengan Skor maksimal 3 memperhatikan faktor lingkungan karena jika alasan dan perkembangan populasi hama sangat penjelasan tergantung dari faktor lingkungannya. jawaban tepat Pengendalian yang tidak memperhatikan faktor lingkungan bisa beresiko menyebabkan terjadi resistensi dan terjadinya peledakan hama sekunder. EVALUASI AKHIR 6. C 11. C A. Pilihan Ganda 7. E 12. B 8. C 13. C 1. E 9. A 14. C 2. E 10. C 15. E 3. A 4. D 5. D Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 63","B. Soal Esai NO JAWABAN PEDOMAN SKOR 1 Karena keanekaragamannya yang tinggi dan Skor maksimal 5 jumlah populasinya yang besar terlebih jika alasan yang ketika terjadi ledakan populasi. Variasi jenis diberikan tepat juga menyebabkan keanekaragaman variasi pakan termasuk menyerang tanaman budidaya manusia atau sebagai vektor berbagai macam penyakit. 2 Keanekaragaman jenis serangga adalah yang Skor maksimal 4 paling tinggi dibandingkan dengan jika alasan yang Arthropoda lain karena beberapa faktor diberikan tepat diantaranya ukurannya yang relatif kecil, reproduksinya cepat dalam jumlah besar, dan keanekaragaman habitat serta pakannya. 3 Pada koloni lebah ada polimorfisme yaitu Skor maksimal 8 variasi bentuk tubuh yang terkait dengan jika penjelasan peran atau fungsi yang dikenal dengan dan macam- istilah kasta. Dalam koloni lebah ada tiga macam kasta dan kasta yaitu: peranannya benar 1) Ratu yang bertugas untuk reproduksi (bertelur), 2) Lebah jantan (membuah ratu melalui kompetisi di udara), dan 3) Lebah betina yang berperan sebagai lebah pekerja untuk mencari makan, membangun sarang, merawat, dan memberi makan pada bayi-bayi lebah (telur dan larva lebah) 4 Kriteria umum serangga yang dapat Skor maksimal 3 dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah jika alasan yang tidak adanya kandungan racun yang diberikan tepat membahayakan bagi tubuh serta memiliki Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 64","kandungan gizi yang memadai serta kriteria halal bagi yang beragama Islam. 5 Pengendalian hama perlu mengintegrasikan Skor maksimal 5 pengetahuan lokal masyarakat setempat jika alasan yang agar terjadi pembangunan pertanian yang diberikan tepat berkelanjutan karena pada umumnya masyarakat memiliki pengetahuan tentang hama dan pengendaliannya yang sudah teruji yang berasal dari pengalaman langsung berinteraksi di lapangan. \u201cDifficult doesn\u2019t mean impossible. It\u2019s simply means that you have to work hard\u201d Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 65","GLOSARIUM \uf0b7 Abdomen: Bagian tubuh di bawah dada yang mengandung intestin dan organ-organ dalam \uf0b7 Antena: Sepasang embelan pada kepala Arthropoda yang umumnya berfungsi sebagai alat sensoris. \uf0b7 Anterior: Arah ke depan \uf0b7 Bioindikator: Organisme atau respon biologis yang menjadi petunjuk atau keterangan adanya polutan dengan timbulnya berbagai gejala khas dan respon yang terukur \uf0b7 Cephalothoraks: bagian kepala menyatu dengan bagian dada, terdapat pada Arthropoda \uf0b7 Dekomposer: Organisme yang menyerap nutrien dari materi organik yang tidak hidup seperti bangkai dan mengubahnya menjadi bentuk anorganik. \uf0b7 Detritivor: Organisme yang mengonsumsi bahan-bahan sisa organisme mati atau sisa penguraian. \uf0b7 Efifaring: Struktur alat mulut pada serangga yang berfungsi sebagai indra pengecap seperti lidah pada organisme tingkat tinggi \uf0b7 Eksoskeleton: Rangka luar penyokong dan pelindung tubuh sebagai hasil sekresi eksodermis. \uf0b7 Elytra: Modifikasi pasangan sayap depan pada Coleoptera yang mengalami pengerasa sebagai perlindungan terhadap sayap belakang yang bersifat membranous \uf0b7 Endemik: hanya terdapat pada suatu wilayah tertentu, tidak berada di tempat lain \uf0b7 Etnosains: 1) sains asli masyarakat; 2) pengetahuan sains yang dimiliki oleh masyarakat lokal \uf0b7 (Mata) Facet\/faset: Permukaan omatidium pada mata serangga \uf0b7 Femur: 1) Paha; 2) Bagian kaki yang berada di atas lutut; 3) Ruas teratas dari segmen ekstremitas inferior serangga Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 66","\uf0b7 Fertilisasi: pembuahan (singami) atau peleburan dua gamet untuk membentuk sel tunggal (zigot). \uf0b7 Filiform: Struktur yang memanjang menyerupai tali (antena yang memiliki struktur memanjang pada serangga) \uf0b7 Halter: Modifikasi pasangan sayap belakang pada ordo Diptera menjadi struktur menyerupai gada yang berfugnsi sebagai alat keseimbangan \uf0b7 Hamuli: Struktur penghubung antara pasangan sayap depan dan sayap belakang pada ordo Hymenoptera \uf0b7 Hemelytra: Modifikasi pasangan sayap depan pada ordo Hemiptera yang mengalami pengerasan sebagian yang berfungsi melindungi sayap belakangnya yang bersifat membranous \uf0b7 Hemimetabola: Kelompok dari kelas Insekta yang mengalami metamorfosis ke bentuk dewasa tidak sempurna karena berlangsung berangsur-angsur \uf0b7 Hermaprodit: suatu individu yang berfungsi sebagai jantan maupun betina dalam reproduksi seksual. \uf0b7 Holometabola: Serangga yang mengalami metamorfosis ke bentuk dewasa berlangsung sempurna \uf0b7 Imago: Fase dewasa dari metamorfosis serangga yang telah mengalami perubahan bentuk sedemikian rupa sehingga memiliki struktur yang sudah lengkap \uf0b7 Inang\/host: Organisme tempat parasit hidup, sering disebut tuan rumah bagi parasit. \uf0b7 Insektisida: Bahan kimia yang digunakan sebagai pembunuh serangga yang bersifat hama \uf0b7 Instar: Periode pergantian kulit pada larva serangga \uf0b7 Kitin: Zat penyokong yang kuat dan resisten, disusun oleh polisakarida yang disekresikan menjadi penutup\/rangka luar golongan serangga atau organisme lainnya. \uf0b7 Kromosom: Badan kromatin yang akan tampak selama mitosis dan berfungsi sebagai pembawa gen. Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 67","\uf0b7 Labium: Bibir bawah pada serangga \uf0b7 Labrum: Bibir atas pada serangga \uf0b7 Larva: Tingkat individu muda yang umumnya mengalami metamorfosis sempurna dan memiliki bentuk, makanan, serta lingkungan hidup yang berbeda dengan induknya. \uf0b7 Maksila: 1) Salah satu pasangan alat mulut pada yang berfungsi membantu mandibula pada Arthropoda, disebut juga rahang atas. 2) Salah satu pasangan tulang rahang atas pada Vertebrata. \uf0b7 Mandibel\/Mandibula: 1) Rahang bawah pada Vertebrata. 2) Salah satu pasangan alat mulut yang berfungsi sebagai rahang pada Arthropoda. \uf0b7 Mesothoraks: Segmen kedua dari tiga bagian dada serangga \uf0b7 Metamorfosis: Perubahan ukuran dan bentuk tubuh Insecta saat berkembang dari muda menjadi dewasa \uf0b7 Metathoraks: Bagian terakhir dari tiga bagian dada serangga yang terdiri atas protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. \uf0b7 Morfologi: Cabang biologi mempelajari bentuk dan susunan luar makhluk hidup. \uf0b7 Nefridia: Alat ekskrsi pada Annelida \uf0b7 Nimpha: Individu muda dari suatu organisme, umumnya memiliki bentuk, lingkungan hidup, dan makanan yang sama dengan induknya. \uf0b7 Ocelli\/ocellus: Mata sederhana pada serangga dan bebera Invertebrata lainnya. \uf0b7 Ommatidium: Satu dari mata yang menyusun mata majemuk pada golongan serangga \uf0b7 Ooteka: 1) Bungkus yang menyelimuti massa telur; terdapat, misalnya, pada kecoa, belalang sembah; 2) Kotak telur serangga \uf0b7 Ordo: Bangsa; tingkatan takson pada sistem klasifikasi \uf0b7 Ostium: 1) Bagian akhir dari spirakulum serangga yang berfungsi untuk masuknya udara; 2) Lubang tempat air masuk ke dalam saluran radial pada bunga karang Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 68","\uf0b7 Ovipositor: Alat penyimpan telur serangga, bentuknya memanjang, terdapat pada segmen akhir dari abdomennya \uf0b7 Palpus: Bagian dari alat mulut serangga yang berfungsi sebagai sensor kimia \uf0b7 Parasit: 1) Cara hidup dengan menumpang pada makhluk hidup lain dan merugikan inangnya karena mengambil makanan dari inangnya; 2) Makhluk hidup yang hidupnya menumpang pada makhluk hidup lain dan mengambil makanan dari makhluk hidup yang ditumpanginya \uf0b7 Parasitoid: Serangga yang hidup dalam tubuh serangga lain (serangga lain) dan membunuhnya secara perlahan-lahan \uf0b7 Partenogenesis: Pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi \uf0b7 Pestisida: Bahan kimia untuk pemberantasan hama \uf0b7 Polimorfisme: Keanekaragaman bentuk tubuh yang disesuaikan dengan fungsi dan perannya dalam koloni pada kelompok serangga sosial seperti rayap dan lebah \uf0b7 Posterior: Arah ke belakang \uf0b7 Predator: Organisme yang memangsa atau memakan organisme lain \uf0b7 Proboscis: Modifikasi sistem alat mulut pada serangga yang berfungsi sebagai alat penghisap cairan nektar dari bunga pada ordo Lepidoptera \uf0b7 Prothoraks: Segmen pertama dari tiga segmen dada serangga \uf0b7 Pupa: Bentuk tidak aktif dari urutan metamorfosis sempurna Insekta \uf0b7 Sel api\/ Flame cell: Alat ekskresi pada cacing pipih dan memiliki cilia yang bergerak seperti gerakan api serta berhubungan dengan sistem saluran. \uf0b7 Simetri bilateral: Bentuk tubuh yang hanya memiliki satu daerah pemotongan melalui sumbu longitudinal membagi tubuh tersebut menjadi bagian kiri dan kanan seperti bayangan cermin antara satu dengan yang lainnya. Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 69","\uf0b7 Sistem saraf tangga tali: sistem saraf yang terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dan dua tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga tali \uf0b7 Spesies: Kelompok terkecil dari klasifikasi makhluk hidup dan hewan atau tumbuhan dalam satu spesies dapat melakukan perkawinan yang menghasilkan keturunan baru \uf0b7 Spirakel\/spirakulum: Lubang-lubang kecil pada tiap segmen tubuh serangga (kecuali bagian kepala) yang berfungsi sebagai tempat masuknya udara pernapasan \uf0b7 Tegmina: Modifikasi sayap depan pada ordo Orhtoptera, Mantodea, dan Blattodea menjadi struktur yang salah satunya berfungsi untuk memproduksi suara \uf0b7 Terminologi: Peristilahan \uf0b7 Vektor: inang perantara bagi perkembangan suatu hewan parasit sebelum dapat menginfeksi inang yang sesungguhnya \uf0b7 Venasi: susunan alur pola vena pada sayap serangga \u201cKeep going and never quit!!\u201d \u201cThe champion is never quit\u201d Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 70","DAFTAR PUSTAKA Anggriani, S., Siti H., Chandra I., & Umayah, A. 2014. Serangan Hama Wereng dan Kepik pada Tanaman Padi di Sawah Lebak Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014. Anshori, I. 2013. Keanekaragaman Nimfa Odonata (Dragonflies) di Beberapa Persawahan Sekitar Bandung Jawa Barat. http:\/\/repository.unib.ac.id\/539\/1\/2-PROSIDING%20Ansori.pdf. Diakses: 25 Februari 2015, 10:40:14 Astuti. 2013. Identifikasi, Sebaran dan Derajat Kerusakan Kayu oleh Serangan Rayap Coptotermes (Isoptera: Rhinotermitidae) di Sulawesi Selatan. Disertasi. Makasar: Universitas Hasanuddin. Borror, D.J, C.A Triplehorn & N.F. Johnson, 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Groombridge, B. 1992. Global Biodivesity: Status of the Earth\u2019s Living Resources. London: Chapman and Hall. Gullan, P. J., & P. S. Cranston. 2005. The Insects; An Outline of Entomology. Fourth Edition. West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd. Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of Crops in Indonesia. Jakarta: P.T. Ichtiar Baru \u2013 Van Hoeve. Mardiningsih, T. L., Rohimatun, & Rizal, M. 2013. Hama Nilam dan Strategi Pengendaliannya. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Murtiana, I. 2011. Identifikasi Parasitoid Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) pada Berbagai Tanaman Holtikultura di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 71","Patty, N. 2006. Keanekaragaman Jenis Capung (Odonata) di Situ Gintung, Ciputat, Tangerang. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Rahmawaty, D. 2012. Kemelimpahan dan Keanekaragaman Ordo Orthoptera di Kawasan Hutan Gunung Manglayang Bagian Barat Barat. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Resh, V. H., & Carde, R. T. 2003. Encyclopedia of Insects. Massachusets: Academic Press. Solomon, E. P., Berg, L. R. & Martin, D. W. 2008. Biology, Eight Edition. Belmont: Thompson Higher Education. Soekardi, H. 2007. Kupu-Kupu di Kampus UNILA. Universitas Lampung: Lampung Press. Sudarmo. 1992. Tembakau, Pengendalian Hama dan Penyakit. Yogyakarta: Kanisius. Susanti, S.1998. Seri Panduan Lapangan: Mengenai Capung. Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI. Triplehorn, C. A. & N. F. Johnson. 2005. Borror and DeLong\u2019s Introduction to the Study of Insects. 7th ed. Thomson Brooks\/Cole; Belmont CA. pp: 864 \u201cEveryone is a genius. But if you judge a fish on its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid\u201d (Albert Einstein) Modul Insekta Berbasis Riset dan Etnosains 72"]
Search