BAHAN AJAR SISTEM RESPIRASI Disusun Oleh : Dea Deviyanti,S.Pd SMA Negeri 1 Cibatu BAHAN AJAR
1. KOMPETENSI DASAR 3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem respirasi manusia. 4.8 Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan manusia berdasarkan strudi literatur 2. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Pertemuan kedua : Pertemuan kedua : 3.8.4 Menunjukkan penyebab 4.8.3 Menganalisis pengaruh buruk gangguan fungsi sistem kebiasaan merokok dan udara respirasi pada manusia (C3) lingkungan yang tercemar 3.8.5 Menjelaskan pengaruh terhadap kesehatan manusia. merokok dengan kesehatan (C4) pernapasan (C2) 4.8.4 Mendesain proyek pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem Pertemuan ketiga : respirasi pada manusia (P4) 3.8.6 Mengimplementasikan Pertemuan ketiga : pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem 4.8.5 Membuat proyek pencegahan respirasi pada manusia (C4) terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia (C6) 4.8.6 Menyajikan hasil proyek pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dalam bentuk presentasi (C5) 3. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) : Pertemuan kedua : 1. Peserta didik dapat menunjukkan penyebab gangguanfungsi sistem pernapasan 2. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh merokok dengan kesehatan pernapasan 3. Peserta didik dapat merumuskan pengaruh buruk kebiasaan merokok dan udara lingkungan yang tercemar terhadap kesehatan manusia 4. Mendesain proyek pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia Pertemuan ketiga :
1. Peserta didik dapat mengimplementasikan pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia 2. Peserta didik dapat membuat proyek pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia 3. Peserta didik dapat menyajikan hasil proyek pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dalam bentuk presentasi 4. PETUNJUK BELAJAR 1. Baca dan cermatilah tujuan belajar dengan seksama 2. Bacalah bahan/materi dengan baik 3. Kerjakan tugas p a d a L K P D sesuai dengan petunjuknya 4. Jika ada kesulitan, silahkan bertanya kepada Guru 5. URAIAN MATERI Materi faktual : Masih Remaja Sudah Mulai Merokok? Ini Dampak dan Bahayanya Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa sebanyak 80% dari total perokok di Indonesia sudah mulai merokok sejak masih berusia di bawah 19 tahun. Kelompok usia dengan jumlah perokok terbanyak adalah 15-19 tahun, disusul oleh kelompok usia 10-14 tahun di urutan kedua. Padahal, dampak rokok bagi anak-anak dan remaja nyatanya sangat serius, bahkan dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus parah. Berikut beberapa dampak kesehatan yang dapat dialami jika seseorang merokok sejak usia remaja. 1. Paru-paru berhenti berkembang Memulai kebiasaan merokok terlalu dini sangat berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru. Rokok menyebabkan gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan paru pada anak-anak dan remaja yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kronis saat mereka beranjak dewasa. Contohnya akan timbul penyakit yang sering dikenal dengan nama PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik). Saat kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja berhasil dihentikan, ada kemungkinan paru-paru mereka dapat kembali berkembang. Namun, sebuah riset menyatakan bahwa jika seorang anak merokok selama 20 hari, maka dampak buruk terhadap paru-parunya sama seperti seseorang yang telah merokok selama 40 tahun dan ia pun lebih berisiko menderita kanker paru. 2. Gejala penyakit jantung dan pembuluh darah Tak hanya menghentikan perkembangan paru-paru, merokok pada usia remaja juga dapat menyebabkan kerusakan sistem peredaran darah yang akan berangsur semakin parah saat ia tumbuh dewasa. Ketika ia memasuki usia dewasa, bukan tidak mungkin berbagai penyakit dapat terbentuk, seperti penyakit jantung koroner yang risiko terkenanya 2-4 kali, aterosklerosis, gagal jantung, serangan jantung, hingga stroke. Penyakit-penyakit ini adalah penyebab utama dari kematian muda yang cukup tinggi terjadi diseluruh dunia. Penelitian terhadap 20 juta orang selama beberapa tahun menunjukkan terjadi peningkatan prevalens infark miokard dan penyakit jantung koroner (PKJ) pada orang yang aktif merokok sebesar 70% dibanding orang yang tidak merokok.
3. Kerusakan gigi Merokok adalah penyebab utama dari gangguan kesehatan gigi dan mulut. Hampir setengah dari infeksi yang terjadi di mulut terjadi kepada para perokok aktif dengan rentang usia di bawah 30 tahun. Sebuah riset juga membuktikan hal yang sama, yaitu perokok aktif yang berusia sangat muda memiliki lebih banyak karies, plak, serta berbagai infeksi gusi dan mulut dibandingkan dengan anak seusianya yang tidak merokok. 4. Masalah pada otot dan tulang Penelitian dalam lingkup yang cukup besar dilakukan di Belgia dan melibatkan sebanyak 677 remaja. Dari penelitian ini diketahui bahwa remaja yang sering merokok memiliki kepadatan tulang yang rendah serta mengalami penurunan puncak pertumbuhan yang seharusnya terjadi pada usianya. Sama dengan penelitian sebelumnya, penelitian yang mengikut sertakan 1000 remaja laki-laki di Swedia menemukan bahwa kelompok yang merokok mengalami kerapuhan tulang dan mengurangi kepadatan atau densitas tulang pada bagian tulang belakang, leher, tengkorak, serta pada tangan dan kaki. 5. Kanker Rokok mengandung senyawa karsinogen yang dapat menginduksi mutasi atau pembelahan sel pada level DNA sehingga dapat menyebabkan kanker. Kanker paru merupakan kanker utama yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Selain kanker paru, rook juga dapat menyebabkan kanker mulut, laring, oro dan hipofaring, esophagus, lambung, pancreas, hati, usus besar, ginjal, kandung kemih, testis, serviks dan leukemia. Sumber : https://www.emc.id/id/care-plus/masih-remaja-sudah-mulai- merokok-ini-dampak-dan-bahayanya Kandungan Rokok Menurut Arini, Sufia firda dalam jurnal penelitiannya menuliskan bahwa Komponen-komponen yang terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan terjadinya radikal bebas, contohnya seperti karbon diaksida, karbon monoksida, dan senyawa hidrokarbon. Radikal bebas yang ditimbulkan oleh asap rokok menyebabkan polusi udara meningkat, secara tidak langsung hal tersebut dapat menyebabkan stres oksidatif paru. Stres oksidatif paru memacu peningkatan sekuestrasi neutrofil di mikrovaskuler pulmonal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya infiltrasi neutrofil (Arkeman, 2006). Selain itu, stres oksidatif juga dapat mempengaruhi fungsi antielastase pada saluran napas tidak berfungsi, sehingga terjadi kerusakan pada interstitial alveolus (Marwan et al., 2005). Penciptaan rokok elektrik memiliki tujuan untuk memberikan nikotin tanpa adanya pembakaran tembakau, namun penggunanya tetap merasakan sensasi merokok. Terdapat penelitian yang dilakukan di tahun 2009 dengan tujuan mengevaluasi kandungan rokok elektrik dan didapatkan bahwa didalamnya memiliki kandungan diethylene glycol (DEG) dan nitrosamine tembakau tertentu (TSNA). Terdapat satu zat didalam kepulan asap yang dihasilkan oleh rokok elektrik bernama propilen glikol. Zat ini apabila dihirup menyebabkan iritasi pernapasan, semakin lama menyebabkan asma, mengi, sesak dada, penurunan fungsi paru, dan obstruksi jalan napas (Husain, 2018). Liquid yang digunakan pada rokok elektrik yang mengandung nikotin yang dikaitkan dengan penyakit paru interstitial akut seperti pneumonitis eosinofilik akut, pneumonitis hipersensitif, dan bronchiolitis-associted interstitial lung disease (Ramadhanti, 2020). Paru-paru merupakan salah satu organ dalam tubuh yang elastik, letaknya di dalam rongga dada atu thoraks, berbentuk kerucut dan merupakan organ yang
sering mengalami patologik. Fungsi paru-paru adalah untuk berlangsungnya proses respirasi, yakni dengan menghidrup oksigen dari luar tubuh masuk melalui hidung hingga ke alveolus paru. Oksigen yang masuk dalam alveolus akan diteruskan dalam darah untuk melewati proses metabolisme karbondioksida. Hasil dari metabolisme karbondioksida yakni berupa karbondioksida yang akan dikeluarkan darah agar keluar ke udara bebas (Hidayah et al., 2020). Materi konseptual : Sistem Pernapasan pada Manusia Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi. 1. Struktur dan Fungsi Alat Pernapasan pada Manusia Setiap kita bernapas, okisigen (O2) masuk dan karbon dioksida (CO2) dikeluarkan. Oksigen yang kita hirup ini masuk ke dalam paru-paru setelah melalui berbagai alat pernapasan. Alat pernapasan yang dimaksud terdiri atas rongga hidung, pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), cabang batang tenggorokan (bronkus), dan paru-paru (pulmo). Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini menjadikan permukaan paru-paru lebih luas. 2. Mekanisme Pertukaran Gas Oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2) Diperkirakan, luas permukaan paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan sekitar 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh. “Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk
oksidasi. Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.” Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung. a. Pernapasan Eksternal Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal. Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO3-). Dengan bantuan enzim karbonatanhidrase, karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar. Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan HHb) melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (disingkat HbO2). Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena ada perbedaan tekanan parsial antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan karbondioksida pada darah dan udara berbeda. Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru. Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada darah akan lebih kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung. b. Pernapasan Internal Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler. Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme sel. Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan. Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).
3. Mekanisme Pernapasan Bernapas merupakan aktivitas pokok setiap makhluk hidup. Udara yang kita hisap saat bernapas, dapat masuk ke dalam paru-paru karena adanya mekanisme pernapasan. Tanpa adanya otot, udara yang ada di luar tubuh tidak bisa masuk ke dalam paru-paru. Demikian pula saat udara dihembuskan, otot juga berperan di dalamnya. Oleh karena itu, berdasarkan otot yang berperan dalam proses pernapasan, kegiatan bernapas manusia dibedakan menjadi dua jenis, yakni pernapasan dada dan pernapasan perut. Sementara itu, kedua proses pernapasan ini terjadi dalam dua fase, meliputi inspirasi (inhalase) dan ekspirasi (ekshalase). Inspirasi adalah proses masuknya udara dari luar tubuh menuju paru-paru melewati saluran pernapasan. Sedangkan ekspirasi adalah proses keluarnya udara dari dalam tubuh menuju lingkungan melalui organ saluran pernapasan. a. Pernapasan Dada Apabila kita menghirup dan menghempaskan udara menggunakan pernapasan dada, otot yang digunakan yaitu otot antartulang rusuk. Otot ini terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang rusuk luar dan otot antartulang rusuk dalam. Saat terjadi inspirasi, otot antartulang rusuk luar berkontraksi, sehingga tulang rusuk menjadi terangkat. Akibatnya, volume rongga dada membesar. Membesarnya volume rongga dada menjadikan tekanan udara dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, padahal tekanan udara bebas tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru- paru melewati saluran pernapasan. Sementara saat terjadi ekspirasi, otot antartulang rusuk dalam berkontraksi (mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya, rongga dada mengecil. Oleh karena rongga dada mengecil, tekanan dalam rongga dada menjadi meningkat, sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada dalam rongga paru- paru menjadi terdorong keluar. b. Pernapasan Perut Berbeda dengan pernapasan dada, pernapasan perut menggunakan otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Sementara mekanisme pernapasannya tetap melalui dua fase, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Fase inspirasi pada pernapasan perut terjadi apabila otot diafragma berkontraksi (mengkerut), sehingga posisi diafragma mendatar. Akibat yang ditimbulkan, volume rongga dada menjadi lebih besar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada mengecil. Namun, volume udara luar tetap. Penurunan tekanan udara ini menjadikan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara di luar tubuh masuk ke dalam paru-paru. Sementara itu, fase ekspirasi terjadi apabila otot diafragma berelaksasi (mengendur) dan otot dinding rongga perut berkontraksi. Akibat yang ditimbulkan, rongga perut terdesak ke arah diafragma, sehingga keadaan diafragma cekung ke rongga dada. Akibatnya, volume rongga dada mengecil dan tekanan udaranya meningkat. Sehingga, udara dalam rongga paru-paru keluar tubuh. 4. Volume, Kapasitas, dan Frekuensi Paru-paru Volume udara yang dihirup setiap orang biasanya berbeda-beda. Perbedaan ini
terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya ukuran paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Sementara kecepatan (frekuensi) seseorang dalam bernapas juga berbeda-beda. Perbedaan frekuensi paru-paru setiap orang ini disebabkan faktor usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan kegiatan yang dilakukan tubuh. Seorang laki-laki muda dengan suhu tubuh tinggi dan banyak aktivitas, akan lebih tinggi frekuensi pernapasannya dibandingkan kondisisebaliknya. Saat kita bersantai atau dalam keadaan normal, udara yang kita hirup dan hembuskan dari paru-paru memiliki volume yang tidak besar, sekitar 500 cm3 atau 500 cc. Volume udara yang demikian dinamakan volume udara tidal. Namun demikian, dalam volume udara tidal tersebut, masih kemungkinan untuk menambah volume udara ekstra dari luar sebesar 1.500 cm3 atau 1.500 cc. Volume udara ekstra dinamakan volume udara cadangan inspirasi atau udara komplementer. Demikian pula sebaliknya, volume udara sekitar 1.500 cm3 atau 1.500 cc dapat kita keluarkan setelah melakukan pernapasan normal. Volume udara yang demikian dinamakan volume udara cadangan ekspirasi atau udara suplementer. Jadi, saat kita bernapas sekuat-kuatnya, baik secara inspirasi maupun ekspirasi, di dalam paru-paru akan terdapat jumlah volume udara sekitar 3.500 sampai 4.000 cm3. Kita namakan kondisi demikian sebagai kapasitas vital paru-paru. Oleh karena itu, kapasitas vital paruparu dapat dirumuskan sebagai berikut. Namun demikian, sesudah kita melakukan pernapasan secara maksimal, di dalam paru- paru masih tersimpan volume udara sekitar 1.500 cm3. Volume udara ini dinamakan udara residu (sisa)
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia Kadangkala organ saluran pernapasan kita dapat mengalami gangguan atau kelainan, sementara bagi sebagian kecil orang mengalaminya sebagai penyakit. a. Asma Asma merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan oleh hiper sensitivitas bronkiolus (atau disebut juga asma bronkiale). Penderita asma akan mengalami kesukaran saat bernapas. Kondisi ini terjadi karena adanya kontraksi kaku dari bronkiolus. Sumber gambar : https://www.sehatq.com/penyakit/asma b. Asidosis Asidosis adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar asam bikarbonat dan asam karbonat dalam darah. Proses metabolisme tubuh banyak menghasilkan asam. Paru-paru dan ginjal biasanya dapat menyeimbangkan kadar asam yang sedikit meningkat. Gangguan pada organ tersebut dapat menyebabkan penumpukan asam di dalam tubuh. Sumber gambar : https://www.sehatq.com/penyakit/asidosis c. Emfisema Paru-paru Emfisema paru-paru merupakan suatu penyakit yang diderita seseorang akibat jumlah udara yang berlebihan di dalam paru-paru, sehingga membuat daerah pertukaran gas berkurang. Berbagai penyebab emfisema misalnya infeksi kronis oleh rokok atau bahan-bahan lain yang mengiritasi bronkus, kemudian infeksi akibat kelebihan mukus karena peradangan dan edema epitel bronkiolus. Selain itu, penyakit ini disebabkan karena adanya gangguan saluran respirasi sehingga sulit untuk berekspirasi, sehingga mengakibatkan udara terperangkap di dalam alveolus dan menyebabkan alveolus renggang. Sumber gambar : https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/penyakit/penyakit- emfisema-adalah-penyakit-berbahaya-untuk-paru/
d. Faringitis Faringitis merupakan peradangan pada faring. Akibat yang ditimbulkan gangguan ini adalah rasa nyeri saat menelan makanan atau kerongkongan terasa kering. Penyebabnya yakni infeksi oleh bakteri atau virus, kemudian bisa pula karena terlalu banyak merokok. Sumber gambar : https://www.sehatq.com/penyakit/faringitis e. Pneumonia Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang mengakibatkan alveolus berisi cairan dan eritrosit secara berlebihan. Sebagai contoh pnemonia adalah pneumonia bakteri. Infeksi ini disebarkan oleh bakteri Diplococus pneumaticus, dari satu alveolus ke alveolus yang lain, sehingga dapat meluas ke seluruh lobus, bahkan ke seluruh paru-paru. f. Tuberkulosis (TBC) Sumber gambar : https://www.alodokter.com/pneumonia Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Semua organ tubuh dapat diserang oleh bakteri ini, namun biasanya yang terserang adalah organ paru-paru dan tulang. Sumber gambar : https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/26/080300123/penyakit-tbc- begini-diagnosis-hingga-lama-pengobatannya?page=all
g. Bronkitis, Pleuritis, Laringitis, dan Tonsilitis Bronkitis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya peradangan pada bronkus. Pleuritis adalah peradangan pada selaput rongga dada (pleura) sehingga mengalami penambahan cairan intrapleura. Akibatnya timbul rasa nyeri saat bernapas. Laringitis adalah peradangan pada laring. Sementara, tonsilitis adalah radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejala tonsilitis antara lain tenggorokan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa sakit. Sumber gambar : https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/bronkitis-akut+ h. Kanker Paru-paru Kanker paru-paru adalah penyakit yang disebabkan oleh tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus. Kanker paru-paru dapat memengaruhi pertukaran gas yang terjadi dalam paru-paru. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan buruk penderita yang sering merokok atau perokok aktif. Perokok pasif juga dapat terkena jenis kanker ini. Penyebab lainnya adalah seperti seringnya seseorang menghirup debu asbes, kromium, produk petrotelum, dan radiasi ioni sasi. Selain gangguan dan penyakit tersebut, sistem pernapasan juga dapat terganggu oleh beberapa penyakit seperti infl uenza, mimisan, emboli, dan lain sebagainya. Sumber gambar : https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/pencegahan-serta-deteksi-dini- kanker-paru 5. SUMBER BELAJAR Safitri, Ririn. 2016. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Surakarta: CV. Mediatama Irnanintyas & Istiadi, Y. 2016. Buku Siswa Biologi. Jakarta: Erlangga
DAFTAR PUSTAKA Safitri, Ririn. 2016. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Surakarta: CV. Mediatama Irnanintyas & Istiadi, Y. 2016. Buku Siswa Biologi. Jakarta: Erlangga Arini, Sufia Firda (2021) LITERATURE REVIEW: PERBEDAAN PENGARUH PENGGUNAAN ROKOK TEMBAKAU DAN ROKOK ELEKTRIK TERHADAP FUNGSI PERNAPASAN. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah Malang. https://ppti.id/fenomena-rokok-elektronik-di-masyarakat-ancaman-atau-solusi/ https://www.emc.id/id/care-plus/masih-remaja-sudah-mulai-merokok-ini-dampak-dan- bahayanya https://www.sehatq.com/penyakit/asma https://www.sehatq.com/penyakit/asidosis https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/penyakit/penyakit-emfisema-adalah- penyakit-berbahaya-untuk-paru/ https://www.sehatq.com/penyakit/faringitis https://www.sehatq.com/penyakit/faringitis https://www.alodokter.com/pneumonia https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/26/080300123/penyakit-tbc-begini-diagnosis- hingga-lama-pengobatannya?page=all https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/bronkitis-akut https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/pencegahan-serta-deteksi-dini-kanker-paru https://www.youtube.com/watch?v=5Dbl8Plw4Nw https://www.youtube.com/watch?v=-mDC2uAhCko
Search
Read the Text Version
- 1 - 12
Pages: