STUDI KASUS Pembelajaran Kelas Awal (Kelas 1 SD)

STUDI KASUS 2: Di awal tahun pelajaran 2021/202, Bapak Nardi mendapatkan tugas dari sekolah untuk mengampu siswa kelas 1 SD. Sesuai rekomendasi kebijakan pemerintah, Bapak Nardi mengawali tahun ajaran baru dengan Penilaian Diagnostik siswa untuk dapat memahami kompetensi siswa berdasarkan kebutuhan belajarnya. Untuk tujuan tersebut, Bapak Nardi menyususn 10 soal diagnostik kognitif dengan pilihan-pilihan komposisi sebagai berikut: 1. 10 soal yang diambil dari KD Kelas 1 semester 1 2. 10 soal sesuai dengan persyaratan penerimaan siswa baru dari sekolah 3. 10 soal yang diambil dari KD-KD esensial kelas 1 semester 1 dan semester 2 4. 10 soal sederhana untuk melihat apakah siswa tersebut sudah dapat membaca dan menghitung Bapak Nardi kemudian mengirimkan 10 soal tersebut ke siswa. Setelah menerima jawaban dari siswa, Bapak Nardi kemudian menganalisis hasil penilaian diagnostik. Dari hasil tersebut, Bapak Nardi mendapati adanya kesenjangan kesiapan belajar pada siswa. Ada kelompok siswa yang paham utuh, paham sebagian, serta masih belum paham terhadap materi-materi soal yang diberikan. Menyikapi hal tersebut, Bapak Nardi melakukan penyesuaian pembelajaran dengan memberikan kelas tambahan bagi siswa yang paham sebagian dan belum paham, serta memberikan pengayaan dalam bentuk tantangan tambahan bagi siswa yang telah paham utuh. Bapak Nardi kemudian siap menjalankan tahun ajaran 2021/2022 menggunakan Pembelajaran Berdiferensiasi yang menekankan pada instruksi berdiferensiasi (berbeda) untuk masing-masing kelompok kompetensi siswa.