Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bunga Rampai 2020

Bunga Rampai 2020

Published by Parangtritis Geomaritime Science Park, 2021-01-06 06:42:33

Description: Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman Indonesia 2020 adalah kumpulan penelitian tentang kemaritiman dan kepesisiran di Indonesia

Keywords: bunga rampai, 2020

Search

Read the Text Version

Pengukuran Ground Control Point (GCP) Menggunakan GPS Geodetik .............................................................................. (Nur Halimah) GMP 05 8° 00' 42.7342\" S 110° 17' 12.9735\" E GMP 14 35,4334 24,4747 10,9587 GMP 08 8° 01' 19.1337\" S 110° 19' 18.0189\" E GMP 18 19,4822 GMP 11c 8° 01' 16.1749\" S 110° 20' 16.1575\" E GMP 19 43,9709 24,4887 4,9657 GMP 14 8° 00' 53.2393\" S 110° 18' 55.0355\" E GMP 21 12,4885 GMP 18 8° 00' 46.2990\" S 110° 18' 44.7378\" E GMP 24 29,4404 24,4747 52,7729 GMP 19 8° 01' 14.1360\" S 110° 18' 57.2769\" E GMP 25 6,5383 GMP 21 8° 01' 13.7356\" S 110° 19' 38.4029\" E GMP 26 37,0128 24,5243 7,6378 GMP 24 8° 01' 15.8908\" S 110° 20' 06.7687\" E GMP 25 8° 00' 44.4803\" S 110° 17' 26.1463\" E Sumber: 77,3486 24,5757 30,9365 24,3982 32,0798 24,442 Pengolahan data GCP. GMP 26 8° 00' 44.4097\" S 110° 18' 08.0903\" E Tabel 2 menampilkan hasil perhitungan dari nilai orthometric (m) yang dihitung berdasarkan Sumber: Pengukuran Lapangan acuan posisi ellipsoid dan geoid. Posisi tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil dari Tabel 1 merupakan tabel hasil pengukuran 12 perhitungan nilai orthometric ini. Pengukuran ini titik GCP yang tersebar di kawasan Gumuk Pasir mengacu dengan posisi ellipsoid berada dibawah Parangtritis. Berdasarkan dari hasil pengukuran geoid sehingga untuk mencari nilai orthometric koordinat dilapangan, dapat dilihat dan dicermati menggunakan rumus H: h – N, sedangkan jika bahwa selisih tiap koordinat tidak begitu jauh, yang posisi ellipsoid berada diatas geoid maka rumus artinya pengukuran ini memiliki cakupan wilayah untuk menghitung nilai orthometric menggunkan yang kecil. Format koordinat yang ditampilkan H: h + N. Hasil dari perhitungan nilai orthometric ini adalah latitude dan longitude yang merupakan kemudian digunakan dalam bagian pengolahan format data yang terbaca oleh software olah data data Foto Udara. Foto Udara. Terdapat 2 tim survey lapangan yang melakukan kegiatan pengukuran GCP dimana Kendala yang terjadi saat melakukan proses masing- masing tim mendapatkan bagian 6 titik perhitungan nilai orthometric adalah website yang GCP. Hal tersebut dinilai cukup efisien karena digunakan untuk mencari nilai undulasi geoid tidak dengan pembagian tim pengukuran GCP dapat berlanjan dengan lancar sehingga menjadi faktor dilakukan dengan waktu yang singkat. penghambat. Akibatnya pada proses tersebut menggunakan cara manual yaitu dengan Pengukuran GCP dilakukan dengan mengamati titik GCP pada Foto Udara, kemudian mendirikan alat GPS Geodetik, kemudian mencari lokasi titik secara manual dengan asosiasi menghubungakn receiver dengan aplikasi mobile objek- objek yang dapat dikenali. Pentingnya smartphone Trimble DL melalui bluetooth. Jika pendokumentasian sekitaran titik GCP juga turut aplikasi dengan receiver telah terhubung, membantu dalam proses mencari nilai undulasi kemudian perekaman data dapat dilakukan selama geoid, secara tidak langsung foto tersebut dapat 10 menit. Dokumentasi dan penggambaran sketsa digunakan untuk identifikasi lokasi titik GCP secara lingkungan sekitar titik yang diukur perlu dilakukan. akurat. Hal tersebut nantinya akan membantu dalam proses olah data jika terdapat koordinat yang rancu atau proses perekaman data terganggu, dengan bantuan dokumentasi dan sketsa dapat digunakan untuk identifikasi faktor yang menyebabkan proses pengukuran terganggu. Tabel 2. Hasil Perhitungan Orthoimetric. Titik GCP Ellipsoid Undulasi Orthom (m) Geoid (m) etric (m) GMP 03 33,593 24,5361 9,0569 GMP 04 33,9423 24,4887 9,4536 Gambar 3. Foto Udara Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2020. GMP 05 27,6712 24,3982 3,273 Gambar 3 merupakan hasil dari pengolahan GMP 08 29,3052 24,4747 4,8305 Foto Udara dimana sebagian dari proses olah data tersebut menggukana data pengukuran GCP yang GMP 11c 66,0018 24,5757 41,4261 93

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman GCP, hasil perhitungan niali orthometric yang digunakan untuk pengolahan mosaic Foto Udara merupakan data actual dari lapangan untuk serta hasil pengolahan Foto Udara tahun 2020. melakukan koreksi geometrik Foto Udara. Foto Dengan adanya kegiatan monitoring Gumuk Pasir Udara tersebut dapat dijadikan sebagai data primer secara up to date, kawasan Gumuk Pasir atau sekunder pada penelitian lainnya yang Parangtritis dapat dikembalikan sebagai menggunakan area kajian Gumuk Pasir semestinya menjadi benteng alam dan juga Parangtritis, atau dapat juga digunakan sebagai penyimpan cadangan air yang melimpah. arsip yang nantinya dapat dipergunakan untuk pengolahan data lanjutan. Berdasarkan dari UCAPAN TERIMA KASIH serangkaian kegiatan monitoring Gumuk Pasir Parangtritis yang dilakukan pada tahun 2020, tentu Penelitian ini merupakan hasil akhir dari Kerja dalam proses pelaksanaannya terdapat beberapa Praktik yang dilakukan diinstansi Parangtritis kendala yang tidak dapat dihindari. Geomaritime Science Park (PGSP) selama dua bulan terhitung sejak bulan Februari- April. Ucapan Adapun beberapa kendala yang terjadi Terima kasih diucapkan untuk pihak- pihak yang selama proses monitoring Gumuk Pasir telah membantu khususnya Staff dan Peneliti Parangtritis seperti cuaca yang tidak dapat PGSP serta rekan Kerja Praktik dari berbagai mendukung jalannya proses monitoring Gumuk Universitas yang telah membantu dalam proses Pasir sehingga terdapat beberapa agenda tidak penelitian ini. dapat terselesaikan dengan cepat. Faktor yang diakibatkan cuaca lainnya seperti pada proses DAFTAR PUSTAKA pengukuran GCP terkendala oleh turun hujan sehingga pengukuran menjadi harus mengulang Abidin, Hassanudin. Z. (2001). Geodesi Satelit. dihari selanjutnya. Faktor lokasi yang tidak dapat Pradya Paramita. dituju dengan kendaraan seperti pada pengukuran GCP yang terdapat beberapa titik yang berada di Dibyosaputro, Suprapto. (1988). Morfodinamika zona inti Gumuk Pasir dan harus ditempuh dengan Pantai Parantritis again Barat Jawa Tengah. berjalan kaki yang cukup jauh. Faktor keterbatasan Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM Press. pengguna smartphone yang tidak melakukan install aplikasi yang harus digunakan dilapangan Fakhruddin, Aris Poniman, & Malikusworo. (2010). juga menyebabkan terhambatnya proses Dinamika Pemanfaatan Lahan Bentang Alam, pengukuran. Sementara, kendala yang terjadi saat Gumuk Pasir, Pantai Parangtritis, Kabupaten proses pemotretan udara adalah ketika ada Bantul. Jurnal Ilmiah Geomatika 16(2). komponen untuk pemasangan wahana rusak sehingga harus mencari alternatif lain untuk dapat Khotimah, Nurul. (2006). Kelestariaan Gumuk digunakan dalam perakitan wahana. Pasir Parangtritis Sebagai Penghalang (Barrier) Alami Gelombang Pasang dan Berdasarkan dari pemaparan beberapa Tsunami. Geomedia 4(2), 81- 92. kendala tersebut, perlu diperhatikan dalam perencanaan pengukuran atau kegiatan lapangan Safi’I, Nur Ayu, Adnan Aditya P, & Yustiti lainnya yaitu persiapan dan pengecekan alat, Ardhitasari L.G. (2016). Analisis pengamatan cuaca dan lokasi. Alat yang akan Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran digunakan dalam proses kegiatan lapangan harus GCP Menggunakan GPS Metode RTK-NTRIP dipastikan lengkap dan tidak ada kerusakan, dan Statik untuk Koreksi Citra Satellite karena hal tersebut akan sangat mengahmbat Resolusi Tinggi di Kabupaten Kupang, NTT. proses pengukuran terlebih jika titik GCp berlokasi Seminar Nasional Peran Geospasial dalam jauh dari permukiman. Perhitungan jarak dan cara Membingkai NKRI 2016. Cibinong. untuk menuju ke titik tersebut harus dipertimbangkan dengan cukup matang agar Safi’I, Nur Ayu dan Adnan Aditya P. (2017). Akurasi seluruh agenda lapangan dapat sesuai dengan Pengukuran GPS Metode RTK-NTRIP jadwal. Pemilihan tim yang tepat juga perlu Menggunakan Ina-CORS BIG Studi Kasus di dipertimbangkan mengingat pengukuran lapangan Sumatra Utara. Seminar Nasional Geomatika merupakan penentu yang cukup penting, karena 2017; Inovasi Teknologi Penyediaan jika terdapat kesalahan yang cukup fatal, maka Informasi Geospasial untuk Pembanguan keseluruhan kegiatan tersebut harus mengulang Berkelanjutan. Cibinong. dari awal dan tentunya akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Sari, A. & Khomsis. (2014). Analisa Perbandingan Ketelitian Penentuan Posisi Dengan GPS RTK- KESIMPULAN NTRIP Dengan Base GPS CORS Dari Badan Informasi Geospasial (BIG) Dari Berbagai Macam Berdasarkan dari kegiatan pengukuran GCP Provider (Studi Kasus Surabaya). Teknik yang dilakukan dan merupakan bagian dari PROMITS, 10(10), 1-11. monitoring Gumuk Pasir, terdapat tiga hasil dari kegiiatan tersebut yaitu koordinat hasil pengukuran 94

Penyusuna Mozaik Foto Udara Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2020 .........................................................(Latifa Melani Putri) PENYUSUNAN MOZAIK FOTO UDARA KAWASAN GUMUK PASIR PARANGTRITIS TAHUN 2020 Studi Kasus Gumuk Pasir Parangtritis, Kabupaten Bantul (Aerial Photo Mosaics of Parangtritis Sand Dunes 2020: Case study in Parangtritis Sand Dunes, Bantul Regency) Latifa Melani Putri1 Universitas Gadjah Mada1 E-mail: [email protected] ABSTRAK Foto udara amerupakan suatu produk dari penginderaan jauh yang sangat sering digunakan. Saat ini, pemotretan foto udara lebih mudah dilakuakn dengan adanya wahanan yang praktis dan minimalis. Pesawat tanpa awak sering digunkan untukmelakukan pemotretan wilyah karena cenderung lebih efisien serta mampu menghemat biaya. Hasil yang didapatkan melalui pemotertan tersebut juga dapat dikatakan baik. Proses pemotretan dilakukan dengan mengunakan UAV jenis fixed wing dan dilakukan selama dua hari. Proses pemotretan dibgai menjadi tiga bagian dan menghasilkan foto berjumlah 1216 foto. Melalui pemotretan udara, kumpulan foto-foto akan di susun hingga mnejadi mozaik foto udara. Proses penyususna mozaik foto udara dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan software Agisoft Metashape Professional, sedangkan proses uji akurasi dilakukan dengan menggunakan software ArcGIS 10.6. penyusunan foto udara dengan menggunakan software tersebut lebih praktis dan dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi pada saat pemotretan dengan baik. Penyusunan mozaik foto udara dengan software Agisoft Metashape akan melalui beberapa tahap seperti align photos, import reference. Build dense cloud, build mesh, build texture, build tiled model, build dem, build orthomosaic, export dem dan export orthomosaic. Proses uji akurasi dilakukan dengan cara paling sederhana dengan menggunakan software ArcMap 10.6 melalui menu georefrencing. Data acuan yang digunakan untuk melakukan georeferencing foto udara ialah data titik-titik kontrol yang telah dikur pada pengukuran geodetik. Foto udara yang dihasilkan melalui mozaik foto udara tersebut dapat dikatakan baik dengan nilai akurasi yang cukup baik. Tidak hanya foto udara, hasil yang didapatkan melalui proses pengolahan data tersebut juga termasuk data DEM (Digital Elevation Model). Kata kunci: Foto Udara, Agisoft Metashape Professional, Uji Akurasi ABSTRACT Aerial photo is one of the remote sensing products that very often used for a mapping project. This time, aerial photography is easier to do because of a good and minimalist vehicle. UAV (Unmanned Aerial Vehicle) is used for mapping project because more efficient and low cost. The result from aerial photography are very good. The process of aerial photography is using UAV (Unmanned Aerial Vehicle) with fixed wing type. Aerial photography process is divided into three parts of the sand dunes and produced 1216 photos. The photos will be arranged to aerial photo mosaic. Aerial photo mosaic can be processed with Agisoft Metashape Professional, while accuracy test will be using ArcMap 10.6. Aerial photography process will go through several steps like align photos, import reference, build dense cloud, build mesh, build texture, build tiled model, build DEM, and build Orthomosaic. After that, the result will be export into Orthomosaic and DEM. Accuracy test can be processed with ArcMap 10.6 and using georeferencing tool. The reference data used for georeferencing process is a geodetic measurement data. Aerial photo mozaic produces a good photo and high accuracy value. Not only aerial photo, the results of mozaic proses also produce DEM (Digital Elevation Model). Keywords: Aerial Photo, Agisoft Metashape professional, accuracy test PENDAHULUAN bahwa penggunaan pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle untuk melakukan 1.1 Latar Belakang peemetaan pada suatu wilayah akan mengurangi Perkembangan pada dunia fotogametri kian biaya yang dikeluarkan untuk proyek pemetaan. Oleh karena itu, wahana tersbut menjadi sangat hari kian membaik. Saat ini, wahana yang praktis digemari oleh setiap kalangan. Selain, memiliki dan kecil pun mampu digunakan untuk melakukan efisiensi biaya yang baik, foto yang dihasilkan oleh pemotretan udara. Pesawat tanpa awak sekarang penggunaan wahana tersebut juga terbilanga baik. lebih sering digunakan untuk melakukan berbagai Foto yang dihasilkan dari pemotretan juga pemotretan. Hal tersebut didasari pada fakta 95

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman dipengaruhi oleh kualitas kamera. Kamera yang dan berkesimnambungan yang disusun digunukan untuk melakukan pemotretan dapat sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah berupa kamera metrik dan non metrik. Pemetaan foto. Penyusunan dilakukan dengan melalui menggunakan kamera non-metrik saat ini sedang beberapa tahap penyusunan mozaik foto udara. populer karena lebih praktis serta tidak Setelah itu, akan dilakukan uji akurasi untuk membutuhkan terlalu banyak biasa. Foto yang mengetahui nilai akurasi foto udara. dihasilkan oleh penggunaan kamera non metrik tersebut berupa foto udara format (FUFK) yang 1.2 Tujuan sudah cukup baik untuk melakukan pemetaan wilayah yang sempit. Wahana yang modern serta Tujuan dari penyusunan penelitian ini berupa: kualitas kamera yang baik membuat akuisisi data foto udara menjadi lebih baik dan mudah. Foto 1. Melakukan penyusunan mozaik foto udara udara yang dihasilkan akan terlihat semakin baik dan jelas. menggunakan software Agisoft Foto udara merupakan suatu gambaran Metashape Professional permukaan bumi yang diambil dari udara menggunakan wahana dan kamera (Putri, Kemala 2. Mengetahui nilai akurasi hasil mozaik foto Medika, dkk. 2017). Foto udara dapat dikatakan sebagai foto udara format kecil apabila dalam udara melakukan pemotretan menggunakan kamera non-metrik atau kamera digital/kamera 35mm pada 1.3 Tinjauan Pustaka umumnya. Kamera non-metrik baik digunakan Foto Udara untuk melakukan pemotretan udara pada cakupan Menurut putri, dkk (2017), foto udara wilayah yang kecil karena tidak terlalu banyak merupakan suatu citra yang dorekam dari memakan biaya, serta pemrosesan ahkir yang udara untuk mendapatkan gambaraa tidak serumit penggunaan kamera metrik. permukaan bumi menggunakan wahana Walaupun begitu, kamera non-metrik memiliki tertentu pada ketinggian tertentu. Foto udara suatu kelemahan yanitu kualita geometriknya yang terbagi menjadi beberapa jenis yaitu foto kurang baik sehingga perlu dilakukan koreksi dan udara tegak, foto udara condong, dan foto kalibrasi. Nurdinasa (2013) menyebutkan terdapat udara sangat condong. Foto udara tegak beberapa hal yang harus diperhatikan selama didapatkan melalui pemotretan udara dimana melakukan perekaman foto udara seperti bnetuk letak pesawat tegak lurus dengan permukaan wilayah, jalur terbang, area pertampalan, bumi sehingga mendapatkan hasil foto udara gangguan perekaman. Bentuk wilayah pemotretan secara vertical. Pemotretan udara condong akan menentukan ketinggian pemotretan dan juga dilakukan dengan posisi pesawat agak miring biaya yang dikeluarkan untuk urusan operasional. terhadap permukaan bumi, hal tersebut akan Jalur terbang juga meruoakan komponen pentig memberikan efek miring pada foto udara. yang harus diperhatikan pada saat melakukan Sedangkan pemotretan udara sangat condong pemotretan udara, jalur harus lebih besar dari terjadi disaat pesawat miring terhadap wilaya untuk mengurangi distorsi dan kesalahan permukaan bumi dan memberikan efek sangat lainnya. condong terhadap foto udara. Perbedaan foto udara condong dengn sangat condong terlihat Foto udara format kecil baik digunakan untuk pada batas cakrawala dan batas horizon yang melakukan pemetaan pada wilayah yang kecil terlihat pada foto udara sangat condong. seperti pemetaan monitoring gumuk pasir parangtritis yang memiliki cakupan luas yang tidak UAV (Unmanned Aerial Vehicle) terlalu besar. Monitoring gumuk pasir dengan Unnamed Aerial Vehicle (UAV) menggunakan foto udara format kecil lebih praktis dilakukan. Hal tersebut dikarenak monitoring merupakan merupakan pesawat tanpa awak gumuk pasir dilakukan setiap tahun untuk dan sapat terbang dengan kendali jarak jauh memantau perkembangan gumuk pasir, serta oleh pilot atau mampu mengendalikannya meniali dan menganalisis kerusakan. Monitoring sendiri secara otomatis (Hidayat, 2016). gumuk pasir yang dilakukan dengan menggunakn Seiring dengan perkembangan waktu, foto udara format kecil tentu akan lebih menghemat pesawat tersebut juga ikut berkembang biaya, mengingat proyek tersebut merupakan menyesuaikan jaman. Saat ini, pesawat tanpa proyek tahunan juga wilayah pemetaan yang tidak awak banyak digunakan unuk melakukan terlalu luas. pemetaan wilayah. Wahana tersebut terdiri dari wahana UAV itu sendiri dan juga ground Pengolahan foto-foto hasil pemotretan dapat unit yang dilengkapi oleh telemetry, remote dilakuakn dengan cukup mudah dan tiak terlalu control console, Flight planning dan GCS rumit. Pengolahan mozaik foto udara dapat Software. Telemetri berfungsi sebagai alat dilakukan dengan menggunakan software berupa untuk mengirimkan pesan pada wahana dari agisoft metashape professional. Menurut Adi, dkk perangkat computer yang telah terpasang (2017) mozaik foto udara merupakan gabungan aplikasi Mission Planner atau software dari beberapa foto udara yang daling bertampalan mapping planner lainnya. Sedangkan remote control console merupakan Alat elektronik yang digunakan untuk mengendalikan pesawat dari jarak jauh. selain itu, pada bagian pesawat akan dipasang kamera yang 96

Penyusuna Mozaik Foto Udara Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2020 .........................................................(Latifa Melani Putri) digunakan untuk melakukan pemotretan. Proses pemotretan telah diatur sebelumnya dengan menggunakan software Mapping planner tertentu. METODE Foto hasil pemoretan tersebut dihasikan dari 2.2. Alat dan Bahan Fungsi kegiatan pemotretan yang dilakuakn di Landasan I. Alat FASI Depok. Pemotretan dilakukan dengan Nama Berfungsi untuk menggunakan menggunakan persawat UAV Seperangkat Airframe Skywalker dilengkapi dengan ground unit Komputer menjalankan berupa telemetry, flight planning dan GCS software, remote control console. Kamrea yang Software Agisoft software yang digunakan berupa kamera Sony A 5000. Wilayah Metashape pemotretan dibagi menjadi tiga bagian pada digunakan untuk bagian zona penunjang, zona inti serta zona peruntukan terbatas. mengolah mosaic Proses pemotretan dilakukan dengan foto udara merencanakan rute penerbangan udara secara otomatis. kegiatan ini dilakuakn dengan Berfungsi untuk menggunakan mode terbang auto pilot yang dibuat dengan menggunakan software mission planner. mengolah mosaic Penentuan jalur terbang harus mempertimbangkan beberapa hal yang berpengaruh seperti ketinggian foto udara terbang wahana, jarak tempuh, besar tampalan foto udara, dll. Pemotretan tersebut dilakukan II. Bahan Fungsi selama dua hari berturut yakni hari selasa dan rabu Nama tanggal 11-12 februari 2020 pada jam yang sama Data mentah hasil Berfungsi sebagai yaitu jam 3 sore dimana matahri memiliki sudut pemotretan udara data utama dalam yang baik yait usebesar 45⁰. Hal tersebut pengolahan mozaik diharapkan tidak membrerikan banyak perbedaan Titik kontrol GCP foto udara pada saat foto disatukan menjadi mozaik foto udara. Berfungsi sebagai titk acuan / referensi 2.1. Lokasi pada pengolahan Foto udara diambil pada wilayah gumuk pasir mozaik foto udara parangtritis tepatnya berada di wilayah kretek, 2.3. Diagram Alir bantul. Foto udara yang akan diolah meliputi tiga Pemrosesan data dilakukan dengan zona gumuk pasir yaitu zona penunjang yang terletak paling barat, kemudian zona inti yang menggunakan software Agisoft Metashape berada di bagian tengah serta zoan peruntukan Proffesional. Beberapa langkah mozaik foto udara terbatas yang terletak di paling timur zonasi gumuk dilakukan seperti align photos, import refernce, pasir. Area yang dipotret mencakup semua wilaah build dense cloud, build mesh, buld texture, buile zonasi gumuk pasir dengan pembagain wilayah tile model, buil dem, dan terakhir build potret menjadi tiga wilayah. orthomosaic. Berikut diagram alir proses mozaik foto udara Tahap Penyusunan Mozaik Foto Udara Foto Hasil Software Agisoft Pemotretan Metashape Menambahkan foto hasil pemotretan 97

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman Tabel hasil RMSE Align Photos Import Reference Ket: Proses Output Build Dense Cloud Input Build Mesh Pemotretan udara yang dilakukan sebelumnya Build Texture menghasilkan foto sebnayak 1216 buah. Foto Build Tiled Model tersebut kemudian diolah sedemiikian rupa hingga Build DEM menghasilkan mozaik foto udara. Semua foto yang Build Orthomosaic dibuka pada software Agisoft Metashape secara Export DEM otomatis akan terseleksi. Foto-foto yang tidak Export Orthomosaic diperlukan pada proses akan diabaikan. Align Photos Align photo merupakan proses identifikasi point, yang mana algoritma pada proses ini akan mengenali titik-titik yang sama dan menggambarkan ke dalam bentuk tiga dimensi. Proses ini dilakukan untuk menyelaraskan semua foto hasil pemotretan udara. 1216 foto hasil pemotretan diproses dengan akurasi medium. Pemilihan tingkat akurasi pada proses align photos dipengaruhi oleh banyaknya Orthomosaic DEM Tahap Uji Akurasi Foto Udara Foto Udara Data Titik Acuan Kawasan Gumuk Pasir Parngtritis Gambar 1. Contoh kotak dialog proses align photos Software Gambar 2. Hasil proses align photos ArcMap 10.6 Import Reference Menambahkan titik acuan Import reference dilakukan dengan menambahkan dengan add control point titik acuan berupa GCP/ICP yang sebelumnya telah diukur pada pengukuran postmark dan Memunculkan table premark. Titik tersebut sebelumnya telah dilakukan dengan view link table koreksi terhadap baseline agar dapat digunakan. 98

Penyusuna Mozaik Foto Udara Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2020 .........................................................(Latifa Melani Putri) Sebelum titik-titik tersebut digunakan pada pengolahan foto udara, dilakukan konversi terlebih dahulu dengan menggunakan software rinex. Kemudian, dilakukan konversi koordinat menjadi UTM, dan mencari nilai undulasi. Hasil dari pengoahan tersebut yang akan diolah menjadi titik acuan. Gambar 3. Persebaran titik acuan Gambar 6. Kesalahan foto terdapat dua titik acuan Beberapa contoh kesalahan diatas dapat diatasi Setelah melakukan import refrence dilakukan dengan cara clear marker. Pada titik titik acua perbaikan pada beberapa kesalahan dari titik-titik tertentu akan terdapat beberapa foto condong tersebut. Beberapa titik akan mengalami yang membuat marker akan sulit dilihat, sehingga kesalahan seperti titik acuan tidak pas/sesuai foto-foto tersebut dapat di clear marker. Namun dengan premark dan postmark, kemudian dalam apabila tidak di hilangkan pun Agisoft akan secara satu foto terdapat beberapa titik acuan. Oleh otomatis menyaring foto-foto yang akan karena itu, perbaikan perlu dilakukan agar digunakan. Hal tersebut dikarenakan proses didapatkan hasil foto udara yang baik. Titik acuan mozaik foto udara yang akan dilakukan hanya yang tidak pas pada lokasi sebenarnya dapat membutuhkan foto tegak dan foto – foto condong dilakukan placing marker atau jika lokasi akan otomatis terabaikan oleh perangkat. berdekatan dapat langsung ditarik menuju lokasi yang benar. Build Dense Cloud Proses ini dilakukan untuk menggabungkan titik titik berdasarkan nilai tingginya. Sama seperti proses align photos, build dense juga dilakukan dengan menggunakan akurasi medium serta depth filtering dengan menggunakan mode mild. Gambar 4. Kesalahan titik acuan yang tidak sesuai Gambar 7. Kotak dialog proses build dense cloud dengan premark Build Mesh Tahapan ini merupakan proses membangun model 3 dimensi yang nantinya akan diolah menjadi DTM (Digital Terrain Model), DSM (Digital Surface Model), DEM (Digital Elevation Model) dan Orthophoto. Build mesh dapat dialkukan berdasarkan data point cloud (dense cloud, spare cloud) atupun data depth maps. Gambar 5. Kesalahan foto yang tidak termasuk kedalam titik acuan 99

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman Sumber data yang digunakan pada pada pembatan data DEM ialah dense clud, yang mana memiliki hasil paling akurat dibandingkan dengan sumber data lainnya. Gambar 8. Kotak dialog proses build mesh Gambar 11. Kotak dialog proses build DEM Build Texture Build tekstur merupakan proses yang digunakan Build Orthomosaic untuk membuat hasil olahan foto udara memiliki Tahapan ini akan mendapatkan hasil akhir berupa teksur yang hamper sama dengan bentuk gabungan dari 1216 foto yang te;ah diolah dan permukaan bumi. Pada proses ini mode pemetaan menjadi foto udara. Pada surface parameter dipilih yang digunakan berupa orthophoto dan mode DEM karena orthomosaic dibuat berdasarkan data blending dipilih dengan mosaic DEM. Sedangkan, blending mode disarankan untuk menggunakan mosaic. Gambar 9. Kotak dialog proses build texture Build Tiled Model Tiled model mampu memvisualisasikan model 3D dengan resolusi yang tinggi. Tiled model dibangun berdasarkan data dense point cloud, mesh dan depth maps. Face count yang digunakan pada pemodelan ini yaitu medium. Gambar 10. Kotak dialog proses build tiled model Gambar 12. Kotak dialog proses build orthomosaic Build DEM Export DEM Proses build dem dilakukan untuk Hasil DEM yang telah dibuat kemudian dapat di mevisualisasikan model permukaan bumi eksport dengan beberapa pilihan format berdasarkan nilai ketinggian. Mellaui proses ini, dapat dihasilkan data dem dari foto yang diolah. 100

Penyusuna Mozaik Foto Udara Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2020 .........................................................(Latifa Melani Putri) penyimpanan data seperti GeoTIFF elevation data (*.tif), Arc/Info ASCII Grid (*.asc), Band interleaved file format (*.bil), XYZ file format (*.xyz), Sputnik KMZ (*.kmz), Google Map Tiles (*.zip), MBTiles (*.mbtiles), World Wind Tiles (*.zip), Tile Map Service Tiles (*.zip). Proses penyimpanan hasil DEM tidak terlalu memakan waktu yang banyak dan memiliki resiko gagal yang kecil. Sangat jaang terjadi kegagalan saat melakukan penyimpanan data DEM. Gambar 13. Kotak dialog export DEM Gambar 14. Kotak dialog export orthomosaic Export Orthomosaic Akurasi Spasial Foto Udara Orthomosai dapat dieksport dengan beberapa Proses ini dilakuakn untuk mengetahui nilai akurasi format penyimapan data seperti TIFF/GeoTIFF pada foto udara yang telah diolah. Proses ini (*.tif), JPEG 2000 (*.jp2), JPEG (*.jpg), PNG dilakukan dengan menggunakan software ArcMap (*.png), BMP (*.bmp), Google Earth KMZ (*.kmz), 10.6 menggunakan menu georeferencing. Google Map Tiles (*.zip), MBTiles (*.mbtiles), Georeferencing merupakan proses memberi World Wind Tiles (*.zip), Tile Map Service Tiles referensi geografi dengan menggunakan acuan (*.zip). Proses penyimpanan ini akan koordinat tertentu. Namun, dalam hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Terkadang georeferencing yang dilakukan hanya untuk dapat berisiko gagal apabila computer yang mengetahui nilai akurasi foto udara tersebut digunakan tidak memiliki spesifikasi yang baik. Gambar 15. Tampilan tool add control points Gambar 16. Tampilan input X dan Y Proses mancari nilai akurasi dilakukan dengan melakukan georeferencing dan mengacu pada hasil data pengukuran lapangan yang telah dilakukan sebelumnya HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan foto udara pada beberapa tahap – tahap di software Agisoft dilakukn dengan menggunakan akurasi medium. Hal tersebut dilakuakn untuk menghindari resiko kegagalan dan 101

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman Gambar 17. Hasil Mozaik Foto Udara juga efisiensi waktu pengolahan. Akurasi medium akan menghasilkan foto udara yang cukup baik. Dilihat secara visual dari hasil foto udara yang Gambar 18. Hasil Mozaik Foto Udara diolah, didapatkan hasil yang cukup baik dengan tingkat kejelasan dan akurasi yang cukup baik. Akurasi foto udara yang didapat setelah Representasi obyek-obyek dipermukaan bumi juga melakukan pengolahan menggunakan software dapat dikatakan cukup baik. Dengan kualitas ArcMap 10.6 memperlihatkan nilai akurasi sebesar tersebut foto udara dapat digunakan untuk 0.407919. nilai tersebut dapat dikatakan cukup melakukan pengolahan lanjutan seperti baik untuk akurasi foto udara. interpretasi untuk monitoring gumuk dan lainnya. Interpretasi yang nantinya akan dilakuakn menjadi semakin mudah karena hasil foto udara yang baik dan jelas. Gambar 19. Hasil Mozaik foto Udara Gambar 20. Tampilan tabel akurasi foto udara Jika dilihat secara keseluruhan terdapt Hasil tersebut didapat melalui pengolahan suatu bagian di wilayah timur kawasan gumuk dengan menggunakan menu georeferencing pada pasir tepat di zona peruntukan terbatas yang ArcMap. Acuan yang digunakan untuk melakukan memiliki rona agak gelap. Hal tersebut dikarenakan georeferencing adalah hasil pengukuran geodetik cuaca yang sedikit mendung pada saat dilakukan pada titik acuan yang dilakukan sebelumnya. Titik- pemotretan, akibatnya awan akan menutupi obyek titik acuan yang digunakan merupakan titik ICP dipermukaan bumi sehingga menimbulkan kesan dengan nomer GMP 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, gelap. Sehingg, hal yang perlu diingat dalam 23, 24, dan 25. melakukan pemotretan udara adalah cuaca dan kemiripan waktu pemotretan. Pemotretan yang Gambar 21. Tampilan tabel ICP dilakukan pada waktu yang sama walau hari yang berbeda tidak akan memberikan banyak Melalui data koordinat tersebut perbedaan karena kemiripan waktunya. Namun, georeferencing dilakukan pada ke sepuluh titik jika tidak memperhatikan cuaca dengan hasil yang ICP. Setelah semua titik diakumulasikan, didapatkan akan terlihat. Dengan adanya awan kemudian nilai RMSE dapat secara muncul secara yang menutupi matahari maka bagian yang akan otomastis melalui table view link. Perolehan terpotret akan tampak lebih gelak dibandingkan dengan cara georeferensi dengan software ArcGIS pemotretan sebelumnya dengan cuaca yang merupakan cara paling mudah dan sederhana, jika cerah. Transformasi dapat dilakukan untuk ingin mendapatkan hasil yang lebih baik dapat mengubah kecerahan foto tersebut namun hal menggunakan standar SNI 8202, ketelitian peta tersebut akan berpengaruh saat melakukan dasar. pengolahan foto udara pada sofware Agisoft, sehingga proses pencerahan foto tidak dilakukan. Selain foto udara, hasil yang didapatkan melalui pengolahan menggunakan software Agisoft Metashape ialah data DEM (Digital 102

Penyusuna Mozaik Foto Udara Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2020 .........................................................(Latifa Melani Putri) Elevation Model). Data DEM merupakan model hillshade, slope, dan model lain yang penyajian ketinggian di permukaan bumi dalam merepresentasikan ketinggian permukaan bumi. bentuk digital. Data tersebut dapat diolah menjadi telah membimbing dan membantu memberikan KESIMPULAN saran dan ilmu, serta staff PGSP yang telah memberikan pelajran dan pengalaman baru Mozaik foto udara merupakan proses selama melakukan magang di PGSP. Kepada penggabungan beberapa foto hasil pemoteratan teman-teman bimbingan magang yang telah menjadi satu kesatuan foto yang luas dan berjuang bersama-sama selama menjalani berkesinambungan. Proses penyusunan mozaik magang. foto udara dapat dilakuakn dengan menggunakan software Agisoft Metashape Professional melalui Penulis menyadari bahwa penelitian ini beberapa langkah seperti align photo, import belum sempurna. Masih banyak kesalahan- reference, build dense cloud, build mesh, build kesalahan dan diperlukan perbaikan demi texture, build tiled model, build dem, dan build kesuksesan penelitian ini. Oleh karena itu, kritik orthomosaic. dan saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis demi kesempurnaan penelitian. Hasil foto udara yang didapatkan melalui Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat proses pengolahan data tersebut kemudian bagi kita semua. memasuki tahap akurasi foto udara dengan menggunakan software ArcMap 10.6. akurasi DAFTAR PUSTAKA dilakukan melalui proses georeferencing berdasrkan titik acuan yang telah diukur melalui Putri, Kemala Medika., Subiyanto, Sawitri., pengukuran geodetik. Berdasarkan uji akurasi Suprayogi, Andri. 2017. Pembuatan Peta tersebut didapatkan nilai akurasi sebesar Wisata Digital 3 Dimensi Obyek Wisata Brown 0.407919. Canyon Secara Interaktif Dengan Menggunakan Wahana Unmanned Aeria UCAPAN TERIMA KASIH Vehice (UAV). Jurnal Geodesi UNDIP 6 (1). 2337 – 845x Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan Hidayat, Rahmad., Mardiyanto, Ronny. 2016. bantuan dan bimbingan dalam penyusunan Pengembangan Sistem Navigasi Otomatis penelitian ini. Kepada Pembimbing magang yang Pada UAV (Unmanned Aerial Vehicle) dengan GPS (Global Positioning System) Waypoint. Jurnal Teknik ITS 5 (2). 2337 – 3539 Adi, Anggoro Pratomo., Prasetyo, Yudo., Yuwono, Bambang Darmo. 2017. Pengujian Akurasi Dan Ketelitian Planimetrik Pada Pemetaan Bidang Tanah Permukiman Skala Besar Menggunakan Wahana Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Jurnal Geodesi UNDIP 6 (1). 2337 – 845x Nurdinansa, Muhamad. 2013. Mozaik Foto Udara dan pengamatan Sterioskop. Fakultas Ilmu Geografi Universitas Malang. Malang. 103

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman STUDI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUMUK PASIR PARANGTRITIS MENGGUNAKAN ALGORITMA NDVI DAN NDBI PADA CITRA LANDSAT-8 TAHUN 2015 DAN 2019 (Study of Land Cover Change in Parangtritis Sand Dune Using NDVI and NDBI Algorithm by Landsat-8 Images on 2015 and 2019) Ane Arifa Ditami1 Universitas Lampung1 E-mail: [email protected] ABSTRAK Aktivitas pada kawasan area Parangtritis terus mengalami perkembangan dengan adanya pemanfaatan ruang atau lahan. Sehingga perlu diketahui tutupan lahan di kawasan area Parangtritis untuk memonitoring perubahan dari area Parangtritis terutama di kawasan gumuk pasir. Perubahan tutupan lahan terjadi karena adanya aktivitas masyarakat yang berada di daerah tersebut khususnya pada kawasan Gumuk Pasir Parangtritis di Kabupaten Bantul . Salah satu faktor penyebab perubahan tutupan lahan Gumuk Pasir Parangtritis akibat pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk terjadi karena kawasan Gumuk Pasir Parangtritis memiliki potensi wisata sehingga hal tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk mendorong pembukaan lahan. Selain itu, masyarakat di kawasan tersebut melakukan kegiatan pertanian sehingga membutuhkan lahan dan terjadi perubahan tutupan lahan. Maka dari itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui perubahan tutupan lahan dengan menggunakan citra landsat 8 path/row 120/065 dengan waktu perekaman pada Februari 2015 dan Februari 2019 dengan klasifikasi citra data yang digunakan yaitu klasifikasi unsupervised atau klasifikasi tidak terbimbing dengan metode kluster dan algoritma Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Difference Built-Up Index (NDBI) dan pengurangannilai NDBI dan NDVI untuk perhitungan dari area pasir. Perubahan tutupan lahan pada tahun 2015 dan tahun 2019 sangat signifikan. Adapun hasil yang didapatkan pada area pertanian bertambah hingga 31,031%, hutan belukar berkurang 26,163%, permukiman bertambah hingga 80,853%, dan area gumuk pasir berkurang hingga 80,703%. Kata Kunci: Tutupan Lahan, Indeks Citra, Landsat 8 ABSTRACT Activities in the area of Parangtritis continue to develop with the use of space or land. So it is necessary to know the land cover in the area Parangtritis to monitor changes from Parangtritis area especially in the sand dune area. The change of land cover occurs because of community activity in the area especially in the area of Parangtritis sand dune in Bantul Regency. One of the factors causing change of land cover of Parangtritis due to population growth. Population growth occurs because Parangtritis sand dune area has tourism potentials so it is used by people to encourage land clearing. In addition, the community in the region conducts agricultural activities so that it requires land and changes in land cover. Therefore, this research to know the change of land cover using the image Landsat 8 path/row 120/065 with the recording time in February 2015 and February 2019 with the classification of data imagery used is the unsupervised classification with the cluster method and the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) algorithm, Normalized Difference Built- Up Index (NDBI) and the reduction of NDBI and NDVI values for calculation of sand area. The change in land cover in 2015 and 2019 is very significant. As for the results gained in the agricultural area increased to 31.031%, the forest reduced by 26.163%, the settlement increased to 80.853%, and the sand dune area was reduced to 80.703%. Keywords: Land cover, Index Citra, Landsat 8 PENDAHULUAN perubahan, ataupun perawatan pada penutup lahan tersebut (BIG, 2010). Latar Belakang Tutupan lahan adalah tutupan biofisik pada Aktivitas pada kawasan pesisir pantai khususnya wilayah pesisir Parangtritis terus permukaan bumi yang dapat diamati merupakan mengalami perkembangan dengan adanya suatu hasil pengaturan, aktivitas, dan perlakuan pemanfaatan ruang atau lahan. Seperti yang manusia yang dilakukan pada jenis penutup lahan diketahui, wilayah pesisir Parangtritis merupakan tertentu untuk melakukan kegiatan produksi, objek wisata yang memiliki daya tarik karena unik 104

Studi Perubahan Tutupan Lahan Gumuk Pasir Parangtritis Menggunakan Algoritma NDVI dan NDBI .......................... .(Ane Arifa DItami) dan menarik, terutama di Kabupaten Bantul, Alat dan Bahan Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satunya Alat yang digunakan dalam penelitian ini wisata yang menarik yaitu Gumuk Pasir. adalah seperangkat komputer, alat tulis dan Gumuk Pasir Parangtritis tipe barkhan perangkat lunak untuk penyusunan naskah, ditetapkan sebagai kawasan istimewa melalui pengolahan dan analisis data. Perangkat lunak peraturan tertulis dari pemerintah. Peraturan yang digunakan yaitu Quantum GIS 3.8, Microsoft terbaru dari Keputusan Kepala Badan Geologi Excel dan Microsoft Office 2007. Adapun bahan Nomor 1157 K/40/BGL/2014 tentang Penentuan yang digunakan berupa data sekunder yaitu peta Cagar Alam Geologi DIY juga menetapkan gumuk zona batas kawasan gumuk pasir dan data citra paasir jenis barkhan yang ada di Desa Parangtritis Landsat 8, sebagai berikut : sebagai kawasan cagar alam geologi bersama ke- 8 geotapak lainnya (Putra, 2014). Gumuk Pasir Tabel 9 Data Citra Landsat 8 Path / Waktu Parangtritis berasal dari material-material vulkanik No Nama Landsat Row Perekaman gunung merapi dan merbabu yang terbawa oleh Sungai Opak dan Sungai Progo akibat adanya LC08_L1TP_12006 Februari pengaruh ombak dan angin ke pesisir. 1 5_20150222_2017 2015 Penggunaan lahan kawasan gumuk pasir terus - menerus berubah, maka diperlukan 0412_01_T1 Februari informasi spasial khususnya lahan vegetasi dan 120/65 lahan terbangun. Melalui peta tutupan lahan dapat diketahui informasi berupa klasifikasi vegetasi dan LC08_L1TP_12006 lahan terbangun beserta luasan dari tutupan lahan yang berada di area gumuk pasir. Penelitian ini 2 5_20190217_2019 2019 dilakukan untuk melihat perubahan tutupan lahan yang menyajikan informasi berupa perbandingan 0222_01_T1 luas tutupan lahan menggunakan 2 periode waktu yang berbeda dengan menggunakan citra Landsat Teori 8. Metode Penelitian ini menggunakan metode Tujuan komparatif kuantitatif (Silalahi, 2015). Metode Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Komparatif Kuantitatif yaitu membandingkan dua 1. Mengetahui perubahan tutupan lahan gumuk variabel yang berbeda waktu dengan menggunakan angka. Dalam penelitian ini pasir akibat vegetasi dan lahan terbangun yang menggunakan Metode klasifikasi citra berada di areal gumuk pasir pada 2 periode unsupervised yaitu dimana nilai-nilai piksel waktu yang berbeda 5 tahun dengan dikelompokkan kedalam kelas-kelas spektral menggunakan citra landsat 8. mnggunakan Algoritma Klusterisasi. Dalam 2. Mengetahui perbandingan luasan tutupan metode ini, proses dilakukan dengan menetapkan lahan di gumuk pasir dengan menggunakan kelas-kelas lahan terhadap kelas-kelas spektral data dari hasil klasifikasi tidak terbimbing yang telah dikelompokkan. berdasarkan kelas-kelasnya. Dari kluster yang dihasilkan mendapatkan METODE penggabungan beberapa kelas yang dianggap memiliki suatu informasi yang sama dengan Lokasi dan Waktu menjadikannya kedalam satu kelas. Metode Tidak Penelitian dilakukan di area Gumuk Pasir Terbimbing (Unsupervised) memiliki dua metode yaitu metode K-means dan ISODATA. Pada Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa penelitian ini menggunakan metode K-means yang Yogyakarta pada 2 periode waktu yaitu Februari berarti salah satu algoritma clustering. Tujuan 2015 dan Februari 2019. algoritma ini yaitu untuk membagi data menjadi beberapa kelompok. Algoritma ini menerima Gambar 3. Peta Lokasi Studi Penelitian masukan berupa data tanpa label kelas. Dalam klasifikasi Tidak Terbimbing (unsupervised) masukan yang diterima adalah data atau objek dan k (cluster) yang diinginkan. Algoritma ini akan mengelompokkan data atau objek ke dalam k (cluster) tersebut. Dan untuk analisis data menggunakan algoritma NDVI dan NDBI. NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) merupakan suatu algoritma yang diterapkan pada citra untuk menonjolkan vegetasi ataupun aspek yang berkaitan. NDVI merupakan kombinasi antara teknik pemisahan degan teknik pengurangan citra. NDBI (Normalized Difference Built-up Index) menyoroti daerah yang terbangun yang lebih tinggi pada area Shortwave Infrared (SWIR), jika dibandingan dengan Near-Infrared 105

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman Landsat 4, 5, 7, dan 8 dari nilai Digital Number (DN) menjadi nilai reflektansi. (NIR) daripada objek yang lainnya. Dan untuk 4. Menghitung Nilai NDVI, NDBI dan Pasir menghitung area kawasan gumuk pasir dengan Perhitungan dilakukan dengan menggunakan menggunakan pengurangan nilai NDBI dan NDVI. raster kalkulator pada menubar raster – raster Diagram Alir kalkulator. Dalam melakukan analisis data dengan menggunakan algoritma NDVI dan Citra Landsat 8 NDBI. Dimana algoritmanya, yaitu : Th. 2015 & 2019 ������������������������������������������������ = NIR−Red Koreksi Geometrik NIR+Red & Radiometrik ������������������������������������������������ = NIR−SWIR Menghitung NDVI, NDBI, NIR+SWIR dan area gumuk pasir Keterangan : Clipping NIR = Near Infrared (kanal 5) Red = kanal Merah (kanal 4) Klasifikasi Data Citra SWIR = Shortwave Infrared (kanal 6) Treshold Adapun perhitungan pasir menggunakan algoritma (NDBI – NDVI). Identifikasi Tutupan Lahan 5. Clipping Clipping Citra Landsat 8 yang sudah terkoreksi Menghitung Luas NDVI dan NDBI tahun 2015 dan 2019 dengan Tutupan Lahan Shapefile zona batas gumuk pasir parangtritis. Raster – Extraksi – Potong raster berdasarkan Peta Tutupan Grafik lapisan pelindung.... – Jalankan/Run Lahan 2015 dan Perubahan 6. Klasifikasi Data Citra 2019 Tutupan Lahan Metode klasifikasi data citra yang digunakan unsupervised yaitu dimana nilai-nilai piksel Teknik Pengolahan dan Analisis Data dikelompokkan kedalam kelas-kelas spektral mnggunakan Algoritma Klusterisasi. Dalam 1. Download Citra Landsat 8 metode ini, proses dilakukan dengan Citra Satelit Landsat 8 OLI/TIRS pada februari menetapkan kelas-kelas lahan terhadap kelas- 2015 dan 2019, dapat diunduh di laman situs kelas spektral yang telah dikelompokkan. Pada https://earthexplorer.usgs.gov/. Data yang diambil penelitian ini menggunakan metode K-means berada pada path/row 120/065. yang berarti salah satu algoritma clustering. Tujuan algoritma ini yaitu untuk membagi data 2. Koreksi Geometrik menjadi beberapa kelompok. Algoritma ini Koreksi Geometrik dilakukan untuk menerima masukan berupa data tanpa label mentransformasi sistem proyeksi, datum dan kelas. zona. Gumuk Pasir Parangtritis menggunakan 7. Treshold CRS WGS 84 Zona 49S. Treshold atau pemisahan area yang sudah di kluster berdasarkan nilai DN. Pada nilai NDVI 3. Koreksi Radiometrik 2015 pemisahan area berdasarkan nilai DN Koreksi Radiometrik (ToA) dilakukan pada yaitu ≤4>1 area NDBI 2015 = 5, dan area menu Semi Automatic Classification yang gumuk pasir 2015 yaitu ≥ 4. Sedangkan, NDVI terdapat pada software QGIS. Didalam menu 2019 ≤ 1, NDBI 2019 = 3, dan area gumuk Semi Automatic Classification terdapat tab pasir 2019 ≥ 1. Landsat yang dapat mengkonversi data 8. Identifikasi Tutupan Lahan Identifikasi Tutupan lahan menggunakan hasil dari pemisahan area dan berdasarkan kenampakan foto udara 2015 dan 2019 9. Menghitung Luas Tutupan Lahan Menghitung luas tutupan lahan menggunakan kalkulator pada tabel atribut. Luas dalam bentuk hektar, dan bilangan desimal dengan rumus: $������������������������������������������������/10000 106

Studi Perubahan Tutupan Lahan Gumuk Pasir Parangtritis Menggunakan Algoritma NDVI dan NDBI .......................... .(Ane Arifa DItami) 10. Layout Peta Layout peta menggunakan QGIS 3.8 dengan ukuran kertas A3 dan legenda yang berisi iformasi dari peta yang di tampilkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan tutupan lahan terjadi akibat akivitas masyarakat yang berada di area tersebut. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan penutupan lahan diantaranya adalah pertumbuhan penduduk, mata pencaharian, aksesibilitas, dan Gambar 5. Hasil Identifikasi Hutan Belukar 2015 fasilitas pendukung kehidupan serta kebijakan Gambar 6. Hasil Identifikasi Permukiman 2015 pemerintah. Tingginya tingkat kepadatan Gambar 7. Hasil Identifikasi Area Gumuk Pasir b. Identifikasi Tutupan Lahan 2019 penduduk di suatu wilayah telah mendorong penduduk untuk membuka lahan baru untuk digunakan sebagai pemukiman ataupun lahan- lahan budidaya. Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah berkaitan erat dengan usaha yang dilakukan penduduk di wilayah tersebut. Perubahan penduduk yang bekerja di bidang pertanian memungkinkan terjadinya perubahan penutupan lahan. Semakin banyak penduduk yang bekerja di bidang pertanian, maka kebutuhan lahan semakin meningkat. Hal ini dapat mendorong penduduk untuk melakukan konversi lahan pada berbagai penutupan lahan. Hasil pengolahan data citra satelit landsat 8 menunjukan bahwa nilai NDVI yang dihasilkan berada pada rentang -0. sampai 1. Sedangkan nilai NDBI direntang -0 sampai 1 dan pasir pada rentang -1 sampai 1. Berdasarkan hasil analisis citra yang dilakukan, tutupan lahan di Gumuk Pasir Parangtritis dikelaskan dalam 4 kelas tutupan lahan yaitu hutan belukar, area pertanian, permukiman dan area gumuk pasir (Fakhruddin et al., 2010). Berikut ini merupakan hasil identifikasi tutupan lahan dengan kenampakan foto udara dan perhitungan luas tutupan lahan kawasan Gumuk Pasir Parangtritis pada tahun 2015 dan 2019: a. Identifikasi Tutupan Lahan 2015 Gambar 8. Hasil Identifikasi Area Pertanian 2019 Gambar 4. Hasil Identifikasi Area Pertanian 2015 Gambar 9. Hasil Identifikasi Hutan Belukar 2019 107

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman Gambar 10. Hasil Identifikasi Permukiman 2019 Gambar 13. Peta Tutupan Lahan 2019 Gambar 11. Hasil Identifikasi Area Gumuk Pasir 2019 Berikut ini merupakan luas tutupan lahan pada 2015 dan 2019: Tabel 10. Luas Tutupan Lahan 2015 No Klasifikasi Penutup Luas Dari hasil perhitungan luas identifikasi tutupan lahan, perubahan tutupan lahan di kawasan Lahan (Ha) Gumuk Pasir Parangtritis yang memiliki luas 413,076 Ha, sebagai berikut: 1 Area Pertanian 36,268 a. Pada tahun 2015, area pertanian memiliki 2 Hutan Belukar 204,751 luas 36,268 Ha, hutan belukar memiliki luas 204,751 Ha, permukiman memiliki luas 3 Permukiman 42,542 42,542 Ha, dan area gumuk pasir 129,515 Ha. b. Pada tahun 2019, area pertanian memiliki 4 Area Gumuk Pasir 129,515 luas 67,281 Ha, hutan belukar memiliki luas 178,588 Ha, permukiman memiliki luas Tabel 11. Luas Tutupan Lahan 2019 123,395 Ha, dan area gumuk pasir 43,812 Ha. c. Perubahan tutupan lahan dari 2015 – 2019 No Klasifikasi Penutup Luas (Ha) pada area pertanian bertambah 31,031%, pada hutan belukar berkurang 26,163%, Lahan permukiman bertambah 80,853%, dan area gumuk pasir berkurang 80,703%. 1 Area Pertanian 67,281 KESIMPULAN 2 Hutan Belukar 178,588 Perubahan tutupan lahan akibat aktivitas 3 Permukiman 123,395 penduduk mengalami perubahan luas tutupan lahan yang signifikan. Pada 2015, area pertanian 4 Area Gumuk Pasir 43,812 memiliki luas 36,268 Ha, hutan belukar memiliki luas 204,751 Ha, permukiman memiliki luas 42,542 Ha, dan area gumuk pasir 129,515 Ha. Pada 2019 , area pertanian memiliki luas 67,281 Ha, hutan belukar memiliki luas 178,588 Ha, permukiman memiliki luas 123,395 Ha, dan area gumuk pasir 43,812 Ha. Gambar 12. Peta Tutupan Lahan 2015 108

Studi Perubahan Tutupan Lahan Gumuk Pasir Parangtritis Menggunakan Algoritma NDVI dan NDBI .......................... .(Ane Arifa DItami) UCAPAN TERIMA KASIH (2010). Dinamika Pemanfaatan Lahan Bentang Alam Gumuk Pasir Pantai Parangtritis, Kabupaten Terimakasih kepada Parangtritis Geomaritime Bantul. Jurnal Ilmiah Geomatika, 16(2), 43–60. Science Park (PGSP) sebagai penyedia tempat Laily, A. N., Sawiji, A., & Junaidi, R. (2019). Kajian dan data, pembimbing lapangan, dan rekan – Dinamika Penggunaan Lahan Zona Inti Gumuk rekan magang di Parangtritis Geomaritime Scince Pasir Tipe Barkhan Pasca Restorasi Di Park. Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. Seminar Nasional Geomatika, 3, 261. DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.24895/sng.2018.3-0.965 Nuraini, F., Sunarto, S., & Santosa, L. W. (2017). Hidayati, I. N., Suharyadi, & Danoedoro, P. (2017). Pengaruh Vegetasi Terhadap Dinamika Pemetaan Lahan Terbangun Perkotaan Perkembangan Gumuk Pasir Di Pesisir Menggunakan Pendekatan NDBI dan Segmentasi Parangkusumo. Geomedia: Majalah Ilmiah Dan Semi-Automatik. Prosiding Seminar Nasional Informasi Kegeografian, 14(2), 1–11. Geografi UMS 2017, 19–28. https://doi.org/10.21831/gm.v14i2.13810 Parangtritis Geomaritime Science Park. (2017). Fakhruddin, M., Poniman, A., Atlas, S. P., Tata, D., Mengenal Gumuk Pasir Parangritis Lebih Dekat. Bakosurtanal, R., Utama Bakosurtanal, P., Badan Informasi Geospasial. Penelitian, P., Manusia, S., & Lingkungan, D. 109

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman TEKNIK PENGOLAHAN DATA TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 8 DI PERAIRAN LAUT SELATAN JAWA SEKITAR JAWA TENGAH DAN YOGYAKARTA (Total Suspended Solid (TSS) Data Processing Techniques Using Landsat 8 Image Data in South Sea Waters of Java around Central Java and Yogyakarta) David Muhammad Farid1 Jurusan Ilmu Kelautan, 1Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya1 E-mail: [email protected] ABSTRAK Penginderaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera. Salah satu upaya untuk memperoleh informasi tentang potensi sumberdaya wilayah pesisir dan lautan dalam rangka untuk mengoptimalkan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan adalah penggunaan teknologi penginderaan jauh. TSS merupakan parameter yang sangat penting untuk dikaji mengingat produktivitas primer merupakan faktor yang sangat menentukan keanekaragaman hayati suatu perairan. TSS merupakan material yang halus di dalam air yang mengandung lanau, bahan organik, mikroorganisme, limbah industri dan limbah rumah tangga. Kata kunci: Penginderaan Jauh, TSS, Citra. ABSTRACT Remote sensing is a measurement or acquisition of data on objects on the surface of the earth from satellites or other instruments above or far from the object being sensed. One effort to obtain information about the potential resources of coastal and oceanic areas in order to optimize the management of coastal and marine areas is the use of remote sensing technology. TSS is a very important parameter to be studied considering the primary productivity is a factor that determines the biodiversity of a waters. TSS is a delicate material in water that contains silt, organic matter, microorganisms, industrial waste and household waste. Keywords: Remote Sensing, TSS, Imagery. digunakan untuk sebagai ekstraksi nilai konsentrasi total suspended solids (TSS) dan juga PENDAHULUAN dapat melihat perubahan kualitas perairan akibat limpahan sedimen yang tersuspensi di sebuah Irawan dan Malau (2016) mengemukakan perairan tersebut dengan menggunakan citra zaman sekarang dimana sudah berkembangnya satelit Landsat. teknologi penginderaan jauh telah memberikan pencerahan untuk kemudahan perencanaan dan Wisha dan Heriati (2016) menemukan pengembangan wilayah perairan di Indonesia. pengaruh gerak pasang berperan dalam distribusi Informasi mengenai obyek yang terdapat pada besar konsentrasi sedimen tersuspensi (TSS) dan suatu lokasi di permukaan bumi diambil dengan tingkat sedimentasi. Gerak pasang purnama menggunakan sensor satelit. Sedangkan menurut (spring) dan perbani (neap) memiliki karakteristik Utami et al (2016) perkembangan teknologi julat pasang (tidal range) yang berbeda, penginderaan jauh yang sangat pesat dapat perbedaan tersebut memengaruhi besaran dimanfaatkan sebagai monitoring kualitas perpindahan massa air yang mengandung lingkungan seperti kontrol degradasi hutan suspensi sedimen. Sedangkan menurut Jiyah et al mangrove, selain itu dapat memonitor perubahan (2017) TSS selain menurunkan aktivitas kualitas perairan akibat limpasan sedimentasi fotosintesa tumbuhan laut baik yang mikro maupun tersuspensi dari bagian hulu sungai. makro sehingga oksigen yang dilepaskan tumbuhan menjadi berkurang dan mengakibatkan Farizki dan Anurogo (2017) mengemukakan ikan-ikan menjadi mati. citra penginderaan jauh adalah teknologi yang mampu menyediakan data atau informasi, METODE mempunyai kemampuan dalam pengumpulan data atau informasi secara cepat, akurat dan mutakhir. Pada cara kerja yang digunakan adalah Salah satu teknologi yang digunakan adalah menggunakan sebuah data citra Landsat 8 yang dengan menggunakan Google Earth. Sedangkan menurut Utami et al (2016) citra satelit dapat 110

Teknik Pengolahan Data Total Suspended Solid (TSS) Menggunakan Data Citra Landsat 8 di Perairan ........... (David Muhammad Farid) diperoleh dari website hhtp://usgs.explorer.gop, rendahnya nilai konsentrasi TSS di laut, material setelah itu data diolah menggunakan ER Mapper yang berasal dari masukan sungai atau muara dan ArcGIS dalam pengolahan data citra Landsat sungai akan mengalir sebagian ke laut yang 8 untuk TSS dapat menggunakan rumus Derawan berada di dekat dengan muara sungai. dan Syarif Budiman. Pada musim penghujan masukan dari muara HASIL DAN PEMBAHASAN sungai dan sungai akan lebih besar menuju ke lautan, disebabkan oleh adanya arus pasang surut Hasil dari pengolahan data citra TSS pada yang membawa material ataupun sedimen ke laut. bulan Maret 2019 adalah sebagai berikut. Pada musim penghujan arus permukaan akan lebih kuat, dikarenakan saat musim penghujan Jika pada data citra landsat-8 OLI yang volume air yang berada di sungai, muara sungai memiliki nilai tutupan awan yang rendah akan lebih dan lautan akan bertambah besar sehingga arus baik dan bagus hasil data dan syarat kedua yaitu pasang surut akan menjadi kuat dan menyebabkan nilai dari hamburan atmosfer pada data citra sedimen yang ada di dasar perairan akan lebih Landsat 8 OLI karena akan berpengaruhnya pada muda terangkat ke permukaan perairan sehingga hasil pengolahan data karena pada atmosfer perairan tersebut menjadi keruh atau memiliki nilai terdapat hamburan seperti kandungan asap, konsentrasi TSS yang tinggi. kandungan molekul air. Pada musim penghujan perairan akan lebih Total suspended solid (TSS) merupakan banyak nilai konsentrasi TSS dikarenakan faktor- sebuah material yang terdapat pada sebuah air faktor yang ada akan kuat mempengaruhi dari laju baik itu dalam air sungai atau air laut. TSS sedimentasinya tersebut dikarenakan volume air merupakan sebuah parameter penting bagi yang ada untuk membuat sedimen yang berada di perairan karena jika perairan memiliki nilai dasar perairan tersebut menjadi kuat dan arus atau konsentrasi dari TSS yang tinggi maka perairan itu gelombang yang akan membawanya terlalu besar akan memiliki kualitas air yang rendah dikarenakan untuk membawa material dan sedimen dari muara airnya akan lebih keruh di bandingkan dengan sungai maupun sungai ke lautan menjadikan perairan yang memiliki nilai konsentrasi TSS yang perairan keruh. lebih rendah. Nilai konsentrasi dari kandungan TSS dalam Hasil pada Gambar 5 merupakan hasil dari kegiatan kerja praktik ini disajikan pada Tabel 3 kandungan nilai TSS pada bulan Maret tahun 2019 dan Gambar 6. yang berada di perairan Laut Selatan Jawa sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hasil ini Tabel 3. Nilai Kandungan TSS memperlihatkan bahwa nilai kandungan TSS yang Kandungan TSS (mg/L) memiliki sebuah nilai yang cukup tinggi pada bulan Maret tahun 2019 karena mengalami musim Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai rata-rata penghujan yang tergolong tinggi, itu yang menyebabkan nilai konsentrasi menjadi tinggi 0,469 399,968 32,173 disebabkan adanya masukkan yang tinggi dari perairan lainnya seperti sungai, muara sungai yang Hasil kedua pengolahan data citra TSS pada membawa material sedimen yang tinggi. bulan Agustus 2019 adalah sebagai berikut. Andini et al (2015) faktor-faktor yang Pada musim kemarau masukan dari muara mempengaruhi seperti arus perairan, angin, waktu sungai dan sungai akan lebih kecil menuju ke pengambilan data dan kondisi fisik perairan. Tinggi lautan, disebabkan oleh adanya arus pasang surut rendahnya nilai konsentrasi dari TSS di laut yang membawa material ataupun sedimen ke laut. memiliki faktor yang mempengaruhi seperti Pada musim kemarau arus pasang surut akan masukan dari sungai, muara sungai, kecepatan lebih kecil, dikarenakan saat musim kemarau angin, dan arus permukaan. Faktor-faktor itu yang volume air yang berada di sungai, muara sungai membawa atau menyebabkan dari tinggi dan lautan akan menjadi kecil sehingga arus 111

Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman KESIMPULAN pasang surut akan menjadi tidak terlalu kuat dan 1. Pada bulan basah (Maret 2019) nilai menyebabkan sedimen yang ada di dasar perairan kandungan konsentrasi TSS di Perairan Laut akan lebih tidak mudah terangkat ke permukaan Selatan Jawa sekitar Jawa Tengah dan perairan sehingga perairan tersebut menjadi lebih Yogyakarta, antara 0,513 mg/L dan 399,956 bening atau tidak keruh dan memiliki nilai mg/L dengan rata-rata 41,342 mg/L. konsentrasi TSS yang rendah. 2. Pada bulan kering (Agustus 2019) memiliki Andini et al (2015) adanya faktor- faktor yang nilai kandungan konsentrasi TSS di Perairan mempengaruhi seperti arus permukaan, angin, Laut Selatan Jawa sekitar Jawa Tengah dan waktu pengambilan data dan kondisi fisik perairan. Yogyakarta, antara 0,469 mg/L dan 399,968 Ada juga faktor dari daratan yang menyebabkan mg/L dengan rata-rata 32,173 mg/L. tinggi dan rendahnya nilai konsentrasi TSS di perairan, terutama pada daratan yang berada di 3. Kandungan TSS pada bulan basah (Maret dekat dengan muara sungai. karena dipengaruhi 2019) lebih tinggi dari bulan kering (Agustus oleh adanya arus, gelombang dan pasang surut 2019) dikarenakan lebih banyak material yang yang terjadi pada perairan atau muara sungai masuk ke perairan. tersebut sehingga material dan sedimen yang berada di daratan akan ikut terbawa ke lautan. UCAPAN TERIMA KASIH Kecepatan angin juga dapat menimbulkan Saya David Muhammad Farid mengucapkan sebuah gelombang dan arus di permukaan yang terima kasih banyak pada seluruh pembimbing, awalnya tenang menjadi kuat sehingga bisa staf, dan pegawai PGSP karena sudah banyak mempengaruhi laju dari sedimen dan material yang membantu saya dalam kerja praktik ini. ada di perairan tersebut. Kecepatan angin akan membuat adanya gelombang dan arus yang akan DAFTAR PUSTAKA bergerak masuk ke daerah muara sungai saat terjadi pasang sedangkan pada saat surut arus Farizki M, Anurogo W. 2017. Pemetaan kualitas tersebut akan menuju ke lautan dan membawa permukiman dengan menggunakan penginderaan sedimen atau material yang lain dari muara sungai jauh dan sig di Kecamatan Batam Kota, ke lautan. Batam.Jurnal Geografi Indonesia Vol.31(1) Pada musim kemarau perairan akan lebih Irawan S, Malau AO. 2016. Analisis persebaran sedikit nilai konsentrasi TSS dikarenakan faktor- mangrove di Pulau Batam menggunakan teknologi faktor yang ada tidak terlalu kuat mempengaruhi penginderaan jauh.Jurnal Integrasi.Vol.8(2) dari laju sedimentasinya tersebut dikarenakan volume air yang ada untuk membuat sedimen yang Wisha UJ, Heriati A. 2016. Analisis julat pasang surut berada di dasar perairan tersebut tidak terlalu kuat (tidal range) dan pengaruhnya terhadap sebaran dan arus atau gelombang yang akan total sedimen tersuspensi (tss) di perairan Teluk membawanya tidak terlalu besar untuk membawa Pare.Jurnal Kelautan Vol.9(1) material dan sedimen dari muara sungai maupun sungai ke lautan. 112




Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook