Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore pdf skripsi

pdf skripsi

Published by natasyaayuwanda, 2021-10-14 04:28:55

Description: pdf skripsi

Search

Read the Text Version

50 rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakan tindakan sosial manusia ke dalam empat tipe, semakin rasional tindakan sosial itu semakin mudah dipahami: 1. Tindakan Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational) Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. 2. Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational) Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuantujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. 3. Tindakan Afektif (Affectual Action) Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu. 4. Tindakan Tradisional(Traditional Action) Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.

51 Kedua tipe tindakan yang terakhir sering hanya menggunakan tanggapan secara otomatis terhadap rangsangan dari luar. Karena itu tidak termasuk kedalam jenis tindakan yang penuh arti yang menjadi sasaran penelitian sosiologi. Namun demikian pada waktu tertentu kedua tipe tindakan tersebut dapat berubah menjadi tindakan yang penuh arti sehingga dapat dipertanggungjawabkan untuk dipahami. Lebih jelasnya peneliti akan menggambarkan kerangka pemikiran yang dilakukan pada penelitian Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata Di Kota Serang (Studi Kasus Kampung Wista Pancer Kasemen).

Identifikasi masalah Pokdarwis 52 KiAmuk 1. Kampung Wisata Pancer Kampung 1. Strategi pemilihan merupakan kampung wisata yang wisata Pancer komunikator. berbasis Community Based Tourism. 2. Strategi penyusunan dan penyampaian 2. Program pendampingan yang pesan. dilakukan oleh FEB Untirta dan Organisasi Hijau Persada yang 3. Strategi pemilihan dan kurang maksimal. penggunaan media. 3. Pokdarwis kiamuk memiliki 4. Strategi pengenalan prestasi mendapatkan juara 1 khalayak. lomba POKDARWIS tingkat Provinsi dan juara 3 Kategori Teori Tindakan mandiri tingkat nasional Sosial Max Weber 1. Bagaimana strategi pemilihan komunikator dalam pengembangan kampung wisata pancer.? 2. Bagaimana strategi penyusunan dan penyampaian pesan dalam pengembangan kampung wisata pancer.? 3. Bagaimana strategi pemilihan dan penggunaan media dalam pengembangan kampung wisata pancer.? 4. Bagaimana strategi pengenalan khalayak dalam pengembangan kampung wisata pancer? STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA DI KOTA SERANG (Studi Kasus Pokdarwis KiAmuk Kampung Wista Pancer Kasemen) Gambar 2.1 Gambar Kerangka Berpikir

53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Secara luas, paradigma didefinisikan sebagai seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakan-tindakan manusia yang disepakati bersama dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penelitian ilmiah. Bagi seorang ilmuan paradigma dengan demikian dianggap sebagai konsep- konsep kunci dalam melaksanakan suatu penelitian tertentu, sebagai jendela darimana ia dapat menyaksikan dunianya secara jelas. (Nyoman Kutha Ratna, 2011:21). Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan suatu kebenaran atau untuk lebuh menbenarkan kebenaran. Adapun usaha untuk mengejar kebenaran tersebut dilakuan melalui beberapa model kulalitatif oleh Moleong menyebutkan bahwa: “paradigma merupakan pola atau model tentang bagai mana suatu distruktur (bagaimana dan hubungan) atau bagaimana bagian- bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu)” Moleong (2014:49). Dalam penelitian strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang (studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen) ini mengguakan paradigma post-positivisme yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme yang mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara

54 ontologis aliran ini bersifat critical realism, artinya realitas itu memang ada dan sesuai dengan kenyataan dan hukum alam tapi mustahil, realitas tersebut dapat dilihat secara benar oleh peneliti. Secara epistolomogis: modified dualist/objective, hubungan peneliti dengan realitas yang diteliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas semininal mungkin. Satu sisi post-positivisme sependapat dengan positivism bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain post-positivisme berpendapat manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas, harus bersifat interaktif. Oleh karena itu, secara metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi tidaklah cukup, tetapi harus menggunakan metode triangulation, yaitu penggunaan macam-macam metode, sumber data, penelitian dan teori (Salim, 2006:70). 3.2 Pendekatan Penelitian Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam mengerjakan penelitian ini yaitu penelitian melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen dan dengan sifat deskriptif. Dimana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Penelitian kualitatiif menurut Bogdan dan Taylor (1990 dalam Gunawan, 2014: 82) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berprilaku yang

55 dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal- hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut mementingkan proses dibandingkan hasil akhir. Oleh karena itu urutan-urutan kegiatan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Berikut ini ciri-ciri penelitian kualitatif (Moleong, 2013:4): 1. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan. 2. Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang merupakan alat pengumpulan data utama. Karenanya dalam penelitian ini peneliti sendiri yang melakukan wawancara dengan informan. Pengetikan dan analisis data pun penelitu lakukan sendiri karena penelitilah yang paling mengerti konteks pengumpulan data saat wawancara berlangsung. 3. Analisis data dilakukan secara induktif, yakni dengan mengumpulkan fakta-fakta yang ada dilapangan untuk kemudian menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang

56 ada. Analisis data pun dilakukan secara induktif, seiring dengan perkembangan tahapan penelitian. 4. Data yang dikumpulkan deskriptif berupa kata-kata, karenanya laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan hasil wawancara untuk memberi gambaran penyajian laporan. Data berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan dan buku harian yang ditulis oleh informan. Dalam wawancara, peneliti selalu bertanya “mengapa” guna mempertajam jawaban wawancara yang diberikan informan. 5. Desain penelitian bersifat sementara yang dalam proses penyusunan nya terus menerus mengalami perubahan berkaitan dengan fakta-fakta baru yang muncul dilapangan yang tidak diperkirakan sebelumnya sehingga menuntut adanya perubahan dalam desain penelitian. Misalnya, munculnya fakta baru dilapangan yang menuntut teori yang digunakan. 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni Studi Kasus, dimana untuk mendapatkan data peneliti mengembangkan analisis atas suatu peristiwa seperti proses komunikasi, ataupun berbagai proses yang terjadi di lokasi penelitian. Pemaparan mengenai studi kasus juga dijelaskan sebagai rancangan penelitian yang banyak ditemukan didalam

57 banyak bidang khususnya di dalam bidang evaluasi, dimana peneliti mengembangkan analisis mendalam atas suatu kasus. (Creswell, 2016:19) Menurut Yin, studi kasus merupakan suatu cara penelitian terhadap masalah empiris dengan mengikuti rangkaian prosedur yang telah dispesifikasikan sebelumnya. (2014:21) Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Tegantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap faktor-faktor kasus tertentu, atapun meliputi keseluruhan faktor-faktor dan fenomena-fenomena. Peneliti akan memaparkan beberapa hal yang dilihat mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang, Studi kasus Pokdarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer, Kasemen. 3.4 Subjek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi informasi tentag data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya (Idrus, 2009:91). Berdasarkan definisi tersebut, subyek penelitian yang diteliti adalah Kampung Wisata Pancer Sedangkan, objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

58 ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:20). Dan objek dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi dalam pengembangan kampung wisata di Kota Serang. 3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan waktu penelitian skripsi mengenai Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang, Studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian sangat menentukan diperolehnya informasi untuk menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian. Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian di Kampung Wisata Pancer yang terletak di Jl. Pelabuhan Karangantu Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen – Kota Serang Provinsi Banten. 2. Waktu Penelitian Tabel 3.1 Tabel Pelaksanaan Peneltian No Jadwal Penelitian Nov Des Jan Feb Mart 1. Pengajuan Judul 2. Bimbingan BAB I 3. Observasi Awal 4. Bimbingan BAB II 5. Bimbingan BAB III 6. Sidang Proposal

59 3.6 Sumber Data 3.6.1 Data Primer Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan sumber primer. Observasi yang dilakukan peneliti dengan terjun langsung selama beberapa waktu sampai dianggap cukup untuk mengetahui fenomena- fenomena yang di teliti. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari informasi orang-perorang yang telah dinilai maupun menjadi informan. Dalam penelitian ini data langsung diambil dari wawancara mendalam (depth interview) pencatatan darai wawancara ini menjadi sumber untuk mengumpulkan kata kata dan tindakan yang terjadi, dan kemudian dijadikan data primer dalam penelitian ini (Kriyantono, R, 2008:97) Data yang diperoleh melalui observasi tersebut kemudian diperdalam melalui wawancara yaitu segala kegiatan menghimpun data dengan jalan melakukan tanya jawab secara lisan secara bertatap muka dengan orang yang dianggap berperan dengan peneliti. Narasumber yang diwawancara yaitu subjek yang berhubungan langsung dengan kasus yang di teliti. Pencatatan dari wawancara ini menjadi sumber untuk mengumpulkan kata- kata dan tindakan yang terjadi, dan kemudian dijadikan data primer dalam penelitian ini. Berdasarkan penjabaran tersebut data primer dalampenelitian tentang strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang (studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen), adalah data

60 yang secara langsung didapatkan oleh peneliti dari sumber penelitian yaitu informan penelitian dengan wawancara langsung dengan informan. 3.6.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau data yang diperoleh secara tidak langsung (Kriyantono, 2006:42). Data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai penunjang dari data primer yang berupa kajian pustaka seperti buku, artikel, situs internet, dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti. Berdasarkan penjabaran tersebut data primer dalam penelitian tentang strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang (studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen),, adalah data yang secara tidak langsung peneliti dapatkan dari sumber data melalui kartu nama, dokumentasi kegiatan, internet, dan data lainya yang tersedia di Kampung Wisata Pancer. 3.7 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang valid dan aktual, maka didalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 3.7.1 Observasi Observasi adalah ketika peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.

61 Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat, baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh penelti) yaitu aktivitas- aktivitas dilokasi penelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan hingga partisipan utuh. Pada umumnya observasi ini bersifat open-ended dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum kepada partisipan yang memungkinkan partisipan bebas memberikan pandangan- pandangan mereka (Creswell, 2016: 254). Berdasarkan pemaparan diatas,observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini mengenai Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang, Studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen adalah observasi yang secara terang-terangan, dimana penulis dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Sehingga pihak-pihak yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Dan juga peneliti terlibat dengan keadaan sehari-hari yang menjadi sumber data penelitian. Sehingga diperlukan data yang akurat, lengkap dan terpercaya. 3.7.2 Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mrndapatkan keterangan responden melalui percakapan langsung atau tanya jawab secara langsung. Dalam penelitian ini peneliti

62 mengumpulkan data melalui wawancara semi terstruktur. Ciri-ciri dari wawancara semi terstruktur adalah pertanyaan terbuka namun ada batasan tema dan alur pembicaraan, kecepatan wawancara dapat diprediksi, fleksibel tetapi terkontrol, ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, aturan dan penggunaan kata, dan tujuan wawancara adalah untuk memahami fenomena. (Hediansyah, 2011: 121) Dalam melakukan wawancara peneliti dapat melakukan face-to- face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (wawancara dalam kelompok tertentu) yang terdiri dari enam sampai kedepalan partisipan perkelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur dan bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari partisipan (Creswell, 2016: 254). Peneliti melakukan wawancara dengan informan dengan cara menanyakan informasi secara mendalam dan peneliti akan mendengarkan apa yang diceritakan oleh informan lalu peneliti akan mengajukan pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada satu tujuan sehingga peneliti mendapatkan informasi mengenai strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang. 3.7.3 Studi Pustaka dan Dokumentasi Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data

63 historis (Ardianto, 2010: 167). Dalam proses pengumpulan data selanjutnya, sumber data sekunder peneliti melakukan pengumpulan data melalui kepustakaan seperti mengambil infomasi melalui dokumen, brosur, selembaran, dan arsip yang berkaitan dengan penelitian. Lalu dokumentasi berupa foto-foto yang peneliti ambil pada saat observasi dilakukan. Diharapkan hasil akhir dari dokumentasi ini akan memperkuat hasil penelitian. 3.8 Teknik Penentuan Informan Untuk menentukan informan, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehinga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan strategi komunikasi yang dilakukan POKDARWIS KiAmuk dalam pengembangan Kampung Wisata, peneliti memilih key informan yaitu pengelola Kampung Wisata Pancer yang mengetahui jelas program atau kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Kampung Wisata Pancer. Adapun kriteria-kriteria yang menjadi acuan peneliti dalam menentukan informan diantaranya: 1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekadar diketahui tetapi juga dihayati.

64 2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. 3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk diminta informasi. 4. Mereka yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Kampung Wisata Pancer. Teknik purpose sampling peneliti gunakan untuk menggali data terkait strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang, studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen Adapun informannya antara lain: Tabel 3.2 Informan Penelitian Informan Nama Profile informan Kunci Mandalika Ketua Pokdarwis KiAmuk Arfah Syihabuddin Sekretaris Pokdarwis KiAmuk Informan Ratu Anneu Kepala Bidang Destinai Wisata Pendukung Disparpora Kota Serang Mira Mahasiswa FEB Untirta sekaligus Anggia pendamping Organisasi Hijau Persada dan pendamping Peneliti melakukan wawancara dibeberapa informan dengan alasan dan profil informan sebagai berikut:

65 1. Mandalika, merupakan salah satu masyarakat kampung pancer yang menjabat sebagai Ketua Pokdawris KiAmuk. Merupakan informan kunci dalam penelitian Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang (Studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen) beliau sudah 5 tahu menjabat sebagai Ketua Pokdawris KiAmuk dalam kegiatan keseharian beliau melakukan tugas-tugas seperti pendampingan ke masyarakat kampung pancer dalam setiap kegiatan atau acara terkait, mampu mengetahui konsep dan penangung jawab segala kegiatan yang dilakukan Kampung Wisata Pancer. 2. Arfah Syahibuddin, merupakan salah satu pengurus Pokdarwis KiAmuk menjabat sebagai sekretaris Pokdarwis KiAmuk. Merupakan informan pendukung dalam penelitian Merupakan informan pendukung dalam Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang (Studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen) beliau sudah 5 tahun menjabat sebagai sekretaris Pokdarwis KiAmuk dalam kegiatan keseharian beliau melakukan tugas-tugas seperti pengelolaan dan pengembangan Kampung Wisata Pancer selain itu beliau juga melakukan kegiatan administratif seperti mengurusi dokumen-dokumen Kampung Wisata Pancer. 3. Ratu Anneu merupakan ASN yang bertugas di Dinas Pariwisata Kota Serang yang menjabat sebagai Kepala Bidang Destinasi Wisata Kota Serang. Merupakan informan pendukung dalam Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang (Studi kasus Kampung

66 Wisata Pancer, Kasemen) beliau sudah 5 tahun menjabat sebagai Kepala Bidang Destinasi Wisata di Kota Serang dalam kegiatan keseharian beliau melakukan tugas-tugas seperti pendampingan dan pengembangan destinasi wisata, memfasilitasi dalam sebuah kegiatan wisata, selain itu beliau juga melakukan kegiatan administratif seperti mengurusi dokumen- dokumen destinasi wisata di Kota Serang, serta mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan dan pengelolaan destinasi wisata dan kerjasama kepariwisataan. 4. Mira, mahasiswi yang berkuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan mengambil Faklutas Ekonomi dan Bisnis. Merupakan informan pendukung dalam Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang (Studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen), Mira merupakan mahasiswi sekaligus pendamping di Kampung Wisata Pancer. Dalam kegiatan sehari-hari mira selain melakukan kegiatan aktivitas perkuliahan, mira melakukan pendampingan ke masayarakat kampung pancer. 5. Anggia, salah satu anggota dari kelompok Organisasi Hijau Persada. Merupakan informan pendukung dalam Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang (Studi kasus Kampung Wisata Pancer, Kasemen), dalam kegiatan sehari-hari anggia melakukan kegiatan pendampingan dan pembinaan Kampung Wisata Pancer.

67 3.9 Teknik Analisis Data Dalam sebuah penelitian perlu dilakukan analisis terhadap data- data yang telah didapatkan agar penelitian yang dilakukan tetap ada pada koridor yang tepat. Selain itu, data-dat yang didapatkan tidak akan memiliki makna atau dapat dimengerti dengan baik dan tepat jika tidak disusun atau dimaknai dengan cara yang tepat seperti yang dikemukakan oleh Strauss & Corbin (dalam Agus Salim 2006:21) “…Date are broken down into discrete parts, closely exsamined, comprared for similirities and differences and quentions are asked about the phenomena as reflected in the data. Through this process, one’s own and others, assumptions about phenomena are questiond or explored, leading to new discoveries.” (…Data dibagi menjadi bagian-bagian kecil (tersendiri), diteliti dengan seksama, dinandingkan persaman dan perbedaannya, dan pertanyaan yang diajukan tentang (adalah) seperti yang tercermin dalam data. Melalui proses ini, asumsi (peneliti) sendiri dan orang lain tentang fenomena diteliti atau dieksporasi, (yang kemudian dapat mengarah ke penemuan-penemuan baru). Tahap-tahap analisis data menurut Miles & Huberman 1. Reduksi Data, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan pola. Dalam penelitian ini, peneliti akan menyajikan data berupa transkip wawancara disertai penjelasan dari peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan perangkuman data hasil wawancara, menyeleksi data yang pokok, sehingga

68 peneliti mampu menggambarkan data yang jelas tentang strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang. 2. Penyajian Data, setelah mereduksi data kemudian menyajikan data. Dalam proses penyajian data, peneliti menyajikan data dengan cara memaparkan dan menjelaskan bagaimana pengembangan Kampung Wisata Pancer. 3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi, penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap akhir dari proses analisis data, pada proses ini dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yang peneliti lakukan. Setiap kesimpulan tentunya didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, jika konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 3.10 Keabsahan Data Keabsahan data merupakan pembauran dari konsep kesahihan (validitas) dan realibilitas yang disesuaikan dengan pengetahuan, kriteria dan paradigma. (Moleong, 2013:321). Pada penelitian kualitatif, temuan atau data yang didapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini metode validitas data yang digunakan adalah triangulasi. Analisis triangulasi yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data

69 empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Disini jawaban subjek dikroscek dengan dokumen yang ada. (Kriyantono, 2012:72). Dalam teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telaha ada. Bila peneliti menggunakan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai pengumpulan data dan berbagai sumber data. Pada penelitian ini menggunakan tringulasi sumber. Tringulasi sumber merupakan teknik membandingkan atau mengecek ulang derajat Kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda (Kriyantono, 2012:72). Dalam hal ini peneliti menggunakan tringulasi sumber dimana informasi yang didapat dari berbagai narasumber yang paham dan sangat memahami tentang strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang.. Kemudian diolah dan di cek kebenarannya supaya hasil yang didapat bisa valid dan sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Narasumber disini bukan hanya satu orang yang diwawancara namun ada empat orang dimana dua narasumber seorang pengelola, satu narasumber seorang Kepala Bidang Destinasi Wisata, dan satu narasumber seorang pengunjung. Karena mereka yang memberikan dan yang menjalankan program latihan langsung dilapangan.

70 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Pokdarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer Kampung Wisata Pancer merupakan model pariwisata berkelanjutan dengan pendekatan pariwisata berbasis masyarakat yang diresmikan pada tanggal 19 Desember 2018 oleh Pemerintah Kota Serang. Kampung Wisata Pancer berada di Kota Serang bertempat di Jl. Pelabuhan Karangantu Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen – Kota Serang Provinsi Banten. Sekitar 25 km timur Kota Serang, atau 15 km barat Kota Serang, dan 30 km selatan Kota Serang. Lokasi ini mudah ditempuh dari Kota Cilegon, dan Kabupaten Serang (Company Profile Kampung Wisata Pancer). Diresmikannya Kampung Pancer sebagai Kampung Wisata adalah salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Serang untuk memaksimalkan potensi wisata sekaligus pemberdayaan masyarakat sekitar, dalam hal ini melalui warga anggota Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) KiAmuk sebagai pengelola dan FEB Untirta bersama Organisasi Hijau Persada sebagai pendamping. Keinginan Pokdarwis KiAmuk untuk mengembangkan kampung pancer sebagai kampung wisata adalah suatu hal yang harus didukung, hal itu dibuktikan dengan mendapatkan Juara 1 Lomba POKDARWIS Tingkat Provinsi dan Juara 3 Kategori Mandiri Tingkat Nasional, akan tetapi perlu adanya pola pembinaan agar para pelaku pariwisata dan pelaku wisata secara

71 sinergis dapat merencanakan, menyusun, memprogramkan kampung wisata yang bermanfaat bagi masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Kampung Wisata Pancer kemudian berubah dalam waktu yang relative singkat menjadi destinasi wisata bahari populer dan menjadi unggulan di Kota Serang. Karena letaknya yang strategis, kini pemerintah Kota Serang telah menetapkan Pelabuhan Karangantu dan Kampung Pancer sebagai ‘destinasi pariwisata baharinya Kota Serang”. Dari pelabuhan ini wisatawan juga dapat mengunjungi pulau-pulau yang berada tidak jauh dari daratan seperti Pulau Burung, Pulau Lima dan Pulau Tunda. Hal ini tentu saja memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar Pelabuhan Karangantu dan Kampung Wisata Pancer. Alam Kampung Sejarah dan Wisata Pancer Kepurbakalaan Seni Bahari Budaya Spot Selfie Wisata Mangrove Gambar 4.1 Daya Tarik (Sumber: Profile Kampung Wisata Pancer)

72 Kampung Wisata Pancer merupakan kampung rintisan yang memanfaatkan potensi alam sebagai obyeknya. Dalam hal ini yang daya tarik dalam obyek wisata ini adalah pemandangan alam, sejarah dan kepurbakalaan, wisata bahari, wisata mangrove, spot selfie, seni budaya, Kampung Wisata Pancer. Adanya sejarah dan kepurbakalaan karena berdekatan dengan museum banten, keraton surosowan dan keraton kaibon. Seni budaya yang dimiliki yaitu kerajinan daur ulang sampah. Kampung Wisata Pancer bertujuan untuk memperluas wawasan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dengan berbagai bidang terkait guna membantu dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. Apabila kampung wisata ini dikelola dengan baik akan bermanfaat terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sadar wisata, meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam, memberikan nilai rekreasi, dan mengembangkan ekonomi masyarakat. Sebagai contoh nilai manfaat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan sadar wisata adalah nilai-nilai yang ditekankan pada 7 (tujuh) unsur sapta pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif dan ideal bagi berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung. Salah satu strategi yang sering digunakan dalam Pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah pengembangan pariwisata yang menggunakan prinsip pemberdayaan masyarakat (Community Based Tourism). Dalam perkembangan teori pembangunan kepariwisataan secara

73 konvensional (growth oriented model), kerangka dasar community based tourism merupakan gagasan yang dianggap penting dan kritis yang sering kali mendapatkan kritik dan saran karena tidak memperhatikan hak dan terkadang meminggirkan peran masyarakat lokal dari kegiatan kepariwisataan yang ada di suatu destinasi pariwisata (Sunaryo, 2013: 138). Upaya Pokdarwis KiAmuk dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer memanfaatkan potensi wisata yang dapat berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat selaras dengan pemberdayaan masyarakat parwisata (community based tourism). Pemberdayaan masyarakat dimaksud adalah kampung wisata yang dapat mengikut sertakan peran dan partisipasi masyarakat pekampungan. Hal ini selaras dengan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Persoalannya adalah bagaimana masyarakat perkampungan bisa dibina secara berkesinambungan, agar potensi-potensi yang dimiliki daerah digali secara optimal, sehingga dapat memberikan hasil maksimal bagi masyarakat kampung, pengusaha dan menjadi sumber pendapatan yang dapat diandalkan. Terkait dengan tujuan dan fungsinya, Pokdarwis Kiamuk memiliki fungsi sebagai penggerak Sadar Wisata dan Sapta Pesona di lingkungan wilayah di destinasi wisata dan sebagai Mitra Pemerintah dan pemerintah daerah (kabupaten/kota) dalam upaya perwujudan dan pengembangan

74 Sadar Wisata di daerah. Adapun tujuan dari pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai subjek atau pelaku penting dalam pembangunan kepariwisataan, serta dapat bersinergi dan bermitra dengan pemangku kepentingan terkait dalam meningkatkan kualitas perkembangan kepariwisataan di daerah. 2. Membangun dan menumbuhkan sikap dan dukungan positif masyarakat sebagai tuan rumah melalui perwujudan nilai- nilai Sapta Pesona bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di daerah dan manfaatnya bagi pembangunan daerah maupun kesejahteraan masyarakat. 3. Memperkenalkan, melestarikan dan memanfaatkan potensi daya tarik wisata yang ada di masing-masing daerah. Untuk lebih jelas, peneliti akan memberikan struktur organisasi dari Kelompok Sadar Wisata KiAmuk Kmapung wista Pancer

75 Ketua Bendahara Bendahara Humas Mandalika Amrani wahidin Syueb Sekretaris 1 Sekretaris 2 KP Wisata Arfah s Amrani Andrih K3 Amir Seni Budaya Edi Paket Wisata & Pemandu Sudir Cinderamata & UKM Rols Kuliner Homestay Eka L Kapalwisata Sudadi Gambar 4.2 Struktur Organisasi Pokdarwis Kiamuk (sumber profile Kampung Wisata Pancer) 4.1.2 Obyek Wisata Kampung Wisata Pancer Dijelaskan oleh ibu Arfah Sihabuddin Sekretaris Pokdarwis KiAmuk Menurut catatan sejarah, pada awal abad ke-15 kampung tersebut dahulunya adalah sebuah bandar pelabuhan yang memiliki peranan penting dalam lalu lintas perdagangan internasional. Kala itu, Banten

76 dijadikan tempat transit bagi jalur perdagangan antar negara. Pelabuhan Karangantu dahulunya adalah pelabuhan besar tertua di Pulau Jawa yang digunakan sebagai pintu gerbang perdagangan internasional untuk wilayah Nusantara (Indonesia). Dari pelabuhan yang berada di pesisir utara Banten inilah oleh para saudagar dan pedagang-pedagang besar dikala itu yang berlayar memasuki wilayah Nusantara Karangantu dijadikan sebagai pintu keluar masuk. Tercatat beberapa Kapal-kapal asing yang pernah singgah di pelabuhan ini diantaranya berasal dari negara Portugis, Inggris, Belanda, Arab, Persia, Gujarat, dan Cina. Bukti-bukti kebesaran Pelabuhan Karangantu tidak hanya tercatat di dalam buku. Beberapa bukti lain juga menunjukkan bahwa terdapat barang-barang yang pernah diperjualbelikan dan dijadikan komoditas pada masa kejayaan Banten Lama yang dapat dilihat di Museum Situs Kepurbakalaan Kawasan Kesultanan Banten. Di museum ini, tersimpan dengan rapi beberapa benda peninggalan masa lalu seperti porselen dan guci dari Belanda, China dan Jepang sebagai upaya pelestarian kawasan bersejarah ini. Kekuatan sejarah yang dimiliki Pelabuhan Karangantu adalah sebuah asset bagi masyarakat setempat. Keinginan yang kuat dari masyarakat yang tergabung dalam sebuah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kiamuk untuk menyatakan kembali dan merubah Kawasan Pelabuhan Karangantu yang tadinya kumuh menjadi kawasan wisata didukung pemerintah setempat melalui Dinas Pariiwisata Kepemudaan

77 dan Olahraga (Disparpora) Kota Serang melalui sosialisasi sadar wisata dan pariwisata berbasis masyarakat; maka terceteuslah Kampung Wisata Pancer yang diresmikan oleh Pemerintah Kota Serang 2018 lalu. Berlokasi di kawasan Pelabuhan Karangantu, Kecamatan Kasemen – Serang, Kampung Wisata Pancer memiliki potensi untuk berkembang menjadi salah satu kampung wisata dengan sejarah dan kearifan lokal. Dijelaskan oleh ibu Arfah Sihabuddin Sekretaris Pokdarwis KiAmuk bahwa hal ini terlihat dari perkampungan nelayan yang masih menerapkan nilai-nilai kearifan local serta jejak historis. Ditambah dengan kekayaan alam berupa lahan mangrove yang berhadapan langsung dengan bibir pantai menjadi pelengkap dari salah satu rintisan kampung wisata yang berlokasi tidak jauh dari Kawasan Kesultanan Banten, sehingga memberikan nilai tambah tersendiri bagi kampung wisata ini. Dalam hal ini terdapat obyek wisata, seperti : 4.1.2.1 Wisata Alam Kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan oleh wisatawan diantaranya adalah hoping island ke pulau-pulau sekitar yang jaraknya dekat dari Pelabuhan Karangantu diantaranya Pulau Burung, Pulau Tiga, Pulau Lima dan Pulau Tunda. Kegiatan menikmati sunrise atau sunset serta sekedar menikmati pantai dengan barbeque bisa dilakukan di Pulau Tiga dan Pulau Lima. Lokasi snorkelling dan diving bisa dilakukan di Pulau Tunda. Namun Pulau Tunda menjadi bagian dari Kabupaten Serang, Kampung Wisata Pancer yang berada di Kawasan Pelabuhan Karangantu

78 hanya menjadi tempat transit untuk menuju pulau tersebut. Untuk kegiatan memancing sebagian besar bisa di lakukan di sekitar pantai Kampung Wisata Pancer. Gambar 4.2 (Obyek Wisata Kampung Wisata Pancer Wisata Alam) Sumber: Dokumentasi peneliti Aktivitas wisata alam yang lain yang juga bisa dilakukan wisatawan antara lain trekking hutan mangrove, menyusuri Jembatan Cinta untuk melihat view laut ketika sunset yang lokasinya berada di hutan mangrove sekitar wilayah pantai Kampung Pancer hingga menuju Benteng Spelwijck. Jembatan Cinta ini baru saja di renovasi dengan bantuan dari Dinas Pariwisata Provinsi Banten. Namun penggunaan fasilitas wisata Jembatan Cinta ini tidak sepenuhnya bisa di akses dengan mudah karena akses masuk ke Kawasan tersebut merupakan wilyah Pos Pantau TNI AL sehingga terdapat konflik kepentingan untuk pengelolaan kawasan tersebut.

79 Gambar 4.3 (Obyek Wisata Kampung Wisata Pancer Wisata Mangrove) Sumber: Dokumentasi peneliti 4.1.2.2 Wisata Budaya Kegiatan wisata budaya yang bisa dilakukan di Kampung Wisata Pancer umumnya berkaitan dengan sejarah perkembangan Banten karena posisinya yang berada di Kawasan Pelabuhan Karangantu yang dulunya merupakan pusat perdagangan. Terdapat beberapa etnis yang singgah dan akhirnya menetap kemudian membawa adat dan budayanya masing- masing. Penduduk dari berbagai etnis ini yang merupakan mayoritas diantaranya adalah Sunda (Cirebon), Jawa dan para pelaut Bugis yang terasimilasi sehingga menjadikan keragaman budaya ini sebagai daya tarik tersendiri di Kampung Pancer. Rampak Bedug, Debus, Silat, Ketimpringan dan Perkawinan Suku Bugis adalah beberapa bentuk budaya yang bisa disaksikan sebagai atraksi wisata di Kampung Pancer. 4.1.2.3 Wisata Buatan Kampung Wisata Pancer sudah menyiapkan beberapa paket wisata buatan dalam bentuk wisata edukasi sebagai produk pariwisata kampung ini. Kegiatan wisata edukasi yang bisa dilakukan di Kampung Wisata

80 Pancer diantaranya adalah belajar menganyam jaring, pengalaman sehari menjadi nelayan, kegiatan memanen kerang serta aktivitas daur ulang sampah plastik untuk dirubah menjadi kreasi pajangan dan hiasan. Kampung Wisata Pancer juga menggabungkan kegiatan ini dengan paket wisata edukasi ke Kawasan Kesultanan Banten diantaranya mengunjungi Keraton Kaibonan, Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, Benteng Spelwijck dan mengunjungi Vihara Avalokitesvara dengan konsep walking tour. Gambar 4.4 (Obyek Wisata Kampung Wisata pancer Wisata Buatan) Sumber: Dokumentasi peneliti Gambar 4.5 (Obyek Wisata Kampung Wisata pancer Wisata Buatan) Sumber: Dokumentasi peneliti

81 4.2 Strategi Komunikasi Kelompok Sadar Wisata Dalam Pengembangan Kampung Wisata Di Kota Serang (Studi kasus Pokdarwis Kiamuk Kampung Wisata Pancer) Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Pokdarwis Kiamuk dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. Keinginan yang kuat dari masyarakat yang tergabung dalam sebuah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kiamuk untuk menyatakan kembali dan merubah Kawasan Pelabuhan Karangantu yang tadinya kumuh menjadi kawasan wisata yaitu Kampung Wisata Pancer. Pokdarwis Kiamuk harus memiliki startegi komunikasi yang tepat dengan menggunakan startegi pemilihan komunikator, strategi penyusunan dan penyampaian pesan, strategi pemilihan dan penggunaan media, strategi pengenalan khalayak agar Kampung Wisata Pancer dapat berkembang dan diminati oleh para wisatawan yang berkunjung. Kampung Wisata Pancer telah terbentuk Pokdarwis yaitu Kelompok Sadar Wisata Kiamuk yang menghimpun masyarakat yang memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengelola dan mengembangkan Kampung Wisata Pancer menjadi kampung tujuan wisata. Pokdarwis tersebut merupakan kelompok masyarakat yang peduli terhadap kemajuan daerah melalui pariwisata. “Salah satu tujuan dari Pokdarwis yaitu memberdayakan masyarakat melalui program – program yang diselenggarakan oleh kelompok tersebut. Pemberdayaan masyarakat sendiri bertujuan

82 agar seluruh potensi yang ada di Kampung Wisata Pancer bisa dikembangkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. (Sumber: Mandalika, Kampung Wisata Pancer, 4 September 2021). Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan pada kampung pancer peneliti akan medeskripsikan strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. Hasil penelitian tentang strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer didapatkan setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan key informan dan secondary informan. Key informan dalam penelitian ini adalah Bapak Mandalika adalah ketua Pokdarwis Kiamuk dimana beliau dan anggotanya bertanggung jawab melakukan kegiatan, serta pengelolaan pariwisata yang ada di Kampung Wisata Pancer termasuk pula obyek wisata. Selain key informan peneliti juga melakuan wawancara dengan secondary informan, dalam penelitian ini memilih Arfah Sihabuddin adaah sekretaris pokdarwis kiamuk dimana beliau seorang warga Kampung Pancer sekaligus pengelola Kampung Wisata Pancer Kemudian hasil observasi dan wawancara peneliti dengan key informan dan secondary informan akan diperiksa kebenarannya untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan Pokdarwis KiAmuk terlaksana. Peneliti menggunakan triangulasi sumber sebagai perbandingan tentang kebenaran data yang diberikan informan tentang strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang, Pokdarwis Kiamuk.

83 Pada konsep strategi komunikasi pada dasarnya harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan (aproach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Jadi strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaaan, taktik, cara yang akan dipergunakan guna melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. “dari awal kami sudah memikirkan dan menyusun strategi komunikasi untuk Kampung Wisata Pancer ini dapat berkembang, agar perpaduan antara keindahan alam, kehidupan masyarakat dan potensi wisata bisa ditata dengan baik, tujuannya dapat memberikan manfaat untuk peningkatan pendapatan masyarakat dikampung pancer ”. (Sumber Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 4 September 2021). Dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer, Pokdarwis berusaha untuk menyusun strategi komuikasi. Agar wisata yang ada di kampung pancer bisa dimanfaatkan dengan baik, yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di kampung wisata pancer. “Sebelum kami menentukan kampung pancer ini menjadi kampung wisata, kami harus memilih siapa yang akan menjadi ujung tombak dari kampung wisata pancer, pesan apa yang mau disampaikan, khalayak yang dituju seperti apa, dan menggunakan media apa kampung wisata pancer bisa berkembang”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Strategi komunikasi sangat penting dilakukan agar pokdarwis kiamuk bisa mengelola dengan baik dan mampu menjadikan kampung pancer sebagai kampung wisata yang diminati para wisatawan yang berkunjung.

84 “saya selalu berharap kalau kampung pancer ini bisa di tata kelola dengan baik sebagai kampung wisata di Kota Serang, walaupun belum maksimal tapi kami sebagai fasilitator selalu berusaha untuk membantu dalam mengembangkan Kampung Wisata Pancer ini”. (Sumber Ratu Anneu Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Serang 06 September 2021) Saat pengembangan Kampung Wisata Pancer, Pokdarwis KiAmuk mendapatkan prestasi Juara 1 Lomba POKDARWIS Tingkat Provinsi dan Juara 3 Kategori Mandiri Tingkat Nasional. Kemudian sudah pernah dilakukan pendampingan dengan FEB Untirta dan Organisasi Hijau Persada. “menurut kami sangat penting adanya strategi komunikasi, karena dapat membantu untuk menyusun dan mengelola Kampung Wisata Pancer ini dengan baik. Kami sebagai pendamping mengarahkan untuk kampung pancer ini dapat selalu berkembang dengan strategi yang tepat”. (Sumber Anggi Kampung Wisata Pancer 05 September 2021). Dengan menggunakan strategi komunikasi yang tepat dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer, seharusnya banyak pengaruh besar yang dirasakan oleh pokdarwis kiamuk. Akan tetapi kurangya sadar wisata dari masyarakat yang masih belum bisa menjadikan Kampung Wisata Pancer menjadi kampung wisata. “seharusnya sih sangat berpengaruh, dengan dijadikannya kampung pancer sebagai kampung wisata ini dapat membantu masyarakat disini. Tapi karena kurangnya kesadaran dari masyarakat jadi lingkungan kembali kumuh, dimana masyarakat masih belum bisa bergantung pada wisata”. (Sumber Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Dijelaskan juga oleh Ketua Pokdarwis KiAmuk dalam wawanacara yang peneliti lakukan:

85 “penting banget teh, apalagi untuk pengembangan kampung wisata, pertumbuhan ekonomi dan timbulnya sadar wisata bagi masyarakat, pelaku wisata dan stakeholder di Kampung Wisata Pancer”. (Sumber: Mandalika Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Dalam wawancara dengan Mandalika mengatakan bahwa strategi sangat penting bagi kegiatan kepariwisataan terutama dalam pengembangan kampung wisata dan sadar wisata yang datang ke Kota Serang khususnya Kampung Wisata Pancer serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dalam bidang kepariwisataan. Stakeholder yang dimaksud diantaranya Pokdarwis KiAmuk, Dinas Pariwiwsata Pemuda dan Olahraga Kota Serang, Dinas Pariwisata Provinsi Banten. Community Based Tourism pariwisata berbasis masyarakat, prinsip dasar CBT itu menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama melalui pemberdayaan masyarakat dalam berbagai kegiatan kepariwisataan. “ya pasti tujuannya jelas, karena ini kampung wisata yang berbasis CBT kita ingin kampung wisata ini menjadi langkah awal bagi masyarakat kampung pancer untuk bisa menjadikan kampung pancer sebagai kampung wisata. Dimana nantinya akan meningkatnya sumber pendapatan bagi masyarakat kampung pancer. Akan tetapi seiring berjalannya waktunya apa yang kita harapkan tidak bisa dipertahankan oleh masyarakat kampung pancer”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Hasil wawancara dengan Sekretaris Pokdarwis KiAmuk mengatakan, dari semua strategi yang diterapkan dalam mengembangkan kampung wisata ini bertujuan untuk menjadikan Kampung Wisata Pancer menjadi kampung wisata unggulan yang berbasis CBT di Kota Serang yang dikenal oleh masyarakat luas baik lokal maupun internasional dan

86 bisa menjadi acuan untuk Pokdarwis KiAmuk dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. Maka dari itu seluruh masyarakat pancer yang menjalankan CBT, Jadi pokdarwis kiamuk menggunakan untuk memobilisasi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan pariwisata. Selain itu, CBT akan melibatkan pula masyarakat dalam proses pembuatan keputusan. Dengan demikian akan dapat menciptakan kesempatan kerja dan membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli kampung, dan pada akhirnya diharapkan tumbuhnya jati diri dari masyarakat pancer akan kampung wisata pancer. Community based tourism muncul dari pengembangan masyarakat, dengan menggunakan pariwisata sebagai alat untuk memperkuat kemampuan pokdarwis kiamuk yang mengelola kampung wisata pancer dengan partisipasi masyarakat kampung pancer. Karena tujuan yang ingin diraih adalah pemberdayaan masyarakat, peningkatatan ekonomi dan meletakkan nilai lebih dalam pariwisata, khususnya kepada para wisatawan. Dengan hal tersebut perlunya kesadaran masyarakat dalam melakukan pengembangan Kampung Wisata Pancer khususnya Pokdarwis KiAmuk sebagai pengelola harus bisa merancang strategi komunikasi dan memberikan hasil yang terbaik.

87 4.2.1 Strategi Pemilihan Komunikator Pokdarwis KiAmuk dalam Pengembangan Kampung Wisata Pancer Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi sumber dan kendali semua aktivitas komunikasi. Jika suatu proses komunikasi tidak berhasil dengan baik, maka kesalahan utama bersumber dari komunikator, karena komuniatorlah yang memahami penyusunan pesan, memilih media yang tepat, dan mendekati khalayak yang menjadi target sasaran. “seluruh anggota pokdarwis kiamuk yang menjadi komunikator sekaligus penggagas kampung pancer menjadi kampung wisata yang berbasis CBT, dengan melihat potensi wisata yang ada disana kemudian dikembangkan dan dikelola oleh pokdarwis kiamuk sebagai Kampung Wisata Pancer”. (Sumber: Ratu Anneu Disnas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang 06 Sepetember 2021). Seluruh anggota Pokdarwis KiAmuk yang terdiri dari masyarakat pancer menjadi komunikator sekaligus sebagai pengelola Kampung Wisata Pancer. Masyarakat pancer harus mampu menguasai wisata dan mampu menyampaikan dengan jelas mengenai informasi Kampung Wisata Pancer. “sangat penting bagi kami menentukan komunikator yang tepat, karena komunikatorlah yang menjadi kendali dalam semua kegiatan. Maka dari itu pokdarwis kiamuk sebagai komunikator harus mampu menguasai dan mengelola wisata yang ada di Kampung Wisata Pancer dengan baik, dan harus berperan aktif dalam segala kegiatan”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Dijelaskan juga oleh kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota dalam wawancara yang peneliti lakukan:

88 “Kelebihannya mereka harus mampu menguasai wisata yang ada di kampung pancer, harus memiliki daya tarik saat menyampaikan sebuah informasi dan harus bersikap ramah kepada para wisatawan”. (Sumber: Ratu Anneu Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang 06 Sepetember 2021). Untuk itu sangat penting dalam menentukan komunikator, karena seorang komunikator yang akan bertindak sebagai ujung tombak suatu program harus terampil komunikasi, kaya ide, serta penuh daya kreativitas dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. “ya karena kalau tidak adanya kami sebagai komunikator, kampung pancer ini tidak akan berkembang dan tidak akan juga dikenal oleh masyarakat kota serang. awalnya emang susah teh untuk bisa mengajak masyarakat pancer ikut berpartisipasi tapi lama kelamaan dan seringnya mereka mengikuti pelatihan jadi mereka aktif untuk membantu mengembangkan kampung wisata pancer”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 01 Oktober 2021). Hasil wawancara dengan Arfah Sihabuddin mengatakan bahwa sangat dibutuhkan nya seorang komunikator untuk pengembangan Kampung Wisata Pancer. Kalau tidak adanya komunikator kampung pancer tidak akan berkembang dengan mengikuti pelatihan masyarakat pancer pun ikut berpartisipasi. “tentunya ada hambatan dalam pemilihan komunikator, karena bagaimana pun kita berada dilingkungan kampung pancer dimana didalamnya ada masyarakat yang terlibat. Butuh waktu bagi kami memberikan pengertian kepada masyarakat, karena bagaimana pun kita butuh masyarakat pancer untuk bisa menyampaikan apa yang Kampung Wisata Pancer miliki sebagai kampung wisata Maka dari itu perlu adanya pembinaan dan pelatihan yang kita lakukan kepada masyarakat agar terciptanya sadar wisata bagi masyarakat kampung pancer”. (Sumber: Mandalika Kampung Wisata Pancer 04 September 2021).

89 Dalam setiap aktivitas atau kegitan pasti ada hambatan termasuk dalam melakukan strategi pemilihan komunikator yang dialami oleh Pokdarwis KiAmuk dalam hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Pokdarwis KiAmuk. Upaya yang dilakukan dengan mengikuti pelatihan dan mengadakan pembinaan kepada masyarakat pancer akan sadar wisata. Seharusnya dengan prestasi yang dimiliki Pokdarwis KiAmuk, pembinaan dari Dispar dan Disparpora, dan pendampingan dari FEB Untirta dan Hijau Persada Kampung Wisata Pancer menjadi kampung wisata unggulan di Kota Serang namun sangat disayangkan kurangnya sadar wisata bagi masyarakat kampung pancer yang menjadi kendala dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. 4.2.1.1 Memiliki Integritas dan Mampu Menguasai Kampung Wisata Pancer Seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki seorang komunikator sehingga bisa diterima oleh target sasaran. Dalam komunikasi, anatara komunikator dan komunikan harus saling mempercayai. Tanpa unsur saling mempercayai, komunikasi akan terhambat . “menurut saya sih selama saya melakukan pendampingan, saya melihat Pokdarwis KiAmuk ini memiliki kemampuan menguasai apa yang dimiliki Kampung Wisata Pancer yang pada akhirnya para wisatawan pun bisa menerima apa yang disampaikan oleh pokdarwis”. (Sumber: Anggia Kampung Wisata Pancer 04 September 2021).

90 Di jelaskan juga oleh ketua Pokarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer dalam wawancara yang peneliti lakukan. “sebagai pengelola kami harus mampu memiliki integritas dan menguasai wisata apa saja yang di kampung wisata ini teh, apalagi kami sebagai pengelola dan sekaligus komunikator harus bisa menyampaikan dengan jelas dan tata bahasa yang baik sehingga para pengunjung dapat menerima informasi yang kami berikan”. (Sumber: Mandalika Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Integritas seorang komunikator bisa timbul jika ia memiliki keterampilan berkomunikasi (Communications Skills), pengetahuan yang luas tentang materi yang dibawakan (knowledge) sikap jujur dan bersahabat (attitude) serta mampu beradaptasi dengan sistem sosial, budaya (social and cultural system) masyarakat yang dihadapinya. “menurut saya sih selama saya melakukan pendampingan, saya melihat Pokdarwis KiAmuk ini memiliki kemampuan menguasai apa yang dimiliki Kampung Wisata Pancer yang pada akhirnya para wisatawan pun bisa menerima apa yang disampaikan oleh pokdarwis dan mereka bertutur kata baik dalam menyampaikan sebuah informasi”. (Sumber: Anggia Kampung Wisata Pancer 05 September 2021). Dijelaskan juga oleh kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang dalam wawancara yang dilakukan peneliti: “sangat penting bagi pokdarwis memiliki integritas karena mereka harus mampu memiliki pengetahuan yang luas mengenai kampung wisata, berkomunikasi yang baik supaya para wisatawan yang berkunjung paham dengan apa yang disampaikan”. (Sumber: Ratu Anneu Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang 06 September 2021). Dengan demikian Pokdarwis KiAmuk harus memiliki integritas dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer, kemampuan bahasa yang

91 baik dan menyampaikan sebuah informasi dengan jelas yang dapat diterima oleh para wisatawan. “ya benar sekali, karena kami sebagai pengelola harus bisa menjelaskan dengan baik dan mampu mengolah pesan sehingga informasi bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat terutama pengunjung”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Penelitian menujukkan bahwa kepercayaan yang besar akan meningkatkan daya perubahan sikap, sedang kepercayaan yang kecil akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan. “memang tidak mudah sih teh bagi kami sebagai pengelola memilih masyarakat sebagai komunikator, karena bagaimana pun kami harus melihat dari semua aspek. Apalagi mereka harus bisa memberikan kepercayaan kepada pengunjung, jadi masih kami arahkan untuk bisa menyampaikan dengan baik”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Dengan demikian integritas sangatlah penting bagi Pokdarwis KiAmuk kemudian terbentuk sebuah kepercayaan, sehingga saat melakukan sebuah komunikasi mampu mmberikan informasi yang jelas. 4.2.1.2 Daya Tarik Keterampilan Berkomunikasi Pokdarwis KiAmuk dalam Pengembangan Kampung Wisata Pancer Selain integritas, faktor lain yang dimiliki seorang komunikator adalah “daya tarik” (attractiveness). Dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer misalnya faktor daya tarik seorang pokdarwis sangat berpengaruh bagi wisatawan. Daya tarik pada umumya disebabkan karena bicara yang sopan, murah senyum, cara berpakaian yang rapih dan postur yang gagah.

92 “..memang benar selain kredibilitas, pokdarwis harus memiliki daya tarik dengan berpakaian yang rapih atau sesuai, berbicara dengan sopan, murah senyum sehingga para wisatawan pun akan merasa nyaman saat berada dikampung wisata pancer”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Daya tarik merupakan hal yang sangat penting. Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan. “menurut saya sih teh, kita sebagai pengelola harus bisa menyesuaikan diri dalam setiap aktivitas. Maka dari itu kita harus memiliki daya tarik sehingga para pengunjung pun akan memiliki rasa simpatik”. (Sumber: Mandalika Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Di jelaskan juga oleh ketua Pokarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer dalam wawancara yang peneliti lakukan. “..dengan bicara yang sopan dan murah senyum sudah menunjukkan daya tarik dari pokdarwis kiamuk sebagai pengelola, saya rasa mereka paham bagaimana menarik perhatian pengunjung”. (Sumber: Mira Kampung Wisata Pancer 05 September 2021). Keberhasilan Pokdarwis KiAmuk dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer karena daya tarik dalam berbicara yang sopan, murah senyum dan berpakaian yang rapih. Terlihat saat sedang menyampaikan pesan kepada para pengunjung mengguanakan bahasa yang sopan dan bersikap ramah. “saya rasa pokdarwis sudah berhasil menciptakan daya tarik kepada pengunjung, sehingga banyak pengunjung yang datang tidak hanya sekali atau dua kali tetapi berkali kali datang. Ini

93 sangat berpengaruh dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer”. (Sumber: Ratu Anneu Kantor Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang 06 September 2021). Oleh karena itu, Pokdarwis KiAmuk sebagai bagian dari pelayanan publik harus mampu menarik perhatian pengunjung dengan daya tarik yang dimiliki. Pengelola Kampung Wisata Pancer harus menunjukkan daya tarik yang bagus sehingga dapat menarik perhatian pengunjung. 4.2.2 Strategi Pengenalan Khalayak Pokdarwis KiAmuk dalam Pengembangan Kampung Wisata Pancer Setelah melakukan strategi pemilihan komunikator dan kemudian yang menjadi penting adalah bagaimana menentukan khalayak. Pokdarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer sebagai komunikator harus benar-benar tepat menentukan komunikan yang akan menjadi target dari strategi komunikasi dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. “..ya benar teh, selain kami memilih komunikator kami juga menentukan siapa yang akan menjadi khalayak. karna bagaimapun tanpa khalayak, Kampung Wisata Pancer tidak akan berkembang dan saya selalu berharap kalau para wisatawan pun merasa puas ketika setelah berkunjung ke Kampung Wisata Pancer ini”. (Sumber: Ratu Anneu Kantor Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang 06 September 2021). Sebelum melaksanakan proses komunikasi, memahami masyarakat terutama yang akan menjadi target sasaran program komunikasi merupakan hal yang memiliki pengaruh besar, sebab semua aktivitas komunikasi diarakan kepada mereka. Maka dari itu Pokdarwis KiAmuk sangat memperhatikan sekali target sasaran yang akan dituju.

94 “pada dasarnya sebelum kita merintis kampung wisata pancer, kami sudah membuat perencanaan atau strategi dan yang terpenting itu target sasaran. Tujuan kami kan supaya Kampung Wisata Pancer ini bisa dikenal orang, apalagi kami sudah mengemas kampung wisata pancer agar bisa diminati oleh semua kalangan”. (Sumber: Mandalika Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Dalam wawancara dengan Mandalika mengatakan untuk menentukan khalayak pokdarwis sudah membuat perencanaan dan strategi dengan cara memperbaiki sarana dan prasarana, membuat spot spot selfie, membuat cinderamata dan sebenernya yang utama adalah akses jalan tapi ini sedang diusahakan untuk bisa cepat diperbaiki. Karena pokdarwis juga menyesuaikan dengan khalayak yang dituju. “betul teh, karena kami ingin mengetahui pengunjung yang datang ke Kampung Wisata Pancer ini sebagian besar dikalangan apa. Sebagian besar pengunjung datang untuk berjalan-jalan, memancing, berfoto selfie, ada yang ingin menyebrang ke pulau dan ada juga yang hanya sekedar menimati senja”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Dijelaskan juga oleh Ketua Pokdarwis Kiamuk dalam wawancara yang peneliti lakukan “kalo dilihat dari tingkat pendidikan sepertinya semua kalangan berkunjung ke Kampung Wisata Pancer, ada pun sebagian mahasiswa yang datang untuk meneliti. Kami sih selalu berusaha untuk menyuguhkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Kampung Wisata Pancer”. (Sumber: Mandalika Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Hasil wawancara dengan Mandalika mengatakan bahwa proses penyebaran informasi yang dilakukan oleh Pokdarwis KiAmuk kepada masyarakat biasanya membedakan tujuan kedatangan, tingkat pendidikan, jumlah masyarakat dan lainnya.

95 “kalo sasaran kami seluruh masyarakat kota serang ya teh tapi tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat dari seluruh provinsi banten juga teh, Alhamdulillah nya kalau sampai ada masyarakat dari luar provinsi banten juga berarti kan kami berhasil mengembangkan kampung pancer teh. Kita bisa tau ketika kita lagi memberikan informasi ke pengujung kami, selalu kami tanya mengenai tempat tinggalnya dimana”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Khalayak kampung Wisata Pancer yaitu seluruh masyarakat Kota Serang, masyarakat Provinsi Banten dan diluar dari Provinsi Banten. Pokdarwis KiAmuk dalam menentukan khalayak dilihat dari pengunjung yang datang dan selalu menanyakan berasal dari mana. Dalam setiap aktivitas atau kegiatan pasti ada hambatan termasuk dalam melakukan strategi pengenalan khalayak yang dialami oleh Pokdarwis KiAmuk dalam hal ini disampaikan oleh Sekretaris Pokdarwis KiAmuk. “tentu ada hambatan teh dalam menentukan khalayak ini teh, karena permasalahannya bukan semata-mata hanya menentukan khalayak saja, tapi informasi yang kita berikan bisa diterima oleh khalayak. Maka dari itu kita masih memerlukan dukungan dan bimbingan dari pemerintah yang bersinergi dengan masyarakat kampung pancer”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Dengan demikian Pokdarwis KiAmuk dalam usaha menciptakan persamaan kepentingan komunikator harus mengetahui terlebih dahulu siapa komunikan atau sasaran komunikasi yang akan dituju.

96 4.2.3 Strategi Penyusunan Pesan Pokdarwis KiAmuk dalam Pengembangan Kampung Wisata Pancer Kampung Wisata Pancer merupakan kampung yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi kampung wisata. Oleh karena itu, Pokdarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer dalam proses penyusunan pesan harus melakukan persiapan dengan membaca dan mencari informasi terbaru sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam proses pengembangan kampung wisata. Informasi yang diperoleh Pokdarwis KiAmuk berasal dari informasi terbaru yang di sesuaikan dengan panduan yang dimiliki oleh Pokdarwis KiAmuk. Kemudian, informasi tersebut diolah dan diatur sedemikian rupa agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dalam proses penyampaian pesan nantinya. “..sebelum kami menyampaikan sebuah pesan tentang kampung wisata pancer, kami selalu melakukan riset terlebih dahulu dengan cara mencari informasi terbaru apakah sesuai dengan kebijakan pemerintah atau tidak. Pesan yang ingin kami sampaikan untuk masyarakat pancer pentingnya akan sadar wisata, karena bagaimana pun kita berada dilingkungan kampung wisata. Kemudian pesan yang ingin sampaikan tentang wisata yang dimiliki oleh Kampung Wisata Pancer”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Dalam menyampaikan pesan Pokdarwis KiAmuk ini penggunaan simbol verbal dan non verbal. Simbol verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa, bahasa dapat diartikan sebagai perangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi kalimat yang

97 mengandung arti. Bahasa dapat membantu kita menyusun struktur pengetahuan menjadi logis dan mudah dimengerti oleh orang lain. “nah kalo untuk penyampain pesanya itu biasanya kita dari mulut kemulut teh, ya walapun dibilang masih jadul dan tradisional tapi kita tetap lakukan, selain mulut kemulut juga kita sampaikan pesan lewat media sosial kita teh”. (Sumber: Mandalika Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Dijelaskan juga oleh kepala Bidang Destinasi Wisata Disparpora Kota Serang dalam wawancara yang peneliti lakukan “pesan yang ingin kita bangun dalam kampung wisata ini adalah menyadarkan masyarakat akan sadar wisata dan selain itu memberikan contoh untuk kampung-kampung lainnya, agar bisa mencontoh Pokdarwis KiAmuk sebagai kampung wisata serta membangun pertumbuhan ekonomi daerah melalui kampung wisata”. (Sumber: Ratu Anneu Kantor Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang 06 September 2021). Penyusunan pesan ini dilakukan dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi kampung wisata pancer kepada khalayak luas mengingat kampung wisata pancer yang masih terbilang baru. Serta dapat mengedukasi masyarakat bahwa selain sebagai objek wisata, kampung wisata panjer juga merupakan tempat wisata edukasi mengenai ekosistem lingkungan yang ada di pesisir pantai yang ada di Kota Serang. “iya adanya penyusunan dan penyampaian pesan ini berharap dapat memberikan informasi serta mengedukasi masyarakat tentang kampung wisata pancer ini teh, penting juga buat kita unuk menjaga lingkungan dari pada di rusak lebih baik kita manfaatkan sebagai objek wisata yang dapat menghasilkan dan membantu perekonomian masyarakat yang ada disini’. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021).

98 Dalam kegiatan penyusunan dan penyampayaian pesan tersebut Pokdarwis KiAmuk berharap dapat mengajak dan mengedukasi khalayak luas khususnya yang berada di daerah sekitar kampung wisata pancer. “Yaaaa…berharapnya sih bisa lebih mengajak lagi yah teh, biar makin rame juga yang yang wisata kesini kita juga banyak kegiatan edukasi mengenai lingkungan juga kan jadi selain berwisata kita juga bisa mengetahui bagaimana menjaga lingkungan disekitar pesisir pantai dan ekosistemnya”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 september 2021). Pokdarwis KiAmuk kampung wisata pancer melakukan penyusunan dan penyamapain pesan dengan cara persuasif dan edukatif dimana merubah, mengajak dan mendidik masyarakat mengenai kampung wisata pancer. 4.2.3.1 Penyusunan dan Penyampaian Pesan Pokdarwis KiAmuk dalam Pengembangan Kampung Wisata Pancer Secara Persuasif Kegiatan komunikasi atau penyampaian pesan yang dilakukan Pokdarwis KiAmuk dalam pembangunan kampung wisata pancer antara hubungan dengan khalayak meniliki tujauan mengajak dan merubah sikap masyarakat sehingga dapat mengetahui mengenai kampung wisata pancer, penyusuan pesan secara persuasif memiliki sebuah proposisi, yakni adanya hasil yang di peroleh sumber dari penerima pesan atas pesan yang disampaikan.

99 “iya jelas teh klao buat menggajak dan merubah sikap masyarakat buat dateng dan berwisata kesini itu tujuan kita menyampaikan pesan informasi kepada masyarakat, apalagi akses kesini kan gk susah banget jadi gampang lah, wisata nya juga terjangkau gk mahal tapi banyak manfaatnya”. (Sumber: Mandalika Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Setiap pesan yang dibuat diharapkan akan menghasilkan perubahan sikap, tingkah laku masyarakat atau publik terhadap program pengembanagan kampung wisata pancer yang dilakukan atau dilaksanakan oleh Pokdarwis KiAmuk karena iu kegiatan komunikasi atau penyusunan dan penyampaian pesan secara persuasif yang bertujuan utuk perubahan melakukan kegiatan tersebut. “Kalo kami lebih mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan kampung pancer, harus adanya kesadaran juga dari masyarakat untuk ikut serta menjaga kelestarian lingkungan dan alam di kampung wisata pancer”. (Sumber: Anggia Kampung Wisata Pancer 05 September 2021). Dijelaskan juga oleh Sekretaris Pokdarwis KiAmuk dalam wawancara yang peneliti lakukan: “selain itu juga kita mendorong masyarakat di sekitar kampung wista pancer lebih peka kepada lingkungan dan wisata yang ada disisni melihat pembangunan kampung wisata pancer yang masi sangat baru ini kita juga butuh dukungan dari khlayak itu sendiri sehingga menimbulakan sinergi yang seimbang dalam pembanguan wisata kampung pancer”. (Sumber: Arfah Sihabuddin Kampung Wisata Pancer 04 September 2021). Penyusuan dan penyampaian pesan yang dilakukan oleh Pokdarwis KiAmuk dalam hal ini pesan yang dibuat bukan kana janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan pengaruh internal pisikologi masyarakat atau


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook