Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Modul Sosiologi X

Modul Sosiologi X

Published by Gabriel Cyrillus Lesmana Koban, 2022-08-02 10:29:11

Description: Modul Sosiologi X

Search

Read the Text Version

Penyimpangan Sosial 1) Konformitas Proses sosialisasi menghasilkan konformitas. Menurut John M. Shepard, konformitas merupakan bentuk interaksi ketika seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat tempat tinggalnya. Konformitas berarti proses penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara menaati norma dan nilai yang dianut masyarakat. Sementara itu, perilaku yang menyimpang atau tidak sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat disebut sebagai perilaku nonkonformis atau perilaku menyimpang (deviant behavior). 2) Perilaku Menyimpang Perilaku Menyimpang Suatu perilaku dikatakan menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Contohnya, menyontek, melakukan tawuran, merampok, mencuri, membunuh, menganiaya, menculik, menggunakan narkoba, atau melakukan korupsi. Dalam skala yang lebih kecil, perilaku menyimpang juga termasuk pelanggaran terhadap kebiasaan atau kepantasan, seperti siswa yang bolos sekolah atau pemuda yang mabuk-mabukan. Menurut para sosiolog, penyimpangan bukan sesuatu yang melekat pada bentuk perilaku tertentu, melainkan diberi ciri penyimpangan melalui definisi sosial. Definisi tersebut dapat bersumber dari kelompok yang berkuasa dalam masyarakat atau dari masyarakat umum. Berikut definisi para ahli tentang perilaku menyimpang. Teori-teori Perilaku Menyimpang 1). Edwin H. Sutherland Mengemukakan sebuah teori yang dinamakannya differentia association theory. Menurutnya, penyimpangan bersumber pada pergaulan dengan orang yang berperilaku menyimpang. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya. Melalui proses belajar ini, seseorang mempelajari suatu budaya menyimpang. 2). Edwin M. Lemert menamakan teorinya labelling theory. Menurut Lemert, seseorang menjadi penyimpang (deviant) karena proses labelisasi (pemberian julukan atau cap) oleh masyarakat terhadap orang tersebut. Selanjutnya Lemert mengembangkan gagasan tentang penyimpangan primer dan sekunder untuk menjelaskan proses pelabelan. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

a). Penyimpangan primer, yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang namun pelakunya masih dapat diterima secara sosial. Cirinya, sifatnya sementara, tidak berulang, dan dapat ditolerir masyarakat. b). Penyimpangan sekunder, yaitu perilaku menyimpang yang tidak dapat ditolerir masyarakat. Penyimpangan tersebut dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus-menerus. 3). Robert K. Merton Mertonmelihat perilaku menyimpang dari sudut pandang yang lebih luas (makro), yaitu struktur sosial. Menurut Merton, struktur sosial tidak hanya menghasilkan konformitas, tapi juga perilaku menyimpang. Struktur sosial menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial dan menekan orang tertentu ke arah perilaku nonkonformis. 4). Emile Durkheim Durkheim berpendapat bahwa orang yang berwatak jahat akan selalu ada dan kejahatan pun akan selalu ada. Dia bahkan berpandangan bahwa kejahatan diperlukan oleh masyarakat, karena dengan adanya kejahatan maka moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal. 5). Karl Marx Teori Marx dikenal dengan sebutan teori konflik. Menurut Marx, perilaku menyimpang merupakan perilaku yang didefinisikan atau dibentuk oleh pihak yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Menurutnya, hukum merupakan cerminan kepentingan pihak yang berkuasa dan pengadilan hanya menguntungkan pihak tersebut. Hubungan Antara Perilaku Menyimpang dan Sosialisasi yang Tidak Sempurna Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari tentang pelaku-pelaku sosialisasi, seperti keluarga, sekolah, teman sepermainan, dan media massa (cetak elektronik). Setiap pelaku sosialisasi mempunyai fungsi masing-masing yang seharusnya saling melengkapi. Namun pada kenyataannya, sering terjadi ketidaksepadanan antara pesan yang disampaikan pelaku sosialisasi yang satu dengan pelaku sosialisasi yang lain. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

Sifat dan Macam Perilaku Menyimpang Sifat-sifat Perilaku Menyimpang a) Penyimpangan Positif, penyimpangan yang berdampak positif terhada sistem sosial karena mengandung unsur inovasi, kreativitas, dan memperkaya alternatif. b) Penyimpangan Negatif, dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak mengikuti nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial. Tindakan dan pelakunya akan dicela dan tidak diterima oleh masyarakat. Macam-macam Perilaku Menyimpang a. Tindakan Kriminal atau Kejahatan Tindakan kriminal atau kejahatan bertentangan dengan norma hukum, norma sosial, dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Contoh tindakan kriminal (delik) antara lain adalah pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan. Tindakan kejahatan umumnya mengakibatkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa. Tindakan kejahatan mencakup pula semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan kestabilan Negara seperti korupsi, makar, subversi, dan terorisme. Donald Light, Suzanne Infeld Keller, dan Craig J. Calhoun membedakan kejahatan menjad empat tipe, yaitu: a) Kejahatan tanpa korban (crime without victim), kejahatan jenis ini tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contoh, berjudi, mengonsumsi narkoba, mabuk-mabukan, dan perilaku seks bebas b) Kejahatan terorganisir (organized crime), pelaku kejahatan jenis ini merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan menghindari hukum. Contoh, komplotan koruptor, pelacuran, perjudian illegal, penadah barang curian, atau peminjaman uang dengan bunga tinggi (rentenir) c) Kejahatan kerah putih (white collar crime), merupakan tipe kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam pekerjaannya d) Kejahatan korporat (corporate crime), kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Contoh, perusahaan yang membuang limbah ke sungai SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

b. Penyimpangan Seksual Adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. a) Perzinaan, hubungan seksual di luar nikah b) Lesbianism, hubungan seksual yang dilakukan oleh sesama wanita c) Homoseks, hubungan seksual yang dilakukan oleh sesama laki-laki d) Kumpul kebo, tinggal bersama seperti suami istri tanpa hubungan pernikahan e) Transvestitisme, memuaskan keinginan seks dengan mengenakan pakaian lawan jenis f) Sodomi, hubungan seks melalui anus g) Sadism, pemuasan seks dengan menyakiti orang lain h) Pedofilia, memuaskan keinginan seks melalui hubungan seksual dengan anak- anak c. Pemakaian dan Pengedar Obat terlarang d. Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup, penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang berbeda dari biasanya antara lain sikap arogan dan eksentrik.. Pengendalian Sosial 1. Hakikat Pengendalian Sosial Pengendalian sosial adalah mekanisme untuk mencegah penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma dan nilai yang telah melembaga. Para sosiolog menggunakan istilah pengendalian sosial untuk menggambarkan segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang oleh sekelompok orang atau masyarakat yang bersangkutan untuk memaksa individu agar taat pada sejumlah peraturan. 2. Cara Pengendalian Sosial Terdapat dua sifat pengendalian sosial, yaitu preventif dan represif. Preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Represif adalah pengendalian sosial yang ditujukan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi pelanggaran. Pengendalian yang terakhir ini dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

a). Cara Pengendalian Melalui Institusi dan Noninstitusi Cara pengendalian melalui institusi adalah cara pengendalian sosial melalui lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat, seperti lembaga pendidikan, hukum, agama, politik, ekonomi dan keluarga. Cara pengendalian melalui noninstitusi adalah cara pengendalian di luar institusi sosial yang ada, seperti oleh individu atau kelompok massa yang tidak saling mengenal. Cara pengendalian ini sering kali menggunakan kekerasan dan sifatnya tidak resmi. b). Cara Pengendalian secara Lisan, Simbolik, dan Kekerasan Cara pengendalian melalui lisan dan simbolik disebut juga cara pengendalian sosial persuasif. Cara ini menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan- aturan yang berlaku. Cara pengendalian sosial melalui kekerasan sering juga disebut cara pengendalian koersif. Cara ini menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekuatan fisik. Tujuannya adalah agar si pelaku jera dan tidak melakukan perbuatannya lagi. c). Cara Pengendalian Sosial Melalui Imbalan dan Hukuman (Reward and Punishment) Cara pengendalian sosial melalui imbalan cenderung bersifat preventif. Seseorang diberi imbalan atas tindakannya agar ia berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Cara pengendalian sosial melalui hukuman cenderung bersifat represif. Cara ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi pelanggaran. d). Cara Pengendalian Sosial Formal dan Informal Cara pengendalian formal menurut Paul Horton dan Chester Hunt adalah cara pengendalian sosial oleh lembaga-lembaga resmi yang memiliki peraturan- peraturan resmi, seperti perusahaan, perkumpulan serikat kerja, atau lembaga peradilan. Cara pengendalian informal adalah cara pengendalian sosial yang dilakukan oleh kelompok yang kecil, akrab, bersifat resmi, dan tidak mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

e). Cara Pengendalian Sosial melalui Sosialisasi Menurut Erich Fromm, apabila suatu masyarakat ingin berfungsi efektif, maka para anggota harus berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang mengatur pola hidup masyarakat tersebut. Agar anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma (konform), diperlukan proses penanaman nilai dan norma yang disebut sosialisasi. f). Cara Pengendalian Sosial Melalui Tekanan Sosial Richard Lapiere melihat pengendalian sosial sebagai proses yang lahir dari kebutuhan individu agar diterima dalam kelompok. Peran Lembaga Formal dan Informal dalam Pengendalian Sosial a) Polisi b) Pengadilan c) Adat d) Tokoh Masyarakat e) Media Massa SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

Metode Penelitian Sosial A. Proses Berpikir dan Penelitian 1. Proses Berpikir (Penalaran) Penalaranadalah suatu proses berpikir untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Hal ini disebabkan oleh dua hal berikut. 1) Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut 2) Manusia memiliki kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu Penalaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Logis, yaitu sesuai dengan logika. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus atau tepat. 2) Analitis, yaitu bersifat analisis. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Jenis penalaran yang penting bagi penelitian adalah sebagai berikut. 1) Deduksi, orang pertama yang mengembangkan sistem logika deduktif untuk menjelaskan suatu persoalan adalah Aristoteles (384-322 SM). Berpikir deduktif adalah proses penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum ke hal yang bersifat khusus. 2) Induksi, merupakan metode pemikiran yang bertolak dari peristiwa khusus untuk menentukan hukum umum. 3) Gabungan induksi dan deduksi, dalam penelitian banyak argumen dibangun dengan menggabungkan proses penalaran induksi dan deduksi secara berurutan. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

2. Penelitian Penelitian adalah usaha menarik kesimpulan yang dapat dipercaya kebenarannya, yang dilakukan dengan sadar dan teliti menurut prosedur ilmiah tertentu. penegrtian lain, penelitian adalah aktivitas ilmiah yang menggunakan metode ilmiah terhadap satu atau beberapa masalah di dalam dunia empiris melalui pengumpulan data (data collecting). Tiga syarat penelitian 1) Sistematis, dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai yang kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. 2) Terencana, dilaksanakan secara sengaja dan langkah-langkah pelaksanaannya sudah dipikirkan sebelumnya. 3) Mengikuti prosedur ilmiah, mulai dari awal sampai akhir kegiatan, penelitian dilakukan menurut cara-cara yang sudah ditentukan. Cara berpikir seorang peneliti 1) Skeptis, menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan 2) Analitis, menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi 3) Kritis, selalu mendasarkan pikirandan pendapatnya pada logika serta menimbang segala hal secara objektif 4) Jujur, tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data 5) Terbuka, bersedia memberikan buktipenelitiannya dan siap menerima pendapat pihaklain Sikap seorang peneliti 1) Objektif, harus dapat memisahkan perasaan pribadi dan fakta 2) Kompeten, memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian 3) Faktual, bekerja berdasarkan faktayang diperoleh SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

Prosedur Penelitian Dilakukan dengan urutan sebagai berikut. 1) Penelitian dihadapkan pada suatu kebutuhan atau masalah tertentu 2) Merumuskan masalah sehingga batasan, kedudukan, dan alternatif cara pemecahan masalah tersebut menjadi jelas 3) Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak dalam mengadakan tindakan untuk menentukan alternatif pemecahan masalahyang dipilih 4) Mengumpulkan data untuk mengujihipotesis (collection of data as evidence) 5) Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan kepada hipotesis yang sudah dirumuskan 6) Menentukan kemungkinan untukmengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut serta implikasinya di masa yang akan datang. Tahapan Penelitian Menyusun rancangan penelitian 1) Menentukan masalah yang akan diteliti, adalah masalah yang dapat memotivasi seseorang untuk segera melaksanakan penelitian, selain itu juga harus cukup tersedia datanya di lapangan. 2) Studi pendahuluan, dilakukan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi jelas. 3) Merumuskan masalah, tindakan lebih lanjut setelah studi pendahuluan ke mana alur penelitian akan dimulai. 4) Merumuskan anggapan dasar, adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai tempat berpijak dalam melaksanakan penelitian. 5) Memilih pendekatan, adalah metode atau cara yang akan dipakai dalam melaksanakan penelitian. Secara umum ada dua pendekatan dalam penelitian yaitu, a) Pendekatan kuantitatif digunakan jika data yang hendak dikumpulkan adalah data kuantitatif (data berbentuk angka). b) Pendekatan kualitatif digunakan jika data yang hendak dikumpulkan adalah data kualitatif (data yang disajikan dalam bentuk kata atau kalimat). 6) Menentukan jenis dan sumber data. Mencakup apa yang akan diteliti dan dari mana data diperoleh. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

Jenis-jenis penelitian 1). Penelitian berdasarkan tujuannya a. Penelitian dasar (basic research), kegiatan utama penelitian ini adalah mengumpulkan informasi guna menyusun konsep dan hubungan, serta teori untuk menemukan prinsip- prinsip umum mengenai suatu topik yang nyata dalam masyarakat. b. Penelitian terapan (applied research), berusaha menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori dalam memecahkan suatu persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis lain dalam penelitian terapan, yaitu penelitian evaluasi yang dilakukan untuk menilai pelaksanaan suatu program. 2) Penelitian berdasarkan metodenya a. Penelitian historik, fokus kajian penelitian ini adalah peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. b. Penelitian survei, berusaha memperoleh informasi dari berbagai kelompok atau orang dengan cara penyebaran atau kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari. c. Penelitian eksperimen, dengan merekayasa dan mengontrol situasi alamiah menjadi situasi buatan sesuai dengan tujuan penelitian. d. Penelitian observasi, tujuan penelitian ini adalah memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan. 3). Penelitian berdasarkan taraf a. pemberian informasi Penelitian eksploratif. Penelitian ini menggali suatu gejala yang masih baru. Penelitian ini bisa diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan “apa” dan “siapa”. b. Penelitian deskriptif. Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih detail tentang suatu gejala atau fenomena. Merupakan lanjutan dari penelitian eksploratif. Penelitian ini diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan “bagaimana”. c. Penelitian eksplanasi. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhirnya adalah berupa hubungan sebab akibat. Penelitian ini diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan “mengapa”. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

4) Penelitian berdasarkan data yang dikumpulkan a. Penelitian kuantitatif, menekankan pada jumlah data yang dikumpulkan. Pendekatan penelitian ini menggunakan teknik survei. b. Penelitian kualitatif, menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang diperoleh. Teknik berupa wawancara, dan tidak dianalisis dengan statistik. Rancangan Penelitian Umumnya rancangan penelitian terdiri dari delapan bagian besar, yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, landasan teori, hipotesis, dan metodologi penelitian. 1). Latar Belakang Masalah Harus mengemukakan alasan dipilihnya suatu masalah atau topik yang akan dijadikan bahan penelitian. Mengapa masalah tersebut perlu diteliti apa yang melatarbelakanginya. Dikemukakan juga fakta-fakta sementara yang diperoleh peneliti dari pengamatan dan studi kepustakaan. Dalam menentukan suatu masalah hal yang perlu dipertimbangkan adalah sejauh mana urgensi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Pertanyaan yang perlu ada dalam benak peneliti ketika membuat latar belakang masalah, adalah “kenapa masalah ini penting?”. 2). Perumusan Masalah Merupakan lanjutan dari latar belakang masalah, tetapi berbeda penekanannya. Pada permasalahan penelitian, pertanyaan yang ingin diangkat adalah “Apa yang menjadi permasalahan dalam tema ini?”. 3). Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian berfungsi sebagai dasar penelitian yang akan dilakukan. Pertanyaan penelitian adalah hal-hal yang ingin dijawab melalui penelitian. Selain itu merupakan rambu-rambu sehingga penelitian dapat terfokus. Sebaiknya tidak lebih dari tiga pertanyaan. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

4). Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian merupakan rumusan masalah dalam bentuk kalimat pernyataan. Tujuan penelitian sangat berkaitan dengan kesimpulan. Bila masalah penelitia merupakan hal yang dipertanyakan dan tujuan penelitian merupakan jawaban yang ingin dicari, maka kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh. Manfaat penelitian merupakan kegunaan nyata dari hasil yang akan dicapai melalui sebuah penelitian. Selain bersifat praktis, manfaat penelitian juga dapat bersifat teoretis. 5). Penelitian Terdahulu Dengan melacak penelitian terdahulu peneliti dapat menghindari duplikasi dan dapat memosisikan kedudukan penelitian yang tengah dilakukan. Hasil penelitian terdahulu juga dapat digunakan sebagai data pendukung. 6). Landasan Teori Landasan teori merupakan telaah masalah penelitian berdasarkan teori-teori atau bacaan-bacaan. Landasan teori adalah landasan teoretis bagi penulis untuk menjawab masalah penelitian. Adakalanya pada bagian landasan teori dimasukkan pula definisi konsep dan definisi operasional agar pembaca lebih memahami alur penelitian. Definisi konsep adalah definisi dari variabel-variabel yang ingin diteliti. Definisi operasional merupakan penjabaran dari variabel- variabel yang ingin diteliti sehingga variabel tersebut dapat diukur. 7). Hipotesis Hipotesis merupakan kemungkinan jawaban atas masalah penelitian. Disebut kemungkinan karena belum dibuktikan lewat penelitian di lapangan. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan variabel-variabel penelitian. Hipotesis dapat dibagi sebagai berikut. 1) Hipotesis nol (Ho), adalah dugaan awal sebelum dilakukan penelitian, biasanya berisi apa yang ingin dipatahkan atau ditolak dengan melakukan penelitian. 2) Hipotesis kerja (Ha), adalah dugaan yang ingin dibuktikan oleh peneliti. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel x dan y. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

8). Metode Penelitian Dalam bagian metode paling tidak terdapat empat bagian inti, yakni jenis penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan unit analisis. a. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada intinya merupakan bentuk penelitian yang ingi dilaksanakan oleh peneliti. b. Teknik Pengumpulan Data Secara umum, data terbagi atas 1) Data primer adalah data yangdiperoleh langsung dari lapangan penelitian. 2) Data sekunder adalah data yangtidak diperoleh secara langsung dari lapangan. Dalam penelitian sosial, teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah kuesioner atau angket, wawancara, observasi, dan studi literatur. Teknik yang digunakan tergantung pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan sampel yang digunakan. Teknik-teknik pengumpulan data tersebut memiliki alat atau instrumen pengumpulan data masing-masing. c. Teknik Analisa Data Merupakan cara mengolah data yang telah diperoleh dari lapangan. Teknik analisa data harus disesuaikan dengan jenis pendekatan penelitian. Teknik analisa data dibagi atas dua macam teknik, yakni kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif menggunakan rumus-rumus statistik dalam mengolah data. Teknik kualitatif menggunakan analisis fenomena yang terjadi di lapangan dikaitkan dengan teori yang ada. Pada bagian akhir akan ada pembahasan, kesimpulan, kritik dan saran, dan daftar pustaka. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

B. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Dalam hal pengamatan, pendekatan kuantitatif melakukan pengamatan melalui kacamata yang sempit pada serangkaian variabel yang telah disusun sebelumnya. Sementara itu, pendekatan kualitatif melakukan pengamatan melalui kacamata yang lebih lebar dan mencoba untuk mencari pola hubungan antarkonsep yang belum ditentukan sejak awal. Dalam pengumpulan data, instrumen pengumpul data merupakan alat yang diunggulkan pada pendekatan kuantitatif. Sementara itu, dalam pendekatan kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen itu sendiri sehingga muncul istilah human instrument. a. Karakteristik Penelitian Kuantitatif Secara umum beberapa ciri penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut. 1) Ada intervensi terhadap subjek. 2) Data berupa angka 3) Subjek banyak 4) Terdapat jarak dalam interaksi antara peneliti dan subjek penelitian untuk menjaga objektivitas penelitian 5) Analisis data setelah data terkumpul b. Karakteristik Penelitian Kualitatif Berikut adalah beberapa ciri penelitian kualitatif. 1) Bersifat alamiah. (tidak memanipulasi setting penelitian/tidak melakukan intervensi terhadap aktivitas subjek penelitian) 2) Data penelitian bersifat deskriptif 3) Subjek terbatas 4) Kontak personal secara langsung 5) Analisis data dilakukan secara induktif Memilih Subjek Penelitian sebagai Sumber Data dan Informasi 1). Populasi Penentuan subjek penelitian dapat dilakukan dengan cara populasi dan sampel. Cara populasi dilakukan jika pengambilan subjek penelitian mencakup seluruh populasi. Cara sampel dilakukan ketika pengambilan subjek penelitian menggunakan sebagian dari populasi. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

2). Sampel Penggunaan sampel dalam penelitian diperbolehkan selama sampel tersebut dapat mewakili populasinya dengan baik dan selama teknik pengambilan sampel dilakukan dengan benar. Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian dari populasi sebagai representasi. A. Teknik pengambilan sampel secara acak antara lain terdiri dari. 1). Sampel acak sederhana (simple random sampling), dalam metode ini, peneliti mencatat subjek- subjek di dalam populasi sehingga semua subjek memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Kemudian diberi nomor urut sebanyak populasi yang ada sebelum diacak untuk dipilih sebagai sampel. 2). Sampel berstrata (stratified random sampling), apabila populasi terbagi atas tingkat-tingkat atau strata, pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara acak karena setiap tingkatan harus terwakili. 3). Sampel kelompok (cluster sampling), adalah salah satu teknik sampling acak yang dilakukan dengan memilih kelompok dan bukan individu yang terdapat di dalam populasi. 4). Sampel wilayah (area probability sampling), adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Sampel wilayah dilakukan apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang satu dan yang lain. 5). Sampel proporsi/imbangan (proportional sample), dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Agar pengambilan sampel representatif, maka jumlah sampel atau wakil untuk setiap wilayah dibuat seimbang sesuai dengan jumlah populasinya. B. Teknik pengambilan sampel tidak acak. 1). Sampel bertujuan (purposive sampel), pengambilan subjek didasarkan pada tujuan tertentu. 2). Sampel kuota (quota sample), dalam pengumpulan data, peneliti menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan terpenuhi. 3). Sampel yang diambil beruntun (snow-ball sampling), dalam pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan membangun jaringan responden. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

C. Penggumpulan Data Pengumpulan Data Primer a) Survei Survei adalah metode pengumpulan data dan informasi dari subjek penelitian dengan menggunakan instrumen berupa angket atau kuesioner. Angket adalah sebuah instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab, kemudian dikembalikan kepada peneliti. b). Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dalam bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi tersebut berlangsung dalam bentuk tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan responden. 1). Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang hanya memuat garis-garis besar pertanyaan. Wawancara disesuaikan dengan garis besar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Jenis wawancara ini cocok untuk penelitian kasus. 2). Wawancara berstruktur, adalah wawancara yang disusun secara terperinci, seperti halnya kuesioner. Wawancara terstruktur terdiri dari sederetan pertanyaan dengan jawaban responden dibatasi pada beberapa alternatif jawaban tertentu. Pewawancara memberikan tanda centang (V) pada pilihan jawaban yang telah tersedia. c). Observasi Observasi adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Observasi bertujuan memperoleh data secara langsung dari lapangan. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. d). Diskusi Kelompok Terfokus Diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebuah forum diskusi dengan tema-tema yang sudah dipersiapkan oleh peneliti sejak awal. Tujuan utama teknik pengumpulan data ini adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak- banyaknya tentang tema yang menjadi fokus penelitian. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tindak langsung dari lapangan. Data ini dikumpulkan oleh orang lain untuk digunakan kembali oleh peneliti. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan antara lain dengan teknik studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi yang memuat berbagai ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan peneliti. Studi kepustakaan dapat dilakukan dari berbagai sumber, seperti buku, koran, majalah, naskah, catatan sejarah, arsip, laporan penelitian terdahulu. Termasuk di dalamnya adalah rekaman berita dari radio, televisi, dan media elektronik lainnya. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

D. Mengolah dan Menganalisis Data Kuantitatif 1). Pengolahan Data a) Editing Editing adalah kegiatan meneliti atau memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dari lapangan. Dalam mengedit data, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut. 1) Kelengkapan, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain kelengkapan identitas responden, kelengkapan instrumen pengumpulan data, dan kelengkapan pengisian data. 2) Kejelasan, peneliti harus menuliskan hasil editing dengan jelas guna menghindari kesalahan tafsir. 3) Konsistensi, memeriksa keselarasan jawaban-jawaban yang diberikan responden. 4) Relevansi jawaban, kadang jawaban responden kurang relevan dengan pertanyaan. b). Coding Coding atau pengkodean adalah usaha mengelompokkan jawaban responden menurut macamnya. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan jawaban responden sehingga dapat diolah. Biasanya, usaha pengkodean dilakukan dengan memberi simbol atau angka pada jawaban responden. Simbol atau angka inilah yang disebut kode. Dalam pengkodean, semua variabel diberi kode, kemudian ditentukan tempatnya dalam coding sheet (coding form) atau matriks. Cara pengkodean dapat dibagi dalam tiga kategori sebagai berikut. 1) Pertanyaan tertutup yang jawabannya sudah ditentukan 2) Pertanyaan terbuka yang jawabannya belum dikategorikan 3) Pertanyaan semiterbuka yang sebagian jawabannya sudah ditentukan, tetapi responden masih dimungkinkan untuk memberikan jawaban lain. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

2). Pengorganisasian Data a). Tabulasi Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data yang diperoleh dari lapangan ke dalam bentuk tabel. Kegiatan ini bertujuan agar data tampak lebih sederhana, ringkas, dan mudah dipahami. Data hasil editing yang dimasukkan apa adanya dalam bentuk tabel tentunya sangat sulit dipahami, oleh karena itu kita perlu menyusun data tersebut secara sistematis dengan cara mendistribusi frekuensi data dalam bentuk tabel. Selain itu, data juga dapat disusun berdasarkan frekuensi kumulatifnya. Terakhir, agar lebih sederhana, kategori-kategori data dapat pula kita kelompokkan dalam kelas- kelas data. Langkah awalnya adalah menentukan interval kelas dan jumlah kelas. Jumlah kelas dapat diperoleh dengan membagi jarak (range) nilai tertinggi dan terendah dengan interval kelas. b). Persentase Persen memiliki arti perseratus. Persentase adalah nilai suatu perbandingan jika dijadikan dalam skala seratus. Dengan kata lain, persentase adalah nilai perbandingan jika penyebutnya dijadikan seratus. Sementara itu, perhitungan persen dapat dibedakan menjadi persen baris (jika variabel independen diletakkan pada sisi baris), dan persen kolom (jika variabel independen diletakkan pada sisi kolom). 3). Penyajian Data a). Tabel Tabel adalah cara penyajian data berupa angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori tertentu sehingga memudahkan untuk pembuatan analisis. Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk mengatur dan mengelompokkan data hasil penelitian agar lebih mudah diamati. Demikian, tabel hendaknya disusun sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami. b). Grafik Grafik adalah gambar-gambar yang menunjukkan data visual berupa angka, yang biasanya berasal dari tabel-tabel yang telah dibuat. Penyajian data dengan grafik bertujuan untuk menunjukkan perbandingan informasi dengan cepat dan sederhana SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

4). Analisis Data Tendensi sentral adalah bilangan yang mewakili keseluruhan satuan data. Ukuran tendensi sentral yang sering digunakan adalah mean (rataan hitung), modus (nilai dengan frekuensi tertinggi), dan median (nilai tengah). a). Mean Mean disebut juga nilai rata-rata. Mean merupakan hasil bagi antara jumlah seluruh nilai dengan banyak datum yang diamati. b). Median Median adalah suatu nilai yang membagi data yang telah diurutkan ke dalam dua bagian yang sama besar. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

c). Modus Modus (mode) ialah nilai datum yang memiliki frekuensi tertinggi dalam suatu distribusi. Modus berguna sebagai alat distribusi (gambaran) yang cepat tetapi kasar SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

E. Mengolah dan Menganalisis Data Kualitatif Pada penelitian kuantitatif, analisis data pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode statistik. Sementara itu, pada penelitian yang bersifat kualitatif, pengolahan data dilakukan dengan metode nonstatistik, yaitu melalui pengaturan data secara logis dan sistematis. Selain itu, waktu pengolahan data pun berbeda antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data dilakukan ketika seluruh data sudah terkumpul. Sementara itu, pada penelitian kualitatif, pengolahan data sudah mulai dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lapangan hingga akhir penelitian. Pengolahan Data Sesuai dengan Tema Penelitian kualitatif cenderung menghasilkan data dalam jumlah yang sangat banyak dan dalam bentuk yang kurang terstruktur. Oleh karena itu, data-data mentah dari lapangan perlu dikelompokkan dalam kategori-kategori tertentu. Kategori-kategori tersebut akan mengerucutkan data kualitatif yang jumlahnya banyak ke dalam tema tertentu sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu teori. Dalam penelitian kualitatif, pengolahan data sesuai dengan tema diawali dengan coding. Coding adalah proses menganalisis, memerinci, mengonseptualisasikan, dan menyusun data. Kode dapat berupa kata atau frasa pendek untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan meringkas data. Dalam penelitian kualitatif, data dapat berupa transkrip wawancara, catatan observasi, jurnal, artefak, foto, dan video. Dalam melakukan coding, peneliti akan melihat data melalui kacamata tertentu. Interpretasi seorang peneliti terhadap data akan sangat bergantung pada kacamata yang digunakannya. Oleh karena itu, data yang sama dapat diberi kode yang berbeda SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

F. Menyimpulkan Hasil Pengolahan Data dan Informasi Pada bagian kesimpulan dan saran, peneliti berusaha memperlihatkan benang merah antara keseluruhan bagian dalam penelitian, terutama antara permasalahan yang diangkat, hipotesis yang diajukan, tujuan yang ingin dicapai, dan metode pembahasan yang dipilih. Dalam menarik kesimpulan, peneliti dapat menggunakan logika deduktif dan induktif. Kesimpulan dengan logika deduktif atau umum-khusus merupakan proses berpikir yang dimulai dari sesuatu hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Proses pengambilan keputusan ini dilakukan untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Kesimpulan dengan logika induktif dimulai dari sesuatu hal yang spesifik sehingga dapat dilihat pola yang terjadi dan pola ini akan menjadi kesimpulan bagi sebuah penelitian. Proses logika berpikir ini dapat digunakan untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

F. Bagian-bagian Laporan Penelitian 1). Bagian Pendahuluan (preliminary materials) berisi: a. Halaman judul b. Kata pengantar c. Daftar isi d. Daftar tabel e. Daftar gambar/ilustrasi atau diagram-diagram 2). Isi Laporan (body of the paper) berisi: a. Bab I Pendahuluan I Latar Belakang Masalah II Perumusan Masalah III Pertanyaan Penelitian IV Tujuan Penelitian V Kegunaan Penelitian b .Bab II Kerangka Teori I Tinjauan Pustaka II Kerangka Teori c. Bab III Metodologi I Pendekatan Penelitian II Jenis Penelitian III Subjek Penelitian IV Teknik Pengumpulan Data V Teknik Analisis Data d. Bab IV Hasil Penelitian e. Bab V Kesimpulan dan Saran Bagian penutup meliputi bahan-bahan penunjang sebagai berikut. a. Kepustakaan b. Lampiran c. Indeks SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

G. Mempresentasikan Laporan Penelitian dalam Diskusi Kelas Tujuan dari kegiatan diskusi adalah untuk memperkuat isi laporan sebelum laporan hasil penelitian dipresentasikan kepada kalangan yang lebih luas melalui kegiatan publikasi. Melalui diskusi, peneliti berpeluang memperoleh banyak masukan tentang laporan penelitian yang telah disusunnya. Jenis diskusi 1) Diskusi panel, adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membahas satu topik yang menjadi perhatian umum. Dalam diskusi ini biasanya dihadirkan beberapa pakar. Peserta diberikan kesempatan untuk bertanya. 2) Simposium, adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk membahas prasaran-prasaran mengenai suatu masalah. Simposium menghadirkan beberapa pembicara dengan tinjauan yang berbeda-beda. Diskusi dilakukan setelah masing- masing pembicara mengemukakan pendapatnya. 3) Seminar, adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang. Ketua sidang ini biasanya seorang pakar yang memiliki kompetensi di bidangnya. Publikasikan Laporan Penelitian Melalui Media Cetak atau Elektronik Publikasi adalah kegiatan menyebarkan informasi kepada masyarakat dengan berbagai macam media, baik cetak maupun elektronik. Memublikasikan laporan hasil penelitian adalah kegiatan yang penting dalam rangkaian proses penelitian sosial- budaya. Melalui kegiatan tersebut, berbagai penemuan hasil dari penelitian dapat diketahui oleh publik, sehingga penelitian sosial dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. Publikasi laporan hasil penelitian dapat dilakukan melalui berbagai media massa. Media massa menurut Roger D. Wimmer dan Joseph R. Dominick mengacu pada berbagai media komunikasi yang secara bersamaan menjangkau banyak orang, termasuk koran, majalah dan iklan luar ruang, sementara media elektronik mencakup radio, TV, dan internet. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA

Daftar Pustaka Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi untuk SMA Kelas X: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga. SOCIOLOGY I X GENAP I SMA KOLESE GONZAGA


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook