Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Tri Pramana Menyatukan Ajaran Suci Dharma Dengan Kesadaran

Tri Pramana Menyatukan Ajaran Suci Dharma Dengan Kesadaran

Published by sugiartha26, 2018-06-22 02:34:58

Description: Tri Pramana Menyatukan Ajaran Suci Dharma Dengan Kesadaran

Search

Read the Text Version

keterhubungan kosmik. Ketekunan dan ketulusan kita untuk terus tekun melaksanakanpraktek kemudian akan meredakan cengkeraman enam kegelapan pikiran[sad ripu] dan ego [ahamkara] dalam kesadaran kita. Sehingga kita dapatmengatasi rasa sakit, marah, sedih, kecewa, dsb-nya, di dalam diri, denganketenangan, kedamaian dan kebebasan. Ketika enam kegelapan pikiran danego mereda, dari garbha-nya kemudian melahirkan keterhubungan kosmikyang mendalam. Pertanda seorang sadhaka sudah mulai mencapai tingkat kesadaranketerhubungan kosmik ditandai dengan adanya pertanda dalam danpertanda luar. Adanya pertanda dalam dan pertanda luar di dalam diri kitainilah merupakan ciri-ciri mulai adanya keterhubungan kosmik.1. Pertanda Dalam. Pertanda dalam adalah kita tidak tertarik menyakiti orang lain, tidaktertarik menjelek-jelekkan orang lain, tidak tertarik membenci orang lain,tidak tertarik menghakimi orang lain, tidak tertarik mencela dan mengkritikorang lain, tidak tertarik bersaing dengan orang lain, tidak tertarik menjahiliorang lain, tidak tertarik memanfaatkan orang lain, tidak tertarik merugikanorang lain, tidak tertarik korupsi, tidak tertarik selingkuh, tidak tertarikmelakukan kejahatan, dsb-nya. Selain itu kita dapat berdamai sempurna dengan garis karma kitasendiri. Kaya kita damai, miskin kita juga damai. Ganteng atau cantik kitadamai, jelek kita juga damai. Sehat kita damai, sakit kita juga damai. Dipujikita damai, dicaci-maki kita juga damai. Dsb-nya.2. Pertanda Luar. Pertanda luar adalah kita selalu tergerak untuk menolong danmembantu orang lain dan mahluk lain, penuh belas kasih dan kebaikan

kepada semua, tidak mementingkan diri sendiri, serta penuh pengertiandan belas kasih kepada kesengsaraan dan kegelapan orang lain.3. MULAI BANGKITNYA EMPAT SIFAT LUHUR. Selain itu, setiap sadhaka yang dalam jangka waktu panjangbertahun-tahun tekun melaksanakan praktek, akan mencapai kekokohanpada 4 [empat] landasan kekuatan kesadaran yang disebut sebagai CaturParamita [empat sifat luhur], yaitu :1. Maitri - memberikan kebahagiaan bagi mahluk lain.2. Karuna - mengorbankan diri bagi kebahagiaan mahluk lain.3. Mudita - bahagia melihat mahluk lain bahagia.4. Upeksha - pikiran-perasaan yang tenang-seimbang. Kita bahkan dapat tersenyum bahagia melihat orang-orang yangmelukai dan menyakiti kita mengalami kebahagiaan. Kita bisa tersenyumtanpa rasa iri dan sentimen ketika orang yang dulu membully kita suksesmenjadi pengusaha. Kita bisa tersenyum tanpa rasa iri dan sentimen ketikamantan pacar yang dulu menyelingkuhi kita memiliki keluarga bahagia. Kitabisa tersenyum tanpa rasa iri dan sentimen ketika orang yang dulu nyonteksaat sekolah memiliki gelar akademis yang lebih tinggi dari kita. Karenadengan tiadanya cengkeraman rasa iri dan sentimen [matsarya] dalamkesadaran, sekaligus kita dapat tetap bersikap penuh belas kasih dankebaikan, itulah sebagian pertanda kesadaran Atma mulai bercahaya. Serta sang sadhaka akan dapat memahami, mengetahui danmengalami sendiri secara langsung bahwa kesedihan, kesengsaraan,ketakutan, kebingungan, kegelisahan dan kebodohan [avidya] hanyalahakibat dari pikiran yang masih dicengkeram oleh enam kegelapan pikirandan ego.

Disini kita mulai dapat memahami secara langsung dan secaramendalam, bahwa sesungguhnya menapaki jalan spiritual itu adalah untukmenjadi baik hati, menjadi rendah hati, menjadi sangat sabar, menjadimudah memaafkan, menjadi mudah merelakan, menjadi bebas daripenghakiman, menjadi penuh pengertian, dsb-nya. Karena ukuran utama kemajuan spiritual yang sesungguhnya adalahmembesarnya sifat belas kasih dan kebaikan, mengecilnya ego, meredanyakegelapan pikiran, meredanya dualitas pikiran dan membesarnyakebijaksanaan. Singkatnya kita mulai memahami secara langsung dansecara mendalam, bahwa sesungguhnya menapaki jalan spiritual itu adalahuntuk membangunkan semua sifat-sifat luhur, terang dan mulia di dalamdiri kita.4. MENINGKATNYA KECERDASAN SPIRITUAL DAN TERJADIPERUBAHAN GURU. Jika para sadhaka tingkat pemula [baru belajar] belum beranjak daritahap agama pramana [masih berkutat pada teori], sehingga masih amatsangat tergantung kepada Sastra Guru [kitab-kitab suci] atau Satguru[dharma wacana dan tafsiran kitab suci dari seorang Guru]. Para sadhakayang sudah melangkah jauh memasuki tahap anumana pramana [tekunmelaksanakan praktek], mulai dapat melangkah jauh lebih maju ke depan,mulai dapat belajar kepada Jagad Guru [alam semesta sebagai Guru] danAnthra Guru [Guru di dalam diri]. Karena jika dalam jangka waktu panjang bertahun-tahun kita tekunmelaksanakan praktek, sebagai hasilnya adalah meningkatnya kecerdasanspiritual secara sangat pesat. Dari sini kita akan menemukan dan menyadaribahwa alam semesta dan diri kita sendiri sebenarnya adalah sebuahperpustakaan agung ajaran suci dharma. Kita akan menyadari bahwa padaalam semesta dan di dalam diri kita sendiri terdapat sangat berlimpahpengetahuan dan kebijaksanaan mendalam. Sehingga kita tidak saja akan

dapat memahami kitab-kitab suci dan dharma wacana dari seorang Gurusecara jauh lebih luas dan mendalam [tidak dangkal dan sempit], tapi kitajuga mulai dapat belajar kepada Jagad Guru [alam semesta sebagai Guru]dan Anthra Guru [Guru di dalam diri]. Di tahap ini kita mulai dapat membaca alam semesta [bhuwanaagung], melihat kebenaran kosmik di balik alam semesta, untuk kemudianmenjalani kehidupan selaras dengan hukum dan prinsip-prinsip alamsemesta. Di tahap ini kita juga mulai dapat membaca diri sendiri [bhuwana alit],melihat kebenaran kosmik di dalam diri kita sendiri, untuk kemudianmengenal kenyataan diri sejati secara lebih mendalam. Inilah tahap pencapaian spiritual yang disebut oleh leluhur kita di Balisebagai \"agama tanpa sastra\" [agama tanpa buku suci] atau \"lontar tanpatulis\" [buku suci yang tidak berisi tulisan]. Karena ajaran suci dharma yangdipelajari tidak lagi berupa buku-buku yang berisi tulisan, melainkan sudahdapat melihat dan membaca ajaran suci dharma tidak tertulis yang terdapatberlimpah di alam semesta dan di dalam diri kita sendiri. Sebagai hasilnya setiap gerak tindakan kita dapat menyatu selarasdengan putaran alam dan kita dapat mengalami keterhubungan kosmikdengan semua mahluk. Serta sekaligus membuat kita dapat memahami isikitab-kitab suci dan ajaran suci dharma secara jauh lebih mendalam [tidaksempit dan dangkal]. Melalui ketekunan melaksanakan praktek, di dalam diri kita mulaiberkembang kecerdasan spiritual, kebijaksanaan, kejernihan dan kesadaranyang lebih mendalam. Sehingga segala pemahaman ajaran suci dharmayang telah kita peroleh dapat menjadi lebih dalam dan lebih dalam lagi.Segala kekuatan suci yang telah terbangun oleh ketekunan kitamelaksanakan praktek dapat bertumbuh lebih kuat dan lebih kuat lagi.Yang perlahan-lahan tapi pasti akan terus melonggarkan cengkeraman sad

ripu dan ahamkara dari kesadaran kita, sehingga kita dapat menjadi sumberkedamaian dan pertolongan terbaik bagi diri sendiri dan semua mahluk. Tentu saja ini akan menjadi perjalanan spiritual yang panjang. Dalamprosesnya akan ada siklus naik-turun, kadang-kadang kita melakukankesalahan, kadang-kadang kita terjerembab dalam kebingungan. Hal itusangat wajar dan manusiawi. Yang terpenting adalah kita tetap memilikiniat yang kuat, ketekunan dan konsistensi, sehingga secara pasti kita sudahmengarahkan diri ke arah yang benar dan sangat terang. Teruskan, teruskan dan teruskanlah dengan tekun melaksanakanpraktek. Kelak dari garbha-nya suatu saat akan menghasilkan pencapaiankesadaran Atma [Atma Jnana].

TAHAP 3. PRATYAKSA PRAMANATAHAP HASIL – Tahap Memahami Ajaran Dharma Melalui Mengalami Sendiri Secara Langsung Para sadhaka setelah melewati tahap memahami ajaran suci dharmadengan cara mempelajari teori [agama pramana], selanjutnya dia memasukitahap memahami ajaran suci dharma dengan cara tekun melaksanakanpraktek selama bertahun-tahun [anumana pramana]. Jika praktek meditasi kita sudah mendalam, kemudian menyatudengan pikiran-perasaan yang jernih tenang-seimbang sebagai hasil darimeredanya cengkeraman enam kegelapan pikiran dan ego, serta menyatudengan akumulasi karma baik yang berlimpah, maka disana barulah sangatterbuka kemungkinan tercapainya kesadaran Atma. Hanya masalah waktu sang sadhaka akan mencapai tahap pratyaksapramana, yaitu tahap mengetahui, mengalami dan mencapai kesadaranAtma dan kenyataan semesta dengan cara mengalami sendiri secaralangsung. Perjalanan spiritual yang sesungguhnya adalah perjalanan mengenaldiri. Sebelum tekun melaksanakan praktek sadhana dalam jangka waktupanjang, kita semua menyangka bahwa tubuh fisik, pikiran, perasaan dankepintaran secara logika [gagasan] adalah diri kita. Itu sebabnya sebagianmanusia secara menyedihkan berusaha habis-habisan untukmelindunginya.

Jika suatu saat kita berhasil mencapai kesadaran Atma, keheninganyang dilimpahi oleh belas kasih dan kebaikan tidak terbatas, pada titikkesadaran tersebut kita akan menyadari bahwa sesungguhnya manusiaadalah Tuhan [Brahman/Atman] yang dibungkus oleh beberapa lapisan.Tubuh fisik, pikiran, perasaan dan kepintaran secara logika [gagasan]merupakan lapisan-lapisan pembungkusnya. Lem perekat lapisan-lapisanpembungkus tersebut adalah sad ripu [enam kegelapan pikiran] danahamkara [ego, ke-aku-an]. Dengan ketekunan melaksanakan praktek sadhana dalam jangkawaktu panjang, lem perekat lapisan-lapisan pembungkus tersebut [yaituenam kegelapan pikiran dan ego] akan semakin kehilangancengkeramannya pada kesadaran. Kehilangan kekuatan pelekatnya padakesadaran. Ketika semua lapisan-lapisan pembungkus tersebut terlepas,disanalah kita mencapai bagian terdalam dari diri kita yang suci. Tercapainya kesadaran Atma, keheningan yang dilimpahi oleh belaskasih dan kebaikan tidak terbatas. Mengetahui, mengalami dan mencapaikesadaran Atma sebagai mengalami sendiri secara langsung. Bagi orang awam, kebahagiaan adalah terpenuhinya keinginan,harapan atau ambisi mereka. Bagi sadhaka yang kesadaran Atma-nya sudahbercahaya, kebahagiaan datang dari perbuatan atau perkataan yangmenyelamatkan, membantu, atau membahagiakan mahluk lain. Bagisadhaka yang kesadaran Atma-nya sudah kembali sempurna, kebahagiaanadalah mengalami sendiri secara langsung [pratyaksa pramana] bahwakenyataan diri yang sejati adalah keheningan yang dilimpahi oleh belaskasih dan kebaikan tidak terbatas. Dalam kedalaman keheningan yang dilimpahi oleh belas kasih dankebaikan tidak terbatas, kita akan menyadari sebagai pengalaman langsungbahwa diri kita dan semua mahluk adalah laksana gelombang-gelombangombak yang berbeda-beda di samudera yang sama. Di permukaansamudera, gelombang ombak banyak sekali memiliki identitas dan

perbedaan. Ada gelombang yang besar, ada yang kecil, ada yang panjang,ada yang pendek, ada yang berbuih, dsb-nya, banyak sekali perbedaannya.Tapi di kedalaman samudera, semua sekat-sekat perbedaan, nama danidentitas lenyap. Yang ada hanya samudera luas tidak terbatas. Dalamkedalaman keheningan kita tersadarkan bahwa kenyataan sejati kita adalahsamudera. Inilah yang dimaksud dengan penyatuan kosmik antara Atmandengan Brahman [Moksha]. Selain itu, dengan menyadari kembali kenyataan sejati Atma, kitaakan memiliki energi luar biasa untuk dapat menyelam ke dasar yangterdalam. Kesadaran seperti ini memberikan kita kesempatan untukmemahami kenyataan diri sendiri dan pengetahuan rahasia yang tertinggi,pengetahuan yang sudah ada di dalam diri kita sejak awal yang tidakberawal. Di kedalaman kesadaran kita akan menemukan ada kecerdasankosmik dan kebijaksanaan tidak terhingga di dalam diri. Rasa iri hati,sentimen, marah, benci, dendam, tidak puas, serakah, sombong, bingung,gelisah dan sifat mementingkan diri sendiri adalah tumpukan-tumpukanlumpur yang menutupi kecerdasan kosmik dan kebijaksanaan tidakterhingga, sehingga kita gagal mengetahuinya. Kita akan sepenuhnya menyadari bahwa kitab-kitab suci dan ajaransuci dharma yang ada \"diluar\" hanyalah sebatas alat bantu di tahap-tahapawal saja. Karena sesungguhnya \"di dalam\" diri kita sendiri adalah kitab suciyang hidup dan berjalan. Inilah tahap pencapaian spiritual yang disebutoleh leluhur kita di Bali sebagai \"dharma sunia\" [ajaran suci dharma yangditemukan di kedalaman keheningan]. Tapi sekali lagi [sangat penting untuk ditekankan] kita tidak akanpernah bisa mengetahui, mengenali dan mencapai semua kebenarankosmik ini hanya sebatas dengan menggunakan kepintaran secara logikasaja. Kita baru bisa mengetahui, mengenali dan mengalami sendirikenyataan kosmik ini jika kita menyatukan ajaran suci dharma dengankesadaran. Caranya adalah kita benar-benar tekun dalam jangka waktupanjang bertahun-tahun melaksanakan praktek sadhana.

Semoga kita semua memiliki niat yang kuat, ketekunan dankonsistensi dalam melaksanakan praktek sadhana [upaya menyatukanajaran suci dharma dengan kesadaran]. Semoga perlahan-lahan kita dapatmelonggarkan cengkeraman sad ripu dan ahamkara dari kesadaran kita,sehingga kita dapat menjadi sumber kedamaian dan pertolongan terbaikbagi semua mahluk. Semoga segala kekuatan suci yang telah terbangundari ketekunan kita melaksanakan praktek sadhana dapat bertumbuh lebihkuat dan lebih kuat lagi. Semoga semua pemahaman dharma, semuapemahaman tentang diri, serta semua pemahaman tentang kenyataansemesta yang telah kita peroleh, dapat menjadi lebih dalam dan lebihdalam lagi. Semoga perjalanan semua mahluk milyaran tahun dalam siklussamsara dapat berakhir di tempat yang sangat terang dan mahasuci.Om shanti shanti shanti !

RUMAH DHARMA - HINDU INDONESIAKumpulan e-book lengkap dari Rumah Dharma - Hindu Indonesia bisa di-download secara gratis tanpa dipungut biaya apapun di :tattwahindudharma.blogspot.comHalaman facebook Rumah Dharma - Hindu Indonesia :facebook.com/rumahdharma

DHARMA DANARumah Dharma - Hindu Indonesia Rumah Dharma - Hindu Indonesia telah dan akan terus melakukanpenerbitan buku-buku dharma berkualitas, baik berupa e-book maupun bukucetak, untuk dibagi-bagikan secara gratis tanpa dipungut biaya apapun. Untuk melakukan penyebaran buku-buku dharma berkualitas, RumahDharma - Hindu Indonesia memerlukan bantuan para donatur, yang sadar akanpentingnya melakukan pembinaan kesadaran masyarakat. Semakin banyakdharma dana yang terkumpul maka semakin banyak juga buku-buku dharma yangdapat diterbitkan dan disebarluaskan. Ada empat cara memanfaatkan kekayaan sebagai ladang kebaikan yangbernilai sangat utama, salah satunya adalah ber-dharma dana untuk penyebaranajaran dharma. Karena ini bukan saja sebuah kebaikan mulia dengan karma baikberlimpah, tetapi juga adalah sebuah sadhana nirjara, sadhana penghapusankarma buruk. Karma baik dari mendonasikan dharma dana bagi penyebarluasan ajarandharma adalah :1. Donatur akan mendapatkan penghapusan berbagai karma buruk.2. Dalam setiap reinkarnasi kelahirannya donatur akan berjodoh dengan ajarandharma yang suci dan terang.3. Donatur akan mendapatkan perlindungan dharma, tidak mudah terseretdendam kebencian, pikirannya lebih mudah tenang, serta menjadi lebih bijaksana.4. Jika dampak penyebarannya mencerahkan masyarakat luas, donatur akanmendapatkan perlindungan dari para Dewa-Dewi.Transfer Dharma Dana anda ke rekening :Bank BNI Kantor Cabang DenpasarNo Rekening : 0340505797Atas Nama : I Nyoman Agus KurniawanAstungkara berkat karma baik ini para donatur mendapat kerahayuan.

TENTANG PENULIS I Nyoman Kurniawan lahir pada tanggal 29 January 1976. Mendapatkan garis spiritualnya dari kakeknya, Pan Siki, seorang balian usadha dari Br. Tegallinggah Kota Denpasar. Pada tahun 2002, memulai perjalanan spiritualnya dengan belajar meditasi. Pada tahun 2007 mulai memberikan komitmen menyeluruh kepada spiritualisme dharma. Di tahun yang sama belajar dengan Guru dharma-nya yang pertama, serta memulai melakukan tirthayatra dan penjelajahan ke berbagai pura pathirtan kuno, sebagai bagian dari arahan gurunya, sekaligus juga panggilan spiritualnya sendiri.Pada tahun 2009 mulai belajar dengan Guru dharma-nya yang kedua, mendalamikekayaan spiritual Hindu Bali, mendalami ajaran Tantra, menjalin pertemanandengan banyak Guru dan praktisi spiritual, serta tetap meneruskan melakukantirthayatra dan penjelajahan ke berbagai pura pathirtan kuno.Pada tahun 2010 mulai melakukan pelayanan dharma untuk umum di halaman fbrumah dharma, serta mulai memberikan tuntunan dan berbagi ajaran kepadaadik-adik dharmanya. Di tahun yang sama juga mulai menulis buku. Inspirasidharma yang didapatnya dari perjalanan ke berbagai pura pathirtan kuno,dikombinasikan dengan ajaran dari para Guru-nya, dari praktek meditasi,membaca puluhan buku-buku suci, serta diskusi-diskusi panjang dengan banyakpraktisi spiritual, kemudian ditulisnya menjadi berbagai buku.Pada tahun 2015 mulai belajar dengan Guru dharma-nya yang ketiga, serta tetapmeneruskan melakukan pelayanan dharma untuk umum.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook