Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Malar Nafas Mahakam

Malar Nafas Mahakam

Published by Parangtritis Geomaritime Science Park, 2019-02-15 01:25:52

Description: Buku "Malar Nafas Mahakam" ini mengangkat sosial budaya masyarakat, serta kondisi geomorfologi kawasan pesisir di Kalimantan TImur

Keywords: Mahakam,kalimantan timur,buku,buku kalimantan timur

Search

Read the Text Version

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Malar Nafas

Malar Nafas Mahakam Copyright® Badan Informasi Geospasial 2018, Pertama kali diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) Jl. Raya Jakarta Bogor KM.46, Cibinong, Bogor Penyusun Penyunting Layout Dwi Sri Wahyuningsih Nicky Setyawan Wico Nandianta Mulia Farid Ibrahim Mega Dhama Putra Gianova Andika Putri Yonanta Dwi Hartanto Penanggungjawab: Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) 38 halaman; 21cm x 21cm ISBN: 978-602-6641-10-6 i

Kata Pengantar Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Salam sejahtera untuk kita semua, Puji syukur kehadirat Allah Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga Buku Malar Nafas Mahakam dapat terselesaikan dengan baik. Tahun ini, Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) berkesempatan untuk mengunjungi Kalimantan Timur, tepatnya di Samarinda dan Balikpapan. Buku ini mengangkat sosial budaya masyarakat, serta kondisi geomorfologi kawasan pesisir di Kalimantan Timur. Sosial budaya yang dibahas menyoal mengenai rumah adat dan kebiasaan suku adat Dayak, Kalimantan Timur. Tidak hanya keberadaan suku Dayak, sejarah masa lalu Kalimantan Timur juga menarik perhatian. Keberadaan Kerajaan Kutai Kartanegara, Sungai Mahakam, potensi pesisir, dan masyarakat pendatang turut serta dalam pembentukan kebudayaan di Kalimantan Timur. Sungai Mahakam memiliki potensi mendukung aktivitas kepesisiran. di Kalimantan Timur. Sungai Mahakam dikenal sebagai tempat lalu lintas kapal-kapal tongkang untuk mengangkut hasil tambang. Keberadaan tambang yang terdapat di Kalimantan Timur menyiratkan kondisi perekonomian warganya. Masyarakat Kalimantan Timur sangat bergantung pada pertambangan. Tidak hanya tambang saja, beragam aktivitas masyarakat dapat dijumpai di wilayah kepesisiran. Masyarakat bermatapencaharian sebagai petani dan pedagang. Petani yang dimaksud adalah petani penggarap lahan sawah dan tambak, sedangkan pedagang yang dimaksud adalah pedagang kerang dan ikan. Parangtritis Geomaritime Science Park berharap buku ini dapat menjadi salah satu referensi pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati dan non hayati Kalimantan Timur. Tidak hanya itu saja, semoga para pembaca dapat terinspirasi dan tertarik untuk berkunjung ke Kalimantan Timur. Mencintai keberagaman alam dan budaya Kalimantan Timur menjadi salah satu cara untuk lebih mengenal Indonesia. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh Yogyakarta, 28 Desember 2018 Tim Penyunting “Motif Talawang” PERISAI SUKU DAYAK ii

Daftar Isi ii 5 I. KATA PENGANTAR 7 II. PROLOG 7 III. HIRUK PIKUK MAHAKAM DI ANTARA KEBERAGAMAN 11 SOSIAL BUDAYA SAMARINDA 13 17 3.1 Desa Budaya Pampang sebagai Wujud Pelestarian Suku Dayak Kalimantan 19 21 3.2 Menguak Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Melalui Museum 21 Mulawarman 29 30 IV. MASYARAKAT PENDATANG 31 V. SUNGAI MAHAKAM 31 33 VI. ANEKA TAMBANG PADA BENTUKAN GEOLOGI KUTAI BASIN 35 KALIMANTAN TIMUR 37 VII. POTENSI PESISIR 7.1 Keanekaragaman Hayati Pesisir Kalimantan Timur 7.2 Tambak di Pesisir Kalimantan Timur 7.3 Kepiting Menjadi Komoditas Pilihan dalam Berdagang VIII. PERNAK-PERNIK KEHIDUPAN BUMI MULAWARMAN 8.1 Petani Irigasi Kawasan Pesisir Timur Kalimantan Timur 8.2 Pemburu Kerang di Tepian Pantai Kalimantan Timur IX. EPILOG X. DAFTAR PUSTAKA iii

Kalimantan Timur, Bumi Mulawarman Ruhui Rahayu “Kehidupan yang harmonis, damai sejahtera, aman dan tentram” iv

Sungai Mahakam menjadi nafas dari peradaban Kalimantan Timur. Terus menerus menjadi potensi sumberdaya yang membangkitkan peradaban Kalimantan Timur. Hulu hingga hilirnya menjadi aset yang menyokong pembangunan Kalimantan Timur. Keberadaan sungai besar bukan menjadi hambatan, justru sebagai jembatan pertumbuhan Kalimantan Timur menuju kemakmuran. Masyarakat hulu Sungai Mahakam merupakan bagian dari suku Dayak di Kalimantan. Antropolog JU Lontaan, membagi suku Dayak ke dalam enam rumpun besar dengan 405 subsuku. Rumpun yang banyak mendiami hulu Sungai Mahakam adalah Apokayan atau Kenyah-Kayan-Bahau. 5

Sebutan Dayak bagi orang-orang yang hidup di hulu yang tebal. Akibatnya, terbentuklah reservoir batupasir, batuan sungai dan pedalaman hutan Kalimantan mulai digunakan pada induk yang kaya akan zat organik matang, nantinya dapat masa kolonial Hindia Belanda. Seorang ilmuwan Belanda, Doktor menjadi perangkap minyak bumi dan batupasir. Demikianlah August Kaderland, adalah orang yang pertama kali memakai proses sedimentasi, litifikasi (pembentukan batuan) deformasi, istilah Dayak pada 1895. Pada masa kolonial, wilayah hulu generasi, migrasi, dan perangkapan migas tubuh delta. Mahakam mulai disebut. Belanda mulai menata wilayah administratif Kesultanan Kutai menyusul berlakunya Mahakam sangat kaya raya, belum lagi daya Decentralisatie Wet, Undang-Undang Desentralisasi pada 1903. transportasi di Sungai Mahakam. Pantas bilamana Kalimantan Kesultanan Kutai dibagi dalam dua wilayah administratif. Wilayah Timur menjadi besar, dari hulu hingga hilirnya menyimpan pertama adalah Hulu Mahakam dengan pusat pemerintahan di kekayaan yang berlimpah. Kalimantan Timur turut mengundang Long Iram. Wilayah kedua disebut Vierkante Pall yang berpusat di pendatang untuk meminum air Mahakam. Maksudnya adalah, Samarinda. masyarakat pendatang dan pribumi bersama-sama menggali dan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Meminjam ungkapan Bagaimana hilirnya? Wilayah Delta Purba Mahakam Jend. TNI. (Purn) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, ”Jangan merupakan area yang sangat subur akan vegetasi hutan pantai, Kalimantan yang besar ini masih dipandang jadi raksasa yang seperti bakau dan nipah. Manakala terjadi perpindahan alur tidur (the sleeping giant)”. sungai, laut akan menggenangi dan mengendapkan sedimen Sungai Mahakam 6

Hiruk Pikuk MahakamDi Antara Keberagaman Sosial Budaya Samarinda Desa Budaya Pampang sebagai Wujud Pelestarian Suku Dayak Kalimantan Irama musik pengiring tarian mulai didengungkan. Kelompok penari dengan ragam aksesoris khas suku Dayak berbaris rapi menuju ruang pertunjukan. Rumah kayu dengan struktur panggung mulai riuh karena hentakan kaki suku Dayak cilik. Sebelum pertunjukkan dimulai, tetua adat memberikan aba-aba kepada penari untuk memulai tariannya. Derap langkah penari begitu rampak terdengar di atas rumah adat Lamin khas Kalimantan. Tarian yang dipersembahkan adalah tarian Selamat Datang. Tarian Selamat Datang menjadi bentuk penghormatan kepada tamu dari penghuni rumah. Uniknya, tarian Selamat Datang untuk kaum perempuan, penarinya adalah perempuan. Begitu pula sebaliknya, apabila yang berkunjung adalah tamu laki-laki, maka yang menari adalah kaum laki-laki. Aksesoris penari perempuan menggunakan seikat bulu burung, sedangkan kaum lelaki menggunakan tameng dan pedang. Beragam tarian ditampilkan untuk para tamu yang datang. Pampang sebagai desa budaya rutin menyelenggarakan pentas seni yang ditujukan kepada para pengunjung. Pemerintah Kota Samarinda mulai menginisiasi untuk menjadikan Pampang sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang wajib dikunjungi. Pemerintah merasa perlu melestarikan budaya adat Dayak di antara himpitan pendatang di Kalimantan. Pengembangan desa budaya setidaknya dapat meningkatkan rasa cinta untuk terus melestarikan kebudayaan Indonesia. Tidak hanya tarian saja, rumah adat, dan senjata khas dari Kalimantan juga dikenalkan kepada pengunjung. Rumah adat Lamin oleh masyarakat Dayak dahulunya merupakan rumah hunian untuk satu kelompok suku Dayak. Masyarakat suku Dayak menyebutnya sebagai Lamin Adat (Umaw Dado'). Lamin Adat biasanya dihuni oleh dua belas kepala keluarga. Saat ini, setiap orang memiliki Lamin masing- masing dalam setiap keluarga. Lamin Adat khusus dimanfaatkan untuk tempat berkumpul, berdiskusi, melakukan upacara adat, dan pertunjukan pentas seni. Denah untuk Lamin sendiri memiliki kemiripan antara satu dengan yang lainnya. Terdapat tiga ruang pokok: dapur, bilik, dan ruang tamu. Pemilihan media kayu sebagai bahan pembuatan rumah adalah terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam sekitar. Aksesoris rumah dibuat dengan metode ukir dengan hiasan berupa bunga atau “stilasi” dari hewan dan manusia. 7

Anak-anak Penari Desa Mampang 8

9

Senjata khas dari Kalimantan diberi nama 'mandau'. Senjata mandau oleh suku Dayak dikait- kaitkan dengan unsur magis. Mandau merupakan Anak-anak Penari Desa Mampang salah satu alat perang bagi masyarakat suku Dayak. Mandau juga dimanfaatkan untuk berburu, upacara adat, properti tarian adat, dan aksesoris untuk pakaian adat. Mandau memiliki bentuk menyerupai pedang yang memiliki empat bagian, yakni bagian pegangan, bilah (wilah), kumpang (warangka), dan kumpang pisau raut. Bagian pegangan umumnya dibentuk menyerupai kepala burung dengan motif-motif geometris. Bagian bilah mandau terbuat dari besi baja. Panjang bilah mandau antara 55 cm sampai dengan 65 cm. Sementara itu, 'pesi' (ujung bawah bilah mandau) sebesar 5-7 cm. Bagian kumpang mandau umumnya terbuat dari kayu dengan hiasan ukiran antroposentris. Bagian kumpang pisau raut terbuat dari kulit kayu. Pisau serut biasanya berukuran 10 cm x 1,5 cm dengan pegangan sebesar 35 cm. Ragam budaya dan adat yang dimiliki oleh Suku Dayak merupakan ciri khas asli budaya Indonesia. Berbagai kebudayaan yang dimiliki Indonesia jangan sampai luntur termakan zaman, bahkan diakui oleh bangsa lain. Pemerintah bersama masyarakat harus bahu membahu untuk melestarikan dan mempertahankan kebudayaan asli bangsa sendiri. Ragam budaya menjadi perekat antarsuku bukan menjadi perenggang. Lamin Adat Pemung Tawai Desa Pampang Ukiran Khas Desa Mampang 10

MMSueeklnaugluuDiaaMkyuaSskeejKuamraalihmMKaunulattwaaani Krmaartnanegara Museum Mulawarman Tampak Atas Museum Mulawarman merupakan Istana Kerajaan nama Raja Mulawarman telah memberikan sedekah kepada Kutai Martadipura (saat ini telah berganti nama menjadi kaum Brahmana sebanyak 20.000 ekor lembu. Ukiran nama Kesultanan Kutai Kartanegara) yang dipugar pada tahun 1963. tersebut juga memberikan arti bahwa pada masa pemerintahan Museum ini berada tepat di depan sungai Mahakam. Tiba di Raja Mulawarman Kerajaan Kutai Martadipura mengalami masa museum, pengunjung sudah disambut dengan Patung Lembu Swana. Lembu Swana merupakan hewan mitologi, kejayaan. penampakannya unik; badan mirip kuda, bersayap seperti burung, memiliki taring layaknya harimau, belalai layaknya gajah dan bertaji, serta berkuku seperti ayam. Patung Lembu Swana di depan museum berwarna keemasan merupakan karya arsitek Burma di tahun 1900. Lembu Swana menjadi lambang negara Kutai Kartanegara. Berdasarkan prasasti yang ditemukan, Kalimantan Timur menjadi pusat penyebaran agama Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai Martadipura menjadi kerajaan Hindu pertama yang berlokasi di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Berdasarkan referensi yang ada, Kerajaan tersebut berada di jalur perdagangan internasional yang strategis. Prasasti juga mengukir 11 Museum Mulawarman Tampak Depan

Kerajaan Kutai Martadipura mulai mengalami keruntuhan pada masa Raja Dharma Setia. Pasca runtuhnya Kerajaan Kutai Martadipura, kerajaan berganti corak menjadi Islam. Nama Kutai Martadipura kemudian berubah menjadi Kutai Kartanegara ing Martadipura. Pusat Kesultanan Kutai Kartanegara berpindah dari Kutai Lama Simbol Kutai Kartanegara kemudian ke Pemarangan (sekarang daerah Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara), dan terakhir Tenggarong. Perpindahan lokasi tersebut juga berkaitan dengan keamanan kerajaan itu sendiri. Pada masa pemerintahan Kerajaan Hindia Belanda, Kesultanan Kutai Kartanegara sempat mengalami guncangan politik. Kerajaan Kutai Kartanegara pada tahun 1844 mengalami serangan dua buah kapal dagang pimpinan James Erskine Murray dari Inggris. Perlawanan kapal dagang Inggris tersebut juga tergambar pada tembok relief di depan Museum Mulawarman. Meriam yang dipergunakan pada saat melakukan serangan juga masih terpelihara dengan baik. Sampai saat ini Kesultanan Kutai Kartanegara masih aktif sebagai upaya pelestarian budaya. Kesultanan Kutai Kartanegara berada satu kompleks dengan bangunan Museum Mulawarman dan makam raja-raja dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Tampuk pemimpin Kesultanan sekarang dipegang oleh H. Aji Muhammad Salehuddin II (1999-sekarang). Museum Mulawarman sebagai saksi sejarah masa-masa pemerintahan Kerajaan Kutai Kartanegara. Ornamen Museum 12

Masyarakat Pendatang Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya perantau dari Sulawesi, khususnya suku Bugis. Menurut data BPS tahun 2010, motif perpindahan sekitar 46,7 persen pendatang adalah untuk bekerja sebagai nelayan dan juga pedagang produk perikanan di Kaltim. Uniknya, rumah para perantau tetap mempertahankan ciri khas rumah adat Bugis. Ciri yang paling menonjol adalah bentuk penyambungan tiang kayunya. Rumah adat Bugis Kalimantan tidak memakai paku untuk menyatukan tiang-tiangnya. Mereka hanya menyambungkan antarbagian dengan kayu. Dilansir dari www.indonesiakarya.com bahwa rumah adat Bugis memiliki filosofi tersendiri. Bentuk rumah persegi mencerminkan sulapak appak (alam semesta). Anatomi rumah tradisional Suku Bugis Makassar terinspirasi dari anatomi tubuh manusia. Rumah adat Bugis terdiri dari: bagian bawah (siring atau kolong), dunia bagian tengah (kale balla atau badan rumah), dan dunia bagian atas (pammakkang atau loteng). Siring dianalogikan sebagai tempat kotor dan hina karena berada di bagian paling bawah rumah. Pada umumnya, bagian bawah difungsikan oleh masyarakat tradisional untuk menyimpan ternak dan alat-alat bertani atau melaut. Pada masa dulu, bagian ini oleh para bangsawan difungsikan sebagai tempat tinggal budak atau tempat tahanan kerajaan Kale balla, yang dalam bahasa Makassar berarti inti rumah, merupakan tempat kegiatan para penghuni berlangsung. Di bagian inilah proses perencanaan dan tata kelola kehidupan berada. Kale balla bisa terdiri dari berbagai petak. Bagi masyarakat kelas menengah, petak pada kalle balla dibatasi hanya tiga, yaitu ruang depan, tengah, dan belakang. 13

Rumah Khas Kalimantan Tampak Keseluruhan Rumah Bugis Rangka Kayu Khas Kalimantan 14

15 Rumah Khas Kalimantan Timur

Rangka Kayu Khas Kalimantan Sementara, pammakang merupakan bagian atas dari rumah. Dalam bahasa Makassar, pammakang berarti sesuatu hal yang menyenangkan. Bagian ini umumnya digunakan untuk menyimpan hasil panen serta benda- benda kerajinan seperti tikar dan alat- alat tenun. Secara ideologis, pammakkang bisa bermakna sesuatu yang sakral dan mengandung nilai-nilai spiritual karena menempati posisi yang paling tinggi dari bagian rumah. Selain bagian yang ada pada suatu rumah, struktur bangunan rumah Suku Bugis Makasar menunjukkan stratifikasi sosial orang yang menempatinya. Stratifikasi sosial terlihat dari jumlah sususan timba silla/ tambulayang. Semakin banyak susunan timba silla, menunjukkan semakin tinggi derajat orang yang menempati rumah tersebut. Susunan timba silla terbagi dalam lima jenis, yaitu timba silla lanta' lima (5 susun). Susunan ini khusus digunakan untuk istana raja. Tamba silla lanta' appa (4 susun), yang biasa diperuntukkan bagi kalangan karaeng atau bangsawan. Tamba silla lanta' tallu (3 susun), yang khusus digunakan oleh keturunan karaeng. Tamba silla lanta' rua (2 susun), yang biasa digunakan oleh masyarakat umum. Yang terakhir, timba silla lanta' se're (1 susun). Susun seperti ini biasa digunakan oleh kalangan hamba sahaya. Berbeda dengan rumah adat dari masyarakat Kalimantan, penyambungan tiang kayunya menggunakan media, dalam hal ini adalah paku. Selain dari suku Bugis, pendatang lain yaitu berasal dari suku Jawa. Tidak sedikit masyarakat Jawa yang merantau ke Kaltim. Beberapa di antaranya berprofesi sebagai pedagang, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, dan ada pula yang ikut bekerja di proyek. Banyaknya perantau yang datang di Kaltim menandakan adanya potensi yang bagus di Kaltim. Semoga dapat menjadi solusi untuk pemerataan ekonomi di Indonesia. 16

Sungai Mahakam Mahakam merupakan sungai terbesar yang transportasi Sungai Mahakam dapat terancam rusak akibat membentang membelah Kalimantan Timur. Peran ekologis deforestasi perluasan perkebunan sawit dan pertambangan Sungai Mahakam di antaranya, sebagai sumber zat hara dan batubara. Transportasi Sungai Mahakam sebagian besar bahan organik, tempat berlindung, dan tempat mencari makanan terintegrasi dengan jalan darat pada sebagian wilayah (feeding ground), serta tempat bereproduksi dan/ atau tumbuh Kalimantan Timur. Permasalahan Sungai Mahakam saat ini adalah besar (inursery ground), terutama bagi jenis spesies ikan dan adanya sedimentasi yang dapat menghambat proses udang. Selain itu, Sungai Mahakam juga dimanfaatkan sebagai transportasi. permukiman, tempat penangkapan dan budidaya ikan, jalur transportasi, pelabuhan, dan kawasan industr (Bengen 2002 Alur-alur sungai pada tubuh delta merupakan lokasi dalamYosmaniar et al., 2017) pengendapan pasir. Dataran di antara alur-alur sungai tersebut merupakan area yang sangat subur sebagai tempat tumbuhnya Sungai Mahakam masih dimanfaatkan oleh masyarakat vegetasi hutan pantai,seperti bakau atau nipah. Lalu, ketika delta tepian Mahakam sebagai waterway di DAS Sungai Mahakam sudah tidak aktif lagi karena perpindahan alur sungai utama, laut untuk transportasi. Transportasi yang dimaksud adalah untuk pun akan menggenanginya kemudian mengendapkan sedimen pengangkutan, khususnya batu bara. Namun demikian, berbutir halus. 17 Jembatan Sungai Mahakam

DdaenltaCeMkauhnagkaanmKutai Selat Makassar sepanjang tahun 1990-an dan juga terbukti berhasil menemukan banyak lokasi yang kaya akan migas. Delta Mahakam masa kini terbentuk di wilayah cekungan sedimen bernama Cekungan Kutai, Kalimantan Timur Banyak sumur eksplorasi laut dalam dibor di seluruh oleh Sungai Mahakam yang bermuara ke Selat Makassar. area Cekungan Makassar Utara pada akhir tahun 1990-an hingga Berdasarkan penelitian, setiap tahunnya Sungai Mahakam dan 2000-an. Eksplorasi itu berhasil menemukan lapangan- mengendapkan 62 juta ton sedimen ke Selat Makassar. Tingginya lapangan migas dengan reservoir laut dalam seperti West Seno, pasokan sedimen dan ruang pengendapan menjadikan delta Ranggas, Bangka, Gendalo, Gada, dan Gula. Saat ini, lapangan terbentuk sempurna di Muara Sungai Mahakam. Endapan delta West Seno telah memproduksi minyak, sementara lapangan cukup luas dimulai dari garis pantai Kalimantan Timur sampai 50 lainnya dalam tahap pengembangan untuk pada saatnya nanti km hampir masuk ke Selat Makassar. Kondisi seperti ini telah akan diproduksikan. Pekerjaan eksplorasi masih dilakukan terjadi sejak lama sekali dalam waktu geologi, yaitu sejak 20 juta berbagai perusahaan minyak di area ini sampai kini untuk tahun yang lalu (Miosen Awal). menemukan lapangan migas baru. Kejadian awal delta ini berhubungan dengan Wilayah Kalimantan Timur dan Selat Makassar pengangkatan regional di bagian tengah Kalimantan (Tinggian merupakan area yang sangat penting sebagai penghasil migas. Kuching). Tinggian ini merupakan asal sedimen delta. Karena Keberadaan migas di Kalimantan Timur dimulai dari daratan, telah terjadi sejak lama, maka di Kalimantan Timur telah terdapat pantai, hingga paparan. Wilayah Selat Makassar dimulai dai begitu banyak delta, baik yang berhubungan dengan Sungai Cekungan Kutai sampai Cekungan Makassar Utara. Dari sejarah Mahakam purba maupun bukan. Semua delta ini termasuk ke dalam wilayah Cekungan Kutai. eksplorasinya yang merentang selama 125 tahun, area ini menunjukkan kebenaran motto eksplorasi “go to extremes and you Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, konsep ini telah will find hydrocarbons”. Eksplorasi di area ini telah berangkat dari menjadi dasar eksplorasi migas di laut dalam dan telah terbukti daratan ke laut yang semakin dalam dan terus menemukan baik di berbagai wilayah seperti di laut dalam Teluk Meksiko, hidrokarbon. Afrika Barat Daya, dan Laut Utara. Konsep ini telah diterapkan di Delta Mahakam 18

Aneka Tambang Pada Bentukan Geologi Kutai Basin Kalimantan Timur Samarinda memiliki potensi akan hasil tambang berupa Kapal di Mahakam batubara, minyak, gas alam, dan pasir kuarsa. Sektor pertambangan pada tahun 2008 menyumbang 88,5 persen Kutai juga terdapat kandungan minyak bumi. Batuan induk terhadap perekonomian Kutai Kartanegara. Potensi tambang berupa batubara, batulempung serpih, karbonan, batulempung Samarinda sendiri bahkan menjadi andalan untuk ekspor serpih yang terbentuk pada Cekungan Kutai merupakan sumber indonesia. Komoditas ekspor didominasi oleh minyak dan gas, utama dari minyak mentah dan gas. dengan total persentase sebesar 93 persen. Kenapa wilayah Kalimantan Timur memiliki komoditas utama berupa tambang? Salah satu perusahaan swasta bahkan telah memiliki Menurut studi literatur yang ada, Kalimantan memiliki bentukan aset tambang minyak bumi dan gas alam di wilayah lepas pantai geologi berupa (Kutai Basin) Cekungan Kutai. Cekungan Kutai Kalimantan Timur. Upaya penggalian kandungan minyak dan gas terbentuk pada pertengahan masa Eosen (40-60 juta tahun yang tersebut didukung oleh lebih dari 7.000 karyawan handal. Upaya lalu). Bentukan Cekungan Kutai merupakan hasil dari pemekaran penggalian minyak bumi dan gas alam sudah dimulai pada tahun Selat Makassar dan Laut Filipina, kemudian diikuti oleh fase 1968. Wilayah Kalimantan Timur sendiri terbagi ke dalam tiga pelenturan dasar cekungan yang berakhir pada Oligosen akhir. wilayah operasi, yakni North Area (Lapangan Attaka), South Area Berdasarkan penelitian yang ada, Cekungan Kutai merupakan (Lapangan Sepinggan dan Lapangan Yakin), dan West Seno penghasil batubara terbesar di Indonesia. Kenapa begitu? (Pengembangan minyak dan gas alam laut dalam, serta proyek Cekungan Kutai memiliki unit-unit batuan yang kaya akan bahan gas alam ultra laut dalam). Provinsi Kalimantan Timur menjadi organik pembawa batubara. Selain batu bara, dalam Cekungan salah satu dari tiga wilayah yang menjadi bagian dari proyek penggalian tambang minyak dan gas alam. Provinsi lainnya 19 sebagai bagian dari proyek tambang minyak bumi dan gas alam adalah Sumatera dan Jawa Barat.

Singkapan Batubara Singkapan Batubara Jalur Pipa di Atas Sungai Mahakam 20

Potensi Pesisir Keanekaragaman Hayati Pesisir Kalimantan Timur Soneratia yang Digemari Pohon Sonneratia Caseolaris Bekantan Delta Mahakam Delta Mahakam dicirikan oleh keterdapatan 46 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 44 marga dan 31 suku. Jumlah jenis tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah yang dijumpai di habitat asli bekantan di Kuala Samboja, yang hanya mencapai 12 jenis tumbuhan dalam 12 marga dan 11 suku (sidiyasa et al., 2005). Keragaman jenis komposisi dan struktur fisik vegetasi hutan sebagai habitat secara terpisah maupun bersama-sama akan menyediakan relung yang potensial bagi kehidupan satwa liar (Soerianegara et al., 1994). Secara umum, vegetasi yang terdapat di Delta Mahakam dapat dibagi ke dalam tiga tipe, yaitu habitat yang didominasi oleh Sonneratia caseolaris, belukar (bekas ladang masyarakat), dan vegetasi campuran. Vegetasi atau tegakan yang menutupi kawasan sebanyak 80 persen, terdiri dari jenis S. caseolaris, sedangkan jenis lainnya adalah Nypa fruticans (Atmoko et al., 2017). Pada habitat inilah aktivitas bekantan sangat tinggi, bergelantungan di pohon S. casiolaris dan N. fruitans. Mengenai kebutuhan pakannya dipenuhi dari pucuk-pucuk daun muda dan buah S. casiolaris. 21

Bekantan (nasalis Larvatus Wurmb) merupakan primata endemis Kalimantan. Bekantan adalah anak suku (sub-family) Colobinae yang keberadaannya nyaris punah (Soerianegara et al., 1994). Menariknya, habitat bekantan terbatas pada tipe hutan rawa gambut, bakau, dan sangat tergantung pada sungai (Saltear et al,. dalam bismark, 1995). Penyebaran bekantan di Kalimantan Timur meliputi daerah Tanjung Redeb (Bismark, 1995), Taman Nasional Kutai (Soerianegara et al., 1994), Sungai Kayan, Sungai Sepaku, Teluk Balikpapan, Kuala Samboja, Tenggarong, Sanga-sanga, dan Muara Sungai Mahakam (Delta Mahakam) (Yasuma, 1994). Ketersediaan sumber pakan merupakan faktor yang penting bagi kelestarian habitat satwa. Semakin tinggi keragaman jenis tumbuhan dalam suatu habitat, akan menghasilkan bermacam-macam variasi pakan fauna. Soerianegara et al (1994) mengemukakan keanekaragaman jenis tumbuhan di alam dapat menentukan potensi dan jenis pakan, sehingga pada akhirnya menentukan populasi satwa di alam. Bekantan Delta Mahakam, diketahui paling gemar memakan buah-buahan dari jenis mangrove S. Caseolaris, Baringtonia sp., Syzygium sp., Uncariasp., P. Corymbosa, Vitex pinnata, H. litotoralis, Derris spp dan Caesalpinia sp. (Atmoko et al. 2017) Buah Sonneratia Caseolaris 22

Samar dan Lincah Geleteng Pasir Gelenteng Pasir (Ocypode Kuhli) Hewan lainnya yang banyak dijumpai di hutan mangrove ialah kepiting jenis Geleteng Pasir (Ocypode kuhlii). Merupakan jenis Ocypode yang mempunyai lebar karapas sekitar 4 cm. Secara umum, bentuknya mirip dengan O. ceratophthalmus (Pallas) kecuali tangkai matanya, di mana tidak mempunyai bentuk memanjang di atas kornea. Sisi atas dari karapas atau sudut luar orbit membentuk sudut yang tajam dan mengarah keluar. Kedua capitnya mempunyai ukuran yang berbeda. Organ di tangan yang dapat menimbulkan suara, dilengkapi dengan 8-10 granula kecil yang terletak pada setengah bagian atas dari permukaan tangan bagian dalam. 23

Burung Raja Udang Biru; Pengintai Hutan Mangrove Cekakak sungai termasuk Raja Udang berukuran sedang. Tubuhnya sangat mencolok dengan warna biru pada kepala dan bagian tubuh belakangnya, mencakup sayap hingga ekornya. Bagian bawah dada berwarna putih bersih. Ada sedikit warna putih di dahi depan matanya. Paruh atas berwarna hitam, sedangkan paruh bawahnya berwarna putih. Memiliki garis mata gelap seperti topeng. Kaki berwarna abu-abu dan iris mata cokelat. Burung ini lebih sering menyendiri sambil bertengger di pucuk ranting mangrove tepian perairan. Mengawasi dengan seksama setiap tubuh air di dasar hutan mangrove. Manakala mangsanya berada pada jaungkauannya, Burung Raja Udang Biru akan terbang menyambar mangsanya baik di dalam air maupun pada permukaan tanah dan pasir. Mangsanya bervariasi, di antaranya ikan, kepiting, cacing, udang, serangga, burung cekakang. Habitat yang paling disukai oleh Burung Raja Udang Biru adalah habitat perairan, seperti mangrove dan tepian sungai karena memiliki sumber pakan yang berlimpah Salah satu serangga yang banyak ditemukan di hutan Mangrove ialah Tonggeret (Gareng- pong: Jawa). Serangga ini merupakan Garengpong serangga penanda datangnya musim kemarau. Biasanya Garengpong akan berbunyi nyaring dan bersahutan saat berakhirnya musim penghujan. Burung Raja Udang Bertengger 24 di Hutan Mangrove

Burung Remetuk Bakau Remetuk Bakau dan Remetuk Rawa Remetuk Rawa (Gerygone magnirostris) dan Remetuk Bakau (Gerygone levigaster) adalah anggota family Pardalotidae yang merupakan jenis burung pemakan serangga dengan penyebarannya meliputi Australia, New Guinea, dan Indonesia. Dari 19-20 jenis, hanya satu jenis saja yang penyebarannya berada di bagian barat garis Wallacea, yaitu Remetuk Laut (Higgins dan Peter 2002 dalam Mulyani, Yeni A. et al 2007). 25

Adaptasinya yang sangat memukau, warna yang berpadu dengan rimbunnya hutan bakau membuat jenis burung- ,,b u r u n g i n i m a m p u tersamarkan saat hinggap di dahan-dahan mangrove. Remetuk Rawa 26

Tembakul (Periothalmus sp.) Ikan tembakul adalah spesies ikan yang memiliki keistimewaan karena dapat hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrem Ikan Tembakul merupakan jenis ikan yang paling (perairan payau) dan pada dua habitat yaitu darat dan air (Hutomo banyak ditemukan di pantai yang ditumbuhi hutan mangrove. dan Naamin, 1984). Setidaknya ada 35 spesies tembakul atau Ikan Tembakul juga disebut belacak atau gelodog. Ikan ini juga gelodok yang telah diketahui di dunia. Bentuk ikan tembakul ini dapat ditemukan pada muara berlumpur, perairan dangkal, atau sangatlah khas, dimana kedua matanya menonjol mirip katak rawa hutan bakau. Ikan tembakul memiliki kemampuan serta sirip belakang begitu menawan. memanjat pohon dan mampu hidup di dua alam. Ikan ini hanya hidup di daerah tropis. Panjang tubuhnya antara 5 sampai 30 cm. Ikan Tembakul Menyelinap di Lumpur 27

Kepiting Delta Mahakam Di Indonesia banyak dijumpai wilayah muara sungai dengan hutan mangrove yang merupakan daerah yang penting untuk perikanan. Salah satu muara dengan ekosistem mangrove yang sangat besar adalah Delta Mahakam. Delta Mahakam dengan mangrovenya memiliki peran penting sebagai potensi sumber daya perikanan , khususnya udang dan kepiting. Kepiting yang paling banyak ditemui di Delta Mahakam adalah Uca sp. yang hidup di daerah berlumpur. Kepiting ini membuat lubang-lubang dan berendam dalam substrat hutan mangrove. Berendamnya kepiting dimaksudkan untuk menjaga suhu tubuh melalui evaporasi (smith & miller, 1973). Kemampuan respirasi merupakan kekhususan yang dimiliki kepiting mangrove. Kepiting ini sangat aktif di saat surut rendah, di mana kawasan mangrove betul-betul kering. Temperatur yang tinggi dan kehilangan air akan menyulitkan bagi kepiting untuk respirasi. Lubang-lubang galian yang menyimpan air inilah yang dapat membantu kepiting melakukan respirasi meskipun dengan oksigen yang rendah. (Pratiwi, 2001; 2002). Kepiting Ucca sp. juga dapat ditemui pada dasar-dasar hutan mangrove yang tidak terlalu rimbun, khususnya daerah yang lebih dekat dengan daratan. Kepiting ditemukan dengan ukuran yang lebih kecil, namun memiliki warna yang lebih mencolok dan berwarna cerah (Nontji 1987). Keunikan jenis Kepiting Uca sp. adalah kepiting jantan memiliki pasangan capit yang berlainan ukuran, di mana salah satu capitnya lebih besar. Capit yang besar ini biasanya digunakan untuk bertempur dengan sesama kepiting jantan. Adapun kepiting betina memiliki ukuran capit yang sama besar, sehingga memudahkannya untuk mencari makan. Uca sp. (sumber: adlayasanimals.wordpress.com) 28

Tambak di Pesisir Kalimantan Timur Perjalanan dari Pantai Kresik menuju Pantai Pemilihan lahan menjadi komponen penting dalam Sambera banyak ditemui tambak budidaya. melakukan budidaya tambak. Menurut Suparjo (2008), kendala lingkungan yang dihadapi Umumnya, tambak tersebut milik masyarakat dalam kegiatan budidaya diantaranya pendatang yaitu masyarakat Bugis, yang penataan wilayah atau penataan ruang secara umum merupakan tambak ikan pengembangan budidaya. Tidak jauh bandeng. Ikan bandeng dipilih karena berbeda dengan budidaya bandeng, lahan budidaya kepiting mempunyai mempunyai tingkat toleransi yang tinggi peran penting dalam keberhasilan terhadap lingkungan. Selain ikan budidaya kepiting. bandeng, masyarakat Bugis yang tinggal di pesisir Kalimantan timur juga Tambak di Pesisir Kalimantan Timur (2) membudidayan kepiting karena mempunyai nilai ekonomis tinggi. Secara garis besar, proses budidaya ikan bandeng dimulai dengan pemilihan lahan untuk tambak budidaya. Tahapan berikutnya adalah memilih induk dan Tambak di Pesisir tebar ikan bandeng. Jika telah dewasa, proses Kalimantan Timur (1) selanjutnya adalah pemijahan dan penetesan telur yang dilanjutkan dengan pemberian pakan dan pemberian cairan organik. Setelah kondisi larva stabil maka proses budidaya memasuki tahap pembesaran dan membutuhkan tambak baru. Persiapan sebelum dimasukkan ke dalam tambak baru adalah pemupukan tambak dan pengisian air bersih. Jika telah selesai, maka ikan bandeng siap dipanen. 29 Tambak di Pesisir Kalimantan Timur (3)

Kepiting Menjadi Komoditas Pilihan dalam Berdagang Kepiting bakau adalah hewan berkulit keras dari kelas Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, diduga merupakan Crustacea, Ordo Decaphoda, Famili Portunidae, dan Genus Scylla. habitat dan fishing ground kepiting bakau. Crustacea merupakan hewan berkulit keras sehingga pertumbuhannya dicirikan oleh proses ganti kulit (moulting). Di Pesisir Kalimantan Timur, khususnya di sepanjang Ordo Dechapoda ditandai dengan adanya sepuluh buah (lima pasang kaki), pasangan kaki pertama disebut capit yang berperan pesisir Sambera dan Kresik, kepiting bakau menjadi salah satu sebagai alat penangkap/ pemegang makanan. Pasangan kaki biota perikanan yang banyak dijual. Umumnya masyarakat Bugis kelima berbentuk seperti kipas (pipih) berfungsi sebagai kaki sebagai pendatang melakukan perdagangan kepiting bakau. renang. Pasangan kaki selebihnya berguna sebagai kaki jalan. Harga yang ditawarkan untuk satu kilogram kepiting bakau Dengan capit dan kaki jalan, kepiting bisa berlari cepat di darat. sebesar Rp40.000,00. Minat akan daging kepiting bakau semakin Kaki renang difungsikan untuk berenang dengan cepat di air, lama semakin meningkat, dibuktikan dengan semakin banyaknya sehingga tergolong Swimming Crab (Portunidae). Genus Scylla gerai-gerai makan yang mengusung tema kepiting. Peluang ditandai oleh bentuk carapace yang oval dengan bagian depan usaha dengan komoditas kepiting menjadi sangat lebar. memiliki sembilan duri pada sisi kiri dan kanan serta empat duri di antara kedua matanya. Diperkirakan perkembangan usaha perdagangan kepiting bakau di masa depan akan terus meningkat. Beberapa Menurut Rangka (2007), sesuai dengan namanya, hal yang mendasarinya adalah: (1) peluang pasar ekspor terbuka kepiting bakau mempunyai habitat hidup di wilayah kepesisiran, luas dengan sedikitnya ada sebelas negara konsumen, (2) potensi khususnya di sekitar muara sungai yang bervegetasi bakau. Di lahan bakau yang merupakan habitat hidupnya cukup besar dan Indonesia dengan potensi hutan bakau yang sangat besar (4,25 belum digali secara optimal, (3) pengetahuan budidaya yang juta ha) tersebar di beberapa pulau seperti Jawa, Sumatera, semakin meningkat baik budidaya pembenihan maupun pembesaran. Kepiting Tambak (1) Kepiting Tambak (2) Kepiting Tambak (3) 30

Pernak PernikKehidupan Bumi Mulawarman Petani Irigasi Wilayah Pesisir Timur Kalimantan Timur Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan komoditas unggulan berupa hasil pertanian yang cukup baik. Samarinda menjadi salah satu destinasi daerah transmigrasi di Indonesia. Penduduk di wilayah pesisir timur Samarinda terdiri dari penggabungan antara penduduk asli dengan beberapa etnis di Indonesia, seperti Jawa, Sunda, Bugis, Makassar, Bali, dan Sumatra. Beberapa daerah-daerah tersebut unggul dalam sektor pertanian. Tanaman pertanian yang diusahakan masyarakat wilayah pesisir adalah padi dan palawija. Jenis palawija yang diusahakan adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Sektor pertanian menyumbang pendapatan untuk Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 4,77 persen. Sektor pertanian untuk Kalimantan Timur menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) nomor dua terbesar yaitu sebesar 17 persen, sedangkan sektor tambang hampir sebesar 70 persen. Apabila dilihat dari rentang antara sektor pertanian dan pertambangan terlihat cukup jauh. Pemerintah bersama masyarakat mulai berupaya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dari sektor pertanian. Dukungan dari pemerintah melalui APBN untuk pembangunan sarana dan prasarana dalam memaksimalkan lahan potensial untuk mewujudkan Kalimantan Timur sebagai lumbung pangan di Indonesia. Pertanian di Pesisir Kalimantan Timur (1) 31

Masyarakat asli dan pendatang mengusahakan kegiatan pertanian bukan tanpa usaha. Wilayah Kalimantan yang didominasi lahan gambut menjadi tantangan tersendiri. Perlu diingat bahwa lahan untuk pertanian membutuhkan dua syarat utama, yakni air dan sinar matahari yang cukup. Kedua syarat tersebut tentunya dapat dipenuhi dengan baik di wilayah Pesisir Timur Samarinda. Terkait dengan lahan, beberapa lahan membutuhkan perlakuan tertentu agar tanaman dapat berkembang dengan baik. Adapun upaya pengolahan tanahnya, para petani juga telah menggunakan alat-alat pertanian yang cukup modern, seperti traktor. Usaha bersama antara pemerintah dan masyarakat akan dapat mewujudkan Kalimantan Timur sebagai swasembada pangan. Pertanian di Pesisir Kalimantan Timur (2) Pertanian di Pesisir Kalimantan Timur (3) 32

Pemburu Kerang di Tepian Pantai Kalimantan Timur Langkah kecil anak-anak tepian pantai bergegas menuju pantai yang telah mengalami surut untuk berburu kerang. Kerang laut hasil perburuan tersebut untuk dijual dan dikonsumsi sendiri. Kerang laut cukup banyak bersembunyi di balik pasir basah bekas surutnya pantai. Ember kecil, kantong plastik, dan alat cukil menjadi senjata saat berburu kerang laut. Para pemburu kerang laut tersebut tidak hanya anak-anak saja, namun orang dewasa juga turut melakukan hal yang sama. Potensi keberadaan kerang laut tersebut cukup banyak. Tidak mudah mendapatkan kerang laut. Ketekunan dan keuletan menjadi modal saat berburu kerang laut. Seringnya berburu kerang menyebabkan intuisi dalam menemukan kerang laut menjadi kuat. Para pemburu tersebut tahu secara persis mengenai lokasi keberadaan kerang laut. Karakter anak pantai sebagai pemburu kerang di Kalimantan Aktivitas Melaut Masyarakat Timur menambah kekayaan budaya Indonesia. Anak-anak pantai Samarinda berkelompok untuk melakukan perburuan kerang. Adaptasi terhadap kehidupan kawasan pesisir berbeda-beda setiap wilayahnya. Kesan sebagai anak pantai menjadi karakter tersendiri untuk pesisir Kalimantan Timur. Biasanya, kehidupan anak pantai di beberapa daerah di Indonesia bermacam-macam, seperti berselancar di pantai, memancing, atau bahkan menjajakan ikan laut. Pantai-pantai di sepanjang Kutai Kartanegara berbatasan dengan Selat Sulawesi. Karakter sebagai selat menyebabkan kondisi perairan relatif tenang. Kawasan pesisir dengan adanya selat juga menyebabkan titik surut yang dimiliki cukup jauh dari daratan. Wilayah surut yang luas dengan ombak yang relatif tenang akan memiliki risiko bencana yang relatif kecil. Beberapa bencana yang sering terjadi di kawasan pesisir Pencarian Tude (Kerang) seperti tsunami, abrasi, maupun kecelakaan akibat tenggelam jarang sekali ditemukan pada wilayah pantai yang berbatasan dengan selat. Pola arus permukaan saat air surut Selat Makassar dari utara ke selatan memiliki kecepatan 0,05-0,3 m/ det. Karakteristik arus lemah di perairan bagian dalam pada kecepatan <0,10 m/ detik. Anak-anak dapat dengan aman berburu di pantai. Kondisi surut yang jauh dari daratan menyebabkan beberapa kapal-kapal besar tidak menepi langsung di tepian pantai, namun bersandar di lautan lepas. Anak-anak Pencari Tude 33

Jangan sampai Kalimantan yang memiliki potensi besar tetap menjadi The Sleeping Giant. Sejarah membuktikan, sekarang Kalimantan, utamanya Kalimantan Timur, berlari makin kencang. 34

Akhirnya, “Malar Nafas Mahakam” ingin menyajikan secara umum potensi Kalimantan Timur baik sumberdaya alamnya, kekayaan budayanya, kelimpahan mineralnya, serta interdependensi antara alam dan manusianya. Membuka pesan hubungan yang harmonis antara alam dan manusia yang saling bermutualisme. Begitupula akulturasi budaya yang terjadi di Kalimantan Timur, menjadi bukti Dayak menerima masyarakat pendatang, adapun masyarakat pendatang meminjam budaya Dayak untuk harmonis hidup di Mahakam. 35 Sungai Mahakam

Sangat tepat bahwa visi mewujudkan Kalimantan Timur Mendorong adanya ekspedisi Mahakam yang komprehensif. sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka disematkan Mengetahui potensi dan ancamannya untuk masa yang akan untuk pembangunan Kalimantan Timur. Kalimantan Timur ialah datang. Sungai Mahakam benar-benar menjadi Malar Nafas, raksasa tidur. Melimpah ruah energi dan potensi yang dimiliki. selama alirannya lestari. Jangan sampai degradasi lingkungan mengancam keberlanjutan Mahakam sebagai denyut nadi Tidak cukup memuat semua Khazanah Kalimantan masyarakat KalimantanTimur. Timur untuk dikupas. Sekali lagi, Malar Nafas Mahakam adalah pembuka tabir potensi Mahakam dari hulu hingga hilir. Sungai Mahakam 36

Daftar Pustaka Atmoko, Tri. Dkk. Kondisi Habitat dan Penyebaran Bekantan (Nasalis Larvatus Wurmb) di Delta Mahakam, Kalimantan Timur. Prosiding Seminar Pemanfaatan HHBK dan Konservasi Biodeversitas Menuju Hutan Lestari, Balikpapan 31 januari 2007. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kutai Kartanegara. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara 2011-2031. Tenggarong: Bappeda Kutai Kartanegara Cloke. I.R, et al. 1999. Structural Control on the Evolution of the Kutai Basin. East Kalimantan. Journal of Asian Earth Sciences. Volume 17 (1999) 137-156. Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanagara. .Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara. Diperoleh 28 Desember 2018, dari http://dispar.kutaikartanegarakab.go.id/halaman/gambaran_umum_ kabupaten_kutai_kartanegara Harkins. F.X., J.A. Prihandono, A.S. Budhi, D. Kusnida. 1999. Studi Regional Cekungan Batubara Daerah Pesisir Kalimantan Timur. Diperoleh 28 Desember 2018 dari http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=341:studi Lontaan, J.U. 1975. Sejarah, Hukum Adat, dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Pontianak: Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan Barat. Hutomo, M. dan Naamin, M. 1984. Pengamatan pendahuluan tentang ikan gelodok (Periopthalmus sp) dan Catatan Singkat tentang Periopthalmus koelteuteri (Pallas). lbdo, Ahmad. Membedah Rumah Tradisional Suku Bugis Makassar. Diperoleh 28 Desember 2018, dari situs www.indonesiakarya.com Karim, Sarbinnor, B. Nugroho, R. S. Aminah, T. Wiyono, dan M. Nasir. 2013. Awang Faroek Ishak di Mata Para Sahabat. Jakarta: Indomedia Global Mandiri. Kesultanan Kutai Kartanegara. . Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara. Diperoleh 28 Desember 2018, dari http://kesultanan.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Sejarah LIPI. .Detail Organisme Kepiting. Diperoleh 28 Desember 2018, dari http://coremap.oseanografi.lipi.go.id/ organisme/kepiting/7 Mansyur, Ali.. 2018, April. 13 Cara Budidaya Ikan Bandeng Tambak. Diperoleh 28 Desember 2018, dari arenahewan.com Mulyani, Yeni A., R.A. Noske, dan A. Mardiastuti. 2007. Keberhasilan Bersarang Burung Remetuk Rawa dan Remetuk Bakau pada Habitat Mangrove di Darwin Northern Territory, Australia. Media Konservasi Vol. XII, No. 2 Agustus 2007: 1- 7 Anak-anak Pencari Tude 37

Noor, Ivan Yusfi. . Cekakak Sungai Iodirhamphus Chloris. Diperoleh 23 Januari 2019, dari https://p3ekalimantan.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2018/09/26.-Todirhampus-chloris-Minggu- XXVI_FullColor.pdf Nurjannah, N., A. I. Burhanuddin, dan M. Hatta. 2014. Karakteristik Oseanografi Perairan Makassar Terkait Zona Potensial Penangkapan Ikan Pelagis Kecil pada Musim Timur. Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69-80 Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu. . Sejarah Mahulu. Diperoleh 28 Desember 2018, dari http://humas.mahakamulukab.go.id/index.php/sejarah-mahulu/ Prasetya, Ririn, dkk. 2015. Terbentuk Pola Ruang dalam Batih Baru Rumah Panggung Dayak Kenyah di Desa Pampang Samarinda. Tesis. Universitas Brawijaya: Jurusan Arsitektur Putra, Bayu Primanda. 2017. Tujuh Puluh Persen Pendapatan Asli Daerah Kaltim Dari Sektor Tambang. Diperoleh 28 Desember 2018, dari https://akurat.co/id-30206-read-70-persen-pendapatan-asli-daerah-kaltim-dari-sektor- tambang Santosa, Hery dan Tapip Bahtiar. 2016. Mandau Senjata Tradisional sebagai Pelestari Rupa Lingkungan Dayak. Ritme. Vol: 2. No.2 Agustus 2016 Sobirin, S. 2018. Nusantara dan Teknologi. Jurnal Budaya Nusantara. Vol. 2 No. 1 (September 2018) : 196-266 T Tambunan, Efendy. 2014. Dampak Degradasi Lingkungan terhadap Transportasi Sungai Mahakam. The 17th FSTPT International Symposium, Jember University, 22-24 Agustus 2014. Soemarwoto, Suharyono. 2018. Ketahanan Pangan dan Potensi Pertanian. Diperoleh 28 Desember 2018, dari http://kaltim.prokal.co/read/news/322770-ketahanan-pangan-dan-potensi-pertanian-2-habis.html Soerianegara, I., D. Sastradipradja, H.S. Alikodra dan M. Bismark. 1994. Studi Habitat Sumber Pakan dan Perilaku Bekantan (Nasalis larvatus) sebagai Parameter Ekologi dalam Mengkaji Sistem Pengelolaan Habitat Hutan Mangrove di TN Kutai. Bogor: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor Staf Khusus Kepala SKK Migas. 2015. Delta Mahakam dan 125 Tahun Eksplorasi Migas Di Kaltim, Selat Makassar. Diperoleh 23 januari 2019, dari http://geomagz.geologi.esdm.go.id/delta-mahakam-dan-125-tahun-eksplorasi- migas-di-kaltim-selat-makassar/ Suparjo, M.N. 2008. Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa Mororejo Kabupaten Kendal. Jurnal Saintek Perikanan. Vol 4, No.1:50-55 Yasuma, S. 1994. An Invitation to The Mamals of East Kalimantan. Pusrehut Special Publication No.3. Samarinda. Yosmaniar, D.S. dan S. Nurdawati. 2017. Karakteristik Kualitas Air Estuari Sungai Mahakam di Kalimantan Timur. Seminar Nasional Kelautan XII Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah Yuniardi, Yuyun. 2012. Petroleum System Cekungan Kutai Bagian Bawah Daerah Balikpapan dan Sekitarnya, Propinsi Kalimantan Timur. Bulletin of Scientific Contribution, Vol. 10, No. 1, April 2012: 12-17 38

ISBN 978-602-6641-10-6 DEPOK PARANGTRITIS KRETEK, BANTUL YOGYAKARTA 55772


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook