MODUL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA KELAS 12 IINNSSMMDADAAASOSOHHTTNINIRRRREEASASIIAA dengan pendekatan PEDAGOGI IGNASIAN LUSIA ELY RAHMAWATI kkgogoololneneszszeaeaggaa
perkenalan tokoh PSeartkeyemaHnaaaanllokkaauntnneItmnunmdakaoenmnm-baetbeseliamimsajaa.bayrinnagSGPaoteasnmtkzr!aaGn-ru. WPHeaarlSitkeaetrsen.tmarlYaakunak-nIntedknmoiatnaamenasbiaeGs.loaanjyazar! Hai laskar Gonz! Perkenalkan nama saya Edna. HOiatui..i.ykaeS, raenseatermnanankIunldooHhnihre.o.s. ia Tiga murid Pak Gru di Gonz 1
DESKRIPSI MODUL SASTRA INDONESIA DESKRIPSI MODUL Modul ini berisi materi tentang pengenalan hasil karya sastra yaitu novel. Penjelasan di dalam modul ini sangat relevan dengan kebutuhan siswa kelas 12 yang harus mulai mengenal hasil karya sastra non modern. Karya sastra sejarah sangat menarik karena latar belakang penulisannya sesuai zaman tersebut. Pada modul ini pembaca juga diajak belajar dengan bantuan dialog antar tokoh yang ditampilkan pada modul ini. Percakapan antar tokoh dan dilengkapi gambar pendukung dimaksudkan dapat mengantarkan pembaca mudah memahami pembelajaran. Modul ini menggunakan pendekatan pedagogi Ignasian untuk membantu penyerapan dan pemaknaan pembelajaran. Pendekatan ini dapat berupa uji formatif, refleksi, aksi, dan soal evaluasi. 2
PEDOMAN PENGGUNAAN MODUL 1 Modul ini digunakan untuk melatih 2 Agar siswa mendapatkan hasil keterampilan siswa dalam belajar yang maksimal, siswa mengenal dan menganalisis karya disarankan untuk memahami terlebih dahulu materi yang sudah sastra berupa novel. disajikan berserta contoh dan rangkuman. 3 Jika siswa sudah memahami isi 4 materi yang disajikan, siswa Setelah siswa selesai mengerjakan dapat mengerjakan soal uji soal uji formatif siswa diharapkan formatif untuk mengetahui tingkat merefleksikan materi yang pemahaman awal. didapatkan. 5 6 Setelah merefleksikan materi, Setelah siswa selesai mengerjakan siswa dapat mengerjakan soal soal aksi siswa kemudian diajak aksi untuk mengasah materi yang untuk mengerjakan soal evaluasi didapatkan sesuai hasil refleksinya. untuk mengetahui kemampuan akhir. 3
DAFTAR ISI Perkenalan Tokoh .............................................................................. 1 Deskripsi Modul ............................................................................... 2 Pedoman Penggunaan Modul ............................................................... 3 Daftar Isi ......................................................................................... 4 Kata Mutiara .................................................................................... 5 Bab 1 Menikmati Cerita Sejarah ......................................................... 8 Keterangan Kompetensi Dasar ............................................................ 10 Tebak Gambar .................................................................................. 12 Pengertian Novel Sejarah ................................................................... 13 Pengertian Teks Sejarah ..................................................................... 15 Contoh Novel Sejarah ........................................................................ 15 Contoh Teks Sejarah .......................................................................... 19 Latihan 1 ........................................................................................... 23 Perbedaan Novel Sejarah dan Teks Sejarah .......................................... 24 Pendalaman Novel Sejarah .................................................................. 27 Struktur Novel Sejarah ...................................................................... 32 Latihan 2 .......................................................................................... 35 Unsur Kebahasaan Novel Sejarah ........................................................ 38 Latihan 3 .......................................................................................... 43 Makna Kias ...................................................................................... 43 Latihan 4 .......................................................................................... 44 Nilai Kehidupan Novel Sejarah ............................................................ 47 Latihan 5 .......................................................................................... 48 Langkah Menyusun Novel Sejarah ................................................... 50 Latihan 6 ........................................................................................ 51 Rangkuman ....................................................................................... 53 Refleksi 1 .......................................................................................... 54 Aksi 1 .............................................................................................. 56 Evaluasi 1 .......................................................................................... 57 4
Hai Hiro... bkeHabIaAtneaikrid-uaokNpnaaaest.sua..idsaaambshaltuocrthmaaiahwerhinaa.n.gn.iudtydaipuirki ... WW.. SS.. RREENNDDRRAA “ssTsmKeeuedintaaataytnnauugupmtsisbeiakierkaansrapsera.nsaeSynednudikaasimwaalapasmhbrkeauiantk.ys,aaBuunumnualnakatatahunsunki bkkakTaa,deurradehedlonnaaakaanhn., kehidupan.” -W.S. Rendra- “tadOekatraraainnpshgieijlasabernolalgaehmhd.iapMdaaeinlanadumatliisimdsaaeaktdsaiynamlgargheanikbulaaelitnskg,ediratijana, untuk keabadian.” PRAMOEDYA -Pramoedya Ananta Toer- ANANTA TOER 5
WmlaaahgsiihbyaagaudHsair?sdeukaali, Iyaaa betul... Aku suka sekali rangkaian kata-kata ini. “immitKtuueausmlaubkuuhiaaji,ywsijaatuan.ugnga,Kmmaibutliesauaumushaum,yj.iedaTnaintyagnuepbyitmaaeknbemagnklacaamennuleabnysaacaietinkylugaa, berpikir-pikir.” -A. A. Navis- AA.. AA.. NNAAVVIISS DJENAR “Kita bisa memesan bir, namun tidak MAESA AYU bisa memesan takdir.” -Djenar Maesa Ayu- 6
Saat Hiro sedang membaca buku di Perpus, Pak Gru tiba- tiba menelepon Hiro. Pak Gru TPemakmaunnseG-etnumjrtcakeuoarmsardemihamaj.nlaeek,rnmeBbaymesahianlahuamtyaadjdaapniaarantniedkbmmaiamnmnecaoinaennviamt-ikenanmtlbfeoaamPisctteuaaianjknaihcrun.ea.noGu.rhtvnirtu.uetakul k kuy laksanakan 7
BAB 1 MENIKMATI CERITA SEJARAH 8
Saatnya menyimak kata-kata bijak dari Edna Temmaynua,tnialgirhaasdtulidadahbaruhikkuaVatokailu-ntaik.i.atr.uetalis VVOOLLTTAAIIRREE “Semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berpikir; semakin aku banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apa pun.” -Voltaire- 9
KOMPETENSI DASAR (PENGETAHUAN) Setelah teman-teman mempelajari Bab 1 ini, teman-teman diharapkan mampu untuk mendata informasi penting dalam novel sejarah, mengidentifikasi struktur teks novel sejarah, membandingkan novel sejarah dengan teks sejarah, menemukan unsur-unsur kebahasaan yang ada dalam novel, dan mampu menunjukkan kebahasaan yang sering digunakan dalam novel sejarah. KOMPETENSI DASAR (KETERAMPILAN) Setelah teman-teman mempelajari Bab 1 ini, teman-teman diharapkan mampu menuliskan kembali nilai-nilai dalam novel sejarah, menentukan topik sebagai dasar penyusunan kerangka novel sejarah. dan mampu mengembangkan kerangka menjadi novel sejarah yang utuh. 10
NOVEL SEJARAH ?? Apakah teman-teman sudah pernah membaca novel sejarah? Kalau sudah, novel sejarah apa yang pernah teman-teman baca? Kalau aku sihh belum begitu banyak membaca novel sejarah, tapi aku akan coba membacanya. O piePylroaanh,rahuhn.k.ovaRdkeKoaluannlgisabgeRnaejoacnrragaaophaaDM?duyakeanundh2gut. 11
Saatnya tebak gambar dengan Pak Gru Coba kalian cari tahu kemudian pilih, manakah gambar buku di bawah ini yang termasuk novel sejarah? 1 234 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1144 15 12
Ndaihj,abBwasawaemgkbaaeaahinmrnaeainnntntgeiaum,kaakaagtiknntaaaa-urlitjaaessnbwmiamisaalasaabnhukad.nmta?apehdenniejenblteaunskaaarnn NOVEL SEJARAH Novel sejarah dapat dikategorikan sebagai novel ulang (rekon). Berdasarkan jenisnya, novel ulang terdiri atas tiga jenis, yakni rekon pribadi, rekon faktual informasional, dan rekon imajinatif. 1. Rekon pribadi adalah novel ulang yang memuat kejadian dengan melibatkan penulis secara langsung. 2. Rekon faktual (informasional) adalah novel ulang yang memuat kejadian faktual seperti eksperimen ilmiah, dan laporan polisi. 3. Rekon imajinatif adalah novel ulang yang memuat novel imajinatif dengan lebih rinci. Perhatikan penjelasan 13 Pak Gru
NOVEL SEJARAH Novel sejarah tergolong ke dalam novel ulang imajinatif. Artinya, novel tersebut didasarkan atas fakta- fakta sejarah yang kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang yang lain dan yang tidak muncul dalam fakta sejarah. Misalnya, kegemaran, emosi, dan keluarga. ??TNEKOSVESLEVJSSAERJAARHAH Lalu apa bedanya??? 14
TEKS SEJARAH Teks sejarah termasuk dalam rangkaian peristiwa penting sebagai suatu rekaman masa lalu. Teks sejarah berisi informasi yang tersusun secara kronologis atau mengikuti urutan waktu. Teks sejarah ini dalam penulisannya menggunakan pola sebab akibat atau akibat sebab (kausalitas). Teks ini juga tergolong genre teks naratif seperti halnya novel. Teks sejarah ini bersifat informatif. Untuk memperjelas perbedaan teks sejarah dan novel sejarah, bacalah teks di bawah ini! kutipan NOVEL SEJARAH Kemelut di Majapahit (S. H. Mintarja) Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa para senopati (perwira) yang setia dan banyak membantunya. Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban dan yang lain-lain pun diberi pangkat pula. Hubungan antara junjungan ini dengan para pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden Wijaya menjadi raja, amatlah erat dan baik. Akan tetapi, guncangan pertama yang memengaruhi hubungan ini adalah ketika Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja Kertanegara, dan telah menikah lagi dengan seorang puteri dari Malayu. Sebelum puteri dari tanah Malayu ini menjadi istrinya yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah mengawini semua puteri mendiang Raja Kertanegara. Hal ini dilakukannya karena beliau tidak menghendaki adanya dendam dan perebutan kekuasaan kelak. 15
NOVEL SEJARAH Keempat orang puteri itu adalah Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri, yang kedua adalah Dyah Jaya Inderadewi, dan yang disebut juga Retno Sutawan atau Rajaparni yang berarti “terkasih” karena memang puteri bungsu dari mendiang Kertanegara ini menjadi istri yang paling dikasihinya. Dyah Gayatri yang bungsu ini memang cantik jelita seperti seorang dewi kayangan, terkenal seluruh negeri dan kecantikannya dipuja-puja oleh sastrawan di masa itu. Akan tetapi, datanglah pasukan yang beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang Sang Prabu Kertanegara ke negeri Malayu. Pasukan ini dinamakan pasukan Pamalayu yang dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernama Kebo Anabrang atau juga Mahisa Anabarang, nama yang diberikan oleh Sang Pasukan ekspedisi yang berhasil baik ini membawa pulang pula dua orang putri bersaudara. Putri yang kedua, yaitu yang muda bernama Dara Petak. Sang Prabu Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan sang putri ini, maka diambillah Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang kelima. Segera ternyata bahwa Dara Petak menjadi saingan yang paling kuat dari Dyah Gayatri, karena Dara Petak memang cantik jelita dan pandai membawa diri. Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini yang setelah diperistri oleh Sang Baginda, lalu diberi nama Sri Indraswari. Terjadilah persaingan di antara para istri ini, yang tentu saja dilakukan secara diam-diam namun cukup seru, persaingan dalam memperebutkan cinta kasih dan perhatian Sri Baginda yang tentu saja akan mengangkat derajad dan kekuasaan masing-masing. Kalau Sang Prabu sendiri kurang menyadari akan persaingan ini, pengaruh persaigan itu terasa benar oleh para senopati dan mulailah terjadi perpecahan diam-diam di antara mereka sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri keturunan mendiang Sang Prabu Kertanegara, dan kepada Dara Petak keturunan Malayu. 16
NOVEL SEJARAH Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri. Namun, karena segan kepada Sang Prabu Kertarajasa yang bijaksana, persaingan, dan kebencian yang dilakukan secara diam-diam itu tudak sampai menjalar menjadi permusuhan mereka. Kiranya tidak ada terjadi hal-hal yang lebih hebat sebagai akibat masuknya Dara Petak ke dalam kehidupan Sang Prabu, sekiranya tidak terjadi hal yang membakar hati Ronggo Lawe, yaitu pengangkatan patih hamangku bumi, yaitu Patih Kerajaan Mojopahit. Yang diangkat oleh Sang Prabu menjadi pembesar yang tertinggi dan paling berkuasa sesudah raja yaitu Senopati Nambi. Pengangkatan ini memang banyak terpengaruh oleh bujukan Dara Petak. Mendengar akan pengangkatan patih ini, marahlah murka Adipati Ronggo Lawe. Ketika mendengar berita ini dia sedang makan, seperti biasa dilayani oleh kedua orang istrinya yang setia, yaitu Dewi Mertorogo dan Tirtowati. Mendengar berita itu dari seorang penyelidik yang datang menghadap pada waktu sang adipati sedang makan, Ronggo Lawe marah bukan main. Nasi yang sudah dikepalnya itu dibanting ke atas lantai dan karena dalam kemarahan tadi sang adipati menggunakan aji kedigdayaannya, maka nasi sekepal itu amblas ke dalam lantai. Kemudian, terdengar bunyi berkerotok dan ujung meja diremasnya menjadi hancur. “Kakangmas adipati ... harap paduka tenang ... .” Dewi Mertorogo menghibur suaminya. “Ingatlah, Kakangmas adipati ... sungguh merupakan hal yang kurang baik mengembalikan berkah ibu pertiwi secara itu ... .” Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhadap Dewi Sri dan dapat menjadi kualat. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, membiarkan kedua tanggannya dicuci oleh kedua istrinya yang berusaha menghiburan. “Aku harus pergi sekarang juga!” katanya. “Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di depan! Aku akan bernagkat ke Mojopahit sekarang juga!” Mego Lamat adalah satu di antara kuda-kuda kesayangan Adipati Ronggo Lawe, seekor kuda yang amat indah dan kuat, warna bulunya abu-abu muda. Semua cegahan kedua istrinya sama sekali tidak didengarkan oleh adipati yang sedang marah itu. 17
NOVEL SEJARAH Tak lama kemudian, hanya suara derap kaki Mego Lamat yang berlari congkalang yang memecah kesunyian gedung kadipaten itu, mengiris perasaan dua orang istri yang mencinta dan mengkhawatirkan keselamatan suami mereka yang marah-marah itu. Pada waktu itu, sang Prabu sedang dihadap oleh para senipati dan ponggawa. Semua penghadap adalah bekas kawan-kawan seperjuangan Ronggo Lawe dan mereka ini terkejut sekali ketika melihat Ronggo Lawe datang menghadap raja tanpa dipanggil, padahal sudah agak lama Adipati Tuban ini tidak datang menghadap Sri Baginda. Sang Prabu sendiri juga memandang dengan alis berkerut tanda tidak berkenan hatinya, namun karena Ronggo Lawe pernah menjadi tulang punggungnya di waktu beliau masih berjuang dahulu, sang Prabu mengusir ketidaksenangan hatinya dan segera menyapa Ronggo Lawe. Di dalam kemarahan dan kekecewaan, Adipati Ronggo Lawe masih ingat untuk menghaturkan sembahnya, tetapi setelah semua salam tata susila ini selesai, serta merta Ronggo Lawe menyembah dan berkata dengan suara lantang, “Hamba sengaja datang menghadap Paduka untuk mengingatkan Paduka dari kekhilafan yang Paduka lakukan di luar kesadaran Paduka!”. Semua muka para penghadap raja menjadi pucat mendengar ucapan ini, dan semua jantung di dalam dada berdebar tegang. Mereka semua mengenal belaka sifat dan watak Ronggo Lawe, banteng Majapahit yang gagah perkasa dan selalu terbuka, polos, dan jujur, tanpa tedeng aling-aling lagi dalam mengemukakan suara hatinya, tidak akan mundur setapak pun dalam membela hal yang dianggap benar. Sang Prabu sendiri memandang dengan mata penuh perhatian, kemudian dengan suara tenang bertanya, “Kakang Ronggo Lawe, apakah maksudmu dengan ucapan itu?” “Yang hamba maksudkan tidak lain adalah pengangkatan Nambi sebagai pepatih paduka! Keputusan yang paduka ambil ini sungguh- sungguh tidak tepat, tidak bijaksana dan hamba yakin bahwa paduka tentu telah terbujuk dan dipengaruhi oleh suara dari belakang! Pengangkatan Nambi sebagai patih hamangkubumi sungguh merupakan kekeliruan yang besar sekali, tidak tepat, dan tidak adil, padahal Paduka terkenal sebagai seorang Maharaja yang arif bijaksana dan adil!”. 18
CmobeangsBesearjegatkiraaaimrchaoannndgtaio,hkbakanlawiaolianavhnelbiasnscuie!adjaarhtaehk?s kutipan teks SEJARAH Candi Prambanan Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten. 19
teks SEJARAH Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa. Namun, kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan. Pemugaran Candi Prambanan memakan waktu yang sangat panjang, seakan tak pernah selesai. Penemuan kembali reruntuhan bangunan yang terbesar, yaitu Candi Syiwa, dilaporkan oleh C.A. Lons pada tahun 17733. Upaya penggalian dan pencatatan pertama dilaksanakan di bawah pengawasan Groneman. Penggalian diselesaikan pada tahun 1885, meliputi pembersihan semak belukar dan pengelompokkan batu-batu reruntuhan candi. Pada tahun 1902, upaya tersebut dilanjutkan kembali oleh van Erp. Pengelompokan dan identifikasi batu-batu reruntuhan dilaksakan secara lebih rinci. Pada tahun 1918, pemugaran terhadap Candi Prambanan dilanjutkan kembali di bawah pengawasan Dinas Purbakala (Oudheidkundlge Dienst) yang dipimpin oleh P.J. Perquin. Melalui upaya ini, sebagian dari reruntuhan Candi Syiwa dapat direkontruksi kembali. Pada tahun 1926, dibentuk sebuah panitia pemugaran di bawah pimpinan De Haan untuk melanjutkan upaya yang telah dilaksanakan Perquin. Di bawah pengawasan panitia ini, selain pembangunan kembali Candi Syiwa semakin disempurnakan hasilnya, dimulai juga persiapan pembangunan Candi Apit. Pada tahun 1931, De Haan meninggal dan digantikan oleh V.R. van Romondt. Pada tahun 1032, pemugaran kedua Candi Apit berhasil dirampungkan. Pemugaran terpaksa dihentikan pada tahun 1942, ketika Jepang mengambil alih pemerintahan di Indonesia. Setelah melalui proses panjang dan tersendat-sendat akibat perang dan peralihan pemerintahan, pada tahun 1953 pemugaran candi Syiwa dan dua Candi Apit dinyatakan selesai. Sampai saat ini, pemugaran Candi Prambanan masih terus dilaksanakan secara bertahap. 20
teks SEJARAH Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah), dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar baru yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran ini. Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur, yang tersisa hanya reruntuhan saja. Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1,5 m2 dengan tinggi 4 m. 21
teks SEJARAH Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu,di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana (Wahana = kendaraan), karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya. Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit. h ps://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-yogyakarta-candi_prambanan_8 22
gaBmasgbeaajairmrsaaenahjnaartda,eanhnst?aundtgaekhsnoavdeal Pak Gru inn mengetahui kedalaman pemahaman teman-teman terkait novel sejarah dan teks sejarah yang telah teman-teman baca. Nah, sekarang tulislah di buku catatan kalian terkait informasi penting dan hal-hal menarik yang kalian dapatkan saat membaca cerita dan teks sejarah tadi. Hal-hal menarik ini dapat dilihat dari karakter tokoh, latar penceritaan, kebenaran data, imajinasi pengarang, alur penceritaan, dsb. meinmiSSbpaaeejycEunaamjmguarmensnlmaoa.y.m.nvbagaeaSaclnsatiaaspybetnaaejaorrPrvtuabaaeherkllui.uk.nsminteulijoakhprkeaasrhran.eyanaha. hatlu-lYhidsauaklbkpaeanmrttrkeeeiamnnfnlfaeaorknisks-paitemeynmbatiinalngng kita dan kita 23
HENING SEJENAK ENDAPKAN SEGALA METERI YANG TELAH TEMAN-TEMAN DAPATKAN dcaonnSptataoehyhkaasmGnrsosuuvpe.d.eejaarlrbhaeshdemajaaPurnlaaahki sdaemtSaapineal Nktikaataaerhranna, tnabgkpnaeeggdnsuujaepsalyeanarsyEbaadena.dnkaaala.ennbih Perbedaan novel sejarah dan teks sejarah 24
No Teks Sejarah Novel Sejarah 1. Dituntut menunjuk Dapat saja kepada hal-hal yang menggambarkan memang pernah ada atau sesuatu yang tidak terjadi. pernah ada atau terjadi. Kesemuannya bersumber pada rekaan. 2. Sejarawan terikat pada Novelis sepenuhnya keharusan, yaitu bebas untuk bagaimana sesuatu menciptakan dengan sebenarnya terjadi di imajinasinya mengenai masa lampau, artinya apa, kapan, siapa, dan di tidak dapat ditambah- mana. tambah atau direka. 3. Pelaku-pelaku, hubungan Pelaku-pelaku, antara mereka, kondisi hubungan antara dan situasi hidup, dan mereka, kondisi dan masyarakat, kesemuannya situasi hidup, dan adalah harus sesuai masyarakat, dengan kenyataan yang kesemuannya adalah terjadi. hasil imajinasi. 25
No Teks Sejarah Novel Sejarah 4. Hubungan antara fakta Faktor perekayasaan satu dengan fakta lainnya pengaranglah yang perlu direkonstruksi, mewujudkan cerita paling sedikit hubungan sebagai suatu topografis atau kebulatan atau kronologisnya. Sejarawan koherensi, dan sekali-kali perlu menunjukkan bahwa ada relevansinya dengan yang ada sekarang dan di situasi sejarah. sini dapat dilacak eksistensinya di masa lampau. Hal itu berguna sebagai bukti atau saksi dari apa yang direkonstruksi mengenai kejadian di masa lampau. 5. Sejarawan sangat terikat Pengarang novel tidak pada fakta mengenai apa, terkait pada fakta- siapa, kapan, dan di mana. fakta sejarah mengenai apa, siapa, kapan, dan di mana. Kesemuannya dapat berupa fiksi tanpa ada kaitannya dengan fakta sejarah tertentu. Begitu pula mengenai peristiwa- peristiwanya, tidak diperkuat bukti, berkas, atau saksi. 26
jeBlsaaesgjaairpmaeahsrbneejaadd,raaansahun?dnoathvekesl belasjsaeerjakSrataareahantntnagyynaag.f.o.kkniuotasvel Pajesltainsyayasauadah Pak Gru mengajak belajar novel sejarah dibennrioTihvemekolualtenishp-eajtanePrmaankahonvGyekrul uikt.a.s. eSjabaeraylahajar YnusokebvteeerkllsaitahasmejiaabtuaracPhakaiktaiknuiGtaripdnuauanlluiys,ais... 27
kutipan novel SEJARAH Max Havelaar Multatuli Residen Banten memperkenalkan Bupati dan Pengawas kepada Asisten Residen yang baru. Dengan sopan Havelaar menyalami kedua pejabat ini; Pengawas (selalu ada sesuatu yang menyakitkan jika bertemu dengan atasan baru) langsung dibuatnya merasa nyaman dengan beberapa kata ramah, seakan Havelaar ingin segera memperkenalkan keakraban yang akan memudahkan hubungan. Pertemuannya dengan bupati seperti yang seharusnya ketika menghadapi seseorang yang berhak mendapat payung emas, tapi yang dianggapnya juga sebagai adik. Dengan ramah dan serius, dia menegur kesopanan Bupati yang berlebihan, karena telah datang ke perbatasan distriknya dalam cuaca seperti itu, walaupun peraturan etiket tidak mengharuskan seorang bupati untuk melakukannya. “Sungguh, Tuan Adipati, saya marah karena Anda telah begitu bersusah payah demi kepentingan saya. Saya pikir, saya baru akan berjumpa dengan Anda di Rangkas Bitung. “Saya ingin bertemu dengan Tuan Asisten Residen sesegera mungkin”, jawab Adipati, “Untuk menjalin pertemanan”. “Pasti, pasti, saya merasa terhormat; tapi saya tidak suka melihat seseorang yang berkedudukan setinggi Andadan berusia seperti Anda terlalu bersusah payah ... dan menunggangi kuda pula!” “Ya, Tuan Asisten Residen! Ketika tugas memanggil, saya masih tetap kuat dan cekatan.” “Itu terlalu memaksakan diri. Bukankah bagitu, Tuan Residen?” “Tuan Adipati ... sangat ...” “Memang, tapi ada batasnya.” “... bersemangat,” imbuh Residen 28
novel SEJARAH “Memang, tapi ada batasnya.” Havelaar harus mengulangi perkataannya, seakan untuk menelan ucapan pertamanya tadi. “Jika Anda setuju, Residen, kami akan menyediakan tempat di kereta. 'Babu' bisa tetap berada di sini; kami akan mengiriminya tandu dari Rangkas Bitung. Istri saya bisa memangku Max. Begitu bukan, Tine? Ada cukup ruang.” “Itu...itu...sangat...” “Verbrugge, kami akan menyediakan tempat untukmu juga. Aku tidak mengerti...” “...baik,” lanjut Residen. “Aku tidak mengerti mengapa kau harus menunggangi kuda melewaati lumpur secara tidak beralasan. Ada cukup ruang untuk kita semua. Kemudian kita akan bisa saling mengenal...begitu bukan, Tine? Sini, Max. Lihat, Verbrugge, bukankah ini bocah kecil yang manis? Ini putraku, Max!” Residen sudah duduk bersama Adipati. Havelaar memanggil Verbrugge untuk bertanya siapa pemilik kuda kelabu berpelana merah itu. Dan ketika Verbrugge pergi ke pintu masuk pendopo untuk melihat kuda mana yang dimaksudkan, Havelaar meletakkan tangan di bahunya dan bertanya... “Apakah Bupati selalu begitu penuh perhatian?” “Dia lelaki yang kuat untuk usianya, Tuan Havelaar, dan Anda pasti mengerti bahwa dia ingin memberi Anda kesan yang baik.” “Ya, aku mengerti itu. Aku sudah mendengar banyak hal baik mengenainya. Dia lelaki berpendidikan?” “Oh, ya...” “Dan keluarganya besar?” 29
novel SEJARAH Verbrugge memandang Havelaar, seakan tidak memahami transisi itu. Gaya ini seringkali menyulitkan mereka yang tidak mengenal Havelaar. Kecepatan berpikir sering membuat Havelaar menghilangkan beberapa mata rantai dalam penalaran dan, walaupun mata rantai ini berurutan dengan teratur dalam benak- nya, dia tidak bisa meyalahkan mereka yang tidak begitu tanggap atau tidak terbiasa dengan kecepatannya, sehingga menatapnya pada saat seperti itu dengan pertanyaan yang tak terucap di bibir mereka: “Apa kau sudah gila?” atau “Ada masalah apa?” Ekspresi semacam itu muncul di wajah Verbrugge. Dan Havelaar harus mengulangi pertanyaannya, sebelum Pengawas itu menjawab... “Ya, keluarganya sangat besar.” “Dan apakah mereka membangun masjid-masjid di provinsi?” lanjut Havelaar, sekali lagi dengan nada yang berlawanan dengan kata-katanya, seakan mengungkapkan keyakinan mengenai adanya hubungan antara masjid-masjid ini dan keluarga besar Bupati. Verbrugge menjawab bahwa memang ada banyak tenaga dikerahkan untuk pembangunan masjid-masjid itu. “Ya, ya persis yang kupikirkan,” jawab Havelaar. “Dan kini katakan, apakah banyak pajak tanah yang tertunggak?” “Ya, seharusnya bisa lebih baik...” “Tepat sekali, dan yang terutama di Distrik Parang Kujang,” imbuh Havelaar, seakan lebih mudah baginya untuk menjawab sendiri pertanyaan itu. “Berapa jumlah pajaknya tahun ini?” lanjutnya. Dan Verbrugge bimbang sejenak, seakan mempertimbangkan jawabannya. Havelaar langsung mendahuluinya... 30
novel SEJARAH “Ya, ya, aku sudah tahu... enam puluh delapan ribu dan beberapa ratus gulden... lima belas ribu lebih banyak dari pada tahun kemarin, tapi hanya enam ribu lebih banyak daripada tahun 1845. Semenjak 1843, kita hanya memperoleh peningkatan sebesar delapan ribu... dan jumlah penduduknya juga sangat sedikit. Ya, selama dua belas tahun, kita hanya mengalami peningkatan sebesar sebelas persen, bahkan pernyataan ini pun masih perlu dipertanyakan karena statistik yanh sebelumnya sangat tidak akurat... begitu juga statistik yang sebelumnya lagi! Antara 1850 sampai 1851 , bahkan terjadi penurunan... dan pasar ternak tidak berkembang. Ini pertanda buruk. Astaga! Lihatlah bagaimana kuda itu melompat dan mengangkat kaki belakang. Sini, Max!” Verbrugge menyadari bahwa dirinya tidak perlu banyak menyadari Asisten Residen baru ini, dan dia tidak meragukan adanya peningkatan dari sekadar “kenalan biasa” di antara mereka, suatu keuntungan yang tidak dikehendaki oleh lelaki baik itu. “Tapi, itu lumrah,” lanjut Havelar seraya meraih Max. “Di Cikandi dan Bolang, mereka menyukainya... begitu juga para pemberontak di Lampung. Saya mohon kerja samamu, Tuan Verbrugge. Bupati sudah berusia lanjut... menantu laki-lakinya masih menjadi kepala distrik? Mengingat segala sesuatunya, kurasa dia adalah lelaki yang patut diistimewakan... maksudku Bupati. Aku senang sekali ada begitu banyak kemiskinan di sini... aku berharap bisa berada di sini untuk waktu yang lama. Kemudian Havelaar menjabat tangan Verbrugge, lalu mereka bersama-sama kembali ke meja, tempat Residen, Bupati, dan Madam Havelaar duduk. Lebih dari lima menit yang lalu, pengawas itu sudah memahami bahwa “Tuan Havelaar ini bukanlah orang tolol” seperti anggapan komandan. 31
PsuadskatuihntyiHpasaaenvlteeeslNamaaoiarvnem-lyteaemMam.b.aaaxnca losphtehranu..kjk.eaNtlaunyasruhak,mnnekopnisvtegaaeriyldhaeass.nteeitkkijfaaaikrnraaahnsig memkbeatBacagagihaanimnovaeinnlag,iintu? Pak Gru mengajak mengidentifikasi struktur novel sejarah STRUKTUR NOVEL SASTRA (REKON IMAJINATIF) Struktur teks rekon imajinatif tersusun dari beberapa bagian, yaitu: 1. Orientasi 2. Pengungkapan peristiwa 3. Menuju konflik 4. Komplikasi 5. Resolusi 6. Koda. 32
1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientasi) Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan latar cerita baik waktu, tempat maupun peristiwa. Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan antartokoh 2. Pengungkapan peristiwa Dalam bagian ini, disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. 3. Menuju konflik Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh. 4. Puncak konflik (Komplikasi) Bagain ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya? 5. Penyelesaian Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang dialami tokoh utama. 6. Koda Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel memiliki koda, bahkan novel-novel modern lebih banyak menyerahkan kesimpulan akhir ceritnaya itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaiannya. 33
sNekakahanratsentmgsrueajksnatu-rudatreahmh.naontvaeul meSnnegMokiadvareexanl ntisgHfietkaejavakmsreitaialaahnasrltayrbtuaayihkncaatagnungrtbayektdureuijkm.utidpauanln- Wahh.. ternyata ini loh teman-teman sampul novel Max Havelaar. Coba deh kalian cari kurun waktu novel ini dibuat, lalu pada zaman itu ada peristiwa apa yang melatarbelakangi penceritaan novel Max Havelaar. Emmm... apakah masih ada kaitannya dengan sejarah penjajahan di Indonesia ya? Semakin penasaran deh... Apakah tokoh-tokohnya benar- benar ada atau hanya khayalan ya? Yuk kita cari data-data ini terlebih dahulu agar nanti mudah dalam menentukan struktur novelnya. 34
wApamakkteuanhemnokuvakelaialnninkisuurdduiabnhuat? Hayoo pasti ada yang SleatwteHalaarbakehvtlebaulejtaaelaarpmkreaammnnybeg-uenktnegctnmiuedsokraeeviannkteantalifrmiakidnnenaaoin.gsnvgieelsktsaautMahrrutuuanknixytuar belum cari ya... yukk segera cari! Silakan isi sesuai kolom berikut)ini (Novel Max Havelaar) No Struktur Novel Kutipan Keterangan Sejarah Teks 1. Orientasi 2. Pengungkapan Peristiwa 3. Menuju Konflik 4. Komplikasi 5. Penyelesaian 6. Koda 35
mwAAkpaemahnkkigteruaennhryejmnaaPokkuavaaskkelneaiallnenGtsiunrakuigsiu.au.rd.sdjuuiabnghudaaatr?i CoidbaenktPiufatikikpaasnGi rkunaolvipaeenlrikMtseaanxtahnagsil Haavelaar. SamyoahosnudbakahopraePkka.ski Gru, dari 36
nmSoeevnteegllaanhsaenljimasorivesanehgl,kideskebeinajnathiirfaaiskshaaa.asanitnysdatarulakkmittuar Naaa.. kita akan menganalisis kebahasaan nihh... Aku ajarin ya nanti. Aku sering bingung nih bagian kebahasaan. Wah seru nih teman-teman, aku akan banyak bertanya kepada Pak Gru ahh... Biasanya bahasa yang digunakan di novel sejarah banyak kosa kata yang jarang aku temui bahkan aku tak tau artinya. 37
SSiuaanpasuatnunyrsyauarkn-ekgubitnaastshaauaujbrsaea?lamakjneaabrcaaahdmmaa-seanmaaeapmnca.uakman Pak Gru mengajak memahami unsur- unsur kebahasaan dalam novel sejarah UNSUR-UNSUR KEBAHASAAN Unsur-unsur kebahasaan dalam novel sejarah terbagi menjadi beberapa, yaitu: 1. Kalimat bermakna lampau 2. Penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan waktu 3. Penggunaan kata kerja material 4. Penggunaan kalimat tidak langsung 5. Penggunaan kata kerja mental 6. Penggunaan dialog 7. Penggunaan kata sifat 38
1. Kalimat bermakna lampau Kalimat bermakna lampau adalah kalimat yang berisi kata-kata penggambaran masa lalu. Biasanya kalimat yang mengisahkan masa lalu menjadi ciri khas tersendiri bagi penceritaan kisah atau alur cerita. Misalnya: a. Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa para senopati (perwira). b. Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban dan yang lain-lain pun diberi pangkat pula. 2. Kalimat yang memiliki konjungsi urutan waktu Kalimat yang memiliki konjungsi urutan waktu adalah kalaimat yang mengandung kata penghubung waktu (temporial). Biasanya penggunaan konjungsi ini untuk memperjelas proses alur cerita. Misalnya: sesudah, sebelum, sehabis, sambil, ketika, setelah, tatkala, seraya, selama, dsb. a. Sebelum puteri dari tanah Malayu ini menjadi istrinya yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah mengawini semua puteri mendiang Raja Kertanegara. b. Ketika mendengar berita ini dia sedang makan, seperti biasa dilayani oleh kedua orang istrinya yang setia, yaitu Dewi Mertorogo dan Tirtowati. 39
3. Penggunaan kata kerja material Kata kerja material adalah jenis kata (verba material) yang berfungsi untuk menunjukkan sebuah perbuatan nyata (aktivitas) yang telah dilakukan. Perbuatan nyata tersebut dapat berupa perbuatan fisik/ kejadian/ peristiwa yang dapat dilihat secara nyata. Misalnya: memasak, menyapu, membaca, dll. a. Sang Prabu sendiri juga memandang dengan alis berkerut tanda tidak berkenan hatinya. b. Di dalam kemarahan dan kekecewaan, Adipati Ronggo Lawe masih ingat untuk menghaturkan sembahnya. 4. Penggunaan kalimat tidak langsung Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang memberitahuan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat berita. Ciri-ciri kalimat tidak langsung adalah tidak menggunakan tanda petik dan intonasi membacanya datar. Misalnya: Velo berkata bahwa tante Merlin akan berangkat ke Poso. a. Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhadap Dewi Sri dan dapat menjadi kualat. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, membiarkan kedua tanggannya dicuci oleh kedua istrinya yang berusaha menghiburnya. 40
5. Penggunaan kata kerja mental Kata kerja mental atau disebut juga verba tingkah laku adalah kata kerja yang menunjukkan respon atau sikap seseorang terhadap suatu tindakan. Misalnya: Amel tersakiti mendengar sindiran Gita. a. Mendengar akan pengangkatan patih ini, marahlah murka Adipati Ronggo Lawe. b. Semua penghadap adalah bekas kawan-kawan seperjuangan Ronggo Lawe dan mereka ini terkejut sekali ketika melihat Ronggo Lawe datang menghadap raja tanpa dipanggil, padahal sudah agak lama Adipati Tuban ini tidak datang menghadap Sri Baginda. 6. Penggunaan dialog Dialog merupakan percakapan (dalam sandiwara, cerita, dsb.). Biasanya dialog ini berupa kata-kata yang diucapkan oleh pemain untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan. Penulisan dialog dalam teks menggunakan tanda petik untuk menunjukkan kalimat langsung. Misalnya: “Jangan salahkan keadaan yang telah memisahkan kita.” ucap Kenji kesal. a. “Kakangmas adipati ... harap paduka tenang ... .” Dewi Mertorogo menghibur suaminya. b. “Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di depan! Aku akan bernagkat ke Mojopahit sekarang juga!” 41
7. Penggunaan kata sifat Kata sifat adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Misalnya: cantik, pintar, tinggi, dll. a. Dara Petak memang cantik jelita dan pandai membawa diri. b. Hubungan antara junjungan ini dengan para pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden Wijaya menjadi raja, amatlah erat dan baik. Bagaimana teman-teman sudah cukup jelas terkait unsur-unsur kebahasaan dalam novel sejarah? Nah, contoh yang saya ambil di atas berdasarkan kutipan novel Kemelut di Majapahit lohh yang sudah saya cantumkan di awal. HENING SEJENAK ENDAPKAN SEGALA METERI YANG TELAH TEMAN-TEMAN DAPATKAN 42
Pak Gru mengajak menemukan unsur-unsur kebahasan dalam novel sejarah Saatnya kita sekarang berlatih menemukan unsur-unsur kebahasaan dalam kutipan novel Max Havelaar. Silakan teman-teman mengerjakan dan boleh saling berdiskusi dengan teman- teman kelas. Jika ada yang kurang paham bisa langsung bertanya kepada Pak Gru. Mencari makna kias yang ada di Setelah mengidentifikasi unsur-unsur novel sejarah kebahasaan dalam kutipan novel Max Havelaar, kita akan lanjut mengidentifikasi makna kias dalam novel tersebut yaa... WAkkaiauaHsairwk.d.u...ir. aadnnmjoaoganrvikgenpn?l?aa?hakaum Kalimat kiasan adalah kalimat yang berisi perumpamaan atau bisa diartikan arti kata yang bukan sebenarnya, Ter. Misalnya kalimat, Di samping, Gajah Mada membeku. Membeku bisa diartikan diam, Ter. Nah, contoh sederhananya begitu ya Ter. 43
Aku coba beri contoh satu lagi ya, Di antara para Ibu Ratu yang terpukul hatinya, hanya Ibu Ratu Rajapatni Biksuni Gayatri yang bisa berpikir sangat tenang. Kata terpukul hatinya bisa diartikan sangat sedih. Nah, yuk coba kita cari dan analisis kata-kata kiasan pada kutipan novel Max Havelaar dan Kemelut di Majapahit. Mencari makna kias yang ada di novel sejarah Nah, betul Hiro penjelasannmu. Mari teman- teman, kita cari kata-kata kiasan dan maknanya yang ada dalam kutipan novel Kemelut di Majapahit dan Max Havelaar yang sudah pernah teman-teman baca. Cari sebanyak-banyaknya ya lalu tuliskan dalam buku catatan kalian. K(kautatipkainasnaonvdelanKeMmaekluntadki iaMsaajnapahit) 1. 2. 3. 4. dst. K(kautatipkainasnaonvdelanMMaxakHnaaveklaiaasra)n 1. 2. 3. 4. dst. 44
Nah bagus, teman-teman sudah bisa mengidentifikasi kebahasaan dari segi unsur dan makna kias. Saya bangga dengan usaha kalian. Kbtaeeltrriaebunmasiaakhhnae!ybaaTy.t.ea.tnatgepman- emuKmnittauakmkbuuea.l.la.ap.iajarbsoisshaahns..t.ra Ahh kamu ini Na... Menurutku sastra itu bisa mengolah rasaku dan bisa mengantarkanku pada imajinasi-imajinasiku tUaupskc.ak.etawaala-ekmukuaehltmaejaurlaeuguhsay.a. dnkjahegadkasiehibhtaiiknin 45
HENING SEJENAK ENDAPKAN SEGALA METERI YANG TELAH TEMAN-TEMAN DAPATKAN mTekeknimittiataaipnkl-dihatisanektmukaspeniekr.staaantsnadhimdaaraPritaiekrinPi ia.GukrnYutuGukkru. DiksekdhuaisKdlaieukMmmpaMaanenjlakaupnuxtyaitliaahpdHiniai-tagnnvdielaaanlaidnoaavrel Berdiskusi tentang nilai-nilai kehidupan dalam novel sejarah 46
keaYhdduiidaskukpudtasaenilmkaamaynna-nnntgoeilamvise-ael.nnriilnakgiita Kira-kira nilai-nilai kehidupan ada apa saja ya..? Sosial? Budaya? mIoyeramaalm?.N..Na.ia.l.apiasleaktgeutijuuhy..aan?Nainla?i 47
Bagus teman-teman, betul semua yang kalian katakan. Yuk sekarang bacalah kembali kutipan novel Max Havelaar lalu tentukan nilai-nilai kehidupan tersebut. Silakan isi sesuai kolom berikut)ini (Novel Max Havelaar) No NILAI-NILAI BUKTI Keterangan KEHIDUPAN PARAGRAF 1. Nilai moral 2. Nilai sosial 3. Nilai budaya 4. Nilai ketuhanan 48
Bagaimana sudah selesai menentukan nilai-nilai kehidupan dalam kutipan novel sejarah? Apakah ada kesulitan? Silakan dikumpulkan yaa, Pak Gru akan koreksi hasil teman-teman. Yuk setelah ini kita refleksi sejenak untuk mengendapkan seluruh materi. HENING SEJENAK ENDAPKAN SEGALA METERI YANG TELAH TEMAN-TEMAN DAPATKAN Setelah teman-teman mengendapkan seluruh materi tentang teks sejarah dan novel sejarah mari kita praktik untuk mencoba membuat cerita pendek fiksi yang berkaitan dengan sejarah. Tenang saya akan mendampingi teman-teman. Jangan segan untuk bertanya ya. 49
Search