Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Identifikasi Agihan Barkhan pada Zona Inti Gumuk Pasir Parangtritis dengan Menggunakan Data UAV

Identifikasi Agihan Barkhan pada Zona Inti Gumuk Pasir Parangtritis dengan Menggunakan Data UAV

Published by Parangtritis Geomaritime Science Park, 2017-01-21 06:17:50

Description: Identifikasi Agihan Barkhan pada Zona Inti Gumuk Pasir Parangtritis dengan Menggunakan Data UAV adalah salah satu makalah yang dipresentasikan secara oral di acara Simposium Nasional Sains Geoinformasi (SNSG) 2015

Keywords: UAV,Gumuk pasir,zona inti

Search

Read the Text Version

PROSIDING 25 – 26 November 2015 PUSPICS Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015:Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ IV 2015 Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional Tim Editor: Pramaditya Wicaksono, Muhammad Kamal, Sri Lestari, Ikhsan Wicaksono, Dicky Setiady, Angela Belladova Arundina PUSPICSFakultas Geografi Universitas Gadjah Mada YOGYAKARTA 2015ii |

Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015:Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis NasionalProsiding Simposium NasionalSains Geoinformasi ~ IV 2015Penguatan Peran Sains Informasi Geografidalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis NasionalTim Editor:Pramaditya Wicaksono, Muhammad Kamal,Sri Lestari, Ikhsan Wicaksono, Dicky Setiady, AngelaBelladova ArundinaHak cipta © 2015PUSPICSFakultas Geografi Universitas Gadjah MadaHak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isibuku dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau denganteknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Simposium Nasional Sains Geoinformasi PUSPICS Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Sekip Utara, Yogyakarta 55281 Telp/Fax: 0274-521459 Website: http://www.simposiumgeoinformasi.tk/ Email: [email protected], [email protected] Wicaksono, Muhammad Kamal, Sri Lestari, Ikhsan Wicaksono, Dicky Setiady, Belladova Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ IV 2015 Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional Yogyakarta: PUSPICS Fakultas Geografi UGM, 2015 837hlm.ISBN: 978-602-73620-0-0 I. Judul1. Prosiding Diterbitkan Desember 2015 PUSPICS Fakultas Geografi Universitas Gadjah Madaiii |

Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015:Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional IDENTIFIKASI AGIHAN BARKHAN PADA ZONA INTI GUMUK PASIR PARANGTRITIS DENGAN MENGGUNAKAN DATA UAV Edwin Maulana 1, 2, Theresia Retno Wulan 1, 3 1 Parangtritis Geomaritime Science Park, Badan Informasi Geospasial, Kretek, Bantul DIY Email: [email protected], [email protected] 2 Magister Manajemen Bencana, Universitas Gadjah Mada, Sleman 55281 3 Program Doktoral Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Sleman 55281 Corresponding author: [email protected] ABSTRAKGumuk pasir Barkhan Parangtritis merupakan salah satu fenomena alam yang unik dan langka. Gumuk pasirberbentuk barkhan hanya dapat ditemui di Parangtritis dan Meksiko, Amerika Latin, sehinggakeberadaannya perlu mendapatkan perhatian serius. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiagihan barkhan pada zona inti gumuk pasir Parangtritis. Interpretasi foto udara hasil pemotretan denganmenggunakan UAV digunakan untuk mendeteksi agihan gumuk pasir barkhan pada zona inti gumuk pasirParangtritis. Ground-cheking dilakukan untuk mengetahui kondisi aktual gumuk pasir barkhan. Deskripsieksploratif digunakan untuk menjelaskan hasil temuan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwapada zona inti gumuk pasir Parangtritis masih ditemukan beberapa jenis gumuk pasir. Gumuk pasir yangditemukan adalah gumuk pasir barkhan, barkhan berasosiasi dengan transversal dan embrio gumuk pasirbarkhan. Gumuk pasir bertipe barkhan di zona inti berjumlah 15. Kebanyakan gumuk pasir berbentukbarkhan sudah rusak dan memiliki bentuk yang tidak beraturan. Penyebab rusaknya gumuk pasir barkhanadalah pembelokan arah angin oleh vegetasi dan aktivitas manusia. Slip face gumuk pasir barkhan pada zonainti berkisar antara 0,6 hingga 32 meter. Lebar horn gumuk pasir barkhan yang tersisa pada zona inti gumukpasir berkisar antara 7 hingga 53 meter. Penataan detail kawasan harus segera dilakukan sehinggakeberadaan gumuk pasir barkhan dapat diselamatkan.KATA KUNCI: Agihan Barkhan, Gumuk Pasir Parangtritis1. PENDAHULUAN Parangtritis merupakan sebuah desa di sebelah selatan Kabupaten Bantul yang memiliki potensipariwisata yang luar biasa. Kawasan Parangtritis setidaknya memiliki sembilan daerah tujuan wisata yangterdiri dari Pantai Parangtritis, Depok, Parangkusumo, Parangendog, Parangwedang, Makam Syekh Bela-belu, Makan Syekh Maulana Magribi, Parangtritis Geomaritime Science Park dan gumuk pasir. Gumuk pasirmerupakan sebuah bentangalam yang membatasi antara laut dan daratan serta dianggap penting untukperlindungan pantai (So et al., 2009). Keberadaan gumuk pasir di Parangtritis menjadi salah satu daya tariktersendiri karena keberadaan gumuk pasir Barkhan sangat sulit untuk dijumpai. Gumuk pasir barkhanmerupakan bukit berbentuk bulan sabit yang terbentuk oleh pasir yang jumlahnya terbatas, pembelokan arahangina dan tumbuh di daerah yang tidak memiliki vegetasi (Wilson, 1973). Berdasarkan kajian dari berbagailiteratur, hanya terdapat dua gumuk pasir berbentuk barkhan, yaitu di Pantai Parangtritis dan Meksiko. Keberadaan gumuk pasir barkhan di Pantai Parangtritis perlu mendapatkan perhatian serius karenaluasannya semakin berkurang. Penyebab utama dari berkurangnya luas gumuk pasir barkhan adalah konversilahan. Puluhan hektar tanaman yang terdiri dari tanaman cemara udang dan akasia saat ini tumbuh di dalahkawasan gumuk pasir Parangtritis. Faktor penghambat pembentukan gumuk pasir barkhan yang lain adalahadanya aktivitas manusia seperti pembangunan shelter atau rumah, kegiatan pertanian maupun usaha tambakudang. Beberapa jenis aktivitas yang dapat mengganggu keberadaan gumuk pasir barkhan dapat dilihat padaGambar. 1. Kerusakan bentukalam gumuk pasir barkhan yang terjadi di Parangtritis membuat para stakeholderdan pemerintah melakukan langkah sigap untuk menyelapatkan keberadaan gumuk pasir barkhan. Kajianstrategis yang dilakukan Fakultas Geografi UGM, Badan Informasi Geospasial dan Pemerintah DaerahBantul menghasilkan sebuah rekomendasi untuk menyelamatkan gumuk pasir barkhan. Konsep yangdihasilkan dari kajian strategis tersebut adalah zonasi gumuk pasir barkhan Parangtritis. Kawasan gumukpasir barkhan ke depan akan dikelompokkan menjadi tiga zona, yaitu zona inti, zona terbatas dan zonapenunjang. Zona inti gumuk pasir merupakan zona yang akan dimanfaatkan untuk melindungi, menjaga dan307 |

Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015:Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasionalmelestarikan keberadaan gumuk pasir barkhan Parangtritis sehingga keberadaannya masih dapat dinikmatiuntuk generasi mendatang. Gambar 1. Beberapa jenis aktivitas yang dapat mengganggu keberadaan gumuk pasir barkhan Sumber: Maulana, 2015 Keberadaan gumuk pasir barkhan di zona inti gumuk pasir saat ini sudah tidak dapat dilahat denganpengamatan langsung karena sudah tertutupi oleh pemukiman dan vegetasi. Kajian mengenai jumlah, bentukdan agihan gumuk pasir, khususnya barkhan di zona inti gumuk pasir perlu dilakukan untuk mengetahuidetail jumlah gumuk pasir barkhan. Foto udara resolusi tinggi digunakan untuk mendapatkan agihan danjumlah gumuk pasir barkhan secara presisi.2. STUDI AREA Penelitian ini dilakukan di zona inti gumuk pasir barkhan yang terletak di Desa Parangtritis,Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY. Wilayah kajian terletak kurang lebih 33 km di sebelah selatanKota Yogyakarta. Secara geografis zona inti gumuk pasir terletak antara 80 00‘ 43,6‖ - 80 01‘ 20‖ LS dan1100 19‘ 18,4‖ - 1100 18‘ 41,6‖ BT. Zona inti gumuk pasir barkhan memiliki luas sebesar 141,15 ha. Penggunaan lahan di zona inti gumuk pasir barkhan didominasi oleh hutan lahan kering (42,2 %),gumuk pasir (21,8 %), dan lahan terbuka (16,6 %). Pertumbuhan vegetasi yang tidak terkontrol akanmengganggu pertumbuhan gumuk pasir barkhan, karena keberadaan vegetasi akan merubah arah angin yangmembawa butiran-butiran pasir. Pemukiman di zona inti gumuk pasir jumlahnya tidak terlalu banyak, namunkeberadaan pemukiman dapat mengancam keberadaan gumuk pasir barkhan. Lokasi zona inti gumuk pasirbarkhan dapat dilihat pada Gambar 2. ab Gambar 2. Lokasi zona inti gumuk pasir barkhan Parangtritis. Sumber: (a) Citra BingMaps 2012 (b) Foto Udara Desa Parangtritis,2014308 |

Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015:Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional3. DATA DAN METODE Marfai et al. (2008) mengemukakan bahwa foto udara dan peta topografi dapat menunjukkaninformasi suatu wilayah dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan survei lapangan. Elbelrhiti etal., (2008) mengemukakan bahwa data penginderaan jauh memberikan perspektif yang lebih luas danmenyediakan konteks untuk mengamati proses Aeolian pada suatu wilayah. Berdasarkan teori tersebut,pemetaan agihan gumuk pasir barkhan menggunakan data foto udara. Data foto udara diperoleh denganperekaman menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Data foto udara yang digunakan pada penelitianini adalah foto udara small format dengan resolusi spasial 8,4 cm. Periode perekaman foto udara DesaParangtritis adalah periode Mei 2015 dan Oktober 2015. Peningkatan akurasi data dilakukan denganmelakukan interpretasi gumuk pasir barkhan dengan menggunakan data topografi. Data topografi yangdigunakan berupa data Digital Terrain Model (DTM) sebagian zona inti gumuk pasir Parangtritis. DataDTM yang digunakan untuk analisis memiliki resolusi spasial 3,5 meter. Data DTM yang digunakan untukmembantu proses interpretasi gumuk pasir barkhan dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Data DTM zona inti gumuk pasir barkhan (resolusi 3,5 meter) Sumber: Maulana, 2015 Metode umum yang digunakan untuk melakukan pemetaan adalah pengukuran lapangan danpengamatan secara langsung. Pemetaan dengan pengukuran lapangan dan pengamatan secara langsungmemerlukan waktu dan energi yang cukup banyak (He et al., 2003), sehingga pemetaan agihan gumuk pasirdilakukan dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Teknologi SIG memungkinkan penggunauntuk melakukan proses digitasi, perhitungan, manipulasi, analisis penyimpanan, dan menampilkan dataspasial (Wals et al., 1998). Analisis berbasis SIG dalam penelitian ini menggunakan software ArcMap 10.2.Deteksi manual dan interpretasi visual digunakan untuk mengetahui agihan barkhan pada zona inti gumukpasir Parangtritis. Interpretasi foto udara dilakukan dengan menggunakan 9 kunci intrepretasi foto udarayang meliputi rona atau warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, tinggi, bayangan, situs dan asosiasi. Data hasil deteksi manual dan interpretasi visual ditinjau kembali di lapangan untuk memperolehakurasi data yang lebih baik. Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh koordinat gumuk pasir barkhandan informasi morfologi gumuk pasir barkhan. Analisis sebaran dan morfologi gumuk pasir barkhan zonainti akan diuraikan dengan analisis deskriptif eksploratif.4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil interpretasi foto udara (aerial photo interpretation (API)) yang dilakukan padazona inti gumuk pasir barkhan diketahui bahwa masih terdapat 15 gumuk pasir barkhan. Semua gumuk pasirbarkhan terletak di sebelah utara jalan raya yang ada di zona inti gumuk pasir. Sebaran gumuk pasir barkhanyang ada di zona inti gumuk pasir tidak merata. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh mikro relief lokalyang merubah arah angin sehingga bentukan gumuk pasir tidak terdistribusi secara normal. Sebagian besarbentukan gumuk pasir barkhan dapat diamati dengan jelas dengan menggunakan foto udara small format.Sebagian besar gumuk pasir barkhan sudah berasosiasi dengan vegetasi yang berupa cemara udang dansemak belukar. Berdasarkan interpretasi visual dapat diketahui bahwa bentukan gumuk pasir barkhan yangditumbuhi semak belukar dan cemara udang tidak berbentuk barkhan sempurna, namun melualui foto udarasmall format masih dapat diamati.309 |

Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015:Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional Kenampakan slip face dan horn gumuk pasir barkhan yang ada di zona inti masih dapat teramatidengan menggunakan foto udara small format. Besar slip face dan horn dari masih-masing gumuk pasirbarkhan berdasarkan interpretasi visual memiliki panjang yang berbeda-beda. Slip face paling panjangberkisar 15 meter dan lebar horn paling panjang mencapai 52 meter. Upstream slope gumuk pasir barkhantidak dapat dideteksi dengan jelas. Hal tersebut dikarenakan pada zona inti gumuk pasir barkhan, daerahyang memiliki relief yang relatif datar sudah ditumbuhi vegetasi sehingga mengganggu dalam prosesinterpretasi. Kenampakan gumuk pasir barkhan pada zona inti gumuk pasir dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Kenampakan gumuk pasir barkhan di foto udara small format. Sumber: Maulana, 2015 Pengecekan lapangan (ground checking) dilakukan untuk meminimalkan hasil interpretasi yangbias. Hasil interpretasi perlu dicek ulang karena sebagian besar zona inti gumuk pasir barkhan sudahditumbuhi oleh tanaman, sehingga mengganggu dalam proses deteksi manual dan interpretasi visual padafoto udara small format. Pengecekan lapangan dilakukan pada semua populasi gumuk pasir barkhan untukmendapatkan hasil agihan gumuk pasir barkhan pada zona inti dengan tingkat akurasi tinggi. Pengecekan lapangan juga dilakukan untuk mengetahui kondisi riil gumuk pasir barkhan zona inti.Pengecekan dilakukan untuk mendapatkan data koordinat gumuk pasir barkhan, kondisi gumuk pasirbarkhan dan morfologi gumuk pasir barkhan. Pengukuran morfologi dilakukan untuk mengetahui slip face,jarak antar horn, bentuk dan kondisi gumuk pasir barkhan. Beberapa foto pengecekan lapangan dapat dilihatpada Gambar 5, sedangkan data hasil pengukuran lapangan dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 5. Pengukuran morfologi gumuk pasir barkhan zona inti. Sumber: Maulana, 2015 Berdasarkan hasil pengukuran lapangan dapat diketahui bahwa terdapat lima belas gumuk pasirberbentuk barkhan pada zona inti guuk pasir. Gumuk pasir pada zona inti memiliki ukuran yang bervariasi.Ukuran slip face berkisar antara 0,6 - 32 meter, sedangkan lebar horn berkisar antara 7 - 53 meter. Panjangupstream slope tidak diukur pada saat survei lapangan dikarenakan batasnya tidak jelas dan dikawatirkanakan diperoleh hasil bias apabila tetap dipaksakan untuk diukur.310 |

Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015:Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional Tabel 1. Sebaran barkhan di zona inti gumuk pasirNo. X Y Z Slip face (m) Jarak horns point (m) Kondisi 7 Rusak1 080 01‘ 03,34‖ 1100 19‘ 07,37‖ 17 5 Baik 12,5 Baik2 080 01‘ 04,60‖ 1100 19‘ 06,81‖ 19 3,4 14,5 Rusak 20 Rusak3 080 01‘ 03,57‖ 1100 19‘ 02,78‖ 19 1,5 14 Rusak 17 Baik4 080 01‘ 01,3‖ 1100 18‘ 55,13‖ 14 15 12 Baik Rusak5 080 00‘ 56,27‖ 1100 18‘ 54,31‖ 22 9 8 Rusak 40 Rusak6 080 00‘ 56,19‖ 1100 18‘ 54,56‖ 23 8 14 Rusak 9 Rusak7 080 00‘ 52,24‖ 1100 18‘ 54,94‖ 19 1,5 13 Rusak 24 Rusak8 080 00‘ 51,98‖ 1100 18‘ 55,41‖ 19 0,7 53 269 080 00‘ 52,09‖ 1100 18‘ 56,07‖ 17 1510 080 00‘ 50,02‖ 1100 18‘ 53,40‖ 20 711 080 00‘ 51,85‖ 1100 18‘ 52,55‖ 14 0,612 080 00‘ 51,28‖ 1100 18‘ 51,76‖ 16 513 080 00‘ 50,90‖ 1100 18‘ 51,48‖ 20 514 080 00‘ 46,62‖ 1100 18‘ 48,32‖ 29 3215 080 00‘ 41,94‖ 1100 18‘ 37,03‖ 26 12Sumber: Survei lapangan, 2015 Agihan gumuk pasir barkhan lebih banyak dijumpai di tengah zona inti gumuk pasir karena suplaimaterial dan pergerakan angin dapat mendukung untuk terbentuknya gumuk pasir barkhan. Gumuk pasirbarkhan juga dapat ditemui di lokasi pemotretan pre-wedding dan manasik haji. Keberadaan gumuk pasirbarkhan pada lokasi ini terancam oleh aktivitas manusia. Pada lokasi ini banyak wisatawan yangmemanfaatkan gumuk pasir untuk sekedar berfoto-foto dan terkadang mereka tidak sengaja merusak gumukpasir barkhan karena factor ketidaktahuan mengenai pentingnya konservasi gumuk pasir berbentuk barkhan.Agihan gumuk pasir barkhan pada zona inti gumuk pasir dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Agihan barkhan zona inti gumuk pasir. Sumber: Maulana, 2015 Gumuk pasir yang ditemukan di zona inti gumuk pasir Parangtritis adalah gumuk pasir barkhan,barkhan berasosiasi dengan gumuk pasir transversal dan embrio gumuk pasir barkhan. Perbedaan bentukgumuk pasir tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu topografi, angin, intensitas sinar matahari,salinitas, material pasir, erosi pasir, sedimentasi pasir dan kecepatan pengeringan pasir (Hong dan Lee,2014). Bentuk gumuk pasir barkhan pada zona inti didominasi oleh barkhan yang berbentuk asimetrik.Barkhan berbentuk simetrik hanya berjumlah empat buah. Mininya jumlah barkhan berbentuk simetrikkarena pembelokan arah angin yang membawa material pasir oleh vegetasi. Diagram skematik bentukbarkhan dapat dilihat pada Gambar 7.311 |

Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015:Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional Gambar 7. Diagram skematik gumuk pasir barkhan. Sumber: Parteli et.al., 2014 Jumlah gumuk pasir barkhan pada zona inti adalah sebelas, sedangkan gumuk pasir barkhan yangberasiasi dengan transversal adalah dua. Embrio gumuk pasir barkhan ditemukan pada daerah yang relatifdatar dan sedikit barrier di sebelah selatan gumuk pasir tersebut. Keberadaan beberapa jenis gumuk pasir inidapat menjadi modal berharga untuk pengembangan pariwisata minat khusus. Pengelolaan dan edukasitentang gumuk pasir mutlak diperlukan sehingga keragaman gumuk pasir dapat tetap terjaga. Kenampakanembrio gumuk pasir barkhan dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Embrio barkhan zona inti gumuk pasir. Sumber: Maulana, 2015 Kondisi gumuk pasir barkhan pada zona inti gumuk pasir sungguh mengkhawatirkan. Data surveilapangan menunjukkan bahwa pada zona inti gumuk pasir hanya tersisa empat gumuk pasir barkhan yangkondisinya masih baik, sedangkan sebelas barkhan lain kondisinya sudah rusak. Pengertian rusak di siniadalah gumuk pasir barkhan yang bentuknya sedikit mulai berubah dan juga ditumbuhi oleh vegetasi yangberupa semak maupun Cemara Udang. Perubahan bentuk barkhan yang terjadi sedikit demi sedikit akanmengancam keberadaaan gumuk pasir barkhan itu sendiri. Proses aeolian yang terganggu oleh vegetasisedikit demi sedikit akan mengubah bentukan gumuk pasir barkhan. Tindakan konservasi perlu dilakukan untuk menyelamatkan gumuk pasir barkhan agar tetap lestari.Gumuk pasir perlu dilestarikan karena gumuk pasir merupakan habitat dari beberapa jenis hewan dantumbuhan serta memiliki nilai ekonomi tinggi (Martinez et al., 1997). Tindakan konservasi dapat dilakukandengan melakukan pembersihan terhadap barrier (penghalang) yang mengganggu maupun merubah arahdatangnya angin. Barrier yang dapat mengganggu maupun merubah arah datangnya angin adalah vegetasidan pemukiman. Barrier yang perlu dibersihkan adalah vegetasi dan pemukiman yang ada pada lorong anginpembentuk gumuk pasir barkhan. Beberapa bentukan gumuk pasir barkhan yang rusak akibat adanyavegetasi dapat dilihat pada Gambar 9.312 |

Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015:Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional Gambar 9. Kondisi gumuk pasir barkhan zona inti yang rusak karena vegetasi. Sumber: Maulana, 20155. KESIMPULAN Data hasil interpretasi menunjukkan bahwa pada zona inti gumuk pasir masih ditemukan lima belasgumuk pasir berbentuk barkhan. Gumuk pasir barkhan pada zona inti gumuk pasir berbentuk gumuk pasirbarkhan, barkhan berasosiasi dengan gumuk pasir transversal dan embrio gumuk pasir barkhan. Bentukgumuk pasir barkhan didominasi oleh bentuk asimetrik karena pembelokan arah angin oleh vegetasisehingga bentuk horn sudah tidak sama antara satu dengan yang lain. Kondisi gumuk pasir barkhan padazona inti sebagian besar sudah mengalami kerusakan karena vegetasi dan aktivitas manusia. Upayakonservasi perlu dilakukan untuk menyelamatkan gumuk pasir barkhan di Parangtritis.UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Prof. Junun Sartohadi, M.Sc danSyamsul Bachri, P.hd yang selalu membimbing penulis hingga sekarang. Selanjutnya ucapan terima kasihdisampaikan kepada Fakultas Geografi UGM, terutama Prof. Dr. Sunarto MS dan kolega yang menginisiasikegiatan edu-restorasi gumuk pasir Parangtritis. Terima kasih juga disampaikan kepada Mas Hufan (PPIT-BIG), Pak Barandi (Fak. Geografi UGM) dan tim Mitra Geotama atas kerjasamanya dalam pemotretan udaraDesa Parangtritis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Pemda DIY, Pemkab. Bantul dan rekan-rekan PGSP yang selalu mendukung kelancaran kegiatan penulisan paper ini.DAFTAR PUSTAKAElbelrhiti, H., Andreotti, B., Claudin, P., (2008), Barchan dune corridors: field characterization and investigation of control parameters. J. Geophys. Res. Planets 113 (F2).He, Y.P., Xie, H., Cui, P., Wei, F.Q., Zhong, D.L., Gardner, J.S., (2003), GIS-based hazard mapping and zonation of debris flows in Xiaojiang Basin, southwestern China, Environmental Geology 45:286- 293Hong, S.H., Lee, E.Y., (2014), Vegetation restoration and prevention of coastal sand dunes erosion using ion exchange resins and the plant growth-promoting rhizobacteria Bacillus sp. SH1RP8 isolated from indigenous plants, International Biodeterioration & Biodegradation 95 (2014) 262e269.Marfai, M.A., Almohammad, H., Dey, S., Susanto, B., King, L., (2008), Coastal dynamic and shoreline mapping: multi-sources spatial data analysis in Semarang Indonesia, Environ Monit Assess 142:297–308Martinez, M.L., Moreno-Casasola, P., Vazquez, G., (1997), Effects of disturbance by sand movement and inundation by water on tropical dune vegetation dynamics. Can. J. Bot. 75, 2005e2014.Parteli, E.J.R., Durán, O., Bourke, M.C., Tsoar, H., Pöschel, T., Herrmann, H., (2014), Origins of barchan dune asymmetry: Insights from numerical simulations, Aeolian Research 12 (2014) 121–133So, J., Kim, D., Shin, S.J., Yu, C., Lee, I., (2009), Isolation and characterization of Bacillus cereus A-139 producing auxin from east coast sand dunes. Korean J. Environ. Agric. 28, 447e452.Walsh, S.J., Butler, D.R., Malanson, G.P., (1998), An overview of scale, pattern, process relationships in geomorphology: a remote sensing and GIS perspective, Geomorphology 21:183–205Wilson, I.G., 1973. Ergs. Sediment. Geol. 10, 77–106.313 |

PUSPICS ©2015


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook