Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 07SMPdigitalbooksPKT2019

07SMPdigitalbooksPKT2019

Published by gallicaaurelia, 2019-10-20 01:59:12

Description: 07SMPdigitalbooksPKT2019

Search

Read the Text Version

BAB 6 KAMI BERBEDA-BEDA, TETAPI TETAP SATU 37

A.Hayatilah Indonesia sebagai Negara terdiri atas masyarakat yang bebeda-beda tetapi tetap bersatu, menyatakan sebagai bangsa Indonesia. Mereka bersepakat untuk memperjuangkan dan mempertahankan dan berikrar untuk setia kepada Indonesia. Apa yang menjadi pemersatu? Pemersatunya adalah kesepakatan untuk bersama menjadi bangsa Indonesia dengan ikatan 4 (empat) konsensus nasional, yaitu: Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Apa jadinya kalau masyarakat dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas ke Rote tidak bersepakat menjadi bangsa Indonesia dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika? Pengalaman negara-negara di antaranya India, Yugoslavia, United Sosialis Soviet Republik, dan Chekoslovakia yang bubar dan menjadi negara-negara sendiri karena tidak ada pemersatu. Mereka mempertahankan perbedaan sehingga masing-masing masyarakat berdasarkan suku bangsa atau pertimbangan lainnya mendirikan negara sendiri-sendiri. B. Cermatilah Cermati sejarah penetapan Bhinneka Tunggal Ika. Bagaimana perbedaan itu menjadi satu pendapat Bhinneka Tunggal Ika yang diadaptasi dari Kerajaan Majapahit. Mereka bersepakat untuk menerima Bhinneka Tunggal Ika dan sepakat menjadi semboyan nasional serta konsensus nasional C.Pentingnya Bhinneka Tunggal Ika Indonesia merupakan negara dengan latar belakang masyarakat majemuk yang beragam. Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Keragaman itu terjadi karena letak Indonesia berada dalam lalu lintas dunia yang mempertemukan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan semua agama dan budaya dunia. Keragaman itu sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dikelola sebagai potensi pemersatu dalam pembangunan nasional. Potensi pemersatu itu dipahami, diusahakan, disetujui, dan ditetapkan dengan Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi tetap satu jua). Bhinneka Tunggal Ika itu digali dari bumi Indonesia yang berasal dari kerajaan Majapahit. Kalimat ini merupakan kutipan dari kakawin Jawa Kuno, yaitu Sutasoma, karya Mpu Tantular dari Kerajaan Majapahit. Kakawin ini mengajarkan toleransi  antara umat Hindu Siwa dengan umat Budha, yakni Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, artinya Tiada Kebenaran Yang Mendua. 38 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Bhinneka Tunggal Ika bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap sebagai satu kesatuan. Semboyan nasional ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik. Keragaman itu dijadikan sebagai pemersatu bangsa bukan sebaliknya sebagai pemecah belah. Keragaman itu menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilindungi oleh Negara. Negara telah melindungi keragaman itu sebagai pemersatu melalui 4 (empat) konsensus nasional, yaitu: Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Gambar 6 Bhinneka Tunggal Ika. D.Pelajaran yang Bisa Diambil Pelajaran yang bisa diambil adalah: 1. Perbedaan pendapat dapat dicari penyelesaiannya dengan cara musyawarah mufakat dengan mempertimbangkan aspek kemanfataannya bagi masyarakat untuk persatuan. 2. Pemikiran dari manapun datangnya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan rujukan dalam mencari solusi bersama demi keutuhan bangsa. 3. Gagasan yang diterima, disetujui, disepakati dan ditetapkan dalam skala nasional perlu diperkuat dengan peraturan sehingga memiliki kekuatan hukum. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 39

E. Ayo Berlatih 1. Identifikasi kawan-kawanmu dalam satu kelas, jenis kelaminnya, pekerjaaan ayah dan ibunya, jumlah saudara kandung dalam keluarga dan bahasa daerah yang digunakan! 2. Hasil identifikasi itu selanjutnya dijelaskan di depan kelas! 3. Tunjukkan kegiatan-kegiatan yang menjadikan mereka berkumpul bersama dalam kelas dan bersatu! 40 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

BAB 7 LEBIH DEKAT DENGAN SIFAT-SIFAT TUHAN YANG MAHA ESA Sumber: https://image.nasa.gov/ 41

A.Hayatilah Tuhan Yang Maha Esa menciptakan makhluk dan isinya. Tuhan diyakini sebagai Tuhan Yang Maha Esa, tidak boleh disekutukan. Bisa dibayangkan kalau Tuhan itu bersekutu atau dua, Tuhan yang satu ingin menerbitkan matahari, sementara Tuhan yang satu akan menenggelamkan matahari. Tuhan yang satu lagi ingin menjadikan matahari baru. Pasti, keberadaan Tuhan seperti itu akan menimbulkan bencana. Keberadaan Tuhan tidak sesuai dengan sifat-sifatnya yang serba Maha. Apalagi ada manusia yang bertindak seolah-olah Tuhan. Manusia tidak dapat menciptakan makhluk. Realitas itu menyebabkan terjadinya bencana kemanusiaan. B. Cermatilah Cermati perumpamaan perahu yang akan berlayar. Berapa jumlah Nakhoda dan berapa jumlah anak buah perahu serta peralatannya apa? Bagaimana kalau nakhodanya dua? Nakhoda yang satu ingin berlayar sementara Nakhoda yang satu ingin berlabuh? Kesimpulannya adalah ibarat Nakhoda perahu maka Tuhan pasti Maha Esa C.Sifat-Sifat Tuhan Yang Maha Esa Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bersumber pada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pencipta makhluk hidup dan semua isinya. Penciptaan manusia sebagai makhluk sempurna dipercaya untuk menciptakan kehidupan yang harmonis (memayu hayuning bawana). Sebagian isi bumi digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia secukupnya. Tuhan pasti berbeda dengan makhluk. Dalam ajaran kepercayaan Tuhan itu Maha Esa yang dinyatakan bahwa manusia tidak boleh berbuat untuk menyekutukan Tuhan. Tuhan tidak boleh disekutukan.Ajaran itu dinyatakan dalam tan kenging mangeran liyan (tidak boleh mempersekutukan Tuhan) dan tan kenging kinoyo ngopo (tidak boleh diwujudkan dalam bentuk makhluk). Kalian dapat menjelaskan ajaran kepercayaan yang melarang menyekutukan Tuhan sesuai dengan kepercayaan yang kalian anut. 42 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Alasan utama pelarangan itu adalah sifat-sifat Tuhan itu serba Maha segalanya yang berbeda dengan makhluk ciptaannya. Tuhan bersifat kekal sedangkan makhluk bersifat fana (mati). Tuhan itu bersifat Esa karena kalau dua pasti akan menimbulkan ketidakteraturan di dunia. Sumber: https://upload.wikimedia.org/ Gambar 7.1 Keindahan dan Keagungan alam beserta isinya yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan itu ada dengan sifat-sifat, yaitu Maha Esa, Maha Kuasa, Maha mem- beri pertolongan, Maha Suci, Maha Kasih dan Sayang (Welas asih), Maha Pemaaf, Tuhan Tidak Tidur (Gusti Allah mboten sare), Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha pemberi kehidupan. D.Pelajaran yang Bisa Diambil Pelajaran yang bisa diambil adalah: 1. Ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang utama adalah Tuhan Yang Maha Esa. 2. Tuhan Yang Maha Esa memiliki sifat-sifat Tuhan Yang serba Maha. 3. Sifat-sifat Tuhan Yang Maha Esa dapat diamati dari ciptaan-Nya yang sempurna dengan segala isinya yang teratur dan bermanfaat bagi makhluk ciptaan- Nya. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 43

E. Ayo Berlatih 1. Amati 3 (tiga) bukti keberadaan Tuhan Yang Maha Esa di sekitarmu! 2. Tunjukkan ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diyakini oleh kalian! 3. Tunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa memiliki sifat Tuhan yang serba Maha! 44 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

BAB 8 NENEK MOYANGKU YANG ARIF Sumber: https://upload.wikimedia.org 45

A.Hayatilah Manusia berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi itu menghasilkan ajaran dan pengetahuan tentang lingkungan. Ajaran itu adalah kepercayaan tentang kekuatan tertinggi di luar dirinya yang disebut Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran itu mengajarkan pengamalan memperlakukan lingkungan yang bukan sekedar pemenuhan kebutuhan melainkan tanggung jawab pelestaraian lingkungan untuk generasi masa depan. Pengetahuan manusia yang muncul dalam interaksi secara timbal balik antara manusia dengan lingkungan sehingga manusia mampu membedakan tumbuhan beracun atau tidak, mengolah tumbuhan untuk makanan, cara bercocok tanam, berburu binatang, mengolah hasil buruan, menentukan arah perjalanan baik darat maupun laut dengan memanfaatkan bintang, pengurangan resiko bencana, dan penyembuhan penyakit. Di samping itu, mereka telah mampu menerapkan pengetahuan itu menjadi teknologi dalam pengolahan makanan, membuat rumah, membuat sarana transportasi, perhiasan, kuliner, busana, senjata dan peralatan hidup. Sekarang, generasi sekarang berusaha mengembangkan apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita. Nenek moyang kita yang berada di kawasan hutan, pesisir, pulau-pulau kecil, pegunungan, perbukitan, dataran rendah dan kawasan lainnya telah mewariskan ajaran dan pengetahuan yang bermanfaat untuk generasi sekarang dan yang akan datang. B. Cermatilah Cermati, siapa yang memberikan pengetahuan nenek moyang dalam pemenuhan kebutuhan lahir batin itu? Pengetahuan itu berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Mereka merupakan ciptaaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sempurna karena diberi akal, nafsu, dan hati. Dengan akal, nafsu dan hati mereka memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka memiliki bukti-bukti peninggalan masa lampau berupa menhir (tugu dari batu berdiri tegak di atas tanah yang dijadikan tempat pemujaan leluhur), dolmen (meja batu tempat meletakkan sesaji yang akan dipersembahkan kepada leluhur), sarkofagus (peti jenazah terbuat dari batu berbentuk bulat atau tunggal) menunjukkan bukti adanya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai dengan perkembangan masyarakat. Hasil penggalian dengan temuan dari batu di atas menunjukkan adanya perkampungan mereka yang teratur yang semakin lama semakin mengenal organisasi sosial. Mereka telah memiliki pemimpin, pengikut sebagai yang 46 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

dipimpin, tata cara memilih pemimpin, peraturan, dan sanksi bagi pelanggar. Perkembangan kehidupan nenek moyang mengamalkan ajaran Tuhan Yang Maha Esa dan bertahan disesuaikan dengan kondisi masyarakat. C.Pentingnya Pitutur Luhur dari Leluhur Indonesia memiliki keragaman dalam berbagai aspek. Keragaman itu ditentukan oleh letak Indonesia yang berada dalam posisi yang menentukan karena berada dalam jalur perdagangan dan transportasi dunia. Lokasi itu menjadikan Indonesia sebagai pertemuan dari berbagai agama, kebudayaan dan kepercayaan dunia. Kendati begitu, masyarakat yang mendiami wilayah Indonesia sejak dulu telah memiliki kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan itu dipertahankan oleh masyarakat saat berinteraksi dengan berbagai agama dan kebudayaan dunia. Kepercayaan, pengetahuan, sikap dan cara mempertahankan itu oleh masyarakat disebut kearifan lokal. Kepercayaan itu karena sifatnya berkembang relatif terbatas disebut kepercayaan lokal. Istilah ini, sebenarnya belum sesuai karena kepercayaan itu telah tersebar ke beberapa kawasan di dunia. Kepercayaan itu menghasilkan pengetahuan, teknologi, sikap dan cara yang dihasilkan oleh nenek moyang untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sumber: Dokumen Raja Monang Naipospos Gambar 8.1 Ritual tahap awal pembuatan 30 ton pupuk organik padat secara manual oleh kelompok tani organik Parmalim Kabupaten Toba Samosir tahun 2018. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 47

Pengetahuan tentang adanya kekuatan di luar dirinya yang dikenal dengan Tuhan dibuktikan dengan penggalian dan temuan peninggalan masa lampau. Kepercayaan adanya Tuhan menyebabkan adanya amalan untuk menciptakan masyarakat yang lebih teratur dengan aturan yang bersumber kepada Tuhan. Mereka telah mengenal organisasi sosial dengan tata cara pemilihan pemimpin, perkawinan, kematian, adat istiadat, hak dan kewajiban, larangan dan anjuran, yang dianjurkan dan yang dilarang serta kehidupan sesudah mati. Teknologi yang dihasilkan disesuaikan dengan kondisi setempat. Pemuliaaan terhadap lingkungan dan sesama makhluk dinyatakan dengan cerita tutur yang dikenal dengan pitutur luhur. Istilah itu beragam sehingga sebutannya berbeda tapi dengan inti ajarannya sama, yaitu pewarisan ajaran yang memuliakan manusia, melestarikan lingkungan dan tanggung jawab masa depan manusia. Pitutur luhur itu diwariskan melalui ritual, ungkapan, adat istiadat, pengetahuan, dan teknologi, seni, bahasa, permainan, dan olahraga. Contoh, di Maluku, Pulau Haruku dikenal dengan ritual sasi untuk melarang masyarakat menangkap ikan lompa dalam waktu tertentu melalui upacara tutup sasi dan diperbolehkan menangkap ikan yang disebut buka sasi. Pemimpin upacara sasi disebut Kewang. Larangan untuk memanfaatkan sumber daya alam itu di Kepulauan Kei disebut hotwear atau yotwear, di Flores dikenal dengan sebutan ru’u, di Lombok dikenal dengan sawen, dan di Jawa Barat dikenal leuweung (hutan larangan) serta di Bali disebut awig-awig. Sumber: Dokumentasi_Hutan Sancang Gambar 8.2 Melestarikan lingkungan 48 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Dalam pitutur dijelaskan tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kewajiban manusia kepada Tuhan, anjuran, larangan, pemuliaan terhadap diri sendiri, penghormatan terhadap keluarga, pelestarian lingkungan, dan kehidupan untuk generasi berikutnya. Nenek moyang kita mengajarkan bahwa pemenuhan kebutuhan tidak harus dipenuhi saat ini untuk generasi saat itu, melainkan untuk masa depan keturunnnya. Kearifan lokal itu sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Alat tangkap ikan yang digunakan ramah lingkungan, jaminan tersedianya pasokan ikan untuk masa depan. Penyelenggaraan upacara adat dan adat istiadat dilakukan untuk mewariskan pitutur luhur agar tidak hilang dan tersampaikan kepada generasi sesudahnya. Upacara adat dapat diamati, yaitu bersih desa, nyadran, larung, labuhan (di Jawa), lubuk larangan (Sumatera Barat), muangjong (Sumatera Utara), lebak lebung (Sumatera Selatan) dan/atau sebutan lainnya bermanfaat untuk pelestarian lingkungan dan kehidupan untuk generasi yang akan datang. Kearifan lokal itu memiliki nilai, yaitu spiritual, nalar (masuk akal), sosial, etik (sopan santun), dan estetika (keindahan). Kearifan lokal yang dilakukan nenek moyang kita bertahan sampai dengan sekarang untuk memperkuat jati diri yang bermanfaat menjadi rujukan pembentukkan jati diri bangsa. D.Pelajaran yang Bisa Diambil Pelajaran yang bisa diambil adalah: 1. Nenek moyang kita mengajarkan tentang pentingnya menjadikan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai petunjuk dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk tidak bersikap serakah. Nenek moyang mengajarkan pentingnya mengkondisikan pemanfaatan lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan untuk generasi yang akan datang. 2. Nenek moyang memiliki pitutur luhur dalam pemenuhan kebutuhan yang diwariskan melalui cerita bertutur (tradisi lisan), adat istiadat, situs, dan upacara adat, pengetahuan dan teknologi, bahasa, seni, pemainan dan olahraga. Dalam perkembangannya pewarisan itu dilakukan melalui tulisan pada lontar daun siwalan, kulit binatang, dan kertas (daluwang) yang disebut manuskrip. Manuskrip itu dibacakan dengan cerita tutur. Sebaliknya, cerita tutur yang belum ditulis sesuai dengan perkembangan masyarakat memberikan pengertian tentang pentingnya pewarisan ajaran leluhur ditulis pada lontar, kulit, dan daluwang. Penulisan dengan pembacaan tulisan merupakan kegiatan untuk saling melengkapi sehingga pitutur luhur tidak hilang. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 49

E. Ayo Berlatih 1. Tuliskan 2 (dua) bentuk pitutur luhur dari ajaran kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan ajaran yang kalian anut!. 2. Amati pelaksanaan pitutur luhur larangan (pamali, tabu) di tempat tinggalmu! 50 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

BAB 9 TEGUHKAN NIAT DAN BERSIHKAN HATI Sumber: https://www.jurnalbandung.com 51

A.Hayatilah Penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam beribadah sesuai dengan tata cara yang diajarkan. Sebutan ibadah dinyatakan dengan manembah dan/atau sebutan lainnnya. Manembah didahului oleh niat. Niat sebagai pangkal tolak untuk konsentrasi sehingga seseorang mencapai kesadaran tertinggi untuk berkomunikasi dengan Tuhan Yang Maha Esa. Niat itu ditujukan kepada Tuhan yang Maha Esa untuk meraih kesempurnaan dalam ibadah. Niat yang tulus mampu membersihkan hati dari hal-hal yang merusak ibadah. Niat itu dinyatakan secara batin artinya lirih, senyap, hening, tidak terdengar dan dinyatakan dengan lisan, didengar oleh orang di sebelahnya serta diiringi dengan gerakan anggota tubuh dan/atau tubuh. Tingkat pernyataan itu tergantung dari konsentrasi yang bersangkutan. Seseorang dapat memilih cara untuk menyatakan niat yang terbaik meraih kesadaran. Niat menuntun seseorang kedalam manembah. B. Cermatilah Amati seseorang yang manembah. Seseorang yang manembah penuh kon- sentrasi, niat yang tulus, hati yang suci dan seseorang yang manembah dengan niat yang terpecah. Tingkat konsentrasinya berbeda. Bisa jadi, konsentrasinya bagus tetapi dalam niatnya belum sempurna karena masih ada gangguan dalam konsentrasinya. Cara mengajarkan pentingnya niat dilakukan melalui contoh/teladan dari orang tua ke anak, cerita tutur tentang tata cara menyatakan niat dan manembah serta dinyatakan dalam bentuk pesan-pesan tertulis dan/atau tidak tertulis dalam ritus. C.Pentingnya Niat Manembah Niat untuk manembah dibaca dalam batin dan dinyatakan dengan suara lirih diawali dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa. Contoh manembah yang dilakukan oleh warga Parmalim. Parmalim melakukan manembah setiap hari Sabtu di Bale Pasogit Parsaktian. Aturannya adalah pakaian seorang laki-laki yang sudah berkeluarga menggunakan kemeja, jas, ulos hande sebagai selendang dan ulos hohop dipakai sebagaimana memakai sarung serta mengenakan sorban putih di kepala sebagai lambang kesucian. Pakaian perempuan yang sudah berkeluarga mengenakan pakaian kebaya, ulos hande sebagai selendang, ulos hohop sebagaimana memakai sarung dan rambut harus disanggul toba supaya 52 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

terlihat rapi. Pakaian pria yang belum berkeluarga cukup menggunakan kemeja sebagai baju dan sarung, dan perempuan yang masih gadis cukup memakai kemeja, sarung, ulos bintang maratur dan rambut sanggul toba. Sumber: Dokumentasi_Parmalim Gambar 9.1 Penghayat kepercayaan Parmalim melakukan manembah setiap hari Sabtu (Ibadah Aturan Mararisabtu) di Bale Pasogit Partonggoan (Tempat Pusat Peribadatan), maupun di Ruma Parsantian (Tempat Peribadatan Cabang/Daerah). Sebelum masuk ke tempat ibadah (Bale Partonggoan/Ruma parsantian), niat dengan berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan agar kita diperkenankan masuk ke tempat ibadah untuk mengucap syukur dan untuk meminta doa pengampunan terhadap dosa yang kita perbuat dari hari-hari yang lalu hingga saat ibadah itu, setelah berdoa, kita harus duduk bersila posisi tangan menyembah, berdoa (martonggo), mendengarkan ceramah (poda), kesimpulan dari poda oleh ulu punguan (pemimpin ibadah), doa penutup, memercikkan air suci, dan manembah selesai. Sumber: Dokumentasi_Sapto Darmo Sragen Gambar 9.2 Penganut kepercayaan Sapto Darmo melakukan manembah di sanggar. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 53

Niat sebagai syarat utama untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Niat wajib berawal dari hati yang tulus yang dinyatakan secara batin dan/atau lahir. Niat dapat dinyatakan secara perorangan dan bersama-sama. Niat diteguhkan saat manembah kepada Tuhan Yang Maha Esa secara teratur dengan waktu dan lokasi tertentu sebagaimana diatur dalam ajaran. Niat dapat juga dinyatakan apabila seseorang ingin cita-cita atau keinginannya dikabulkan Tuhan Yang Maha Esa. Cara mengajarkan niat kepada anak-anak dilakukan dengan memberikan contoh dengan mengajak anak-anak untuk manembah. Ada juga, yang mengajarkan dengan cerita tutur sambil memperagakan serta penjelasan arti pada setiap tahapan. Di samping itu, niat dinyatakan secara simbolik dalam manembah, di antaranya makna warna putih (niat yang tulus dan suci), nasi yang dikepal mirip dengan lontong yang dikenal sekul gumulong (gumolonging ati) artinya niat, tekad bulat untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Gambar 9.3 Cara mengajarkan niat kepada anak-anak. D.Pelajaran yang Bisa Diambil Pelajaran yang bisa diambil adalah: 1. Niat menentukan konsentrasi seseorang dalam manembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Niat dapat dilakukan oleh seseorang secara lahir batin disesuaikan dengan cara yang paling cocok meraih kesempurnaan dalam beribadah. 3. Tata cara menyatakan niat beragam, yaitu perorang, bersama-sama, suara lirih dalam batin, diiringi gerakan anggota tubuh dan/atau tubuh, suara, dan secara tidak tertulis berupa simbol warna, bentuk, jenis, waktu, dan lokasi. E. Ayo Berlatih 1. Tunjukkan cara kalian menyatakan niat menembah! 2. Amati cara kawan kalian dalam menyatakan niat manembah! 54 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

B A B 10 MARI BERGOTONG ROYONG 55

A.Hayatilah Bagaimana kalau manusia semua kaya?Adakah yang mau membantu orang lain? Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia berbeda-beda. Semua mendapatkan rejeki tetapi rejeki yang diterima berbeda. Perbedaan itu menciptakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya untuk meningkatkan kekeluargaan saling membantu yang tidak didasarkan pada upah/gaji/besarnya bayaran. Kerangka rumah seseorang yang akan dipindahkan terasa berat kalau ditanggung atau dikerjakan sendiri. Kerangka rumah itu akan mudah dipindah sesuai dengan keinginan dengan cara melakukannya secara bersama-sama, saling membantu yang tidak didasarkan pada upah. Kerja sama itu menyatukan masyarakat tanpa mempertimbangkan perbedaan latarbelakang, tidak pandang bulu sehingga semuanya saling membantu. B. Cermatilah Cermati kegiatan kerja sama di lingkungan kalian yang tujuannya untuk saling bantu, menguatkan ikatan kekeluargaan, dan tidak bertujuan mendapatkan upah. Bentuk kegiatan di antaranya membangun rumah, memperbaiki sarana dan prasarana masyarakat, keamanan dan ketertiban, pemenuhan kebutuhan sebagian masyarakat yang belum beruntung. Amati teman kalian dan tetangga, apakah yang berbeda latarbelakang, saat mempunyai hajat oleh masyarakat sekitar dibiarkan melaksanakan sendiri? C.Pentingnya Gotong Royong Manusiasebagaimahluk ciptaanTuhanYangMahaEsayang palingsempurna. Manusia membutuhkan manusia yang lain untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Tidak ada manusia yang hidup sendiri, semuanya membutuhkan bantuan orang lain. Dalam ajaran kepercayaan diajarkan bahwa setiap orang saling membantu, tidak mengharapkan balasan atas bantuan yang diberikan. Ajaran saling mem- bantu itu dianjurkan karena manusia sebagai warga masyarakat, manusia diberi rejeki sehingga sebagai rasa syukur wajib membantu orang lain dan tidak perlu mengharap orang lain akan membalas bantuan kita. Ajaran itu disebut sepi ing pamrih, tulus ikhlas. Ajaran kepercayaan mengajarkan bahwa Penghayat wajib berterima kasih dan mengenang, membalas kebaikan/bantuan yang diberikan oleh orang lain. Setiap bantuan yang diberikan kepada orang lain, maka orang lain berusaha untuk membalasnya. Alasan pentingnya saling bantu membantu didasarkan pada keberadaan manusia karena tidak selamanya manusia itu kondisi tubuhnya sehat, 56 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

tidak selamanya manusia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya atau tidak selamanya berhasil. Kondisi itu menjadi akar tumbuh berkembangnya saling bantu membantu. Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id Gambar 10.1 Kegiatan saling membantu Kegiatan saling membantu yang tidak didasarkan pada upah material adalah gotong royong atau dengan sebutan lainnnya mapalus (Minahasa, Sulawesi Utara), ngayah (Bali), atau rewang/sambatan/gugur gunung (Jawa). Gotong royong mampu menyatukan masyarakat dari berbagai latarbelakang. Di Maluku, masyarakat gotong royong dalam pembangunan desa (negeri) yang dikenal dengan pela gandong (ikatan sebagai saudara kandung). Pela gandong itu diklasifikasikan sebagai pela keras. Pela keras itu ditentukan karena masyarakat dari negeri yang satu dibantu oleh masyarakat dari negeri yang lain dalam menyelamatkan nyawa warga dalam menghadapi badai dalam pelayaran, bencana alam, dan peperangan. Ikatan saling bantu membantu agar tidak hilang maka kesepakatan itu diikat dengan ritus/upacara adat yang disebut pela gandong. Pela gandong mengajarkan sikap sebagaimana yang diajarkan agama dan kepercayaan, yaitu saling bantu membantu sebagaimana saudara kandung. Bahkan, ikatan pela gandong itu disepakati adanya larangan kawin mawin anggota masyarakat antarkedua negeri yang mengadakan pela gandong. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 57

Negeri Passo yang beragama Kristen Protestan memiliki ikatan pela gandong dengan negeri Batumerah yang beragama Islam maka kerja sama antarnegeri itu berlangsung ibaratnya saudara kandung. Negeri Batumerah mendirikan masjid maka saudara Passo membantu material, tenaga sampai masjid itu selesai. Begitu juga, saat Passo mendirikan gereja, muslim dari negeri Batu merah membantu pembangunan itu sampai dengan selesai. Masyarakat dalam bergotong royong tetap menerapkan sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan. Ajaran kepercayaan mengajarkan untuk membantu sesama tanpa pamrih dengan kedisiplinan yang tinggi. Tuhan semua yang membalas sekecil apapun perbuatan manusia. Ajaran telah mengajarkan bahwa tidak ada perjuangan tercapai tanpa bergotong royong. Kesusksesan dalam memperjuangkan pelayanan bidang pendidikan dan kemanusiaan serta keberadaan Penghayat di Indonesia membutuhkan kerja sama dengan orang dan lembaga lainnya. Sikap dari Penghayat sebagaimana diajarkan oleh leluhur adalah menunaikan kewajiban tanpa pamrih. Kerja sama atau gotong royong telah diamalkan oleh masyarakat Indonesia yang terbukti bermanfaat untuk membentuk masyarakat bersatu, sejahtera, damai, aman dan tertib. D.Pelajaran yang Bisa Diambil Pelajaran yang bisa diambil adalah: 1. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya membutuhkan bantuan orang lain. 2. Bukti Tuhan Maha Kuasa adalah menciptakan kehidupan manusia dengan latarbelakang pekerjaan, pendidikan, dan jenis kelamin yang berbeda untuk saling bekerja sama. 3. Gotong royong berfungsi untuk menyatukan semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan ikatan kekeluargaan dan tidak didasarkan kepada materi. 4. Setiap bantuan dari seseorang maka oleh orang yang menerima bantuan akan berusaha untuk membalasnya secara setimpal. E. Ayo Berlatih 1. Tunjukkan kegiatan gotong royong yang pernah kalian ikuti! 2. Amati, apakah ada tetangga kalian yang tidak mau ikut gotong royong? 3. Identifikasi, kegiatan gotong royong di kampung kalian. Apakah meningkat atau menurun? 58 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

B A B 11 BEKERJA KERAS, BERJUANG TANPA PAMRIH 59

A.Hayatilah Apakah sama hasilnya seseorang yang bekerja keras dengan yang santai? Bisa jadi, bekerja yang santai lebih menikmati hidup yang cenderung pada pemenuhan kebutuhan batin. Seseorang yang bekerja keras didasarkan pada pemenuhan kebutuhan hidup lahir batin. Dalam bekerja keras seseorang itu selalu ingin menjadi bagian dari laku sehingga dalam memperjuangkan kebutuhan masyarakat tanpa pamrih. Pemenuhan kebutuhan hidup pribadi dan keluarganya menjadi urutan berikutnya setelah menomorsatukan masyarakat. Pengalaman menunjukkan orang yang bekerja keras dalam memperjuangkan pemenuhan hak masyarakat berjuang tanpa pamrih itu merupakan pengamalan penting ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. B. Cermatilah Identifikasi pengalaman seseorang di sekitar tempat tinggal kalian, seseorang yang bekerja keras memperjuangkan kehidupan masyarakat yang lebih baik dan sikap mereka adalah tanpa pamrih. Amati sikap seseorang yang berjuang tanpa pamrih. Amati sikap seseorang yang berjuang atas nama masyarakat dengan meminta balasan uang. Bandingkan, kehidupan seseorang yang bekerja keras tanpa pamrih dan bekerja keras atas nama masyarakat dengan meminta uang. Perhatikan, bagaimana pengamalan bekerja keras tanpa pamrih saat sekarang? C.Pengamalan Bekerja Keras dan Tanpa Pamrih Manusia wajib bersyukur karena mendapatkan karunia Tuhan sebagai makhuk yang sempurna. Manusia diberi Tuhan Yang Maha Esa berupa alam semesta beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengamalan bersyukur adalah bekerja keras dan hidup tanpa pamrih. Semakin bekerja keras dengan tanpa pamrih maka Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan rejeki yang melimpah. Bentuk rejeki itu beragam mulai dari kesehatan, kebahagiaan, kekayaan, dan kekeluargaan serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Amalan bekerja keras merupakan sikap bekerja sepenuhnya sesuai dengan tanggung jawab, beban kerja dan selalu memberikan yang terbaik untuk peningkatan kemampuan. Hasil kerja keras dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, hidup berbagi dengan anggota masyarakat lainnya dan menciptakan kebaikan bagi sesama manusia, sesama makhluk Tuhan dan lingkungan. Semua amalan itu dinyatakan dalam bentuk tanpa pamrih. Pengertian tanpa pamrih adalah semua amalan untuk membantu orang lain dilakukan secara tulus sesuai dengan kesepakatan. Sikap tanpa pamrih diartikan sebagai bagian 60 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

dari pembagian kerja di luar bidang kewajiban yang disepakati. Kewajiban yang harus dikerjakan bermanfaat bagi pekerjaan dan masyarakat, baik berhubungan langsung dan/atau tidak langsung tanpa mempertimbangkan untung rugi. Gambar 11.1 Belajar tanpa mempertimbangkan untung rugi. Amalan bekerja keras dan tanpa pamrih Gambar 11.2 Hasil kerja keras sebagai manifestasi pemberian kenikmatan hidup yang tak terhingga itu kepada sesama dan lingkungan. Kenikmatan sebagai pertolongan Tuhan Yang Maha Esa itu dinyatakan dengan bekerja keras tanpa pamrih. Manusia bekerja keras dan sikap tanpa pamrih itu bukan semata- mata keberhasilan manusia melainkan dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. Sikap kerja keras dan tanpa pamrih telah ditunjukkan oleh para pendahulu penghayat dalam melawan penjajah, memperjuangkan dalam perumusan dan penetapan undang-undang dasar, jaminan perlindungan negara dalam pemenuhan hak warga negara penghayat, dan pelayanan masyarakat. Mereka itu bekerja keras dan tanpa pamrih. Bahkan, mereka dalam memperjuangkan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 61

hak sipil warga penghayat mengorbankan nyawa dan harta, direndahkan, dihina, dicemooh tetap bekerja keras dan tanpa pamrih. Sikap mereka adalah segala bentuk penghinaan tidak menyurutkan untuk bekerja keras dan tetap hidup tanpa pamrih. Sikap itu bermanfaaat dalam pencapaian tujuan sehingga keberadaan penghayat dalam peraturan Negara, masyarakat menjadi lebih kuat dalam mengamalkan ajaran kepercayaan dengan damai. Generasi sekarang dan yang akan datang diharapkan mampu meneladaninya sehingga pemenuhan hak dan pelayanan dalam aspek kehidupan dinikmati sederajat dengan sesama warga Negara Indonesia. D.Pelajaran yang Bisa Diambil Pelajaran yang bisa diambil adalah: 1. Ajaran kepercayaan mengajarkan pentingnya seseorang untuk mengamalkan laku, yaitu bekerja keras dan berjuang tanpa pamrih. 2. Pengertian tanpa pamrih disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Mereka memperjuangkan melampaui apa yang diterima sebagai bentuk penghargaan dan bukan menjadi tujuan utama. E. Ayo Berlatih 1. Cari melalui android, iPhone, dan bertanya kepada orang tua mengenai kadang Penghayat yang bekerja keras dan berjuang tanpa pamrih! 2. Identifikasi seseorang yang bekerja keras dan berjuang tanpa pamrih! 3. Amati tanggapan masyarakat terhadap seseorang yang tetap bekerja keras, berjuang tanpa pamrih dan kehidupannya sederhana! 62 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

B A B 12 NIKMATNYA HIDUP JUJUR, SABAR, DAN BERSYUKUR 63

A.Hayatilah Jiwanto Utomo dan Mrihati Dwi Wulandari adalah peserta didik pada salah satu SMP di Karanganyar. Jiwanto siswa kelas VIII C dan Mrihati Dwi Wulandari siswi kelas VII D. Keduanya merupakan kadang (warga) Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dari Kerokhanian Sapta Dharma (KSD). Orang tua siswa yang bernama Mujiyono dan Sugito, S.Pd., mengajukan permohonan kepada Kepala Sekolah untuk mendapatkan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Surat tertanggal 1 Desember 2008). Kejadian itu berawal dari penerimaan siswa baru yang wajib melampirkan fotokopi Kartu Keluarga (KK pada kolom agama), sesuai dengan UU Adminduk keduanya diterima sebagai siswa. Saat Masa Orientasi Siswa Baru, kedua anak tersebut ditanya oleh Gurunya mengenai apa agamanya dan diminta mempraktikkan cara- cara beribadah, ucapannya serta hal-hal lain, buku pegangan/kitab acuan ajaran. Akhirnya, kedua orang tuanya dipanggil ke sekolah untuk klarifikasi dan penjelasan yang pada intinya anak mereka harus mengikuti pelajaran di sekolah tersebut, yaitu harus mengikuti salah satu pelajaran agama yang ada. Jika tidak mengikuti aturan maka harus keluar dari sekolah ini. Prosedur penyelesaian telah dilakukan dengan konsultasi ke pengurus Persada Jawa Tengah dan menyerahkan permohonan rekomendasi sesuai saran yang disyaratkan oleh pihak sekolah tetapi pihak sekolah tidak ada jawaban dan tidak ada tindak lanjutnya. Tanggal 11 Desember 2008, pukul 11.00 kedua orang tua peserta didik itu sowan ke Dinas Pendidikan setempat untuk minta ijin atau rekomendasi belajar sesuai dengan keyakinannya dan dapat Tes Semester sesuai dengan kepercayaan yang diyakini atau mohon surat keterangan tertulis apabila tidak diijinkan. Dinas Pendidikan menyarankan kedua siswa itu harus mengikuti pelajaran salah satu agama dan apabila tidak mengikuti maka nilai rapor pada kolom Agama kosong yang berarti mereka berdua tidak akan naik kelas. Jika berlangsung terus menerus maka bisa keluar dari sekolah. Kedua orang tua mereka, mau bertemu langsung ke Kepala Dinas tetapi tidak diperbolehkan karena masalah itu cukup diselesaikan di tingkat Staf Sub Dinas TK/SD Karanganyar. Alasan kedua orang tua memperjuangkan anaknya adalah: (l) mempelajari agama sesuai dengan Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa (Kerokhanian Sapta Darma), (2) kedua anak itu tidak berbohong pada dirinya sendiri karena kalau mengikuti pelajaranAgama sementara tidak pernah menjalankan ibadah sesuai agama tersebut berarti mereka telah melakukan kebohongan yang bersifat hakiki dan termasuk tindakan pelecehan terhadap Agama yang diikuti dan (3) permohonan pernyataan tertulis dari pihak terkait/sekolah tentang peserta didik tidak diperbolehkan belajar sesuai dengan keyakinannya. B. Cermatilah Cermati kisah peserta didik Jiwanto Utomo kelas VIIIC dan Mrihati Dwi Wulandari kelas VII D pada salah satu SMP di Karanganyar di atas. Mereka lebih 64 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

memilih tidak naik kelas daripada harus berbohong. Jujur lebih mulia daripada berbohong untuk mendapatkan hidup yang lebih nikmat. Kedua anak itu telah mengamalkan pendidikan karakter, yaitu religiusitas (pengamalan dari ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa) dan integritas (jujur). C.Hidup Jujur dan tidak Ajur Salah satu amalan baik yang diajarkan dalam ajaran Kepercayaan terhadap TuhanYang Maha Esa adalah sikap jujur, sabar, dan selalu bersyukur. Dalam ajaran kepercayaaan diajarkan tentang larangan para penghayat untuk berbohong (cidro cindro). Sebutan tidak boleh berbohong di setiap ajaran kepercayaan berbeda tetapi intinya adalah sama. Bayangkan kalau seseorang yang tidak jujur tiba-tiba didatangi atau datang seorang penegak hukum? Apa yang terjadi? Mereka yang berbohong pasti perasaannya berdebar-debar, detak jantungya akan kencang, hatinya diliputi oleh ketakutan dan pikirannya tidak tenang. Pengendara motor yang tidak memiliki Surai Ijin Mengemudi (SIM) atau kelengkapan dokumen lainnya apabila berpapasan dengan polisi, operasi tertib lalu lintas pasti salah tingkah, tidak tenang, dan stress. Ajaran kepercayaan yang mengajarkan kejujuran pernah disindir dengan kalau seseorang bersikap jujur maka akan merugi (jujur ajur artinya orang jujur akan mengalami kekalahan). Saat ini, seorang pejabat pemerintah atau siapa saja yang tidak jujur maka akan mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mereka yang jujur secara materi mungkin belum memenuhi harapan keluarga dan masyarakat tetapi dari segi harga diri dan dipercaya mengemban amanah melebihi materi yang diterimanya. Namanya dikenal orang sebagai orang yang jujur. Lebih baik mana kata masyarakat orang pintar memiliki keahlian menipu alias tidak jujur atau seseorang yang jujur lahir batin?! D.Sabar Itu Nikmat Di samping sikap jujur adalah pentingnya seseorang memiliki sikap sabar. Keuntungan seseorang yang sabar adalah saat dipercaya maka mereka mampu mempertimbangkan segala aspek dalam pengambilan keputusannya. Mereka yang bersikap sabar maka ada kenikmatan, ketenangan lahir batin sehingga sabar itu membawa nikmat. Kenikmatan itu dirasakan bukan hanya oleh yang bersangkutan melainkan oleh seluruh keluarganya dan masyarakat. Bagaimana kalau seorang pemimpin tidak sabar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat? Bagaimana kalau pemimpin tergesa-gesa mengambil keputusan? Keputusan yang diambil tergesa-gesa cenderung merugikan masyarakat. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 65

E. Bentuk Amalan Bersyukur Perjuangan pemenuhan hak merupakan amalan dari Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pengamalan kewajiban untuk memberikan kemanfaatan kepada masyarakat dan lingkungan termasuk bentuk syukur. Amalan bersyukur dinyatakan selalu mematuhi apa yang dianjurkan, apa yang diperintahkan dan menjauhi segala larangan. Manusia wajib bersyukur karena mendapatkan karunia Tuhan berupa akal, alam semesta beserta isinya yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tanda bersyukur adalah mengamalkan ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menghindari apa yang dilarang. Perbuatan baik mendapat pahala sedangkan yang jelek mendapatkan dosa. Semakin banyak mematuhi anjuran maka semakin banyak bersyukur. Bagi mereka yang belum bersyukur tetap diajak dan didoakan agar sama-sama menikmati rasa syukur itu. Syukur diamalkan dalam bentuk menerima rejeki yang diberikan Tuhan, membantu sesama yang membutuhkan, dan melakukan upaya untuk pelestarian lingkungan untuk dinikmati generasi yang akan datang. Udara segar, lingkungan yang asri dan ramah bukan hanya dinikmati oleh masyarakat sekarang melainkan dinikmati oleh masyarakat yang akan datang. Begitu juga, kesediaan untuk menerima pendapat dengan mempertimbangkan yang lama yang tidak cocok dengan mengadaptasi pemikiran dan teknologi sekarang merupakan bentuk amalan syukur. Berbagi ilmu pengetahuan kepada masyarakat untuk mencerdasakan kehidupan mereka, nyata sebagai bentuk syukur. F. Pelajaran yang Bisa Diambil Pelajaran yang bisa diambil adalah: 1. Manusia wajib bersikap jujur dalam segala kondisi sebagaimana diajarkan dalam ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. 2. Manusia wajib bersikap sabar dalam menghadapi perubahan sosial dan tanggapan dari masyarakat. Sabar itu membutuhkan latihan agar seseorang terutama pelayan publik dapat melaksanakan amanah dengan baik. 3. Manusia wajib bersyukur karena diberi kesempurnaan oleh Tuhan Yang Kuasa. G.Ayo Berlatih 1. Tunjukkan bukti kalian itu bersikap jujur! Apakah di sekolah kalian terdapat Kantin Kejujuran? 2. Tunjukkan bahwa seseorang yang tidak sabar akan merugikan masyarakat! Amati sikap seseorang di perempatan jalan saat lampu merah! 3. Buktikan bahwa kalian mengamalkan syukur! 66 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

B A B 13 BERSATU KITA TEGUH, BERTENGKAR KITA RUNTUH 67

A.Hayatilah Bagaimana kalau masyarakat yang beragam latar belakang, memperjuangkan perbedaan masing-masing tanpa ada berusaha untuk menciptakan persatuan? Pengalaman keluarga yang tidak rukun, selalu bertengkar, maka akan menciptakan keluarga yang tidak harmonis. Begitu juga, dalam kelas apabila antarpeserta didik bertengkar, berkelahi maka akan menimbulkan kegaduhan dalam kelas. Tawuran antarpelajar menyebabkan terjadinya korban jiwa dan ketidaknyamanan. Tawuran itu dilarang dalam ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. B. Cermatilah Media massa memberitakan bahwa terjadi peningkatan tawuran antarpelajar, tawuran antarkampung dan terakhir pertengkaran antara jasa pengantaran barang/ jasa dan manusia dengan kendaraan bermotor yang disebut ojek konvensional dan ojek dengan menggunakan aplikasi melalui telepon genggam (handphone) yang disebut ojek online. C.Bentuk Laku Menjaga Persatuan Salah satu amalan baik yang mendapatkan pahala adalah sikap bersatu kita teguh, bertengkar kita runtuh. Persatuan merupakan kunci pembangunan nasional. Syarat tercapainya pembangunan nasional adalah persatuan. Persatuan itu dinyatakan dengan ungkapan Bersatu Kita Teguh, Bertengkar Kita Runtuh. Begitu juga, dalam kehidupan masyarakat, keluarga, kantor, dan sekolah. Nenek moyang kita telah mengajarkan bahwa Bersatu Kita Teguh, Bertengkar Kita Runtuh sebagai ajaran yang wajib diamalkan dan harus diperjuangkan. Ibarat sapu lidi kalau hanya segelintir lidi pasti tidak akan mampu menyapu batu besar dan kerikil. Sapu lidi yang menyatu ternyata dapat menyapu batu yang ada di halaman. Bahkan, kelingking yang kecil ternyata mampu mengalahkan gajah pada saat kita hompimpa. Bahkan, semut berhasil memperjuangkan keberadaannya dengan jalan bersatu. Ajaran kepercayaan itu di dalam Pancasila dinyatakan dalam sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Ajaran Penghayat dalam memperjuangkan keberadaan Penghayat karena mengamalkan ajaran, yaitu Bersatu Kita Teguh, Bertengkar Kita Runtuh. Tugas yang berhasil ditunaikan itu bukan semata-mata keberhasilan manusia melainkan dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. Sikap seperti itu sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh Penghayat dan tokoh panutan yang selalu mengedepankan persatuan dengan menghimpun organisasi 68 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

kepercayaan pada tahun 1955, yaitu Badan Kerohanian, Kejiwaan, dan Kebatinan di Semarang. Para tokoh itu berjuang untuk menyatukan perbedaan dan membiarkan perbedaan itu terjadi untuk memperjuangkan eksistensi. Mereka sudah menunjukkan bahwa Bersatu Kita Teguh, Bertengkar Kita Runtuh. Terbukti memberikan solusi bagi masa depan Penghayat. Sumber: Dokumen Engkus Ruswana (Budi Daya) Gambar 13.1. Kongres Badan Kerohanian, Kejiwaan, dan Kebatinan Indonesia Tahun 1955. D.Pelajaran yang Bisa Diambil Pelajaran yang bisa diambil adalah: 1. Masyarakat yang bersatu lebih mudah untuk melaksanakan pembangunan masyarakat. Begitu juga, bangsa yang bersatu lebih mudah mencapai tujuan pembangunan nasional. 2. Persatuan merupakan modal dasar pembangunan. Perbedaan sebagai kenyataan yang wajib dicari persamaannya untuk dijadikan sebagai pemersatu. 3. Tawuran yang terjadi perlu dicari solusi yang diambil dari nilai-nilai luhur yang berasal dari masyarakat Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 69

E. Ayo Berlatih 1. Tuliskan 2 (dua) bukti kerugian tawuran antarpelajar dan antarkampung! 2. Amati cara menjaga persatuan di kampung kalian! 3. Tulis pendapat Penghayat di sekitar kalian tentang amalan pentingnya persatuan! 4. Tunjukkan 2 (dua) bukti sikap Penghayat dalam menjaga dan menciptakan persatuan di kampung? 70 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

B A B 14 SIAPA YANG MENANAM, DIA YANG MEMANEN 71

A.Hayatilah Seseorang yang menanam padi apakah dia akan memanen padi? Bisa saja yang memanen adalah burung dan orang lain yang mencuri hasil panen. Seseorang yang menanam batu pasti akan memanen batu.Ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan bahwa seseorang akan mendapatkan kehormatan apabila dirinya sendiri menghormati orang lain. Jangan mencubit orang lain kalau dicubit orang lain sakit. Seseorang akan memanen atas perbuatannya sendiri. Ada ungkapan luhur, yaitu Siapa mendulang air, terpercik muka sendiri B. Cermatilah Pengalaman seseorang yang mengamalkan kebaikan akan mendapatkan kebaikan sedangkan kebalikannya akan mendapatkan perlakuan setimpal. Perlakuan itu dapat berubah kalau yang bersangkutan kembali mengamalkan ajaran kebaikan. Bandingkan perlakuan masyarakat kepada seseorang yang mengamalkan kebaikan dan melanggar ajaran kepercayaan. Amati, seseorang yang tidak pernah hadir memenuhi undangan perkawinan pada saat yang bersangkutan mempunyai hajat perkawinan, apakah banyak orang yang hadir? Begitu juga, orang yang tidak pernah melihat orang sakit pada saat yang bersangkutan sakit bagaimana? Apakah masyarakat hadir untuk membantu atau tidak?! C.Pengalaman Seseorang yang Mengamalkan dan Melanggar Ajaran Kepercayaan Salah satu amalan baik adalah sikap siapa yang menamam dia yang memanen. Perbuatan seseorang akan kembali pada dirinya sendiri. Amalan baik dan perbuatan buruk diketahui atau tidak pasti akan kembali kepada diri yang bersangkutan. Budi perketi itu merupakan ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan kunci pembangunan nasional. Kesadaran akan siapa yang menamam Dia Yang Memanen menjadikan hidup untuk selalu berbuat baik (ngunduh wohing pekerti). Dalam setiap masyarakat pernyataan yang mengandung pengertian itu beragam tetapi intinya sama yaitu ajaran untuk selalu berbuat baik kepada semua orang dan menghindari berbuat yang membuat orang lain sakit hati. Semua perbuatan baik dan buruk kembali kepada yang bersangkutan. 72 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Seseorang akan memanen hasil budi pekertinya sendiri. Gampangnya tergantung amal dan perbuatan. Nenek moyang kita telah mengajarkan bahwa siapa yang menamam Dia Yang Memanen sebagai keniscayaan yang harus diperjuangkan. Orang yang tidak menanam padi pasti tidak akan bisa memanen. Keberhasilan para Pahlawan dan tokoh Penghayat dalam memperjuangkan keberadaan Penghayat karena siapa yang menamam Dia Yang Memanen. Gambar 14.1 Seseorang akan memanen hasil budi pekertinya sendiri D.Pelajaran yang Bisa Diambil Pelajaran yang bisa diambil adalah: 1. Ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan tentang pentingnya mengamalkan kebajikan kepada semua orang dan lingkungan. 2. Seseorang dapat mengamalkan kebajikan dan melanggar ajaran. Perbuatan baik akan mendatangkan kebaikan bagi yang bersangkutan dan masyarakat sedangkan pelanggaran akan menimbulkan ketidaksenangan dan sanksi sosial. 3. Perbuatan seseorang akan kembali kepada dirinya sendiri. Kebaikan dan kejelekan akan kembali kepada dirinya sesuai dengan perbuatannya. Seseorang yang berbuat baik kepada semua orang maka orang lain akan berbuat baik kepada yang bersangkutan. Setiap perbuatan seseorang akan dibalas setimpal sesuai dengan perbuatannya. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 73

E. Ayo Berlatih 1. Ceritakan pengalaman kalian bahwa apa yang kalian perbuat akan kembali kepada diri kalian! 2. Identifikasi perbuatan seseorang yang melakukan pelanggaran terus berubah dengan mengamalkan kebajikan sehingga menjadi orang baik! 74 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

GLOSARIUM Bale pasogit : Tempat atau sebagai alamat pusat peribadatan warga Penghayat Parmalim (Penganut Ugamo Malim). Bhinneka Tunggal : Tiada kebenaran yang mendua. Ika Tan hana Dharma Mangrwa Bius : Bagian dari wilayah kedaulatan atau di bawah kekuasaan Kerajaan Sisingamagaraja XII. Debata Mulajadi : Tuhan yang menciptakan dunia dan isinya. Nabolon Pondasi : Dasar. Hamalimon : Kuasa suci Tuhan Mulajadi Nabolon. Tuhan Yang Maha : Sang Pencipta Alam Semesta (Langit dan Bumi) beserta Esa isinya. Kapribaden : Nama organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Laku Esa yang didirikan oleh Rama Herucokro Semono. MaIim MLKI : Pengamalan ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sosial. Manembah Manunggaling : Utusan Tuhan Debata Mulajadi Nabolon untuk kawula gusti menyebarluaskan ajaran kuasa suci Tuhan. . : Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia sebagai wadah tunggal penghayat kepercayaan hasil rekomendasi Kongres Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Komunitas Adat dan Tradisi di Surabaya, tanggal 26-29 Nopember 2012. : Tata cara Penghayat menyembah atau bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa : Menyatunya Tuhan yang meciptakan makhluk ke dalam Diri makhluk. Manusia pantang menghina, merendahkan atau dilarang karena identik dengan menghina yang menciptakan. Mapporondo : Nama kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Memayu hayuning : Menciptakan kehidupan yang damai, abadi, sejahtera di bawana dunia. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 75

Ngunduh wohing : Setiap orang akan mendapatkan perlakuan dari orang pakerti lain tergantung dari apa yang diperbuat seseorang kepada orang lain atau perbuatan seseorang baik dan buruk akan kembali kepada yang bersangkutan. Parbaringan : Pemimpin pemerintah dan pembimbing spiritual yang bertanggung di tingkat bius yang merupakan wilayah tak perisahkan dari kesatuan kedaulatan kerjaan Sisingamangaraja XII. Parmalim : Warga yang meyakini ajaran UGAMO MALIM yang diajarkan oleh Malim (utusan kuasa Tuhan Debata Mulajadi Nabolon) Pasewakan : Bangunan peribadatan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Organisasi Perjalanan. Pustaha : Kitab kebenaran, berisi tentang kuasa suci Debata Habonoron Mulajadi Nabolon Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang ada dan tiada. Sanggar : Bangunan peribadatan Penghayat Sapta Darma Sanksi : Hukuman Tan kenging : Tidak boleh menyekutukan Tuhan Yang Maha Esa. mangeran liyan tan artinya tidak, kenging artinya boleh, mangeran artinya berTuhan, liyan: yang lain. Tan kenging : Tidak boleh membayangkan atau menyamakan Tuhan kinoyo ngopo Yang Maha Esa yang menciptakan makhluk dengan makhluk yang diciptakan. Tuhan yang menciptakan makhluk pasti tidak sama dengan yang diciptakan. Ugamo Malim : Semua ajaran Raja Si Singamangaraja-Raja Nasiakbagi- Patuan Raja Malim tentang ke-Tuhan-an (Hadebataon- Hamalimon) untuk mencapai kesempurnaan hidup lahir maupun batin, di dunia dan akhirat. Inti ajaran Ugamo Malim adalah Patik ni Ugamo Malim (tuntunan berisi Perintah dan larangan Tuhan) dan Uhum Hamalimon (Aturan dan tatacara beribadah dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,Mulajadi Nabolon) Watara : Wahana, alat untuk menghubungkan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa Welas asih : Kasih sayang 76 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

DAFTAR PUSTAKA Bustami, Abdul Latif. 2005. “Tuhan Agamamu Apa? Relasi Kuasa Republik dan Keyakinan Keagamaan” dalam Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Sebuah Realita. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Dirjen Nilai Budaya, Seni, dan Film. ------------------------- 2012. \"Agama Ketujuh: Sebuah Kajian tentang Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Masyarakat Majemuk\". Makalah disajikan pada Kongres Nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Komunitas Adat, dan Tradisi yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, tanggal 26 Nopember 2012. -------------------------2017. Modul Sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa untuk Bimbingan Teknis Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Jakarta: Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Tradisi Ditjen Kebudayaan Kemendikbud. -------------------------2017. Modul Martabat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa untuk Bimbingan Teknis Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Jakarta: Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Tradisi Ditjen Kebudayaan Kemendikbud. Romano, Laura. 2004. Sumarah Spiritual Wisdom from Java. Raleigh, North Carolina: Lulu Press Rukmana, Hardiyanti.1996. Butir-Butir Budaya Jawa. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Yayasan Purna Bhakti Pertiwi Stange, Paul. 2008. Kejawen Modern Hakikat dalam Penghayatan Sumarah. terjemahan Yogyakarta: LKiS Swidler, Leonard dan Paul Mojzes 2000.The Study of Religion in an Age of Global Dialogue. Philadelpia: Temple University Press Tim Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Tradisi. 2017 Ensikopedia Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Jakarta: Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Tim Penyusun. 2009 .Himpunan Pitutur Luhur, Jakarta: Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Direktorat Jendral Nilai Budaya Seni dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 77

PROFIL PENULIS Nama : Dr. Abdul Latif Bustami, M. Si Telepon : 081 849 3854 Email : abdullatifbustami@yahoo.com Alamat Kantor : Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No. 5 Malang Alamat Rumah : Perumahan Permata Tlogomas, Blok C 1/21 Malang 65144 Bidang Keahlian : Antropologi - Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Guru mapel Sejarah, SMP IKIP Malang (1990-1994) 2. Dosen di Universitas Negeri Malang 3. Mengajar Antropologi Agama, Hubungan Antar Suku Bangsa di Universitas Indonesia bersama Prof. Parsudi Suparlan (2001-2007) 4. Mengajar Pengantar Antropologi di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina (2002-2006) 5. TimAhli PenetapanWarisan BudayaTakbenda Indonesia (2012-sekarang) 6. Narasumber di Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud - Riwayat pendidikan tinggi dan tahun belajar 1. S1 Pendidikan Sejarah, IKIP Malang 2. Pra-S2 Ilmu Sejarah, Universitas Indonesia 3. S2 Antropologi, Universitas Indonesia 4. S3 Antropologi, Universitas Indonesia - Bimtek 1. Training and Workshop on Monitoring of European Commision and Partnership for Governance Reform in Indonesia, Jakarta, June 2006 2. Asesor Kompetensi (2016-sekarang) 78 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

PROFIL EDITOR Nama : Zulian Arfan Hagi, S.Pd. Telepon : 089 677 829 232 E-mail : zulian.hagi50@gmail.com Alamat Kantor : Jalan Hankam No. 85, RT 04/05, Kel. Jatiranggon, Kec. Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat Bidang Keahlian : Guru  Riwayat pekerjaan/ profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Sekretaris GEMA Kec. Jatisampurna 2. Guru SD Strada Nawar Kota Bekasi  Riwayat pendidikan tinggi dan tahun belajar 1. S1 Pendidikan Fisika Universitas Indraprasta Jakarta 2017  Judul Buku dan tahun terbit dalam 10 tahun terakhir 1. Tidak ada PROFIL ILUSTRATOR Nama : Iwa Telepon : 081 313 129 676 E-mail : gallicaaurelia88@gmail.com ; gallicaaurelia@hotmail.co.id Alamat Kantor : Jalan Cijawura Girang III, Gg. Cakradinata No. 10A, Bandung Bidang Keahlian : Desain  Riwayat pekerjaan/ profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Ilustrator CV Acarya Media Utama 2. Desain PT Corakwarna Promo 3. Desain CV Mitra Sarana  Riwayat pendidikan tinggi dan tahun belajar 1. Tidak ada  Judul Buku dan tahun terbit dalam 10 tahun terakhir 1. Tidak ada Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 79

PROFIL PENELAAH Nama : Jaya Damanik, S.Pd. Telepon : 0812 6055 2666 E-mail : jayadamanik71@gmail.com Alamat Kantor : Desa Pasar Lumban Julu, Kec. Lumban Julu, Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara Bidang Keahlian : Guru  Riwayat pekerjaan/ profesi dalam 10 tahun terakhir 1. Guru SMP Negeri 1 Lumban Julu (PNS)  Riwayat pendidikan tinggi dan tahun belajar 1. S1 Pendidikan Biologi IKIP Negeri Medan (1990)  Judul Buku dan tahun terbit dalam 10 tahun terakhir 1. Tidak ada  Judul Penelitian dan tahun terbit dalam 10 tahun terakhir 1. Tidak ada 80 Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII