Listoman Tanjung Anak Orangutan Malang www.anakrajin.com Cerita Anak
Anak Orangutan Malang Cerita Anak Penulis Cerita : Listoman Tanjung Ilustrator : Dede Rahmat Tataletak : Gie Cerita ini fiktif, hanya imajinasi penulis belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. © Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari www.anakrajin.com. Pertama kali di terbitkan oleh : www.anakrajin.com
Seekor orangutan sambil menggendong anaknya berlari kencang di daerah perkebunan. Ia menghindari kejaran dari puluhan orang yang sedang memburunya. Para pemburu itu menggangap orangutan sebagai hama yang harus dibinasakan, padahal orangutan tidak pernah mengganggu kehidupan manusia, justru sebaliknya manusia yang telah menghancurkan habitat mereka. 3© www.anakrajin.com
“DOR” terdengar suara tembakan yang sangat keras. Mahluk yang tak berdosa inipun langsung terkapar. Sesaat sebelum tewas, orangutan memeluk anaknya erat-erat sambil berbisik “Selamatkan dirimu nak, ayo cepat pergi dari sini”. Dengan berlinang air mata anak orangutan meninggalkan ibunya, ia berlari masuk ke dalam hutan. 4 © www.anakrajin.com
Setelah merasa aman dari kejaran orang- orang yang memburunya, anak orangutan yang malang itu duduk di bawah pohon besar. Air matanya masih terus mengalir, ia sangat sedih harus berpisah dengan ibunya untuk selamanya. “Sanggupkah aku bertahan hidup di rimba yang ganas ini?” tanyanya pada diri sendiri. 5© www.anakrajin.com
Cukup lama orangutan kecil itu duduk meratapi nasibnya. Perutnya mulai terasa lapar, ia bingung harus makan apa. Anak orangutan melihat melihat beberapa monyet sedang makan buah ara di atas pohon tempat ia bersandar. “Paman monyet, tolong jatuhkan beberapa buah untukku, aku lapar.” teriak anak orangutan. 6 © www.anakrajin.com
Monyet-monyet yang baik hati itu menjatuhkan banyak buah di dekat anak orangutan. Buah itu terasa asing dilidahnya, tapi tetap dimakannya karena ia sudah sangat lapar. 7© www.anakrajin.com
Tiba-tiba monyet-monyet di atas pohon berteriak nyaring. Teriakan itu sebagai peringatan bahaya, seekor ular sanca besar sedang meluncur ke arah anak orangutan. 8 © www.anakrajin.com
Anak orangutan tidak mengerti dengan terikan bahaya dari para monyet. Dia masih tetap duduk santai memakan buah ara sementara ular sanca sudah semakin dekat. Akhirnya salah satu dari monyet itu turun ke bawah, menarik tangan orangutan dan membawanya ke atas pohon menghindari sergapan ular sanca. 9© www.anakrajin.com
Monyet merasa iba dengan anak orangutan yang sebatang kara. “Jika tidak ditolong pasti anak orangutan ini tidak akan mampu bertahan hidup sendirian” pikir monyet. Monyet memutuskan untuk mengasuh anak orangutan sambil berusaha mencari kelompok orangutan. 10 © www.anakrajin.com
Beberapa minggu kemudian, monyet menemukan sekelompok orangutan dan menyerahkan anak asuhnya kepada mereka. Sejak saat itu, anak orangutan hidup dalam kelompok orangutan, walau bukan satu keluarga tapi sesama orangutan mereka saling menolong dan menyayangi. 11© www.anakrajin.com
Anak orangutan kini sudah mulai dewasa dan sudah bisa mencari makan sendiri. Dia hidup bersama kelompok orangutan lainnya sebagai satu keluarga yang bahagia. Semoga nasibnya kelak tidak seperti ibunya yang tewas ditembak orang-orang yang serakah. 12 © www.anakrajin.com
Search
Read the Text Version
- 1 - 12
Pages: