Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MODUL AJAR ALAT UKUR

MODUL AJAR ALAT UKUR

Published by Cepy Wahyudin, 2021-10-10 03:15:33

Description: HASIL WORKSHOP - RANI ANGGRAENI

Search

Read the Text Version

MODUL AJAR Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Teknik dasar pada pekerjaan desain pemodelan dan informasi bangunan Spesifikasi dan karakteristik bahan bangunan berbasis green material dan pekerjaan konstruksi DisusunOleh : Rani Anggraeni, S.T. DESAIN PEMODELAN INFORMASI BANGUNAN SMK NEGERI RAJAPOLAH TAHUN 2021

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA IdentitasModul Mata Pelajaran Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan Penyusun Kompetensi Awal Rani Anggraeni, S.T, 1. Memahami jenis-jenis Alat Ukur Satuan Pendidikan 2. Mengoprasikan Alat Ukur SMK Negeri Rajapolah 3. Menganalisis Hasil Pekerjaan Pengukuran Tahun 4. Memahami Spesifikasi dan karakteristik bahan 2021 bangunan berbasis green material Jenjang 5. Memahami green building dan sustainble building SMK Profil Pelajar Pancasila Kelas 1. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan X DPIB 2. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir 3. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran 4. Bernalar kritis 5. Kreatif Sarana dan Prasarana 1. Theodolith 6. Laptop / 1 Set Komputer 2. Waterpass 7. Infokus 3. Pita Ukur 4. Rambu Ukur 5. Statif Target Peserta Didik Reguler Mata Pelajaran Model Pembelajaran yang digunakan Dasar-dasar Pemodelan ● Inquiry Informasi Bangunan ● Discovery Learning ● Ceramah Materi ● Demontrasi Alat Ukur Alokasi Waktu 9 x 6 JP 54 JP

KomponenInti Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat memahami secara menyeluruh fungsi dan cara kerja alat ukur 2. Siswa diharapkan mampu menganalisis pemilihan alat ukur yang tepat untuk pengerjaan pekerjaan kontruksi 3. Siswa diharapkan mampu beradaptasi terhadap penggunaan alat 4. Siswa di harapkan dapat mengoprasikan alat ukur sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan 5. Siswa diharapkan dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, berpikir kritis akan isu-isu global baik itu mengenai green material, green building maupun sustainable building Pemahaman Bermakna Dalam pembelajaran ini guru mendorong peserta didik untuk termotivasi dan lebih memahami dalam mengoprasikan alat ukur dalam bidang desain informasi bangunan dengan aktif, kreatif, inovatif, sehingga peserta diddik dapat secara langsung paham bagaimana kerja alat ukur di lapangan. Serta dengan peserta didik mengikuti isu-isu global terkait green material dan sustainable buiding siswa dapat terus menyesuaikan dan aktif dalam perkembangan informasi di dunia konstruksi bangunan. Serta mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan menerapkan strategi pembelajaran berbasis kompotensi. Pertanyaan Pemantik 1. Apakah kalian pernah mendengar alat ukur tanah dan apa yang kalian bayangkan tentang alat ukur tanah? 2. Apa yang kalian pahami mengenai alat ukur dan fungsi alat ukur khususnya dalam bidang konstruksi ? 3. Apakah kalian memahami akan proses pengoprasian alat ukur ? 4. Seberapa telitikah anda dalam menganaliss data hasil pengukuran? 5. Apakah kalian mampu beradaptasi dengan perubahan perkembangan teknologi? 6. Isu global apa yang erat kaitannya dengan green material dan sustainable building yang ada di lingkungan hidup anda? PersiapanPembelajaran 1. Membaca materi pembelajaran, menyiapkan perangkat ajar dan menyiapkan materi, modul 2. Menyiapkan alat, bahan dan media belajar yang digunakan dalam pembelajaran 3. Menyiapkan lembar kerja siswa

Kegiatan Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE Pembelajaran Utama MERG ORMA 1. Peta Konsep Pembelajaran Alat Ukur & Spesifikasi Karakteristik Bahan Bangunan berbasis Green Material Pengoprasian Alat Perhitungan Data Isu-isu Global dalam Ukur Dasar Hasil Pengukuran Perkembangan Konstruksi Alat Ukur Alat Ukur Perhitungan Green Sederhan digital Planimetris Material a Gambar Green Bulding Pengukuran Jarak Sustainable building Gambar Metode Poligon Gambar

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA 2. Tujuan PembelajaranSpesifik Tujuan Spesifik Pembelajaran Topik/Konsep Kode-Aktivitas Pertemuank Jam e... Menjelaskan macam-macam Alat Ukur dalam Macam-macam jenis alat Mendeskripsika bidang Desain Pemodelan Informasi Bangunan ukur n wawasan alat ukur Mendeskripsikan fungsi dan Fungsi dan mannfaat alat 1 3 JP Manfaat dari pembelajaran Alat Ukur sederhana ukur sederhana dan digital Mendeskripsikan fungsi dan Fungsi dan mannfaat alat Manfaat dari pembelajaran Alat Ukur Digital ukur digital Menjelaskan Bagian-bagian alat ukur digital Bagian-bagian alat ukur 2 3JP digital Menjelaskan Tahapan proses penggunaan alat Tahapan proses alat ukur Poroses ukur digital theodolit Pengunaan alat ukur 3 - 8 6 JP Menerapkan praktek alat ukur theodolit Praktik alat ukur theodolit Menghitung hasil praktek alat ukur theodolit Menghitung hasil alat ukur 9-10 6 JP theodolit Menganalisis hasil dari praktek alat ukur theodolit Analisis hasil praktik alat ukur theodolit Menjelaskan Perkembangan Green Material , Bahan bangunan berbasis Green Material, green building dan sustainable building Green Material green building dan sustainable building 11 3 jp Mempresentasikan contoh spesifikasi bahan Green material, green 12 3 jp bangunan berbasis green material building dan sustainable building 3. Deskripsi Aktivitas Pertemuan Ke- Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu 1. Kegiatan awal 25 menit a. Pembukaan 1) Menyiapkan media pembelajaran. 2) Menyampaikan salam. 3) Memulai dengan membaca do’a secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas. 4) Mengkondisikan peserta didik untuk belajar. 5) Mengisi agenda kelas. 6) Mengisi buku absensi peserta didik. b. Apersepsi 1) Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk mempersiapkan pertemuan kali ini. 2) Menjajaki daya ingat siswa tentang materi sebelumnya.

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG 3) Mengajukan pertanyaan yang ORMA mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang kan dipelajari. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai . c. Motivasi 1) Memberi motivasi belajar peserta didik secara konstektual sesuai dengan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional; 2) Menyanyikan lagu wajib nasional. Ke-1 2. Kegiatan Inti 220 menit a. Eksplorasi 1) Menggali dan mendiskusikan materi mengenai alat ukur sederhana dan digital b. Elaborasi 1) Menjelaskan pengertian alat ukur 2) Menjelaskan jenis-jenis alat ukur sederhana dan digital 3) Mrnjrlsdkan bagian-bagian alat ukur digital 4) Peserta didik mencatat setiap materi yang disampaikan oleh guru mengenai penjelasan pengertian alat ukur c. Konfirmasi 1) Peserta didik menjelaskan hasil mencatatnya mengenai penjelasan pengertian alat ukur sederhana dan digital secara sukarela, apabila tidak ada yang menjelaskan guru akan menunjuk salah satuPeserta didik. 2) Melakukan diskusi dan koreksi dari hasil penjelasan yang telah disampaikan oleh Peserta didik. 3) Peserta didik memperbaiki dan melengkapi catatan jika ada salah atau kurang lengkap. 3. Kegiatan Akhir 25 menit a. Menyimpulkan atau mengevaluasi mengenai materi yang telah disampaikan. b. Memberikan pekerjaan rumah mengenai materi yang telah disampaikan agar siswa lebih memahami tentang materi tersebut. c. Memberikan sedikit penjelasan mengenai materi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. d. Memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam menuntut ilmu (belajar). e. Mengakhiri dengan membaca do’a bersama-sama dipimpin oleh ketua murid. f. Menginstruksikan peserta didik untuk membersihkan dan merapikan kelas untuk mengikuti kegiatan berikutnya. g. Mengucapkan salam.

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Pertemuan Ke- Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu Ke-3-8 1. Kegiatan awal 25 menit a. Pembukaan 1) Menyiapkan media pembelajaran. 2) Menyampaikan salam. 3) Memulai dengan membaca do’a secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas. 4) Mengkondisikan peserta didik untuk belajar. 5) Mengisi agenda kelas. 6) Mengisi buku absensi peserta didik. b. Apersepsi 1) Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk mempersiapkan pertemuan kali ini. 2) Menjajaki daya ingat siswa tentang materi sebelumnya. 3) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang kan dipelajari. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai . c. Motivasi 1) Memberi motivasi belajar peserta didik secara konstektual sesuai dengan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional. 2. Kegiatan Inti 220 menit a. Eksplorasi 1) Menggali dan mendiskusikan materi mengenai alat ukur b. Elaborasi 1) Menjelaskan tahapan-ytahapon proes penggunaan alat ukur digital. 2) Peserta didik praktek menggunakan alat ukur theodolit 3) Peserta didik menghitung dan menganalisis hasil pengukurannya masing-masing c. Konfirmasi 1) Peserta didik menjelaskan hasil mencatatnya mengenai penjelasan pengertian besaran scalar dan besaran vektor secara sukarela, apabila tidak ada yang menjelaskan guru akan menunjuk salah satu Peserta didik. 2) Melakukan diskusi dan koreksi dari hasil penjelasan yang telah disampaikan oleh Peserta didik. 3) Peserta didik memperbaiki dan melengkapi catatan jika ada salah atau kurang lengkap.

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG 3. Kegiatan Akhir 25 menit ORMA a. Menyimpulkan atau mengevaluasi mengenai materi yang telah disampaikan. b. Memberikan pekerjaan rumah mengenai materi yang telah disampaikan agar siswa lebih memahami tentang materi tersebut. c. Memberikan sedikit penjelasan mengenai materi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. d. Memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam menuntut ilmu (belajar). e. Mengakhiri dengan membaca do’a bersama-sama dipimpin oleh ketua murid. f. Menginstruksikan peserta didik untuk membersihkan dan merapikan kelas untuk mengikuti kegiatan berikutnya. g. Mengucapkan salam. Pertemuan Ke- Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu Ke-9-10 4. Kegiatan awal 25 menit d. Pembukaan 7) Menyiapkan media pembelajaran. 8) Menyampaikan salam. 9) Memulai dengan membaca do’a secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas. 10) Mengkondisikan peserta didik untuk belajar. 11) Mengisi agenda kelas. 12) Mengisi buku absensi peserta didik. e. Apersepsi 5) Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk mempersiapkan pertemuan kali ini. 6) Menjajaki daya ingat siswa tentang materi sebelumnya. 7) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang kan dipelajari. 8) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai . f. Motivasi 3) Memberi motivasi belajar peserta didik secara konstektual sesuai dengan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;. 5. Kegiatan Inti 220 menit d. Eksplorasi 2) Menggali dan mendiskusikan materi mengenai alat ukur sederhana dan digital e. Elaborasi 5) Menjelaakan tahapan proses pengukuran

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG 6) Menjelaskan dan peserta didik ORMA menganalisis hasil pengukuran 7) Peserta didik mencatat setiap materi yang disampaikan oleh guru mengenai penjelasan pengertian alat ukur f. Konfirmasi 4) Peserta didik menjelaskan hasil mencatatnya mengenai penjelasan pengertian alat ukur sederhana dan digital secara sukarela, apabila tidak ada yang menjelaskan guru akan menunjuk salah satuPeserta didik. 5) Melakukan diskusi dan koreksi dari hasil penjelasan yang telah disampaikan oleh Peserta didik. 6) Peserta didik memperbaiki dan melengkapi catatan jika ada salah atau kurang lengkap. 6. Kegiatan Akhir 25 menit h. Menyimpulkan atau mengevaluasi mengenai materi yang telah disampaikan. i. Memberikan pekerjaan rumah mengenai materi yang telah disampaikan agar siswa lebih memahami tentang materi tersebut. j. Memberikan sedikit penjelasan mengenai materi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. k. Memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam menuntut ilmu (belajar). l. Mengakhiri dengan membaca do’a bersama-sama dipimpin oleh ketua murid. m. Menginstruksikan peserta didik untuk membersihkan dan merapikan kelas untuk mengikuti kegiatan berikutnya. n. Mengucapkan salam. Pertemuan Ke- Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu 7. Kegiatan awal 25 menit g. Pembukaan 13) Menyiapkan media pembelajaran. 14) Menyampaikan salam. 15) Memulai dengan membaca do’a secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas. 16) Mengkondisikan peserta didik untuk belajar. 17) Mengisi agenda kelas. 18) Mengisi buku absensi peserta didik. h. Apersepsi 9) Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk mempersiapkan pertemuan kali ini. 10) Menjajaki daya ingat siswa tentang materi sebelumnya. 11) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang kan dipelajari.

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG 12) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau ORMA kompetensi dasar yang akan dicapai . i. Motivasi 4) Memberi motivasi belajar peserta didik secara konstektual sesuai dengan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;. Ke-11 - 12 8. Kegiatan Inti 220 menit g. Eksplorasi 3) Menggali dan mendiskusikan materi mengenai green materil, green building, dan sustainable building h. Elaborasi 8) Menjelaakan spesifikasi dan karakteristik bahan bangunan berbasis green material 9) Menjelaskan green building dan sustainble building 10) Peserta didik mempresentasikan contoh setiap topik pembelajaran dan menjelaskannya 11) Peserta didik mencatat setiap materi yang disampaikan oleh guru mengenai penjelasan pengertian green material i. Konfirmasi 7) Peserta didik menjelaskan hasil mencatatnya mengenai penjelasan pengertian alat ukur sederhana dan digital secara sukarela, apabila tidak ada yang menjelaskan guru akan menunjuk salah satuPeserta didik. 8) Melakukan diskusi dan koreksi dari hasil penjelasan yang telah disampaikan oleh Peserta didik. 9) Peserta didik memperbaiki dan melengkapi catatan jika ada salah atau kurang lengkap. 9. Kegiatan Akhir 25 menit o. Menyimpulkan atau mengevaluasi mengenai materi yang telah disampaikan. p. Memberikan pekerjaan rumah mengenai materi yang telah disampaikan agar siswa lebih memahami tentang materi tersebut. q. Memberikan sedikit penjelasan mengenai materi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. r. Memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam menuntut ilmu (belajar). s. Mengakhiri dengan membaca do’a bersama-sama dipimpin oleh ketua murid. t. Menginstruksikan peserta didik untuk membersihkan dan merapikan kelas untuk mengikuti kegiatan berikutnya. u. Mengucapkan salam.

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE 4. Refleksi Guru dan Peserta Pendidik MERG ORMA ● Refleksi Guru ● Apakah Tujuan Pembelajaran tercapai ? ● Apakah seluruh peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajan? ● Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada egfiatan pembelajaran? ● Apakah ada kendala saat pembelajaran ? ● Refleksi Peserta Dididk Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan jujur ! 1. Bagian mana yang menurut saudara paling sulit dari pelajaran ini? 2. Apa yang akan saudara lakukan untuk memperbaiki hasil belajar saudara? 3. Kepada siapa sauda meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini ? 4. Asesmen X ● Diagnostik ● Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami Jenjang / Kelas teknik dasar pekerjaan desain pemodelan dan informasi bangunan melalui pengenalan dan praktik Capaian Pembelajaran dasar yang terkait dengan pekerjaan desain pemodelan dan informasi bangunan, antara lain peralatan gambar, peralatan ukur, pengoperasian dan perawatan alat ukur, analisis hasil pekerjaan pengukuran, teknik desain pemodelan dan informasi bangunan, serta standar dan peraturan-peraturan yang berlaku terkait dengan bangunan. Tujuan Pembelajaran ● Siswa dapat memahami secara menyeluruh fungsi dan cara kerja alat ukur ● Siwa diharapkan mampu menganalisis pemilihan alat ukur yang tepat untuk pengerjaan pekerjaan kontruksi

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ● Siswa diharapkan mampu beradaptasi terhadap ORMA penggunaan alat ● Siswa di harapkan dapat mengoprasikan alat ukur sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan ● Siswa dapat memahami Spesifikasi dan karakteristik bahan material berbasis green material ● Siswa diharapkan dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, berpikir kritis akan isu-isu global baik itu mengenai green material, green building maupun sustainable building Identifikasi sikap kreatif dalam pembelajaran : Berikan tanada “centang” ( ) pada kolom YA atau TIDAK yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut No Pernyataan YA TIDAK 1 Saya dapat menyebutkan dan membedakan jenis-jenis Skor 5 - 7 Skor 2 - 3 alat ukur 2 Saya dapat menjelaskan spesifikasi dan karakteristik bahan bangunan berbasis green material 3 Saya dapat menjelaskan isu-isu global global terkait green building dan sustainable buiding 4 Saya dapat menjelaskan jenis-jenis alat ukur digital 5 Saya dapat menjelaskan komponen-komponen alat ukur digitat 5 Saya dapat meguraikan tahapan proses pelaksanaan alat ukur 6 Saya dapat mengoprasikan alat ukur 7 Saya dapat menghitung hasil pengukuran alat ukur 8 Saya dapat menghitung pengukuran jarak 9 saya dapat menghitung pengukuran dengan metode poligon 10 Saya dapat menganalisis hasil pengukuran

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Nilai Akhir = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik x 100 Skor tertinggi ‘ Lampiran Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) A. Soal Jawablah pertanyaan berikut dengan benar ! 1. Alat ukur terbagi menjadi 2, yaitu alat ukur .... dan .....kemudian jelaskan perbedaannya dengan spesifik ! 2. Pada rumus perhitungan jarak dari dua titik yang diketahui koordinatnya, bisakag rumus perhitungan abisis dan ordinatnya terbalik ? 3. Pada rumus perhitungan asimut dari dua titik yang diketahui koordinatnya, bisakah rumus perhitungan abisi dan ordinatnya terbalik? 4. Alat ukur apakah yang dapat langsung mendapatkan data ukur asimut dua titik ? 5. Jelaskan tahapan proses pelaksanaan pengoprasian alat ukur! 6. Apa yang dimaksud green material dan sustainble building ? 7. Apa saja yang termasuk bahan bangunan berbasis green material jelaskan secara lebih spesifik ! B. Petunjuk Mengerjakan Tugas ● Tugas ini di kerjakan secara individu ● Tugas dibuat dalam bentuk Dokumen online (google slide, google docs, dll) C. Penilain : 50 % ● Kelengkapan Jawaban : 20 % ● Ketepatan Waktu : 15 % ● Kreatifitas : 15 % ● Sikap Bahan Bacaan A. ALAT UKUR

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu ORMA besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standar (SI atau SNI). Alat pembandingnya disebut sebagai alat ukur.Kegiatan pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang pertanahan (agraria), teknik sipil atau industri. Alat ukurnya pun banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor misalnya objek yang diukur serta hasil yang di inginkan. Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan, yaitu: jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula dengan istilah pengukuran secara langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setelah selesai pengukuran. Sebagai contoh alat tersebut adalah pita ukur, bak ukur, yalon dan abney level. Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk pengukuran dilapangan yang dikenal dengan tacheometer. Tacheometer merupakan alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh peralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara optis. Sebagai contoh adalah compass survey, waterpass dan theodolit. Penggunaan dan perlakuan seorang surveyor terhadap merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan. Penggunaan alat yang tidak tepat dapat mengakibatkan hasil pengukuran yang salah. Cara perawatannya pun harus diperhatikan agar alat ukur tanah tidak rusak. Alat ukur tanah merupakan alat-alat yang harganya cukup mahal. Penguasaan mengenai bagian-bagian dari masing-masing alat tersebut penting, sebab akan berpengaruh dengan kemampuan si pengukur dalam mengoperasikan alat tersebut nantinya. Oleh karena itu, praktikum mengenai “pengenalan alat” dilakukan agar bagian-bagian dan fungsi dari alat ukur wilayah dapat diketahui. 1. Jenis-jenis Alat Ukur Alat-alat yang digunakan pada survey pengukuran meliputi : a. Pita atau tali ukur Meteran atau pita ukur biasanya berbentuk seperti pita yang memiliki panjang tertentu. Meteran juga bisa disebut dengan rol meter, karena saat disimpan atau dalam keadaan tidak digunakan, meteran akan digulung atau dirol. Gambar 1. Pita Ukur b. GPS

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG GPS merupakan suatu sistem yang terdiri atas konstelasi satelit radio navigasi dan juga ORMA segmen kontrol tanah yang berfungsi mengelola operasi satelit dan pengguna dengan penerima khusus, menggunakan data satelit untuk memenuhi persyaratan dari posisi. Hasil yang diberikan gambar permukaan bumi dalam bentuk 3 dimensi (3D). Fungsi GPS tidak hanya untuk kepentingan militer, survey pemetaan ataupun geodesi saja, tetapi juga untuk penelitian geofisika (geodinamika, studi atmosfer, meteorologi dan lain sebagainya). Dibalik kelebihan yang dimiliki oleh GPS, alat ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat digunakan pada tempat yang tidak mampu menerima sinyal GPS oleh antena alat penerima yang berada di dalam ruang, bawah terowongan atau di bawah air. Cara penggunaan GPS, pertama nyalakan perangkat GPS tunggu hingga sinyal terhubung. Atur untuk menambahkan halaman hingga muncul halaman Area Calculation kemudian tekan tombol start lalu enter. Jika tombol start berubah menjadi tombol stop, berarti GPS sudah dapat digunakan. Gambar 2. GPS c. Kompas Komponen utama yang ada di alat ukur ini yaitu jarum dan lingkaran berskala, dimana salah satu ujung jarum tersebut dibuat dari magnet atau besi berani, bagian tengah jarum dipasang sebuah sumbu sehingga jarum dapat bergerak bebas ke arah horisontal sesuai dengan arah medan magnet bumi yaitu utara dan selatan. Ada baiknya menggunakan kompas yang memiliki cairan nivo yang berfungsi menstabilkan gerakan jarum dan juga alat pembidik atau visir. Fungsi dari kompas yaitu menentukan arah dari mata angin dan penunjuk arah terutama utara dan selatan. Selain itu, kompas bisa juga sebagai penentu arah dari suatu titik ke titik lain yang ditunjukan pada besaran azimut (besarnya sudut yang dimulai dari arah utara ke selatan), membuat siku siku dan mengukur sudut horisontal. Cara penggunaan kompas yaitu pegang dan atur agar kompas dalam keadaan mendatar sehingga jarum dapat bergerak dengan bebas. Jika kompas memiliki cairan nivo, usahakan agar gelembung tepat berada di tengah.

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Gamabar 3 Kompas d. Waterpass Termasuk ke dalam alat ukur optik yang berfungsi untuk mengukur beda tinggi dari satu titik atau lebih, penggunaan waterpas saat ini sangat luas. Terdapat beberapa syarat dalam menggunakan waterpas, yaitu syarat dinamis (sumbu 1 vertikal) dan syarat statis (garis yan mendatar pada bagian diafragma sejajar sumbu 1, garis nivo tegak lurus sumbu 1, garis bidik pada teropong sejajar dengan garis arah nivo). Cara menggunakan waterpas ini sebaiknya menggunakan tripod atau kaki tiga sebagai penyangga dan posisikan pada titik koordinat yang sudah ditentukan. Pastikan tripod dalam posisi stabil dan kuat serta plat tempat dudukan waterpas tidak dalam keadaan miring. Letakan waterpas di atas plat tersebut, usahakan waterpas untuk tidak bergerak atau dalam keadaan stabil. Atur sumbu I vertikal dan sumbu II horisontal dengan menggunakan sekrup penyeimbang nivo. Tepatkan gelembung nivo berada di tengah lingkaran. Gambar 4. Water pass e. Total Statio Merupakan alat ukur elektronik yang berasal dari pengembangan theodolit. Namun alat ini dilengkapi oleh pengukuran jarak dan sudut secara elektronik dengan bantuan dari reflektor sebagai target dan pengganti rambu ukur. Untuk mempermudah penggunaan, total station perlu dihubungankan dengan komputer. Fungsi total station yaitu dapat digunakan untuk menghitung jarak, arah, titik koordinat dan juga beda tinggi secara elektronis. Untuk menggunakan total station pastikan posisi tripod sudah stabil dan kuat untuk menopang total station dan terletak di titik koordinat yang telah ditentukan. Atur nivo di kedua sumbu agar tepat pada posisi di tengah lingkaran dan sejajar dengan posisi kita saat

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG berdiri. Jika sudah sesuai dan semua berada pada posisi yang tepat (gelembung nivo berada ORMA di tengah), total station siap digunakan. Gambar 5 Total Station Topcon dan Sokkia f. Tripod Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga waterpass dengan ketiga kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada masing-masing ujungnya runcing, agar masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan. tanah tempat alat itu berdiri. Statif ini biasa juga disebut dengan Tripod. Bagian- bagian dari statif : a) Bidang Level (Kepala Statif) berfungsi sebagai dudukan pesawat waterpass b) Sekrup Pengunci berfungsi untuk mengunci pesawat waterpass pada statif supaya tidak bergeser atau jatuh. c) Tali Pembawa berfungsi agar statif mudah diangkat pada saat dipindahkan. d) Sekrup Penyetel berfungsi untuk mengunci kaki statif dan mengatur tinggi rendah pesawat. e) Kaki Statif berfungsi untuk menyangga statif, dibuat runcing agar dapat masuk kedalam tanah. Gambar 6 Tripod

g. Rambu Ukur Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Rambu ukur adalah alat bantu dalam menentukan beda tinggi dan mengukur jarak dengan menggunakan pesawat waterpass atau total statison. Rambu ukur terbuat dari kayu atau campuran logam alumunium. Ukurannya, tebal 3 cm 4 cm, lebarnya + 10 cm dan panjang 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m. Pada bagian bawah diberi sepatu, agar tidak aus karena sering dipakai. Rambu ukur dibagi dalam skala, angka- angka menunjukan ukuran dalam desimeter. Ukuran desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E dan oleh kedua garis. Oleh karena itu, kadang disebut rambu E. Ukuran meter yang dalam rambu ditulis dalam angka romawi. Angka pada rambu ukur tertulis tegak atau terbalik. Pada bidang lebarnya ada lukisan milimeter dan diberi cat merah dan hitam dengan cat dasar putih agar saat dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Meter teratas dan meter terbawah berwarna hitam, dan meter di tengah dibuat berwarna merah (Gambar 15). Gambar 7 Rambu Ukur A. ANALISIS HASILPENGUKURAN Sebelum suatu bangunan didirikan, maka terlebih dahulu harus dilaksanakan pengukuran tanah dengan tujuan untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah. Beda tinggi tanah tersebut sangat diperlukan dalam pemerataan tanah. Dengan mendapatkan beda tingginya, maka dengan mudah dapat diketahui permukaan tanah yang akan digali dan tanah yang akan diurug. Bila akan mendirikan rumah, maka kita harus ada ijin bangunan dari dinas agraria atau dinas pekerjaan umum. Pada setiap rencana pembangunan daerah, pembuatan jalan, dan rencana irigasi, terlebih dahulu tanah yang akan dibangun harus diukur dan disahkan oleh pemerintah daerah. 1. Perhitungan Planimetris Setelah dipelajari kesalahan dan angka penting dari kegiatan belajar sebelumnya, dalam pengukuran, perlulah diepelajari bagaimana penghitungan jarak, asimut, dan sudut

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG pada bidang planimetris dihitung. Pada prinsipnya, penghitungan dalam ilmu ukur tanah ORMA menganggap bahwa jarak dan sudut berada pada bidang proyeksi atau bidang datar. Adapun standar kompetensi dan indikator yang hendak dicapai dengan materi ini adalah: (1) Standar kompetensi, mahasiswa mampu memahami hubungan jarak, asimut dan sudut (2) indikatornya, mahasiswa mampu menghitung secara sederhana jarak, asimut, sudut dari dua atau lebih titik yang diketahui koordinatnya, menghitung konversi antar satuan jarak derajat ke radian atau ke grade. Ketika surveyor melakukan pengolahan hasil-hasil pengukuran, ia banyak dijumpai penghitungan-penghitungan; antara lain penghitunganantar besaran-besaran itu. Perlu dipahami sejak awal, pengukuran yang dilakukan oleh seorang surveyor itu berada pada bidang topografi sedangkan hasil-hasil ploting atau penggambaran disajikan pada bidang datar. Oleh sebab itu, untuk keperluan yang teliti misalnya pada survey geodetik, hasil- hasil ukuran tidaklah serta merta secara langsung dapat dihitung dengan menggunakan aturan-aturan trigonometris biasa tetapi harus dilibatkan kelengkungan-kelengkungan ellipsoida bumi. Namun demikian, untuk survei pengukuran yang tidak begitu luas (survey planimetris), kelengkungan bumi dianggap tidak ada atau bumi dianggap bidang datar. Dengan asumsi ini maka aturan-aturan trigonometris sederhana berlaku. a. Jarak Pengukuran menghailkan jarak-jarak, baik secara langsung tidak langsung. Jarak langsung diperoleh dengan pengukurak tarikan meteran antar titik dengan titik lainnya. Jarak tidak langsung diperoleh dengan penghitungan hasil-hail ukuran besaran di lapangan, misalnya pada survei tacimetri. Selain itu, terkadang surveyor perlu mendapatkan hitungan jarakjarak dari titik-titik yang telah diketahui koordinatnya, misalnya pada keperluan cek lapangan, stake out atau pengembalian batas. Dalam hal ini jarak antar dua titik merupakan garis hubung terdekat antar dua titik tersebut. Jarak antar dua titik yang bukan merupakan garis hubung terdekat antar dua titik tersebut bukan jarak antar kedua titik itu. Secara sederhana, pada bidang datar jarak antar dua titik A yang memiliki koordinat (XA ; YA ) dan B yang memiliki koordinat (XB ; YB ) adalah jarak (D) bisa dihitung dari dua titik yang telah diketahui koordinatnya:

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Gambar 8 Jarak dari Dua Titik DAB = (XB-XA)2+(YB -YA) 2] DAB : Jarak antara titik A dan titik B XB : absis titik B XA : absis titik A YB : ordinat titik B YA : ordinat titik A Keterangan: pengurangan absis atau ordinat boleh saja terbalik hasilnya akan tetap sama karena pengurangan itu dikuadratkan. Gambar 9. Garis Lengkung Bukan Jarak dari Dua Titik. Contoh : Diketahui XA = 100,21 m ; YA = 14,71 m dan XB = 150,28 m ; YB= 5,56m Maka, DAB= [(XB -XA)2+(YB -YA) 2] DAB= √ [(150,28 -100,21)2+(5,56 -14,71) 2] DAB= √[50,9 m (dibulatkan) Contoh, Diketahui XA = -10,21 m ; YA = 14,71 m dan XB = 150,28 m ; YB= -5,56m

Maka, Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA DAB=√ [(XB -XA)2+(YB -YA) 2] DAB= √ [(150,28 (-10,21))2+(-5,56 -14,71) 2] DAB= 161,8 m (dibulatkan) Contoh : Diketahui XA = -10,21 m ; YA = 0,71 m dan XB = -150,28 m ; YB= -5,56m Maka, DAB= √ [(XB -XA)2+(YB -YA) 2] DAB= √ [(-150,28 (-10,21))2+(-5,56 -0,71) 2] DAB= 140,2 m (dibulatkan) 2. Asimut simut antar dua titik adalah besarnya sudut (bearing) yang dibentuk dari suatu referensi (meridian atau utara) searah jarum jamnsampai ke garis penghubung dua titik itu. Karena berputar satun lingkaran penuh, besarnya asimut pada satuan derajat mulai nol derajat sampai dengan tigaratus enampuluh derajat (00 s.d. 3600). Arah utara ditunjukkan dengan asimut nol derajat, arah timur ditunjukkan dengan asimut sembilan puluh derajat, arah selatan ditunjukkan dengan asimut seratus delapan puluh derajat, arah barat ditunjukkan dengan asimut dua ratus tujuh puluh derajat, arah timur laut ditunjukkan dengan asimut empat puluh lima derajat, arah tenggara ditunjukkan dengan asimut seratus tiga puluh lima derajat, arah barat daya ditunjukkan dengan asimut dua ratus lima belas derajat dan arahditunjukkan dengan asimut dua ratus lima belas derajat. Dalam hal ini, asimut yang berputar berlawanan arah jarum jam bukanlah disebut sebagai asimut. Asimut ditampilkan dari 0° s.d. 360° Asimut negatif atau lebih dari 360° maka perlu diubah menjadi besaran positif antara 0° s.d. 360°. Contoh : Asimut - 40° sama dengan - 40° + 360° = 320° Asimut - 140° sama dengan - 140° + 360° = 120° Asimut 380°s ama dengan 380° - 360° = 220° Asimut 780° sama dengan 780° - 2 x 360° = 60° Pada salib sumbu kartesian dengan pusat salib sumbu O, terdapat perbedaan antara ukur tanah dengan matematika dalam hal putaran dan kuadran. Sudut pada matematika dihitung dari sumbu X berlawanan arah dengan jarum jam. Sedangkan sudut (dalam hal ini asimut) dihitung dari sumbu Y searah dengan jarum jam. Perbedaan kuadran pada ukur

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG tanah dan matematika seperti yang tergambar pada Gambar 4.3. Angka I, II, III, IV masing- ORMA masing adalah kuadran. Gambar 10 Kuadran Matematika Gambar 11 Kuadran Ukur Tanah Secara sederhana asimut antara dua titik A dan B yang masing- masing memeiliki koordinat bisa dihitung dengan:. ∝AB= ArcTan [(XB -XA) / (YB -YA) ] ∝AB : asimut garis AB XB : absis titik B XA : absis titik A YB : ordinat titik B YA: ordinat titik A Gambar 12 Perhitungan cx AB Hasil hitungan ArcTan () mungkin negatif atau positif. Jika positif, asimut mungkin terletak di kuadran I atau III. Dalam hal ini, asimut terletak di kuadaran I jika (XB -XA) > 0 dan (YB -YA) > 0; dan terletak di kuadaran IV jika (XB -XA) <0 dan (YB -YA) < 0. Untuk asimut yang terletak di kuadran III hasil hitungannya ditambahkan 180 °0 sedangkan untuk asimut yang terletak di kuadran I hasil hitungannya ditambahkan 0°; hasil ArcTan() negatif, asimut mungkin terletak di kuadran II atau IV. Dalam hal ini, asimut terletak di kuadaran II jika (XB -XA) > 0 dan (YB -YA) < 0; dan terletak di kuadaran IV jika (XB -XA) <0 dan (YB -YA) >0. Untuk asimut yang terletak di kuadran

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG II hasil hitungannya ditambahkan 1800 sedangkan untuk asimut yang terletak di kuadran ORMA IV hasil hitungannya ditambahkan 3600. Perlu diketahui bahwa tanda hasil hitungan arctan jangan diubah menjadi positif tetapi dibiarkan apa adanya. Contoh : Diketahui XA = 100,21 m ; YA = 14,71 m dan XB = 150,28 m ; YB= 5,56 m Maka, ∝AB= ArcTan [(XB -XA) / (YB -YA) ] ∝AB= ArcTan [(150,28 -100,21)/(5,56 -14,71) ] pada kuadran II lihat penjelsan penyesuaian kuadran di halaman berikutnya ∝AB= -7900] = 1000 Jika hitungan terbalik, ArcTan [(XA XB) / (YA-YB) ] = BA ∝BA= ArcTan [(XA-XB) / (YA YB) ] ∝BA= ArcTan [(100,21-150,28 )/(14,71- 5,56) ] pada kuadran IV ∝BA= -79°38°38”]+360° = 280°2°1’2” Contoh : Diketahui XA = 100,21 m ; YA = 100,71 m dan XB = 50,28 m ; YB= 51,56 m Maka, ∝AB= ArcTan [(XB -XA) / (YB -YA) ] ∝AB= ArcTan [(50,28 -100,21)/(51,56-100,71)] pada kuadran III ∝AB= 45°27’04”+(180°)] = 225°27’04” Penyesuaian kuadran

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Gambar 13 Kuadran pada Ilmu Ukur Tanah Contoh : Diketahui XA = 100,21 m ; YA = 100,71 m dan XB = 50,28 m ; YB= 251,56 m Maka, [(XB -XA) / (YB -YA)] ∝AB=ArcTan [(50,28-100,21)/(251,56-100,71)] pada kuadran IV ∝AB= -180°] ∝AB= 3410 Jika diketahui asimut AB, asimut BA dikatakan sebagai asimut kebalikannya. Selisih antara suatu asimut dengan asimut kebalikannya adalah 1800 Besarnya asimut BA dapat dengan mudah dihitung, Asimut kebalikan = Asimut 1800 BA= AB 1800 Contoh : Diketahui ∝AB = 400, maka BA = 400 + 1800 = 2200 Diketahui ∝AB = 3400, maka BA = 3400 - 1800 = 1600 Diketahui ∝AB = 140°, maka BA = 400 + 1800 = 3200

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE Gambar 14 Asimut AB dan Kebalikannya MERG ORMA Gambar 15 Asimut PQ dan Kebalikannya 3. Sudut Sudut horisontal dapat dihitung dengan dua cara; dari selih dua bacaan horisontal dan selisih dua asimut. Bacaan horisontal biasanya didapatkan dari pengukuran theodolit. Dalam cara tertentu theodolit bisa menghasilkan bacaan horisontal yang sekaligus sebagai asimut dua titik. Pada theodolit tertentu, misalkan T0, bacaan horizontal sekaligus sebagai asimut magnetis suatu garis. Selain itu asimut bisa didapatkan dari pengukuran dengan kompas atau dari hasil hitungan dua titik yang telah diketahui koordinatnya yang telah dibahas di atas. Prinsip pengukuran sudut akan dibahas pada modul berikutnya. Saat ini, pembahasan terbatas pada penghitungan sudut dari dua bacaan horisontal dan dari selisih dua asimut. Jika Bacaan horizontal atau asimut OA dan OB diketahui, sudut kanan AOB dapat dengan mudah dihitung sudut AOB = asimut OB - asimut OA atau sudut AOB = bacaan horisontal OB - bacaan horisontal OA Jika hasil hitungan negatif, hitungan ditambahkan 360° Gambar 16 Sudut

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG Contoh : ORMA Diketahui ∝OA = 60°30’∝OB = 260°50” <AOB = = ∝OB -∝OA = 2600- 6000 Jika terbalik, ∝OA - ∝OB = 600 - 2600-2000 Diperoleh<BOA = 0 Dengan cara ini, jika diketahui koordinat tiga buah titik, sudutpada salah satu titik tersebut dapat dihitung. Contoh : Diketahui XA = 100,21 m ; YA = 100,71 m ; XB = 50,28 m ; YB= 251,56 ; XC = 54,28 m ; YC= 51,56 m Sudut kanan BAC = = ∝AC- ∝AB ∝AC = ArcTan [(54,28 -100,21) / (51,56 -100,71) ] kuadran III ∝AC = 2230 ∝AB = 3410 = 2230- 3410-11800] Jika ������ < 00, hasilnya ditambahkan 3600 Jadi ������= 241°22°28” 4. Koordinat Pada sistem sumbu kartesian dua dimensi, setiap titik secara unik didefinisikan posisinya dengan koordinat berupa absis (X) dan ordinat (Y). Koordinat suatu titik dapat dihitung jika diketahui asimut dan jaraknya dari titik referensi. Asimutnya mungkin diketahui dengan pengukuran sudut, sementara jaraknya mungkin diukur secara langsung di lapangan. Jika titik A diketahui koordinatnya. Titik B diukur asimut dan jaraknya dari titik A, maka koordinat titik B dapat dihitung, XB = XA + DAB Sin (∝AB) YB = YA + DAB Cos (∝AB) ∝AB : asimut garis AB DAB : jarak dari A ke B XB : absis titik B XA : absis titik A YB : ordinat titik B YA: ordinat titik A

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Gambar 17 Sumbu Kartesian Contoh, : Diketahui jarak titik AB 56,55 m, asimut AB = 600 m dan YA= 200,97 m, maka XB = XA + DAB Sin (∝AB) = 100,34+56,55 Sin (600 YB=YA+DAB Cos (∝AB) = 200,97+56,55 Cos (600 5. Satuan Sudut 1 lingkaran = 360 = 2 radian = 400 1 rad = 57,29577950 1 rad = 3437,746772’ 1 rad = 206264,8026” 1 = 0,0174533 rad 1’ = 2,908882 x 10 rad 1” = 4,848137 x 10 rad = sin 1” rad B. PENGUKURAN JARAK Jarak antara dua buah titik dimuka bumi dalam ukur tanah adalah merupakan jarak terpendek antara kedua titik tersebut tergantung jarak tersebut terletak pada bidang datar, bidang miring atau bidang tegak. Pada bidang datar disebut jarak datar, pada bidang miring disebut jarak miring Sedang pada bidang tegak disebut jarak tegak/tinggi. Cara pengukuran jarak, dibagi dalam:

1. Pengukuran Jarak Lapangan Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Jarak didapat langsung tanpa melalui perhitungan, pada pengukuran jarak langsung digunakan alat utama dan bantu. Alat-alat utama, antara lain adalah: 1) Pita ukur, alat ukur jarak yang material utamanya terbuat dari fiber, plastik, atau campuran dari padanya. 2) Pegas ukur, material utama terbuat dari plat baja. 3) Rantai ukur, terbuat dari rantai baja. Panjang alat-alat tersebut umumnya dari 30m, 50m dan 100mdengan lebar antara 1 cm sampai 2 cm. tebal antara 0.1mm sampai 0.2mm, pembagian skala bacaan dari skala terkecil mm sampai dengan skala terbesar m. Gambar 18 Ragam Alat Utama Alat-alat bantu, pengukuran jarak langsung antara lain adalah: 1) Jalon atau anjir adalah tongkat dari pipa besi dengan ujung runcing (seperti lembing) panjang antara 1.5m sampai 3m, diameter pipa antara 1.5cm sampai 3cm dicat merah dan putih berselang-seling. Jalon ini berguna pada pelurusan dan untuk menyatakan adanya suatu titik dilapangan pada jarak jauh. 2) Pen ukur, adalah alat untuk memberi tanda titik sementara dilapangan. Terbuat dari besi dengan panjang ± 40m da runcing diujungnya dan ujung lain lengkung. 3) Unting-unting: alat untuk membantu memproyeksikan suatu titik terbuat dari besi atau dari kuningan. 4) Water pas tangan: alat bantu untuk mendatarkan pita ukur. 5) Prisma dan kaca sudut: alat bantu untuk menentukan sudut 900siku-siku 2. Perhitungan Jarak Lapangan pada Lapangan Datar dan Miring Pada pengukuran jarak Iangsung, dimana jaraknya tidak dapat diukur dengan satu kali bentangan pita ukur, maka pelaksanaannya terdiri dari: 1) Pelurusan: menentukan titik-titik antara, sehingga terletak pada satu garis lurus (terletak pada satu bidang vertikal)

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG 2) Pengukuran jarak. Misal akan diukur jarak antara titik A dan Titik B, seperti pada ORMA gambarar berikut: Gambar 19 Pengukuran Jarak Mendatar Pelaksanaan pelurusan : 1) Tancapkan jalon dititik A dan dititik B 2) Orang I berdiri dinelakang jalon di A, dan orang II dengan membawa jalon disekitarnya titik a, dengan petunjuk orang Iorang II bergeser kekanan/kekiri sampai dicapai orang II di a,bahwa jalon di A di a dan jalon di B tampak jadi satu/ berimpit kemudian jalon di a diganti dengan pen ukur. Demikian pada dilakukan dititik-titik b, c dan seterusnya. Pelaksanaan Pengukuran Jarak. 1) Bentangkan pita ukur dari A ke a, skala 0 m diimpitkan pada titik A dan pada saat skala pita ukur tepat dititik a, baca dan catat, misal terbaca d1 m. 2) Lakukan hal yang sama antara a ke b, misal terbaca d2 m. demikian terus sampai ke bentangan antara c ke b. 3) Jarak AB adalah penjumlahan dari jarak-jarak tadi; AB = di+d2+d3+d4. 4) Pengukuran jarak dilakukan dua kali, dari A dan B disebut pengukuran persegi dan pengukuran pulang dari B ke A. 5) Jarak AB adalah jarak rerata pengukuran persegi dan pengukuran pulang. Pelaksanaan pelunasan: Pelaksanaan Pelunasan : Pelaksaan pelunasan pada dasarnya sama saja dengan pelunasan pada lapangan datar misal diukur jarak AB pada lapangan miring. Gambar 20 Pengukuran Jarak Pada Bidang Miring Pelaksanaan Pengukuran :

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG 1) Bentangkan pita ukur secara mendatar dari A ke atas titik a dengan perantaraan nivo, ORMA gantungkan unting-unting diatas titik a. Untingunting yang menyinggung pita ukur misal terbaca dim (lihat gambar) 2) Pekerjaan tersebut dilakukan oada penggal-penggal jarak ab, bc dan cb. 3) Pengukuran jarak dilakukan dari A dan B dan dari B ke A. dan hasil akhir adalah harga rerata. 3. Pengukuran Jarak Terhalang 1) Bila titik A dan B terhalang kolam Gambar 21 Jarak AB Terghalang Proyeksikan B pada C garis yang melalui A dititik C ukur jarak A/C dan jarak BC: Jarak AB = AC2+BC2 2) Bila titik A dan B tepat di tepi bangunan Gambar 22 Jarak AB Diteoi Bangunan Pelaksanaan pelurusan AB : 1) Buat garis L1 lewat titik A, tentukan titik 1 lubangkan 1B sebagai garis m1. 2) Pada garis m1 tentukan titik 2 dan hubungkan A2 sehingga terbentuk garis 12. 3) Tentukan titik 3 pada 12, hubungkan 3B sehingga terbentuk garis m2. 4) Pekerjaan tersebut dilanjutkan sampai didapat. Titik 5-4-B satu garis dan Titik 4-5-A satu garis berarti Titik A-5-4-B satu garislurus Selanjutnya pengukuran jarak AB.

4. Techimetri Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Gambar 23 Jarak dan benda tinggi pengamatan teachimetri Pengukuran tacimetri menghasilkan posisi detail X, Y dan Z secara optis. Data yang diperoleh dari pengukuran adalah bacaan benang rambu, bacaan vertikal, bacaan horisontal, dan ketinggian alat; formulanya sebagai berikut, Xa = XI + (ba-bb) Cos2h Sin Ia Ya = YI + (ba-bb) Cos2h Cos Ia Za = ZI + (ba-bb) Cos2h TAN h + Ti - Bt Dari gambar III.7 dapat diformulakan, Dm= 100 (ba-bb) Cos h D = Dm Cos h D = 100 (ba-bb) Cos2 h Karena, z + h = 900 D = 100 (ba-bb) Sin2 z L = D Tan h L + Ti = Bt + H H = D Tan h + Ti -Bt Ha = HI + H Dm: Jarak miring D : Jarak datar h: helling z : zenith ba : bacaan benang atas bt : bacaan benang tengah bb : bacaan benang bawah

Ti : tinggi instrumen Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Ha : Ketinggian a dari permukaan laut HI : Ketinggian I dari permukaan laut H : beda tinggi a dan I 100 adalah konstanta pengali alat. Perlu diperhatikan, pembacaan vertikal bukanlah helling. Oleh sebab itu, bacaan vertical perlu diubah terlebih dahulu ke helling; yang berbeda antara posisi biasa dan luar-biasa. Pada posisi biasa (lingkaran vertikal teodolit di sebelah kiri pengamat) helling dihitung dengan, h = 90 0 –V. Gambar 24 Helling, bacaan vertikal pada posisi biasa 5. Perhitungan Metode Poligon a. Metode Poligon Terbuka Poligon terbuka ialah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang berlainan (bukan satu titik yang sama). Metode polygon adalah salah satu teknik menentukan posisi horizontal suatu titik dimana titik awal pengukuran dengan titik lainnya dihubungkan satu sama lain. Pada poligon terbuka titik awal dan titik akhir tidak bertemu jadi hubungnnya satu sama lain hanya bisa dipergunakan untuk mengukur sudut dan jarak. Metode poligon terbuka dapat dilihat dengan jelas pada gambar. Gambar 25 Metode Poligon Terbuka

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG Pengukuran kerangka horizontal dengan poligon terbuka merupakan salah satu ORMA metode pengukuran dan pemetaan. Kerangka dasar horizontal yang juga bertujuan untuk memperoleh titik koordinat (x,y) pada setiap titik-titik pengukurannya. Secara geometris dan matematis), poligon terbuka terdiri atas serangkaian garis yang berhubungan tetapi titik awal atau terakhir tidak bertemu atau terikat sebagaimana seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Poligon terbuka biasanya digunakan untuk : 1) Pembuatan jalan raya 2) Perancangan saluran irigasi 3) Perancangan jalur kabel listrik tegangan tinggi 4) Perancangan kabel telkom 5) Pembangunan rel kereta api Ada dua macam analisis yang bisa didapatkan dengan metode untuk poligon terbuka,yaitu : 1) Peningkatan azimut 2) Peningkatan koordinat Ada beberapa ciri dari poligon terbuka, diantaranya: 1) Tidak ada ikatan sama sekali, 2) Ikatan titiknya hanya terikat azimut saja. 3) Ikatan titiknya terikat azimut. 4) Ikatan titiknya terikat koordinat. Dalam menentukan koordinat koordinat titik poligon terbuka diperlukan sudut poligon ( ) dan jarak, maka dalam pratikum diukur sama dengan selisih sudut jurusan akhir dengan sudut jurusan awal ditambah dengan kelipatan dari 180ᴼ. 1) Cek Bt = ½ ( ba + bb ) 2) Jarak optis = ( ba - bb ) x 100 jarak biasa = ( ba - bb ) x cos2 x 100 bila mempunyai sudut vertikal 3) Bila pengukuran dilakukan muka belakang 4) Jarak optis = ������������������������������ ������������������������+������������������������������ ������������������������������������������������ 2 5) Cek jarak optis akan dipakai rumus toleransi. S1=0,008 √������ + 0.0003������ + 0.05 (daerah datar atau kemiringan 3%) S2 = 0,010 √������ + 0.0004������ + 0.005 (daerah lereng atau kemiringan 3-10 %) S3 = 0,012 √������ + 0.0005������ + 0.005 (daerah curam atau kemiringan besar dari 10%) Tergantung pada keadaan/kemiringan tanah atau

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG 1) Azimuth = azimuth awal + sudut yang diukur f 180 ᴼ ORMA 2) Cek azimuth = azimuth akhir azimuth awal + n . 180 ᴼ n = kelipatan 3) X = d. Sin t →t = sudut azimuth 4) Koordinat titik X = koordinat titik diketahui + X f (koreksi) Y = koordinat titik diketahui + Y f (koreksi) 5) Cek koordinat titik X = koordinat akhir - koordinat awal = X Y = koordinat akhir - koordinat awal = Y b. Poligon Tertutup Poligon tertutup ialah poligon titik awal dan akhirnya bartemu. Poligon tertutup sering disebut poligon kring (kring poligon). Keuntungan dari pengukuran metoda poligon tertutup yaitu, 1) Koreksi sudut dapat dicari dengan (n-2) 180 ᴼ. 2) Adanya koreksi koordinat dengan konsekuensi logis yakni jumlah selisih absis dan jumlah selisih ordinat sama dengan nol. Metode poligon tertutup dapat dilihat dengan jelas pada gambar 4.19 berikut ini. Gambar 26 Metode Poligon Tertutup Keuntungan inilah yang menyebabkan orang senang bentuk polygon tertutup. Namun, terdapat juga kelemahan poligon tertutup ialah bila ada kesalahan yang

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG proporsional dengan jarak (salah satu salah sistematis) tidak akan ketahuan. Dengan kata ORMA lain walaupun ada kesalahan tersebut, poligon tertutup tersebut kelihatannya baik juga. Jarak-jarak yang diukur secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti itu, yaitu kalau ada kesalahan frekuensi gelombang. Pada poligon tertutup garis-garis kembali ke titik awal, jadi dapat membentuk segi banyak. Pengukuran dengan sistem poligon tertutup pada prinsipnya adalah untuk menghitung luas areal berdasarkan koordinat titik daerah yang luas dan sangat komplek. Rumus rumus yang dipakai dalam perhitungan adalah sebagai berikut : 1) Cek Bt = ½ ( ba + bb ) 2) Jarak optis = ( ba - bb ) x 100 jarak biasa = ( ba - bb ) x cos2 x 100 bila mempunyai sudut vertikal 3) Bila pengukuran dilakukan muka belakang Jarak optis = ������������������������������ ������������������������+������������������������������ ������������������������������������������������ 2 4) Cek jarak optis akan dipakai rumus toleransi. S1=0,008 √������ + 0.0003������ + 0.05 (daerah datar atau kemiringan 3%) S2 = 0,010 √������ + 0.0004������ + 0.005 (daerah lereng atau kemiringan 3-10 %) S3 = 0,012 √������ + 0.00045 + 0.005 (daerah curam atau kemiringan besar dari 10%) Tergantung pada keadaan atau kemiringan tanah atau K = ∑ ∆.������ x D masing-masing ∑ ������ K = ∑ ∆.������ x D masing-masing ∑ ������ 5) Koreksi sudut sudut diukur = ( n - 2 ) x 180 f Toleransi sudut lihat tabel sudut poligon (dalam kota) T = 0,4 √������ n = banyak titik. a) Azimuth = (azimuth awal + sudut yang diukur 180 ᴼ = (azimuth awal +180 ᴼ sudut yang diukur) b) Azimuth awal azimuth akhir = 0 c) Koordinat titik X = koordinat titik diketahui + X f Y = koordinat titik diketahui + Y ± f Luas areal ( L ) d) n-1 - Yn+1) Yn-1 = Titik dibelakang titik yang ditinjau

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG Yn+1= Titik didepan titik yang ditinjau. ORMA B. Mengolah Data Hasil Pengukuran Untuk Mendesain Bangunan a. Analisis Kubikasi Metode Polar Mendatarkan suatu areal atau lahan memerlukan pengukuran untuk menentukan tapak (luas) kemudian ketinggian masing-masing patok untuk mendapatkan volume galian atau timbunan yang diperlukan sesuai rencana. Pengukuran menentukan tapak dan volume tersebut dapat dilakukan dengan sistem polar, sehingga hasil pengukuran membentuk suatu bidang segitiga-segitiga beraturan. Menentukan tapak dengan sistem polar memerlukan sudut polar atau sudut pusat. Pengukuran sudut dilakukan dari arah utara magnetis bumi dengan menggunakan kompas. Metode pengukuran polar dapat dilihat dengan jelas pada gambar 4.20. berikut ini. Rumus-rumus yang dipakai adalah sebagai berikut: 1) Cek bt = ������������+������������ 2 2) Jarak optis = ( ba bb ) x 100 3) Toleransi jarak optis dengan rumus seperti tercantum padlabsheet sebelumnya. 4) Beda tinggi = tinggi pesawat (Ta) bt 5) Tinggi titik = Tinggi titik pusat + beda tinggi 6) Su bacaan sudut P1 (lihat gambar) b. Analisis Kubijasi Metode Keliling Pengukuran dengan cara keliling dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Metode ini dipakai untuk mengukur luas dan kubikasi pada daerah yang terhalang bangunan di tengahnya. sehingga hasil pengukuran ketinggian titik awal harus sama dengan titik akhir. Pengukuran dengan metode keliling dapat dilihat dengan jelas pada gambar berikut ini.

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA diarahkan ke tiitk muka (M) dan titik belakang (B), sehingga jarak, beda tinggi setiap titik akan didapat dua kali dengan tanda berlawanan sehingga hasil pengukuran seharusnya mempunyai hasil sama. c. Pengolahan Hail Pengukuran Horizontal dan Vertikal dengan perencanaan dan perencangan Tapak Skala ruang lingkup kerja bidang arsitektur dalam pengolahan hasil pengukuran horizontal dan vertikal adalah sebagai berikut : 1) Pemilihan tapak (menemukan tapak yang paling sesuai untuk suatu proyek atau kegiatan tertentu) 2) Evaluasi tapak (menganalisis kesesuaian suatu tapak tertentu untuk berbagai aktivitas yang berbeda) 3) Perancangan tapak (membuat penataan yang sesuai antara bangunan dan tapak, serta antara ruang-ruang luar diantara bangunan. Perencanaan tapak (site planning) adalah seni menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alam guna menunjang kegiatan - kegiatan manusia. Konteks tapak dapat digolongkan sebagai : 1) exurban (di luar pinggiran kota) 2) suburban (pinggiran kota) 3) urban (perkotaan) Menurut Snyder dan Catanese dalam Dini (2012), perancangan tapak (site planning)diperlukan proses yang rasional dan kritis pada pemecahan persoalan arsitektur, seperti: pengidentifikasian potensipotensi tapak, kendala - kendala, dan konsep - konsep rancangan. Perancangan dimulai dengan analisis tapak yang menghendaki perhatian yang sistematis akan tiga konteks utama: 1) Konteks ruang dari tapak (alam dan buatan)

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG 2) Konteks perilaku (pola - pola kegiatan sosial ekonomi dari tapak dan lokalitas, ORMA dengan kebijaksanaan - kebijaksanaan pemerintah yang mempengaruhi pembangunan tapak) 3) Konteks persepsi (persepsi dan penggunaan ruang) Ada beberapa faktor yang digunakan dalam menganalisa tapak, diantaranya : 1) Lokasi kegiatan - kegiatan yang berhubungan di daerah lokal dan daerah perkotaan 2) Lokasi kegiatan yang tidak cocok di daerah lokal (ke dalam, ke luar dan dua arah) diantara kegiatan - kegiatan 3) Frekuensi interaksi (tiap hari, tiap minggu, tiap bulan) 4) Rute jalan masuk (pejalan kaki, bus, mobil dan kereta api) A. Green Material dalam pekerjaan Konstruksi 1. Sustainable building Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.. Pembangunan berkelanjutan bisa dicapai jika ada kepedulian baik dari pihak pemerintah maupun swasta dalam merencanakan dan mengelola perkembangan kota, dengan memperbaiki atau mengurangi kerusakan lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang mencakup tiga pilar utama, yaitu: (a) pembangunan ekonomi; (b) pembangunan sosial, dan (c) pelestarian lingkungan hidup. Ketiga pilar tersebut tidak mungkin dipisahkan karena satu sama lain saling terkait dan saling menunjang. Konsep pembangunan yang memiliki kepedulian lebih terhadap lingkungan, dalam perkembangannya sering hadir dan dipandang sebelah mata karena berlawanan dengan pembangunan ekonomi. Mengingat teknologi bangunan dengan konsep bangunan berkelanjutan (Sustainable Building) bukanlah hal yang murah. Sebetulnya konsep bangunan berkelanjutan dapat memberikan dampak positif, karena berkontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Hanya saja konsep ini biasanya memerlukan biaya yang sedikit lebih mahal pada awalnya, namun dalam jangka menengah akan mengurangi biaya operasional bangunan dari penghematan energi. Berbagai nilai tambah ini selaras dengan investasi biaya yang kedepannya justru akan memberikan keuntungan jangka panjang. Hal inilah yang menjadi keunggulan dari konsep bangunan berkelanjutan.

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG Dengan semakin meningkatnya kesadaran stakeholder mengenai kesehatan dan ORMA kesejahteraan diri, bangunan dituntut secara langsung berkontribusi kepada kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang tinggal, bekerja, dan menimba ilmu di dalamnya. Dengan kata lain, stakeholder menuntut bangunan berkelanjutan (sustainable). 2. Bahan Material Berbasis Gereen Material Dalam dunia industri bahan bangunan, dikenal istilah “bahan bangunan hijau”, yaitu bahan bangunan yang menggunakan sumber daya alami dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, menghargai keterbatasan sumber daya tak terbarukan seperti batu bara dan logam. Bahan bangunan ini mengikuti siklus alami dan saling keterkaitan dalam ekosistem. Bahan ini tidak beracun. Bahan bangunan hijau dibuat dari bahan yang dapat didaur ulang dan bahan ini sendiri dapat didaur ulang, hemat energi dan air. Ramah terhadap lingkungan pada saat proses produksi, ketika digunakan, dan ketika digunakan kembali. Bahan bangunan hijau adalah bahan yang mendapat nilai tinggi dalam pengakuan terhadap pengelolaan sumber daya, pengaruh terhadap kualitas lingkungan ruang dalam, dan kinerjanya misalnya dalam hal hemat energi, hemat air, dan sebagainya (Spiegel, 27). Menjaga lingkungan yang asri, bersih dan tentunya membawa dampak sehat untuk semua elemen masyarakat memang sutu hal yang tidak mudah namun perlu dilakukan. Begitu banyak cara dan berbagai inovasi nan kreatif yang manusia lakukan, tapi itu semua memang butuh waktu yang konsisten dan biaya yang tidak sedikit. Bukan hanya menjaga lingkungan dan merawatnya. Kebutuhan akan pembangunan properti yang semakin meningkat mendorong pihak industri material bangunan untuk menghasilkan inovasi produk material bangunan yang ramah ling- kungan sehingga dapat bersaing di pasar in- dustri. Pemilihan dalam produk material menjadi aspek yang sangat penting dalam mewujudkan konsep Green Building. Menurut Siagian (2005) terdapat beberapa faktor dan strategi yang harus dipertimbangkan dalam memilih material bangunan : a. Bangunan yang dirancang dapat dipaka kembali dan memperhatikan sampah/buangan bangunan pada saat pemakaian. b. Bahan bangunna tersebut dapat dipakai kembali (didaur ulang) c. Keaslian material d. Energi yang diwujudkan (embodied energy) e. Produksi material f. Dampak dari material g. Material yang mengandung racun h. Efisiensi ventilasi

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG i. Teknik konstruksi yang digunakan ORMA j. Memprioritaskan material alami k. Mempertimbangkan durabilitas dan umur dari produk Lima Bahan Bangunan Berkelanjutan yang Bisa Transform Konstruksi adalah; 1) Wol Bata Dikembangkan oleh para peneliti Spanyol dan Skotlandia dengan tujuan untuk mendapatkan komposit yang lebih berkelanjutan, tidak beracun, menggunakan bahan lokal yang melimpah bahwa mekanik akan meningkatkan batu bata kekuatan. Cukup dengan menambahkan wol dan polimer alami yang ditemukan dalam rumput laut dengan tanah liat dari batu bata, batu bata adalah 37 % lebih kuat dari batu bata lain, dan lebih tahan terhadap iklim basah yang dingin sering ditemukan di Inggris. Mereka juga kering keras, mengurangi energi yang diwujudkan karena mereka tidak perlu dipecat seperti batu bata tradisional.

2) Ubin Surya Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG ORMA Genteng tradisional baik ditambang dari tanah atau set dari beton atau tanah liat semua metode energi intensif. Setelah terinstal, mereka ada hanya melindungi bangunan dari unsur-unsur meskipun fakta bahwa mereka menghabiskan sebagian besar hari menyerap energi dari matahari. Dengan pemikiran ini, banyak perusahaan sedang mengembangkan ubin surya. Tidak seperti kebanyakan unit surya yang tetap di atas atap yang ada, ubin surya 3) Beton Ramah Lingkungan Sementara 95 % dari emisi CO2 bangunan adalah hasil dari energi yang dikonsumsi selama hidupnya, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahwa 5 % terkait dengan konstruksi. Beton adalah tempat yang ideal untuk memulai, sebagian karena hampir setiap bangunan menggunakan itu, tapi sebagian besar karena fakta bahwa beton bertanggung jawab untuk mengejutkan 7-10 % dari emisi CO2 global. Bentuk yang lebih berkelanjutan beton ada yang menggunakan bahan daur ulang dalam campuran. Kaca hancur dapat ditambahkan, seperti dapat chip kayu atau slag - produk sampingan dari produksi baja. Sementara perubahan ini tidak secara radikal mengubah beton, dengan hanya menggunakan bahan yang akan dinyatakan pergi ke limbah, emisi CO2 yang terkait dengan beton berkurang. 4) Triple- Glazed Windows (jendela mengkilap tiga) Bahkan, jendela super-efisien yang lebih baik akan menggambarkan bahan bangunan tertentu. Tiga lapisan kaca melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menghentikan panasdari meninggalkan gedung, dengan bingkai jendela sepenuhnya terisolasi lanjut berkontribusi. Dalam kebanyakan jendela kaca ganda, argon gas diinjeksikan antara setiap lapisan kaca untuk membantu isolasi, tetapi dalam jendela ini super-efisien, krypton lebih baik, tapi isolator lebih mahal - digunakan. Selain itu, lapisan emisivitas rendah yang diterapkan pada kaca, lanjut mencegah panas dari melarikan diri. ● Ukuran Hijau Ada banyak lembaga sertifikasi bahan bangunan di dunia. Misalnya ASTM International. Bahan bangunan yang memenuhi standar ASTM misalnya dalam hal hemat energi, energi terbarukan, carbon equivalents, potensi pemanasan global, hemat dan kualitas air, optimasi bahan, perlindungan terhadap kesehatan umum dan ekosistem, akan diberi sertifikat dan diakui kehijauannya (Spiegel, 49). International code council evaluation service (ICC-ES) memberi sertifikat hijau bagi produk yang diajukan oleh manufaktur. UL Environment menawarkan sustainable product certification, dengan menguji dan memberi sertifikat bagi produk ramah lingkungan sesuai standar lingkungan yang berlaku.

Dasar-dasar Pemodelan Informasi Bangunan PAGE MERG onsep Eco efficiency pertama kali diperkenalkan oleh World Business Council for ORMA Sustainable Development (WBCSD) pada 1991, termasuk pengembangan produk dan jasa dengan harga bersaing yang memenuhi kebutuhan kualitas hidup umat manusia, dan terus mengurangi dampak terhadap lingkungan dan konsumsi bahan dasar sepanjang hidupnya, hingga tingkat sesuai daya dukung bumi. Artinya memproduksi lebih banyak produk dengan lebih sedikit sumber daya dan lebih sedikit limbah. Karena itu, dibutuhkan evaluasi semua dampak lingkungan akibat material tertentu sejak awal pengambilan bahan dasar (cradle) hingga selesai masa penggunaannya (grave) (Torgal, 9). Glosarium Ilmu ukur tanah : memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan, Green Material yaitu: jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah : material yang mengandung aspek ramah lingkungan yang mampu memberikan kontribusi di dalam rangka mencapai bangunan ramah lingkungan. Daftar Pustaka Frick, Heinz. 1979. Ilmu dan Alat Ukur tanah. Yogyakarta: Kanisius. Hadi, Sofwan dan Nugroho Muhammad. 2013 . Ukur Tanah Semester 1 Kelas 10. Jakarta : Kemendikbud. Muda , Iskandar. 2008. Jilid 1: Teknik Survei dan Pemetaan untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Kejuruan, Depdiknas. Luzadder, W.J. 1999. Menggambar Teknik. Jakarta: PT Penerbit Erlangga


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook