Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore mendatangkan buku ke sekolah

mendatangkan buku ke sekolah

Published by enengokta201, 2022-10-15 08:17:56

Description: mendatangkan buku ke sekolah

Search

Read the Text Version

MAKALAH MENDATANGKAN BUKU KE SEKOLAH Dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Literasi Pendidikan Dasar Dosen Pengampu: H.Supardi, S.Pd.,M.Pd Disusun Oleh: Neneng Oktavia (2013060) SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL STIK TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita tentang pembelajaran litersi di sekolah dasar. Tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahannya. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Boja,12 oktober 2022 Penulis i

DAFTAR ISI Kata Pengantar ......................................................................................................... i DAFTAR ISI........................................................................................................... ii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang......................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1 BAB II..................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2 A. Buku di Indonesia ............................................................................................. 2 B. Mendatangkan buku......................................................................................... 3 C. PENYELEKSIAN BUKU................................................................................. 5 D. Digitalisasi buku................................................................................................ 6 E. Self Publishing................................................................................................... 7 BAB III ................................................................................................................... 9 PENUTUP............................................................................................................... 9 A. Kesimpulan .................................................................................................. 9 B. Saran............................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 10 ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Literasi dasar terdiri dari baca, tulis, numerisasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan adalah bagian dari kecakapan pembelajaran abad 21. Bersamaan beserta kompetensi serta karakter, ketiga hal tersebut akan bermuara pada pembelajaran sepanjang hayat. Buku sering juga disebut sebagai jendela dunia karena kegunaan buku memang untuk menambah wawasan dan mengetahui banyak hal yang ada di dunia bahkan yang belum kita tahu sebelumnya. Kegiatan membaca buku untuk mendapatkan kegunaan buku ini juga tidak hanya bagi para pelajar, tetapi juga orang dewasa bahkan orang-orang usia lanjut. Kegunaan buku untuk khalayak umum memang menjadi sumber informasi yang kemudian dapat membuka wawasan seseorang mengenai berbagai hal, misalnya ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, politik maupun berbagai aspek mengenai kehidupan manusia lainnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa pentungnya buku untuk kegiatan sekolah? 2. Bagaimana pengadaan buku di sekolah? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui manfaat dan tujuan pengadaan buku 2. Mengetahui proses pengadaan buku di sekolah 1

BAB II PEMBAHASAN A. Buku dan kegiatan belajar mengajar di Indonesia Persoalan buku dan guru di negeri ini ada kemiripan: distribusinya tidak merata. Banyak di satu tempat, sedikit di tempat lain. Padat di suatu daerah, langka di daerah lain. Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad pernah bercerita tentang ketiadaan buku di suatu kabupaten di Pulau Sumatera. Dinas Pendidikan Kabupaten bingung harus mencari buku di mana. Tidak ada toko buku yang bisa disambangi. Karena yang tersedia adalah buku agama, akhirnya buku tersebut yang dibeli dan didistribusikanke sekolah-sekolah. Menurut Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), jumlah judul buku yang terbit per tahun lebih dari 30 ribu judul. Rata-rata satu judul buku dicetak 3.000 eksemplar3. Maka jumlah buku baru yang beredar per tahun sedikitnya mencapai 90 juta eksemplar. Survei World’s Most Literate Nations yang dibuat Central Connecticut State University, Amerika Serikat, yang dirilis pada awal 2016, meletakkan tingkat literasi masyarakat Indonesia berada di posisi ke-60 dari 61 negara yang disurvei. Ini menunjukan rendahnya literasi di Indonesia. Hanya 1 dari 1000 orang di Indonesia yang gemar membaca. Dilansir dari kemendagri Indonesia menenpati rangkin 62 dari 70 negara yang berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada di 10 besar Negara terbawah yang memiliki literasi rendah. Buku termasuk salah satu sarana sangat penting dalam satuan pendidikan. Sifatnya melekat dalam penyelenggaran kegiatan belajar mengajar. Untuk memastikan ketersediaan buku di sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Dalam Permendikbud tersebut, disebutkan secara rinci standar kepemilikan buku tiap jenjang pendidikan berdasarkan 2

jenisnya, yaitu buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber belajar lain. Buku teks menjasi salah satu komponen utama dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu buku teks juga di prioritaskan keberadaanya dalam dunia pendidikan Indonesia. Buku teks berperan sebagai bahan ajar yang dominan selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Dengan kata lain buku itu berguna untuk menyampaikan materi kurikulum. Tanpa buku semacam teks siswa akan kesulitan belajar. Jadi buku dapat dikatakan sebagai pegangan peserta didik mulai jenjang dasar hingga perguruan tinggi baik di dalam sekolah negri maupun swasta. Tidak hanya digunakan oleh peserta didik , buku teks juga digunakan oleh pendidik. Paratenaga pendidik memerlukan buku tersebut sebagai silabus serta memudahkan mereka dalam mengajar. B. Mendatangkan buku Jumlah siswa Indonesia sekitar 59 juta. Dengan asumsi satu siswa baca satu judul buku nonteks pelajaran, maka 59 juta potensi pasar adalah angka yang sangat besar. Belum lagi tambahan peserta didik dari pendidikan nonformal (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, lembaga kursus, dll).Namun, sekali lagi, potensi itu belum tergarap maksimal. Faktor internal dan eksternal masih menjadi problem; minat baca rendah, daya beli kurang, akses terhadap buku sulit. Menurut data Ikapi (2015), jumlah penerbit anggota Ikapi pada 2015 sebanyak 1.328 penerbit5. Dari angka itu, peta persebaran penerbit tidak merata. Penerbit terkonsentrasi di lima wilayah utama, yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. 3

Terpusatnya penerbit di pulau Jawa yang berdampak pada timpangnya distribusi di luar Jawa, bagaimanapun, harus dicarikan solusi. Solusi yang bisa diajukan sebagai berikut: 1. pembukaan kantor distribusi/perwakilan pemasaran lebih banyak. 2. menyelenggarakan pameran buku secara berkala dan menjadikannya sebagai program periodic 3. menyediakan galeri penjualan di lingkungan kantor perwakilan 4. menawarkan diri kepada penyelenggara acara di sekolah atau kampus untuk mengisi bazar buku. Bagaimana mendatangkan sekian judul buku nonteks pelajaran ke sekolah? Ada beberapa cara yang telah ditetapkan. 1. Gunakan dana BOS. Ketentuannya, minimal 5% dana BOS digunakan untuk membeli buku teks dan nonteks pelajaran. 2. Mengusulkannya kepada dinas pendidikan/kantor Kemenag kabupaten/kota. 3. membeli buku murah, misalnya membeli buku di ajang pameran buku yang selalu banjir diskon. 4. mengunduh buku elektronik yang hak ciptanya milik pemerintah Selain sumber internal, potensi eksternal juga dapat diandalkan. Sekolah, misalnya, dapat mengirimkan proposal permohonan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility—CSR) kepada perusahaan yang berdiri di wilayahnya (atau di wilayah lain yang jauh). Bentuk bantuan yang diharapkan adalah penyediaan buku nonteks pelajaran untuk koleksi sudut baca dan perpustakaan sekolah. 4

C. PENYELEKSIAN BUKU Tidak semua buku populer yang laku di pasaran baik untuk dibaca siswa. Sebab, ada buku bertema dewasa, mendapat pujian banyak kritikus, meraih penghargaan internasional, namun tidak baik dibaca siswa karena kontennya sarat aktivitas seksual dan istilah cabul. Maka sangat perlu bagi satuan pendidikan untuk melakukan penyeleksian terhadap buku-buku yang masuk ke sekolah. Bagaimanapun, siswa berhak mendapatkan buku bacaan yang bagus dan berkualitas, bebas dari unsur pornografi, paham ekstremisme, radikalisme, kekerasan, SAR, bias gender, dan tidak mengandung nilai penyimpangan lainnya. Kemendikbud menerbitkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan. Permendikbud yang ditandatangani Anies Baswedan pada 29 Februari 2016 ini mensyaratkan dua kewajiban yang harus dimiliki 96 Gerakan Literasi Sekolah sebuah buku teks dan nonteks pelajaran yang boleh beredar di sekolah, Yaitu : 1. memenuhi unsur nilai/norma positif yang berlaku di masyarakat, antara lain tidak mengandung unsur pornograf, paham ekstremisme, radikalisme, kekerasan, SAR, bias gender, dan tidak mengandung nilai penyimpangan lainnya. 2. Memenuhi kriteria penilaian sebagai buku yang layak digunakan oleh satuan pendidikan. Kriteria itu mencakup kulit buku, bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. 5

D. Digitalisasi buku Sumber ilmu tidak hanya dalam bentuk cetak. Kini, buku yang dicetak secara elektronik (e-book) alias buku digital sudah banyak beredar. E-book adalah buku yang disuguhkan dama bentuk elektrik. Ebook dapat diakses melalui perangkat elektronik seperti hp, laptop ataupun pc. Di era teknologi seperti sekarang, segala sesuatu harus serba cepat dan serba mudah hanya sekali tekan. Itu sebabnya buku digital semakin hari semakin banyak peminatnya. Karena buku digital tidak harus bersusah payah membawa tas berat berisi buku-buku bacaan serta dapat membaca dimanapun dan kapanpun. Cukup membawa smartphone, berbagai macam udul file ebook tertampung di memori. Perpustakaan pun mengalami transformasi yang sangat maju, yaitu dengan adanya perpustakaan digital. Pembaca buku, dari wilayah manapun, dapat meminjam buku di perpustakaan ini. Buku dapat diakses dan dibaca melalui telepon seluler Sejumlah penerbit besar pun telah mengonversi buku versi cetaknya ke dalam bentuk digital. Tidak hanya itu, mereka juga membuka toko buku digital (e-book store), di antaranya eRosda (e-rosda.com) oleh Rosdakarya dan Mizan (Mizan Lumos di Google Play). Di antara sekian banyak toko buku daring, berikut ini 20 toko yang bisa jadi referensi: 6

E. Self Publishing Salah satu cara terbaik untuk merangsang minat dan semangat siswa dalam berliterasi adalah menerbitkan karya mereka dalam bentuk buku. Sejumlah sekolah mengadakan sayembara menulis, atau mengumpulkan karya tulis siswa dan guru, untuk dibukukan. Karya itu berupa cerita pendek, puisi, atau gambar bercerita (komik). Self publishing adalah proses untuk menerbitan naskah menjadi buku cetak, dimana penulis memiliki kontrol penuh atas seluruh proses penerbitan bukunya. Mulai dari penulisan naskah, layout dan harga buku yang akan di pasarkan. Problemnya, jika karya tersebut ingin diterbitkan di penerbit mayor, hampir dipastikan tidak dapat terlaksana. Sebab, karena sifatnya mengakomodasi beragam karya, dan ditulis oleh 7

pemula, kualitas yang diharapkan penerbit sulit tercapai. Kalaupun diterbitkan, prosesnya memakan waktu lama terutama dari segi editing. Kondisi demikian dapat diatasi dengan menerbitkan buku melalui penerbit indie. Bisa dipastikan buku dengan konten apapun bisa diterbitkan lewat jalur ini. Asal ada dana, berapapun jumlah halaman, bentuk yang diinginkan, dan desain yang disukai, semua dapat dipenuhi. Sebagian penerbit indie juga menawarkan paket-paket penerbitan, mencakup pilihan jenis layanan jasa, jumlah eksemplar cetak, lama pencetakan, dan harga. Ada pula yang mencetak sesuai permintaan (print on demand). Penerbit biasanya juga membuka layanan konsultasi pencetakan. 8

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pengadaan buku di sekolah dasar memang sangatlah penting. Buku termasuk salah satu sarana sangat penting dalam satuan pendidikan. Sifatnya melekat dalam penyelenggaran kegiatan belajar mengajar. Dalam pengadaan buku du sekolah terdapat peraturan penyeleksian buku diantaranya tertuang dalam Kemendikbud menerbitkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan. Siswa berhak mendapatkan buku bacaan yang bagus dan berkualitas, bebas dari unsur pornografi, paham ekstremisme, radikalisme, kekerasan, SAR, bias gender, dan tidak mengandung nilai penyimpangan lainnya. Di era teknologi ini sudah banyak buku-buku digital yang dapat di akses melalui smartphone kita, sehingga memudahkan untuk pengembangan literasi serta meningkatkan data tarik peserta didik. Selain itu, untuk menarik minat peserta didik dapat dilakukan self publishing, yaitu menerbitkan secara mandiri karya-karyanya. B. Saran Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. 9

DAFTAR PUSTAKA  2018. https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/menumbuhkan- kecintaan-anak-pada-buku-dan-kegiatan-membaca (di akses pada 11 Oktober 2022)  http://deepubishstore.com (di akses pada 11 Oktober 2022)  A.Billy. .2017. Gerakan Literasi Sekolah dari Pucuk Hingga Akar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  Kemendagri.2021. Tingkat literasi indonesiadi dunia rendah, rangking 62 dari 70 Negara. https://perpustakaan.kemendagri.go.id. (di akses pada 11 Oktober 2022) 10


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook