ascomycota
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat TUHAN karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan booklet yang berjudul ''ascomycota''. booklet ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah mikrobiologi. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Booklet ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan booklet ini. Semoga booklet ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. kefamenanu, 05 desember 202 PENYUSUN
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR A.DIVISI ASCOMICOTA B.CIRI-CIRI C.KLASIFIKASI a). Genus Saccharomyces b)Genus Neurospora c) Genus Aspergillus d)Genus Penicillium D.PERANAN ASCOMYCOTA 1)Fungi yang Menguntungkan dari golongan Ascomycetes 2)Fungi yang Merugikan dari golongan Ascomycetes E.REPRODUKSI ASCOMYCOTA 1)Reproduksi Ascomycota Secara Aseksual (Uniseluler) 2)Reproduksi Ascomycota Secara Aseksual (Multiseluler) F.MANFAAT ASCOMYCOTA DAFTAR PUSTAKA
Daftar gambar 1.1. Genus Saccharomyces 1.2. Gambar Genus Neurospora 1.3. Gambar Genus Aspergillus 1.4. Gambar Genus Penicillium
A. DIVISI ASCOMYCOTA Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana. Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak. Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid. Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium dengan anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke askogonium dan kemudian berpasangan dengan inti pada askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian askogonium berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya berinti 2. Bagian ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus. Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan miselium vegetatif yang kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah secara meiosis untuk menghasilkan 8 spora askus (askospora). Apabila askospora tersebut jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh membentuk hifa atau miselium baru.
B.CIRI-CIRI Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan.Tubuh jamur ini tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak). Ciri khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium. Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium merupakan hifa khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa penyokong yang disebut konidiofor. Ciri-ciri umum Ascomycota : · Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler. · Memiliki hifa yang bersekat-sekat, dan berinti banyak · Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. · Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak). Ciri khas Ascomycota berkembang biak secara seksual dengan struktur pembentuk spora yang disebut Askus. Contoh ascomycota adalah Penicilium, Aspergillus, dan Saccharomyces
B.CIRI-CIRI Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan.Tubuh jamur ini tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak). Ciri khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium. Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium merupakan hifa khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa penyokong yang disebut konidiofor. Ciri-ciri umum Ascomycota : · Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler. · Memiliki hifa yang bersekat-sekat, dan berinti banyak · Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. · Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak). Ciri khas Ascomycota berkembang biak secara seksual dengan struktur pembentuk spora yang disebut Askus. Contoh ascomycota adalah Penicilium, Aspergillus, dan Saccharomyces
C. KLASIFIKASI a). Genus Saccharomyces Jamur ini tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain. Tubuhnya terdiri atas sel bulat atau oval. Spesies yang terkenal dari genus Saccharomyces ini adalah jenis Saccharomyces cerevisiae. Sel-sel Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas sehingga membentuk rantai sel yang menyerupai hifa atau hifa semu. Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. 1.1. Gambar Genus Saccharomyces b)Genus Neurospora Neurospora mudah ditemukan di bekas kayu terbakar pada musim penghujan, konidianya berwarna oranye. Jika dengan mikroskop, konidia jamur ini tampak berderet membentuk rangkaian spora yang tumbuh menurut arah jari-jari. Di Jawa Barat, jamur ini digunakan untuk pembuatan oncom, yaitu tempe dengan bahan dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah. Jamur ini banyak digunakan para ahli sebagai bahan penelitian sitogenetika. 1.2.Gambar Genus Neurospora
c) Genus Aspergillus Fase perkembangbiakan aseksual Aspergillus menghasilkan konidium yang disangga konodiofor. Ujung konidiofornya berbentuk seperti bola dengan sejumlah cabang yang masing-masing menyangga ranting konidium. Jamur ini tumbuh sebagai saproba pada berbagai macam bahan organik, seperti roti, olahan daging, butiran padi, kacangkacangan, makanan dari beras atau ketan, dan kayu. 1.3.Gambar Genus Aspergillus d) Genus Penicillium Pada tempat-tempat yang ditumbuhi Aspergillus dapat juga ditemukan Penicillium. Fase aseksual jamur ini menghasilkan konidium yang disangga oleh konidiofor. Berbeda dengan Aspergillus, konidiofor Penicillium bercabang-cabang, dan masing-masing menyangga sekumpulan cabang yang lebih pendek. Beberapa spesies Penicillium digunakan dalam pembuatan keju, seperti P.camemberti dan P.requoforti yang memberikan aroma khas pada keju. P.notatum dan P.chrysogenum menghasilkan penisilin. P.digitarum dan P.italicum dapat menyebabkan kerusakan pada buah jeruk. P.expansum menyebabkan buah apel membusuk di tempat penyimpanan. 1.4.Gambar Genus Penicillium
D. PERANAN ASCOMYCOTA 1. Fungi yang Menguntungkan dari golongan Ascomycetes Saccharomycescereviciae, berperan dalam pembuatan bir, roti maupun alkohol, sebab dapat memproduksi etanol secara fermen tasi dalam jumlah yang besar dan mempunyai toleransi terhadap alkohol yang tinggi (Koesoemadinata, 2001). Penicilliumchrysogenum, berperan dalam pembuatan antibiotik penisilin. Antibiotik penisilin ini digunakan untuk menghambat bahkan membunuh bakteri patogen. Penicilliumroqueforti, berperan dalam meningkatkan kualitas keju. Aspergillusoryzae, berperan dalam pembuatan tauco. Aspergilluswentii, berperan dalam pembuatan kecap. 2. Fungi yang Merugikan dari golongan Ascomycetes Venturiainaequalis, penyebab penyakit yang merusak buah apel. Claviscepspurpurea, penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Gandum yang terkena spesies ini akan menimbulkan ergotisma pada hewan atau manusia yang memakannya. Aspergillusflavus, mengandung senyawa aflatoksinyang hidup pada kacang dan media lain yang sejenis, dapat membahayakan hati (liver) dan bersifat karsinogenik. Penicilliummarneffei, menyebabkan penyakit penisiliosis dengan kelainan pada kulit dan paru. Candidaalbicans, menyebabkan peradangan atau infeksi pada mulut, kulit, kuku, vulvovaginitis, stomatitis.
E. REPRODUKSI ASCOMYCOTA 1.Reproduksi Ascomycota Secara Aseksual (Uniseluler) Jamur ascomycota yang uniseluler melakukan reproduksi dengan pelepasan tunas (budding) sel induk. Tunas yang lepas akan menjadi sel jamur baru. Namun ketika sel tunas tidak terlepas, maka akan membentuk hifa semu (pseuddohifa). 2.Reproduksi Ascomycota Secara Aseksual (Multiseluler) Jamur ascomycota yang seluler bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi hifa dan membentuk spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang terputus akan menjadi hifa jamur baru. Hifa haploid (n) dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Konidia jamur ascomycota berwarna-warni, diantaranya hitam, biru, coklat dan berwarna orange. Jika lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi hifa haploid.
F. MANFAAT ASCOMYCOTA Ascomycota sangat bermanfaat bagi manusia sebagai sumber senyawa penting medis, seperti antibiotik, fermentasi roti, minuman beralkohol, dan keju. Spesies penisilin pada keju dan yang memproduksi antibiotik untuk mengobati penyakit infeksi bakteri adalah contoh ascomycota. Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk membuat roti, bir dan anggur, di mana gula proses seperti glukosa atau sukrosa difermentasi untuk membuat etanol dan karbon dioksida. Di Asia, jenis Aspergillus oryzae ditambahkan ke dalam bubur kacang kedelai yang direndam untuk membuat kecap. Jenis ini juga digunakan untuk memecah pati dalam beras dan biji-bijian lainnya menjadi gula sederhana untuk difermentasi menjadi minuman beralkohol Asia Timur seperti huangjiu dan sake.
DAFTAR PUSTAKA Lianah, M. Pd. DASAR-DASAR MIKOLOGI. Alinea Media Dipantara. Lianah, M. P. DASAR-DASAR MIKOLOGI. Alinea Media Dipantara. LIANAH, M. Pd. DASAR-DASAR MIKOLOGI. Alinea Media Dipantara. Toy, B. A. I., et al. \"Desain bahan ajar biologi berbasis discovery learning dengan scientific approach untuk materi jamur di kelas X SMA.\" BIOSFER: Jurnal Pendidikan Biologi 11.1 (2018): 68-77. Sastrahidayat, Ika Rochdjatun. Mikologi (ilmu jamur). Universitas Brawijaya Press, 2011. Sastrahidayat, I. R. (2011). Mikologi (ilmu jamur). Universitas Brawijaya Press. Hidayat, Nur, Sri Sumarsih, and Asri Insiana Putri. Mikologi Industri. Universitas Brawijaya Press, 2016.
Search
Read the Text Version
- 1 - 13
Pages: