Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore TTANTANGAN DAN TREND KEP JIWA 2022 PDF

TTANTANGAN DAN TREND KEP JIWA 2022 PDF

Published by By. Hukormas RSJSH, 2022-06-27 08:26:42

Description: Di Sampaikan Oleh Ns Salamiyah, S.Kep, M.Si

Search

Read the Text Version

TANTANGAN DAN TREND PELAYANAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI ERA GLOBALISASI Di sampaikan oleh : Ns ,Salamiyah S.Kep,M.Si Komite Keperawatan RSJSH Jakarta Jln Prof DR Latumeten NO 1 Grogol Jakarta Barat Telp 021 -5682841 INTERNATIONAL NURSE DAY THN 2022

PENDAHULUAN • Mutu Sumber Daya Manusia tidak dapat diperbaiki hanya dengan pemberian gizi seimbang saja namun harus mulai dari dasar dengan melihat bahwa manusia selalu terdiri dari tiga aspek yaitu organ biologis (fisik/jasmani), Psikoedukatif (mental-emosional/jiwa) dan sosiokultural (sosial-budaya/lingkungan). • Apabila ingin memperbaiki mutu sumberdaya manusia, maka ketiga aspek tersebut harus diperhatikan. Jika salah satu dari ketiga aspek tersebut terabaikan, maka upaya kita hanya tinggal sebagai harapan belaka yang mungkin tidak pernah akan tercapai,oleh sebab itu di butuhkan kerja sama semua baik lintas sector,lintas profesi ,stake holder dan masyarakat. • Pandemi juga berdampak pada kesehatan mental dan penting untuk mendapatkan perhatian dari negara-negara di ASEAN, maka dalam rangkaian acara 15th ASEAN Health Ministers Meeting yang di adakan di Bali 13 mei 2022 ini menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian masyarakat ASEAN terhadap kesehatan jiwa.

TANTANGAN KESEHATAN JIWA 1.STIGMA 2.PEMAHAMAN 3.KESEHATAN DISABILITAS TERHADAP MENTAL TABU MENTAL KESWA RENDAH 4.DISKRIMINASI 5.AKSES KESWA TERHADAP BELUM MERATA DISABILITAS MENTAL

1.STIGMA TERHADAP DISABILITAS MENTAL Stigma atau nilai buruk yang diberikan kepada pengidap kesehatan mental di Indonesia didapatkan melalui pengaruh lingkungan yang buruk. Labelling, pengucilan, dan stereotip terhadap pengidap gangguan kesehatan mental membuat orang yang menderita gangguan mental memilih bungkam atau tidak berkonsultasi kepada ahli. .

2.RENDAHNYA PEMAHAMAN MENGENAI KESWA Di Indonesia, informasi mengenai kesehatan mental masih belum banyak dipahami oleh masyarakat. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan mental membuat penilaian masyarakat terhadap pengidap gangguan kesehatan mental menjadi negatif. Akibatnya, terjadi salah penanganan terhadap penderita kesehatan mental.

3.KESEHATAN MENTAL DI INDONESIA HAL TABU Keterbatasan pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan mental di Indonesia tidak dapat lepas dari nilai-nilai tradisi budaya atau kepercayaan masyarakat. Sebagian masyarakat masih mempercayai penyebab kesehatan mental berasal dari hal-hal supernatural atau takhayul sehingga pengidap gangguan kesehatan mental menganggap gangguan yang terjadi dalam dirinya adalah aib. Pemahaman ini membuat orang yang membutuhkan bantuan tenaga ahli enggan untuk ditangani. Tak jarang, pengidap gangguan kesehatan mental merasa malu untuk berada di masyarakat.

4.DISKRIMINASI TERHADAP DISABILITAS MENTAL Kesadaran masyarakat yang rendah tidak jarang mengakibatkan munculnya diskriminasi terhadap pengidap gangguan kesehatan mental. Bentuk diskriminasi tersebut dapat berupa perlakuan kasar, penghinaan, maupun perundungan. Tak jarang pula masyarakat menjauhi pengidap gangguan kesehatan mental serta keluarganya.

5.AKSES TERHADAP KESWA BELUM MERATA Akses terhadap kesehatan mental di Indonesia masih sulit. Anggaran pemerintah untuk kesehatan mental, kapasitas rumah sakit jiwa, serta bangsal psikiatri di rumah sakit umum masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Di Indonesia, ada delapan provinsi yang tidak memiliki rumah sakit jiwa dan tiga provinsi tidak memiliki seorang pun psikiater. Kementerian Kesehatan Indonesia memprediksi setidaknya 90% orang dengan gangguan kesehatan mental tidak mendapatkan akses terhadap perawatan yang memadai.

TREND PELAYANAN KESWA DI ERA GLOBALISASI • PERUBAHAN HOSPITAL BASE CARE COMMUNITY BASE CARE MENEKANKAN ASPEK PREVENTIF DAN PROMOTIF • FOKUS TIDAK HANYA MENAGANI ORANG SAKIT JUGA PADA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP • TENAGA KESEHATAN MEMPUNYAI STANDAR GLOBAL PROPESIONALISME DAN KEAHLIAN MENJADI KUNCI • PROPESI KEPERAWATAN PENERAPAN MPKP DI RSJ ,SAFE WARD,PELATIHAN CLINICAL INSTRUKTUR BAGI PSIKIATRIC NURSE,CMHN DI PUSKESMAS ,KADER JIWA ,RW SIAGA SEHAT JIWA

LANJUTAN………… BANYAKNYA BENCANA ALAM,KONFLIK SOSIAL,PEPERANGAN,PEMERKOSAAN ,ADANYA PANDEMI COVID 19 MENINGKATNYA POST TRAUMATIC SINDROM DISORDER MENINGKATNYA MASALAH PSIKOSOSIAL MASALAH PSIKIS,KEJIWAAN AKIBAT DARI PERUBAHAN SOSIAL SEPERTI: • PSIKOTIK GELANDANGAN • MASALAH ANAK JALANAN, BULLYING,TAWURAN ,KENAKALAN REMAJA • PENYALAHGUNAAN NAFZA • PELECEHAN DAN PENYIMPANGAN SEKSUAL • STERES PASCA TRAUMA • PENGUNGSIAN • PENGANGGURAN • MASALAH USIA LANJUT YANG TERISOLIR

UPANYA KESEHATAN JIWA PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF 1.Meningkatkan 1.Mencegah 1.Penyembuhan atau 1.Mencegah dan kesehatan jiwa timbulnya masalah Pemulihan mengendalikan di masyarakat Kejiwaan disabilitas 2.Hilangnya 2.Mencegah 2.Pengurangan 2.Memulihkan fungsi stigma dan kambuhnya penderitaan sosial Diskriminasi gangguan Jiwa 3.Meningkatkan 3.Mengurangi 3.Pengendalian 3.Memulihkan fungsi pemahaman factor resiko disabilitas okupasional masyarakat 4.Adanya peran 4.Mencegah 4.Pengendalian 4.Mempersiapkan dan memberikan serta dan dampak Psikososial gejala penyakit kemampuan ODGJ penerimaan di

SAAT INI BERUBAH,,,, ODGJ “pasien berbahaya ODGJ adalah Manusia- dan Tidak Berdaya Keluarga-Masy unik dan Berdaya

PELAYANAN KESWA BERBASIS MASYARAKAT Tim Kes: Dokter Perawat TOMA KLIEN SKIZOFRENIA (ODGJ) KADER (KKJ) KELUARGA

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA • Keperawatan Kesehatan Jiwa (Mental Health Nursing) adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya.

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT JIWA • Peran dan fungsi perawat jiwa saat ini telah berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya (Stuart, 2002). • Peran perawat jiwa sekarang mencakup parameter kompetensi klinik, advokasi pasien, tanggung jawab fiskal(keuangan), kolaborasi profesional, akuntabilitas (tanggung gugat) sosial, serta kewajiban etik dan legal. .

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT JIWA KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN KEJIWAAN 1.Pemberian pengobatan 13.Terapi Bermain 25.Publikasi 2.Penatalakasanan Pengobatan 14.Obat yang di resepkan 26.Aktivitas Peningkatan Kulaitas 3.Peningkatan Kesehatan 15.Keamanan Lingkungan 27.Aktitas Rekrutmen dan Retensi 4.Pernak -Pernik Terapi 16.Pengkajian Psikososial 28.Aktivitas badan legisiasi 5.Konseling Nutrisi 17.Psiko Terapi 29.Penatalaksanaan Resiko 6.Informed Consent 18.Pencegahan Kekambuhan 30.Pengembangan Perangkat Lunak 7.Penyuluhan Keluarga 19.Implementasi Penelitian 31.Penjadwalan Staf 8.Triase pasien 20.Aktivitas Perawatan diri 32.Penyuluhan Staf dan Peserta didik 9.Pengkajian Fisik 21.Pelatihan Keterampilan 33.Perencanaan Strategis 10.Penanganan Psikologis 22.Penanganan Somatik 34.Penguasaan Unit 11.Obat yang di resepkan 23.Perencanaan Program 35.Umpan Balik Pendayagunaan 12.Keamanan Lingkungan 24.Evaluasi Program Sumber (Hamid 2008)

ADA 3 AREA UTAMA ASKEP JIWA 1.AKTIVITAS ASUHAN LANGSUNG 2.AKTIVITAS KOMUNIKASI 3.AKTIVITAS PENGELOLAAN/PENATALAK SANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

1.AKTIVITAS ASUHAN LANGSUNG 1.Advokasi 9.Intervensi Krisis 2.Tindak Lanjut setelah Keperawatan 10.Perencanaan Pulang 3.Penanggulangan Perilaku 11.Intervensi Keluarga 4.Konsultasi Kasus 12.Kerja Kelompok 5.Pengelolaan Kasus 13.Peningkatan Kesehatan 6.Penangulangan Kognitif 14.Penyuluhan kesehatan 7.Penyuluhan Komunitas 15.Pengkajian resiko tinggi 8.Konseling Kepathan 16.Kunjungan Rumah

LANJUTAN…………………….. 17.Konseling Individu 18.Skrining dan Evaluasi masukan 19.Pemberian Pengobatan 20.Penatalaksanaan Pengobatan 21.Peningkatan Kesehatan Mental

2.AKTIVITAS KOMUNIKASI 1Konfrensi kasus klinik 7.Menyiapkan Laporan 2.Mengembangkan 8.Jaringan kerja Perawat Profesional ( rencana penanggulangan Handoper,Transfer ) 3.Dokumentasi Asuhan 9.Pertemuan Staf 4.Kesaksian Forensik 10.Penulisan Order (TBAK) 5.Hubungan antar Agen 6.Umpan balik Sejawat 11.Pertemuan Tim 12.Laporan Verbal tentang Asuhan (SBAR) dan (TBAK)

3.AKTIVITAS PENGELOLAAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN 1.Alokasi Sumber dan Anggaran 11. Pemasaran dan Humas 2.Penyelia Klinik 12. .Mediasi dan Resulasi Konflik 3.Kolaborasi 13. Pengkajian Dan Perkiraan Kebutuhan 4.Peran serta Komite 14. Penguasaan Organisasi 5. Tindakan Komunitas 15. Penatalaksanaan Hasil 6. 6.Hubungan Konsultasi 16. Evaluasi Kinerja 7. Negosiasi Kontrak 17. Pengembangan Kebijakan dan Prosedur 8. Koordinasi Pelayanan 18. Presentasi Profesional 9. Delegasi Penugasan 19. Perencanaan Program 10. Penulisan Jaminan 20. Evaluasi Program

KOMPETENSI DAN KEMAMPUAN PERAWAT JIWA MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN 1.Membuat Pengkajian kesehatan Biopsikososial yang peka terhadap Budaya. 2.Merancang dan Mengimplementasikan rencana Tindakan untuk pasien dan keluarga dengan masalah kesehatan yang Kompleks dan kondisi yang dapat menimbulkan sakit. 3.Berperan serta dalam Aktivitas Pengelolaan Kasus, seperti Mengorganisasi, ,Mengkaji, Negosiasi, Koordinasi, dan Mengintegrasikan Pelayanan serta perbaikan bagi individu dan keluarga. 4.Memberikan Pedoman Pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan kelompok untuk menggunakan sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental termasuk pemberi pelayanan terkait, teknologi, dan sistem sosial yang paling tepat.

LANJUTAN………….. 5.Meningkatkan, memelihara kesehatan mental, serta mengatasi pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling. 6.Memberikan asuhan kepada mereka yang mengalami penyakit fisik dengan masalah psikologik dan penyakit jiwa dengan masalah fisik. 7.Mengelola dan Mengkoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN JIWA Dalam menjalankan Peran fungsinya, perawat jiwa harus mampu :Mengidentifikasi, Menguraikan, dan Mengukur hasil asuhan yang mereka berikan pada pasien, keluarga, dan komunitas. Hasil adalah semua hal yang terjadi pada pasien dan keluarga ketika mereka berada dalam Sistem Pelayanan Kesehatan, dapat meliputi status kesehatan, status fungsional, kualitas kehidupan, ada atau tidaknya Penyakit, jenis respons Koping, serta kepuasan terhadap tindak penanggulangan.

EVALUASI HASIL ASKEP JIWA BERFOKUS PADA: 1.KONDISI KLINIK 2.INTERVENSI KEPERAWATAN 3.PROSES PEMBERIAN ASUHAN

INDIKATOR HASIL TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA A.INDIKATOR HASIL C.INDIKATOR HASIL KLINIK PERSEPTUAL,KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA . B.INDIKATOR HASIL D.INDIKATOR HASIL FUNGSIOANAL FINANSIAL

A.INDIKATOR HASIL KLINIK 1.PRILAKU RESIKO TINGGI 6.MASUK KEMBALI DI RS 2.SIMPTOMATOLOGI 7.JUMLAH EPISODE 3.RESPON KOPING PENGGULANGAN 4.KEKAMBUHAN 5.KEJADIAN BERULANG 8.KOMPLIKASI MEDIK 9.LAPORAN INSIDEN 10.MORTALITAS

B.INDIKATOR HASIL FUNGSIONAL 1.STATUS FUNGSIONAL 5.KUALITAS HIDUP 2.INTERAKSI SOSIAL 6.HUBUNGAN KELUARGA 3.AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI 7.PENATAAN RUMAH 4.KEMAMPUAN OKUPASIONAL

C.INDIKATOR HASIL PERSEPTUAL KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA 1.HASIL 2.PEMBERI PELAYANAN 3.SISTEM PELAYANAN 4.PELAYANAN YANG DI TERIMA 5.ORGANISASI

D.INDIKATOR HASIL FINANSIAL 1.BIAYA PEREPISODE PENANGULANGAN 2..PAJAK PEREPISODE PENANGGULANGAN 3.LAMA MASA RAWAT 4.PENGGUNAAN SUMBER PELAYANAN KESEHATAN 5.BIAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECACATAN

KESIMPULAN • Kesehatan jiwa perlu untuk semua orang , untuk meningkatkan KESWA dimasyarakat dengan upaya :Promotif,Preventif,Kuratif dan Rehabilitatatif • Dalam memberikan ASKEP, perawat jiwa harus paham tentang peran dan fungsinya ,serta punya kemampuan dan kompetensi agar pelayanan yang di berikan bermutu ,berkualitas . • Pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat lebih efektif ,karena aksesnya dapat dan mudah di jangkau oleh masyarakat .Dengan pembentukan RW Siaga Sehat jiwa,Kader Jiwa,CMHN ,Deteksi dini Keswa dapat berjalan ,sehingga Keswa dimasyrakat semakin baik. • Penaganan masalah kesehatan jiwa terkoordinasi dan butuh Kerjasama semua pihak baik dari pemerintah setempat ,lintas sector,lintas profesi,stake holder dan masyarakat . • Peran pemberdayaan,Support system ODGJ dari keluarga ,masyarakat dan instansi terkait sangat penting ,agar kondisi ODGJ cepat pulih ,mandiri dan produktif ,serta menurunkan resiko kambuh dan stigma ODGJ di masyarakat ,untuk mengurangi pengangguran ,menciptakan SDM unggul Indonesia Maju

DAFTAR PUSTAKA • Azizah, L.M. dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi • A, Aziz, Hidayat. (2011). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. • Departemen Buku Pedoman Kesehatan Jiwa. Jakarta : Depkes • Dermawan, D & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa; Konsep Dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing • NANDA-I. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 Ed.11. Jakarta: EGC • Stuart.G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing edisi 10. St Louis, Missouri: Mosby . (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Buku 2 alih bahasa : Keliat, B.A. Singapore: Elsever

TETAP SEMANGAT ...... SELAMAT BERKARYA .......


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook