Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore CERPEN NABILA

CERPEN NABILA

Published by nabila dara putri, 2022-06-19 12:30:08

Description: CERPEN NABILA

Search

Read the Text Version

Kesalahpahaman Aku adalah anak yang sudah tinggal sendiri karena aku tidak tau siapa orang tuaku. Perkenalkan namaku Akira Sahira Matsumoto, biasa dipanggil Akira. Sebelumnya aku tinggal di panti asuhan sejak aku kecil. Bahkan aku tidak tahu mengapa aku bisa ada di panti asuhan. Semenjak beranjak dewasa aku berusaha untuk mencari uang untuk kuliah dan membeli rumah. Setelah aku mendapat pekerjaan dan uang yang cukup, aku segera membeli rumah dan mendaftar kuliah. Walaupun aku sudah mempunyai rumah sendiri, aku masih sering datang ke panti untuk bertemu dengan ibu dan adik-adik yang lain. Sekarang aku berada di salah satu kampus impianku. Aku masuk jurusan yang merupakan impianku. Hari ini hari pertama aku masuk kuliah dan pasti akan banyak kegiatan selama beberapa hari kedepan. Saat sampai dikampus aku belum terlalu paham tempat dimana harus berkumpul untuk mahasiswa baru, jadi aku bertanya oleh salah satu kakak tingkat laki-laki yang kebetulah lewat disampingku. “Permisi, apakah anda tahu di mana saya harus berkumpul bersama mahasiswa baru?” tanyaku. “Lo anak baru? Ikut gue sekarang, kita searah.” Jawabnya dengan nada dingin. Beberapa menit kemudian aku sampai di aula tempat mahasiswa baru berkumpul. “Terima kasih kak.” Ucapku ramah. “Hm.” Jawabnya dingin. Aku berpikir seperti apa sebenarnya orang ini. Biarkan saja, aku hanya ingin menikmati hari pertamaku masuk kuliah. Setengah hari ini sudah banyak kegiatan yang dilakukan, hingga membuat badanku lelah. Selama aku mengikuti masa kuliah aku mengambil cuti kerja dan akan kerja ketika ada waktu senggang. Semenjak aku diantar oleh kakak laki-laki itu, aku selalu di ganggu oleh salah satu kakak tingkat perempuan. Oh iya, kakak laki-laki itu Bernama Aksara Putra. Setiap saat aku selalu diganggu oleh kakak tingkat yang Bernama Syafa Syahira. “Heh anak baru kenapa deket-deket sama Aksa?!” “Aku nggk deket kak. Bahkan aku nggak tahu nama kakaknya tadi siapa.” “Awas aja lo sampai deketin sampai deketin Aksa!”. Ancamnya.

Sekarang aku sedang terburu-buru untuk pergi ke kampus karena aku bangun kesiangan.. *brukkk* aku menabrak orang. “Maaf, aku tidak sengaja.” Ucapku sambil menahan sakit. “Kalau jalan tu lihat depan bukan lantai.” “Maaf kak, kalau begitu aku permisi. Sekali lagi maaf kak.” Jawabku. Tapi saat ingin ingin pergi tanganku ditahan oleh kak Aksa. “Kaki lo terluka, obati sekarang. Selesai baru lo bisa ke kelas” “Nggak usah kak, nanti aja.” “Udah nurut dan ikut gue.” Tanganku ditarik untuk bawa ke UKS. Sesampainya disana kakiku diberi obat oleh kak Aksa. Setelah bersih dan diperban aku pamit. “Terima kasih kak, aku permisi.” “Hm.” Setelah itu aku kembali ke kelas. Saat diperjalanan tiba-tiba tanganku ditarik oleh seseorang dan dibawa ke kamar mandi. “Anak baru yang udah gue peringatin. Ternyata lo mau main-main sama gue ya!” “Aku udah pernah bilang kalua tidak lagi di dekat kak Aksa, dia hanya membantuku menyembuhkan lukaku.” “Ini luka lo yang dibersihin sama Aksa!” sambil menendang kakiku. “Sakit kak jangan di tending.” Jawabku sambil menangis sesegukan. Saat aku menunduk dan menangis tiba-tiba badanku diguyur dengan air dan terasa sangat dingin dan perih dibagian kaki. Saat kak Syafa dan teman-temannya asik membullyku, pintu kamar mandi terbuka sangat keras. “Lo apain anak orang sya?” tanya seseorang dengan nada dingin. Dan ternyata dia adalah kak Aksa. “Aksa ini nggk kayak yang lo lihat.” Jawab kak Syafa ketakutan. “Gue kasih tau dan peringatin lo, Akira cuma adik tingkat.” Jawab kak Aksa dingin. “Tapi dia kegatelan deket sama lo sa.”

“Gue capek lihat kelakuan lo yang main firnah sendiri!, gue udah punya pacar. Dan asal lo tau Akira udah gue anggap sebagai adek gue sendiri, karena dia mirip kayak adik gue yang udah meninggal.” “Gue tau lo suka Akira!.” “Lo lihat dia yang di deket pintu, dia pacar gue namanya Namira. Dan lo nggk usah berharap untuk jadi pacar gue. Kalua lo masih ganggu Akira gue bakal bilang apa yang lo lakuin ke dia ke rector karena gue punya bukti rekamannya.” Setelah itu kak Syafa dan teman-temannya pergi. Kak Namira bantuin aku untuk berdiri dan menyuruhku untuk membersihkan badan. Setelah itu aku diantar pulang oleh kak Aksa dan Kak Namira. “Makasih kak, maaf kalau aku selalu ngerepotin.” “Gapapa, lagipula Aksa juga udah cerita kalua kamu dianggap sebagai adiknya walaupun dia dingin.” Jawab kak Namira sambil tersenyum dan tertawa. Setelah itu aku mendekat kea rah kak Aksa. “Makasih ya kak udah bantuin aku.” “Kalau ada apa-apa bilang, karena kamu udah aku anggapa sebagai adekku.” Aku hanya tersenyum. Kak Aksa dan Namira pamit untuk pulang. Setelah kejadian kesalahpahaman itu, kak Syafa dan teman-teman sudah tidak menggangguku lagi. Aku semakin dekat dengan kak Aksa dan Kak Namira. Aku selalu diajak pergi oleh mereka, aku merasa seperti beruntung memiliki mereka. Jadi, kesalahpahaman seperti itu sebaiknya dicari tahu dulu kebenarannya sebelum menghakimi orang. karena jika tidak dicari tahu kebenarannya akan membuat suasana semakin tidak terkendali.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook