Team Leader Arifah Rochminah, S.Pd. Managing Editors Deasy Asdini P. L, S. Pd Principal Hafiduddin, S.Pd.I Layout and Design M. Agung E. Wijaya Deasy Asdini P. L, S. Pd Information and Photos Collectors Teachers of Little Camel Islamic Preschool Writer School Boards & Teachers of Little Camel Islamic Preschool
Kata Pengantar والصلاة والسلام على سيد نا محمد المبعوث لتتميم مكارم الاخلاق,الحمد لله الكريم الخللاق Syukur Alhamdulillah nikmat dan rahmat Allah SWT masih dilimpahkan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada baginda manusia yang paling agung, Muhammad SAW. Allahumma Shalli Ala Muhammad wa ala ali Muhammad.. Ayah Bunda wali santri Little Camel International Islamic Preschool, kami hadir untuk menjadi mitra anda untuk mendidik dan membimbing putra dan putri kesayangan anda. Kami hadir memberikan kebutuhan mereka melalui kegiatan yang bermakna. Menstimulasi dan membentuk karakter kemandirian serta kepribadian yang baik merupakan tujuan kami. Tidak kalah pentingnya pondasi agama bagi mereka menjadi bagian prioritas pembelajaran kami. Montessori adalah bagian dari metode yang kita gunakan. Hal tersebut dirancang untuk menstimulasi indera, kognitif dan kemandirian putra putri Ayah Bunda sekalian. Selain itu, metode Montessori kami rancang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, yang didalamnya ada kebebasan dari ragam kegiatan untuk mengembangkan kreatifitas anak, yang kesuluruhan dari kegiatan tersebut terpusat pada anak. Subjek - subjek pembelajaran Montessori di lembaga kami terdiri dari Language, Culture, Practical Life, dan Math. Keempat subjet tersebut akan membantu kebutuhan putra putri ayah bunda untuk menjadi anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Semoga hadirnya sekolah kami menjadi solusi dan membantu putra-putri Ayah Bunda mencapai kemajuan tumbuih kembang sesuai dengan harapan kita semua, yakni anak yang cerdas, sukses, dan berkarakter. Amin Ya Raobbal Alamin. Wassalamualaikum Wr. Wb. Mojokerto, December 2021 Principal of Little Camel Preschool Hafiddudin, S.PdI
ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ الل ِه َوبَ َر َكاتُه Welcome Letter From Us………. Dear Parents, َُو ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ الل ِه َوبَ َر َكاتُه Best Regards, Newsletter Managing Editor (Deasy Asdini P. L, S. Pd)
UPAYA SEKOLAH, PENDIDIK DAN ORANGTUA PASCA PANDEMI oleh: Afifatur Rohmah, S.HI1 Pandemi yang sudah berjalan hampir 2 tahun ini sangat mengganggu keberhasilan pembelajaran anak. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai belum sepenuhnya efektif, sehingga membuat anak-anak akan kehilangan pembelajaran (learning loss). Learning Loss (Kehilangan Pembelajaran) merujuk kepada sebuah kondisi hilangnya sebagian kecil atau sebagian besar pengetahuan dan keterampilan dalam perkembangan akademis yang biasanya diakibatkan oleh terhentinya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan menurut The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan. Learning loss menurut The Glossary of Education Reform diartikan sebagai kehilangan atau keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang merujuk pada progres akademis, umumnya terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau diskontinuitas dalam pendidikan. Jika saat ini kurikulum menargetkan 12 bab untuk 1 mata pelajaran, maka di kala pandemi sekolah hanya mampu mengejar 5 bab saja. Itupun jika materi tersebut dipahami benar oleh siswa. Akibat mengejar ketertinggalan tersebut, tak heran jika beberapa guru mengirimkan banyak tugas online sebagai ketentuan penilaian. 1 Umi Afifatur Rohmah, S. HI adalah Director Little Camel Islamic School
Mengapa hal tersebut terjadi? Karena perubahan proses pembelajaran konvensional ke pembelajaran secara daring selama masa pandemi Covid-19 ini menimbulkan banyak permasalahan yang membuat kegiatan pembelajaran jadi tidak efektif. Perubahan ini membuat semua elemen pendidikan mulai dari guru, kepala sekolah siswa hingga orang tua untuk melakukan adaptasi menuju pembelajaran digital atau e-learning. Masalahnya, banyak orang yang tidak siap untuk menghadapi perubahan ini, mengingat pembelajaran secara daring juga baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Penyebab Learning Loss dapat dikaitkan dengan motivasi belajar anak yang menurun selama pembelajaran jarak jauh menjadi malas belajar. Di situasi ini, guru mendistribusikan informasi dan komunikasi dengan satu arah, yang kemudian menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang semangat belajar. Dengan perpindahan Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah ke rumah, kebanyakan peserta didik merasa seperti tidak memiliki alasan dan motivasi yang cukup kuat untuk belajar. Ketika biasanya guru memperhatikan mereka secara langsung di kelas, tingkat keinginan belajar mereka relatif lebih terjaga. Tetapi saat tidak ada guru, biasanya kesadaran belajar ini pun menurun. Tinggalah orang tua di rumah berjuang lebih keras agar mereka tetap semangat belajar disamping meyakinkan mereka ada dalam kondisi aman dan sehat. Meningkatnya kesenjangan, Pembelajaran melalui moda daring membuka peluang adanya disparitas atau kesenjangan belajar peserta didik. Peserta didik yang memiliki fasilitas belajar yang baik, dukungan keluarga yang utuh, hampir pasti memiliki tingkat keberhasilan dan keterlibatan yang baik dalam belajar, sedangkan peserta didik yang tidak terdukung dengan fasilitas yang kurang baik maka akan sedikit memiliki tingkat
keberhasilan dan keterlibatan dalam belajar. Hal itu tidak bisa dipungkiri, banyak peserta didik yang minim fasilitas dan dukungan keluarga yang kurang. Kurangnya efektif tes formatif, ditiadakannya berbagai evaluasi, cukup membuat peserta didik dan guru kehilangan acuan seberapa jauh pembelajaran dikatakan berhasil. Setelah memahami penyebabnya, Kita sebagai pendidik dan orang tua harus memahami dan mengenali tanda-tanda anak yang mengalami learning loss dengan memperhatikan ciri-ciri learning loss berikut ini: 1. Semangat Belajar yang Menurun Apabila anak Anda mulai kehilangan semangat dalam belajar, bisa jadi hal tersebut adalah tanda awal terjadinya learning loss. Seorang anak yang biasanya menjalani aktivitas belajar di sekolah dan bertemu teman-teman serta guru secara tatap muka pasti lama kelamaan akan merasa bosan saat harus menjalani pembelajaran secara daring. 2. Teledor dan Lalai Mengenai Tugas Seorang anak hampir akan selalu mengalami masa di mana ia teledor atau lalai untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Hal tersebut cukup normal terjadi. Namun, jika anak Anda melakukan keteledoran ini berulang kali, meskipun telah Anda tegur, bisa jadi ia sedang mengalami learning loss. 3. Grafik Nilai Turunnya nilai anak merupakan domino effect dari ciri-ciri learning loss yang telah kami sebutkan di atas. Namun, grafik nilai seorang anak yang sedang mengalami learning loss tak selalu menurun. Bahkan, bisa jadi nilai anak Anda tiba- tiba melejit meski sebenarnya hasil kerjanya biasa-biasa saja. Mekanisme penilaian pada masa pandemi umumnya sedikit berbeda dengan pada saat sekolah tatap muka. Saat ini, anak cenderung bisa mendapatkan nilai tinggi dengan mudah.
Karena itu, seorang anak bisa saja tidak termotivasi dan menganggap remeh tugas- tugas sekolah. Dampak Learning Loss (Kehilangan Pembelajaran) apabila kondisi ini terus berlanjut dikhawatirkan akan banyak siswa yang pengetahuan dan keterampilannya tidak sebaik sebelum pandemi terjadi. Sebagai ilustrasi apabila siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) yang seharusnya sudah lancar membaca teks pendek kemudian menjadi kurang lancar membaca, maka ketika tahun ajaran depan ia duduk di bangku kelas 3 akan mengalami kesulitan memahami bacaan dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris. Ini akan menyulitkan siswa di kelas upper nantinya (Kelas 4, 5, dan 6), karena mata pelajaran sudah mengharuskan mereka memahami bacaan-bacaan yang terkait dengan mata pelajaran tersebut. Ini tentunya akan berpengaruh ketika siswa duduk di Sekolah Lanjutan Pertama (SMP) dan seterusnya sampai ke Sekolah Menengah Atas. Secara tidak langsung ketika learning loss dibiarkan akan berefek pada menurunnya sumber daya manusia. Lantaran minat belajar dan pengembangan diri siswa menurun. Agar tidak semakin parah fenomena learning loss pada anak-anak kita, maka diperlukan kerjasama bagi setiap pihak yaitu antara sekolah, pendidik dan orangtua. Berikut beberapa upaya menyelesaikan fenomena learning loss. Upaya Sekolah 1. Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa untuk memberi penjelasan tentang rencana membuka kembali sekolah. Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa, merupakan langkah awal memberi pemahaman
kepada orang tua siswa tentang rencana membuka kembali sekolah yang lama ditutup, pembelajaran yang hanya dilakukan jarak jauh, tentu perlu adanya pembiasaan baru lagi. Untuk membuka kembali sekolah perlu adanya koordinasi yang matang dengan oran tua siswa tetpa menjalanakan protokol kesehatan. 2. Melakukan Tatap Muka dengan Pemantauan Ketat Mungkin kegiatan sekolah tatap muka masih agak riskan untuk dilakukan, tetapi sesekali boleh dicoba dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan social distancing. Learning loss ini terjadi karena anak kehilangan semangat karena tidak sekolah dengan interaksi dengan teman-teman atau guru-gurunya. Maka dari itu, biarkan murid-murid bertemu teman dan gurunya Penerapan Prokes di sekolah untuk belajar tatap muka. Tentunya ini hanya bisa dilakukan di sekolah dengan pemantauan yang ekstra oleh sekolah, mempersiapkan lingkungan yang aman dan steril, memperketat protocol Kesehatan dan yang paling penting dengan persetujuan izin dari orangtua. 3. Memperbaiki hilangnya minat belajar peserta didik Ketika Tatap Muka Rentang waktu yang lama tanpa tatap muka mungkin banyak menimbulkan permasalahan baru, terutama terkait pencapaian pengetahuan dan keterampilan siswa. Sekolah dalam hal ini bisa membuat semacam jam tambahan bagi siswa yang terindikasi sangat tertinggal dalam pelajaran (dilihat Kegiatan belajar dengan pendekatan invididu. dari kualitas hasil pembelajaran yang terkumpul). Hal ini, tentu saja dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan atau bila semua faktor memungkinkan, peserta didik dapat menggunakan sebagian hari libur semester atau libur
kenaikan kelas mereka di sekolah untuk mengejar ketertinggalan mereka yang tentu perlu dengan kordinasi yang tepat bersama para guru di sekolah. Upaya Guru 1. Melakukan Pre Assesment Guru dapat terlebih dahulu melakukan pre-assessment (Pra-penilaian) untuk memetakan kesiapan siswanya sebelum membuat bahan ajar. Apabila ternyata ada siswa yang mengalami menurun kemampuannya maka guru dapat menyesuaikan bahan ajar yang akan diajarkan ini. Jika siswa dipaksakan untuk langsung belajar materi yang mereka belum paham, maka dikhawatirkan bahwa siswa akan stress dan akhirnya tidak dapat menyerap apa yang dipelajari 2. Menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Guru hendaknya untuk lebih berinovoasi menciptakan PTM yang tetap menjalan prokes namun tetap menyenangkan. Pembelajaran lebih ditekankan pada proses, jangan menekankan pada hasil yang berdampak pada psikologis Guru inovatif, anak kreatif. siswa. Guru menyediakan seperangkat alat atau sumber belajar yang dapat langsung digunakan oleh guru dalam mempraktikan pengajaran. Berkaitan dengan pembelajaran yang inovatif, yaitu guru tidak harus menggunakan alat atau sumber belajar yang berteknologi tinggi, yaitu cukup gunakan alat atau sumber belajar yang ada di sekitar siswa dan guru yang penting sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3. Pantau kondisi siswa secara psikologis Sebagai tenaga pengajar, guru harus tetap memantau kondisi psikologis murid dan guru sendiri. Pantau dan cermati kondisi psikologis karena kesehatan mental
sangatlah penting dalam kelancaran pembelajaran. Dengan keadaan psikologis murid dan guru yang sehat, maka learning loss tidak akan menjadi semakin parah. Upaya Orangtua 1. Orangtua Memahami Materi Pembelajaran Untuk meminimalisir terjadinya Learning Loss Orangtua dapat melakukan aktivitas Belajar di rumah, yang artinya juga ada pengawasan penuh dari orang tua kepada anak. Orang tua lebih baik juga ikut memahami materi pembelajaran anak. Ini akan sangat berguna supaya orang tua bisa lebih memantau proses pembelajaran anak selama pandemi. Yang bisa orang tua lakukan misalnya saat anak mendapat materi pembelajaran, orang tua juga belajar memahami materi tersebut. Dengan itu, anak juga kalau ada kesulitan bisa dibantu oleh orang tua di rumah. 2. Berkomunikasi dengan guru secara rutin Komunikasi orang tua dengan guru di sekolah tetap harus lancar sebagai berkesinambungan materi mata pelajaran ketika belajar di rumah. Orangtua pasti mempunyai kontak guru dan orangtua dalam satu kelas. Biasanya anatar guru dan Salah satu bentuk komunikasi Guru dan Orang Tua. orangtua bisa bertukar informasi. Menghubungi sekolah dan aktif apabila terdapat acara di sekolah mengenai perkembangan anak harus dimanfaatkan orang tua untuk bertanya dan mendapat informasi. Bisa juga bertanya secara pribadi kepada sekolah, guru atau dengan orangtua dalam satu kelas untuk sama-sama mengetahui apa yang anak butuhkan dan apa yang harus ditingkatkan untuk meminimalisir Learning Loss.
Kalau anak terlihat mengalami learning loss, sebagai orang tua harus mengomunikasikan dengan guru. Jangan sampai keadaan anak jadi parah. Komunikasi dua arah antara orangtua dan guru yang baik akan menghasilkan hasil yang baik juga untuk pembelajaran anak di sekolah. Upaya-upaya yang akan dijalankan diharapkan bermanfaat bagi kita semua baik sekolah, guru, siswa, maupun orang tua siswa. Morning Activity Meski begitu, learning loss dapat Anda atasi dengan mudah dengan melakukan upaya dan tindakan seperti yang telah di jelaskan di atas. Kita semua yang sama-sama berada di kondisi dimana anak berpotensi learning loss, diharapkan tetap optimis dan tetap menjalankan protokol kesehatan untuk keselamatan anak didik kita Oleh karena itu, jangan khawatir jika ternyata si kecil menunjukkan tanda-tanda mengalami learning loss, Anda bisa melakukan upaya agar si kecil menemukan semangatnya kembali. Dengan begitu, Kita bisa lebih aware akan fenomena learning loss yang mungkin saja akan atau sedang anak atau anak didik alami. *Terimakasih_Semoga Bermanfaat*
Oleh: Alit Nur Apriyanti, S. Pd Setiap individu harus memiliki sikap yang mandiri untuk kesejahteraan dalam kehidupannya kelak. Dengan demikian, anak harus dibekali dengan kegiatan yang dapat membentuk kepribadian yang lebih mandiri. Melihat pentingnya sikap kemandirian bagi anak usia dini, maka sekolah Little Camel Preschool menerapkan kurikulum Montessori yang di dalamnya terdapat area Practical life. Melalui practical life anak akan dilatih melakukan kegiatan secara mandiri tanpa bantuan dari guru atau orang dewasa yang berada di sekelilingnya. Practical life mengajarkan anak untuk membantu diri mereka sendiri dan berkonsentrasi dalam melakukan segala sesuatu. Dalam area practical life anak-anak akan mendapatkan materi yang biasa dilakukan dalam kegiatan sehari-hari. Dengan adanya area practical life ini, diharapkan kakak akan terbentuk sikap kemandiriannya sejak dini. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dilakukan dalam area practical life pada semester ini : Mengupas dan memotong pisang Buah pisang merupakan buah yang umum dan banyak dikenal anak-anak. Rasanya pun pasti banyak digemari. Namun, ada beberapa anak yang belum bisa membuka kulit pisang sendiri. Untuk itu, dalam materi ini anak-anak akan belajar mengupas dan memotong pisang sendiri. Anak-anak melihat demonstrasi guru terlebih dahulu sebelum melakukannya sendiri, dengan begitu mereka akan
mengetahui cara mengupas dan memotong pisang menggunakan sendok dengan benar. Membuat susu dan sandwich Di practical life anak-anak juga belajar membuat susu dan sandwich untuk sarapan pagi. Tujuan dari kegiatan ini yaitu agar anak-anak bisa membantu orang tua menyiapkan sarapannya sendiri sebelum sekolah. Menyiapkan sarapan tidak perlu dengan cara yang rumit. Dengan belajar membuat susu dan sandwich di sekolah, mereka diharapkan bisa mengaplikasikan di rumah bersama orang tuanya.
Mencapit pompom Anak usia dini perlu kegiatan yang dapat menstimulus motoriknya. Seperti halnya kegiatan mencapit pompom seperti yang dilakukan oleh kakak pg star 1, kegiatan ini bertujuan untuk melatih motorik halus. Motorik halus yang dilatih sejak dini mempunyai manfaat yang sangat penting, misalnya anak-anak mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan serta mampu mengkoordinasikan gerakan tangan dengan mata. Ini tentunya sebagai persiapan mereka untuk memegang pensil yang nantinya dibutuhkan untuk kemampuan menulis. Memasukkan lidi dan cotton bud ke dalam lubang botol Sama halnya dengan kegiatan mencapit pompom, kegiatan memasukkan dan cutton bud ke dalam lubang botol juga dapat melatih motorik halus anak-anak. Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini anak-anak juga mampu mengendalikan emosi mereka. Mereka memerlukan konsentrasi dan kesabaran ketika memasukkan ke dalam lubang botol yang sangat kecil.
Mencuci kaos kaki Selain melatih fisik motorik, di practical life anak-anak juga diberi kegiatan yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Seperti contoh di samping, pada pertemuan minggu kedua bulan November yang lalu, kakak belajar mencuci kaos kakinya sendiri, kegiatan ini bertujuan agar mereka mulai mengenal tanggung jawab terhadap barang pribadinya setelah dipakai, disamping juga motorik dan kecakapan hidup. Memotong kacang panjang Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar juga sangat penting dimulai sejak dini. Hal ini juga bisa diperoleh dalam pembelajaran practical life, misalnya membantu orang tua menyiapkan bahan makanan sebelum dimasak. Untuk itu guru memberi kegiatan anak-anak untuk memotong sayuran, salah satunya memotong kacang panjang. Dengan adanya kegiatan ini, guru berharap anak-anak dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
Oleh: Arie Putri Mayangsari, S. Psi Sensory culture merupakan gabungan dari dua area pada metode belajar Montessori. Pada area Sensory anak akan lebih memaksimalkan pengembangan kelima panca indera mereka (penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa) dengan tujuan mengembangkan konsentrasi, intelegensi dan persiapan secara tidak langsung untuk perkembangan pada area yang lain. Sedangkan pada area Culture lebih membantu anak dalam mengenal dunia atau lingkungan hidup, baik yang ada di sekitarnya maupun lingkungan yang lebih luas (alam raya). Tujuan dari area culture untuk membantu anak dalam beradaptasi dengan budaya lingkungannya. Penggabungan dua area tersebut diharapkan akan membuat anak lebih maksimal dalam pengembangan panca indera yang akan digunakan dalam mengenal lingkungan sekitar anak. Ada banyak kegiatan menarik dan menyenangkan yang sudah dilakukan oleh kakak dari playgroup star pada beberapa bulan terakhir ini, seperti: Ball Tracker Material permainan montessori pada area senosri yang pernah dimainkan salah satunya adalah Ball tracker. Cara bermainnya adalah anak memasukkan bola ke lubang lalu bola akan menggelinding secara zig-zag, anak dapat mengumpulkan bola yang sudah jatuh kebawah dan memulai dari awal lagi. Permainan ini dapat mengembangkan koordinasi tangan- mata saat mereka meraih dan menggenggam bola, selain itu juga membangun konsentrasi dan mengajarkan konsep dasar logika ketika anak menjatuhkan bola mereka akan mulai memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya, anak mungkin mulai meletakkan tangan mereka di ujung untuk menangkap bola sebelum sampai di sana.
Building House from Shapes Ada berbagai macam bentuk geometri yang bisa dikenalkan pada anak usia dini, pada jenjang playgroup ada beberapa bentuk sederhana yang bisa dikenalkan seperti persegi, segitiga, dan lingkaran. Pada kegiatan ini kakak diminta untuk menyusun bentuk geometri dari kertas lipat dengan cara menempel bentuk tersebut satu persatu sehingga menjadi bentuk rumah, dengan kegiatan membuat rumah ini kakak bisa lebih mengetahui bentuk-bentuk geometri sekaligus mengenalkan berbagai warna. Knobbed Cylinder Knobbed cylinder merupakan material Montessori yang dirancang untuk mengembangkan dimensi visual yang membantu anak membuat perbandingan benda dari yang paling besar sampai paling kecil. Knobbed terdiri dari 10 silinder yang memiliki ukuran berbeda-beda. Tugas anak disini adalah menentukan knobbed yang sesuai dengan lubang atau tempatnya. Control of error terdapat pada kegiatan ini, dimana anak akan mencari knobbed dan lubang yang sesuai. Aktivitas ini juga melibatkan indera peraba dan penglihatan.
Doctor’s Bag Craft Mengenalkan berbagai macam profesi merupakan salah satu tema pada semester ini, salah satu kegiatan untuk mengenalkan profesi Dokter adalah dengan membuat kreatifitas tas dokter. Pertama kakak akan dikenalkan tentang pekerjaan Dokter dan alat-alat apa yang digunakan seperti stetoskop, suntik, dan lainnya. Setelah itu kakak diminta mewarnai gambar alat-alat tersebut dan menempelkannya pada kertas buffalo warna hitam yang sudah diberi pita dan lambang rumah sakit. Selain mengenalkan berbagai macam profesi pada kegiatan ini juga dapat mengasah motorik halus serta melatih kakak dalam memegang pensil dengan benar. Making corn craft Anak-anak terkadang masih bingung dalam membedakan antara sayuran dan buah, untuk lebih mengenalkan sayuran dan buah pada tema ‘My favorite food’ kegiatan yang pernah dilakukan kakak adalah membuat kreatifitas sayuran jagung. Kakak diminta untuk menyebutkan berbagai nama sayuran dan buah yang mereka ketahui, umi juga menanyakan sayuran dan buah apa yang menjadi favorit kakak. Selain itu umi juga mengajak kakak untuk lebih sering memakan makanan sehat seperti sayuran dan buah. Pada kegiatan ini kakak diminta untuk menempelkan biji jagung pada bagian yang berwarna kuning.
By: Melinda Ayu Kusumawardani, S. Pd Learning language is the children’s natural skill where they are born with. They are the natural language acquirers who has self- motivated to pick up language without conscious learning, unlike adolescents and adults. Even though it is such a natural skill but it is not easy to introduce the language for the pre-schooler especially in playgroup where they are couldn’t focus on the material. They will be more interested in playing with their toys and their friends and it will be very challenging for the teacher. Furthermore, the important point in teaching language is dealing with the process how they recognize every letter, word or even the sentence as the first foundation in reading. Before they can put together sounds that make words, they need to know the small construction in building a word started to learn about letters. In Little Camel Preschool starting from 19 July 2021 as the first semester, the language teacher has implemented various activities in teaching language about letters. The students were given many kinds of activities to recognize the letters started from introducing the vowel letters followed by its phonic. It will help the students in recognizing the letters and its phonic sounds easily. The teacher also provides some activities to relate the letters with name of fruits, animals, or things around the students such as vowel letter “a” stands for “apple”, letter “i” stands for ice cream, letter “o” stands for an octopus, etc. Students in playgroup grade especially in playgroup star 2 had been accomplished the various activities provided by the teacher in language subject area summarized as follow: Sand Letter of Vowel Letter “a” with Flour The first activity to introduce the first vowel letter “a” was doing sand letter. This activity designed by the teacher to make the student recognize the symbol and develop their fine motor skill. The teacher had introduced the letter, the phonic sound and the symbols of letter “a” before. The teacher provided the flour as the learning media in this activity. The teacher demonstrated how to write the letter with pointed finger in three times then asked them to write the letter with their pointed finger as what the teacher
demonstrated. Through this activity, the teacher wanted to introduce the texture of the flour. The students showed a good respond in this activity. Finger Painting Letter “i” stands for Ice Cream In this activity the teacher introduced the vowel letter “i” in ice cream finger painting activity. The teacher gave the students a worksheet along with the colour pasta and origami paper. The colour pasta is used to paint the ice cream using their fingers, while the origami paper is used to make the cone of the ice cream. Beside of the ice cream art, the students asked to write the letter “i” with their pointed finger. The teacher has already given the example how to assign this task. The students were so happy in doing this task. This activity would let them to feel the texture of colour pasta in finger painting activity and develop their fine motor skills to stick the origami paper as the cone of ice cream. In addition, the students asked to mention the letter which they have written and its phonic. Shapes Collage Activity for Letter “e” The vowel letter “i” was the next introducing letter. The teacher designed to give the students a worksheet and origami paper during this activity. The origami paper has been cut by the teacher into a small piece. Firstly, the teacher introduced the letter, symbol and its phonic to the students. The students asked to repeat the letter and its phonic one-by-one. Furthermore, the teacher demonstrated how to collage the letter “e” using origami paper. The students were curious when the teacher put the origami paper in the worksheet and they wanted to do so. This activity could develop their fine motor skill to be able to complete the task independently and recognize the colours. The students had to collage the letter “e” in all sides using origami paper. At the end of the lesson, the teacher would repeat the letter, symbol and its phonic while the students were asked to recognize it.
Arrange the Button to be Letter “o” Through this activity, the teacher designed the materials to make the students able to arrange the button to be letter “o”. At the first time, the teacher introduced the letter and its phonic. The students were curious when the teacher tried to arrange the button and asked the students to guess the letter. Most of them could say the letter. The teacher distributed the button to the students and asked them to arrange the button to be letter “o”. Every student got 10 buttons. Some of them relate the letter by saying “donut” because of the shape of the letter which has similarity with donut. They look very happy in doing this activity. At the end of this activity, the teacher reviewed the letter, phonic sound and its symbol to make the students recognize it. An “U”mbrella Craft Vowel letter “u” is the last letter that has been introduced by the teacher in the middle of this semester. The teacher provided an activity in making the umbrella craft which stands for the letter “u”. But before that, the teacher introduced the letter and its phonic sound. Then, the students would be repeated in saying the letter and its phonic. This activity is required the students to make the umbrella craft from the worksheet and ice cream stick. The first thing that the students might to do is giving the colour for letter “u” and the umbrella itself. Colouring could develop the student’s fine motor skill to be able to hold the pencil correctly. After that, they would put the ice cream stick on the backside of the paper. At the end of this activity, the students required to mention the letter and its phonic once again.
Pairing Vowel Letters In the middle semester, the teacher provided pairing vowel letters activity to recognize the vowel letters that have been studied during the three months of the first semester. The teacher has already prepared the worksheet along with the vowel letters in the class. This activity designed to expand the student’s memories about vowel letters. The students required to pair the vowel letters based on the example that have been given by the teacher on their worksheet appropriately. In implementing this activity, the students asked to mention each letter start from the first vowel letter “a” up to the end vowel letter “o”. Most of them had been accomplished this activity much better because they could pair it correctly. Shaping Letter from Plasticine This activity designed by the teacher to make the students recognize the letter and its symbol. The teacher provided the plasticine to shape the vowel letters. For the first time, the teacher gave the example how to shape the vowel letters, then the students would shape the vowel letters as what the teacher did. This activity would develop their fine motor skills and the students would recognize the letter and its symbol. Through this activity, most of the students could recognize the vowel letter and its symbol. Furthermore, in shaping the letter all of them could shape the letter “i, o, and u”, but they felt difficult to shape the letter “a and e”. during this activity, the students said that they were so happy in shaping the letter from plasticine.
Matching Vowel Letters “a, e, and i” In order to check the student’s recognition about the vowel letter “a, e and i”, the teacher designed an activity in matching the letter by doing a worksheet. The teacher distributed the worksheet with the letters and asked them to match the letter “a, e, and i” appropriately. This activity is designed by the teacher to make the students recognize to identify the letter and its symbol. In a result, most of the students could match the letter appropriately. During this activity, the teacher makes sure that the students has already recognize the letter and its symbol by asking the letter one-by-one to each of students. It such an amazing result that they could identify the letter and its symbol. Tracing Vowel Letters Tracing line is the one of activity designed by the teacher to make the students practice to hold the pencil and able to trace the line correctly. In this activity, the students would recognize the vowel letter and its symbol. A half of students could hold the pencil correctly, and the rest was about to improve. The students will trace the letter by using pencil from vowel letter “a” up to the last vowel letter “o”. In order to make sure that the students could recognize the letter and its symbol, the teacher walks around to the students and asks one-by-one the vowel letter. Surprisingly the students could recognize the letter and its symbol.
Oleh: Muhammad Yanuar Khikam Ramadhani والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Puji syukur atas segala karunia Allah SWT yang telah dilimpahkan kepada kita semua Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita menuju jalan yang benar yaitu jalan agama islam. Ayah dan Bunda yang dirahmati oleh Allah SWT, Usia dini merupakan masa emas (Golden Age) bagi anak-anak, karena pada usia inilah anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental yang luar biasa. Pada masa inilah pembentukan karakter, watak, dan kepribadian. Usia dini juga merupakan usia yang terpenting bagi anak, karena masa inilah pembentukan kepribadian. Dalam pandangan agama islam, anak adalah amanat besar bagi orangtuanya yang harus diperhatikan, dijaga dan dididik dengan baik dan benar sesuai dengan syariat agama islam. Karena itu penting pendidikan islam sejak dini diajarkan dan ditanamkan oleh orangtua dan guru. Hal inilah yang menjadi faktor penting karena dengan penanaman nilai-nilai agama islam sejak dini bertujuan yaitu untuk mencetak kader-kader insan yang berakhlaq mulia serta sebagai bekal pondasi keimanan dalam menghadapi arus tantangan zaman. Di Little Camel Pre-School, baik santri playgroup maupun kindergarten juga diajarkan dengan pendidikan islam dan penanaman nilai-nilai karakter seperti pembiasaan sholat dhuha berjama’ah, sholat dhuhur berjama’ah serta kegiatan sosial yang bertujuan agar anak-anak menyayangi makhluk hidup seperti menyiram bunga. Melalui kegiatan sederhana inilah, bertujuan untuk melatih kesadaran dan kepedulian anak terhadap makhluk hidup khususnya tumbuhan. Pemahaman dan penerapan pendidikan islam sejak dini adalah pondasi bagi anak-anak serta sebagai pendorong pembentukan sikap dan watak yang sesuai dengan nilai nilai agama islam sehingga dapat tumbuh dan
berkembang menjadi anak-anak yang berakhlakul karimah dan berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu peran guru dan orangtua juga penting dan menjadi faktor utama sebagai pembentukan karakter dan moral anak-anak. Maka dari itu inilah sebuah kewajiban yang harus dijalankan oleh orangtua dan guru dalam mendidik serta membimbing anak dengan mengenalkan ajaran-ajaran keislaman serta penanaman nilai pendidikan karakter melalui kegiatan-kegiatan sederhana yang mengedepankan cinta kasih saying terhadap makhluk hidup dan sekitarnya. Oleh karena itu, menjadikan anak sebagai qurrota a’yun juga perlu usaha, perjuangan serta pengorbanan yang luar biasa karena dengan anak sholeh lah sebaik- baik aset yang tidak akan pernah habis dan tidak akan binasa karena dengan anak sholeh lah yang bisa mengangkat derajat kita kelak di akhirat. Cukuplah sabda Rosululloh SAW berikut menunjukkan keutamaan dan besarnya manfaat mendidik anak: :أََنّى َه َذا؟ فَيُ َقا ُل:إِ َّن الَّر ُج َل لَتُ ْرفَ ُع َدَر َجتُهُ فِى الْ َجَنِّة فَيَ ُقْوُل )بِا ْستِغَْفا ِر َولَ ِد َك لَ َك (رواه ابن ماجه Artinya: “Sesungguhnya seseorang akan di angkat derajatnya di surga, lalu orang tersebut bertanya, Bagaimana ini bisa terjadi? Karena anakmu telah memohonkan ampun untukmu”. (HR.Ibnu Majah) Semoga anak-anak kita semua kelak menjadi anak yang sholeh-sholehah khususnya para santri Little Camel International Islamic Pree-School yang selalu membawa keberkahan bagi orangtua dan guru serta senantiasa berperilaku yang berakhlaqul karimah. Aaamiin Ya Robbal Aaalamiin. شكرا على حسن إحتمامكم وعلى الآف منكم والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Oleh: Chyntia Damayanti, S. Pd, Gr Practical life merupakan suatu kegiatan dalam kehidupan sehari-hari secara langsung untuk pembekalan keterampilan hidup (lifeskill). Di Little Camel Islamic Pre-school Kota Mojokerto sangat fokus dalam mengembangkan kegiatan practical life untuk pengembangan aspek kemandirian anak. Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu karena selain dapat mempengaruhi kinerjanya, juga berfungsi untuk membantu mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, maka individu akan sulit untuk mencapai sesuatu secara maksimal dan akan sulit pula baginya untuk meraih kesuksesan (Asrori, 2008:130). Sesuai dengan prinsip Montessori, dimana semua kegiatan akan terus berprogres sesuai dengan usia dan tumbuh kembang anak. Begitu pula pada kegiatan practical life yang disusun mengikuti tahapan perkembangan anak sejak bayi. Kegiatan practical life disusun mulai dari yang paling mudah, lanjut pada tahapan yang lebih sulit. Rangkaian kegiatannya pun saling mendukung dan menguatkan. Tujuan dari kegiatan practical life yaitu untuk membantu anak memperoleh kendali dalam koordinasi gerakannnya serta membangun kemandirian dan beradaptasi dengan masyarakat serta lingkungan. Kegiatan yang terus dilakukan secara berurutan dan berulang (order and repetition) pada practical life juga melatih kecerdasan dan konsentrasi anak. Ketika tujuannya tercapai maka manfaatnya pun akan terasa. Manfaat dari kegiatan practical life yakni untuk menyiapkan anak pada tahapan perkembangan berikutnya.
Misalnya, aktivitas memeras jeruk membantu menguatkan jari- jemari tangan. Kegiatan ini baik untuk menyiapkan kemampuan pre-writing anak. Kegiatan dimulai dengan mengamati bagian-bagian jeruk, menyebutkan manfaat jeruk, memeras jeruk dan membuat minuman jus jeruk sehat yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari anak. Cooking class, kegiatan yang dikembangkan di area practical life. Contoh kegiatannya seperti membuat bola-bola kue susu, membuat adonan kue dan memotong tahu. Dengan kegiatan ini anak mampu percaya pada dirinya, mengembangkan diri dan melatih kesabaran pada anak. Anak akan mencoba pengalaman baru dengan kegiatan memasak. Mereka terlihat sangat senang dan antusias. Kegiatan ini diawali dengan menyiapkan alat dan bahan bersama, memasak dan makan kue bersama. Untuk ananda yang belum diizinkan PTM juga mendapatkan materi yang sama seperti di sekolah by online.
Kegiatan membuat adonan kue. Anak sangat menikmati kegiatan ini. Mereka sangat antusias melakukan kegiatan dengan mandiri. Kegiatan diawali dengan memasukkan tepung dengan sendok ke dalam mangkok, menambahkan air dan mengaduknya sampai tercampur rata. Memotong tahu, kegiatan simple namun sangat bermanfaat untuk anak. Kegiatan dimulai dengan melihat video proses pembuatan tahu. Banyak anak yang belum mengetahui kalau tahu terbuat dari kedelai. Dari video inilah anak mulai memahami bahan dasar dan pembuatan tahu. Setelah anak melihat video, anak akan mengamati tahu, mencium aroma, merasakan teksturnya dan mulai memotong tahu. Anak terlihat sangat senang. Pengalaman ini sangat berharga bagi anak.
Memetik bayam. Kegiatan ini sangat disukai anak. Anak sangat antusias. Mereka bahkah ada yang belum pernah memegang bayam. Kegiatan ini diawali dengan mengamati bayam, meyakini bahwa ALLAH SWT yang menciptakan tanaman bayam, bersyukur atas tanaman yang diciptakan ALLAH SWT untuk kebutuhan manusia, menyebutkan bagian- bagian bayam, memetik bayam, dan mengenal hasil olahan bayam yang lezat serta menyebutkan manfaat dari bayam. Sungguh pengalaman yang luar biasa untuk anak. Selain itu ada permainan tradisional yang dikembangakan di practical life yaitu lompat tali dan dakon. Pemainan tradisional khas Indonesia ini sudah banyak ditinggalkan. Anak umumnya lebih menyukai permainan modern. Saat umi mengenalkan permainan ini pada anak, mereka sangat antusias untuk memainkannya. Mereka terlihat sangat senang. Permainan lompat tali dapat mengembangkan aspek fisik motorik anak, keseimbangan saat
melompat serta koordinasi mata dan tangan. Untuk permainan dakon dapat melatih kognitif dan motorik halus pada anak. Anak juga belajar untuk sabar menunggu giliran saat bermain dakon. Kegiatan memeras susu sapi juga bisa didapatkan di Practical Life lho.. Anak akan berimajinasi menjadi seorang peternak sapi. Mencoba pengalaman memeras susu sapi. Kegiatan ini dikembangakan oleh umi dengan tujuan agar anak bisa merasakan pengalaman memeras susu sapi mengingat sekarang masa pandemi keterbatasan aktivitas anak untuk kegiatan outing class. Kegiatan ini juga dapat menstimulasi konsentrasi serta koordinasi mata dan tangan anak saat kegiatan memeras susu sapi. Kegiatan menjahit, kegiatan yang sangat banyak manfaatnya untuk anak antara lain koordinasi mata dan tangan, konsentrasi serta kesabaran. Pada awal umi mengajarkan kegiatan ini pada anak banyak yang merasa kesulitan. Anak harus memasukkan tali kedalam lubang jahitan sesuai pola. Kegitan ini diberikan umi secara berkala tidak hanya sekali namun disediakan sebagai pilihan kegiatan main di practical life. Setiap harinya umi akan menyelipkan kegiatan menjahit, anak merasa tertantang untuk menyelesaikan pola jahitan dengan benar. Setelah mereka mencoba dan terus mencoba Alhamdulillah sekarang banyak anak-anak yang sudah bisa menjahit dengan pola yang benar. Untuk ananda yang belum diizinkan PTM juga mendapatkan materi menjahit by online sama seperti di sekolah.
Oleh: Bunga Kristrityowati, S. Pd Pembelajaran sensori adalah pembelajaran yang mengaktifkan satu atau lebih panca indera. Pembelajaran ini menekankan pada rangsangan indera pengelihatan, indera peraba atau sentuhan, suara, bau dan gerakan. Pembelajaran sensori dapat melatih konsentrasi serta kemampuan berpikir anak. Secara tidak langsung, permainan sensori juga melatih anak untuk menganalisa tentang suatu proses yang mereka jalani. Sebagian besar permainan sensori ini menekankan pada stimulus motorik halus dan motorik kasar anak. Pembelajaaran culture biasanya mencakup berbagai mata pelajaran. Hal-hal yang akan di pelajari mencakup Geografi, Sains, Botani, Zoologi, Sejarah, Seni dan Musik. Di sekolah Little Camel pembelajaran sensory-culture melalui kegiatan berikut : Mengurutkan Benda Anak mampu mengurutkan sesuatu atau menyusun menurut rangkaian atau urutan tertentu (sequence). Tahap perkembangan kognitif ini bila diasah dengan baik akan menghasilkan sistematika logika berpikir yang baik. Pembelajaarn yang menunjang hal ini, contohnya bermain menyusun media pink tower, Rainbow stackers, Rainbow stacking ring.
Percobaan Benda Tenggelam dan Mengapung Membuat percobaan sains dengan bahan- bahan yang ada di sekitar kita sangatlah menyenangkan, karena selain menghasilkan sesuatu yang indah, juga mengajarkan anak- anak tentang ilmu sains. Pada percobaan kali ini akan mengenalkan benda tenggelam dan benda mengapung. Mengenal Bentuk Geometri dengan Membuat Kreatifitas Mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini sangat berpengaruh untuk ke jenjang selanjutnya. Mengenalkan bentuk-bentuk geometri bisa menggunakan cara bermain dan membuat kreatifitas. Pada kegiatan ini anak mengenal bentuk dan warna.
Mengenal Tekstur Benda Kegiatan sensorial ini membantu anak untuk membedakan permukaan yang kasar dan halus. Ini juga menciptakan kesadaran akan permukaan bertekstur. Montessori Touch Boards membantu mengembangkan rasa taktil dengan meraba benda tersebut satu per satu untuk mengenal teksturnya. Finger painting “Five little Fireman” Kemampuan sensori adalah ketika anak menggunakan pancaindra yang ada pada tubuhnya. Melalui kemampuan ini mereka dapat menafsirkan apa yang ada di sekitarnya dengan rangsangan dari indra mereka. Finger painting dapat meningkatkan kemampuan penglihatan, penciuman, dan sentuhan. Karena dari proses melukis tersebut anak dapat belajar bagaimana warna bekerja, menemukan tekstur baru, membaui cat, dan juga membuat karya tertentu. Melalui finger painting juga salah satu kegiatan untuk mengenalkan macam-macam profesi seperti pemadam kebakaran. Lemon Volcano Dalam percobaan ini kita akan membuat gunung berapi dari lemon atau jeruk, dalam percobaan ini kita akan mengajarkan kepada anak-anak tentang ilmu kimia dengan Bahasa yang lebih sederhana dan mudah di fahami anak-anak. Dalam kegiatan ini anak-anak bisa menemukan hal baru yang sebelumnya belum diketahui oleh anak-anak.
By: Arifah Rochminah, S. Pd
Search