Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KESETARAAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA

KESETARAAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA

Published by By. Hukormas RSJSH, 2021-10-17 04:35:59

Description: Prof. Dr. Budi Anna Keliat, SKp, MAppSc
Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Dewan Pakar Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia

Search

Read the Text Version

KESETARAAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA Prof. Dr. Budi Anna Keliat, SKp, MAppSc Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Dewan Pakar Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia Disampaikan pada: Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober 2021 PP-IPKJI, 17 Oktober 2021

TEMA HARI PENCEGAHAN BUNUH DIRI 10 SEPTEMBER 2021 “Creating Hope Through Action” Aims: to create hope and confidence The COVID - 19 Pandemic has increased the feelings of isolation and suicidal thoughts Though suicidal thoughts are very complex but feeling of care and support to them can create hope and prevent suicides.

Tema HKJS 10 Oktober, 2021 Kesehatan Jiwa di Dunia yang Tidak Setara (Mental Health in an Unequal World) Professor Gabriel Ivbijaro MBE JP WFMH Secretary General

ALASAN PEMILIHAN TEMA Akses ke pelayanan kesehatan belum setara (that access to mental health services remains unequal) 1. 75% – 95% ODGJ dari negara dengan pendapatan rendah dan sedang tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan jiwa (75% to 95% of people with mental disorders in low- and middle-income countries unable to access mental health services at all) 2. Akses pelayanan KESWA di negara berpenghasilan tinggi tidak jauh lebih baik (access in high income countries is not much better) 3. Kurangnya investasi dalam kesehatan mental yang tidak proporsional dengan anggaran kesehatan secara keseluruhan berkontribusi pada kesenjangan pelayanan kesehatan jiwa (Lack of investment in mental health disproportionate to the overall health budget contributes to the mental health treatment gap).

ALASAN PEMILIHAN TEMA 4. Banyak ODGJ tidak menerima asuhan yang layak dan seharusnya diterima (Many people with a mental illness do not receive the treatment that they are entitled to and deserve ) 5. Pasien, keluarganya, dan pelaku rawatnya terus mengalami stigma dan diskriminasi (together with their families and carers continue to experience stigma and discrimination) 6. Gap antara yang kaya dan yang miskin semakin lebar sehingga ada kebutuhan yang tidak terpenuhi dan berlanjut pada ODGJ (The gap between the ‘haves’ and the ‘have nots’ grows ever wider and there is continuing unmet need in the care of people with a mental health problem)

ALASAN PEMILIHAN TEMA 7. Bukti penelitian menunjukkan bahwa ada kekurangan dalam kualitas perawatan yang diberikan kepada ODGJ (Research evidence shows that there is a deficiency in the quality of care provided to people with a mental health problem) 8. Diperlukan waktu hingga 15 tahun sebelum perawatan medis, sosial dan psikologis untuk ODGJ telah terbukti berhasil diberikan kepada pasien untuk dipraktikan sehari-hari (It can take up to 15 years before medical, social and psychological treatments for mental illness that have been shown to work in good quality research studies are delivered to the patients that need them in everyday practice)

ALASAN PEMILIHAN TEMA 9. Stigma dan diskriminasi pada ODGJ mempengaruhi kesehatan fisik dan mental orang tersebut, kesempatan pendidikan, pendapatan saat ini dan masa depan dan prospek pekerjaan, dan juga mempengaruhi keluarga dan orang yang mereka cintai (The stigma and discrimination experienced by people who experience mental ill health not only affects that persons physical and mental health, stigma also affects their educational opportunities, current and future earning and job prospects, and also affects their families and loved ones) 10. Orang yang mengalami penyakit fisik juga sering mengalami tekanan psikologis dan kesulitan kesehatan mental, sebagian besar mengalami ansietas dan depresi (People who experience physical illness also often experience psychological distress and mental health difficulties. , and the majority also experience anxiety and/ or depression)

CONTOH PENYAKIT FISIK: COVID-19 • Semua usia • Semua sosial ekonomi • Kematian-Duka • Dampak Ekonomi: PHK, hilang pekerjaan • Jarak Fisik dan Sosial mengakibatkan ISOLASI SOSIAL (The COVID 19 pandemic has further highlighted the effects of inequality on health outcomes and no nation, however rich, has been fully prepared for this. The pandemic has and will continue to affect people, of all ages, in many ways: through infection and illness, sometimes resulting in death bringing bereavement to surviving family members; through the economic impact, with job losses and continued job insecurity; and with the physical distancing that can lead to social isolation)

‘’ACT URGENTLY’’ • Fokus pada isu-isu yang melanggengkan ketidaksetaraan kesehatan mental secara lokal dan global • Tingkatkan peran serta aktif masyarakat dalam mengatasi ketidaksetaraan di wilayah mereka • Mendorong para peneliti untuk membagikan apa yang mereka ketahui tentang ketidaksetaraan kesehatan mental termasuk ide-ide praktis tentang cara mengatasi hal ini (The 2021 World Mental Health Day campaign ‘Mental Health in an Unequal World’ will enable us to focus on the issues that perpetuate mental health inequality locally and globally. We want to support civil societies to play an active role in tackling inequality in their local areas. We want to encourage researchers to share what they know about mental health inequality including practical ideas about how to tackle this)

PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI INDONESIA

PROPORSI RUMAH TANGGA DENGAN ART GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA/PSIKOSIS MENURUT PROVINSI (PER MIL), 2013-2018 25 2013 2018 20 7 3 1.7 1.3 15 11 ‰ 10 5 2.3 0 Skizofrenia 0.18% 11

PREVALENSI DEPRESI*PADA PENDUDUK UMUR ≥15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018 25.0 20.0 Hanya 9% penderita depresi yang minum obat 15.0 12.3 /menjalani pengobatan medis. 10.0 6.1 5.0 1.8 0.0 *berdasarkan wawancara dengan Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI) 12 Depresi 6.1 %

PREVALENSI* GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL PADA PENDUDUK UMUR > 15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2007-2018 25 2007 2013 2018 3.6 19.8 9.8 6 Gangguan Mental 20 Emosional 9.8% 15 13 10 5 0 *berdasarkan wawancara dengan Self Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20), Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ≥ 6

Summary Table on Psychosocial/Mental health 14 assistance to Tsunami-affected population: WHO Projections and Recomendation (2005) • Severe mental disorder (Gangguan jiwa berat) • 2-3% become 3-4% (after 12 mons) • Mild to moderate mental disorder (Gangguan jiwa sedang ke berat) • 10% become 15-20% (after 12 mons) • Mild or severe psychosocial distress (Distres psikososial sedang ke berat) • 30-50% (after 12 mons) • Mild psychosocial distress (Distres psikososial sedang) • 20-40% (after 12 mons) 10/17/2021

Masalah Kesehatan Jiwa di Masa Pandemi COVID-19 (n=9710) • Gangguan Mental Emosional : 12.6% • Penggunaan zat Psikoatif : 0.4% • Gejala psikotik : 15.7% • Gejala PTSD : 38.1% (Windarwati, Keliat, dkk, 2020)

Masalah Kesehatan Jiwa di Dunia 5 Masalah Kesehatan Masalah Kesehatan Jiwa Sebelum dan Utama di Dunia Saat Pandemi Source: IPSOS Global Health Service Monitor, 2020 Source: CDC, NCHS, U.S Census Beaureu

MASALAH KESEHATAN FISIK DAN JIWA NO MASALAH KESEHATAN MASALAH KESEHATAN FISIK JIWA Tidak Menular Menular 1 Gangguan Mental 9.8 Stroke 10.9% Diare 6.8% Emosional 2 Depresi 6.1 Hipertensi 8.36% ISPA 4.4% 3 Skizofrenia 0.18% Asma 2.4% Pneumonia 2.0% 4 Diabetes Militus 1,5% TBC Paru 0.42% 5 Jantung 1,5% Hepatitis 0.39% 6 Kanker 0.18% Malariaa 0.37% Riskesdas, 2018

INDIKATOR KELUARGA SEHAT 1. Mengikuti Program Keluarga Berencana 2. Ibu Bersalin di Fasilitas Kesehatan 3. Bayi Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap 4. Bayi Mendapat ASI 5. Balita Mendapat Pantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 6. Penderita TBC Paru Mendapat Pengobatan Standar 7. Penderita Hipertensi Mendapat Pengobatan Teratur 8. Penderita Gangguan Jiwa Mendapat Pengobatan dan Tidak Terlantar 9. Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok 10. Keluarga Menjadi Anggota Jaminan Kesehatan Nasional 11. Keluarga Memiliki Akses Sarana Air Bersih 12. Keluarga Memiliki Akses Jamban Sehat

KETIDAKSETARAAN PELAYANAN UMUM DAN KESWA (Alasan Ketidak setaraan no 1 dan 2: Akses Pelayanan) No Pelayanan Pelayanan Pelayanan KESWA UMUM 1 PUSKESMAS Semua Belum semua PKM Kecamatan dan menyediakan Yan Keswa Kelurahan 2 RUMAH SAKIT UMUM Semua Kab/Kota Belum semua RSUD DAERAH menyediakan Yan Keswa 3 RUMAH SAKIT JIWA Belum semua Propinsi memiliki RSJ

PERBEDAAN TENAGA KESEHATAN SPESIALISTIK DI PELAYANAN UMUM DAN KESWA (Alasan ketidak setaraan: 4.Pelayanan yang seharusnya; 10. Penyakit Fisik Belum Asuhan holistik) No Pelayanan Pelayanan UMUM Pelayanan KESWA 1 PUSKESMAS Sebagian PKM telah Belum ada SpKj, SpKepJ. memiliki Sp Umum Psi Klinik 2 RUMAH SAKIT Spesialis Kedokteran Sebagian sudah ada SpKJ UMUM sudah ada Belum ada SpKepJ DAERAH Spesialisasi Keperawatan sudah mulai ada 3 RUMAH SAKIT Beberapa RSJ SpKJ: sudah ada, namum Sp2 belum JIWA mempunyai Dokter SpKepJ sudah ada di sebagian RSJ Spesialis Umum

KESETARAAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA BERDASARKAN UU KESWA NO 18 TAHUN 2014

KESEHATAN JIWA SEJAK LAHIR SD LANSIA SEHAT – RISIKO - GANGGUAN Sehat Risiko/ Early 15-25 tahun ODMK Detection Stresor (Psikosos) (Heinssen, et al, Bio 2014) Psiko Sos Gejala Early Duration Psychosis Skizofrenia Psychosis Untreated PROMOSI Prodroma Psychosis KURASI& REHAB PREVENSI PROMPT KURASI& TREATMENT REHAB

Promosi Kelompok Kesehatan Sehat Jiwa

Target Upaya promotif UU KESWA NO 18, 2014, Pasal 8 • Keluarga • Lembaga pendidikan • Tempat kerja • Masyarakat • Fasilitas pelayanan kesehatan • Media massa • Lembaga keagamaan dan tempat ibadah • Lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan.

1. UPAYA PROMOTIF KESWA DI KELUARGA •Pola asuh dalam keluarga •Pola komunikasi dalam keluarga yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan jiwa yang sehat

2. Upaya Promotif KESWA di lingkungan lembaga pendidikan UKS: • Menciptakan suasana belajar-mengajar yang JIWA kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwa • Keterampilan hidup terkait Kesehatan Jiwa bagi peserta didik sesuai dengan tahap perkembangannya

3. Upaya Promotif KESWA di lingkungan tempat kerja • Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) OHN: mengenai Kesehatan Jiwa JIWA • Menciptakan tempat kerja yang kondusif untuk perkembangan jiwa yang sehat agar tercapai kinerja yang optimal.

4. Upaya Promotif KESWA di lingkungan masyarakat • Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai Kesehatan Jiwa CMHN • Menciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan jiwa yang sehat.

5. Upaya Promotif' KESWA di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan CMHN • Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai Kesehatan Jiwa • Sasaran kelompok pasien, kelompok keluarga, atau masyarakat di sekitar fasilitas pelayanan kesehatan.

6. Upaya Promotif KESWA melalui media massa • Penyebarluasan informasi bagi masyarakat mengenai: ▪ Kesehatan Jiwa ▪ Pencegahan ▪ Penanganan gangguan jiwa di masyarakat ▪ Fasilitas pelayanan Kes di bidang Kesehatan Jiwa • Pemahaman yg positif mengenai ODGJ dengan tidak membuat program pemberitaan, penyiaran, artikel, dan/atau materi yang mengarah pada stigmatisasi dan diskriminasi terhadap ODGJ • Pemberitaan, penyiaran, program, artikel, dan/atau materi yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan Kesehatan Jiwa

7. Upaya Promotif KESWA di lingkungan lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan • Peningkatan pengetahuan dan pemahaman warga binaan pemasyarakatan tentang Kesehatan Jiwa FORENSIC • Pelatihan kemampuan adaptasi dalam masyarakat NURSING • Menciptakan suasana kehidupan yang kondusif untuk Kesehatan Jiwa warga binaan pemasyarakatan.

PROMOSI PREVENSI KESWA ANAK DAN REMAJA Posyandu & PAUD + UKS & KESWA + UKS & KESWA + Stimulasi Stimulasi Stimulasi Perkembangan Perkembangan Perkembangan 0-5 thn 6-12 th 12-18 th PENCEGAHAN PENCEGAHAN KEKERASAN & NAPZA KEKERASAN & NAPZA & BUNUH DIRI & GATGET & BUNUH DIRI & GATGET

Pencegahan Kelompok Risiko Kesehatan Jiwa

Tujuan Upaya preventif Kesehatan Jiwa (pasal 11) ◼Mencegah terjadinya masalah kejiwaan ◼Mencegah timbulnya dan/atau kambuhnya gangguan jiwa ◼Mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secara umum atau perorangan ◼Mencegah timbulnya dampak masalah psikososial

UPAYA PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN JIWA KELOMPOK RISIKO UPAYA PENCEGAHAN Sakit Fisik Manajemen Stres di FKTP (termasuk COVID-19) Keluarga ODGJ Manajemen Stres di FKTP Manajemen stres Putus Sekolah Ketahanan Mental Program Antisipasi Putus Kerja Program Kesejahteraan Kehilangan Orang yang dicintai 35 Nara Pidana Kemiskinan Korban Bencana 10/17/2021

Pertolongan Pertama Psikologis (WHO, 2011) 3L KEGIATAN LOOK : Obsevasi, Perhatikan LISTEN : Dengarkan Curhatannya LINK : Rujuk Pelayanan Kesehatan, Hubungkan dengan orang yang dicintai, Hubungkan dengan Dukungan sosil

DIAGNOSIS KEPERAWATAN JIWA TERKAIT MASALAH KESEHATAN FISIK DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1.Ansietas 2.Gangguan Citra Tubuh 3.Gangguan Konsep Diri 4.Ketidakberdayaan 5.Keputusasaan PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT 1.Tuberkulosa 2.Hipertensi 3.Diabetes Militus 4.Kanker

Kuratif dan Kelompok Rehabilitatif Sakit/ODGJ

Tujuan Upaya Kuratif Kesehatan Jiwa (pasal 18) ◼Penyembuhan atau pemulihan ◼Pengurangan penderitaan ◼Pengendalian disabilitas ◼Pengendalian gejala penyakit

Tujuan Upaya Rehabilitatif Kesehatan Jiwa (pasal 25) ◼Mencegah atau mengendalikan disabilitas ◼Memulihkan fungsi sosial ◼Memulihkan fungsi okupasional ◼Mempersiapkan dan memberi kemampuan mandiri di masvarakat

PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA ODGJ Pengobatan & Pengobatan & REHABILITASI DI Perawatan Perawatan RS ACUTE RESOLUTION RECOVERY MANDIRI & PRODUKTIF DINAS SOSIAL REHABILITASI LAPANGAN MASYARAKAT BERBASIS KERJA MASYRAKAT

DIAGNOSIS KEPERAWATAN JIWA PADA ODGJ DIAGNOSIS KEPARAWATAN 1. Halusinasi 2. Risiko Perilaku Kekerasan 3. Harga Diri Rendah 4. Isolasi Sosial 5. Defisit Perawatan Diri EDUKASI TENTANG PENYAKIT 1.Skizofrenia 2.Depresi 3.Bipolar

KEGIATAN KADER ◼Asuhan Kader Kesehatan Jiwa • Medeteksi KesWa Keluarga • Menggerakkan pasien dan keluarga • Merujuk Pasien ke PKM • Melakukan Kunjungan Rumah ◼Asuhan Keluarga • Mengenal Masalah Pasien • Mampu memutuskan pelayanan kesehatan pasien • Mampu merawat pasien : perawat diri, bersosialisasi, melakukan kegiatan rumah tangga • Menciptakan suasana keluarga yang kondusif • Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa 10/17/2021 43

TARGET ASUHAN KEPERAWATAN PADA ODGJ 1. Kemampuan mengendalikan tanda dan gejala • Asuhan keperawatan • Asuhan medik (kepatuhan minum obat) 2. Kemampuan perawatan diri (Self Care) 3. Kemampuan sosialisasi 4. Kemampuan kegiatan sehari-hari/rumah tangga (Activity Daily Living) 5. Kemampuan bekerja

TINGKAT KEMAMPUAN ASKEP ODGJ TINGKAT KEMANDIRIAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI TOTAL CARE Tidak memiliki kemampuan dalam: mengendalikan gejala Kemampuan 1 s.d 5 (-) (1), merawat diri (2), bersosialisasi (3), ADL/ kemampuan kegiatan sehari-hari (4), dan bekerja (5) PARTIAL CARE memiliki kemampuan dalam: mengendalikan gejala (1), Kemampuan 1-2 (+) merawat diri (2), Kemampuan 3-5 (-) memiliki kemampuan dalam : mengendalikan gejala (1), MANDIRI/ SELF CARE merawat diri (2), bersosialisasi (3), ADL/ kemampuan Kemampuan 1-4 (+) kegiatan sehari-hari (4), Kemampuan 5 (-) PRODUKTIF memiliki kemampuan dalam: mengendalikan gejala (1), Kemampuan 1-5 (+) merawat diri (2), bersosialisasi (3), ADL/ kemampuan kegiatan sehari-hari (4), dan bekerja (5)

PATUH BEROBAT ODGJ TINGKAT KEMANDIRIAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI TOTAL CARE Tidak melakukan : patuh 8 aspek benar obat Kemampuan 1 s.d 5 (-) (1), kontrol 1 kali per minggu (2), kontrol 1 kali per 2 minggu (3), kontrol 1 kali per 4 PARTIAL CARE minggu (4) Kemampuan 1 & 2/3 (+) Mampu melakukan : patuh 8 aspek benar obat (1), kontrol 1 kali per minggu (2), MANDIRI/ SELF CARE kontrol 1 kali per 2 minggu (3) Kemampuan 1 & 3 (+) Mampu melakukan :patuh 8 aspek benar obat (1), kontrol 1 kali per 4 minggu (3)

KEMANDIRIAN MENGGUNAKAN PELAYANAN KESEHATAN ODGJ TINGKAT KEMANDIRIAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI TOTAL CARE Dikunjungi Tenaga Kesehatan di Rumah ODGJ (Home Visit) PARTIAL CARE Periksa ke Puskesmas diantar oleh kader dan keluarga atau hanya dengan keluarga MANDIRI/ SELF CARE Datang untuk periksa ke puskesmas sendiri

PROGRAM PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ODGJ DI RSJ Introduction Pemulihan (Recovery) gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan memaksimalkan kemampuan diri (Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016) 9/3/20XX Presentation Title 48

KEKAMBUHAN ODGJ • Global (Weret &Mukhejee, 2014) : 50-92% : • Penyebab Kekambuhan (Riskesdas, 2018) • Merasa sudah sembuh 36.1% • Tidak rutin berobat ke Fasyankes : 48.9%

PENYEBAB KEKAMBUHAN Tidak Patuh Minum Obat (Pasaribu & Hasibuan, 2019; Stuart et al., 2016; Sullinger, 1998; Xiao et al., 2015) Tidak Mampu Mengenali Merawat Gejala Kekambuhan (Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016) Ketidak Mampuan Keluarga Merawat (Nancye, 2015; Stuart et al., 2016; Sullinger, 1998) Kurangnya dukungan dari masyarakat, dan petugas kesehatan (Ahmad et al., 2017; Pratama et al., 2015; Rosenfarb et al., 2017; Sullinger, 1998; Xiao et al., 2015)


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook