KONDISI GEOLOGI DALAM PERENCANAAN RUAS JALAN PANTAI SELATAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Herry Kurniawan, Aldian Nurcahya BBPJN Jateng-DIY
Daftar Isi Pendahuluan Kondisi Saat Ini Metodologi Hasil dan Pembahasan Kesimpulan
Jalur Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa Pembangunan JJLS merupakan salah satu pembangunan yang telah menjadi prioritas dalam RENSTRA dan meningkatkan konektivitas jaringan jalan nasional, memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. KESEPAKATAN 5 (LIMA) TUJUAN PEMBANGUNAN JJLS DIY GUBERNUR (Provinsi Banten, mengembangkan Pulau Jawa dimulai sejak tahun 2005 (rencana Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. bagian Selatan guna mendukung total panjang penanganan = 120,38 Yogyakarta, dan Jawa Timur) pertumbuhan ekonomi daerah km dan lebar jalan = 2 x 3,5 m). tahun 2004 bermaksud untuk sesuai dengan kondisi dan Pembangunan JJLS ini merupakan mengembangkan potensi Pulau karakteristik masing-masing kolaborasi pemerintah daerah dan Jawa bagian Selatan. wilayah. pemerintah pusat yang hingga saat ini sudah tersambung + 68 km. Waktu untuk penyelesaian JJLS ini direncanakan hingga tahun 2024.
01 Terdapat beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan di daerah yang terdampak, salah satu permasalahan yang Pendahuluan ditemui adalah kondisi geologi yang bervariasi di sepanjang trase. Menurut Husein dan Surono (2007) wilayah dari Parangtritis (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) hingga Teluk Pacitan (Provinsi Jawa Timur) disebut sebagai Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian Barat. Kawasan ini sebagian besar terdiri dari karst Gunung Sewu. Menurut Peraturan Daerah DIY No. 5 Tahun 2019 terdapat kawasan cagar alam geologi yang membentang dari Kulon Progo hingga Gunung Kidul. Kajian ini akan melihat hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan pada wilayah pembangunan JJLS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terutama untuk kawasan dari Parangtritis hingga Jerukwudel. Dari hasil pengujian-pengujian tersebut diharapkan dapat dilihat kondisi geologi pada kawasan yang akan direncanakan pada pengembangan JJLS. Selain itu juga dapat menyempurnakan aspek perencanaan JJLS yang akan dilaksanakan secara komprehensif.
Jalur Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa
Kondisi Eksisting JJLS Saat Ini 02 Ruas Congot – Ngremang Kondisi Jembatan Kretek 2 Saat Ini (Sumber: Dokumentasi Dian Rosalia dan PJN DIY, 2021)
Ruas Ngremang - Pandansimo Ruas Legundi – Planjan Ruas Planjan - Tepus Ruas Kretek - Girijati Ruas Tepus - Jerukwudel Ruas Jerukwudel – Barat – Duwet
03 Metodologi Metodologi Hasil pengujian lapangan pada Ruas Kretek – Girijati, Planjan – Baron – Tepus, dan Tepus – Jerukwudel Penggunaan data sekunder juga digunakan untuk menunjang kondisi geologi pada kawasan JJLS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengujian lapangan yang dilaksanakan adalah uji bor mesin dan SPT (Standard Penetration Test). Jumlah titik pengujian bor mesin 34 titik, yaitu: o Ruas Kretek – Girijati sebanyak 8 titik, o Ruas Planjan – Baron – Tepus sebanyak 7 titik, o Ruas Tepus – Jerukwudel sebanyak 19 titik. Pengujian di laboratorium dilakukan Pustlitbang SDA Kementerian PUPR, Bandung. Pengujian yang dilakukan di laboratorium berupa Sifat Fisika Bahan dan Kuat Tekan Uniaksial Batuan.
04 Hasil dan Pembahasan Hasil dan Lokasi penyelidikan adalah pada Ruas Jalan Kretek – Gi- Pembahasan rijati, Planjan – Baron – Tepus, dan Tepus – Jerukwudel. Formasi lapisan tanah dapat dilihat pada peta yang dikel- uarkan oleh Pusat Penelitian Geologi (1992 dan 1995). Terdapat dua formasi yang tanah/batuan untuk lokasi penelitian ini, yaitu formasi Wonosari dan formasi Nglanggran. Untuk struktur geologi pada ruas-ruas jalan tersebut terdapat dua kondisi yang cukup berbeda. Struktur geologi Ruas Kretek – Girijati dan Planjan – Baron – Tepus adalah perlapisan batuan dan tidak terdapat gejala sesar. Pada ruas Tepus – Jerukwudel memiliki struktur geologi berupa perlapisan homoklin, sesar, kekar dan lipatan.
Ruas Planjan - Tepus Hasil dan Pembahasan Ruas Jerukwudel – Barat – Duwet Struktur sesar pada umumnya berupa sesar turun dengan pola anthithetic fault blocks (Van Bemmelen, 1949). Sesar utama berarah barat laut-tenggara dan setempat berarah timur laut-baratdaya. Di kaki selatan dan kaki timur Pegunungan Batu Ragung dijumpai sesar geser ke kiri. Sesar ini berarah hampir utara-selatan dan memotong lipatan yang berarah timur laut – barat daya. Hasil penyelidikan tanah di lapangan secara visual bahwa jenis lapisan didominasi batu gamping. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengambilan sampel lapa- ngan menggunakan bor mesin Secara umum untuk semua Ruas jalan lapisan tanah yang paling mendominasi adalah batugamping yang memiliki tebal lebih dari 10 meter dan memiliki nilai SPT > 60.
Hasil dan Pembahasan Peta Geologi Lokasi Kegiatan Penyelidikan Geoteknik JJLS (Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1992 dan 1995) KKKKEEEETTTTEEEERRRRAAAANNNNGGGGAAAANNNN:::: Kondisi G==e==oFFlFFooooogrrrirmmmmuaanaasstssiiuiikWWWWtooiooannnpnoooorsssusaaaaarrrriisiijalan No. Ruas Jalan Formasi Jenis Lapisan Kretek – Girijati Wonosari Batu gamping terumbu, 1 ====FFFFoooorrrrmmmmaaaassNssiigiliaWWnWWggooroaonnnnnoooossssaaaarrrriikBiairel––kk–a–sriePPgnPuPitnuu,uudunnnangnnuuakuupanniln,knbggagrrgeeknsiti tufan aliran, glomerat, lava dan tuf 2 Planjan – Baron – Tepus Wonosari - Punung Batugamping, batu gamping napalan – tufan, batu gamping 3 Tepus – Je==r=u=kwFFFFuoodoeorrl rrmmmmaaaassssiiiiNNNNgggglllaalaannnnggggggggrrdkrraaoaaannnngnbnloamtuelraanta, buatupasir tufan, (Sumber: Hasil analisis, 2021) KKKKrKerrrrteeeeetttkeeteekk–kk––G––iGGrGGijiiairrirriitijjiijaajaatttiitii PPPlPaPllnlaalaajnnannjjnjaajaa–nnnnB––––aBBrBBoaaanarrrroo–oonnTnne––––pTTTuTeeseeppppuuuussss Tepus – Jerukwudel 1 Tepus – Jerukwudel 2 KEKTEREANTGEANR: ANGAN: ==FForomramsiaWsionWosoanriosari = Formasi Wonosari – =PFuonurmngasi Wonosari – Punung ==FForomramsiaNsiglaNngglgarannggran TTTeTTeepeeppuppuusuuss–ss––J––eJJJJreeueerrkrruuwuukkkkuwwwdwuueuuddldd1eeeellll1111 Kretek – GirijatiTeTTTTpeeeeuppppsuuuuss–ss––J––eJJrJJeeuPeerrklraruuwunukkjukakwwndww–euuuBulddda2deereeolllnl222–2Tepus
Tampak dari atas Hasil dan Pembahasan Pembangunan Jembatan Keretek 2 Sedangkan lapisan tanah lainnya yang ada di sepanjang Ruas Planjan - Tepus ruas itu adalah Lempung, lempung lanauan, dan lanau pasiran. Dimana memiliki tebal lapisan bervariasi dari 0,5 – 14,0 meter dengan nilai SPT berkisar antara 0 – 60. Jenis galian didasarkan kepada nilai-nilai yang terdapat pada Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018. Penggolongan jenis galian tersebut didasarkan kepada nilai kuat tekan uniaksial pada sampel yang diambil dengan nilai 0,6 – 12,5 MPa (6 – 125 kg/cm2) merupakan jenis galian batu lunak dan >12,5 MPa (>125 kg/cm2) merupakan jenis galian batu. Hasil pengujian secara umum jenis klasifikasi galian yang terdapat di lapangan didominasi galian batu.
Sampel hasil bor mesin di lapangan (Sumber: Hasil analisis, 2021) Ruas Kretek – Girijati Ruas Tepus – Jerukwudel 1
Sampel hasil bor mesin di lapangan (Sumber: Hasil analisis, 2021) Ruas Planjan – Baron – Tepus Ruas Tepus – Jerukwudel 12
Hasil dan Pembahasan No. Ruas Jalan Lapisan tanah untuk tiap ruas jalan Tebal (m) SPT 1 Kretek – Girijati 2,0 -13,0 11 – 60 2 Planjan – Baron – Tepus Lapisan 3 Tepus – Jerukwudel 1 3,0 45 Soil, Dark Brown, Moist, Soft, Limestone, Brownish White, Slightly Hard 3,0 – 27,0 > 60 4 Tepus – Jerukwudel 2 17 – 39 Carbonaceous, very dense, organic claystone, greyish black, very dense, slightly soft 14,0 (Sumber: Hasil analisis, 2021) 5,0 – 24,0 > 60 Limestone, dark grey, fine sand grain size, fossil fragment, hard, slightly weathered, cobble size, slightly compact, a lot of 8 – 60 fractures 10,0 – 31,0 > 60 Clay, Dark Brown, High Plasticity, Very Stiff 0,5 > 60 3,0 – 30.0 > 60 Limestone Clay, Brownish White, Medium Hard Rock, Dry Very Dense, Moderately Weathered Medium Compact, There is 8 – 60 some Fossils 0,5 – 6,0 0 – 26 > 60 Crystalline Limestone, Reddish White, Very Hard Rock, Dry Very Dense, Moderately Weathered Medium Compact, There is 1,0 some Calcite Mineral 0,5 – 6,0 > 60 0,5 – 5,0 Lempung lanauan warna coklat, plastisitas rendah; plastisitas rendah konsistensi teguh 12,0 – 33,5 Batu Gamping warna putih, karbonatan, merupakan gamping trumbu, sangat keras; warna krem, banyak terdapat rongga dengan terisi mineral kalsit sangat keras; kristal (terumbu) warna putih, tingkat pelapukan segar, sangat keras; (sangat 0,5 lapuk) lempungan warna putih 3,45 Lanau pasiran warna hitam kecoklatan, plastisitas rendah; warna coklat, konsistensi sangat teguh; warna coklat kebauan; warna coklat muda Gamping (lapukan) warna putih kecoklatan, sangat keras Lempung warna coklat, lembab, plastisitas tinggi konsistensi sangat teguh; konsistensi keras; plastisitas rendah Lempung, warna cokelat gelap, plastisitas rendah, keras; warna coklat sisipan batu gamping konsistensi sangat keras; plas- tisitas tinggi, konsistensi sangat teguh; warna coklat kemerahan, konsistensi keras; Batugamping, warna abu sampai putih termasuk jenis batu gamping terumbu, karbonatan, terdapat banyak rongga, sangat keras; warna putih, berongga, kompak, sangat keras; terumbu warna coklat; terumbu warna putih bintik kuning sangat keras; putih sisipan lempung warna coklat; terdapat banyak rongga dengan diameter cukup besar (dengan adan- ya core lose sebagai indikasi) Lempung lanauan warna coklat, plastisitas rendah; Lanau Pasiran warna coklat kebauan, konsistensi sangat Keras;
Hasil pengujian kuat tekan rata-rata untuk tiap ruas dan klasifikasi galian No. Ruas Jalan Kuat Tekan Rata-rata (kg/cm2) 1 Kretek – Girijati Batu Lunak Batu 2 Planjan – Baron – Tepus 3 Tepus – Jerukwudel 1 74,89 379,58 4 Tepus – Jerukwudel 2 48,39 264,95 (Sumber: Hasil analisis, 2021) 111 332,42 117,5 286
Beberapa Penanganan Lereng di JJLS Provinsi DIY (Sumber: Dokumentasi Dian Rosalia, 2021) Ruas Jerukwudel – Barat – Duwet Ruas Tepus - Jerukwudel Ruas Planjan - Tepus
05 Kesimpulan Kesimpulan Secara umum penyebaran batuan pada daerah yang menjadi fokus penelitian yaitu berupa Batu gamping ter- umbu, kalkarenit, dan kalkarenit tufan, Breksi gunung api, breksi aliran, glomerat, lava dan tuf, Batu gamping, batu gamping napalan – tufan, batu gamping konglomerat, batu pasir tufan, dan batu lanau. Hasil bor mesin menunjukkan lapisan tanah didominasi oleh batu gamping, Lempung, lempung lanauan, dan lanau pasiran. Lapisan tanah yang tidak seragam ini memerlukan perencanaan penanganan tanah yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi lapisan tanah tersebut terutama pengamanan pada badan jalan. Hasil laboratorium di lokasi penelitian mempunyai klasifikasi jenis galian yaitu berupa galian batu lunak dan galian batu.
05 Kesimpulan Galian batu merupakan galian yang akan menjadi jenis dominan pada ruas-ruas tersebut, hal ini akan mempengaruhi dalam perencanaan pembangunan pada ruas-ruas tersebut terutama pada bagian volume pekerjaan dan cara pengamananan struktur jalan itu sendiri. Jenis galian dominan di lokasi penelitian adalah galian batu, di mana penanganan lereng yang ada bisa lebih tegak sehingga mengurangi biaya pelaksanaan (tidak ada bangunan penahan) dan kebutuhan lahan.
05 Saran Perlu suatu pedoman dalam pengukuran geologi untuk menunjang perencanaan, untuk dapat menggambarkan kondisi lapangan sedekat mungkin termasuk penentuan asumsi, metoda, dan cara analisis. Belum ada cara pengukuran lapangan untuk penyelidikan geologi ini agar bisa mendapatkan hasil dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Perlu adanya suatu pedoman untuk penanganan untuk suatu jenis lapisan tanah atau batuan tertentu pada konstruksi jalan. Dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk penggunaan hasil galian yang berupa galian batu untuk bahan-bahan perkerasan jalan (timbunan pilihan, lapisan fondasi, atau campuran beraspal).
terima kasih.
Search
Read the Text Version
- 1 - 21
Pages: