Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Kawasan Saribu Rumah Gadang

Kawasan Saribu Rumah Gadang

Published by Dagu Komunika Bookcases, 2022-02-09 02:30:00

Description: Revitalisasi diharapkan dapat mendorong geliat sektor pariwisata yang, tentunya, akan bermuara pada peningkatan perekonomian daerah. Khususnya, Kabupaten Solok Selatan di mana Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang berada.

Search

Read the Text Version

Revitalisasi Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang, Solok Selatan dilakukan sebagai langkah awal untuk menghidupkan kembali aktifitas budaya masyarakat setempat, baik fisik maupun non- fisik, seperti membangun atau memperbaiki bangunan adat, kelengkapan adat serta ritual adat. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan kegiatan penyusunan DED (Detailed Engineering Design) Revitalisasi Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang Kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat. Dalam pelaksanaannya, penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang Kabupaten Solok Selatan dilakukan sebagai langkah awal untuk menghidupkan kembali aktifitas budaya masyarakat setempat, baik fisik maupun non-fisik, seperti membangun atau memperbaiki bangunan adat, kelengkapan adat serta ritual adat. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat adat pendukungnya dikemudian hari dapat melakukan kegiatan-kegiatan budaya dalam rangka melestarikan kebudayaan. Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang Kabupaten Solok Selatan meliputi kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang dengan luas ± 23,6 Ha. DED meliputi: 1. DED Pekerjaan Menara Gardu Pandang dan Area Parkir 2. DED Pekerjaan Bangunan Pusat Informasi dan Suvenir 3. DED Pekerjaan Open Theater 4. DED Pekerjaan Pengembangan Komplek Utara 5. DED Pe kerjaan Pengembangan Komplek Selatan 6. DED Pekerjaan Pengembangan Komplek Barat 7. DED Pekerjaan Pengembangan Komplek Timur 51 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Revitalisasi Kawasan Saribu Rumah Gadang Kondisi eksisting beberapa rumah gadang yang sudah tidak layak huni Kondisi Eksisting bangunan panggung yang terbuat dari kayu, memiliki 3 lanjar dan 3-8 ruang. Atap Rumah-rumah di wilayah ini memiliki arsitektur melengkung menyerupai tanduk kerbau dan tradisional Minangkabau dan dibangun akhir disebut gonjong serta ditutupi dengan seng. abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Sebagian Elemen tiang, dinding dan lantai terbuat dari masih berfungsi sebagai rumah tinggal dan kayu. Beberapa rumah memiliki ruang dengan sebagian lagi terbengkalai atau kosong. peninggian lantai di ujungnya yang disebut Rumah-rumah tersebut rata-rata memiliki luas anjuang. bangunan ±60 - 200 meter persegi. Karakter fisik yang dapat diketahui adalah 52 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

Monitoring dan Evaluasi Satuan Kerja dan Kasi Pelaksana Kondisi fisik rumah yang ditemui saat survei Kondisi yang ditemukan tengah Kawasan adalah: Nagari Saribu Rumah Gadang menggambarkan • Rumah Gadang berada dalam kondisi: rusak bahwa telah terjadi beberapa perubahan, baik dari perubahan ruang, maupun perubahan berat, rusak sedang dan rusak ringan sosial dan budaya masyarakat. Pada rumah- • Rumah Gadang sebagian besar memiliki rumah gadang terlihat transisi perubahan penggunaan material. bangunan tambahan yang menempel pada struktur utamanya • Selain itu, karakter kawasan sebagai kampung tradisional sudah memudar dengan banyaknya tambahan bangunan baru serta buruknya infrastruktur. 53 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Revitalisasi Kawasan Saribu Rumah Gadang Rumah gadang pada masa lalu masih Permasalahan menggunakan atap ijuk, kecuali pada bagian beranda. Sementara pada masa sekarang, atap KURANGNYA ORIENTASI PADA PENGUNJUNG rumah gadang sudah berubah menggunakan Bangunan-bangunan yang begitu padat dengan atap seng dikarenakan material ijuk yang ketinggian yang seragam pada Nagari tersebut mudah terbakar dan lebih sulit untuk membuat pengunjung mudah hilang arah didapatkan. Hal tersebut juga membuat atap menjadi lebih landai pada masa dulu. TIDAK ADA LANDMARK Terkait masalah di poin sebelumnya, akan Kondisi ini yang kemudian menjadi memudahkan pengunjung jika ada landmark pertimbangan dalam perencanaan untuk yang dapat menandakan dimana posisi mereka. memilih material yang tepat. KURANGNYA FASILITAS SANITASI PUBLIK Dahulu, kondisi lingkungan Kawasan Saribu MCK dan toilet publik untuk pengunjung sulit Runah Gadang masih berupa tanah lapang dan ditemukan. batu alam. Penduduk setempat masih dapat berjalan dengan telanjang kaki karena halaman TIDAK ADA PANDUAN DESAIN depan rumah mereka masih berupa tanah Banyaknya bangunan-bangunan beton baru dan rerumputan. Sedangkan saat ini kondisi yang di cat warna warni mengurangi esensi rumah gadang cenderung menempel dengan perkampungan rumah adat; bahkan beberapa aspal dan membuat kondisi suhu lingkungan kayu rumah adat di cat warna-warna terang. menjadi lebih panas, sehingga berpengaruh pada apa yang mereka kenakan. KURANGNYA FASILITAS UNTUK TURIS Kurangnya tempat beristirahat dan bersantai Penggunaan material perkerasan juga perlu untuk para pengunjung cenderung tidak ingin dipertimbangkan kembali dan berusaha berlama lama pada kawasan Nagari Saribu dikembalikan ke bentuk semula sedemikian Rumah Gadang. rupa, namun tetap menyesuaikan kebutuhan pada masa kini, misalnya untuk tetap dapat TIDAK RAMAH PEJALAN KAKI dilalui pengendara mobil dan motor. Selain Beberapa jalan yang telah diaspal pada Nagari itu bangunan-bangunan masa lalu lainnya Saribu Rumah Gadang membuat warga tidak seperti surau juga memiliki kemiripan dengan aman berjalan dan bermain di kawasan mereka. bangunan rumah adat, misalnya sama-sama menggunakan atap ijuk meskipun bentuk atap KURANGNYA PEMELIHARAAN PADA RUMAH- berbeda. RUMAH ADAT ASLI Rumah Gadang yang seharusnya menjadi daya tarik utama sebuah desa wisata ini justru tidak dirawat dengan baik. 54 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

Tampak atap rumah gadang yang sedang direnovasi 55 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

56 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

57 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kabupaten Solok Selatan merupakan kawasan yang memiliki rumah adat terbanyak dibandingkan daerah lain Sumatera Barat.

04 BeRrunmildaaaihnHGeKaruditlaatnugger

04 BRdaeurnmnKailhuailGtHuaerdraitnagge 60 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

“Hamparan rumah gadang di Solok Selatan ini merupakan warisan budaya yang mempunyai kekuatan arsitektur tradisionil, langka ya ada daerah yang masih memiliki banyak rumah gadang seperti di Solok Selatan ini,”ujar Yori yang dijuluki “Pendekar Arsitektur Nusantara” ini. Yori Antar: Nusantara Kuat ini merupakan program yang sangat tepat karena Budayanya sasaran. Sehingga peninggalan arsitektur yang kental nilai budayanya ini dapat dipertahankan. Yori Antar alumnus Arsitek UI yang bertangan dingin membenahi desa Nusantara ini kuat karena budayanya, adat di seluruh Indonesia mengatakan meskipun tidak memiliki akar ilmu bahwa keberadaan seribu rumah gadang di pengetahuan dan teknologi, namun kekuatan Kabupaten Solok Selatan harus dipertahankan. budaya yang menjadi pembeda kita dengan “Hamparan rumah gadang memiliki nilai bangsa yang lain. Karena itu segala sesuatu heritage dan kultur ini punya kekuatan yang memiliki nilai budaya haruslah arsitektur tradisionil dan sarat nilai budaya dipertahankan. “Yang bisa menjadikan negara dan kultur, langka ada seperti banyak rumah lain mengikuti Indonesia adalah budaya , gadang di Solok Selatan,”ujar Yori yang dijuluki dan membangun eksistensi budaya dengan “Pendekar Arsitektur Nusantara” ini. semangat gotong royong.” papar Yori Antar. Menurut Yori, banyak desa adat di Indonesia Menurut dia kawasan seribu rumah gadang yang punah sekarang ini berganti dengan sudah siap menjadi desa wisata, apalagi bangunan berarsitektur modern hanya karena telah muncul homestay yang memanfaatkan alasan faktor kemiskinan. Dan saat ini kondisi rumah gadang. Setidaknya telah ada sepuluh seribu rumah gadang menurut pendataan homestay. “Homestay bersih, ada pangan ada 30 bangunan yang diambang kepunahan. lokal, dan hal-hal lain yang akan menarik Karena itu revitalisasi Kawasan Nagari Saribu banyak orang,” kata dia. Rumah Gadang oleh Kementerian PUPR 61 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Rumah Gadang Bernilai Heritage dan Kultur Revitalisasi Kawasan Saribu Rumah kebutuhan masyarakat setempat yang masih Gadang mempertahankan seni budaya dan adat istiadat dari leluhurnya seperti tari-tarian, Tujuan utama revitalisasi Kawasan Saribu berpantun dan berpencak silat. Panggung Rumah Gadang adalah ingin membangkitkan budaya berjenis amphitheater terbuka luas kembali marwah rumah-rumah gadang yang untuk masyarakat yang ingin melakukan ada di Kabupaten Solok Selatan. “Awalnya kami kegiatan kesenian. Gedung informasi wisata bersama para donatur yang memiliki visi yang serta tempat berkreasi para ibu-ibu dalam sama berdiskusi tentang pelestarian rumah menenun songket dan kios-kios souvenir adat yang mulai terkikis jaman, baik jumlahnya untuk menggerakkan perekonomian juga telah maupun keotentikannya. Kami mengumpulkan dibangun. para ninik mamak dari masing-masing suku yang ada di Solok Selatan, karena setiap suku Dan yang ikonik adalah pembangunan menara memiliki rumah gadang dengan ciri khas yang songket yang merupakan menara pandang berbeda-beda. Seperti keluarga Chaniago dan pertama di Kabupaten Solok Selatan. Dari lain-lainnya,” jelas Yori. menara setinggi 32 meter ini, selain melihat hamparan rumah gadang di sekelilingnya, Untuk melaksanakan Kegiatan Revitalisasi wisatawan juga dapat melihat keangggunan Kawasan Saribu Rumah Gadang di Kabupaten Gunung Kerinci yang berada di perbatasan Solok Selatan bukan perkara mudah. Berbagai antara Provinsi Sumatra Barat dan Provinsi pendekatan dilakukan kepada warga setempat. Jambi. “Kami juga melibatkan tim ahli cagar budaya dalam setiap diskusi dengan dengan warga Tantangan pasca revitalisasi dan ninik mamak Langkah apa yang harus dilakukan untuk membangun kembali Yori Antar sebagai ketua tim perencana rumah gadang yang telah rusak,” jelas Yori. Kawasan Saribu Rumah Gadang mengatakan Terdapat dua titik penting dalam pelaksanaan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah Revitalisasi Kawasan Saribu Rumah Gadang bagaimana wisatawan dapat tinggal lebih yaitu cincin heritage (dibagian dalam Kawasan lama. “Paling tidak mereka bisa tinggal Saribu Rumah Gadang) dan cincin wisata yang minimal 3 hari untuk bisa menikmati potensi di bangun di luar kawasan. Cincin wisata inilah alam yang dimiliki Kabupaten Solok Selatan.” yang diharapkan menjadi generator, penarik, pemikat wisatawan untuk datang ke kawasan Menurut Yori, butuh keseriusan stakeholder ini. Selain itu, cincin wisata tersebut berfungsi terkait dan dukungan masyarakat setempat sebagai alternatif wisata selain melihat untuk mengembangkan potensi wisata keunikan rumah gadang. Kabupaten Solok Selatan, terutama potensi alam dan budaya yang tidak dimiliki daerah Pada bagian cincin wisata, Kementerian lain. Ia pun yakin revitasalisai Kawasan Saribu PUPR membangun sejumlah fasilitas yang Rumah Gadang dapat terus berlanjut untuk desain dan fungsinya disesuaikan dengan tahun-tahun selanjutnya seraya berharap suatu 62 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

saat nanti Jay Subiyakto dapat menggarap pertunjukkan seni tradisonal Solok Selatan dengan memanfaatkan potensi seni budaya yang ada. 63 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Rumah Gadang Bernilai Heritage dan Kultur ------------------------- merancang berbagai jenis panggung Jay Subiakto: Panggung Harmoni & pertunjukan pun merasa tertantang saat diajak Multiguna. arsitek kenamaan Yori Antar untuk membantu renovasi ini. Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Rumah Gadang ini juga melibatkan Jay Subiakto, “Panggung ini harus tetap berfungsi kalau seorang arsitek, sutradara, fotografer dan tidak ada pertunjukan.” ungkap Jay mengenai juga art director. Keterlibatan Jay di proyek ini koMnesnearpa Spoannggkegtung di Kawasan Nagari karena terdapat panggung pada perencanaan Saribu Rumah Gadang yang dirancangnya. renovasi. Jay yang sudah berpengalaman 64 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

Jay juga membuat panggung tersebut berbentuk miring, karena tarian-tarian di Sumatera Barat itu banyak yang menggunakan konfigurasi. “Misalkan tari piring yang berkelompok itu akan tampak bagus kalau ada kemiringan.” Jelasnya. Selain itu panggung yang dirancang untuk berfungsi sangat banyak ini juga dapat harmonis dengan suasana alam dan menyatu dengan Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang ini. Menurut Jay, revitalisasi Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang ini juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Turis-turis mulai berdatangan untuk mendapatkan pengalaman tinggal di rumah gadang sekaligus juga menikmati kuliner Minang yang otentik di tempat ini. Adanya panggung yang dirancang untuk dapat melakukan aneka aktivitas siang maupun malam ini pun semakin melengkapi daya tarik Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang . Jay menjelaskan bahwa panggung yang Pria yang aktif di dunia hiburan ini dirancangnya bukan hanya berupa pelataran mengungkapkan kebahagiaannya terlibat saja, tetapi bisa menjadi titik interaksi budaya. dalam proyek yang mengembangkan Orang bisa berkumpul untuk sekadar duduk- kebudayaan kita sendiri. Baginya arsitektur duduk menikmati suasana, berolah raga, Sumatera Barat itu sangat bernilai tinggi, ataupun beraktivitas lain. Panggungnya karena itu harus dijaga dan dirawat dengan pun mudah disesuaikan, dapat menjadi dua sebaik-baiknya. Sehingga masyarakat panggung kecil dan bisa berubah menjadi satu tidak meninggalkan tradisinya, tetap panggung besar untuk mengakomodir tarian. mengaplikasikan nilai-nilai tradisional dalam arsitektur modern. Jay yang merupakan keponakan proklamator Mohammad Hatta ini mengungkapkan pesan pamannya, “Bantulah Minangkabau dengan ilmu yang Engkau pelajari. Dan yang penting, majukan kebudayaan Indonesia.” 65 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Rumah Gadang Bernilai Heritage dan Kultur 66 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

67 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

KSaebuepluamtenprSoyoelokkinSieblaetrajanlan, mbaenryuapkakbaanngkuanwaansadni kyaawnagsan ini myaenmg iltikdiarkumlayaahkapdaakt atei.rMbaensykaipkun bdeibgaintud,inbgaknaynakdyaaenraghmlaaisnih dihuni aStuamupautenrayaBnagradti.jadikan homestay.

05 PelaKkesgainaataann

05 KPeelgaikastaannaan 70 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

“Kegiatan revitalisasi rumah gadang ini adalah kegiatan yang dibiayai oleh Kementerian PUPR” ungkap Yulirais. Sebagai perpanjangan tangan di daerah, Dinas PU memiliki tanggung jawab dalam hal pengawasan proses pelaksanaan revitalisasi ini. Pelaksanaan kegiatan revitalisasi Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang ini dilaksanakan oleh kontraktor PT. Wisana Matrakarya dengan konsultan manajemen konstruksi PT. Yodya Karya (persero) Cabang Pekanbaru serta Konstultan Perencana PT. Jakarta Konsultindo. Adapun ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan meliputi: • LINGKAR BUDAYA, yang terdiri dari: Menara Songket, RTH & Panggung, Bangunan Kios, serta Pusat Informasi. • LINGKAR KONSERVASI, terdiri dari: Komplek Utara, Komplek Selatan, Komplek Barat, Komplek Timur dan Revitalisasi 33 Rumah Gadang. Penataan Lansekap 71 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Pelaksanaan kegiatan Kondisi rumah gadang sebelum direvitalisasi Revitalisasi: Mempertahankan Kualitas atau Pemda. Tapi setelah diadakan sosialisasi yang menjelaskan bahwa rumah diserahkan “Kegiatan revitalisasi rumah gadang ini adalah sementara selama masa pembangunan kegiatan yang dibiayai oleh Kementerian PUPR” dan rumah diserahkan kembali setelah ungkap Yulirais, PLT Kepala Dinas PU Kabupaten pembangunan, masyarakat mau menerima. Solok Selatan. Sebagai perpanjangan tangan Bahkan mereka berbondong-bondong untuk di daerah, Dinas PU memiliki tanggung jawab meminta tambahan. dalam hal pengawasan proses pelaksanaan revitalisasi ini. Sebelum proyek ini berjalan, banyak bangunan di kawasan ini yang tidak layak pakai. Yuliaris menceritakan bahwa awalnya Meskipun begitu, banyak yang masih dihuni masyarakat menolak tawaran bantuan ataupun yang dijadikan homestay. Jumlah revitalisasi rumah gadang ini. Karena mereka rumah gadang yang direvitalisasi Kementerian beranggapan saat selesai proses hibah ini PUPR awalnya sebanyak 35 rumah. Setelah ada rumah-rumah adat yang direvitalisasi akan keterlibatan CSR PT. Aqua, akhirnya menjadi 33 dianggap menjadi asset Kementerian PUPR rumah yang dikerjakan. 72 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

Kondisi rumah gadang setelah direvitalisasi Hal penting dalam melaksanakan proyek di daerah ini. Menghadapi hal tersebut, ini adalah pembangunan daerah penunjang Kementerian PUPR mencoba mensiasati Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang. Di dengan menyesuaikan kayu lama dengan kayu tempat tersebut dibangun beberapa fasilitas lain yang berkualitas sama. untuk menunjang wisata kawasan ini, seperti menara pandang, pusat informasi dan kios- Meskipun kendala-kendala lainnya banyak kios. Di sini kendala muncul, yakni persoalan bermunculan, namun hal tersebut menjadi pembebasan lahan. Karena di kawasan ini tidak terlalu signifikan karena masyarakat belum tersedia tanah yang sudah dikuasai oleh antusias dengan pembangunan rumah adat pemerintah daerah. tradisional mereka, rumah nenek moyang mereka. Apalagi daerah ini kemudian dijadikan Persoalan lain dalam pembangunan rumah kawasan wisata sekaligus kawasan cagar gadang ini adalah sulitnya mendapatkan budaya. bahan-bahan jenis kayu yang sebelumnya dipakai di rumah-rumah gadang lama, karena kayu yang dipakai sudah tidak tersedia lagi 73 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Pelaksanaan kegiatan Tukang Tuo, sosok penting dibalik pembangunan rumah gadang 74 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

Tukang Tuo, Sosok Penting Di Balik Bangunan rumah adat Minangkabau memiliki Rumah Gadang ukiran yang bamego-mego. Selain sebagai hiasan untuk menambah keindangan, ukiran juga Dalam pembangunan rumah gadang, pekerja menunjukkan status ekonomi si pemilik yang yang terlibat harus memenuhi kriteria yang berasal dari golongan kaum berada. Akan tetapi ditentukan oleh adat, tidak bisa sembarang tidak menggambarkan martabat sosial dalam pekerja. ‘Tenaga ahli’ pembangunan rumah strata pemerintahan adat Minangkabau. gadang acapkali disebut dengan Tukang Tuo. Sopian Sori adalah Tukang Tuo yang sudah Dalam proyek revitalisasi ini, Sopian dipercaya berpengalaman membangun rumah gadang menangani 32 rumah gadang. Menurutnya, sejak tahun 1977. Ia dilibatkan dalam proyek sebagai pemimpin para pekerja, ia harus memiliki revitalisasi Kawasan Nagari Saribu Rumah ilmu dari pucuk hingga dasar rumah gadang. Gadang. “Saya menerapkan ilmu yang tidak ada secara akademis. Jika ada yang miring, ilmu saya yang “Rumah gadang ini tidak ada yang satu meluruskan. Jika tidak ada yang berani naik ke bentuknya, setiap rumah ada perbedaan.” tutur atap, saya ajarkan naik ke atas.” jelas pria yang Sopian. Ia menambahkan, “Yang terlihat sama setiap satu jam berkeliling ke rumah-rumah yang hanyalah gonjong dan galung, atapnya tidak ada sedang ditanganinya ini. yang sama. Ada yang empat atau lima. JIka ia orang kerajaan berbeda lagi, ada pentasnya.” Menurut Sopian, kendala yang dihadapinya Jika memiliki dana cukup, rumah gadang yang dalam proyek revitalisasi rumah gadang ini dibangun akan banyak ukirannya dengan tukang adalah ketersediaan bahan baku kayu. “Dahulu ukir andalan masing-masing pemilik rumahnya. orang mau mendirikan rumah tinggal pergi ke hutan pilih kayu, sekarang tidak bisa begitu.” “Dahulu orang mau ujarnya. Kualitas kayu saat ini tidak bisa mendirikan rumah tinggal disamakan dengan kayu-kayu zaman dahulu. pergi ke hutan pilih kayu, Datangnya pasokan kayu tersebut pun terkadang sekarang tidak bisa tidak bisa tepat waktu sesuai perkiraannya. begitu.” ujarnya. Kualitas Saat 600 orang pekerjanya siap, jumlah kayu kayu saat ini tidak bisa yang datang ternyata di bawah harapannya. disamakan dengan kayu- Modal yang dikeluarkan untuk kayu-kayu ini pun terkadang membengkak karena biaya yang kayu zaman dahulu. tinggi. Rumitnya pembuatan rumah gadang menjadikan keahlian Tukang Tuo sebagai profesi yang langka di kawasan Minangkabau. Sementara regenerasi profesi ini sangatlah lambat, karena generasi muda jarang yang tertarik menekuni bidang ini. 75 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Pelaksanaan kegiatan Rumitnya pembuatan rumah gadang menjadikan keahlian Tukang Tuo sebagai profesi yang langka di kawasan Minangkabau 76 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

77 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Pelaksanaan kegiatan Salah satu sudut cantik Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang 78 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

79 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

06 Testimoni Warga “Saya bersyukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada pemda yang membawa aspirasi ini ke pusat.” Jalaludin Datuak Lillo Dirajo Warga “Kuto Baru. Itu nama asli kampung ini.” seru Jalaludin Datuak Lillo Dirajo warga yang sudah mendiami Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang ini selama puluhan tahun. Ia menceritakan bahwa Ibu Mutia Hatta adalah sosok yang mempopulerkan nama Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang. Bahkan sejak kunjungan beliau saat itu, kawasan ini menjadi ikon wisata Kabupaten Solok Selatan. Meskipun kampungnya menjadi populer, Jalaludin merasakan kesedihan. Karena banyak rumah-rumah gadang di kampungnya tersebut mengalami kerusakan akibat dimakan usia. Ia dan penduduk lainnya sudah pasrah karena mereka tidak akan mampu memperbaikinya sendiri. “Saya bersyukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada pemda yang membawa aspirasi ini ke pusat.” ucap Jalaludin. Akhirnya dengan bantuan dana APBN, rumah- rumah gadang di kampung Kuto Baru ini dapat direnovasi. 80 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

“Adanya pembangunan diganti semua, dari nol lagi. Dirubuhkan semua baru dibangun lagi. Jadinya bagus. Sufriadi Dato Rajo Palawan Warga Menurut Sufriadi, sebelum adanya revitalisasi, rumah-rumah adat di kampungnya hampir rubuh semua, miring-miring lebih dari 50 derajat. Sehingga harus diganjal dengan balok-balok agar tetap tegak berdiri. “Adanya pembangunan diganti semua, dari nol lagi. Dirubuhkan semua baru dibangun lagi. Jadinya bagus. Seperti sekarang ini,” Tutur Sufriadi. Ia mengakui, dahulu rumahnya ini tidak dihuni lebih dari 20 tahun karena tidak layak pakai. Setelah pembangunan ini, ia dan keluarga akan menikmati tinggal kembali di tempat ini. Sufriadi bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah yang sudah membuat rumahnya berdiri kembali dan menjadi lebih bagus. Andai pemerintah memintanya menjadikan rumah tersebut sebagai homestay, ia pasti akan menurutinya. 81 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Testimoni Rasa syukur yang dalam saat seluruh pembangunan di Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang selesai. Marius Datuak Rajo Batua Warga Marius tinggal di Kuto Baru sejak tahun 1962. Ia mengungkapkan bahwa sebelum direvitalisasi, rumah-rumah di kawasan tersebut banyak mengalami kerusakan. Mulai dari dinding yang sudah tidak ada hingga tonggak yang lapuk. Marius menceritakan saat beberapa pejabat dari Jakarta bertamu, seluruh ninik mamak berkumpul di balai adat dan membuat permohonan agar rumah gadang direnovasi. Setelah melalui proses beberapa lama, maka akhirnya revitalisasi Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang ini dilakukan hingga kampung ini terlihat lebih indah sekarang. Marius yang berprofesi sebagai tukang ini juga terlibat dalam pekerjaan revitalisasi ini. “Saya mengerjakan dua rumah gadang, nomor A21 dan A17.” tuturnya. Rasa syukur yang dalam ia ungkapkan saat seluruh pembangunan di Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang ini akhirnya dapat selesai. 82 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

Yang datang kesini bukan hanya orang Sumatra Barat, tetapi juga dari berbagai daerah. Dessiana Warga Kendati bukan warga asli Kuto Baru, Dessiana yang akrab disapa Des ini tak dapat menyembunyikan kegembiraannya ketika ditanya tentang program revitalisasi Kawasan Saribu Rumah Gadang di tempat ia tinggal. Menurut Des, program ini mampu mengubah kampungnya yang tadinya sepi, kini semakin ramai dengan tamu wisatawan. “Yang datang kesini bukan hanya orang Sumatra Barat, tetapi juga dari berbagai daerah. Terutama wisatawan dari Jakarta. Ada juga turis-turis asing yang datang. Biasanya, mereka memilih tinggal di homestay karena ingin merasakan seperti apa tinggal di rumah gadang,” cerita Des penuh semangat. Tak ayal, Warung Makan ‘Ampera Saruga’ miliknya yang berada di pinggir jalan pun kerap ramai. Bahkan seringkali Des menerima pesanan ‘pangek pisang’ makanan khas Solok Selatan yang banyak digemari dari homestay-homestay di sekitar rumahnya. Des mengisahkan, dulu sebelum ada pembangunan biasanya sore setelah ke surau, anak-anak hanya bermain di halaman rumah, tetapi sekarang anak-anak maupun orang tua mulai bergerak, beraktivitas di ruang terbuka hijau yang dilengkapi dengan Menara Songket. “Menara inilah yang sekarang menjadi kebanggaan kami,”ujar Des tersenyum. 83 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

KMaebmuapsautekni KSaowloaksaSnelSaatarnibu mRuemruaphakGaandkaanwgapseanngyuannjugng amkeamniliakni grusmunaghdaidsamt tbeurbtanyak hdaibmanpdairnagnkraantudsaaenraruhmlaainh adat gSaudmaantgeryaaBngartaetr.susun rapi sepanjang kawasan ini.

07 KPaSwoatraeisbnausniGRWNauadimsgaaanatrhgai

07 PGKSaoaarwtdiebaannussgaiRnWuNmisaaagthaari 86 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

Kawasan Saribu Rumah Gadang semakin menjadi tujuan wisata favorit setelah Presiden Jokowi menugaskan Kementerian PUPR untuk melakukan revitalisasi atas kawasan yang merupakan cagar budaya di Solok Selatan tersebut. Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang kawasan ini semakin populer dari waktu ke berjarak sekitar 127 km (3 - 4 jam) dari waktu. Bahkan kawasan di Nagari Koto Baru ini Kota Padang atau 147 km dari Bandara beberapa kali dipilih sebagai lokasi syuting film Internasional Minangkabau. Rute perjalanan maupun tayangan TV. darat yang ditempuh adalah melintasi Jalan Raya Padang - Alahan Panjang. Sedangkan bila Pada tahun 2017, Kawasan Saribu Rumah melakukan perjalanan darat dari obyek wisata Gadang dinobatkan sebagai Kampung Adat Jam Gadang di Bukittinggi melalui Jalan Raya Terpopuler dalam Anugerah Pesona Indonesia Padang - Solok, berjarak tempuh sekitar 188 km, (API) 2017. Melalui sistem vote di media dan butuh waktu hingga 5 jam untuk sampai di sosial, suara untuk Kawasan Saribu Rumah Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang. Gadang mencapai 50 persen dalam perebutan penghargaan Kampung Adat Terpopuler API Memasuki Kawasan Nagari Saribu Rumah 2017 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata Gadang pengunjung akan langsung disambut RI. Penghargaan itu diberikan oleh Menteri hamparan ratusan rumah adat gadang yang Pariwisata kepada Bupati Solok Selatan tanggal tersusun rapi sepanjang kawasan ini. Usianya 25 November 2017. bermacam-macam, dari puluhan hingga ratusan tahun. Atap rumah-rumah yang bergojong- Kawasan Saribu Rumah Gadang semakin menjadi bergonjong dengan bangunan utama terbuat tujuan wisata favorit setelah Presiden Jokowi dari kayu berhiaskan ragam ukiran tradisional menugaskan Kementerian PUPR untuk melakukan Minang menjadikan rumah gadang begitu revitalisasi atas kawasan yang merupakan cagar istimewa. Sehingga tidak mengherankan jika budaya di Solok Selatan tersebut. 87 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

POTENSI WISATA KAWASAN NAGARI SARIBU RUMAH GADANG Wisatawan bisa menikmati bagaimana sensasi tinggal di rumah gadang. Banyak rumah- rumah gadang di Kawasan Saribu Rumah Gadang yang difungsikan sebagai guest house. Untuk menikmati nuansa adat Minangkabau yang kental tentu saja wisatawan harus berkeliling di kawasan. Menyusuri keindahan deretan rumah gadang dengan berjalan kaki menyusuri gang-gang perumahannya. Pengunjung bisa juga memilih fasilitas sepeda untuk berkeliling karena masyarakat setempat juga ada yang menyediakan penyewaan sepeda. Berkeliling santai dan menikmati indahnya panorama di sekitar Kawasan Saribu Rumah Gadang merupakan perjalanan yang mengesankan. Wisatawan seperti dibawa ke suasana Minang tempo dulu. Sambil bercengkrama dengan warga sekitar, melihat pertunjukan kebudayaan seperti tari-tarian, mencicipi kuliner lokal, dan mengagumi sederet benda kuno peninggalan zaman dulu. Kawasan Saribu Rumah Gadang mungkin menjadi tempat yang tepat untuk sebuah tempat berwisata sekaligus sumber informasi budaya Minang, sebab tidak hanya arsitektur, namun berbagai peninggalan yang mengenai kekayaan budaya Minang dapat ditemukan di kawasan. Sehingga tidak mengherankan jika kawasan ini dijadikan cagar budaya oleh pemerintah. 88 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

89 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

POTENSI WISATA KAWASAN NAGARI SARIBU RUMAH GADANG 90 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

91 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kabupaten Solok Selatan merupakan kawasan yang memiliki rumah adat terbanyak dibandingkan daerah lain Sumatera Barat.

08 Penutup

08 Penutup 94 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang bersolek. Kawasan desa adat di Kabupaten Solok Selatan ini, kini memancarkan pesonanya sebagai Tanah Leluhur. Terbukti, meskipun berjarak tempuh 3—4 jam dari Ibu Kota Provinsi, Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang tak pernah sepi kunjungan wisatawan. Sejak revitalisasi yang dilaksanakan itulah, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kementerian PUPR, Nagari Saribu Rumah Kementerian PUPR untuk melaksanakan Gadang pun menjadi destinasi wisata revitalisasi Kawasan Nagari Saribu Rumah favorit di Sumatra Barat. Gadang. Instruksi tersebut dilatarbelakangi, salah satunya, kondisi kebanyakan rumah Bukanlah tambah sebab, jika Kabupaten Solok gadang yang sudah tidak layak pakai karena Selatan disebut sebagai Kawasan Nagari rusak termakan usia. Saribu Rumah Gadang. Julukan tersebut, lantaran kabupaten yang berjarak 127 km Sebanyak 174 rumah gadang tercatat berada di dari Kota Padang ini merupakan kawasan kawasan ini. Rumah gadang tersebut memiliki dengan rumah adat Minangkabau terbanyak beragam bentuk yang menunjukkan ciri khas dibandingkan daerah lainnya di Sumatra Barat. beragam suku yang bermukim di sana. Dari 174 Di kawasan tersebut, bermukim sejumlah rumah gadang, 113 di antaranya merupakan Suku Minangkabau, seperti Suku Malayu, Suku benda cagar budaya yang terdiri dari 109 rumah Bariang, Suku Durian, Suku Kampai, Suku gadang, 2 masjid, 1 surau, dan 1 makam. Panai, Suku Tigo Lareh, Suku Koto Kaciak dan Suku Sikumbang. Rumah gadang di wilayah ini merupakan bangunan yang didirikan di akhir abad ke-19 Keberadaan rumah adat menjadikan wilayah hingga awal abad ke-20. Sebagian bangunan tersebut sebagai kawasan cagar budaya, yang masih berfungsi sebagai rumah tinggal, menyimpan aset berharga berupa warisan sedangkan sebagian lainnya terbengkalai budaya leluhur yang perlu dilestarikan. Untuk atau kosong. Rumah berarsitektur tradisional 95 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

penutup Minangkabau ini umumnya berdiri di atas lahan kawasan tersebut sebagai desa adat sudah seluas 60—200 m2. Dengan ciri khas utamanya, memudar karena banyaknya tambahan berupa bangunan panggung, terbuat dari kayu, bangunan baru, infrastruktur yang buruk, serta dengan 3 lanjar dan 3—8 ruang, serta atap peralihan material bangunan yang digunakan. lengkung menyerupai tanduk kerbau. Maka, kegiatan revitalisasi dilaksanakan atas Selain kondisi kebanyakan rumah yang telah pembiayan APBN yang disalurkan melalui rusak, banyak pula rumah gadang yang Kementerian PUPR. Kegiatan ini merupakan memiliki bangunan tambahan yang menempel upaya Pemerintah untuk menghidupkan pada struktur utamanya. Di sisi lain, karakter kembali aktivitas budaya masyarakat 96 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

setempat, baik secara fisik maupun nonfisik, Untuk menggali dan mengembangkan potensi melalui pembangunan dan perbaikan rumah budaya dan alam kawasan ini, dibutuhkan adat, kelengkapan adat, serta ritual adat. keseriusan para pemangku kepentingan terkait serta dukungan masyarakat. Dengan demikian, Menurut Yori Antar, arsitek yang digandeng revitalisasi dapat memberikan dampak positif Kementerian PUPR dalam pekerjaan revitalisasi terhadap pengembangan kawasan sebagai ini, Kawasan Saribu Rumah Gadang telah siap destinasi wisata. menjadi desa wisata. Terlebih, dengan sejumlah rumah gadang yang dialihfungsikan sebagai homestay. 97 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

penutup Destinasi Favorit Ketiga, kurangnya ketersediaan fasilitas sanitasi publik dan, keempat tidak ada panduan Namun, dalam pengembangan potensi wisata untuk desain bangunan. Hal ini menyebabkan Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang, banyaknya bangunan beton baru dengan terdapat sejumlah permasalahan yang cat warna-warni yang, justru memudarkan dihadapi. Adapun permasalahan yang terjadi pesonanya sebagai desa adat. Kelima kurangnya di kawasan ini adalah, pertama, kurangnya fasilitas untuk wisatawan bersantai atau orientasi pada pengunjung yang menyebabkan beristirahat sehingga wisatawan cenderung tak pengunjung mudah hilang arah. Kedua, tidak ingin berlama-lama di kawasan ini. ada landmark yang dapat berfungsi sebagai penanda posisi bagi pengunjung. 98 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang

Keenam, sejumlah ruas jalan yang diaspal Sopian Sori yang berpengalaman dalam membuatnya tidak ramah pejalan kaki membangun rumah gadang sejak 1977 pun sehingga warga tidak aman berjalan dan dilibatkan dalam proyek revitalisasi ini sebagai bermain di kawasan mereka. Ketujuh, banyak Tukang Tuo. Sebagai informasi, kerumitan rumah gadang yang tidak dirawat dengan baik. dalam pembangunan rumah gadang membuat Padahal, rumah gadang merupakan bangunan keahlian Tukang Tuo, saat ini, menjadi sebuah cagar budaya yang menjadi daya tarik utama profesi yang langka, sekalipun di Ranah Nagari Saribu Rumah Gadang. Minang. Berdasarkan ketujuh permasalahan tersebut, Salah satu kendala yang dihadapi, menurut kegiatan revitalisasi yang dilaksanakan Sopian, adalah sulitnya mendapat material melingkupi dua pekerjaan utama. Pertama, kayu yang berkualitas sama dengan kayu-kayu Lingkar Budaya yang mencakup Menara di zaman dulu. Untuk itu, Kementerian PUPR Songket, RTH, panggung, bangunan kios, dan menyiasatinya dengan menyesuaikan kayu pusat informasi. Kedua, Lingkar Konservasi lama dengan kayu lain yang berkualitas sama. meliputi Komplek Utara, Komplek Selatan, Komplek Barat, dan Komplek Timur. Pada Kendala dan tantangan yang dihadapi, Lingkar Konservasi, juga dilaksanakan akhirnya berbuah manis. Dengan kerja keras revitalisasi atas 33 rumah gadang, dari dan semangat melestarikan cagar budaya sebelumnya sebanyak 35 rumah gadang yang dari seluruh pihak, revitalisasi pun berhasil direvitalisasi untuk dimanfaatkan sebagai dilaksanakan. Kini, Kawasan Nagari Saribu homestay. Rumah Gadang menampakkan wajah cantik alamnya yang berpadu indah dengan kekhasan Untuk menjaga nilai tradisi dan budaya dari bangunan rumah gadang. Tak ayal, jika rumah gadang, pembangunan rumah gadang kawasan yang dinobatkan sebagai Kampung melibatkan Tukang Tuo sebagai “tenaga ahli”. Adat Terpopuler versi Anugerah Pesona Lantaran, pembangunan rumah gadang harus Indonesia (API) 2017 ini pun menjadi destinasi melibatkan pekerja yang memenuhi kriteria wisata unggulan dan favorit di Sumatra Barat, secara adat. khususnya Kabupaten Solok Selatan. 99 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Glossary Alek Pesta Amban Paruak pegangan kunci, yang artinya adalah seorang wanita atau bundo kanduang berperan sebagai pemegang harta pusaka yang dimiliki oleh kaumnya. Ani-ani pisau pemotong padi terbuat dari kayu dan bambu yang saling menyilang dengan pisau kecil Anjuang ruangan yang terletak pada sayap bangunan sebelah kanan dan sebelah kiri rumah panggung Art Director Pengarah Seni bertugas untuk mengawasi, mensupervisi dan memberikan arahan mengenai artistik, visual dalam proses pembuatan sebuah iklan atau desain. Bagonjong Atap rumah. Terbuat dari ijuk serta memiliki bentuk menyerupai tanduk kerbau sehingga melambangkan kemenangan suku Minang dalam perlombaan adu kerbau Balimau tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau Biliak Bagaluang bilik yang melingkar Bundokanduang adalah personifikasi etnis Minangkabau sekaligus julukan yang diberikan kepada perempuan sulung atau yang dituakan dalam suatu suku. CSR Corporate Social Responsibility atau Tanggung jawab Sosial Perusahaan adalah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. DED Detailed Engineering Design Ditjen Cipta Karya Direktorat Jendral Cipta Karya Gonjong bentuk dari rumah adat minangkabau yang berbentuk melancip kesamping atau bertanduk Heritage sejarah, tradisi dan kualitas yang dimiliki sebuah negara atau masyarakat selama bertahun-tahun dan diangap sebagai bagian penting dari karakter mereka. Homestay rumah tinggal yang sebagian kamarnya disewakan kepada tamu dalam jangka waktu tertentu untuk memperlajari budaya setempat atau suatu rutinitas tertentu. Landmark Markah tanah, tengara tanah, mercu tanda, atau tengaran 100 Kawasan Nagari Saribu Rumah Gadang


Kawasan Saribu Rumah Gadang

The book owner has disabled this books.

Explore Others

Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook