SAMUEL Sang Nabi Besar
SAMUEL Nama Samuel memiliki arti “Elohim mendengar”. Samuel merupakan hakim terakhir sebelum akhirnya bangsa Israel memasuki zaman kerajaan. Samuel juga nabi yang mengurapi dua raja pertama Kerajaan Israel, yaitu Saul dan Daud. Ia hidup pada akhir masa kesukuan atau hakim-hakim dan awal masa kerajaan.
Dahulu kala, hiduplah seorang pria bernama Elkana di Ramataim-Zofim, di wilayah perbukitan Efraim. Elkana mempunyai dua orang istri; yang pertama adalah Hanna, dan yang kedua adalah Penina. Penina mempunyai beberapa orang anak, sedangkan Hanna tidak mempunyai anak.
Setiap tahun Elkana pergi dari kotanya ke Silo untuk beribadah dan mempersembahkan kurban di hadapan YAHWEH Tsebaot, YAHWEH Semesta Alam. Dan ketika pergi ke Silo, ia selalu membawa kedua istri dan anak-anaknya. Dalam perjalanan ke Silo, Penina selalu membuat Hanna kesal. Penina sengaja menghina Hanna supaya ia menjadi gusar dan sedih, karena YAHWEH telah menutup kandungannya.
Demikianlah Elkana melakukannya tahun demi tahun dan setiap kali Hanna pergi ke Bait YAHWEH, Penina membuat hatinya gusar sehingga ia meratap dan tidak mau makan. “Berapa lama aku harus menanggung rasa malu? Tolong aku, Tuhan,” Hanna mulai menangis lagi. \"Hanna, mengapa engkau menangis? Mengapa engkau tidak mau makan?” tanya Elkana suaminya.
“Apa lagi yang bisa aku lakukan selain menangis? Bahkan Tuhan pun telah meninggalkanku.” “Jangan sedih, Hanna. Tidakkah kamu menyadarinya, aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini. Ayo, makan siang sudah siap. Makankah!” Saat Elkana mempersembahkan persembahan, ia memberikan kepada Penina, istrinya, dan kepada semua anak laki-laki dan anak perempuannya, masing-masing bagian mereka. Tetapi kepada Hanna ia memberikan satu bagian yang berharga, karena ia mencintai Hanna.
Setelah mereka makan dan minum di Silo, Hanna berdoa kepada YAHWEH, dan ia menangis tersedu-sedu. Hanna mengucapkan janji kepada YAHWEH dan berkata, \"Ya YAHWEH Tsebaot, YAHWEH Semesta Alam, jika Engkau benar-benar memerhatikan penderitaan hamba-Mu ini, mau mengingat aku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, berikanlah kepada hamba-Mu seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikannya kepada YAHWEH seumur hidupnya, dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.\"
Hannah berdoa meminta seorang anak dari Tuhan, dan Tuhan menjawab doanya. Ketika waktunya telah genap, Hanna mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu ia memberi nama anak itu Samuel, katanya, \"Sebab aku telah memintanya kepada YAHWEH.\" Hanna sangat sayang kepada anak Samuel. Samuel diajar untuk mengenal YAHWEH selagi ia masih kecil sekali.
Hanna berkata kepada suaminya, “Segera sesudah Samuel cukup besar dan bisa disapih, aku akan membawanya ke Silo untuk melayani YAHWEH di sana.” Saat Samuel berusia lima tahun, Hanna membawanya bersamanya, beserta dengan tiga ekor lembu jantan, satu efa tepung, dan satu kirbat anggur ke Bait YAHWEH di Silo. Mereka menyembelih lembu jantan itu, kemudian membawa Samuel kepada imam besar Eli.
Awalnya Samuel sedih dan sangat merindukan ibunya. Tetapi setelah beberapa saat berada di sana, dia mulai merasa senang. Walaupun bukan golongan imam, Samuel senang mendapat tugas untuk membuka pintu halaman bait Elohim pada pagi hari dan membantu imam Eli yang sudah tua melayani Tuhan di tempat kudus.
Samuel sekarang melayani di hadapan YAHWEH, seorang anak yang mengenakan baju efod dari kain linen. Ibunya, Hanna membuatkan jubah kecil untuknya. Dan setiap tahun ia membawakannya kepada Samuel, ketika ia datang bersama Elkana untuk menyembelih kurban tahunan.
Sudah bertahun-tahun lewat dan Samuel tetap melayani di rumah Tuhan. Samuel semakin besar dan berkenan, baik di hadapan YAHWEH maupun di hadapan manusia. Tetapi putra-putra imam besar Eli, yaitu Hofni dan Pinehas bukan orang-orang baik. Mereka melakukan banyak perbuatan jahat, dan menyebabkan orang-orang lain ikut tidak taat kepada YAHWEH. Imam Eli seharusnya memecat mereka dari kedudukan imam, namun sayangnya ia tidak melakukannya.
Suatu malam ketika Samuel sedang berbaring hendak tidur di dalam Tempat Suci YAHWEH, tempat tabut Elohim diletakkan. YAHWEH memanggil Samuel. Saat itu sudah hampir pagi tetapi hari masih gelap, cahaya lampu masih menerangi ruangan. Dalam kesunyian, Samuel mendengar suatu suara memanggil namanya. \"Samuel, Samuel!\"
Samuel berpikir itu suara iman Eli, yang sekarang sudah sangat tua dan hampir buta. Samuel bangun dan berlari kepada imam Eli serta berkata, \"Bapa, ini aku. Apakah engkau memanggil aku?\" Sambil menguap Imam Eli berkata, \"Aku tidak memanggilmu, Samuel. Kembalilah berbaring.\"
Samuel pun pergi dan berbaring kembali. Ketika Samuel sedang berbaring, YAHWEH memanggilnya lagi. Dan sama seperti sebelumnya, ia bangkit dan pergi kepada imam Eli serta berkata, \"Ini aku, apakah engkau memanggil aku?\" \"Aku tidak memanggilmu, anakku, kembalilah berbaring,\" kata imam Eli.
Untuk ketiga kalinya YAHWEH memanggil Samuel lagi. Samuel pun bangkit dan membangunkan imam Eli serta berkata, \"Ini aku, apakah engkau memanggil aku?\" Akhirnya imam Eli mengerti bahwa YAHWEH-lah yang telah memanggil Samuel.
Oleh karena itu imam Eli berkata kepada Samuel, \"Pergilah, berbaringlah, jika Dia memanggilmu lagi, maka engkau harus berkata: Berbicaralah, ya YAHWEH, karena hamba-Mu mendengarkan.\" Dengan patuh, Samuel pun kembali berbaring di tempatnya.
Ketika Samuel sedang berbaring, YAHWEH datang dan berdiri, serta memanggilnya, \"Samuel, Samuel!\" Lalu Samuel menjawab seperti yang telah diajarkan oleh imam Eli, \"Berbicaralah, karena hamba-Mu mendengarkan.\"
Dan YAHWEH memberikan sebuah pesan penting kepada Samuel. YAHWEH berkata bahwa Ia akan menghukum keluarga imam Eli karena perbuatan jahat dari anak-anaknya. Setelah mendengarkan apa yang dikatakan YAHWEH, Samuel kemudian melanjutkan tidurnya hingga pagi.
Beberapa waktu kemudian Hofni dan Pinehas mati dalam pertempuran dengan orang Filistin. Saat itu imam Eli telah berumur sembilan puluh delapan tahun, dan matanya telah rabun sehingga ia tidak dapat melihat. Ketika imam Eli mendengar apa yang terjadi terhadap anak-anaknya imam Eli terjatuh ke belakang dari tempat duduknya, di pinggir pintu gerbang. Lehernya patah dan ia pun mati, karena ia telah tua dan berat.
Eli telah menjadi hakim atas Israel selama empat puluh tahun. Apa yang pernah disampaikan YAHWEH kepada Samuel dulu telah menjadi menjadi kenyataan. YAHWEH menghukum keluarga imam Eli karena perbuatan mereka yang jahat.
Samuel pun bertambah besar, dan YAHWEH menyertainya, dan Dia tidak membiarkan satu pun dari firman-Nya menjadi gugur. Segenap bangsa Israel mengetahui mulai dari Dan sampai ke Bersheba, bahwa Samuel telah ditetapkan menjadi seorang nabi bagi YAHWEH. Dari usia muda sampai tua, Samuel menaruh iman kepada YAHWEH. 1 Samuel 1:1-28; 1 Samuel 2:11-36; 1 Samuel 4:16-18
Samuel memberikan contoh yang baik buat kita. Dia tetap menjadi pribadi yang baik walaupun orang-orang di sekitarnya bertingkah laku buruk. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah Samuel ? Samuel tidak ragu menyatakan kebenaran Samuel tidak menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri. Samuel memiliki kasih untuk orang lain. Samuel taat sepenuhnya pada Elohim. Samuel mengutamakan perintah Tuhan. Bagaimana dengan kamu? Maukah kamu menjadi anak yang baik seperti Samuel?
The HEROES of FAITH Kumpulan kisah Firman Tuhan yang ditujukan untuk anak-anak. Berisi kisah kidup para pahlawan iman. Diceritakan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak, tanpa mengubah arti yang sebenarnya. Membantu anak-anak untuk mengetahui peristiwa yang ada di dalam Firman Tuhan. Mengajarkan mereka untuk meneladani iman dari tokoh-tokoh yang ada di dalam Firman Tuhan.
Search
Read the Text Version
- 1 - 24
Pages: