Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Buletin Volume XI - Desember 2020

Buletin Volume XI - Desember 2020

Published by Parangtritis Geomaritime Science Park, 2020-12-30 06:51:23

Description: Buletin Geomaritime Edisi Desember 2020

Keywords: buletin,geomaritime

Search

Read the Text Version

VOLUME XI DESEMBER 2020 BERTAHAN DENGAN WISATA MASSAL?

2 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Redaksional Daftar isi Penanggung Jawab EDITORIAL Putri Meissarah, S.Si., M.Si. Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park Mengapa Harus Bertahan dengan Wisata Massal? [hlm. 03] Dewan Redaksi Prof. Dr. Muh Aris Marfai, M.Sc. JENDELA Dr. Sigit Heru Murti B.S., M.Si. Pandemi COVID19 dan Ketimpangan Sinergi Pemimpin Redaksi Manusia dengan Lingkungan [hlm. 06] Dr. Suprajaka, M.T Penerapan Daya Dukung Wisata, Jaminan Sekretaris Redaksi Kenyamanan bagi Wisatawan [hlm. 08] Mone Iye Cornelia Marschiavelli, S.Pi., M.Si., M.Sc. Pandemi, Beri Kesempatan Pantaiku Bersih Staf Redaksi Kembali [hlm. 11] Ahmad Cahyadi, S.Si., M.Sc. PERISTIWA Ari Cahyono, S.Si., M.Sc. Bertahan di Tengah Pandemi, Barandi Sapta Widartono, M.Si., M.Sc. Ubah Strategi Penjualan [hlm. 13] Bernike Hendrastuti, S.Hut. Tetap Semangat Meneliti Fajrun Wahidil Muharram, S.Si. di Tengah Pandemi [hlm. 15] Farid Ibrahim, S.Si. SOSOK Nicky Setyawan, S.Si. Tria Rahmawati, M.Pd. Biografi Prof. Narto, Sebuah Gagasan Restorasi Wico Nandianta Mulia, S.Kom. Gumuk Pasir [hlm. 17] Yonanta Dwi Hartanto Yuniarsita Setyo Wulandari, S.Si. TEKNOLOGI Sirkulasi Eucheuma cottonii, Penopang Ekonomi Kala Parangtritis Geomaritime Science Park Pandemi Covid-19 [hlm. 20] Desain dan Layout Strategi Penghidupan Berkelanjutan Petani Tri Raharjo, S.Kom. Sawah Surjan [hlm. 23] Penerbit Budaya Padasan, Kearifan Lokal di Masa Pandemi [hlm. 27] Parangtritis Geomaritime Science Park Mengenal e-ticketing di Masa New Normal Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul [hlm. 28] Yogyakarta 55772 WISATA 36 halaman, 176 mm x 250 mm ISSN : 2503-4677 Era Normal Baru : Adaptasi dan Kebangkitan Pariwisata Pesisir [hlm. 30] Bangkit dan Mengudara: Adaptasi Layang- layang di Pesisir Selatan Yogyakarta Menghadapi Pandemi [hlm. 33] Wajah Baru Wisata Museum di Yogyakarta Masa Pandemi [hlm. 34]

EDITORIAL BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 3 Mengapa Harus Bertahan Dengan Wisata Massal? Ahmad Cahyadi Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Wisata adalah salah satu sektor yang paling terpuruk selama pandemi COVID-19. Sejak mulai masuknya COVID-19 ke Indonesia, semua lokasi wisata ditutup sementara. Pembukaan di pertengahan tahun dengan slogan “adaptasi kebiasaan baru” telah menjadi pembuka harapan berkembangnya kembali sektor pariwisata yang pada tahun-tahun sebelumnya menjadi penyumbang devisa besar bagi negara dan menopang kesejahteraan masyarakat banyak. Tapi apakah “adaptasi kebiasaan baru” benar-benar menjadi kebiasaaan baru atau hanya menjadi slogan saja? Apakah format pengelolaan wisata yang dulu masih bisa diterapkan? Apakah wisata akan menjadi salah satu klaster baru penularan COVID-19? Awal tahun 2020 menjadi awal masuknya Sebagian besar kita tidak menyangka bahwa COVID 19 ke Indonesia. Suasana menjadi pandemi ini berlangsung begitu lama, bahkan berubah sangat drastis, dengan bayangan hingga penghujung tahun 2020 sepertinya belum ketakutan yang membayangi setiap orang menampakkan tanda-tanda reda. Iya, hanya nampak tentang kemungkinan tertular virus yang sebenarnya reda karena pikiran kita merasa biasa dengan kondisi saat itu juga belum banyak diketahui. Kita seperti ini. Kita tidak lagi memantau apakah wilayah kita memasuki dunia baru, di mana segala macam dalam zona merah, kita tidak lagi melihat data jumlah yang kita tahu kita kerahkan untuk menghentikan orang positif dan lain sebagainya. Tetapi sebenarnya laju penyebaran dan penularan COVID 19 ini. jumlah yang tertular semakin banyak dan kasus per Tetapi sekali lagi, ini dunia baru. Kebiajakan yang harinya di Indonesia masih sangat tinggi sampai disebutkan hari ini bisa menangkal penularan, bisa dengan akhir November 2020. direvisi dikemudian hari dengan update informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh pemegang kebijakan. Pengunjung di Pantai Baron yang membludak dan tidak memungkinkan jaga jarak pada Bulan September 2020

4 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 EDITORIAL Sejumlah pengunjung di Pantai Baron yang Tidak Menggunakan Masker. Pengunjung wisata air akan kesulitan saat menggunakan masker. Pertengahan tahun ini kegiatan pariwisata ada dibandingkan jumlah wisatawan yang ngeyel. mulai dibuka. Seperti sektor yang lainnya, sektor Berdebat dari pagi sampai dengan sore jelas bukan ini dihidupkan kembali dari mati surinya. Sektor ini pilihan, apalagi kalau kalah jumlah. Alhasil penerapan menjadi penyumbang devisa yang sangat besar bagi protokol kesehatan ketat hanya sebuah slogan. negara. Bahkan pernah melebihi sektor minyak dan gas bumi. Pariwisata juga memiliki dampak yang Apa yang terjadi dalam kondisi sekarang ini beruntun terhadap sektor perdagangan dan jasa sebenarnya menggambarkan betapa selama ini yang lain, sehingga sektor ini mendapat perhatian jumlah petugas kita juga tak sebanding dengan khusus. Uji coba dengan penerapan protokol banyaknya wisatawan. Jika kini kita merasa bahwa kesehatan yang ketat konon menjadi hal yang baru protokol kesehatan telah diabaikan, sebenarnya dalam masa pandemi ini. lebih jauh lagi kita harus sadar bahwa selama ini kondisi lingkungan kita juga telah diabaikan. Wisata Penerapan protokol kesehatan di lokasi wisata massal dengan jumlah wisatawan yang luar biasa meliputi kewajiban menyediakan tempat cuci tangan, banyak memang memberikan devisa yang banyak kewajiban menjaga jarak, kewajiban menggunakan dan memberikan sumbangsih kepada transaksi yang masker, pencatatan identitas pengunjung, dan di banya pula di lokasi wisata. Namun demikian, jumlah beberapa lokasi seperti Jalan malioboro menerapkan yang sangat besar tidak memungkinkan pengelola jalur searah. Penerapan ini seakan membawa angin untuk bisa mengontrol perilaku wisatawan seperti segar pada kegiatan wisata yang sempat mati suri. jumlah limbah yang dihasilkan dari kamar mandi dan Kegiaatan wisata kembali berjalan, wisatawan toilet, perilaku buang samapah, perilaku vandalism kembali ramai dan semua ternyata kembali seperti dan perilaku lainnya yang merugikan lingkungan semula. Iya, kembali banyak yang seperti sebelum dan menyebabkan kerusakan aset wisata. Jumlah pandemi. Tidak menggunakan masker, tidak ada lagi wisatawan yang tidak sebanding dengan petugas jalur searah, tidak ada lagi jaga jarak dan sebagainya. sekali lagi menjadi alasan hal-hal tersebut sulit untuk Konon hal ini karena keterbatasan petugas yang dikontrol.

EDITORIAL BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 5 Kerusakan lingkungan seperti kenampakkan Saat ini adalah momentum yang tepat sampah yang berserakan, matinya karang dan mengubah paradigm pariwisata kita dari wisata biota laut, kerusakan airtanah karena over pumping massal yang cenderung merusak menjadi wisata yang dan pencemaran dari limbah toilet dan kamar berwawasan lingkungan. Jumlah pengunjung dapat mandi memang tidak pernah diperhatikan. Hal diatur dan mengedepankan penambahan nilai atau ini mengakibatkan kerusakan dan kerugian yang value yang tinggi serta kepuasan pengunjung dalam sebenarnya terjadi tak nampak dalam hitungan menikmati lokasi wisata. Daya dukung lingkungan dan dokumen perencanaan. Seakan-akan wisata harus menjadi pertimbangan khusus untuk hanya menimbulkan dampak positif saja. Belum lagi perencanaan pengembangan ke depan. Memang jika kita berbicara tentang bencana, siapkah kita tidak akan mudah mengubah kondisi ini karena pihak menangani wisatawan dalam jumlah sangat banyak yang terlibat sangatlah banyak. Namun demikian, saat kondisi darurat? Hal tersebut mestinya menjadi usaha ini tetap bisa dilakukan dengan perlahan dan pengingat bagi kita agar dapat menyediakan wisata jangka panjang. Perlu komitmen banyak pihak agar yang bertanggungjawab. semua ini bisa berjalan dengan baik. Fasilitas cuci tangan di Geoforest Turunan Kabupaten Gunungkidul

6 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 JENDELA Perburuan dan konsumsi hewan liar dapat memicu terjadinya “spillover” dan munculnya penyakit baru Agung Maupa Pandemi COVID19 dan Ketimpangan Sinergi Manusia dengan Lingkungan Herjuno Ari Nugroho virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut, hidung Pusat Penelitian Biologi LIPI, Biosafety Laboratory Level 3 LIPI atau mata [3]. Risiko penularan penyakit ini dapat meningkat pada lingkungan tertutup. Pada manusia, Peradaban manusia sudah pernah diterjang COVID19 dicirikan dengan gejala umum infeksi berbagai pandemi dalam sejarah perjalannnya. saluran pernafasan seperti demam, batuk, kesusahan Pandemi adalah kondisi persebaran penyakit pernafasan, sakit tenggorokan, kehilangan fungsi menular pada lingkup ruang yang luas, indera penciuman dan pengecap [3], pada kasus lain multiregional dan berdampak pada skala besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan [4], dan manusia. Salah satu pandemi yang saat ini tengah kita berbagai laporan pada sistem organ lain yang masih hadapi adalah wabah COVID19 (Corona Virus Disease terus dilaporkan hingga saat ini. Tidak sedikit pula 2019). Penyakit COVID19 disebabkan oleh infeksi ditemukan kasus yang tidak menunjukkan gejala, virus SARS-CoV2 (Severe Acute Respiratory Syndrome akan tetapi tetap dapat menularkan virus [3]. Corona Virus 2). Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO-World Health Organization) menetapkan Virus Corona merupakan golongan virus wabah COID19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. yang dapat menginfeksi manusia, bangsa mamalia Berdasarkan laman resmi WHO, hingga 2 Desember dan burung. Virus ini memeliki bentuk menyerupai 2020 wabah ini sudah menjangkit 220 negara, mahkota, yang menjadi asal penamaan corona dengan 62.844.837 total kasus terkonfirmasi dan (corona = mahkota). Virus corona menyebabkan kematian 1.465.144 jiwa [1]. Indonesia menjadi salah berbagai penyakit pernafasan dan pencernaan satu negara yang terdampak dari wabah ini. Sampai pada inangnya. Penyakit yang disebabkan oleh virus 2 Desember 2020 telah tercatat angka terkonfirmasi dari family Coronavirus antara lain MERS (Middle positif sebanyak 543.975 kasus, angka kesembuhan East Respiratory Syndrome), SARS (Severe Accute sebesar 454.879 kasus dan kematian 17.081 jiwa [2]. Respiratory Syndrome) dan COVID19. Ketiga penyakit tersebut disebabkan oleh infeksi virus corona dari Penyakit COVID19, menurut WHO, dapat genus betacorona virus [5]. menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui kontak dekat dengan jarak kurang dari 1 meter. Virus meyebar melalui media cairan droplet yang keluar dari bersin, batuk, nafas dan aktivitas vokal. Partikel

JENDELA BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 7 Virus corona yang menyebabkan tiga wabah Morfologi partikel virus SARS-CoV2 divisualisasi dengan dalam sejarah manusia berasal dari hewan dan Transmission Electron Microscope (TEM). “melompat” ke manusia. Pada kejadian ini terjadi Sumber: National Institute of Alergy and Infectious Diseases (NIAD) mutasi dari materi genetik virus yang awalnya https://www.niaid.nih.gov/diseases-conditions/coronaviruses menginfeksi inang pertama, melewati inang kedua dan terakhir di manusia, menjadikannya lebih mudah melalui eksploitasi alam. Kondisi yang semakin untuk menular dari manusia ke manusia. Kejadian mendekatkan manusia dan hidupan liar ini yang lompatan ini dikenal sebagai “zoonotic spillover”. mampu meningkatkan risiko terjadinya “Spillover”, Zoonosis sendiri adalah penyakit yang dapat menular selain karena fakta bahwa beberapa agen penyakit dari hewan ke manusia dan sebaliknya [6]. Secara garis dapat menular ke manusia baik secara alami ataupun besar, “spillover” adalah kejadian patogen berpindah melalui mutasi. Menjaga harmoni dengan alam dari satu jenis inang ke jenis inang yang lain, dan mungkin dapat menjadi salah satu solusi untuk muncul akibat interaksi antara manusia, hewan, mencegah timbulnya penyakit yang berpotensi komunitas patogen dan lingkungan [7]. Pada kasus menjadi pandemi baru. Covid19, virus diduga “melompat” dari kelelawar, melewati inang sekunder, kemudian dilanjutkan dengan transmisi manusia ke manusia. Tingginya kontak antara satwa liar dan manusia diduga memfasilitasi kejadian “spillover”. Pada COVID19, kejadian “spillover” terhubung dengan pasar seafood Wuhan, Tiongkok [8]. Kejadian “spillover” bukan yang pertama terjadi dalam sejarah peradaban manusia. Wabah SARS yang “melompat” dari kelelawar dan luwak (Guangdong, Tiongkok, 2002) dan MERS-CoV yang “melompat” dari kelelawar dan unta (Saudi Arabia, 2012) [9]. Kejadian “spillover” dapat terjadi tidak hanya karena kontak dekat antara hewan dan manusia, namun juga karena terjadi tumpang tindih antara habitat hidupan liar dengan pemukiman manusia, seperti pada kasus Lyme disease yang disebarkan melalui caplak. Kejadian “spillover” juga dapat timbul karena aktivitas perburuan dan pengolahan bahan pangan asal satwa liar, seperti pada kasus ebola [7]. Belajar dari berbagai kasus “Spillover” yang terjadi dalam sejarah peradaban manusia, tidak bisa kita pungkiri bahwa ketidakseimbangan hubungan manusia dan lingkungan turut berkontribusi dalam munculnya penyakit baru. Agen penyakit yang awal mulanya berada di lingkungan yang secara fisik jauh dari manusia, menjadi semakin dekat [1] World Health Organization. WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard. https://covid19.who.int/. diakses 2/12/2020 [2] Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Data Sebaran. https://covid19.go.id/ diakses 2/12/2020. [3] Sun, P., Qie, S., Liu, Z., Ren, J., Li, K. & Xi, J. 2020. Clinical characteristics of hospitalized patients with SARS-CoV-2 infection: A Single arm meta- analysis. J.Med.Virol. 92: 612-617. [4] Ma, C., Cong, Y., & Zhang, H. 2020. COVID-19 and the Digestive System. The American Journal of Gastroenterology. 115: 1003-1006. [5] Wertheim, J.O., Chu, D.K.W., Peiris, J.S.M., Pond, S.L.K. & Poon, L.L.M. 2013. A case for the ancient origin of coronaviruses. Journal of Virology 87(12): 7039-7045. [6] Plowright RK, Parrish CR, McCallum H, Hudson PJ, Ko AI, Graham AL, Lloyd-Smith JO. 2017. Pathways to zoonotic spillover. Nat Rev Microbiol 2017;15(8):502-510. [7] Alexander, K.A., Carlson, C.J., Lewis, B.L, Getz, W.M., Marathe, M.V., Eubank, S.G., Sanderson, C.E., & Blackburn, J.K. 2018. Chapter 8: The Ecology of Pathogens Spillover and Disease Emergences at The Human-Wildlife-Environment Interface. Dalam Hurst C. (eds) The Connections Between Ecology and Infectious Disease. Advances in Environmental Microbiology, vol 5. Springer, Cham. Pp: 268, 274-276 [8] Chen, N., Zhou, M. Dong, X., Qu, J., Gong, F., Han, Y., Wang, J., Liu, Y., Wei, Y., Xia, J., Yu, T., Zhang, X., Zhang, L. 2020. Epidemiological and clinical characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study. Lancet. 395: 507-13. [9] Bonilla-Aldana D.K., Quintero-Rada K., Montoya-Posada J.P., Ramirez S., Paniz-Mondolfi A., & Rabaan A. 2020. SARS-CoV, MERS-CoV and now the 2019-novel CoV: Have we investigated enough about coronaviruses? - A bibliometric analysis. Travel Med Infect Dis. 2020a:101566.

8 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 JENDELA Penerapan protokol kesehatan oleh pemandu wisata di Bali Harry Purnomo, 2020 Penerapan Daya Dukung Wisata, Jaminan Kenyamanan bagi Wisatawan Bernike Hendrastuti pariwisata disambut amat baik oleh masyarakat Parangtritis Geomaritime Science Park Indonesia. Rasa penat, bosan, jenuh, bahkan bosan dalam suasana pembatasan sosial secara besar- Kasus infeksi Corona Virus Disease 19 (COVID-19) besaran yang ketat tetap mendorong ketertarikan di Indonesia terdeteksi di awal Maret 2020 berwisata. Sejak dibukanya kembali berbagai hingga saat ini. COVID-19 telah menjadi destinasi wisata, wisata jenis wisata alam ternyata pandemi global, termasuk di Indonesia. lebih diminati, termasuk wisata bahari[2]. Penyebaran virus yang begitu cepat membuat pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala Senjata menghadapi adaptasi kebiasaan baru besar (PSBB). Berbagai sektor penyokong roda adalah protokol kesehatan. Protokol kesehatan perekonomian merugi, termasuk sektor pariwisata. berbasis CHSE (Cleanlinnes, Health, Safety, Sebagai salah satu penyumbang devisa yang besar Environment) diterapkan dan disosialisasikan dalam bagi Indonesia, sektor pariwisata juga sempat rangka membangkitkan geliat pariwisata. Mulai mangkrak karena pandemi COVID-19. Kerugian di dari pengecekan suhu dengan fasilitas thermogun, sektor pariwisata akibat COVID-19 berkisar Rp 21 penyediaan bilik sterilisasi, pemanfaatan e-ticketing, triliun sejak Januari 2020.[1] penyediaan tempat cuci tangan, handsanitizer, pembatasan jarak, dan banyak lagi. Protokol kesehatan Seiring berjalannya waktu, beradaptasi dengan diusahakan sedemikian rupa demi memberikan COVID-19 harus dilakukan, dengan diiringi penerapan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Tak protokol kesehatan. Seruan #IndonesiaAja menjadi ketinggalan pariwisata Raja Ampat sebagai salah salah satu sarana promosi bagi wisatawan domestik satu destinasi wisata bahari di Indonesia yang untuk mendukung kebangkitan atau reaktivasi sektor terkenal, juga mempersiapkan adaptasi kebiasaan pariwisata di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Konsekuensinya protokol kesehatan wajib diterapkan tanpa penawaran. Ternyata pembukaan sektor

JENDELA BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 9 baru demi keamanan, kenyamanan, dan kesehatan pengunjung.4 Daya dukung lingkungan atau wisata pengunjung. Mulai dari pembuatan sistem satu pintu terdiri dari daya dukung fisik, daya dukung riil, dan untuk pariwisata Raja Ampat, pengecekan wisatawan daya dukung efektif. Daya dukung fisik berkaitan dengan protokol kesehatan di pintu masuk utama dengan kebutuhan luasan area yang dapat digunakan Raja Ampat pada Pelabuhan/Bandara Waisai, dan wisatawan untuk berwisata dengan nyaman, daya digitalisasi sistem reservasipun diterapkan.[3] dukung riil berkaitan dengan berbagai faktor koreksi berbagai daya tariknya, dan daya dukung efektif Penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE berkaitan dengan kapasitas manajemen. Di masa dapat menjadi suatu program yang tepat dalam adaptasi kebiasaan baru, himbauan 3M (memakai rangka membangkitkan kembali geliat wisata bahari masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) adalah di Indonesia. Kebersihan, keselamatan, kesehatan, dan hal wajib dilakukan di semua tempat, tidak hanya di kelestarian lingkungan adalahh suatu upaya sekaligus tempat wisata saja. Oleh karenanya, pertimbangan edukasi bagi pengelola wisata maupun wisatawan daya dukung wisata, minimal daya dukung fisik agar suatu kesempatan wisata dapat memberikan dapat diadopsi dalam rangka mendukung 3M dan kenyamanan, kesehatan, dan keamanan. Salah satu penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE. hal yang dapat dipertimbangkan dalam rangka mendukung CHSE adalah memperhatikan daya Konsep pertimbangan daya dukung dukung wisata. Daya dukung wisata pada dasarnya biasanya diterapkan dalam pengelolaan ekowisata tidak hanya memberikan aspek kepuasan bagi dan beberapa wisata alam. Daya dukung wisata wisatawan, namun di masa adaptasi kebiasaan baru, khususnya daya dukung fisik dapat dipertimbangkan daya dukung wisata atau lingkungan mendukung karena ada sedikit perubahan tren berwisata di unsur sustainability environment, cleanliness, health, masa adaptasi kebiasaan baru. Tren pariwisata bahkan health, sehingga tercipta suatu wisata yang massal selama masa adaptasi kebiasaan baru nyaman. sedikit berubah menjadi tren wisata aman, sehat, bahkan wellness. Jumlah wisatawan yang sesuai Daya dukung lingkungan atau dalam hal ini daya dukung akan memberikan kenyamanan dan adalah daya dukung wisata merupakan jumlah kepuasan bagi pengunjung karena merasa nyaman, maksimum orang yang dapat mengunjungi areal sehat, dan aman. Sehingga dapat menjadi investasi wisata pada saat yang sama, tanpa menyebabkan kunjungan berulang di lain kesempatan. kerusakan fisik dan penurunan kualitas kepuasan Kemenko Marves Dukung Pengembangan Pariwisata Bintan Resort Paska Covid-19 Ridwan Djamaluddin, 2020

10 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 JENDELA Team Daya Dukung Pariwisata di Puncak Piaynemo RenoldyLamberty, 2016 Sebagai salah satu wisata yang diminati di dasarnya kebangkitan pariwisata, termasuk wisata Indonesia, wisata bahari dapat menerapkan daya bahari harus bertahap. Kepercayaan wisatawan untuk dukung lingkungan dalam rangka mendukung berkunjung ke tempat wisata tersebut yang harus penerapan CHSE. Beberapa atraksi wisata dalam dikembalikan, dibangun, dan diraih, sehingga orang wisata bahari sudah termuat dalam pedoman merasa yakin untuk melakukan wisata. Program CHSE, contohnya pelaksanaan wisata selam rekreasi penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE sangat sudah menekankan agar memperhatikan jarak baik karena sudah memperhatikan sisi keberlanjutan antar penyelam.5 Penerapan daya dukung wisata wisata. Alangkah sangat baik bila program tersebut dapat mendukung program wisata berbasis CHSE didukung dengan penerapan daya dukung wisata, tersebut. Contoh perencanaan baik datang dari minimal daya dukung fisik supaya para wisatawan perencanaan pengelolaan wisata di Raja Ampat di merasa puas, aman, nyaman, dan sehat. masa new normal. Beberapa strategi pemulihan wisata di Raja Ampat adalah memperkuat Raja Prinsip 5K yaitu kebersihan, kesehatan, Ampat Mooring System dengan mengatur pelayaran keselamatan, kenyamanan, dan kepuasan menjadi terbatas di Raja Ampat, pengurangan sampah plastik, hal yang diinginkan masyarakat dalam berwisata di pengembangan UMKM dan penerapan daya dukung masa adaptasi kebiasaan baru. Bila 5K tersebut dapat lingkungan fisik.3 Dinas Pariwisata Raja Ampat telah dirasakan masyarakat tentunya akan ada perulangan membuat perencanaan penerapan daya dukung kunjungan kembali ke tempat wisata atau minimal disetiap odtw misalnya wisata selam di lokasi selam testimoni yang baik untuk DTW yang dipromosikan. Chicken Reef daya dukung fisiknya 125 orang per Dengan demikian, perekonomian masyarakat akan hari dan 25 orang maksimum per penyelaman. Hal terbantu dengan adanya kunjungan berulang atau ini membuat wisatawan satu dan yang lainnya dapat kunjungan baru dari wisatawan misal dengan lakunya saling berjaga jarak dan merasa puas menikmati daya homestay, warung makan, restauran, tempat parkir tarik wisata (DTW). Contoh lain di DTW Piaynemo, setempat atau sekitar DTW. Penerapan daya dukung daya dukung fisiknya 8 wisatawan 2 guide. wisatawan tidak merugikan pengelola wisata, justru menjadi sarana meningkatkan kredibilitas destinasi Penerapan daya dukung wisata tentunya wisata. Berkerumun di tempat wisata tidak membuat menjadi suatu pertimbangan khusus bagi pengelola wisatawan nyaman, justru takut dan enggan. Akan wisata. Persoalan pendapatan secara finansial lebih baik bila memperhatikan daya dukung demi biasanya menjadi pertimbangan khusus enggannya menjamin kenyamanan kegiatan wisata di suatu para pengelola menerapkan daya dukung wisata. destinasi wisata. Namun, di masa adaptasi kebiasaan baru pada [1] Herlina, Wike Dita. 2020. Apindo: Selama Pandemi, Industri Pariwisata Rugi Rp21 Triliun (https://ekonomi.bisnis.com/read/20200426/12/1232875/apindo-selama-pandemi-industri-pariwisata-rugi-rp21-triliun) diakses tanggal 4 Desember 2020 [2] Wisuda, Anton dan Jay Fajar. 2020. Wisata Bahari Menghadapi New Normal Pandemi. (https://www.mongabay.co.id/2020/07/01/wisata-bahari-menghadapi-new-normal-pandemi/) diakses tanggal 2 Desember 2020 [3] Lamatenggo, Yusdi, 2020. Menyambut Pariwisata New Normal di Raja Ampat. Bahan Presentasi Webinar New Normal Pariwisata di Raja Ampat 10 Juni 2020 [4] PAP/RAC. 2003. Guide To Good Practice in Tourism Carrying Capacity Assessment. Priority Actions Programme Regional Acitivity, Yunani. [5] Anonim. 2020. Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan Usaha Wisata Selam. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta

JENDELA 11BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 PANDEMI, Beri Kesempatan Pantaiku Bersih Kembali Yuniarsita Setyo Wulandari bebas melakukan kegiatan apapun, namun di masa Parangtritis Geomaritime Science Park PSBB tersebut kegiatan manusia dibatasi dirumah. Ajakan untuk melakukan kegiatan dirumah saja Sejak tanggal 2 Maret 2020 Indonesia telah sudah banyak digaungkan di masyarakat. Maka, mengkonfirmasi kasus pertama Covid-19. sejak adanya aturan PSBB masyarakat lebih banyak Setelah mengkonfirmasi kasus pertama beraktivitas dari rumah. Kegiatan masyarakat yang Covid-19 pertumbuhan penyebaran penyakit terbatas hanya dirumah saja apakah tidak memiliki Covid-19 di Indonesia, menyebar dengan sangat dampak lingungkan?. Nyatanya, walaupun aktivitas cepat. Perkembangan kasus Covid-19 yang masif masyarakat terbatas di rumah saja tetap memiliki mengakibatkan kepala daerah di Indonesia dampak lingkungan. Dampak tersebut yaitu mengambil kebijakan untuk melakukan Pembatasan permasalahan sampah. Permasalahan sampah tidak Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan hanya terjadi di masa pandemi. Di masa normal penyebaran dan penularan dari pandemi Covid-19. permasalahan sampah tetap menjadi masalah Penerapan kebijakan PSBB tentu berdampak pada lingkungan yang sulit terpecahkan. beberapa sektor kehidupan. Dampak dari kebijakan dari PSBB tersebut salah satunya adalah terbatasanya kegiatan manusia. Jika sebelum pandemi manusia Kondisi pesisir Parangtritis masa pandemi, yang bebas dari sampah

12 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 JENDELA \" Sejak adanya aturan PSBB, \" menurut data di Gardu Action sampah pariwisata yang ada di pesisir Parangtritis mengalami penurunan sebanyak 60% dibandingkan pada masa normal. Di lingkungan pesisir, pencemaran sampah dari pariwisata. Di pesisir Parangtritis sampah yang telah menjadi pokok bahasan lama. Di pesisir dihasilkan didominasi dari sampah pariwisata, Parangtritis sendiri pada masa normal menurut sehingga di masa pandemi ini utamanya pada masa data dari Gardu Action volume sampah dapat PSBB sampah yang ada di Parangtritis berkurang mencapai 2 ton perbulan. Sampah-sampah tersebut drastis. Kondisi yang demikian menjadikan pantai merupakan sampah pariwisata, artinya sampah yang Parangtritis menjadi bersih dan lebih indah di masa diakibatkan dari adanya kegiatan wisata. Sampah pandemi. paling dominan yang mencemari lingkungan yaitu sampah plastik. Sejak adanya aturan PSBB, menurut Secara global, menurut data dari Kementrian data di Gardu Action sampah pariwisata yang ada di Lingkungan Hidup dan Kehutanan dampak dari pesisir Parangtritis mengalami penurunan sebanyak pandemi Covid-19 terhadap pencemaran laut ada 60% dibandingkan pada masa normal. Walaupun yang mengalami kenaikan dan ada yang mengalami mengalami penurunan, sampah plastik masih tetap penurunan. Pencemar laut yang mengalami menjadi sampah dominan pencemar lingkungan peningkatan yaitu limbah padat seperti masker pesisir. Hal ini dikarenakan sampah yang ada di sekali pakai dan limbah cair seperti desinfektan, pesisir, berasal dari 3 sumber yaitu sampah yang handsanitizer, sedangkan pencemar laut yang hanyut terbawa sungai dan mengendap di muara, mengalami pengurangan yaitu limbah pariwisata sampah laut yang terdampar di pantai dan sampah di pantai dan laut dan juga limbah dari hotel dan restoran.

PERISTIWA 13BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Bertahan di Tengah Pandemi, Ubah Strategi Penjualan Agustina Setyaningrum Teknologi Nasional/Badan Riset dan Inovasi Nasional berupaya untuk membangkitkan kembali kelompok TInstitut Teknologi Yogyakarta UMKM ini. erbitnya surat edaran dari Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul terkait larangan Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, mengadakan kegiatan yang berpotensi kelompok mulai melakukan produksi kembali. Namun penularan infeksi Covid-19, menimbulkan mereka masih mengalami kendala dalam pemasaran penutupan pada semua lokasi wisata . Penutupan produk. Olahan-olahan ikan tidak banyak diminati sejumlah obyek wisata untuk mengantisipasi konsumen. Oleh karena kondisi tersebut, strategi penyebaran Covid 19. Kondisi ini telah menimbulkan bertahan di tengah pandemi diwujudkan melalui sejumlah dampak salah satunya bagi pelaku diversifikasi produk yang dijual. Apabila sebelumnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang kelompok pengolah ikan ini menjual olahan kering, menggantungkan hidupnya pada aktivitas pariwisata. maka di masa pandemi ini, mereka menjual produk Tidak terkecuali bagi kelompok istri nelayan yang ikan dan udang beku yang lebih banyak diminati merupakan kelompok UMKM pengolah ikan yang konsumen. Strategi penjualannya dilakukan melalui berada Pantai Kuwaru, Poncosari, Srandakan, Bantul. media sosial anggota kelompok dan masih sangat Kelompok pengolah ikan ini bernama “mina kuwaru” terbatas. dan terbentuk sejak tahun 2019. Sebelumnya, mereka mengolah hasil tangkapan ikan nelayan menjadi Melalui Program Kemitraan Masyarkat, produk olahan ikan seperti krispi ikan, krispi udang dan kelompok diarahkan untuk bisa melakukan pemasaran amplang. Namun sejak terjadi pandemi, produktivitas secara digital dan juga membangun kemitraan menurun dan mengalami kesulitan dalam pemasaran dengan pemerintah setempat. Pemanfaatan digital produk. marketing bagi UMKM dianggap mampu memberikan kemudahan bagi pelaku dalam memperluas pasar Hampir dua bulan lamanya tidak ada aktivitas dan meningkatkan penjualan . Kelompok diajarkan produksi pengolahan ikan di Pantai Kuwaru. untuk memasarkan produk dengan sistem jual beli Larangan berkumpul dan melakukan aktivitas yang online dengan menggunakan aplikasi shopee dan menimbulkan keramaian diterapkan secara ketat di Sibakul Jogja Markethub. Shopee merupakan salah awal pandemi. Mereka juga tidak bisa memasarkan satu marketplace yang banyak digunakan oleh pelaku produk, karena beberapa pantai ditutup. Kondisi usaha dan memiliki pasar yang luas. Sibakul Jogja ini telah mengakibatkan kelompok pengolah ikan merupakan sistem informasi bagi koperasi dan UMKM tidak mendapatkan pemasukan seperti sebelumnya . milik Pemerintah Provinsi DIY. Untuk mengantisipasi hal tersebut, melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kementerian Riset dan Penutupan Salah Satu Pantai di Kabupaten Bantul di Awal Pandemi

14 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 PERISTIWA Aktivitas Pengolahan Ikan (Gambar diambil Sebelum Pandemi) Pelatihan digital marketing dilakukan untuk dkk (2017) dalam kegiatan pemberdayaan UMKM memberikan pengetahuan dan informasi terkait dalam pemanfaatan digital marketing antara lain dengan teknologi informasi karena sebelumnya pemahaman teknologi informasi yang masih kurang, kelompok sangat awam dengan aplikasi ini. Melalui belum bisa membuat “postingan” yang menarik, Dinas Koperasi dan UMKM DIY, salah satu anggota belum memahami penggunaan sosial media dan kelompok juga mengikuti pelatihan “selly” untuk mengharapkan hasil dari aktivitas jual beli online UMKM agar bisa mendapatkan fasilitas gratis ongkir secara cepat . Pendampingan terus dilakukan hingga se-DIY. Namun demikian, masih ada sejumlah kelompok memahami dengan system jual beli online kendala yang ditemui dalam perjalanannya. Anggota ini dan mampu menjalankannya. Hal ini, untuk kelompok masih kesulitan dalam membuat “konten” mendorong agar mereka tetap produktiv dan mampu yang menarik sehingga penjualan dengan sistem ini menjadi kelompok yang mandiri. belum optimal. Kedala ini juga ditemui oleh Purwana, [1] https://pariwisata.bantulkab.go.id/berita/940-antisipasi-wabah-corona-pemungutan-retribusi-parangtritis-libur-sementara diakses pada tanggal 2 Desember 2020 pukul 23.00 WIB [2] Setyaningrum, A dan Maria E. 2020. Laporan Kemajuan PKM Di Dusun Kuwaru Desa Poncosari Kecamatan Srandakan Bantul. Tidak dipublikasikan. [3] Febriyantoro, MT dan Arisandi D. 2018. Pemanfaatan Digital Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jurnal Manajemen Dewantara. Volume 1 Nomor 2, Desember 2018 Halaman 62-76. http://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/JMD/issue/ view/32 [4] ES Purwana d, Rahmi, Aditya S. 2018. Pemanfaatan Digital Marketing bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit. Jurnal Pemberdayaan Masyarakt Madani. Volume 1 Nomor 1, Juli 2017 Halaman 1-17. DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.1.01

PERISTIWA 15BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Tetap Semangat Meneliti di Tengah Pandemi Fajrun Wahidil Muharram Parangtritis Geomaritime Science Park Sembilan bulan sudah sejak Maret 2020 Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) memberlakukan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid-19. Sebagai lembaga yang rutin dikunjungi untuk tujuan penelitian, kondisi tersebut ternyata tak menghalangi semangat mahasiswa untuk tetap berkarya. Dengan tetap menyesuaikan protokol yang berlaku, mahasiswa tetap bersemangat belajar dan meneliti bersama PGSP. Sebelum pandemi, PGSP kerap didatangi mahasiswa untuk tujuan belajar dan penelitian, seperti kunjungan penelitian/field trip, summer course, permintaan data, maupun ijin menginap untuk survei/kuliah lapangan. Selama pandemi ini, kegiatan lebih dibatasi sehingga meminimalisir tatap muka dan menghindari kerumunan. Permintaan data penelitian menjadi layanan PGSP yang paling sering diajukan sejak pandemi berlangsung. Di sisi lain, PGSP sedang menyusun sebuah pedoman teknis dalam memetakan kondisi gumuk pasir di Indonesia untuk diusulkan menjadi Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (Perka BIG). Gumuk Pasir Parangtritis yang kini semakin terancam punah menjadi pilot project. Dengan memadukan lima parameter fisik hasil survei lapangan (variasi bentuklahan aeolian, penghalang angin, komposisi material pasir, ukuran butir pasir, dan transpor pasir) menggunakan metode analisis overlay dan pengharkatan berjenjang tertimbang, maka akan didapatkan hasil akhir kondisi gumuk pasir dalam tiga kelas yaitu baik, sedang, dan buruk. Bekerja sama dengan Fakultas Geografi UGM dan Program Studi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi (PJSIG) Sekolah Vokasi UGM, survei lapangan tersebut dilaksanakan selama tiga hari, 2—4 November 2020 di Kawasan Kagungan Dalem Gumuk Pasir Parangtritis. Tujuh belas mahasiswa berpartisipasi dalam survei lapangan tersebut, dua belas di antaranya tergabung dalam kelompok studi fakultas Geography Study Club. Dengan semangat yang tinggi dalam mengeksplorasi hal baru, para mahasiswa antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan. Sebagian besar mengakui, sebelumnya belum begitu menguasai secara teknis kegiatan yang dilakukan selama survei lapangan, khususnya penggunaan alat penelitian berupa sand trap, yaitu media yang digunakan untuk menangkap pasir yang tertiup angin. Namun begitu, semua berpendapat kegiatan ini sangat bermanfaat dan akan merekomendasikannya kepada teman- teman lainnya jika kegiatan serupa kembali dilakukan Pengambilan sampel pasir

16 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 PERISTIWA Survei lapangan ini menjadi kegiatan lapangan Luaran dari kegiatan survei lapangan ini adalah kedua PGSP di tahun 2020, setelah sebelumnya draft akhir Pedoman Teknis Pemetaan Gumuk Pasir. kegiatan rutin tahunan pemotretan udara Gumuk Parangtritis menjadi pilot project sebab kondisi Pasir Parangtritis dengan UAV telah dilakukan pada gumuk pasir di Parangtritis semakin lama semakin Februari lalu. Kondisi pandemi covid-19 sempat memprihatinkan dan terancam punah. Oleh karena menangguhkan beberapa kegiatan di PGSP, itu, PGSP mencoba menyusun sebuah pedoman khususnya yang berhubungan dengan kegiatan pemetaan sehingga nantinya kondisi tersebut dapat fisik dan banyak personil. Namun dengan dukungan terinventarisasi secara ilmiah dan legal serta dapat beberapa pihak, khususnya Universitas Gadjah menjadi salah satu dasar dalam pengambilan kebijakan Mada, serta dengan tetap mengoptimalkan protokol terkait restorasi gumuk pasir di Parangtritis, termasuk kesehatan, alhamdulillah kegiatan tersebut dapat pula gumuk pasir-gumuk pasir lainnya yang ada di terlaksana. Indonesia seperti di Slopeng (Pulau Madura) dan di Oetune (Nusa Tenggara Timur).

SOSOK 17BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Biografi Prof. Narto, Sebuah Gagasan Restorasi Gumuk Pasir Narasumber : Dr. Theresia Retno Wulan, S.Hut, M.Agr. Kepala Balai Layanan Jasa dan Produk Geospasial - Badan Informasi Geospasial \" Saat kita memperjuangkan \" cita-cita Prof. Narto, pasti akan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat setempat. Gumuk Pasir Lestari, Masyarakat sejahtera Profesor Sunarto, akrab disapa dengan Prof. tenaga ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Narto, meninggal dunia pada sabtu (4/1) 2020 Dalam satu kegiatan survei lapangan beliau banyak pukul 09.45 WIB di RSUP Sardjito, Yogyakarta menjelaskan fenomena alam, menjelaskan dinamika, pada usia 63 tahun. Pakar Geomorfologi toponimi dengan pendekatan-pendekatan yang Fakultas Geografi Gadjah Mada ini menjadi salah sederhana sehingga mudah dipahami oleh orang lain. stau tokoh yang membuka wacana tentang Restorasi Hal ini menjadi menarik dalam mempelajari bentang Gumuk Pasir, “Gumuk Pasir yang harusnya terbentuk alam geomorfologi. di daerah arid, ini terbentuk di daerah tropikal basah. Maka ini yang penting untuk perlu di pertahankan. Prof. Narto cenderung sebagai pribadi yang Gumuk Pasir harus bisa menjadi geoheritage.” humoris, dan dalam hubungan profesional pekerjaan sangat luwes. Namun tentu berbeda ketika hubungan Secara ilmiyah, Prof. Narto menyampaikan dengan beliau sebagai guru dan murid. Ada sisi pidato akademiknya dalam pengukuhan Guru tegas ketika beliau sebagai pengajar. Contohnya, Besar April 2014 dengan tajuk “Geomorfologi dan ketika beliau menjadi pengajar di program doktoral Kontribusinya dalam Pelestarian Pesisir Bergumuk di Fakultas Geografi. Beliau mengajar salah satunya Pasir Aeolin dari Ancaman bencana Agrogenik Filsafat ILmu LIngkungan dan Filsafat Sains Geografi. dan Urbanogenik.” Penghijauan sepadan pantai di Beliau membimbing dengan baik, penilaian kami Parangtritis bukanlah kebijakan yang 100 persen beliau sangat komit terhadap kewajiban dalam keliru, namun juga bukan kebijakan yang tepat. mengajar dan membimbing. Ada satu angkatan di program doktoral S3 dengan murid yang terbatas, PGSP ingin mengangkat Biografi beliau sebagai Meski demikian beliau selalu mengikuti jadwal yang tokoh penggagas restorasi Gumuk Pasir. Menggali diberikan oleh Fakultas. Tepat waktu meskipun lebih dalam tentang Prof. Narto, bersama Dr. Theresia dengan murid yang sedikit. Retno Wulan, S.Hut, M.Agr Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park Periode 2015-2017. Meskipun kita ketahui, Program doktoral bukanlah perkuliahan yang setiap waktu di kelas Tahun 2000 saat masih di PPIT-BIG (Pusata mendengar ceramah dan teksbook, program doktoral Pemetaan Integrasi Tematik) dahulu bernama lebih kepada pengembangan diri, analisis dan Pusat Survei Sumberdaya Darat dalam penyusunan kedisiplinan. Prof. Narto mampu menjadi contoh itu Pembaharuan Peta Sistem Lahan. Awal perkenalan semua dalam kedisplinan. dengan Profesor Sunarto sebagai pakar Geomorfologi

18 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 SOSOK Periode 2015-2017 Parangtritis Geomaritime S-1 beliau, Thesis hingga Riset doktoralnya dan Science Park (PGSP) memiliki hubungan kerja sama sampai pada Promosi Pengukuhan Guru Besarnya dan komunikasi dengan Prof. Narto sangat intensif, mengangkat bentang lahan yang unik gumuk pasir sebagaimana salah satu tugas PGSP dan dengan ini. Banyak hal yang terkait dengan Prof. Narto, adanya Museum Gumuk Pasir memiliki porsi terkait termasuk saat PGSP membuat zonasi kawasan gumuk dengan pengelolaan gumuk pasir. Saat itu banyak pasir. Banyak masukan secara morfologi dan budaya diskusi dengan pihak Pemerintah Daerah, Keraton, yang diberikan Prof. Narto. Arahan dalam kegiatan termasuk diantaranya Fakultas Geografi-UGM untuk penertiban yang pernah dilakukan bersama-sama konservasi Gumuk Pasir Parangtritis. Pemerintah Daerah di zona inti tahun 2015. Saat adanya revitalisasi Laboraturium Dengan itu semua, PGSP bersama Pemerintah Geospasial Pesisir Parangtritis menjadi Parangtritis Kabupaten Bantul dan Kraton mengelaborasi arahan Geomaritime Science Park (PGSP) sekarang ini, salah yang menjadi pengetahuan Prof. Narto tentang satunya karena arahan Sri Sultan Hamengkubuwono pengelolaan gukuk pasir ke hal-hal implementasi X sebagai Gubernur DIY untuk menjaga kelestarian penataan gumuk pasir. Penataan tidak sembarang gumuk pasir di Yogyakarta. dilakukan, tentu harus dilihat dari alasan-alasan sisi akdemisi/pengetahuan, sisi hukum, termasuk aspek Perjalanan yang panjang tugas dan fungsi PGSP, sosial. maka jatuhlah pilihan pada Prof. Narto sebagai orang yang tepat untuk menjadi pendamping akadmis Sehingga jika bicara Prof. Narto, “Prof. Narto dalam restorasi gumuk pasir ini. adalah Tokoh restorasinya Gumuk Pasir di Parangtritis.”. Prof. Narto juga kerap mengungkap sejarah dan Sebagaimana kita ketahui, secara akademik budayanya sehingga gumuk pasir pantas menjadi beliau sangat konsen terhadap morfologi kepesisiran ikonik baru di Tanah Yogyakarta. khususanya gumuk pasir bahkan sejak dari Skripsi

SOSOK 19BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Gagasan Restorasi Gumuk Pasir Parangtritis Prof. Narto memiliki harapan dalam konservasi Restorasi gumuk pasir yang digagas Prof. Narto juga memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat yang dapat memanfaatkan gumuk pasir. ini tentu tidak dapat di pandang dari satu sisi, hanya dari pariwisata sehingga lingkungan menjadi rusak Ada pertanyaan yang sempat ditinggalkan atau juga hanya dari sisi restorasi sehingga pariwisata oleh Prof. Narto. Siapa yang akan menjadi pengelola tidak mampu berkembang dan mengangkat Gumuk Pasir? Apapun lembaganya atau badan perekonomian masyarakatnya, namun keduanya yang ditunjuk, harapannya dapat menjadi motor harus mampu bersinergi. Justru restorasi gumuk pasir penggerakn restorasi sekaligus kontrol pemanfaatan bukan dalam rangka mengotak-kotakkan pelestarian ruang digumuk pasir sehingga gumuk pasir tetap dan ekonomi pariwisata, justru diharapkan keduanya lestari. saling bersinergi. Terbukti dengan adanya penertiban gumuk pasir di tahun 2015, Masyarakat merasakan Prof. Narto orang yang sangat komitmen adanya perbaikan dimana gumuk pasir sedikit ada terhadap perkembangan restorasi gumuk pasir, perubahan lebih indah dan aman dari kegiatan- sampai satu kesempatan dalam kegiatan rapat kegiatan gelap. koordinasi konservasi gumuk pasir. Prof. Narto hadir dalam kegiatan rapat, meski dalam kondisi sakit masa Prof. Narto juga memiliki cita-cita penyembuhan pasca rawat inap di tumah sakit. yang demikian, restorasi tidak hanya melulu memperjuangkan pelestarian gumuk pasir namun Hari ini, pohon-pohon yang tumbuh di zona juga beliau mempertimbangkan peningkatan inti gumuk pasir sudah berhasil ditertibkan, sekiranya perekonomian masyarakat lokal. Hal ini nyata terlihat Prof. Narto masih ada tentu beliau akan kembali saat penyusunan zonasi di gumuk pasir, disana menginisisasi penelitian lorong angin menggunakan terdapat zona inti, zona peruntukan terbatas dan sandtrap untuk mengukur transport sedimen. zona penyangga. Beliau tidak menafikkan ada zona Kemudian beliau bisa mengkalkulasi kondisi ideal yang telah menjadi kegiatan perekonomian. Zonasi untuk dinamika gumuk pasir. Masih banyak PR yang yang ditawarkan ini merupakan win-win solution bagi perlu kita kerjakan untuk restorasi Gumuk Pasir di konservasi dan perekonomian pariwisata. Parangtritis, semoga ada hal yang bisa kita lakukan dengan serius untuk membuat belau bangga.

20 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 TEKNOLOGI Eucheuma cottonii, Penopang Ekonomi Kala Pandemi Covid-19 Studi Kasus Petani Rumput Laut Pulau Karimunjawa, Jawa Tengah Irma Dwi Maulina Karimunjawa. Penutupan aktivitas wisata memaksa Teknologi Perikanan Laut, Institut Pertanian Bogor puluhan hotel tutup untuk sementara waktu, sehingga sejumlah karyawan terpaksa dirumahkan. Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) Selain itu, pemandu wisata juga terpaksa kehilangan menimbulkan sejumlah dampak yang pekerjaan. Pembatasan akses dan penutupan aktivitas cukup terasa bagi masyarakat. Pemerintah wisata juga berdampak pada penurunan permintaan merespon adanya pandemi Covid-19 melalui sejumlah kebutuhan termasuk kebutuhan akan ikan kebijakan physical dan social distancing sejak awal yang biasanya digunakan sebagai sajian utama bagi Bulan Maret 2020 sebagai upaya penanggulangan wisatawan. penyebaran virus corona. Kebijakan tersebut dinilai menurunkan aktivitas dan mobilitas masyarakat yang Penurunan permintaan berdampak pada pula pada akhirnya berdampak pada sejumlah sektor. penurunan harga ikan[3] yang awalnya menjadi Sektor ekonomi menjadi salah satu sektor yang potensi unggulan di Karimunjawa seperti ikan paling disoroti sebagai dampak pandemi di berbagai kerapu (Serranidae), lobster (Palinuridae) dan kakap wilayah, tidak terkecuali wilayah kepesisiran seperti (Lutjanidae)[4]. Sebelum pandemi, harga ikan kerapu Karimunjawa. senilai Rp 270.000/kg, sedangkan disaat pandemi harga turun hingga Rp 135.000/kg. Harga Lobster Karimunjawa merupakan wilayah kepulauan sebelum pandemi adalah sekitar Rp 400.000/kg, yang sebagian besar masyarakatnya mengandalkan sedangkan selama pandemi menjadi Rp 275.000/ ekonomi melalui aktivitas pariwisata[1] dan kg. Hal serupa terjadi pada ikan kakap merah yang pemanfaatan sumberdaya ikan[2]. Secara mengalami penurunan dari Rp 60.000/kg menjadi Rp administratif, Pulau Karimunjawa termasuk 50.000/kg. Penurunan harga tentunya berdampak dalam Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. pada penurunan pendapatan nelayan, sedangkan Selama pandemi Covid-19, pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan pembatasan akses keluar masuk pulau dan penutupan kegiatan wisata di Peta Lokasi Budidaya Rumput Laut Pulau Karimunjawa (Sumber: Maulina, 2020)

TEKNOLOGI 21BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 di sisi yang lain kebutuhan harian keluarga nelayan tergolong cepat yakni 0.3 tahun[6]. Hal ini cukup relatif tetap. Oleh karenanya, untuk menopang mendorong masyarakat untuk menjadikan budidaya ekonomi selama pandemi diperlukan lapangan E. cottonii sebagai matapencaharian alternatif pekerjaan yang lain. sebagai penopang ekonomi dikala pandemi. Salah satu kunci penyehatan kondisi ekonomi Masyarakat menggunakan metode longline yakni melalui upaya survival di tingkat individu[5]. (Gambar 2) dalam menanam rumput laut jenis E. Masyarakat Karimunjawa melakukan upaya survival cottonii. Metode longline membutuhkan sedikitnya sebagai bentuk adaptasi agar roda ekonomi 3 jenis tali, yakni tali pancang (Ø 5-6), tali jangkar (Ø dapat terkendali. Salah satu upaya yang dilakukan 8-9) dan tali ikat (Ø 1-1,5 mm). Tali ikat dapat diganti masyarakat yakni dengan melirik budidaya rumput dengan rafia yang berfungsi untuk mengikat rumput laut jenis Eucheuma cottonii (E. cottonii). Lokasi laut pada tali pancang. Agar tali pancang dapat eksisting budidaya rumput laut Pulau Karimunjawa mengapung, ditambahkan botol air bekas minuman (Gambar 1) berada di Desa Kemujan, terkonsentrasi sebagai pelampung. Panjang tali pancang berkisar di Dusun Batulawang, Telaga hingga Mrican. Ketika antara 100 hingga 150 meter, menyesuaikan dengan pandemi, lokasi budidaya meluas ke arah timur ketersediaan luas lokasi. Adapun tali jangkar yang hingga wilayah legon dan Kemujan. Perluasan lokasi merupakan tali utama untuk mengikat tali pancang. budidaya ke arah timur disebabkan karena kondisi Sebelum tali pancang diikat pada tali jangkar, oseanografi optimum, terlindung dari ombak, serta terlebih dahulu dipasang tali ikat. Pemasangan tali akses yang masih dapat dijangkau menggunakan ikat dilakukan di darat, adapun jarak tanam dengan sampan (jukung). Selain itu, perairan di wilayah timur profit terbaik yakni 25 cm[7]. Bibit rumput laut belum termanfaatkan secara maksimal terlihat dari diperoleh melalui sistem vegetatif dengan membeli jumlah tali rumput laut yang masih sedikit, sehingga dari pembudidaya lain seharga Rp 2.000/kg. Sebagian masih memungkinkan untuk dipasang tali baru. petani yang mengalami kendala modal untuk Kondisi lingkungan perairan yang optimum, teknologi membeli bibit, memilih mengambil rumput laut yang sederhana, dan modal yang dibutuhkan relatif kecil masih muda milik sendiri untuk dijadikan bibit. Harga memungkinkan budidaya E. cottonii dapat dilakukan panen rumput laut lebih rendah dari harga bibit, secara massal. Siklus budidaya relatif singkat yakni dan cenderung fluktuatif pada kisaran Rp 1.200 – Rp 45 hari dan periode pengembalian (payback period) 1.500/kg. Kondisi lokasi budidaya rumput laut (Sumber: Maulina, 2020)

22 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 TEKNOLOGI Metode longline budidaya rumput laut di Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah (Sumber: Maulina, 2020) Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi dikala pandemi, terlihat dari adanya usaha budidaya rumput laut di Pulau Karimunjawa peningkatan jumlah petani dan tali untuk budidaya. dapat menghasilkan surplus dengan profit per Hal ini mengisyaratkan perlu adanya antisipasi untuk line per siklus Rp 489.628,- dan RC ratio sebesar meminimalisir terjadinya konflik akibat padatnya 6.04[8]. Kondisi ini semakin meningkatkan minat jarak tali. Semakin banyak jumlah tali, semakin masyarakat untuk menopang ekonomi melalui E. bertambah beban yang dihasilkan dan pada kondisi cottonii. Sesuai hasil penelitian lapangan selama tertentu dapat menurunkan daya dukung lingkungan Juli - September 2020 di Desa Kemujan Kecamatan perairan. Oleh karenanya, diperlukan pengelolaan Karimunjawa menunjukkan terjadinya peningkatan melalui kajian yang cepat dan tepat dengan jumlah masyarakat yang menanam rumput laut mempertimbangkan berbagai aspek guna mereduksi hingga mencapai 28,51 %. Adapun mayoritas petani dampak negatif yang ditimbulkan akibat masifnya baru berasal dari kalangan nelayan, masyarakat jumlah tali. Harapannya, E. cottonii tetap lestari dan yang kehilangan pekerjaan serta terdampak dapat digunakan sebagai penopang ekonomi, baik pemberhentian kerja.Pembudidayaan Eucheuma saat maupun pasca pandemi. cottonii dapat dijadikan sebagai matapencaharian alternatif masyarakat pesisir guna menopang [1] Qodriyatun SN. 2018. Implementasi kebijakan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Karimunjawa. Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 9(2): 240-259. [2] Irnawati R, Simbolon S, Wiryawan B, Murdianto B, Nurani TW. 2013. Teknik interpretative structural modeling (ISM) untuk strategi implementasi model pengelolaan perikanan tangkap di Taman Nasional Karimunjawa. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan, 2(1): 75-86. [3] Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia. 2020. Laporan Penilaian Cepat (Rapid Assessment) Dampak Covid-19 Terhadap Nelayan Tuna Handline. Bogor (ID): Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia. [4] Agustina S, Hartati ID, Muttaqin A, Kartawijaya T, Ningtyas P, Ripanto, Jamaludin. 2018. Laporan Teknis Monitoring Pendaratan Ikan Hasil Tangkapan di Taman Nasional Karimunjawa (2009-2017). Bogor (ID): Wildlife Conservation Society. [5] Hadiwardoyo W. 2020. Kerugian ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Journal of Business and Entrepreneurship. 2(2): 83-91. [6] Wakibia JG, Ochiewo J, Bolton JJ. 2011. Economic analysis of eucheumoid algae farming in Kenya Western Indian Ocean Journal of Marine Science. 10(1): 13-24. [7] Wijayanto D, Bambang AN, Nugroho RS, Kurohman F. 2020. The impact of planting distance on productivity and profit of Eucheuma cottonii seaweed cultivation in Karimunjawa Islands, Indonesia. AACL Bioflux. 13(4): 2170-2179. [8] Wijayanto D, Bambang AN, Nugroho RS, Kurohman F. 2020. Financial analysis of seaweed cultivation in Karimunjawa Islands, Indonesia. AES Bioflux. 12(1): 1-10.

TEKNOLOGI 23BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Strategi Penghidupan Berkelanjutan Petani Sawah Surjan Thomas Dannar Sulistyo pertanian unik sebagai bentuk adaptasi, yaitu sawah SMA Kolese De Britto Yogyakarta surjan. Sawah surjan secara etimologis berarti sawah yang berwarna seperti kemeja pria jawa yang terbuat Kabupaten Kulonprogo memiliki wilayah dari kain lurik dengan motif beranekaragam dan kepesisiran yang membentang dari muara tersusun secara bergaris-garis (Gambar 2). Sawah Sungai Progo di bagian timur hingga surjan dapat ditemukan dengan mudah di Kecamatan muara Sungai Bogowonto di bagian barat. Temon, Wates, Panjatan, dan Pengasih . Wilayah kepesisiran Kabupaten Kulonprogo secara geomorfologi digolongkan menjadi beberapa satuan Sawah surjan merupakan jenis pertanian bentuk lahan antara lain asal (1) proses fluvial, (2) multiplecropping yang memadukan tanaman proses fluvial dengan marine (fluvio-marine), dan (3) padi dengan tanaman non-padi seperti sayuran, proses gelombang (marine) . Dataran fluvio-marine umbi-umbian, dan tanaman lainnya yang berumur Kabupaten Kulonprogo (Gambar 1) merupakan semusim . Petani membuat guludan atau tumpukan rawa belakang (back swamp) dengan topografi tanah memanjang pada bagian tengah, sehingga datar antara 0-3%. Dataran ini merupakan tempat bagian kiri dan kanan terdapat saluran drainase yang pengatusan aliran sungai yang terhalang oleh disebut bagian alur. Tinggi guludan berkisar 45-60 beting gisik (beach ridge) yang berada di sebelah cm. Bagian guludan bersifat terrestrial, sedangkan selatan sehingga air tidak mampu mencapai laut dan bagian alur bersifat akuatik. Pola tanam pada bagian menggenang sepanjang tahun. guludan (Gambar 3) menggunakan jenis pola tanam polikultur yaitu tumpang sari dan tumpang gilir, Kondisi drainase yang buruk pada dataran ini sedangkan bagian alur ditanami padi sepanjang menyebabkan bahaya banjir tinggi dan mengancam tahun. berbagai kegiatan masyarakat termasuk kegiatan pertanian. Akibat Kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan mereka menciptakan sistem Gambar 1. Peta geomorfologi wilayah kepesisiran Kabupaten Kulonprogo (Sulistyo, 2017)

24 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 TEKNOLOGI Gambar 2. Sawah surjan Desa Bugel (Google Earth Pro, 2017) Kondisi drainase yang buruk pada dataran ini Sawah surjan merupakan jenis pertanian menyebabkan bahaya banjir tinggi dan mengancam multiplecropping yang memadukan tanaman padi berbagai kegiatan masyarakat termasuk kegiatan dengan tanaman non-padi seperti sayuran, umbi- pertanian. Akibat Kondisi lingkungan yang tidak umbian, dan tanaman lainnya yang berumur semusim menguntungkan mereka menciptakan sistem . Petani membuat guludan atau tumpukan tanah pertanian unik sebagai bentuk adaptasi, yaitu sawah memanjang pada bagian tengah, sehingga bagian surjan. Sawah surjan secara etimologis berarti sawah kiri dan kanan terdapat saluran drainase yang disebut yang berwarna seperti kemeja pria jawa yang terbuat bagian alur. Tinggi guludan berkisar 45-60 cm. Bagian dari kain lurik dengan motif beranekaragam dan guludan bersifat terrestrial, sedangkan bagian alur tersusun secara bergaris-garis (Gambar 2). Sawah bersifat akuatik. Pola tanam pada bagian guludan surjan dapat ditemukan dengan mudah di Kecamatan (Gambar 3) menggunakan jenis pola tanam polikultur Temon, Wates, Panjatan, dan Pengasih . yaitu tumpang sari dan tumpang gilir, sedangkan bagian alur ditanami padi sepanjang tahun. Gambar 3. Pola tanam bagian guludan dan alur. a. Row intercropping, b. Relay cropping, c. Jajar legowo (Sumber: Sulistyo, 2017)

TEKNOLOGI 25BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Sawah surjan memiliki berbagai keunggulan tidak semua komoditas pertanian terdampak; (4) di antaranya; (1) petani dapat melakukan dua Palawija, tanaman semusim (Gambar 5) dan tanaman pola tanam berbeda dalam satu ekosistem sawah tahunan (Gambar 6) yang ditanam pada bagian sepanjang tahun; (2) pola tanam polikultur (Gambar guludan dapat diandalkan ketika terjadi bencana 4) memberikan keuntungan kepada petani karena banjir yang menghancurkan hasil panen padi pada hasil pertanian menjadi lebih bervariasi dan dapat bagian alur; dan (5) keberadaan bagian guludan dipanen secara berurutan; (3) Risiko gagal panen dan alur membuat komponen hayati yang saling dapat berkurang karena pola tanam polikultur berinteraksi lebih banyak, sehingga ekosistem memberikan ruang yang baik bagi tumbuhnya berjalan lebih stabil dan lebih tahan terhadap ledakan musuh alami hama karena ketersediaan sumber populasi jenis hama tertentu . makanan yang lebih banyak. Saat hama merebak Gambar 4. Pola tanam sawah surjan tipe 1 Gambar 5. Pola tanam sawah surjan tipe 2 Gambar 6. Pola tanam sawah surjan tipe 3 (Sumber: Sulistyo, 2017)

26 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 TEKNOLOGI Gambar 7. Sawah surjan Desa Gotakan Gambar 8. Sawah surjan Desa Bugel Berkenaan dengan perubahan kondisi Strategi penghidupan berkelanjutan juga lingkungan yang dinamis termasuk pandemi dilakukan oleh Bapak E (50), petani sawah surjan covid-19, strategi penghidupan berkelanjutan yang Desa Bugel (Gambar 8). Strategi intensifikasi dipilih dilakukan oleh petani sawah surjan juga sangat karena fluktuasi harga komoditas pertanian yang beragam, tidak hanya intensifikasi dan ekstensifikasi tidak stabil dan keinginan untuk mengurangi tenaga pertanian namun juga melakukan diversifikasi off yang dikeluarkan untuk mengolah sawah surjan. Jenis farm maupun non farm. Bapak M (60) seorang petani tanaman tahunan kelengkeng dan jambu kristal dipilih sawah surjan di Desa Gotakan melakukan strategi untuk mengisi bagian guludan, sedangkan bagian diversifikasi non farm dengan menjadi penjual oleh- alur tetap ditanami padi (Gambar 6). Padi ditanam oleh khas Yogyakarta di Kebun Binatang Gembira sebagai persediaan kebutuhan musiman, sedangkan Loka (Gambar 7). Sebelum terjadi pandemi, lahan tanaman tahunan dipilih karena membutuhkan miliknya lebih banyak disewakan kepada penggarap waktu pengerjaan yang singkat dan biaya perawatan lahan ketimbang dikelola sendiri. Kondisi berbalik yang relatif lebih murah daripada cabai atau melon. saat pandemi covid-19 terjadi, seluruh kegiatan Pandemi covid-19 tidak secara langsung berdampak pariwisata di Yogyakarta lumpuh dan terpaksa pada pertanian Bapak E, akan tetapi beliau melihat kembali menggarap lahan miliknya. Cabai rawit peluang baru bahwa penanaman jenis tanaman hijau dipilih untuk ditanam pada bagian guludan, tahunan ini dapat dimanfaatkan untuk strategi sedangkan bagian alur tetap ditanami padi (Gambar penghidupan pada masa yang akan datang yaitu 4). Padi ditanam agar persediaan beras tetap terjaga pengembangan wisata petik buah. Harga kelengkeng untuk kebutuhan sehari-hari sedangkan tanaman dapat mencapai Rp 40.000,00/kg dan harga jambu cabai rawit hijau dipilih karena saat ini harga cabai kristal dapat mencapai harga Rp 15.000,-/kg. sedang dalam kondisi baik, yaitu Rp 35.000,- per/kg Selain itu Jambu kristal memiliki keunggulan yaitu berbeda dengan musim kemarau tahun 2020 yang dapat dipanen sepanjang tahun, sehingga dapat hanya mencapai harga 7.000,- per/kg. Tingginya meningkatkan pendapatan yang konsisten dengan harga cabai pada musim penghujan ini terjadi catatan perawatan dilakukan dengan baik. karena ketersediaan cabai di pasaran rendah akibat mayoritas sawah lembaran tidak dapat menanam Sawah surjan merupakan kearifan lokal atau palawija. Petani sawah surjan memiliki keunggulan local ecological knowledge yang dapat memberikan komparatif daripada petani sawah lembaran pada peluang kepada petani untuk beradaptasi terhadap saat musim penghujan karena mereka tetap bisa berbagai perubahan kondisi lingkungan baik bencana menanam palawija pada bagian guludan dan dapat alam maupun bencana non alam seperti pandemi menjual hasil panennya dengan harga yang baik. covid-19. “When we see land as a community to which we belong, we may begin to use it with love and respect (The Land Ethic – Aldo Leopold). [1] Santosa, Langgeng Wahyu. 2015. Keistimewaan Yogyakarta Dari Sudut Pandang Geomorfologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press [2] Rusdiyanto, Edi. 1992. Kajian Tentang Habitat dan Beberapa Komponen Lingkungan Biotik Pada Ekosistem Pertanian Sistem Surjan di Daerah Dataran Aluvial, Kecamatan Wates dan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Thesis S2 UGM [3] Marwasta, Djaka dan Priyono, Kuswaji Dwi. 2007. Analisis Karakteristik Permukiman Desa-Desa Pesisir di Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Forum Geografi. Vol 21 No. 1 p: 57-68 [4] Sulistyo, Thomas Dannar. 2017. Relevansi Sawah Surjan Sebagai Kearifan Lokal dan Strategi Penghidupan Petani di Dataran Fluviomarine Kabupaten Kulonprogo. Unpublished M.Sc. Thesis. Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. [5] Kodiran dan Hudayana, Bambang. 1990. Peran Wanita Dalam Sawah Surjan. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan, Universitas Gadjah Mada [6] Aminatun, Tien., Widyastuti, S. H., Djuwanto. 2014. Pola Kearifan Masyarakat Lokal Dalam Sistem Sawah Surjan untuk Konservasi Ekosistem Pertanian. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.1 p: 65-76 [7] Aminatun, Tien. 2012. Pola Interaksi Serangga-Gulma Pada Ekosistem Sawah Surjan dan Lembaran Dalam Mendukung Pengendalian Hayati. Disertasi Fak Geografi UGM [8] Scoones, Ian. 1998. Sustainable Rural Livelihoods a Framework for Analysis. IDS Working Paper 72 [9] Ruddle, Kenneth and Davis, Anthony. 2013. Local Ecological Knowledge (LEK) in Interdisciplinary Research and Application: a Critical Review. Asian Fisheries Science 26 p: 79-100

TEKNOLOGI 27BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Budaya Padasan, Kearifan Lokal Dimasa Pandemi Yonanta Dwi Hartanto Padasan (tampungan air) Parangtritis Geomaritime Science Park ke surau. Kultur budaya padasan telah ada dari Sejak awal semester ke dua 2020 ini korban zaman dahulu namun karena seiring berjalan waktu COVID-19 di Indonesia kian meningkat padasan ditinggalkan karena dianggap tidak praktis. namun sektor ekonomi harus segera bangkit. Peran padasan banyak tergantikan oleh pipa air yang Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakartapun terlihat lebih modern dan praktis pemasangannya. merencanakan untuk tetap membuka juga sektor Namun kini, justru di masa pandemi budaya ini mulai pariwisata dengan menerapkan protokol kesehatan terangkat kembali. sebagai salah satu cara mengembalikan ekonomi yang anjlok. Di Museum Gumuk Pasir sendiri padasan tersebut digunakan sebagai fasilitas mematuhi Menurut Biwara, Ketua Satuan Tugas Daerah protokol kesehatan COVID-19. Selain juga Istimewa Yogyakarta berbincang-bincang dalam menumbuhkan nilai sejarah, budaya cuci tangan satu wawancara, menegaskan, edukasi dan sosialisasi sebelum masuk ruangan pun digalakkan kembali. pada masyarakat khususnya pelaku usaha di Harapannya protokol kesehatan dapat berjalan serta sektor pariwisata gencar dilakukan. Memanfaatkan nilai nilai sejarah dapat kembali muncul sehingga media luar ruang, media televisi dan media sosial, kunjungan museum tatap muka pun tetap berjalan pemerintah daerah berupaya agar masyarakat sudah dengan protokol kesehatan.“Salam sahabat museum, dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru saat nanti museum dihati ku..”. industri pariwisata mulai beroperasi kembali. [1] Protokol kesehatan sesuai standar pemerintah adalah 3M yaitu: Mencuci tangan, Memakai masker, Menghindari kerumunan. Parangtritis Geomaritime Science Park juga menerapkan protokol kesehatan sebelum memasuki Museum Gumuk Pasir. Protokol dimulai dari pengecekan suhu oleh petugas keamanan dan mengisi form kemudian mencuci tangan sebelum memasuki Museum. Mengingat kerumunan juga harus diminimalkan, setidaknya tersedia 3 titik untuk mencuci tangan lengkap dengan sabun serta di dalam Museum juga terdapat garis batas yang harus dipatuhi oleh pengunjung museum. Ada hal menarik, tempat cuci tangan di Parangtritis Geomaritime Science Park yang di dalamnya terdapat Museum Gumuk Pasir berupa tembikar atau disebut padasan. Diletakkan di area pintu masuk PGSP dan air langsung turun ke selokan air sehingga tanpa bak wastafel modern yang terbuat dari logam. Suasana mencuci tangan pun terasa tradisional dengan kearifan lokal kian terasa karenanya mengingat pengerajin padasan juga berada di Bantul tepatnya di Desa Wisata Kasongan., Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Padasan atau dalam Bahasa Indonesia tempayan adalah kerajinan gerabah yang berbetuk gentong (tampungan air) yang bagian bawahnya diberi lubang untuk mengalirkan air (kran). Dahulu padasan ini sangat lazim diletakkan di depan rumah. Biasa digunakan untuk mencuci tangan dan kaki atau berwudhu sebelum menuju [1] https://corona.jogjaprov.go.id/rilis/berita/102-upaya-yogyakarta-dalam-membuka-kembali-sektor-pariwisata

28 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 TEKNOLOGI Mengenal e-ticketing di Masa New Normal Wico Nandianta Mulia Inovasi pemanfaatan teknologi menjadi bukti bahwa Parangtritis Geomaritime Science Park sektor pariwisata tidak menjadi sumber penyebaran virus COVID-19, melainkan membantu penanganan Pandemi virus COVID-19 di Indonesia seakan virus COVID-19 melalui pemanfaatan e-ticketing belum memberikan tanda segera mereda. destinasi wisata. Kasus positif COVID-19 sampai dengan 2 Desember 2020 sejumlah 549.508 kasus Program digitalisasi memberikan solusi dengan rincian pasien sembuh 458.880 dan pasien lengkap bagi pengelola wisata dan wisatawan. meninggal 17.199 orang.1 Virus yang berukuran Pasalnya, program digitalisasi , khususnya e-ticketing 50—200 nm.2 menyebar begitu cepat dengan menjadi sarana mempermudah promosi daya tarik gejala ringan sampai berat. Pemerintah telah wisata di setiap destinasi wisata. Jumlah dan data mengupayakan berbagai cara untuk menekan pengunjung dapat tersimpan rapi, valid, dan aman laju pertambahan kasus positif COVID-19 dengan untuk keperluan analisis pengembangan kedepan. berbagai cara. Penerapan protokol kesehatan dan Bagi wisatawan, e-ticketing juga mempermudah berbagai inovasi di berbagai sektor harapannya reservasi wisata. Wisatawan sangat diuntungkan mampu menghambat laju pertambahan kasus karena dapat melakukan reservasi dan membayar positif COVID-19. tiket dari jarak jauh. Wisatawan juga terlindungi karena e-ticketing membantu mengurangi kontak Sektor pariwisata tidak mau ketinggalan untuk langsung dengan pengelola wisata. berbenah dan bersiap menghadapi masa new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Beragam inovasi E-ticketing menjadi jawaban mempermudah protokol kesehatan disiapkan berbasis CHSE. CHSE tracing. Berbagai layanan e-ticketing memberikan adalah Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), kolom pengisian yang sederhana namun lengkap. Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah Data nama, nomor telepon, asal pengunjung, lingkungan). Hal ini merupakan suatu langkah agar usia, menjadi hal wajib tersimpan dalam sistem pengunjung tetap merasa health, cozy, and security. e-ticketing. Sektor pariwisata nampak menyakinkan diri mampu bangkit dan berharmoni dengan viris COVID-19. Tampilan Formulir Kunjungan dari Aplikasi Visiting Jogja

TEKNOLOGI 29BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Garis Besar Alur E-Tiketing Beberapa jenis layanan e-ticketing juga daerah bekerjasama dengan bank untuk pembayaran menambahkan data NIK, jumlah pengunjung, melalui transfer atau internet banking. Pemanfaatan riwayat perjalanan asal dan tujuan wisata wisatawan. virtual juga menjadi alternatif pembayaran untuk E-ticketing adalah bentuk antisipasi dan solusi dalam mempermudah wisatawan yang hendak mengunjungi mengangani COVID-19 di sektor pariwisata. Melalui destinasi wisata tersebut.Wisatawan yang telah sampai data yang lengkap dari setiap pengunjung yang di destinasi wisata nantinya cukup menunjukan tersimpan rapi, dapat menjadi suatu data apabila barcode e-ticket sehingga dapat mengurangi kontak ditemukan kasus positif COVID-19 dalam suatu langsung dengan pengelola wisata. destinasi wisata atau tracing objek yang pernah dikunjungi pada saat seseorang terinfeksi COVID-19. Pemanfaatan e-ticketing masih memerlukan sosialisasi. Sosialisasi ditujukan bagi masyarakat Beberapa daerah yang telah siap memberikan untuk mau memanfaatkan e-ticketing dalam rangka pelayanan wisata di masa Adaptasi Kebiasaan Baru mendukung keamanan dalam berwisata. Sosialisasi telah menggunakan e-ticketing. Bahkan ada destinasi juga dalam rangka memberikan panduan dalam wisata yang menerapkan sistem satu pintu e-ticketing pengisian data karena fitur aplikasi satu dan lainnya dalam menerima wisatawan. Beberapa daerah yang terkadang berbeda. Sosialisasi juga menjadi sarana sudah menerapkan e-ticketing di antaranya adalah untuk memberikan stimulus bagi destinasi wisata Yogyakarta dengan aplikasi visitingjogja, Nusa yang belum menerapkan e-ticketing untuk turut Tenggara Barat dengan aplikasi GOERS, Banyuwangi menyiapkan. Harapannya, bila e-ticketing dapat dengan aplikasi e-ticketing Wisata Banyuwangi. mendukung bangkitnya sektor pariwisata di masa Pembayaran e-ticket juga dilayani beragam, beberapa Adaptasi Kebiasaan Baru. Mari mengenal, mari belajar. [1] Indonesia COVID-19 Map. 2020. (https://covid19.big.go.id/) diakses tanggal 3 Desember 2020 [2] Prof.dr. Sutaryo, Sp.A(K). 2020. Buku Praktis Virus Corona 19 (COVID-19). UGM Press. Yogyakarta

30 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 WISATA Era Normal Baru : Adaptasi dan Kebangkitan Pariwisata Pesisir Primanda Kiky Widyaputra, S.Si., M.Sc Fakultas Teknologi Sumber Daya Alam Institut Teknologi Yogyakarta Perekonomian global di sektor kelautan lebih besar. Selain itu efek pandemi juga berdampak mengalami pukulan keras di masa pandemi kepada masyarakat pesisir yang hidupnya bergantung COVID-19. Masyarakat pesisir menjadi salah pada hasil laut [2]. Menyikapi situasi global dan satu yang terdampak karena berkurangnya nasional terkait pandemi COVID-19 memerlukan jumlah wisatawan yang berakibat penurunan drastis pemberdayaan pengetahuan dan kearifan lokal untuk pendapatan, terutama dari sektor perdagangan dan pengelolaan pesisir berkelanjutan dan pemulihan jasa pariwisata[1]. Masyarakat yang hidup di wilayah pasca bencana [3]. pesisir yang bermatapencaharian terbesar dari hasil laut dan pesisir, menjadi salah satu yang terdampak Menyongsong era normal baru, adaptasi cukup besar akibat pandemi. Sejak diumumkan wabah dan kebiasaan baru menjadi salah satu penentu COVID-19 masuk ke Indonesia pada Bulan Maret 2020, bangkitnya pariwisata khususnya wisata pesisir dan berbagai sektor turut terkena dampak. Salah satu pantai. Beberapa bentuk adaptasi sudah diterapkan sektor yang terkena hantaman keras adalah sektor pada masa pandemi, baik dari sisi pengelola, pariwisata. Daerah tujuan wisata yang mengandalkan pengunjung, dan para pelaku usaha. Salah satu bentuk pariwisata pesisir dan pantai sebagai salah satu adaptasi pariwisata pesisir adalah dilakukannya pemasukan daerah pun terkena dampaknya, seperti pendataan pengunjung baik offline maupun online Bali, Nusa Tenggara Timur dan Yogyakarta. Pengusaha untuk dapat mengetahui siapa saja yang berkunjung pariwisata dengan ketahanan modal besar memiliki dan status kesehatannya [4]. Pendataan tersebut kemungkinan bertahan yang lebih besar dalam dilaksanakan oleh pengelola objek wisata, dalam hal menghadapi dampak ekonomi yang diakibatkan ini Dinas Pariwisata. Dari sisi pengunjung, adaptasi pandemi ini. Sedangkan pada sektor usaha kecil yang yang dilakukan adalah jaga jarak antar pengunjung mengandalkan penjualan harian dan tidak memiliki (physical distancing). Obyek wisata pesisir dan cadangan dana yang cukup, akan terkena dampak pantai memiliki keuntungan dari segi bentanglahan pesisir yang luas dan memanjang, sehingga dapat Gambar 1. Pantai Slili pada Masa Pandemi COVID-19 (Foto: Primanda Kiky W., 2020)

WISATA 31BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 memudahkan dalam menerapkan physical distancing. Gugus Tugas Penanganan Covid juga sangat besar Dari sisi pelaku usaha wisata, khususnya pedagang dalam menerapkan edukasi kebiasaan baru dan atau rumah makan yang berjualan di sekitar kawasan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di pesisir, telah mempersiapkan kebiasaan baru melalui lapangan. Tentunya penerapan protokol kesehatan penyediaan tempat cuci tangan serta diterapkannya secara menyeluruh memerlukan kerja sama dari pembatasan jumlah pengunjung dengan meletakkan pengelola, pelaku usaha maupun masyarakat umum tanda silang di kursi, dan memastikan pengunjung sebagai pengunjung [6]. yang datang wajib mengenakan masker. Menilik dari aspek jumlah pengunjung atau Pelaku usaha juga perlu memperhatikan wisatawan, kunjungan wisatawan ke sejumlah objek kebersihan sarana beribadah seperti sarung, wisata yang saat ini sudah memasuki masa adaptasi mukena maupun sajadah sebab barang-barang kebiasaan baru, mulai cenderung meningkat, tersebut berpotensi menularkan COVID-19, sehingga mengindikasikan kebangkitan pariwisata dalam wisatawan yang akan beribadah dihimbau untuk era normal baru. Sebagai contoh, memasuki Bulan membawa peralatan ibadah masing-masing [5]. Oktober 2020, jumlah kunjungan wisatawan berlibur Fasilitas pendukung protokol kesehatan kebanyakan ke pantai di Kabupaten Bantul mulai menunjukkan merupakan hasil swadaya pelaku usaha untuk kenaikan mendekati jumlah di saat normal. Tempat menyambut adaptasi kebiasaan baru, selain itu juga wisata yang ramai dikunjungi didominasi wisata terdapat bantuan dari pihak penggiat wisata yang lain. pantai, diantaranya Pantai Parangtritis, Depok, Gua Selain memastikan ketersediaan fasilitas pendukung Cemara dan Pantai Baru yang berada di Kecamatan protokol kesehatan, pengelola tempat wisata juga Srandakan [7]. Peningkatan tersebut memerlukan perlu memberikan edukasi ke pengunjung. Edukasi penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat, diperlukan agar pengunjung selalu mematuhi dan seperti yang dilaksanakan di objek wisata pantai menerapkan protokol kesehatan. Selain itu peran di Kabupaten Bantul, DIY, dimana wisatawan yang Gambar 2. Wastafel di Pantai Parangtritis bantuan dari Badan Otoritas Borobudur (Foto: IDN Times/Daruwaskita)

32 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 WISATA masuk terlebih dahulu melalui pemeriksaan cek suhu disesuaikan dengan era normal baru. Destination tubuh di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR). Selain branding dengan cara pandang baru diperlukan itu, sebelum dibuka untuk kunjungan masa normal untuk menggiatkan dan memantapkan lagi kegiatan baru, sebelumnya komunitas pelaku wisata sudah pariwisata pesisir. Pasalnya, di era normal baru ini melakukan ujicoba dan sudah melakukan protokol upaya promosi tidak hanya berfokus pada promosi kesehatan dengan membawa surat keterangan sehat tempat dan objeknya saja, namun juga harus [8]. dapat meyakinkan pengunjung dari sisi kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. Upaya branding tersebut Kebangkitan pariwisata pesisir dan pantai juga dapat didukung dengan paradigma wisata menghadapi pandemi dan era normal baru sebagai suatu kebutuhan primer untuk ketahanan bisa dipacu dengan menerapkan beberapa dan kesehatan jiwa. Segmentasi pengunjung juga strategi, khususnya dengan cara memanfaatkan dapat ditambahkan dengan segmen high-end perkembangan dijital industri 4.0. Strategi pertama markets (kelas menegah ke atas), dimana tambahan dengan mengoptimalkan pemakaian sosial media biaya untuk berwisata tidak menjadi masalah asalkan untuk menginformasikan kembali keunggulan daerah terjamin kenyamanan dan keamanannya [10]. wisata, ciri khas dan tempat wisata. Sosial media Segmen tersebut juga dapat membantu mendorong dapat juga digunakan untuk memberi informasi perbaikan fasilitas-fasilitas yang dimiliki agar ke wisatawan mengenai upaya protokol kesehatan semakin siap dengan beragam segmen wisatawan. yang telah dilakukan, sehingga dapat meyakinkan Era normal baru juga mendatangkan peluang baru wisatawan untuk datang dengan rasa aman dan untuk memulihkan kembali pusat perekonomian nyaman. Strategi kedua yaitu dengan memanfaatkan dan aktivitas ekonomi masyarakat, dengan tetap layanan daring untuk pengusaha kuliner kecil yang mematuhi protokol kesehatan. Bukan mustahil, selama ini menjual produk langsung ke wisatawan sebagaimana yang dikatakan Presiden Joko Widodo, sekarang bisa beralih ke layanan dijital, termasuk setelah pandemi ini berakhir maka dunia pariwisata untuk promosi produk dan layanan [9]. Strategi ketiga akan kembali booming [11]. yaitu dengan melakukan destination branding yang [1] Northrop, E., Konar, M., Frost, N., dan Hollaway, L. 2020. Using the Ocean As a Tool for Global Economic Recovery. Diakses pada 10 Oktober 2020 dari https://www.wri.org/blog/2020/coronavirus-ocean-blue-recovery [2] Yapanto, L.M. 2020. Efek Domino Covid-19 Terhadap Pariwisata, UMKM dan Masyarakat Pesisir. Diakses pada 10 Oktober 2020 dari https:// darilaut.id/kajian/efek-domino-covid-19-terhadap-pariwisata-umkm-dan-masyarakat-pesisir-1 [3] Alkalis, G. 2020. Menyongsong Era New Normal, Masyarakat Pesisir Butuh Perhatian Pemerintah lakukan Pemberdayaan dan Kearifan Lokal untuk Wilayah Pesisir. Diakses pada 10 Oktober 2020 dari https://www.portonews.com/2020/covid-19/menyongsong-era-new-normal- masyarakat-pesisir-butuh-perhatian/ [4] Wijana dan Maulina. 2020. Tinjau Pantai Parangtritis, Dinpar Diy: Pengunjung Akan Didata. Diakses pada 9 Oktober 2020 dari https://jogja.suara. com/read/2020/06/13/153626/tinjau-pantai-parangtritis-dinpar-diy-pengunjung-akan-didata?page=all [5] Daruwaskita.2020.Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bantul Mendekati saat Normal. Diakses pada 10 Oktober 2020 dari https://jogja.idntimes. com/news/jogja/daruwaskita/jumlah-kunjungan-wisatawan-ke-bantul-mendekati-saat-normal/3 [6] Wijana dan Maulina. 2020. Tinjau Pantai Parangtritis, Dinpar Diy: Pengunjung Akan Didata. Diakses pada 9 Oktober 2020 dari https://jogja.suara. com/read/2020/06/13/153626/tinjau-pantai-parangtritis-dinpar-diy-pengunjung-akan-didata?page=all [7] Daruwaskita.2020.Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bantul Mendekati saat Normal. Diakses pada 10 Oktober 2020 dari https://jogja.idntimes. com/news/jogja/daruwaskita/jumlah-kunjungan-wisatawan-ke-bantul-mendekati-saat-normal/3 [8] Hasanudin, U. 2020. Kunjungan Wisata di Bantul Masih Didominasi Warga Lokal. Diakses pada 9 Oktober 2020 dari https://jogjapolitan. harianjogja.com/read/2020/07/27/511/1045477/kunjungan-wisata-di-bantul-masih-didominasi-warga-lokal [9] Yapanto, L.M. 2020. Efek Domino Covid-19 Terhadap Pariwisata, UMKM dan Masyarakat Pesisir. Diakses pada 10 Oktober 2020 dari https:// darilaut.id/kajian/efek-domino-covid-19-terhadap-pariwisata-umkm-dan-masyarakat-pesisir-1 [10] The Jakarta Post. 2020. Thai marine tourism likely to face changes in post-COVID world. Diakses pada 11 Oktober 2020 dari https://www. thejakartapost.com/travel/2020/06/26/thai-marine-tourism-likely-to-face-changes-in-post-covid-world.html [11] Ihsanuddin. 2020. Jokowi: Saya Yakin Tahun Depan Pariwisata Booming. Diakses pada 10 Oktober 2020 dari https://nasional.kompas.com/ read/2020/04/16/11295601/jokowi-saya-yakin-tahun-depan-pariwisata-booming.

WISATA 33BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Bangkit dan Mengudara: Adaptasi Layang-layang di Pesisir Selatan Yogyakarta Menghadapi Pandemi Faisal Anas Distancing).[2] Salah satu poinnya adalah melarang adanya kerumunan termasuk di tempat wisata. SAlumnus Ilmu Sejarah UNY Ketentuan ini tentu merupakan pukulan telak bagi ejarah panjang layang-layang di Indonesia kegiatan wisata yang berlangsung terutama para sendiri tidak bisa dilepaskan dari penemuan penikmat maupun pengrajin layang-layang. lukisan layang-layang di gua Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Penemuan tersebut Keadaan ini tidak menyurutkan para menimbulkan berbagai dugaan bahwa permainan pengrajin. Kemampuan untuk beradapatsi terhadap layang-layang telah dimainkan sejak lama oleh nenek kondisi yang ada. Tercipta berbagai layangan unik moyang kita yang membuatnya dengan layang- yang mengangkasa di sekitar pesisir pantai selatan, layang yang berbahan dasar dedaunan. Catatan salah satunya adalah layang-layang naga dengan mengenai permainan layang-layang juga ditemukan ukuran raksasa yang bisa dinaiki oleh wisatawan. dalam sejarah Melayu yang menceritakan festival Keberadaan si “naga” menjadi magnet wisatawan layang-layang yang diikuti oleh pembesar kerajaan untuk datang ke Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Jalan [1]. yang dibangun oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan konsep Among Tani Dagang Pada saat ini, layang-layang telah berkembang Layar [3] telah berdampak nyata salah satunya dengan berbagai bentuk dan beraneka rupa. Salah dengan bertambahnya arena penerbangan layang- satu tempat yang dijadikan sebagai tempat festival layang yang tidak hanya di pantai saja. Bukti nyata layang-layang adalah daerah Pesisir Selatan Jawa, tersebut bisa dilihat dari selalu padatnya kehadiran khususnya wilayah Yogyakarta memiliki karakter para penikmat setiap adanya layang-layang diangkat angin yang kencang. Inilah yang mendorong berbagai ke udara. kegiatan dengan memanfaatkan ruang udara, terutama layang-layang setiap tahun diadakan daerah Kondisi ini juga didukung oleh pemerintah ini. Penerbangan layang-layang ini mampu menarik pusat maupun daerah agar aktivitas wisata yang banyak wisatawan pada setiap pelaksanaannya. semula dibatasi mulai dibuka ketika penerapan new normal atau era normal baru atau adaptasi kebiasaan Akan tetapi, tahun ini aktivitas penerbangan baru. Hal ini tentu saja merupakan kabar gembira layang-layang terganggu karena penyebaran bagi para pelayang maupun penikmat layang-layang Covid-19 atau virus corona yang berlangsung sejak dan wisatawan pada umumnya. Harapan lainnya akhir 2019 hingga saat ini. Pemerintah Indonesia tentu agar kondisi ekonomi masyarakat sekitar menetapkan status Tanggap Darurat dalam pada khususnya kembali berjalan dan pulih seperti menghadapi Covid-19 pada tanggal 17 Maret 2020. sebelum terjadinya penyebaran Covid-19. Untuk mencegah perluasan penyebaran virus, pemerintah Indonesia menerapkan peraturan jaga jarak fisik dan pembatasan sosial (Physical-Social Irene Suryani dan Bisatya W. Maer, “Museum Layang-layang di Surabaya” dalam eDimensi Arsiterktur (Vol. 1, No. 2, 2013), hlm. 30. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 di Indonesia, (Jakarta: Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, 2020), hlm. 12. Bappeda DIY, Laporan Akhir Penyusunan Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pembangunan Ekonomi DIY, Yogyakarta: 2016), hlm. 19. Aktivitas Penerbangan Layang-layang Naga di Jalur Jalan Lintas Selatan https://jogja.suara.com/read/2020/11/08/164516/hias-langit-jjls-rombongan-pemuda-bantul-terbangkan-layangan-naga-50-meter?page=all

34 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 WISATA Wajah Baru Wisata Museum di Yogyakarta Masa Pandemi Tria Rahmawati Tahun 2019 dunia dikejutkan dengan Edukator Disbud DIY untuk Museum Gumuk Pasir penyebaran virus Corona yang menyebabkan pandemi. Terjadinya pandemi Covid-19 berdampak Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki juga pada kunjungan museum di Yogyakarta. Diawali keistimewaan dalam pariwisata, salah dengan ditutupnya sebagian museum selama satunya wisata museum. Yogyakarta beberapa bulan hingga kemudian dibuka kembali menduduki peringkat kedua, sebagai daerah secara bertahap dengan menerapkan “Adaptasi yang memiliki jumlah museum terbanyak di Indonesia Kebiasaan Baru” serta menerapkan protokol setelah Jakarta. Museum di Yogyakarta terdiri dari kesehatan. museum IPTEK dan Sains, museum sejarah dan perjuangan, serta museum seni dan budaya adalah Museum sebagai tempat yang rentan terhadap paket lengkap bagi pemenuhan kebutuhan akan penyebaran Covid-19 karena selalu didatangi banyak ilmu pengetahuan untuk masyarakatnya. Persebaran orang, oleh karenanya sebelum dibuka area museum lokasi museum di Yogyakarta pun merata dari ujung harus disterilisasi dengan menyemprotkan cairan utara (Museum Gunung Api Merapi) hingga wilayah disinfektan. Sebagai bentuk menunjang kenyamanan paling selatan Yogyakarta (Museum Gumuk Pasir) dan keamanan pengunjung, museum melengkapi sehingga sangat memenuhi aspek keterjangkauan dirinya dengan falisitas penunjang protokol bagi destinasi wisata di Yogyakarta. kesehatan, seperti tempat cuci tangan, ketersediaan handsanitizer, penanda jaga jarak, serta area tunggu untuk masuk museum. Selain itu, beberapa museum juga membatasi jam pelayanannya lebih cepat daripada waktu pelayanan di hari biasa sebelum pandemi. Salah satu museum yang menerapkan kebjikan ini adalah Museum Dewantara Kirti Griya yang terletak di Jln. Tamansiswa, museum ini hanya menerapkan jam buka pada hari Senin-Kamis pada pukul 09.00-12.00 WIB. Mayoritas museum di Yogyakarta dalam hal mempersiapkan fasilitas penunjang protokol kesehatan hampir sama karena sudah memiliki ketentuan standarnya. Akan tetapi pandemi Covid-19 terus menekan agar museum mengubah dan membatasi sistem penerimaan pengunjung. Semula pengunjung museum diharapkan datang dalam jumlah besar atau rombongan tetapi setelah pandemi jumlah pengunjung museum dibatasi karena mencegah adanya kerumunan. Hal inilah yang menjadikan alternatif kunjungan yang bersifat daring menjadi solusi dalam mengatasi kunjungan museum. Inovasi Museum sebagai dampak dari Covid -19 adalah membuka kunjungan virtual. Inovasi lain kegiatan yang bersifat daring seperti webinar, virtual tour, konten media sosial dan lomba daring. Semua inovasi tersebut merupakan bagian solusi museum untuk tetap bisa melayani dan mempertahankan interaksi dengan pengunjung. Akan tetapi terkait pelayanan daring (dalam jaringan) untuk menerima pengunjung virtual di setiap museum memiliki kemampuan yang berbeda-beda dikarenakan tidak semua museum memiliki kemampuan informasi teknologi (IT) yang memadai.

WISATA 35BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2020 Berdasarkan ulasan sebelumnya dapat terlihat dalam The 9th Plenary Meeting UNGGIM-AP, bahwa masa pandemi tidak hanya berdampak kerjasama dengan ESRI Indonesia, kerjasama dengan negatif namun disisi lain memiliki dampak positif Garduaction, dan instansi lainnya. bagi perkembangan museum. Dampak negatif yang dirasakan tentu terlihat dari berkurangnya jumlah Wajah baru museum di Yogyakarta terlihat pengunjung. Akan tetapi, untuk mendorong museum dari pelayanan yang lebih prima dan meningkatnya bangkit dari keterpurukan maka perlu kiranya pelayanan kunjungan berbasis dalam jaringan melihat sisi positifnya dari terjadinya pandemi. Salah (daring). Pertama, pelayanan museum menjadi lebih satunya adalah “wajah baru museum” dalam melayani prima karena masa pandemi juga mengajarkan untuk masyarakat Yogyakarta. terus membiasakan hidup bersih dan sehat tentunya meliputi pengunjung dan pengelola museum. Dari segi fasilitas penunjang protokol kesehatan Kedua, beberapa museum di Yogyakarta mampu sehingga membuat museum terlihat lebih prima saat menghadirkan kesempatan bagi pengunjung untuk melayani pengunjung. Peningkatan kemampuan terus menggali ilmu pengetahuan dan inspirasi dari museumdalamaspekITsertalebihkreatifmenyediakan museum meskipun berkunjung secara tidak tatap program yang menarik bagi pengunjung. Bernike muka atau dalam jaringan (daring). Akan tetapi Hendrastuti, pendamping kunjungan dari Museum peranan museum ini perlu mendapat dukungan Gumuk Pasir mengungkapkan mengatakan,” Pandemi dari pihak lain khususnya dalam hal peningkatan tentu lebih banyak dampak negatif, namun bila kemampuan pemanfaatan teknologi karena tidak dimaknai, di masa pandemi SDM museum dituntut semua museum memiliki kemampuan dalam hal ini. untuk mampu beradaptasi dan berinovasi dalam Oleh karenanya, terwujudlah wisata museum yang keadaan terbatas”. Lebih lanjut dijelaskan jika PGSP lebih aman dan nyaman di saat pandemi bahkan atau sekaligus Museum Gumuk Pasir mampu eksis setelah pandemi ini berlalu. di tengah pandemi, seperti pelayanan virtual tour

SCAN LOKASI Alamat: s.id/lokasipgsp Parangtritis Geomaritime Science Park Depok, Parangtritis, Kec. Kretek, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55772 ISSN 2503-4677


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook