Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SMK Negeri Rajapolah (Kebekerjaan) PK : Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama KPK : Akhmad Barron Islam S. R., S.Pd. Judul Pemetaan (Pengukuran Luas Lahan, Pengukuran Beda Tinggi dan Proyek Lokasi) Deskripsi Dalam Pekerjaan Kontruksi terdapat tahapan yang harus Projek dikerjakan sebelum bangunan berdiri, salah satunya adalah pekerjaan pengukuran tanah, Pekerjaan ini sangat berpengaruh besar terhadap Rencana Anggaran Biaya dan Perencanaan Design karena pada pekerjaan ini, terdapat data-data yang bisa kita ambil untuk diolah menjadi sebuah perencanaan design dan anggaran biaya, diantaranya data luas tanah, data beda tinggi (leveling), dan titik-titik detail untuk menentukam kontur. Sehingga Pekerjaan pengukuran ini sangat penting. Tujuan Peserta didik lebih memahami pekerjaan konstruksi langsung praktek lapangan (Project Based Learning) Profil 1. Bergotong Rpoyong Pelajar 2. Bewawasan Global Pancasila 3. Mandiri 4. Berpikir Kritis Sasaran Siswa Kelas X Waktu Minggu ke 1 : Pengenalan alat dan penentuan lahan pengukuran Pelaksanaan Minggu ke 2 - 6 : Pengukuran Minggu ke 7 - 8 : Pengolahan data hasil pengukuran Minggu Ke 9 : Laporan hasil pengolahan data dan gambar hasil pengukuran
72 JP Alat dan Theodolite Bahan Pita Ukur Rambu Ukur Statif ATK Komputer Langkah Minggu ke-1 (Pengenalan dan Penentuan lahan Project pengukuran). 1. Siswa diajak untuk mengenal alat pengukuran dan alat keselamat kerja 2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sebelum pengukuran lahan 3. Siswa diberikan pengarahan cara pengoprasian alat ukur tanah 4. Siswa diberikan cara-cara perhitungan mengolah data dari hasil pengukuran 5. Siswa diajarkan untuk membaca peta lahan yang akan diukur 6. Siswa diajak untuk melihat kondisi lahan yang akan dilakukan pengukuran Minggu ke-2-6 (Pengukuran) A. Waterpass 1. Memasang alat di atas kaki tiga Alat ukur waterpas tergolong kedalam Tripod Levels, yaitu dalam penggunaannya harus terpasang diatas kaki tiga. Oleh karena itu kegiatan pertama yang harus dikuasai adalah memasang alt ini pada
kaki tiga atau statif. Pekerjaan ini jangan dianggap sepele, jangan hanya dianggap sekedar menyambungkan skrup yang ada di kaki tiga ke lubang yang ada di alat ukur, tetapi dalam pemasangan ini harus diperhatikan juga antara lain : a. Kedudukan dasar alat waterpas dengan dasar kepala kaki tiga harus pas, sehingga waterpas terpasang di tengah kepala kaki tiga. b. Kepala kaki tiga umumnya berbentuk menyerupai segi tiga, oleh karena itu sebaikny tiga skrup pendatar yang ada di alat ukur tepat di bentuk segi tiga tersebut c. Pemasangan skrup di kepala kaki tiga pada lubang harus cukup kuat agar tidak mudah bergeser apalagi sampai lepas Skrup penghubung kaki tiga dan alat terlepas 2. Mendirikan Alat (Set up) Mendirikan alat adalah memasang alat ukur yang sudah terpasang pada kaki tiga tepat di atas titik pengukuran dan siap untuk dibidikan, yaitu sudah memenuhi persyaratan berikut: a. Sumbu satu sudah dalam keadaan tegak, yang diperlihatkan oleh kedudukan gelembung nivo kotak ada di tengah b. Garis bidik sejajar garis nivo, yang ditunjukkan oleh kedudukan gelembung nivo tabung ada di tengah atau nivo U membentuk huruf U. 3. Membidikan Alat Membidikan alat adalah kegiatan yang dimulai dengan mengarahkan teropong ke sasaran yang akan dibidik, memfokuskan diafragma agar terlihat dengan jelas, memfokuskan bidikan agar objek yang dibidik terlihat jelas dan terakhir menepatkan benang
diafragma tegak dan diafragma mendatar tepat pada sasaran yang diinginkan 4. Membaca Hasil Pembidikan Ada 2 hasil pembidikan yang dapat dibaca, yaitu : a. Pembacaan Benang atau pembacaan rambu Pembacaan benang atau pembacaan rambu adalah bacaan angka pada rambu ukur yang dibidik yang tepat dengan benang diafragma mendatar dan benang stadia atas dan bawah. Bacaan yang tepat dengan benang diafragma mendatar biasa disebut dengan Bacaan Tengah (BT), sedangkan yang tepat dengan benang stadia atas disebut Bacaan Atas (BA) dan yang tepat dengan benang stadia bawah disebut Bacaan Bawah (BB). Karena jarak antara benang diafragma mendatar ke benang stadia atas dan bawah sama, maka : BA – BT = BT – BB atau BT = ½ ( BA – BB) Persamaan ini biasa digunakan untuk mengecek benar atau salahnya pembacaan. Kegunaan pembacaan benang ini adalah : 1) Bacaan benang tengah digunakan dalam penentuan beda tinggi antara tempat berdiri alat dengan tempat rambu ukur yang dibidik atau diantara rambu-rambu ukur yang dibidik. 2) Bacaan benang atas dan bawah digunakan dalam penentuan jarak antara tempat berdiri alat dengan tempat rambu ukur yang dibidik Pembacaan rambu ukur oleh alat ini ada yang terlihat dalam keadaan tegak dan ada yang terbalik, sementara pembacaannya dapat dinyatakan dalam satuan m atau cm. b. Pembacaan Sudut
Waterpas seringkali juga dilengkapi dengan lingkaran mendatar berskala, sehingga dapat digunakan untuk mengukur sudut mendatar atau sudut horizontal. Ada 2 satuan ukuran sudut yang biasa digunakan, yaitu : 1) Satuan derajat Pada satuan ini satu lingkatan dibagi kedalam 360 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 derajat (1°), setiap derajat dibagi lagi menjadi 60 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 menit (1’) dan setiap menit dibagi lagi kedalam 60 bagian dan setiap bagian dinyatakan dengan 1 detik (1”) 2) Satuan grid. Pada satuan ini satu lingkatan dibagi kedalam 400 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 grid (1g), setiap grid dibagi lagi menjadi 100 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 centigrid (1cg) dan setiap centigrid dibagi lagi kedalam 100 bagian dan setiap bagian dinyatakan dengan 1 centi-centigrid (1ccg). Salah satu contoh pembacaan sudut horizontal dari alat ukur waterpas NK2 dari Wild B. Teodolit (Alat Ukur Sudut) Cara Mengoperasikan Alat Ukur Teodolit Sama dengan alat ukur waterpas, ada 4 tahap kegiatan dalam mengoperasikan alai ini, yaitu: 1. Memasang alat di atas kaki tiga Caranya sama dengan pada alat ukur waterpas 2. Mendirikan Alat
Pengertian mendirikan alat juga sama dengan pada waterpas, namun syaratnya agak berbeda. Untuk teodolit syaratnya yang harus dipenuhinya adalah : a. Sumbu kesatu sudah dalam keadaan tegak, yang diperlihatkan oleh kedudukan gelembung nivo kotak ada di tengah (sama dengan pada waterpas) b. Sumbu kedua sudah dalam keadaan mendatar, yang diperlihatkan oleh gelembung nivo tabung ada di tengah 3. Membidikan Alat Maksud dan caranya sama dengan pada alat ukur waterpas, sedikit perbedaannya adalah pada teodolit karena teropong tidak selalu harus dalam keadaan mendatar, maka benang mendatar dapat diatur kedudukan bacaannya sesuai keinginan pemakai, misalnya disamakan dengan tinggi alat. 4. Membaca Hasil Pembidikan Pembacaan hasil pembidikan juga sama dengan pada alat ukur waterpas, yaitu bacaan rambu ukur dan bacaan sudut. Perbedaan hanya ada pada penampilan bacaan sudut dan sudut yang dibaca bukan hanya sudut horizontal saja tetapi juga sudut vertikal. C. Meteran Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan meteran ini dari ujung satu ke ujung lain dari objek yang diukur. Namun demikian untuk hasil yang lebih akurat cara menggunkan alat ini sebaiknya dilakukan sebagai berikut: a. Lakukan oleh 2 orang
b. Seorang memegang ujung awal dan meletakan angka nol meteran di titik yang pertama c. Seorang lagi memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, tarik meteran selurus mungkin dan letakan meteran di titik yang dituju dan baca angka meteran yang tepat di titik tersebut. D.Kompas Cara menggunakan kompas untuk menentukan arah ke suatu tujuan dibedakan sesuai dengan jenis kompas yang dipakai, yaitu : 1. Untuk kompas tangan a. Alat cukup dengan dipegang tangan di atas titik pengamatan b. Atur agar alat dalam keadaan mendatar agar jarum dapat bergerak dengan bebas. Kalau alat ini dilengkapi dengan nivo atur gelembung nivo ada di tengah c. Baca angka skala lingkaran yang menuju arah/titik yang dimaksud. 2. Untuk kompas statif a. Kompas yang sudah dipasang di atas statif didirikan diatas titik awal/pengamatan b. Atur agar kompas dalam keadaan mendatar agar jarum dapat bergerak dengan bebas. Kalau alat ini dilengkapi dengan nivo atur gelembung nivo ada di tengah c. Arahkan alat bidik/visir ke arah yang dituju. Baca angka skala lingkaran yang menuju arah tersebut Minggu ke 7-8 (Pengolahan data hasil pengukuran) Untuk format perhitungan dapat diakses
https://drive.google.com/drive/folders/1XRxj8je9RkN30MByEMS 0R62_pHrYFPtg Minggu Ke 9 (Laporan hasil pengolahan data dan gambar hasil pengukuran) Untuk lembar pengukuran dapat diakses https://docs.google.com/document/d/11rJ1jjVNbS5ZZ1EktJSTZycc XNjgxRQg/edit?usp=sharing&ouid=111768187665569662528&rtpo f=true&sd=true Pemantauan Pemantauan: dan Evaluasi Pemantauan dapat dilakukan melalui Asistensi dan Lembar Kerja Evaluasi : Melalui Kuis 1. Surveyor melakukan pengukuran menggunakan alat ukur Waterpass atas permintaan dari pemilik proyek untuk penjualan rumah. Hasil data yang diperoleh dari pengukuran dilapangan adalah.......... A. Benang tengah muka B. Benang atas C. Benang tengah belakang koreksi D. A & B benar E. Semuanya Benar 2. Pada saat pengukuran dilapangan objek yang akan diukur
terlebih dahulu dilakukan bidikan secara kasar untuk mengetahui lokasi rambu ukur. terdapat bagian dari alat penyipat datar yang berfungsi untuk membidik target secara kasar. Komponen tersebut adalah............ A. Visir B. Lensa okuler C. Lensa Objektif D. Gelembung Nivo E. Nivo Tabung 3. Pada saat pengukuran dan pengolahan data sering terjadi kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia yang tidak sempurna, sehingga untuk melakukan korekasi pada benang tengah belakang digunakan perhitungan dengan rumus...... A. Benang tengah Muka - (������������������ ������ ������������) B. Benang tengah belakang-benang tengah muka C. Jarak muka + jarang belakang D. Tinggi titik + ⧋hk E. Benang tengah belakang x (������������������ − ������������) 4. Hasil pengukuran di lapangan didapatkan hasil pengukuran Btm=1,268, Dm=15 koreksi garis bidik sebesar 0,000248. Maka benang tengah muka koreksi (BTmk) dari hasil pengukuran adalah… A. 1,308 B. 1,283 C. 1,264 D. 1,309 E. 1,076 5. Diketahui dari hasil pengukuan dilapangan didapatkan bahwa BTbk= 1,264 dan BTmk =1,075. Beda tinggi (∆H) dari hasil
Pelaporan pengolahan data tersebut adalah... A. -0,086 B. 0,447 C. -0,189 D. 1,512 E. 0,436 Laporan hasil pengolahan data dan gambar hasil pengukuran
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SMK Negeri Rajapolah (Budaya Kerja) PK : Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama KPK : Akhmad Barron Islam S. R., S.Pd. Judul TIMSES (Time Schedule) Proyek Deskripsi Time schedule sangat penting untuk kegiatan sehari-hari, bahkan Projek didalam proyek pengaturan Time schedule termasuk hal yang riskan, karena hal tersebut maka sangat penting bagi siswa untuk Tujuan mengetahui mengenai Time Schedule . Manfaat dari Time Schedule antara lain 1. Untuk mengetahui kapan dimulainya suatu Item Pekerjaan, lama pekerjaan, dan rencana selesainya. 2. Sebagai Pedoman untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (Man Power), sesuai dengan Waktunya. 3. Sebagai Pedoman untuk mempersiapkan Material Pekerjaan, sesuai dengan Waktunya. 4. Sebagai Pedoman untuk penyediaan Alat-alat Kerja, sesuai dengan Waktunya. 5. Sebagai Sumber Data untuk memantau Kecepatan atau Keterlambatan Progress dari Item Pekerjaan, sehingga bisa dilakukan Koreksi di Lapangan untuk Mempercepat Pekerjaan tersebut. Membuat rencana pengumpulan tugas (time schedule) sesuai dengan kemampuan siswa Profil 1. Berkebinekaan Global Pelajar 2. Berotong Royong Pancasila 3. Mandiri 4. Bernalar Kritis Sasaran 5. Kreatif Siswa Kelas X Waktu Minggu ke-1 : Mengenalkan Time Schedule
Pelaksanaan Minggu ke-2-3 : Seminar Manajemen Waktu Minggu ke-4 : Membuat Time Schedule Minggu ke 5-9 : Penerapan Time Schedule 144 JP Alat dan Alat tulis Bahan Langkah Minggu ke-1 : Mengenalkan Time Schedule Project 1. Siswa diberi pengertian mengenai Time Schedule 2. Siswa diberi penjelasan mengenai Time Schedule 3. Siswa diberi contoh jenis-jenis Time Schedule yang dapat membantu kegiatan pembelajaran Minggu ke-2- 3 : Seminar Manajemen Waktu 1. Dalam 2 minggu siswa akan melakukan seminar manajemen waktu dengan narasumber yang telah ditunjukan 2. Waktu untuk melakukan Seminar adalah 6 kali, dengan kektentuan 4 kali daring dan 2 kali luring agar siswa dapat termotivasi dalam membuat time schedule dan memahami pentingnya time Schedule dalam kegiatan seghari-hari Minggu ke 4 : Membuat Time Schedule 1. Siswa mulai melakukan pendataan mata pelajaran produktif yang akan dijadikan data awal time Schedule 2. Siswa melakukan asistensi kepada guru P5BK tentang perancangan waktu yang digunakan 3. Siswa mulai membuat time Schedule yang direncanakan dengan menggunakan aplikasi MS Excel atau Canva 4. Siswa melakukan asistensi kembali kepada guru untuk memperlihatakan time Schedule perencanaan 5. Setelah di ACC Siswa dapat melakukan pengisian time schedule Minggu ke 5-9 : Penerapan Time Schedule 1. Siswa melakukan pengisian time schedule yang telah dilakukan dengan meminta cap atau paraf kepada guru atas ketercapaian
dari rencana 2. Siswa melakukan Asistensi kepada guru P5BK mengenai hasil mingguan dan Bulanan pada guru P5BK sebagai bukti melakukan tugas-tugas yang sudah diselesaikan Pemantauan Melalui Ceklis yang telah dibuat oleh siswa yang telah ditanda dan Evaluasi tangai atau dicap oleh guru Pelaporan Lembar observasi dan hasil ceklis tercapai Time Schedule
Search
Read the Text Version
- 1 - 15
Pages: