Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Buletin XIII Desember 2021

Buletin XIII Desember 2021

Published by Parangtritis Geomaritime Science Park, 2022-02-03 05:10:49

Description: Buletin Geomaritime edisi Desember 2021

Search

Read the Text Version

VOLUME XIII DESEMBER 2021 Pengusahaan Garam dengan Penguapan Airtanah Asin di Jono, Kabupaten Purwodadi (Foto Ahmad Cahyadi, 2020)

2 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Redaksional Daftar isi Penanggung Jawab EDITORIAL Putri Meissarah, S.Si., M.Si. Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park Mengapa Terbentuk Garam di Tengah Daratan atau Pegunungan yang Tinggi? [hlm. 03] Dewan Redaksi Prof. Dr. Muh Aris Marfai, M.Sc. JENDELA Dr. Sigit Heru Murti B.S., M.Si. Impor Garam Industri di Negeri Bahari [hlm. Pemimpin Redaksi 06] Dr. Suprajaka, M.T Darimana Garam di Laut Berasal [hlm. 08] Sekretaris Redaksi Melirik Geliat Kemandirian Garam di Pesisir D.I Yogyakarta dari Foto Udara [hlm. 10] Mone Iye Cornelia Marschiavelli, M.Si., M.Sc. Staf Redaksi ILMIAH Ahmad Cahyadi, S.Si., M.Sc. Analisis Pestel Terhadap Kebijakan Impor Ari Cahyono, S.Si., M.Sc. Garam Indonesia Kaitannya dengan Konsep Blue Economiy di Indonesia [hlm. 12] Barandi Sapta Widartono, M.Si., M.Sc. Analisis Kesesuaian Lahan Produksi Garam Fajrun Wahidil Muharram, S.Si. [hlm. 21] Farid Ibrahim, S.Si. Potensi Blue Economy Indonesia [hlm. 21] Nicky Setyawan, S.Si. Yonanta Dwi Hartanto TEKNOLOGI Yuniarsita Setyo Wulandari, S.Si. Mengayuh Asa dari Asinnya Garam [hlm. 34] Sirkulasi Perintisan Pabrik Garam Metode Pan Evaporation Tenaga Surya dan Angin [hlm. 36] Parangtritis Geomaritime Science Park Perlukah Mangrove di Tepi Tambak Garam Desain dan Layout [hlm. 37] Tri Raharjo, S.Kom. Potensi Pengembangan Produksi Garam di Penerbit Kabupaten Kebumen [hlm. 39] Parangtritis Geomaritime Science Park WISATA Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul Yogyakarta 55772 Wisata Pantai Pulau Saronde, Jejak Gunung Purba di Provinsi Gorontalo [hlm. 43] 46 halaman, 176 mm x 250 mm ISSN : 2503-4677

EDITORIAL BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 3 Mengapa Terbentuk Garam di Tengah Daratan atau Pegunungan yang Tinggi? Ahmad Cahyadi [email protected] Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada \"Garam di laut, asam di gunung, bertemu di belanga”. Peribahasa ini mungkin sering kita dengar. Sebuah gambaran bahwa dalam masyarakat awam, umumnya menganggap semua garam berasal dari laut. Padahal, jumlah garam yang dihasilkan di dunia ini tidak sedikit yang berasal dari tengah daratan/benua atau bahkan di ketinggian penggunungan. Bagaimana itu bisa terjadi?\" Dalam sebuah kegiatan lapangan di tahun tua bahwa lokasi tersebut dahulu digunakan untuk 2016 di sekitar Desa Parangtritis, saya membuat garam, dimana cara pembuatannya adalah menemani mahasiswa membuat sebuah dengan dipanaskan menggunakan periuk. Akhir pit (lubang galian pada tanah berukuran tahun 2020 saat ditugaskan untuk mengkaji potensi 1 x 2 meter dengan kedalaman 2,5 meter) untuk pengembangan lahan garam oleh Fakultas Geografi pengamatan karakteristik tanah. Pada sebuah lokasi UGM, saya menemukan jejak digital di internet yang saat ini menmpati area persawahan di rawa tentang sebuah foto (yang menurut infimasinya belakang Dusun Bungkus (sekitar 250 meter sebelah merupakan sebuah koleksi di Museum Leiden, timur sungai Opak) di kedalaman sekitar 1 meter, Belanda) pembuatan garam di masa penjajahan nampak pecahan gerabah dalam jumlah yang sangat yang tersebut berada di Parangtritis. Foto tersebut banyak. Saat itu tidak disimpulkan apapun selain menunjukkan memang pembuatan garam dikala itu bahwa lokasi yang kami pilih tidak cocok untuk menggunakan gerabah untuk mendapatkan garam pengamatan pedogenesis karena ternyata adalah dari proses pemanasan dengan tungku. Hal tersebut tanah urugan, meskipun lokasinya disebuah sawah tentunya juga menjadi gambaran betapa berharganya yang kering waktu itu. Dalam perjalanan wawancara garam dikala itu, sehingga proses pembuatan garam di hari berikutnya dengan masyarakat sekitar, dilakukan dengan cara seperti itu. muncul sebuah petunjuk dari warga yang sudah Gambar 1. Salah satu hasil analisis geolistrik yang menunjukkan keberadaan airtanah asin di Selatan Cilacap (Purnama dkk., 2013)

4 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 EDITORIAL Gambar 2. Hasil interpretasi geolistrik yang menunjukkan keberadaan airtanah asin di Kabupaten Banjarnegara yang berada di Pegunungan Tengah Pulau Jawa. Airtanah Asin terjebak pada batu lempung yang terangkat dari dasar samudera pada Formasi Penosongan. (Riyanto dan Cahyadi, 2016) Garam merupakan komoditas yang tektonik yang diikuti dengan terjebaknya air laut sangat berharga dimasa lampau. Jalur perdagangan dan (2) proses evaporasi pada suatu tubuh perairan garam seperti via Salaria di Italia, atau Jalur Sahel di lingkungan arid. Dua mekanisme ini adalah dua di Selatan Gurun Sahara Afrika adalah salah satu mekanisme yang jamak terjadi di seluruh dunia. Proses jalur perdagangan garam yang terkenal dimasa pengangkatan dan terjebaknya air laut bukan berarti lampau. Bahkan, sampai saat ini garam masih bahwa ada cekungan berisi air laut yang terangkat menjadi komoditas berharga di Sahel, Afrika. Begitu kemudian terbentuk garam karena airnya menguap, pentingnya garam sebagai komoditas dimasa tetapi proses ini terjadi karena dasar laut dengan lampau juga tergambar dari banyaknya peperangan material yang bersifat memerangkap air laut ikut memperebutkan wilayah penghasil garam, di terangkat oleh proses tektonik. Perlu diketahui, bahwa antaranya peperaangan di Tiongkok pada 6.000 untuk menghasilkan satu meter batu garam (salt rock) SM yang memperebutkan sumber garam yakni yang ada di daratan, dibutuhkan air laut dengan tebal Yuncheng Salt Lake (Danau Garam Yuncheng). sekitar 100 meter. Hal ini menjelaskan bahwa batuan garam yang memiliki tebal lebih dari 50 meter tidak Akhir-akhir ini kita sering mendengar mungkin dihasilkan oleh mekanisme pengangkatan banyak produk garam yang diklaim bermanfaat cekungan berisi air laut, karena dibutuhkan tebal air untuk kecantikan dan kesehatan, seperti garam laut sekitar 5 km. Oleh karenanya, ilmuan percaya pyramid dan garam Himalaya. Banyak yang kemudian bahwa proses yang terjadi adalah bahwa air laut yang bertanya-tanya, garam kok dari pegunungan? tersimpan pada suatu lapisan dasar laut terperangkap Padahal sejak dahulu justru garam dari daratan dan oleh formasi tertentu, kemudian terangkat dan pegununganlah yang lebih awal digunakan manusia membentuk formasi garam (salt formation). Kondisi dalam jumlah banyak. Danau garam Yuncheng dan ini misalnya terjadi pada Garam Himalaya yang garam dari Dataran Sahel adalah salah satuya. Lalu, terbentuk oleh pengangkatan dasar laut sejak jaman bagaimanakah garam bisa terbentuk di daratan atau Jurasik yang terperangkap oleh lapisan lava. Lapisan bahkan diketinggian pegunungan? ini memungkinkan air laut tidak pergi dan kemudian membentuk lapisan garam yang saat ini ditambang Garam yang terbentuk di daratan atau melalui penggalian bawah tanah di Pakistan. Proses pegunungan dibentuk dengan dua mekanisme, yakni karena (1) pengangkatan dasar laut oleh proses

EDITORIAL BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 5 serupa juga terjadi di Indonesia, meskipun garam tertutup yang menyebabkannya tidak memiliki outlet yang ada masih dalam bentuk airtanah yang asin. keluar untuk air yang ditampungnya, (2) adanya aliran Material lempung yang terendapkan di beberapa air yang mengalir secara berkala yang menuju ke arah lokasi berhasil mengikat garam, sehingga saat berada cekungan, dan (3) adanya iklim arid yang menguapkan di daratan airtanah masih bersifat asin. Kondisi air yang tertampung pada suatu cekungan. Proses ini misalnya dapat ditemui di Selatan Kabupaten penguapan yang terjadi berulang kali menghasilkan Purworejo dan Kabupaten Cilacap (Gambar 1) banyak garam yang berasal dari mineral dari batuan (Purnama dkk., 2013; Purnama and Cahyadi, 2019), yang terlarut oleh aliran air yang terkumpul menuju Kabupaten Banjarnegara (Gambar 2)(Riyanto dan cekungan. Bentuklahan yang terbentuk dalam Cahyadi, 2016), Sebelah Barat Kota Wates, Kabupaten mekanisme ini adalah salt lake (danau garam) dan salt Kulon Progo, Bagian Selatan Kabupaten Klaten yang pans/salt flats (dataran garam). Di Amerika Serikat, berbatasan dengan Pegunungan Baturagung dan di garam dari kedua bentuklahan tersebut menghasilkan Kabupaten Purwodadi. Bahkan pada beberapa lokasi lebih dari 80% produksi garam di sana. Selain itu, seperti di Jono, Kabupaten Purwodadi, airtanah bentuklahan berupa dataran garam yang paling luas asin ini diturap kemudian diproses menjadi garam terdapat di Bolivia dengan nama Salar de Uluni yang (Gambar 3). memiliki luas lebih dari 10.000 km2 dan berada di Pegunungan Andes dengan ketinggian 3.656 mdpal. Mekanisme pembentukan garam di daratan Nah, ini mungkin bisa menjawab mengapa wilayah dan pegunungan yang lebih umum terjadi di wilayah ditengah daratan atau bahkan di pegunungan tinggi arid, di mana suatu badan air yang terkumpul pada dapat memproduksi garam. suatu cekungan mengalami penguapan. Mekanisme ini terjadi dengan 3 syarat, yakni (1) adanya cekungan Gambar 3. Pengusahaan Garam dengan Penguapan Airtanah Asin di Jono, Kabupaten Purwodadi (Foto Ahmad Cahyadi, 2020) Riyanto, I.A. dan Cahyadi, A. 2016. Pendugaan Keberadaan Airtanah Asin di Sebagian Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional II: Pengelolaan Pesisir dan Daerah ALiran Sungai. Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Purnama, S., Cahyadi, A., Febriarta, E., Khakhim, N., Prihatno. 2013. Identifikasi Airtanah Asin Berdasarkan Pendugaan Geolistrik di Pesisir Kota Cilacap, Jawa Tengah. Geomedia, 11(2): 183 – 190. Purnama, S. and Cahyadi, A. 2019. Study of Fresh-Saline Water Interface in Correlation with Groundwater Hydrochemnistry in Coastal Area of Cilacal, Indonesia. Taiwan Water Concervancy, 67(4), 57 – 67.

6 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 JENDELA Impor Garam Industri di Negeri Bahari Irma Dwi Maulina garam nasional saat ini hanya mampu memenuhi Institut Pertanian Bogor kebutuhan konsumsi, sedangkan untuk kebutuhan industri masih bergantung pada impor. Indonesia merupakan negara bahari dengan sumberdaya yang berpotensi untuk dimanfaatkan, Garam produksi dalam negeri belum mampu salah satunya potensi garam. Garam adalah memenuhi kebutuhan industri saat ini baik dari sisi senyawa kimia dengan kandungan utama Natrium kuantitas maupun kualitas. Kebutuhan garam industri Chloride (NaCl). Garam diklasifikasikan menjadi 2 yakni mengalami rata-rata peningkatan 6.3% per tahun garam konsumsi dan garam industri. Garam konsumsi selama 2016-2020, sedangkan capaian produksi adalah garam yang digunakan untuk konsumsi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat diolah menjadi garam rumah tersebut (dapat dilihat pada Gambar 1). Produksi tangga dengan kadar NaCl minimal 94.7%. Garam garam lokal hanya mampu memenuhi sebagian kecil industri adalah garam yang digunakan sebagai bahan kebutuhan garam industri, sebagian besar dipenuhi baku/penolong untuk kebutuhan industri dengan dengan impor. kadar NaCl setidaknya 97%(1). Sebagai negara bahari, sudah selayaknya dapat memenuhi kebutuhan garam di negeri sendiri, namun faktanya kondisi produksi Gambar 2. Hasil interpretasi geolistrik yang menunjukkan keberadaan airtanah asin di Kabupaten Banjarnegara yang berada di Pegunungan Tengah Pulau Jawa. Airtanah Asin terjebak pada batu lempung yang terangkat dari dasar samudera pada Formasi Penosongan. (Riyanto dan Cahyadi, 2016)

JENDELA BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 7 Kualitas garam lokal saat ini belum mampu percepatan penguapan, namun jika terlalu kencang memenuhi kebutuhan industri pada aspek kemurnian. dapat merusak kincir angin yang digunakan untuk Industri water treatment dan penyamakan kulit mengangkut air laut dalam proses produksi garam. membutuhkan garam dengan kadar kemurnian NaCl Proses produksi belum sepenuhnya mampu 85%. Berbeda dengan industri perminyakan yang mengantisipasi dari dampak buruk perubahan membutuhkan kemurnian NaCl lebih tinggi yakni kondisi cuaca. Selain masih bergantung pada kondisi minimal 95%, industri kimia membutuhkan kadar alam, proses produksi juga melewatkan beberapa 97%, dan farmasi 99.8%. Garam produksi dalam tahap pengolahan akibat belum tersedianya negeri memiliki kadar kemurnian NaCl berkisar 81- teknologi pengolahan (refinery) yang memadai untuk 96%(2). Hal ini berimplikasi pada garam lokal sulit meningkatkan kualitas garam agar sesuai dengan terserap industri serta melatar belakangi dibukanya kebutuhan industri. keran impor garam industri di negeri bahari. Kondisi saat ini mengisyaratkan perlunya Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan belum terpenuhinya kebutuhan garam industri kuantitas garam guna memenuhi kebutuhan industri oleh produksi dalam negeri, baik dari aspek kualitas baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi. maupun kuantitas. Garam lokal dibuat dengan Sejumlah program dan teknologi yang telah teknik dan peralatan produksi sederhana serta diperkenalkan yakni perluasan lahan, washing plant, dalam kurun waktu relatif singkat. Proses produksi ramsol, peningkatan laju evaporasi melalui wind oleh petani dilakukan secara tradisional dengan aided intensified evaporation (WAIV), manajemen metode evaporasi yang cukup bergantung pada brine serta manajemen kristalisasi melalui penerapan kondisi alam. Umumnya, waktu yang dibutuhkan geomembran dan sistem tunnel(6). Proses untuk proses pengkristalan selama 7-15 hari(3) jauh implementasi teknologi oleh petani sebagai produsen lebih singkat dibanding produksi garam di Australia garam lokal perlu dikawal, diberikan arahan yang jelas yang merupakan negara importir garam industri. dan pendampingan untuk meminimalisir peluang Adanya sikap pragmatis bahwa semakin cepat panen ketidaksesuaian pelaksanaan. Selain itu, perlu semakin cepat pula mendapat penghasilan dari dilakukan kajian lanjutan untuk mengevaluasi sejauh produksi garam, mendorong petani untuk melakukan mana implementasi dan menilai tingkat efektivitas panen dalam kurun waktu relatif singkat. Kegiatan pelaksanaan program/teknologi. Identifikasi juga produksi umumnya dilakukan pada saat musim perlu dilakukan terhadap faktor lain yang turut kemarau dengan mempertimbangkan curah hujan, memainkan peran dalam penyerapan garam produksi angin, suhu, kelembaban serta durasi penyinaran dalam negeri untuk kebutuhan industri. Dengan matahari. Curah hujan tinggi dapat mempengaruhi demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas tingkat pH air serta berpotensi menghambat proses serta kuantitas produksi dan menekan impor garam penguapan sehingga berpengaruh negatif terhadap industri sehingga tercipta swasembada garam di produktivitas(4, 5). Angin dapat mendukung negeri bahari. [1] Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2019 tentang Ketentuan Impor Garam. [2] Munadi, E. Dilema Pergaraman di Indonesia. Info Komoditi Garam. Salim, Z., dan Munadi, E., editor. Jakarta (ID): AMP Press. 120 hlm. [3] Hoiriyah, YU. 2019. Peningkatan kualitas produksi garam menggunakan teknologi geomembran.Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis. 6(2): 35- 42. [4] Adiraga, Y., dan A.H. Setiawan. 2014. Analisis dampak perubahan curah hujan, luas tambak garam dan jumlah petani garam terhadap produksi usaha garam rakyat di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati periode 2003-2012. Diponegoro Journal of Economics. 3(1): 1-13. [5] Kurniawan, T., dan A. Azizi. 2012. Dampak perubahan iklim terhadap petani tambak garam di Kabupaten Sumenep Sampang dan Sumenep. Jurnal Masyarakat & Budaya. 14(3): 499-518. [6] Lestari, W., R.F.I. Rahmayani, A. Evalina, M. Saputra dan A.I. Suryani. 2019. Technology development of salt products using geo-membrane thread filter technology in Kajhu Village Baitussalam, Aceh Besar. Journal of Physics: Conference Series.

8 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 JENDELA https://industrialhistoryhk.org/wp-content/uploads/2013/02/tai-o-salt-pans.jpeg diakses 30 Nov 2021 Dari Mana Garam di Laut Berasal? Nicky Setyawan Parangtritis Geomaritime Science Park Garam merupakan sebuah bumbu ajaib yang sebelum itu, Sejarawan Tiongkok meyakini bahwa mengubah makanan menjadi sajian yang lezat untuk sejak 6000 SM pengolahan garam sudah ada dari dinikmati. Makanan akan terasa hambar apabila masa prasejarah Tiongkok dan terdapat di Provinsi tidak dibumbui dangan garam. Hal ini menjadikan Shanxi. Setiap tahunnya, ketika air dari danau air garam sebagai penemuan yang menciptakan budaya asin Danau Yunchen menguap karena matahari pada peradaban manusia. Penggunaan garam pada musim panas, disebutkan orang-orang memanen masakan mendorong terciptanya berbagai ragam kristal persegi yang terdapat di permukaan danau. masakan dengan cita rasa khas dari setiap negara. Kristal persegi dipermukaan danau ketika air Danau Asal mula garam mungkin berasal dari Tiongkok. Yunchen menguap diyakini sebagai garam. (Diakses Catatan mengenai produksi garam dan perdagangan 30 November 2021 : https://historia.id/ekonomi/ garam laut paling tua ditemukan sekitar 800 SM di articles/sejarah-asinnya-garam-6mn0D/page/3) Tiongkok tepatnya masa Dinasti Xia. Bahkan jauh

JENDELA BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 9 Bagi manusia, garam tidak hanya menjadi perlahan melarutkan ion-ion yang terdapat pada perangsang selera makan, akan tetapi juga bebatuan. Ion-ion ini akhirnya terbawa oleh aliran sebagai kebutuhan biologis juga. Ketika manusia air melalui sungai sampai ke laut. Ion yang paling mengeluarkan keringat, maka kondisi tersebut banyak terlarut di lautan adalah sodium dan mengakibatkan kehilangan garam alami di dalam klorida, yang merupakan unsur utama pembentuk tubuh, garam alami tersebut harus diganti Kembali garam yang biasa kita konsumsi. Hewan laut dan melalui makanan. Garam sendiri memiliki beragam tumbuhan laut menggunakan ion-ion tersebut rasa, ada yang asam ataupun pahit. Tapi rasa garam untuk kebutuhan biologis pengganti garam alami yang paling umum dan sering kita konsumsi dalam tubuh. Sisa dari ion-ion yang tidak terpakai memiliki rasa asin yang berasal dari natrium klorida. akhirnya menumpuk dalam jangka waktu yang Garam dengan rasa asin ini berasal dari air laut lama dan meningkatkan kadar dari keasinan air laut. yang merupakan sumber garam terbesar dan akan Selain karena proses pengikisan batuan, sebenarnya bertambah asin seiring berjalannya waktu. Rasa asin gunungapi bawah laut dan ventilasi hidrotermal di dari air laut seringkali menimbulkan pertanyaan dasar laut juga melepaskan ion pembentuk garam tentang bagaimana air laut bisa terasa asin? Dari ke lautan (diakses 30 November : https://www.hops. mana asal rasa asin yang pada akhirnya dapat diolah id/mengapa-air-laut-asin/ ) menjadi garam tersebut? Setiap air laut yang dipanaskan dapat Asinnya air laut ini ternyata ada kaitannya menghasilkan garam, sehingga setiap daerah yang dengan hujan. Dari situs Natural History Museum memiliki wilayah laut bisa menghasilkan garam. dijelaskan bahwa asal mula garam pada air laut Indonesia adalah negara maritim yang terdiri dari berawal dari air hujan yang memiliki sifat sedikit banyak pulau. Dengan banyaknya pulau yang asam turun membasahi bebatuan di daratan. Sifat berbatasan langsung dengan laut ini mendorong asam dari air hujan berasal dari karbon dioksida yang Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ikut terlarut bersama air hujan ketika berlangsung komoditas garam terbesar di dunia. penguapan di udara. Air asam pada air hujan ini https://rumushitung.com/wp-content/uploads/2014/09/siklus-air-dan-tahapan-lengkap.png

10 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 PERISTIWA Gambar 1. Lahan Produksi Garam di Pantai Dluwok, Gunungkidul dari pengamatan udara Melirik Geliat Kemandirian Garam di Pesisir D.I Yogyakarta dari Udara Fajrun Wahidil Muharram sekian tahun di pesisir selatan Gunungkidul dan Bantul. Di Pantai Sepanjang misalnya, industri garam PParangtritis Geomaritime Science Park telah dimulai sejak 2017. [1] Ungkap Sutono, Lurah esisir selatan Jawa khususnya kawasan Karst Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul. Gunungsewu yang membentang dari wilayah Lain halnya di Pantai Siung, usaha garam telah ada Pacitan, Jawa Timur sampai Gunungkidul, DI sejak 1980. Ironisnya, hampir 30 tahun berlalu usaha Yogyakarta sarat akan tebing karst dengan tersebut mati suri. Ungkap Suroyo, Ulu-ulu Kalurahan arus dan gelombang laut yang kuat. Berbeda halnya Purwodadi, Kapanewon Tepus. [2] dengan pesisir utara/pantura Jawa yang lebih landai dengan arus dan gelombang laut yang cenderung Oleh sebab itu, Parangtritis Geomaritime lebih tenang. Sehingga, saat berbicara mengenai Science Park sebagai bagian dari Badan Informasi budidaya garam di pesisir selatan tampaknya menjadi Geospasial melakukan survei cepat untuk memetakan hal yang asing bagi masyarakat. Setidaknya kita akan lahan garam di Kabupaten Gunungkidul sepekan bertanya, bagaimana air laut tersebut diangkat ke atas pascadiskusi tersebut. Sebetulnya ada beberapa sentra tebing dan di sebelah mana letak kolam peminihan produksi garam yang tersebar di pesisir Gunungkidul. tempat garam tersebut dikristalkan? Namun Pantai Dluwok yang bersebelahan dengan Pantai Ngobaran, Kapanewon Saptosari menjadi Baru-baru ini, tepatnya 19 November 2021, tujuan yang dipilih. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kesan pertama saat melihat sentra produksi dengan Badan Informasi Geospasial menggelar garam di pesisir Gunungkidul adalah kita akan sebuah diskusi di DI Yogyakarta bersama dengan menyadari bahwa lahan garam di sini berbeda UPD terkait. Tujuannya satu, yaitu membahas rencana dengan lahan garam layaknya di pesisir utara Jawa, pengembangan garam di Provinsi tersebut. Hal ini di Madura, dan di Nusa Tenggara Timur. Jika di sana menganggapi geliat masyarakat dalam membuka peluang usaha garam yang ternyata telah eksis

PERISTIWA 11BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Gambar 2. Struktur Lahan Garam di Pantai Dluwok, Gunungkidul dengan atap dan alas penguapan menggunakan plastik. lahan garam memiliki struktur yang kompleks mulai topografi berbukit dan tekstur tanah berpasir. Namun dari kincir angin, saluran air, kolam penampungan air demikian, konsekuensi dari sistem ini yaitu biaya berukuran raksasa yang disebut boozem, dilanjutkan produksi menjadi lebih besar sebab bahan plastik petak-petak kolam peminihan/penguapan, hingga baik atap maupun alas air perlu diganti secara berkala, berakhir di meja pengkristalan, maka struktur lahan begitu pula rangka tenda. Selain itu, air laut juga harus garam di sini cukup sederhana. Yaitu dengan air yang dipompa dengan mesin untuk dapat dinaikkan ke atas dipompa naik dengan mesin diesel dari laut menuju tebing. Oleh karenanya, kondisi ini menjadi tantangan tangki penampungan, kemudian langsung dialirkan dalam menciptakan produksi yang kontinu. menuju ruang penguapan semacam tenda berkanopi plastik transparan layaknya green house dengan alas Di sisi lain, geliat ekonomi Gunungkidul kedap air yang menutupi permukaan pasir. di bidang pariwisata kepesisiran seolah gayung bersambut dengan usaha garam masyarakat. Berkaca Dari hasil pengamatan menggunakan wahana pada sentra produksi garam masyarakat di pantai udara nirawak (drone), di Pantai Dluwok ini terdapat Kusamba, pesisir tenggara Pulau Bali, selain fokus sekitar 80 tenda penguapan, 58 di antaranya dalam memproduksi garam dengan cara yang juga unik, kondisi utuh sedangkan 22 sisanya tanpa atap. Setiap sentra tersebut juga mempersilakan wisatawan untuk tenda kurang lebih memiliki panjang 3,7 meter dan datang dan melihat langsung proses pembuatan lebar 3 meter. Konsep dari sistem ini sebetulnya garam.[3] Secara umum lokasi sentra produksi garam cukup unik dan memiliki keunggulan yaitu hemat di Gunungkidul juga bersebelahan dengan obyek ruang sehingga dapat diterapkan pada lahan yang wisata pantai. Maka strategi serupa juga dapat relatif sempit dengan garam hasil panen yang dilakukan oleh sentra-sentra garam tersebut untuk cukup bersih sebab proses penguapan garam tidak menjadi destinasi wisata baru, seperti yang tengah langsung beralaskan tanah. Hal ini sesuai dengan dipersiapkan di Pantai Dluwok ini. kondisi geografis Gunungkidul secara umum dengan [1] Humas DIY. 2018. Panen Garam di Pantai Sepanjang. Diakses 8 Desember 2021 pada Panen Garam di Pantai Sepanjang - Berita | Portal Pemda DIY (jogjaprov.go.id) [2] Kumparan. 2021. Cerita Petani Garam di Gunungkidul: Sulit Tembus Pasaran. Diakses 8 Desember 2021 pada https://kumparan.com/tugujogja/ cerita-petani-garam-di-gunungkidul-sulit-tembus-pasaran-1vQJvAFda9G/full [3] Balitoursclub. ______. Petani Garam di Kusamba. Diakses 9 Desember 2021 pada https://www.balitoursclub.com/berita_422_Petani_Garam_ di_Kusamba.html

12 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH Analisis Pestel Terhadap Kebijakan Impor Garam Indonesia Kaitanya dengan Konsep Blue Economy di Indonesia Tomi Aris Prodi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan RI, Bogor ABSTRAK Garam merupakan salah satu sumberdaya atau komoditas strategis yang sangat potensial dan belum dikelola dengan baik. Indonesia dengan potensi garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km seharusnya mampu menjadi negara pengekspor garam, atau setidaknya bisa mencukupi kebutuhan sendiri, tetapi pada kenyataannya justru sebaliknya. Produksi Garam di Indonesia yang pada saat ini masih belum dikelola secara maksimal menjadi penyebab sampai saat ini Indonesia masih melakukan Impor Garam dari negara lain. Konsep Blue Economy yang menegedepankan pertumbuhan ekonomi dari sektor kelautan dan perikanan sekaligus menjamin kelestarian sumberdaya serta lingkungan pesisir dan kelautan akan mampu mengeliminasi permasalahan impor garam yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa impor garam dari negara lain ke Indonesia kaitanya sebagai ancaman atau peluang dalam mewujudkan blue economy di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan Analisis yang digunakan adalah PESTEL. Tercatat terdapat 20 Jumlah faktor yang merupakan peluang untuk melakukan Impor garam, dan 15 faktor ancaman impor garam. Meskipun begitu, hasil penelitian menunjukan bahwa nilai skoring untuk peluang impor lebih rendah dibandikan dengan ancamannya. Dari nilai skoring yang didapatkan dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun banyak faktor yang mendorong Indonesia untuk melakukan impor garam namun urgensi Indonesia melakukan impor garam masih belum terlalu kuat. Secara umum dapat disimpulkan bahwa impor garam dalam kondisi pemenuhan kebutuhan garam nasional dengan berbagai faktor kekurangan yang ada perlu dilakukan. Namun demikian, dengan potensi yang ada harus membawa Kesejahteraan bagi masyarakat. Pengambilan kebijakan ini harus sejalan dengan konsep Blue Economy yang menekankan manfaat dan dampak tercapainya kesejahteraan bagi masyarakat. 1. PENDAHULUAN Identifikasi Masalah Latar Belakang Hal yang sama juga dikemukanan bahwa Garam merupakan salah satu sumberdaya atau Impor garam Indonesia sekitar 1,63 juta ton per komoditas strategis yang sangat potensial dan belum tahun atau sekitar 60 persen dari kebutuhan nasional dikelola dengan baik. Dengan panjang pantai sekitar menyebabkan Indonesia mengimpor garam dari 81.000 km atau memiliki garis pantai terpanjang kedua beberapa negara untuk memenuhi kebutuhan dalam setelah Kanada, Indonesia seharusnya menjadi negara negerinya. Impor terbesar berasal dari Australia pengekspor garam, atau setidaknya bisa mencukupi sebesar 80 persen, India 15 persen, Tiongkok 3 persen kebutuhan sendiri, tetapi pada kenyataannya dan sisanya tersebar dari negara-negara lain (Izzaty dan tidak demikian. Kebutuhan garam nasional Permana, 2011). Dengan potensi yang ada Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun dan untuk sebenarnya tidak harus melakukan impor garam jika mengatasinya diperlukan lebih banyak produksi. produksi garam di dalam negeri bisa dimaksimalkan. Secara umum garam terbagi menjadi 2 macam yakni Keberhasilan pemanfaatan sumberdaya maritim garam konsumsi dan garam industri. Garam konsumsi yang mandiri, ramah lingkungan dan berkelanjutan merupakan garam yang pakai sebagai bahan baku akan mampu menjadi solusi tepat dalam memajukan produksi garam konsumsi beryodium (garam meja), ekonomi di Indonesia, hal inilah yang di kenal dengan untuk aneka pangan dan lainnya, sedangkan garam konsep Blue Economy. industri yakni garam yang dimanfaatkan sebagai bahan baku bagi industri. Uni Eropa (2018) mendefinisikan Blue Economy sebagai semua kegiatan ekonomi yang terkait Garam bisa diproduksi dengan tiga cara yang dengan samudra, laut dan pesisir. Hal ini termasuk berbeda, yakni menguapkan air laut dengan bantuan juga berbagai kegiatan yang saling terkait, dan sinar matahari, menambang garam dari bebatuan berbagai sektor yang ada di dalamnya. Istilah Blue di perut Bumi (rock salt), dan menambang garam Economy sebuah pemikiran atau paradigm yang dari sumur air garam. Indonesia menggunakan cara melahirkan suatu konsep baru dengan tujuan pertama, sehingga prouksi garam sangat dipengaruhi menghasilkan arus pertumbuhan ekonomi sekaligus oleh cuaca. Menurut Izzaty dan Permana (2011), menjamin kelestarian sumberdaya dan menjaga Sejauh ini di Garam industri belum dapat diproduksi lingkungan di bidang kelautan dan perikanan. Blue di dalam negeri, sehingga semuanya dipenuhi dari Economy itu sendiri memiliki dinamika pemikiran impor. konsep pembangunan berkelanjutan dengan

ILMIAH 13BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 prinsip ekologis, ekonomi, dan lingkungan. Pada antaranya adalah harga jual yang rendah di tingkat prinsipnya pengaplikasian konsep Blue Economy di petambak garam atau di gudang tengkulak (tidak wilayah pesisir akan memberikan poin lebih dan ditentukan oleh harga yang ditetapkan Pemerintah). berpengaruh dalam pembangunan nasional. Selain Kebijakan yang tidak menguntungkan petambak itu, pembangunan kemandirian dan ketahanan garam menyebabkan mereka dihadapkan pada situasi pangan nasional merupakan basis utama yang sulit dan terpuruk serta dalam kondisi marjinal. Banyak diharapkan terwujud (Prayuda dan Sary, 2019). petambak yang tidak dapat bertahan pada pilihannya bahkan ada yang beralih usaha. Selain itu, tingginya Manfaat Penelitian curah hujan di beberapa wilayah, mengakibatkan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai produksi garam Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Sentra garam di daerah yang curah bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun pihak hujannya tinggi, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat, yang akan melakukan pengambilan keputusan akan mengakibatkan produktivitas per hektarnya menjadi urgensi dari impor garam di Indonesia yang sampai rendah. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah sekarang masih menjadi polemik di masyarakat. rantai distribusi masih didominasi oleh pedagang Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak besar, sehingga posisi tawar petambak garam lemah. terkait dalam menyusun strategi dan menerapkan Masalah lain adalah Surat Keputusan Bersama (SKB) kebijakan yang mendorong pada terciptanya Blue Menteri Perdagangan dan Menteri Kelautan Perikanan Economy dan mengutamakan pada kesejahteraan soal harga yang tidak ampuh karena kenyataannya masyarakat pesisir khususnya pada petambak garam. harga diatur mekanisme pasar. Harga garam kualitas Lebih lanjut, penelitian ini dapat menjadi referensi awal dua di tingkat petambak hanya Rp 380.000,- per ton untuk melihat urgensi Indonesia dalam melanjutkan atau lebih rendah dari harga patokan Pemerintah impor garam dari luar negeri yang tentunya memiliki Rp 550.000,- per ton, sedangkan harga kualitas satu banyak pengaruh pada perekonomian di Indonesia. hanya dihargai Rp 550.000,- per ton, sementara Penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui patokan Pemerintah adalah Rp 750.000,- per ton. seberapa besar dampak Impor garam di Indonesia terhadap terwujudnya Blue Economy di Indonesia. Harga garam impor yang lebih rendah Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi dibandingkan garam lokal telah menghancurkan untuk penelitian-penelitian sejenis yang juga harapan petambak untuk memproduksi garam. membahas mengenai Produktivitas garam rakyat Masuknya garam impor dengan harga rata-rata Rp ataupun kebijakan impor garam di Indonesia. 540,- per kg menyebabkan harga garam petani kualitas 1 (KW1) anjlok menjadi Rp 400,- per kg. Masalah Tujuan Penelitian teknologi produksi, mutu garam yang dihasilkan, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyimpanan, pemasaran dan pengaruh perubahan iklim merupakan sebagian dari masalah yang harus kebijakan impor garam dilihat dari berbagai faktor, diperhatikan untuk terjaminnya persediaan garam yakni faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, nasional. Dalam hal tata niaga garam, posisi tawar lingkungan dan hokum, serta menganalisis kebijakan komunitas petambak garam sangat lemah disebabkan impor garam dari luar negeri ke Indonesia kaitannya belum memiliki lembaga representatif yang solid terhadap konsep Blue Economy di Indonesia. dan kuat yang benar-benar memperjuangkan kepentingan petambak garam. Lazimnya sebuah 2. KAJIAN PUSTAKA usaha perekonomian rakyat, usaha garam rakyat di Produksi Garam di Indonesia dalam pengelolaannya dihadapkan pada berbagai permasalahan dan kendala antara lain: Kebijakan impor garam di Indonesia sangat 1. produksi masih sangat bergantung pada iklim erat kaitanya dengan produksi garam yang dinilai masih belum mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia. (hanya di musim kemarau); Berdasarkan Izzaty dan Permana (2011), pada 2. mutu produksi (garam) masih rendah; dasarnya produksi garam di Indonesia dari tahun ke 3. dukungan sarana, prasarana dan infrastruktur tahun telah mengalami peningkatan. Selama tahun 2007-2009 produksi garam terus meningkat, namun masih belum optimal; hal ini disertai dengan peningkatan konsumsi dalam 4. penerapan SNI wajib garam beryodium belum negeri. Terhitung pada tahun 2007 produksi sebanyak 974.000 ton, 2008 sebanyak 997.000 ton, dan 2009 efektif; sebanyak 1.205.000 ton. Fakta menunjukkan bahwa 5. minimnya akses permodalan (pendanaan) dan sebagian besar petambak garam rakyat mengelola 0,5 hingga 1 hektar per orang dengan produktivitas pemasaran; tambak di bawah 100 ton/ha/musim dan kualitas 6. minimnya pengetahuan para petambak garam umumnya masih rendah (Pusriskel Litbang KKP, 2021). tentang teknologi tepat guna dalam mengolah Rendahnya produktivitas produsen garam lahan garam; dan nasional disebabkan oleh beberapa faktor, di 7. kurangnya akses informasi serta posisi tawar bagi para petambak garam dalam memasarkan hasil produksi garam.

14 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH Akses permodalan kepada lembaga keuangan untuk menganalisis perusahaan internasional dan perbankan lemah. Padahal, di awal usaha garam serta industri yang bergerak di bidang ekspor dan rakyat memerlukan biaya yang besar. Desakan bergantung pada pasar internasional. Analisis PESTEL kebutuhan sehari-hari membuat petani segera juga memastikan bahwa kinerja perusahaan selaras menjual produknya setelah panen. Dampak keduanya secara positif dengan kekuatan perubahan yang sama, yaitu petani garam terjebak dalam lingkaran kuat yang mempengaruhi lingkungan bisnis. Oleh kemiskinan, serta sulit berinvestasi untuk memperbaiki karena itu, analisis PESTEL dapat diterapkan untuk mutu dan produktivitas. Untuk memproduksi garam mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang berkualitas membutuhkan waktu minimal satu apa yang mempengaruhi model bisnis. Secara minggu dan selama itu pula petambak garam tidak umum analisis PESTEL memiliki dua fungsi dasar memperoleh penghasilan. Rendahnya harga garam di bagi perusahaan. Pertama adalah memungkinkan tingkat petambak garam disebabkan oleh rendahnya identifikasi lingkungan di dalam perusahaan kualitas garam dan melimpahnya hasil produksi, beroperasi. Kedua, menyediakan data dan informasi sementara petambak tidak dapat menyimpan garam yang memungkinkan perusahaan untuk memprediksi karena keterbatasan lahan, gudang dan modal. Daya situasi dan keadaan yang mungkin dihadapi di masa tampung gudang pedagang terbatas, sehingga depan. apabila gudang penuh, maka pedagang tidak lagi 3. METODOLOGI PENELITIAN melakukan pembelian. Dengan penggunaan Analisis PESTEL, maka Selain itu, pembuatan garam yang dikelola metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah oleh masyarakat dilakukan pada saat musim pendekatan kualitatif. Hal ini didukung dengan kemarau yang paling lama enam bulan saja, serta faktor-faktor yang ada dalam Analisa PESTEL yang masih menggunakan cara-cara tradisional tanpa terdiri dari struktur kualitatif. Penelitian kualitatif adanya inovasi dan penerapan teknologi. Akibatnya, mempelajari hal-hal dalam bentuknya yang natural menurunnya produktivitas dan kualitas garam yang yang diinterpretasikan sesuai dengan pengartian dihasilkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang masyarakat miliki mengenai fenomena tersebut. salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan Berdasarkan Putra dkk. (2017), dalam melakukan mutu garam yang dikelola masyarakat adalah dengan analisis PESTEL terdapat beberapa langkah di penerapan teknologi tepat guna yaitu dengan antaranya: teknologi pengeringan dengan menggunakan energi 1. brainstorm dan daftar isu-isu kunci yang berada di matahari (solar energy), penggunaan alat pencuci dan iodisasi pada sentra-sentra produksi garam. luar kendali organisasi; Rendahnya produktivitas dan kualitas garam rakyat 2. identifikasi secara luas implikasi dari setiap antara lain disebabkan oleh tidak memadainya teknologi, kurangnya sarana dan prasarana maupun masalah; kemampuan pemasaran serta jalur distribusi secara 3. nilai kepentingan relatifnya terhadap organisasi dominan dikuasai pedagang. Pengembangan produksi garam rakyat memerlukan kebijakan yang (misalnya kritis, ekstensif, penting, signifikan, komprehensif seperti intensifikasi, ekstensifikasi, dan sedang atau tidak signifikan); revitalisasi serta pemberdayaan masyarakat petambak 4. nilai kemungkinan terjadinya (misalnya kepastian, garam melalui minapolitan garam. kemungkinan besar, kemungkinan, potensi, kemungkinan jauh, atau tidak akan terjadi); dan Data Impor Garam Indonesia Pertahun 5. pertimbangkan secara singkat implikasinya jika Produktivitas produksi garam dalam negeri masalah itu benar-benar terjadi. yang tidak sebanding dengan konsumsi garam Gambar.1 Proses Analisis PESTEL mengakibatkan Indonesia masih mengimpor (Sumber: Putra, A. I Nengah. dkk. 2017.) garam. Permasalahan yang dihadapi usaha garam rakyat ternyata cukup kompleks dan memerlukan penanganan yang terpadu. Data Impor Garam Indonesia Pertahun 2010-2020 menurut Badan Pusat Statistik (2021) ditampilkan pada Tabel Lampiran 1. Analisis PESTEL PESTEL merupakan suatu alat dan teknik untuk memindai lingkungan bisnis. Tujuan analisis PESTEL adalah untuk mengidentifikasi dan mempelajari sebanyak mungkin faktor eksternal. Analisis PESTEL adalah alat yang berguna untuk memahami risiko yang terkait dengan pertumbuhan atau penurunan pasar, dan dengan demikian posisi, potensi, dan arah untuk bisnis atau organisasi. Analisis PESTEL digunakan

ILMIAH 15BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Koefisien Korelasi Analisa Faktor Politik Dalam melihat hubungan dua atau lebih variabel Faktor politik memiliki enam pengaruh, yaitu: dalam suatu peneliian maka digunakan Analisis korelasi. Secara umum analisis korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan hubungan atau hubungan antara dua (atau lebih) variabel kuantitatif. Untuk menilai seberapa besar pengaruh masing-masing variabel maka ditentukan koefisien korelasi. Pada penelitian ini digunakan koefisien korelasi sebagai berikut; Skor Kekuatan Korelasi 1 Sangat Lemah 2 Lemah 3 Sedang 4 Kuat 5 Sangat Kuat Tabel.2 Tabel Korelasi Gambar 2. Koefisien Korelasi Diagram Alur Berikut ini adalah diagram alur penelitian yang dilakukan. Diagram Alur ditampilkan pada gambar dibawah ini: Tabel.3 Tabel Analisa Faktor Politik Analisa Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi memiliki enam pengaruh, yaitu: Gambar 3. Diagram alur penelitian 4. PEMBAHASAN Analisis PESTEL yang dilakukan dari 6 faktor (politik, ekonomi, sosisal, teknologi, lingkungan, dan hukum) yang masing-masing faktor didalamnya terdapat 6 pengaruh penting terhadap kebijakan impor garam yang ada di Indonesia.

16 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH Analisa Faktor Teknologi Faktor Teknologi memiliki enam pengaruh, yaitu: Tabel.4 Tabel Analisa Faktor Ekonomi Analisa Faktor Sosial Faktor Sosial memiliki enam pengaruh, yaitu: Tabel.6 Tabel Analisa Faktor Teknologi Analisa Faktor Lingkungan Faktor Lingkungan memiliki enam pengaruh, yaitu: Tabel.5 Tabel Analisa Faktor Politik

ILMIAH 17BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Tabel.7 Tabel Analisa Faktor Lingkungan Analisa Faktor Hukum Faktor Hukum memiliki enam pengaruh, yaitu: Tabel.8 Tabel Analisa Faktor Hukum Tabel.9 hasil analisis PESTEL Setelah menganalisis keenam faktor di atas, Berdasarkan penelitian faktor politik menjadi maka didapatkan hasil analisis PESTEL dari keenam faktor ancaman bagi impor garam dikarenakan faktor. Dalam hasil analisis PESTEL yang dilakukan kebijakan politik pemerintah terhadap rakyat oleh penulis didapatkan bahwa peluang dilakukannya sebenarnya lebih diutamakan jika dibandingkan impor garam sangat kuat. Hal ini disebabkan adanya dengan benefit dari impor garam dan kerjasama urgensi pemenuhan kebutuhan garam nasional yang perdagangan dengan negara lain, sehingga sangat kuat. Tercatat terdapat 20 Jumlah faktor yang kebijakan politik yang diambil oleh pemerintah merupakan peluang untuk melakukan impor garam, sudah sangat berpihak kepada rakyat. Selain faktor dan 15 faktor ancaman impor garam. Faktor utama politik, faktor ekonomi menjadi ancaman terbesar adanya peluang impor garam berasal dari sektor sosial, Indonesia melakukan impor garam. Hal ini terjadi teknologi dan hokum, sedangkan faktor ancaman karena perekonomian petambak garam terancam impor garam dari sektor politik dan ekonomi. Berikut dengan masuknya garam impor. Tidak hanya adalah tabel hasil analisis PESTEL: petambak garam, namun perekonomian nasional juga terkena dampaknya. Kurangnya produktivitas akan berpeluang besar membawa Indonesia jatuh pada ketergantungan dengan produk impor. Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang cenderung netral, tidak cenderung memberikan peluang ataupun ancaman yang signifikan. Hal ini bisa kita lihat dari potensi lingkungan yang dimiliki Indonesia. Besarnya potensi lahan tambak garam yang bisa dimanfaatkan namun karena pengaruh cuaca dan musim terutama curah hujan, pencemaran dan lainnya menyebabkan keduanya sama-sama memiliki pengaruh yang kuat. Perlu adanya perlindungan lingkungan dan pengembangan potensi yang sudah ada guna mendongkrak produktivitas garam yang ada di Indonesia. Peluang dilakukannya impor garam berasal dari 3 sektor yakni; Sosial, Teknologi dan Hukum. Faktor social disebabkan masyarakat Indonesia di zaman sekarang lebih selektif dalam memilih produk. Produk garam impor dianggap memiliki kualitas yang

18 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH lebih dibandingkan dengan produk garam lokal. baik didukung dengan peningkatan Produktivitas Dengan harga yang lebih murah dan kandungan petambak garam dapat meningkatakan produksi garam yang lebih baik, serta sudah seuai standard, garam dan menghasilkan produk yang mempunyai masyarakat cenderung lebih menyukai garam impor nilai ekonomis lebih, sehingga dapat membantu dibandingkan garam lokal. kita bisa lihat garam peningkatan pendapatan petambak garam. krosok di warung-warung di kampung juga sudah jarang ditemukan. Faktor teknologi merupakan faktor Pengelolaan tambak garam rakyat yang baik terkuat yang memberi peluang impor garam. Faktor dan berproduksi secara mandiri mampu menjadi Penggunaan Alat Produksi, Kualitas Garam, Efisiensi penggerak perekonomian petambak garam itu Waktu, Standardisasi Garam, inovasi teknologi sendiri. Produsen garam dengan luas lahan yang produksi, Perkembangan teknologi sektor industri memadai mampu menghasilkan garam dengan menjadi faktor utama mengapa produk garam kualitas industri dan mampu menyokong pemehunan impor memiliki nilai lebih dibandingkan dengan kebutuhan garam nasional. Namun sejauh ini banyak produk lokal. Faktor Hukum menjadi faktor peluang ditemukan beberapa masalah yang mengakibatkan impor garam diantaranya karena kurang efektifnya konsep Blue Economy belum bisa diterapkan seperti penentuan harga garam yang diatur dalam SKB yang diharapkan. Permasalahan utamanya berkaitan Mendag & KKP, tidak adanya Lembaga Representatif dengan rendahnya produksi garam nasional yang bagi petambak garam yang mampu melindungi dan mengakibatkan munculnya kebijakan impor memperjuangkan petambak garam, dan standarisasi garam. Kebijakan pemenuhan kebutuhan garam dan Peraturan SNI Wajib Garam beryodium. Peraturan nasional melalui impor garam akan mempengaruhi yang ada memanglah sangat bijak hanya karena pendapatan petambak dan diatur oleh regulasi. kendala keterbatasan petambak garam dan minimnya Semakin tingginya kebutuhan garam nasional harus teknologi canggih yang digunakan maka banyak diiringi juga dengan produktivitas garam nasional produk garam lokal dianggap tidak memenuhi yang tinggi. Jika tidak, yang terjadi adalah Indonesia standard. akan bergantung pada impor garam dari luar negeri. Selain itu adanya persepsi bahwa kualitas garam Meskipun begitu, hasil penelitian mennjukan lokal kurang berkualitas, dan harga yang lebih mahal bahwa nilai skoring untuk peluang impor lebih rendah menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah yang dibandikan dengan ancamannya. Skor Peluang harus segera diselesaikan. dilakukannya impor garam sebesar 39poin, sementara skor ancamannya adalah 53 poin. Dari nilai skoring Menurunnya pendapatan petambak garam yang didapatkan dapat diambil kesimpulan bahwa dikarenakan harga jual garam impor yang lebih meskipun banyak faktor yang mendorong Indonesia murah. Produk garam lokal banyak dianggap tidak untuk melakukan impor garam namun urgensi memenuhi standard dan kualitas yang lebih rendah, Indonesia melakukan impor garam masih belum akibatnya produk petambak garam lokal akan terlalu kuat. Pemerintah Bersama perusahaan Garam semakin sulit untuk bersaing di pasar. Di bawah ini dan petambak garam memiliki potensi besar untuk adalah gambar Model Causal Loop Diagram Impor menghindari impor garam. Alasan lainnya adalah Garam dan kaitanya Konsep Blue Economy. karena faktor perekonomian masyarakat pesisir terutama petambak garam yang kesejahteraannya Gambar.4 Model Causal Loop Diagram Pemenuhan Kebutuhan akan terancam jika produk impor lebih diunggulkan. garam nasional dalam mewujudkan Konsep Blue Economy Seperti yang dikatakan oleh Menteri perindustrian RI, Bapak Agus Gumiwang Kartasasmita bahwa “Impor garam adalah sebuah keterpaksaan yang harus dilakukan pemerintah”. Kaitan Impor Garam dan Konsep Blue Economy Prinsipnya penerapan konsep Blue Economy di wilayah pesisir berpengaruh dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan konsep Blue Economy itu sendiri memiliki dinamika pemikiran konsep pembangunan yang berkelanjutan dengan prinsip ekologis, ekonomi, dan lingkungan. Konsep Blue Economy tidak hanya terbatas pada hal itu namun juga berkaitan dengan penerapan pembangunan yang mandiri dan ketahanan pangan nasional. Kemandirian dan ketahanan pangan nasional dalam konsep Blue Economy merupakan basis utama yang diharapkan dapat terwujud. Pendekatan Konsep Blue Economy pada industri garam rakyat berpeluang lebih menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan. Pengelolaan tambak garam yang

ILMIAH 19BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Dengan adanya impor garam, aspek Catatan:1Berdasarkan Keppres No.12/2014 tentang kemandirian dan pemenuhan ketahanan pangan yang penggunaan kata Tiongkok untuk menggantikan kata menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan Cina Sejak Tahun 2010 Termasuk Kawasan Berikat bagi masyarakat yang ada pada konsep Blue Economy Diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan tidak dapat berjalan dengan baik. Kesejahteraan Cukai (PEB dan PIB) dan Data dikutip dari Publikasi masyarakat petambak garam dengan adanya impor Statistik Indonesia garam pun akan dipertanyakan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa impor garam dalam kondisi pemenuhan kebutuhan garam nasional dengan berbagai faktor kekurangan yang ada perlu dilakukan. Namun dengan potensi yang ada harus membawa Kesejahteraan bagi masyarakat. pengambilan kebijakan ini harus Sejalan dengan Konsep Blue Economy yang menekankan manfaat dan dampak tercapainya kesejahteraan bagi masyarakat. Kesejahteraan yang mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan dengan prinsip ekologis, ekonomi, dan lingkungan. Peningkatan sumberdaya manusia dan IPTEK harus ditingkatkan guna mengurangi urgensi impor garam. Pemerintah dengan perusahaan garam dan petambak garam diharapkan mampu bekerjasama dengan dasar asas kemadirian dalam pemenuhan kebutuhan garam nasional. 5. KESIMPULAN Kebijakan Pemerintah Indonesia melakukan impor garam untuk menjaga terpenuhinya kebutuhan garam nasional mungkin dianggap menjadi solusi yang cocok namun bukan solusi yang diinginkan dan bukan solusi jangka panjang. Segudang potensi maritim yang dimiliki Indonesia seharusnya mampu mencukupi kebutuhan garam nasional bahkan mengekspor garam ke luar negeri. Kebijakan impor garam yang dilakukan akan berdampak pada kesejahteraan petambak garam secara langsung. Berdasarkan hasil penelitian kaitanya dengan konsep Blue Economy, impor garam guna pemenuhan kebutuhan garam nasional untuk saat ini perlu dilakukan. Hal ini karena keterbatasan produksi garam di Indonesia yang masih belum mampu mencukupi kebutuhan garam nasional. Namun dengan potensi yang ada, impor garam harus memberikan dampak bagi Kesejahteraan bagi masyarakat dan diikuti dengan usaha untuk memproduksi garam sendiri di masa depan. Hal ini agar tercapai kemandirian dalam hal produksi garam di masa mendatang. BPS. 2021. Impor Garam Menurut Negara Asal Utama, 2010-2020. https://www.bps.go.id/statictable/2019/02/14/2013/impor-garam-menurut- negara-asal-utama-2010-2019.html (diakses pada 6 November 2021, Pukul 011.30 WIB). European Union (2018), “The 2018 annual economic report on EU Blue Economy: 5”, https://ec.europa.eu/maritimeaffairs/sites/maritimeaffairs/ files/2018-annual-economic-report-onblue-economy_en.pdf (Diakses pada 30 Oktober 2021). Izzaty dan Sony Hendra Permana. 2011. Kebijakan Pengembangan Produksi Garam Nasional. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 2, Nomor 2, Desember 2011 Prayuda, Rendi dan Dian Venita Sary. 2019. Strategi Indonesia Dalam Implementasi Konsep Blue Economy Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Di Era Masyarakat Ekonomi Asean. indonesian Journal of International Relations ISSN 2548-4109. PUSRISKEL LITBANG KKP. 2021. Revitalisasi Tata Kelola Tambak Garam dalam Kerangka Penerapan Ekonomi Biru pada Industri Garam Rakyat. http://pusriskel.litbang.kkp.go.id/index.php/en/litbang/air-laut-dan-garam/2014/601-revitalisasi-tata-kelola-tambak-garam-dalam-kerangka- penerapan-ekonomi-biru-pada-industri-garam-rakyat. (diakses pada 6 November 2021, Pukul 09.36 WIB). Putra, A. I Nengah. dkk. 2017. The Effect of Strategic Environment Change toward Indonesia Maritime Security: Threat and Opportunity. International Journal of Applied Engineering Research ISSN 0973-4562 Volume 12, Number 16 (2017) pp. 6037-6044

20 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH Lampiran Tabel 1. Data Impor Garam Indonesia Per Tahun 2010-2020 Sumber: BPS (2021)

ILMIAH 21BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Analisis Kesesuaian Lahan Produksi Garam Menggunakan Data Penginderaan Jauh dan Indeks Kesesuaian Garam (IKG) di Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur Azura Ulfa, A. A. Md. Ananda Putra Suardana, Rido Dwi Ismanto Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh, LAPAN-BRIN ABSTRAK Garam merupakan komoditas penting sekaligus peluang besar bagi Indonesia karena memiliki luas lautan yang besar dan garis pantai terpanjang keempat dunia. Akan tetapi permasalahan yang dihadapi yaitu belum adanya metode yang tepat dalam mendeteksi kesesuaian lokasi atau lahan untuk produksi garam yang baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan metode analisis kesesuaian lahan produksi garam di Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Penilaian kesesuaian lokasi produksi garam dalam penelitian ini dikembangkan dalam bentuk Indeks Kesesuaian Garam (IKG) dengan parameter curah hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban udara, kecepatan angin, suhu udara, kelerengan, dan tekstur tanah. Hasil penelitian ini menunjukkan Kecamatan Sreseh dan Torjun masuk ke dalam kelas kesesuaian S2 (cukup sesuai). Parameter iklim sulit untuk dikontrol, sehingga diperlukan inovasi atau teknologi bantuan yang dapat membantu mengurangi pembatas sehingga meningkatkan produktivitas garam di Kecamatan Sreseh dan Torjun. Kata Kunci : Produksi Garam, Indeks Kesesuaian Garam, Kesesuaian Lahan Tambak PENDAHULUAN METODE PENELITIAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang Lokasi Penelitian terdiri dari 17.504 pulau, di mana 2/3 wilayahnya adalah Lokasi Penelitian berada di Kecamatan Sreseh perairan atau laut (Lasabuda, 2013). Berdasarkan dan Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Provinsi World Resources Institute (WRI), panjang garis pantai Jawa Timur. Kabupaten Sampang merupakan Indonesia mencapai 95.181 km atau terpanjang kabupaten yang berada di sebelah utara bagian keempat di dunia. Salah satu potensi kekayaan laut timur Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur. Secara Indonesia adalah pengelolaan air laut sebagai bahan administratif, Kabupaten Sampang terletak di antara dasar pembuatan garam (Rusiyanto et al., 2013). 113o08' - 113o39' Bujur Timur dan 6o05' - 7o13' Lintang Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Garam merupakan salah satu hasil kekayaan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan laut yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pada Selat Madura, sebelah timur berbatasan dengan tahun 2020, kebutuhan garam nasional mengalami Kabupaten Pamekasan, dan sebelah barat berbatasan peningkatan dari 3 – 4,2 juta ton menjadi 4,5 juta dengan Kabupaten Bangkalan, serta memiliki luas ton. Perhitungan ini terdiri dari kebutuhan rumah wilayah sebesar 1.233,30 km², dengan 14 kecamatan. tangga sebanyak 321 ribu ton, kebutuhan industri Kabupaten Sampang memiliki iklim tropis basah 3,4 juta ton, dan kebutuhan lainnya sebesar 398 ribu dan kering dengan musim kemarau berlangsung ton (KKP, 2020). Hingga tahun 2020, Indonesia masih pada Bulan Mei-Oktober dan musim penghujan mengimpor garam sebanyak 2,92 juta ton, lebih besar berlangsung pada periode November-April. dari kuota impor pada tahun 2019 yang mencapai 2,6 juta ton (KKP, 2020). Permasalahan tersebut Kecamatan Sreseh dan Torjun merupakan dua disebabkan oleh teknologi produksi yang belum kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sampang memadai dan lokasi atau lahan produksi yang kurang yang terletak di bagian paling selatan Pulau Madura, tepat. dan pada bagian selatan langsung berbatasan dengan Laut Madura, serta merupakan wilayah pesisir yang Pemanfaatan data penginderaan jauh mampu cukup padat dengan aktivitas perikanan dan aktivitas menjawab permasalahan deteksi lokasi atau lahan lainnya. Kedua kecamatan ini memiliki karakteristik produksi garam yang tepat. Tujuan dari penelitian ini topografi yang sama, yaitu memiliki kelerengan 0-2 yaitu mengembangkan metode analisis kesesuaian % dengan ketinggian 0-2 mdpl. Bentanglahan yang lahan produksi garam di Kecamatan Sreseh dan terdapat di lokasi kajian adalah fluvial dengan aliran Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa sungai utama yaitu Sungai Beliga, memiliki Jenis Timur. Penilaian kesesuaian lokasi produksi garam tanah eutric fluvisols dengan tekstur dominan adalah dikembangkan dalam bentuk Indeks Kesesuaian liat berpasir. Garam (IKG).

22 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH Pemilihan kedua lokasi tersebut didasarkan pada di mana: potensi tambak garam dengan mempertimbangkan IKG : Indeks Kesesuaian Lokasi Produksi kontinuitas usaha produksi garam serta memiliki Ni : Nilai Parameter ke-i (bobot × skor) sumber bahan baku air laut dan air payau yang berasal Nmax : Nilai Maksimum dari suatu kategori dari muara sungai. Berikut merupakan peta lokasi kajian pada Gambar 1. Kriteria kesesuaian berdasarkan skor IKG adalah sebagaimana berikut ini: Gambar 1. Peta Lokasi Kajian > 85 % : Sangat sesuai (S1) 80-84 % : Cukup Sesuai (S2) Pengukuran Parameter Indeks Kesesuaian Garam 75-79 % : Sesuai bersyarat (S3) Data yang digunakan dalam penelitian ini < 75 % : Tidak sesuai (N) meliputi data sekunder, meliputi data citra satelit Citra HASIL DAN PEMBAHASAN Satelit Chirps Perekaman Januari-Desember 2020, Curah Hujan Citra Satelit Modis Perekaman Januari - Desember 2020, peta dasar dari RBI skala 1:25.000 yang diperoleh Rata-rata curah hujan di Kecamatan Sreseh dari Badan Informasi Geospasial (BIG), dan data iklim adalah sebesar 5,3 mm/tahun, sedangkan di yang bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi Kecamatan Torjun sebesar 4,8 mm/tahun. Hasil ini dan Geofisika (BMKG). menunjukkan Kecamatan Torjun memiliki rata-rata curah hujan lebih rendah dibandingkan Kecamatan Variabel penelitian meliputi parameter Sreseh. Semakin rendah curah hujan pada suatu dalam indeks kesesuaian garam (IKG) pada Tabel lokasi makan berdampak positif pada produksi garam 1 yang meliputi curah hujan (mm/tahun), lama (Purbani, 2006). Hasil nilai IKG curah hujan pada penyinaran matahari (jam/hari), kelembaban kedua lokasi sebesar 19,48, sehingga masuk ke dalam udara (%), kecepatan angin (m/s), suhu udara (oC), kategori S1. Berdasarkan hasil tersebut, tingkat rata- kelerengan (%), dan tekstur tanah. Curah hujan rata curah hujan sudah sangat sesuai sebagai lokasi dihasilkan dari hasil pengolahan citra satelit modis produksi garam. yang diolah menggunakan Google Earth Engine (GEE), suhu dihasilkan dari hasil pengolahan dengan Lama Penyinaran Matahari menggunakan citra satelit chirps menggunakan Lama penyinaran matahari di Kecamatan GEE, data kelembaban, kecepatan angin, dan lama penyinaran matahari dihasilkan dari pengolahan Sreseh dan Kecamatan Torjun memiliki hasil yang menggunakan interpolasi metode IDW di Software sama yaitu 6,1 jam/hari, sedangkan untuk hasil IKG ArcGIS. lama penyinaran matahari pada kedua lokasi tersebut Analisis Data sebesar 14,286, sehingga masuk ke dalam kategori S2. Berdasarkan hasil tersebut, lamanya penyinaran Analisis data dilakukan dengan menggunakan matahari pada kedua lokasi tersebut cukup sesuai analisis kuantitatif untuk memudahkan pengambilan sebagai lokasi produksi garam. Lamanya penyinaran kesimpulan terkait kesesuaian lokasi produksi garam. matahari sangat mempengaruhi tingkat penguapan Perhitungan didasarkan pada tingkat kesesuaian tujuh air bahan baku pembuatan garam, semakin lama indikator kesesuaian lokasi produksi garam. Tingkat penyinaran matahari maka semakin baik lokasi kesesuaian lokasi dihitung dengan menggunakan produksi garam (Tambunan et al., 2012). persamaan penilaian kelas kesesuaian fisik tambak garam pada Persamaan 1. Kelembaban Udara Kelembaban udara di Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Torjun memiliki hasil yang sama yaitu 77,3%. Berdasarkan hasil IKG kelembaban udara pada Kecamatan Sreseh memiliki nilai 14,286, sedangkan Kecamatan Torjun sebesar 9,524,. Berdasarkan hal tersebut, maka kedua lokasi tersebut masuk ke dalam kategori S3. Jika ditinjau dari tingkat kelembaban udara, maka nilainya masuk dalam kategori sesuai bersyarat sebagai lokasi produksi garam. Kelembaban udara juga mempengaruhi tingkat penguapan air bahan baku pembuatan garam, semakin lembab udara, maka semakin lama kristal garam yang dihasilkan (Triajie dan Insafitri, 2012).

ILMIAH 23BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Kecepatan Angin (%) dengan topografi yang datar. Nilai IKG kelerengan Berdasarkan analisis data kecepatan angin di pada Kecamatan Sereseh dan Torjun sebesar 19,04 (kategori S1). Berdasarkan nilai IKG kelerengan pada Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Torjun memiliki 2 kecamatan ini, menunjukkan kelas sangat sesuai hasil yang sama yaitu 2 m/s, sedangkan nilai IKG sebagai lokasi produksi garam. kecepatan angin pada kedua lokasi tersebut sebesar 4,762. Hasil tersebut masuk dalam kategori N. Tekstur Tanah Berdasarkan hasil tersebut jika ditinjau dari kecepatan Tekstur tanah pada Kecamatan Sreseh dan angina, maka masuk dalam kategori tidak sesuai sebagai lokasi produksi garam. Kecepatan angin juga Kecamatan Torjun memiliki jenis tekstur yang sama mempengaruhi tingkat penguapan air bahan baku yaitu liat berpasir dengan jenis tanah eutric fluvisols. garam (Tambunan et al., 2012). Nilai IKG pada Kecamatan Sreseh dan Torjun sebesar Suhu Udara 14,28 (Kategori S2) hal ini dikarenakan terdapat kandungan tekstur pasir yang memiliki pori makro Suhu udara pada Kecamatan Sreseh berkisar cukup banyak, sehingga mudah untuk meloloskan 30,2 oC, sedangkan pada Kecamatan Torjun berkisar air. Kategori S2 merupakan kelas cukup sesuai di 32,5 oC. Hasil ini menunjukkan Kecamatan Torjun mana lahan memiliki pembatas yang cukup berat memiliki suhu udara lebih tinggi dibandingkan untuk penggunaan yang lestari. Pembatas ini akan dengan Kecamatan Sreseh. Nilai IKG suhu udara mengurangi produktivitas atau keuntungan. pada Kecamatan Sreseh sebesar 14,286 (kategori S2), sedangkan Kecamatan Trojun sebesar 19,05 (kategori Berdasarkan hasil penilaian tingkat kelas S1). Berdasarkan hasil nilai IKG suhu udara Kecamatan kesesuaian lahan, maka Kecamatan Sreseh dan Torjun Sreseh cukup sesuai sebagai lokasi produksi garam, masuk ke dalam kelas kesesuaian S2 (cukup sesuai). sedangkan Kecamatan Torjun sangat sesuai sebagai Pembatas yang cukup dominan yaitu kecepatan lokasi produksi garam. Suhu udara mempengaruhi angin dan kelembaban udara. Parameter iklim ini pemanasan molekul air bahan baku garam (Tambunan sulit untuk dikontrol sehingga diperlukan inovasi et al., 2012). atau teknologi bantuan yang dapat membantu Kelerengan mengurangi pembatas agar produktivitas garam dapat ditingkatkan di Kecamatan Sreseh dan Torjun. Kelerengan pada Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Torjun memiliki nilai yang sama yaitu 1 Tabel 1. Nilai Parameter Indeks Kesesuaian Garam (IKG) Keterangan : S1 : Sangat Sesuai; S2 : Cukup Sesuai; S3 : Sesuai Bersyarat; N : Tidak Sesuai Tabel 2.Parameter Kesesuaian Lokasi Produksi Garam di Kecamatan Sreseh, Kabupaten, Sampang, Jawa Timur

24 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH Tabel 3 Parameter Kesesuaian Lokasi Produksi Garam di Kecamatan Torjun, Kabupaten, Sampang, Jawa Timur Berikut merupakan peta kesesuaian lahan tambak di Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Torjun pada Gambar 2. Gambar 2. Peta Kesesuaian Lahan Tambak Garam di Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Torjun

ILMIAH 25BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 KESIMPULAN kelas cukup sesuai (S2) terdapat pada parameter lama Penilaian kesesuaian lahan untuk tambak penyinaran matahari dan tekstur tanah. Kelas sesuai bersyarat (S3) terdapat pada kelembapan udara garam di Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Torjun, dan kelas tidak sesuai (N) terdapat pada kecepatan Kabupaten Sampang dilakukan menggunakan angin. Hasil penilaian tingkat kelas kesesuaian lahan pengembangan Indeks Kesesuaian Garam (IKG) menunjukkan Kecamatan Sreseh dan Torjun masuk ke dengan melakukan modifikasi parameter. Terdapat dalam kelas kesesuaian S2 (cukup sesuai). Pembatas tujuh parameter yang dinilai meliputi curah hujan, yang cukup dominan yaitu kecepatan angin dan lama penyinaran matahari, kelembaban udara, kelembapan udara. Parameter iklim ini sulit untuk kecepatan angin, suhu udara, kelerengan, dan tekstur dikontrol sehingga diperlukan inovasi atau teknologi tanah, menggunakan analisis penginderaan jauh dan bantuan yang dapat membantu mengurangi sistem informasi geografis. Nilai IKG pada Kecamatan pembatas sehingga meningkatkan produktivitas Sreseh dan Torjun memiliki hasil yang cukup sama. garam di Kecamatan Sreseh dan Torjun. Parameter dengan kelas sangat sesuai (S1) terdapat pada curah hujan, kelerengan, dan suhu. Sedangkan Lasabuda, R. 2013. Pembangunan Wilayah Peisisr Dan Lautan Dalam Perpektif Negara Keulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax. 1 (2): 92-101 Rusiyanto, E. Soesilowati, Jumaeri. 2013. Penguatan Industri Garam Nasional Melalui Perbaikan Teknologi Budidaya dan Difersifikasi Produk. J. Sains dan Tekn., vol 11, no 2. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 2020. Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2020. Pusat Data Statistik dan Informasi (Pusdatin), Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Kurniawan, A., A. Aziz Jaziri., A. Aziz Amin., L. Ni’matus Salamah. 2019. Indeks Kesesuaian Garam (IKG) untuk Menentukan Kesesuaian Lokasi Produksi Graam; Analisis Lokasi Produksi Garam di Kbaupaten Tuban dan Kabupaten Probolinggo. Volume 3, No. 2 hal 236-244 Purbani, D. 2006. Proses Pembentukan Kristalisasi Garam. Pus. Ris. Wil. Laut dan Sumberd. Nonhayati, Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia: Jakarta. Tambunan B. R., Hariyadi, A. Santoso. 2012. Evaluasi Kesesuaian Tambak Garam Ditinjau Dari Aspek Fisik Di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. J. Mar. Res., vol. 1, no. 2, hal 181–187. Triajie, H., Insafitri. 2012. Efektifitas Aditif Non-Kimia dalam Mempercepat Proses Kristalisasi dan Meningkatkan Kualitas Produksi Garam Rakyat di Madura. Jurnal Rekayasa. Volume 5, No. 2. ISSN: 0216-9495.

26 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH Potensi Blue Economy Indonesia: Tambak Garam di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur Salsabila Cherish Okcavia Prodi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan Republik Indonesia ABSTRAK Berdasarkan keragaman maritim yang dimiliki Indonesia, negara kita memiliki kekayaan sumber daya laut yang dapat dimanfaatkan kegunaannya dengan pendekatan blue economy. Sumber daya laut Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai potensi ekonomi nasional salah satunya adalah komoditi garam. Dengan kekayaan laut yang kita miliki, Indonesia masih melakukan impor garam karena ada ketimpangan antara permintaan dan produksi garam nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tambak garam di Indonesia dapat digunakan untuk mengurangi ketergantungan impor garam nasional. Untuk menghadapi masalah ketimpangan ini, terdapat upaya untuk membuka lahan tambak garam di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bersamaan dengan upaya modernisasi pengolahan tambak garam berbasis inovasi dan teknologi. Beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung produksi garam dalan negeri adalah Rumah Prisma TuF Geomembran, Pompa Kincir Sumbu Vertikal dan Smart House Salt Maker (SHASA). Dengan menggunakan teknologi- teknologi tersebut, diharapkan produksi petani garam mampu mengurangi impor garam dan menjadikan Inodnesia sebagai negara maritim yang berjaya dan mandiri. Kata Kunci: Blue Economy, Garam, Inovasi & Teknologi, Nagekeo, NTT, Tambak Garam. PENDAHULUAN Sulitnya mencapai produksi garam tahunan ini Indonesia menjadi negara dengan luas maritim disebabkan karena proses produksi garam kita masih menggunakan alat tradisional dan manual, sehingga terbesar di dunia. Dengan luas domain laut yang produk yang dihasilkan bergantung pada perubahan dimiliki, di dalamnya terdapat berbagai macam musim, dengan waktu produksi yang lama dan kualitas sumber daya laut yang melimpah. Berdasarkan yang berbeda-beda. Berdasarkan permasalahan ini, keragaman laut ini, negara kita memiliki kekayaan pemerintah merespon dengan Laporan Tahunan sumber daya laut yang dapat dimanfaatkan Kemenko Marves tahun 2020 bertujuan membuka kegunaannya. Sumber daya laut dapat dimanfaatkan tambak garam di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara sebagai potensi ekonomi nasional. Ekonomi berbasis Timur (Kemenko Marves, 2020). Lokasi ini dipilih laut ini dikenal dengan istilah blue economy, yang dengan kualitas terbaik untuk upaya swasembada diproyeksikan potensi laut kita mampu menghasilkan garam nasional, lahan ini dinilai berpotensi untuk 1,772 triliun per tahun. Hasil ini setara dengan 93% meningkatkan produksi garam nasional. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) tahun 2018 (Laman Resmi Republik Indonesia, 2018). Produksi garam di Indonesia bersifat fluktuatif, disebabkan karena negara ini masih Berdasarkan potensi ekonomi laut yang menggunakan peralatan sederhana dan bergantung kita miliki, faktanya hingga saat ini Indonesia masih pada sinar matahari untuk membuat garam. melakukan impor garam. Garam digunakan hampir Garam dihasilkan dengan proses penguapan pada seluruh kebutuhan pangan dan industri, dan pengendapan. Kedua proses ini sepenuhnya menyebabkan peningkatan kebutuhan garam bergantung pada iklim dan cuaca (KKP, 2019). Saat ini setiap tahunnya. Fenomena ini tidak diiringi dengan salah satu hambatan dalam produksi garam adalah ketersediaan garam yang memadai, sehingga untuk curah hujan yang tinggi. Dengan adanya hujan, memenuhi kebutuhan garam nasional negara kita proses penguapan dan pengkristalan garam dapat melakukan impor. Bagi negara yang memiliki wilayah dipastikan tidak berjalan secara optimal. Untuk saat maritim terluas di dunia, hal ini menjadi tantangan ini, cuaca seringkali berubah secara acak dan sulit besar yang perlu diselesaikan. untuk diprediksi. Bila hal ini dibiarkan, Indonesia akan selamanya bergantung pada impor garam dan tidak Untuk mengurangi impor garam, Indonesia mampu mengoptimalisasi potensi ekonomi laut yang dipastikan harus meningkatkan produksi garam dimiliki. nasional. Upaya ini terlihat dari pembentukan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia sebagai negara dengan garis (RPJMN) tahun 2020-2024 tentang optimalisasi pantai terpanjang di dunia, memiliki potensi blue produksi garam (Badan Pengawas Keuangan RI, 2020). economy yang melimpah. Untuk merealisasikan Tujuan kita pada tahun 2020 dapat menghasilkan maritim yang berdaulat dan berkelanjutan, negara garam sebanyak 3 juta ton, yang akan meningkat ini harus mampu memanfaatkan kekayaan sumber pada tahun 2021 menjadi 3,1 juta ton. Kenyataannya, daya lautnya. Untuk mengoptimalisasi potensi blue hingga saat ini Indonesia hanya mampu memproduksi economy di Indonesia, dibutuhkan adanya inovasi baru garam sebanyak 1,3 juta ton saja.

ILMIAH 27BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 yang dapat menyelesaikan hambatan-hambatan yang cuaca yang seringkali berubah. Perubahan cuaca yang ada. Dengan membuka tambak garam di Nagekeo, ekstrim dapat mempengaruhi produksi garam secara NTT diharapkan kebijakan ini dapat mengantarkan fluktuatif setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian Indonesia menjadi negara yang mandiri dan makmur sebelumnya menyatakan, bahwa tingginya curah atas kekayaan sumber daya lautnya sendiri. hujan dapat menyebabkan rendahnya produksi garam (Intan, 2020). Garam dibuat menggunakan METODE PENELITIAN proses penguapan dan pengendapan, yang keduanya Penelitian ini menggunakan metode penelitian bergantung pada cuaca dan iklim. Produksi garam Indonesia menjadi semakin pelik karena cuaca saat kualitatif dengan Penelitian Kepustakaan. Menurut ini sulit diprediksi, sehingga mempengaruhi produksi John W. Creswell, metode kualitatif merupakan garam nasional yang rendah. pendekatan untuk mengeksplorasi dan memahami interaksi dalam fenomena sosial (Creswell, 2017). Garam nasional dibedakan menjadi 2 kategori, Metode penelitian ini menyuguhkan argumen untuk konsumsi dan industri. Perbedaan keduanya dan analisis dengan tujuan untuk mendapatkan terletak pada kandungan senyawa Natrium chloride pemahaman secara menyeluruh. Penelitian (NaCl) masing-masing. Garam konsumsi memiliki Kepustakaan juga seringkali dikenal dengan kandungan NaCl lebih dari 94%, sedangkan garam pendekatan studi Literatur, dengan mendapatkan industri memiliki kandungan NaCl lebih dari data yang berasal dari buku, jurnal, laporan atau 97%. Hingga saat ini, Indonesia belum mampu pernyataan resmi yang disampaikan oleh institusi atau menghasilkan garam industri dalam jumlah yang organisasi nasional maupun internasional. besar. Sehingga industri Chlor Alkali Plant (CAP) setiap tahunnya membutuhkan sebanyak 55% garam Data informasi yang terkumpul di berkaitan industri dengan kandungan NaCl di atas 97% (Aligori, dengan Blue Economy dan Potensi Tambak Garam di 2013). Demikian, garam hanya digunakan untuk Nusa Tenggara Timur. Data-data ini dapatkan dengan kebutuhan pangan nasional saja sedangkan garam cara mengakses website resmi. Berdasarkan data yang industri didapatkan dari impor. terkumpul, penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data dengan analisis deskriptif kualitatif. Model Produksi garam nasional yang tidak mampu ini dapat digunakan untuk menjelaskan pemahaman memenuhi kebutuhan nasional ini, semakin lama terkait alur logika analisis data sekaligus memberikan memunculkan ketimpangan yang cukup besar. Dalam kesimpulan terhadap permasalahan pada fenomena upaya memenuhi ketimpangan tersebut, Indonesia yang ada. memutuskan untuk melakukan impor garam. Impor dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan PEMBAHASAN karena negara lain mampu menghasilkan komoditi Impor Garam di Indonesia garam dengan kualitas yang lebih baik disertai dengan harga yang lebih murah (Gibran, 2015). Sampai hari ini, Garam seringkali ditemukan dalam kehidupan terdapat kontradiksi bahwa kita dikategorikan sebagai sehari-hari, dengan kekayaan maritim yang dimiliki negara maritim tetapi masih bergantung pada impor menjadikan hal ini dinilai sebagai komoditi strategis garam hingga saat ini. Pemerintah selalu berupaya bagi Indonesia. Dengan luas laut yang kita miliki, untuk mengurangi ketergantungan Indonesia dinilai telah cukup untuk memenuhi permintaan terhadap impor garam. kebutuhan garam nasional. Tetapi, kenyataannya negara kita masih berada di peringkat 30 dari 60 Impor Garam di Indonesia negara penghasil garam di dunia (Jamil, 2017). Kondisi Dunia saat ini mengalami banyak perubahan, ini, pada akhirnya berimplikasi pada ketimpangan dengan tingginya permintaan tidak bisa dibarengi sehingga terbentuk pergeseran makna dan dengan tingginya produksi. pemahaman. Konsep blue economy telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Dengan pemahaman akan Ketimpangan ini disebabkan karena negara ini pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan belum maksimal melakukan penggarapan tambak memanfaatkan potensi laut dan wilayah pesisir garam. Berdasarkan data yang tersedia, Indonesia (Colgan, 2018). Setiap negara mulai fokus terhadap belum memanfaatkan luas lahan yang dapat wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan digunakan sebagai tambak garam (Ihsannudin, 2016). hukum yurisdiksi mereka masing-masing. Dengan Garam yang diproduksi oleh perusahaan PT. Garam, keleluasaan mereka dalam mengatur wilayahnya, merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara beberapa negara sudah mulai mengembangkan (BUMN) yang memproduksi garam sebesar 30% strategi ekonomi berbasis laut. Perhatian ini dimulai dari total produksi nasional (Tempo, 2015). Produksi saat manusia mulai menyadari potensi ekonomi yang nasional tersebut didapatkan dari pemanfaatan lahan didapatkan dari pemanfaatan kekayaan laut. hanya 71% dari total lahan yang tersedia, dengan sisa lainnya belum dikembangkan dengan baik. Dunia mulai memberikan perhatiannya terhadap potensi blue economy. Banyak kebijakan Belum diupayakan optimalisasi lahan tambak nasional yang telah dibentuk dalam beberapa garam yang berpotensi menjadi salah satu alasan tingkatan yang biasanya direncanakan dalam policy produksi garam nasional ini tidak berkembang. papers. Khususnya kebijakan blue economy ini Produksinya diperburuk dengan kondisi iklim dan dilakukan pada negara-negara wilayah Indian Oceans,

28 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH seperti India, Australia, Indonesia, Mauritius dan lokasi tambak garam. Tambak garam menjadi sarana Seychelles (Colgan, 2018). Kebijakan antar negara ini untuk lapangan pekerjaan bagi masyarakat pesisir dapat berbeda-beda, karena bergantung pada sumber pantai. Potensi ini selain dimanfaatkan dari segi daya yang dimiliki oleh setiap negara. Berdasarkan ekonomi, juga dapat digunakan untuk mendorong potensi sumber daya yang dimiliki, blue economy kesejahteraan masyarakat dan mengurangi fokus dalam meningkatkan potensi ekonomi yang tingkat kemiskinan pada masyarakat pesisir pantai dapat dihasilkan dari sumber daya laut yang terbatas. (Kusumastanto & Satria, 2012). Menurut Bueger, domain maritim memiliki Tambak Garam di Kabupaten Nagekeo, Nusa keterkaitan dengan perkembangan ekonomi yang Tenggara Timur (NTT) disebut sebagai blue economy (Bueger, 2015). Kesadaran yang bersumber dari pemahaman ekonomi Dengan potensi garam yang telah dimiliki, tidak hanya bersumber dari daratan saja. Tetapi Indonesia memberikan respon yang signifikan. semakin lama, muncul bahwa laut menyediakan Berdasarkan laporan hasil kegiatan Bidang Koordinasi potensi ekonomi yang dapat diolah dan dimanfaatkan. Sumber Daya Maritim tahun 2020, terdapat rencana Kesadaran ini muncul pada pemikiran beberapa Penataan Lahan Garam di Nusa Tenggara Timur negara dengan kesadaran terjadinya shifting dari (NTT). Rencana ini akan ditindaklanjuti oleh Kemenko pemanfaatan potensi darat lama kelamaan menjadi Marves bersamaan dengan Kementerian Agraria laut. Terdapat potensi laut yang menjanjikan, dan Tata Ruang (Kemen ATR). Kabupaten Nagekeo, sehingga dibentuk agreements & protocols seperti dinilai memiliki potensi tinggi untuk mendukung Sustainable Development Goals poin 14, conservation tujuan swasembada garam nasional. Potensi yang & sustainable use of ocean, sea and marine resources ditemukan, wilayah ini berpotensi untuk mengurangi for Sustainable Development (UN, 2019). Juga dengan ketergantungan impor serta meningkatkan dibentuknya RIO+ 20, Ocean as natural capital, good kesejahteraan masyarakat setempat. business, integral to Pacific SIDS & fisheries livelihoods (UN Educational, 2021). Kabupaten Nagekeo termasuk pada daerah yang beriklim tropis, sehingga perubahan suhu Untuk mengembangkan potensi blue economy, tidak dipengaruhi oleh pergantian musim tetapi salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dipengaruhi oleh ketinggian dari permukaan laut mengembangkan inovasi. Negara memungkinkan (RPIJM Nagekeo, 2021). Dengan total luas wilayah untuk melakukan inovasi terhadap barang dan Kabupaten Nagekeo yang meliputi daerah pesisir jasa dari sumber daya laut. Inovasi dalam blue pantai utara dan selatan. Kondisi iklim di Nagekeo economy telah dilakukan oleh Amerika Serikat, juga tergolong kering karena dipengaruhi oleh angin Kanada dan kawasan Eropa. Dengan adanya Muson, dengan musim hujan yang pendek (sekitar kemajuan penggunaan teknologi diharapkan dapat bulan November – Mei). Dengan curah hujan rata- mentransformasi blue economy menjadi sarana yang rata sebesar 1,000 – 1,500 mm/tahun. Curah hujan efektif dalam pengembangan ekonomi di masa depan menentukan suhu minimum Nagekeo adalah 22.8 (Colgan 2018). Dengan penggunaan teknologi, blue – 19.8 derajat Celcius, dengan suhu maksimum economy tidak hanya dipandang sebagai aktivitas 34.8 derajat Celcius (RPIJM Nagekeo, 2020). Kondisi ekonomi saja, tetapi juga membentuk sektor ini ini merupakan keunggulan yang dimiliki Nagekeo sebagai emerging sectors & industries. untuk membangun tambak garam. Mereka akan mengembangkan industri garam yang berpusat di Kemajuan teknologi dapat mendominasi Kecamatan Aesesa dan Wolowae (Kaburea). perkembangan blue economy di masa depan, apalagi dengan energi terbarukan yang dapat ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian yang Seperti ketersediaan minyak & gas yang terdapat dikembangkan oleh PT Cheetham Salt Indonesia, di dasar laut. Strategi untuk menjalankan inovasi Kabupaten Nagekeo menjadi lokasi terbaik untuk harus fokus pada research & education, bila kedua pengembangan garam industri di Indonesia sektor ini ditingkatkan maka akan membuka potensi (Cheetham, 2014). Nagekeo menjadi prioritas utama lapangan pekerjaan (Colgan, 2018). Tidak diragukan untuk pengembangan lahan dengan air laut dan lagi, lama kelamaan blue economy menjadi stimulus curah hujan yang memadai. Kualitas garam yang penggunaan dan perkembangan kapasitas teknologi. dapat dihasilkan dari Nagekeo sama seperti hasil Hal ini disebabkan karena teknologi menjadi salah satu industri garam di Australia. Mereka memiliki rencana hal yang penting dalam inovasi. Inovasi merupakan untuk membangun jeti dengan kemampuan angkut gabungan dari beberapa elemen yang berinteraksi 10,000 – 15,000 ton per hari, dengan dermaga di untuk membentuk kondisi ekonomi yang sukses. Pelabuhan Marapokot (Cheetham, 2014). Potensi ekonomi yang baru, memiliki potensi Potensi garam di NTT tersebar di 15 kabupaten dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan kota. Sekretaris Dinas Perindustrian, Johnny Pandie salah satunya adalah garam (King, 1995). Tidak semua menyatakan dengan melakukan pengembangan negara yang memiliki pantai dapat mengembangkan industri garam di kawasan ini dapat mengikuti potensi produksi garam, tetapi Indonesia menjadi arah dan kebijakan nasional untuk mendukung salah satu negara dengan potensi produksi garam swasembada garam nasional. Standar industri untuk tertinggi di dunia. Indonesia memiliki luas pantai yang mendukung swasembada garam dibutuhkan 20,000 menyediakan ‘modal’ untuk dimanfaatkan sebagai ha sedangkan NTT mampu memberikan 60,000 ha

ILMIAH 29BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 (Media Indonesia, 2021). Tahun 2017, terdapat 7 pada sinar matahari. Seringkali, saat curah hujan kabupaten yang dapat dimanfaatkan sebagai tambak tinggi, petani terancam gagal panen karena proses garam, yaitu Kupang, Ende, Timor Tengah Utara, Alor, penguapan air lautnya tidak berjalan maksimal (KKP, Sumba Timur, Manggarai dan Nagekeo. Perindustrian 2017). NTT mendorong warga pesisir menghasilkan Garam Rakyat berteknologi Geomembran dengan pelatihan Iklim sebagai sumber energi utama yang kelompok masyarakat untuk mengolah garam untuk sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan garam. kebutuhan sehari-hari (Media Indonesia, 2021). Beberapa hal ini dinyatakan sebagai iklim yang optimal untuk membuat garam, yaitu (KKP, 2017): Walaupun masyarakat telah diberikan pelatihan 1. Curah hujan kecil dengan curah hujan tahunan yang memadai, masalah utama yang dihadapi produsen garam lokal saat ini belum tersedianya antara 1,000 – 1,300 mm/tahun. refinery garam. Mereka belum memiliki teknologi 2. Memiliki kondisi kemarau panjang yang kering, untuk melakukan proses pengkristalan dan pemurnian garam dengan pengolahan yang modern (Kemenkeu, yaitu saat kemarau tidak pernah terjadi hujan. 2017). Walaupun kawasan Nagekeo memiliki curah Dengan durasi kemarau kering minimal 4 bulan hujan yang rendah, tetapi saat ini cuaca sulit untuk (120 hari(. diprediksi. Cuaca yang berganti secara acak juga 3. Memiliki suhu atau penyinaran matahari yang dapat menghambat produksi garam di Nagekeo. cukup, jarang berkabut. Semakin panas, maka Untuk menghindari gagal panen garam, dibutuhkan penguapan air laut semakin cepat. inovasi teknologi untuk menyelesaikan masalah ini. 4. Memiliki kelembaban rendah, semakin kering udara maka semakin cepat juga proses Dengan inovasi teknologi yang memadai, penguapannya. garam dapat diproduksi lebih banyak dalam waktu yang singkat tanpa terganggu oleh cuaca yang Secara umum, pembuatan garam air laut berubah-ubah. Dengan teknologi yang lebih canggih, dengan metode ini dilakukan proses penguapan dan petani garam tetap bisa mengolah proses pembuatan pemisahan garam menggunakan proses kristalisasi garam tanpa ada resiko gagal. Teknologi menjadi (Assadad & Utomo, 2011). Metode sederhana ini penting untuk mengembangkan blue economy di menghasilkan garam dalam waktu yang lama dengan Indonesia. Karena menurut laporan warga setempat, kualitas yang belum memenuhi kebutuhan garam sejauh ini pengolahan garam masih dilakukan secara industri. konvensional, sehingga membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang. Dengan teknologi yang Rumah Prisma Geomembran terbatas pun menghasilkan garam dengan kualitas Untuk memperbaiki kondisi ini, dibutuhkan yang tidak begitu baik. adanya transformasi teknologi produksi garam. HASIL DAN PEMBAHASAN Modernisasi dan transformasi menerapkan Teknologi Teknologi Tambak Garam yang Tahan Cuaca Ulir Filter (TuF) Geomembran. Teknologi ini merupakan sistem produksi garam dengan air laut pada kolam Dalam produksi garam, terdapat beberapa penampungan. Dilakukan filtrasi, yang nantinya metode yang dapat digunakan. Mayoritas petani akan diarahkan pada meja kristalisasi untuk proses garam di Indonesia menggunakan metode tradisional penguapan (Habi, 2021). Dengan menggunakan dengan peralatan dan cara yang sederhana. Dengan geomembran¸ hasil panen garam meningkat metode ini, petani hanya membutuhkan lahan yang dibandingkan denan pengolahan tradisional. Produksi luas untuk proses penguapan dan alat mengalirkan air garam menggunakan proses tradisional hanya laut ke tempat penguapan. Air laut akan ditampung menghasilkan 60 – 80 ton per hektar dalam sekali pada sepetak tanah luas dengan memanfaatkan panen (waktu panen bisa mencapai 4 minggu sekali). pasang surut air laut. Terdapat penutup yang bisa Sedangkan teknik geomembran dapat menghasilkan dibuka saat air sedang pasang dan ditutup saat air 120 – 140 ton per hektar dalam kurun waktu 2 minggu sedang surut. Proses ini pada akhirnya lahan tersebut sekali (BeritaSatu, 2021). terisi oleh air laut yang siap diuapkan. Pada awalnya teknik geomembran Nantinya, air tersebut akan dipanaskan dengan digunakan hanya untuk alas petak garam, agar menggunakan sinar matahari hingga terjadi proses mempercepat proses penguapan. Tetapi, teknik penguapan. Air laut yang terkumpul akan dijemur di ini dimodifikasi oleh petani Desa Sedayulawas, bawah sinar matahari, seringkali disebut sebagai Solar Lamongan, Jawa Timur menjadi Rumah Prisma Evaporation (BPP Kemendag, 2021). Saat air menguap, TuF Geomembran (Kurniawan, 2019). Rumah ini akan menyisakan butiran kristal yang akan dipanen berbentuk prisma yang diciptakan untuk produksi menjadi garam. Saat proses penguapan dinilai garam. Dasar rumahnya menggunakan geomembran, maksimal, selanjutnya lahan tersebut akan dipenuhi untuk bangunannya dibentuk rangka seperti prisma oleh garam yang siap untuk dipanen. Dalam kondisi dan atapnya menggunakan plastik geothermal. ini, petani dapat mengambil hasil panen untuk dijual Bentuk prisma dipilih karena dinilai lebih tahan angin, di pasaran. Berdasarkan proses pembuatannya, dapat tambak garam berbentuk tanah lapang yang luas, disimpulkan pembuatan garam sangat bergantung berpotensi banyak angin. Angin mampu memecah panas dari matahari pada petak garam, sehingga

30 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH dibentuk prisma agar panas matahari menjadi fokus dengan metode tradisional, proses pemindahan air untuk proses penguapan air laut yang maksimal. laut ke tambak garam membutuhkan waktu 8 – 10 hari. Bentuk prisma menyebabkan proses penguapan Sedangkan dengan teknologi Pompa Kincir Sumbu semakin cepat dan menghasilkan garam dengan Vertikal, hanya membutuhkan 3 – 4 hati saja. Pompa kualitas yang sangat baik. ini memiliki proses kerja sebagai berikut, air laut yang bersih dan telah disaring akan masuk ke mesin. Air Perbedaan hasil panen garam tanpa laut itu nantinya masuk ke dalam mesin lainnya, akan geomembran menghasilkan 60 ton per hektar. diputar secara vertikal menghasilkan baume yang Dengan menggunakan alas geomembran, rata-rata lebih tinggi untuk diendapkan menjadi garam (Deputi menghasilkan 120 – 125 ton per hektar (Ardiyanto, Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, 2018). 2017). Tetapi, dengan menggunakan prisma ini dapat menghasilkan 400 ton per hektar. Petani Penggunaan kincir sumbu vertikal dinilai aman tidak lagi bergantung pada musim kemarau untuk dan tahan terhadap badai dan perubahan angin. memproduksi garam. Garam yang diproduksi juga Penemuan ini menjadi terobosan baru Kementerian memiliki kualitas yang setara dengan garam industri Kelautan & Perikanan (KKP) sebagai program kerja (kadar NaCl di atas 97%). Hal inilah yang menjadi 2021 – 2024. Program ini bertujuan untuk memulihkan keunggulan dalam menggunakan rumah prisma, ekonomi masyarakat dan penyerapan tenaga petani mampu menghasilkan garam berkualitas kerja. Tujuannya untuk menghasilkan sumber daya tinggi dan bisa memproduksi garam sepanjang kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Inovasi tahun tanpa resiko gagal. ini berdasarkan hasil inovasi yang dilakukan melalui Instalasi Pengembangan Sumber Daya Air Laut (IPSAL) Untuk proses produksi sepanjang tahun, di bawah Pusat Riset Kelautan (KKP, 2021). Inovasi ini petani garam lebih dulu mengumpulkan air laut menjadi alternatif dari kincir kayu konvensional yang untuk disimpan dalam banker sebesar 1,000 m2 digunakan untuk memindahkan air laut ke petak (Ardiyanto, 2017). Fungsi dari bunker ini adalah garam. Tetapi, penggunaannya seringkali mencelakai untuk melindungi air laut dari hujan. Air laut yang petani garam hingga menyebabkan kematian. telah dikumpulkan dan diendapkan disebut sebagai air tua, bila air tersebut tercampur oleh hujan, Pompa Sumbu Vertikal ini dapat memompa maka tingkat salinitas air laut akan terganggu. air dengan rata-rata 19 liter/menit, dinilai efektif Saat kondisi air laut tidak optimal lagi, maka air tua untuk memindahkan air laut tanpa merusak dasar akan terbuang secara sia-sia. Maka dari itu, air laut tambak. Dengan air yang dipompa masuk, tidak akan dikumpulkan pada bunker dan distribusikan menuju mengganggu proses pembentukan kristal garam (KKP, petak-petak rumah prisma, diinkubasi selama 4 2021). – 7 hari maka dihasilkan garam sebesar 100 ton. Dengan menggunakan teknik ini, petani mampu meningkatkan angka panen hingga 300% per tahun, bila dibandingkan dengan teknik konvensional yang biasanya dilakukan (Ardiyanto, 2017). Untuk meningkatkan produksi garam yang lebih baik, produksi garam harus menggunakan teknologi yang tidak bergantung pada cuaca panas. Walaupun di musim penghujan, petani garam masih bisa memproduksi garam. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan RISTEK BRIN, produksi garam non teknologi per hektar lahan menghasilkan sebanyak 130 ton per tahun (Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, 2018). Sedangkan lahan dengan teknologi tinggi dapat meningkatkan produksi menjadi 390 ton per hektar lahan. Ternyata, dengan menggunakan metode tradisional terdapat 2 hambatan yang dihadapi petani dalam memproduksi garam, yaitu durasi pembuatan dan kualitas yang memadai. Pompa Kincir Sumbu Vertikal Dengan cuaca yang tinggi, garam dihasilkan sebanyak 1,2 – 1,6 juta ton per tahunnya (Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, 2018). Butuh adanya proses pengendapan yang lebih cepat. Bila pengendapan ingin dilakukan lebih cepat, petani garam membutuhkan teknologi baru yang disebut sebagai Pompa Kincir Sumbu Vertikal. Biasanya

ILMIAH 31BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Smart House Salt Maker (SHASA) Penemuan ini dihasilkan oleh anak bangsa, bernama Muhammad Arif Billah dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan instalasi tambak garam yang dinamakan Smart House Salt Maker (SHASA). Penemuan instalasi ini dicetuskan di masa pandemi Covid-19 yang merugikan banyak sektor, salah satunya adalah industri garam. Tidak hanya berdampak pada harga garam yang anjlok karena pandemi, tetapi dengan cuaca yang tak menentu menyebabkan petani garam sulit melakukan produksi di masa ini. Sulitnya produksi garam ini pada akhirnya berimplikasi terhadap peningkatan impor garam yang dilakukan oleh pemerintah. Gambar 2. Instalasi Pengembangan Sumber Daya Air Laut (KKP & BRSDMKP, 2021) Gambar 3. Improving the Quality of Local Salt, ITS Student Initiate SHASA. (Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2021)

32 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 ILMIAH Dalam menghadapi permasalahan ini, dibentuk Walaupun faktanya, berdasarkan kekayaan laut instalasi SHASA sebagai instalasi untuk menghasilkan yang kita miliki hingga saat ini ternyata Indonesia garam tanpa terpengaruh oleh perubahan cuaca. masih melakukan impor garam untuk memenuhi Bentuk dari instalasi ini berupa salt house dengan kebutuhan nasionalnya. Negara ini hanya mampu bentuk setengah lingkaran, di bawahnya terdapat menghasilkan garam pangan (garam dengan kadar petak garam yang dilengkapi oleh lampu penghangat NaCl kurang dari 94%), sedangkan kebutuhan garam (ITS, 2021). Lampu penghangat ini digunakan untuk industri (garam dengan kadar NaCl di atas 97%) tidak meningkatkan suhu air laut di petak garam, dengan terpenuhi. Tingginya permintaan ini, tidak disertai kontrol otomatis yang dihubungkan oleh Adruino dan dengan tingginya laju produksi garam dalam negeri. sensor. Instalasi ini menggunakan empat sensor yang Sehingga, setiap tahunnya negara kita melakukan berbeda dengan kegunaannya masing-masing, yaitu impor yang seringkali jumlahnya meningkat setiap sensor yang dapat mengidentifikasi cahaya, hujan, tahun. Indonesia sebagai negara maritim terbesar tingkat salinitas, temperatur dan kelembapan. Sensor idealnya tidak perlu melakukan impor garam demi ini digunakan untuk mendeteksi perubahan cuaca, kebutuhan domestiknya. Maka, sebisa mungkin kita sehingga instalasi ini dapat beradaptasi dengan upayakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai perubahan-perubahan yang ada. negara maritim yang mandiri. BerdasarkanpenjelasanArif,saatcuacamendung Salah satu cara untuk mengatasi ketimpangan atau hujan menyebabkan suhu akan turun dan proses ini dengan mendorong laju produksi garam dalam penguapan tidak berjalan maksimal. Alatnya mampu negeri. Dalam upaya meningkatkan produksi garam mendeteksi hujan dan otomatis lampu penghangat saja ditemui banyak hambatan, salah satunya adalah SHASA akan menyala untuk melanjutkan proses curah hujan yang tinggi. Permasalahan utamanya, kristalisasi. Begitu pula dengan perubahan-perubahan para petani garam di Indonesia masih menggunakan lainnya, SHASA akan terprogram untuk beradaptasi pengolahan dengan metode tradisional dan peralatan dengan kondisi yang ada. Untuk ukurannya, SHASA sederhana. Mayoritas dari mereka bergantung pada membutuhkan petak garam seluas 7 x 8 meter untuk cuaca dan panas matahari untuk proses penguapan menghasilkan 500 kg garam. Bila satu kilogram garam air laut hingga garam dapat di panen. Dengan kondisi dihargai sebesar Rp12,000 maka petani mendapatkan saat ini, curah hujan tidak dapat diprediksi secara keuntungan yang besar tanpa resiko gagal panen. pasti sehingga produksi garam menjadi fluktuatif Diharapkan dengan mengimplementasikan SHASA, cenderung berkurang setiap tahunnya. petani garam mampu meningkatkan produksi serta kesejahteraan mereka. Di lain sisi, pemerintah juga Untuk meningkatkan produksi garam, dapat mengurangi kuota impor garam (ITS, 2021). Kemenko Marves melihat adanya potensi tambak garam yang dapat dibangun di kawasan Nagekeo, KESIMPULAN NTT. Dengan ditambahnya tambak garam, Sebagai negara maritim terbesar di dunia, diharapkan dapat meningkatkan produksi garam sesuai dengan kebutuhan nasional. Tidak hanya Indonesia memiliki kekayaan laut yang dapat menambah lokasi tambak garam saja, tetapi juga dimanfaatkan. Potensi laut kita seharusnya dibutuhkan adanya modernisasi dan transformasi mendapatkan perhatian lebih untuk segera teknologi tambak garam. Beberapa diantaranya, dikembangkan seperti pada konsep blue economy metode Rumah Prisma TuF Geomembran, dengan yang dicetuskan oleh Bueger. Bahwa saat ini, fokus menggunakan Pompa Kincir Sumbu Vertikal dan perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit tambak garam menggunakan sensor cuaca canggih mengalami perubahan, dari yang fokus terhadap ala Smart House Salt Maker (SHASA). Bila metode- kekayaan ekonomi berbasis darat menjadi optimalisasi metode pembaharuan teknologi tambak garam potensi ekonomi laut. Dengan perubahan ini, perlu ini diaplikasikan pada wilayah Nagekeo, NTT dapat adanya inovasi dan teknologi untuk mendukung dipastikan produksi garam kita meningkat. Dengan implementasi blue economy oleh setiap negara. mengaplikasikan penemuan tambak garam anti hujan ini, diharapkan Indonesia dapat mengurangi impor Indonesia memiliki potensi yang besar dalam garam dan menjadi negara maritim yang mandiri dan mengembangkan blue economy, dengan kualitas berjaya. dan letak geografisnya yang memadai. Berdasarkan kekayaan lautnya, negara ini memiliki potensi mengembangkan komoditas yang baru, memiliki potensi tinggi dan paling dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu garam. Garam dinilai sebagai potensi blue economy yang dimiliki oleh Indonesia, karena kita dapat menghasilkan garam dalam jumlah yang sangat besar. Tidak semua negara memiliki salinitas air laut seperti yang dimiliki negara kita, hal ini menjadi keunggulan Indonesia untuk mulai mengembangkan produksi garam dalam negerinya.

ILMIAH 33BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 The 17 goals | sustainable development. (n.d.). Retrieved December Laporan Tahunan 2020 Kemenko Marves. (2020). Retrieved 01, 2021, from https://sdgs.un.org/goals December 01, 2021, from https://maritim.go.id/laporan-tahunan- 2020-kemenko-marves/ Aligori, A. (2013). Efisiensi Produksi Usaha Garam Rakyat di Kabupaten Indramayu. Tesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Mewujudkan Garam Nasional yang Berswasembada. (n.d.). Institut Pertanian Bogor. Retrieved December 01, 2021, from https://kemenkeu.go.id/ publikasi/artikel-dan-opini/mewujudkan-garam-nasional-yang- Amami, D., & Ihsannudin, I. (2016). Efisiensi Faktor-Faktor Produksi berswasembada/ Garam Rakyat. Media Trend, 11(2), 166. doi:10.21107/ mediatrend.v11i2.1600 The ocean in Focus at rio+20: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. (n.d.). Retrieved December 01, 2021, Ardiyanto. (2017, July 31). Rumah Garam Prisma, Inovasi Tambak from http://www.unesco.org/new/en/member-states/single- Garam Tanpa terpengaruh cuaca. Retrieved December 01, 2021, view/news/the_ocean_in_focus_at_rio_20/ from https://www.timesindonesia.co.id/read/news/153176/ rumah-garam-prisma-inovasi-tambak-garam-tanpa- Person. (2015, November 06). Hujan Diperkirakan Datang lebih Cepat, terpengaruh-cuaca Produksi pt garam meleset . Retrieved December 01, 2021, from https://m.tempo.co/read/news/2015/11/07/058716694/hujan- Assadad, L., & Utomo, B. S. (2011). Pemanfaatan Garam Industri diperkirakan-datang-lebih-cepat-produksi-pt-garam-meleset Pengolahan . Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 6, 26-37. Profil kabupaten - Sippa Online. (n.d.). Retrieved December 1, 2021, from https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/ Attri, V. N., & Bohler-Muller, N. (2018). The Blue Economy Handbook dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1504102654BAB_2_Profil-nagekeo. of the Indian Ocean Region. Pretoria: Africa Institute of South pdf Africa. Saputra, P. (n.d.). Launching Alat Penerapan Teknologi adaptif lokasi B. (2020). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional inovasi Pengolahan Garam Sistem Rekristal Untuk menghasilkan Tahun 2020-2024. Retrieved December 01, 2021, from https:// olahan garam Berkualitas Oleh Ipsal di Pamekasan - Madura. peraturan.bpk.go.id/Home/Details/131386/perpres-no-18- Retrieved December 01, 2021, from https://lrsdkp.brsdm.kkp. tahun-2020 go.id/kabar-terbaru/berita/periode-2020/596-launching-alat- penerapan-teknologi-adaptif-lokasi-inovasi-pengolahan-garam- BeritaSatu.com. (2017, August 03). Transformasi Teknologi Produksi sistem-rekristal-untuk-menghasilkan-olahan-garam-berkualitas- Garam. Retrieved December 01, 2021, from https://www. oleh-ipsal-di-pamekasan-madura beritasatu.com/archive/445172/transformasi-teknologi- produksi-garam Tambak Garam Tahan cuaca Dan Berteknologi Canggih Dibangun di Pamekasan. (2018, July 24). Retrieved December 01, 2021, from Bueger, C. (2015). What is maritime security? Marine Policy, 53, 159- https://risbang.ristekbrin.go.id/publikasi/berita-media/tambak- 164. doi:10.1016/j.marpol.2014.12.005 garam-tahan-cuaca-dan-berteknologi-canggih-dibangun-di- pamekasan/ Bullah, H., & Rimawati, Y. (2021). Inovasi Geomembran Dan Peran stakeholders Pada usaha tambak garam rakyat. InFestasi, 17(1). doi:10.21107/infestasi.v17i1.10027 Cara Pembuatan Garam. (2019). Retrieved December 01, 2021, from https://kkp.go.id/djprl/bpsplpadang/page/4832-cara- pembuatan-garam Cheetham Salt: Mbay Di Nagekeo lokasi terbaik garam industri: Ekonomi. (2014, November 16). Retrieved December 01, 2021, from https://ekonomi.bisnis.com/read/20141116/99/273321/ cheetham-salt-mbay-di-nagekeo-lokasi-terbaik-garam-industri Creswell, J. W. (2017). Research design. qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. London: SAGE Publications. Developer, M. (2017, August 10). Potensi Besar, NTT Undang investor Tambak Garam. Retrieved December 01, 2021, from https://mediaindonesia.com/nusantara/116970/potensi-besar- ntt-undang-investor-tambak-garam Di Laut Kita Kaya. (2018, August 1). Retrieved December 01, 2021, from https://www.indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam- angka/ekonomi/di-laut-kita-kaya Gibran, M. (2015). Sebuah Optimisme Untuk Industri Garam Indonesia. Selasar Ekonomi. Home: BPPP (Badan Pengkajian Dan Pengembangan Perdagangan). (n.d.). Retrieved December 01, 2021, from http://bppp. kemendag.go.id/ Improving the quality of local salt, its students initiate SHASA. (2021, March 04). Retrieved December 01, 2021, from https:// www.its.ac.id/news/en/2021/02/26/improving-the-quality-of- local-salt-its-students-initiate-shasa/ Intan, P. S., A., R., & Karimi, K. (2020). FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR GARAM DI INDONESIA. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR GARAM DI INDONESIA, universitas bung hatta diploma thesis. Jamil, A. S., Tinaprilla, N., & Suharno, .. (2017). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi permintaan Dan Efektivitas kebijakan impor garam Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 11(1), 43-68. doi:10.30908/bilp.v11i1.73 King, S. E., & Lester, J. N. (1995). The value of Salt Marsh as a sea defence. Marine Pollution Bulletin, 30(3), 180-189. doi:10.1016/0025-326x(94)00173-7 Kurniawan, A., Jaziri, A. A., Prihanto, A. A., & Guntur, G. (2019). Studi Kualitas Garam Hasil produksi dengan metode Prisma Rumah Kaca di Desa Sedayulawas, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Jurnal Kelautan Nasional, 14(2). doi:10.15578/jkn.v14i2.7073 Kusumastanto, T., & A, S. (2011). Strategi Pembangunan Desa Pesisir Mandiri.

34 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 TEKNOLOGI Gambar 1. Tambak Garam di Pantai Dadap Ayam, Gunung Kidul Proses budidaya garam dengan sistem tunnel tersebut dilakukan dengan cara mengalirkan air laut Mengayuh Asa ke dalam petak-petak garam yang diatur berdasarkan dari Asinnya Garam kekentalannya di mana semakin tua air garamnya, maka semakin kental airnya. Petak garam ini di Putri Meissarah bagian dasar dilapisi oleh plastik tebal berwarna hitam yang bagian atasnya ditutup dengan plastik GSurveyor pemetaan muda Badan Informasi Geospasial putih transparan menggunakan rangka bambu aram merupakan komoditas sangat penting untuk membentuk semacam terowongan (tunnel). bagi masyarakat, di mana hampir di setiap Ruang tunnel inilah yang berfungsi sebagai ruang rumah pasti memiliki garam. Garam tidak penguapan untuk mengentalkan air garam. Air tua hanya berupa garam konsumsi namun juga dengan kekentalan tinggi dapat mencapai kadar sebagai bahan baku industri dan juga kosmetik. Baume 20–25 Be. “Kadar garam di Pantai Dadap Ayam Supriyadi dan Tunggul Saputra merupakan penduduk ini dapat mencapai 22 Be”, lanjut Supriyadi, sehingga yang tinggal di Dusun Mendak, Kanigoro, Saptosari, kualitas dari kristal garam yang dihasilkan cukup Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. Mereka merupakan tinggi. penduduk setempat yang ikut mencari rejeki di Pantai Dadap Ayam, Gunungkidul. Di tengah lelahnya Tambak garam di Pantai Dadap Ayam ini bekerja mereka bercerita tentang keberadaan tambak mulai beroperasi pada tahun 2018. Tambak garam garam di wilayahnya. di pantai utara sangat berbeda dengan Pantai Utara Pulau Jawa, hal ini dikarenakan perbedaan topografi Pada zaman penjajahan Belanda dahulu, dari wilayahnya. Di pantai utara dengan topografi masyarakat Kanigoro sudah mengenal budidaya landai maka tambak garam dapat dibudidayakan garam di mana pengolahan garam pada saat itu masih dengan sistem tradisional yaitu mengalirkan air laut menggunakan metode perebusan (garam rebus). Petani garam mengisi kuali–kuali dari gerabah dengan air laut dan kemudian direbus dan dikeringkan hingga garam-garam tersebut mengkristal. Supriyadi menjelaskan bahwa masyarakat setempat sudah tidak asing lagi dengan pengolahan garam di wilayahnya, hanya saja sekarang sudah modernisasi dengan menggunakan sistem tunnel–tunnel instalasi garam.

TEKNOLOGI 35BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Supriyadi Tunggal Saputra Penduduk setempat Penduduk setempat ke petak–petak garam untuk proses penguapan Kualitas garam yang baik dapat meningkatkan mulai dari pembuatan bosem hingga meja kristal. harga jual dari garam itu sendiri, sehingga dapat Namun di pantai selatan yang memiliki topografi memicu semangat dari petani garam untuk terus tidak landau, maka memerlukan sentuhan teknologi berproduksi. Ketika kondisi normal yaitu sebelum terutama pompa untuk mengalirkan garam ke dalam pandemi melanda, satu kilo garam dapat mencapai tunnel-tunnel garam yang diletakkan di elevasi yang harga Rp. 6000,-. Kelompok petani garam Pantai lebih tinggi. Tunggal Saputra menambahkan, “Luas Dadap Ayam yang berjumlah sekitar 24 orang keseluruhan tambak garam di Pantai Dadap Ayam tersebut datang setiap hari untuk bertani garam, ini sekitar setengah hektar dan keseluruhannya namun ketika kondisi pandemi seperti ini dan pasar merupakan Sultan Ground”. masih belum menentu maka sepertinya sulit untuk bertahan. Hal ini juga dikarenaka pemasaran garam Sistem tunnel untuk tambak garam di Pantai masih mengandalkan pemasaran sendiri dan terbatas Dadap Ayam diawali dengan memompa air laut dari untuk memenuhi kebutuhan lokal. pantai menuju penampungan/tandon air dengan jarak dari pantai ke penampungan sekitar 20 meter. Dengan menilik potensi yang dimiliki oleh petani “Untuk meminimalisir korosif pada pompa air maka garam Pantai Dadap Ayam, maka sesungguhnya dibuatkan rumah pompa”, jelas Tunggal Saputra. Satu pantai–pantai di Kabupaten Gunungkidul lainnya tandon air dapat menampung 5.000 liter dan di lokasi dapat memiliki potensi yang sama dalam hal produksi ini tersedia 4 tandon air. Setelah air laut tersebut garam, oleh karena itu pentingnya dukungan terkumpul di dalam tandon air kemudian dialirkan pemerintah dalam hal pengembangan pengelolaan menuju tunnel-tunnel dengan menggunakan pipa garam ke depan dan sistem pemasaran yang stabil paralon. “Hasil produksi garam di Pantai Dadap untuk para petani pada khususnya dan swasembada Ayam ini bagus sebenarnya, lebih putih, lebih bersih garam nasional pada umumnya. daripada garam Pantura dan dapat dikonsumsi seperti garam–garam pada umumnya”kata Supriyadi. “Kendala yang ditemui untuk usaha garam ini adalah pemasaran dan pandemi, karena petani garam pasti akan bersemangat untuk memproduksi garam apabila ada kepastian pasar.” jelas Supriyadi

36 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 TEKNOLOGI Perintisan Pabrik Garam Metode Pan Evaporation Tenaga Surya dan Angin Daffa Farros Hibatullah Pendirian pabrik tersebut efektif karena tidak terpengaruh oleh cuaca saat produksi garam IUniversitas Negeri Yogyakarta berlangsung. Sedangkan pada panel surya dan ndonesia merupakan salah satu negara yang kincir angin tesebut merupakan pemanfaatan juga memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Hal dari garis pantai Indonesia yang panjang sehingga tersebut tentunya berpotensi untuk berbagai menghasilkan energi listrik untuk penggerak alat kegiatan, salah satunya produksi garam. Akan Pan Evaporation. Korelasi dari pembangkit surya tetapi produksi garam tidak serta mudah dikarenakan dan pabrik Pan Evaporation adalah satu rangkaian perlu persyaratan agar pembentukan garam menjadi yaitu pembakit mengolah sinar matahari dan angin optimal. Persyaratan yang dibutuhkan dalam proses untuk dijadikan energi penggerak Pan Evaporation, pembuatan garam (Direktorat Jasa Kelautan, 2020) kemudian Pan Evaporation mengolah air laut menjadi yaitu: garam. 1. curah hujan rendah; Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan 2. permebealitas tanah; bahawasanya perintisan pabrik garam dengan 3. jenis tanah mikro (tidak proous); meotde pan evaporation tenaga surya dan angin 4. lama penyinaran optimal; dapat menjadi solusi baru permasalahan pembuatan 5. kelembaban udara rendah; garam yang terkendala cuaca dan jenis tanah, 6. kecepatan angin stabil; pendirian pabrik berteknologi membuat efektivitas 7. suhu udara tinggi; pembuatan garam tinggi karena tidak terlalu 8. tingkat pengupan tinggi; dan berpengaruh pada pesyaratan pembuaatan air garam, 9. tingkat kejenuhan air bahan baku garam sesuai. sehingga produksi garam di Indonesia menjadi lebih optimal dengan energi dan pengolahan yang lebih Dari persyaratan di atas tentunya pada kondisi modern. Semoga dengan ide ini dapat menjadi opsi ilkim dan cuaca di Indonesia berperan penting dalam permsalahan produksi garam di Indonesia. pembentukan garam. Pada kondisi musim kemarau produksi garam dapat meningkat, sedangkan ketika musim penghujan produksi garam menurun dikarenakan tingginya curah hujan yang berpengaruh terhadap persyaratan membuat garam menjadi tidak optimal. Produksi garam di Indonesia yang masih berbasis tradisional yaitu dengan memanfaatkan panas matahari tentunya sangat terdampak dengan perubahan cuaca. Memasuki musim penghujan perubahan cuaca tesebut berakibat pada persyaratan yang sulit dipenuhi dalam membuat garam. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk membuat garam yaitu dengan metode Pan Evaporation. Metode Pan Evaporation merupakan teknik pembuatan garam yang dilakukan dengan perebusan air laut. Metode ini menurut saya cocok dengan kondisi di Indonesia pada saat musim penghujan maupun musim kemarau. Adapun hal yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan tambak garam dengan metode Pan Evaporation tenaga surya dan angin yaitu sebagai berikut. Pertama, pemetaan lokasi yang strategis dengan suplai air laut yang memiliki kandungan zat yang sesuai. Kedua, pembangkit listik tenaga surya dan angin (panel surya, kincir angin) sebagai penghasil energi untuk melakukan pembakaran pada Pan Evaporation air laut. Ketiga, pendirian pabrik dengan alat Pan Evaporation dan disambungkan dengan tempat penyimpanan energi listrik dari panel surya dan kincir angin. Dikektorat Jasa Kelautan. “Kriteria Penentuan Lokasi Lahan Produksi Garam di Indonesia”. Diakses pada 2 Desember 2021. https://kkp.go.id/djprl/ jaksel/artikel/17505-Kriteria-Penentuan-Lokasi-Lahan Produksi-Garam-di-Indonesia.

TEKNOLOGI 37BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Perlukah Mangrove di Tepi Tambak Garam? Ardi Surya digunakan sebagai produksi garam pada musim kering dan musim basah digunakan untuk perikanan PParangtritis Geomaritime Science Park sehingga mampu menambah produksi garam. Selain erairan laut Indonesia mempunyai potensi kendala musim, produksi garam juga dipengaruhi sumberdaya perikanan hayati dan sumberdaya oleh bencana alam yang terjadi pada wilayah pesisir perikanan non hayati. Sumberdaya perikanan seperti banjir rob dan abrasi. Area produksi yang hayati meliputi organisme akuatik dan terendam akibat banjir rob dan abrasi menyebabkan tumbuhan yang hidup di air, sedangkan sumberdaya masyarakat kesulitan untuk memproduksi garam. perikanan non hayati berupa tanah dan air. Pembukaan areal mangrove untuk areal produksi Sumberdaya perikanan non hayati seperti air laut garam tanpa memperhatikan fungsi ekosistemnya berpotensi mempunyai nilai ekonomi dengan dapat menyebabkan kerusakan lahan dan dilakukan pengolahan menjadi garam. Air laut menurunkan produksi garam. Salah satu fungsi dengan jumlah yang tidak terbatas (renewable mangrove adalah dapat melindungi bangunan, resource) menjadikan potensi usaha pengolahan air tanaman, atau vegetasi alami dari kerusakan laut menjadi garam. Kondisi ini diimbangi dengan akibat naiknya muka air laut dan badai atau angin permintaan garam tinggi baik untuk masyarakat bermuatan garam melalui proses filtrasi. maupun usaha kuliner. Kebutuhan garam nasional tahun 2021 mencapai 4,6 juta ton yang sebagian Mangrove mempunyai kemampuan adaptasi besar untuk kebutuhan manufaktur. Berdasarkan terhadap garam yang tinggi seperti adanya sel- data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan sel khusus di dalam daun yang berperan untuk (KKP) produksi garam non tambak dan tambak pada menyimpan garam, mempunyai daun yang kuat tahun 2018 sebesar 2,3 juta ton sedangkan 2019 naik dan tebal yang mengandung air untuk mengatur menjadi 2,5 juta ton. Hingga akhir tahun 2020, garam keseimbangan garam dan adanya stomata khusus dari petambak lokal diestimasikan mencapai 2,89 pada daun untuk mengurangi penguapan (Rahim, juta ton. Berdasarkan data tersebut kebutuhan garam 2017). Kemampuan adaptasi mangrove di wilayah nasional masih belum terpenuhi, sehingga menjadi pesisir dapat berfungsi sebagai tanggul alami di peluang usaha dalam pembuatan garam. sekitar kawasan pesisir. Tanggul alami dari mangrove memberikan perlindungan terhadap wilayah di Indonesia mempunyai dua musim yaitu pesisir pantai dari badai, abrasi dan banjir rob. musim hujan dan musim kemarau. Produksi garam di tambak tradisional pada musim hujan mengalami kendala dalam pemanenan sehingga produksi garam kurang maksimal. Beberapa kawasan tambak juga

38 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 TEKNOLOGI Lahan pembuatan garam yang dominan di Penanaman mangrove pada kawasan yang wilayah pesisir menjadikan kawasan tersebut berisiko rawan terhadap bencana banjir rob, abrasi dan badai terdampak banjir rob, abrasi dan badai. Perubahan sangat diperlukan untuk tetap mempertahankan lahan dari mangrove menjadi lahan pembuatan kondisi lahan dan meningkatkan produksi garam. garam dapat mengakibatkan menurunnya fungsi Penanaman mangrove tidak terlalu membutuhkan ekologi mangrove. Beberapa wilayah pembuatan biaya yang tinggi sehingga dapat dilakukan oleh garam mengalami kerusakan akibat adanya banjir masyarakat sekitar. Mangrove mempunyai umur rob, abrasi dan badai. Kondisi ini dapat menyebabkan yang panjang dan dapat berkembang biak secara penurunan produksi garam dan merusak beberapa alami, sehingga dapat menambah lebar barrier fasilitas pendukung pembuatan garam, sehingga kawasan pantai secara alami. Secara ekologi diperlukan barrier atau tanggul pada wilayah memberikan habitat alami bagi satwa yang dapat yang sering mengalami bencana. Tanggul buatan menjadi sumber ekonomi tambahan bagi masyarakat membutuhkan biaya yang tinggi dalam proses sekitar. Mangrove tidak memerlukan perawatan pembuatannya. Tanggul buatan juga mempunyai yang berat, sehingga biaya hanya dibutuhkan untuk kelemahan dengan tidak adanya fungsi ekologi pembibitan dan penanaman. Hutan mangrove dapat dan mempunyai umur maksimum suatu bangunan memberikan perlindungan dari bencana alam pada sehingga membutuhkan perawatan dan penggantian kawasan lahan produksi garam sehingga diharapkan bangunan pada umur maksimumnya. dapat meningkatkan produksi garam secara nasional. Rahim, S. dan Dewi, W.K.B., 2017. Hutan Mangrove dan Pemanfaatannya.Deepublish. Yogyakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=produksi_garam&i=107#panel-footer . Diakses pada tanggal 3 Desember 2021. Sumber gambar: https://kkp.go.id/djprl/jaskel/artikel/17505-kriteria-penentuan-lokasi-lahan-produksi-garam-di-indonesia Kumparan. 2020. https://kumparan.com/berita-hari-ini/jelaskan-alasan-mengapa-hutan-mangrove-hanya-terdapat-di-wilayah-tertentu-saja- 1uAe6ueY0hG. Diakses pada tanggal 3 Desember 2021.

TEKNOLOGI 39BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Potensi Pengembangan Produksi Garam di Kabupaten Kebumen Aini Nahdlia Puspita Universitas Pertahanan Republik Indonesia Kebutuhan garam di Indonesia masih terbilang tinggi. Kebutuhan garam nasional yang tinggi tidak sebanding dengan hasil produksi garam lokal menyebabkan pemerintah Indonesia melakukan impor garam dari beberapa negara. Dengan demikian, diperlukan peningkatan produksi garam di Indonesia. Daerah pesisir di Indonesia juga sangat banyak, Kebumen adalah salah satu daerah pesisir yang potensial dalam pengadaan garam di Indonesia. Letak geografis Kebumen sangat mendukung adanya pengembangan produksi garam. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui potensi- potensi yang dapat dikembangkan di kabupaten Kebumen. Hasil yang diperoleh, Kebumen menjadi salah satu wilayah di Jawa Tengah yang sangat layak untuk memproduksi garam sebagai upaya meningkatkan pemenuhan kebutuhan garam nasional. Selain itu, pengembangan produksi garam di Kebumen dapat mensejahterakan masyarakatn dengan pemanfaatan lokasi produksi garam bagi Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) menjadi destinasi wisata. Kata Kunci: Garam, Produksi Garam, Garam Kebumen PENDAHULUAN memproduksi garam. Sangat memungkinkan Garam merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi Indonesia untuk menjadi negara produsen terbesar di dunia. Namun, hal ini berbanding terbalik yang menjadi komoditas strategis nasional. Garam karena sampai saat ini Indonesia belum mampu tidak hanya kebutuhan pokok yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. Pada tahun konsumsi, tetapi digunakan juga untuk kebutuhan 2021, kebutuhan garam nasional mencapai 4,6 juta industri. Salah satu kabupaten di Indonesia yang ton. Demi memenuhi kebutuhan garam nasional, memproduksi garam adalah kabupaten Kebumen pemerintah tetap mengambil keputusan untuk yang termasuk dalam wilayah administratif provinsi melakukan impor garam. Menteri Perindustrian Jawa Tengah. Dalam keikutsertaannya menghadapi menjelaskan bahwa pada tahun 2021 Indonesia pembangunan nasional, Kebumen memiliki visi mengimpor garam sebanyak 3,07 juta ton. Hal ini pembangunan“Kebumen yang Mandiri dan Sejahtera dikarenakan stok garam dari petani garam lokal berbasis Agrobisnis”. Visi tersebut tidak terlepas dari tidak mencukupi kebutuhan tersebut. Oleh karena kondisi wilayah Kebumen yang berupa daerah pantai itu, sebagai upaya untuk menurunkan angka impor dan pegunungan dengan sebagian besar merupakan garam dan meningkatkan stok garam nasional, dataran rendah. Potensi alam di Kebumen yang Kebumen menjadi salah satu kabupaten yang berupa lautan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan berpotensi untuk pengembangan produksi garam garam yang berasal dari air laut. di Indonesia. Pengembangan produksi garam di Kebumen dapat menjadi salah satu cara untuk Garam menjadi komoditas yang banyak meningkatkan produksi dan kualitas garam untuk digunakan sehingga kebutuhan garam di Indonesia mencukupi kebutuhan garam nasional. cukup tinggi. Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki banyak daerah potensial untuk Gambar 1. Pengelompokan Garam berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 88/M-IND/PER/10/2014

40 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 TEKNOLOGI Garam dan Pengelompokan Garam Produksi Garam di Kebumen Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Kebumen adalah salah satu kabupaten yang RI Nomor 88/M-IND/PER/10/2014, garam memanfaatkan air laut menjadi garam. Pemanfaat air dikelompokkan menjadi garam konsumsi dan garam laut dimulai dari tahun 2018. Sebelum tahun 2018, industri. profesi masyarakat Kebumen adalah nelayan dan 1) Garam Konsumsi petani. Namun, setelah melakukan pelatihan dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal yang Garam konsumsi adalah garam yang dikonsumsi diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan masyarakat menjadi garam rumah tangga dan (KKP), masyarakat Kebumen menjadi petambak garam diet. Garam rumah tangga memiliki bentuk garam yang dapat membuat dan memanen garam. padat, dapat dikonsumsi langsung, dan beryodium Pembuatan garam dimulai di daerah Mirit dengan dengan kandungan NaCl min. 94% atas dasar basis mendirikan Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) kering (adbk), air maks. 7%, bagian yang tidak yang kemudian berkembang ke daerah-daerah larut dalam air maks. 0,5 mg/kg (adbk), Kadmiun lain. Puji Santoso merupakan orang pertama yang (Cd) maks. 0,5 mg/kg, Timbal (Pb) maks. 10,0 mg/ memulai mengembangkan produksi garam di kg, Raksa (Hg) maks. 0,1 mg/kg, cemaran Arsen Kebumen. Tantangan dan hambatan datang saat (As) maks. 0,1 mg/kg, dan Kalium Iodate (KIO3) memulai merintis usaha garam. Namun, usaha tidak min. 30mg/kg. Sementara itu, garam diet menjadi mengkhianati hasil, pada waktu itu baru dua bulan garam konsumsi berbentuk cairan maupun padat garam sudah dapat dipanen dengan hasil garam dengan kadar NaCl maks. 60% (adbk). yang sangat bagus. 2) Garam Industri Garam industri adalah garam yang digunakan Dalam memproduksi garam, KUGAR di untuk proses produksi pada industri kimia, Kebumen menggunakan sistem tertutup dengan industri aneka pangan, industri farmasi, industri teknologi semi intensif dengan sistem tunnel dan perminyakan, industri penyamakan kulit, maupun plastik geomembrane. Tunnel merupakan tempat water treatment. Garam yang digunakan pada penampungan air laut berupa papan dan membrane industri kimia memiliki standard high grade yang ditutup dengan plastik menggunakan rangka dengan kadar NaCl min. 96%. Garam industri bambu melengkung. Sistem kerja tunnel, yaitu air aneka pangan digunakan untuk memproduksi laut yang dialirkan menuju tunnel di pesisir pantai makanan atau minuman dengan kadar NaCl min. dengan menggunakan selang panjang. Pada proses 97%, seperti mie, bumbu masak, minuman, gula, pembuatan garam dibutuhkan minimal 6 tunnel biskuit, dan pengalengan ikan. Garam untuk karena tempat pengkristalan garam berada di tunnel industri farmasi kadar NaCl min. 99,8% (adbk) yang yang terakhir. Proses pembuatan garam tidak terhenti digunakan seperti pada pembuatan cairan infus pada pengkristalan garam karena masih ada proses dan cairan pembersih darah. Garam untuk industri pengolahan lanjutan dari hasil pengendapan kristal perminyakan digunakan pada proses pengeboran garam tersebut. Setelah itu, baru dapat dipilih akan minyak dengan kadar NaCk min. 95% (adbk). dijadikan garam konsumsi atau garam lainnya sesuai Garam untuk industri penyamakan kulit memilik dengan permintaan pasar. standar kadar NaCl min. 85% (adbk), sedangkan, untuk garam water treatment kadar NaCl min. 85% Menurut Listanti (tanpa tahun), terdapat 11 yang digunakan sebagai bahan penjernih air. KUGAR yang telah terdaftar dan terdapat 2 KUGAR yang masih dalam proses pendaftaran. Berikut ini 11 kelompok Usaha Garam Rakyat yang ada di Kebumen. Gambar 2. Pengelompokan Keadaan KUGAR Kebumen

TEKNOLOGI 41BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Berdasarkan gambar di atas, hingga saat ini sedang direncanakan oleh KUGAR Cirat Desember 2018 kelompok tersebut telah Segoro Renges (CSR) di desa Tlogopragoto. KUGAR menghasilkan sebanyak 14.530 kg garam pada CSR mengembangkan produksi garam piramid. lahan total seluas 1.757 m2. Setiap kali panen hasil Garam piramid dipilih untuk mengembangkan dari produksi garam sangat bervariasi, yaitu antara produksi garam di Kebumen karena memiliki harga 60-750 kg per bulan. Garam yang dihasilkan oleh jual yang lebih tinggi, yaitu mencapai Rp250.000 KUGAR di Kebumen memiliki kualitas yang baik per kilogram. Garam piramid sudah dicoba untuk dibandingkan garam bahan baku pada umumnya. produksi, namun hasilnya masih belum optimal Sejak dipanen kandungan NaCl pada garam sudah karena proses pemanasannya yang belum maksimal. tinggi, yaitu di atas 94%. Setelah garam melalui Dalam proses pembuatan, diperlukan infrastruktur proses pengeringan, kandungan NaCl jauh lebih yang menunjang produksi garam piramid berupa tinggi, yaitu 95,75% sehingga sangat layak menjadi rumah kaca. Rumah kaca harus ada karena garam garam konsumsi. Untuk saat ini, KUGAR Kebumen piramid membutuhkan panas optimal. Oleh karena memproduksi garam untuk garam konsumsi dan itu, pengembangan produksi garam di kabupaten garam untuk spa. Kebumen diperlukan bantuan dari pemerintah. Potensi Garam di Kebumen Jika produksi garam oleh KUGAR Kebumen Produksi garam di Kebumen sangat terus ditingkatkan hal ini bisa menjadi sebagai salah satu harapan pendapatan oleh masyarakat di pesisir berpeluang untuk meningkatkan kesejahteraan Kebumen. Tidak hanya dari produknya saja, pemanfaat masyarakat. Produk garam Kebumen yang berupa wilayah menjadi destinasi wisata kampung garam garam konsumsi dan garam untuk spa harus dapat juga menjadi sumber pendapatan mauapun dikembangkan dengan menyesuaikan permintaan pemasukan bagi masyarakatnya. Kampung Garam pasar. Garam konsumsi yang dihasilkan oleh di Kebumen sudah diresmikan oleh Kementerian petambak garam di Kebumen memiliki ukuran Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2019. kemasan yang berbeda, yaitu kemasan 200gram Pengembangan dari sisi pariwisata juga perlu dengan harga Rp2.000 dan 250gram dengan harga ditingkatkan agar menarik wisatawan berkunjung Rp2.500. Menurut perhitungan Pemkab Kebumen, ke Kampung Garam tersebut. Tunnel yang sudah setiap tahunnya pasar garam di Kebumen mencapai dipasang rapi bisa menjadi tempat foto yang 4 ribu ton. Berbeda dengan garam konsumsi, untuk menarik. Namun, agar lebih menarik pengunjung garam spa memiliki harga yang cukup tinggi, yaitu untuk datang, perlu melakukan peningkatkan berkisar antara Rp30.000 hingga Rp40.000 per fasilitas pariwisata berupa sarana dan prasaran yang kilogram. Harga yang cukup tinggi disebabkan memadai serta promosi Kampung Garam yang proses produksinya lebih panjang dibandingkan massif baik secara online maupun offline. Selain dengan garam konsumsi. Untuk meningkatkan mengelola destinasi wisata, masyarakat sekitar yang produksi garam nasional yang berkualitas, tidak berperan sebagai pengelola destinasi wisata diperlukan sistem yang dapat memonitoring proses dapat ikut andil dengan berjualan makanan, misalnya produksi. Oleh karena itu, perlu pemasangan makanan khas dari Kebumen. instrumen Pentagar (Pemantau Tambak Garam) di Kampung Garam Miritpetikusan. Penutup Kebumen menjadi kabupaten yang sangat Produk garam dari Kebumen dalam ruang lingkup proses produksi garam konsumi beryodium layak untuk melakukan pengembangan produksi sudah memiliki sertifikat Standar Nasional Indonesia garam. Kebumen merupakan daerah pesisir dengan (SNI) dan telah mendapatkan izin edar dari Badan kawasan pantai berpasir yang memiliki panjang Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM). Hasil garis pantai ±58 km sehingga sangat potensial untuk produksi garam Kebumen sudah dapat dijual pengembangan tambak garam maupun industri bebas dan sudah didistrubsikan sehingga dapat garam. Wilayah Kebumen beriklim tropis yang panas mencukupi kebutuhan garam regional di wilayah dan lembab. Iklim tersebut sangat mendukung Kebumen. Garam hasil KUGAR Kebumen masih untuk dilakukan budidaya garam. Selain itu, air laut dipasarkan pada wilayah Kebumen dan sekitarnya. yang ada di Kebumen belum tercemar sehingga Oleh karena itu, pemasaran produk garam yang dapat meningkatkan kualitas garam yang dihasilkan. ada juga perlu ditingkatkan. Salah satu upaya yang Pengembangan produksi garam di Kebumen juga dapat dilakukan dengan memasarkan produk garam dapat menjaga ketahanan pangan negara. Peluang melalui daring menggunakan media sosial. Garam dan tantangan dalam pengembangan produksi dari Kebumen ini diharapkan dapat menjangkau garam tersebut sangat beragam. Oleh karena itu, seluruh Indonesia supaya membantu pemenuhan perlu adanya sinergitas antara masyarakat dan garam nasional serta dapat menjadi salah satu stakeholder yang dapat menunjang kabupaten pendukung ketahanan pangan di Indonesia. Kebumen dalam pengembangan produksi garam nasional. Dengan langkah maupun upaya yang telah Selain itu, kreativitas dan inovasi dari kelompok dilakukan, harapannya potensi yang ada di Kebumen usaha garam tersebut perlu dikembangkan terus- dapat dimanfaatkan dan tidak berhenti sia-sia. menerus. Pengembangan produk garam di Kebumen

42 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 TEKNOLOGI Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 88/M-IND/PER/10/2014 Tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Garam. Darmawan. 2021. “Warga Pesisir Kebumen Menuai Peruntungan dari Usaha Garam” dalam https://www.mongabay.co.id/2021/04/28/warga-pesisir- kebumen-menuai-peruntungan-dari-usaha-garam/. Darmawan. 2021. “Asa Sejahtera Kampung Garam di Pesisir Laut Selatan” dalam https://mediaindonesia.com/nusantara/441745/asa-sejahtera- kampung-garam-di-pesisir-laut-selatan. Listianti, dkk. ______. EXECUTIVE SUMMARY: ANALISIS KELAYAKAN USAHA GARAM DI KABUPATEN KEBUMEN GUNA PENINGKATAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI. Miranti, Ade. 2021. “Menperin Beberkan Alasan RI Harus Impor Garam 3,07 Juta Ton di 2021” dalam https://money.kompas.com/read/2021/09/25/100200226/menperin-beberkan-alasan-ri-harus-impor-garam-3-07-juta-ton-di-2021?page=all. Rahman, M. Razi. 2019. “KKP siap dukung transformasi Kebumen jadi Desa Garam” dalam https://www.antaranews.com/berita/1004030/kkp-siap- dukung-transformasi-kebumen-jadi-desa-garam. Tyo. 2021. “KKP Dorong Pengembangan Garam Piramid di Kampung Garam Kebumen” dalam https://www.medianasional.id/kkp-dorong- pengembangan-garam-piramid-di-kampung-garam-kebumen/. Subandriy, Joko. 2021. “Pentagar telah Terpasang Di Kebumen, Jawa Tengah” dalam https://kkp.go.id/brsdm/pusriskel/artikel/29960-pentagar- telah-terpasang-di-kebumen-jawa-tengah.

WISATA 43BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Gambar 1. Gradasi Laut di Pulau Saronde bagian Selatan (Riyanto 2019) Wisata Pantai Pulau Saronde, Jejak Gunungapi Purba di Provinsi Gorontalo Indra Agus Riyanto1 dan Ahmad Cahyadi2 1Lentera Geosains Yogyakarta 2Departemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Saat mendengar kata “pulau kecil”, bayangan kita akan tertuju pada sebuah tempat wisata yang sangat menarik. Apalgi saat kita melihat foto atau citra satelit tentang keberadaan pasir putih, bayangan kita pasti langsung melayang tentang keindahan pantai yang sangat menawan. Pulau Saronde di Provinsi Gorontalo adalah salah satunya. Tetapi bukan hanya itu, pulau kecil ini ternyata juga menunjukkan adanya jejak gunungapi purba pada bentang alamnya. Jenis batuannya memiliki cerita tentang pusat erupsi gunungapi purba masa lampau, meskipun morfologinya tak lagi nampak demikian. Pulau Saronde terletak di Desa Ponelo, menuju Pelabuhan Kwandang sejauh 60 km dengan Kecamatan Ponelo Kepualauan, Kabupaten waktu tempuh 120 menit. Moda transportasi yang Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Lebih dapat digunakan berupa angkot, atau kendaraan tepatnya terletak pada 0°55'33.31\" Lintang pribadi atau sewa. Utara dan 122°51'52.93\" Bujur Timur. Untuk menuju Pulau Saronde dapat ditempuh langsung dari Bandara Setelah sampai di Pelabuhan Kwandang Djalaluddin Gorontalo. Rute yang dituju dari Bandara perjalanan menju Pulau Saronde ditempuh dengan ke Pelabuhan Kwandang sejauh 30 km dengan waktu kapal dengan waktu tempuh 45 menit. Biaya tempuh 60 menit. Perjalanan dari Bandara menuju kapal kayu pulang pergi sebesar 50.000/orang. Pelabuhan Kwandang dapat ditempuh dengan moda Selama perjalanan menuju Pulau Saronde kita akan transportasi bus, mikrolet, bendi motor, akan tetapi disuguhi pemandangan yang indah berupa gugusan lebih fleksibel jika menggunakan mobil pribadi atau Kepulauan Ponelo dan laut yang berwarna biru gelap. sewa. Apabila rute yang diambil dari Kota Gorontalo Sesampainya di Dermaga Pulau Saronde kita akan akan melewati Bandara kemudian Pelabuhan disuguhi gradasi warna laut dari biru gelap hingga Kwandang. Jarak yang ditempuh dari Kota Gorontalo muda. Sesampainya mendarat di Pulau Saronde kita akan dimintai biaya tiket masuk sebesar 25.000/

44 BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 WISATA Gambar 2. Material Aluvium pada bagian Timur Pulau Saronde (Riyanto, 2019) orang. Kegiatan yang dapat kita lakukan di Pulau karang, padang lamun, dan ikan-ikan. Menurut Saronde berupa berenang, snorkeling, berjemur, dan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dan Indrawan berkeliling pulau. Sangat disarankan untuk membawa (2019) potensi yang terdapat di sekitar Pulau Saronde bekal apabila melakukan perjalanan ke Pulau Saronde berupa padang lamun 61% dan karang 35% dengan saat berkunjung bukan diakhir pekan karena tidak keseluruhan termasuk dalam kategori baik. Padang banyak tempat makan yang buka dan menyediakan lamun dan karang dapat menjadi tempat tinggal ikan makanan. Cukup berbeda saat akhir pekan ketika dan sebagai ekosistem pesisir Pulau Saronde. Selain banyak pengujung keseluruhan tempat makan buka itu juga dilakukan penelitian berupa kesesuaian dan menyediakan banyak variasi makanan. Di Pulau lahan Pulau Saronde untuk wisata dan berenang oleh Saronde pun kita dapat menginap baik dengan Kamah (2013). Menurut penelitian tersebut, Pulau membawa tenda sendiri (camping) atau menginap di Saronde termasuk dalam kategori sesuai (S1) untuk cottage yang ada di Pulau Saronde. Untuk menginap berenang dan wisata. Hal tersebut didukung oleh di cottage dapat memilih di pulau atau di pinggir laut material Pulau Saronde berupa pasir putih, air yang mulai dengan harga 150.000/malam. jernih, airlaut dangkal (kedalaman surut 0,02m dan pasang 1,55m), rata-rata kecepatan arus 0,06-0,18 Pantai di Pulau Saronde sangat cocok untuk m./s, serta tidak dijumpai biota berbahaya di sekitar snorkeling dan berenang. Saat snorkeling dan Pulau Saronde. berenang kita dapat mengamati objek terumbu Gambar 3. Kekar Tiang (Columnar Joint) pada bagian pantai barat Pulau Saronde (Riyanto, 2019).

WISATA 45BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2021 Kenampakan Pulau Saronde dari Citra Satelit (Google Earth, 2017) Kegiatan lainya yang dapat dilakukan Pada bagian pantai timur dan utara tidak dengan bersantai dan sightseeing di Gazebo yang dianjurkan untuk kegiatan berenang dan snorkeling sudah disediakan. Selain itu juga bisa mengelilingi karena banyak terdapat batuan vulkanik yang dapat pulau dengan berjalan kaki. Pulau Saronde mengganggu. Pada bagian tersebut hanya cocok memiliki luasan 0,8 km2 dibutuhkan waktu 5 menit dilakukan untuk sightseeing dan jalan-jalan. Bagian untuk mengelilingi pulau. Selama mengelilingi dalam atau tengah Pulau Saronde memiliki variasi Pulau Saronde kita dapat mengamati perbedaan ketinggian berupa topografi berbukit dengan kenampakan geologi yang unik. Pada bagian selatan ketinggian 8-14 meter di bagian tengah (40%) dan dan timur didominasi oleh sedimen alluvial pesisir sisanya datar 0-4 m (Djafar dan Sastrawati, 2013). dan pada bagian barat dan utara di dominasi oleh Pada bagian tengah pulau yang berbukit memiliki batuan beku. Dapat kita jumpai bentukan columnar penggunaan lahan berupa hutan. Pada bagian tengah joint (kekar tiang) dan lava pada bagian timur Pantai Pulau Saronde diduga merupakan bagian dari lapukan Pulau Saronde. Berdasarkan keterdapatan kolumnar material dari pusat erupsi yang telah membentuk joint dan lava maka dapat disimpulkan Pulau Saronde tanah yang tebal berwarna merah. Selain itu, bagian merupakan pusat erupsi (vent facies/ fasies central) ini merupakan bagian recharge area airtanah di gunungapi purba masa lampau yang berada di luar material pasir. Di Pulau Saronde cukup mudah dalam laut dan kemudian tererosi dan terangkat ke ditemukan sumber air baik berupa sumur yang berada permukaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh pada pasir fluviomarin maupun sumur pada wilayah Bachri (2011) Secara umum wilayah Pulau Saronde perbukitan. Selain itu Djafar dan Sastrawati (2013) termasuk dalam Volcan-Plutonic Belt dengan Formasi menambahkan 65% bagian Pulau Saronde memiliki Neogene Plutonics. Lebih detail lagi lokasi kajian risiko terdampak bencana baik tsunami dan kenaikan termasuk dalam Formasi batuan Gunungapi Lokodidi muka airlaut. Hal ini mengingat Pulau Saronde (TQls) (Bachri dkk., 1993). terketak di dekat zona subduksi utara Sulawesi. Bachri, S. 2011. Structural Pattern and Stress System Evolution During Neogene-Pleistocene Times in The Central Part of The North Arm of Sulawesi. JSDG 21(2): 127-135. Bachri, S., Sukido, dan Ratman, N. 1993. Peta Geologi Lembar kotamobagu, Sulawesi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi : Bandung. Djafar, N dan Sastrawati, I. 2013. Identifikasi Daerah Rawan Bencana di Pulau Wisata Saronde Kabupaten Gorontalo Utara. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI tahun 2013, hal : 41-47. Kamag, MH. 2013. Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo : Gorontalo. Yusuf, D and Indrawan. 2019. Analysis of Seagrass Condition using Spectral Reflection of Quickbird Imagery on Saronde Island North Gorontalo. Jambura Geoscience Review, 1(1): 1-6.

Kualitas garam lokal saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan industri pada aspek kemurnian. Industri water treatment dan penyamakan kulit membutuhkan garam dengan kadar kemurnian NaCl 85%. Berbeda dengan industri perminyakan yang membutuhkan kemurnian NaCl lebih tinggi yakni minimal 95%, industri kimia membutuhkan kadar 97%, dan farmasi 99.8%. Garam produksi dalam negeri memiliki kadar kemurnian NaCl berkisar 81-96%(2). Hal ini berimplikasi pada garam lokal sulit terserap industri serta melatar belakangi dibukanya keran impor garam industri di negeri bahari. SCAN LOKASI Alamat: s.id/lokasipgsp Parangtritis Geomaritime Science Park Depok, Parangtritis, Kec. Kretek, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55772 ISSN 2503-4677


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook