Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Kelas XII

Kelas XII

Published by Agustina Anie, 2021-06-27 08:44:17

Description: Kelas XII

Search

Read the Text Version

BAB II MENGAPRESIAI KARYA DENGAN TEKS ESAI DAN KRITIK SASTRA KESUSASTRAAN INDONESIA MODERN DALAM KRITIK DAN ESEI H.B. JASSIN Kompetensi Dasar 3.12 Membandingkan kritik sastra dan esai dari aspek pengetahuan dan pandangan penulis. 3.13 Menganalisis sistematika dan kebahasan kritik dan esai 4.12 Menyusun kritik dan esai dengan memperhatikan aspek pengetahuan dan pandangan penulis, baik secara lisan maupun tulis 4.13 Mengonstruksi sebuah kritik atau esai dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaan baik, secara lisan maupun tulis. Kata Kunci · kritik sastra · Esai sastra

TAHUKAH KALIAN APA ITU TEKS KRITIK SASTRA DAN TEKS ESAI SASTRA? TEKS KRITIK ADALAH TEKS YANG MEMAPARKAN KEUNGGULAN, KEKURANGAN, KEKHASAN, DAN KEBERMAKNAAN SUATU KARYA. ADAPUN TEKS ESAI ADALAH TEKS YANG MEMAPARKAN KEKHASAN KEUNIKAN, KEMENARIKAN, DAN KEBERMAKNAAN SUATU KARYA. PADA BAB INI, KALIAN AKAN DIAJAK UNTUK BERLATIH MEMBANDINGKAN KRITIK SASTRA DAN ESAI DARI ASPEK PENGETAHUAN DAN PANDANGAN PENULIS, MENGANALISIS SISTEMATIKA DAN KEBAHASAAN KRITIK DAN ESAI, MENYUSUN KRITIK DAN ESAI DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK PENGETAHUAN DAN PANDANGAN PENULIS MENGONSTRUKSI SEBUAH KRITIK ATAU ESAI DENGAN MEMPERHATIKA SISTEMATIKA DAN KEBAHASAAN. Peta Konsep Kegiatan Berbahasa

A. MEMBANDINGKAN TEKS KRITIK DAN TEKS ESAI HASIL YANG AKAN DICAPAI: KALIAN DIHARAPKAN MAMPU MENGIDENTIFIKASI INFORMASI TEKS CERITA SEJARAH. PEMBELAJARAN AWAL AKAN MENGAJAK KALIAN UNTUK BERLATIH MEMBANDINGKAN TEKS KRITIK DAN TEKS ESAI. KRITIK DAN ESAI ADALAH DUA ISTILAH YANG SERING KALIAN DENGAR. NAMUN, APAKAH KALIAN MENGETAHUI PERBEDAAN DARI KEDUA ISTILAH TERSEBUT? JIKA KALIAN BELUM MENGETAHUI PERBEDAAN ANTARA TEKS KRITIK DAN TEKS ESAI, IKUTILAH PEMBELAJARAN BERIKUT! 1.Membaca Teks Kritik dan Teks Esai Bacalah dengan saksama teks 1 dan 2 berikut dengan saksama! Teks 1 Hari-Hari yang Dilewati Tuti Kuswardani Nama Tuti Kuswardani memang belum banyak dibicarakan. Kumpulan sajaknya Hari-Hari yang kulewati (1975), memang belum secara sungguh-sungguh bisa menampilkan dirinya sebagai penyair yang pantas diperhitungkan. Sajak-sajak dalam kumpulan ini masih banyak menyiratkan duka dan derita cinta remaja, melukiskan kehidupan yang serba romantis, sesuai dengan romantisme jiwa yang muda belia. Sebagai gadis muda kelahiran Solo 4 November 1956, saat menerbitkan kumpulan Hari-Hari yang Kulewati tahun 1975 menunjukkan bahwa ia cukup produktif dalam usia yang relatif masih muda. Sayangnya, hingga kini tidak bisa lagi dijumpai puisinya yang mungkin bisa memperlihatkan perkembangannya sebagai penyair. Ada 26 sajak yang dikumpulkan dalam buku ini (stensilan). Kesemua sajak itu diekspresikan dalam bentuk sajak konvensional. Daya ucap Tuti Kuswardani sangat sahaja, ia tidak terlihat ingin bereksperimentasi maupun bergagah-gagah dengan bentuk ucap yang aneh dan eksentrik. Namun, dalam kesederhanaan itu, ia justru mampu menggugah karena kesemua sajaknya dinyatakan secara gamblang, misalnya sajak \"Bocah Kecil itu\" yang melukiskan pertemuan penyair dengan bocah pengemis yang kotor, kelaparan, dan sengsara.

Hal tersebut dapat kita rasakan dari kutipan berikut: Bocah kecil itu terhenti suapan nasiku ketika tiba juluran tangan mau menggapai tempat dudukku di suatu rumah makan celananya robek-robek berlubang tanpa baju tulang rusuknya seperti gamblang bola matanya yang jernih meluruhkan rasa kasih bergetar bibirnya: -kasihanilah aku- dosa apa disandung bapanya duka apa dikandung ibunya maka lahir seorang bocah belum mengenal hidup cerah sisa makanan di piring habis kutuang ke dalam tempurung yang dipegang ah, mungkin bocah ini akan ditelan zaman yang buas dan hari-hari kian mengganas ya allah lindungilah dia

Memang tak ada kejutan yang dilakukan oleh Tuti Kuswardani dalam kumpulan sajak pertamanya ini. Tema-tema sajaknya juga biasa, daya ucapnya juga biasa, kebanyakan sajaknya diucapkan secara umum dan tanpa keanehan saya. Tetapi sebenarnya sajaknya bisa dihargai karena kejujurannya mengatakan sesuatu yang umum itu secara sederhana, tanpa upaya memolesnya. Misalnya, yang bisa dirasakan dari sajak \"Dongeng Malam Buat Manisku\" berikut: Dongeng Malam Buat Manisku malam ini penuh kedamaian, manisku ketika kudengar suara bocah bening melengking mengeja satu per satu huruf di buku yang diajarkan tadi pagi oleh ibu guru ni-ni, si-si, teriaknya pertama kali ni-ni, ri-ri, dibacanya berulang kali tiada jemu-jemunya berlatih sendiri sampai suaranya parau sekali sementara ibunya menyusui adiknya yang masih bayi dan bapanya yang perkasa petani desa mendongeng si Kancil dengan buaya kepada adiknya yang mulai fasih berbicara malam ini penuh kedamaian, manisku ketika bulan berwajah cerah di lapangan kecil muka balai desa anak-anak menyanyi bergembira ilir-ilir dan jamuran gobak sodor berkejaran sementara ibu bapa mereka berbicara dengan para tetangga tentang panen yang bakal tiba dan hama wereng yang menyerang tak semena-mena malam ini penuh kedamaian, manisku jengkerik dan belalang mengadu bunyi begitu merdu serta angin berbisik-bisik kepadaku segalanya kubawa berangkat tidur mengantar mimpiku

Sebagai penyajak muda, memang sulit dianalisis sajak-sajak yang terkumpul dari buku ini karena dalam perjalanan kepenyairannya Tuti Kuswardani pasti akan berubah. Memang sajak-sajak yang dihimpun di sini nyata masih menampakkan sifat keremajaan dan jiwa yang romantis. Akan tetapi, mungkin saja penyair ini akan menemukan bentuk ucap dan sosok kepenyairannya yang lebih matang dan berbobot jika saja ia lebih setia menggumuli dunia kepenyairannya itu. Itu semua bisa tergantung kepada kesetiaan Tuti Kuswardani sendiri. (Kritik Sastra Indonesia, Mursal Esten, 1984)

TEKS 2 NURSJAMSU MENDENGAR BUNYI GENTA DARI JAUH H.B. JASSIN DALAM BUKUNYA YANG CUKUP TERKENAL KESUSASTRAAN INDONESIA DI MASA JEPANG (BP, 1948) MENGATAKAN BAHWA NURSJAMSU MERUPAKAN PENYAIR WANITA YANG MENYATAKAN ESKPRESINYA DALAM SAJAK-SAJAK YANG MENCERMINKAN INDIVIDUALITAS, BAIK SEBAGAI PERSEORANGAN MAUPUN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT. SAJAK-SAJAKNYA YANG BERSIFAT PERSEORANGAN SANGAT MENGHARUKAN KARENA KEJUJURANNYA YANG PUTIH BERSIH. DI SINILAH KEJUJURAN MENJADI KEINDAHAN, KEJUJURAN MENGAKUI KELEMAHAN DIRI SENDIRI, MALAHAN HASRAT PEREMPUAN YANG SEDALAM-DALAMNYA DENGAN KEBESARAN HATI DAN JIWA TIADA SEGAN-SEGAN IA NYANYIKAN DENGAN LAGU YANG SESENI-SENINYA, DENGAN TIADA MENGINGAT ADAKAH ORANG YANG MENDENGARNYA DAN TIADA PEDULI APAKAH ORANG AKAN MENERTAWAKANNYA. DI SINILAH KEJUJURAN MENJADI KEINDAHAN, KEINDAHAN PERASAAN DAN KEINDAHAN PIKIRAN YANG MENGALIR DENGAN SENDIRINYA. KELEMAHAN DAN KEKERASAN BERSATU PADU DALAM HATI KEPEREMPUANAN DAN BERAYUN-AYUN DI ANTARA YA DAN TIDAK. PADA SUATU SAAT, TIBA-TIBA BERTINDAK MENCENGANGKAN ORANG YANG TIDAK MENGERTI HATI PEREMPUAN. DEMIKIANLAH NURSJAMSU SEBAGAI PEREMPUAN. AKAN TETAPI, DIA PUN GURU YANG MENGAJAR DAN MENAMBAH PENGETAHUAN MASYARAKAT SERTA MAU BEKERJA SEBAGAI PEREMPUAN, DIA TIDAK MAU KETINGGALAN DALAM SEGALA USAHA UNTUK MEMAJUKAN BANGSA. KESEPULUH SAJAKNYA YANG DIPILIH H.B. JASSIN DALAM BUKUNYA KESUSASTRAAN INDONESIA DI MASA JEPANG MENUNJUKKAN APA YANG DIKATAKAN H.B. JASSIN TERSEBUT. MISALNYA, SAJAK TAK KAN KETINGGALAN DAN SAJAK MEMBAYAR HUTANG BERIKUT

Tak kan ketinggalan Hasratku hendak berlari bersamamu, kawan Tapi jangankan berlari, berjalan cepat pun tak dapat Bukan karena tenagaku kurang atau badanku lamban Tapi karena sarungku, langkahku terhambat-hambat Hasratku hendak membumbung terbang tinggi Tapi rambutku panjang tersangkut pada ranting Kusentakkan rambut, kebayaku sutera terkait duri Keperempuanan! Itukah yang lebih penting? Tentu, tentu. Aku juga mengaku! Tapi belum tentu aku kan ketinggalan Dengan pekerti lembut, lenggok lemah gemulai Cita-citamu, Gadis, juga kan tercapai!

Sajak-sajak Nursjamsu pada awal pemunculannya memang dinapasi alam perjuangan yang penuh gegap. Kebanyakan sajaknya pada masa itu menampakkan warna perjuangan yang penuh semangat di samping sajak-sajak romantis dan sajak- sajak yang mencerminkan jiwa kewanitaan. Sajak Jeritan Malam merupakan sajak yang melukiskan perjuangan perang. Dalam derita perjuangan itu, ada semangat karena seluruh masyarakat berjuanguntuk mendapatkan kemerdekaan yang penuh, kemerdekaan yang sejati. Di kelam hitam mengepung Menjerit peluit kereta malam Metintih ke langit ... Derita hidup mengepung Menjerit bangsaku sedang berjuang Merintih ke langit... Tenaga mesin menembus kelam Berputar roda atas rel tertentu Terus menuju ke stasiun akhir Semangat waja menembus kelam Berjuang bangsaku atas cita tertentu Terus menuju negara Merdeka! Sajak pertamanya, Bunyi Centa dari jauh, secara jelas menampilkan persepsi religius. Suara yang jauh dan sayup gema yang datang melayah dari tempat yang mampu membangunkan kelelapan rohani sehingga telinga jiwa mampu menangkapnya dan menyanyikannya sepanjang waktu. Nursjamu menulis dalam kesahajaan yang masih tetap sama, tetapi dengan jiwa yang berbeda.

Bunyi-Bunyi Genta dari Jauh Lagu-lagu yang ditiupkan angin padaku Bagaikan bunyi-bunyi genta dari jauh Terkadang nyaring keras Terkadang sayup-sayup Lalu aku nyanyikan lagu-lagu itu Menurut daya tangkap telinga jiwaku Terkadang jelas Terkadang samar Namun, lagu-lagu itu Akan kunyanyikan selalu. Nursjamsu memang bukanlah penyair tokoh, sajak-sajaknya biasa-biasa saja, tetapi kehadirannya yang penuh kesetiaan sejak tahun 40-an pantas membuat namanya diabadikan. Sajak-sajaknya yang pada awalnya menyiratkan keakuan dan romantisme, di saat usianya makin menua, ia berubah menulis sajak-sajak religius. Kumpulan Bunyi Centa dari jauh adalah kesaksian penyaimya, kesaksian dan kesetiaan seorang wanita penyair yang terus menulis sampai tua. Ini disadarinya karena \"gema pun menghilang- musnah oleh karat masa/yang tinggal hanyalah hening (Sajak Sia-sia). Begitulah Nursiamsu sebagai penyajak. (Kesultan Tanpa Kehadiran Sastra, Kornelayan Raya 1964) 2. Bertanya Setelah membaca teks 1 dan 2 dengan saksama, tahukah kalian manakah yang dikategorikan teks kritik dan manakah yang teks esai? Diskusikan dengan teman sebangku kalian. Bandingkan jawaban kalian dengan uraian berikut!

1.TAHUKAH KAMU? APA KARAKTERISTIK TEKS KRITIK SASTRA? BERIKUT INI ADALAH KARAKTERISTIK TEKS KRITIK SASTRA. KEGIATAN KRITIK SASTRA BERLANGSUNG DALAM PROSES KOMUNIKASI KARYA SASTRA. HAL INI BERARTI SEORANG KRITIKUS HARUS BERKOMUNIKASI SECARA INTENS DENGAN KARYA SASTRA YANG HENDAK DIKRITIK. MELALUI KEGIATAN BERKOMUNIKASI DENGAN CARA MEMBACA SECARA INTENS TERHADAP KARYA-KARYA YANG DIKRITIK ITULAH SEORANG KRITIKUS DAPAT MENJELASKAN KARYA SASTRA KEPADA PEMBACANYA, MENUNJUKKAN KELEBIHAN, KEKUATAN, DAN KEKUARANGANNYA, DAN MENUNJUKKAN KEBERMAKANAAN KARYA SASTRA ITU AGAR DAPAT DINIKMATI OLEH PEMBACANYA. JADI, DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KRITIK SASTRA TIDAK HANYA MEMBERIKAN PENILAIAN TERHADAP BAIK BURUKNYA KARYA SASTRA, TETAPI JUGA MENJELASKAN NILAI-NILAI DAN DIMENSI-DIMENSI TERSEMBUNYI YANG TERKANDUNG DALAM SEBUAH KARYA SASTRA. PROSES KRITIK SASTRA DIMULAI DENGAN MEMBACA SECARA INTENS, DILANJUTKAN DENGAN MERASAKAN ASPEK-ASPEK KEMENARIKAN DARI KARYA ITU, ATAU ASPEK YANG DIA SUKAI DAN TIDAK DISUKAI, PERASAAN INI MENDORONGNYA UNTUK MEMAHAMI KARYA ITU LEBIH DALAM DARI BERBAGAI SUDUT. MISALNYA, DARI SISI KARYA ITU SENDIRI, KEBERADAAN PENGARANGNYA, SITUASI DAN PERISTIWA YANG MELINGKUPI MUNCULNYA KARYA ITU, ATAU DARI SUDUT YANG LAIN. KRITIK YANG LEBIH JAUH LAGI DILAKUKAN DENGAN MELAKUKAN TELAAH, KAJIAN STUDI YANG LEBIH MENDALAM DENGAN MENGUNAKAN LANDASAN PENGKAJIAN TERTENTU, DAN AKHIRNYA DITULISLAH DALAM BENTUK KRITIK SASTRA. UNSUR ESENSIAL YANG HARUS ADA DALAM MENULIS KARYA KRITIK ADALAH SINOPSIS DARI KARYA YANG DITELAAH, KEKUATAN/ KEHEBATAN/KEMENARIKAN DAN KEKURANGAN KARYA YANG DITELAAH, PEMBAHASAN TENTANG NILAI-NILAI DAN DIMENSI- DIMENSI TERSEMBUNYI YANG DAPAT DIUNGKAPKAN DARI KARYA YANG DITELAAH TERSEBUT, DAN MASUKAN YANG BERSIFAT MEMBANGUN TERHADAP PENULIS KARYA SASTRA YANG DITELAAH TERSEBUT. SEORANG KRITIKUS SASTRA DIHARAPKAN MEMILIKI PENGETAHUAN YANG BAIK TERKAIT DENGAN KARYA YANG DIKRITIK, BAIK UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK, DAN BERBAGAI PENGETAHUAN LAIN TERKAIT DENGAN KUALITAS KARYA SASTRA. BERDASARKAN URAIAN DI ATAS, DAPAT DISIMPULKAN BAHWA TEKS 1 DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI TEKS KRITIK SASTRA. PADA TEKS 1, KALIAN DAPAT MELIHAT DENGAN JELAS PENULIS MENUNJUKKAN KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PUISI-PUISI KARYA TUTI KUSWARDANI.

2. APA KARAKTERISTIK TEKS ESAI SASTRA? BERIKUT INI ADALAH KARAKTERISTIK TEKS ESAI SASTRA. DALAM KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA DIJELASKAN BAHWA ESAI ADALAH KARANGAN PROSA YANG MEMBAHAS SUATU MASALAH SECARA SEPINTAS DARI SUDUT PANDANG PRIBADI PENULISNYA. SEPERTI HALNYA TEKS KRITIK, UNTUK MEMBUAT ESAI SASTRA, PENULIS JUGA HARUS BERKOMUNIKASI SECARA INTENS DENGAN KARYA SASTRA YANG HENDAK DIBAHAS. PADA TEKS KRITIK, PENULIS MENGUNGKAP KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEKS SASTRA, NAMUN PADA TEKS ESAI PENULIS MENGAPRESIASI, MENUNJUKKAN KEKHASAN, MENUNJUKKAN KEBERMAKNAAN DARI KARYA SASTRA YANG DIBACA, TIDAK SAMPAI MENGHAKIMI KARYA-KARYA YANG DIBACA. TEKS ESAI MEMFOKUSKAN PEMBAHASAN PADA NILAI-NILAI DAN DIMENSI-DIMENSI TERSEMBUNYI YANG DAPAT DIUNGKAPKAN DARI KARYA YANG DITELAAH TERSEBUT DAN MASUKAN YANG BERSIFAT MEMBANGUN TERHADAP PENULIS KARYA SASTRA YANG DITELAAH TERSEBUT. SEORANG KRITIKUS SASTRA DIHARAPKAN MEMILIKI PENGETAHUAN YANG BAIK TERKAIT DENGAN KARYA YANG DIBAHAS AGAR IA BISA MENUNJUKKAN KEKHASAN, KEUNIKAN, DAN KEBERMAKNAAN KARYA-KARYA YANG DIBAHAS. DARI URAIAN DI ATAS, DAPAT DISIMPULKAN BAHWA TEKS 2 DIKATEGORIKAN SEBAGAI TEKS ESAI. SEMUA CIRI TEKS ESAI ADA PADA TEKS 2. PADA TEKS 2, PENULIS MENGUNGKAPKAN KEKHASAN PUISI NURSJAMSU YANG LEBIH BERSIFAT PERSEORANG, YANG TIDAK BEGITU PEDULI APAKAH ORANG AKAN MENDENGAR APA YANG DISUARAKANNYA ATAU AKAN MENERTAWAKANNYA. SAJAK-SAJAKNYA YANG BERSIFAT PERSEORANGAN, MENGHARUKAN KARENA KEJUJURANNYA YANG PUTIH BERSIH. DI SINILAH, KEJUJURAN MENJADI KEINDAHAN, KEJUJURAN MENGAKUI KELEMAHAN DIRI SENDIRI, MALAHAN HASRAT PEREMPUAN YANG SEDALAM-DALAMNYA DENGAN KEBESARAN HATI DAN JIWA TIADA SEGAN-SEGAN IA MENYANYIKAN DENGAN LAGU YANG SESENI- SENINYA. PENULIS TIDAK MENGHAKIMI DENGAN MEMBERIKAN PENILAIAN TERHADAP PUISI-PUISI NURSJANSU, PENULIS HANYA MENGUNGKAP KEKHASAN, KEUNIKAN, DAN KEPOLOSAN PUISI-PUISI KARYA NURSJAMSU.

3. Latihan Menemukan Perbedaan Teks Kritik dan Teks Esai Kegiatan Kreatif Lakukan kegiatan berikut! 1.Berpasanganlah dengan teman sebangku kalian! 2.Bacalah teks 3 berikut! 3.Tentukan apakah teks 3 berikut termasuk teks kritik ataukah teks esail Berikan alasan/bukti untuk mendukung pilihan jawaban kalian! TEKS 3 \"Area X\": Kisah yang Mengagumkan Jamal D. Rahman Seperti apa wajah Indonesia pada tahun 2048? Novelet \"Area X\" adalah petualangan imajinatif ke masa setengah abad mendatang itu. Meskipun apa yang dibayangkan tentang tahun-tahun itu mungkin terlalu maju dilihat dari perkembangan teknologi Indonesia kini, kisah tentang percobaan Area X yang mencoba membuat manusia sempurna, tentu sangat menarik, la memang pantas meraih Juara I Lomba Menulis Naskah Film/Video yang diadakan oleh Departemen Penerangan RI di tahun 1999 meskipun Eliza Fitri Handayani, penulisnya, kala itu masih kelas 2 SMU Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah. Area X\" adalah science fiction tentang Indonesia masa depan di tengah konstelasi baru politik internasional. Area X (Area Sepuluh, tapi lebih dikenal sebagai Area Eks) sendiri adalah satu daerah di Bekasi, Jawa Barat, yang berkedok pusat penelitian uranium. Namun, Area itu sebenarnya pusat reaktor nuklir, yang tentu sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia. Itulah sebabnya, daerah tersebut sangat tertutup bagi siapa pun. Dalam novelet itu, Area X setidaknya telah melakukan percobaan pembuatan manusia sempurna dalam dua generasi. Hasilnya adalah sosok-sosok yang merasa asing, tereduksi sebagai manusia, bahkan terpenjara dalam jaringan kerja mekanis teknologi modern. Akhirnya, mereka menjadi korban proyek Area X yang kelewat ambisius. Yudho Adhiputra adalah mahasiswa Universitas Millennia yang bersama kawannya masuk ke kawasan berteknologi tinggi itu yang tentu sangat berbahaya untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi di sana. Pendek cerita, Yudha mendapat petunjuk dari sosok hasil percobaan Area generasi kedua untuk menghancurkan Area X itu sendiri. Dibalut dengan cinta segitiga antara Yudho Adhiputro, Elliana Vanidia, dan Tyas. \"Area X adalah kisah happy ending. Dilihat dari usia penulisnya, Area X adalah kisah yang mengagumkan. Saya sendiri tidak tahu sejauh mana istilah-istilah teknis yang digunakan benar dilihat dari sains dan teknologi modern. Terlepas dari itu, novelet tersebut memperlihatkan kelincahan penulisnya dalam mengembangkan imajinasi dan memperlihatkan pula keterampilannya menggerakkan bahasa. Pilihan masalahnya pun unik dan sangat maju. Eliza jelas sangat fasih bercerita. Dia tahu dari mana cerita harus dimulai dan bagaimana harus diakhiri. Dia fasih pula membangun konflik dan menyelesaikannya, tahu pula bagaimana dan di mana dia harus menempatkan klimaks setiap bagian cerita. Oleh karena itu, setiap bab adalah sebuah cerita yang hidup dan niscaya akan menghidupkan pula seluruh struktur cerita. Begitulah, Eliza tampak sangat cermat dalam menyusun struktur cerita sehingga memancing keinginan pembaca untuk mengikuti kisah selanjutnya Salah satu aspek penting yang menunjukkan kecermatan Eliza dalam menyusun struktur cerita adalah pilihan waktu untuk setiap peristiwa. Waktu tentulah menunjuk pada suasana tertentu yang berkaitan dengan suasana cerita. Dalam kaitan itu, semua peristiwa penyusupan ke area X terjadi di malam atau dini hari. Pilihan waktu ini jelas sangat mendukung suasana cerita yang hendak dibangun seperti suasana seram, menakutkan, dan amat berbahaya. Hal tersebut berbeda dengan peristiwa-peristiwa biasa yang lebih rileks. Misalnya, peristiwa di kampus Universitas Millennia atau bandara yang berlangsung di siang hari. Siang hari jelas tidak seseram dan seberbahaya malam atau dini hari. Dalam hal bahasa, Eliza tampak fasih memainkan metafora. Bab Xill diberinya judul “Kabar Api Abadi”. Bab itu sendiri menceritakan Area X yang sedang meledak lalu terbakar, dan api berkobar sejadi- jadinya. Yudho dan Elly lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Berhasil. Hal itu berarti juga sukses perjuangan mereka menghancurkan Area X. (Kakangit lanuari 2001.30)

4. MENYAJIKAN HASIL DISKUSI KEGIATAN KREATIF LAKUKAN KEGIATAN BERIKUT! 1.TIAP KELOMPOK, PRESENTASIKANLAH HASIL DISKUSI DALAM DISKUSI KELAS! 2.KELOMPOK YANG TIDAK TAMPIL, BERIKANLAH KOMENTAR, PERTANYAAN, DAN PENILAIAN TERHADAP KELOMPOK YANG TAMPIL DENGAN PENUH RASA PERCAYA DIRI DAN SANTUN! B. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan Teks Kritik dan Esai Hasil yang akan dicapai: Kalian diharapkan mampu menganalisis sistematika dan kebahasaan teks kritik dan esai. Pada pembelajaran kemarin, kalian telah belajar membandingkan teks kritik dan teks esai. Sekarang, kalian akan diajak untuk berlatih menganalisis struktur isi dan kebahasaan teks kritik dan esai. Tahukah kalian bagaimanakah sistematika dan kebahasaan teks kritik dan csai? Untuk mengetahuinya, ikutilah pembelajaran berikut! 1.Mengenali Sistematika Teks Kritik Cobalah kalian baca ulang teks kritik sastra yang berjudul Hari-Hari yang Dilewati Tuti Kuswardiani (teks 1). Pada paragraf pertama, penulis memperkenalkan siapakah Tuti Kuswardani beserta karya-karya puisinya, seperti kutipan berikut. Nama Tuti Kuswardani memang belum banyak dibicarakan. Kumpulan sajaknya Hari-Hari yang ku lewati(1975), memang belum secara sungguh-sungguh bisa menampilkan dirinya sebagai penyair yang pantas diperhitungkan. Sajak-sajak dalam kumpulan ini masih banyak menyiratkan duka dan derita cinta remaja, melukiskan kehidupan yang serba romantis, sesuai dengan romantisme jiwa yang muda belia. Sebagai gadis muda kelahiran Solo, 4 November 1956, saat menerbitkan kumpulan Hari-Hari yang Kulewati, tahun 1975) menunjukkan bahwa ia cukup produktif dalam usia yang relatif masih muda. Sayangnya, hingga kini tidak bisa lagi dijumpai puisinya yang mungkin bisa memperlihatkan perkembangannya sebagai penyair. Pada paragraf 2, Penulis memberikan penilaian terhadap 26 karya puisi Tuti Kuswardani disertai dengan bukti-bukti berupa kutipan puisi, seperti tampak pada kutipan berikut. Ada 26 sajak yang dikumpulkan dalam buku ini (stensilan). Kesemua sajak itu dickspresikan dalam bentuk sajak konvensional. Daya ucap Tuti Kuswardani sangat sahaja, ia tidak terlihat ingin bereksperimentasi maupun bergagah-gagah dengan bentuk ucap yang aneh dan eksentrik. Namun, dalam kesederhanaan itu, ia justru mampu menggugah karena kesemua sajaknya dinyatakan secara gamblang. misalnya sajak \"Bocah Kecil itu” yang melukiskan pertemuan penyair dengan bocah pengemis yang kotor, kelaparan, dan sengsara. Hal tersebut dapat kita rasakan dari kutipan berikut.

Bocah Kecil itu terhenti suapan nasiku ketika tiba juluran tangan mau menggapai tempat dudukku di suatu rumah makan celananya robek-robek berlubang tanpa baju tulang rusuknya seperti gamblang bola matanya yang jernih meluruhkan rasa kasih bergetar bibirya: -kasihanilah aku dosa apa disandung bapanya duka apa dikandung ibunya maka lahir seorang bocah belum mengenal hidup cerah sisa makanan di piring habis kutuang ke dalam tempurung yang dipegang ah, mungkin bocah ini akan ditelan zaman yang buas dan hari-hari kian mengganas ya allah lindungilah dia

Di akhir paragraf, penulis memaparkan simpulannya tentang kualitas kepenyairan Tuti Kuswardani dan harapan agar penyair segera menemukan bentuk ucap dan sosok kepenyairannya yang lebih matang dan berbobot, jika saja ia lebih setia menggumuli dunia kepenyairannya itu. Hal ini tampak pada kutipan berikut. Sebagai penyajak muda, memang sulit dianalisis sajak-sajak yang terkumpul dari buku ini karena dalam perjalanan kepenyairannya Tuti Kuswardani pasti akan berubah. Memang sajak-sajak yang dihimpun di sini nyata masih menampakkan sifat keremajaan dan jiwa yang romantis. Akan tetapi, mungkin saja penyair ini akan menemukan bentuk ucap dan sosok kepenyairannya yang lebih matang dan berbobot jika saja ia lebih setia menggumuli dunia kepenyairannya itu. Itu semua bisa tergantung kepada kesetiaan Tuti Kuswardani sendiri… Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistematika teks kritik, khususnya kritik sastra adalah (a) orientasi yang berisi perkenalan terhadap seseorang (penyair) beserta karyanya, (b) penilaian yang berisi kelebihan dan kekurangan terhadap teks sastra dan bukti/alasan, serta (c) simpulan yang berisi hasil penilaian/penegasan ulang. 2. Mengenali Sistematika Teks Esai Bagaimanakah sistematika teks esai, khususnya esai sastra? Untuk mengenali sistematika teks esai, baca ulang teks 2 yang berjudul Nursjamsu Mendengar Bunyi Genta dari Jauh. Pada paragraf 1, penulis mengenalkan siapakah Nursjamsu dan karakteristik karya-karyanya, seperti kutipan berikut H.B. Jassin dalam bukunya yang cukup terkenal Kesusastraan Indonesia di Masa lepang (BP, 1948) mengatakan bahwa Nursjamsu merupakan penyair wanita yang menyatakan eskpresinya dalam sajak-sajak yang mencerminkan individualitas, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat. Pada paragraf berikutnya, penulis mengupas kekhasan dan isi dari puisi-puisi karya Nursjamu disertai bukti berupa kutipan puisi seperti contoh berikut: …Sebagai perempuan, dia tidak mau ketinggalan dalam segala usaha untuk memajukan bangsa. Kesepuluh sajaknya yang dipilih H.B. Jassin dalam bukunya Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang menunjukkan apa yang dikatakan H.B. Jassin tersebut. Misalnya, sajak Tak Kan ketinggalan berikut:

Tak Kan Ketinggalan Hasratku hendak berlari bersamamu, kawan Tapi jangankan berlari, berjalan cepat pun tak dapat Bukan karena tenagaku kurang atau badanku lamban Tapi karena sarungku, langkahku terhambat-hambat … Di akhir paragraf, penulis memberikan simpulan penegasan ulang terhadap ulasan/bahasan yang telah dipaparkan, seperti kutipan berikut. Nursiamsu memang bukanlah penyair tokoh, sajak-sajaknya biasa-biasa saja, tetapi kehadirannya yang penuh kesetiaan sejak tahun 40-an pantas membuat namanya diabadikan. Sajak-sajaknya yang pada awalnya menyiratkan keakuan dan romantisme, di saat usianya makin menua, ia berubah menulis sajak-sajak religius. Kumpulan Bunyi Genta dari Jauh adalah kesaksian penyaimya, kesaksian dan kesetiaan seorang wanita penyair yang terus menulis sampai tua. Ini disadarinya karena \"gema pun menghilang-musnah olehkarat masa/yang tinggal hanyalah hening\" (Sajak Sia-Sia). Begitulah Nursjamisu sebagai penyajak. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistematika teks esai, khususnya esai sastra adalah (a) orientasi yang berisi perkenalan terhadap seseorang (penyair) beserta karyanya, (b) bahasan yang berisi uraian kekhasan karya sastra dan bukti/alasan, serta (c) simpulan yang berisi hasil penilaian/penegasan ulang.

3. Mengenali Ciri Bahasa/Kebahasaan Teks Kritik dan Esai Coba kalian amati lagi paparan bahasa yang digunakan pada teks kritik dan esai. Adakah kekhasannya dilihat dari pilihan kata, konjungsi, dan kalimat-kalimatnya? Untuk mengetahui ciri bahasa/kebahasaan teks kritik dan esai, bacalah uraian berikut! Tahukah Kamu? Bagaimanakah ciri bahasa/kebahasaan teks kritik dan esai? Secara garis besar, ciri bahasa/kebahasaan teks kritik dan esai adalah sebagai berikut. a. Menggunakan kalimat opini untuk menyatakan pendapat tentang teks. Contoh 1) Nama Tuti Kuswardani memang belum banyak dibicarakan. 2) Kumpulan sajaknya Hari-Hari yang kulewati (1975), memang belum secara sungguh-sungguh bisa menampilkan dirinya sebagai penyair yang pantas diperhitungkan. 3) Sajak-sajak dalam kumpulan ini masih banyak menyiratkan duka dan derita cinta remaja, melukiskan kehidupan yang serba romantis, sesuai dengan romantisme jiwa yang muda belia, 4) Sebagai gadis muda kelahiran Solo, 4 November 1956, saat menerbitkan kumpulan Hari-Hari yang Kulewati, tahun 1971) menunjukkan bahwa ia cukup produktif dalam usia yang relatif masih muda. 5) Sayangnya, hingga kini tidak bisa lagi dijumpai puisinya yang mungkin bisa memperlihatkan perkembangannya sebagai penyair. 6) Seperti apa wajah Indonesia pada tahun 2048? Novelet \"Area X adalah petualangan imajinatif ke masa setengah abad mendatang itu. 7) Meskipun apa yang dibayangkan tentang tahun-tahun itu mungkin terlalu maju dilihat dari perkembangan (teknologi) Indonesia kini, kisah tentang percobaan Area X yang mencoba membuat manusia sempurna, tentu sangat menarik. b. Menggunakan kata/frase sifat untuk menunjukkan kelebihan/kekuarangan/kekhasan suatu karya. Contoh 1) Kesemua sajak itu diekspresikan dalam bentuk sajak konvensional. 2) Daya ucap Tuti Kuswardani sangat sahaja. 3) la tidak terlihat ingin bereksperimentasi maupun bergagah- gagah dengan bentuk ucap yang aneh dan eksentrik 4) Namun, dalam kesederhanaan itu, ia justru mampu menggugah karena kesemua sajaknya dinyatakan secara gamblang.

4. Menganalisis Struktur Isi dan Kebahasaan Teks Kritik dan Esai Kegiatan Kreatif Lakukan kegiatan berikut! 1.Berbagilah menjadi beberapa kelompok! 2.Kelompok ganjil, temukanlah contoh teks kritik (sastra)! 3.Kelompok genap, temukanlah contoh teks esai (sastra)! 4.Tiap kelompok, analisislah struktur isi dan ciri bahasa dari teks yang ditemukan! 5.Gunakan tabel analisis struktur isi dan bahasa teks kritik/esai berikut!

Kegiatan Kreatif Lakukan kegiatan berikut! 1.Tiap kelompok, presentasikanlah hasil diskusi kelompok! 2.Kelompok yang tidak tampil berikanlah penilaian secara lisan dengan penuh rasa percaya diri dan santun! A.MENYUSUN TEKS KRITIK SASTRA Hasil yang akan dicapai: Kalian diharapkan mampu menyusun teks kritik sastra. Kamu sudah memahami struktur isi dan ciri kebahasaan teks kritik sastra. Sekarang, kamu diminta untuk menyusun teks kritik sastra. Dapatkah kamu menyusun teks kritik sastra? Untuk dapat menyusun teks kritik sastra dengan mudah, ikutilah kegiatan-kegiatan berikut! 1. MENULIS TEKS KRITIK SASTRA Setelah kalian memahami dengan baik karakteristik kritik sastra, lakukanlah kegiatan menulis kritik sastra dengan mengikuti serangkaian kegiatan berikut: Kegiatan Kreatif

Lakukan kegiatan berikut! 1.Lakukan kegiatan ini secara individu! 2.Pilihlah satu karya sastra yang kalian sukai, bisa puisi, cerpen, novel, atau drama! 3.Bacalah dengan saksama karya sastra yang telah kalian pilih tersebut! 4.Buatlah sinopsis dari karya sastra yang kalian baca tersebut secara singkat! 5.Setelah itu, temukan kelebihan/kekuatan dan kekurangan dari karya sastra tersebut! 6.Kelebihan/kekuatan dan kekurangan karya sastra dapat kalian temukan dengan menganalisis aspek-aspek berikut Tema dan amanat: uraikanlah temuanmu terkait dengan tema dan amanat disertai dengan bukti konkret! Penokohan (tokoh dan watak tokoh), alur, latar, dan pusat pengisahan: uraikanlah temuanmu terkait dengan aspek penokohan, alur, latar, dan pusat pengisahan disertai dengan kutipan-kutipan sebagai pendukung atau untuk meyakinkan temuanmu! 7.Temukan juga nilai-nilai dan dimensi dimensi yang dapat kalian temukan dari karya tersebut! 8.Ungkapkan secara tertulis dalam bentuk karya kritik sastra dengan teknik pengungkapan yang menarik! 9.Waktu yang disediakan untuk mengerjakan tugas ini adalah satu bulan, konsultasi dilakukan minimal dua kali.

Kegiatan Kreatif Lakukan kegiatan berikut! 1.Suntinglah karya kritik sastra yang telah kalian tulis! 2.Gunakan panduan penilaian berikut untuk menyunting teks kritik sastra yang sudah kalian tulis! 3) Jika ada jawaban Tidak, kalian harus merevisi karya teks kritik kalian!

3. MEMPUBLIKASIKAN KARYA KRITIK YANG TELAH DITULIS Kegiatan Kreatif Lakukan kegiatan berikut! 1) Tulislah nama kalian pada hasil karya teks kritik kalian! 2) Pajanglah karya tulis kalian itu di majalah dinding sekolah, buletin, atau majalah yang ada di sekolah atau di kota kalian! D.Menulis Teks Esai Hasil yang akan dicapai: Kalian diharapkan mampu menyusun teks esai sastra. Kamu sudah menyusun teks kritik sastra. Sekarang, kamu diminta untuk menyusun esai sastra. Dapatkah kamu menyusun teks esai sastra? Pada dasarnya, susunan teks esai sastra sastra sama dengan kritik sastra. Perbedaannya hanya terletak pada inti teks. Inti teks kritik sastra berupa penilaian, sedangkan inti teks esai berupa bahasan. Untuk dapat menyusun teks esai sastra dengan mudah, ikutilah kegiatan-kegiatan berikut!

1.MENULIS TEKS ESAI KEGIATAN KREATIF LAKUKAN KEGIATAN BERIKUT! A. LAKUKAN KEGIATAN INI SECARA INDIVIDU! B. PILIHLAH SATU KARYA SASTRA YANG KALIAN SUKAI, BISA PUISI, CERPEN, NOVEL, ATAU DRAMA! C.BACALAH DENGAN SAKSAMA KARYA SASTRA YANG TELAH KALIAN PILIH TERSEBUT! D. TEMUKAN KEKHASAN, KEUNIKAN, ATAU KEMENARIKAN DARI KARYA SASTRA YANG KALIAN BACA TERSEBUT! E. TULISLAH KEKHASAN, KEUNIKAN, ATAU KEMENARIKAN DARI KARYA SASTRA TERSEBUT DALAM BENTUK ESAI DENGAN MEMPERHATIKAN STRUKTUR ISI TEKS ESAI, YAITU ORIENTASI, URAIAN KEKHASAN, KEUNIKAN, ATAU KEMENARIKAN TEKS, DAN SIMPULAN ATAU PENEGASAN ULANG! 2. MENYAJIKAN HASIL PEKERJAAN KEGIATAN KREATIF LAKUKAN KEGIATAN BERIKUT! A. PERIKSALAH KEMBALI TULISAN ESAI YANG SUDAH KALIAN TULIS! B. SAJIKAN ESAI YANG TELAH KALIAN TULIS SECARA LISAN DENGAN PENUH PERCAYA DIRI! 3. MENILAI KEMAMPUAN MENYAJIKAN ESAI SECARA LISAN KEGIATAN KREATIF LAKUKAN KEGIATAN BERIKUT! A. NILAILAH KEMAMPUAN TEMAN LAIN DALAM MENYAJIKAN ESAI SECARA LISAN! B. GUNAKAN RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MENYAJIKAN ESAI BERIKUT!

RANGKUMAN Pada bab ini, kalian telah belajar empat kompetensi dasar tentang teks kritik dan esai. Secara garis besar, materi pada bab ini adalah sebagai berikut: Teks kritik adalah teks yang memaparkan keunggulan, kekurangan dan kelebihan, dan/atau kebermaknaan suatu karya. Adapun teks esai adalah teks yang memaparkan kekhasan, keunikan, kemenarikan dan/atau kebermaknaan suatu karya. Sistematika teks kritik adalah orientasi, penilaian, dan simpulan, sedangkan sistematika teks esai adalah orientasi, pembahasan, dan simpulan. Ciri bahasa teks kritik dan esai adalah sebagai berikut. a.Menggunakan kata/frase sifat untuk menunjukkan kelebihan/kekuarangan/kekhasan suatu karya. b.Menggunakan kalimat opini untuk menyatakan pendapat tentang suatu karya.

Setelah kalian berdiskusi, berlatih, dan melaksanakan semua kegiatan dalam pembelajaran ini, cobalah kalian renungkan kembali apa yang telah kalian kuasai dan belum kalian kuasai serta bagaimana kesan kalian terhadap pembelajaran yang telah kalian laksanakan dengan memberikan tanda cek (V) pada panduan berikut ini! UJI KOMPETENSI A.Pilihlah jawaban yang tepat! Bacalah kutipan teks kritik sastra berikut untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan 3! Demikianlah, dalam menghadirkan tokoh novel \"Baku\" ini tidak atau belum menampilkan tipe watak yang mewakili nilai atau permasalahan sebagaimana yang dituntut oleh tema. Dari lima tokoh yang ada di dalam novel Bako ini, yang betul-betul dari keluarga bako hanyalah \"Umi\" dan \"Bak Tuo\". Kedua tokoh ini ternyata dapat menerima kehadiran Aku (tokoh keenam) di dalam lingkungan keluarga mereka, bahkan dapat menerima kehadiran tokoh \"Ibu\", perempuan lain. Mereka pulalah yang mengasuh dan menyekolahkan sang \"Aku\" itu.

1. Pernyataan yang berupa penilaian pada kutipan teks di atas adalah a.Dalam novel Bako belum ditampilkan watak yang mewakili nilai/permasalahan sesuai dengan tema. b.Dari lima tokoh yang ada di dalam novel Bako ini, yang betul-betul dari keluarga Bako hanyalah \"Umi\" dan \"Bak Tuo\" c..Kedua tokoh ini ternyata dapat menerima kehadiran Aku (tokoh keenam) di dalam lingkungan keluarga d.Mereka dapat menerima kehadiran tokoh \"Ibu\", perempuan lain. e.Mereka pulalah yang mengasuh dan menyekolahkan sang \"Aku\" itu. 2. Kutipan kritik sastra di atas membahas tentang a.Penilaian terhadap kekurangan novel b.Penilaian terhadap kelebihan novel c.Penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan novel d.Pengungkapan nilai-nilai novel e.Sinopsis novel 3. Unsur intrinsik yang menjadi fokus penilaian karya kritik puisi di atas adalah .. a. Tokoh b. Tema c. Alur d. Latar e. Watak

Bacalah kutipan karya kritik puisi berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5! Senja di Pelabuhan Kecil Buat Sri Ayati Ini kali tidak ada yang mencari cinta Di antara gudang, rumah tua, pada cerita Tiang serta temali. Kapal, perahu, tidak berlaut Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang Menyinggung muram, desir hari lari berenang Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan Menyisir semenanjung, masih pengap harap Sekali tiba di ujung, dan sekalian selamat jalan Dan pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap Lihatlah bagaimana Chairil membangun suasana sunyi dengan pilihan pilihan kata: senja, di pelabihan kecil. gudang, dan rumah tua. Lalu, ada gerimis yang mempercepat kelam dan kelepak elang yang semuanya membuat suasana jadi semakin sunyi. Tidak bergerak. Ditambah lagi dengan metaforanya yang amat bagus tanah dan air tidur hilang ombak.

4. Unsur intrinsik yang menjadi fokus penilaian karya kritik puisi di atas adalah... a. Amanat b.Gaya bahasa c. Persajakan d. Tema e. Diksi 5. Penilaian kelebihan puisi yang sesuai untuk melanjutkan karya kritik di atas adalah … a.Metafora dalam puisi ini justru menjadikan puisi ini menjadi puisi \"gelap\" b.Pilihan kata dalam puisi di atas belum menunjukkan keutuhan tema. c.Puisi ini cenderung mengambil bentuk sebagai puisi protes. d.Kekuatan puisi ini juga tampak dari persajakannya. e.Puisi ini mempersoalkan tentang kemerdekaan

Bacalah kutipan karya kritik puisi berikut untuk menjawab soal nomor 6 dan7! AKU Chairil Anwar Kalau sampai waktuku Kumau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang, menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih dan aku lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi

6. Tema puisi Aku karya Chairil Anwar di atas adalah a. Protes b. Kebebasan c. Egoisme d. Ketegaran e. Kritik 7. Gaya pengungkapan puisi Aku karya Chairil Anwar di atas bersifat a. Romantik b. Klise c. Simbolis d. Ekspresionistil e. Sentimentil 8. Bacalah kutipan esai berikut ini dengan cermat! Perlu sekali kita mengembangkan apa yang disebut sebagai sastra kontekstual. Dalam jenis sastra ini, para sastrawan sadar benar bahwa dia mencipta untuk kelompok konsumen tertentu. Dia tidak berpotensi bahwa karya sastranya akan dinikmati oleh seluruh umat manusia karena dia sadar dia bukan seorang superman yang dapat terbang keluar dari kenyataan konteks sejarah. Dia tidak kecewa kalau dia tidak berhasil memenangkan hadiah Nobel. Hal yang diungkapkan dalam kutipan esai adalah… a.Sastra kontekstual adalah jenis sastra tertentu b.Sastra kontekstual memiliki konsumen tertentu c.Penulis sastra kontekstual bukanlah superman d.Sastra kontekstual saat ini perlu dikembangkan e.Penulis tidak kecewa bila tidak mendapat hadiah

Bacalah kutipan teks berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10! PEMBERDAYAAN PANTUN DALAM PUISI SUTARDJI COLZOUM BACHRI Coba kita amati dengan saksama dan bandingkan puisi pada contoh berikut! Pantun 1 Pantun 2

Puisi Sutarji di atas berbentuk pantun. Tahukah apa yang berbeda antara pantun Sutarji dengan pantun yang selama ini kita kenal? Pantun adalah puisi lama yang sangat taat terhadap aturan-aturan, baik jumlah baris dalam bait, jumlah suku kata dalam baris, persajakan, aturan tentang sampiran dan isi. Pantun karya Sutarji, masih mengikuti aturan formal tentang jumlah baris dalam tiap bait, jumlah suku kata pada tiap baris, dan aturan tentang persajakan (a-b-a-b), serta baris 1 dan 2 merupakan sampiran, dan baris 3 dan 4 adalah isi. Namun, Sutarji mengubah sampiran pantun dengan bunti-bunyi tanpa makna, bunyi-bunyi yang tidak ada maknanya secara leksikal. Apa yang terjadi dengan perubahan tersebut? Nah, ternyata, sampiran yang tidak bermakna itu tetap menjadikan pantun utuh dan masih dapat dinikmati. Dengan cara ini, Sutarji ingin membuktikan bahwa sampiran tidak perlu berhubungan dengan isi. Di sini Sutarji ingin membuktikan bahwa hubungan antara sampiran dan isi hanyalah hubungan formal, hanya berkaitan dengan struktur pantun, tidak ada hubungan substansi isi antara keduanya. Amati sekali lagi pantun Sutarji berikut! Zuku zangga tukali tangtang Zegeze geze papali podi Kalau ada umurku panjang Boleh kita bertemu lagi Dari pantun tersebut, Sutarji jelas-jelas melakukan penyimpangan dari konvensi atau aturan-aturan tentang pantun yang selama ini diikuti oleh banyak sastrawan dan telah menjadi aturan tidak tertulis. Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi sebagai karya seni. Di samping memiliki konvensi tertentu juga muncul adanya deviasi dan inovasi benvensi adalah seperangkat kaidah atau aturan yang dianggap telah mapan serta penggunaannya banyak diikuti oleh para sastrawan dan menjadi aturan tidak tertulis. Adapun konvensi dalam puisi adalah aturan terkait dengan bait baris persajakan, struktur, makna, dan nilai-nilai estetiknya Puisi-puisi yang disusun dengan teknik yang menyimpang dari konvensi yang ada ini sering disebut puisi inkonvensional atau kontemporer. 9. Teks yang berjudul Pemberdayaan Pantun dalam Puisi Sutardji Colzoum Bachri dikategorikan sebagai… a.Teks esai b.Teks kritik c.Teks kritik dan esai d. Teks resensi e.Teks ulasan 10. Pernyataan berikut yang berupa opini pada kutipan yang berjudul Pemberdayaan Pantun dalam Puisi Sutardji Colzoum Bachri adalah… a.Puisi Sutarji di atas berbentuk pantun b.Sutarji jelas-jelas melakukan penyimpangan dari konvensi pantun c.Sutarji mengubah sampiran pantun dengan bunyi-bunyi tanpa makna d.Pantun adalah puisi lama yang sangat taat terhadap aturan- aturan e.Puisi-puisi yang disusun dengan teknik yang menyimpang dari konvensi disebut puisi inkonvensional atau kontemporer

B. Uji Praktik 1.Buatlah satu karya kritik sastra/esai sastra dengan memilih salah satu bentuk karya sastra yang kalian sukai! 2.Analisislah sistematika dan kebahasaan karya kritik sastra/esai sastra yang sudah kalian tulis! 3.Sampaikan hasilnya di depan kelas dengan penuh percaya diri!


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook