Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KUMPULAN CERPEN ASAKU UNTUK SURABAYA

KUMPULAN CERPEN ASAKU UNTUK SURABAYA

Published by riamahmudah3, 2021-11-07 08:30:37

Description: KUMPULAN CERPEN ASAKU UNTUK SURABAYA MERUPAKAN KARYA SMPN 34 SURABAYA

Keywords: Surabaya,SMPN 34 Surabaya,Cerpen,Literasi

Search

Read the Text Version

~~ KUMPULAN CERPEN ASAKU UNTUK SURABAYA (Sehimpun karya Guru dan siswa SMPN 34 Surabaya sebagai tanda cinta kepada “Guru” di Hari Guru Nasional) Penulis : Tim Penulis Guru dan Siswa SMPN 34 Surabaya Penyunting dan tata : Ria Mahmudah, S.Pd. Letak Lilik Moertiningsih, S.Pd. Desainer sampul : Ria Mahmudah, S.Pd.

~~ KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena buku ini telah selesai disusun. Buku ini adalah persembahan dari Bapak, Ibu guru, dan siswa SMPN 34 Surabaya dalam rangka memperingati hari Guru, November 2021. Kami sangat bersyukur kepada Allah ta’ala karena di masa pandemi seperti ini masih diberikan kesehatan dan semangat untuk terus mengajar, berkarya, dan berinovasi dalam kondisi yang memprihatinkan. Semoga pandemi cepat berlalu. Adapun bentuk karya yang kami satukan dalam buku ini berupa kumpulan cerpen karya guru dan siswa spentipat. Mereka memiliki beraneka macam pengalaman yang berbeda. Karya tersebut berupa cerpen yang merupakan satu kesatuan utuh dikemas dalam buku ini. Buku ini kami beri judul “Kumpulan Cerpen Asaku Untuk Surabaya”. Mengapa kami beri judul seperti itu, tentu pembaca memahami bahwa semangat dan cita-cita kami persembahkan untuk kota kami tercinta. Baik buruknya mereka bisa bersumber dari teknologi. Terima kasih pula kepada Bapak Kepala Sekolah Budi Setyawan,yang telah mempercayai kami dalam mewujudkan buku ini. Semoga kekeluargaan, keakraban, kekompakkan dapat mewujudkan kemajuan sekolah ini. Tanpa dukungan Bapak, apalah artinya kami. Salam sukses selalu. Penulis menyadari jika dalam buku kecil ini mempunyai kekurangan. Meski begitu cukup berharga bagi kami karena berupa pengalaman tak terlupakan di masa pandemi kami harus terus eksis dalam pembelajaran, meski kondisi para siswa kurang mendukung dengan berbagai alasan. Semoga sedikit menghibur dan bermanfaat bagi pembaca. Bila ada kekurangan dalam buku ini, kami siap menerima kritik dan saran yang membangun. Agar buku ini menjadi sempurna. Meski kesempurnaan itu hanya milik Allah. Wassalamualaikum, Tim Penulis

~~ “FIRA’S CURIOSITY TOWARDS NATIONAL ASESMENT” Oleh: Listya dewi Damajanti, S.Pd., M.M Meski belum siang benar, udara terasa kering , sekering tenggorokan setelah mengikuti PTM terbatas, Fira cepat-cepat menghubungi kakaknya untuk menjemputnya di sekolah. “Kak, cepat jemput aku, haus nih Kak.” Sabil si kakak menjawab bahwa dia sudah berada di gerbang sekolah siap menjemput si adik. Dua menit kemudian Fira sudah berada di goncengan motor kak Sabil. “Fir, kalau haus kita beli es dulu, es oyen enak nih untuk melepas dahaga.” Fira mengomentari ide sang kakak” Great idea, tapi tadi sudah dipesan Wali kelasku untuk langsung pulang dan tidak boleh mampir untuk beli makanan dan minuman untuk menghindari penularan virus Kak”. Kak Sabil tersenyum kecewa “ Baiklah klo begitu kita langsung pulang aja deh, kita minum di rumah dan makan masakan ibu,ibu sudah memasak pepes ikan kesukaan kita Fir. “ Ahamdulillah, perutku juga lumayan keroncongan Kak,”. Setelah sampai rumah, Fira langsung menyemprot sepatu,baju dan tas dengan desinfektan. Baju yang telah dipakai langsung diletkkan ke dalam mesin cuci.Setelah itu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Setelah mandi Fira langsung menuju lemari es , mengambil air es dan menuju meja makan untuk menyantap pepes ikan masakan ibu. Setelah makan minum tidak lupa mencuci piring dan gelas yang sudah dipakai . Setelah adzan Duhur, Fira membuka HP melihat pesan di grup yang disampaikan oleh gurunya. Materi pelajaran Bahsa Inggris untuk besok lusa sudah dishare oleh Bu Sandra, Fira mempelajari materi tersebut dan memperdalam materi tersebut dengan membuka Mbah Google dan buku Latihan Bahasa Inggris yang telah ia beli di toko buku. Materi lumayan mudah, tentang Giving Instruction. Fira pun mencoba mendebgarkan dan mengamati dialog tentang Giving Instruction tidak lupa latihan soal yang ada dalam buku tersebut. Fira ingat

~~ selalu pesan Bu Sandra ‘Practice make perfect” karena itu berlatih percakapan Bahasa Inggrispun ia geluti dengan tekun, bermimpi suatu hari nanti akan menjadi juru bicara Kepresidenan. Tiba-tiba ia ingat pesan Bu Sandra wali kelasnya bahwa sebagai siswa kelas 8 SMP harus siap mengikuti Asesmen Nasional dan dia tadi belum seberapa paham dengan Asesmen Nasional.Dia pun bergegas ke kamar si kakak. “ Kak Sabil, tadi Bu Sandra bilang bahwa kelas 8 harus siap mengikuti Asesmen Nasional Kak, Fira belum paham Kak, dan Fira ingin melewati kegiatan itu dengan baik Kak”. Sabil yang sedang mengerjakan skripsinya dengan sabar merespon pertanyaan si adik “ Kak Sabil juga belum paham, bagimana kalau kita googling dulu Fir, kemudian kita bisa diskusi bareng, menyesuaikan apa yang disampaikan oleh Bu Sandra dan apa yang ada di google.” Fira yang selalu ingin tau dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh gurunya dengan cepat menyetujui ide sang kaka” Ok deh Kak, pakai laptop aku saja Kak, karena laptop Kakak kan dipakai mengerjakan skripsi” Sabil menjawab dengan lembut” Ok adikku sayang, mari kita googling dan temukan apa sih Asesmen Nasional itu, biar kamu nanti tidur siang tidak mengigau tentang Asesmen Nasional, karena kakak tau ,rasa ingin tahumu selalu besar dan kamu ingin selalu melaksanakan apa yang dipeeintahkan oleh gurumu” Fira tertawa kecil mendengar ucapan sang kakak “ Kakak ini ada ada saja, mana pernah aku mengigau Kak Sabil, aku hanya mengigau kalau aku terlmabat sholat, rasanya seperti dikejar ribuan belalang hihihihi.” Dengan cepat Kak Sabil menemukan artikel tetntang Asesmen Nasional” Fir, ini lo kata Mbah GoogleAsesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar..” Fira manggut-manggut sambil membaca informasi dari Mbah Google, iapun mengernyitkan dahi sembari bertanya kepada Sang kakak” Apa Asesmen ini menetukan kelulusan ya Kak” Sang kakakpun menjawab keresahan sang adik “ disini disebutkan kalau Asesmen Nasional tidak menentukankelulusan Fir,Asesmen Nasional diberikan pada murid bukan di akhir jenjang satuan pendidikan,.Asesmen Nasional juga tidak digunakan untuk menilai peserta didik yang menjadi peserta asesmen. Hasil Asesmen Nasional tidak akan memuat skor atau nilai peserta didik secara individual.” “ Hemmm begitu ya

~~ Kak, apakah semua siswa akan jadi peserta ya Kak?” tanya si adik.”Tidak Fir.” jawab si Kakak” Disini disebutkan untuk siswa SMP hanya 45 siswa sebagai sampel yang mewakili populasi siswa di sekolah tersebut Asesmen Nasional merupakan cara memotret dan memetakan mutu sekolah dan sitem pendidikan secara keseluruhan,Informasi dari peserta didik, guru dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan, begitu adikku cantik, baik hati , rajin dan tidak sombong” Fira yang mendengarkan penjelasan dari kakaknya terlihat lega “ Alhamdulillah Kak, agak paham sedikit tentang Asesmen Nasional, terimakasih ya Kak Sabil sayang, Fira doakan skripsinya segera selesai dan dapat nilai A,aamiin” Sabil menjawab dengan ramah” Aamiin adikku sayang, terimakasih sudah mendokan Kakak sabil, tapi untuk lebih jelasnya Fira tanya ke Bu Sandra ya tentang Asesmen Nasional itu, pasti Bu Sandra akan dengan senang hati menjawab pertanyaan dari siswa sepertimu adikku sayang” . Fira mengangguk dan pamit pada Kak Sabil untuk mengerjakan tugas dari sekolah. Di benaknya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan pyang akan disampaikan ke Bu Sandra besok, dia berharap akan menjadi peserta Asesmen Nasional yang akan membawa kebaikan buat sekolah tercintanya.

~~ GENERASI EMAS WUJUTKAN CITA-CITA BANGSAKU \" Gelorakan Literasi Numerisasi, Wujudkan Profil Pelajar Pancasila\" Generasi Emas Surabaya (Oleh: Dra. Naning Utami, M.M) Generasi emas adalah generasi yang memiliki integritas yang baik, karakter sebagai bangsa Indonesia dan kompeten di bidangnya. Mereka mudah beradaptasi dengan perubahan dan mampu menggunakan kemajuan teknologi digital. (infografis.com) Pengertian ini saya ambil untuk memudahkan pemehaman tentang maksud yang akan saya uraikan dalam cerita ini.Saya sebagai seorang guru yang sudah mengalami berbagai generasi, masih merasa kurang bila mendengar ada para alumnus yang belum sukses. Sukses yang saya maksudkan, belum mendapat pekerjaan yang mapan, nyaman dan mencukupi diri sendiri maupun keluarganya. Dalam hati bertanya-tanya apa yang kurang saya sampaikan kepada para siswa? Ketika mereka belajar seolah semua sudah memahami pembelajaran saya, nilai juga tidak kurang. Apakah lingkungan tinggal mereka? Kondisi keluarganya kurang mendukung? Ahh semua itu menjadi masalah yang kompleks. Yang paling mudah saya lakukan adalah mendoakan mereka agar ada perubahan membaik. Sejak saya masuk kota Surabaya, sudah memiliki motivasi yang kuat bahwa suatu saat apa yang saya inginkan akan terwujut. Alhamdulillah, alhamdulillah saya hanya dapat bersyukur atas karunia Allah yang luar biasa pada diri saya dan keluarga yang sampai saat ini masih eksis mengajar dalam kondisi sehat wal afiat. Karena saya dari kondisi keluarga pas pasan, tekat belajar begitu besar untuk sukses. Mulai masuk Kota Surabaya berbekal Sarjana Muda Pendidikan, saya mengajar di SMP Santo Yosef. Setahun kemudian melanjutkan kuliah S1. Lulus Sarjana Pendidikan saya daftar PNS. Alhamdulillah sekali ikut tes dapat masuk. SK tetap ditempatkan di SMP Santo Yosef sebagai guru DPK. Sungguh menyenangkan mengajar di tempat itu, meski berbeda agama, saya mudah menyesuaikan diri. Dalam hal agama tetap berpendirian kuat, kita saling menghormati antar agama, tetap dapat bekerja sama hidup rukun berdampingan. Tekat saya mengajar, mendidik putra bangsa karena Allah.

~~ Tahun 1989 saya menikah. Dalam pernikahan ini saya dikaruniai 2 orang anak, putra dan putri. Kemudian saya melanjutkan kuliah S2. Hal di atas adalah yang sudah saya lakukan. Saya berharap dalam pembelajaran dengan para siswa semua memiliki motivasi yang kuat dalam menggapai cita-cita mereka, apalagi kondisi ekonomi keluarga mereka mendukung untuk belajar, bersekolah yang lebih tinggi tanpa adanya rintangan beaya sekolah. Seharusnya anak-anak sekarang lebih berbahagia berada di lingkungan keluarga yang berkecukupan. Kami para gurupun siap mengasah untuk menjadikan lebih tajam dalam berilmu. Generasi saat ini adalah genarasi emas yang perlu dipersiapkan menjelang 10-20 tahun mendatang Indonesia Emas yang dapat diandalkan menghadapi kancah pergulatan dunia di segala bidang. Terutama di bidang Teknologi dan informasi. Harapan saya ini sungguh tertumpu padi siswa yang benar-benar mau maju baik untuk diri sendiri maupun bangsa Indonesia. Siswa yang berkeinginan maju tampak dari usaha belajarnya. Mereka sangat sayang meninggalkan pelajaran. Kondisi saat ini pandemi. Tetapi mereka yang serius terus mengikuti baik pembelajaran daring maupun luring, terus tampak semangatnya. Para siswa semacam inilah yang dapat diandalkan untuk menjadi pelajar Pancasila. Surabaya Kota Pendidikan Surabaya adalah ibukota kedua setelah Jakarta. Surabaya juga terkenal kota bisnis, industri. Saat ini mendapat tambahan lagi sebagai kota Pendidikan. Tentu tidak kalah dengan Jogjakarta yang terkenal sebagai kota pelajar. Sebutan kota pendidikan di sini berarti sarana pendidikan dari awal Paud, TK, SD, SMP, SMA, Universitas semua ada dan bermutu luar biasa. Surabaya ini benar-benar siap menghadapi era baru dalam mengisi kemerdekaan. Tidak hanya sarana sekolah saja yang disiapkan oleh Wali kota, tetapi juga tempat bermain, olah raga, kesenian semua sudah disaranai, tinggal kita mengolah para siswa untuk mempersiapkan ke jenjang lebih tinggi dan lebih bermutu sesuai minat, hobby para siswa. Guru : Semangat pagi, Hallooo para siswa mana semangatmu? Siswa : Semangat pagi Ibuu, kami terus semangat dalam belajar, mencari ilmu ke sekolah. Guru : Apa buktinya kalau kau semangat belajar? Siswa : Kami selalu hadir tepat waktu, tidak pernah terlambat Bu. Ini wujut disiplin kami. Guru : Apakah cukup dengan datang pagi saja semangat belajarmu?

~~ Siswa : Tidak Bu, kami selalu mengikuti pelajaran dengan baik dan mendapat nilai baik pula. Kami selalu semangat ke sekolah, dapat teman banyak bergurau, dan belajar bersama teman dan ibu, bapak guru. Guru : Baiklah, semangatmu perlu terus dipupuk dan buktikan cita-citamu dapat tercapai. Kita wajib bangga menjadi warga Surabaya, karena berbagai sarana pendidikan sudah disiapkan olah pemerintah kota. Mulai dari Pendidikan, kesehatan, hiburan, tempat olahraga. Jalan-jalan kota maupun pelosok sudah disiapkan rapi dan nyaman digunakan. Ayo sebagai warga Surabaya kita mengisi dengan hal-hal positif yang menunjang keberhasilan pendidikan anak-anak kita demi masa mendatang. Banyak pelajar datang ke Surabaya dari berbagai kota di Indonesia demi menempuh pendidikan lebih lanjut, maju dan berharap pekerjaan yang mudah diperoleh karena pendidikan yang sudah maju. Anda tahu? Surabaya adalah kota percontohan pendidikan Indonesia dari segi sarana prasarana maupun mutu. Inilah yang menjadikan pelajar dari daerah lain berlomba mendapatkan pendidikan terbaik di kota tercinta ini. Bila seseorang sudah memiliki mutu yang baik, in sya allah pekerjaan akan mencarinya. Tidak perlu anda mencari pekerjaan tetapi dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Apalagi kalau modal sudah dimiliki, dukungan keluarga juga ada motivasi sudah punya. Hmm inilah yang diidamkan setiap orang. Dedikasi untuk Surabaya Saya sebagai guru yang setia mengabdi negara selama 35 tahun telah meraih hasil dari kerja keras membimbing para siswa dengan masukan kemampuan kurang, sedang, cerdas dapat mewujudkan para siswa tersebut setiap tahun dapat lulus mencapai nilai yang baik, memuaskan. Mereka dapat sekolah ke tingkat yang lebih tinggi dengan mudah. Tentu saja dedikasi yang kita lakukan tidak tanggung-tanggung, harus sepenuhnya. Perjuangan tanpa pamrih. Rasa lega dan puas bila para siswa kita dapat meraih cita- citanya pertahap yang harus dilaluinya. Contoh yang mudah kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengarahkan para siswa hidup bersih, bebas sampah. Kalaupun belum bebas sampah ya mengajak para siswa untuk pilah sampah. Pilah sampah ini bertujuan hidup bersih dan bebas dari sampah. Karena sampah dapat digunakan baik sampah organik maupun sampah anorganik semua berguna. Contoh lain pemakaian tumbler, tempat makan yang setiap hari kita gunakan, supaya hemat dan tidak menambah sampah di sekitar kita. Ayo kita biasakan hidup bersih. Semua merupakan tanggung jawab setiap individu. Bukannya bersih pangkal

~~ sehat. Masih banyak lagi yang dapat kita lakukan untuk kota tercinta Surabaya agar terus menjadi kota percontohan di segala bidang. Menggapai Cita-cita Setiap siswa pasti memiliki cita-cita. Sebagaimana kita (guru) juga mempunyai cita-cita yang ingin kita wujutkan dalam kehidupan sehari-hari. Cita-cita bagi siswa harus dikejar agar yang suatu saat terwujut. Semua yang diinginkan itu harus ada usaha untuk mewujutkannya. Usaha yang harus dilakukan antara lain minat, semangat yang kuat untuk belajar dengan senang. Senang membaca terutama agar kita tahu kehebatan negara lain. Melalui membaca kita memiliki banyak pengetahuan, pengalaman yang dapat diterapkan dalam keseharian. Cita-cita pada anak harus ditanamkan sejak dini. Mengapa harus punya cita-cita. Karena cita-cita adalah tujuan. Tujuan hidup yang harus diraih untuk kehidupan yang lebih nyaman menyenangkan. Contoh di dalam keluarga kita, selalu ditanya anak yang masih balita, Nak besuk besar ingin menjadi apa? Kemudian anak menjawab : ingin menjadi dokter, masinis atau jawaban lainnya. Seperti ini sebetulnya sudah menanamkan cita-cita pada anak, sehingga anak memiliki gambaran suatu saat nanti ia akan menjadi dokter atau yang lainnya. Kita sebagai orang tua tinggal mengarahkan keinginan anak tersebut, dan mengarahkan usaha yang harus ditempuh si anak. Sehingga keinginananya tercapai. Dalam usaha mengarahkan keinginan anak tentu juga harus mengajari gemar membaca, berhitung. Sebaiknya juga membuatkan sudut baca anak sekaligus Pustaka rumah. Sarana prasarana di rumah dilengkapi tentu anak akan betah di rumah. Bukan berarti anak tidak boleh keluar rumah, tetapi kalau semua sudah tersedia dan ada perhatian yang baik dari orang tua dia akan menjadi anak baik. Pelajaran agama sudah seharusnya diajarkan orang tua, agar anak mengerti berketuhanan. Sosialisasi dengan teman wajib kita ajarkan tentang etika berteman. Bagaimana cara anak dapat memiliki banyak teman dan bergaul yang etis. Anak juga perlu diajari dapat memimpin sejak diri, agar terbiasa tampil menjadi pemimpin bila dia dibutuhkan. Cita-cita akan terwujut bila motivasi belajar anak tinggi ada kemauan yang kuat dan dukungan dari orangtua. Kita sebagai orang tua tidak perlu terus mendikte anak. Tetapi yang mereka butuhkan adalah contoh tingkah laku sehari-hari kita. Misal : Ayoo Nak solat, sementara orang tua tidak melakukannya. Bagaimana anak dapat percaya pada orang tua kalau sekedar bicara, tidak ada bukti yang dilakukan. Kerja keras, belajar keras juga sulit terwujut bila tidak ada contoh nyata dari orang tua maupun orang-orang yang ada di sekitarnya.

~~ Mari kita wujutkan generasi emas kita dengan berkolaborasi antar orang tua, sekolah dan masyarakat sekitar tempat tinggal kita. Bila ada kemauan pasti ada jalan menuju sukses. Generasi emas kita adalah generasi Indonesia maju.

~~ Usaha Tidak Menghianati Hasil (oleh: Mahasiswa PPL Bin) Aku lahir di keluarga yang serba berkecukupan. Dari kecil aku selalu berkata bahwa aku ingin sekali menjadi polisi. Aku anak tunggal dengan ayah yang bekerja sebagai polisi. Mungkin itu adalah salah satu alasanku untuk menjadi polisi, Bahkan aku selalu masuk 3 besar di kelas. Ambisiku untuk meraih cita-citaku sangat besar. Aku tidak pernah lelah untuk selalu belajar dan melatih fisikku setiap hari. Setelah aku lulus di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), aku sangat optimis bahwa aku akan masuk polisi. Aku sudah mendaftarkan diri, kemudian aku menjalani tes yang sudah menjadi tantanganku. Aku merasa sangat optimis karena aku sudah belajar dan juga menyiapkan fisikku dengan baik. Ternyata dugaanku salah. Setelah aku menjalani salah satu tes yang memang wajib dijalani ini, aku mengalami ke gagalan. Awalnya aku sangat putus asa. Karena harapanku terlalu besar. Aku tidak menyerah begitu saja. Aku mencoba bangkit dengan menuruti apa kata Ayah dan ibu. “Nak, lebih baik kamu kuliah saja dulu, sambil menunggu pendaftarannya lagi” “Ayah saranin untuk melanjutkan kuliah di ilmu komunikasi saja nak” Akhirnya aku menuruti kata orang tuaku. Sembari aku menunggu pendaftaran yang berikutnya, aku memfokuskan diri untuk mencari ilmu untuk bekal masa depanku kelak. Tetapi aku juga tidak lupa untuk selalu belajar pada kesalahanku sebelumnya. Setiap hari aku masih menyempatkan latihan fisik ditengah kesibukanku mengerjakan tugas kuliah. Saat semester 2 aku mencoba untuk mendaftar kembali untuk yang ke-2 kalinya. Aku tidak mengajukan cuti. Karena menurut Ayah itu hanya akan membuang waktuku saja. Sehingga aku mendaftar dan juga mengikuti perkuliahan. Aku sudah berbicara dengan dosen pembimbing akademik (DPA), dan beliau telah menyetujui keinginanku. “Iya nak, semoga kamu dilancarkan saat menjalani tes dan semoga keinginan kamu tercapai.”

~~ Itu adalah kalimat yang membuat hatiku sangat bergembira. Bagaimana tidak dosenku mengijinkan aku untuk mengikuti pendaftaran itu. Setelah beberapa tes ku lewati. Aku sangat optimis jika aku akan masuk kepolisian tahun ini. Tetapi Tuhan berkehendak lain, aku gagal lagi. Sebenarnya aku ingin menyudahi perjuanganku ini, tetapi Ayah tidak pernah menyetujui keputus asaanku. Akhirnya aku tetap melanjutkan belajarku di universitas sebagai mahasiswa. Aku berpikir jika ini adalah kesempatan terakhirku. Jadi aku tidak akan berharap lebih atas apa yang nanti terjadi. Padahal aku sudah berusaha dengan sekuat tenanga untuk mencapai apa yang aku inginkan. Dan aku tidak pernah lepas dari dukungan semua orang disekelilingku. Aku memutuskan bahwa ini terakhir kali aku akan mendaftar. Setelah itu aku tidak akan memperjuangkan cita-citaku yang sejak kecil aku dambakan. Kemudian di semester selanjutnya atau semester 3. Aku mendaftar untuk yang terakhir kali. Aku berpikir jika memang ini adalah takdirku aku tidak akan menyesalinya. Kemudian aku mendaftar kembali dan meminta ijin kepada Dosen Pembimbing Akademik (DPA). Alhamdulillah beliau menyetujuinya. Aku berjuang semampuku saat ini. Aku tidak akan memaksakan kehendak Tuhan jika ini memang yang terbaik. Dan ya aku gagal lagi. Saat ini aku sangat terpukul dengan hasil yang aku dapatkan, karena hanya sisa 1 saja tes seleksi yang harus kujalani, begitu aku terpilih aku yakin akan lulus. Lagi-lagi Tuhan berkehendak lain. Tetapi ayah selalu berkata bahwa aku bisa. Kemudian ayah menyarankan untuk melanjutkan saja kuliahku ini untuk menjadi sarjana. Setelah aku lulus sarjana ternyata ada pendaftaran yang dibuka untuk polisi yang sudah mempunyai gelar sarjana seperti aku. Dan ya tentu saja aku senang membaca informasi itu. Kemudian aku mendaftar untuk yang terakhir kalinya. Karena umurku sudah habis. Saat ini umurku 25 tahun. Kesempatanku sudah tinggal ini saja. Saat aku mendaftar dan menjalani tes seperti biasa. Alhamdulillah aku lolos. Dan sekarang aku sudah menjadi kebanggaan orang tuaku dan telah mewujudkan cita- citaku. ****

~~ Puisi Alarm Ring ring ding dong Ohh maaf tugasmu sia sia Setiap hari sudah berusaha Tapi aku tak ingin bersua Ring ring Suaramu melengking nyaring Telingaku kecil terlungkup katup Sedih tapi tidak berkasih Ding dong Kubawakan mimpi yang aku erami Melupakan mimpi yang harus dijalani Berkata ayo tapi tubuh ini loyo ----------------------------------------------------- Pergi sekolah Irama bantal dan guling memeluk syair Seruling kasur yang syahdu mengalir sendu Hahh.. Nyanyian ibu kini membawaku paksa Tendengarkan melodi gayung bersahut mesra Yahh begini hari-hariku Dihantam meriam diguyur hujan Hati gelisah bak undian berhadiah Tabah dan pasrah Semangat diriku yang malas Bergerak badanku yang lemas Mari bekerja sama Berjalan hingga gedung ternama

~~ Menggapai Cita-cita Dayu Oleh: Ruhana Tri Amini Tempat, tanggal lahir : Bojonegoro, 16 Juli 1971 Alkisah ada seorang anak yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu bernama Dayu. Dayu adalah seorang siswa yang sangat pandai di kalangan sekolahnya. Ia selalu menjadi juara utama di sekolah. Dayu merupakan siswa yang mudah bergaul, baik serta ramah kepada siapapun. Ia mempunyai cita-cita menjadi seorang dosen di salah satu universitas negeri yang ada di Indonesia. Karena ia ingin mencapai cita-citanya akhirnya Dayu berusaha untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia berusaha melalui program beasiswa yang disediakan di kota tersebut. Ia bersusah payah dalam mengerjakan tes yang diselenggarakan oleh universitas yang ia tujuh. Hasil tes yang dilakukan Dayu lolos dan berhasil diterima di universitas yang ia inginkan. Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil selagi mau berusaha dan berdoa pasti ada jalan. Itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Dayu semasa ia menempuh pendidikan. Dengan keteguhan Dayu ia mampu menyelesaikan program studinya di universitas yang dia impikan dan lulus menjadi mahasiswa terbaik di kampus tersebut. Keluarga Dayu dan orang-orang terdekat sangat bangga terhadap Dayu atas apa yang telah dia raih. Setelah ia lulus dari universitasnya Dayu melanjutkan perjalanan hidupnya dengan bekerja sebagai pebisnis terbesar di kotanya, dan Dayu pun hidup dengan mapan, harmonis, bahagia bersama keluarganya. Dayu telah berhasil mewujudkan cita-citanya dengan sangat luar biasa. Beberapa tahun kemudian datanglah saudara Dayu yang dulu pernah menghina, mengejek keluarga Dayu yang menyumpahkan bahwa dirinya tidak akan sukses dan berhasil di dunia pendidikan maupun pekerjaan. Namun kuasa

~~ Tuhan tidak berhenti pada titik tersebut, Dayu pun tak pernah putus asa dalam berusaha, semakin dirinya dihina semakin keras perjuangan yang Dayu lakukan untuk dirinya dan keluarganya. Lambat tahun seluruh saudara Dayu datang dengan bergantian kepada keluarga Dayu dengan mengharapkan Dayu akan membantu mereka yang kesusahan. Mereka juga telah mengakui Dayu adalah saudara yang sedarah, sebelumnya mereka tidak ingin mengakui karna Dayu paling miskin di antara keluarganya. Namun sekarang Dayu lah yang paling kaya di antara keluarganya. Dayu dapat membantu adik-adik saudaranya untuk melanjutkan sekolahnya, memberikan peluang pekerjaan kepada paman dan bibinya yang sedang membutuhkan pekerjaan. Dayu tak ada rasa dendam ingin membalas perlakuan mereka sama sekali, dalam hati Dayu ia hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat dan berguna bagi siapa pun tak melainkan dari saudara dekatnya. Saudara Dayu sangat merasa malu dan bersalah atas perlakuan di masa lalunya kepada keluarga Dayu. Mereka tidak menyangka bahwa Dayu akan bisa se-sukses yang diluar dugaan mereka semua. Dayu sangat bangga dan bahagia terhadap dirinya dan orang tuanya yang telah mendidik Dayu dengan rasa rendah hati, tidak balas dendam terhadap siapapun, dan tidak sombong. Telah berhasil seorang orang tua Dayu yang mendidik dengan sikap dan tabiat yang sangat luar biasa baiknya. Atas semua kejadian itu saudara Dayu menjadi berfikir bahwa tidak ada yang menetap semua akan bergantian pada masanya. Dan mereka pun kembali hidup damai dan bahagia.

~~ HIDUPKU UNTUK PENDIDIKAN Oleh: Lilik Moertiningsih, S.Pd. “Apa cita-citamu nanti, nak?” kata ibuku waktu aku masih kecil. “Guru TK “ ,jawabku. Entah apa yang ada dipikranku sejak kecil seolah sudah tahu apa yang terjadi pada masa sekarang . Dan setiap kali pertanyaan itu datang dari orang lain jawabanku tetap sama yaitu menjadi guru TK. Mungkin waktu itu aku terinspirasi dari guruku TK yang setiap kali beliau mengajar selalu memakai pakaian rapi,selalu tersenyum dan sabar kepada siswanya. Dan setiap minggu selalu ada kegiatan makan-makan . lambat laun cita-cita itu mulai pudar tapi masih ada keingin kecil untuk mewujutkannya. masa-masa sekolah dasar kulalui dengan sewajarnya walaupun sejak aku kecil sering sakit-sakitan dan harus banyak istirahat sehingga setiap kali masuk aku selalu dirindukan teman-temanku. Bahkan untuk pelajaran olah raga saja tidak diizinkan oleh orang tua. Saat keluar rumah pun harus dibatasi . bukan apa-apa .Hal ini dikarenakan saat aku keluar dan terkena angina badanku menjadi panas sehingga untuk melihat luar harus melihat lewat jendela. Dan waktu SD pun aku bukan tergolong siswa yang pandai bahkan bias dibilang pas-pasan. Menjelang SMP kondisi badanku sudah mulai membaik. Sudah diperbolehkan olah raga dan sudah stop untuk minum obat. Hanya saja aku masih tidak diperbolehkan untuk olah raga renang. Sampai jenjang SMA kondisiku semakin membaik. Waktu itu banyak orang berfikir untuk mencari pekerjaan lebih gampang menjadi pegawai negeri. Aku pun mulai berfikir benarkah pekerjaan menjadi PNS adalah pekerjaan yang enak?Gambaran menjadi PNS mulai terngiang-ngiang di pikiranku. Bagiku apakah tidak menjadi PNS akan gagal dalam dalam kehidupan? Lulus dari SMA aku bingung mau melanjutkan kemana? Ibuku menyarankan agar anaknya yang perempuan untuk melanjutkan ke keguruan atau menjadi guru. Menurut beliau (ibuku) menjadi guru mudah untuk mencari

~~ pekerjaan . Selain itu, menjadi guru waktu bekerjanya hanya setengah hari dan sisa waktunya digunakan untuk keluarga. Akhirnya aku pun memilih berkuliah di keguruan. lagi –lagi untuk memilih universitas pun aku tidak punya gambaran . Bagiku pilhannya hanya ada 2 yaitu Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Dan pilihanku jatuh ke Universitas Muhammadiyah Surabaya. Walaupun aku termasuk mahasiswa murni tapi Universitas Muhammadiyah Surabaya waktu itu masih jadi satu dengan SMA Muhammadiyah Surabaya sehingga kuliahnya masuk sore. Untuk memilih jurusan waktu kuliah aku masih bingung. Inginku waktu itu mengambil jurusan PKN namun waktu aku sampai rumah malah dimarahi ibu. Beliau berkata,”Buat apa kamu mengambil jurusan PKN? susah untuk mencari pekerjaan.” Akhirnya aku kembali ke secretariat untuk pindah jurusan ke Bahasa Indonesia. Dalam bayanganku waktu mengambil jurusan itu yang akan dipelajari adalah mengupas pelajaran dari semua materi yang ada di buku tersebut. Tetapi ternyata beda malah mengupas ilmu-ilmu kebahasaan dan ilmu lingistik yang sebenarnya aku juga agak bingung dan nggak faham. Karena aku berkuliah di Universitas Muhammadiyah otomatis selain mata pelajaran yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia juga ada materi Bahasa Inggris,Bahasa Kawi dan materi yang berkaitan dengan keagamaan yaitu Tauhid,Kemuhammadiyahan, Al-Islam. Aku menempung kuliah empat tahun lebih yaitu tahun 1991 sampai 1996. menjelang dua bulan mau wisuda aku mendapat info bahwa di SMPku sekarang ini membutuhkan guru Bahasa Indonesia. Aku pun melamar ke sana. tahun 1996 keadaan jalan menuju sekolah itu masih berdebu dan belum tersentuh aspal bahkan di kanan kiri sekolah masi ada sawah penduduk. Sampai di jalan depan kucoba bertanya pada seseorang di mana letak sekolah tersebut. Tapi jawaban apa yang kudapat “tidak tahu” . Tapi aku yakin bahwa lokasi solah itu tidak salah . Singkat kata aku pun diterima di sekolah tersebut. Mulai dari guru GTT,guru bantu sampai akhirnya diangkat menjadi PNS sampai sekarang . Dalam hati kecilku memang terkadang cita-cita sejak kecil bias menjadi kenyataan walaupun dulunya pingin menjadi guru TK tetapi faktanya sekarang menjadi guru SMP namun selalu aku syukuri setiap doa dan haran orang tua tidak akan salah dan menjerumuskan anak.

~~ WAWASAN : Surabaya Kota Ku Oleh: Dra. Joeni Mariasih (Guru BIN) Seperti yang kita ketahui bahwa Kota Jogja memiliki julukan sebagai “Kota Pelajar”. Namun ternyata Surabaya juga memiliki Julukan yaitu “Kota Pendidikan”. Disebut sebagai “Kota Pendidikan” karena para pelajar di Kota Pahlawan ini dikenal amat jarang terdengar adanya kasus tawuran. Pemerintah Kota juga cukup perhatian tentang perkembangan dunia pendididkan. Di antaranya adalah dengan pagelaran program Adisiswa Fiesta. Program ini adalah ajang bagi para pelajar mengembangkan prestasi terbaiknya. Di Surabaya juga terdapat banyak perguruan tinggi yang diperhitungkan, seperti Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag), Unesa,dan Kampus-kampus lainnya, seperti Universitas Surabaya (Ubaya). Kota Surabaya juga cukup ramah anak. Banyak lokasi untuk anak-anak mengembangkan potensinya. Pemerintah membuat tempat-tempat tersebut agar anak- anak lebih bergairah untuk belajar dan lebih bersemangat untuk belajar. Contohnya seperti Monumen Kapal Selam Banyak keluarga mengunjungi lokasi ini, sembari mengenalkan pada anak terhadap sejarah patriotisme perjuangan bangsa, dan keindahantata lingkungan. Di Taman Bungkul, sisi plus ketimbang taman lainnya adalah ziarah spiritual, yaitu Mbah Bungkul. Ini artinya, Kota Surabaya amat ramah anak. Dengan memanjakan mereka dengan ragam fasilitas yang merangsang potensi otak kanan dan otak kiri. Dan juga ada Taman Surya yang terletak didepan Balaikota. Di sini, hampir

~~ setiap hari kita dapati anak-anak bebas bermain. Bebas berekspresi. Menjadikan jarak antara anak dan pemimpinnya tanpa sekat jarak yang berarti. Jelas, taman ini merupakan keunggulantersendiri bagi Kota Surabaya dibanding kota-kota lain yang masih terkesan angker di mata anak. Ngomong-ngomong soal pendidikan Kota Surabaya memiliki Universitas Negeri terbanyak di Indonesia. Kebanyakan orang-orang hanya mengetahui UNAIR (Universitas Airlangga) dan ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) sebagai Universitas Negeri yang ada disurabaya. Namun ternyata tidak hanya itu saja Universitas Negeri di Surabaya. Berikut ini adalah beberapa Universitas Negeri lainnya yang ada di Surabaya: 1. ITS (Instutut Teknologi Sepuluh November) Banyak orang menyangka dan salah kaprah bahwa, kepanjangan dari ITS adalah Institut Tekonologi Surabaya. Padahal kepanjangan dari ITS adalah Institut tekonologi SepuluhNovember . Berdirinya ITS tak luput dari hasil pemikiran dr. Angka Nitisastro, seorang dokter umum, bersama dengan insinyur-insinyur PII cabang Jawa Timur. Ide itu muncul pada waktu Konferensi PII di Bogor Pada tahun 1954. Mereka memutuskan untuk mewujudkan berdirinya sebuah Yayasan Perguruan Tinggi Teknik. Pada 17 Agustus 1957, resmi berdiri YPTT (Yayasan Perguruan Tinggi Teknik) di Surabaya. Dan pada 10 November 1957, Presiden Ir. Soekarno meresmikan berdirinya Perguruan Tinggi Teknik 10 November. Baru pada tanggal 3 November 1960, berubah namanya menjadi yang kita kenal sekarang yakni, Institut Teknik 10 November. 2. UNAIR (Universitas Airlangga) Pemerintah Republik Indonesia baru resmi membuka Universitas Airlangga Surabaya yang merupakan lembaga pendidikan tinggi pertama di kawasan timur Indonesia pada tahun 1954. Peresmian Universitas Airlangga dilakukan oleh Presiden RI pertama. saat ini Universitas Airlangga dengan tiga belas fakultas dan satu program pascasarjana dan memiliki 127 program studi (prodi) dari berbagai jenjang,

~~ meliputi program akademik, vokasi, dan spesialis, yang mampu melayani lebih dari 20.000 mahasiswa. 3. UNESA (Universitas Negeri Surabaya) IKIP Surabaya yang dimulai sekitar tahun 1950. Berawal dari kursus B-I dan B- II bidang Ilmu Kimia dan Ilmu Pasti yang memanfaatkan sarana dan prasarana berupa ruang kelas dan laboratorium dari pendidikan Belanda, Hoogere Burger Schol (HBS). Kursus-kursus tersebut diselenggarakan di Surabaya untuk memenuhi kebutuhan tenagaguru setingkat SLTP dan SLTA. Untuk menghilangkan dualisme kursus B-I dan B-II dengan lulusan yang tidak bergelar,dan FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) yang menghasilkan lulusan bergelar, dengan Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, kedua kursus tersebut diintegrasikan ke dalam FKIP yang mencetak guru sekolah lanjutan. Kemudian, berdasarkan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan nomor 182/1964 tertanggal 19 Desember 1964, secara resmi IKIP Surabaya berdiri sendiri dengan pimpinan suatu presidium Tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal kelahiran IKIP Surabaya yang setiap tahun diperingati sebagai dies natalis IKIP Surabaya. Pada tahun 1964, IKIP Surabaya mempunyai lima fakultas, yaitu FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan), FKIS (Fakultas Keguruan Ilmu Sosial), FKSS (Fakultas Keguruan Sastra Seni), FKIE (Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta), dan FKIT(Fakultas Keguruan Ilmu Teknik). Seiring berjalannya waktu, karena perluasan mandat (wider mandate), IKIP Surabaya berubah menjadi UNESA (Universitas Negeri Surabaya) berdasarkan SK Presiden R.I.nomor 93/1999 tertanggal 4 Agustus 1999. 4. UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel) 5. PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) 6. PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) Itu Tadi adalah beberapa Universitas Negeri di Surabaya . Dan itu dia beberapa Univrsitas dan Tempat-tempat yang membuat Surabaya memiliki julukan sebeagi “Kota Pendidikan”.

~~ Cinta dan Cita Seorang Guru merupakan catatan kecil dari seorang calon guru penggerak Angkatan 2 kota Surabaya. Setelah mengikuti pelatihan dan Pendidikan menyelesaikan modul modul pada LMS pendampingan dari instruktur, fasilitator dan pendamping/ pengajar praktik, CGP ini ingin menghasilkan sebuah karya tulis yang nantinya bisa digelar pada lomba Hari Guru Nasional, sehingga catatan ini bisa turut andil dalam kegiatan tersebut. Tentang motivasi mengikuti tes CGP tantangan saat menyelesaikan tes ecara berkala, berbagi tips baik agar lulus menjadi calon guru penggerak dan kegiatan selama Pendidikan dan Pelatihan serta berbagi ilmu yang diperoleh mewarnai catatan ini.. Semua ilmu yang didapat sebagai rasa cinta dan meraih citanya menuntun generasi emas menyonsong masa depan yang gemilang Siti Maftuhatin “Guru Penggerak”, yach kata itu ngga pernah terpikir sebelumnya. program yang diprakarsai Mas Menteri pendidikan ini, sempat membuatku penasaran dan mengantarkanku untuk googling di internet. Program yang bagus sekaligus terobosan yang baru untuk dunia pendidikan menurutku. Ketika kepala sekolah men- share info pendaftaran calon guru penggerak, saat itu saya segera tertarik untuk mendaftar. tentunya saya juga mengajak beberapa teman untuk mendaftar program baik ini. Dalam usia yang sudah setengah abad dan sepuluh tahun lagi sudah pensiun, ingin rasanya dalam masa yang tersisa, ada sesuatu yang bisa saya lakukan/persembahkan buat sekolah utamanya anak anak didikku generasi emas yang siap menyongsong masa depan dengan cemerlang. Dengan bekal pemahaman nantinya akan mengikuti pendidikan yang dibimbing oleh instruktur, fasilitator dan pengajar praktik, tentunya ini akan membawa angin segar sekaligus mengrestad dan meng update ilmu yang ku peroleh selama ini.

~~ mulai aktifkan kembali sim PKBku yang baru saja kuikuti pelatihan AKM.“ Dengan harapan ingin punya pengalaman” menjadi guru penggerak sekaligus ingin meningkatkan kompetensi yang lebih dari kompetensi yang sudah saya miliki selama ini, adanya peningkatan dan perubahan baru tentunya inilah yang menjadi motifasi saya untuk mendaftar menjadi guru penggerak. Bulan Oktober 2020 dimana sekolah juga lagi sibuk sibuknya lomba HGN sasek sabu ( satu sekolah satu buku), pengisian rapor, entry dan pengisian EDS namun semangatku untuk mendaftar jadi guru penggerak terus bergerak. Tantangan pertamaku saat mendaftar menjadi calon guru penggerak adalah menulis essay dengan batasan minimal karakter dan waktu mengerjakan yang telah ditentukan dalam aplikasi. soal soalnya tidak terlalu sulit, karena semuanya berkisar menbreakdown kegiatan dan pengalaman yang sudah kita lakukan selama ini baik di sekolah, masyarakat maupun komunitas praktisi yang lainnya. Mengukir dan merajut kata yang indah mencari makna yang sebanyak banyaknya duduk berjam jam di depan labtop untuk menyelesaikan satu persatu butir butir soal … jawabanpun mengalir begitu saja tanpa rekayasa sesuai dengan yang saya punya. terkadang juga ada bebatuan kecil menghadang karena faktor “U” namun semangatku yang luar biasa bebatuan kecil yang menghadang kurubah menjadi arena terapi untuk melemaskan kaki dan kurangi kesemutan serta penyakit sendi. Hari terakhir penyelesaian essay sempat membuatku deg deg-an, kuatir ngga keburu menyelesaikan rajutan kata menjalin asmara indahnya merangkai kata membentuk makna. Pada hari terakhir pukul 16.30 saya masih menyelesaikan di soal yang nomor tiga bagian esay, walaupun sudah berhari hari selalu bergelut dengan dengan komputer ini, merangkai kata mengukir makna, andaikan Allah SWT menakdirkan saya ikut daftar dalam kegiatan Guru Penggerak Angkatan 2, insya Allah sebelum pukul 23.00 nanti malam saya sudah bisa mendaftar. Manusia diwajibkan untuk berikhtiar, setelah itu bertawakkal kepada Allah. Itulah salah satu kalimat yang sempat terrtulis dalam esay saya. Alhamdulillaah sebelum batas waktu yang ditentukan ( pukul 24.00) essay telah kelar. Tantangan kedua adalah tes bakat skolastik. Untuk yang berkaitan dengan penalaran tentunya masih bisa kita hubung hubungkan sesuai dengan

~~ nalar kita. Tetapi yang hitung hitungan, ampuuuun, guru agama diberi soal soal matematika ya untung sifat soal tertutup ( pilihan). keringat bercucuran jawaban masih tidak ada di pilihan, terus berusaha….. alhamdulillah bisa menyelesaikan sebelum waktu habis, tapi saya tidak yakin jawaban saya betul semua…(hehehe). Tantangan yang ketiga simulasi mengajar jarak jauh (daring). Keinginan yang kuat untuk menampilkan yang terbaik tentunya perlu berpikir..… materi apa?... metode apa?... alat peraga apa? media apa? alat hubung apa yang bisa support?... jatuhlah pilihanku untuk mengambil materi tentang “Ibadah Haji”. Kuawali dengan membuat media sederhana yang bisa saya tampilkan saat simulasi daring. Mulai dari potongan kertas yang berwarna warni, PPT yang menarik dan busana ikhrom serta sarung tangan wanita. sebelum uji simulasi mengajar, terlebih dahulu saya simulasikan dengan anak anak. Anak anak saya sebagai pengontrol jika nanti tampilan saya menutupi kamera atau justru kelihatan kecil karena jauh dari kamera. Saat ujian simulasi kedua anakku memantau di luar kamera yang menghubungkanku dengan panitia/ penguji. jika tanpa sadar saat mengajar berjalan dan agak bergeser, maka anak anakku mengingatkan, ibu… agak mundur, atau maju dikit… sebab saat kita uji simulasi mengajar, konsentrasi sudah full ke penguji walaupun secara daring. Dengan waktu yang sangat terbatas (10 menit) kita harus menyelesaikan semuanya, mulai pembuka, inti materi sampai dengan penutup, tentunya bukan hal yang mudah apalagi dengan menggunakan berbagai media. Saat waktu kurang dua menit, anakku mengingatkan, ibu kurang dua menit. ternyata betul setelah itu penguji menyampaikan padaku waktu tinggal satu menit. Usai ujian simulasi mengajar, penguji memberikan reward dengan kata kata yang menyejukkan, dilanjutkan dengan pertanyaan pertanyaan kisaran simulasi mengajarku dengan kesesuaian RPP yang telah saya buat. Alhamdulillah ujian simulasi mengajar dan pertanyaan pertanyaan dari penguji bisa kulampaui dengan baik sesuai dengan harapanku. Tantangan terakhir adalah wawancara. karena saya sendiri juga ngga tahu temanya apa, tentang apa.. sehingga saya tidak mempersiapkan wawancara secara spesial. Saat itu hanya menyiapkan laptop yang nantinya bisa benar benar support. Karena tanpa persiapan, awal wawancara juga sempat deg degan….

~~ alhamdulillaaah… diberi kemudahan oleh Allah SWT, karena pertanyaan pertanyaan dalam wawancara berputar putar tentang essay yang yang telah pernah saya tulis dan aplikasi nyata dalam kegiatan di sekolah maupun di masyarakat. Nyali untuk lolos menjadi calon guru penggerakpun jadi ciut, dari sekian puluh ribu pendaftar hanya diambil 2800, waktu waktu jelang pengumumanpun kurang saya hiraukan. Pada akhir Bulan Maret 2021 saat saya membaca WAG guru PAI se kota Surabaya sempat kaget dan bersyukur, teman teman pada mengucapkan selamat atas kelulusan saya diterima cebagai calon guru penggerak…. apa iya…. Alhamdulillaah… setelah saya buka simpkb saya, ia benar saya diterima, alhamdulillaaah… semakin saya yakin. kemudian teman teman sekolahpun juga memberikan ucapan selamat, setelah Kepala Sekolah menforword dari Dinas Pendidikan perihal pengumuman kelulusan calon guru penggerak. Syukur pada Allah SWT yang memberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengikuti tes ini. Pun juga dukungan dari suami dan anak anakku tercinta. Mengawali kegiatan pelatihan ini melalui pertemuan virtual kami dan kepala sekolah diundang, namun kami tidak mengikuti dengan maksimal karena bersamaan dengan kegiatan sekolah sehingga konsentrasi saya harus bercabang. Untuk selanjutnya kegiatan pretes. hasil pretes cukup mengecewakan, saat saya mngerjakanpun juga sempat tersendat dengan kendala jaringan. Pada bulan April kegiatan loka karya perdana yang bertempat di hotel Bidakara. Dengan tetap menjaga prokes, maka sebelum kegiatan loka karya, seluruh peserta wajib menunjukkan hasil swab antigen bahwa peserta loka benar benar negatif. saya dan kepala sekolah mengikuti kegiatan dengan baik. Di siang hari saat memasuki materi tiba tiba ada insiden alam, terjadi gempa yang sempat membuat seluruh peserta loka karya menjadi panik. dan dengan sigap seluruh peserta segera turun lewat tangga manual menuju ruang resepsionis. setelah suasana dan keadaan dirasa sudah aman, kegiatan dilanjutkan kembali. Membuat suatu kesepakatan dengan kepala sekolah masing masing yang dimediasi oleh guru pengajar praktik/ pendamping. saya masih ingat waktu itu, sembilan bulan tentunya waktu yang dibilang lama ya lama, namun kalau sudah dialui dibilang singkat ya singkat. terbukti sudah saat ini. Di saat loka karya 1 inilah kami saling

~~ kenal dengan anggota kelas ini, yang semuanya domisili sekolah ada di kecamatan Wiyung, mulai dari TK, SD dan SMP. Setelah loka karya 1, kamipun mulai aktif belajar dari LMS, Pendampingan oleh fasilitator, kolaborasi dengan rekan rekan CGP, penguatan materi oleh instruktur dan pendampingakan loka karya oleh pendamping. Mengawali pendidikan dan pelatihan pada modul 1.1 kami belajar bersama tentang filosofi pemikiran pendidikan KiHajar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: \"menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak” Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti

~~ biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani. Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal. Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Pendidikan yang luar biasa menurut KHD ini , juga terilhami akan putri beliau yang sulung yaitu ibu Asti kecil. sehingga seorang pamong siap menghamba kepada anak didik dalam menuntun laku perkembangannya. Dalam mempelajari modul 1.1 penulis mendapat teori pendidikan yang luar biasa kaitan dengan pendidikan, yaitu sekolah bermain yang berpihak pada anak diantaranya teori pendidikan menurut Maria Montessory, Tegore dan Frobel. Dalam pelatihan dan pendidikan calon guru penggerak ini, kelas kami tergolong kelas yang unik dan spesial. mengapa?... karena kelas kami adalah satu satunya kelas gabungan antara Kota Surabaya dan Kabupaten Malang. Alhamdulilaah dapat saudara baru dari luar kota, bersatunya dua kota ini tentunya akan lebih memotivasi diantara kami untuk meningkatkan kualitas pelatihan dan pendidikan ini. Kolaborasi yang luar biasa sering kami praktikkan dalam kegiatan pendidikan sehari hari. dengan moda daring, jarak bagi kami tidak masalah untuk menyelesaikan tugas tugas kelompok. Usai menyelesaikan modul 1.1 maka untuk selanjutnya kami mendapatkan materi modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak. Nilai itu sendiri, menurut Rokeach (dalam Hari, Abdul H. 2015), merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan standar pengambilan keputusan terhadap objek

~~ atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Kehadiran nilai dalam diri seseorang dapat berfungsi sebagai standar bagi seseorang dalam mengambil posisi khusus dalam suatu masalah, sebagai bahan evaluasi dalam membuat keputusan, bahkan hingga berfungsi sebagai motivasi dalam mengarahkan tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari. Melihat peranan nilai sangatpenting dalam kehidupan tingkah laku sehari-hari, maka rasanya penting bagi seorang Guru Penggerak untuk bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak. Kelima nilai dari Guru Penggerak adalah: Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid. Mandiri berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Segala perubahan yang terjadi di sekitar kita maupun pada diri kita, muncul dari diri kita sendiri. Ketika kita hanya menunggu sesuatu untuk terjadi, seringkali hal tersebut tidak pernah terjadi. Karena itu seorang Guru Penggerak diharapkan mampu mendorong dirinya sendiri untuk melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu, untuk mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang diinginkan untuk terjadi. Reflektif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain. Proses perwujudan Profil Pelajar Pancasila, juga perjalanan menjadi Guru Penggerak pastinya akan penuh dengan pengalaman- pengalaman yang bervariasi. Pengalaman-pengalaman ini bisa menimbulkan kesan positif maupun negatif. Dengan mengamalkan nilai reflektif, Guru Penggerak diajak untuk mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman tersebut, hingga bisa menjadi pembelajaran dan panduan untuk menjalankan perannya di masa mendatang Nilai berikutnya adalah kolaboratif. Guru Penggerak yang menjiwai nilai kolaboratif mampu membangun rasa kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya, serta mengakui dan mengelola perbedaan peran yang diemban oleh masing-masing tiap pemangku kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan bersama.

~~ Inovatif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu. Di tengah perkembangan zaman yang semakin maju, masalah yang muncul pun juga semakin bervariasi. Untuk bisa mengatasi beragam masalah tersebut, diperlukan lah jiwa inovatif dari seorang Guru Penggerak, agar bisa datang dengan penyelesaian masalah yang mungkin tidak biasa namun tepat guna. Berpihak pada murid disini berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri. Segala hal yang kita lakukan, harus tertuju pada perkembangan murid, bukan pada pemuasan diri kita sendiri, maupun orang lain yang berkepentingan. Sebagai Guru Penggerak yang memiliki nilai ini, kita selalu harus mulai berpikir dari pertanyaan “apa yang murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan untuk membuat proses belajar ini lebih baik?” Usai menyelesaikan modul1.2, maka selanjutnya belajar modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak. Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi murid sepertinya sudah menjadi hal yang umum diinginkan semua pihak. Mungkin saja, sebagian dari Bapak/Ibu juga menuliskan mimpi itu pada gambaran visinya. Namun, dalam prakteknya, kalimat tersebut bukan kalimat yang mudah untuk diwujudkan. Perlu perubahan yang mendasar dan upaya yang konsisten. Inilah salah satu tujuan visi, yaitu untuk mencapai perubahan yang lebih baik dari kondisi saat ini. Visi membantu kita untuk melihat kondisi saat ini sebagai garis “start” dan membayangkan garis “finish” seperti apa yang ingin dicapai. Ini bagaikan seorang pelari yang perlu mengetahui garis “start” dan garis “finish” bahkan sebelum ia benar-benar berlari melintasi jalur lari tersebut Untuk dapat mewujudkan visi sekolah dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki tujuan mencapai garis “finish”, maka ia butuh peralatan yang mendukung selama berlatih seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal

~~ sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016). Kita akan memakai pendekatan IA sebagai ‘alat olahraga’ untuk kita berlari mencapai garis “finish” kita yaitu visi yang kita impikan. IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan Perubahan yang positif di sekolah tidak akan terjadi jika pertanyaan yang diajukan mengenai kondisi sekolah saat ini diawali dengan permasalahan yang terjadi atau mencari aktor sekolah yang melakukan kesalahan. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Mengapa capaian hasil belajar siswa rendah?”, “Apa yang membuat rencana kegiatan sekolah tidak berjalan lancar?”, dan lain sebagainya. Motivasi untuk melakukan perubahan tentu akan berangsur menurun jika diskusi diarahkan pada permasalahan. Suasana psikologis yang terbangun tentu akan berbeda jika pertanyaan diawali dengan pertanyaan positif seperti ini : ● Hal-hal baik apa yang pernah dicapai murid di kelas? ● Apa hal menarik yang dapat dipetik pelajarannya dari setiap guru di kelas? ● Bagaimana mengembangkan praktik baik setiap guru untuk dipertahankan sebagai budaya sekolah? Demikianlah materi yang penulis dapatkan untuk modul 1.3. selanjutnya kita akan memasuki modul 1.4 Budaya Positif Sebagai pamong untuk menuntun murid dalam belajar, kita diharapkan dapat menjadi inisiator dalam mewujudkan budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid. Mengapa budaya positif di sekolah perlu diwujudkan? Anda tentunya perlu menjawab pertanyaan ini sebagai awalan dalam memahami konsep budaya positif di sekolah

~~ yang dimaksud dengan budaya positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan- keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Dalam mewujudkan budaya positif ini, guru memegang peranan sentral. Guru perlu memahami posisi apa yang tepat untuk dapat mewujudkan budaya positif baik lingkup kelas maupun sekolah. Selain itu, pemahaman akan disiplin positif juga diperlukan karena sebagai pamong, guru diharapkan dapat menuntun murid untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, selanjutnya, kita akan mempelajari dua konsep yaitu posisi kontrol guru dan disiplin positif yang menjadi landasan dari budaya positif. Setelah menyelesaikan semua modul 1 ( 1.1, 1.2, 1.3 dan 1.4) ditutup dengan post tes, tentunya untuk mengetahui sampai sejauh mana penyerapan materi pada pelatihan dan pendidikan pada modul 1. alhamdulillah, walaupun hasilnya belum maksimal yang jelas sudah ada peningkatan nilai pada saat pretes. Sebelum memasuki modul 2, maka kami melaksanakan pretes terlebih dahulu. setelah usai pretes modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi telah menyambut kami segera mulai. kita semua mempercayai bahwa anak lahir dengan keunikannya masing- masing. Sebagai pendidik, kita memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka. Lewat praktek pembelajaran berdiferensiasi, murid tidak hanya akan dapat memaksimalkan potensi mereka, tapi mereka juga akan dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting. Nilai-nilai tentang indahnya perbedaan, menghargai, makna baru dari kesuksesan, kekuatan diri, kesempatan yang setara, kemerdekaan belajar, dan berbagai nilai penting lainnya yang akan berkontribusi terhadap perkembangan diri mereka secara lebih holistik/utuh. Oleh karena itu, penting untuk para pendidik mengetahui bagaimana proses pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilakukan, dengan cara-cara yang memungkinkan guru untuk dapat mengelolanya secara efektif. 1. Bagaimana saya dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan murid secara individu?

~~ 2. Apa yang saya ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran sebelumnya, dan perkembangan keterampilan mereka? 3. Apa yang saya ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar), motivator, dan tujuan mereka? 4. Apa yang saya ketahui tentang profil belajar murid saya? Apa gaya belajar yang disukai oleh mereka? 5. Bagaimana saya bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profil belajar murid saya untuk membantu saya merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif? Selanjutnya kami belajar modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional. Untuk dapat mengembangkan kompetensi sosial dan emosional murid secara optimal, peran guru sangatlah penting. Sebelum guru dapat membantu murid, ia perlu belajar memahami, mengelola, dan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam dirinya. Melalui modul ini kami akan belajar untuk menumbuhkembangkan aspek sosial dan emosional dalam diri kami melalui berbagai kegiatan praktikum, diskusi dan refleksi yang dilakukan dengan pendekatan berkesadaran penuh. Mengakhiri modul 2 adalah madul 2.3 tentang “Coaching”. Pada modul ini kami belajar tentang konsep coaching dalam konteks pendidikan,mengidentifikasi perbedaan antara coaching dengan mentoring dan konseling dalam konteks pendidikan,t menunjukkan pemahaman tentang Komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching, membuat pertanyaan- pertanyaan yang efektif dalam rangka coaching pada murid,mendemonstrasikan pemahaman mengenai model coaching TIRTA, ,mengidentifikasi langkah- langkah dalam model coaching TIRTA dan menganalisa setiap proses coaching dan mengeksplorasi teknik yang digunakan dalam coaching. Sebelum melanjutkan ke modul 3, kami melaksanakan postes modul 2. dan sebelum memasuki modul 3 kami juga mengikuti prestes modul 3. Alhamdulilaah hasil pre tes menyejukkan, namun tentunya punya konsekwensi untuk postes nantinya menjadi semakin bagus. Modul 3.1 tentang “Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran” dalam mempelajari modul ini kami dibekali melakukan praktik keputusan yang

~~ berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran, mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain; CGP mampu bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut. selanjutnya kami dapat memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.kami juga dibekali menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema pengambilan keputusan; CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut. Modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Pada modul ini kami dibekali untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah, dapat mengidentifikasi peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD), tentang potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya.dan bagaimana cara mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid. Materi yang luar biasa tentunya, subhaanallaah ternyata di sekolah kami ada 9 aset sumber daya yang tentunya bisa dimanfaat secara maksimal untuk proses pembelajaran demi mengantarkan aset generasi emas menyongsong masa depan yang gemilang. Tidak hanya itu sebagai penutup materi pelatihan dan pendidikan kami juga dibekali modul 3.3 “Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid” melalui modul ini kami dibekali bentuk-bentuk program sekolah. kami juga mendapatkan ilmu tentang mengidentifikasi tahapan membuat program, proses perencanaan program sampai dengan pelaporan dengan menggunakan strategi Monitoring, Evaluasi, Learning dan Reporting (MELR) dan mengidentifikasi manajemen resiko dari sebuah program dan pada forum diskusi kami diajak untuk mengasah keterampilan kami dalam menganalisis kasus dengan menggunakan manajemen risiko. Adapun program yang kami angkat pada modul ini adalah kegiatan GeLiS yang ada di sekolah kami.GeLiS adalah singkatan dari Gerakan Literasi Sekolah.

~~ Yang melatar belakangi kegiatan ini adalah rendahnya minat baca dan menulis di kalangan siswa di SMP Negeri 34 Surabaya. Para siswa lebih cenderung untuk bermain handphone daripada membaca atau menulis. Di antara upaya pihak sekolah mengalihkan kecenderungan tersebut adalah mengalihkan kecenderungan penggunaan handphone untuk aktifitas bermain dengan aktifitas membaca e-book yang linknya telah disiapkan oleh perpustakaan sekolah yang disertai dengan tugas merangkum hasil bacaan yang dibaca siswa. GeLiS adalah program sekolah untuk membiasakan dan mengedukasi siswa gemar membaca dan menulis sejak dini. Perpustakaan sekolah telah menfasilitasi siswa dengan adanya buku buku baik dalam bentuk cetak kertas maupun buku- buku elektronik (e-book). Untuk memanfaatkan e-book, maka petugas perpustakaan membagi (share) link e-book kepada siswa yang pinjam atau membutuhkan. Siswa tinggal memilih buku buku yang mereka minati untuk dibaca secara online. Ada banyak pilihan, mulai dari buku terkait agama kesehatan, merawat tanaman, boga, dongeng, cerita jenaka, sampai buku kisah kisah inspirasi edukasi. Dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan ini tentunya tidak semulus melaju di jalan tol, melainkan ada rintangan kerikil kerikil yang menghadang disaat kita ingin melaju kencang. namun kerikil kerikil itu akan kita jadikan arena terapi dan relaksasi untuk mengendorkan otot otot dan melemaskan kaku kaku yang ada di kaki atau syaraf tubuh yang lainnya. Senyum, tawa, tangis, bahagia, sedih, capek, semangat, lelah senantiasa mewarnai perjalanan dalam pendidikan dan pelatihan calon guru penggerak ini. Begadangan sampai larut malam hampir kami lakoni untuk segeranya menyelesaikan tugas tugas yang ada di LMS, karena waktu mengajar di sekolah tidak mungkin kami sita untuk menyelesaikan ini semua. Waktu untuk keluarga banyak yang tersita, dukungan suami tercinta dan kedua buah hatiku yang sangat mengerti kondisi ibunya dan senantiasa mensuportt merupakan kekuatan yang luar biasa dalam menyelesaikan pendidikan dan pelatihan ini.

~~ kolaborasi yang luar biasa diantara kami peserta dalam satu kelas 17 ( Kota Surabaya dan Kabupataen Malang), saling bantu saling suport, saling menyemangati, dan saling berbagi tips baik mewarnai perjalanan indah ini. Dukungan kepala sekolah dan rekan rekan di sekolah menjadikan motivasi untuk terselesainya pendidikan dan pelatihan ini. Terimakasih kepada Ibu Pendamping, Bapak Fasilitator dan Bapak Ibu Instruktur yang telah berbagi ilmu, semoga kebaikannya dilipatgandakan oleh Allah SWT dan menjadi amal jariyah, aamiiin... Semoga kami diberikan kemudahan dan kelancaran untuk mengimplementasikan semua ilmu yang kami dapat dalam pendidikan dan pelatihan ini, sebagai agen penggerak di sekolah kami dan komunitas praktisi di kota kami, mengantarkan generasi emas menyongsong masa depan yang gemilang, aamiin.

~~


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook