Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Majalah Pemuda Adat Edisi 2

Majalah Pemuda Adat Edisi 2

Published by kalfein.wuisan, 2022-01-31 09:37:59

Description: Majalah Pemuda Adat Edisi 2

Keywords: Majalah Pemuda Adat Edisi 2,Majalah BPAN,BPAN,AMAN

Search

Read the Text Version

PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 1

editorial Resiliensi di Tengah Pandemi Dunia sontak berubah ketika Pandemi Covid-19 Walaupun perlu melakukan penyesuaian dengan menyerang. Pandemi ini menghantam semua orang. kondisi dan situasi pandemi, para pemuda adat, terus Termasuk Masyarakat Adat terkena dampaknya. melakukan berbagai upaya dan inovasi. Upaya mer- Berbagai upaya terus dilakukan Masyarakat Adat da- eka ini tetap mengakar pada leluhur yang menjadi lam menghadapi pandemi. Di tengah upaya mereka fondasi kehidupan masyarakat adat. menjaga wilayah adatnya, mereka harus berhadapan Di tengah pandemi ini, para pemuda adat, teruta- dengan pandemi ini. Kurangnya fasilitas kesehatan ma BPAN, makin mengeratkan hubungan dengan di komunitas maupun di kampung, membuat mas- wilayah adat dan kemudian melakukan berbagai up- yarakat adat menjadi rentan di masa pandemi ini. aya yang penting guna menyelamatkan masa depan Namun, Masyarakat Adat terus berupaya untuk tetap Masyarakat Adat. Berbagai invoasi dan inisiatif terus bertahan di masa pandemi. Para pemuda-pemu- dilakukan. Menguatkan kedaulatan pangan Mas- di adat yang merupakan pemegang masa depan yarakat Adat di tengah pandemi menjadi salah satu masyarakat adat terus berupaya menunjukan daya program utama. para pemuda adat mengoptimalkan resliensi di tengah pandemi. tanah dengan berkebun dan memanfaatkan sumber Generasi muda adat yang menjadi kunci dan penerus daya lain sebagai penunjang kehidupan yang ada masyarakat adat terus melakukan berbagai inisiatif di wilayah adat. Selain itu, memanfaatkan kearifan untuk tetap resilien dalam menghadapi pandemi. Masyarakat Adat dalam menghadapi situasi sulit juga Berbagai inisiatif dalam Gerakan Pulang Kampung diutamakan kembali. Pengetahuan tentang pen- yang menjadi nafas pergerakan, kini menjadi pegan- gobatan Masyarakat Adat digali dan dioptimalkan gan di tengah krisis. Kedaulatan pangan dan berbagai kembali. Dari pengetahuan itu pun muncul inovasi upaya lain, yang telah dilakukan sejak BPAN ter- terkini, seperti pembuatan hand sanitizer dari bahan bentuk dan sejak dicetuskannya manifesto Gerakan alami untuk digunakan di tengah pandemi. Tidak Pulang Kampung, menjadi pokok gerakan generasi hanya itu, langkah-langkah yang kontekstual dan muda adat di masa sulit ini. sesuai dengan kebutuhan di tengah pandemi terus Ketika orang-orang di wilayah urban merasa bahwa diciptakan. Pembuatan masker, ikut mendorong tempat tinggalnya tidak lagi aman dan nyaman kare- vaksinasi, pos-pos jaga di pintu masuk wilayah adat na pandemi, mereka kemudian melirik kampung, dan komunitas terus dioptimalkan. Tak lupa juga, tempat asal mereka, sebagai tempat yang tepat untuk Ritual Tolak Bala menjadi satu pilihan penting untuk terus survive. Jauh sebelum, kesadaran ini muncul, menghubungkan dan menguatkan ikatan antara para pemuda-pemudi adat sudah terlebih dahu- Masyarakat Adat dengan leluhur dan Penciptanya. lu sadar dan percaya bahwa kampung merupakan Pandemi membuka mata banyak orang dan meng- tempat hidup yang paling tepat. Generasi muda adat, haruskan mereka melihat Masyarakat Adat sebagai jauh sebelum pandemi ini menyerang, telah menja- kelompok yang paling resilien, namun di satu sisi dikan kampung sebagai benteng pertahanan, sebagai juga menjadi yang paling rentan. Pemuda-pemudi tempat hidup dan tempat di mana masa depan itu adat, terus berupaya menunjukan diri sebagai bagian ada. Lewat Gerakan Pulang Kampung generasi muda penting dari Masyarakat Adat. Inovasi dan insiatif adat telah mempersiapkan diri menghadapi tanta- terus diciptakan dan dihidupi sebagai upaya untuk ngan bahkan marabahaya seperti pademi covid-19. terus resilien di tengah pandemi.*** 2 PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021

DAFTAR ISI 4fokus Resiliensi Pemuda Adat di Tengah Pandemi 1 9 Ketika Pemuda Adat Memilih Pulang Kampung Penanggung Jawab 2 2Tidak Ingin Bergantung dengan Pasar, Pemuda Sumsel Budidayakan Ikan Ketua Umum BPAN 2 1 Cerita Kedaulatan Jakob Siringoringo Pangan dari Flores Pemimpin Redaksi/Redaktur inisiatif Kalfein Wuisan 2 4Panen Pertama untuk Tetua Penulis kearifan 26 Yuyun Kurniasih PEPARIAN: Motor Kedaulatan Pangan Talang Mamak Rusmita Indah Salimun Mantjabo Sumembong dan 28 Jakob Siringoringo Kedaulatan Pangan Kalfein Wuisan Sastra Grafis & Layout Di antara Musim 30 Kalfein Wuisan Yang Tak Menentu Alamat Redaksi Jalan Tebet TImur Dalam Raya, No.11A, Tebet, Jakarta Selatan, 12820 Telp: 0811102716 Platform Media Sosial Fanpage FB: Barisan Pemuda Adat Nusantara Instagram: @bpa_nusantara Twitter: @BPANusantara Youtube: BPAN Official Email: [email protected] Website: www.bpan.aman.or.id PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 3

fokus RESILIENSI PEMUDA ADAT HADAPI PANDEMI Awal Pandemi Menghantam san Pemuda Adat Nusantara (BPAN) dalam rangka memutus rantai perseb- 8 April 2020, Jakob Siringoringo selaku aran virus corona yaitu bencana yang Ketua Umum (Ketum) Barisan Pemuda sedang kita hadapi bersama,” ajak Ja- Adat Nusantara (BPAN) mengeluarkan kob dalam surat tersebut. Surat Ajakan Pemuda Adat Bergerak. Surat ini bersifat mendesak dan men- Dalam surat tersebut, ada tujuh poin gajak semua anggota pengurus BPAN penting yang diminta Ketum BPAN, se- dari tingkat kampung, daerah, dan bagai ajakan berjuang bersama meng- wilayah untuk memutus rantai perseba- hadapi pandemi covid-19. Pertama, ran virus corona. pemuda-pemudi adat harus berperan terdepan sebagai penjaga kampung “Saya, Jakob Siringoringo, Ketua atau wilayah adat dengan membentuk Umum BPAN atas nama Pengurus Na- dan melibatkan tim keamanan kam- sional (PN) mengajak seluruh Pengurus pung. Misalnya, di Bali ada namanya Wilayah, Pengurus Daerah, Pengurus Pecalang, Lombok ada elang elang, dll Kampung hingga seluruh anggota Bari- untuk satgas yang dibentuk. Kedua, 4 PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021

itu, di tingkat organisasi, upaya BPAN ini untuk menindaklanjuti Instruksi Sek- retaris Jenderal (Sekjen) AMAN yang dikeluarkan sebulan sebelumnya. Hal ini dilakukan BPAN sebagai organisa- si sayap AMAN untuk memperluas dan mengoptimalkan kerja-kerja BPAN da- lam perjuangan Masyarakat Adat Senu- santara. Jakob Siringoringo Sebulan sebelumnya, 19 Maret 2020, Sekretaris Jenderal (Sekjen) AMAN para pemuda-pemudi adat mencari mengeluarkan Instruksi Sekjen AMAN masker untuk dibagikan kepada ses- No.005/Instruksi/Sekjen-AMAN/III/2020 ama dengan segenap daya. Ketiga, kepada seluruh komunitas adat ang- pemuda-pemudi adat menyediakan gota AMAN. Di dalam instruksi terse- hand sanitizer dengan bahan-bah- but, Rukka Sombolinggi selaku Sek- an yang bisa didapat di wilayah adat, jen AMAN menginstrusikan beberapa termasuk menyediakan ember, sabun poin penting merespon perkembangan dan air untuk tempat cuci tangan di penyebaran covid-19. posko jaga masuk kampung. Keem- pat, pemuda-pemudi adat diminta, “Mengamati perkembangan yang mem- kembali ke kampung menggali peng- prihatinkan atas meningkatnya penye- etahuan tradisional yang biasa dikon- baran Virus Corona atau COVID-19 di sumsi untuk penambah imun. Keenam, seluruh dunia dan di Indonesia khusus- pemuda-pemudi adat harus meningkuti nya, yang telah menelan ribuan kor- protokol penanganan covid-19 yang ban jiwa dan menginfeksi puluhan ribu disampaikan secara resmi oleh pemer- lainnya; dan memperhatikan kurangnya intah melalui Kementerian Kesehatan penanganan serius dari pemerintah seperti menjaga jarak, memakai mask- untuk mencegah penyebaran COVID-19 er saat menjaga posko, mencuci tan- di berbagai wilayah dan daerah; serta gan, istirahat yang cukup, berdiam di menyadari pentingnya menjaga kesela- kediaman masing-masing atau karan- matan dan keamanan warga komunitas t in a . Te r a k h i r, a n g g o ta B PA N se b agai adat dan seluruh wilayah nusantara,” bagian dari Aliansi Masyarakat Adat tutur Rukka dalam instruksinya. Nusantara (AMAN) tetap berkoordinasi dengan Pengurus Wilayah dan Daerah Poin-poin penting yang tertuang dalam AMAN, PEREMPUAN AMAN, PPMAN, instruksi sekjen tersebut yaitu beker- Badan Otonom dan Badan Usaha ja dari rumah dan membatasi kegiatan AMAN. organisasi, memaksimalkan koordina- si, penutupan sementara akses keluar Surat ajakan Ketum BPAN tersebut, masuk komunitas atau Lock Down ko- pada dasarnya menjadi inisiatif BPAN munitas/wilayah adat, melakukan ritual untuk memanggil pemuda-pemudi adat Tolak Bala, tidak m enghadir i undan - menghadapi pandemic covid-19. Selain gan-undangan pertemuan-pertemuan di luar komunitas sendiri yang melibatkan banyak orang, mengumpulkan para tabib di komunitas, melakukan ronda kampung untuk mendeteksi masyarakat adat yang mengalami gejala covid-19, meracik dan memberikan obat/ramuan tradisional, memastikan stok pangan, air bersih, dan obat-obatan tradisional PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 5

tersedia di wilayah adat sampai pan- salah satu yang paling rentan. Selain demic covid-19 di Indonesia teratasi bergelut dengan stigma, perampas- dan keadaan telah normal.Instruk- an lahan, konflik di wilayah adat, dan si Sekjen ini keluar sebulan sebelum kriminalisasi, kini mereka menjadi se- Presiden Joko Widodo secara resmi makin rentang saat berjuang melawan menetapkan covid-19 sebagai bencana pandemi covid-19. Tidak tersedia dan nasional. minimnya infrastruktur serta pelayanan kesehatan di kampung atau komunitas Covid-19, menghebohkan dunia di awal adat menjadi salah satu faktor keren- tahun 2020. Ia kemudian dengan ce- tanan tersebut. Belum lagi, pengurusan pat berubah menjadi sebuah pandemi. administrasi kesehatan yang membu- Covid-19 adalah singkatan dari Coro- tuhkan data seperti KTP atau KK. Se- naVirus Disease-2019. Sebelumnya, mentara banyak masyarakat adat yang belum dan tidak punya KK ataupun penyakit KTP. M asuknya covid- 19 dar i lua r k e ini dikenal komunitas adat, akan membuat kondi- sebagai vi- si menjadi lebih buruk. Hal akibat ke- rus corona senjangan terhadap akses pelayanan baru 2019 kesehatan yang bisa didapatkan mas- atau 2019- yarakat adat. n C o V. Organisasi Rukka Sombolinggi Keseha- tan Dunia “Situasi Masyarakat Adat di wilayah (WHO) adat itu minim fasilitas kesehatan, menya- bahkan tidak punya Puskesmas. Maka, takan bah- kalau penyakit ini (COVID-19) masuk wa virus wilayah adat, bisa dipastikan akan ban- corona dikategorikan sebagai pan- yak sekali Masyarakat Adat jadi kor- demi global. Hal ini disampaikan WHO ban karena jangkauan dan akses yang secara resmi oleh Direktur Jenderal sulit,” ujar Rukka Sombolinggi dalam Te d r o s Ad h a n om G he b reye su s p a da Rabu, 11 Maret 2020, dalam sebuah konferensi pers. Sementara itu, kasus pertama yang terjadi di Indonesia, diu- mumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakar- ta, Senin 2 Maret 2020. Dua warga In- donesia yang terpapar covid-19 berasal dari Depok, Jawa Barat. Sebulan kemu- dian, pada 13 April 2020, Presiden Joko Widodo menetapkan secara resmi Covid-19 sebagai bencana nasional. Hal itu dinyatakan lewat Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia No m o r 1 2 Ta h un 2 0 2 0 te n ta n g P e ne - tapan Bencana Non-Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (covid-19) Sebagai Bencana Nasional. Pandemi dan Masyarakat Adat Sejak pandemi covid-19 menghantam Indonesia, masyarakat adat menjadi 6 PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021

wawancaranya dengan Radio Gaung Covid-19, sudah parah. Di sisi lain, AMAN. banyak komunitas yang mempunyai daya tahan tinggi terhadap kondisi Ditambahkannya pula, Masyarakat Covid-19.” Adat bisa terancam punah apabila ter- dampak covid-19. “Masyarakat Adat terancam punah Annas R. Syarif karena populasinya akan makin berku- rang. Selain mati karena COVID-19, ya, bisa saja mati karena kelaparan. Untuk Papua secara khusus, bisa berpotensi memusnahkan suku-suku dengan pop- ulasi kecil. Jadi, Masyarakat Adat akan mengalami dampak yang serius jika COVID-19 ini masuk ke dalam wilayah adat.” Dalam menghadapi pandemi covid-19, Anas melihat bahwa peran pemu- AMAN terus melakukan berbagai hal da-pemudi adat, membuat komunitas untuk memastikan keberlangsungan adat di beberapa tempat menjadi kuat hidup masyarakat adat, terutama bagi dan punya daya tahan. Hal ini karena komunitas adat dan anggota organisasi mereka bisa mengatasi kondisi secara s a y a p AM A N . U ni t Ta n g g a p D arurat pun mandiri dan mampu memanfaatkan dibentuk AMAN dengan nama Satuan sumber daya yang tersedia. Tugas (Satgas) AMANkan Covid-19. “Dengan praktik anak muda dan komu- “Karena kondisi kian parah dan kasus nitas di beberapa tempat, itu mereka meningkat, Sekjen keluarkan instruksi bisa survive (bertahan hidup), bahkan kepada seluruh staf, organsiasi say- mereka bisa mengatasi kondisi secara ap, dan komunitas untuk melakukan mandiri melalui pemanfaatan sumber karantina wilayah, melangsungkan daya alam yang tersedia,” ritual tolak bala, dan menjaga stok pangan,” ujar Anas Radin Syarif se- Pemuda Adat Siap Sebelum Pan- laku Ketua Satgas AMANkan Covid-19, demi: Gerakan Pulang Kampung seperti ditulis di website AMAN, Rabu dan Visi Melawan (27/7/2021). Pandemi membuat orang membuka Tim Satgas AMANkan Covid-19 bertu- mata. Melirik cara hidup masyarakat gas memonitoring situasi dan membuat adat. Tinggal di kampung, menja- perencanaan terkait dukungan protokol ga hutan dan air, mengelolah tanah, kesehatan, seperti mencuci tangan, berkebun, lock down, mengkonsumsi memakai masker, dan lainnya. Mere- tanaman obat dan ramuan tradisional, ka juga fokus pada strategi lain terkait beternak, memastikan kedaulatan pan- kedaulatan pangan. gan, dan banyak hal lain yang telah dilakukan masyarakat adat sejak lama, Dari pengamatan Satgas Covid-19, ada kini dilirik banyak mata. Di tengah pan- komunitas masyarakat adat yang san- demi dan ancaman krisis pangan, mas- gat rentan, tetapi ada juga yang punya yarakat adat mampu bertahan sebagai daya tahan tinggi terhadap covid-19. sentral produksi dan lumbung pangan. Hal ini disampaikan Sekjen AMAN, sep- “Komunitas yang rentan itu me- mang rentan karena kondisi sebelum PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 7

erti ditulis situs Mongabay.co.id, pada pan Masyarakat Adat menjadi tumpuan Minggu (9/09/2020). harapan bagi Masyarakat Adat. Seh- ingga, upaya-upaya untuk memastikan “Masyarakat adat beserta wilayah kedaulatan pangan tetap terjaga terus adatnya yang masih bertahan sebagai dilakukan. Tranfer pengetahuan dari sentral produksi dan lumbung pangan tetua kepada para pemuda-pemudi adat terbukti mampu menyelamatkan mas- m enjadi car anya. Ter m asuk, m emanggi l yarakat adat, sesama kelompok mas- dan menggerakkan para pemuda-pemu- yarakat adat bahkan menyelamatkan di adat untuk kembali ke kampung dan bangsa dan negara dari ancaman krisis mengurusnya. Kampung dan komunitas pangan,” ucap Rukka. menjadi basis dan benteng pertahanan saat menghadapi krisis, seperti pan- Kedaulatan pangan memang menjadi demi covid-19. hal penting dan dekat dengan mas- yarakat adat sejak dulu. Buktinya, Pulang atau kembali ke kampung, ke mereka mampu memastikan kebutuhan komunitas menjadi panggilan bagi pangan mereka dengan bercocok ta- pemuda-pemudi adat untuk menjaga nam, beternak, melaut, dan banyak hal eksistensi masyarakat adat. Jawaban lain. Lumbung-lumbung pangan terse- atas panggilan tersebut mengerecut ke dia di komunitas adatnya. Padi, um- terwujudnya gerakan bersama pemuda bi-umbian, dan jagung di simpan di ru- adat nusantara yang dikenal dengan mah adat. Pohon sagu dijaga dan jadi nama Gerakan Pulang Kampung atau simpanan makanan untuk ratusan ta- Kembali Ke Kampung. Di tingkat inter- h u n . Ta n a m a n l oka l da n ta n a man obat nasional gerakan ini lebih kenal den- terus ditanam. Hewan di hutan dan di gan nama Homecoming Movement. air dijaga keseimbangannya. Semua Tahun 2015, Jhontoni Tar ihor an s el ak u demi satu hal, kelangsungan hidup di Ketum BPAN menginisiasi sebuah ger- waktu dan kondisi apapun. Kedaulatan akan yang dipelopori generasi muda pangan menjadi alat untuk melawan adat untuk menjaga wilayah adatnya. krisis, termasuk pandemi. Kedaulatan Gerakan ini menjadi program yang pangan hanya mungkin karena mas- berubah menjadi semangat bersama. yarakat adat berdaulat atas tanahnya, Disebut sebagai gerakan karena ini atas hutannya, atas airnya, atas lautn- menjadi motor bagi banyak pemuda ya, atas danaunya, dan atas hidup dan adat untuk bergerak sebagai bagian nasibnya sebagai masyarakat adat. dari masyarakat adat. Semangat dan Pemuda adat sebagai pemilik masa de- gerakan ini kemudian dikenal dengan 8 PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021

nama Kembali Ke Kampung atau Gera- kembali pulang dan mengurus kampun- kan Pulang Kampung. gnya. Ada banyak hal yang dilakukan mereka. Di masa kepemimpinan Ketum BPAN, Jakob Siringoringo, yang dimulai se- Homecoming Movement kemudian ja k Ta h u n 2 0 1 9, B PA N terus meman - melahirkan banyak inisiatif baru untuk tapkan dan menggelorakan Gerakan menjaga kampung dan wilayah adat Pulang Kampung menjadi gerakan langsung dari pemuda adat. Mulai dari Pemuda Adat berkebun, salah satu inisiatif dalam Gerakan Pulang Kampung massif di Nusantara. Selain itu ia juga kesadaran akan kedaulatan pangan, turut memperkenalkan gagasan Home- Pendidikan adat, advokasi masyarakat coming Movement ke jaringan pemuda adat, pendokumentasian wilayah adat, adat di negara lain, sehingga mampu dan lain sebagainya. menyentuh dan menginspirasi ban- yak pemuda-pemuda adat di seantero Kedaulatan pangan ditandai dengan bumi untuk menjaga wilayah adatnya. banyaknya pemuda adat yang pulang Inisiatif-inisiatif baru dalam Gerakan kampung dan memilih berkebun, men- Pulang Kampung juga bermunculan. golah tanah, dan memanfaatkan sum- Selain itu, memaksimalkan kegia- ber daya alam sekitar (hutan, sungai, tan-kegiatan pemuda adat di tingkat laut, dan danau). Ada yang bertani dan kampung menjadi fokus Jakob. Ia terus menanam tanaman pangan lokal. Ada mendorong terbentuknya banyak pen- yang beternak. Ada pula yang fokus gurus BPAN di tingkat kampung, daer- pada tanaman obat tradisional. Ber- a h , d a n w i l a y ah . Terma su k mel akukan daulat atas pangan, bisa terjadi karena perekrutan anggota BPAN sebanyak masyarkat adat berdaulat atas wilayah mungkin, sehingga semakin banyak adatnya. Sehingga, para pemuda adat pemuda adat yang kembali pulang dan tampil di garda depan menjaga wilayah mengurus kampungnya. adatnya dari perampas lahan, korpora- si, dan pihak yang mau merebut dan Sejak dicetuskan, dalam semangat merusak wilayah adatnya. Kedaulatan Gerakan Pulang Kampung, banyak pangan sejalan dengan menjaga ek- pemuda adat anggota BPAN terlibat da- sistensi wilayah adat milik masyarakat lam gerakan ini. Mereka secara sadar adat turun temurun. PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 9

Gerakan Pulang Kampung, memper- ke- 9, pada 29 Januar i 2021. Tema per - siapkan masyarakat adat, lebih khusus ayaan 9 tahun BPAN kali ini: “ Ter us k an pemuda adat untuk menguatkan diri Mimpi, Perkuat Kampung”. dan siap berhadapan dengan krisis, dengan tabrakan ataupun ganguan dari Orang muda sangat dekat dengan ber- dalam maupun luar. Ia menjadi cara mimpi. Mimpi sebagai sebuah visi, untuk menyatakan sikap dan melawan bukan seperti mimpi di siang bolong. penindasan, diksriminasi, stigma, ben- Mimpi ini semacam harapan yang besar cana bahkan menghadapi krisis glob- dan membuat perubahan. Dalam video al seperti pademi covid-19. Gerakan yang dibuat BPAN dalam perayaan 9 Pulang kampung yang telah digagas tahunnya, banyak pemuda adat men- jauh sebelumnya, membuat pemuda yampaikan mimpinya ke depan. Mimpi adat sebagai representasi masyarakat bagi BPAN tersebut digambarkan dalam adat siap dan mampu menghadapi satu kata. tantangan dan krisis seperti pandemi “Bangkit” covid-19. “Mandiri” “Sejahtera” Walau sudah setahun lebih pandemi “Bermartabat” covid-19 menguji eksistensi manusia “Berani” dan peradabannya, pemuda adat dan “Bersatu’ masyarakat adat masih eksis. Mereka “Nyata” masih dan mampu bertahan menghada- “Berdaulat” pi krisis global yang telah merenggut “Berjaya” banyak nyawa. Di tengah krisis ini pun, “ Tangguh” masyarakat adat, khususnya pemuda “Bersolidaritas” adat, telah menujukan resiliensi atau “Kreatif” daya tahan menghadapi pandemi yang “Bergerak’ belum diketahui akhirnya. “Kebebasan” “Menang”, Teruskan Mimpi, Perkuat Kampung Kata-kata tersebut menjadi mimpi Hampir setahun covid-19 menerpa pem uda- pem udi adat di BPAN. Tentu Indonesia, BPAN memperingati Hari saja, kata-kata tersebut tidak hanya Kebangkitan Pemuda Adat Nusantara sesempit artinya harfiahnya. Justru ia s e k a l i g u s m e r aya ka n H ari U l a n g Tahun memiliki arti yang lebih luas bagi mas- ing-masing pemuda adat yang men- gungkapkannya. Mimpi ini adalah visi bagi BPAN untuk terus memperluas gerakan, mempersolid perjuagan demi menangnya semua perjuangan pemuda adat pada khususnya dan Masyarkat Adat nunsantara pada umumnya. Perkuat kampung, menjadi frase yang begitu riuh terdengar di kampung dan komunitas adat. Perampasan lahan, kriminalisasi, stigma, diskriminasi, penggerusan nilai adat budaya men- jadi tantangan besar yang dihadapi di kampung. Sehingga, pemuda-pemudi adat di kampung memiliki tugas yang besar. Tidak hanya pulang kampung semata, tetapi memperkuat kampung dengan segenap daya yang dimiliki. 10 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

Kampung atau komunitas sejak dulu telah eksis dan masih eksis sampai hari ini. Ia telah melewati banyak tan- tangan dan perubahan namun ia tetap saja masih ada. Ini menandakan kam- pung adalah benteng dan ia kuat. Na- mun, di tiap zaman memiliki tantangan- nya sendiri. Sehingga, harus selalu ada orang-orang di zamannya yang hadir untuk memperkuat dan menjaga kam- pung. Dan orang-orang itu, dalam kon- teks masyarakat adat, adalah pemu- da-pemudi adat. Orang-orang dengan jiwa muda, punuh semangat, talenta, inovatif, dan kreatif. Sama dengan semangat para leluhur Ketika mere- ka muda seperti yang digambarkan dalam tradisi masyarakat adat. Para leluhur masyarakat juga punya mimpi bagi generasi selanjutnya. Mereka juga menjga kampung tidak hanya untuk mereka sendiri tetapi juga untuk gen- erasi selanjutnya. Leluhur masyarakat adat punya zamannya sendiri, begitu pula setiap keturunannya punya jiwa z a m a n s e n d i r i . Te rus b e rmi mp i , ter - us perkuat kampung menjadi cari bagi pemuda-pemudi adat, generasi terki- ni, sebagai pemilik masa depan mas- yarakat adat. Setahun lebih pandemi covid-19 men- guji mimpi dan usaha pemuda-pemudi adat untuk terus memperkuat kampun- gnya. Pandemi menantang resiliensi atau daya tahan generasi muda adat sebagai pewaris masa depan mas- yarakat adat. Sejak Pandemi Covid-19 menghantam dunia, semua orang berjuang mengh- adapinya. Tidak terkecuali masyarakat adat. Mereka menjadi kelompok yang rentan. Di tengah usaha mereka menja- ga bumi, menjaga wilayah adat seperti menghadapi perampasan wilayah adat, stigmatisasi, diskriminasi, kriminalisa- si dan lain sebagainya, mereka juga harus berjuang menghadapi covid-19. Selain, itu kurangnya fasilitas dan pe- layanan kesehatan di komunitas atau di kampung, membut Masyarakat Adat se- PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 11

makin rentan. Namun, Masyarakat Adat ini dilakukan dengan ritual. terus berjuang dan berupaya tetap ber- Langkah-langkah awal yang dilakukan tahan di tengah pandemi. Mengoptimal- Masyarakat Adat saat berhadapan den- kan kedaulatan pangan, mengkonsumsi gan pandem i yaitu r itual Tolak Ba l a. obat-obatan tradisional, melakukan Ritual Tolak Bala dilakukan bany ak lockdown wilayah adat, melakukan rit- komunitas Masyarakat Adat Nusantara ual tolak bala, dan banyak hal lainnya saat pandemi merebak. Masing-masing dilakukan oleh Masyarakat Adat untuk komunitas memiliki nama sendiri untuk tetap bertahan. Pemuda Adat sebagai menyebut ritual tolak bala. Misalnya, pemegang masa depan Masyarakat di Komunitas Masyarakat Adat Dayak Adat pun turut berperan. Mereka Seberuang, Kabupaten Sintang, untuk melakukan berbagai upaya dan inovasi menangkal pandemik Covid-19, mereka di tengah pandemic covid-19. Berbagai m elakukan r itual Tolak Bala Bepenti ’ . inisiatif yang dilakukan dalam Gerakan Ritual Tolak Bala dipim pin oleh par a Pulang Kampung selama ini, menjadi Tetua Adat Kom unitas yang juga m el - modal dan dioptimalkan kembali oleh ibatkan anggota komunitas, termasuk mereka. Inisiatif dan inovasi tersebut para pemuda-pemudi adat. Seperti di antara lain menguatkan kedaulatan Komunitas Masyarakat Adat Natar Ga- pangan (bertani/berkebun,dll), ritual har, par a Tetua Adat m elibatkan par a tolak bala bersama tetua, terlibat da- pemudi -pemudi adat dalam ritual adat lam Satgas AMANkan covid-19 di ko- sebagaai upaya perdamaian antar ses- munitas, mengoptimalkan pengobatan ama manusia, manusia dengan alam, tradisional dan tumbuhan obat-obatan, manusia dengan leluhur, dan manusia membuat masker, hansanitizer/antisep- dengan Tuhan agar terhindar dari wa- tik, disinfektan berbahan alami, dan bah seperti COVID-19. banyak hal lain. Semua itu dilakukan “Kita ada batasan-batasan, seperti tet- sebagai wujud untuk memperkuat kam- ua adat sudah lakukan tolak bala yang pung dan bukti resiliensi pemuda adat kita sebut balal dan ada penutupan di tengah pandemi. kampung, di mana orang-orang luar di- Resiliensi Pemuda Adat di Ten- gah Pandemi Ritual Tolak Bala, Lockdown Wilayah Adat, dan Satgas AMANkan Covid19 Masyarakat Adat mewarisi pengetahuan luhur tentang memaknai kehidupan. Semua siklus dan aktivitas hidupnya diawali dan diakhiri dengan ritual. Bahkan banyak diantara aktivitas Mas- yarakat Adat merupakan sebuah ritual. Spritulialitas masyarakat adat menjadi teladan, terutama dalam menghada- pi pandemi atau bencana dan sesuatu yang tidak biasa terjadi. Ada pengeta- huan yang telah terekam dan terwaris selama ribuan tahun di dalam diri Mas- yarakat Adat dalam menghadapi ben- cana atau kejadian yang tidak biasa terjadi, misalnya pandemi. Melibatkan Sang Pencipta, leluhur, dan alam se- mesta menjadi salah satu kunci. Upaya 12 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

batasi untuk masuk ke komunitas.” Be- umum seperti masjid, sekolah, taman gitu tutur Modesta Wisa, Pemudi adat bermain, mushola, dan rumah-rumah Dayak Kanayatn, seperti ditulis AMAN. warga, melakukan ronda keliling un- tuk mengecek suhu tubuh warga; dan sosialisasi tentang apa itu COVID-19 atau virus corona agar warga memiliki kesadaran untuk menjaga diri, keluarga dan orang-orang terdekat. Se la i n t e r l i b a t be rsama p a ra Tetu a Adat Handsanitiser dan Disinfektan dari dan komunitasnya, pemuda-pemudi Bahan-bahan Alami adat juga menjadi garda terdepan da- lam pencegahan covid-19. Mereka ber- Tak hanya patuh pada atur an yang di b - tugas menjaga pintu masuk komunitas uat oleh Tetua Adat dan kom unitas ny a, dan taat saat melaksanakan lock down pemuda-pemudi adat juga berinovasi wilayah adat. di tengah covid-19. Misalnya, membuat handsanitizer, antiseptik dan disinfek- tan dari bahan-bahan alami yang ada di wilayah adatnya. Para pemuda adat juga aktif bergerak Di Osing, Banyuwangi, misalnya. Para dan melakukan banyak hal di komuni- pemuda adat membuat hand sanitiz- tas selama lockdown wilayah adat. Mis- er dari daun sirih dan jeruk nipis. Di alnya, di Lombok Barat, pemuda adat Sembalun, para pemuda adat membuat yang tergabung dalam Satgas AMANk- hand sanitizer dari daun sirih, jeruk an Covid-19, melakukan berbagai hal nipis,lidah buaya, dan daun sereh. seperti memasang spanduk-spanduk Mereka juga membuat disinfektan yang himbauan pencegahan virus COVID-19 juga mereka bagikan secara gratis. di titik-titik stragegis, menyemprot cairan disinfektan di tempat-tempat PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 13

kemudian memantik pemuda adat untuk berinovasi dengan membuat masker. Upaya ini dilakukan secara gotong roy- ong. Para pemuda adat yang memiliki keahlian menjahit menyumbangkan ten- anganya, sementara yang lain menyum- bangkan kain, dan membagikannya. Di Minahasa para pemuda adat mem- buat handsanitizer berbahan dasar dari alkohol tradisional Minahasa, Cap Ti- kus. Misalnya, Barisan Pemuda Adat Nu- santara (BPAN) Daerah MAtaram, men- gambil inisiatif untuk memproduksi masker secara mandiri dan mendistri- busikannya secara gratis ke komuni- tas-komunitas adat, sebagai langkah untuk mengantisipasi penyebaran wa- bah COVID-19. Upaya kreatif itu mereka lakukan tidak Eksplorasi dan Pemanfaatan Tana- hanya untuk komunitas di sekitar, na- man Herbal dan Obat Tradisional mun juga untuk masyrakat di sekitar. Mereka juga membuat tutorial pembua- Masyarakat Adat memiliki nahan obat tan handsanitizer dalam bentuk video, tradisional yang melimpah di wilayah sehingga orang lain bisa melakukan adatnya. Hal ini dimanfaatkan para hal yang sama dengan menonton video pemuda adat dengan membuat dan yang mereka buat. meracik tanaman-tanaman obat untuk dikonsumsi di masa pandemi. BPAN Pembuatan dan Pembagian Masker Daerah Sembalun, misalnya, mereka memanfaatkan tanaman daun mint un- Di awal covid-19 menyerang, masker tuk dibuat the. Produk mereka itu pun menjadi sesuatu yang penting, namun kemudian diproduksi banyak dan dise- ia sempat menjadi barang langka. Ini barluaskan sampai masyarakat di kota. Upaya pemuda-pemudi adat meman- 14 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

faatkan tanaman obat, sebagai upaya menggerakan kedaulatan pangan di untuk survive di tengah pandemi. Hal komunitasnya sebagai salah satu ini- ini dituturkan Ketua Satgas AMANkan- siatif dari Gerakan Pulang Kampung. Covid-19, Anas Radin Syarif, seperti Sehingga, kedaulatan pangan menja- tertulis di website AMAN. di salah satu keunggulan masyarakat adat di tengah pandemi. Namun, up- aya menguatkan kedaulatan pangan terus dilakukan pemuda adat hingga saat ini. Banyak dari mereka berkebun, berladang, melaut, beternak, dan lain sebagainya sebagai upaya memastikan ketersediaan pangan dan menggerakan ekonomi komunitas. Ada banyak cerita dari para pemuda adat dari seluruh nu- santara terkait kedaulatan pangan. “Dengan praktik anak muda dan komu- Jhontoni Tar ihor an, m isalnya. Se l e - nitas di beberapa tempat, itu mereka pas ia menunaikan tanggung jawab bisa survive (bertahan hidup), bahkan sebagai Ketua Umum BPAN Periode mereka bisa mengatasi kondisi secara 2015-2018, ia kembali ke kampungnya. mandiri melalui pemanfaatan sumber Di sana ia bertani dan beternak. Sebe- d a y a a l a m y a n g te rsed i a. Te rkai t obat lum pandemi, ia sudah lama mengecap tradisional, mengapa ditekankan oleh hasil usahanya. Hasil panennya pun Sekjen AMAN, pertama, karena bahan dibagikannya ke warga di komunitasn- obat tradisional ini melimpah dan cara ya. pengobatan tradisional bisa dilakukan. Kita juga instruksikan Masyarakat Adat untuk mengeksplorasi tanaman-tana- man obat.” Menguatkan Kedaulatan Pangan, dan Menggerakan Ekonomi Masyarakat Adat Jauh sebelum pandemi covid-19 mun- cul, para pemuda adat telah terlibat P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1 15

“Selama Pandemi Covid-19 ini, saya up di wilayah adat. Melalui penanaman melakukan berbagai kegiatan di komu- tanaman pangan lokal, peternakan, dan nitas saya, Komunitas Adat Janji. Saya perikanan. Jadi panen pertama kita semakin dekat dengan wilayah adat bagikan kepada ketua adat dan kepala saya sendiri, dengan tanah saya sendi- desa sekitar sekolah adat,” tutur Vene- ri yaitu waktu saya semakin banyak dio Nala Ardisa, selaku Sekretaris PD berada di kebun. Saya menanam, mer- BPAN Osing. awat, dan juga panen. Dan Sebagian dari tanaman itu, sudah kami panen, sudah bisa kami konsumsi, dan juga Sebagian saya bagikan untuk keluarga dan masyarakat di sekitar saya bera- da,” Kesadaran untuk berbagi hasil panen seperti Jhon, juga dimiliki banyak pemuda adat lain. Di Osing, Banyuwan- gi, misalnya, para pemuda adat di sana membagikan hasil panen pertama mer- e k a k e p a d a Tetu a A da t mereka . Selama Pandemi ada pemuda adat yang sudah panen berkali-kali. Seperti Ismail Dolek dan komunitasnya, Batin Beringin Sakai. Ia dan komunitasnya menanam berbagai tanaman dengan hasil yang banyak. Misalnya, buah semangka yang mereka tanam telah dipanen beberapa kali dengan total panen 17.020 kg. Mereka juga mena- nam padi dan sudah panen. Dalam panen padi kali ini, mereka mendapat- kan sekitar 1000 kaleng padi dari lahan seluas 10 hektar. Padi yang dipanen, sebagian dikonsumsi oleh komunitas, sebagian dibagikan untuk anggota ko- munitas, dan sisanya dijual untuk mod- al tanam berikut. “Kegiatan ini dilaksanakan untuk mem- perkuat lumbung pangan Masyarakat Adat, serta untuk memastikan keterse- diaan pangan dan air bersih yang cuk- 16 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

“Keuntungan dari panen ketiga ini seti- Indra memilih untuk mengolah tanah daknya bisa menambah ekonomi Mas- secara pribadi dengan menanam tomat yarakat Adat yangg ikut serta dalam dan cabe. Ia juga turut membantu rangka kedaulatan pangan masyarakat orang tuanya bertani. Di musim saat adat ini,” ungkap Ismail. har ganya baik, Tom at dan Cabai m e - mang menjanjikan. Seperempat hektar Seperti yang disampaikan Ismail, kebun Tom at dapat m enghasilkan, s ek i - kedaulatan pangan yang digerak- tar 400 kas/peti/bakul tomat. Beratnya kan oleh pemuda adat, tidak hanya sekitar 20kg. Sementara, saat harga untuk memenuhi kebutuhan pangan tinggi, per kas/peti/bakul, dijual sekitar Masyarakat Adat, namun juga untuk 400 ribu. Sehingga hasil yang didapa- meningkatkan dan menggerakan per- tkan dalam sekali mengolah 1/4 hektar ekonomian masyarakat adat di tengah kebun tomat, sekitar Rp.160.000.000. pandemi. Memanfaatkan wilayah adat Setelah dipotong biaya produksi, maka mampu menghasilkan pendapatan yang hasil bersih yang didapatkan sekitar cukup besar bahkan di tengah pan- 150 juta rupiah. Dalam setahun, bisa demi. Hal ini seperti yang dibuktikan maksimal 3 kali menanam tomat. Seh- oleh Indra Piri, pemuda adat asal Mina- ingga pendapatan bersih dalam seta- hasa. hun, sekitar 450 juta rupiah untuk satu jenis tanaman saja. Indra biasa mena- nam 2 sampai 3 jenis tanaman dalam setahun. Menggerakan kedaulatan pangan bagi pemuda adat, tidak cukup hanya meng- gunakan tenaga semata. Salah satu kunci kedaulatan pangan pemuda adat yakni menggunakan Kearifan Masa- yarakat adat. Kearifan ini yang juga digunakan mas- yarakat adat untuk bertahan di tengah pandemi. Salah satu yang paling pop- ular di nusantara yaitu gotong royong. Namun, di tiap-tiap komunitas jenis kearifan masyarakat adat ini memiliki banyak ragam dan banyak nama. Kear- ifan seperti ini juga digunakan pemuda adat dalam menggerakan kedaulatan pangan. Misal, di Minahasa, kerarifan seperti ini dikenal dengan Mapalus atau Sum em bong. Di Talang M am ak , disebut Peparian. PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 17

or ang m esti ber ubah. Ter m asuk m er u - bah cara pandang terhadap masyarakat adat. Di tengah kerentanan masyarakat adat menghadapi covid, mereka ter- us berusaha terus hidup dan menjaga hutan, menjaga tanah, menjaga air, dan menjaga kelangsungan bumi. Peparian menjadi motor penggerak ak- tivitas kedaulatan pangan dan menjadi bagian dari kehidupan Masyarakat Adat Ta la n g M a m a k. Pandemi juga membuat banyak pemuda adat mendekatkan diri kembali dengan alam, dengan leluhurnya, dengan Sang Penciptanya. Menjadikan kampung sebagai benteng. Menjadikan sumber daya di wilayah adat sebagai modal un- tuk hidup dan terus hidup sebagai pe- megang masa depan masyarakta adat. Di tengah upaya mereka menjaga bumi, pemuda-pemudi adat terus berjuang bersama seluruh Masyarakat Adat agar pemerintah segera mengesahkan RUU Masyarakat Adat sebagai bukti nyata negara mengakui, menghormati, dan melindungi Masyarakat Adat.*** “Kata Peparian ini digunakan dalam hal gotong royong, bantu-membantu. Mis- alnya, hari ini panen di ladang saya. Selesai ladang saya, baru bantu panen d i la d a n g y a n g l ai n. Tap i kal o mi saln - ya membuat rumah, hanya satu rumah saja dikerjakan, itu tetap disebut got- ong royong bukan peparian,” tutur Su- priadi selaku mantan Ketua PD BPAN Ta la n g M a m a k. Pandemi covid-19 membuat banyak 18 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

kedaulatan pangan KETIKA PEMUDA ADAT MEMILIH PULANG KAMPUNG Oleh: Indah Salimun Mantjabo Menjadi salah satu sayap Aliansi Masyarakat kembali dibandingkan berada di rantau yang hanya menguntungkan diri sendiri. Ditambah lagi bertemu Adat Nusantara (AMAN), Barisan Pemuda Adat dan berbagi cerita dengan teman-teman dari berb- Nusantara (BPAN) atau organisasi para pemuda agai penjuru nusantara dengan pengalaman dan adat merupakan harapan bagi perkembangan dan pemahaman mereka terkait adat di komunitasnya pelestarian adat di komunitas Masyarakat Adat. membuatku malu pada diri sendiri yang sangat minim ilmu tentang wilayah tempatku dan leluhurku Generasi muda adat menjadi tonggak harapan Mas- terlahir. yarakat Adat untuk mengembangkan wilayah adat termasuk melestarikan budaya. BPAN dengan gerakan pulang kampungnya be- rupaya menjaga pemuda juga Masyarakat Adat Aku menjadi salah satu pemuda di komunitas adat pada umumnya untuk tetap mencintai dan merasa Sidole yang pada tahun 2019 kemarin mendaftar- bangga dengan budaya dan kearifan lokalnya seh- kan diri menjadi anggota BPAN Wilayah Sulawesi ingga ilmu yang diperolehnya dari sekolah ataupun Tengah dan juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang perguruan tinggi dimanfaatkannya untuk pengem- diselenggarakan BPAN maupun AMAN, merasa bangan potensi di komunitasnya untuk keberman- sangat terbantu untuk kembali mengenali adat istia- faatan Masyarakat Adat di wilayahnya. dat di komunitasku, Kaili Lauje di Sidole. Ibarat pohon, pemuda adat adalah batang pohon Aku pun kemudian dikenalkan dengan pentingnya yang akan menyebarkan sari pati tanah yang telah gerakan pulang kampung, tentang peranku yang diserap oleh akar (leluhur) pada ranting-ranting se- akan sangat bermanfaat bagi kampungku jika aku hingga menumbuhkan dedaunan untuk foto sintesis PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 19

yang kemudian akan memberikan keberlangsungan garkan kembali, hatiku terpanggil untuk mengenal hidup pohon (kehidupan Masyarakat Adat) hingga kembali adat yang menjadi bagian dari diriku jauh menghasilkan buah. Pemuda adat haruslah men- sebelum aku sendiri mengenal diriku. gupayakan segala cara dengan berbekal ilmu yang telah diperolehnya untuk mengembangkan potensi Dari semua itu muncullah tekad untuk pulang kam- wilayahnya, menjaga, mendata dan mendokumen- pung dengan misi kembali mengenali dan mendo- tasikannya dengan memulainya dengan diskusi kumentasikan segala hal yang menjadi identitasku, antarpemuda di kampungnya, berbagi ide dan tentang wilayah adat, nomenklatur, tata pemerintah- gagasan untuk tujuan mengembangkan dan mele- an, tata laku dan hukum adat yang sejak dulu telah starikan nilai atau tatanan hidup Masyarakat Adat di dianut oleh masyarakat di kampungku jauh sebelum komunitasnya. adanya agama dan hukum positif yang menurut pemaparan orang-orang tua menimbulkan efek jera Kehadiran pemuda adat diharapkan dapat menjadi bagi pelakunya, dibanding hukum positif saat ini penghubung masa lampau, masa kini dan masa yang hanya membingungkan dan mudah diperjual- yang akan datang. Menjadi generasi yang bisa belikan oleh pemilik kuasa dan pemodal. menggali potensi wilayah adat, mendata kearifan lokal termasuk sejarah, seni budaya juga ritual adat Sebaliknya, Masyarakat Adat selalu menjaga sehingga generasi mendatang masih bisa meng- lingkungan dengan kearifan lokal, mencintai alam etahui dan mengenali kearifan lokalnya sehingga semesta dan manfaatkannya dengan sangat baik. dengan bangga menampakkan keadatannya. Berbeda dengan manusia modern yang hanya ingin menguntungkan diri dan kelompok dengan merusak Adat menjadi hal yang sangat sakral bagi mas- alam (eksploitasi). yarakat yang telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka yang lebih dikenal dengan Masyarakat Banyak hal yang mesti dipikirkan oleh pemuda Adat. Keberadaan adat istiadat di era modern saat khususnya pemuda adat bagaimana menjaga ini rentan karena telah banyak pengaruh globalisasi eksistensi diri sebagai Masyarakat Adat yang be- dan modernisasi yang merecoki tatanan kehidupan radab, mandiri dan bermartabat. Menjaga wilayah dalam Masyarakat Adat. Sehingga tak jarang pemu- dan generasinya dari merusak ataupun dirusak da di suatu komunitas adat tidak lagi bangga den- oleh modernisasi yang sejatinya menghilangkan gan keadatannya dan lebih memilih mengikuti tren kesejatian diri sebagai manusia. Banyak perilaku masa kini yang jauh dari adat dan bahkan ada yang masyarakat modern yang katanya maju, tapi lebih sudah menyimpang dari adat kebiasaan Masyarakat banyak merusak masyarakat juga alam. Modernisa- Adat di wilayah adat tertentu. si dalam hal positif tentulah tetap dibutuhkan untuk mengembangkan dan mengenalkan kekayaan alam Pemuda adat menjadi tali penghubung tatanan ke- dan potensi wilayah adat untuk pengembangan hidupan, sehingga keberadaannya menjadi sangat Masyarakat Adat itu sendiri. penting untuk keberlangsungan kehidupan yang berkeadatan. Menjadi pemuda adat adalah takdir, menjadi pemu- da adat yang mau pulang kampung adalah pilihan. Adat menjadi hal penting dan sangat dihormati oleh Aku memilih menjalani kehidupan sesuai takdirku masyarakat di kampungku, namun belum banyak dengan tetap menggunakan daya pikir dalam yang kuketahui terkait adat di komunitasku, itu pun hal-hal yang masih bisa kupilih termasuk pulang hanya sebatas seremonial saja. Aku juga termasuk kampung dan mengupayakan mengembangkan pemuda yang telah mengenyam pendidikan tinggi komunitasku, kembali mengenali jati diriku dan men- di kota dengan ilmu dan kehidupan kota yang cukup genalkannya kepada dunia tentang peradaban yang modern sehingga pandanganku tentang adat se- telah dibangun oleh tatanan adat, tentang penge- dikitnya mulai teralihkan. Tapi terkait adab dan tata lolaan wilayah yang mengutamakan pemanfaatan laku kesopanan tetaplah adat menjadi tumpuanku dan pelestarian lingkungan sekitar dengan kearifan setelah agama. Aku sedikitnya telah mengabaikan lokal yang ada, menjaga bahasa dan sejarah asal adat di komunitasku. usul untuk nantinya diceritakan pada generasi men- datang sebagai penghubung generasi saat ini dan Hingga sampai pada keikutsertaanku dalam agen- generasi mendatang. da-agenda yang diselenggarakan oleh BPAN dan AMAN aku dibuat sadar bahwa adat sangatlah pent- Aku pun akan terus belajar dengan tetap mengingat ing dan menjadi hal pertama yang mengatur tatanan untuk pulang kampung berbagi untuk bangkit dan hidup masyarakat jauh sebelum agama hadir di bersatu mengurus wilayah adat untuk Masyarakat tengah kehidupan masyarakat. Mendengar penjela- Adat yang berdaulat secara politik, mandiri secara san dan pemaparan terkait hal itu aku seakan dise- ekonomi dan bermartabat secara budaya. *** 20 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

kedaulatan pangan TIDAK INGIN BERGANTUNG DENGAN PASAR, PEMUDA ADAT SUMSEL BUDIDAYAKAN IKAN Sekjen AMAN, Rukka Sombolinggi, tak lama setelah keberlagsungan hidup secara ekonomi, sosial, bu- pandemi melanda dunia, menyerukan kepada daya dan politik itu berdiri kuat yang membuat Mas- seluruh Masyarakat Adat Nusantara agar melaku- yarakat Adat berdaulat. “Karena dengan mengolah kan karantina bermartabat disusul dengan program tanah kita bisa menanam apa pun untuk dihasilkan kedaulatan pangan sebagai respons terhadap situa- dikonsumsi bahkan dijual,” katanya. si umum termasuk ancaman krisis pangan di mana Sejak memulai program kedaulatan pangan, Wawan negara berjarak teramat jauh dari komunitas adat menuturkan, mereka sudah memanen ikan lele dari segala aspek. satu kali. Wawan dan kelompoknya menyiapkan 10 Kedaulatan pangan digerakkan oleh komunitas-ko- kolam ikan, dan panen perdana lele itu berasal dari munitas termasuk perempuan dan pemuda adat. tiga kolam. Setelah panen akan dilanjutkan kembali Ada yang berkebun palawija, ada yang berkebun menebar bibit lele untuk proses keberlanjutan. jahe, sayur-sayuran, beternak dan sebagainya. Panen lele / doc: Wawan Dipkarso Wawan Dipkarso, pemuda adat asal komunitas “Kurang lebih ada 40 kg lele yang kita panen. Marga Rambang Kapak Tengah Suku III, Dusun I, Hasilnya kita bagi ke sekitar 60-an orang meliputi: Desa Pagar Agung, Kecamatan Rambang, Kabupat- warga sekitar, angggota kelompok, perangkat desa, en Muara Enim, Sumatera Selatan salah satunya. Badan Permusyawaratan Daerah dan mahasiswa. Ia bersama sSekitar 30 orang dalam kelompokn- Tiap orang mendapatkan empat ekor yang beratnya ya membudidayakan ikan seperti lele dan nila, di kira-kira 600 gram”, lanjutnya. samping menyemai sayuran bahkan singkong. Sebagai pemuda adat, Wawan menggarsbawahi Situasi masyarakat yang sudah mulai konsumtif dan bahwa aksi kedaulatan pangan yang dia dan kelom- semuanya serba instan, menurut Wawan, adalah poknya lakukan adalah aksi meneruskan prak- alasan yang melatarbelakangi ia dan kelompoknya tik-praktik orang tua dan leluhurnya. menggerakkan kedaulatan pangan di komunitasnya. “Melalui kedaulatan pangan, kami ingin mengulang Di samping itu, pandemi covid-19 yang melanda kembali kejayaan nenek moyang dulu, yaitu tidak dunia menuntutnya sebagai generasi penerus untuk tergantung dengan pasar. Kami ingin semuanya berpikir dan bertindak membantu komunitas adatn- serba ada di wilayah adat kami sendiri. Kedaulatan ya agar tidak terancam krisis pangan. pangan ini juga menjadi upaya edukasi dan ajakan Ia memaknai kedaulatan pangan yang sangat terikat supaya masyarakat sadar arti pentingnya tanah, kuat dengan tanah di mana segala kebutuhan bagi apalagi tanah ulayat”, tutup Wawan.*** P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1 21

kedaulatan pangan Cerita Kedaulatan Pangan dari Flores Adrianus Lawe nampak sibuk. Hari itu, Jumat “Semua anggota hadir di sekretariat bersama, (11/12/2020), menjadi begitu penting. Ia dan kemudian kita bagikan ke 30 orang itu. Sebetul- anggota Barisan Pemuda Adat Nusantara nya kita punya kandang kelompok, hanya saja (BPAN) Flores Bagian Timur (FBT) memulai lagi kondisi kandang yang tidak menjamin di musim satu program baru dalam gerakan kedaulatan hujan, makanya kita serahkan ke anggota dulu, pangan. Beternak babi. Di hari itu pula, belas- dua orang 1 babi,” ujar Adrianus. an ekor babi langsung disalurkan ke anggota BPAN FBT dan kelompok kedaulatan pangan. Ternak babi dipilih karena beberapa alasan. Pertama, ternak babi memiliki nilai ekonomis “Dalam program gerakan kedalautan pangan tinggi. Kedua, babi merupakan jenis binatang dan ekonomi Masyarakat Adat, BPAN FBT yang sangat dibutuhkan dalam ritual adat PA- memiliki dua usulan kegiatan yaitu ternak babi TIEA (acara syukuran atas panen dan pengan- dan kebun sayur. Berkaitan dengan ternak babi, taran arwah leluhur). Ritual ini diadakan setiap BPAN sudah menyalurkannya ke 30 anggota”, tahun dan biasanya kebutuhan akan ternak bisa tutur Adrianus selaku Ketua BPAN FBT. mencapai 5-6 ribu ekor. Menurutnya, BPAN FBT menyiapkan 15 ekor Adrianus menjelaskan bahwa selain beternak babi berumur 1 tahun untuk diternak. Babi-babi babi, BPAN FBT sudah membuka kebun sayur tersebut kemudian dibagikan ke anggota BPAN dan kebun padi seluas 1 ha. Ini untuk memban- FBT untuk dipelihara. Setiap dua orang anggota tu pemuda adat dalam mempertahankan pan- berkewajiban memelihara 1 ekor babi. gan lokal di komunitas adat Natargahar (Nian Ue Wari Tana Kera Pu). 22 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

Program kedaulatan pangan ini melibatkan anggota BPAN FBT dan komunitas Masyarakat Adat yang ada di Flores yaitu komunitas adat Natargahar dan komunitas Natarmage. Di dalam komuni- tas meilputi Tana puan (penguasa wilayah adat), kepala-kepala suku, pemangku adat, pelaksana, dan warga adat yang tergabung dalam kelompok ternak maupun kelompok non ternak. “Program kedaulatan pangan ini melibatkan 30 orang anggota BPAN FBT, 87 orang Masyarakat Adat Komunitas Natargahar, dan 505 Masyarakat Adat Komunitas Natarmage,” ucapnya. Andrianus juga menjelaskan proses memulai gerakan kedaulatan pangan bersama BPAN FBT. Ada beberapa tahap yang mereka lakukan. Tahapan ini merupakan pokok gerakan kedaulatan pangan. “Program kedalautan pangan ini bisa berjalan, dimulai dengan pertemuan pengurus BPAN, kemu- dian merencanakan untuk musyawarah adat/ pertemuan kampung, penggalian profil komunitas, pembuatan peta sketsa wilayah adat di komunitas adat Natargahar dan komunitas adat Natarma- ge,” jelas Andrianus. Adrianus rupanya sadar betul tentang pentingnya kedaulatan pangan Masyarakat Adat, bahkan dimasa pandemi seperti ini. Kedaulatan pangan menjadi cara untuk meningkatkan ekonomi dan mempertahkan pangan lokal. “Program kedaulatan pangan ini sangat penting karena dapat membantu masyarakat dalam mem- perthankan pangan lokal dan meningkatkan ekonomi Masyarakat Adat dan terkhusus pemuda adat di situasi pandemi Covid-19,” ungkap Adrianus. Sebagai pemuda adat, Adrianus sadar bahwa yang di titipkan leluhur dalam kesatuan wilayah kedaulatan pangan menjadi bukti konkrit ke- adat”, tegasnya. terhubungan Masyarakat Adat dengan wilayah adatnya. Gerakan kedaulatan pangan menjadi Ditambahkannya, ke depan BPAN FBT akan cari yang efektif mendekatkan pemuda adat melakukan sosialisasi ke semua komunitas di dengan wilayah adatnya. Flores Bagian Timur yang meliputi Kabupaten Sikka, Flores Timur, Lembata, dan Alor. Tu- “Kedaulatan pangan menjadi pemantik bagi juannya supaya program kedaulatan pangan pemuda adat untuk kembali ke kampung men- betul-betul dirasakan oleh semua masyarakat di gurus kebun, mengurus mata air, mengurus komunitas adat masing-masing. (kalfein wuisan) hutan adat, mengurus semua sumber daya P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1 23

inisiatif PANEN PERTAMA UNTUK T E T UA Mbah Wari adalah Pemangku Adat Wadon asal Komunitas Adat Osing Cungking yang mengurusi makanan untuk ritual dan segala perlengkapanya. Rabu, 31 Maret 2021 ia dikunjungi oleh pemu- da-pemudi adat, perempuan adat, dan Sekolah Adat Pesinauan Osing, Banyuwangi. Mereka mem- bawakannya kangkung segar yang baru dipanen. Kangkung tersebut merupakan tanaman hasil panen perdana program kedaulatan pangan yang mereka kelola. Program kedaulatan pangan ini sudah dilakukan se- foto yang diunggahnya, ia dan orang-orang di foto jak bulan November 2020. Dilaksanakan di beberapa tersebut nampak bahagia. Mereka berpose sambil tempat yaitu di Komunitas Adat Osing Kenjo, Cun- memegang kangkung dengan senyum penuh rasa gking, Andong, Mondoluko, dan Pesinauan Sekolah gembira. Hari dimana ia membagikan foto tersebut, Adat Osing. Anggota BPAN dari Komunitas Adat rupanya menjadi hari penuh sukacita bagi Komu- Osing Kemiren, Andong, Mondoluko, Bakungan, nitas Adat Osing. Hari itu, mereka panen perdana Cungking, Kenjo bersama dengan pengurus Sekolah sayur kangkung. Adat ‘Pesinauan’ Osing menjadi pelaksana kegiatan. Kangkung yang baru dipanen disiapkan untuk Program kedaulatan pangan yang mereka lakukan dibagikan oleh pemuda-pemudi adat, perempuan mencakup penanaman pangan lokal, peternakan, adat, dan Sekolah Adat Pesinauan Osing dan perikanan. Tujuan utamanya untuk mem- Kankung yang dipanen, mereka bagikan kepada para perkuat lumbung pangan masyarakat adat. Tetua Adat di Osing dan beberapa Kepala Desa di “Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperkuat sekitarnya. Pembagian kangkung ini pun mereka lumbung pangan Masyarakat Adat, serta untuk abadikan dalam foto yang dibagikan oleh Venedio di memastikan ketersediaan pangan dan air bersih yang grup WA BPAN. cukup di wilayah adat. Melalui penanaman tana- Venedio kemudia menjelaskan orang-orang yang man pangan lokal, peternakan, dan perikanan,” ujar ada di dalam foto yang mendapat kehormatan me- Venedio Nala Ardisa. Ia adalah pemuda adat Osing. nerima hasil panen perdana mereka. Dalam struktur kepengurusan BPAN Daerah Osing, “Untuk yang difoto itu ada Ketua Adat Komunitas ia menjabat sebagai Sekretaris. Adat Osing Kemiren, Bapak Suhaimi. DAMAN- “Jadi panen pertama kita bagikan kepada ketua adat dan kepala desa sekitar sekolah adat,” tutur Venedio. Di grup aplikasi Whatsapp (WA) Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), Venedio membagikan beberapa kegiatan kedaulatan pangan mereka. Dari 24 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

DA PD AMAN Osing dari Komunitas Adat Osing Olehsari, Bapak Sunardi. Kepala Desa Kemiren, Bapak Mohamad Arifin. Istri Kepala Desa Olehsa- ri, Pemangku Adat Wadon Komunitas Adat Osing Cungking, Mbah Wari, dan Mak Sus salah satu Per- empuan Adat Komunitas Adat Osing Kemiren yang mengajarkan kami terkait kegiatan bercocok tanam di kegiatan ini,” paparnya. Ditambahkan Venedio, kankung yang mereka tanam juga dipanen untuk dimakan bersama, setelah kegia- tan rutin Komunitas Adat Osing Cungking. “Jadi di Komunitas Adat Osing Cungking kita rutin nyapu setiap kamis di pesarean Buyut Cungking, leluhur yang dituakan di Cungking. Jadi hasil panen- ya bisa dimasak dan dimakan di hari kamis setelah nyapu,” ucapnya. Kedaulatan pangan menjadi salah satu aspek penting dari masyarakat adat. Salah satunya bercocok tanam. Ini yang kemudian disadari oleh pemuda-pemudi adat Osing untuk dipelajari dan dilakukan sendiri oleh mereka. “Kegiatan ini kami laksanakan karena pemuda dan pemudi perlu belajar bercocok tanam agar ketika orang tua kita sudah tiada kita sudah mahir untuk membudidayakan tanaman serta mengajarkan pola tanam tradisional,” ungkap Venedio.*** P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1 25

kearifan Peparian Motor Kedaulatan Pangan Talang mamak Para pemudi adat nampak riang. Di wajah mereka Talang Mamak disebut ‘Menuai’. Tradisi menuai mer- terpancar rasa bahagia. Mereka berdiri di antara upakan proses panen padi secara tradisional. Para padi yang sudah menguning. Tangan mereka, sibuk pemuda dan pemudi adat menjadi orang yang paling memetik tangkai-tangkai padi yang berisi. berperan di dalam tradisi menuai. Begitupula para ibu, para perempuan adat yang Masyarakat Adat Talang Mamak memang sangat ber- bersama mereka. Di tangan mereka ada tuai (alat hubungan erat dengan ladang. Dalam bahasa Talang untuk memanen padi). Mereka sibuk menuai padi, Mamak, talang berarti ladang. Menurut Supriadi sambil mengajarkan pengetahuan itu kepada para Tongka, menanam padi merupakan bagian dari seja- anak perempuan yang ikut panen. Tradisi tranfer rah Talang Mamak. pengetahuan ini merupakan khas Masyarakat Adat “Talang artinya ladang. Selain itu, padi juga digu- Talang Mamak. Panen, belajar, dan bergembira, nakan untuk ritual adat serta memenuhi kebutuhan itu yang melekat di diri mereka. Hari itu, Minggu pangan orang Talang Mamak. Karena itu, Masyarakat (14/02/2021), kebahagiaan mereka begitu terasa. Adat Talang Mamak tidak bisa dipisahkan dari ber- Mentari terik pun tak mampu membendung sukac- ladang menanam padi”, ungkap pemuda adat Talang ita mereka dalam menikmati berkat, hasil mengolah Mamak ini. tanah leluhur Talang Mamak. Mereka menuai padi Di tengah kesibukannya sewaktu menjabat sebagai dengan penuh gembira sambil menaikkan syukur Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) kepada Sang Pencipta. Daerah Indragiri Hulu periode 2016-2019, Supriadi juga sibuk berladang. Usai menyelesaikan tugasnya Sudah dua minggu lebih, sejak awal Ferbuari, Mas- sebagai Ketua, ia semakin fokus berladang. Ladangn- yarakat Adat Anak Talang, Suku Talang Mamak melaksanakan panen Padi. Tradisi ini dalam bahasa 26 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

ya, ia tanami sekitar 3.000 pohon pisang dari berb- Peparian. Proses menugal sampai menuai mem- agai jenis. Selain itu, ada juga tanaman obat-obatan butuhkan waktu sekitar 6 bulan. Padi yang mereka seperti kunyit, jahe, dan lain sebagainya. tanam umumnya merupakan padi lokal. Padi ini Kini, ia sedang menikmati panen padi di ladang kel- sudah ditanam secara turun-temurun. Dalam bahasa uarga mereka. Selain anggota keluarga, para pemudi, Talang Mamak nama-nama padi tersebut yakni Padi perempuan adat, dan masyarakat yang berladang di Gading Godang (besar), Padi Sabak, Padi Anak Jalai, sekitar ladang mereka datang membantu memanen dan padi Alus (kecil). padi. Kerja saling bantu-membantu ini dalam bahasa Dijelaskan Supriadi, tujuan menanam padi, selain Talang Mamak disebut Peparian. memenuhi kebutuhan pokok, juga untuk menjaga tr- “Kata Peparian ini digunakan dalam hal gotong adisi dari leluhur. Padi juga digunakan orang Talang royong, bantu-membantu. Misalnya, hari ini panen Mamak untuk ritual. di ladang saya. Selesai ladang saya, baru bantu panen “Hasil dari panen untuk kebutuhan pokok serta di ladang yang lain. Tapi kalo misalnya membuat untuk ritual setelah panen yang disebut orang Anak rumah, hanya satu rumah saja dikerjakan, itu tetap Talang ‘membuat ubat ikut taun kepalo taun’,” jelasn- disebut gotong royong bukan peparian,” tutur Supri- ya. adi. Panen menjadi proses yang paling ditunggu setelah melewati berbagai tantangan sejak proses mena- nam. Di Talang Mamak sendiri, cuaca dan gangguan binatang liar dan hama tanaman menjadi tantangan terbesar dalam berladang. Misal, seperti yang diala- mi Supriadi. “Tantangan-tantangan yang kami hadapi antara lain seperti serangga, burung, dan yang paling men- gancam adalah tidak menentunya musim kemarau dan penghujan yang berdampak pada hasil panen,” imbuhnya. Peparian menjadi motor penggerak aktivitas kedau- Bagi Supriadi dan seluruh Masyarakat Adat yang latan pangan Masyarakat Adat Talang Mamak. berladang, tantangan-tantangan seperti itu biasa Peparian menjadi bagian dari kehidupan Masyarakat terjadi. Namun, tidak menuyurutkan niat ataupun Adat Talang Mamak. semangat mereka untuk berladang karena ladang Di musim panen ini, ladang milik keluarganya adalah identitas orang Talang Mamak. Di tengah merupakan salah satu dari beberapa ladang yang pandemi Covid-19, berladang padi menjadi bagian diusahakan oleh Masyarakat Adat Anak Talang. Luas dari upaya kedaulatan pangan Masyarakat Adat ladang yang digarap oleh satu kepala keluarga kurang Talang Mamak. Menurut Supriadi, dengan berladang lebih setengah hektar. Sementara itu, ada sekitar 15 menanam padi, kebutuhan pangan mereka dapat keluarga yang berladang atau berbanjar (berkelom- teratasi. Selain itu, berladang menjadi usaha untuk pok) di dekat ladangnya. mempertahankan tradisi leluhur supaya tidak hilang. Proses menugal (menanam) sampai pemanenan “Ini bagian dari kedaulatan pangan karena dengan masih dilakukan dengan cara tradisional dan melalui berladang dapat membantu kita keluar dari krisis ritual. Ladang biasanya digarap sendiri-sendiri oleh pangan. Apalagi situasi Covid-19 yang melanda dun- masing-masing keluarga. Tapi, pada waktu tertentu, ia ini. Dan yang terpenting kita bisa berdalulat atas misalnya saat Menuai, mereka bekerja bersama, pangan tanpa diatur oleh pihak luar”, tutupnya. Berladang menjadi senjata, menjadi metode Mas- yarakat Adat Talang Mamak menjaga wilayah adatn- ya, menjaga identitasnya. Berladang adalah identitas mereka. ‘Talang’ berarti ‘ladang’.*** P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1 27

kearifan Sumembong dan Kedaulatan Pangan Ada banyak sekali kearifan di Minahasa yang digu- Beberapa hari lalu, bersama beberapa kawan, saya nakan untuk hidup dan terus hidup sebagai manusia. ikut Sumembong di kobong (kebun) pece alias Baik dalam kegiatan di kampung, maupun kerja sawah, milik Theo Rory. Kami bersama membantu bersama di kebun. memanen padi miliknya. Theo menggarap beberapa Kearifan tersebut misalnya, Mapalus, Ru’kup, Sum- petak sawah. Itu cukup untuk memenuhi kebutu- embong, dan banyak lagi lainnya. hannya dan keluarga. Ia mengolah sawahnya secara Pengetahuan tersebut merupakan warisan kehidupan mandiri. Mawuntul, itu namanya dalam bahasa para pendahulu Minahasa. Masing-masing kam- Minahasa. pung, punya kearifannya sendiri. Ini adalah produk Mawuntul dalam bahasa Tontemboan Minahasa kebudayaan Minahasa. berarti mengolah atau mengusahakan sesuatu secara mandiri, tidak menyewa pekerja. Sejak mengolah 28 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

sawah dari proses Lemepo (membersihkan sawah kan padi dari batangnya dengan cara dipukulkan ke untuk ditanami), Musew (menanam padi), merawat- tempat kecil seperti meja) padi merupakan kegiatan nya, sampai memanen diusahakannya sendiri. Hanya yang kami lakukan di kebun Theo. Ini wujud dari di tahapan tertentu, ia dibantu oleh orang lain secara Sumembong. sukarela. Misalnya, seperti saat memanen padi. Ia Selain berkebun sawah, Theo juga seorang petani cap dibantu oleh beberapa kawannya. Upaya membantu tikus. Di sela-sela waktunya mengolah pohon aren, ia secara sukarela ini, disebut Sumembong. juga melakukan aktivitas berkebun lain. Ini memang Sumembong dari kata sembong. Artinya, bantu menjadi ciri khas para petani di Minahasa. Mereka tidak hanya melakukan satu aktivitas berkebun. secara sukarela. Tradisi ini sudah lama hidup di Di tengah pandemi, orang-orang seperti Theo dan Minahasa, terlebih di Ro’ong Wuwuk. Selain kerja di beberapa petani di kampung, membuktikan resilien- kebun, Sumembong juga kerap diterapkan di acara si terhadap situasi ini. Mengolah sawah dan tanah dan kegiatan kemasyarakatan. Misalnya, ada peristi- menjadi bukti kongkrit. Hasilnya, 13 karung padi wa duka, pesta, atau membangun rumah dan pon- yang dipanennya di musim tanam ini, menjadi salah dok di kebun. Sumembong menjadi satu nadi dalam satu bukti bahwa petani dan orang muda yang berke- kehidupan sehari-hari orang Minahasa. bun menjadi penjaga kedaulatan pangan. Pangan Bairis (memanen) padi dan Babanting (memisah- yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga besar mereka. Selebihnya bisa dijual atau diberikan kepada orang lain. Sumembong dalam berkebun menjadi pernyataan sikap generasi muda hari ini. Ini juga bukti bahwa berkebun bukan “bahan jualan” untuk hidup, seperti yang dilakukan oknum untuk meraih simpati dan suara. Berkebun adalah upaya untuk terus hidup dan menjaga kehidupan terus berlangsung. Ia adalah jati diri.*** P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1 29

sastra Di antara Musim Yang Tak Menentu Oleh: Yuyun Kurniasih Hujan datang di pukul 3 dini hari, padahal yang menyapu lahan sayur. sedang musim panas. Deras air hujan mem- Hujan mulai mereda di pukul 10 pagi. Para berikan bunyi di atas genteng rumahku. petani berangkat melihat lahannya yang Rasa dingin yang ditimbulkan membuatku dilahap oleh banjir. Ini musim panas tapi menarik selimut dan tertidur kembali. banjir datang. Beberapa bulan lalu musim hujan tapi tanaman banyak yang mati kare- Pukul 7 pagi aku bangun, hujan juga tak na musim panas datang. kunjung reda. Aku mendengar kabar dari tetangga, sungai di kampung banjir dan Merenungkan Musim menyapu lahan sayuran yang tumbuh di pinggir sungai. Kulihat dari teras rumahku, Akhir-akhir ini bumi semakin panas. Hujan beberapa perempuan dan pemuda berjalan tak menentu. Angin melanda seluruh pe- menggunakan payung untuk melihat banjir losok Nusantara. Adalah kesedihan yang 30 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1

mendalam mendapati Bumi yang sakit. Apakah sulit sekali menahan diri dari kera- Aku tahu bumi semakin tak sehat. Keru- kusan yang tak pernah berujung? sakan demi kerusakan tengah menggerogoti Aku teringat tentang Tubuh Kedua. Daysi tanah di kampungku. Baru saja, tanah- Hilyard mengajarkan padaku Tubuh Kedua tanah di sini lolos dari kebijakan pemerin- kita pasti akan merasakan hal yang sama tah yang akan menanam sawit dan men- bahkan sampai dibelahan bumi manapun. janjikan semua orang menjadi kaya dalam Hewan, tumbuhan dan mahluk lainnya pasti sekejap. Kini, banjir telah menghancurkan terkena dampak dari kerusakan alam saat lahan-lahan sayur. ini. Renungan yang tak menemukan ujung- nya. Jika hanya kekayaan dan kekuasaan Nasib-nasib mati oleh kebijakan atau mati saja yang ditumpuk, sudah pasti tubuh karena hilangnya sumber penghidupan tak keduaku telah menjadi abu karena panas dapat dijadikan pilihan oleh orang di kam- bumi yang membakar. pungku. Sudah pasti keduanya perlahan-la- han membunuh dan tinggal menghitung Mulai Perjalanan waktu, kapan persis datangnya. Sore aku berdiri di tepi sungai yang mela- Kemarin aku lihat di berita bencana ban- hap ladang sayur warga di kampungku. Aku jir menutupi seluruh Kalimantan. Longsor memungut buah mentimun yang siap di- menghancurkan rumah-rumah karena akar panen. Buah mentimun yang penuh dengan pohon tak lagi kuat menahan deras air yang lumpur. Aku berjalan menuju aliran sungai, masuk ke tanah. Angin kencang juga meng- kemudian aku mencuci timun yang ‘ku am- hancurkan rumah-rumah warga di Kupang, bil. Segar terlihat di mataku. Nusa Tenggara Timur. Aku memandangi ladang sekitar sungai. Musim panas dan musim hujan tak men- Semua rata dengan lumpur. Kacang pan- genal bulan ke berapa mereka harus jang, cabe rawit, kangkung, dan sayuran datang. lainnya terlihat sama di mataku. Cokelat Apalagi setelah ini? Apalagi setelah ini? susu. Timun yang ada di tangan aku gigit. Segar rasanya lidahku mengecap. Tangisku Panen yang selalu ditunggu-tunggu han- keluar setelahnya. Aku merenung, sampai cur juga oleh musim yang tak tentu kapan kapan mahluk hidup dijadikan permainan membaik. Saya mencoba bertahan di an- atas kerakusan manusia. Hulu sungai telah tara kehancuran dengan tumpukan tugas ditambang secara illegal. Tanah-tanah telah menjadi Pemuda Adat, generasi penerus. menjadi sawit. Adilkah ini disematkan dalam perjalanan kita? Seperti susah sekali bernafas un- Aku duduk di batu pinggir sungai. Hingga tuk menikmati alam yang disajikan untuk aku berusia 27 tahun, semakin hari kura- seluruh mahluk hidup. sakan semakin jelas di mataku. Satu per- Tidak adil, sangat tidak adil. jalanan yang terus dimulai hingga tak tahu kapan berhentinya. Jika 15 tahun lalu aku Mengemban Tugas masih bisa mandi di sungai, kini sungai tak lagi menjadi teman melainkan menjadi ra- Keluhan hutan rusak dan akan merusak cun untuk semua orang. bumi seolah-olah menjadi angin lalu untuk para pemilik modal. Dengan dalih membuat Burung-burung yang dulu aku buru bersa- Nusantara lebih maju atau lainnya, ben- ma dengan temanku tak pernah aku lihat cana-bencana itu menghantarkan kepada- saat aku ke kebun. Belut-belut yang dulu ku ku sebagai pemuda adat yang mengemban pancing hilang karena tanah sudah hancur tugas menjaga hutan pada fungsinya. oleh pestisida. Aku mengingat seorang Ketua Adat, dia Aku tak pernah membayangkan ternyata berkata “Di mana pun kerusakan yang dise- hidup bukan semakin baik malah semakin babkan, kapan terjadinya, kita semua yang rusak. Hidup diminta untuk terus memulai akan menanggung akibatnya. Karena kita perjalanan. Jalan di atas tanah leluhur yang hidup di satu bumi yang sama”. Kalimat ini hancur. Penuh kerak kekuasaan yang ki- terus terngiang-ngiang di kepalaku. Keru- kir dan jahat. Melenyapkan ikatan manusia sakan apalagi yang harus kami tanggung? dengan tanahnya. *** PEMUDA ADAT | Edisi 2 | Agustus 2021 31

Bangkit, Bersatu, Bergerak, Mengurus Wilayah Adat ! 32 P E M U D A A D A T | E d i s i 2 | A g u s t u s 2 0 2 1


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook