Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Penguatan Keluarga Untuk Mencapai Kesetaraan Layanan Kesehatan Jiwa

Penguatan Keluarga Untuk Mencapai Kesetaraan Layanan Kesehatan Jiwa

Published by By. Hukormas RSJSH, 2021-10-17 03:56:15

Description: PROF. ACHIR YANI S . HAMID, MN, DNS C
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Search

Read the Text Version

PROF. ACHIR YANI S. HAMID, MN, DNSC FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

• “Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity.” (WHO in ICN, 2009) • Mental health is central to the well-being and functioning of individual and community

Setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan… (UUD No. 18 Tahun 2014 Pasal 1 tentang Kesehatan Jiwa)

(UUD No. 18 Tahun 2014 Pasal 2 tentang Kesehatan Jiwa) • Keadilan Kesetaraan • Perikemanusiaan Layanan • Manfaat • Transparansi Kesehatan Jiwa • Akuntabilitas • Komperhensif • Perlindungan • Nondiskriminasi

• Bidang spesialisasi keperawatan dan inti dari profesi kesehatan jiwa meningkatkan kesehatan jiwa melalui proses keperawatan dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa dan gangguan jiwa (Varcarolis & Halter, 2010) • Menggunakan therapeutic use of self dan teknik komunikasi terapeutik sebagai alat (Stuart, 2016)

Fungsi independen keperawatan Keperawatan Psikiatri Jiwa Grey Area: Fungsi kolaborasi dan Psikolog kerjasama Shared skill/mix competences

“ICN deplores the fact that stigma, discrimination treatment gaps and lack of access to services and to continuity of care continue to exist globally”





• Tidak mencari bantuan karena takut dilabel • Dipermalukan dan tindak kekerasan • Terisolasi, rasa putus asa dan rendah diri sehingga terkungkung di komunitas karena malu yang dipicu stigma • Mengurangi akses peluang dan sumber • Klien/Keluarga mengingkari kondisi kesehatan jiwa • Klien/Keluarga menolak tritmen • Berdampak negatif pada partisipasi masyarakat



• Masalah pengetahuan = Ketidaktahuan • Masalah sikap = Menghakimi • Masalah perilaku = Diskriminasi Penggunaan label negatif untuk mengidentifikasi ODGJ tanpa rasa hormat. Sebagai penghalang ODGJ dan keluarga untuk mencari bantuan yang dibutuhkannya (hidup dengan stigma lebih berat dari gangguan itu sendiri).

• Labeling: pengakuan dan melabel adanya perbedaan dalam kepribadian atau perilaku • Stereotyping: berhubungan dengan perbedaan dengan steriotip yang negatif • Separating us from them: pemisahan yang tampak sebagai dasar perbedaan tipe orang • Status loss and discrimination: kehilangan status dan diskriminasi

Tempat tinggal Peluang kerja Akses pendidikan dan pelatihan Akses terhadap pelayanan kesehatan Mengakibatkan tidak berupaya mencari bantuan

• Pandangan masyarakat yang distorsi karena keyakinan sosial yang salah • Pengaruh media dengan karakter ODGJ yang agresif, berbahaya dan tak dapat dipredisksi perilakunya • Stereotipik tentang \"psychos,\" dan dikaitkan dengan perilaku kekerasan • Menggunakan sebutan “orang gila” sambil bercanda dengan bahasa diskriminatif

Estimasi pemasungan dilakukan: 18,800 orang di Indonesia

Perawat bertanggung jawab secara etik dan legal untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan dalam upaya melindungi keamanan dan kenyamanan pasien. Perawat bertindak • Bebas STIGMA sebagai • Bebas pembela/advokat pelanggaran HAM untuk mengawal • Bebas hak-hak pasien salah satunya melalui pengekangan strategi penguatan termasuk PASUNG pada keluarga

Terdiri dari dua Tinggal orang atau lebih bersama yang terhubungkan dalam satu rumah tangga kelahiran, pernikahan, atau Terikat biologik, psikologik, emosional adopsi atau ekonomi yang mempersepsikan diri Setiap anggota saling bagian dari rumah tangga. mempengaruhi secara interaktif dan sirkular

Motivasi Dukungan Edukasi Tidak Tahu, Tidak Mau, Tidak Mampu?



ODGJ adalah Kondisi ODGJ Besarnya dukungan anggota keluarga menyebabkan beban keluarga tergantung sebagai sub sistem pada keluarga yang pada sumber koping, strategi koping dan dari sistem memerlukan keluarga dukungan keluarga ketangguhan keluarga (resiliensi dan komunitas pada keluarga)

• Resiliens berakar pada sumber personal (sifat kepribadian, kemampuan kognitif dan wawasan), juga sumber lingkungan (sistem dukungan sosial, praktik budaya, dan keyakinan spiritual (Jackson et al, 2007; Martin-Soelch and Schnyder, 2019). • Resiliensi: Menyesuaikan diri dalam kesulitan Mempertahankan keseimbangan Mengembalikan kendali terhadap lingkungan Melanjutkan bergerak maju dengan sikap positif

• Pertahanan relatif terhadap pengalaman risiko psikososial • Proses dinamis meningkatkan adaptasi positif dalam konteks kesulitan yang signifikan • Proses koping terhadap kesulitan, perubahan atau kesempatan sedemikian rupa yang menghasilkan identifikasi, fortifikasi, dan peningkatan kualitas faktor protektif

Kemampuan keluarga untuk tetap bertahan dan bersama menghadapi krisis dan kesulitan yang berkepanjangan, kuat dan memiliki sumber.

01 02 03 Menerapkan model berbasis Bekerjasama dan melibatkan Penuhi kebutuhan informasi kompetensi dalam riset dan keluarga dalam membuat tentang gangguan jiwa dan praktik bersama keluarga. terapinya, keterampilan untuk Tekankan kualitas (+) keluarga. keputusan, membangun tujuan, mengatasi gangguan, konsekuensi menghargai keutuhan, keinginan, dan dukungan yang diperlukan. kepedulian, dan prioritas. 04 05 Kebutuhan unik individu keluarga perlu Potensi resiliensi keluarga perlu diketahui dan dipenuhi, bukan hanya didukung dan dikuatkan kebutuhan keluarga secara menyeluruh.

Program/terapi dukungan Lama pengalaman merawat sosial dan psikoedukasi pada sejalan dengan peningkatan anggota keluarga berdampak usia ODGJ, berhubungan positif pada resiliensi dan dengan resiliensi dan kualitas kesehatan individu keluarga. hidup anggota keluarga dewasa dengan ODGJ.

• Resiliensi Personal • Resiliensi Keluarga • Proses adaptasi dan pemulihan sebagai faktor utama memfasilitasi perubahan positif • Resiliensi personal lebih kuat daripada resiliensi keluarga atau resiliensi pada ODGJ

Psikoedukasi Keluarga Keluarga 1) Mengkaji kebutuhan dan masalah keluarga; 2) Memahami perawatan anggota keluarga; 3) Manajemen stress; 4) Manajemen Beban, dan; 5) Memberdayakan komunitas untuk mendukung keluarga

Menanamkan Inisiatif aktif, Harapan merebut peluang untuk tetap sehat Memantapkan Kekuatan, Kuasai apa yang tidak bisa diubah dan Membangun Potensi berdamai dengan ketidakpastian



Menerima Menjaga Jarak Membuat Batasan Sebagai kunci Memisahkan perilaku Tegas terhadap kemampuan untuk yang tidak dapat perilaku yang disukai melakukan sesuatu yang memungkinkan diubah, menoleransi atau tidak disukai perilaku aneh yang keluarga, tahu daripada tidak membahayakan, batasan dan mengharapkan yang dan memilih bantuan menerimanya tidak realistis yang diberikan

Berkurangnya beban anggota keluarga ODGJ Menurunnya Expressed Emotion Lebih terliat pada kegiatan ODGJ Moral yang lebih baik Peningkatan kesejahteraan psikososial dan spiritual Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang diagnosis ODGJ Peningkatan kualitas hidup Peningkatan kualitas hubungan antara anggota keluarga dengan ODGJ Peningkatan kemampuan adaptasi dan fungsi keluarga

1234

5678


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook