VOLUME XII JUNI 2021
2 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 Redaksional Daftar isi Penanggung Jawab JENDELA Putri Meissarah, S.Si., M.Si. Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park Pulau-pulau Sangat Kecil Kita yang Sekarat [hlm. 3] Dewan Redaksi Peran Lahan Gambut dalam Tinjauan Dr. Sigit Heru Murti B.S., M.Si. Hidrologis Wilayah Pesisir [hlm. 6] Groundwater Flooding, Bahaya Terabaikan di Pemimpin Redaksi Gumuk Pasir Parangtritis [hlm. 8] Dr. Suprajaka, MT Integrasi Ekologi dan Ekonomi Kawasan Geoheritage Gumuk Pasir Parangtritis Sebagai Sekretaris Redaksi Upaya Melindungi Sumber Daya Air yang Mone lye Cornelia Marschiavelli, M.Si., M.Sc. Berkelanjutan [hlm. 11] Staf Redaksi PERISTIWA Ahmad Cahyadi, S.Si., M.Sc. Survei Cepat Kawasan Gumuk Pasir Ari Cahyono, S.Si., M.Sc. Tuntung Karang, Kabupaten Garut, Jawa Fajrun Wahidil Muharram, S.Si. Barat [hlm. 15] Farid Ibrahim, S.Si. TEKNOLOGI Nicky Setyawan, S.Si. Yonanta Dwi Hartanto VTOL, Pesawat Udara Nirawak Terbaru Yuniarsita Setyo Wulandari, S.Si. yang Memetakan Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis [hlm. 17] Sirkulasi Parangtritis Geomaritime Science Park WISATA Layouter Potensi Alam Biduk-Biduk dan Pulau-Pulau Tri Raharjo, S.Kom. Kecilnya [hlm. 20] Pulau Laut dan Pulau Sekatung Sebagai Pulau Penerbit Terluar NKRI [hlm. 26] Parangtritis Geomaritime Science Park Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul Yogyakarta 55772 28 halaman, 176 mm x 250 mm ISSN : 2503-4677
JENDELA BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 3 Wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka di akhir pekan Foto : Ahmad Cahyadi Pulau-pulau Sangat Kecil Kita yang Sekarat Ahmad Cahyadi [email protected] Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Saat pertama mendengar kata “pulau kecil” bayangan yang terlintas pada pikiran kita adalah tempat wisata pantai dan laut yang indah, terumbu karang yang menawan dan nyiur kelapa yang begitu mempesona. Namun dibalik itu semua, kita justru jarang berpikir bahwa pulau kecil memiliki banyak keterbatasan yang menjadikannya “fragile” atau mudah mengalami kerusakan. Sumberdaya yang terbatas serta karakteristik mudah rusak dan kurang toleran terhadap perubahan lingkungan menjadikannya harus mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya. Hal ini salah satunya terkait dengan sumberdaya air. Dalam tinjauan Ilmu Hidrologi, khususnya Meskipun demikian, tidak semua pulau sangat kecil Hidrologi Airtanah, sebuah pulau memiliki konfigurasi lensa airtanah. Hal tersebut diklasifikasikan sebagai pulau kecil (small sangat terkait dengan kondisi geologi pembentuk island) jika memiliki luas kurang dari 2.000 pulau sangat kecil tersebut. Pulau sangat kecil dengan km2. Selain itu, suatu pulau akan diklasifikasikan konfigurasi lensa airtanah umumnya ditemukan sebagai pulau sangat kecil (very small island) pada pulau yang tersusun atas material endapan ketika luas kurang dari 100 km2 dan atau memiliki sungai (pada muara sungai), endapan marin misalnya lebar kurang dari 3 km. Salah satu pertimbangan pulau-pulau yang terbentuk oleh endapan bioklastik penentuan batas luas pulau sangat kecil dalam seperti di gugusan kepulauan seribu. Di sisi yang tinjauan airtanah adalah kemungkinan terbentuknya lain, jenis-jenis pulau dengan batuan penyusun yang lensa airtanah (Gambar 1). Lensa airtanah adalah relatif keras dan impermeable seperti pulau vulkanik sejumlah massa airtanah tawar yang terletak di atas yang sebagian tubuhnya dibentuk oleh aliran lava airtanah asin. Di antara keduanya dipisahkan oleh umumnya tidak memiliki konfigurasi lenda airtanah satu zona transis yang disebut dengan zona interface. meskipun memiliki ukuran sangat kecil.
4 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 JENDELA Gambar 1. Lensa Airtanah pada Pulau Sangat Kecil (Cahyadi, 2015) Terdapat beberapa sebab mengapa airtanah di pulau Faktor ketiga yang menyebabkan airtanah pada pulau sangat kecil menjadi sangat terbatas. Pertama adalah sangat kecil sangat terbatas adalah adanya pengaruh karena curah hujan di pulau sangat kecil umumnya air laut yang menyebabkan berkurangnya airtanah sangat rendah. Umumnya curah hujan di pulau tawar oleh Karena proses intrusi air laut. Pulau sangat sangat kecil relatif lebih sedikit dibandingkan dengan kecil dengan lingkungan laut yang mengelilinginya daratan utama atau pulau besar di dekatnya, bahkan menyebabkan airtanah “mengapung” sebagai lensa bisa sampai sekitar 20%-nya saja. Pada pulau dengan airtanah. Pengambilan airtanah yang berlebihan, elevasi yang rendah, kondensasi awan sangat sulit serta imbuhan airtanah yang berkurang di musim terbentuk di atas pulau. Kondisi ini berbeda dengan kemarau akan menyebabkan desakan airtanah asin pulau-pulau vulkanik yang beberapa memiliki menuju ke airtanah tawar akan semakin tinggi. ketinggian yang mampu menyebabkan terjadinya Faktor berikutnya adalah terjadinya pencemaran yang hujan orografis. umumnya terjadi karena proses antropogenik.Wilayah Faktor kedua yang menyebabkan airtanah pada pulau sangat kecil yang terbatas menyebabkan pulau sangat kecil sangat terbatas adalah tidak kurangnya ruang untuk pengelolaan sampah dan adanya aliran air dari lokasi lainnya. Berbeda dengan limbah. Di sisi yang lain, beberapa pulau kecil memiliki wilayah pesisir pada pulau besar yang mendapatkan karakteristik geologi yang menyebabkan kerentanan aliran air dari wilayah yang lain melalui sungai, pulau airtanahnya tinggi. Misalnya pada pulau sangat kecil sangat kecil tidak memiliki pasokan air dari wilayah yang secara genesis dibentuk oleh endapan bioklastik yang lain. Hal yang mungkin terjadi adalah pasokan seperti pulau-pulau di gugusan kepualauan seribu, pada airtanah yang sangat dalam. Namun demikian, umumnya memiliki material dengan permeabilitas hal ini relatif sangat jarang dan kemungkinan untuk yang tinggi yang memungkinkan masuknya pengambilannya akan sangat sulit dilakukan. kontaminan dengan mudah. Selain itu, airtanah yang
JENDELA BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 5 Pulau Pramuka, Ibukota Kabupaten Kepulauan Seribu sebagai salah satu pulau sangat kecil Foto : Ahmad Cahyadi dangkal menyebabkan air tidak akan mengalami dukungnya, sehingga kerusakan sumberdaya tidak penyaringan oleh butir tanah atau batuan, sehingga dapat terelakkan. Manusia di atasnya juga merasa kontaminan dapat dengan mudah masuk ke dalam tidak terjadi apa-apa karena telah terbiasa dengan airtanah. masalah yang ditimbulkan dan bantuan dari suplai Pertambahan jumlah penduduk, semakin banyaknya logistik dan teknologi telah “dianggap” mampu wisatawan yang berkunjung dalam kegiatan wisata menyelesaikan masalahnya. Namun demikian, upaya massal yang dilakukan dalam pulau sangat kecil turut yang baik dapat dilakukan setidaknya pada dua memperparah terjadinya kerusakan sumberdaya hal. Pertama, usaha yang bisa kita lakukan adalah air di wilayah tersebut. Jumlah wisatawan yang dengan memperbaiki kondisi sumberdaya airtanah, tidak terkontrol, yang pada hari libur jumlahnya yakni dengan membatasi jumlah pengunjung, dapat mencapai ratusan (bahkan lebih banyak memaksimalkan hujan yang jatuh dengan sumur dari penduduk suatu pulau sangat kecil) telah resapan, membatasi penggunaan, dan mengelola menyebabkan pemenuhan kebutuhan air berganti sampah dan limbah dengan teknologi yang lebih dengan mendatangkan dari pulau lain. Pulau- baik. Sumberdaya airtanah dapat digunakan hanya pulau di gugusan kepulauan seribu misalnya telah pada kondisi darurat, sementara memperlancar mendatangkan air-air mineral galon dari Tangerang pasokan dari wilayah lain atau pemanfaatan teknologi dan Jakarta untuk memenuhi kebutuhan minum dan desalinasi dapat menjadi alternative pemenuhan masak. Hal ini tentunya terjadi karena airtanah tidak kebutuhan air pada kondisi normal. Kedua, usaha lagi mampu mencukupi kebutuhan air di wilayah ini. yang bisa kita laksanakan adalah menjadikan kasus Namun demikian, pemakaian untuk mencuci dan kerusakan sumberdaya air pulau sanngat kecil yang mandi tetap saja sudah cukup untuk menjadikan sudah terjadi sebagai pelajaran agar tidak terjadi pada airtanah di beberapa pulau sangat kecil seperti Pulau pulau yang lain. Orientasi pada wisata massal dengan Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Kelapa menjadi sebanyak-banyaknya mendatangkan wisatawan asin secara keseluruhan, terutama pada musim hendaknya dibuang jauh-jauh. Konsep ekowisata kemarau. yang sesungguhnya dan pencapaian kesejahteraan Beban yang harus ditanggung oleh sebuah pulau masyarakat lokal hendaknya menjadi poin utama sangat kecil seringkali sudah melewati batas daya yang menjadi tujuan. Cahyadi, A. 2015. Analisis Potensi Sumberdaya Air Pulau Koral Sangat Kecil (Studi Kasus di Pulau Koral Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Tesis. Yogyakarta: Magister Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS), Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
6 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 JENDELA Gambar 2. Ilustrasi Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Pertanian Peran Lahan Gambut dalam Tinjauan Hidrologis Wilayah Pesisir Muhammad Iqbal [email protected] Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Lahan gambut tidak diragukan lagi memiliki peran penting dalam tinjauan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang perlu dikelola dengan bijak. Di sisi yang lain, peran lahan gambut juga sangat besar dari sudut pandang hidrologi, di mana lahan gambut berfungsi sebagai reservoir air yang memiliki multiple effect yang penting pada suatu wilayah. Saat curah hujan tinggi, lahan gambut berfungsi menyerap kelebihan air saat tanah sudah tidak mampu menyerap air dikarenakan sudah mencapai titik jenuh. Hal ini memiliki peran besar dalam mencegah bencana banjir, khususnya daerah lowland di wilayah pesisir. Saat musim kemarau datang, lahan gambut berfungsi sebagai akuifer cadangan air, dan menjaga tanah tetap basah. Hal ini memiliki peran penting dalam mencegah kekeringan, ataupun dampak lanjutan dari kekeringan berupa kebakaran lahan gambut. Namun keistimewaan lahan gambut tidak sejalan dengan kondisi kelestariannya, di mana pembangunan semisal pemukiman semakin masif, sehingga lahan gambut semakin terancam fungsinya. Walaupun gagasan pemerintah tentang restorasi lahan gambut sudah digencarkan, namun perlu usaha dan dukungan tambahan dari berbagai pihak, semisal dari kalangan akademis agar lebih giat melakukan kajian terkait pelestarian lahan gambut dengan harapan eksistensi dan fungsinya tetap terjaga. Berdasarkan Konvensi Ramsar tahun 1971, sebagai lahan dengan tanah jenuh air, terbentuk lahan basah diklasifikasikan menjadi tiga dari endapan sisa-sisa vegetasi yang belum lapuk kelompok, yaitu: lahan basah pedalaman, sempurna dengan ketebalan >50 cm dan kandungan lahan basah pantai, dan lahan basah buatan organik minimal 12% dari total berat kering massa manusia (Rubec, 1996 dalam Tim PLBT, 1999). Salah tanah (Radjaguguk & Setiadi, 1991). Sebaran lahan satu jenis lahan basah yang dominan ditemukan di gambut di Indonesia utamanya tersebar di Pulau Indonesia adalah lahan gambut. Sumatra, Pulau Kalimantan, dan Papua, di mana sebagiannya berada di rawa lebak dan pantai Badan Penelitian dan Pengembangan (Gambar 1). Pertanian (2012) mendefinisikan lahan gambut
JENDELA BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 7 Gambar 1 Peta Sebaran Lahan Gambut di Indonesia kemarau datang, lahan gambut berfungsi sebagai Sumber: Soebagjo (1998) akuifer cadangan air, dan menjaga tanah tetap basah. Hal ini memiliki peran penting dalam Kondisi Pengembangan Lahan Basah mencegah kekeringan, ataupun dampak lanjutan Peningkatan jumlah penduduk secara efektif dari kekeringan berupa kebakaran lahan gambut. Manajemen air seperti ini harus dipahami agar tidak telah berdampak pada berbagai aspek lingkungan, ada kesalahan persepsi tentang pengelolaan lahan termasuk penyusutan luas lahan gambut. Berbagai gambut, semisal ketidakberhasilan panen berbagai intervensi manusia semisal alih fungsi lahan menjadi komoditas pertanian di atas lahan ini. pemukiman, intensifikasi pertanian (Gambar 2), pencemaran, urbanisasi, penggundulan hutan, Barangkali kejadian semisal Proyek dan aktivitas lain yang menganggu keseimbangan Pengembangan Lahan Gambut (PPLG) Satu Juta ekosistem telah secara signifikan mengubah fungsi Hektar Tahun 1900an dapat dijadikan pelajaran lahan gambut itu sendiri. Hal ini menjadikan perlu bagaimana pengelolaan lahan gambut tanpa kajian adanya langkah konkret agar keberadaan lahan mendalam menyebabkan kegagalan besar dan gambut bisa terus dipertahankan. kerusakan lingkungan yang luas. Fungsi Penting Lahan Gambut Pengelolaan lahan Gambut Fungsi lahan gambut dari segi ekologi Pengelolaan lahan gambut hendaknya memiliki peran penting sebagai habitat dari berbagai didasarkan pada prinsip-prinsip konservasi dan keanekaragaman hayati semisal yang ditemukan keberlanjutan. Semua pihak harus berusaha di kebanyakan lahan basah, seperti mangrove. bagaimana paradigma tentang “lahan gambut lahan Di sisi yang lain, jika dikaji dari sisi hidrologi yang tidak bermanfaat” bisa hilang, sehingga lahan lahan gambut berfungsi sebagai penyimpan air, gambut bisa terus dilindungi demi terus menjaga pengendali banjir dan erosi, pengendali kekeringan, perannya dalam menjaga keanekaragaman hayati dan transportasi air. Saat curah hujan tinggi, lahan dari sisi ekologi dan fungsi reservoir air suatu gambut berfungsi menyerap kelebihan air saat kawasan jika ditinjau dari perspektif hidrologi. tanah sudah tidak mampu menyerap air dikarenakan sudah mencapai titik jenuh. Hal ini memiliki peran besar dalam mencegah bencana banjir terutama di wilayah lowland di wilayah pesisir. Saat musim Radjaguguk dan Setiadi, B. 1991. Lahan Gambut di Indonesia. dalam http://www.cifor.org/pdf/A1.pdf, diakses 6 April 2021-04-06 Seobagjo. 1998. Wet Soil of Indonesia. In Kimble JM, ed 1992. Makalah dalam Proc. Eight Int. Soil Correl Meeting (SCOM), USDA, SCS, National Soil Survey Center. Lincoln, NE. 248-259. Tim PLBT. 1999. Konsolidasi Melalui Penyelamatan Lahan Basah Terpadu pada Proyek Lahan Gambut di DAS Bakakas, Kalimantan Tengah. Laporan Penelitian. Jakarta: BAPPENAS.
8 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 JENDELA Groundwater Flooding di Gumuk Pasir Parangtritis pada Tanggal 27 Desember 2017 (Foto Oleh Ahmad Cahyadi) Groundwater Flooding, Bahaya Terabaikan di Gumuk Pasir Parangtritis Ahmad Cahyadi [email protected] Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Meskipun telah dikenal sebagai salah satu bencana alam yang merusak, istilah groundwater flooding merupakan salah satu bencana yang masih minim referensi atau penelitian. Kejadiannya memang relatif jarang terjadi dibandingkan dengan banjir yang disebabkan oleh meluapnya sungai, tetapi groundwater flooding umumnya juga menimbulkan banyak kerugian dan dapat menimbulkan genangan air permukaan yang berlangsung cukup lama. Groundwater flooding ialah banjir yang ini umumnya terjadi pada lembah atau cekungan, disebabkan oleh naiknya airtanah ke termasuk pada cekungan-cekungan yang terdapat permukaan tanah. Dalam bahasa Indonesia, pada gumuk pasir; saya memilih menterjemahkannya sebagai Banjir Airtanah. Penyebab terjadinya groundwater (2) Groundwater Flooding pada endapan flooding setidaknya dapat dirinci menjadi 5 hal, yaitu: dangkal yang permeabel, di mana airtanah di dataran banjir yang terhubung ke sungai naik ke (1) Groundwater Flooding dari akuifer yang permukaan tanah (Morris et al., 2008; Cobby et al., tidak tertekan (beberapa penulis di Indonesia 2009). Pada kejadian ini endapan aluvial di dataran menyebut akuifer bebas) yang naik dan memotong banjir secara tidak langsung terpisahkan dengan permukaan tanah (Finch et al., 2004; Naughton et sungai oleh natural levee atau tanggul alam, namun al., 2012; Abboud et al., 2017; Reiss et al., 2019). Hal demikian pada bagian bawah permukaan terdapat
JENDELA BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 9 endapan aluvial yang secara langsung terhubung lebih kecil dari debit aliran yang masuk (Naughton dengan bagian tubuh sungai. Hal ini menyebabkan et al., 2012). Pada kejadian ini airtanah akan naik dataran banjir mengalami banjir airtanah saat air ke permukaan melalui karst window atau sinkhole sungai memiliki ketinggian lebih dari dataran banjir dan menyebabkan terbentuknya danau sementara meskipun tidak melebih tanggul alam. (ephemeral lake) seperti yang banyak terjadi di kawasan karst Irlandia, Danau Tendetung dan (3) Groundwater flooding yang terjadi karena Danau Lemelu di Pulau Peleng, Sulawesi Tengah dan proses rebound airtanah (Groundwater Rebound), di terjadinya banjir yang terjadi pada Karst Window mana permukaan air tanah naik setelah pemompaan Ngreneng pada saat terjadi badai Cempaka pada dihentikan (Macdonald et al., 2014). Kondisi ini tahun 2017 di Kawasan Karst Gunungsewu (Cahyadi misalnya terjadi pada fasilitas-fasilitas yang biasanya et al., 2019); dan dilakukan dewatering (pengeringan airtanah) dengan pemompaan. Misalnya pada area pertambangan (5) Groundwater flooding yang terjadi karena yang umumnya dilakukan pemompaan airtanah agar adanya struktur bawah tanah yang menyebabkan dapat dilakukan penambangan material di bawah aliran airtanah terhalang (Macdonald et al. 2008; muka airtanah. Penghentian proses pemompaan Hughes et al. 2011). Keberadaan struktur atau atau dewatering kemudian akan menyebabkan bangunan yang menghalangi aliran airtanah dapat terjadinya rebound airtanah yang menyebabkan menyebabkan kenaikan muka airtanah, sehingga area pertambangan akan mengalami groundwater pada kondisi tertentu airtanah dapat naik ke flooding; permukaan tanah. Hal ini terutama terjadi saat terjadi imbuhan airtanah yang terus menerus dalam jumlah (4) Groundwater flooding yang terbentuk yang banyak seperti saat musim penghujan misalnya. karena kapasitas pengaliran pada sungai bawah tanah atau aliran konduit di kawasan karst yang Mekanisme Terjadinya Groundwater Flooding di Gumuk Pasir Parangtritis
10 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 JENDELA Perhatian pada Groundwater flooding mendapatkan imbuhan dari air hujan yang deras, memang belum cukup lama digaungkan (Morrissey hujan yang berlangsung lama atau hujan ekstrim et al., 2020; Hughes et al., 2011). Hal ini juga nampak seperti saat Badai cempaka. Kenaikan muka airtanah dari sedikitnya penelitian yang dilakukan, serta yang cepat di ini kemudian akan menyebabkan aturan-aturan yang mencakupnya dalam berbagai airtanah muncul di cekungan-cekungan sebagai upaya mitigasi dan manajemen kebencanaan. danau sementara. Perhatian yang besar pada groundwater flooding bermula dari kejadian yang menimpa Eropa pada Groundwater flooding di Gumuk Pasir musim dingin tahun 2000 dan 2001 yang banyak Parangtris memang berdampak tidak terlalu besar melanda daratan Eropa. Kejadian ini kemudian diikuti bagi kehidupan manusia mengingat wilayah ini tidak dengan banyaknya kejadian lainnya misalnya pada banyak dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat. Inggris di Oxford (2007) dan di Berkshire Downs Namun pada tahun 2017, permukiman dan jalan dan Chilterns pada tahun 2014 dan groundwater yang dibangun di Gumuk Pasir nampak terendam flooding di Galway, Irlandia pada 2009 dan 2015/2016 beberapa hari. Hal lain yang perlu diwaspadai dari (Naughton et al., 2017). Salah satu dampak kejadian groundwater flooding di Gumuk Pasir Parangtritis tersebut di antaranya adalah terdampaknya 380.000 adalah bahwa dalam kondisi airtanah yang sampai properti di Inggris dan Wales. Hal tersebut kemudian mengalir ke permukaan tanah menunjukkan bahwa menginspirasi dimasukkannya groundwater wilayah ini memiliki bahaya Liquifaksi. Saat terjadi flooding sebagai salah satu hal yang harus dinilai gempabumi, wilayah dengan airtanah yang sangat dalam penanganan bencana banjir di Uni Eropa dangkal atau bahkan mengalir ke permukaan tanah (MacDonald et al., 2014). akan mengalami perbahan sifat dari padat menjadi cair, karena pori-pori antar butir batuannya telah Groundwater flooding di Indonesia di antaranya diisi oleh air. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pernah terjadi Gumuk pasir prangtristis. Beberapa liquifaksi. Bahaya lain yang nampak dari fenomena berlangsung setiap musim penghujan dengan lama ini adalah bahwa airtanah di wilayah ini memiliki waktu yang relatif sebentar, dan beberapa kejadian potensi mengalami pencemaran yang lebih tinggi. terjadi saat kondisi hujan ektrim seperti saat terjadi Hal ini karena materialnya bersifat lulus air, dan Badai Cempaka pada tahun 2017. Groundwater memiliki kedalaman yang relatif dangkal bahkan flooding di Gumuk Pasir Parangtritis terbentuk pada sebagiannya muncul di permukaan tanah. Hal ini cekungan-cekungan di antara gumuk pasir atau berarti proses filtrasi air oleh butir batuan (dalam hal swale. Bagian bawah dari gumuk pasir yang berupa ini pasir) hamper tidak terjadi, sehingga kontaminan endapan litoral wates dengan permeabilitas yang dengan mudah masuk ke dalam airtanah. lebih rendah dari material Gumuk pasir menjadikan aliran airtanah kea rah bawah menjadi relatif lebih Pada lokasi yang dianggap menyebabkan lambat dibandingkan dengan pengisian airtanah gangguan, kejadian groundwater flooding dapat oleh hujan yang jatuh di gumuk pasir. Bahkan pada diatasi dengan melakukan pemompaan airtanah beberapa lokasi ditemukan bahwa gumuk pasir atau genangan pada cekungan, atau dapat menumpang di atas lava andesitik-basaltik yang pula dengan membuat drainase pengatus yang dihasilkan oleh Gunungapi Purba Parangtritis. mengalirkan genangan atau airtanah menuju ke Kedua hal di atas kemudian menyebabkan airtanah laut atau tempat yang lebih rendah. Hal ini akan akan cepat mengalami kenaikan terutama saat menyebabkan airtanah berkurang dan genangan dapat dihilangkan. Abboud, J.M., Ryan, M.C. and Osborn, G.D. 2017. Groundwater flooding in a river-connected alluvial aquifer. Journal of Flood Risk Management, 2018;11:e12334. https://doi.org/10.1111/jfr3.12334 Cahyadi, A., Haryono, E., Adji, T.N., Widyastuti, M., Riyanto, I.A., Nurteisa, Y.T., Fatchurohman, H., Reinhard, H., Agniy, R.F., Nurkholis, A., Naufal, M. and Nurjani, E. 2019. Groundwater flooding due to Tropical Cyclone Cempaka in Ngreneng Karst Window, Gunungsewu Karst Area, Indonesia. E3S Web of Conferences, 125, 01020 (2019).Naughton, O., Johnston, P.M. and Gill, L.W. 2012. Groundwater flooding in Irish Karst: the hydrological characterization of ephemeral lake (turloughs). Journal of Hydrology, 470, 82-97. Cobby, D., S.E, M., Parkes, A. and Robinson, V. 2009. Groundwater flood risk management: Advances towards meeting the requirements of the EU floods directive. Finch, J.W., Bradford, R.B. and Hudson, J.A., 2004. The spatial distribution of groundwater flooding in a chalk catchment in southern England. Hydrological Process, 18, 959–971. Hughes, A.G., Vounaki, T., Peach, D.W., Ireson, A.M., Jackson, C.R., Butler, A.P., Bloomfield, J.P., Finch, J. and Wheater, H.S. 2011. Flood risk from groundwater: examples from a Chalk catchment in southern England. Journal of Flood Risk Management, 4, 143–155. Macdonald, D., Bloomfield, J., Hughes, A., MacDonald, A., Adams, B. and McKenzie, A. 2008. Improving the understanding of the risk from groundwater flooding in the UK. Paper presented at the meeting of FLOODrisk 2008. European Conference on Flood Risk Management, 1–10. Retrieved from http://nora.nerc.ac.uk/7760/ Macdonald, A.M., Lapworth, D.J., Hughes, A.G., Auton, C.A., Maurice, L., Finlayson, A. and Gooddy, D.C., 2014. Groundwater, flooding and hydrological functioning in the Findhorn floodplain, Scotland. Hydrology Research, 45, 755–773. Morrissey, P.J., McCormack, T., Naughton, O., Johnston, P.M. and Gill, L.W. 2020. Modelling groundwater flooding in a lowland karst catchment. Journal of Hydrology, 580, https://doi.org/10.1016/j.jhydrol.2019.124361 Morris, J., Bailey, A.P., Lawson, C.S., Leeds-Harrison, P.B., Alsop, D. and Vivash, R., 2008. The economic dimensions of integrating flood management and agri-environment through washland creation: A case from Somerset, England. Journal of Environmental Management, 88, 372–381. Naughton, O., Johnston, P.M., Mccormack, T. and Gill, L.W. 2017. Groundwater flood risk mapping and management: examples from a lowland karst catchment in Ireland. Journal of Flood Risk Management, 10, 53–64. Reiss, J., Perkins, D.M., Fussmann, K.E., Krause, S., Cahoto, C., Romeijn, P., Robertson, A.L. 2019. Groundwater flooding: ecosystem structure following and extreme recharge event. Science of the Total Environment, 652, 1252 - 1260.
JENDELA 11BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 Groundwater Flooding di Gumuk Pasir Parangtritis pada Tanggal 27 Desember 2017 (Foto Oleh Ahmad Cahyadi) Integrasi Ekologi dan Ekonomi Kawasan Geoheritage Gumuk Pasir Parangtritis Sebagai Upaya Melindungi Sumber Daya Air yang Berkelanjutan Kharisma, Ilham Alif Fianto, Anzilna Vania WS Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta Keberadaan bentang alam gumuk pasir di Indonesia merupakan sebuah hal langka karena kondisi klimatologis Indonesia beriklim tropis, padahal umumnya gumuk pasir terbentuk pada iklim arid. Gumuk Pasir Parangtritis terbentuk karena adanya material endapan pasir erupsi Gunungapi Merapi yang terbawa angin dan dibantu oleh keberadaan aliran Sungai Opak di sekitarnya (Khotimah, 2006). Material pasir di dalam gumuk pasir tersebut mampu membentuk akuifer Dampak Pertumbuhan Ekonomi yang Terpusat yang cukup besar karena tekstur pasir Pertumbuhan penduduk yang cepat secara merupakan material porus yang mampu menampung dan meloloskan air dengan cepat, demografi dan kondisi Pantai Parangtritis sebagai sehingga akan mempengaruhi kondisi potensi air daerah wisata membuat daya tarik warga untuk tanah gumuk pasir (Lobeck, 1939). Menurut Adji memusatkan mata pencaharian atau pekerjaan dkk. (2013) karakteristik akuifer di kawasan gumuk mereka di sana. Hal ini menjadi penyebab daerah pasir ini bersifat lokal, yang artinya memiliki sistem tersebut mulai dipadati pemukiman penduduk imbuhan (recharge) dan simpanan (discharge) yang mengelompok bahkan banyak juga ditemukan yang ada pada satu lokasi. Dengan adanya kondisi bangunan-banguan hotel dan penginapan baru. tersebut, maka segala proses hidrologi akan saling Menurut Soemarwoto (1991) adanya peningkatan mempengaruhi dengan cepat. Konsekuensinya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan adalah segala bentuk input berupa polutan meningkatnya pengaruh kepada kebutuhan pangan, akan dapat berpengaruh besar dalam kondisi limbah, industri, transportasi, dan sumberdaya. kualitas air tanah. Kondisi akuifer yang rentan Salah satu yang termasuk sumberdaya di sini adalah polutan diperparah dengan meningkatnya jumlah sumber daya air. Daerah wisata seperti kawasan penduduk serta munculnya berbagai pemanfaatan Gumuk Pasir Parangtritis memang merupakan lahan di wilayah Gumuk Pasir Parangtritis. potensi ekonomi yang cukup menjanjikan. Berdasarkan penelitian Kurniadhini dan Purnama
12 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 JENDELA (2016), jumlah air tanah pada 2016 masih dalam pencemaran dari limbah pemukiman. Perkembangan kondisi yang wajar untuk dimanfaatkan. Akan tetapi, pariwisata memicu dibangunnya toilet umum dalam dengan proyeksi peningkatan jumlah penduduk jumlah yang banyak, sehingga akan semakin banyak yang cukup tinggi, diperkirakan tahun 2025 kondisi sumber pencemar. Pembuangan limbah masyarakat jumlah air tanah akan lebih rendah terhadap baku kawasan Gumuk Pasir Parangtritis masih melakukan aman yang menyebabkan krisis air tanah. Banyaknya pembuangan limbah domestik dan sanitasi secara penduduk tidak hanya mengancam kelestarian langsung di permukaan tanah, ditampung di dalam kuantitas atau jumlah air yang dimanfaatkan, tetapi tangki septik, bahkan dibuang di sungai yang dari segi kualitas air yang disebabkan oleh limbah mengalir sekitar kawasan kepesisiran yang akibatnya domestik dan juga kondisi pembuangan septic- akan terakumulasinya kandungan bakteri E. coli, tank. Tingginya nilai DHL dalam penelitian yang coliform, dan fosfat ke dalam air tanah (Adji dkk., dilakukan Adji dkk. (2013) mengindikasikan adanya 2013). Pencemaran air tanah juga dipengaruhi oleh ternaknya yaitu ternak sapi dan kambing. Menurut infrastruktur yang kurang terencana, sehingga Adji dkk. (2013), mayoritas sampel air tanah berpengaruh terhadap kondisi sistem pembuangan yang didapati pada sumur warga dengan lokasi di sekitar kawasan wisata. Kawasan tersebut tumbuh berdekatan dengan lahan peternakan terindikasi secara organik karena masyarakat belum memiliki memiliki kandungan bakteri E. coli yang melebihi kesadaran dan kepedulian terhadap aspek ekologi ambang batas yaitu sebesar 2,4 x 105 JPT/100 mL dan yang seharusnya diberikan melalui sosialisasi. untuk coliform sebesar 2,4 x 106 JPT/100 mL. Ambang Keterdapatan pembuangan limbah langsung batas baku mutu air yang tercantum dalam Pergub ke sungai dan terbukanya saluran pembuangan DIY Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air akan menimbulkan masalah baru selain krisis air di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 100 JPT/100 bersih, yaitu masalah kesehatan bagi masyarakat mL untuk coli tinja dan 1000 JPT/100 mL untuk setempat bahkan pengunjung wisata. Material coliform. Tingginya nilai pencemar tersebut berasal pasir yang mudah menyerap polutan ke tanah serta dari kotoran hewan yang tersiram air dan ikut masuk bentuk akuifer air tanah yang berbentuk seperti ke dalam tanah dan terakumulasi bersama tinja. mangkuk terbuka akan memperburuk kualitas Dampak paling umum dari bakteri E. coli ini adalah air tanah di lingkungan kawasan Gumuk Pasir gangguan pada sistem pencernaan. Hal tersebut Parangtritis. Banyaknya penduduk yang bermukim kemudian akan memperparah dari keberlanjutan selain membangun hunian juga merambah ke kualitas air untuk dimanfaatkan kemudian harinya. pemanfaatan lahan lainnya. Kondisi kualitas air mampu dipengaruhi oleh keberadaan pemanfaatan Pemanfaatan Lahan Sebagai Alternatif Sumber lahan seperti peternakan, pertanian, dan tambak Ekonomi perikanan di kawasan Gumuk Pasir Parangtritis. Di sisi utara kawasan Gumuk Pasir Parangtritis Pemanfaatan lahan untuk peternakan ini mengalami perubahan lahan cukup intensif untuk mengikuti pola pemanfaatan pemukiman warga lahan pertanian dan budidaya tambak perikanan. setempat yang masih memanfaatkan air tanah Kegiatan pertanian dan tambak merupakan bentuk melalui sumur-sumur pribadi dengan jenis hewan
JENDELA 13BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 aktivitas penunjang keadaan ekonomi warga Pada 10 Juli 2014 tercatat kolam tambak di setempat. Dalam pelestarian gumuk pasir ini Kecamatan Kretek berjumlah 22 kolam, Kecamatan sebenarnya sudah dilakukannya restorasi pada tahun Srandakan sebanyak 225 kolam, dan Kecamatan Sanden 2015 dengan membagi kawasan menjadi tiga zona sebanyak 42 kolam. Hingga 10 Desember 2014, jumlah yaitu zona inti, zona terbatas, dan zona penunjang. kolam di Kecamatan Kretek dan Srandakan meningkat; Akan tetapi, dalam hal restorasi keberadaan yaitu sebanyak 33 kolam di Kecamatan Kretek, dan 229 sumber mata air dan potensi pencemaran air kolam di Kecamatan Srandakan (Cahyaningrum, et al., tanah terlihat masih kurang diperhatikan. Terdapat 2017). Hal yang perlu menjadi perhatian dari banyaknya juga pemanfaatan dari tambak yang terdengar tambak tersebut adalah sistem pengelolaan air sumber konservatif jika dihubungkan dengan posisinya maupun air limbah buangan di kawasan tersebut di dalam pembagian di 3 jenis zona konservasi masih sangat sederhana. Belum adanya tandon khusus gumuk pasir tersebut. Terlebih dalam hal ekonomi untuk menampung dan mengolah air buangan berupa keberadaan tambak merupakan potensi terbukanya limbah malahan langsung dibuang ke lingkungan baik lapangan kerja baru. Akan tetapi, hal yang perlu secara langsung ke tanah ataupun melalui aliran sungai dipermasalahkan adalah ancaman keberlanjutan menuju muara melalui gorong-gorong. Hal ini menjadi dari potensi kualitas air akibat keberadaan tambak perhatian karena adanya potensi dampak dari limbah tersebut. yang masuk ke dalam tanah. Secara aspek ekonomi, adanya pertanian di tetapi adanya penggunaan pestisida, herbisida, dan gumuk pasir menjadi salah satu bentuk penghasilan pemupukan yang berlebihan menyebabkan dampak warga masyarakat sebagai penghasilan penunjang terhadap kualitas badan air. Suharyo (2018) menjelaskan setelah aspek jasa wisata. Sistem pertanian di kawasan limbah pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia gumuk pasir dilakukan dengan sistem pengairan yang stabil, keadaan di mana tidak terurai di alam, irigasi. Irigasi di kawasan gumuk pasir dilakukan sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam dengan cara penyiraman dan penggunaan sumur tanah, dasar sungai, danau dan laut. Pada keadaan renteng atau dengan cara pompa air dan selang. selanjutnya akan mempengaruhi organisme-organisme Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis yang memiliki yang hidup di dalamnya dan pemakaian pupuk buatan material pasir memiliki kerentanan air tanah terhadap berlebihan akan menyebabkan eutrofikasi pada badan pencemaran yang besar. Penggunaan lahan sawah air/perairan terbuka. Oleh karena itu diperlukan suatu memiliki hubungan dengan sebaran bakteri E. coli. pengelolaan berupa pengaturan dalam pemanfaatan Limbah yang berasal dari aktivitas pertanian berupa lahan, misalnya pemupukan yang tidak berlebihan dan pemberian pupuk dari kotoran hewan menjadi salah pengelolaan limbah dari pertanian. Potensi ekonomi satu faktor penentu kualitas air pada daerah tersebut. dalam bidang pertanian mampu dioptimalisasikan Pemakaian pupuk mampu mengindikasikan adanya dengan memanipulasi lahan pada gumuk pasir. Wijaya kandungan bakteri E. coli dalam air permukaan. (1997) dalam Saputro (2015) menjelaskan tentang Penggunaan kotoran hewan sebagai pupuk untuk potensi lahan kering untuk pengembangan pertanian pertanian juga dapat meningkatkan jumlah bakteri masih cukup besar meskipun berbagai kendala yang coliform di daerah tersebut (Shafi et al., 2013). Limbah menyebabkan kelas kemampuannya sangat rendah. yang dihasilkan dari proses penambahan pupuk Untuk itu perbaikan kesuburan tanah terutama dapat terbawa oleh saluran irigasi dan akan masuk ke kandungan bahan organik, merupakan persyaratan dalam badan air atau airtanah. Pada keadaan normal dalam pemanfaatan lahan kering untuk pertanian dan alami, limbah cair pertanian sebenarnya tidak berkelanjutan. menimbulkan dampak negatif pada lingkungan,
14 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 JENDELA Perlunya Integrasi Antara Komponen Ekonomi dan membersihkan kotoran ternak demi meminimalisir Ekologi akumulasinya bakteri E coli ke sumur warga. Tambak dan lahan pertanian menjadi sumber ekonomi yang Ekonomi yang baik merupakan situasi yang cukup besar setelah sektor pariwisata. Perlu adanya tercipta karena daya dukung lingkungan sebagai pengawasan intensif kepada dua jenis penggunaan penopang kehidupan yang baik pula. Setiap lahan tersebut agar tercipta kualitas air yang pembangunan ekonomi perlu mempertimbangkan berkelanjutan. Peningkatan ekonomi dalam usaha dampaknya terhadap lingkungan, di mana pertanian dan perikanan tambak dipandang dari keberadaan dua aspek tersebut perlu penyeimbangan. sumber daya manusianya, perlu adanya peningkatan Aspek ekonomi tidak bisa diabaikan karena akan kinerja kelompok berupa kelembagaan petani usaha menghentikan pertumbuhan ekonomi terutama atau kelompok tani lahan pantai. Hal tersebut bertujuan berkaitan dengan masalah kemiskinan, pengangguran, untuk memberdayakan petani-petani di kawasan dan kelangkaan bahan pangan. Secara ekonomi gumuk pasir. Dengan adanya kelompok tani diharapkan kawasan Gumuk Pasir merupakan kawasan yang dapat menjadi media proses belajar-mengajar petani, strategis terlebih sebagai salah satu wilayah wadah kerjasama dalam kegiatan usaha tani, dan pengembangan ekonomi daerah Kabupaten Bantul sebagai lembaga pengambilan keputusan kolektif yang memicu pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan secara demokratis, serta sekaligus sebagai lembaga penduduk ini sangat disayangkan apabila tidak legitimasi untuk mewakili keanggotaan petani dalam dibekali dengan modal pendidikan dan pemahaman berhubungan dengan pihak luar (Kastono, 2007). tentang ekologi, terlebih dalam sudut pandang kondisi Beberapa upaya memanipulasi lahan kawasan gumuk fisik gumuk pasir, potensi sumber daya, dan upaya pasir dapat dilakukan untuk memberikan efisiensi pemanfaatannya. Dengan adanya kondisi di lapangan pemanfaatan air oleh tanaman dan sebagai upaya yang mengarah pada krisis air bersih di kemudian menjaga sumber daya air secara berkelanjutan. Dengan hari, perlu adanya peran dari aktor untuk mendorong demikian, upaya pemanfaatan sumber air yang berlebih pengelolaan ekonomi menuju ke arah ekologi dapat diminimalisir agar tidak menyebabkan intrusi air terutama dalam restorasi kualitas air dari pemanfaatan laut ke daratan dan menunjang penyediaan lengas lahan pemukiman, peternakan, pertanian, dan tambak. tanah sebagai manajemen dalam mempertahankan kelengasan sumber air tawar di kawasan gumuk pasir. Secara fisik atau mekanik, untuk mengelola Hal yang sama juga dalam hal pengelolaan tambak, eko-konservasi daerah pemukiman dan wisata adalah perlu upaya pengelolaan sumber air yang efektif untuk dengan pengaturan dan pembuatan jaringan drainase tambak. Perlu adanya koordinasi antara beberapa untuk membantu memisahkan saluran input masukan pihak untuk membuat standar baku khusus tentang air tanah dengan saluran air limbah rumah tangga pemanfaatan air tanah dan pengelolaan limbah dan pembuangan septic-tank. Kemudian, perlunya sebelum dibuang. dukungan regulasi untuk membuat standarisasi kepada setiap pelaku jasa wisata ataupun masyarakat Konsep pembangunan berkelanjutan harus setempat untuk membuat tangki septic-tank kedap diterapkan melalui implementasi integrasi komponen air untuk meminimalisasi dampak dari sifat tekstur ekologi dan ekonomi di kawasan Gumuk Pasir gumuk pasir yang porositasnya tinggi. Dikarenakan Parangtritis. Hal ini tentu harus melalui kerjasama yang masih banyaknya input kotoran hewan dari peternakan baik antar komponen yang bersangkutan baik dari yang dibangun sekitar pemukiman, perlu tindakan pemerintah, lembaga keilmuan, pihak swasta, maupun oleh peternak untuk menjadi partisipan utama dalam masyarakat umum. Di masa yang akan datang, upaya merawat kondisi lingkungan yang ditempatinya. ini juga bertujuan untuk memerangi kemungkinan Dengan begitu dalam meningkatkan upaya kesadaran krisis air bersih dan pencemaran air tanah di kawasan akan wawasan lingkungan tersebut perlu adanya Gumuk Pasir Parangtritis. sosialisasi yang intensif kepada peternak agar rutin Adji, T. N., Wicaksono, D. dan Nursaid, M. F., 2013. Analisis Potensi Pencemaran Air Tanah Bebas di Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis. Jurnal Riset Daerah, 7(1), p. 1671720. Cahyaningrum, D. C., Gunawan , W. & Rosmiati, M., 2017. Kondisi dan Potensi Wilayah Pesisir Kabupaten Bantul Sebagai Sentra Budidaya Tambak Udang Berkelanjutan di Pantai Selatan Indonesia. Agricore, 2(1), pp. 205-290. Kastono, D., 2007. Aplikasi Model Rekayasa Lahan Terpadu Guna Meningkatkan Peningkatan Produksi Hortikultura Secara Berkelanjutan di Lahan Pasir Pantai. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 3(2), pp. 112-123. Khotimah, N., 2006. Kelestarian Gumuk Pasir Pantai Parangtritis Sebagai Penghalang (Barrier) Alami Gelombang Pasang dan Tsunami. Geomedia, 4(2), pp. 81-91. Kurniadhini, F. & Purnama, S., 2016. Analisis Potensi Air Tanah Untuk Kebutuhan Air Domestik dan Kepariwisataan Di Wilayah Kepesisiran Prangtritis Kabupaten Bantul. Jurnal Bumi Indonesia, 5(4), pp. 1-8. Lobeck, A. K., 1939. An Introduction to The Srudy of Landscapes. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, 2008. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Di Povinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta. Shafi, S., Kamili, A., Shah, M. and Bandh, S., 2013. Coliform Bacterial Estimation: A Tool For Assessing Water Quality of Manasbal Lake of Kashmir, Himalaya.. Microbiology Research, 7(31), pp. 3996-4000. Soemarwoto, O., 1991. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Cetakan ke-5 ed. Bandung: Penerbitan Djambatan. Suharyo, Y., 2018. Evaluasi Dampak Tata Guna Lahan Terhadap Kualitas Air Parameter Kimia di Sungai Opak, Yogyakarta.
PERISTIWA 15BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 Ledakan tumbuhan air akibat eutrofikasi di Waduk Cengklik Maulina, 2020 Pemotretan foto udara kawasan gumuk pasir Survei Cepat Kawasan Gumuk Pasir Tuntung Karang, Kabupaten Garut, Jawa Barat Farid Ibrahim Kegiatan Ekspedisi ini meliputi identifikasi Parangtritis Geomaritime Science Park gumuk pasir, identifikasi vegetasi, pemotretan foto udara, penentuan titik pengambilan gambar Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) dan proses pembuatan video. Identifikasi gumuk berada di bawah Pusat Penelitian, Promosi, dan pasir, identifikasi vegetasi, dan pemotretan udara Kerja Sama – Badan Informasi Geospasial. Menjadi dilakukan untuk pengambilan data lapangan sebagai salah satu program kerja PGSP di tahun 2021 dasar pembuatan skenario pengambilan gambar. adalah melaksanakan kegiatan Survei Cepat Kawasan Identifikasi gumuk pasir dilakukan dalam beberapa Gumuk Pasir Tuntung Karang, Kabupaten Garut, Jawa kegiatan yaitu pengambilan kecepatan angin, suhu, Barat. sampel pasir dan survei kawasan gumuk pasir. Identifikasi vegetasi dilakukan dengan inventarisasi Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan jenis vegetasi penutup di kawasan gumuk pasir. inventarisasi Gumuk Pasir Indonesia, selain juga untuk Pemotretan foto udara dilakukan untuk mengetahui menyusun video edukasi Ekspedisi Gumuk Pasir yang bentuk dan luas kawasan gumuk pasir serta sebagai berjudul Survei Cepat Kawasan Gumuk Pasir Tuntung data yang akan dilakukan pengolahan menjadi data Karang dilaksanakan di pesisir selatan Desa Mancagahar, spasial. Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Lokasi survei meliputi kawasan gumuk pasir Tuntung Karang yang dilaksanakan selama lima hari terhitung sejak 21 Juni 2021 (keberangkatan), 22-24 Juni 2021 (pelaksanaan), dan 25 Juni 2021 (kepulangan).
16 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 PERISTIWA Brefing kegiatan pengambilan video Kegiatan pengambilan data lapangan Penentuan titik pengambilan gambar Hasil kegiatan pengambilan video ini kemudian dilakukan untuk mendapatkan background kawasan akan dikemas secara menarik dan ditayangkan dalam gumuk pasir yang mewakili informasi menyangkut Video Ekspedisi Gumuk Pasir Tungtung Karang, teknik survei cepat di kawasan Gumuk Pasir Tungtung Garut Jawa Barat. Diharapkan ekspedisi ini dapat karang. Pembuatan video media pembelajaran memberikan gambaran dan informasi tentang teknik dilakukan berdasarkan skenario dan informasi survei cepat dan informasi tentang kawasan Gumuk lapangan yang memberikan pengetahuan tentang Pasir Tungtung Karang, khususnya bagi mahasiswa tahapan-tahapan kegiatan survei cepat kawasan dan pemerhati lingkungan. Gumuk Pasir Tungtung Karang. Gumuk Pasir Tungtung Karang
TEKNOLOGI 17BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 Salah Satu Penerapan Identitas di Pohon [1] VTOL, Pesawat Udara NirawakTerbaru yang Memetakan Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis Fajrun Wahidil Muharram yang dihasilkan oleh setiap lembar foto udaranya sudah Parangtritis Geomaritime Science Park terkoreksi secara geodetik sehingga tidak memerlukan adanya penggunaan titik ikat tanah (ground control Maret 2021 lalu, PGSP kembali melaksanakan point) lagi. monitoring foto udara pada Kawasan Kagungan Dalem Gumuk Pasir Parangtritis. Seperti halnya Dilengkapi dengan kamera Sony ά-5000 tahun-tahun sebelumnya, monitoring ini dengan panjang fokal lensa 16 milimeter, resolusi merupakan agenda tahunan yang rutin dilakukan spasial/ground sample distance yang dihasilkan tak PGSP untuk menginventarisasi kondisi terkini lebih dari 5 centimeter pada ketinggian terbang 180 dari Gumuk Pasir Parangtritis dalam bentuk data meter. Sederhananya, marka jalan raya ataupun garis geospasial berupa foto udara. pembatas pada lapangan bulu tangkis outdoor dapat dengan mudah terlihat dari foto udara yang dihasilkan. Menariknya, tahun ini monitoring dilakukan Hal ini tentunya sangat berguna bagi pemanfaatan di menggunakan wahana pesawat udara nirawak berbagai bidang seperti pengukuran tanah, pemetaan (PUNA/UAV) jenis baru dengan kemampuan yang tata guna lahan, identifikasi objek permukaan bumi lebih baik. PUNA jenis sayap (fixed-wing) bertipe AP melalui foto udara (penginderaan jauh), pemetaan Plane APMT-45-VT ini memiliki kemampuan lepas neraca sumberdaya lahan, dan bidang-bidang lainnya. landas dan pendaratan secara vertikal (vertical Kegiatan ini sekaligus menjadi uji coba dari Badan take off landing) atau biasa disebut VTOL. Dengan Informasi Geospasial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun kemampuan ini, proses pendaratan dan pendaratan 2020 Tentang Standar Pengumpulan Data Geospasial tidak memerlukan area yang terlalu besar. Dasar Untuk Pembuatan Peta Dasar Skala Besar. Selain itu, PUNA ini sudah tertanam GPS geodetik seri Emlid Reach M2 dengan kemampuan direct georeferencing. Itu artinya, koordinat posisi
18 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 TEKNOLOGI Lalu, untuk apakah hasil dari pemotretan luasan tiap fungsi lahan di kawasan Gumuk Pasir udara ini? Mungkin Sahabat Geomaritime sedari Parangtritis, sehingga perubahan tahunan bisa awal sudah bertanya-tanya. Lembar-lembar foto diamati perubahan nilai luasan pada setiap peta udara ini kemudian digabung dalam sebuah proses yang diterbitkan. yang disebut mosaik foto udara agar menjadi satu lembar foto udara secara utuh, dalam hal ini Lebih lanjut, PGSP juga mengagas studi untuk Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis. Di samping itu, memetakan seberapa baik kondisi gumuk pasir ada turunan lain dari proses mosaik yaitu model melalui foto udara tersebut yang dikolaborasikan elevasi digital (DEM) baik yang menggambarkan dengan survei lapangan. Peta kondisi gumuk pasir permukaan tutupan lahan (DSM) maupun yang ini menjelaskan sebaran dan luasan kondisi gumuk menggambarkan topografi permukaan lahan (DTM). pasir yang ada di Parangtritis apakah berstatus baik, sedang, ataupun buruk. Data geospasial serta Dari foto udara hasil mosaik kemudian informasi geospasial tersebut sangat berguna dalam dilakukan digitasi untuk menghasilkan peta mendukung upaya restorasi Gumuk Pasir Parangtritis fungsi lahan. Pada peta inilah tampil sebaran dan yang selama telah diperjuangkan bersama. Foto udara ortho kawasan Gumuk Pasir Parangtritis hasil proses mosaik (Sumber: PGSP, 2019) Model permukaan digital (DSM) kawasan Gumuk Pasir Parangtritis hasil proses mosaik (Sumber: PGSP, 2019)
TEKNOLOGI 19BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 Peta Fungsi Lahan Kawasan Kagungan Dalem Gumuk Pasir Parangtritis (Sumber: PGSP, 2019) Peta Kondisi Gumuk Pasir Parangtritis (Sumber: PGSP, 2019)
20 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 WISATA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (BPS Kabupaten Berau, 2018) Potensi Alam Biduk-Biduk dan Pulau-Pulau Kecilnya Muhammad Syafrudin Biduk-Biduk merupakan satu dari tigabelas Akses menuju Biduk-Biduk penuh tantangan (13) kecamatan yang ada di Kabupaten Berau, dengan melewati perjalanan darat yang belum Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan Badan sepenuhnya mulus untuk dilewati. Sebagian jalan masih Pusat Statistik Kabupaten Berau (2018), luas banyak kerusakan, bahkan ada yang masih berupa jalan wilayahnya mencapai 3.423,76 Km2 yang meliputi tanah pada beberapa tempat kawasan perkebunan enam (6) desa didalamnya yaitu Biduk-Biduk,Tanjung sehingga perlu kehati-hatian dalam melewatinya. Bagi Harapan, Giring-Giring, Tanjung Perepat, Teluk yang terbiasa dengan medan jalan seperti itu tentu Sulaiman, dan Teluk Sumbang. Kondisi geografis bukan menjadi suatu persoalan, bahkan akan menjadi yang berada di kawasan pesisir tersebut memiliki tantangan tersendiri untuk melintasinya. potensi yang menarik untuk dikembangkan. Potensi alam pesisir dan pulau-pulau kecil yang dimilikinya Ada dua jalur jalan yang bisa ditempuh menuju luar biasa indahnya tidak kalah dengan panorama Biduk-Biduk, yang pertama melalui kota Tanjung keindahan wilayah lain yang sejenis. Meski letaknya Redeb (ibukota kabupaten Berau) melewati beberapa berada paling ujung timur di Kabupaten Berau, kecamatan sepanjang pesisir Kabupaten Berau yang tetapi akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian ditempuh sekira 6 -7 jam. Jalur yang kedua melintasi orang, khususnya para pelancong domestik untuk Kabupaten Kutai Timur dengan waktu tempuh hampir menikmati keindahan alamnya. sama mulai dari Sangatta (Ibukota Kutai Timur) melewati Kecamatan Bengalon, Kaubun dan Sangkulirang.
WISATA 21BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 Seiring dengan gaya hidup dan trend saat Berdasarkan permasalahan dan tujuan tersebut, ini, bahwa banyak orang meng-ekspos aktivitas maka pembahasan dalam makalah ini meliputi : kesehariannya dengan mengunggah foto atau 1. Potensi Destinasi Wisata di Kecamatan Biduk- gambar di media sosial yang menampilkan view atau pemandangan di alam, ini akan membuat Biduk. peluang potensi alam yang ada di Biduk-Biduk 2. Sarana dan prasana pendukung di Kecamatan patut dikembangkan dan ditata sedemikian rupa guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Biduk-Biduk. Keberadaan Biduk-biduk secara geografis sangat menguntungkan dengan posisinya di wilayah pesisir Potensi Destinasi Wisata di Kecamatan Biduk- mempunyai pesona pemandangan alam yang Biduk. sangat menarik untuk dijadikan destinasi wisata bagi penikmat wisata alam yang semakin meningkat Potensi alam Kecamatan Bisuk-Biduk yang jumlahnya. terletak di kawasan pesisir tidak kalah menarik dengan potensi lain yang sejenis di tempat lain. Adapun Berangkat dari latar belakang di atas, potensi alam yang memiliki keindahan mempesona permasalahan yang ingin dijawab dan dibahas dalam untuk dapat dijadikan destinasi wisata di Kecamatan tulisan ini adalah : Biduk-Biduk adalah : 1. Apa saja potensi alam yang dapat dikembangkan a. Danau Dua Rasa Labuan Cermin sebagai destinasi wisata di Kecamatan Biduk- Danau Dua Rasa Labuan Cermin merupakan biduk? danau yang memiliki keindahan yang membuat 2. Bagaimana menjadikan Kecamatan Biduk-Biduk berdecak kagum siapa saja yang mengunjunginya. sebagai destinasi wisata unggulan di Kabupaten Terletak di Desa Labuan Kelambu di Kecamatan Biduk- Berau? biduk Kabupaten Berau Kalimantan Timur memiliki air yang sangat jernih, bahkan dasar dari danau yang Dengan tujuan meliputi, berupa pasir laut inipun bisa terlihat dengan jelas. 1. Diketahuinya potensi alam yang dapat Selain melakukan aktivitas berenang, snorkeling, dan menyelam, pengunjung dapat menikmati keindahan dikembangkan sebagai destinasi wisata di hutan hujan tropis yang berada di sekeliling danau Kecamatan Biduk-Biduk. tersebut dengan menapaki tangga-tangga terbuat 2. Kecamatan Biduk-Biduk menjadi bagian destinasi dari kayu menuju pelataran gazebo yang cukup luas wisata unggulan di Kabupaten Berau. yang telah dipersiapkan oleh pengelola. Kondisi Danau Dua Rasa Labuan Cermin disajikan pada gambar dibawah ini. Dermaga menuju Labuan Cermin Pemandangan sebelum masuk Labuan Cermin
22 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 WISATA Lorong menuju Labuan cermin Labuan cermin dilihat dari pelataran Gazebo b. Pulau Kaniungan Besar dan Kaniungan Kecil pula serombongan ikan kecil berwarna-warni tak Pulau Kaniungan Besar dan Kaniungan Kecil kalah meriah menyambut pengunjung setibanya di Dermaga Kaniungan, bahkan jika beruntung terletak berdekatan, dimana pulau Kaniungan Kecil serombongan lumba-lumba melintas di depan mata berada pada posisi luarnya. Hamparan pasir putih menyajikan liuk tubuhnya menari di perairan yang pada pulau kaniungan Kecil sungguh mempesona begitu mempesona. Pada beberapa tempat, kura-kura dipadu dengan gelombang kecil warna biru laut atau penyu hilir mudik beraktivitas menampakkan yang jernih menyapa seluruh pesisir pulau ini. aksinya pada jernihnya air yang ada di sekita Pulau Sedangkan Pulau Kaniungan Besar keindahannya Kaniungan Besar. Keindahan Pulau Kaniungan Besar tidak kalah menarik dan benar-benar memikat. ditampilkan pada gambar di bawah ini. Ribuan pohon kelapa tak henti melambai menyapa setiap pengunjung yang datang. Begitu Dermaga dan pintu gerbang Pulau kaniungan Kura-kura beraktivitas Ribuan nyiur melambai Aktivitas lumba-lumba.
WISATA 23BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 c. Danau Sigending hilir mudik mencari makan di kawasan ini. Lokasi ini Hampir serupa dengan Danau Dua Rasa merupakan tempat kura-kura/penyu mencari makan dan melakukan aktivitas yang lainnya sehingga cukup Labuan Cermin, Danau Sigending juga menyajikan banyak berada di lokasi ini. Untuk menuju lokasi ini pemandangan alam yang tak kalah menariknya. harus mempertimbangkan kondisi pasang surut air Terletak dekat Teluk Sulaiman menampilkan laut, karena pada saat surut transportasi kapal yang panorama alam pesisir berupa lebatnya hutan digunakan berpotensi tidak bisa melintas dan harus mangrove dan kehidupan biota air yang menarik menunggu pasang kembali agar bisa melintasinya dengan latar belakang hutan alam yang membentang dengan leluasa. Keindahan dari Danau Sigending ini sepanjang Tanjung Mangkalihat. Banyak dijumpai dapat dilihat pada gambar di bawah ini. ikan warna-warni dan kura-kura atau penyu yang Hutan mangrove Keindahan biota air dengan latar belakan hutan alam. d. Jembatan Batu Dua Satu di antara destinasi wisata yang tidak kalah menarikya adalah Jembatan Batu Dua yang terletak di Kampung Pantai Harapan. Destinasi wisata ini terbilang baru dengan menyuguhkan pemandangan alam yang sangat menarik dengan batuan karang dan air laut yang berwarna hijau tosca mengelilingi jembatan ini. Lokasinya mudah dijangkau karena berdampingan dengan jalan raya yang membelah Kecamatan Biduk-Biduk. Pemandangan Jembatan Batu Dua ini bisa dilihat pada gambar berikut ini. Jembatan melingkar Jalan menuju Jembatan Batu Dua
24 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 WISATA e. Lamin Guntur Lamin Guntur terletak di Teluk Sumbang yang bisa dilalui melalui darat dan laut. Jika melalui laut biasanya satu paket dengan kunjungan ke Pulau Kaniungan Besar, sedangkan untuk jalut darat melewati Teluk Sulaiman dan jalan eks perusahaan PT. Daisy Timber yang masih berupa tanah. Pemandangan yang dijadikan andalan untuk memanjakan pengunjung berupa hamparan pasir putih yang ada di hadapannya disertai dengan area permainan pantai, restoran, bar, area meditasi dan yoga serta area latihan selam. Terlihat pula hamparan pohon kelapa yang berdiri rapi teratur disekitarnya menyapa kedatangan para pengunjung. Tempat meditasi dan istirahat. Hamparan pohon kelapa f. Kawasan sepanjang pantai Biduk-Biduk Kecamatan Biduk-Biduk yang terletak di kawasan pesisir memiliki garis pantai yang cukup panjang. Sepanjang pantai yang ada mempunyai potensi untuk dikembangkan mengingat hamparan pasir putih dan kejernihan air yang begitu mempesona. Bahkan di beberapa tempat dimanfaatkan oleh penduduk setempat maupun pengusaha penginapan untuk menarik minat pengunjung untuk menginap dengan membangun penginapan di bibir pantai sepanjang Biduk-Biduk yang penuh dengan hamparan pasir putihnya. Pemandangan hamparan pasir putih sepanjang pantai Hamparan pohon kelapa Biduk-Biduk.
WISATA 25BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 Sarana dan Prasarana Pendukung di Kecamatan Biduk- tentunya mengganggu aktivitas berkendaraan bagi para Biduk. pengguna jalan. Apalagi pada saat musim libur panjang, jumlah pengunjung yang datang relatif meningkat Sarana dan prasarana pendukung yang ada untuk dengan hari-hari biasa sehingga perlu dipersiapkan lahan menunjang kegiatan destinasi wisata mutlak untuk perparkiran yang memadai. ditingkatkan. Untuk sarana dan prasarana yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut : d. Sarana kuliner dan pusat souvenir/cinderamata a. Sarana transportasi. Sarana yang satu ini memang perlu diperhatikan mengingat keberadaanya masih sedikit dan terbatas. Hal ini Sarana transportasi yang diperlukan dalam hal ini untuk menunjang daya tarik wisatawan yang akan berkunjung adalah sarana jalan darat dan sarana transportasi laut/air. ke lokasi wisata di Kecamatan Biduk-Biduk ini. Jika terdapat Jalan yang ada di Kecamatan Biduk-Biduk sebagian sudah sarana kuliner yang menyajikan menu khas dan memanjakan baik, hanya saja untuk menuju Teluk Sumbang masih selera bagi para pengunjung, tentu akan berdampak pada sebagian berupa jalan tanah. Demikan halnya akses jalan frekuensi kunjungan wisatawan yang datang. Ditambah menuju Kecamatan Biduk-Biduk dari ibukota kabupaten lagi dengan pusat-pusat souvenir/cinderamata yang maupun kabupaten lain perlu mendapat perhatian yang menyajikan berbagai kerajinan maupun usaha kraetif cukup serius dari Pemerintah Kabupaten Berau maupun masyarakat setempat yang mencirikan keunikan/kekhasan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, karena sebagian lokasi setempat akan member nilai tambah tersendiri bagi jalannya berupa jalan tanah. Jika memang diperlukan untuk kesejahteraan masyarakat yang terlibat. Pusat souvenir/ pembuatan jalur alternatif lain yang menghubungkan cinderamata ini akan berdampak pada munculnya industri- dengan Kabupaten Kutai Timur melalui Sandaran mungkin industri kreatif pada lingkungan yang ada di sekitar kawasan bisa dipertimbangkan. Apabila kondisi jalan baik tentunya destinasi wisata. Peran pemerintah dalam pendampingan akan mempermudah proses transportasi dan mengundang dan pemasaran bagi pelaku industri kreatif tersebut mutlak para pengunjung untuk mengunjungi destinasi wisata yang diperlukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan ada meskipun jaraknya cukup jauh. promosi bagi perkembangan usaha-usah kreatif tersebut sehingga mampu menciptakan kawasan yang kreatif dan Sedangkan untuk transportasi air/laut untuk menuju mandiri. Pulau Kaniungan Besar dan Kaniungan Kecil sudah cukup memadai dengan tersedianya kapal-kapal masyarakat yang Potensi alam Biduk Biduk dan pulau-pulau kecilnya mengantar ke pulau-pulau tersebut dengan harga yang yang dapat dijadikan destinasi wisata adalah : terjangkau. a. Danau Dua Rasa Labuan Cermin. b. Sarana penginapan/homestay/hotel b. Pulau Kaniungan Besar dan Kaniungan Kecil. Penginapan yang ada di Kecamatan Biduk-Biduk sudah cukup memadai, hanya saja perlu inovasi untuk lebih c. Danau Sigending menarik pengunjung untuk betah dan berlama-lama tinggal di wilayah ini. Penataan ruang untuk arena bermain dan d. Jembatan Batu Dua bersantai di lokasi penginapan perlu diciptakan. Contoh bisa dilihat pada satu penginapan yang ada di Pulau Kaniungan e. Lamin Guntur yang dikelola secara professional dengan menjaga kebersihan lingkungannya sehingga membuat nyaman dan f. Sepanjang Pantai Biduk-Biduk betah bagi pengunjungnya. Untuk menjadikan Kecamatan Biduk-Biduk menjadi c. Sarana Perparkiran. destinasi wisata unggulan adalah dengan melakukan berbagai aksi seperti : Sarana perparkiran untuk obyek wisata juga perlu dipertimbangkan. Kondisi tempat parkir bagi para a. Promosi dan sosialisasi melalui berbagai media yang pengunjung onyek wisata yang ada di Kecamatan Biduk- ada dengan pelibatan seluruh pihak yang ada, baik Biduk masih kurang memadai. Masih ditemukan kendaraan pemerintah maupun masyarakatnya. parkir di pinggir jalan dan depan rumah penduduk yang b. Pembenahan dan perbaikan sarana dan prasarana pendukung yang ada, khususnya sarana transportasi darat/jalan guna menunjang aksesibilitas yang aman dan nyaman. Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau. 2018. Kecamatan Biduk-Biduk Dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Berau. Tanjung Redeb. Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau. 2020. Kabupaten Berau Dalam Angka 2020. BPS Kabupaten Berau. Tanjung Redeb. Buletin Indonesia Kaya. 2021. Danau Cantik Dua Rasa Danau Labuan Cermin. https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/danau-cantik-dua- rasa-danau-labuan-cermin/. Diakses: Tanggal 5 April 2021. Humas Provinsi Kalimantan Timur. 2021. Potensi Besar Kaniungan. https://kaltimprov.go.id/berita/potensi-besar-kaniungan. Diakses : Tanggal 5 April 2021. Nara, G. dan Asdhiana, I.M. 2019. Menikmati Sunset dan Pasir Puti di Lamin Guntur Teluk Sumbang Berau. Kontibutor Samarinda Kompas.com. https://travel.kompas.com/read/2019/03/20/110800727/menikmati-sunset-dan-pasir-putih-di-lamin-guntur-teluk-sumbang-berau?page=all. Diakses : Tanggal 5 April 2021. Pemerintah Kabupaten Berau. 2021. Jembatan Dua Batu Objek Wisata Kampung Harapan. https://beraukab.go.id/v2/?p=9251. Diakses: Tanggal 5 April 2021. Pusat Studi Sumberdaya dan Teknologi Kelautan UGM. 2019. Biduk Biduk, Menjelajahi Biduk Biduk. https://pustekkelautan.ugm.ac.id/tag/biduk- biduk/. Diakses : Tanggal 5 April 2021.
26 BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 WISATA Pulau Laut, Sentinel 2 MSI 2020 Pulau Laut dan Pulau Sekatung Sebagai Pulau Terluar NKRI Ardi Surya Hidayat luar dan berdampingan dengan laut teritorial atau wilayah laut dari suatu negara pantai yang batasnya Pulau Laut dan Pulau Sekatung merupakan 200 mil laut diukur dari garis pangkal pantai. Hal bagian dari Kepulauan Natuna yang menjadi ini didukung juga dalam pasal 76 Konvensi Hukum pulau terluar Negara Republik Indonesia. Pulau Laut 1982 menyebutkan bahwa landas kontinen yang terletak di Laut Cina Selatan ini secara suatu negara pantai meliputi dasar laut dan tanah administratif termasuk Kabupaten Natuna, Provinsi di bawahnya dari dasar permukaan sepanjang 200 Kepulauan Riau. Keberadaan Pulau Laut-Sekatung mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut yang menjadi batas terluar Indonesia diperlukan teritorialnya diukur. Wilayah perairan yang berada pengelolaan kawasan secara terpadu. Potensi ikan dalam zona ZEE menjadi kewajiban negara dalam yang banyak di sekitar perairan Laut Cina Selatan melakukan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi menjadikan Pulau Laut-Sekatung sebagai titik acuan dan pengelolaan sumber daya alam dari dasar laut terluar dalam batas wilayah laut mengacu pada dan tanah dibawahnya serta berbagai kegiatan UNCLOS (United Nations Conventions on the Law of lain seperti produksi energi dari arus air dan angin the Sea) 82/HUKLA (Hukum Laut) 82 yang kemudian [1]. Keberadaan Pulau Laut-Sekatung memberikan diratifikasi dengan UU No. 17 Tahun 1985. tanggung jawab yang besar dan potensi sumber daya alam terutama wilayah perairan di Laut Cina Selatan Berdasarkan pasal 55 Konvensi Hukum Laut untuk dilakukan pengelolaan secara terpadu. 1982 tentang Rezim Khusus Zona Ekonomi Eksklusif (Economic Exclusive Zone) menyebutkan bahwa Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah suatu daerah di
WISATA 27BULETIN GEOMARITIME JUNI 2021 Pulau Laut-Sekatung tersusun dalam satu Pulau Laut-Sekatung mayoritas dari suku melayu satuan stratigrafi yaitu Formasi Bunguran yang dan mempunyai jumlah penduduk sekitar 2.277 jiwa merupakan bagian dari geologi Kepulauan Natuna berdasarkan data tahun 2017. Masyarakat Pulau Laut- Besar (Haile). Formasi Bunguran pada pulau ini Sekatung bermata pencaharian sebagai nelayan dan tersusun oleh rijang dengan warna putih kemerahan bertani. Wilayah daratan pulau ini menghasilkan dan merah kecoklatan dalam kondisi segar dan komoditas unggulan seperti cengkeh, mangga dan berwarna coklat kehitaman pada saat keadaan durian. lapuk. Morfologi perairan Pulau Laut-Sekatung mempunyai karakteristik cenderung dangkal sekitar Pengelolaan pulau-pulau terkecil terluar 3 - 4 kilometer dari garis pantai. Wilayah pantai berprinsip pada wawasan nusantara berkelanjutan dan Pulau Laut-Sekatung secara umum mempunyai 3 berbasis masyarakat. Pemerintah melakukan kebijakan- jenis pantai yaitu pantai berpasir, pantai berbatuan kebijakan dalam rangka pemberdayaan meliputi dan pantai bakau. Pantai berpasir tersusun dari aspek kelembagaan, aspek yuridis, aspek program. pecahan batuan metasedimen dan terumbu karang Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan Pulau-pulau yang berwarna putih kekuningan dengan ukuran kecil dan Terluar bertugas untuk mengkoordinasikan sedang hingga halus. Wilayah bakau dengan dan merekomendasikan penetapan rencana dan jenis Rhizophora dengan luas mencapai +131 Ha. pelaksana serta bertugas melakukan monitoring Pantai berbatuan terdapat singkapan batuan meta dan evaluasi pengelolaan pulau-pulau kecil terluar. sedimen dan batuan beku berasal dari formasi Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar berdasarkan Bunguran yang tersusun oleh rijang dan kuarsit [2]. Perpres No. 78 tahun 2005 oleh pemerintah baik pusat Potensi keindahan alam dan berbagai karakteristik maupun daerah harus dilakukan secara tepat yang jenis pantai menjadi potensi ekonomi dalam bidang menekankan pada tiga hal pokok yaitu Regulator, pariwisata dan penelitian sebagai pendapatan Eksekutor dan Fasilitator [3]. daerah selain dari hasil perikanan laut. Penduduk Sumber Kris Budiono dan Godwin Latuputty. 2013
Ekologi dan Ekonomi Gumuk pasir Parangtritis SCAN LOKASI Alamat: s.id/lokasipgsp Parangtritis Geomaritime Science Park Depok, Parangtritis, Kec. Kretek, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55772 ISSN 2503-4677
Search
Read the Text Version
- 1 - 28
Pages: