Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BUKU PANDUAN PEMBUDIDAYAAN MAGGOT

BUKU PANDUAN PEMBUDIDAYAAN MAGGOT

Published by agungde, 2022-01-12 14:43:55

Description: BUKU PANDUAN PEMBUDIDAYAAN MAGGOT

Search

Read the Text Version

BUKU PANDUAN PHP2D BUDIDAYA MAGGOT 2021 i

BUKU PANDUAN BUDIDAYA MAGGOT Tim Penyusun : ANAK AGUNG GDE AGUNG KRISNANTA DWIPAYANA KOMANG MANIK MARIANTI I GEDE RISKI ANANTA I Gusti Ngurah Agung Ananta Maha Putra I GST NGR BRAHMANDITHA NURARTHA Ade pande apriana saputra Pande Nyoman Agus Adnyana ILHAM FAUZI Luh Ary Putri Manik Kimi Obelix Castafiore Pembimbing : Dr. Wayan Nata Septiadi, ST, MT Universitas Udayana 2021 ii

KATA PENGANTAR Panduan ini ditulis dalam rangka kegiatan Pengabdian kepada masyarakat tahun 2021 untuk mengatasi permaslahan pengolahan sampah. Petunjuk teknis yang disampaikan dalam Panduan ini diharapkan dapat membantu pengguna langsung maupun pengguna yang berpotensi untuk pembudidayaan maggot. Mudah-mudahan isi Panduan ini dapat digunakan sesuai kebutuhan di lapang dan bermanfaat dalam mendorong peningkatan kesejahteraan desa. Disadari bahwa Panduan ini masih jauh dari kata sempurna, dan oleh karena itu saran maupun kritik serta masukan bagi penyempurnaan isi Panduan ini sangat diharapkan. Penulis i

DAFTAR ISI Halaman Sampul ............................................................................................................. i BUKU PANDUAN BUDIDAYA MAGGOT .................................................................. ii KATA PENGANTAR........................................................................................................ i DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii I. PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1 1. Gambaran Umum ................................................................................................. 1 II. Pembudidayaan manggot BSF.................................................................................... 4 1. Pemilahan sampah rumah tangga ....................................................................... 4 2. Cara pembudidayaan ........................................................................................... 5 3. Sirkulasi kehidupan manggot BSF...................................................................... 7 4. Keunggulan dari pengunaan BALA Box ............................................................ 8 ii

I. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Pengelolaan limbah di daerah perkotaan adalah salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak dan serius, yang dihadapi oleh pemerintah di negara-negara berpenghasilan rendah dan sedang. Meningkatnya tantangan akan terus meningkat karena tren urbanisasi yang terjadi dan tumbuh pesat dalam populasi komunitas perkotaan. Karena meningkatnya tekanan dari masyarakat dan kepedulian terhadap kondisi lingkungan, pakar limbah dunia dipanggil untuk mengembangkan metode berkelanjutan yang terkait dengan limbah perkotaan, yangMembawa konsep pergantian ekonomi.Daur ulang limbah organik (biowaste) masih terbatas, terutama di daerah berpenghasilan rendah danmedia, meskipun jenis sampah ini adalah kontributor terbesar untuk limbah perkotaanhasil dari. Buku ini menjelaskan sampah organik perkotaan di daerah perkotaan yang berasaldari limbah rumah tangga, kegiatan komersial dan institusi. Buku ini akan menjelaskan proses konversi biowaste menggunakan larva serangga, misalnya Black Soldier Fly (BSF), Hermetia Ilucens, aPendekatan yang menjadi perhatian dalam dekade terakhir ini. Penggunaan larva dari serangga iniSebagai prosesor limbah adalah peluang yang menjanjikan, karena larva BSFPanen ini dapat berguna sebagai sumber protein untuk pakan ternak, sehingga bisaPenggantian umpan alternatif pakan konvensional. Perusahaan besar dan beberapa pengusahaKecil telah menginvestasikan dana untuk mengembangkan teknologi ini. Mereka juga tertarikmanfaat yang diperoleh mengingat bahwa teknologi ini dapat diterapkan menggunakanFasilitas yang terjangkau dengan biaya rendah. Meskipun publikasi akademik tentang BSF telah meningkat, tetapi intervensi bisnis dan minat pada kompetisiAda diskusi terbuka untuk pengembangan lebih lanjut, terutama untuk fasilitas bangunanMemproses limbah menggunakan larva BSF. Inilah yang merupakan fokus utama buku ini.Buku ini didasarkan pada pengalaman yang mengoperasikan pemrosesan limbah organikUntuk satu ton sampah per hari di fasilitas pengolahan di Indonesia, yang telah dioperasikan lebih dariDua tahun dan satu tahun operasional di fasilitas percobaan di Swedia. Sampah diproses di fasilitasAda sebagian besar Indonesia ada sampah buah dan sayuran dari pasar. Peningkatan skala atau transferinformasi ke fasilitas yang lebih besar mungkin memerlukan beberapa adaptasi dan penyesuaianMeskipun peralatan sesuai dengan prosedur standar kami yang dijelaskan dalam buku ini cocok untuk skalayang lebih besar. 1

Beberapa atribut utama membuat teknologi BSF menjadi opsi pemrosesan yang menarik untuk proses pemrosesan perspektif pengelolaan limbah dan bisnis: • Sampah biomassa dikonversi menjadi larva dan residu. Larva terdiri dari ± 35% protein dan ± 30% lemak kasar. Protein.Serangga ini memiliki kualitas tinggi dan menjadi sumber makanan untuk petani ayam dan ikan. Eksperimen pemberian makan telah memberikan hasil yang dapat digunakan larva BSF sebagai alternatif untuk memberi makanyang cocok untuk ikan. • Memberikan makanan dalam bentuk sampah ke larva bertujuan untuk menghentikan penyebaran bakteri yang menyebabkanPenyakit, seperti Salmonella spp. Ini berarti bahwa risiko penyakit yang dapat ditularkan antar hewan danhewan, dan antara hewan dengan manusia dapat berkurang ketika menggunakan teknologi ini di pertanian atauSaat memproses sampah berasal dari hewan secara umum (misalnya kotoran ayam atau sampah dari yang lain pemotongan hewan). Namun, pengurangan risiko utama dapat dicapai melalui pengurangan material Sampah (± 80%) dibandingkan dengan penonaktifan patogen (mikroorganisme parasit). • Pengurangan berat basah sampah mencapai 80%. Jika memproses limbah organik dilakukan langsung di sumbernyaSampah, kemudian biaya pengangkutan persyaratan limbah dan lahan untuk situs pembuangan akhir (TPA) dapatBerkurang. Misalnya pemrosesan limbah organik dapat mengurangi terjadinya penebangan limbah di ruang angkasa. • Sisa residu proses pemrosesan dengan BSF adalah bahan yang mirip dengan kompos, berisi nutrisidan elemen organik, dan ketika digunakan pada pertanian dapat membantu mengurangi penipisan nutrisi tanah. • Tingkat tingkat konversi sampah yang tinggi, hingga 25% dari berat basah, sehingga jumlah perspektif bisnis yang memuaskan. • Mengoperasikan fasilitas ini tidak memerlukan teknologi canggih. Karena pantas untuk diterapkan didaerah berpenghasilan rendah, yang masih mengandalkan teknologi dan tenaga kerja sederhana denganKeterampilan rendah. Dua proyek penelitian (FORWARD dan SPROUT) menjadi dasar penulisan buku panduan ini. FORWARD adalah proyek penelitian selama empat tahun, yang 2

berfokus pada strategi terintegrasi dan teknologi untuk pengelolaan sampah padat organik perkotaan di kota dengan kepadatan populasi sedang di Indonesia. Proyek ini mendesain, mengimplementasikan, dan melakukan operasional pengolahan sampah skala pilot menggunakan BSF berada di pasar induk local (Puspa Agro). Fasilitas BSF didesain untuk menjadi lokasi percobaan “Standard Operating Procedures” (SOP) yang bisa digunakan untuk pengaplikasian lebih lanjut di lokasi lainnya. Proyek FORWARD adalah lembaga penelitian (R & D) independen non-profit yang didanai oleh SECO, the Swiss State Secretariat for Economic Affairs, yang bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPeRa). Proyek SPROUT adalah proyek tiga tahun yang bertujuan untuk mengembangkan pengolahan sampah menjadi produk yang bernilai dengan menggunakan larva Black Fly Soldier (BSF). Proyek ini berfokus pada aspek higienis, desain dan pengoperasian unit pengolahan, kualitas produk (pakan dan pupuk), proses pascapanen yang disesuaikan dengan kualitas pakan dan keamanan produk, model bisnis untuk pengolahan sampah BSF, dan evaluasi dampak lingkungan dari pengolahan sampah BSF dibandingkan dengan pilihan pengolahan lainnya. SPROUT adalah sebuah proyek multinasional antara SLU (Swedish University of Agricultural Sciences) dan Eawag (Swiss Federal Institute of Aquatic Science and Technology) sebagai mitra penelitian yang utama, dan Pacovis AG dari Swiss adalah mitra dari pihak industri. Proyek ini didanai oleh EU- program ECO-INNOVERA, Swedish Research Council Formas, Swiss Federal Office for the Environment FOEN dan Pacovis AG. Buku panduan ini ditulis sebagai sumber terbuka (open-source) dengan harapan bahwa pengolahan sampah organik menggunakan BSF akan mendapat perhatian, implementasi, dan replikasi yang lebih luas. Dengan semangat ini, penulis juga ingin menyebutkan pihak-pihak yang turut mengembangkan, mendokumentasikan, dan mendiskusikan aspek- aspek praktis di unit pembiakan masal BSF dan pengolahan sampah dengan larva. Terima kasih disampaikan kepada Sirajuddin Kurniawan sebagai fotografer gambar peralatan dan langkah-langkah kerja yang dapat membantu menjelaskan secara visual, Cecilia Lalander dan Björn Vinnerås dari Swedish Agricultural University SLU (Swedia) untuk kerjasama di penelitian yang mutakhir, Longyu Zheng and Jibin Zhang of the Huazhong Agricultural University (China) dan Michael Wu of JM Green (China) atas keterbukaannya dan masukan yang bermanfaat, serta Puspa Agro atas keramahannya. 3

II. Pembudidayaan manggot BSF Ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan diperhatikan dalam pembudidayaan manggot BSF yang benar sesuai dengan tahapan fisiologis pembudidayaan manggot BSF 1. Pemilahan sampah rumah tangga. 2. Cara pembudidayaan 3. Sirkulasi kehidupan manggot BSF 4. Keunggulan dalam menggunakan bala box 1. Pemilahan sampah rumah tangga Pemilahan sampah adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah. Pemahaman kegiatan pemilahan sampah antara lain: a. Pemilahan sampah adalah kegiatan yang penting dalam penanganan dan pewadahan sampah di sumbernya. b. Pemilahan sampah di mulai di rumah-rumah terhadap sampah organik/ sampah basah/ sampah dapur dan sampah anorganik/ sampah kering. c. Pemilahan sampah yang baik akan mempengaruhi kinerja daur ulang. d. Awal dari proses 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Cara memilah sampah: a. Menyiapkan wadah terpisah (sedikitnya dua buah wadah) untuk sampah organik dan sampah an-organik. b. Jenis wadah: dapat disesuaikan dengan keadaan, bisa ember plastik, plastik/kontong khusus sampah, kantong kresek, dsb, yang penting diberi tanda di setiap wadah. 4

c. Tahap pemilahan yang lebih maju dilakukan dengan memilah sampah berdasarkan sampah d. organik (basah), sampah anorganik (kering) dan sampah spesifik lainnya yaitu sampah B3 (bahan beracun berbahaya). 2. Cara pembudidayaan Beberapa langkah berikut ini dapat dilakukan untuk budidaya manggot BSF agar dapat dikembang biakan sebagai upaya budidaya maggot. 1. Bahan-bahan yang di perlukan a. Limbah dapur organik b. Bibit manggot 100kg 2. Peralatan yang di butuhkan a. Bala box b. Ember tempat limbah dapur c. Ember untuk menyimpan hasil panen 5

3. Langkah-langkah a. Pertama, siapkan ember yang sudah berisikan sampah organik yang telah di pilah seberat 1000kg b. Masukan sampah 500kg kedalam bala box c. Masukan bibit manggot 100kg ke atas sampah organic yang sudah berada di dalam box d. Masukan lagi sisa sampah 500kg ke dalam bala box 6

e. Tunggu sampai 7 hari sampai bibit manggot berubah menjadi larva f. Larva siap untuk di panen, dan ada beberapa larva yang akan menjadi lalat BSF kemudian berkembang biak lagi di dalam box yang digunakan g. Langkah terakhir hasil panen dapat dijadikan pakan ayam dan ikan air tawar 3. Sirkulasi kehidupan manggot BSF a. Awal dari sirukulasi manggot yaitu saat menjadi lalat BSF saat menjadi lalat, jantan dan betina akan melakukan perkawinan selama satu malam b. Hasil dari perkawinan jantan dan bentina, lalat betina akan bertelur. jangka waktu yang dibutuhkan dari perkawinan sampai bertelur yaitu 2 atau 3 hari. c. Telur BSF akan menentas 3 atau 4 hari dari lalat betina bertelur. d. Umur bayi manggot 1 atau 2 hari berukuran 2 sampai 3 milimeter e. Pada usia 7 hari protein pada manggot masih sangat banyak dan manggot sudah bisa di panen untuk pakan ayam dan ikan air tawar 7

f. Manggot pada usia 14 hari sampai 22 hari sudah bisa di sebut manggot dewasa. Manggot dewasa ini biasanya sudah tidak terlalu baik untuk pakan ayam maupun ikan air tawar dikarenakan kandungan protein pada manggot dewasa sedikit yang mengakibatkan ayam dan ikan akan lama menjadi siap panen. g. Pada umur 22 hari manggot akan menjadi pre dan puppa h. Kemudian pre dan puppa akan menjadi lalat BSF muda i. Lalat BSF muda hanya membutuhkan 7 sampai 14 hari unutk bisa melakukan perkawinan lagi. 4. Keunggulan dari pengunaan BALA Box 1. Pembudidayaan manggot menggunakan Bala Box ini bisa memudahkan dalam proses panen manggotnya, 8

2. Bala box ini dapat menghasilkan: a. Pupuk kompos yang dapat digunakan menjadi campuran media tanam. b. Lindi adalah cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organic yang dapat di jadikan pupuk untuk tanaman. c. Maggot dari hasil dari budidaya dengan menggunakan bala box ini lebih simple dikarenakan manggot dapat berjalan menuju tempat penampungan hasil panenan. 9


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook