SMAN 1 Muara Beliti MODUL PROJEK KEWIRAUSAHAAN \"Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda\" Disusun oleh : Tim Projek Kurikulum Merdeka SMA Negeri 1 Muara Beliti
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami penulis dapat menyelesaikan modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Tema Kewirausahaan dengan baik. Modul Projek ini berisikan Informasi Umum, Kompetensi Inti, Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian Projek, Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Projek, Dimensi, elemen, dan sub elemen Profil Pelajar Pancasila, elevansi projek ini bagi sekolah dan semua guru mata pelajaran dan cara penggunaan dari modul ini, serta beberapa lampiran yang diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu pedoman bagi pembimbing maupun siswa dalam melaksanakan tugas projek. Agar pelaksanaan projek dapat direalisasikaPuji n dengan baik, maka perlu pemahaman yang sama antara berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk itu diperlukan pedoman yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru pembimbing maupun siswa. Modul ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pemenuhan tugas projek dalam kurikulum merdeka. Pedoman ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan upaya dalam kegiatan projek mulai dari tahap pengenalan, tahap konstektual, perencanaan, tahap aksi, tahap refleksi Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan modul ini. Muara Beliti, Januari 2023 Penyusun
TUJUPEANNC, AAPLAUIRA ,NdaPnRTOAJERKGET Pemuda menurut Undang-Undang No.40 tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang berusia 16 sampai 30 tahun yang merupakan periode penting usia pertumbuhan dan perkembangan. Menurut hasil Susenas tahun 2020, perkiraan jumlah pemuda sebesar 64,50 juta jiwa atau hampir seperempat dari total penduduk Indonesia (23,86 persen).” (Statistik Pemuda Indonesia 2020, Badan Pusat Statistik) tahun 2009, pemerintah membuat program pembangunan kepemudaan, yang salah satunya adalah Program Kewirausahaan Pemuda. Program yang bertujuan membangun komitmen peranan pemuda dalam pembangunan ekonomi nasional ini terdiri dari 3 pilar: penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan. (http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html) Tema Kewirausahaan SMA yang mengacu kepada dimensi Profil Pelajar Pancasila, dengan Projek “Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda” ini bertujuan untuk membangun kesadaran, menggali potensi diri dan daerah, serta memberdayakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam mengembangkan wirausaha. Projek ini terdiri dari 5 tahap: pengenalan, kontekstualisasi, perencanaan, aksi, dan refleksi. Tahap pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari penyadaran kewirausahaan. Mengacu pada Program Kewirausahaan Pemuda, kedua tahap ini: “dimaksudkan untuk memberikan dorongan dan pemacu untuk tumbuh dan berkembangnya sikap mental, cara pandang (mindset) serta motivasi untuk berwirausaha. Program penyadaran ini ditujukan untuk menumbuhkan beberapa sikap mental yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausahawan. Hal ini sangat penting dilaksanakan mengingat motivasi sebagian besar pemuda Indonesia untuk berwirausaha masih cukup rendah.” (http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html) Tahap berikutnya adakah perencanaan, aksi, dan refleksi. Mengacu pada Program Kewirausahaan Pemuda, kedua tahap ini: “dilaksanakan untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada pemuda dalam mengembangkan wirausaha. Pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan setalah pemuda tersebut sadar akan pentingnya berwirausaha, sehingga mereka memiliki motivasi dan sikap mental untuk berwirausaha dengan mengembangkan ide-ide usaha yang ada. Pemberdayaan ini dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan tentang kewirausahaan. Pelatihan, pendidikan dan penyuluhan yang diberikan harus melalui tahap anisis kebutuhan sehingga pelatihan dan pendidikan yang diberikan tepat sasaran. (http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html) Diharapkan, melalui pengalaman belajar pada Program Kewirausahaan SMA dengan Projek “Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda”, dapat tumbuh generasi muda yang memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah, dan mampu mengambil bagian masa depan bangsa yang berdaya dalam memperkuat ekonomi nasional.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MEMULAI PROJEK Pemahaman bahwa program kewirausahaan adalah program yang membangun kesadaran, menggali potensi diri dan daerah, serta memberdayakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam mengembangkan wirausaha. Pengetahuan dan keterampilan yang dilatih adalah hal penting yang dibutuhkan di dunia nyata apapun peran yang nantinya dipilih siswa saat dewasa. Komitmen seluruh warga sekolah untuk menerapkan nilai-nilai penting kewirausahaan: kreativitas, inovasi, kepemimpinan, komitmen, pantang menyerah, berintegritas, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah. Hal ini tidak terbatas diterapkan pada jam mata pelajaran Kewirausahaan saja, tapi dilaksanakan pada bidang lainnya. Pemahaman bahwa meskipun ada tahap di mana siswa akan diminta untuk membuat sebuah rancangan usaha dan menjalankannya, keberhasilan dari projek kewirausahaan ini ditentukan pada perubahan perilaku dan cara pandang siswa tentang kewirausahaan dan bagaimana mereka menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan (tidak ditentukan dari seberapa banyak laba penjualan yang dapat dihasilkan siswa). Memberikan bimbingan bagi siswa sekaligus memberikan ruang bagi siswa untuk menuangkan kreativitas mereka. Hal ini termasuk bersikap terbuka dalam menerima masukan program dari siswa yang berhubungan dengan kewirausahaan. Membina hubungan dengan pemerintah dan wirausahawan daerah agar dapat menjadi partner dalam pelaksanaan program kewirausahaan. Menyiapkan waktu khusus yang dikoordinasikan dengan seluruh guru mata pelajaran, jika akan ada hari yang dipakai untuk kunjungan, observasi, unjuk karya atau lainnya agar seluruh kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.
ELEVENSI PROJEK INI BAGI SEKOLAH dan SEMUA GURU MATA PELAJARAN Salah satu agenda strategis pembangunan kepemudaan adalah menciptakan generasi penerus masa depan bangsa yang tangguh, mandiri dan berdaya saing, terlebih untuk memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan peluang bonus demografi. Menyadari pentingnya peran dan fungsi yang melekat pada pemuda, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang ada melalui penyadaran, pemberdayaan, pengembangan kepemudaan di segala bidang, sebagai bagian dari pembangunan nasional. (Statistik Pemuda Indonesia 2020). Penyadaran dan pengembangan sikap wirausaha kepada para siswa SMA usia pemuda 16-18 tahun merupakan bagian dari kewajiban sekolah dalam menyiapkan pengetahuan, sikap dan kete- rampilan yang dibutuhkan untuk bekal kehidupan di dunia nyata. Sekolah memberikan pengenalan, bimbingan, dan pendampingan bagi siswa dalam mengenal, memahami, dan menumbukan nilai- nilai luhur dalam tema kewirausahaan. Sekolah dapat menjadi ekosistem bagi siswa untuk belajar dan menggali pengalaman. Siswa yang memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah adalah siswa yang akan memberikan kontribusi positif dalam perannya di kelas, sekolah, dan masyarakat baik secara akademik maupun non- akademik. Rangkaian kegiatan pada Tema Kewirausahaan dengan Projek “Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda” melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam pelaksanaannya. Pengenalan etika dan integritas lewat pelajaran agama dan budi pekerti serta budaya lokal; pembuatan berbagai macam teks seperti proposal, iklan, surat yang melibatkan pelajaran bahasa; penghitungan dasar hasil survey, harga, dan biaya dari pelajaran Matematika; pengenalan potensi daerah lewat pelajaran IPS dan IPA, menumbuhkan sikap kerjasama lewat kerja kelompok berbagai bidang ilmu dan juga pelajaran Olahraga, dan lainnya. Pelaksanaan projek ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat: siswa, orangtua, guru, sekolah, masyarakat sekitar, pemerintah daerah, dan pihak lainnya
CARA PENGGUNAAN MODUL PROJEK INI Modul ini dirancang untuk membantu guru SMA (Fase E) yang berada di sekolah penggerak untuk melaksanakan kegiatan ko-kurikuler yang mengusung tema Kewirausahaan. Di dalam perangkat ajar untuk projek “Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Remaja” ini, ada 13 (tiga belas) aktivitas yang saling berkaitan. Tim Penyusun menyarankan agar projek ini dilakukan pada semester kedua kelas X dikarenakan aktivitas yang ditawarkan disusun dengan sedemikian rupa agar siswa dapat memiliki kesempatan untuk melakukan rangkaian pembelajaran secara penuh, dari mengenal, membangun sikap, hingga membuat aksi nyata dan refleksi. Waktu yang direkomendasikan untuk pelaksanaan projek ini adalah 1 (satu) semester, dengan total kurang lebih 144 Jam Pelajaran. Projek ini membuat gambaran sederhana dari pelaksanaan yang terdiri dari 72 Jam Pelajaran. Setiap tahap memiliki JP yang berbeda terkait dengan karakteristik dari kegiatan pada tahap tersebut. Sisa JP yang ada dapat dimanfaatkan guru untuk meramu kembali kegiatan dan JP yang dibutuhkan pada setiap tahap dengan mempertimbangkan persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi siswa. Siswa juga Mempunyai waktu untuk berpikir, berefleksi, dan menjalankan masing-masing aktivitas dengan baik. Guru dan kepala sekolah mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menyesuaikan jumlah aktivitas, alokasi waktu per aktivitas, dan apakah semua aktivitas diselesaikan dalam waktu singkat atau disebar selama satu semester/satu tahun ajar. Materi ataupun rancangan aktivitas juga bisa disesuaikan agar projek bisa berjalan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah juga kondisi daerah tempat sekolah berdiri.
Tahapan Pengenalan Mengenal Karakter Wirausaha Kegiatan 1 Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat mendalami makna wirausaha Siswa dapat mengenal karakteristik seorang pengusaha Siswa dapat memahami dasar-dasar kewirausahaan dan pengambilan keputusan Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan : Sebagai kegiatan awal dari tema, guru akan memperkenalkan tema kewirausahaan dengan projek menggali potensi daerah lewat wirausaha muda Diskusi tentang harapan siswa akan pelaksanaan program ini Pembuatan perjanjian kelas tentang sikap belajar Pelaksanaan: Diskusi tentang apa yang siswa ketahui tentang kewirausahaan Diskusi tentang petunjuk visual (gambar: pengusaha dan pegawai). Mana yang menggambarkan pengusaha? Mana yang bukan? Apa perbedaannya? Guru memutar video tentang kewirausahaan. Guru membuka diskusi dan menjelaskan kembali tentang definisi wirausaha/entrepreneur: orang yang pandai atau berbakat dan inovatif dalam melakukan aktivitas kewirausahaan baik mengenali produk baru, menentukan cara produksi produk baru, menyusun manajemen operasional pengadaan produk, memasarkan produk, dan mengatur sistem permodalan usahanya. Membaca artikel/menonton dokumentasi tentang tokoh wirausahawan sukses Mengidentifikasi sikap-sikap yang dimiliki tokoh wirausahawan dalam bacaan/tontonan: Bagaimana sikap atau karakteristik tokoh? Apakah kamu memiliki sikap dan karakteristik yang sama dengan tokoh? Tugas: Mengerjakan jurnal Mencari tahu anggota keluarga/masyarakat yang adalah seorang wirausahawan. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dimiliki tokoh wirausahawan: Apakah kamu mengenal seorang pengusaha atau wiraswasta? Bagaimana sikap atau karakteristik mereka? Apakah kamu memiliki sikap dan karakteristik yang sama dengan mereka?
Tahapan Pengenalan Menggali Potensi Diri Kegiatan 2 Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat mengenal karakter dan kualitas diri yang berhubungan dengan karakteristik kewirausahaan Siswa dapat mengenal dan menggali minat dan bakat Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru meminta siswa untuk duduk dalam kelompok kecil Pelaksanaan: Persentasi individu. Apakah hal yang menarik minatmu?. Siswa secara bergantian masingmasing 1 menit tentang satu hal yang menarik minatnya. Diskusi kelompok. Bagaimana kalian dapat melihat bidang minat kalian sebagai sebuah bisnis, produk, atau layanan sosial (kewirausahaan sosial) Usaha impian. Siswa menuliskan dan mengilustrasikan tentang usaha impiannya pada lembar kerja. Presentasi individu usaha impian. Guru mengajukan pertanyaan: Apa yang harus dilakukan agar impianmu berhasil? Siswa mendeskripsikan jawaban mereka pada tabel. Diskusi kelompok. Siswa berbagi dengan teman-temannya tentang isi tabel mereka. Diskusi kelas. Menjadi Wirausahawan: Tugas: - Mengisi jurnal - Membaca artikel/menonton topik terkait kegiatan di atas - Membuat daftar potensi pribadi dan cita cita masa depan (dream book)
Tahapan Pengenalan Menumbuhkan sikap wirausaha Kegiatan 3 Tujuan Pembelajaran: Membangun sikap wirausaha (memunculkan ide/gagasan, berani mencoba, membuat keputusan) Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru: Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru menyiapkan lembar kuis atau file kuis secara online. Guru dapat membuat kotak tabulasi di papan untuk pengisian hasil survey. Pelaksanaan: Mengisi kuis: Cocok jadi wirausahawan. Diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok nilai yang sama berkumpul. Mereka saling berbagi tentang persamaan dari sifat yang mereka miliki. Perwakilan dari tiap kelompok akan berbagi hasil diskusi pada presentasi kelas. Survey pendapat siswa. Menjadi wirausahawan sukses itu: bakat, pilihan, atau keduanya? Membahas hasil survey. Siswa memberikan alasan atas jawaban yang mereka pilih. Permainan. Arkade Bola Kertas. Siswa mendapat 3x kesempatan melempar bola kertas ke dalam keranjang yang ditaruh di depan kelas. Terdapat 3 titik untuk melempar. Setiap titik mempunyai poin. Titik terjauh memiliki poin terbesar, titik terdekat memiliki poin terkecil. Jika berhasil masuk, siswa mendapat poin, jika tidak 0. Siswa yang memiliki poin tertinggi menjadi pemenangnya. Diskusi. Wirausahawan adalah individu yang menggunakan sumber daya ekonomi dan menciptakan produk baru atau bisnis baru. Mereka menanggung risiko dan menerima imbalan/keuntungan dari usaha mereka. Pertanyaan: Apa saja kerugian yang bisa dialami oleh seorang wirausahawan? Mengapa mereka berani untuk mengambil resiko dalam berusaha? Tugas: Mengisi jurnal Membuat daftar tantangan yang dihadapi sebagai siswa. Lalu merumuskan sebab-akibat serta usulan solusi. Membuat satu komitmen untuk mencoba atau melakukan hal baru minggu ini
Tahapan Konstektual Mengenal Potensi Daerah Kegiatan 4 Tujuan Pembelajaran: Siswa mengenal potensi daerah Waktu: 4 JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru menyiapkan gambar/tulisan negara baik yang dibuat sendiri ataupun mencontoh dari panduan dan memuat pada format digital. Pelaksanaan: 2 JP Guru meminta siswa menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang negara maju dan negara berkembang dan menuliskan daftar negara maju dan negara berkembang yang mereka ketahui. Guru memberikan 3 contoh gambar berpasangan berbagai negara dan meminta mereka menebak mana yang merupakan negara maju dan berkembang dan menyebutkan alasannya. Guru menjelaskan definisi tentang negara maju dan berkembang. 4 faktor yang mendukung kemajuan ekonomi suatu negara: Sumber daya alam, sumber daya modal, sumber daya manusia, kewirausahaan Guru meminta siswa mengamati contoh negara pada kegiatan sebelumnya. Guru meminta siswa menyimpulkan tentang kesamaan yang dimiliki oleh negara-negara maju (lewat hasil diskusi juga dari kegiatan membaca artikel). Tugas: Mengerjakan jurnal Guru meminta siswa melakukan diskusi potensi daerah terhadap sumber daya yang ada di daerah tempat tinggal. Panduan diskusi ada pada jurnal.
Tahapan Konstektual Analisis dan Sumber daya daerah Kegiatan 5 Tujuan Pembelajaran: Siswa mengenal potensi daerah Waktu: 4 JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru menyiapkan artikel tentang daerah Wisata Borobudur (bisa dengan gambarnya), lembar diagram SWOT baik dalam bentuk cetak atau digital. Guru meminta siswa menyiapkan hasil wawancara/diskusi/survey/kunjungan luar sekolah guna mencari tahu tentang potensi daerah dari kegiatan sebelumnya. Pelaksanaan: 2 JP Guru membuka pertemuan dengan menunjukkan gambar Candi Borobudur dan bertanya: Siapa yang pernah mengunjungi Candi Borobudur? Apa tempat wisata lainnya yang ada di sekitar Candi? Guru meminta siswa membaca artikel 1 ―Borobudur Ramai Wisatawan Tetapi 3 Desanya Dilanda Kemiskinan‖ dan bertanya tentang isi artikel (Apa kelebihan tempat wisata Candi Borobudur? Apa kekurangan pada daerah wisata tersebut? Apa tantangan untuk daerah sekitar tempat wisata? Apa peluang atau potensi yang ada di kawasan wisata Candi Borobudur? Apa strategi atau langkah yang dapat dilakukan agar desa di kawasan wisata Candi Borobudur dapat sejahtera? Setelah selesai mendengar jawaban dari siswa, guru meminta siswa membaca artikel 2. Siswa menyebutkan langkah-langkah yang dilakukan oleh para penduduk desa di kawasan wisata Candi Borobudur untuk meningkatkan perekonomian mereka. Guru menjelaskan tentang analisis SWOT, sebagai alat untuk mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal diri/daerah/suatu usaha dan hasil digunakan sebagai salah satu dasar untuk pengambilan keputusan Guru meminta siswa duduk berkelompok dan membaca kembali artikel 1 dan 2 dan menuliskan komponen SWOT desa di kawasan wisata Borobudur Tugas: Secara berkelompok, siswa membaca kembali hasil pengamatan dan survei dari kegiatan sebelumnya. Lalu secara bersama berdiskusi dan menuliskan hasil diskusi dan identifikasi potensi daerah dalam diagram analisis SWOT.
Tahapan Konstektual Kearifan Lokal dan Etika Kegiatan 6 Berwirausaha Tujuan Pembelajaran: Siswa mengenal kearifan lokal dari berbagai daerah yang berhubungan dengan kewirausahaan Siswa memahami kearifan lokal sebagai bagian yang mendukung kelangsungan kewirausahaan Waktu: 4 JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru menyiapkan gambar/tulisan negara baik yang dibuat sendiri ataupun mencontoh dari panduan dan memuat pada format digital. Pelaksanaan: 2 JP Guru menyebutkan sebuah pepatah/petuah dalam bahasa daerah yang betema kebijakan hidup, integritas, dan kerja kertas. Guru meminta kepada siswa untuk menebak arti dari pepatah/petuah tersebut, dan menyebut apakah pernah mendengar hal tersebut? Guru meminta siswa menyebutkan pepatah/petuah lainnya yang mereka ketahui Guru meminta siswa membaca artikel ―Kearifan Lokal Dalam Praktik Bisnis di Indonesia‖ lalu secara mandiri atau berpasangan mengerjakan kegiatan lanjutan: mendata kearifan lokal dari berbagai daerah pada tabel dan menjawab pertanyaan diskusi terkait tema kegiatan. Guru menjelaskan tentang formatif 1 yang dilakukan oleh guru dengan menilai partisipasi siswa dan refleksi yang dituliskan pada jurnal. Formatif 2 yang dilakukan di akhir kegiatan 6 yaitu Esai singkat (150 - 400 kata) tentang topik pilihan: ● Membangun Sikap Kewirausahaan yang berwawasan Pancasila ● Analisis sumberdaya daerahku ● Kearifan lokal untuk kemajuan ekonomi daerah Tugas: Melengkapi jurnal Membuat kerangka penulisan topik pilihan
Tahapan Perencanaan Menggali dan Mengembangkan Ide Kegiatan 7 Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menemukan dan mengembangkan ide yang layak, berdampak, dan kreatif Siswa mampu memberikan solusi atas masalah Waktu: 4 JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru menyiapkan materi kegiatan kreativitas seperti pada jurnal. Guru dapat menjadikan kegiatan pada jurnal sebagai panduan, tetapi dapat mencari alternatif yang lain atau melakukan dalam urutan yang berbeda. Siapkan situasi dan suasana kelas dalam keadaan relaks. Tunjukkan sikap terbuka dalam menerima dan menyimak ide yang diekspresikan siswa pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Pelaksanaan: 2 JP Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan imajinasi gambar. Siswa melengkapi gambar garis atau simbol yang ada pada kotak sesuai imajinasinya. Siswa dapat melengkapi gambar dengan warna. Siswa berbagi dan membandingkan hasil imajinasinya dengan teman sebangku/sekelompok menggunakan pertanyaan panduan. Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan imajinasi komunikasi antar dua karakter pada komik. Siswa melengkapi komik dengan kalimat percakapan sesuai imajinasinya. Siswa dapat melengkapi komik dengan tambahan latar dan warna. Siswa berbagi dan membandingkan hasil imajinasinya dengan teman sebangku/sekelompok menggunakan pertanyaan panduan. Guru meminta perwakilan siswa berbagi hasil diskusi dengan temannya. Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan ketiga yaitu Sepatu Ajaib. Guru memberikan sebuah konteks dengan situasi berikut: Siswa adalah salah satu peserta kompetisi inovasi muda, di mana mereka diminta untuk membuat inovasi atas salah satu produk kelengkapan sekolah. Siswa melengkapi gambar dasar pada jurnal (atau bisa menggambar kembali pada kertas kosong atau pada media digital) menggunakan daya imajinasinya sekreatif mungkin. Guru dapat mengadakan kegiatan gallery walk agar siswa dapat saling melihat hasil kerja teman- temannya Guru menunjukkan diagram tentang Karakteristik dari Kreativitas (Unik, Baru, Inovatif, Asli) dan bagaimana Pengembangan kreativitas dapat dilaksanakan pada: kreativitas lingkungan, kreativitas produk, kreativitas proses, kreativitas SDM. Guru membuka diskusi dengan siswa tentang apa yang mereka pahami dari diagram tersebut. Guru meminta siswa menjelaskan kreativitas yang mereka sajikan dari tugas Sepatu Impian. Tugas: Menulis jurnal, Melengkapi tugas sepatu impian pada kegiatan mandiri atau di rumah.
Tahapan Perencanaan Merencanakan Usaha Kegiatan 8 Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu memahami komponen penyusunan perencanaan usaha Siswa memahami langkah-langkah pembuatan perencanaan usaha Siswa mampu menulis sebuah perencanaan usaha yang sederhana dan logis Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru menyiapkan lembar perencanaan usaha secara cetak ataupun dalam bentuk digital. Guru menekankan kegiatan ini adalah kegiatan contoh untuk memahami bagaimana membuat sebuah perencanaan usaha. Contoh yang siswa buat pada kegiatan ini dapat digunakan/tidak digunakan pada kegiatan selanjutnya. Pelaksanaan: 2 JP Guru membuka kegiatan dengan menyambungkan kegiatan sebelumnya dengan kegiatan kini. Ketika seorang wirausahawan mendapat ide dan mengidentifikasi sebuah peluang bisnis yang potensial, langkah selanjutnya adalah membuat sebuah perencanaan usaha. Bagaimana membuat perencanaan usaha yang baik? Guru meminta siswa mengamati lembar perencanaan usaha dan elemen penting yang ada di sana. Guru meminta siswa untuk mengembangkan ide usahanya (bisa dari inspirasi kegiatan 2, 6, 7) dan menuliskan perencanaan usaha pada lembar yang diberikan. Guru membantu memberi penjelasan jika siswa memiliki kesulitan dalam menentukan ide usaha. Ide yang dikembangkan haruslah ide yang: layak (karena berfokus untuk membantu orang lain), berdampak (karena fokus pada pemecahan masalah, bukan pada produk), kreatif (karena menggunakan masalah sebagai inspirasi usaha) Tugas: Mengerjakan jurnal Melakukan riset mandiri untuk pengisian lembar perencanaan usaha agar perencanaan sederhana yang dihasilkan memiliki kelengkapan yang baik dan logis
Tahapan Perencanaan Berkolaborasi dan Bekerja sama Kegiatan 9 Tujuan Pembelajaran: Mengembangkan kesadaran akan pentingnya kolaborasi dan kerjasama tim Melibatkan diri dalam aktivitas kerjasama tim yang berfokus pada projek Merefleksikan kinerja diri dalam perannya sebagai anggota tim Waktu: 16 JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru menyiapkan alat-alat dan ruang kelas untuk permainan berkelompok yang bertujuan untuk membangun semangat kolaborasi dan kerja sama. Beberapa kegiatan alternatif diberikan pada lampiran kegiatan, guru dapat memilih permainan yang sesuai dengan situasi dan kondisi.. Pelaksanaan: 2 JP Guru mengajak siswa berpartisipasi dalam permainan agar memperoleh pengalaman berinteraksi dalam kerja tim. (inspirasi permainan ada pada jurnal) Guru meminta siswa membagikan kesan-kesan dalam mengikuti permainan. Guru berdiskusi dengan siswa tentang nilai-nilai yang didapat dari permainan. Apakah kamu 'berpikir bersama' sebelum mulai melakukan permainan? membuat perencanaan penting tetapi menjadi fleksibel saat situasi yang berbeda muncul juga sama pentingnya. ➔ Apakah setiap anggota di kelompokmu memiliki peran yang jelas? Apakah peranmu? Apakah kamu menikmati permainan? jika tidak, apa sebabnya? (Tekankan bahwa dalam kerja tim, pembagian peran (pemimpin dan anggota) itu penting agar tim berfungsi dengan baik. Dalam kolaborasi, meskipun tidak ada pembagian peran yang signifikan, setiap anggota yang berkontribusi maksimal dan berkomunikasi dengan baik akan menghasilkan kerjasama yang baik. ➔ Apakah kamu dapat menyelesaikan tantangan tepat waktu? Jika tidak, menurutmu mengapa hal itu terjadi? Pentingnya manajemen waktu untuk tim.) ➔ Apakah kamu senang dengan kolaborasi Anda sendiri dalam aktivitasnya? Dengan anggota tim Anda? -> pastikan siswa berbicara jujur satu sama lain dengan saling menaruh sikap hormat. ➔ Apa yang kamu pelajari? Apa yang akan kamu lakukan secara berbeda lain kali? Guru menjelaskan tentang pentingnya mengembangkan keterampilan berkolaborasi dan kerja tim sebagai kompetensi unggul. (catatan: penting menjelaskan perbedaan keduanya. Kolaborasi adalah kerjasama dalam hubungan sejajar. Kerja tim adalah kerjasama yang membutuhkan pemimpin dan anggota. Setiap anggota mempunyai perannya masingmasing. Pemimpin mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan anggotanya agar tujuan tim tercapai). Guru menjelaskan kelompok siswa sesuai dengan bakat dan minat untuk berkolaborasi dan bekerja tim dalam menyiapkan sebuah proposal usaha. Kelompok ini akan bersama sampai akhir projek.18 Siswa dalam satu kelompok akan memulai kegiatan dengan membuat kesepakatan bersama, berbagi peran, dan bertukar ide. Mereka dapat mengenalkan ide-ide pribadi yang sudah mereka buat pada kegiatan-kegiatan sebelumnya sebagai alternatif ide untuk didiskusikan dalam tim saat memutuskan ide usaha kelompok. Siswa dalam satu kelompok akan memulai pembuatan proposal, setiap perwakilan kelompok diwajibkan membawa laptop. Proposal dibuat dalam bentuk Word dan Power Point. Tugas: - Menulis jurnal - Berdiskusi kelompok
Tahapan Aksi Strategi dan Inovasi dalam Kegiatan 10 Berwirausaha Tujuan Pembelajaran: Siswa memahami bauran pemasaran sebagai bagian dari strategi dalam berwirausaha Siswa mendemonstrasikan kemampuan berpikir kritis tentang konsep pemasaran melalui aktivitas yang dilakukan Siswa memahami inovasi sebagai bagian dari keberlanjutan sebuah usaha Waktu: 4 JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru menyiapkan materi untuk penjelasan tentang bauran pemasaran 4P. Guru dapat mengundang guru mapel ekonomi/bisnis dan manajemen untuk menjadi pemateri tamu di kelas. Guru juga dapat memutarkan video untuk penjelasan ini. Untuk kegiatan pembuka, guru dapat memantik siswa dengan membawa beberapa barang konsumsi (atau menunjukkan gambarnya). Pelaksanaan: Guru menunjukkan gambar produk lalu mendiskusikan dengan siswa pertanyaan - pertanyaan tentang produk. Contoh ada pada jurnal. Guru memberikan penjelasan: Produk dapat berupa barang, jasa, atau acara. Barang adalah sesuatu yang digunakan atau dikonsumsi (contoh: makanan, minuman, alat tulis). Jasa adalah sesuatu yang orang lakukan untuk membantu kita (jasa angkutan, potong rambut). Acara adalah kegiatan bertema untuk suatu tujuan (contoh: konser musik, kompetensi olahraga) Guru mendiskusikan dengan siswa pertanyaan-pertanyaan tentang produk, harga, promosi, dan tempat . (pertanyaan panduan ada pada jurnal) Guru membuka diskusi dengan siswa tentang teknologi. Siswa berbagi pengalaman mereka menggunakan teknologi sehari-hari dan bagaimana teknologi mempengaruhi kehidupan. Guru bersama siswa menyaksikan contoh inovasi pada teknologi. Pertanyaan: bagaimana inovasi dengan menggunakan teknologi membantu memecahkan masalah dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas. (pertanyaan panduan pada jurnal
Tahapan Aksi Penyempurnaan Karya dan Kegiatan 11 Strategi Tujuan Pembelajaran: Siswa mengembangkan kesadaran akan pentingnya kolaborasi dan kerjasama tim Siswa melibatkan diri dalam aktivitas kerjasama tim yang berfokus pada penyelesaian projek Siswa mampu mengkomunikasikan ide di depan khalayak Waktu: 12 JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru meluangkan waktu secara berkala untuk mengecek perkembangan siswa. Kegiatan ini lebih banyak dilakukan secara mandiri oleh siswa. Guru dapat mendampingi jika siswa memerlukan bantuan dalam hal berhubungan dengan pihak ketiga atau pihak lain di luar sekolah. Pelaksanaan: 4 JP Siswa bersama kelompoknya mempresentasikan proposal usaha. Guru (bersama tim penilai) akan memberikan masukan bagi perbaikan proposal usaha siswa. Siswa melanjutkan penyempurnaan proposal usaha berdasarkan masukan dari guru dan kelompok lain. Guru pendamping dan siswa yang sudah ditunjuk sebagai kelompok produksi, akan melaksanakan kunjungan pada hari yang telah ditentukan dan ditempat yang sudah direncanakan. Siswa yang sudah ditunjuk sebagai kelompok keuangan akan mendapatkan materi tentang keuangan dikelas Siswa yang sudah ditunjuk sebagai kelompok desain akan dikumpulkan diruang Lab. Komputer dan akan diberi materi tentang desain. Siswa yang ditunjuk sebagai kelompok pemasaran akan dikumpulkan diruang perpustakaan dan akan diberi materi tentang pemasaran berupa iklan. Tahapan Aksi Wirausaha Mandiri dan Kegiatan 12 Berkelanjutan(Produksi) Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat memproduksi keripik singkong aneka rasa Siswa dapat memasarkan hasil produksi Waktu: 56 JP Bahan: Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk produksi pembuatan keripik singkong Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Pada kegiatan ini, yaitu siswa bersama kelompoknya melakukan produksi pembuatan keripik singkong sampai proses pemasaran dengan didampingi oleh guru. Pelaksanaan: Guru mengarahkan siswa untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk produksi. Siswa mulai melakukan proses produksi dari awal sampai pengemasan sesuai dengan tugas masing- masing. Setelah selesai, siswa merapikan kembali tempat dan alat yang sudah digunakan. Siswa bersama kelompoknya memasarkan hasil produksi.
Tahapan Pelaporan dan Refleksi Pelaporan dan Refleksi Kegiatan 13 Kegiatan 13 Pelaporan dan Refleksi Tujuan Pembelajaran: Siswa merefleksikan pengalaman belajar mereka lewat jurnal refleksi Siswa mampu merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan yang dibangun untuk masa depan Waktu: 40 JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi Persiapan: Guru menyiapkan lembar refleksi (secara cetak atau digital) atau menuliskan pertanyaan refleksi pada papan tulis Pelaksanaan: Guru meminta siswa mengerjakan refleksi pribadi dengan menggunakan pertanyaan panduan pada jurnal Guru meminta siswa duduk berkelompok dan berbagi hasil refleksinya Guru mengajak seluruh siswa untuk sebuah diskusi kelas, meminta perwakilan untuk berbagi tentang refleksi pribadi dan refleksi kelompok Guru meminta siswa melihat pohon harapan dan kekhawatiran yang dibuat di awal kegiatan dan meminta pendapat siswa tentang hal ini. Guru memberi penutup dengan mengucapkan selamat atas komitmen dan keberhasilan siswa menjalani Projek Kewirausahaan dan memberikan pesan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan yang dibangun pada projek ini dapat diaplikasikan dan membawa manfaat bagi kehidupan kini dan masa depan Tugas: Siswa memastikan kelengkapan jurnal atau berkas belajar Projek Kewirausahaan lalu mengumpulkannya dalam bentuk portfolio
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 1 Mengenal Karakter Wirausaha Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 2. ….……………………….. 5. ….……………………….. 3. ….……………………….. 6. ….……………………….. Kelas : ……………….. Tanggal : ………………………….. Jawablah pertanyaan berikut ! 1. Apa yang kalian harapkan dari Projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda pada P5 Tema Wirausaha ini? 2. Apa kekhawatiran yang kalian miliki dari Projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda pada P5 Tema Wirausaha ini? 3. Apa tantangan yang kalian perkirakan akan kalian hadapi dari Projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda pada P5 Tema Wirausaha ini? Harapan Kekhawatiran Tantangan Perjanjian Kelas -> Contoh ( Boleh Ditambahkan) Agar projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda dapat terlaksana dengan baik, maka kita wajib: - Mengikuti kegiatan dengan teratur - Bersikap terbuka - Menaruh hormat pada diri sendiri dan orang lain - Bekerja sama
Apa yang kamu ketahui tentang kewirausahaan?Coba kalian ceritakan pada lembar berikut.
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 3 Mengenal Karakter Wirausaha Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 2. ….……………………….. 5. ….……………………….. 3. ….……………………….. 6. ….……………………….. Tanggal : ………………………….. Kelas : ……………………… 1. Perhatikan gambar berikut ini, Manakah yang menggambarkan pengusaha?Mana yang bukan?Apa perbedaannya? 2. Silakan simak Video pada link berikut : https://youtu.be/gjGwlM5s-lw 3. Setelah kalian menonton video tersebut, buatlah resume dari isi video
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 4 Mengenal Karakter Wirausaha Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 2. ….……………………….. 5. ….……………………….. 3. ….……………………….. 6. ….……………………….. Tanggal : ………………………….. Kelas : …………………. Bacalah Artikel dibawah ini, berikut salah satu Tokoh Wirausahaan Sukses di Indonesia
Setelah kalian membaca artikel diatas, silakan simak dan tonton Video Wirausahawan Indonesia: Bob Sadino https://www.youtube.com/watch?v=C53YPi9jBGk&t=370s https://www.youtube.com/watch?v=AMDtLJGT7m4 https://www.youtube.com/watch?v=jOWhn9El5fg Setelah Membaca Artikel/Menonton Video, Silakan kalian jawab setiap pertanyaan dibawah ini. 1. Apa yang menjadi alasan sang tokoh mulai menjadi wirausahawan? 2. Apa produk/jasa yang dihasilkan? 3. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam menjalankan usaha? 4. Apa yang memotivasi tokoh untuk tetap bertahan dan berkembang? 5. Apa saja strategi yang ditunjukkan tokoh dalam menjalankan usaha? 6. Bagaimana sikap atau karakteristik tokoh? 7. Apakah kamu memiliki sikap dan karakteristik yang sama dengan tokoh? 8. Apa pesan moral yang dapat diambil dari kisah tentang tokoh tersebut? Lembar tugas di rumah, mencari tokoh wirausahawan di sekitar lingkungan rumah kalian. Nama tokoh wirausahawan, Produk/Jasa yang dihasilkan, Lama waktu berusaha, Lokasi usaha, Kegiatan sehari-hari: (proses produksi), Sumberdaya yang digunakan, Kisah perjalanan usaha, Yang dapat dipelajari dari kisah tokoh:
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 5 Menggali Potensi Diri Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 2. ….……………………….. 5. ….……………………….. 3. ….……………………….. 6. ….……………………….. Kelas : …………………. Tanggal : ………………………….. Andai ini adalah tokomu. Tulislah dan hiaslah toko ini dengan usaha impianmu. Tulis nama toko, harga barang/jasa, gambar produk, keterangan lain. Tambahan informasi untuk dituliskan. 1. Bagaimana bentuk produk usahamu? Gambarkan ide bisnismu. 2. Alat dan bahan apa yang kamu butuhkan? 3. Siapa saja orang yang akan bekerja bersamamu? 4. Bagaimana kamu akan menjalankan usahamu?
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 6 Menumbuhkan Sikap Wirausaha Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 2. ….……………………….. 5. ….……………………….. 3. ….……………………….. 6. ….……………………….. Kelas : …………………. Tanggal : ………………………….. Berilah bobot pada 10 pertanyaan kuesioner di bawah ini sesuai dengan apa yang kamu rasakan. 12345 Sangat tidak Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju setuju 1. ( …… ) Saya menyukai tantangan untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru 2. ( …… ) Saya rela bekerja keras asal dapat mewujudkan mimpi saya 3. ( …… ) Saya adalah orang yang jujur, dapat dipercaya dan diandalkan oleh teman, guru, dan keluarga. 4. ( …… ) Saya merasa sangat puas saat dapat menyelesaikan tugas dengan baik 5. ( …… ) Saya selalu menyelesaikan tugas yang saya miliki meskipun banyak tantangan yang dihadapi 6. ( …… ) Saya dapat membuat keputusan secara mandiri 7. ( …… ) Saya berani mengambil resiko dan belajar dari kesalahan 8. ( …… ) Saya dapat bekerja dengan baik pada situasi yang beragam 9. ( …… ) Saya memiliki kepribadian/keahlian/keterampilan yang unik yang tidak dimiliki semua orang. 10. ( …… ) Ayah/Ibu saya adalah seorang pengusaha Nilai anda : Petunjuk Nilai 41-50 Kamu sangat cocok menjadi seorang pengusaha 31-40 Kamu punya potensi menjadi seorang pengusaha 21-30 Kamu dapat belajar menjadi seorang pengusaha dengan fokus pada pengembangan diri 10- 20 Kamu lebih tertarik pada profesi selain menjadi seorang pengusaha
Diskusi. Menjadi pengusaha sukses: bakat atau pilihan? Menjadi Seorang Pengusaha Sukses bakat? pilihan ? Menurut saya ….. Karena …..
Mencoba hal baru Minggu ini. Apa saja manfaat mencoba hal-hal baru? Mencoba hal-hal baru meningkatkan kesadaran diri, merangsang kreativitas, membantu mengatasi rasa takut, meningkatkan kepercayaan diri, membangun kebijaksanaan, dan memungkinkan Anda untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Mengapa sulit sekali untuk melakukannya? Sebagian dari kita kadang sulit untuk mencoba hal-hal baru. Biasanya karena kita sudah merasa nyaman dengan hal yang kita sukai atau sudah sering lakukan. Pemikiran yang muncul atas ketidaknyamanan yang mungkin terjadi akan membuat kita enggan mencoba hal baru meskipun kita tertarik akan hal itu. Bagaimana saya dapat meyakinkan diri saya untuk melakukannya? Menuliskan daftar hal-hal baru yang ingin dilakukan, menuliskan alasannya dan kapan kalian akan melakukannya akan sangat membantu hal itu dapat terlaksana. Minggu ini, cobalah melakukan sesuatu hal baru yang selalu kamu inginkan, dan tuliskan perasaanmu atas pengalaman tersebut. Berikut beberapa ide baik yang dapat kamu lakukan minggu ini. Sebagai contoh - Menelepon kerabat jauh atau sahabat lama menanyakan kabar mereka - Memasak menu baru dari inspirasi - Melukis dengan - Mendaftar seminar atau pelatihan keterampilan - Dan sebagainya Hal baru yang aku lakukan minggu ini adalah …………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Aku melakukannya karena………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Perasaanku setelah melakukannya adalah………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 7 Mengenal Potensi Daerah Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 2. ….……………………….. 5. ….……………………….. 3. ….……………………….. 6. ….……………………….. Kelas : …………………. Tanggal : ………………………….. Mengamati peta penyebaran negara-negara menurut CIA dan bacalah artikel dibawah ini. Peta dunia (diperbarui 2019) menunjukkan negara maju, transisi, kurang dan kurang berkembang. CIA memberikan definisi berikut: Advance economics (Ekonomi Maju): Istilah yang digunakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) untuk kelompok teratas dalam hierarkinya. Mirip dengan istilah \"negara maju\" tetapi menambahkan Hong Kong, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan, tetapi menjatuhkan Malta, Meksiko, Afrika Selatan, dan Turki. (In Transition) Dalam transisi: Istilah yang digunakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) untuk kelompok menengah dalam hierarkinya. Grup ini identik dengan grup yang secara tradisional disebut sebagai \"bekas Uni Soviet/Eropa Timur\". Kelompok tersebut mencakup negara-negara yang hampir mencapai status \"ekonomi maju\", seperti Moldova, Albania, Montenegro, Makedonia Utara, Serbia, Bosnia dan Herzegovina, Armenia, Georgia, Azerbaijan, Turkmenistan, Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Belarusia , Ukraina, dan Cina (Less developed) Kurang berkembang: Kelompok terbawah dalam hierarki. Terutama negara dan daerah bergantung dengan tingkat output, standar hidup, dan teknologi yang rendah; PDB per kapita umumnya di bawah $5.000 dan seringkali kurang dari $1.500; namun, kelompok tersebut juga mencakup sejumlah negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi, bidang teknologi maju, dan tingkat pertumbuhan yang pesat; termasuk negara berkembang maju, negara berkembang, negara berpenghasilan rendah, negara berpenghasilan menengah, ekonomi industri baru (NIEs), Selatan, Dunia Ketiga, dan negara terbelakang. Termasuk anggota OECD dan G-20 Industrial Nations seperti Brasil, Meksiko, dan Turki, karena editor Rusia yang menyiapkan peta ini salah mengartikan definisi yang dibuat oleh IMF.
(Least developed) Terbelakang: Subkelompok negara kurang berkembang (LDC) awalnya diidentifikasi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1971 sebagai tidak memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan, PDB per kapita biasanya kurang dari $1.000, dan tingkat melek huruf yang rendah; disebut juga dengan negara belum berkembang. Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Developed_and_developing_countries.PNG. diterjemahkan Kegiatan Kegiatan mengamati dan membandingkan sumber daya dua negara dan kemampuan ekonomi yang dimiliki. Jawablah pertanyaan dibawah ini : 1. Di mana letak geografis negara tersebut? 2. Apa sumber daya yang dimiliki tiap negara? 3. Apakah negara tersebut termasuk dalam berkembang atau maju menurut kemampuan perekonomiannya? Apa yang menyebabkan? Negara A : Qatar Negara B : Sudan Negara A : Belanda Negara B : Kolombia
Negara A : Indonesia Negara B : Singapura Bacalah artikel tentang : 4 faktor sumber daya yang mendukung kemajuan ekonomi suatu negara Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia Kekayaan alam yang mendukung proses produksi Kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan (luas wilayah, kesuburan tanah, hutan, bahan dalam proses produksi. tambang, minyak, gas, laut). Sumber Daya Modal Kewirausahaan Kekayaan teknologi, uang, mesin, serta alat dan Para wirausahawan yang menggabungkan input infrastruktur lainnya yang mendukung proses sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal untuk produksi menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan menghasilkan keuntungan atau mencapai tujuan nirlaba. Orang-orang ini membuat keputusan yang menentukan arah bisnis mereka; mereka menciptakan produk dan proses produksi atau mengembangkan layanan. Mereka menjadi pengambil resiko karena tidak mendapat jaminan keuntungan sebagai imbalan atas waktu dan usaha mereka. Akan tetapi, jika perusahaan usaha mereka berhasil, mereka akan mendapat keuntungan. Sumber: https://pressbooks.senecacollege.ca/introbusinessbam101/chapter/chapter-1-economic- systems-and-business/ diterjemahkan. Setelah kalian membaca, mengamati contoh negara maju pada tabel diatas, silakan buat suatu kesimpulan tentang kesamaan yang dimiliki oleh negara-negra maju
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 8 Mengenal Potensi Daerah Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 2. ….……………………….. 5. ….……………………….. 3. ….……………………….. 6. ….……………………….. Kelas : ………………… Tanggal : ………………………….. Bacalah artikel - artikel dibawah ini Borobudur Ramai Wisatawan Tetapi 3 Desanya Dilanda Kemiskinan Daya pikat Candi Borobudur sebagai destinasi wisata memang tak perlu diragukan. Dibangun pada abad ke-IX, di atas bukit yang dikelilingi pegunungan kembar (Merapi-Merbabu & Sindoro Sumbing), monumen Buddha terbesar di dunia itu adalah magnet bagi para pelancong lokal dan mancanegara. Dengan kunjungan rata-rata 3,5-3,8 juta turis per tahun, wisata Candi Borobudur jadi penopang pendapatan pariwisata di Kabupaten Magelang—pada 2015 menyetor Rp96,49 miliar atau 95,93 persen dari total pendapatan obyek wisata. Namun, besarnya pendapatan itu tak serta-merta berdampak pada perekonomian masyarakat desa di sekitarnya. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPD) Jawa Tengah mencatat, tiga desa di Kecamatan Borobudur masih masuk dalam zona merah kemiskinan, yakni Giri Tengah, Ngadiharjo dan Wringinputih. Saya menyaksikan langsung bagaimana kondisi Giri Tengah, berjarak sekitar 7 kilometer dari Candi Borobudur, pada Rabu, 13 November lalu. Dibandingkan desa yang lebih dekat lokasinya dengan Candi Borobudur, pembangunan infrastruktur Giri Tengah memang terlihat masih minim. Beberapa titik jalan belum teraspal, berlubang dan terlihat gelap saat saya melewatinya jelang Maghrib karena tak ada penerangan. Kondisi ini membuat akses ke Giri Tengah yang menanjak dan berkelok di kaki perbukitan Menoreh rawan kecelakaan. Turis dari Candi Borobudur juga jarang ada yang berkunjung meski desa itu punya potensi pariwisata yang tak kalah menarik: kerajinan pahat topeng kayu, anyaman bambu, batik tulis, hingga gamelan. Mati Suri Balkondes Sebenarnya, desa-desa di Kecamatan Borobudur punya Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang dapat kucuran dana corporate social responsibility BUMN, PT Taman Wisata Candi Borobudur. Balai yang diresmikan serentak di 20 desa pada tahun 2017 itu diharapkan jadi ruang bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi desanya masing-masing. Namun hingga sekarang, manfaatnya belum benar-benar dirasakan. Pengelola Balkondes Giri Tengah, Cahyo Sipiani mengatakan, waktu kunjungan turis yang relatif sebentar di Candi Borobudur jadi salah satu penyebab sepinya kunjungan ke desanya.
Para pelancong biasanya hanya mampir ke Borobudur, lalu kembali ke penginapan mereka di Yogyakarta. Padahal, jika mereka singgah lebih lama, banyak potensi pariwisata lain yang bakal berkembang di desa-desa Kecamatan Borobudur. \"Sejarah Giri Tengah ini jadi saksi peperangan Pangeran Diponegoro dulu, jadi banyak petilasanpetilasan, dari ujung sana sampai ujung sana, itu ada ceritanya semuanya,\" ungkapnya. Selain itu, menurut Cahyo, pengelola Candi Borobudur juga masih kurang promotif terhadap potensi wisata desa-desa setempat. Hal serupa juga disampaikan oleh Aan Hermawan, 42 tahun, salah satu pengelola Balkondes di Desa Majaksingi. Menurutnya masih ada ketimpangan antara Balkondes Majaksingi dengan Balkondes lain yang lokasinya lebih dekat dengan candi. Desa Majaksingi sendiri memiliki beberapa produk unggulan seperti sangkar burung, kesenian pitutur, kerajinan bambu, dan kerajinan besek. Mereka juga menawarkan wisata caving Gua Maria Watu Tumpeng. Aan bahkan menyebut tak hanya Balkondes Majaksingi dan Giri Tengah saja yang lesu dan sepi. \"Balkondes Kebonsari, Balkondes Tanjungsari, dan Balkondes Wringinputih seperti 'mati suri'.Bahkan Wringinputih bangunannya lapuk sebab pakai bambu,\" tuturnya. Supoyo, 38 tahun, seorang pengrajin gerabah di Dusun Klipoh, Desa Karanganyar, Borobodur, mengamini hal tersebut. Dusun Klipoh sendiri jadi desa wisata kerajinan gerabah tradisional; ada 85 keluarga yang memproduksi gerabah berbentuk kendi, asbak, hingga patung dari tanah. Supoyo mengatakan, efek domino pariwisata Candi Borobudur terhadap dusunnya masih minim karena sedikitnya para turis untuk berkunjung. Padahal harga gerabah produksi Supoyo dan komunitas masyarakat lain di sekitar Borobudur relatif terjangkau. Sebuah piring kecil dari gerabah yang biasa digunakan untuk tempat sambal, misalnya, hanya dibandrol dua ribu rupiah. Tapi, sepinya aktivitas pariwisata di Klipoh bukan sepenuhnya salah para turis. Supoyo mengatakan, minimnya informasi mengenai desa-desa wisata di desa-desa sekitar Borobudur juga jadi salah satu penyebab. \"Yang pasti kan untuk kegiatan wisata kan harus kontinyu, kalau misalnya cuma beberapa langkah terus wisatawan sudah lelah setelah dari Candi Borobudur, enggak menutup kemungkinan tamu yang hadir akhirnya enggak mampir ke desa-desa wisata,\" ujarnya saat ditemui Tirto, Rabu (13/11/2019) lalu. Upaya Kembangkan Wisata Sejarah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membenarkan bahwa selama ini turis yang datang ke Candi Borobudur hanya enggan mencari wisata alternatif di desa-desa sekitar milik rakyat lokal. Karena itu, pemerintah tengah merancang konsep wisata Borobudur dengan gaya interpretative tour dan storytelling. Pasalnya, selama ini tour guide yang membawa wisatawan ke Candi Borobudur hanya menceritakan sejarah candi yang normatif saja tanpa ada kisah-kisah lainnya. Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Seni, Tradisi, dan Budaya
Kemenparekraf RI, Revalino Tobing, mengatakan akademisi penting untuk dilibatkan karena mereka dapat menggali konsep wisata dari narasi-narasi sejarah yang telah ada. Beberapa yang telah ditawarkan untuk ikut bekerja sama adalah dosen sejarah, antropologi, arkeologi, dan kajian budaya dari Universitas Gadjah Mada (UGM). \"Bisa juga diangkat mengenai orang-orang sekitar Borobudur di masa lampau dan masa kini sehingga bagaimana faktor yang membuat Borobudur menunjang kehidupan warga sekitar sampai sekarang. Semisal pengrajin gerabah sekarang, itu kan ada di relief-relief sejak zaman dahulu,\" katanya, Rabu (13/11/2019) lalu. Dalam hal ini, lanjut Revalino, Supoyo dan komunitas masyarakat pengrajin gerabah di Dusun Klipoh juga akan dilibatkan. Sementara di Giri Tengah, yang sempat menjadi lokasi perang Pangeran Diponegoro, sangat memungkinkan masuk ke dalam wisata interpretatif tour. Salah satu anggota Tim Penyusun Narasi Legenda Borobudur UGM, Louie Buana, membenarkan ucapan Revalino. Menurutnya, perlu para akademisi dan dosen yang paham mengenai narasi-narasi alternatif dari sejarah Borobudur perlu dilibatkan agar para wisatawan agar lebih tertarik. \"Karena memang selama ini tour wisata Candi Borobudur hanya sebatas sejarah kapan dan oleh siapa candi dibangun, tanpa pernah dipaparkan cerita-cerita menarik di balik semua relief-reliefnya. Kami ingin mencoba memaparkan itu, tentu dengan kajian historis yang ketat dan saintifik,\" kata Louie. Sumber: https://tirto.id/borobudur-ramai-wisatawan-tapi-3-desanya-dilanda-kemiskinan-elHV EKONOMI KREATIF : Warga Sekitar Candi Diberdayakan dengan Cara Ini Harianjogja.com, JOGJA -- Warga di sekitar candi perlu diberdayakan untuk meningkatkan perekonomian. Jangan sampai hanya menyaksikan wisatawan hilir mudik mengunjungi candi, tetapi mereka juga harus mengambil peluang bisnis dari rutinitas tersebut. \"Jangan sampai mereka hanya menjadi objek tapi sudah harus menjadi subjek. Caranya dengan membuat batik motif relief candi,\" kata salah satu perwakilan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Wahyu Astuti saat membuka Pameran Batik Lokal Binaan Unesco, Kamis (2/6/2016). Pembuatan batik motif relief candi sudah dimulai oleh Unesco, organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa yang memiliki perhatian pada pelestarian budaya. Sejak satu tahun lalu, Unesco telah mendampingi warga di sekitar candi Borobudur, Prambanan, dan Candi Ijo untuk memproduksi kain batik dengan motif yang mengeksplorasi lingkungan sekitar. Masyarakat di sekitar Candi Sojiwan Prambanan menciptakan kain dengan motif binatang seperti yang tertera dalam relief. \"Ada motif monyet, burung gagak, ular, kepiting, angsa, dan kambing,\" kata warga binaan Unesco, Hendra Pram, dari Dusun Kebon Dalam Kidul Prambanan. Dalam sebulan, ia dan 13 temannya mampu membuat 13 potong kain batik. Kain tersebut dijual mulai Rp250.000-Rp660.000 kepada para wisawatan yang berwisata ke Candi Sojiwan maupun di desa wisata di dekat candi tersebut. Pembeli tidak hanya dari kalangan wisatawan tetapi juga kolektor kain batik.
\"Otomatis kegiatan ini akan meningkatkan perekonomian karena pendapatan kami jadi bertambah. Semoga masyarakat lain juga akan bergabung,\" kata Hendra. Batik produksi para warga binaan Unesco dipamerkan di Tirana House Kotabaru hingga 31 Juli 2016. Project Coordinator Unesco Jakarta Diana mengatakan, acara pameran ini serangkaian proses yang dilakukan Unesco sejak 2013. Selain memberi pendampingan dan pelatihan tentang cara membatik, warga binaan juga dilatih dalam bidang pemasaran. \"Terakhir mereka [warga binaan Unesco] kami ikutkan pameran di Inna Garuda. Kami mencoba antarkan komunitas ini from zero to hero,\" tandasnya. Sumber: https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2016/06/06/512/725991/ekonomi-kreatif-warga- sekitar-candi-diberdayakan-dengan-cara-ini Setelah kalian membaca artikel di atas, Jawablah pertanyaan dibawah ini 1. Apa kelebihan tempat wisata Candi Borobudur 2. Apa kekurangan pada daerah wisata tersebut 3. Apa tantangan untuk daerah sekitar tempat wisata 4. Apa peluang atau potensi yang ada dikawasan wisata Candi Borobudur 5. Apa strategi atau langkah yang dapat dilakukan agar desa di kawasan wisata Candi Borobudur dapat sejahtera 6. Tuliskan langkah-langkah yang dilakukan oleh para penduduk desa di kawasan wisata Candi Borobudur untuk meningkatkan perekonomian mereka
Bacalah artikel - artikel dibawah ini Mengenal Danau Aur Lubuk Linggau Lebih Jauh SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU - Danau Aur di Kecamatan Sumber Harta Kabupaten Musi Rawas sudah sangat familiar bagi kalangan masyarakat setempat.Objek wisata ini bisa menjadi salah satu potensi wisata alam andalan di Musirawas Bumi Lan Serasan Sekentenan. Untuk mengunjungi danau ini, dari Kota Lubuklinggau tidak terlalu jauh. Hanya dengan jarak tempuh 45 menit sampai 1 jam pengunjung sudah sampai di tempat ini.Ketika tiba mata pengunjung akan dimanjakan oleh hamparan pesona alam danau buatan. Dipercantik di tengah-tengah danau terpampang sebuah pulau dengan rimbunnya puluhan pohon karet. Di objek wisata ini pengunjung bisa menikmati keberadaan belasan rumah makan terapung. Yang siap mengantarkan pengunjung berkeliling menikmatipemandangan Danau Aur. Ditempat ini juga, pengunjung bisa berswafoto di balon udara dengan latar belakang Danau Aur. Sedangkan untuk anak-anak tersedia wahana permainan seperti kereta dan perosotan. Dengan luas sekitar 40 hektar dan sedalam 20 meter, danau ini mulai direvitalisasi pada tahun 2011 silam.Danau Aur merupakan induk irigasi dari Sungai Aur yang berfungsi untuk mengaliri sawah masyarakat Sumber Harta. Karena keindahannya objek wisata ini, sangat ramai dikunjungi setiap akhir pekan dan hari-hari libur. Bahkan, Danau Aur sering dijadikan tempat untuk prewedding untuk para calon pengantin. Kabid Pengembang Pariwisata Dinas Pariwisata, Kabupaten Musi Rawas, Widya menuturkan jika Danau Aur merupakan salah satu wisata andalan di Kabupaten Musi Rawas. \"Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Musi Rawas ini hampir separunya di dapat dari Danau Aur,\" kata Widya pada Tribunsumsel.com, Minggu (14/7/2019). Widya menuturkan, pengunjung akan ramai setiap akhir pekan dan hari Lebaran. Bahkan saat lebaran Idul Fitri lalu pengunjung di Danau Aur naik menjadi tiga kali lipat dari biasanya.\"Untuk tiga hari lebaran itu pengunjung mencapai 3.000 lebih. Disini pengunjung tinggal memilih, karena disini tersedia rumah makan terapung, wahana permainan anak, balon udara dan kebun bunga,\" ujar widya. Untuk pengembangan, tahun ini pihakya mendapat bantuan dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yakni pembangunan dermaga. Dermaga tersebut akan ditempatkan dibagian ujung danau. \"Rencananya rumah makan terapung yang ada disini akan tersusun rapi dibagian samping, sistem pengaturannya dilakukan secara bergantian,\" tambahnya. Sehingga nanti ketika pengunjung tiba langsung dimanjakan oleh indahnya pemandangan Danau Aur. Selain itu, pihaknya akan melakukan penambahan dua toilet dan perluasan area parkiran. (Tribunsumsel/Eko Hepronis) Sumber : https://palembang.tribunnews.com/2019/07/14/danau-aur-di-kecamatan-sumber-harta-jadi-wisata- alam-andalan-kabupaten-musirawas TUGAS Carilah artikel tentang Potensi daerah mu masing-masing. Kemudian diskusikan dengan kelompok nya dan dipersentasikan.
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 10 Analisis dan Sumber Daya Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 5. ….……………………….. 2. ….……………………….. 6. ….……………………….. Tanggal : ………………………….. 3. ….……………………….. Kelas : ………………… Analisis SWOT Apa itu Analisis SWOT Analisis SWOT adalah sebuah bentuk evaluasi akan 4 hal penting (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan) dalam pengambilan keputusan. Strength (Kekuatan atau Kelebihan) Weaknesses (Kelemahan atau Kekurangan) Opportunities (Kesempatan atau Peluang) Threats (Ancaman atau Tantangan) SW adalah faktor dari dalam OT adalah faktor dari luar Apa fungsi dari Analisis SWOT? Melakukan analisis SWOT membantu kita mengidentifikasi kekuatan agar dapat menyeimbangan kelemahan kita dan juga mengatasi tantangan dengan menggunakan peluang-peluang yang ada. Hasil analisis SWOT dapat dijadikan rujukan untuk menyusun strategi dan membuat keputusan, baik untuk kehidupan pribadi, karir, ataupun dalam usaha. ANALISIS SWOT Faktor Strengths Weaknesses Internal (Kekuatan/Kelebihan) (Kelemahan/Kekurangan) Apa sumber daya yang dimiliki? Apa sumber daya yang kurang/tidak Apa keunikan/kekhasan yang kita miliki? dimiliki? Apa hal baik yang perlu ditingkatkan? Apa hal baik yang sudah/dapat Apa kekurangan yang orang lain dilakukan? lihat/pikirkan tentang kita? Faktor Apa hal baik yang orang lain Eksternal lihat/pikirkan tentang kita? Threats (Ancaman/Tantangan) Opportunities Apa saja tantangan/kesulitan yang ada (Kesempatan/Peluang) sekarang? Apa kesempatan/peluang yang ada Bagaimana dengan situasi persaingan? sekarang? Bagaimana kelemahan yang dimiliki Bagaimana mengubah kekuatan dapat menjadi tantangan? menjadi peluang? Sumber : dari berbagai sumber Setelah membaca artikel tentang Borobudur Ramai Wisatawan Tetapi 3 Desanya Dilanda Kemiskinan, EKONOMI KREATIF : Warga Sekitar Candi Diberdayakan dengan Cara Ini, Mengenal Danau Aur Lubuk Linggau Lebih Jauh, Kerjakan secara berkelompok untuk menuliskan hasil diskusi, identifikasi potensi daerah dalam diagram komponen analisis SWOT
Borobudur Ramai Wisatawan Tetapi 3 Desanya Dilanda Kemiskinan, EKONOMI KREATIF : Warga Sekitar Candi Diberdayakan dengan Cara Ini
Mengenal Danau Aur Lubuk Linggau Lebih Jauh
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 11
Kearifan Lokal dan Etika Berwirausaha Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 5. ….……………………….. 2. ….……………………….. 6. ….……………………….. Tanggal : ………………………….. 3. ….……………………….. Kelas : ………………… Bacalah artiket berikut. Kearifan Lokal Dalam Praktik Bisnis di Indonesia Andi Wijayanto Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil dari upaya kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap baik dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Gagasan-gagasan dari kearifan lokal tersebut dapat terwujud ke dalam berbagai bentuk, mulai dari kebiasaan-kebiasaan, aturan, nilai-nilai, tradisi, bahkan agama yang dianut masyarakat setempat. Bentuk-bentuk kearifan lokal lainnya dalam masyarakat misalnya adalah norma, etika, kepercayaan, adat- istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Secara substansi kearifan lokal dapat berupa aturan mengenai kelembagaan dan sanksi sosial, ketentuan tentang pemanfaatan ruang dan perkiraan musim untuk bercocok tanam, pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan sensitif, serta bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau ancaman lainnya. Proses sosialisasi nilai-nilai kearifan lokal dilakukan sejak anak-anak. Pada usia anak-anak, nilai-nilai tertentu biasanya akan mudah mengendap dibandingkan pada usia dewasa. Tidak hanya nilai-nilai filosofis yang disosialisasikan sejak dini, demikian juga dengan nilai-nilai utama dalam bidang bisnis. Pada masa anak-anak nilai-nilai penting dalam bidang bisnis di Indonesia umumnya ditanamkan melalui permainan- permainan. Indrawati (2007) pernah melakukan penelitian terhadap 17 jenis permainan anak-anak pada masyarakat Sunda. Penelitiannya menemukan berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang sangat penting dalam membentuk jiwa bisnis dalam diri anak-anak, misalnya adalah kejujuran, kesabaran, patuh pada aturan dan peran, melatih tanggung jawab, kebijaksanaan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, melatih jiwa kepemimpinan, kerjasama, kebersamaan, kekompakan, musyawarah untuk mencapai kesepakatan, tidak egois, tidak mudah putus asa, berkorban untuk kepentingan orang lain, kewaspadaan, berani mengambil risiko dan konsekuensi terhadap pilihan yang dibuatnya, disiplin diri, kemurahan hati, menghargai kawan dan lawan, mengetahui tugas dan kewajiban, menempatkan diri berdasarkan batasan aturan dan peran, keuletan, semangat daya juang, melatih kepekaan, self-endurance, tahan terhadap godaan, serta teguh pada pendirian. Pada masyarakat Jawa, barangkali salah satu ungkapan yang paling populer dan merupakan produk kearifan lokal adalah ungkapan ―alon-alon asal kelakon‖. Ungkapan ini seringkali dimaknai secara salah yaitu diartikan sebagai kelambanan atau tidak responsif terhadap perubahan yang terjadi. Padahal dalam ungkapan ini terdapat nilai kearifan lokal yang ingin disampaikan kepada masyarakat Jawa, khususnya dalam pengambilan keputusan yang merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kepemimpinan bisnis. Nilai-nilai tersebut adalah tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, penuh kehati-hatian, cermat dan teliti, dikaji dan dipertimbangkan secara mendalam sebelum mengambil keputusan. Kepemimpinan dalam masyarakat Jawa juga diwarnai oleh falsafah Ing Ngarsa Sung tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Seorang pemimpin harus bisa memberi contoh yang baik, membangun prakarsa atau ide dan kemauan, serta memberi dorongan atau motivasi kepada staf bawahan. Budiyanto (2010) dalam penelitiannya mengenai pengembangan ketahanan pangan berbasis pisang melalui revitalisasi
nilai kearifan lokal di wilayah Kabupaten Lumajang, Malang, dan Blitar menyebutkan bahwa terdapat beberapa nilai-nilai kearifan lokal yang sangat mendukung pengembangan bisnis pisang di kawasan tersebut. Misalnya adalah adanya tradisi pemanfaatan pisang dalam acara-acara budaya dan tradisi, seperti untuk acara kemantenan, sunatan, nyadran, maupun acara adat lainnya sebagaimana berkembangnya usaha ternak di daerah Sumba karena digunakan dalam acara-acara budaya dan tradisi (priyanto dalam Budiyanto, 2010). Nilai-nilai kerjasama sebagai salah satu nilai penting dalam organisasi bisnis juga dapat dilihat dengan kegiatan usaha yang dilakukan dengan semangat gotong-royong. Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai kearifan lokal dalam praktik bisnis juga banyak diwarnai oleh nilai-nilai religi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, nilai-nilai islam cukup mewarnai kearifan lokal dalam praktik bisnis. Sebagai missal nilai-nilai tentang riba, timbangan jual beli, pola hidup sederhana, tidak berlebihan dan tidak melampaui batas, tidak berbuat kerusakan pada lingkungan sekitar, kewajiban zakat dan shadaqah, serta bekerjasama dalam usaha. Sementara itu Setyadi (2012) melakukan penelitian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tembang Macapat bagi masyarakat Jawa. Beberapa nilai kearifan lokal dalam tembang Macapat yang relevan bagi praktik bisnis di Indonesia terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu klasifikasi permintaan dan klasifikasi larangan. Berupa permintaan antara lain adalah hendaklah menjaga keprofesionalan, berusaha keras dalam meraih cita-cita, rajin dan teliti, sabar, hati-hati dan cermat, musyawarah untuk perkara yang kecil maupun besar, tidak individualis, senang menimba ilmu atau belajar tekun, berhati-hati dalam mengambil keputusan, serta mencari kesempurnaan hidup. Sedangkan yang berupa larangan misalnya adalah tidak sombong, angkuh, dan congkak, tidak suka disanjung dan disuap maupun menyuap, tidak suka mengobral janji. Di Indonesia, salah satu etnis yang terkenal keuletannya dalam melakukan bisnis selain masyarakat Minang dan Bugis adalah masyarakat Madura. Seperti halnya masyarakat Minang, aktifitas bisnis masyarakat Madura bisa ditemui hampir di seluruh kota-kota di Indonesia. Djakfar (2011) meneliti kearifan lokal masyarakat Madura yang menjadi landasan etos kerja mereka. Hasil penelitiannya menemukan bahwa bagi masyarakat Madura berlaku ungkapan \"abantal omba' asapo' angin\" (berbantal ombak dan berselimut angin). Ungkapan ini menyiratkan bahwa orang Madura selama dua puluh empat jam dalam kondisi bekerja dan pantang menyerah. Peribahasa inilah yang menjadi landasan sikap kerja keras pebisnis etnis Madura perantau. Peribahasa lainnya yang dianut antara lain adalah atonggul to'ot (memeluk lutut) dan nampah cangkem (bertopang dagu) untuk menyebut mereka yang bersikap malas. Bahkan ungkapan yang lebih sinis lagi bagi masyarakat Madura misalnya adalah ja' gun karo abandha peller (jangan hanya bermodalkan kemaluan saja) untuk menyebut para suami kepala keluarga yang malas bekerja untuk menafkahi anak istri. Semangat juang para pebisnis dari Madura untuk berwirausaha juga kental dengan semangat untuk memiliki harga diri yang tercermin dari ungkapan \"etembang noro' oreng, ango'an alako dhibi' make lane'kene'.\" yang artinya, daripada ikut orang lain lebih baik bekerja (usaha) sendiri walaupun hanya kecil-kecilan (Triyuwono dalam Djakfar, 2011). Masih banyak lagi falsafah pebisnis Madura yang menyebabkan mereka merasa malu jika gagal berusaha sehingga membentuk sikap kerja keras dan ulet. Sementara itu bagi para pebisnis dari Bugis berlaku motto Lempu’ (jujur), Acca (cerdas), Warani (berani), Getteng (integritas; teguh pendirian), dan Sipakatau (saling memanusiakan) merupakan sifat-sifat yang baik bagi kepemimpinan dalam rangka memajukan usaha. Konsep ini secara nyata diterapkan pada perusahaan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang mana prinsip Akkatenningeng (prinsip dasar hidup personal sebagai pegangan hidup bermasyarakat) dan Siri’ (malu/harga diri) tidak hanya sekedar konsepsi, tetapi merupakan pencerminan diri dalam setiap perilaku dan kebijakan yang mewarnai manajemen perusahaan tersebut. Penerapan kearifan lokal dalam menjaga stabilitas kerja dan manajemen perusahaan itu tergambar dalam Motto Perusahaan PT. BKI yaitu ―TERPERCAYA‖ (lempu/malempu), yang berarti jasa yang 6 diberikan haruslah berkualitas, dalam arti dapat diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki reputasi. Perusahaan juga menetapkan nilai-nilai yang harus dijaga dan dikembangkan, yaitu INTEGRITAS (getteng), PROFESIONALISME (acca/macca) (Makkulau, 2012). Pada masyarakat Bali yang kental dengan keindahan seni dan budaya juga terdapat ungkapan yang dianut dalam praktik bisnis, yaitu ''bani meli bani ngadep''. Kalimat ini artinya adalah ―berani membeli berani menjual‖. Maksud kalimat pendek ini sangat dalam bahwa dalam menentukan harga barang atau jasa harus ada keadilan dan tidak saling merugikan. Harga itu harus tidak merugikan pembeli dan juga penjual. Dalam menentukan satuan harga itu harus ada berbagai perhitungan dengan menggunakan berbagai ilmu (Gobyah
dalam Balipost, 17 September 2003). Indonesia kaya akan khasanah seni dan budaya yang salah satunya berupa nilainilai, kebiasaan dan tradisi yang membentuk kearifan lokal. Banyak diantaranya berkaitan dengan tatanan sosial budaya masyarakat yang menciptakan keteraturan. Meski banyak nilai-nilai kearifan lokal yang positip bagi praktik bisnis, namun kajiankajian yang ada lebih banyak menyoroti mengenai bagaimana kearifan lokal mampu menyelesaikan berbagai persoalan sosial budaya dan konservasi sumberdaya alam. Penulis yakin bahwa masih banyak nilai-nilai kearifan lokal yang penting bagi praktik bisnis, namun tidak banyak yang dapat penulis temukan dari berbagai literatur yang ada, tidak seperti halnya kearifan lokal dalam bidang sosial, budaya, dan konservasi sumberdaya alam. Pada beberapa daerah di wilayah Indonesia kearifan lokal tersebut makin lama makin memudar digantikan oleh nilai-nilai global. Meskipun nilai global tidak selalu sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia, namun nampaknya di kalangan muda nilai-nilai tersebut tak lagi menjadi idola. Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada generasi muda sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global. Hal ini dikarenakan meskipun banyak perusahaanperusahaan telah telah go global namun masih tetap memegang prinsip ―Think Globally, Act Locally‖. Berfikir global, bertindak menurut nilai-nilai lokal adalah falsafah yang dianut perusahaan-perusahaan multinasional. Untuk dapat bertindak secara lokal, maka pemahaman terhadap kearifan lokal menjadi sangat penting dalam dunia bisnis. Kearifan lokal merupakan kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil dari upaya kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap baik dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Terdapat berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi landasan bagi berbagai praktik bisnis di Indonesia. Nilai-nilai tersebut 50umumnya bervariasi menurut etnik mengingat bahwa Indonesia terdiri dari berbagai sukubangsa.Umumnya di setiap suku ataupun suatu komunal di Indonesia dapat ditemui nilai-nilai tersebut, baik pada masyarakat Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Minang, Dayak, Bugis, hingga Papua. Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada generasi muda sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global. Catatan: kutipan langsung. belum disederhanakan Sumber: https://core.ac.uk/download/pdf/17333727.pdf Berdasarkan bacaan di atas, buatlah daftar kearifan lokal dari berbagai daerah yang dapat diterapkan dalam berwirausaha. Tambahkan dalam tabel kearifan lokal daerahmu dan daerah lain dari hasil risetmu. No Nama Kearifan Lokal Asal Daerah Makna 1. 2. 3. 4. 5. No Nama Kearifan Lokal Asal Daerah Makna
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Jawablah pertanyaan berikut ini : 1. Apa peran kearifan lokal dalam praktik baik kewirausahaan? 2. Apa peran kearifan lokal dalam menjaga integritas seorang wirausahawan dalam menjalankan usahanya? 3. Apakah dengan menjunjung kearifan lokal sebuah usaha dapat berhasil dan mengglobal? 4. Apakah kearifan lokal dalam berusaha yang dikenal di daerahmu? Bagaimana kearifan lokal tersebut dapat diterapkan dalam mengelola sumberdaya daerah dan menjalankan
LEMBAR KERJA : KEGIATAN 12 Menggali dan Mengembangkan Ide Nama Kelompok : 1. ….……………………….. 4. ….……………………….. 2. ….……………………….. 5. ….……………………….. 3. ….……………………….. 6. ….……………………….. Kelas : ………………… Tanggal : ………………………….. Tugas 1 Lengkapilah simbol pada kotak di atas sesuai dengan imajinasimu. Kamu dapat menambah latar, gambar obyek dan mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu kepada teman. Bandingkan hasil akhir gambarmu dengan temanmu. Pertanyaan panduan untuk diskusi 1. Apa persamaan dan perbedaan antara gambarmu dan temanmu? 2. Penambahan apa pada gambar asli yang memberikan arah dan kejelasan pesan akhir gambar? 3. Bagaimana persamaan dan perbedaan dapat terjadi? 4. Apa pendapatmu tentang persamaan dan perbedaan kalian?
Tugas 2 : Lengkapilah komik bergambar berikut ini dengan mengisi kolom percakapan pada buble. Kamu dapat menambahkan latar, gambar obyek dan mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu kepada teman. Bandingkan jalan cerita percakapan komikmu dengan temanmu. Pertanyaan panduan untuk diskusi 1. Apa persamaan dan perbedaan antara komikmu dan temanmu? 2. Penambahan apa pada gambar asli yang memberikan arah dan kejelasan isi komik? 3. Bagaimana persamaan dan perbedaan dapat terjadi? 4. Apa pendapatmu tentang persamaan dan perbedaan kalian? Tugas 3 :
Search