Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab11

Bab11

Published by YHS Leadership, 2020-12-26 13:18:58

Description: Bab11

Search

Read the Text Version

YUSUF DAN SAUDARA-SAUDARANYA

Sekarang Yakub telah kembali ke negeri ayahnya. Ia membeli sebidang tanah tempat ia memasang kemahnya, dengan harga seratus kesita dari orang Hemor.

Yakub menjadi salah satu lelaki terkaya di Kanaan. Ia memiliki banyak kawanan sapi, domba, kambing, unta, keledai dan juga harta benda yang lain. Namun bukan hal itu yang paling menyukakan hatinya. Hanya Yusuf, anak lelaki kesebelasnya yang paling menyukakan hatinya. Yusuf lahir dari Rahel, istri yang sangat dicintainya.

Yusuf lahir setelah ia menanti selama bertahun-tahun. Ketika Yusuf lahir, Yakub telah memiliki sepuluh anak laki-laki yaitu Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad dan Asher. Mereka lahir dari tiga istri Yakub yang lainnnya.

Anak-anak Yakub yang lebih tua, sudah seringkali menyusahkan hatinya. Mereka tidak mau kenal dengan Elohim, berlaku kasar dan terkadang berbuat jahat. Yusuf sangat manis dan berbeda dengan kakak-kakaknya. Yusuf cinta kepada Elohim, karena itu Yakub amat sayang kepadanya. Dengan Yusuf dibicarakannya banyak hal, apa yang akan datang dikemudian hari dan janji-janji Elohim kepada mereka.

Karena kasihnya, Yakub membuatkan Yusuf sebuah jubah yang sangat mahal. Jubah itu begitu indah dengan sulaman benang beraneka warna. Hal ini membuat kakak-kakak Yusuf semakin cemburu.

Pada suatu hari Yusuf bermimpi, dan ia menceritakan mimpi-mimpinya itu kepada saudara-saudaranya. Kata Yusuf kepada mereka, “Dalam mimpiku itu tampaklah kita sedang mengikat berkas-berkas gandum di tengah- tengah ladang, lalu berkasku bangkit serta berdiri tegak, kemudian tampaklah berkas-berkas kalian semua mengelilingi dan bersujud pada berkasku.\"

Ketika mendengar mimpi itu, saudara- saudaranya berkata kepadanya, \"Apakah engkau berpikir akan menjadi seorang raja dan memerintah kami semua ? “   Sejak saat itu, mereka mulai mengolok- olok Yusuf dan mengatakannya sebagai tukang mimpi. Kebencian mereka terhadap Yusuf semakin bertambah-tambah.

Tidak lama setelah itu, Yusuf mendapatkan mimpi lagi. Sekali lagi, ia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menceritakan mimpi itu. Ketika ia sedang bersama-sama dengan kakak- kakaknya dan ayahnya, berkatalah Yusuf, ”Aku bermimpi sebuah mimpi lagi, maka tampaklah matahari dan bulan dan sebelas bintang bersujud kepadaku.\"

Ketika mendengar mimpi itu, ayahnya menegurnya, \"Mimpi apakah yang telah kau mimpikan ? Masakkan   aku dan ibumu serta saudara-saudaramu, akan bersujud kepadamu sampai ke tanah?\" Maka makin cemburulah saudara- saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan perkataan itu di dalam hatinya.

Suatu hari, kakak-kakaknya itu pergi mengembara jauh dari rumah. Mereka mencari padang rumput yang lebih hijau dan segar untuk ternak mereka. Setelah sekian lama, terdengarlah kabar bahwa mereka berada dekat Sikhem. Mendengar itu Yakub menjadi cemas, ia kemudian mengutus Yusuf untuk pergi menengok keadaan saudara-saudaranya di sana.

Seperti perintah ayahnya, berangkatlah Yusuf ke Sikhem. Namun sesampainya di sana ia tidak dapat menjumpai saudara- saudaranya. Dalam kebingungannya, seorang pria mengatakan bahwa saudara- saudaranya telah beranjak dari tempat itu, sekarang mereka berada di Dotan.

Ketika saudara-saudaranya melihat Yusuf dari jauh, mereka kemudian bersepakat untuk membunuh dia. Mereka berkata seorang kepada yang lain, \"Lihat, si tukang mimpi itu datang.  Marilah kita bunuh dia, lalu kita lemparkan dia ke dalam sumur, dan kita bisa memberitahu ayah kalau ada binatang buas yang telah menerkamnya.” Kemudian mereka berseru serentak, ”Setuju !” “Kita akan lihat apa yang terjadi dengan mimpi-mimpinya itu.”

Ketika Ruben saudara Yusuf yang paling sulung mendengar perkataan mereka, ia menjadi ketakutan. Ia berniat untuk melepaskan Yusuf dari tangan mereka, lalu ia berkata, \"Jangan saudara- saudaraku ! Jangan sampai   darahnya mengotori tangan kita. Lebih baik kita melemparkannya ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini.”

Akhirnya mereka setuju dengan usul Ruben, mereka tidak tahu kalau Ruben bermaksud menyelinap kembali ke sumur itu dan menyelamatkan Yusuf. Ketika Yusuf sampai kepada saudara- saudaranya, mereka menangkapnya, menanggalkan jubah istimewanya, dan menurunkannya ke dalam sumur kering.

Mereka mengabaikan teriakan minta tolong Yusuf. Dengan perasaan puas, mereka duduk bersama dan makan roti. Hanya Ruben saja yang tidak turut duduk dan makan bersama mereka. Ia memilih untuk pergi, melihat hewan-hewan mereka yang sedang makan rumput.

Ketika Ruben pergi, lewatlah kafilah orang Ismael yang datang dari Gilead, serta unta- unta mereka yang mengangkut rempah- rempah dan balsam dan mur, sedang berjalan menuju Mesir.  Lalu Yehuda berkata kepada saudara-saudaranya, \"Ruben benar. Kita tidak seharusnya menyakiti Yusuf. Bagaimanapun juga dia adalah saudara kita. Aku punya rencana yang lebih baik, kita jual saja dia. Aku yakin para pedagang itu akan setuju.”

Ketika saudagar-saudagar itu lewat, maka mereka menarik dan mengangkat Yusuf dari sumur itu, dan mereka menjual Yusuf kepada orang-orang Ismael itu dengan harga dua puluh shikal perak. Dan Yusuf pun di bawa ke Mesir

Saat Ruben kembali ke sumur itu, Yusuf sudah tidak ada di dalam sumur itu. Bergegas ia berlari kepada saudara- saudaranya. “Dimana Yusuf ?” seru Ruben. Saudara-saudaranya menertawakannya, kata mereka, ”Yusuf sudah kami jual kepada pedagang Ismael. Ia sudah dibawa ke tanah Mesir.”

Ruben putus asa, sekarang apa yang harus dia katakan kepada ayah mereka ? Dalam keputusasaannya, akhirnya mereka mengambil jubah panjang Yusuf dan menyembelih seekor anak kambing, mencelupkan jubah Yusuf yang sudah robek itu ke dalamnya. Kemudian melalui seorang utusan mereka mengirimkan jubah itu ke rumah ayah mereka.

Ketika melihat jubah itu, menangislah Yakub. Ia menyangka anaknya telah tewas terbunuh dan dimakan binatang buas. Yakub menangis sedih dan meratapi kepergian Yusuf, anak yang paling dikasihinya. “Aku akan terus berduka untuk anak laki-lakiku sampai hari kematianku.” Demikianlah Yakub menangisi Yusuf.   Kejadian 35,37

G r a c eIT'S ALL ABOUT A Love Story From Heaven Kumpulan kisah Firman Tuhan yang ditujukan untuk anak-anak. Berisi kisah dari awal langit dan bumi dijadikan hingga kelahiran Tuhan YESUS Kristus. Mengajarkan mereka tentang kasih dan anugerah dari Bapa YAHWEH kepada kita, yaitu arti Natal yang sebenarnya.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook