1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dijelaskan bahwa ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Untuk mewujudkan ASN yang profesional sesuai dengan fungsi ASN baik sebagai pelaksanaan kebijakan, pelayanan publik dan perekat pemersatu bangsa maka perlu diselengarakan Pendidikan Latihan Dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Lembaga administrasi negara (LAN) adalah lembaga pemerintah non kementrian yang diberi kewenangan melakukan pengkajian dan pendidikan serta pelatihan Pegawai Negeri Sipil. Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, nasionalisme dan kebangsaan, karakter, kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, serta memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang seperti yang telah diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Nomor 1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. ASN dituntut untuk memahami nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan profesinya. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Dan Anti Korupsi (ANEKA). Nilai-Nilai Dasar ANEKA diharapkan dapat diterapkan dan diaktualisasikan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga akan terus berlanjut menjadi sebuah kebiasaan yang menjadikan dirinya memiliki kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional sesuai dengan bidang tugasnya. Guru sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri. Undang Undang Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa guru di Indonesia diharapkan punya empat kompetensi 1
2 dalam menjalankan profesinya, yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial (Chatib, 2010:28). Perkembangan zaman dari masa ke masa yang sangat pesat harus dibarengi dengan perkembangan kualitas sumber daya manusia yang ada, terlebih lagi di era digital saat ini. Minat baca peserta didik yang rendah hampir terjadi di semua sekolah. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi salah satu cara yang digunakan pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan Indonesia. Namun, pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat menjadi salah satu penyebab kurangnya minat baca peserta didik saat ini. Kemudahan yang didapatkan peserta didik dalam mengakses informasi membuat peserta didik di sekolah menjadi malas untuk membaca, kemudahan tersebut membuat peserta didik ini menjadi bergantung dengan apa yang disediakan oleh teknologi. Berdasarkan pengamatan penulis di SD Negeri 1 Jungsemi, penulis menemukan permasalahan utama yaitu rendahnya tingkat literasi siswa dalam pembiasaan dan budaya membaca di lingkungan sekolah. Budaya literasi pada siswa masih sangat rendah, ini dapat dilihat dari kemauan siswa akan membaca buku hanya ketika diminta, ketepatan, dan kecepatan membaca juga masih rendah. Jika peristiwa tersebut terus terjadi maka akan menimbulkan hilangnya minat baca serta wawasan dan pengetahuan peserta didik. Melihat kondisi tersebut penulis mengangkat isu “Optimalisasi penerapan program literasi peserta didik di Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal”. Dengan adanya kegiatan aktualisasi ini diharapkan mampu mengatasi isu yang ada dan dapat meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan nilai-nilai ANEKA di lingkungan kerja. B. Tujuan Aktualisasi Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan aktulisasi adalah : 1. Tujuan Umum Peserta Pelatihan Dasar CPNS mampu menyelesaikan isu “Belum optimalnya penerapan program literasi peserta didik di Kelas III SD Negeri
3 1 Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal” dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan kegiatan. 2. Tujuan Khusus a. Mendalami isu “Belum optimalnya penerapan program literasi peserta didik di Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal”. b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan inisiatif/inovatif dalam rangka menyelesaikan isu. c. Melaksanakan setiap tahapan kegiatan dengan mengaktualisasikan nilai - nilai dasar PNS d. Mendeskripsikan kontribusi output setiap kegiatan terhadap pencapaian visi dan misi organisasi e. Mendeskripsikan kontribusi setiap output kegiatan terhadap penguatan nilai-nilai organisasi f. Mendeskripsikan manfaat kegiatan-kegiatan inisiatif dalam rangka menyelesaikan isu g. Membuat Rancangan Tindak Lanjut Aktualisasi
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil SDN 1 Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal SD Negeri 1 Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten kendal didirikan pada tanggal 1 Januari 1950 berdasarkan SK pendirian sekolah Nomor : 421.2/003/XI/56/85 SD Negeri 1 Jungsemi saat ini dipimpin oleh Ibu Siti Hidayah, S.Pd.SD. Berikut adalah profil SD Negeri 1 Jungsemi : Identitas Sekolah 1. Nama Sekolah : SD Negeri 1 Jungsemi 2. NPSN : 20322064 3. NSS : 101032413033 4. Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar 5. Status Sekolah : Negeri 6. Alamat Sekolah : Jl. Laut : 06 / 02 RT / RW : Jungsemi Desa : Kangkung Kecamatan : Kendal Kabupaten : Jawa tengah Provinsi : Indonesia Negara : 51353 Kode Pos : [email protected] 7. Email : -6,9053 ( Lintang ) 8. Posisi Geografis : 110,118 ( Bujur ) Tabel 2.1 Profil SD Negeri 1 Jungsemi Jumlah Peserta didik berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Kelas 1 10 8 18 2. Kelas 2 12 7 19 3. Kelas 3 7 4 11 4. Kelas 4 14 12 26 5. Kelas 5 32 5 6. Kelas 6 11 12 23 Jumlah 57 45 102 4
5 Tabel 2.2 Jumlah Peserta didik SD Negeri 1 Jungsemi 1. Visi SDN 1 Jungsemi ”Unggul dalam prestasi, Luhur dalam budi, Tangguh dan taat pada Illahi robbi” 2. Misi SDN 1 Jungsemi Untuk dapat mencapai visi, sekolah menentukan misi sebagai berikut : a. Mendidik sesuai bakat dan minat anak b. Memupuk dan mendorong semangat belajar anak, gemar membaca, rasa ingin tahu, dan kreatif c. Melatih dan mengembangkan ketrampilan anak di bidang IPTEK, Bahasa, olahraga, dan seni budaya d. Menumbuh kembangkan tutur kata dan berahlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui penguatan pendidikan karakter (PPK) e. Membina dan menyelaraskan amal ubudiah anak 3. Nilai-nilai Organisasi Nilai-nilai yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas di SDN 1 Jungsemi mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter berlandaskan budaya bangsa yang dirumuskan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu : a. Religius Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b. Jujur Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. c. Toleransi Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan Tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
6 e. Kerja keras Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. f. Kreatif Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. g. Mandiri Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. h. Demokratis Demokratis adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. i. Rasa ingin tahu Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. j. Cinta tanah air Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik negara. k. Gemar membaca Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang menjadi kebajikan bagi dirinya. l. Peduli lingkungan Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. m. Sosial Sikap sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
7 n. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 4. Struktur Organisasi pada Satuan Kerja Berikut struktur organisasi SD Negeri 1 Jungsemi : Kepala Sekolah Komite Sekolah Siti Hidayah, S.Pd.SD Imron Masyhadi Guru Agama Islam Guru Olahraga Ahmad Taryono, A.Ma. Mahroji, S.Pd. Guru Kelas I Guru Kelas II Noordiyani Dwi A., S.Pd Amalia Sulkha, S.Pd. Guru Kelas III Guru Kelas IV Rizki Kurnianto, S.Pd. Marsudi, S.Pd.SD Guru Kelas V Guru Kelas VI Jasmani, S.Pd.SD Subekhi, S.Pd.SD Penjaga Sekolah Masturo Peserta Didik Gambar 2.1 Struktur Organisasi SD Negeri 1 Jungsemi Struktur organisasi SD Negeri 1 Jungsemi tersebut menunjukkan pembagian kerja dan tugas yang tidak sama dapat dikoordinasikan, berikut peranan masing-masing :
8 a) Kepala Sekolah Tugas pokok kepala sekolah berdasarkan pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, adalah sebagai berikut: 1) Beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervise kepada guru dan tenaga kependidikan. 2) Beban kerja kepala sekolah bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan delapan standar nasional pendidikan. 3) Dalam hal terjadi kekurangan guru pada satuan pendidikan, kepala sekolah dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan agar proses pembelajaran atau pembibingan tetap berlangsung pada satuan pendidikan yang bersangkutan. 4) Kepala sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan, tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan di luar tugas pokoknya b) Guru Guru Kelas dan guru mata pelajaran bertugas melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan analisis hasil ujian, melakukan kegiatan penilaian proses belajar, mengisi daftar nilai peserta didik, dan sebagainya. c) Penjaga Sekolah Penjaga sekolah bertugas membantu Kepala Sekolah, guru, dan staff. Penjaga sekolah memiliki tugas menyeluruh terkait rumah tangga, kebersihan, dan keamanan. Dalam pembagian tugas mengajar di SD Negeri 1 Jungsemi, penulis sebagai CPNS pada jabatan Ahli Pertama - Guru Kelas. Selain menjalankan tugas sebagai guru Kelas III, berdasarkan SK Kepala Sekolah nomor 421.2/099/II/2021 dan 421.2/120/VIII/2021 penulis mendapat tambahan tugas menjadi Operator Sekolah dan Bendahara BOS.
9 B. Nilai-nilai Dasar PNS Agar dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang menjiwai Nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Berikut adalah penjelasan nilai-nilai tersebut : 1. Akuntabilitas Secara singkat akuntabilitas dapat diartikan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level /unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah : a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari danmencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dallam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus dilaksanakan, yaitu :
10 a. Kepemimpinan Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas kebawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. b. Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi c. Integritas Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan d. Tanggung jawab Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban e. Keadilan Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang f. Kepercayaan Kepercayaan muncul dari adanya keadilan dan menumbuhkan akuntabilitas g. Keseimbangan Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas h. Kejelasaan Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan 2. Nasionalisme Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme pancasila bangsa dan tanah air adalah menghormati bangsa lain. pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
11 terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Nilai-Nilai Nasionalisme : a. Dari Sila Pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa” 1) Beriman, menghormati dan bekerjasama antar umat beragama dan tidak memaksakan agama kepada orang lain. 2) Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. 4) Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 5) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. b. Dari Sila Kedua Pancasila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” 1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesame manusia. 2) Saling mencintai sesama manusia 3) Mengembangkan sikap tenggang rasa 4) Tidak semena-mena terhadap orang lain. 5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan 6) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 7) Berani membela kebenaran dan keadilan. 8) Saling menghormati dengan bangsa-bangsa lain di dunia. c. Dari Sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia” 1) Kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan 2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara 3) Cinta tanah air dan bangsa 4) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia 5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika
12 d. Dari Sila keempat Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan” 1) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. 2) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan Bersama 3) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 4) Dengan itikhad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 5) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 6) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat martabat manusia dan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. e. Dari Sila kelima Pancasila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” 1) Mengembangkan perbuatan-perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan 2) Bersikap adil 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 4) Menghormati hak-hak orang lain 5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain. 6) Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. 7) Tidak bersikap boros 8) Tidak bergaya hidup mewah 9) Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum 10) Suka bekerja keras 11) Menghargai karya orang lain 3. Etika Publik Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk dan benar atau salah perilaku, Tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai – nilai dasar etika publik, yaitu :
13 a. Memegang teguh ideologi Pancasila b. Setia dan mempertahankan UUD serta pemerintah yang sah c. Mengabdi pada negara dan rakyat Indonesia d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminan g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat berdaya guna, berhasil guna dan santun k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi l. Menghargai komunikasi, konsultasi dan Kerjasama m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan o. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier Menurut UU Nomorl 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), yaitu : a. Melaksanakan tugas secara jujur, bertanggungjawab dan berintegritas tinggi b. Melaksanakan tugasnya secara cermat dan disiplin c. Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku d. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan e. Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan sejauh tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintah f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,efektif dan efisien h. Menjaga agar tidak terjadi konflik
14 i. Memberi informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain k. Memegang teguh nilai dasar PNS dan selalu menjaga reputasi dan integritas PNS l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai PNS 4. Komitmen Mutu Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi, muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna. Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu. Sedangkan nilai-nilai komitmen mutu : a. Komitmen bagi kepuasan masyarakat b. Pemberian layanan yang cepat, tepat dan dengan senyuman ramah Pemberian layanan yang menyentuh hati, tanpa cacat, tanpa kesalahan
15 c. Tidak ada pemborosan d. Pemberian layanan yang dapat memberi perlindungan kepada publik e. Pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan f. Upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui Pendidikan, Pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi,dan bench marking 5. Anti Korupsi Anti korupsi adalah salah satu sikap melawan atau menentang penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara atau perusahaan untuk keuntungan pribadi atau atau orang lain. Sedangkan tindak pidana korupsi berarti suatu perbuatan korupsi yang diancam pidana oleh undang-undang, bertentangan dengan hukum, dilakukan dengan kesalahan oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab. Menurut Undang-Undang yang mampu bertanggung jawab. Menurut Undang-Undang Nomor Nomor 31 Tahun 1999 1999 junto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi , terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari : a. Kerugian keuangan negara b. Suap-menyuap c. Pemerasan d. Perbuatan curang e. Penggelapan dalam jabatan f. Penturan kepentingan dalam pengadaan g. Gratifikasi. Nilai-Nilai Anti Korupsi : a. Kejujuran Jujur dapat pula diartikan kehati-hatian diri seseorang dalam memegang amanah yang telah dipercayakan oleh orang lain kepada dirinya. b. Kedisiplinan Disiplin adalah suatu kemauan dan perbuatan seseorang dalam mematuhi seluruh peraturan yang telah terangkai dengan tujuan tertentu.
16 c. Tanggung jawab Tanggung jawab merupakan kewajiban memikul, menanggung segala sesuatunya, dan menanggung segala akibatnya d. Kerja keras Kerja keras adalah bekerja dengan sungguh-sungguh, sekuat daya dan tenaga, penuh semangat, pantang menyerah, untuk mencapai hasil terbaik. e. Kesederhanaan Sederhana adalah hidup yang tidak berlebihan dalam menggunakan harta yang dimiliki f. Kemandirian Mandiri adalah sikap tidak mau menggantungkan keputusan pada orang lain. Sikap mandiri membuat seseorang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain g. Keadilan Adil adalah dimana semua orang mendapat hak menurut kewajibannya menempatkan sesuatu pada tempatnya tidak memihak atau berat sebelah. h. Keberanian Berani adalah suatu sifat mempertahankan dan memperjuangkan apa yang dianggap benar dengan menghadapi segala bentuk bahaya, kesulitan, kesakitan, dan lain-lain i. Kepedulian Peduli berarti memberi kenyamanan terhadap mereka yang dipenulisngi, bahkan pada saat yang paling sulit C. Kedudukan dan Peran PNS dalam Kerangka NKRI Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menyatakan bahwa : Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
17 profesional, bebas dari intervensipolitik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka memahami : 1. Manajemen ASN Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun PPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN. a. Kedudukan ASN Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. b. Peran ASN 1) Pelaksana kebijakan publik 2) Pelayan publik 3) Perekat pemersatu bangsa Hak dan kewajiban PNS Seorang PNS mempunyai hak sebagai berikut : a. Gaji, tunjangan dan fasilitas Cuti b. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua c. Perlindungan Perlindungan d. Pengembangan kompetensi Kewajiban ASN sebagai berikut : a. Setia dan taat pada Pancsila, UUD 1945, NKRI dan pemerintahan yang sah b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undang e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggung jawab
18 f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI 2. Whole Of Government (WOG) a. Pengertian WoG WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat seperti tidak jelas sebabnya, multi dimensi dan menyangkut perubahan perilaku. b. Faktor – faktor Pendorong WoG Kemunculan WoG didorong oleh adanya beberapa faktor yaitu : 1) Faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik 2) Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau “saling membunuh‟. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. 3) Khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
19 c. Tantangan WoG Model pendekatan WoG memiliki sejumlah tantangan yang meliputi kekurangan dan hambatan (barrier) sehingga menyebabkan WoG tidak dapat dilanjutkan atau terhenti ditengah jalan dan pada akhirnya kembali ke cara lama. Kekurangan-kekurangan WoG adalah memerlukan waktu lama, relatif mahal (costly), tidak selalu cocok dengan wicked problems yang akan ditangani, dan hasilnya sulit diukur. Kekurangan-kekurangan ini pada akhirnya dapat menjadi dorongan untuk kembali ke cara lama. Hambatan WoG terutama disebabkan oleh tujuan, prioritas dan akuntabilitas yang tidak jelas, benturan agenda dan kepentingan sehingga tidak dapat tercipta kolaborasi, ego sektoral antar instansi dan insentif yang rendah.Pada sektor Pada sektor pelayanan publik, masalah akuntabilitas yang tidak jelas atau minim ini menjadi faktor kunci timbulnya korupsi di sektor publik (Samuel Paul, 2012:4 dalam Loura Hardjaloka, 2014:435). Pemerintah sebagai pelayan warga negara memiliki unsur-unsur utama menunjang timbulnya korupsi yaitu monopoli diskresi dan akuntabilitas yang tidak jelas. 3. Pelayanan Publik Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain. Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Pengertian pelayanan publik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), sebagai berikut :
20 a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa. c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnose dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu. Publik berarti orang banyak (umum). Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, dkk (1999:18) yaitu “sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai yang mereka miliki”. Pengertian lain berasal dari pendapat A.S. Moenir (1995:7) menyatakan bahwa: “Pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat maupun di daerah dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan peraturan perundang undangan. Dalam proses kegiatan pelayanan publik terdapat beberapa factor atau unsur yang mendukung jalannya kegiatan. Menurut A.S. Moenir (1995:8), unsur-unsur tersebut antara mendukung jalannya kegiatan tersebut antara lain: a. Sistem, prosedur dan metode untuk mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan. b. Personil terutama ditekankan pada perilaku aparatur yang profesional disiplin dan terbuka terhadap kritik dari pelanggan atau masyarakat. c. Sarana dan prasarana pelayanan publik. d. Masyarakat Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat sehingga dituntut kualitas pelayanan publik dengan azas sebagai berikut :
21 a. Transparansi bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti b. Akuntabilitas dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undang c. Kondisional sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas. d. Partisipatif mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. e. Kesamaan hak tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi f. Keseimbangan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan publik dilakukan dengan seimbang D. Landasan Berdasarkan core Isu 1. Pengertian Minat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2001: 744), minat mempunyai arti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Harus ada sesuatu yang ditimbulkan, baik dari dalam dirinya maupun dari luar untuk menyukai sesuatu. Minat ditandai dengan rasa suka dan terkait pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Artinya, harus ada kerelaan dari seseorang untuk melakukan sesuatu yang disukai. Minat merupakan sumber motivasi seseorang. Sehingga minat itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang. Bahkan kegiatan yang menarik minat siswa akan dilakukannya dengan senang hati.
22 2. Pengertian membaca Ada empat macam ketrampilan berbahasa yaitu ketrampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Membaca sendiri dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai suatu hasil. Menurut Farida Rahim (2008: 2), membaca pada hakikatnya adalah suatu hal yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Aktivitas membaca yang baik itu bukan hanya sekedar membaca, tetapi dalam setiap aktivitas membaca ini mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan sejumlah informasi baru. Dibalik aktivitas membaca yang dilakukan oleh seseorang, terdapat tujuan yang lebih spesifik yaitu sebagai kesenangan, untuk meningkatkan pengetahuan dan untuk meningkatkan kreatifitas. 3. Pengertian minat baca Minat baca pada peserta didik tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan berkesinambungan. Menurut Farida Rahim (2008: 28), minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah suatu rasa lebih suka dan rasa lebih ketertarikan pada kegiatan penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis (membaca) yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh atau dilakukan dengan kesadarannya, diikuti dengan rasa senang serta adanya usaha-usaha seseorang untuk membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari dalam diri. 4. Pengembangan Literasi Menurut Elizabeth Sulzby (1986), Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu
23 kemampuan menulis dan membaca. Menurut UNESCO “The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization”, Literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama ketrampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana ketrampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. Sedangkan Menurut Alberta, Literasi ialah kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan ketrampilan, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. 5. Gerakan literasi sekolah Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Pengembangan lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa meningkatkan melek budaya, tata nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah, yaitu : a) Tujuan Umum Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. b) Tujuan Khusus a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca
24 BAB III HASIL AKTUALISASI A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi 1. Deskripsi Isu Aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dilaksanakan di SD Negeri 1 Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal dari tanggal 7 September 2021 sampai 21 Oktober 2021. Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan untuk mengatasi isu yang berkembang di unit kerja yaitu “Belum optimalnya penerapan program literasi di Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi Kecamatan kangkung Kabupaten Kendal” yang disebabkan kesadaran peserta didik masih kurang akan pentingnya membaca, penggunaan gadget atau handphone oleh peserta didik hanya untuk bermain game, dan beberapa peserta didik kurang lancar dalam membaca. Jika hal ini tidak segera diatasi akan menyebabkan terhabatnya penguasaan materi pembelajaran yang akan membuat peserta didik menurun dalam pengetahuan yang berakibat menurunnya prestasi di SD Negeri 1 Jungsemi. 2. Analisis penyebab masalah MAN MATERIAL Kurangnya inovasi dan Media dan sumber Tidak ada usaha guru dalam bacaan di rumah tempat meningkatkan program masih kurang membaca membaca (literasi) yang nyaman Metode program membaca di kelas Belum Kurangnya arahan dan (literasi) kurang variatif optimalnya motivasi guru kepada Adanya penerapan peserta didik perubahan program sistem dan literasi di Kurang optimalnya pola Kelas III program belajar SD Negeri 1 pembiasaan peserta Jungsemi membaca (literasi) didik saat dalam kurikulum Kurangnya pandemi sekolah komunikasi guru METHOD dengan orang tua dalam pembiasaan membaca di rumah MILIEU 24
25 3. Rencana Kegiatan Pemecahan Isu Rencana kegiatan pemecahan isu “Optimalisasi penerapan program literasi di Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal” yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut : a. Membuat Pojok Baca di dalam kelas. Dari kegiatan tersebut dengan adanya pojok baca peserta didik akan termotivasi dan adanya pojok baca dapat memberi stimulus minat untuk membaca karena sudah ada tempat membaca yang menarik dan nyaman yang digunakan membaca di dalam kelas serta peserta didik dapat memilih buku yang mereka suka sesuai dengan perkembangan usia peserta didik. b. Melaksanakan Kegiatan Baca dan Ringkas sebelum pelajaran dimulai Dengan adanya kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan peserta didik dalam memahami materi yang ada dalam sebuah bacaan. c. Membuat Pohon Literasi Dari kegiatan ini dapat memotivasi peserta didik dalam membaca karena mereka akan bersaing mengumpulkan banyak daun judul bacaan mereka baca kemudian ditempelkan pada pohon literasi tersebut d. Membuat media baca online (blog) Dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan literasi membaca peserta didik di rumah karena dapat diakses melalui handphone peserta didik sehingga handphone tidak hanya digunakan untuk bermain game saja. e. Membuat majalah dinding online Dari kegiatan ini dapat meningkatkan peserta didik dalam berkreasi menciptakan suatu hasil karya yang nantinya akan diupload dan dipanjang dalam majalah dinding kelas sehingga peserta didik akan merasa bangga akan hasil karyanya dan dapat menimbulkan rasa percaya diri.
4. Perubahan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan pemecahan isu Optimalisasi pene Kangkung Kabupaten Kendal mengalami sedikit peruba dinding online yang semula hanya online ditambah pembu 5. Rekapitulasi Pelaksanaan Kegiatan-kegiatan No Kegiatan Tahapan Kegiatan (1) (2) (3) 1 Membuat pojok baca di 1. Meminta izin dan M dalam ruang kelas konsultasi kepada d Kepala Sekolah dan d koordinasi dengan g rekan guru lain. 2. Mendesain pojok A baca 3. Membuat pojok baca P sesuai arahan atau k masukan dari mentor dan melengkapi dengan buku bacaan 4. Mensosialisasikan P pojok baca ke k peserta didik 5. Mengevaluasi E
26 erapan program literasi di Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi Kecamatan ahan yaitu dimana ada penambahan dalam pelaksanaan Majalah uatan mading offlinenya di dalam ruamg kelas. Output kegiatan Hambatan/Kendala Solusi (4) (5) (6) Mendapat izin, masukan, Tidak ada hambatan Tidak ada solusi dukungan dan persetujuan dari mentor dan saran dari guru lain Adanya desain pojok baca Tidak ada hambatan Tidak ada solusi Tidak ada hambatan Tidak ada solusi Peserta didik memahami kegunaan Pojok Baca Peserta didik memahami kegunaan Pojok Baca Tidak ada hambatan Tidak ada solusi Tidak ada solusi Efektifitas program pojok Tidak ada hambatan
program pojok baca b 2. Melaksanakan Kegiatan 1. Meminta izin dan M Baca dan Ringkas melakukan konsultasi d sebelum pembelajaran dengan mentor M dimulai 2. Berkoordinasi M dengan teman guru m lainnya re 3. Menyampaikan/Men P sosialisasikan tu kepada peserta didik tentang kegiatan membaca dan meringkas 4. Mengevaluasi E program kegiatan d Baca dan Ringkas ri 3. Membuat Pohon Literasi 1. Meminta izin dan M melakukan d konsultasi dengan d mentor dan g koordinasi rekan guru 2. Menyiapkan bahan A dan mendesain pohon literasi
27 baca Tidak ada hambatan Tidak ada solusi Mendapat izin, masukan, dan arahan kegiatan dari Mentor Mendapat saran dan masukan kegiatan dari Tidak ada hambatan Tidak ada solusi ekan guru lain Tidak ada solusi Peserta didik memahami ujuan kegiatan Tidak ada hambatan Efektifitas program Baca Tidak ada hambatan Tidak ada solusi dan Ringkas dari nilai hasil Tidak ada hambatan Tidak ada solusi ingkasan peserta didik Mendapat izin, masukan, dukungan dan persetujuan dari mentor dan saran dari guru lain Adanya bahan dan desain Pohon literasi Tidak ada hambatan Tidak ada solusi
3. Sosialisasi ke P peserta didik tu kegunaan pohon literasi 4. Melaksanakan P pendampingan k kegiatan d 5. Mengevaluasi E program kegiatan li pohon literasi 4 Membuat media baca 1. Meminta izin dan M online (blog) melakukan d konsultasi dengan d mentor dan g berdiskusi dengan rekan guru 2. Membuat blog dan menyiapkan bacaan untuk peserta didik 3. Menjelaskan tata cara kegiatan media baca online ke peserta didik 4. Mengarahkan peserta didik untuk membaca didik 5. Peserta
28 Peserta didik memahami Tidak ada hambatan Tidak ada solusi ujuan pohon literasi Peserta didik melakukan Tidak ada hambatan Tidak ada solusi kegiatan menempelkan Tidak ada solusi daun judul bacaan Tidak ada solusi Efektifitas kegiatan pohon iterasi dengan checklist Tidak ada hambatan Mendapat izin, masukan, Tidak ada hambatan dukungan dan persetujuan dari mentor dan saran dari guru lain Adanya blog sebagai sumber bacaan Tidak ada hambatan Tidak ada solusi Tidak ada solusi Cara menggunakan media Tidak ada hambatan baca online Peserta didik membaca Tidak ada solusi blog Tidak ada hambatan Tidak ada solusi Hasil ringkasan peserta Tidak ada hambatan
membuat ringkasan cerita yang sudah dibaca 6. Evaluasi Program E kegiatan 5. Membuat majalah 1. Meminta izin dan M dinding online konsultasi dengan d mentor serta d melakukan g koordinasi dengan rekan guru 2. Membuat jadwal tema mading dan penulis mading online 3. Sosialisasi kepada peserta didik dan orang tua peserta didik 4. Membuat madding online melibatkan peserta didik untuk belajar menulis 5. Mengevaluasi kegiatan madding online
29 didik Efektifitas kegiatan dengan Tidak ada hambatan Tidak ada solusi nilai ringkasan peserta Tidak ada hambatan Tidak ada solusi didik Mendapat izin, masukan, dukungan dan persetujuan dari mentor dan saran dari guru lain Adanya Jadwal tema madding dan penulis Tidak ada hambatan Tidak ada solusi Peserta didik memahami kegiatan yang dilakukan Tidak ada hambatan Tidak ada solusi Adanya Mading online Tidak semua wali Dibantu wal murid bagi peserta didik murid memiliki akun lain dan diibuatkan media sosial facebook majalah dinding Efektifitas kegiatan dalam kelas dengan checklist Tidak ada hambatan Tidak ada solusi pegumpulan tugas
30 B. Hasil kegiatan Aktualisasi dan Pembahasan Untuk lebih memperjelas hasil kegiatan dari setiap kegiatan dalam aktualisasi yang telah dilaksanakan mulai dari tanggal 8 September sampai 21 Oktober 2021, maka pada bagian ini akan dijelaskan secara detail tentang hasil kegiatan, sebagai berikut : 1. Membuat Pojok Baca di dalam ruang kelas Pembuatan Pojok Baca yang menarik dan nyaman di ruang kelas sangat diperlukan karena sebagai tempat yang dapat digunakan membaca di dalam kelas oleh peserta didik sehingga dapat memotivasi minat baca bagi peserta didik. Dari kegiatan ini terdapat 5 tahapan kegiatan yaitu sebagai berikut : a. Konsultasi kepada Mentor selaku Kepala Sekolah dan koordinasi dengan rekan guru. Tahapan melakukan konsultasi dengan mentor dan koordinasi dengan rekan guru lain untuk pembuatan pojok baca dilaksanakan pada tanggal 8 September 2021. Penulis melakukan konsultasi dan koordinasi tentang pojok baca di ruang kepala sekolah dan ruang guru. Output tahapan kegiatan yang dihasilkan setelah meminta izin dan konsultasi dengan Kepala Sekolah, penulis mendapatkan izin, arahan, dan masukan dari Kepala Sekolah dan guru lain terkait kegiatan pembuatan pojok baca yang penulis lakukan agar kegiatan berjalan sesuai harapan. dengan hasil masukan dan saran : 1) Buku bacaan dapat diambilkan dari buku bacaan yang ada di gudang sekolah 2) Pojok baca dibuat semenarik mungkin agar peserta didik termotivasi untuk membaca 3) Pembuatan pojok baca tidak mengganggu aktivitas anak belajar 4) Memilih bagian ruangan yang cukup akan pencahayaan Pada tahapan kegiatan melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah dan koordinasi untuk pembuatan pojok baca terdapat beberapa nilai- nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu Penulis berkonsultasi dengan mentor merupakan bentuk integritas terhadap pimpinan (Akuntabilitas) dengan berpakaian rapi, memberikan salam, dan sopan (Etika Publik) serta menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
31 (Nasionalisme), menjelaskan rencana kegiatan (Akuntabilitas) dan menjelaskan tanpa ada hal disembunyikan atau ditutup-tutupi (Anti Korupsi), penulis juga berkonsultasi diwaktu yang tepat (Etika Publik) secara efisien dan efektif (Komitmen mutu) pada mentor dan menyampaikan gagasan secara efektif (Akuntabilitas) dan selalu bertanggung jawab disetiap kegiatan yang dilaksanakan (Akuntabilitas, Anti korupsi) selain itu penulis bekerjasama dengan rekan guru lain secara bermusyawarah (Nasionalisme). Berani dalam mengungkapkan rencana kegiatan (Anti Korupsi). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto konsultasi dan koordinasi kegiatan dan notulen ada pada lampiran 1. konsultasi dan koordinasi pembuatan pojok baca b. Mendesain pojok baca Tahapan kegiatan Mendesain pojok baca dilaksanakan pada tanggal 9-11 September 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan Setelah terlaksananya tahapan kegiatan mendesain pojok baca, hasil kegiatan berupa desain pojok baca yang akan dibuat berdasarkan arahan dan masukan mentor dan guru lain bertujuan untuk mendapatkan desain yang digunakan dalam pembuatan pojok baca sehingga lebih efektif dan efisien. Pada tahapan kegiatan mendesain pojok baca terdapat beberapa nilai- nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu Mendesain pojok baca dengan transparan dan tanggung jawab sesuai masukan saran yang sudah diberikan oleh mentor dan guru lain (Akuntabilitas, Etika publik, komitmen mutu). Tahapan mendesain pojok baca bersama rekan guru lain memperkuat persatuan (nasionalisme). Tahapan kegiatan membuat desain pojok baca bertujuan agar fokus pada pelayanan yang diberikan (Komitmen Mutu) dan meningkatkan mutu pelayan kepada peserta didik (Akuntabilitas) dan agar lebih efektif dan efisien (Etika publik). Dalam melakukan kegiatan mendesain pojok baca tidak memungut biaya akan hasil desain pojok baca tersebut dan desain dibuat secara sederhana. (anti korupsi, etika publik).
32 Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa desain dan foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 2. mendesain pojok baca c. Membuat pojok baca sesuai arahan atau masukan dari mentor dan melengkapi dengan buku bacaan Tahapan membuat pojok baca sesuai arahan dan masukan mentor dilaksanakan pada tanggal 14-16 September 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan membuat pojok baca berupa adanya pojok baca yang menarik dan nyaman yang digunakan peserta didik membaca. Pada tahapan kegiatan membuat pojok baca terdapat beberapa nilai- nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu Penulis Dalam membuat pojok baca, menyiapkan alat dan bahan dengan cermat dan dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas, anti korupsi). Dalam membuat pojok baca dilakukan dengan penuh semangat demi kepentingan peserta didik agar kemampuan literasinya meningkat (nasionalisme, anti korupsi). Menyiapkan buku bacaan sesuai perkembangan usia peserta didik (akuntabilitas, etika publik, komitmen mutu). Tahapan kegiatan membuat pojok baca dilaksanakan dengan menggunakan bahan – bahan secara efektif dan efisien (etika publik). Tahapan kegiatan membuat pojok baca bertujuan agar mengutamakan kepuasan layanan yang diberikan dan meningkatkan mutu pelayanan kepada peserta didik dengan inovasi dan kreatifitas (komitmen mutu). Dalam melakukan kegiatan membuat pojok baca dilakukan secara bekerja keras dan mandiri (anti korupsi). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 3. membuat pojok baca d. Mensosialisasikan pojok baca ke peserta didik Tahapan mensosialisasikan pojok baca ke peserta didik dilaksanakan pada tanggal 17 September 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output terkait kegiatan pelaksanaan sosialisasi ke peserta didik dapat memahami kegunaan pojok baca tersebut dan ikut menggunakannya serta mengetahui tata tertib yang ada dalam pojok baca.
33 Pada tahapan kegiatan mensosialisasikan pojok baca terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu penulis menyampaikan sosialisasi tentang pojok baca dengan jelas dan tanggung jawab (Akuntabilitas, Anti korupsi), dengan menggunakan Bahasa yang baik dan mengenakan pakaian sesuai dengan hari kerja (Etika Publik dan Nasionalisme), melaksanakan kegiatan penuh dengan tanggung jawab dan displin (Akuntabiltas, Anti korupsi) merespon dengan baik peserta didik yang bertanya dan menjalin komunikasi yang baik (akuntabilitas dan Etika publik) sosialilasi dengan peserta didik agar membangun kerjasama dan keterbukaan tujuan kegiatan (Komitmen mutu). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto tehapan kegiatan ada pada 4. Mensosialisasikan pojok baca kepada peserta didik. e. Mengevaluasi program Pojok Baca Tahapan mengevaluasi program pojok baca ke peserta didik dilaksanakan pada tanggal 17 September 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output dari tahapan kegiatan ini yaitu berupa pengamatan dan daftar buku yang dibaca oleh peserta didik di pojok baca. Pada tahapan kegiatan ini, penulis melakukan evaluasi dengan pengamatan penggunaan pojok baca oleh peserta didik. Pada tahapan kegiatan mensosialisasikan pojok baca terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu Penulis bertanggungjawab atas kegiatan pojok baca yang sudah dilaksanakan dengan membuat evaluasi program (Akuntabilitas, Anti Korupsi). Dalam tahapan kegiatan evaluasi program pojok baca penulis menulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak membeda-bedakan peserta didik (Nasionalisme, Anti korupsi). Tahapan mengevaluasi program sebagai indikasi keberasilan kegiatan dan berorientasi kepada mutu (Akuntabilitas, Etika publik, Komitmen mutu). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto tehapan kegiatan ada pada 5. Mengevaluasi kegiatan pojok baca
34 Dalam melaksanakan gagasan kreatif kegiatan membuat pojok baca di dalam ruang kelas, ada keterkaitan kegiatan tersebut dengan Mata Pelatihan Agenda 3, yaitu dalam pembuatan pojok baca Penulis telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara jujur, tanggung jawab, dan beintegritas tinggi (Manajemen ASN). Dalam pembuatan pojok baca dengan kerjasama, koordinasi, sinergi dengan kepala sekolah dan rekan guru lain serta sosialisasi kepada peserta didik di kelas (Whole of Government). Dalam Pembuatan Pojok baca menyampaikan kepada peserta didik dengan jelas tentang rencana, jadwal, dan tata tertib tentang pojok baca (Pelayanan Publik). Output dari kegiatan pembuatan pojok baca yaitu adanya Pojok Baca yang menarik dan nyaman sebagai tempat peserta didk membaca di sekolah. Setelah adanya pojok baca di dalam kelas peserta didik lebih termotivasi untuk membaca hal tersebut dapat dilihat dari peserta didik yang memanfaatkan waktu luang untuk membaca di pojok baca kelas. Kontribusi output kegiatan terhadap Visi Misi sekolah : Pada kegiatan Membuat Pojok Baca di dalam ruang kelas dapat memberikan suasana baru dan stimulus ke peserta didik untuk menumbuhkan minat baca sehingga berkontribusi pada visi SD Negeri 1 Jungsemi, yaitu: “Unggul dalam prestasi, Luhur dalam budi, Tangguh dan taat pada Illahi robbi”. Menguatkan misi sekolah yaitu Memupuk dan mendorong semangat belajar anak, gemar membaca, rasa ingin tahu, dan kreatif. Kontribusi output terhadap Nilai-nilai Organisasi : Output Kegiatan ini berkontribusi dan menjunjung tinggi nilai-nilai organisasi di SD Negeri 1 Jungsemi yaitu dengan terwujudnya Pojok Baca dapat Menguatkan nilai organisasi yaitu Peserta didik membantu menghias pojok baca dengan hasil karyanya (kreatif) dan Membuat suasana baru di dalam kelas (inovatif), dan Peserta didik menjadi bersemangat dalam membaca (gemar membaca). 2. Melaksanakan kegiatan Baca dan ringkas sebelum pembelajaran dimulai. Pelaksanaan kegiatan baca dan ringkas bertujuan agar mengetahui pemahaman peserta didik akan bacaan yang dibaca. Dengan kegiatan ini
35 peserta didik dapat menentukan pokok bacaan. Terdapat 5 tahapan dalam kegiatan melaksanakan kegiatan baca dan ringkas yaitu : a. Meminta izin dan melakukan konsultasi dengan mentor selaku Kepala Sekolah Tahapan melakukan konsultasi dengan mentor untuk pembuatan pojok baca dilaksanakan pada tanggal 20 September 2021. Penulis melakukan konsultasi pelaksanaan kegiatan baca dan ringkas kepada kepala sekolah di ruang kepala sekolah. Output dari tahapan kegiatan dalam hal ini Kepala Sekolah selaku Mentor memberi izin, dukungan, dan bimbingan serta masukan terkait kegiatan Baca dan Ringkas sebelum pembelajaran dimulai. dengan hasil masukan dan saran : 1) Dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan pendampingan 2) Memberikan buku bacaan yang relevan atau sesuai usia perkembangan peserta didik Pada tahapan kegiatan melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah dan koordinasi kegiatan baca dan ringkas terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu penulis berkonsultasi dengan mentor (kepala sekolah) dengan mengucapkan salam sebelum masuk ruang kepala sekolah, berpakaian yang rapi dan sopan serta menggunakan Bahasa yang santun pada saat mengahadap mentor (Etika publik, akuntabilitas, nasionalisme), dengan menjelaskan rencana kegiatan tanpa ada hal disembunyikan atau ditutup-tutupi saat mentor menayakan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan, dalam konsultasi kegiatan mentor juga memberikan pengarahan dan masukan yang dapat diterapkan dalam kegiatan, (akuntabilitas, Anti Korupsi, Nasionalisme), penulis juga berkonsultasi diwaktu yang tepat dan secara efisien pada mentor dengan menggunakan draf kosultasi yang mudah dipahami (Komitmen mutu, Akuntabilitas). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto konsultasi dan notulen ada pada lampiran 6. konsultasi kepada mentor. b. Berkoordinasi dengan rekan guru lainnya Tahapan kegiatan berkoordinasi dengan rekan guru lainnya dilaksanakan pada tanggal 20 September 2021 di ruang guru SD
36 negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan berkoordinasi dengan rekan guru lainnya penulis mendapat saran dan tambahan masukan untuk pelaksaan kegiaatan Baca dan Ringkas agar terlaksana sesuai harapan. Pada tahapan kegiatan berkoordinasi dengan rekan guru lainnya terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu penulis berkoordinasi dengan menyampaikan maksud dan tujuan, berpakaian yang rapi dan sopan serta menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan santun pada saat mengahadap rekan guru (Akuntabilitas, Etika Publik, Nasionalisme). Secara tanggungjawab dan berani menjelaskan rencana kegiatan tanpa ada yang ditutupi atau disembunyikan dan melakukan musyawarah (Anti Korupsi, Nasionalisme). Sehingga hasil dari koordinasi tersebut berguna agar kegiatan baca dan ringkas berjalan secara efektif dan efisien (Komitmen Mutu). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 7. Berkoordinasi dengan rekan guru lainnya. c. Menyampaikan/Mensosialisasikan kepada peserta didik tentang kegiatan Baca dan Ringkas. Tahapan Mensosialisasikan kepada peserta didik tentang kegiatan Baca dan Ringkas dilaksanakan pada tanggal 20 September 2021 di ruang kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan mensosialisasikan kegiatan Baca dan Ringkas kepada peserta didik yaitu agar peserta didik dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan oleh guru. Pada tahapan kegiatan membuat pojok baca terdapat beberapa nilai- nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu penulis menyampaikan sosialisasi tentang kegiatan Baca dan Ringkas sebelum pembelajaran dimulai dengan jelas dan tanggung jawab agar peserta didik mengetahui tujuan kegiatan yang dibuat (Akuntabilitas, Anti korupsi), dengan menggunakan Bahasa yang baik dan mengenakan pakaian sesuai dengan hari kerja (Etika Publik dan Nasionalisme), melaksanakan kegiatan penuh dengan tanggung
37 jawab dan displin (Akuntabiltas, Anti korupsi) merespon dengan baik peserta didik yang bertanya dan menjalin komunikasi yang baik (akuntabilitas dan Etika publik) sosialilasi dengan peserta didik agar membangun kerjasama dan keterbukaan tujuan kegiatan (Komitmen mutu). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 8. Sosialisasi kepada peserta didik kegiatan Baca dan ringkas. d. Melaksanakan Kegiatan Baca dan Ringkas Tahapan kegiatan melaksanakan kegiatan Baca dan Ringkas dilaksanakan pada tanggal 20 September 2021 sampai dengan 21 Oktober 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi.. Output tahapan kegiatan melaksanakan kegiatan Baca dan Ringkas oleh peserta didik yaitu peserta didik dapat memahami isi bacaan yang sudah dibaca. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik akan materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada tahapan kegiatan membuat pojok baca terdapat beberapa nilai- nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu penulis meminta peserta didik memilih buku yang ada di pojok baca kemudian peserta didik melaksanakan kegiatan baca 10 menit dan meringkas bacaan 5 menit sebelum pembelajaran dimulai secara bertanggung jawab (Akuntabilitas, Komitmen mutu, Anti Korupsi). menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak membeda-bedakan peserta didik (Nasionalisme). Dalam pelaksanaan kegiatan baca dan ringkas guru membimbing peserta didik yang kesulitan meringkas dan menyimpulkan bacaan (Etika publik, Komitmen Mutu). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 9. Melaksanakan kegiatan baca dan ringkas
38 e. Mengevaluasi program kegiatan Baca dan Ringkas Tahapan mengevaluasi program kegiatan Baca dan Ringkas dilaksanakan pada tanggal 20 September 2021 sampai dengan 21 Oktober 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi.. Output Hasil tahapan kegiatan mengevaluasi program Baca dan Ringkas berupa hasil ringkasan bacaan peserta didik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap isi bacaan. Penulis melakukan evaluasi dengan memberi penilaian hasil baca dan ringkas oleh peserta didik. Penulis bertanggungjawab atas kegiatan pojok baca yang sudah dilaksanakan dengan membuat evaluasi program (Akuntabilitas, Anti Korupsi). Dalam tahapan kegiatan evaluasi program pojok baca penulis menulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak membeda-bedakan peserta didik (Nasionalisme, Anti korupsi). Tahapan mengevaluasi program sebagai indikasi keberasilan kegiatan dan berorientasi kepada mutu (Akuntabilitas, Etika publik, Komitmen mutu). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa desain dan foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 10. Mengevaluasi program kegiatan Baca dan Ringkas Dalam melaksanakan gagasan kreatif kegiatan Baca dan Ringkas sebelum pelajaran dimulai, terdapat keterkaitan kegiatan tersebut dengan Mata Pelatihan Agenda 3, yaitu Dengan pelaksanaan kegiatan baca dan ringkas telah melaksanakan pelayanan publik yang profesional dan memberikan informasi secara benar dan tindak lanjut dari pembuatan pojok baca (Manajemen ASN). Dalam Kegiatan baca dan ringkas dilakukan dengan berkerjasama, koordinasi, sinergi dengan kepala sekolah dan rekan guru lain serta sosialisasi kepada peserta didik di kelas (Whole of Government). Kegiatan baca dan ringkas memberikan tanggung jawab akan tugas, keadilan dalam pelayanan ke peserta didik, obyetif dalam penilaian (Pelayanan Publik). Output kegiatan ini adalah Pelaksanaan Kegiatan Baca dan Ringkas serta adanya hasil ringkasan bacaan peserta didik yang digunakan mengukur kemampuan peserta didik menyimpulkan bacaan.
39 Konstribusi output kegiatan terhadap Visi Misi sekolah Pada kegiatan Melaksanakan kegiatan Baca dan ringkas sebelum pembelajaran dimulai dapat dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap isi bacaan atau materi pembelajaran yang dapat mengingat materi dengan cepat dan melatih kreatifitas peserta didik sehingga berkontribusi pada visi SD Negeri 1 Jungsemi, yaitu: “Unggul dalam prestasi, Luhur dalam budi, Tangguh dan taat pada Illahi robbi”. Menguatkan misi sekolah yaitu Memupuk dan mendorong semangat belajar anak, gemar membaca, rasa ingin tahu, dan kreatif. Kontribusi output terhadap Nilai-nilai Organisasi Output Kegiatan ini berkontribusi dan menjunjung tinggi nilai-nilai organisasi di SD Negeri 1 Jungsemi yaitu dengan terwujudnya Pelaksanaan Baca dan ringkas dapat Menguatkan nilai organisasi yaitu Peserta didik membuat ringkasan sendiri sesuai kemampuan (mandiri), membuat dan mengumpulkan hasil ringkasan tepat waktu (disiplin), dan kebiasaan baca setiap hari diharapkan akan menjadi kebiasaan (gemar membaca). 3. Membuat pohon literasi Tahapan kegiatan Membuat pohon literasi dapat memotivasi peserta didik dalam membaca karena peserta didik mengumpulkan dan menempelkan daun judul bacaan yang dibaca oleh peserta didik. Kegiatan membuat Pohon Literasi terdapat 4 tahapan kegiatan sebagai berikut : a. Meminta izin dan melakukan konsultasi dengan mentor dan koordinasi rekan guru Tahapan kegiatan meminta izin dan melakukan konsultasi dengan Mentor selaku Kepala Sekolah dan koordinasi dengan rekan guru lain untuk pembuatan pojok baca dilaksanakan pada tanggal 25 September 2021 di ruang kkepala sekolah dan ruang guru SD Negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan yang dihasilkan setelah meminta izin dan konsultasi dengan Kepala Sekolah, penulis mendapatkan izin, arahan, dan masukan dari Kepala Sekolah dan guru lain terkait kegiatan pembuatan pohon literasi yang penulis lakukan agar kegiatan
40 berjalan sesuai harapan. dengan hasil masukan dan saran sebagai berikut : 1) Kegiatan pembuatan Pohon Literasi sangat baik agar peserta didik menumbuhkan minat membaca dan membuat suasana kelas lebih menarik. 2) Mempertimbangkan tinggi Pohon Literasi yang dibuat agar tidak menyulitkan peserta didik 3) Mengadakan sosialisasi bagi peserta didik 4) Cabang pohon mungkin dibuat misal satu peserta didik mengisi satu cabang pohon literasi. Pada tahapan kegiatan melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah dan koordinasi untuk pembuatan pohon literasi terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu Penulis berkonsultasi dengan mentor (kepala sekolah) dan koordinasi dengan guru lain dengan berpakaian rapi dan sopan serta menggunakan Bahasa yang baik (akuntabilitas, etika publik, nasionalisme), dengan menjelaskan rencana kegiatan tanpa ada hal disembunyikan atau ditutup-tutupi (akuntabilitas, anti korupsi), penulis juga berkonsultasi dan koordinasi diwaktu yang tepat dan secara efisien pada mentor dan menyampaikan gagasan secara efektif (akuntabilitas, etika public, komitmen mutu) dan selalu bertanggung jawab disetiap kegiatan yang dilaksanakan (akuntabilitas, anti korupsi) selain itu penulis bekerjasama dengan rekan guru lain secara bermusyawarah dengan menggunakan Bahasa Indonesia (nasionalisme). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto konsultasi dan koordinasi kegiatan dan notulen ada pada lampiran 11. Meminta izin dan melakukan konsultasi dengan mentor dan koordinasi rekan guru. b. Menyiapkan bahan dan mendesain Pohon Literasi Tahapan kegiatan menyiapkan dan mendesain pohon literasi dilaksanakan pada tanggal 28 September 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan terlaksananya tahapan
41 kegiatan menyiapkan bahan dan mendesain Pohon Literasi yaitu adanya desain panduan dan bahan yang akan digunakan membuat Pohon Literasi. Pada tahapan kegiatan mendesain pohon literasi terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu penulis menyiapkan bahan yang digunakan membuat pohon literasi dan mendesain bentuk pohon literasi. Menyiapkan Bahan dan mendesain Pohon Literasi dengan tanggung jawab dan untuk kejelasan model desain serta membuat model yang menarik (Akuntabilitas dan Komitmen Mutu). Dalam membuat desain berfikr kreatif dan inovatif (Komitmen mutu). Penulis dan peserta didik membuat desain bersama peserta didik menghargai pendapat dan komunikasi (Nasionalisme dan Etika Publik). Tidak boros dalam penggunaan bahan (Anti Korupsi). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa desain dan foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 12. Menyiapkan bahan dan mendesain Pohon Literasi. c. Sosialisasi kepada peserta didik kegunaan Pohon Literasi Tahapan kegiatan sosialisasi kepada peserta didik kegunaan pohon literasi dilaksanakan pada tanggal 30 September 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan mensosialisasikan membuat pohon literasi kepada peserta didik yaitu agar peserta didik dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan oleh guru. Pada tahapan kegiatan sosialisasi pohon literasi terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu Penulis menyampaikan sosialisasi tentang kegiatan membuat pohon literasi dimulai dengan jelas dan tanggung jawab agar peserta didik mengetahui tujuan kegiatan yang dibuat (Akuntabilitas, Anti korupsi), dengan menggunakan Bahasa yang baik dan mengenakan pakaian sesuai dengan hari kerja (Etika Publik dan Nasionalisme), melaksanakan kegiatan penuh dengan tanggung jawab dan displin (Akuntabiltas, Anti korupsi) merespon dengan baik peserta didik yang bertanya dan menjalin komunikasi yang baik (akuntabilitas dan Etika
42 publik) sosialilasi dengan peserta didik agar membangun kerjasama dan keterbukaan tujuan kegiatan (Komitmen mutu). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa desain dan foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 13. Sosialisasi kepada peserta didik kegunaan Pohon Literasi d. Melaksanakan Pendampingan Kegiatan Membuat Pohon Literasi Tahapan kegiatan Pendampingan Kegiatan membuat pohon literasi dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output setelah terlaksananya tahapan kegiatan melaksanakan pendampingan kegiatan berupa adanya pohon literasi dengan “daun judul bacaan” yang dibaca oleh peserta didik ditempelkan di pohon literasi. Pada tahapan kegiatan mendesain pojok baca terdapat beberapa nilai- nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu penulis melakukan pendampingan kegiatan agar peserta didik mengetahui yang akan dilaksanakan dengan memberi arahan kepada peserta didik untuk kejelasan kegiatan pohon literasi yang dibuat agar tidak kesulitan (Akuntabilitas, Anti Korupsi). Melakukan pendampingan dan Membantu peserta didik melakukan kegiatan membuat pohon literasi dapat mempererat persatuan dan kesatuan (Nasionalisme). Dengan pendampingan kita mengutamakan pecapaian hasil dan mendorong pekerjaan peserta didik lebih meningkat dan menyiapkan inovasi baru untuk memotivasi peserta didik (Komitmen mutu, Etika Publik). Dalam kegiatan pendampingan bersikap adil kepada peserta didik tanpa membeda-bedakan latar belakang, suku, ras, dan agama (Nasionalisme, Anti Korupsi). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 14. Melaksanakan Pendampingan Kegiatan.
43 e. Mengevaluasi Program Kegiatan Membuat Pohon Literasi Tahapan mengevaluasi Program Kegiatan Membuat Pohon Literasi dilaksanakan pada tanggal 14-16 September 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output Hasil tahapan kegiatan mengevaluasi membuat pohon literasi yaitu rekapitulasi jumlah daun yang ditempel oleh peserta didik. Pada tahapan kegiatan mengevaluasi kegiatan membuat pohon literasi terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu Penulis melakukan pengamatan rekap jumlah daun judul bacaan yang sudah dibaca oleh peserta didik. Penulis bertanggungjawab atas kegiatan membuat pohon literasi yang sudah dilaksanakan dengan membuat evaluasi program (Akuntabilitas, Anti Korupsi). Dalam tahapan kegiatan evaluasi program pojok baca penulis menulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak membeda-bedakan peserta didik (Nasionalisme, Anti korupsi). Tahapan mengevaluasi program sebagai indikasi keberasilan kegiatan dan berorientasi kepada mutu (Akuntabilitas, Etika publik, Komitmen mutu). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto tehapan kegiatan ada pada lampiran 15. Evaluasi Pelaksanaan Pohon literasi Dalam melaksanakan gagasan kreatif kegiatan membuat pohon literasi di dalam ruang kelas, ada keterkaitan kegiatan tersebut dengan Mata Pelatihan Agenda 3, yaitu dengan membuat pohon literasi penulis berinovasi dan berpikir kreatif (Manajemen ASN). Pembuatan pohon literasi sudah melakukan kerjasama dengan kepala sekolah, guru, dan peserta didik (Whole of Government). Adanya pohon literasi guru telah Memberikan pelayanan yang penuh tanggung jawab, membimbing peserta didik dengan penuh semangat (Pelayanan Publik). Output kegiatan Adanya Pohon Literasi yang digunakan untuk menempelkan judul bacaan peserta didik. Kontribusi output kegiatan terhadap Visi Misi sekolah Output pada kegiatan membuat pohon literasi Adanya Pohon Literasi yang digunakan untuk menempelkan judul hasil baca peserta didik sehingga peserta didik akan berlomba untuk mengumpulkan banyak
44 daun judul buku dengan semakin rajin membaca dan menjadi sebuah kebiasaan yang baik sehingga berkontribusi pada visi SD Negeri 1 Jungsemi, yaitu: “Unggul dalam prestasi, Luhur dalam budi, Tangguh dan taat pada Illahi robbi”. Menguakan misi sekolah yaitu memupuk dan mendorong semangat belajar anak, gemar membaca, rasa ingin tahu, dan kreatif. Kontribusi Terhadap Nilai-Nilai Organisasi Kegiatan ini berkontribusi dan menjunjung tinggi nilai-nilai organisasi di SD Negeri 1 Jungsemi yaitu : Peserta didik membaca dan menulis judul sendiri (mandiri), Peserta didik semakin bersemangat dalam mengumpulkan daun dengan cara lebih banyak membaca (gemar membaca) 4. Membuat Media Baca Online (Blog) Kurangnya sarana dan media baca di rumah peserta didik dilakukan guru dengan kegiatan Membuat Media Baca online (Blog). Tahapan kegiatannya, yaitu : a. Meminta izin dan melakukan konsultasi dengan mentor dan berkoordinasi dengan rekan guru Tahapan melakukan konsultasi dengan mentor dan koordinasi dengan rekan guru lain untuk pembuatan pojok baca dilaksanakan pada tanggal 28 September 2021 di Ruang kepala sekolah dan ruang guru SD Negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan yang dihasilkan setelah meminta izin dan konsultasi dengan Kepala Sekolah, penulis mendapatkan izin, arahan, dan masukan dari Kepala Sekolah dan guru lain terkait kegiatan pembuatan membuat media baca online (blog) yang penulis lakukan agar kegiatan berjalan dengan baik. Berikut saran dan masukan dari mentor dan rekan guru lain : 1) Kegiatan dibuat menarik tampilannya dan tema bacaan dibuat menarik 2) tidak menyulitkan peserta didik 3) Memasukkan pendidikan karakter di bacaan peserta didik 4) Tidak hanya materi pelajaran kelas 3 tetapi pengetahuan yang lebih luas lagi
45 5) Pembuatan blog tidak hanya cerita tetapi bisa materi pelajaran Pada tahapan kegiatan melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah dan koordinasi untuk pembuatan media baca online (blog) terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu Penulis berkonsultasi dengan mentor (kepala sekolah) dan koordinasi dengan guru lain dengan berpakaian rapi dan sopan serta menggunakan Bahasa yang baik (akuntabilitas, etika publik, nasionalisme), dengan menjelaskan rencana kegiatan tanpa ada hal disembunyikan atau ditutup-tutupi (akuntabilitas, anti korupsi), penulis juga berkonsultasi dan koordinasi diwaktu yang tepat dan secara efisien pada mentor dan menyampaikan gagasan secara efektif (akuntabilitas, etika publik, komitmen mutu) dan selalu bertanggung jawab disetiap kegiatan yang dilaksanakan (akuntabilitas, anti korupsi) selain itu penulis bekerjasama dengan rekan guru lain secara bermusyawarah dengan menggunakan Bahasa Indonesia (nasionalisme). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto konsultasi dan koordinasi kegiatan dan notulen ada pada lampiran 16. Meminta izin dan melakukan konsultasi dengan mentor dan berkoordinasi dengan rekan guru. b. Membuat media baca online (blog) dan menyiapkan bacaan untuk peserta didik Tahapan melakukan konsultasi dengan mentor dan koordinasi dengan rekan guru lain untuk pembuatan media baca online (blog) dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 September 2021 di ruang guru SD Negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan membuat media baca online (blog) yaitu adanya tautan link: https://mediabacaonlinesdnegeri1jungsemi.blogspot.com/ yang merupakan media baca online (Blog) sebagai sarana dan media yang dapat digunakan peserta didik membaca di rumah. Pada tahapan kegiatan melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah dan koordinasi untuk pembuatan pojok baca terdapat beberapa nilai-
46 nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu penulis membuat media baca online berupa blog dengan penuh tanggung jawab dan bacaan yang adil untuk semua peserta didik (Akuntabilitas, Anti korupsi). Penulis juga menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menanamkan persatuan dan kesatuan dalam bacaan di media baca online / blog yang dibuat (Nasionalisme, Etika Publik). Membuat blog dan menyiapkan bacaan sesuai perkembangan peserta didik dengan tampilan menarik (Etika Publik, Komitmen Mutu). Pembuatan blog didasari minimnya sumber dan media baca untuk peserta didik (Anti Korupsi, Komitmen Mutu). Bukti telah terlaksananya tahapan kegiatan ini berupa foto kegiatan ada pada lampiran 17. Membuat media baca online (blog) dan menyiapkan bacaan untuk peserta didik. c. Menjelaskan tata cara kegiatan media baca online kepada peserta didik Tahapan kegiatan sosialisasi kegiatan media baca online (blog) dilaksanakan pada tanggal 29 September 2021 dan 1 Oktober 2021 di ruang Kelas III SD Negeri 1 Jungsemi. Output tahapan kegiatan mensosialisasikan peserta didik dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan memahami tata cara penggunaan media baca online (Blog) tersebut. Pada tahapan kegiatan mensosialisasikan media baca online (blog) terdapat beberapa nilai-nilai ANEKA yang telah di implementasikan yaitu penulis menyampaikan sosialisasi tentang kegiatan membuat membuat media baca online (blog) dan tata urutan kegiatan dengan jelas dan tanggung jawab agar peserta didik mengetahui tujuan kegiatan yang dibuat (Akuntabilitas, Anti korupsi), dengan menggunakan Bahasa yang baik dan mengenakan pakaian sesuai dengan hari kerja (Etika Publik dan Nasionalisme), melaksanakan kegiatan penuh dengan tanggung jawab dan displin (Akuntabiltas, Anti korupsi) merespon dengan baik peserta didik yang bertanya dan menjalin komunikasi yang baik (akuntabilitas dan Etika publik)
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138