Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore ba. kearifan lokal

ba. kearifan lokal

Published by Guset User, 2021-12-13 09:19:21

Description: ba. kearifan lokal

Search

Read the Text Version

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Literasi ke SD-an berupa flipbook tantang “NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL ADAT PERNIKAHAN SUKU MELAYU\" Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Laila Alfi selaku Dosen Mata Kuliah Pengembangan Literasi ke SD-an yang telah membimbing saya sehingga dapat menyelesaikan tugas flipbook sesuai dengan ketentuan. Penulis sangat berharap semoga flipbook ini dapat menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca. Semoga flipbook ini juga dapat dijadikan sarana belajar bagi siswa. Saya sebagai penulis layaknya manusia biasa yang takluput dari kesalahan merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyususnan flipbook ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan flipbook ini. Semoga flipbook ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI

ADAT ISTIADAT SUKU MELAYU RIAU Hallo teman-teman Adat istiadat merupakan kebiasaan masyarakat Apa yang kalian daerah tertentu yang sudah menjadi kebiasaan ketahui tentang turun- temurun. Adat istiadat seringkali dilakukan Adat Istiadat suku dengan prosesi yang sakral dan memerlukan melayu Riau? perlengkapan yang sangat renik. Masyarakat di desa kampung dagang kecamatan rengat kabupaten Indragiri hulu sangat menjunjung tinggi adat istiadat kebudayaan mereka khususnya dalam hal pernikahan. Menurut Tenas Effendy ( 2004:57) salah satu yang dihindari oleh orang Melayu adalah ia tidak tahu adat atau tidak beradat. Bagaimana konsep etnosains melayu ? Dalam konsep etnosains Melayu, dikatakan bahwa mati anak duka sekampung, mati adat duka senegeri, yang menegaskan keutamaan adat yang menjadi anutan seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dari sisi lain, makna ungkapan adat biar mati anak jangan mati adat mengandung makna bahwa adat (hukum adat) wajib ditegakkan, walaupun harus mengorbankan keluarga sendiri. Peradaban masyarakat pendukung adat tersebut juga akan mati jika adat mati. Berdasarkan pendapat Husin Embi et al. (2004:85) masyarakat Melayu kaya dengan adat-istiadat, yang diwarisi secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Mengapa Adat berperan penting dalam kehidupan masyarakat melayu ? Adat sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat Melayu karena adat berfungsi untuk mengatur hampir semua sisi kehidupan, memberikan arahan dan landasan dalam semua kegiatan, mulai dari hal yang besar sampai kepada hal yang paling kecil. Adat melayu bersumber pada ajaran islam, oleh karena itu adat dijadikan sebagai identitas setiap pribadi orang Melayu. Sesuai dengan ajaran yang ada pada adat Melayu, jika hendak tahu kemuliaan umat, tengoklah kepada adat-istiadatnya, bahwa bahasa menunjukkan bangsa, sedangkan adat menunjukkan umat.

PERNIKAHAN ADAT SUKU MELAYU RIAU Apa yang dimaksud dengan Pernikahan ? Pernikahan merupakan salah satu adat suku Melayu. Pernikahan adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan atas dasar kemudian kedua belah pihak sehingga menjadi ciri khas yang mengikat satu sama lain ( Heriyanti 2002). Pernikahan juga merupakan upacara sakral yang mengikat janji nikah di hadapan agama, hukum, dan sosial. Pernikahan juga merupakan proses penyatuan dua insan manusia dalam sebuah ikatan yang suci. Adat pernikahan suku melayu memiliki beberapa ciri Apa yang menjadi ciri khas diantaranya yaitu pertama dilihat dari uang mahar khas Adat Pernikahan sering diukur dari tingkat pendidikan mempelai Suku Melayu? perempuan. Banyak terdengar semakin tinggi pendidikan mempelai perempuan maka semakin tinggi uang mahar nya. Ciri khas kedua jika salah satu dari calon mempelai membatalkan pernikahannya, apabila mempelai laki-laki yang membatalkan maka apa yang telah diberikan kepada mempelai perempuan maka seutuhnya akan menjadi milik mempelai perempuan. Sedangkan jika mempelai perempuan yang membatalkan maka mempelai perempuan harus mengembalikan apa yang telah diberi oleh mempelai laki-laki dengan dua kali lipat.

UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU MELAYU RIAU Hallo teman-teman taukah kamu tentang upacara adat pernikahan suku melayu? Upacara pernikahan merupakan upacara adat yang diselenggarakan untuk menyambut dan mengenang kesakralan dan kesucian pernikahan dalam kehidupan seseorang. Upacara adat perkawinan masyarakat Melayu, khususnya Melayu Indragiri Hulu sangat menitik beratkan soal adat atau susur galur peraturan dalam pelaksanaannya. Susur galur peraturan tersebut melibatkan tata cara komunikasi yang digunakan ketika proses-proses perkawinan berlangsung. (LAMR, 2008 : 2). Upacara adat perkawinan Melayu Indragiri yang termasuk dalam Melayu pesisir terdiri dari beberapa tahapan upacara yaitu merisik, meminang, mengantar tanda, mengantar belanja, menjemput, menggantung, berinai curi, berandam, akad nikah, tepung tawar, berkhatam Al-Qur’an, bersanding, makan bersuap, mandi damai, menyembah orang tua dan malam mengusung mertua. (LAMR, 2008 :7-77). Sebagai wujud karakter masyarakatnya adat pernikahan tradisional memiliki nilai-nilai kearifan lokal. Salah satu contoh adat pernikahan yang dijalankan masyarakat adat Melayu kabupaten Indragiri hulu yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal, dapat diketahui melalui makna simbol tahapan prosesi adat pernikahan mulai sebelum meminang calon pengantin perempuan sampai saat pernikahan berlangsung.

PROSESI-PROSESI ADAT PERNIKAHAN SUKU MELAYU RIAU Hallo teman-teman inilah prosesi-prosesi pernikahan pada adat suku melayu Riau 1. Merisik Proses merisik dilakukan secara bertahap, dimana pada prosesi ini pihak keluarga laki-laki mencari informasi tentang anak perempuan yang akan dijadikan istri. Pada prosesi ini pihak keluarga laki-laki mencari tahu bagaimana perannya terhadap orang tua dan di masyarakat. Serta mencari tahu kemampuan anak perempuan dalam mengurus rumah tangga. Pada prosesi ini terdapat hal penting yaitu menanyakan anak perempuan tersebut Apakah sudah di tanggam atau dipinang orang lain. Jika sudah maka kedatangan pihak keluarga laki-laki hanya dijadikan silaturahmi, tetapi jika belum maka pihak keluarga laki-laki akan mengutarakan niat baiknya. 2. Meminang Prosesi ini dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan antara dua belah pihak keluarga. Prosesi ini merupakan tanda pengesahan adanya ikatan di antara kedua calon mempelai. Menentukan tempat dan tanggal juga disepakati pada prosesi meminang. 3. Menghantar tanda Pada proses ini menjadi tanda bukti keseriusan seorang laki-laki agar gadis idamannya tidak diganggu orang lain. Tanda yang dihantarkan oleh pihak keluarga laki-laki merupakan kesepakatan dari kedua belah pihak keluarga. Tenda yang dibawa yaitu tepak sirih, keris, bunga rampai, cincin belah rotan yang terbuat dari emas, dan perlengkapan pribadi calon mempelai perempuan. Yang dihantarkan pada malam hari tepatnya setelah salat isya.

Hallo teman-teman inilah prosesi-prosesi pernikahan pada adat suku melayu Riau 4. Menghantar belanja Pada prosesi ini pihak keluarga laki-laki menghantarkan belanja atau uang belanja yang akan dibelanjakan keperluan pernikahan. Hantaran belanja seutuhnya menjadi hak pihak perempuan dan pihak laki-laki tidak boleh mengungkitnya lagi di kemudian hari. 5. Menggantung Acara gantung menggantung dilakukan beberapa hari sebelum hari pernikahan. Acara ini merupakan acara mendekorasi, memasang tenda, menghias kamar pengantin, menggantung perlengkapan pentas dan menghiasi pelaminan. Semua kegiatan tersebut dipimpin oleh mak andam yang dibantu oleh sanak keluarga dan tetangga. 6. Berinai Perintah dilakukan pada malam hari yang dilakukan oleh mak andam. Malam ini menjadi malam yang haru karena dilakukan semalam sebelum hari pernikahan dan menjadi sebuah malam perpisahan bagi calon mempelai perempuan karena esok harinya telah dipinang oleh laki-laki idamannya. Bentuk Inai akan digambar di kaki dan di telapak tangan. 7. Berandam Beranda merupakan prosesi mencukur, menggunting rambut, merapikan, Alis, Tengkuk, dahi, dan bagian tangan yang dilakukan oleh Mak andam. 8. Akad nikah Proses ini merupakan intinya dari semua prosesi pernikahan. Prosesi ini merupakan pengesahan sepasang calon mempelai sah menjadi suami istri di mata agama maupun negara.

Hallo teman-teman inilah prosesi-prosesi pernikahan pada adat suku melayu Riau 9. Tepung tawar Proses ini adalah kegiatan atau bentuk syukur kepada yang kuasa atas terkabulnya sebuah keinginan. 10. Khatam Qur’an Proses ini dilakukan agar dapat menunjukkan bahwa kedua orang tua mempelai perempuan mendidik anak perempuannya dengan didikan agama. Pada prosesi ini khusus dilakukan calon mempelai perempuan dan dibantu oleh guru ngaji. 11. Bersanding Pada tahap ini pengantin laki-laki dan perempuan duduk bersanding di pelaminan disaksikan oleh sanak keluarga, sahabat, jemputan. Bersanding nya sepasang pengantin di pelaminan untuk menunjukkan kepada khalayak umum bahwa sepasang pengantin sudah sah menjadi suami istri. 12. Makan bersuap Upacara ini dilakukan setelah acara bersanding. Pada kegiatan ini semua dipersiapkan oleh mak andam mulai dari piring, nasi, dan lauk pauknya, kemudian Mak mak andam mengambil tangan pengantin perempuan untuk menyuapi pengantin laki-laki dan begitu juga sebaliknya. Upacara ini dilakukan untuk simbol kesetiaan, cinta, dan pengabdian seorang istri kepada suami. Setelah selesai bersuap suapan dilanjutkan acara makan bersama semua tamu-tamu yang hadir.

NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL ADAT PERNIKAHAN SUKU MELAYU RIAU Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam adat pernikahan suku melayu Riau yaitu : 1. Nilai Religius / Keagamaan Nilai religius yaitu nilai yang memiliki konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa hal pokok dalam kehidupan yang dijadikan pedoman bagi tingkah laku keagamaan warga masyarakat yang bersifat suci, contohnya pernikahan. Dalam adat pernikahan suku melayu nilai religius ditunjukkan pada saat prosesi Tepung tawar, Akad nukah, dan Khatam qur’an. 2. Nilai Moral Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan baik buruknya perbuatan seseorang di lingkungan sekitar. Berdasarkan pendapat (Suseno 1987:19) mengatakan bahwa moral adalah segala sesuatu yang selalu mengacu pada baik buruknya seseorang sebagai manusia. Dalam adat pernikahan suku melayu nilai moral ditunjukkan pada taatnya seseorang pada adat dan masih menjalankannya sesuai adat istiadat yang ada, yaitu menjalankan pernikahan dengan prosesi-prosesi adat pernikahan yang terdapat dalam adat. 3. Nilai Musyawarah Musyawarah merupakan suatu pembahasan yang dimaksudkan untuk mencapai/mendapatkan solusi atau keputusan atas penyelesaian masalah yang terjadi. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh (S Suhartono, 2019) nilai musyawarah merupakan nilai yang terkandung dalam sila pancasila yang di dalamnya merupakan suatu pembahasan yang akan mencapai sesuatu keputusan dalam suatu penyelesaian masalah. Dalam adat pernikahan suku melayu terkandung nilai musyawarah pada saat menghantarkan tanda di dalam prosesi ini terdapat musyawarah antara kedua mempelai untuk menyepakati hantar belanja/uang belanja . setelah disepakatu kedua calon mempelai lalu hasil tersebut diumumkan kepada semua pihak keluarga. 4. Nilai Kerja sama / Gotong royong Nilai kerjasama adalah nilai sesuatu yang dilakukan secara bersama-sama dan saling tolong menolong. Antara dua atau beberapa pihak. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh ( Landsberger,2011) mengatakan bahwa kerjasama merupakan di mana semua anggota saling mendukung dan saling mengandalkan satu sama lain agar mendapatkan suatu hasil yang maksimal. Dalam adat pernikahan suku Melayu terkandung nilai kerjasama atau gotong royong pada saat melakukan prosesi menggantung. Pada saat prosesi ini semua orang ikut andil dalam membantu satu sama lain agar hasilnya maksimal dan cepat selesai.

Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam adat pernikahan suku melayu Riau yaitu : 5. Nilai Estetika / Keindahan Nilai estetika merupakan ilmu yang membahas tentang seni atau keindahan serta tanggapan manusia terhadap sesuatu hal. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh (Bruce Allsopp 1977) estetika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sebuah aturan dan proses yang menciptakan suatu karya seni, yang dapat menimbulkan perasaan positif ketika orang melihat. Dalam adat pernikahan suku Melayu terkandung nilai estetika pada saat acara rombongan keluarga pihak laki-laki menuju ke kediaman mempelai perempuan, dengan membawa barang bawaan yang telah disepakati kedua pihak keluarga. Mempelai diarak diiringi dengan terbangan atau rebana beserta lagu sholawat. Setelah sampai di rumah mempelai perempuan disambut dengan silat dan pantun oleh ketua adat. Dan ketika acara bersanding kedua mempelai bersanding di pelaminan dengan tata rias yang bagus yang akan timbul tanggapan dari orang lain. 6. Nilai Sosial Nilai sosial merupakan suatu yang mengacu pada perilaku atau tindakan yang dianggap baik dan diciptakan melalui proses interaksi di lingkungan masyarakat. Berdasarkan pendapat yang diungkapkan oleh (kimball young, 1959) bahwa nilai sosial merupakan sesuatu yang sering tidak disadari apa yang baik dan apa yang benar dan itu dianggap penting dalam masyarakat. Pada adat pernikahan suku Melayu semua proses yg mengandung nilai sosial karena semua dalam prosesi pernikahan sesuatu hal yang baik dan membutuhkan interaksi kepada orang lain.

DAFTAR PUSTAKA Allsopp, B. (1977). A Modern Theory of Achitecture, Jakarta : Dian Rakyat. Lembaga Adat Melayu Riau, . (2008). Adat Perkawinan Melayu Riau, Pekanbaru. Landsberger, J. (2011). Problem-based learning. Suseno, F. M. (1987). Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, Kanisius, Yogyakarta. Tenas Effendy. (2004). Pemakaian Ungkapan Dalam Upacara Perkawinan Orang Melayu. Yogyakarta Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu. Young, K. d. (t.thn.). Sosiology and Social Life (American Book Compony, New York ) 1959.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook