Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 0Keajaiban Martabat Manusia

0Keajaiban Martabat Manusia

Published by Maz Ardhi, 2022-01-25 01:11:49

Description: 0Keajaiban Martabat Manusia

Search

Read the Text Version

“BERJUANG UNTUK KEKUDUSAN, KENAKAN KASIH” Aspek : Diri Sendiri (A.2) KEAJAIBAN MARTABAT MANUSIA Ayat Acuan: Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mat 22:37-39) Rahmat yang ingin kita dapatkan : Kita meminta rahmat untuk menngasihi diri kita sendiri yang berakar dalam kasih Allah. Topik: Pernahkah kita bertanya-tanya, mengapa ketika petunjuk keselamatan dalam penerbangan ditampilkan, ketika ada perubahan tekanan dalam kabin yang cepat, kita diminta untuk memakai masker oksigen terlebih dahulu, sebelum membantu anak-anak atau siapapun yang membutuhkan bantuan? Ini karena ketika terjadi penurunan kabin dalam pesawat, hanya membutuhkan beberapa detik saja sebelum penumpang menjadi lemah, disorientasi, atau yang terburuk, pingsan karena kekurangan oksigen. Jadi apabila kita membantu orang lain terlebih dahulu, maka kita akan kehilangan kemampuan untuk mengenal muka dan bentuk, dan akhirnya hilang kesadaran sebelum dapat membantu orang lain. Hal ini juga sama terjadi dengan kehidupan spiritual kita. Banyak orang Katholik berasa terlalu capai (burn out) dalam menjalankan misi pelayanannya, karena mereka terlalu fokus untuk melayani orang lain, dan mereka melupakan untuk menerima rahmat Allah terlebih dahulu – secara penuh dan berlimpah. Kecuali kita dapat melihat diri kita sebagai manusia yang tidak sempurna dan membutuhkan untuk dikasihi oleh Allah sendiri secara sempurna, kita tidak dapat membagikan Kristus kepada orang lain. Ketika kita mendengar hukum terutama yang kedua dari Yesus, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39), kita cenderung lebih fokus untuk mengasihi orang lain dan mengacuhkan kalimat “seperti dirimu sendiri” dalam firman Tuhan tersebut. Kita menanggapi dengan cepat untuk “mengasihi sesama kita” namun melupakan untuk bertanya “Bagaimana kita mengasihi diri kita, agar kita dapat mengasihi sesama kita?” Si jahat sangat licik, dia akan selalu menggoda kita untuk melupakan bahwa “ketika Allah menciptakan manusia, dia melihat Adam dan melihatnya sungguh amat baik” (Kej 1:31). Sungguh amat baik, bukan hanya baik. Inilah jati diri kita, identitas dan martabat kita sebagai manusia, diciptakan sesuai dengan gambaran dan rupa Allah, layak untuk sepenuhnya dicintai oleh Allah. Sebagai saksi injil, kita bukan hanya sebagai saluran kasih Allah. Kita juga adalah lubuk penyimpanan kasih Allah. Kita membuka diri kita atas kasih dan rahmat Alah untuk diisi Allah sendiri, dan ketika kita sudah terisi sampai penuh, barulah kasih dan rahmat Allah yang melimpah dapat kita bagikan kepada yang lain.

kita, ketika kita sedang berdoa. Janganlah kita merasa bersalah apabila kita tidak ikut pertemuan Chapter, ketika kita sedang retret. Jenis kasih yang kita berikan untuk diri kita sendiri adalah jenis kasih yang dapat kita bagikan kepada sesama kita. Kita hanya dapat mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri, apabila kita mengasihi diri kita dengan jenis kasih yang berakar dalam kasih Allah. KESIMPULAN : Kita hanya dapat melakukan hukum terutama yang kedua apabila kita membuka diri kita secara penuh untuk menerima kasih Allah terlebih dahulu. Marilah kita mengizinkan kasih Allah untuk mengubahkan kita, agar kita dapat bertumbuh untuk mengasihi diri kita terlebih dahulu dengan jenis kasih yang berakar dalam kasih Allah. Referensi: https://www.huffpost.com/entry/why-youre-instructed-to-p_b_11201778 PERTANYAAN PANDUAN : 1. Bagaimana kita dapat memenuhi hukum terutama yang kedua, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”? 2. Kapan terakhir kalinya kita melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri yang dapat membuat kita merasa dikasihi oleh Allah?


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook