Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Seperti Hilang Kendali

Seperti Hilang Kendali

Published by wishnugiar, 2022-08-11 03:50:56

Description: Adakah seseorang menduga apa yang akan terjadi kemudian? Dullah sedang galau dna frustasi nyaris bunuh diri namun menghilangkan nyawa ternyata tak semudah dibayangkan, ia kemudian menyelamatkan nyawa banyak orang.

Search

Read the Text Version

Hampir 45 menit Dullah duduk di tepi jalan Tol mengumpulkan keyakinan untuk nekat melintas di jalan tol, awan gelap dan hujan rintik- rintik tak mampu meluluhkan pikirannya yang buntu, ingin menuntaskan semua di jalan bebas hambatan yang cukup ramai sore itu. Tak ada lagi pilihan baginya selain melintas hingga salah satu dari mobil yang lalu lalang akan menghantamnya keras lalu terpental beberapa meter ke badan jalan dan dilindas mobil

berikutnya yang melaju kencang di badan jalan. Belum selesai Dullah berpikir rencana teknis bunuh dirinya, tiba-tiba sebuah truk beroda delapan melaju deras kearahnya menghantam beton pembatas jalan dan kembali ke jalur tengah jalan, dari arah yang sama satu BMW maroon menghantam bagian belakang truk dan melintang di lajur kiri disambut APV silver yang kemudian menghantamnya hingga terpelanting menyusur jalanan. Dullah tercengang, jika tak menghindar habislah ia tertimpa roda

truk yang lepas dan terlempar setelah menghantam pembatas jalan, dadanya berdegup kencang namun masih mampu berdiri menyaksikan tujuh kendaraan lain yang bertabrakan dengan kerasnya, matanya berlarian kesana kemari melihat mobil-mobil yang tersungkur dan memperlihatkan korban yang tak sedikit jumlahnya. Jeritan dari dalam APV menyadarkan Dullah untuk segera melompati pembatas jalan dan memburu mobil yang sudah terguling, ia berusaha membuka pintu dan mengeluarkan orang-orang yang

terjebak di dalamnya, seorang anak umur 7 tahun ia keluarkan dari dalam mobil yang berpenumpang 5 orang, anak itu masih sadar dan tampak ada luka menganga di kepalanya. Dullah lalu menggendong dan meletakkan anak itu di rerumputan luar pembatas jalan, kembali ia ke APV mengangkat seorang pemuda yang terjepit, nampaknya hanya patah kaki dan luka terbuka di dahi dan bahu kirinya, Dullah pun mengangkat pemuda itu dan memapahnya ke tempat aman dimana ia letakkan anak kecil tadi.

Tak ada tanda-tanda kelelahan, Dullah bolak-balik memindahkan korban dari tempat kejadian ke pinggir jalan, fisik seorang atlit yang ia miliki membuatnya tak kenal lelah dan tak peduli situasi yang basah karena hujan walaupun tak begitu deras. Sudah 15 orang yang ia selamatkan ke tempat yang lebih aman, setelah Ambulans dan Polisi datang, korban yang berhasil dievakuasi berjumlah 29 orang dengan berbagai macam luka berat maupun ringan. Dullah berpikir keras, jika saja ia melakukan apa yang ia rencanakan,

bukan tak mungkin akan lebih banyak lagi korban yang berjatuhan, yang ia rasakan justru ternyata menghadapi maut itu sungguh mengerikan dan menyakitkan, terlebih lagi direncanakan sendiri, sungguh Dullah merasa dirinya sangat hina dan sama sekali tak berharga. Malam itu polisi mengizinkan Dullah pulang setelah dimintai keterangan, Abah & Emak datang menjemput membuat hati Dullah makin teriris melihat kedua wajah malaikat yang melahirkan dan merawatnya sejak kecil, sungguh

semakin hina ia merasakan rencana buruknya sore tadi, ia bungkam seribu bahasa, ia hampir hilang kendali.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook